01-panduan pelingkupan

Upload: yevan

Post on 22-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    1/81

    PANDUAN PELINGKUPAN dalam AMDAL

    Diterbitkan oleh

    Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan Hidupdengan dukungan

    Danish International Development Agency (DANIDA) melalui Environmental Sector Programme Phase 1

    Desember 2007

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    2/81

    ii Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    Pengarah

    Hermin Roosita, Sri Wahyuni Herly, Ary Sudijanto, Muham-

    mad Askary (Kantor Asisten Deputi Kajian Dampak

    Lingkungan, Deputi Bidang Tata Lingkungan, KLH)

    Penyusun

    Qipra Galang Kualita, yang terdiri dari: Isna Marifa, Rudy

    Yuwono, M. Taufiq Afiff, Eka Jatnika Sundana (konsep &

    tulisan), M. Taufik Sugandi, Zarkoni (tata letak & desain

    grafis), M. Nuraman Sjach (dukungan editorial)

    Apresiasi

    Untuk Pendanaan: Danish International Development

    Agency (DANIDA) melalui Environmental Sector Program

    (ESP) Phase 1.

    Untuk Masukan dan Substansi: Dr. Prastowo (PPLH-

    IPB), Dr. Erry N. Megantara (UNPAD), Dr. Dadang Purnama

    (KLH).

    UntukFoto: Bayu Rizky Tribuwono (Qipra), Taufik Ismail

    (Qipra), Heri Wibowo (Green Planet Indonesia)

    Diterbitkan Oleh

    Deputi Bidang Tata Lingkungan

    Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia

    Gedung A Lantai 6

    Jl. D.I. Panjaitan Kav 24, Kebun Nanas, Jakarta 13410

    Telp/Faks (021) 85904925

    PO BOX 7777 JAT 13000

    e-mail: [email protected]

    Website: http:\\www.menlh.go.id

    PENGANTARPelingkupan merupakan tahap awal yang sangat penting

    dalam proses AMDAL. Hasil pelingkupan yang tidak tepatmenyebabkan kajian ANDAL salah sasaran dan, padaakhirnya, tidak membantu proses pengambilan keputusansoal kelayakan lingkungan hidup maupun pelaksanaanpengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidupoleh pemrakarsa.

    Banyaknya kesalahpahaman dalam menjalankan prosespelingkupan dan kajian ANDAL, mendorong Kementerian

    Negara Lingkungan Hidup menerbitkan sebuah buku pan-duan tentang pelingkupan. Buku panduan ini diharapkandapat memperjelas konsep-konsep yang diperkenalkandalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor8 Tahun 2006 (Permen LH 08/2006). Namun demikian,disadari bahwa masih ada beberapa perbedaan pendapatyang tidak dapat diselesaikan dalam buku ini.

    Buku ini disusun berdasarkan sejumah diskusi tentang pe-

    lingkupan yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhirserta diskusi intensif dengan sejumlah pakar pada tahun2007. Sejumlah kajian pada literatur internasional dan con-toh-contoh dokumen KA-ANDAL juga dilakukan sebagaipendukung.

    Penyusunan, pencetakan, dan penyebarluasan buku ini dapatterlaksana berkat program kerjasama antara PemerintahKerajaan Denmark (melalui DANIDA) dengan Pemerintah

    Republik Indonesia, yaitu Environmental Sector ProgramPhase 1.

    Kami berharap para pelaku AMDAL dapat mengambil manfaatdari buku ini. Sejumlah masukan dari para pembaca kiranyadapat menjadi bahan pertimbangan untuk penyempurnaanbuku ini di masa yang akan datang.

    Jakarta, Desember 2007

    Deputi Bidang Tata LingkunganKementerian Negara Lingkungan Hidup

    Ir. Hermien Roosita, MM.

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    3/81

    Panduan Pelingkupan dalam AMDAL iii

    DAFTAR ISI

    Tentang Buku Ini................................................................................ iv Susunan Buku .................................................................................. iv

    1 Menentukan Lingkup ANDAL ............................................... 1

    Sekilas tentang AMDAL ..................................................................... 2

    Tujuan Pelingkupan........................................................................... 3

    Langkah Kerja dalam Proses Pelingkupan ........................................... 4

    Inputdan Output Pelingkupan ........................................................... 5

    Penyusunan Dokumen KA-ANDAL ...................................................... 8

    2 Mengenal Deskripsi Rencana Kegiatan ................................ 11 Esensi Mengenal Deskripsi Kegiatan ................................................... 12

    Informasi tentang Rencana Kegiatan ............................................ 12

    Penjelasan Permen LH 08/2006 ........................................................ 15

    Tujuan Adanya Alternatif Rencana Kegiatan .................................. 15

    Alternatif Rencana Kegiatan dalam Pelingkupan ............................ 16

    3 Mengenal Rona Lingkungan Hidup ...................................... 23

    Esensi Rona Lingkungan Hidup .......................................................... 24

    Informasi tentang Komponen Lingkungan ..................................... 24

    Penjelasan Permen LH 08/2006 ........................................................ 26

    Tujuan Adanya Alternatif Lokasi Kegiatan ...................................... 26

    Alternatif Lokasi Kegiatan dalam Pelingkupan ................................ 27

    Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi ..................................................... 30

    4 Pelingkupan Dampak Penting .............................................. 35

    Esensi Identifikasi Dampak Potensial ................................................... 37

    Menggunakan Alat Bantu dan Menampilkan Hasil ........................ 37

    Esensi Evaluasi Dampak Potensial ...................................................... 41

    Kriteria untuk Evaluasi Dampak Potensial ...................................... 43

    Esensi Klasifikasi dan Prioritas Dampak .............................................. 45

    Klasifikasi Dampak yang Akan Dikaji ............................................ 45

    Penentuan Prioritas Kajian ........................................................... 46

    5 Pelingkupan Wilayah Studi dan Waktu Kajian ...................... 55

    Pelingkupan Wilayah Studi ................................................................ 56

    Pelingkupan Waktu Kajian ................................................................ 606 Menentukan Metode dan Pelaksana Studi............................ 65

    Metode Studi ................................................................................... 66

    Menentukan Susunan Tim Studi AMDAL ............................................. 70

    LAMPIRAN ............................................................................ 72

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 74

    DisclaimerPanduan ini adalah pedoman le-pas yang diharapkan dapat men-

    dukung pelaksanaan peraturan per-undangan yang berlaku. Dampaklingkungan yang terjadi akibatsuatu kegiatan sangat bergantungpada jenis kegiatan serta situasi,kondisi ekosistem, kesehatan ma-syarakat, serta sosial ekonomi dansosial budaya setempat.

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    4/81

    iv Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    MENGENALDESKRIPRENCANAKEGIATA

    MENGENALRONALINGKUNGANHIDUP

    Pelingkupan adalah tahap paling awal dalam rangkaian

    proses AMDAL. Tahapan ini sangat penting karena di

    tahap itulah dasar pemikiran dan lingkup kajian dampak

    lingkungan (ANDAL) akan ditentukan. Kekeliruan dalam

    melingkup akan menyebabkan kajian ANDAL menjadi

    tidak tajam, salah sasaran, dan juga boros dana dan

    waktu. Prakiraan dan evaluasi dampak yang dilakukannya

    menjadi kurang relevan dan kurang bermakna. Rencana

    pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang

    dihasilkan berikutnya juga menjadi tidak tepat. Pendek

    kata, kesalahan dalam pelingkupan dapat membuat

    seluruh pekerjaan AMDAL menjadi sia-sia.

    Buku ini meletakkan proses pelingkupan sebagai suatu

    tahapan yang umum dilakukan dalam perancangan

    suatu kajian ilmiah (scientific). Baik untuk AMDAL

    maupun untuk kajian ilmiah lainnya, pelingkupan akan

    memperjelas tujuan, batasan, dan pendekatan dari

    kajian yang akan dilakukan. Dengan dipahaminya

    esensi dasar pelingkupan, pembaca (dan pelaksana

    pelingkupan) tetap dapat melakukan pelingkupan

    dengan baik, walaupun aturan mengenai tata-laksana

    pelaksanaan AMDAL diubah.

    Buku ini juga memberikan penjelasan tambahan

    untuk beberapa hal baru yang tercantum dalamPeraturan

    Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun

    2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai

    Dampak Lingkungan Hidup. Penjelasan tambahan ini

    diberikan untuk mengurangi kesalahpahaman yang

    terjadi saat ini dan membantu penerapan konsep-

    konsep yang diperkenalkan dalam aturan ini.

    Buku ini ditujukan untuk siapapun yang akan melakukan

    proses pelingkupan, baik dari pihak konsultan,

    pemrakarsa, maupun pemerintah. Penjelasan dalam

    buku ini mungkin juga bermanfaat bagi pihak yang

    memeriksa hasil pelingkupan atau dokumen Kerangka

    Acuan ANDAL (KA-ANDAL).

    TENTANG BUKU INI

    Bab 3 berisi ulasan mengenai jenis

    dan sumber informasi rona lingkungan

    awal yang dapat dimanfaatkan dalam

    tahap pelingkupan. Dalam bab ini,

    pembaca dapat mempelajari makna

    dari tujuan mengkaji alternatif lokasi

    dalam AMDAL dan pelingkupan dan

    mengkaji kegiatan lain di sekitar

    lokasi yang diminta dalam Permen

    LH 08/2006. Di akhir bab ini, sebuah

    textbox digunakan untuk membahas

    bagaimana hasil konsultasi

    masyarakat dapat dimanfaatkan

    sebagai tambahan informasi untuk

    mengidentifikasi komponen ling-

    kungan hidup yang diperkirakan

    terkena dampak.

    Buku ini dimulai dengan bab yang berjudul

    Menentukan Lingkup ANDAL. Bab ini berisi

    ulasan sekilas tentang AMDAL yang juga mencakup

    definisi, tujuan, dan hasil dari proses pelingkupan.

    Ada juga bahasan mengenai sistematika dokumen

    KA-ANDAL di mana hasil-hasil pelingkupan dituliskan

    di dalamnya. Sebuah tabel ditampilkan dalam bab

    ini yang memperkenalkan esensi dasar dari masing-

    masing tahap pelingkupan.

    Bab-bab selanjutnya dalam buku ini disusun sesuai

    dengan urutan langkah kerja dari suatu proses

    pelingkupan sebagaimana ditunjukkan dalam diagram

    berikut.

    SUSUNAN BUKU

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    5/81

    Panduan Pelingkupan dalam AMDAL v

    I

    PELINGKUPAN

    DAMPAKPENTIN

    G

    PELINGKUPANWILAYAH

    STUDI&WAKTUKAJIAN MENENTUKANM

    ETODE

    DANPELAKSANA

    STUDI

    Bab 4 menjelaskan bagian pertama dariproses pelingkupan, yaitu untuk menentukan

    dampak penting yang akan dikaji dalam

    ANDAL. Bab ini menjelaskan tahap-tahap

    dalam pelingkupan dampak penting, yaitu

    Identifikasi Dampak Potensial, Evaluasi Dam-

    pak Potensial, dan Klasifikasi dan Prioritas

    Dampak.

    Bab 2 berisi ulasan mengenai informasi

    apa saja yang perlu diperoleh saat

    mengumpulkan dan mempelajari

    deskripsi rencana kegiatan. Termasuk di

    dalamnya juga ulasan mengenai kajianalternatif, khususnya yang terkait dengan

    rencana kegiatan, sebagaimana dituntut

    oleh Permen LH 08/2006. Secara

    khusus, bagian ini mencoba meletakkan

    dasar pemikiran, tujuan, dan manfaat

    dari adanya alternatif rencana kegiatan

    dalam AMDAL.

    Bab 6 menjelaskan secara garis besar un-

    sur-unsur dari penentuan metode studi dan

    pembentukan tim kajian AMDAL.

    Bab 5 menjelaskan bagian kedua proses pel-

    ingkupan, yaitu untuk menentukan wilayah

    studi dan waktu studi ANDAL. Bab ini mem-

    berikan penjelasan tentang esensi dari kedua

    tahap tersebut.

