14 analisis vitamin new

Upload: almiranadia

Post on 09-Oct-2015

127 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vit

TRANSCRIPT

HO ANALISIS ZAT GIZI(Reni, Anes, Mira, Ari, Irma, Syari, Cho, Tisa, Hafidz)Materi: Analisis VitaminEdisi / Tanggal: 14 / Mei 2013Nama Dosen: Bu Fatma Z. Nisa, STP., MP.

DEFINISI Senyawa organik yang tidak termasuk dalam protein, karbohidrat, lemak yang terdapat dalam jumlah kecil dalam bahan makanan tapi sangat penting peranannya bagi tubuh Senyawa organik dengan berat molekul rendah yang dibutuhkan oleh manusia dan organisme hidup lainnya sebagai sumber nutrisi yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk metabolisme normalnya. Manusia tidak dapat mensintesis sebagian besar vitamin dan kebutuhan akan vitamin diperoleh dari makanan dan suplemen. Kekurangan vitamin defisiensiAnalisa Vitamin Informasi komposisi vitamin makanan diperlukan untuk menentukan intake guna mengetahui kecukupan dan perbaikan status gizi manusia. Metode pengujian yang reliable (dapat dipercaya/handal) sangat diperlukan untuk menjamin akurasi food labeling Yang Perlu Diperhatikan Akurasi dan presisi Faktor ekonomis Jumlah sampel/ketersediaan sampel Metode yang dapat diaplikasikan Kondisi seperti cahaya, oksigen, pH dan panas supaya tidak merusak Homogenisasi sampel

Kestabilan VitaminVitaminpH 7pH7O2SinarPanas%SM

Vit ASTSTTT40

Vit CTSTTTT100

BiotinSSSSST60

KarotenSTSTTT30

KolinSSSTSS5

B-12SSSTTS10

Vit DS-TTTT40

Asam folatTTSTTT100

Vit KSTTSTS5

NiasinSSSSSS75

As.PantotenatSTTSST50

A p-A benzoatSSSTSS5

B-6SSSSTT40

B-2SSTTTT75

B-1TSTTST80

Vit ESSSSTT55

Keterangan: S = stabil T = tidak stabilSM = Susut akibat dimasak (Persen Vitamin yang tersisa setelah dimasak)

Catatan Vitamin C & Asam Folat (bentuk murni) hilang setelah pemasakan. Artinya, dalam analisis vitamin tersebut tidak boleh melalui proses pemanasan. Namun, analisis folat tetap membutuhkan pemanasan dikarenakan dalam bahan makanan, vitamin tersebut terikat kuat oleh senyawa seperti pteridina, para amino benzoat, dan asam glutamat. Pemanasan berguna untuk memecah ikatan tersebut.

Ekstraksi Kecuali bioassay, analisa vitamin sebagian besar melibatkan ekstraksi untuk memisahkan vitamin dari matriks biologisnya Secara umum meliputi satu atau beberapa perlakuan seperti panas, asam, alkali, pelarut dan enzim. Prosedur ekstraksi spesifik untuk setiap vitamin dan didisain untuk menstabilkan vitamin. Prosedur ekstraksi dapat diaplikasikan untuk beberapa vitamin. Misalnya untuk tiamin dan riboflavin dan beberapa vitamin larut lemak. Contoh Asam askorbat : ekstraksi dingin dengan asam metafosforat/asam asetat V. B1 dan B2 pemanasan dalam asam + perlakuan enzim Niasin autoklaving dalam asam (Non cereal) atau dalam alkali (cereal) Vitamin A, E dan D Pelarut organik, saponofikasi, dan reekstraksi dengan pelarut organik. Untuk vitamin-vitamin yang tidak stabil (A, E, D), perlu ditambahkan antioksidan untuk menghambat oksidasiAutoklaving = pemanasan tapi menggunakan uapAnalisa Vitamin Bioassay manusia dan hewan Microbiological assay bakteri, yeast dan jamur Physicochemical assay spektrofotometri, fluorometri, kromatografi, enzimatis, immunologi dan radiometriBioassay Sampai saat ini baru digunakan untuk vitamin D dan B12 Vitamin D Menggunakan Metode standard dari AOAC yang dikenal dengan Metode Line Test yang didasarkan pada pengapuran tulang. Karena menggunakan pengapuran tulang hanya terbatas pada uji hewan coba saja tidak pada manusia

