1 - sikap seorang mukmin dala menghadapi musibah.pdf

Upload: zanshah

Post on 17-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 1 - SIKAP SEORANG MUKMIN dala menghadapi musibah.pdf

    1/6

    BILANGAN 1 TAHUN 2015 :: 11 RABIULAWWAL 17 RABIULAWWAL 1436 ( 02 JAN 08 JAN 2015)

    PUSAT KEGIATAN GURU GELUGOR

    http://gelugortac.blogspot.com

    SIKAP SEORANG MUKMINDALAM MENGHADAPI MUSIBAH

    Sumber : http://infotanjungpinang.com/

    Sebagai hamba Allh Ta'la, semua manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak akan luput dari berbagai macam

    cobaan, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakansunnatullhyang berlaku bagi setiap insan,

    yang beriman maupun kafir. Allh Ta'la berfirman:

    Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya),

    dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (Qs al-Anbiy/21:35)

    Imam Ibnu Katsr rahimahullhberkata:

    (Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengankesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang

    berputus asa.[1]

    KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN BERTAKWA KEPADA ALLAH TA'ALA

    Allh Ta'la dengan ilmu-Nya yang Maha Tinggi dan hikmah-Nya yang Maha Sempurna menurunkan syariat-Nya

    kepada manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup mereka. Oleh karena itu, hanya dengan berpegang teguh

    kepada agama-Nyalah seseorang bisa merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat.

    Allh Ta'la berfirman:

    http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#1http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#1http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#1http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#1
  • 7/23/2019 1 - SIKAP SEORANG MUKMIN dala menghadapi musibah.pdf

    2/6

    BILANGAN 1 TAHUN 2015 :: 11 RABIULAWWAL 17 RABIULAWWAL 1436 ( 02 JAN 08 JAN 2015)

    Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allh dan seruan Rasul-Nya

    yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan)[2]hidup bagimu

    (Qs al-Anfl/8:24)

    Imam Ibnul Qayyim rahimahullhberkata:

    (Ayatini menunjukkan) bahwa kehidupan yang bermanfaat hanya didapatkan dengan memenuhi seruan Allh Ta'la

    dan Rasul-Nya Shallallhu 'Alaihi Wasallam. Maka, barang siapa tidak memenuhi seruan Allh Ta'la dan Rasul-

    Nya Shallallhu 'Alaihi Wasallam, dia tidak akan merasakan kehidupan (yang baik) meskipun fisiknya hidup,

    sebagaimana binatang yang paling hina. Jadi, kehidupan baik yang hakiki adalah kehidupan seorang dengan memenuhi

    seruan Allh Ta'la dan Rasul-Nya Shallallhu 'Alaihi Wasallamsecara lahir maupun batin[3].

    Allh Ta'la berfirman:

    Danhendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepada-Nya.

    (Jika kamu mengerjakan yang demikian),

    niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu (di dunia)

    sampai kepada waktu yang telah ditentukan

    dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orangyang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya (di akhirat nanti)

    (Qs Hd/11:3)

    Dalam mengomentari ayat-ayat di atas, Imam Ibnul Qayyim rahimahullh mengatakan:

    Dalam ayat-ayat ini Allh Ta'lamenyebutkan bahwa Dia akan memberikan balasan kebaikan bagi orang yang berbuat

    kebaikan dengan dua balasan: balasan (kebaikan) di dunia dan balasan (kebaikan) di akhirat.[4]

    SIKAP SEORANG MUKMIN DALAM MENGHADAPI MASALAH

    Seorang Mukmin dengan ketakwaannya kepada Allh Ta'la, memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya,

    sehingga masalah apapun yang dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh atau stres, apalagi berputus

    asa. Hal ini disebabkan keimanannya yang kuat kepada Allh Ta'la membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang

    Allh Ta'la berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya.

    Dengan keyakinannya ini pula Allh Ta'la akan memberikan balasan kebaikan baginya berupa ketenangan dan

    ketabahan dalam jiwanya. Inilah yang dinyatakan oleh Allh Ta'la dalam firman-Nya:

    http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#2http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#2http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#2http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#3http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#3http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#3http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#4http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#4http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#4http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#4http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#3http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#2
  • 7/23/2019 1 - SIKAP SEORANG MUKMIN dala menghadapi musibah.pdf

    3/6

    BILANGAN 1 TAHUN 2015 :: 11 RABIULAWWAL 17 RABIULAWWAL 1436 ( 02 JAN 08 JAN 2015)

    Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang)

    kecuali denga izin Allh; barang siapa yang beriman kepada Allh,

    niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya.Dan Allh Maha Mengetahui segala sesuatu

    (Qs at-Taghbun/64:11)

    Imam Ibnu Katsr rahimahullh berkata:

    Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan

    takdir Allh Ta'la, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allh Ta'la), disertai (perasaan)

    tunduk berserah diri kepada ketentuan Allh Ta'la tersebut, maka Allh Ta'la akan memberikan petunjuk ke (dalam)

    hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam

    hatinya, bahkan bisa jadi Allh Ta'la akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik

    baginya.[5]

    Inilah sikap seorang Mukmin yang benar dalam menghadapi musibah yang menimpanya.

