17.psikiatri forensik

13
7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 1/13 PSIKIATRI FORENSIK  dr. DavidSantoso, T. SpKJ.MARS

Upload: allahbesertkita

Post on 17-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 1/13

PSIKIATRI FORENSIK

  dr. David Santoso, T. SpKJ.MARS

Page 2: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 2/13

Page 3: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 3/13

I.PSIKIATRIK FORENSIK

- Gabungan dua kata psikiatrik dan forensik->

anggapan -> gabungan dua ilmu dasar yaitu Ilmu

psikiatrik dan Ilmu forensik.

- Tinjau bidang forensik lain –> kimia Forensik,

kedokteran forensik atau Psikologi Forensik –

kesimpulan-forensik bukanlah ilmu dasar tetapi

fungsi dari ilmu dasar- (psikiatri,

kimia,kedokteran psikologi) yaitu membantu

hukum dan peradilan.Jadi psikiatri forensik -> merupakan sub-

spesialisasi ilmu kedokteran yang menelaah

mental manusia dan berfungsi membantu hukum

dan peradilan

Page 4: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 4/13

Posisi Dokter :

- Posisi Medis : hubungan dokter dengan orang yang

diperiksa – hubungan dokter-pasien.- Posisi Legal : surat dari lembaga hukum ( Pengadilan,

Kejaksaan, dan Polisi) yang meminta dokter untuk

memeriksa seseorang yang telah mempunyai status

hukum tertentu : terdakwa, saksi, penggugat, dan

sebagainya. Dalam hal ini, sesungguhnya bukan sesorang

yang melaksanakan profesi dokter tetapi seorang sarjana

kedokteran ia tidak terikat pada etika profesi dokter,

tetapi lebih terikat kepada etika sebagai ilmuan, objek

telaahnya adalah manusia, memperhatikan asas-asasprofesionalisme (ilmiah dan objektif), manfaat untuk

umum, serta kehormatan dan harga diri pada orang yang

menjadi obyek penelaahan.

Page 5: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 5/13

II. TATA LAKSANA DALAM

PERSIDANGAN DI PENGADILAN

Hakim : wasit yang pada akhir persidangan akan

menentukan keputusan.

Jaksa : petugas negara yang mewakili masyarakat umum

yang dirugikan dalam suatu perkara

Penggugat : orang yang merasa dirugikan yang mencobamenuntut haknya melalui pengadilan

Tergugat atau terdakwa : orang yang dianggap telah

merugikan sesorang atau masyarakat secara keseluruhan.

Saksi : orang yang melihat atau mendengar sengketa

hukumnya yang kemudian memberikan keteranganberdasarkan apa yang pernah ia lihat atau ia dengar.

Saksi ahli : seseorang yang sebenarnya tidak terlibat di

dalam satu perkara, tetapi mempunyai ilmu yang dapat

dipakai untuk menganalisa perkara dan mengemukakannya

kepada hakim sebagai bahan untuk mengambil keputusan

Page 6: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 6/13

 Aspek Hukum

Hukum mengatur hak dan kewajiban manusia dalam

kelompoknya. Manusia->mempunyai kepentingan pribadi tpdi lain pihak ia harus memperhatikan kepentingan orang

lain.Untuk tidak terjadi benturan-benturan itu –> Hukum.

Dasar sebagai sumber hukum untuk suatu tempat dan

suatu periode tertentu adalah :

a. Undang-undang->yang merupakan perwujudan dari

negara hukum yang menganut asas demokrasi.

b. Traktat-> yaitu suatu perjanjian yang dibuat oleh dua

negara atau lebih.

c. Putusan – putusan hakim(yurisprudensi)

d. Hukum-hukum formal yang tidak tertulis -> hukum adat

Page 7: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 7/13

 Aspek Medis

 kesaksian ahli Psikiatri --> diduga terdapat gangguan jiwa (satu pihak yang berperkara).

berbeda dari pemeriksaan medik umum :

- fungsi mental

- emosional

- perilaku

pemeriksaan klinis :

- wawancara psikiatris

- riwayat penyakit- pemeriksaan status mental

Untuk menegakkan diagnosa yang tepatTerapi yang

efektif dan prognosis

Page 8: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 8/13

III. VISUM ET REPERTUM

PSYCHIATRICUM

 Alat bukti sah untuk memberikan keyakinan pada hakim dalam

mengambil keputusan :

- pengakuan terdakwa

- keterangan saksi / saksi ahli

- alat bukti surat

- alat bukti petunjuk

- alat bukti terdakwa

 Keterangan ahli : Lisan

Tertulis (visum et repertum) dalam bidang kedokteran

Visum Repertum :hasil pemeriksaan medis yang dilakukan oleh

dokter atau sebuah tim dokter dan ditujukan untuk kepentingan

peradilan sebagai sarana pembuktian.