Prosedur Bioassay Vitamin D Preparasi sampel AOAC Periode deplesi (Penghabisan) pemberian diet Rachitogenic selama 18-25 hari. Tikus yang digunakan berumur 30 hari dengan berat badan 44 g tetapi 60 g Pengujian mulai hari terakhir deplesi sampai 8 atau 11 hari setelah deplesi. Selama pengujian, tikus terdeplesi diberi vitamin D dengan jumlah diketahui (standard) dan tidak diketahui (sampel) Jumlah vitamin dalam sampel ditentukan oleh Line Test dari warna tulang tibia (tulang kering) proximal paling akhir atau tulang radius atau ulna distal paling akhir.Mikrobiological assay Terbatas pada vitamin yang larut air Sangat sensitif dan spesifik untuk tiap vitamin Memakan waktu dan harus patuh pada prosedur analisa untuk hasil yang akuratPrinsip Mikrobiological Assay Pertumbuhan mikroba sebanding dengan kebutuhan akan vitamin. Microbiological assay menguji pertumbuhan mikroba dalam ekstrak sampel yang mengandung vitamin dibandingkan dengan pertumbuhan mikroba dalam vitamin dengan jumlah yang diketahui. Bakteri, yeast dan jamur digunakan sebagai organisme uji Pertumbuhan diukur dengan turbiditas (kekeruhan), produksi asam, gravimetri dan respirasiNiasin Bakteri L.plantarum Preparasi stok kultur inokulasi freeze dried culture pada agar bacto-lactobacili dan diinkubasi pada 37 C selama 24 jam. Secara umum pertumbuhan diukur dengan turbiditas, namun jika menggunakan laktobacillus maka dapat diukur dengan asidimeterTahap analisa Preparasi sampel Timbang sampel (kira-kira mengandung 0,1 mg niasin) dan tambahkan NH2SO4, autoklaf selama 1 jam dan dinginkan. Atur pH sampai 6,8 dan encerkan sampai volume (konsetrasi 0,1 g niasin/ml), campur dan saring Preparasi tabung pengujian Pengulangan sedikitnya menggunakan 0.0, 0.5, 1.0, 2.0, 3.0, 4.0 dan 5.0 ml sampel kemudian tambahkan air sampai mencapai 5 ml. Tambahkan 5 ml Difco Basal Medium untuk niasin ke dalam masing-masing tabung, autoklaf selama 10 menit pada suhu 121 C dan dinginkan Preparasi standar Sama dengan cara preparasi tabung pengujian. Standar larutan yang mengandung 0,1 l/ml Niasin Inokulasi dan inkubasi (37 C, 16-18 jam) Tambahkan 1 tetes inokulum ke masing-masing tabung, tutup tabung dan inkubasi pada suhu 37 C selama 16-18 jam sampai kekeruhan maksimum pada tabung dengan konsentrasi niasin paling tinggi. Pengukuran Absorbansi diukur pada panjang gelombang 540-660 nmFolat Terdiri dari tiga komponen yang terikat Gugusan pteridina Asam para amino benzoat Asam glutamat Sedikit larut dalam air, mudah teroksidasi dalam asam dan cahaya dan hilang ketika pemasakan Karena instabil dan beragam bentuk menyulitkan dalam analisanya Untuk menghitung bioavailabilitas folat dalam fortifikasi dan dalam makanan telah dibuat DFE (Dietary Folate Equivalent) Berdasarkan hasil penelitian dilaporkan bahwa Asam folat 85% bioavailable Folat dalam makanan 50% bioavailable Asam folat dalam produk fortifikasi 1,7 kali lebih bioavailable dibanding dengan folat dalam makanan g DFE = g food folate + (1.7x g asam folat). Perhitungan g DFE untuk beberapa makanan memerlukan jumlah asam folat sebagai bagian yang terpisah dari folat makanan. Saat ini, metode kromatografi cair sangat penting untuk memastikan jumlah asam folat dan bentuk ragam folat dalam makanan Baru-baru ini, kolaborasi prosedur mikrobiologi yang berdasarkan ektraksi trienzim dapat menghitung hanya total folat dan tidak dapat membedakan antara folat fortifikasi dan folat makanan.