    Pelingkupan dalam AMDAL v

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    6/81

    vi Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    MENENTUKANLINGKUPANDAL

    Foto: Doc Qipra

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    7/81

    Menentukan Lingkup AMDAL 1

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    8/81

    2 PanduanPelingkupan dalam AMDAL

    SEKILAS TENTANG AMDAL

    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)adalah kajian lingkungan hidup yangdigunakan untuk memprakirakan dampak penting terhadap lingkungan dari suatu rencana

    kegiatan. Hasil AMDAL dimaksudkan untuk memberi arahan bagi pihak perancang rencana

    kegiatan untuk mengendalikan dampak lingkungan yang diperkirakan terjadi. Dengan

    demikian, rencana kegiatan akan menjadi lebih ramah lingkungan dan lebih dapat diterima

    masyarakat sekitar. Hasil AMDAL juga menjadi dasar bagi pengambilan keputusan oleh pihak

    yang berwenang tentang suatu rencana kegiatan dan memberi jaminan kepada pemberi

    izin bahwa dampak lingkungan dari rencana kegiatan dapat dan akan ditanggulangi.

    AMDAL sebaiknya dilakukan pada tahap awal perencanaan rencana kegiatan, sebelumdiselesaikannya rancang-bangun rinci (detailed engineering design), agar semua hasil AMDAL

    dapat menjadi masukan bagi rancang-bangun rinci.

    Proses AMDAL akan menghasilkan 4 (empat) buah dokumen utama sebagai berikut (lihat

    Gambar 2).

    Laporan Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)1.

    menjelaskan lingkup kajian dampak lingkungan

    hidup yang akan dilakukan. Hasil penilaiandokumen KA-ANDAL adalah sebuah kesepakatan

    antara pemrakarsa dengan pemerintah tentang

    apa yang akan dikaji dalam tahap ANDAL.

    Laporan Analisis Dampak Lingkungan Hidup2.

    (ANDAL) menuangkan hasil kajian antara lain

    tentang prakiraan dan evaluasi dampak penting

    yang dilakukan dalam studi ANDAL. Laporan ini

    ditutup dengan pembahasan tentang dampak-

    dampak yang dianggap penting serta arahan

    untuk pengelolaan dampaknya.

    Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan3.

    Hidup (RKL) dikembangkan berdasarkan

    arahan dalam ANDAL dan berisi uraian tentang

    bagaimana dampak penting negatif akan

    diminimalisasi dan dampak penting positif akandioptimalkan pengaruhnya.

    Gambar 2. Proses AMDAL yang menggambarkan doku-men lingkungan dan penilaiannya

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    9/81

    Menentukan Lingkup AMDAL 3

    Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) berisi uraian tentang4.

    bagaimana dampak-dampak penting akan dipantau untuk memastikan bahwa

    pengaruhnya pada lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dapat teratasi.

    Disamping itu, terdapat dokumen Ringkasan Eksekutif yang merupakan ringkasan dari

    dokumen ANDAL dan RKL/RPL. Dokumen Ringkasan Eksekutif, ANDAL, dan RKL/RPL

    digunakan sebagai dasar bagi intansi pemerintah yang berwenang untuk mengambil ke-

    putusan tentang layak-tidaknya suatu rencana kegiatan dari segi lingkungan hidup. Selain itu,

    dokumen-dokumen ini juga dimanfaatkan oleh pemrakarsa untuk merancang kegiatan yang

    berwawasan lingkungan.

    Dokumen Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) memegang peranan yang sangat pentingdalam proses AMDAL karena dalam dokumen inilah pemrakarsa menuangkan niatnya

    melakukan kajian ANDAL dan menjelaskan apa saja yang akan dikaji. Untuk menentukan

    apa yang akan dikaji, akan dilakukan suatu tahap yang disebut pelingkupan.

    TUJUAN PELINGKUPANSeperti halnya dengan kajian-kajian yang lain, kajian ANDAL membutuhkan fokus yang

    jelas, batasan yang pasti, dan mengikuti rambu-rambu yang disepakati. Fokus dan batasan

    itu ditentukan sebelum kajian dilaksanakan, yaitu pada tahap merancang kajian. Tanpa

    rancangan kajian yang jelas, kajian dampak lingkungan (ANDAL) berpotensi menjadi sebuah

    kajian tidak berarah yang kemudian tidak ada nilai dan manfaatnya. Rancangan kajian ANDAL

    itulah yang dikenal sebagai lingkup studi ANDAL dan merupakan hasil proses pelingkupan.

    Dengan kata lain, pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDALagar menjadi

    kajian yang tepat sasaran.

    Pada umumnya, sebuah rancangan kajian ilmiah harus menjawab pertanyaanApayang

    dikaji? Dimanadan kapan kajian dilakukan? Bagaimanakajian akan dilakukan?Siapasaja yang terlibat dalam kajian? Oleh karena itu, rancangan

    suatu kajian ANDAL harus meliputi:

    fokus kajian, terutama dampak-dampak

    penting yang diperkirakan akan terjadi;

    lokasi dimana kajian akan dilakukan;

    kapan kajian akan dilakukan;

    metode studi; dan

    tenaga ahli apa saja yang akan

    dilibatkan dalam kajian.

    Info

    Grafi

    s:T

    oppeaks

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    10/81

    4 PanduanPelingkupan dalam AMDAL

    Rancangan kajian ANDAL yang baik akan memberi manfaat tambahan bagi pelaksanaan

    AMDAL, yaitu dalam hal pemakaian biaya, tenaga, dan waktu secara efektif dan efisien.

    Pada akhir proses Pelingkupan akan dihasilkan sejumlah pernyataan yang membentuk

    rancangan kajian ANDAL, yaitu:

    pernyataan-pernyataan tentang dampak yang akan dikaji dalam ANDAL, dikenal

    dengan sebutan dampak penting hipotetik. Dampak-dampak ini, berdasarkan

    hipotesa (dugaan awal), diperkirakan akan terjadi dan memerlukan kajian yang

    mendalam untuk membuktikan dugaan tersebut; dan

    penentuan lokasi dan waktu kajian ANDAL yang menggambarkan wilayah-wilayah

    dimana kajian terhadap dugaan dampak akan dilakukan serta faktor waktu yang

    berkaitan dengan kajian dampak.

    Kedua hasil pelingkupan di atas kemudian dipakai untuk menentukan metodologi studi serta

    tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam ANDAL.

    LANGKAH KERJA DALAM PROSES PELINGKUPAN

    Untuk melaksanakan proses pelingkupan, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No-

    mor 8 Tahun 2006 memaparkan sejumlah langkah kerja dalam bentuk tata-laksana. Gam-

    bar 3 menunjukkan alur proses pelingkupan sesuai dengan aturan pemerintah, khususnya

    Permen LH 08/2006.

    Gambar 3. Proses Pelingkupan sesuai Permen LH 08/2006.

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    11/81

    Menentukan Lingkup AMDAL 5

    Seluruh langkah kerja ini didasari oleh suatu proses berpikir yang baku dalam dunia

    penelitian ilmiah, yaitu bagaimana merancang suatu kajian. Dengan memahami esensi darisetiap langkah kerja maka tidak sulit untuk memahami apa yang perlu dilakukan pada setiap

    langkah kerja. Esensi proses pelingkupan cukup sederhana, sebagaimana terlihat dalam

    tabel di bawah ini (Tabel 1).

    Esensi proses pelingkupan ANDAL berlaku universal. Artinya, langkah kerja atau tata-laksana

    yang dianjurkan dalam peraturan pemerintah dapat berubah, namun esensi pelingkupan

    akan tetap sama. Oleh karena itu, buku ini akan menggunakan esensi proses pelingkupan

    sebagai titik-tolak pembahasan.

    INPUT DAN OUTPUTPELINGKUPAN

    Setiap tahap yang tercantum dalam Gambar 2 menggunakan input(masukan) tertentu dan

    menghasilkan output (hasil) tertentu pula. Beberapa tahapan dapat menggunakan input

    yang sama. Sedangkan masing-masing tahap akan menghasilkan output yang spesifik dan

    menjadi dasar bagi tahap selanjutnya. Tabel 2 menjabarkan inputdan output dari masing-

    masing tahap di atas.

    Dampak yang perlu atau akan dikaji dalam ANDAL harus dinyatakan secara lengkap karena

    informasi itu akan digunakan untuk merencanakan kajian ANDAL. Ada unsur-unsur informasi

    yang sebaiknya ditulis dalam pernyataan dampak hipotetik.

    Tabel 1. Esensi tata-laksana pelingkupan sesuai Permen LH 08/2006

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    12/81

    6 PanduanPelingkupan dalam AMDAL

    Unsur-unsur ini berguna untuk membentuk rancangan kajian ANDAL atau dikenal sebagai

    lingkup kajian ANDAL, yang terdiri dari:

    batas wilayah studi dan rentang waktu prakiraan dampak;1.

    metode penelitian yang diharapkan dapat membuktikan hipotesa tentang dampak2.yang dikaji;

    Tabel 2. Input dan output untuk setiap tahapan proses pelingkupan

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    13/81

    Menentukan Lingkup AMDAL 7

    kedalaman studi ANDAL, digambarkan sebagai jumlah sampel yang harus dikumpulkan3.

    dan dianalisis;

    susunan tim AMDAL yang diperlukan untuk melakukan kajian dengan interaksi,4.

    metodologi, dan kedalaman studi di atas.

    Unsur-unsur informasi yang sebaiknya ada dalam pernyataan dampak, serta manfaatnya

    untuk lingkup ANDAL, dijelaskan dalam Tabel 3 di bawah ini.

    Dengan demikian, uraian dampak penting hipotetik merupakan satu kesatuan informasi yang

    mudah dipahami. Penyampaian pernyataan dampak dapat dilakukan dengan beberapa cara,seperti secara naratif dan dengan tabel atau butir-butir deskripsi singkat. Contoh diberikan

    di bawah ini.

    A. Secara naratif

    Kajian ANDAL harus/akan mencakup kajian tentang tingkat sedimentasi (Total Sus-

    pended Soliddalam air sungai) dan dampaknya terhadap kelangsungan budidaya ikan

    air tawar yang dimiliki penduduk yang mungkin terjadi di Sungai X di ruas dekat De-

    sa Ampar akibat kegiatan pembukaan lahan untuk rencana pembangunan kompleks

    perumahan Z. Peningkatan ini akan terjadi musim hujan. Dampak dapat berlangsung

    sejak tahap prakonstruksi (persiapan lahan) sampai dengan tahap konstruksi.

    Tabel 3. Unsur informasi dalam pernyataan dampak serta manfaatnya

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    14/81

    8 PanduanPelingkupan dalam AMDAL

    B. Dengan tabel atau butir-butir deskripsi singkat

    - Sumber dampak: kegiatan pembukaan lahan

    - Penerima dampak: air Sungai X

    - Lokasi dampak: Sungai X ruas dekat Desa Ampar- Parameter: Total Suspended Solid(TSS)

    - Waktu kajian dilakukan: musim hujan

    - Waktu terjadinya dampak: dari tahap prakonstruksi sampai tahap konstruksi

    PENYUSUNAN DOKUMEN KA-ANDALSeluruh hasil pelingkupan harus dituliskan dalam dokumen Kerangka Acuan ANDAL (KA-

    ANDAL). Susunan dokumen ini telah ditetapkan dalam Permen LH 08/2006. Tabel 4 di

    bawah ini memperlihatkan sistematika bab dokumen KA-ANDAL serta memberi sedikit pen-

    jelasan mengenai isinya.

    Buku panduan ini terfokus pada proses pelingkupan sehingga lebih banyak mengulas hal-hal

    yang relevan untuk Bab 2 dari dokumen KA-ANDAL.

    Tabel 4. Sistematika dokumen Kerangka-Acuan ANDAL (KA-ANDAL)

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    15/81

    Pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDAL agar menjadi kajian yang1.

    tepat sasaran. Karena, sebagaimana kajian ilmiah lainnya, ANDAL harus mempu-

    nyai arah, fokus, dan lingkup yang tepat.

    Pelingkupan menghasilkan sejumlah pernyataan sebagaimana diuraikan di bawah2.

    ini.