Visum Repertum :paduan antara fakta dan pendapat dokter terhadap

fakta tersebut

Utk Psikiatri :Visum et Repertum Psychiatricum ( bidang psikiatri)

Page 9: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 9/13

• Visum et Repertum Psychiatricum : dibuat setelah seorang dokter memeriksa

objek (pasien, terperiksa, orang, dan barang bukti) setelah seseorang

mengalami suatu peristiwa atau sengketa hukum –> post facto. Prediksi

tentang suatu keadaan yang belum terjadi ->Pre facto.• Permintaan dan yang berhak memintaVisum et Repertum Psychiatricum

adalah :

- Hakim

- Jaksa

- Polisi

- yang bersangkutan (pelaku, korban, atau walinya)• Visum et Repertum Psychiatricum:

Dokter (yang mempunyai ijin yang berpraktek di wilayah Indonesia) ( dapat

mengajukan keberatan - ada kaitan keluarga)

14 hari (observasi) jangka waktu ini dengan seijin permintaan pembuatan Visum et

Repertum Psychiatricum dapat diperpanjang 14 hari lagi setelah jangka waktu ini

 Visum et Repertum Psychiatricum sudah diterbitkan, walaupun barangkali belumdapat diambil suatu kesimpulan.

Selama observasi - diberi terapi kecuali dalam keadaan darurat (agresif, destruktif,

kecendrungan bunuh diri, sakit fisik yang gawat)

Pemberian terapi ini harus dilaporkan kepada pihak yang meminta visum dan

dilaporkan pula padaVisum et Repertum Psychiatricum

Page 10: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 10/13

Bentuk bakuVisum et Repertum Psychiatricum:Visum et Repertum Projustitia

Identitas pemeriksa

Identitas peminta

Identitas terperiksaLaporan hasil pemeriksaan

 Anamnesis

Status internistik

Status neurologik

Status psikiatrik

Pemeriksaan tambahan

Diagnosis

Kesimpulan

• Bahasa kedokteran – bahasa hukum setidak-tidaknya bahasa umum yang

lebih dapat dipahami oleh ahli hukum.

• Bagian penting bagi ahli hukum adalah kesimpulan (merupakan jawaban daripertanyaan yang tercantum didalam surat permintaan pembuatan surat

Visum et Repertum Psychiatricum).

• Pertanyaan dalam suratVisum et Repertum Psychiatricum : bagaimana

kemampuan bertanggung jawab terdakwa, dapatkah saksi diajukan dalam

sidang peradilan atau apakah orang yang diminta untuk diperiksa cakap atau

berkompeten dalam lalu lintas hukum.

Page 11: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 11/13

• Kasus-kasus Hukum : pembuatanVisum et Repertum

 Psychiatricumadalah kasus pidana

Kasus Pidana :- terperiksa sebgai pelaku

- terperiksa sebagai korban

• Kasus Perdata :

Pembatalan kontrak

Pengampunan atau curatelle

Hibah

Perceraian

 Adopsi

 Kasus-Kasus lain:Kompetensi untuk diinterview

 kelayakan untuk diajukan di sidang pengadilan

Page 12: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 12/13

Beberapa pemeriksaan yang lazim dilaksanakan :

1. Pemeriksaan kemampuan bertanggung jawab2. Pemeriksaan kompetensi (cakap) akan lalu lintas

hukum

3. Penentuan hubungan sebab akibat (kausalitas) antara

suatu kondisi dengan timbulnya suatu gangguan jiwa4. Kompetensi untuk ditanya (competence to be

interviewed)dan kelayakan untuk diajukan di sidang

pengadilan(fitness to stand trial)

5. Pemeriksaan-pemeriksaan lain pemeriksaankemampuan bertanggung jawab

Page 13: 17.PSIKIATRI FORENSIK

7/23/2019 17.PSIKIATRI FORENSIK

http://slidepdf.com/reader/full/17psikiatri-forensik 13/13

Dalam menentukan kemampuan bertanggung jawab sesorang, kita harus

menentukan hal-hal sbb : Diagnosis : adanya gangguan jiwa pada saat pemeriksaan

Diagnosis : dugaan adanya gangguan jiwa pada saat pelanggaran hukum

Dugaan bahwa tindakan pelanggaran hukum merupakan bagian atau gejala dari

gangguan jiwanya.

• Penentuan kemampuan tanggung jawab :

 - tingkat kesadaran pada saat melakukan pelanggaran hukum

- kemampuan memahami nilai perbuatannya

- kemampuan memahami nilai resiko perbuatannya, dan

- kemampuannya memilih dan mengarahkan kemauannya

• Tingkat-tingkat kemampuan bertanggung jawab, antara lain :

 Yang tidak mampu bertanggung jawab :

 Yang tidak menyadari

Tidak memahami

Tidak dapat memilih dan mengarahkan kemauannya (misal ; pelaku yangmenderita epilepsi lobus temporalis)

 Yang menyadari : tetapi tidak memahami dan tidak mampu memilih dan

mengarahkan kemauanya (misal : kasus psikosis)