Prinsip : Folat dalam sampel diekstraksi dalam buffer pada suhu 100 C (air mendidih). Hasil esktraksi didigesti dengan -amilase dan protease (untuk membebaskan ikatan folat dengan makromolekul) dan konjugase (untuk memecahkan poly--glutamyl folat menjadi PteGln3 atau yang lebih kecil). Pertumbuhan mikroba uji diukur dengan % transmitan. Transmitan berpengaruh pada konsentrasi folat.

Yang perlu diperhatikan Harus dilakukan upaya untuk melindungi folat yang labil dari oksidasi dan degradasi fotokimia. Pengurangan senyawa-senyawa termasuk asam askorbat, -mercaptoetanol dan ditiotreitol adalah cara efektif dalam mencegah oksidasi. Patuh pada prosedur analisa adalah penting untuk menguji folat dengan tepat.Prosedur Preparasi sampel 1,2-2 g sampel ditambahkan 50 ml buffer, dihomogenkan, dan didigesti (sampel tinggi lemak harus diekstrak dengan heksan dan semua sampel harus dihindarkan dari cahaya dan udara) Pemecahan trienzim Panaskan sampel selama 5 menit, dinginkan pada suhu ruang, digesti sampel dengan -amilase, protease dan cojugase. Inaktifasi enzim dengan pemanasan selama 5 menit, dinginkan, filter dan encerkan dengan aquades sampai konsentrasi 0,15 ng/ml Preparasi kurva standar dan tabung blanko Buat 8 titik kurva standard dengan menggunakan larutan folat. Tambahkan 5 ml L.casei ke dalam masing-masing tabung. Siapkan blanko tanpa inokulasi dan blanko inokulasi dan dinolkan (spektrofotometer) dan enzim blanko untuk mengetahui kontribusi enzim dalam pertumbuhan mikroba Pengujian Asam folat diuji berdasarkan pertumbuhan L.rhamnosus (AOAC). Tabung sampel, kurva standard, blanko inokulasi, blanko uninokulasi dan blangko enzim diautoklaf pada suhu 121 C selama 5 menit, kemudian diinokulasi dengan 1 tetes inokulum L.rhamnosus per tabung. Setelah itu diinkubasi pada suhu 37 C selama 20-24 jam, pertumbuhan mikroba dinyatakan dalam % transmitan pada 550 nmVitamin A Sensitif terhadap cahaya (UV), udara (beberapa prooksidan), suhu tinggi dan kelembaban Perlu tahap-tahap untuk menghindari perubahan yang merugikan seperti pengaruh dari penggunaan barang pecah belah, nitrogen dan vakum sebagaimana pengaruh dari suhu tinggi. Direkomendasikan untuk menambahkan antioksidan di awal prosedur HPLC metode yang dapat diterima dalam pengukuran Vitamin A (karena akurat).

Prinsip:Sampel disaponofikasi, vitamin A akan terekstrak ke dalam larutan organik dan terkonsentrasi. Semua trans-retinol dan 13-cis-retinol ditentukan dengan HPLC dengan kolom silika.

Yang perlu diperhatikan:Semua pekerjaan harus dilakukan dalam cahaya dengan intesitas rendah, Harus menjaga terjadinya oksidasi retinol selama analisa,Evaporasi larutan harus menyeluruh di bawah aliran nitrogen dan heksadekan ditambahkan untuk mencegah destruksi selama evaporasi.

Prosedur:Preparasi Sampel Transfer sampel (makanan formula atau susu cair) ke dalam tabung digesti 100 ml, tambahkan 10 ml etanolik pirogallol (2% pirogallol dalam 95% etanol) dan sabunkan dengan etanolik KOH (10% KOH dalam 90% etanol) pada suhu ruang selama 18 jam atau pada suhu 70 C dengan menggunakan reflux vessel.

Ekstraksi Pipet 3 ml sampel yang telah terdigesti ke dalam tabung sentrifus 15 ml dan tambahkan 2 ml air. Ekstrak dengan 7 ml heksan-dietileter (85:15). Ulangi ekstraksi sebanyak 2 x. Masukkan sampel terekstrak ke dalam tabung volumetrik 25 ml. Tambahkan 1 ml heksadekan (heksadekan (1) + hexan (100)) dan encerkan sampai 25 ml dengan heksan. Pipet 15 ml ekstrak yang sudah diencerkan ke dalam tabung sentrifus dan uapkan dengan nitrogen. Larutkan residu dalam 0,5 ml heptan