    Dampak yang akan dikaji dalam ANDAL atau dampak penting hipotetik. Du-

    gaan (hipotesis) awal menunjukkan bahwa dampak-dampak itu akan terjadi dan

    memerlukan kajian mendalam untuk membuktikan dugaan tersebut.

    Lokasi dan waktu kajian ANDAL yang menggambarkan wilayah di mana kajian

    akan dilakukan serta faktor waktu yang berkaitan dengan kajian.

    Pernyataan dampak sebaiknya meliputi unsur-unsur informasi berikut ini.3.Komponen rencana kegiatan yang diperkirakan menjadi dampak.

    Komponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkena dampak.

    Parameter yang harus dikaji dalam ANDAL.

    Lokasi prakiraan awal sebaran dampak.

    Waktu di mana dampak diperkirakan terjadi.

    Highlight Bab 1

    Menentukan Lingkup AMDAL 9

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    16/81

    10 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    MENGENALDESKRIPSIRENCANAKEGIATAN

    Foto: Bayu Rizky

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    17/81

    Mengenal Deskripsi Rencana Kegiatan 11

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    18/81

    12 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    Deskripsi Rencana Kegiatan merupakan salah satu inpututama yang perlu disiapkan sebelum

    proses pelingkupan dimulai. Pada dasarnya, rencana kegiatan adalah objek yang diperkirakan

    akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Jenis atau skala rencana kegiatan

    tersebut menyebabkan kegiatan itu masuk dalam daftar wajib-AMDAL sehingga harus dikaji

    dampaknya terhadap lingkungan.

    ESENSI MENGENAL DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

    Tujuan langkah ini adalah untuk mengidentifikasi komponen kegiatan yang

    mungkin menjadi sumber dampak. Pada langkah ini, pelaksana kajian harus dapat

    mengenal seluruh komponen kegiatan dan mengidentifikasi setiap komponen atau aktivitas

    yang mungkin akan menimbulkan buangan atau, karena keberadaannya, akan mengubah

    bentuk atau fungsi lingkungan sekitar.

    Komponen kegiatan yang mungkin menyebabkan dampak menjadi titik tolak proses

    pelingkupan. Dengan mengetahui karakteristik sumber dampak, interaksinya dengan kom-

    ponen lingkungan sekitar dapat dikenali pula.

    Identifikasi sumber dampak ini dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal berikut.

    Bentuk dan karakteristik komponen kegiatan tersebut (aktivitas, fasilitas atau sarana

    tertentu).

    Tahap-tahap di mana kegiatan itu akan mengeluarkan buangan atau menimbulkan

    perubahan dalam lingkungan. Lazimnya suatu rencana kegiatan yang terbagi menjadi

    tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca-operasi, masing-masing tahap

    mempunyai sumber-sumber dampak yang perlu dicermati.

    Letak komponen kegiatan tersebut (di dalam tapak proyek).

    Informasi tentang Rencana Kegiatan

    Untuk dapat melakukan identifikasi sumber dampak, Pelaksana Kajian perlu mendapatkan

    informasi sebagai berikut.

    Deskripsi ringkas rencana kegiatan.1.

    Rencana lokasi kegiatan, termasuk estimasi luas lahan yang dibutuhkan.2.

    Deskripsi proses utama, termasuk perkiraan besarannya, kapasitas,3. input, dan output.

    Sumber daya yang digunakan (bahan, air, energi, dan lain-lain) dan perkiraan4.

    besarnya.

    Limbah yang akan dihasilkan, jenis, dan perkiraan besarnya.5.

    Rencana mitigasi dampak yang sudah direncanakan dari awal (terintegrasi dalam6.

    desain rencana kegiatan).

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    19/81

    Mengenal Deskripsi Rencana Kegiatan 13

    Sumber informasi utama tentang rencana kegiatan adalah dokumen-dokumen perencanaan

    yang disusun dan dimiliki oleh Pemrakarsa tentang kegiatan yang sedang direncanakan.

    Contohnya adalah studi kelayakan (feasibility study), rencana umum, atau rancang-bangun

    (engineering design) tergantung dokumen mana yang telah tersedia saat proses AMDAL

    dimulai1. Dokumen-dokumen ini memiliki data, diagram, peta, tabel, dan informasi lain yang

    bermanfaat untuk mengenal komponen kegiatan yang mungkin menjadi sumber dampak.

    Jika sebagian informasi belum tersedia, informasi tersebut dapat diperoleh dari deskripsi

    kegiatan sejenis (deskripsi tipikal), misalnya untuk nomor 3, 4, 5, dan 6 di atas. Deskripsi

    tipikal adalah informasi umum tentang jenis kegiatan serupa yang dapat dikumpulkan dari

    1) standar industri yang telah berlaku secara nasional atau internasional, 2) pengalaman

    pemrakarsa dengan kegiatan serupa sebelumnya, dan 3) bahan pustaka (literatur atau

    internet) tentang jenis kegiatan tersebut. Sebagian besar jenis kegiatan yang dikaji dalamAMDAL sudah pernah dilakukan di Indonesia sehingga banyak informasi tipikal yang dapat

    diakses.

    Jika memang informasi tipikal yang digunakan dalam pelingkupan, pada tahap kajian

    ANDAL nanti, informasi rencana kegiatan perlu diperbarui dengan deskripsi yang khusus

    tentang rencana kegiatan yang diajukan. Hal ini perlu karena saat melakukan pendugaan

    dan evaluasi dampak, informasi tentang rencana kegiatan harus akurat dan spesifik, sehingga

    prakiraan dampaknya juga dapat dipertanggungjawabkan. Namun, jika informasi ini tidak

    tersedia, hasil kajian ANDAL sebaiknya dipakai sebagai masukan untuk desain yang lebih

    rinci.

    Pemrakarsa memegang peranan utama dalam menjelaskan rencana kegiatan kepada

    Pelaksana Kajian. Jika informasi dari pemrakarsa dirasakan kurang memadai, Pelaksana

    Kajian harus melibatkan seorang pakar yang ahli di bidang rencana kegiatan tersebut. Peran

    pakar tersebut adalah membantu anggota tim Pelaksana Kajian untuk memahami komponen-

    komponen rencana kegiatan tipikal agar dapat mengidentifikasi sumber dampak.

    Saat mempelajari deskripsi kegiatan, Pelaksana Kajian juga perlu mengetahui beberapa hal

    mendasar dari pemrakarsa, yaitu hal-hal berikut ini.

    Proses perencanaan atau kajian-kajian lain yang telah dan sedang dilakukan pemrakarsa

    sehubungan dengan rencana kegiatan tersebut. Pada umumnya, pemrakarsa telah

    menjalani sebagian dari proses perencanaan konvensional. Walaupun untuk setiap

    sektor berbeda, proses perencanaan biasanya terdiri dari sebuah kajian umum yang

    melandasi keputusan pemrakarsa untuk maju dengan rencana kegiatan (seperti pre-

    feasibility studyatau feasibility study), sebuah kajian yang membuat rancangan makrodari kegiatan tersebut (seperti masterplan, di beberapa sektor), dan sebuah kajian

    yang membuat rancangan teknis yang rinci (seperti detailed engineering design di

    beberapa sektor). Selain itu, terkadang pemrakarsa telah melakukan kajian-kajian

    1Pemerintah menganjurkan AMDAL dilaksanakan pada tahap studi kelayakan. Harapannya adalah bahwa hasil prakiraan dampak lingkungan (ANDAL) dapatmempengaruhi rancang-bangun dan pilihan-pilihan teknis rencana kegiatan. Namun, banyak Pemrakarsa yang cenderung melakukan AMDAL pada tahapsetelah studi kelayakan dan proses rancang-bangun sudah dimulai. Yang penting diperhatikan adalah bahwa AMDAL dilakukan sebelum detailed engineeringdesign selesai agar hasil AMDAL masih dapat mengarahkan desain rinci tersebut.

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    20/81

    14 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    spesifik tentang lingkungan sekitar, seperti environmental baseline study, environmental

    risk assessment, atau kajian lingkungan untuk lembaga keuangan internasional, dan

    sebagainya. Pelaksana Kajian perlu memahami hubungan dan keterkaitan antara

    kajian-kajian diatas dengan AMDAL yang akan segera dimulai. Keterkaitan yang

    dimaksud adalah adanya kemungkinan hubungan timbal-balik antara informasi

    dalam kajian-kajian tersebut dengan informasi yang dibutuhkan atau dihasilkan proses

    AMDAL. Hubungan timbal-balik ini perlu dipahami dan dibahas dengan pemrakarsa

    agar terjalin mekanisme yang efektif.

    Alasan pemrakarsa ingin mengembangkan rencana kegiatan dan tujuan yang ingin

    dicapai. Misalnya, pembangunan fasilitas publik pasti didasari oleh kebutuhan

    masyarakat untuk suatu layanan atau fasilitas tertentu. Pemrakarsa mempunyai alasan

    memilih rencana kegiatan sebagai cara memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkanuntuk pembangunan pabrik atau fasilitas lain untuk kepentingan komersial juga didasari

    oleh permintaan pasar yang dapat dipenuhi oleh pemrakarsa. Pilihan pemrakarsa

    untuk mengembangkan rencana kegiatan juga mempunyai alasan dan pertimbangan

    tertentu. Hal ini perlu dipahami untuk melandasi pembahasan tentang alternatif yang

    dikaji dalam ANDAL (jika ada).

    Kedua hal ini harus dijelaskan dalam Bab 1 dokumen KA-ANDAL.

    CONTOH KASUS:

    PELAKSANAAN KA-ANDAL DALAM PROSES PERENCANAAN

    RENCANA KEGIATAN

    BP Indonesia melakukan pelingkupan (dan penyusunan KA-ANDAL) untuk Proyek PengembanganLapangan Gas LNG Tangguh bersamaan dengan tahap Rekayasa Dasar (Front End Engineering Design).Berikut diuraikan tahap-tahap perencanaan proyek secara umum berikut tahun pelaksanaannya.

    Kajian konseptual (Conceptual Engineering Study). Tujuan: Menentukan kelayakan ekonomi danteknis serta strategi pelaksanaan proyek selanjutnya. Mencakup optimalisasi teknologi LNG,

    strategi pembangunan fasilitas lepas pantai, strategi pengembangan sumur, dan pengelolaancadangan gas. 1996-1998.

    Persiapan rekayasa dasar (Front End Engineering Design Preparation). Berbagai kajian teknikuntuk menentukan teknologi yang cocok pada rancang-bangun proses dan peralatan utamakilang serta mengumpulkan berbagai data rinci dari lokasi kilang yang dipilih. 1998-2000.

    Rekayasa dasar (Front End Engineering Design). Mencakup optimalisasi teknologi proses yangdipilih, pembuatan rancang-bangun fasilitas-fasilitas, sehingga masalah teknis dapat diatasidan risiko teknis dapat ditekan serendah mungkin. FEED Kilang LNG 2000-pertengahan 2001.FEED Fasilitas Produksi Gas 2001-2002.

    Proses di atas diikuti oleh Persiapan Konstruksi (Engineering, Procurement, and Construction) dan

    Pelaksanaan Konstruksi(Engineering, Procurement, and Construction).

    Dokumen KA-ANDAL disetujui pada bulan Mei tahun 2001.

    (Sumber: Dokumen KA-ANDAL BP Tangguh, halaman 2-59)

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    21/81

    Mengenal Deskripsi Rencana Kegiatan 15

    PENJELASAN PERMEN LH 08/2006Permen LH 08/2006 (Lampiran I, Pedoman Penyusunan KA-ANDAL, B. Sistematika Penyusunan

    Kerangka Acuan, Bab 2, 2.1 Bagian b) menekankan pentingnya kajian alternatif. Bagian ini

    akan memberi penjelasan tentang makna dan pendekatan untuk mengkaji alternatif rencanakegiatan. Alternatif yang berhubungan dengan lokasi kegiatan akan dibahas di Bab 3.

    Tujuan Adanya Alternatif Rencana Kegiatan

    Proses perencanaan kegiatan biasanya merupakan proses bertahap di mana, pada setiap

    tahap, pemrakarsa harus mengkaji sejumlah alternatif konsep kegiatan. Pada tahap awal

    perencanaan, alternatif yang dikaji sifatnya makro (berhubungan dengan desain dasar

    kegiatan) dan di tahap perencanaan seterusnya, alternatif yang dipertimbangkan sifatnyalebih mikro atau rinci.