    Meskipun Allh Ta'la dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa

    semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan

    yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allh Ta'la dalam menghadapi

    musibah tersebut. Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang

    Mukmin.

    Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim rahimahullh mengatakan:

    Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allh Ta'la

    senantiasa disertai dengan sikap ridhadan ihtisb(mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun sikap ridhatidak mereka

    miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisb. Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah

    tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi

    mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut.

    Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridhadan tidak pula ihtisb. Kalaupun mereka bersabar

    (menahan diri), maka (tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan).

    Sungguh Allh Ta'la telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya yang artinya:

    Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka

    sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap

    dari Allh apa yang tidak mereka harapkan(Qs an-Nis/4:104).

    Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan, akan tetapi orang-orang Mukmin

    teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allh Ta'la."[6]

    http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#5http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#5http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#5http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#6http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#6http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#6http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#6http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#5
  • 7/23/2019 1 - SIKAP SEORANG MUKMIN dala menghadapi musibah.pdf

    4/6

    BILANGAN 1 TAHUN 2015 :: 11 RABIULAWWAL 17 RABIULAWWAL 1436 ( 02 JAN 08 JAN 2015)

    HIKMAH COBAAN

    Di samping sebab-sebab di atas, ada lagi faktor lain yang bisa meringankan semua kesusahan yang dialami seorang

    Mukmin di dunia ini, yaitu merenungi dan menghayati hikmah-hikmah agung yang Allh Ta'la jadikan dalam setiap

    ketentuan yang terjadi pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Dengan merenungi hikmah-hikmah

    tersebut, seorang Mukmin akan semakin yakin bahwa semua cobaan yang menimpanya pada hakikatnya adalah

    kebaikan bagi dirinya, untuk menyempurnakan keimanannya dan semakin mendekatkan diri-Nya kepada Allh Ta'la.

    Semua ini, di samping akan semakin menguatkan kesabarannya, juga akan membuatnya selalu bersikap husnuzh

    zhann(berbaik sangka) kepada Allh Ta'la dalam semua musibah dan cobaan yang menimpanya.

    Dengan sikap ini, Allh Ta'la akan semakin melipatgandakan balasan kebaikan baginya, karena Allh Ta'la

    memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya

    dalam sebuah hadits qudsi yang artinya: Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya

    kepada-Ku.[7]

    Maknanya: Allh Ta'la akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-

    Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka

    hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allh Ta'la.[8]

    Di antara hikmah yang agung tersebut adalah:

    1.Allh Ta'la menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran

    dan penyakit hati yang ada pada hamba-Nya. Kalau seandainya kotoran dan penyakit tersebut tidak dibersihkan maka

    dia akan celaka (karena dosa-dosanya), atau minimal berkurang pahala dan derajatnya di sisi Allh Ta'la. Jadi

    musibah dan cobaanlah yang membersihkan penyakit-penyakit itu, sehingga hamba tersebut meraih pahala yang

    sempurna dan kedudukan yang tinggi di sisi Allh Ta'la[9].

    2. Allh Ta'la menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan

    diri dan ketundukan seorang Mukmin kepada-Nya, karena Allh Ta'lamencintai hamba- Nya yang selalu taat beribadah

    kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang.[10] Inilah makna sabda Raslullh Shallallhu 'Alaihi

    Wasallam :

    Sungguh mengagumkan keadaan seorang Mukmin, semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini

    hanya ada pada seorang Mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan

    baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.[11]

    3. Allh Ta'la menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan

    seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allh Ta'la sediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa di surga

    kelak. Inilah keistimewaan surga yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan dunia Allh Ta'la menjadikan surga-Nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya

    selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terus-menerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak

    ada artinya keistimewaan surga tersebut, dan dikhawatirkan hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk

    mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti.[12] Inilah di antara makna yang

    diisyaratkan dalam sabda Raslullh Shallallhu 'Alaihi Wasallam :

    Jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.[13]

    http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#7http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#7http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#7http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#8http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#8http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#8http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#9http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#9http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#9http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#10http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#10http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#10http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#11http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#11http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#11http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#12http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#12http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#12http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#13http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#13http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#13http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#13http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#12http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#11http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#10http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#9http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#8http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#7
  • 7/23/2019 1 - SIKAP SEORANG MUKMIN dala menghadapi musibah.pdf

    5/6

    BILANGAN 1 TAHUN 2015 :: 11 RABIULAWWAL 17 RABIULAWWAL 1436 ( 02 JAN 08 JAN 2015)

    PENUTUP

    Sebagai penutup, ada sebuah kisah yang disampaikan oleh imam Ibnul Qayyim rahimahullh tentang gambaran

    kehidupan guru beliau, imam Ahlus sunnah wal jamaah di jamannya, yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullh.