Parameter Kromatografi: Kolom 15 cm x 4.5 mm dipadati dengan 3 mm silika (Apex m silika) Fase mobil Isokratik, heptane dan isopropanol (1-5%) Deteksi UV , 340 nm Flow rate 1-2 ml/menit

Perhitungan:Semua trans retinol (mg/ml) = (At/Ast x Wt x DF)/VAt = area puncak sampel Ast = area puncak standar Wt = berat sampel V = volume sampel DF = faktor pengenceran

VITAMIN E Dalam bentuk 8 komponen yang berbeda dalam makanan dan semuanya adalah 6-hidroksikroman Famili vitamin E terdiri dari -,-,- dan -tokoferol Cirinya sebuah rantai cabang jenuh dari 3 unit isopren dan berikatan dengan tokotrienol tidak jenuh. Tahan panas dan asam, karena bersifat antioksidan maka Vitamin E akan mudah teroksidasi terutama bila dalam minyak tengik, timah dan garam besi Mudah rusak oleh sinar UV.

Prinsip: Untuk produk makanan umumnya sampel disabunkan dengan reflux, diekstrak dengan heksan dan diinjeksi ke dalam fase normal kolom HPLC yang disambungkan pada detektor fluoresensi Untuk Margarin dan Minyak nabati sampel dilarutkan dalam heksan, MgSO4 ditambahkan untuk mengganti air kemudian difilter dan diuji dengan HPLC Untuk minyak dilarutkan dalam heksan dan diinjeksi secara langsung ke dalam kolom HPLC

Yang perlu diperhatikan:Vitamin E adalah subyek oksidasi,Penyabunan dilakukan dengan reflux yang sudah ditambah antioksidan pirogallol dengan reaksi vessel yang terlindung dari cahaya.

Prosedur:Produk makanan umum Tambahkan 10 ml dari 6 % (w/v) pirogallol dalam etanol ke sampel , campur dan aliri dengan N2. Panaskan pada suhu 70 C selama 10 menit dengan sonikasi. Tambahkan 2 ml 60 % KOH, campur dan aliri dengan N2. Hancurkan selama 30 menit pada suhu 70 C. Sonikasi selama 5 menit, dinginkan pada suhu ruang dan tambahkan NaCl dan air. Ekstrak dengan heksan (0,1% BHT) 3 kali. Tambahkan 0,5 g MgSO4 dan campur. Filter dan encerkan sampai volume dengan heksan dan injeksi 20 l.

Margarin dan minyak nabati Tambahkan 40 ml heksan (0,1% BHT) ke dalam 10 g sampel dan campur. Tambahkan 3 g MgSO4 dan campur, biarkan 2 jam. Filter dan encerkan sampai volume dengan heksan. Injeksi 20 l.

Parameter Kartografi: Kolom Hibar RT, Lichrosorb Si60 5m, 25 cmx4.6 mm Fase mobil 0,9% isopropanol dalam heksan Flow 1 ml/menit Detektor-fluoresensi, Ex = 290 nm, Em = 330 nm

HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

Gambar Bagian-bagian Kolom HPLCKolom yang digunakan dalam HPLC tergantung dari berat molekul sampel

Contoh Hasil Analisis Vitamin B oleh HPLC Jumlah vitamin diukur dari titik puncak hingga titik awalnya

VITAMIN C Berbentuk asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat Mudah teroksidasi terutama oleh tingginya pH dan adanya katalisator seperti Fe dan ion Cu. Sehingga perlu prosedur yang didisain rendah pH dan adanya chelating agent. Oksidasi ringan asam askorbat menghasilkan asam dehidroaskorbat dan bersifat reversibel dengan adanya perlakuan dengan reducing agents ( -mercaptoetanol dan ditioreitol).

Metode Titrasi 2,6 dicloroindophenol Prinsip:L-asam askorbat dioksidasi menjadi L-asam dehidroaskorbat. Pada akhir titrasi akan menunjukkan warna merah muda.

Perhitungan: mg asam askorbat/ml sampel = Standard (mg/ml) x volume titrasi sampel x (FP/berat sampel)

Prosedur:Preparasi sampelTimbang dan ekstrak sampel dalam asam metafosforat-asam asetat (15 g HPO4 dan 40 ml HOAc dalam 500 ml air), filter dengan sentrifus dan encerkan sampai konsentrasi 10-100 mg asam askorbat/100 ml.