    Pada setiap tahap perencanaan pemrakarsa harus memilih alternatif yang terbaik, yaitu

    alternatif yang menjanjikan keuntungan (finansial dan non-finansial) yang paling tinggi

    sekaligus memastikan risiko yang paling rendah. Pemilihan alternatif dilakukan secara hati-

    hati karena terkait dengan investasi, risiko-risiko teknis, dan ekonomis. Mengkaji alternatif

    dapat dilakukan dengan berbagai perangkat (tools) dan merupakan proses yang kompleks

    karena mempertimbangkan berbagai kriteria. Seringkali

    salah satu kriteria yang dipertimbangkan adalah besar-

    kecilnya dampak terhadap lingkungan hidup.

    AMDAL adalah salah satu perangkat yang dapat digunakan

    untuk mendukung pertimbangan lingkungan2. Jika AM-

    DAL digunakan untuk mendukung proses pemilihan

    alternatif, proses pengambilan keputusan tentang

    kelayakan lingkungan juga akan mendapat manfaat. Hal

    ini disebabkan karena saat ada kajian alternatif dalamAMDAL, pengambil keputusan mendapat ruang untuk

    membandingkan dampak-dampak lingkungan dari setiap

    alternatif dan mendapat kesempatan untuk turut memilih

    alternatif dengan dampak yang paling kecil atau paling

    dapat diterima.

    Jika hanya satu alternatif yang dikaji, pemrakarsa harus

    menanggung risiko bahwa usulan kegiatannya dinyatakan

    tidak layak lingkungan dan tidak mendapat rekomendasi

    untuk pengurusan izin. Situasi demikian telah sering terjadi

    dan merugikan pemrakarsa karena biaya dan waktu

    pelaksanaan AMDAL yang terbuang sia-sia.

    PRINSIP PENGELOLAAN DAMPAKMELALUI AMDAL

    AMDAL mempunyai filosofi dasar bahwa dampak lingkungantidak mutlak terjadi jika ada perhatian pada faktor lingkungan ditahap perencanaan. AMDAL berlandaskan 3 (tiga) prinsip, yaitumencegah, meminimalisasi, dan mengendalikan.

    Mencegah dampak (avoidance) bahwa suatu dampakdapat dicegah dengan merancang, dari awal, kegiatan

    yang berwawasan lingkungan. Minimalisasi dampak (minimization) bahwa jika suatu

    dampak tidak dapat dicegah, dampak tersebut dapatditekan besaran dan/atau sebarannya.

    Pengendalian dan/atau kompensasi dampak (mitigationand/or compensation) bahwa jika suatu dampak tidakdapat dicegah dan tidak dapat diminimalisasi, dampaktersebut dapat dikendalikan dengan pendekatan teknologidan/atau pengelolaan yang baik atau dengan pemberiankompensasi kepada mereka yang terkena dampak

    tersebut.Semakin awal AMDAL dilakukan, semakin banyak dampak yangdapat dicegah dan diminimalisasi. Pelaksanaan AMDAL di tahapakhir perencanaan hanya memberi peluang untuk pengendaliandan/atau kompensasi terhadap dampak.

    2Perangkat lain juga dapat digunakan untuk mengkaji alternatif berdasarkan dampak lingkungan. Di banyak sektor, pertimbangan lingkungan sudah terintegrasidengan proses perencanaan dari tahap awal dan kajian terhadap dampak lingkungan tidak dikemas dalam suatu dokumen formal yang terpisah dari doku-men perencanaan.

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    22/81

    16 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    Alternatif Rencana Kegiatan dalam Pelingkupan

    Peraturan menganjurkan agar proses pelingkupan menyertakan alternatif yang sedang

    dipertimbangkan pemrakarsa. Alternatif rencana kegiatan yang dimaksud dapat terdiri dari

    alternatif:

    proses atau teknologi yang digunakan;

    input atau bahan yang digunakan;

    tata-letak bangunan atau sarana pendukung;

    pendekatan pengendalian atau pengelolaan dampak; dan

    penjadwalan atau pentahapan kegiatan.

    Setiap alternatif memiliki komponen kegiatan yang berbeda sehingga dapat mengakibatkan

    dampak yang berbeda terhadap lingkungan hidup. Misalnya, PLTU yang menggunakan bahan-

    bakar batubara akan menghasilkan limbah (dan dampak turunan) yang berbeda dengan

    bahan-bakar gas alam. Oleh karena itu, setiap alternatif yang sedang dipertimbangkan oleh

    pemrakarsa patut menjadi bagian dari kajian AMDAL.

    Dalam melakukan pelingkupan, Pelaksana Kajian harus dapat menangkap alternatif apa saja

    yang masih menjadi bahan pertimbangan pemrakarsa lalu menyertakan alternatif-alternatif

    tersebut dalam proses menentukan lingkup kajian ANDAL. Setiap alternatif yang dikaji akan

    mempunyai konsekuensi pada pendugaan dampak, penentuan wilayah studi, penentuanwaktu kajian, dan pemilihan metode studi dan tenaga ahli yang dibutuhkan untuk kajian.

    Diagram Gambar 4 menunjukkan bagaimana alternatif rencana kegiatan dapat mem-

    pengaruhi proses pelingkupan. Dalam diagram diberikan contoh jika ada alternatif proses/

    teknologi dan alternatif pengendalian/pengelolaan dampak.

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    23/81

    Mengenal Deskripsi Rencana Kegiatan 17

    Gambar 4. Implikasi alternatif rencana kegiatan pada proses pelingkupan

    Foto: Istimewa

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    24/81

    Kajian alternatif dalam pelingkupan harus meliputi:

    identifikasi sumber dampakuntuk setiap alternatif komponen kegiatan;

    pengenalan komponen lingkunganyang mungkin terkena dampak untuk setiap

    sumber dampakdari setiap alternatif;

    pendugaan dampak potensialuntuk semua alternatif komponen rencana kegiatan

    dan komponen lingkungan terkena dampak; dan

    evaluasi dampak potensial untuk mengidentifikasi dampak-dampak yang akan dikaji

    dalam ANDAL terkait dengan alternatif-alternatif yang masih dipertimbangkan.

    Akibatnya, akan ada lebih dari satu skenario dampak yang perlu dikaji dalam ANDAL sesuai

    dengan jumlah alternatif yang dikaji dan kombinasinya. Begitu juga lingkup kajian ANDAL

    akan menjadi lebih kompleks. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada anggaran dan waktu

    pelaksanaan kajian ANDAL. Oleh karena itu, jumlah dan jenis alternatif yang akan dikaji

    harus dipertimbangkan dengan matang.

    Contoh kasus di bawah ini menunjukkan bagaimana PT. Newmont Nusa Tenggara meng-

    gunakan AMDAL untuk mengkaji dan membantu proses pemilihan alternatif penempatan

    tailing di tambangnya di Pulau Sumbawa.

    CONTOH KASUS:

    KAJIAN ALTERNATIF PENEMPATAN TAILING PADA KEGIATAN PERTAM-

    BANGAN

    Di dalam dokumen KA-ANDAL, PT. Newmont Nusa Tenggara masih mempertimbangkan dua alternatif untukpenempatan tailing yang dihasilkan oleh tambang Batu Hijau di Pulau Sumbawa. Dalam konteks penjelasandi atas, kajian alternatif ini termasuk sebagai kajian alternatif di tingkatan mikro (elemen kegiatan).

    Alternatif yang dikaji adalah:

    1. penempatan di darat, yang mengharuskan di bangunnya dua waduk penampungan tailing seluas1900 hektar; dan

    2. penempatan di dasar laut pada kedalaman 3000-4000 meter di Ngarai Senunu, sebelah selatanPulau Sumbawa.

    Kedua alternatif ini dikaji dalam AMDAL dan menunjukkan bahwa penempatan tailing di darat memilikipotensi dampak lingkungan yang lebih besar karena 1) letak Pulau Sumbawa di zona risiko gempa bumi dan

    2) adanya risiko bendungan pecah sementara curah hujan relatif tinggi.

    Hasil kajian AMDAL tersebut memberi arahan agar PT. Newmont Nusa Tenggara memilih penempatan tailingdi dasar laut dalam. Hasil Kajian AMDAL tersebut juga menjadi dasar bagi Komisi Penilai AMDAL Pusatmengeluarkan surat kelayakan lingkungan.

    18 Pelingkupan dalam AMDAL

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    25/81

    Mengenal Deskripsi Rencana Kegiatan 19

    Alternatif di darat

    Alternatif di laut

    Sumber: Dokumen KA-ANDAL PT. Newmont Nusa Tenggara (Multisektor/Integrated Studi Analisis DampakLingkungan Terpadu: Kegiatan Pertambangan Tembaga-Emas di Batu Hijau, Kec. Jereweh, KabupatenSumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, 1996)

    InfoGrafis:Zarchoney

    Ada kalanya pada saat AMDAL dimulai pemrakarsa tidak lagi mempertimbangkan alternatif

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    26/81

    20 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    Ada kalanya pada saat AMDAL dimulai, pemrakarsa tidak lagi mempertimbangkan alternatif

    melainkan sudah menentukan pilihan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Mungkin

    pertimbangan lingkungan telah dilakukan dalam proses pemilihan alternatif tersebut, namun

    tidak menggunakan perangkat AMDAL3. Pada situasi seperti ini, proses pelingkupan perlu me-

    reviewdan merangkum semua pertimbangan lingkungan dan pemilihan alternatif yang telah

    dilakukan pemrakarsa pada tahap pra-AMDAL. Dalam proses pengenalan rencana kegiatan,Pelaksana Kajian harus dapat memberi penjelasan tentang:

    komponen-komponen rencana kegiatan yang memiliki lebih dari satu alternatif pada

    tahap perencanaan awal serta menguraikan setiap alternatif yang dipertimbangkan;

    pertimbangan lingkungan yang dilakukan pada tahap perencanaan, berikut kriteria

    yang dipakai untuk mengkaji alternatif dari segi lingkungan; dan

    proses pemilihan alternatif, sehingga diputuskan pilihan komponen rencana kegiatan

    yang akan dipakai dalam AMDAL.Dalam dokumen KA-ANDAL (Bab 2), proses pemilihan serta pertimbangannya harus dituliskan

    secara jelas.

    3 Banyak perusahaan dan lembaga pemerintah (yang menjadi pemrakarsa kegiatan) telah menerapkan kebijakan lingkungan hidup atau standar operasionalbaku yang mengintegrasikan pertimbangan lingkungan. Seluruh tahapan proses perencanaan dari sejak awal telah mempertimbangkan dampak lingkunganyang mungkin terjadi sehingga rencana kegiatan yang dihasilkan telah selaras dengan lingkungan. Artinya, sebelum memasuki proses AMDAL, pemrakarsatelah memilih alternatif-alternatif yang paling ramah lingkungan dan telah mengintegrasikan rencana pengendalian dampak sehingga rencana kegiatan final-nya sudah merupakan alternatif yang terbaik.

    Foto: Istimewa

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    27/81

    Deskripsi Rencana Kegiatan adalah salah satu input utama dari proses peling-1.

    kupan.

    Esensi mengenal deskripsi rencana kegiatan adalah mengidentifikasi kom-2.

    ponen kegiatan yang mungkin menjadi sumber dampak terhadap lingkunganhidup.

    Informasi yang perlu diketahui tentang komponen kegiatan termasuk: teknolo-3.

    gi/proses utama, fasilitas yang akan dibangun, sumber daya yang digunakan,

    limbah yang dihasilkan dan rencana mitigasi dampak yang sudah direncana-

    kan dari awal.

    Pelingkupan perlu mengidentifikasi jika ada alternatif yang masih dipertim-4.

    bangkan pemrakarsa dan akan masuk dalam lingkup kajian ANDAL.

    Alternatif rencana kegiatan dapat terdiri dari alternatif:5.

    proses atau teknologi yang digunakan;input atau bahan yang digunakan;

    tata-letak bangunan atau sarana pendukung;

    pendekatan pengendalian atau pengelolaan dampak; dan

    penjadwalan atau pentahapan kegiatan.