    Kisah ini memberikan pelajaran berharga kepada kita tentang bagaimana seharusnya seorang Mukmin menghadapi

    cobaan dan kesusahan yang Allh Ta'la takdirkan bagi dirinya. Ibnul Qayyim rahimahullh berkata:

    Dan Allh Ta'la yang Maha Mengetahui bahwa aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih bahagia hidupnyadaripada beliau (Ibnu Taimiyyah rahimahullh). Padahal kondisi kehidupan beliau sangat susah, jauh dari kemewahan

    dan kesenangan duniawi, bahkan sangat memprihatinkan. Ditambah lagi dengan (siksaan dan penderitaan yang beliau

    alami di jalan Allh Ta'la), yang berupa (siksaan dalam) penjara, ancaman dan penindasan (dari musuh-musuh beliau).

    Tapi di sisi lain (aku mendapati) beliau adalah termasuk orang yang paling bahagia hidupnya, paling lapang dadanya,

    paling tegar hatinya serta paling tenang jiwanya.

    Terpancar pada wajah beliau sinar keindahan dan kenikmatan hidup (yang beliau rasakan). Dan kami (murid-murid Ibnu

    Taimiyyah rahimahullh), jika ditimpa perasaan takut yang berlebihan, atau timbul (dalam diri kami) prasangka-

    prasangka buruk atau (ketika kami merasakan) kesempitan hidup, kami (segera) mendatangi beliau (untuk meminta

    nasehat).

    Dengan hanya memandang (wajah) beliau dan mendengarkan ucapan (nasehat) beliau, serta merta hilang semua

    kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.[14]

    RUJUKAN

    [1]Tafsr Ibnu Katsr (5/342- cet Dru Thayyibah).[2]Lihat Tafsr Ibnu Katsr (4/34).[3]Kitab Al-Faw-id (hal 121- cet. Muassasatu Ummil Qura)[4]Al-Wbilush Shayyib (hal 67- cet. Drul Kitbil Arabi).

    [5]Tafsr Ibnu Katsr (8/137)[6]Ightsatul Lahfn (hal 421-422Mawridul Amn)[7]HR al-Bukhri (no 7066- cet. Dru Ibni Katsr) dan Muslim (no 2675)[8]Lihat kitab Faidhul Qadr (2/312) dan Tuhfatul Ahwadzi (7/53)[9]Lihat keterangan Imam Ibnul Qayyim dalam Ightsatul Lahfn (hal 422Mawridul Amn)[10]Lihat keterangan Imam Ibnul Qayyim rahimahullh dalam Ightsatul Lahfn (hal 424Mawridul Amn)[11]HR Muslim (no 2999)

    [12]

    Lihat keterangan Imam Ibnul Qayyim dalam Ightsatul lahfn (hal 423 Mawridul amn), dan imam Ibnu Rajab dalam

    Jmiul Ulmi wal Hikam (hal 461- cet. Dr Ibni Hazm).[13]HR al-Bukhri (no. 6053)

    [14]Kitab Al-Wbilush Shayyib (hal 67- cet. Drul Kitbil Arabi)

    Oleh: Ustadz Abdullh bin Taslm Al-Buthoni

    Sumber : Majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XIII)

    http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#14http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#14http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#14http://majalah-assunnah.com/index.php/kajian/tazkiyatun-nufus/204-sikap-seorang-mukmin-dalam-menghadapi-musibah#14
  • 7/23/2019 1 - SIKAP SEORANG MUKMIN dala menghadapi musibah.pdf

    6/6

    Diterbitkan oleh

    PUSAT KEGIATAN GURU GELUGORhttp://gelugortac.blogspot.com

    [email protected]

    Diterbitkan dengan izin berdasarkan pernyataan berikut :

    DARUSSUNNAH AL-ISLAMY

    d/a Nitipuran 285 Rt.8 Gg.Trajumas Dk.Sonosewu Yogyakarta,

    HP: 082327661706 / 085228299340 / 0274-6865450

    Dipersilakan menyalin dan menyebarluaskan seluruh materi

    Buletin As-Sunnah dengan tanpa perubahan dan mencantumkan link sumber artikel.