Preparasi standardTimbang 50 mg asam askorbat dan encerkan sampai 100 ml dengan asam metafosforat-asam asetat.

TitrasiTitrasi sampel dan standard (3 ulangan) dengan dikloroindophenol sampai berwarna merah muda sedikitnya 10 detik.

Metode Mikroflourometrik Prinsip: Metode ini mengukur asam askorbat dan asam dehidroaskorbat,Asam askorbat dioksidasi membentuk asam dehiroaskorbat dan direaksikan dengan o-phenilenediamin membentuk komponen fluoresen quinoxalin.

Prosedur:Preparasi Sampel Sama dengan metode titrasi, jumlahnya 100 ml untuk standard dan sampel, tambahkan 2 asam Norit, gojog dan saring.

Preparasi blanko Transfer 5 ml filtrate ke dalam tabung volumetrik 100 ml yang mengandung 5 ml H3BO3- NaOAc, biarkan selama 15 menit, kocok. Transfer 2 ml larutan ke dalam 3 tabung.

Penentuan Sampel Transfer 5 ml standard dan sampel ke dalam tabung volumetrik yang mengandung 5ml dari 50% NaOAc trihidrid dan 27 ml air. Encerkan sampai volume dengan air kemudian transfer 2 ml standard dan sampel ke dalam tabung fluoresen.

Pembentukan Quinoxalin Tambahkan 2 ml dari 20 % larutan o-fenilenediamin-aquades ke tiap tabung. Kocok dengan vortex dan biarkan selama 35 menit pada suhu ruang.

Pengukuran Ukur fluoresen pada Ex = 356 nm dan Em= 440 nm.

TIAMIN (B1) Prinsip:Ekstraksi dan hidrolisis enzimatis dari ester-ester tiamin fosfat dan pembersihan, Metode ini didasarkan pada pengukuran fluoresensi dari bentuk oksidasi tiamin (tiokrom).

Yang perlu diperhatikan: Tiokrom sensitif pada cahaya harus mengurangi cahaya pada semua prosedur Tiamin sensitif panas terutama pada suasana basa tahap analisa dengan cara oksidasi tiamin harus dilakukan dengan cepat dan teliti berdasarkan prosedur yang ada.

Prosedur:Preparasi sampelTimbang sampel yang mengandung 10-20g tiamin, tambahkan HCl, campur, autoklaf selama 15 menit pada 121 C, atur pH sampai 4,5-5,0 dengan HCl.

Hidrolisis enzim Tambahkan larutan enzim dan inkubasi selama 3 hari pada suhu 45-50 C, dinginkan sampel atur pH sampai 3,5, encerkan sampai volume dengan air, campur dan saring. Larutan standard diperlakukan dengan enzim yang sama. Pembersihan ekstrak sampel Masukkan ekstrak sampel ke dalam kolom ion-exchange, cuci kolom dengan air panas kemudian larutkan tiamin dengan larutan asam KCl panas, diinginkan. Encerkan sampai volume dengan larutan asam-KCl, lakukan juga pada standard .

Pembentukan tiokrom Konversi tiamin ke tiokrom menggunakan K2Fe(CN)6, tambahkan isobutil alkohol, kocok, dan sentrifus.Tuangkan fraksi isobutil alkohol ke dalam tabung baca fluoresen dan baca pada 365 nm/435nm. Begitu juga standard dan buat kurva standard untuk menghitung tiamin sampel.

RIBOFLAVIN (B2) Struktur mirip gula ribosa Larut air dan memberi warna fluoresens kuning kehijauan Mudah rusak oleh cahaya dan sinar UV Tahan panas, oksidator, asam namun sensitif pada suasana basa

Prinsip:Ektraksi, pembersihan dan kompensasi adanya substansi pengganggu, Ditentukan dengan fluorometer.

Titik Kritis: Karena sensitif pada UV maka semua prosedur dilakukan pada ruang minim cahaya,Adanya proses oksidasi permanganat perlu diperhatikan untuk hasil yang reliable.

Prosedur:Preparasi Sampel Timbang sampel homogen, tambahkan 0,1N HCl campur kemudian autoklaf selama 30 menit pada suhu 121 C dan dinginkan. Endapkan substansi pengganggu dengan mengatur pH 6 dan segera diikuti pengaturan pH 4,5, encerkan sampai volume dengan air dan saring.