    Setiap alternatif yang masuk dalam lingkup kajian akan mempengaruhi pro-6.ses identifikasi dampak potensial dan dampak penting hipotetik serta penen-

    tuan wilayah studi dan waktu kajian.

    Highlight Bab 2

    Mengenal Deskripsi Rencana Kegiatan 21

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    28/81

    22 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    MENGENALRONALINGKUNGANH

    IDUP

    Foto: Taufik Ismail

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    29/81

    Mengenal Deskripsi Rencana Kegiatan 23

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    30/81

    24 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    Rona Lingkungan Hidup merupakan input lain yang perlu disiapkan sebelum proses

    pelingkupan dimulai. Pada dasarnya, rona lingkungan hidup adalah objek yang diperkirakan

    akan mengalami perubahan lingkungan akibat rencana kegiatan.

    ESENSI RONA LINGKUNGAN HIDUPTahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen lingkungan hidup yang

    berpotensi terkena dampakakibat rencana kegiatan. Pada tahap ini, Pelaksana Kajian

    harus dapat mengenal, secara garis besar, karakteristik lingkungan hidup yang ada di dan

    sekitar lokasi yang dipilih untuk rencana kegiatan. Setiap lokasi mempunyai karakteristik yang

    unik. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami bagaimana komponen lingkungan di

    lokasi kegiatan akan berinteraksi dengan kegiatan yang akan dibangun atau dilakukan.

    Komponen lingkungan hidup yang berpotensi menjadi penerima dampak terdiri dari:

    komponen geofisik-kimia, yang meliputi air permukaan dan air bawah-permukaan,

    udara, lahan, dan lain sebagainya;

    komponen biologis, yang meliputi flora dan fauna;

    komponen sosial ekonomi dan sosial budaya, yang meliputi ketenagakerjaan,

    perekonomian lokal, demografi, hubungan sosial, pola hidup, dan sebagainya; dan

    komponen kesehatan masyarakat, yang meliputi prevalensi penyakit, perubahan

    tingkat kesehatan masyarakat, dan sebagainya.

    Pada tahap Pelingkupan, informasi yang diperlukan tentang komponen lingkungan sekitar

    harus dapat menggambarkan kondisi lingkungan secara umum. Pada tahap ini, data primer

    sifatnya masih terbatas dan tidak mendalam (rinci). Sumber-sumber informasi yang digunakan

    untuk mengenal lokasi adalah sebagai berikut.

    Informasi sekunder, termasuk dari laporan, peta, data Pemerintah Daerah, informasi

    tentang peruntukan lahan (RTRW daerah), makalah, kliping koran atau majalah, dan

    sebagainya.

    Tinjauan lapangan singkat yang dilakukan oleh tim Pelaksana Kajian untuk sekilas

    mengenal wilayah yang akan menjadi lokasi kegiatan.

    Hasil konsultasi masyarakat yang dilakukan untuk memperoleh masukan dan informasi

    dari masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampak atau peduli terhadap kondisi

    lingkungan (lihat Boks Keterlibatan Masyarakat).

    Informasi tentang Komponen LingkunganUntuk dapat melakukan identifikasi penerima dampak, pengumpulan informasi harus dapat

    menjawab dua pertanyaan inti, yaitu:

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    31/81

    Mengenal Rona Lingkungan Hidup 25

    Komponen ( features) lingkungan apa saja yang ada di sekitar lokasi?

    Bagaimana kondisi lingkungan secara umum?

    Sebuah check-list(atau daftar pertanyaan) dapat digunakan untuk membantu mengarahkan

    pengumpulan dan pencatatan informasi yang dikumpulkan. Contoh check-listditampilkan diTabel 5. Daftar pertanyaan harus disesuaikan dengan komponen lingkungan yang relevan di

    lokasi rencana kegiatan, sehingga ada kemungkinan daftar akan lebih panjang atau lebih

    pendek daripada contoh di bawah.

    Modifikasi dari Guidance on EIA Scoping, Off ice for Official Publications of the European Communities, June 2001.

    Tabel 5 Daftar Pertanyaan Indikatif untuk Pengenalan Awal Rona Lingkungan Hidup

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    32/81

    26 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    PENJELASAN PERMEN LH 08/2006Permen LH 08/2006 (Lampiran I, Pedoman Penyusunan KA-ANDAL, B. Sistematika Pe-

    nyusunan Kerangka Acuan, Bab II, 2.1 Bagian b) menekankan pentingnya kajian terhadap

    alternatif. Bagian ini akan memberi penjelasan tentang makna dan pendekatan yang dapatdigunakan untuk alternatif lokasi dan kegiatan lain di sekitar lokasi.

    Tujuan Adanya Alternatif Lokasi Kegiatan

    Sama halnya dengan rencana kegiatan, dalam proses perencanaan awal, pemrakarsa harus

    memilih lokasi terbaik dari beberapa alternatif. Kecuali untuk jenis-jenis kegiatan (yang faktor

    lokasinya tergantung pada sumberdaya alam yang letaknya pun khas, seperti tambang, minyak/

    gas bumi), pemrakarsa lazimnya telah menjajaki beberapa alternatif lokasi dalam proses

    perencanaan awal. Saat memasuki proses AMDAL, pilihan pemrakarsa telah mengerucut ke

    beberapa alternatif lokasi yang dianggap layak dari segi teknis dan ekonomis.

    Dalam memilih alternatif lokasi terbaik, pemrakarsa harus mempertimbangkan risiko yang

    terkait dengan setiap calon lokasi, termasuk risiko akibat dampak lingkungan. Calon lokasi

    yang menimbulkan dampak lingkungan yang besar akan dieliminasi. Sedangkan alternatif

    lokasi yang paling sedikit menimbulkan dampak lingkungan akan dipertahankan.

    Adanya alternatif lokasi yang dikaji dalam AMDAL juga memberi kesempatan bagi pengambil

    keputusan untuk turut memilih alternatif lokasi yang dampaknya paling kecil atau paling

    dapat diterima. Jika tidak ada alternatif lokasi (yaitu, jika pemrakarsa hanya mengajukan satu

    pilihan) dan tidak ada pengendalian dampak yang dapat dianggap memadai, pengambil

    keputusan hanya dapat menimbang antara keputusan layak lingkungan atau tidak layak

    lingkungan. Pemrakarsa pun akhirnya harus menanggung risiko bahwa lokasi yang dipilih

    ternyata dianggap tidak layak dan tidak diberi rekomendasi untuk meneruskan proses

    perencanaan dan perizinan.

    Sudah banyak kasus di mana tidak adanya alternatif menyebabkan rencana kegiatanmendapat keputusan tidak layak lingkungan dari Komisi Penilai AMDAL. Salah satunya

    adalah rencana pembangunan jaringan transmisi listrik (SUTET) Jawa-Bali yang melalui

    sebelah barat Pulau Bali. Hasil AMDAL menunjukkan bahwa rencana jalur melalui sebuah

    Pura yang sangat penting untuk komunitas Hindu-Bali sehingga dampak sosialnya sangat

    tinggi. Komunitas Hindu-Bali jelas-jelas keberatan dengan rencana pembangunan jaringan

    transmisi tersebut. Komisi Penilai AMDAL Pusat memberi penilaian tidak layak lingkungan

    untuk rencana kegiatan ini dan rencana pembangunan tidak dapat diteruskan. Pemrakarsa

    terpaksa menanggung kerugian keuangan yang besar karena biaya yang telah dikeluarkanuntuk berbagai kajian menjadi sia-sia.

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    33/81

    Mengenal Rona Lingkungan Hidup 27

    Alternatif Lokasi Kegiatan dalam Pelingkupan

    Seperti halnya dengan alternatif rencana kegiatan yang terdiri dari alternatif komponen-

    komponen kegiatan, alternatif lokasi juga dapat dibagi menurut komponen kegiatan. Dengan

    demikian, alternatif lokasi dapat meliputi salah satu dari lima komponen ini.Lokasi fasilitas atau kegiatan utama.

    Lokasi fasilitas pendukung.

    Lokasi pengambilan bahan baku.

    Lokasi pembuangan limbah.

    Lokasi fasilitas pengendalian atau pengelolaan dampak.

    Pemrakarsa mungkin telah menentukan satu lokasi terbaik untuk fasilitas atau kegiatan utama,

    namun masih mempertimbangkan beberapa alternatif lokasi untuk fasilitas pendukung atau

    fasilitas pengendalian dampaknya. Pemrakarsa lain mungkin masih mempertimbangkan

    dua alternatif lokasi untuk fasilitas/kegiatan utamanya, namun sudah menentukan lokasi

    terbaik untuk pengambilan bahan baku. Hal ini tentunya sangat bergantung pada proses

    perencanaan yang dijalani pemrakarsa.

    Dalam melakukan pelingkupan, semua lokasi yang masih menjadi alternatif harus dikenali

    karakateristiknya. Hal ini dilakukan karena setiap lokasi mempunyai komponen lingkungan

    hidup yang berbeda sehingga interaksi antarkomponen kegiatan dan komponen lingkunganhidup dapat menyebabkan dampak yang berbeda (antara satu calon lokasi dengan yang

    lainnya). Dengan demikian, seluruh upaya pengumpulan informasi tentang komponen

    lingkungan, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, perlu dilakukan untuk semua calon lokasi.

    Jika checklist digunakan sebagai alat bantu, Pelaksana Kajian mungkin harus membuat

    lebih dari satu checklist sesuai dengan jumlah calon lokasi yang disertakan dalam proses

    pelingkupan dan karakteristik lokasinya.

    Adanya lebih dari satu alternatif lokasi mempunyai implikasi pada proses pelingkupan. Di

    antaranya sebagai berikut.

    Konsultasi masyarakat pada tahap pelingkupan harus dilakukan dengan komponen

    masyarakat di masing-masing lokasi tersebut.

    Proses identifikasi dampak potensial juga harus dibuat per calon lokasi. Sehingga

    untuk setiap alternatif lokasi akan ada satu set dampak potensial.

    Proses penentuan dampak yang akan dikaji juga harus dibuat per calon lokasi. Karena

    itu, dokumen KA-ANDAL akan menyebutkan beberapa set dampak yang akan dikaji

    dalam ANDAL sesuai dengan jumlah lokasi yang masih dipertimbangkan.

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    34/81

    28 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    Gambar 5 di bawah ini menunjukkan implikasi adanya lebih dari satu alternatif lokasi.

    Implikasi tersebut tentunya akan mengakibatkan peningkatan biaya pelaksanaan kajian

    ANDAL. Oleh karena itu, alternatif lokasi yang akan dipertimbangkan harus dipilih dengan

    cermat, yakni dengan keyakinan bahwa lokasi-lokasi tersebut secara umum memenuhi syarat

    untuk jenis kegiatan yang direncanakan.

    Contoh kasus di Bab 2, PT. Newmont Nusa Tenggara menunjukkan bahwa alternatif lokasi dapat

    muncul karena adanya alternatif rencana kegiatan. Karena PT. Newmont mempertimbangkan

    dua alternatif penempatan tailing dari tambang Batu Hijau maka terdapat pula dua calon

    lokasi untuk penempatan tailing tersebut, yaitu di daratan dekat lokasi tambang dan di Ngarai

    Senunu, di dasar laut dalam. Dalam proses pelingkupan, rona lingkungan awal di kedua

    lokasi ini dipelajari, dan komponen-komponen lingkungan yang mungkin terkena dampak dimasing-masing lokasi dikenali. Selanjutnya, dalam ANDAL PT. Newmont, kajian melakukan

    prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan pada kedua alternatif lokasi tersebut.

    Apabila proses AMDAL dimulai setelah seluruh lokasi ditentukan maka dalam pelaksanaan

    Gambar 5. Proses pelingkupan untuk rencana kegiatan yang memiliki 2 (dua) alternatif lokasi.

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    35/81

    Mengenal Rona Lingkungan Hidup 29

    pelingkupan proses pemilihan lokasi sebaiknya di-review dan dirangkum, serta dalam

    penyusunan dokumen KA-ANDAL, proses pemilihan lokasi harus dijelaskan. Penjelasan

    tersebut agar mencakup:

    calon-calon lokasi yang telah dipertimbangkan;

    kriteria seleksi lokasi, terutama yang berhubungan dengan lingkungan hidup; dan

    pilihan lokasi pada tiap tahap pengerucutan pilihan.

    Penjelasan di atas berfungsi untuk meyakinkan para pengambil keputusan bahwa lokasi

    rencana kegiatan yang dibahas dalam KA-ANDAL (dan akan dikaji dalam ANDAL) adalah

    alternatif lokasi yang terbaik berdasarkan pertimbangan lingkungan yang sesuai pula.

    CONTOH KASUS:KAJIAN ALTERNATIF LOKASI UNTUK PENENTUAN LOKASI KILANG

    LNG BP TANGGUH

    Dalam dokumen KA-ANDAL untuk Proyek LNG Tangguh, dijelaskan proses penentuan lokasi kilang LNG sebagaijabaran kajian alternatif. Proses pemilihan lokasi dimulai pada pertengahan tahun 1996 dan terus berlangsungsecara bertahap sampai dengan ditentukannya 1(satu) lokasi pilihan. Proses penyaringan bertahap dan jumlahcalon lokasi yang dipertimbangkan dijelaskan dalam KA-ANDAL sebagai berikut.

    Penyaringan Tahap I : 17 calon lokasi

    Penyaringan Tahap II : 9 calon lokasi

    Penyaringan Tahap III : 5 calon lokasi

    Penyaringan Tahap IV : 4 calon lokasi

    Penyaringan Tahap Akhir : 1 calon lokasi, dengan 2 (dua) pililhan calon situs Kilang LNG, yaitu TanahMerah dan Saengga.

    Pada setiap tahap penyaringan, faktor lingkungan alam dan sosial menjadi pertimbangan, selain faktor-faktorteknis dan ekonomis. Contoh kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.

    Lokasi tidak boleh berada dalam lingkungan cagar alam, Taman Nasional, maupun daerah yang secaralingkungan dianggap masih lestari dan perlu dilindungi.

    Hindari lokasi-lokasi yang mengakibatkan pipa penyalur gas harus menembus pegunungan denganjarak lebih dari 50 kilometer (km) dengan maksud mengurangi risiko dan biaya.

    Hindari lokasi-lokasi dengan pelabuhan alam yang tidak dapat menampung kapal-kapal samuderayang besar, yaitu untuk menghindari biaya dan dampak lingkungan dari pengerukan pantai secarabesar-besaran.

    Hindari lokasi-lokasi dengan keadaan topografi yang tidak menguntungkan, seperti rawa-rawa dantebing-tebing yang tinggi. Dengan alasan untuk menghindari dampak biaya dan lingkungan daripenyiapan lahan.

    Hindari lokasi-lokasi di pantai yang membutuhkan pengerukan besar-besaran maupun pengerukanberkala agar pelabuhan dapat terus dioperasikan.

    Dijelaskan juga dalam KA-ANDAL upaya pengumpulan informasi tambahan dan kunjungan lapangan untukmendukung penyaringan bertahap di atas. Pada akhirnya, dijelaskan kenapa pilihan jatuh pada 1 lokasiyang tersisa setelah adanya pembicaraan dengan penduduk yang mengindikasikan kesediaan mereka untukdimukimkan kembali di tempat lain. Pada saat KA-ANDAL mulai disiapkan, lokasi sudah mengerucut ke 1lokasi, yaitu Tanah Merah.

    (Sumber: Dokumen KA-ANDAL LNG Tangguh, BP dan PERTAMINA, halaman 2-48 sampai 2-54)

    Kegiatan Lain di Sekitar Lokasi

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    36/81

    30 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    Permen LH 08/2006 juga mensyaratkan bahwa dokumen KA-ANDAL menjelaskan kegiatan

    yang ada di sekitar rencana lokasi beserta dampak-dampak yang ditimbulkannya (Lampiran

    I, Pedoman Penyusunan KA-ANDAL, B. Sistematika Penyusunan Kerangka Acuan, Bab 2, 2.1

    Bagian a, butir 4). Tujuan penjelasan ini adalah untuk memberi gambaran utuh tentangkegiatan-kegiatan lain (yang sudah ada) yang memanfaatkan sumberdaya alam dan

    mempengaruhi lingkungan setempat. Informasi ini akan berguna saat pengambil keputusan

    mempertimbangkan dampak tambahan yang akan disebabkan oleh rencana kegiatan yang

    diajukan.

    Memperoleh informasi tentang kegiatan lain di sekitar lokasi menjadi sangat penting jika

    lokasi rencana kegiatan berada di daerah yang sudah berkembang (padat penduduk dan/

    atau padat dengan kegiatan pembangunan, seperti industri, infrastruktur, dan sebagainya)

    atau yang sedang berkembang pesat (dan diantisipasi banyak proyek pembangunan baru).

    Hal ini disebabkan karena di daerah yang sudah atau sedang berkembang dapat diperkirakan

    bahwa lingkungan hidup sekitar sudah dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan lain tersebut.

    Akibatnya, rencana kegiatan yang diajukan dalam AMDAL harus ditinjau dalam konteks ini.

    Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh Pelaksana Kajian adalah mempelajari la-

    poran atau data Pemerintah Daerah, hasil konsultasi masyarakat, serta mengamati kondisi

    sekitar lokasi kegiatan saat kunjungan lapangan. Mungkin aparat daerah sudah mengawasi

    kegiatan lain dan dampak lingkungan yang terjadi atau mereka mengetahui adanya keluhanmasyarakat tentang kegiatan lain yang menimbulkan dampak. Informasi juga dapat diperoleh

    dari dokumen lingkungan (AMDAL atau UKL-UPL) yang dimiliki kegiatan lain tersebut (bisa

    dicari di kantor instansi lingkungan setempat). Jika pemerintah daerah tidak memiliki

    informasi ini, Pelaksana Kajian dapat mencari informasi dari tokoh-tokoh masyarakat atau

    Foto:DocQipra

    d k k l k d k l d k A b l d

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    37/81

    Mengenal Rona Lingkungan Hidup 31

    dapat menanyakan wakil masyarakat pada saat konsultasi dengan masyarakat. Apabila ada

    indikasi bahwa suatu komponen lingkungan telah atau akan menanggung beban yang tinggi,

    Pelaksana Kajian perlu menggali informasi lebih jauh tentang sumber-sumber pencemaran

    atau kerusakan lingkungan tersebut.

    Sumber-sumber pencemaran atau kerusakan lingkungan di sekitar lokasi mungkin berupa:

    pabrik atau kegiatan industri lainnya;

    kegiatan penambangan (baik resmi atau liar/skala kecil);

    jalan raya atau jalan bebas-hambatan;

    rumah sakit;

    kegiatan pembalakan hutan, perladangan berpindah; dan

    budidaya ikan skala komersial, dan lain sebagainya.

    Pelaksana Kajian sebaiknya mengumpulkan informasi yang relevan tentang kegiatan lainsekitar lokasi rencana kegiatan yang dapat mencakup:

    jarak antara lokasi rencana kegiatan dengan kegiatan lain;

    jenis dan skala kegiatan yang ada;

    potensi dampak dari masing-masing kegiatan, sesuai dengan karakter kegiatan

    tersebut agar bisa diidentifikasi komponen lingkungannya yang berpotensi mengalami

    beban terbesar; dan

    jangka waktu operasi kegiatan di sekitar lokasi.Adanya beban yang tinggi pada suatu komponen lingkungan mungkin sekali menjadi faktor

    penghalang (limiting factor) bagi rencana kegiatan yang baru terutama jika ada kemungkinan

    CONTOH KASUS:PENGARUH KEGIATAN L AIN

    PADA LINGKUP STUDI ANDAL

    Sebuah perusahaan tekstil (AMALTEX) ingin mem-bangun pabrik baru di kota X. Pabrik tekstildiketahui membutuhkan air dalam jumlah yang besar. Dari kajian kegiatan di sekitar lokasi,ditemukan bahwa sudah banyak kegiatan manufaktur (pabrik) lain di radius 3 kilometersekitar rencana lokasi kegiatan. Sebagian besar pabrik-pabrik tersebut membuang limbahcairnya ke Sungai C (yang secara visual diketahui sudah menunjukkan tanda-tanda pen-cemaran ringan sampai menengah). Sumber air baku bagi sebagian besar pabrik-pabriktersebut adalah air tanah dalam (karena sumber air tanah dangkal tidak baik di daerah itu).Jika AMALTEX akan menempatkan pabriknya di kota X, dapat diduga bahwa komponenlingkungan air tanah serta air permukaan akan menerima dampak sehingga perlu dicakupsebagai lingkup kajian ANDAL.

    rencana kegiatan itu juga akan mempengaruhi komponen lingkungan yang sama. Misalnya,

    jik k lit i i di t l k i d h d k ti b b t kib t d b

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    38/81

    32 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PROSES PELINGKUPAN

    Keterlibatan masyarakat dalam AMDAL diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL dan secara lebihspesifik dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/ 2000. Aturan-aturan ini memberi peran bagi masyarakat untuk memberimasukan dalam proses pelingkupan dan penilaian dokumen-dokuman AMDAL.

    Pada intinya, upaya melibatkan masyarakat dalam AMDAL diharapkan mencakup: pengumuman di media massa untuk mengundang tanggapan masyarakat;

    konsultasi masyarakat pada tahap penyusunan KA-ANDAL; dan

    keikutsertaan wakil masyarakat dalam proses penilaian dokumen-dokumen AMDAL.

    Pada tahap pelingkupan, keterlibatan masyarakat yang disyaratkan adalah pengumuman dan konsultasi masyarakat. Masukan dantanggapan dari masyarakat harus dipakai dalam proses menentukan lingkup kajian ANDAL.

    Secara lebih spesifik, dalam proses menentukan lingkup ANDAL, masukan dan tanggapan masyarakat dipakai untuk:

    menambahkan atau mengklarifikasi informasi tentang komponen lingkungan hidup (penerima dampak). Dalam buku ini, menjadiinput pada Bab 3;

    mengidentifikasi calon (dugaan) dampak potensial. Dalam buku ini, menjadi input di Bab 4; dan

    menambahkan kriteria pemilihan dampak penting yang perlu dikaji. Dalam buku ini, menjadi input di Bab 4.

    Masukan atau tanggapan yang diterima dari masyarakat harus diolah sebelum dipakai sebagai input proses pelingkupan. Ini disebabkankarena masukan atau tanggapan tersebut mungkin jumlahnya banyak dan beragam jenisnya. Jenis-jenis masukan/tanggapan yangditerima antara lain:

    informasi deskriptif tentang keadaan lingkungan sekitar (ada hutan bakau atau banyak pabrik buang ke sungai X);

    kekhawatiran tentang perubahan lingkungan yang mungkin terjadi (jangan sampai kita kekurangan air atau tidak senangadanya tenaga kerja dari luar); dan

    harapan tentang perbaikan lingkungan atau kesejahteraan akibat adanya rencana kegiatan (minta disediakan air bersih atau

    minta pemuda setempat diperkerjakan).

    Perlakuan terhadap jenis masukan/tanggapan tersebut harus berbeda untuk mengoptimalkan manfaatnya untuk proses pelingkupan.Perlakuannya antara lain sebagai berikut.

    Informasi deskriptif dapat langsung dipakai untuk mengisi checklist atau matriks. Namun, ada baiknya informasi ini dicocokkandahulu dengan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan oleh tim Pelaksana Kajian.

    Kekhawatiran dan harapan harus diterjemahkan dahulu oleh tim (sebaiknya oleh ahli sosial) agar akar permasalahan dapatdiketahui. Misalnya, masyarakat menyampaikan harapan agar rencana kegiatan dapat memperkerjakan tenaga kerja lokalsebanyak-banyaknya. Hal ini sebaiknya ditelusuri kembali dasarnya. Oleh ahli sosial, harapan ini dapat diterjemahkan sebagailangkanya kesempatan kerja formal dan menurunnya produktivitas sektor pertanian. Sehingga, pada daftar dampak potensial dibidang sosial-ekonomi, dapat ditambahkan isu pola mata pencarian dan kesempatan kerja. Sejalan dengan itu, kekhawatiran

    warga bahwa air sumur tidak dapat digunakan lagi dapat diterjemahkan sebagai sudah terjadi penurunan kualitas dan/ataukuantitas air tanah di sekitar lokasi. Dengan demikian, dampak potensial akan mencakup komponen lingkungan air bawah-tanah (kualitas dan kuantitas). Bahkan penolakan terhadap rencana kegiatan juga harus diterjemahkan dan dicari pangkal daripenolakan tersebut. Jika ditelusuri, penolakan dapat bersumber pada kekhawatiran tentang suatu dampak.