Oksidasi Materi pengganggu Tempatkan filtrat ke dalam 4 tabung, 2 tabung tambahkan 1 ml air dan tambahkan 1 ml larutan standard (0,5g/ml riboflavin) ke dalam 2 tabung lainnya. Untuk tiap tabung (satu persatu) Tambahkan 1 ml asam asetat glasial, diikuti 0,5 ml KMnO4 3 % biarkan selama 2 menit kemudian tambahkan 0,5 ml H2O2 3%, kocok. Pengukuran Fluoresen Panjang gelombang 440 nm/565 nmPertama baca ekstrak sampel yang mengandung air kemudian tambahkan 20 mg Na2S2O4 campur dan baca ulang, setelah itu baca standard.

Gambar Spektrofotometer dengan Tempat Kuvet yang banyakPerbandingan: Setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Perlu memperhatikan faktor-faktor berikut dalam memilih metode: Akurasi dan presisi metode, Untuk keperluan apa? informasi bioavailabilitas atau kandungan, Waktu dan alat, Personel, Jenis bahan yang akan dianalisa, Jumlah sampel, Aturan/prosedur yang digunakan.

Keuntungan dan Kelemahan Bioassay: Keuntungan Tidak butuh preparasi sampel, Mengurangi potensi perubahan senyawa yang tidak diinginkan selama preparasi. Kelemahan Memakan waktu, Terbatas pada hewan. Mikrobiologis dan cara kimia memerlukan ekstraksi Cara kimia Informasi yang diperoleh hanya total vitamin dalam makanan tidak sampai biovailabilitas vitamin Mikrobiologis terbatas pada vitamin yang larut air dan memakan waktu tetapi memerlukan sedikit sampel Cara kimia dengan HPLC lebih disukai karena sederhana, akurat dan teliti. Namun yang terpenting ketika memilih metode analisa, setidaknya metode tersebut telah diujikan di laboratorium dan telah dipublikasikan oleh organisasi seperti AOAC (American of Official Analytical Chemist).

Latihan Soal Berat sampel 100 g diencerkan menjadi 500 ml Jumlah sampel yang dititrasi : 25 ml Jumlah titrat yang digunakan: 9,1 ml Konsentrasi asam askorbat dalam titrat 0,175 mg/ml

C = konsentrasi asam askorbat dalam titratV = volume titratFP = faktor pengenceranW = volume yang dititrasi

Ringkasan Analisis VitaminNo.Vitamin yang DianalisisJenis Analisis

1Vitamin AHPLC

2Vitamin B1 (Tiamin)Fisikokimia assay (Spektrofotometri, Flourometri, Kolorimetri, Polarografi, Gravimetri, Volumetri), Mikrobioassay (Ochromonas danica, L. fermenti, atau Kloechera brevis), Bioassay

3Vitamin B2 (Riboflavin)Fisikokimia assay (Spektrofotometri, Flourometri), Mikrobioassay (L. casei), Bioassay

4Vitamin B6 HPLC

5NiasinMikrobioassay (L. plantarum)

6FolatKromatografi Cair, Mikrobioassay (L. casei & L. rhamnosus)

7Asam PantotenatMikrobioassay

8BiotinMikrobioassay

9Vitamin B12 Mikrobioassay, Bioassay

10Vitamin CTitrasi Iodin, Titrasi 2,6 dikloroindofenol, HPLC, Mikroflourometri

11Vitamin DBioassay (Tikus) & HPLC

12Vitamin EHPLC

13Vitamin KHPLC

Sumber PPT, Sudarmadji, & Nielsen

Ringkasan Perbedaan Jenis Analisis VitaminBiological AssayMicrobiological AssayFisikokimia Assay

Menggunakan HewanMenggunakan BakteriMenggunakan Alat (Turbidimetri, HPLC, Spektrofotometri, dll)

Tidak Perlu EkstraksiPerlu EkstraksiPerlu Ekstraksi

Untuk AnalisisVitamin D & B12Untuk AnalisisVitamin Larut AirUntuk Analisis Vitamin A, E, C, B1 dan B2

Dapat Ditentukan BioavailabilitasnyaDapat Ditentukan BioavailabilitasnyaTidak Dapat Ditentukan Bioavailabilitasnya

Sangat Mahal dan Sangat Lama, Terbatas pada HewanAgak Lama & Murah, Hanya Perlu Sedikit SampelCepat, Teliti & Mahal

Sumber PPT, Sudarmadji, & Nielsen

1