    Kekhawatiran dan harapan juga dapat digunakan sebagai kriteria pemilihan dampak yang perlu dikaji dalam ANDAL (lihatpenjelasan di Bab 4 buku ini). Untuk contoh di atas, kriteria dapat meliputi 1) pengaruh pada peluang tenaga kerja dan 2)pengaruh pada ketersediaan air bersih.

    jika kualitas air sungai di suatu lokasi sudah mendekati ambang batas akibat adanya buangan

    dari pabrik dan perumahan di hulu lokasi rencana kegiatan, kajian tentang dampak buangan

    limbah cair dari rencana kegiatan baru harus mempertimbangkan kualitas air sungai yang

    sudah buruk tersebut. Dalam pelingkupan, hal ini bisa mendapat perhatian khusus dan

    menjadi salah satu kriteria dalam pemilihan dam-pak yang perlu dikaji atau dalam membuaturutan prioritas dampak (lihat Bab 4).

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    39/81

    Rona Lingkungan Hidup adalah salah satu1. inpututama dari proses pelingku-

    pan.

    Esensi mengenal rona lingkungan hidup adalah mengidentifikasi komponen2.

    lingkungan hidup yang berpotensi terkena dampak akibat rencana kegiatan.

    Informasi yang perlu diketahui tentang komponen lingkungan hidup termasuk3.

    karakteristik dari komponen geofisik, biologi, sosial-ekonomi-budaya serta

    kesehatan masyarakat. Juga perlu dikenali kondisi masing-masing komponen

    tersebut di lokasi kegiatan dan sekitarnya.

    Pelingkupan perlu menyebutkan jika masih ada alternatif lokasi yang dipertim-4.

    bangkan oleh pemrakarsa untuk komponen kegiatan tertentu.

    Setiap alternatif yang masuk dalam lingkup kajian akan mempengaruhi proses5.

    identifikasi dampak potensial dan dampak penting hipotetik, lokasi konsultasi

    masyarakat, serta penentuan wilayah studi dan waktu kajian.

    Jika tidak ada lagi alternatif lokasi yang dipertimbangkan pemrakarsa, seluruh6.

    proses pemilihan lokasi harus dirangkum dalam dokumen KA-ANDAL teru-

    tama pertimbangan lingkungan yang telah dilakukan.

    Pelingkupan perlu juga mengenal kegiatan lain di sekitar lokasi kegiatan. Hal7.

    ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya kegiatan lain yang mungkin telahmenimbulkan pencemaran atau kerusakan pada komponen lingkungan hidup

    yang akan terkena dampak oleh rencana kegiatan yang baru.

    HighlightBab 3

    Mengenal Rona Lingkungan Hidup 33

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    40/81

    34 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    PELINGKU

    DAMPAKPE

    Foto: Heri GP

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    41/81

    Mengenal Rona Lingkungan Hidup 35

    AN

    TING

    Permen LH 08/2006 menjelaskan bahwa proses pelingkupan dibagi menjadi dua, yaitu 1)

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    42/81

    36 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    j p p g p g j , y )

    pelingkupan dampak penting dan 2) pelingkupan wilayah studi dan batas waktu kajian. Bab

    ini akan menjelaskan proses pelingkupan dampak penting dan tahapannya. Pelingkupan

    Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian akan dibahas di Bab 5.

    Setelah informasi mengenai rencana kegiatan (sumber dampak) serta rona lingkungan hidup

    (penerima dampak) sudah terkumpul, Pelaksana Kajian siap untuk beranjak ke inti proses

    pelingkupan, yaitu mengidentifikasi dampak yang nantinya perlu dikaji dalam ANDAL.

    Proses ini terdiri dari tiga langkah, yaitu:

    Identifikasi Dampak Potensial1. . Esensinya adalah menduga semua dampak yang

    berpotensiterjadi jika rencana kegiatan dilakukan pada lokasi tersebut. Langkah ini

    menghasilkan daftar dampak potensial.

    Evaluasi Dampak Potensial2. . Esensinya adalah memisahkan dampak-dampak

    yang perlu kajian mendalamuntuk membuktikan dugaan (hipotesa) dampak

    (dari dampak yang tidak lagi perlu dikaji). Langkah ini menghasilkan daftar dampak

    penting hipotetik.

    Klasifikasi dan Prioritas3. . Tujuannya adalah mengelompokkan dampak-dampak

    yang akan dikaji agar mudah dipahami dan digunakan dalam menentukan strategi

    kajian. Langkah ini menghasilkan kelompok-kelompok dampak dan urutan prioritas

    dampak.

    CAKUPAN STUDI ANDAL

    ANDAL, pada intinya, akan:

    membuktikan hipotesa tentang pentingnya suatudampak, yakni dengan melakukan analisis terhadapbesaran dan sifat dari dampak itu sendiri, serta

    sebarannya dan pengaruhnya pada komponen ling-kungan penerima dampak;

    memastikan bahwa upaya mitigasi dampak akanmengubah status dampak penting menjadi dampaktidak penting;

    mempelajari secara seksama dampak yang belumdiketahui secara pasti karakternya, sifatnya, be-sarannya, serta pengaruhnya pada komponen ling-kungan yang terkena dampak untuk menentukanpenting/ tidaknya dampak tersebut.

    ESENSI IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    43/81

    Pelingkupan Dampak Penting 37

    ESENSI IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIALDampak potensial adalah dampak yang berpotensi terjadi akibat adanya rencana kegiatan

    di lokasi yang diusulkan. Inti dari langkah ini adalah mengidentifikasi interaksi antara

    komponen rencana kegiatandengan komponen lingkungandi lokasinya. Langkahini dilakukan oleh tim Pelaksana Kajian dengan membayangkan suatu situasi di mana semua

    dampak mungkin saja terjadi atau situasi terburuk (worst-case scenario). Dengan demikian,

    segala macam dampak yang terpikir akan dicatat.

    Hasil dari tahap ini adalah sebuah daftar panjang semua dampak yang mungkin terjadi,

    berikut sebuah peta kasar yang menunjukkan letak komponen lingkungan yang mungkin

    terkena dampak tersebut. Dampak-dampak yang masuk daftar panjang ini masih beragam

    sifatnya, bisa dampak besar atau kecil, dampak positif atau negatif, dan dampak penting

    atau tidak. Pada tahap ini, semua dampak dituliskan sedangkan evaluasi atau pemilahan

    dampak berdasarkan sifat dilakukan pada langkah selanjutnya.

    Tim Pelaksana Kajian menggunakan semua informasi yang telah terkumpul serta mendaya-

    gunakan pengalaman dan keahliannya di bidang masing-masing. Seringkali tim Pelaksana

    Kajian akan melakukan diskusi bersama untuk urun-rembug (brainstorming) tentang dampak

    potensial. Biasanya ini dilakukan setelah masing-masing anggota tim melakukan kajian

    pustaka dan mempelajari data terkumpul dengan seksama.

    Menggunakan Alat Bantu dan Menampilkan Hasil

    Beberapa alat bantu yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi dampak potensial

    di antaranya adalah sebagai berikut.

    Daftar Uji atau1. checklist;

    Matriks;2.

    Bagan alir.3.

    Alat bantu yang paling mudah dan sering digunakan adalah kombinasi matriks dengan

    bagan alir. Matriks digunakan untuk menunjukkan interaksi antara komponen kegiatan

    dengan komponen lingkungan hidup di lokasi kegiatan. Identifikasi interaksi tersebut diikuti

    dengan penyusunan bagan alir yang menunjukkan urut-urutan (sequence) kejadian dampak.

    Dengan bagan alir ini diperoleh gambaran tentang dampak mana yang terjadi lebih dahulu

    (primer) serta dampak-dampak turunannya (sekunder, tersier, dan sebagainya). Urutan ini

    akan menjadi bermanfaat pada saat mengidentifikasi dampak yang akan dikelola dan

    pendekatan pengelolaannya.

    Matriks dapat dikembangkan dari informasi yang diperoleh dari tahap Mengenal Rona

    Lingkungan Hidup dan Mengenal Deskripsi Rencana Kegiatan. Matriks disusun dengan

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    44/81

    38 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    Tabel6.Contoh

    MatriksIdentifikasiDampakPotensial

    (DisederhanakandariKAANDALPertambanganBatubaraPTInterex

    SacraRaya,2004)

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    45/81

    Pelingkupan Dampak Penting 39

    menempatkan komponen kegiatan (sumber dampak) dan komponen lingkungan (penerima

    dampak), masing-masing, pada satu axis (sisi) pada matriks. Untuk mengisi ruang (sel)

    dalam matriks, isi masing-masing baris disandingkan dengan isi masing-masing kolom. Jika

    diperkirakan terjadi interaksi antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan,

    sel diisi dengan suatu tanda. Jika tidak ada interaksi,sel dibiarkan kosong. Jika ragu-ragu

    atau kurang informasi untuk menilai apakah akan ada interaksi, sel diisi seakan-akan ada

    interaksi4. Sel yang diberi tanda berarti ada potensi terjadinya dampak terhadap komponen

    lingkungan tersebut akibat komponen kegiatan yang bersangkutan. Inilah yang disebut

    dengan dampak potensial. Contoh bentuk matriks ada di Tabel 6.

    Dalam mengisi matriks, para anggota tim Pelaksana Kajian dapat mengadakan diskusi.Dengan kehadiran anggota tim dari berbagai latar-belakang ilmu dan pengalaman, peng-

    isian setiap sel dalam matriks sudah mempertimbangkan masukan dari seluruh anggota tim.

    Langkah berikutnya adalah mengambil sel-sel dari matriks yang telah diberi tanda lalu me-

    rancang sebuah bagan alir. Bagian paling atas bagan alir adalah komponen kegiatan yang

    menjadi sumber dampak. Setiap dampak yang ditimbulkan oleh masing-masing sumber

    dampak digambarkan sebagai suatu kotak, begitu pula semua dampak turunannya.

    Bagan alir pada dasarnya memperlihatkan semua hubungan sebab-akibat dampak

    potensial pada tingkatan-ganda (multiple levels) yang terdiri dari dampak-dampak berikut.

    Dampak primer: interaksi antara Sumber Dampak (komponen kegiatan) dengan

    Penerima Dampak Primer (komponen lingkungan);

    Dampak sekunder: interaksi antara Penerima Dampak Primer (komponen lingkungan)

    Penerima Dampak Sekunder (komponen lingkungan);

    Dampak tersier: interaksi antara Penerima Dampak Sekunder (komponen lingkungan)

    Penerima Dampak Tersier (komponen lingkungan), dan seterusnya.

    Gambar 6 menunjukkan bagaimana hasil penggunaan matriks (Tabel 6) ditampilkan dalam

    bentuk bagan alir yang menggambarkan keterkaitan antara sumber dampak dan komponen

    lingkungan yang terkena dampak.

    Setelah pembuatan matriks dan/atau bagan alir, dampak potensial yang telah diidentifikasi

    ditampilkan dalam bentuk daftar atau tabel minimal dengan informasi tentang sumber

    dampak, penerima dampak, serta deskripsi dampak itu sendiri (lihat Tabel 7). Informasi

    pelengkap yang dapat ditambahkan pada daftar (tabel) dampak potensial adalah: waktu

    terjadinya dampak (tahapan kegiatan), urutan terjadinya dampak (primer/sekunder/tersier),

    4Hal ini dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian untuk menghindari terlewatnya suatu dampak potensial.

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    46/81

    40Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    Gambar6.Contohbaganalirdampakp

    otensialuntukkegiatanpertamban

    gan

    DiambildaridokumenKA-ANDALkegiatanpertambanganbatubaradiKalimantanSelatan,PT.

    InterexSacraRaya,2004

    besaran komponen sumber dampak (yang dapat memberi indikasi skala dampak).

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    47/81

    Pelingkupan Dampak Penting 41

    p p (y g p p )

    ESENSI EVALUASI DAMPAK POTENSIALSetelah mengidentifikasi semua dampak yang berpotensi terjadi maka langkah berikutnya

    adalah melakukan seleksi untuk membedakan mana yang perlu dikaji dalam ANDAL dan

    mana yang tidak inilah esensi dari langkah yang disebut sebagai evaluasi dampak potensial.

    Perlu diingat bahwa dalam ANDAL, dugaan dampak akan dikaji secara mendalam dengan

    cara mengumpulkan dan menganalisis data primer serta melakukan evaluasi terhadap

    dampak yang terjadi. Dengan demikian, hipotesa yang terbentuk pada tahap pelingkupan

    akan terbukti benar atau salah.

    Dampak yang dikaji dalam ANDAL sebaiknya adalah dampak-dampak yang memang

    perlu dikaji secara mendalam. Dengan berjalannya waktu dan pembangunan di Indonesia,

    seharusnya pengalaman dan pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan, dampak lingkungan

    serta efektivitas upaya pengelolaannya sudah cukup berkembang. Dengan demikian,

    seharusnya jumlah dampak yang dikaji secara mendalam dalam ANDAL tidak terlalu banyak

    lagi. Pemilahan dampak yang perlu dikaji perlu dilakukan secara tajam agar tidak membuang

    sumberdaya kajian yang sering terbatas.

    Ada dua jenis dampak hipotetik5 yang harus dibuktikan dengan kajian yang mendalam(ANDAL), yaitu dampak penting dan dampak yang kurang dipahami.

    5Dampak potensial dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu 1) dampak penting (significant impact); 2) dampak tidak penting (insignificant impact); 3) tidakdiketahui atau kurang jelas apakah termasuk dampak penting atau tidak penting (unknown); dan 4) dampak yang sudah dikendalikan (mitigated impact)(modifikasi dari ADB, 1997).

    (Diambil dan dimodifikasi dari KA-ANDAL kegiatan pertambangan batubara di Kalimantan Selatan,PT. Interex Sacra Raya, 2004

    Tabel 7. Contoh tabel dampak potensial kegiatan pertambangan dengan beberapa komponen lingkungan

    Dampak penting (significant impact) untuk dipastikan bahwa dampak yang akan

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    48/81

    42 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    Dampak penting (significant impact) untuk dipastikan bahwa dampak yang akan

    timbul tersebut memang betul dampak penting, yaitu dengan mempelajari besaran,

    sebaran dan sifat dampak.

    Kurang dipahami (unknown) untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang

    jenis, besaran dan sebaran dampak, serta komponen lingkungan terkena dampak.

    Dengan informasi rinci tersebut dapat ditentukan apakah suatu dampak termasuk

    dampak penting atau tidak.

    Dampak yang tidak lagi perlu dikajidalam ANDAL adalah dampak yang sudah dike-

    tahui tidak penting(insignficant impact) dan dampak yang sudah diketahui dari awal dan

    rancangan kegiatan sudah mencakup pengendalian dampaktersebut (ini dikenal

    sebagai mitigated impact). Rencana kegiatan yang sudah mengantisipasi perlunya InstalasiPengelolaan Air Limbah (IPAL) untuk mengendalikan dampak terhadap kualitas air sungai

    tidak lagi perlu mengkaji dampak limbah cair dalam ANDAL. Demikian pula jika pemrakarsa

    sudah merencanakan mengendalikan debu yang ditimbulkan kendaraan atau alat-berat

    di tahap konstruksi maka ANDAL tidak perlu lagi mengkaji dampak peningkatan debu ini

    secara mendalam. Namun, ada kalanya dampak yang sudah dikendalikan (mitigated impact)

    masih perlu dikaji. Kondisi ini terjadi jika diperkirakan baku mutu ambien akan terlampaui

    walaupun mitigasi dampak dapat menekan limbah agar memenuhi baku mutu limbah atau

    emisi. Kajian dalam ANDAL diperlukan untuk mengarahkan upaya pengendalian dampak

    agar baku mutu ambien tidak terlampaui, yaitu dengan menentukan sasaran konsentrasi atau

    beban limbah/emisi yang dapat dikeluarkan oleh rencana kegiatan.

    Proses evaluasi dampak potensial ini merupakan proses memilah-milah dugaan dampak

    yang sudah masuk dalam daftar dampak potensial (seperti Tabel 7) sebagaimana dijelaskan

    sebelumnya. Cara melakukan pemilahan ini banyak ragamnya. Menentukan cara (atau

    metode) pemilahan sangat tergantung dari para Pelaksana Kajian. Banyak ahli AMDAL

    berpengalaman yang melakukan proses ini dengan mengandalkan professional judgementyang terbentuk setelah bertahun-tahun melakukan analisis serupa. Namun, dalam buku ini

    akan dijelaskan suatu pendekatan bertahap.

    Apapun metode yang dipakai untuk menentukan dampak yang akan dikaji dalam ANDAL,

    yang paling penting adalah bahwa, dalam dokumen KA-ANDAL, dicantumkan penjelasan

    tentang kriteria yang dipakai untuk memilih serta alasan suatu dampak

    dianggap penting atau tidak. Dengan demikian, proses evaluasi dampak potensial

    dapat dipertahankan secara ilmiah. Penjelasan ini nantinya juga akan bermanfaat bagi pihak

    penilai dokumen KA-ANDAL serta untuk tim pelaksana kajian ANDAL yang harus memahami

    betul hipotesa yang dipakai untuk merancang kajian ANDAL.

    Kriteria untuk Evaluasi Dampak Potensial

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    49/81

    Pelingkupan Dampak Penting 43

    Kriteria untuk Evaluasi Dampak Potensial

    Pada tahap pelingkupan, informasi yang dimiliki mungkin masih terbatas sehingga sulit untuk

    menggunakan 6 (enam) kriteria dampak penting yang ditentukan dalam peraturan pemerintah(lihat Lampiran A). Untuk memilih dampak yang perlu dikaji, kriteria yang lebih sederhana

    dapat dikembangkan menggunakan 6 kriteria dampak penting tersebut sebagai pedoman

    umum. Yang penting diupayakan adalah kriteria evaluasi dapat dipakai meskipun informasi

    yang dimiliki masih terbatas, seperti hasil kunjungan lapangan, konsultasi masyarakat, analisis

    data sekunder, dan kajian peraturan terkait.

    Sebagai contoh, kriteria evaluasi dampak potensial dapat terdiri dari 4 pertanyaan, yaitu:

    Apakah1. beban terhadap komponen lingkungantertentu sudah tinggi? Hal ini

    dapat dilihat dari hasil analisis data sekunder dan kunjungan lapangan.

    Apakah komponen lingkungan tersebut2. memegang peranan penting dalam

    kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi)

    dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis) (sehingga

    perubahan besar pada kondisi komponen lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh

    pada kehidupan masyarakat dan keutuhan ekosistem)? Hal ini dapat dilihat dari hasil

    kunjungan lapangan.

    Apakah ada3. kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen

    lingkungan tersebut? Hal ini dapat dilihat dari terjemahan hasil konsultasi

    masyarakat.

    Apakah ada4. aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau

    dilampaui oleh dampak tersebut? Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari

    peraturan-peraturan yang menetapkan baku mutu lingkungan, baku mutu emisi/

    limbah, tata-ruang, dan sebagainya.

    Setiap dampak potensial (dari langkah sebelumnya) ditapis dengan 4 pertanyaan diatas. Jika

    salah satu pertanyaan dijawab dengan ya, dampak potensial tersebut dikategorikan sebagai

    dampak penting hipotetik yang harus dikaji dalam ANDAL. Jadi, jika kunjungan lapangan

    tidak mengindikasikan adanya beban terhadap suatu komponen lingkungan namun hasil

    konsultasi masyarakat (yang telah dikaji dan konfirmasi oleh para ahli) menunjukkan bahwa

    masyarakat sangat mengkhawatirkan kelestarian komponen lingkungan tersebut (mungkin

    karena kegiatan ekonomi mereka sangat tergantung pada komponen lingkungan tersebut),

    dampak potensial tersebut sebaiknya dikaji dalam ANDAL.

    Jika ada dampak yang jawabannya adalah tidak diketahui, dampak tersebut perlu dikaji

    dalam ANDAL. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi lebih

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    50/81

    44 Panduan Pelingkupan dalam AMDAL

    banyak agar karakter dari dampak tersebut lebih jelas dan dapat dipastikan apakah dampak

    tersebut dianggap dampak penting atau tidak.

    Dampak potensial yang lolos dari kriteria tersebut dapat dieliminasi dari proses selanjutnya

    karena dampak tersebut dikategorikan sebagai dampak tidak penting. Artinya, dampak-

    dampak potensial ini tidak perlu dikaji dalam ANDAL.

    Jika contoh daftar dampak potensial dari Tabel 7 digunakan kembali, tabelnya akan berubah

    seperti dibawah ini (lihat tabel 8).

    Kolom paling kanan menunjukkan dampak yang perlu/akan dikaji dalam ANDAL. Inilah yang

    disebut sebagai dampak penting hipotetik dalam Permen LH 08/2006.

    Agar dampak penting hipotetik ini jelas, informasi diatas harus dilengkapi dengan informasitentang lokasi, rentang waktu, parameter lingkungan serta arah kajian (lihat Bab 1 tentang

    pernyataan dampak hipotetik yang lengkap). Untuk contoh kasus pertambangan yang

    digunakan, pernyataan dampak penting hipotetik adalah sebagai berikut.

    Perubahan bentang alam1. yang diakibatkan oleh penambangan batu-bara

    secara terbuka dan pembangunan jalan di Kecamatan X dan Y yang dapat berpenga-

    ruh pada penerimaan masyarakat sekitar terhadap rencana kegiatan. Kajian akan

    mempelajari dampak perubahan bentang alam pada tahap persiapan, operasi, dan

    pasca-operasi tambang.

    Tabel 8. Contoh tabel evaluasi dampak potensial untuk kegiatan pertambangan batubara

    b h f f k d k h d k b k l h

  • 7/24/2019 01-Panduan Pelingkupan

    51/81

    Pelingkupan Dampak Penting 45

    Perubahan sifat fisik dan kimia tanah2. yang diakibatkan oleh pengupasan

    lapisan tanah pucuk untuk penambangan dan pembangunan jalan di Kecamatan X

    dan Y yang dapat berpengaruh pada kesuburan tanah untuk pertanian/ perladanganmasyarakat sekitar. Kajian akan mempelajari dampak perubahan bentang alam pada

    tahap persiapan, operasi, dan pasca-operasi tambang.

    Penurunan kualitas air sungai3. yang diakibatkan oleh pengupasan lapisan tanah

    pucuk untuk penambangan dan pembangunan jalan di Kecamatan X dan Y yang

    dapat berpengaruh pada pemakaian air sungai sebagai air baku PDAM setempat,

    sebagai sumber air irigasi untuk pertanian/ perladangan masyarakat, serta pemakaian

    air sungai untuk transportasi. Kajian akan dilakukan pada musim hujan (debit tinggi)

    dan musim kemarau (debit rendah). Kajian akan mempelajari dampak perubahan

    bentang alam pada tahap persiapan, operasi dan pasca-operasi tambang.

    Perubahan pola mata pencarian masyarakat4. akibat perubahan fungsi lahan

    dan terbukanya peluang kerja. Ini dapat berpengaruh pada tingginya penghasilan

    masyarakat (peningkatan atau pengurangan), dan pada berkurangnya tenaga kerja

    yang terlibat dalam sektor pertanian/perladangan. Kajian ini akan mengantisipasi

    dampak ini pada tahap operasi, dan pasca-operasi tambang.

    ESENSI KLASIFIKASI DAN PRIORITAS DAMPAKDalam Permen LH 08/2006, tahap terakhir dalam pelingkupan dampak adalah klasifikasi

    dan p