2. core and facade bearing wall

Upload: vania-sheila-hartanto

Post on 21-Feb-2018

265 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    1/71

    i

    TAR 322-3

    STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

    BANGUNAN BERTINGKAT TINGGISemester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016

    Tugas Studi Literatur:

    CORE AND FACADE BEARING WALL

    Dosen Kelas : Nancy Yusnita, S.T., M.T.

    Oleh

    DEVIANI SUSANTO 2013420009 / D

    VANIA SHEILA 2013420095 / D

    SHANDA ANASTASIA 2013420143 / D

    FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

    UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

    BANDUNG

    2015

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    2/71

    ii

    KATA PENGANTAR

    Dengan selesainya penyususunan dan pembuatan studi literatur dan analisa,

    penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan

    anugrah.-Nya sehingga studi literatur ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

    Studi Literatur yang membahas akan struktur core and facade bearing wall

    diajukan sebagai persyaratan pengumpulan tugas akhir Mata Kuliah Struktur

    Konstruksi Bangunan Tingkat Tinggi Semester Ganjil 2015/2016.

    Dalam pelaksanaan penyusunan studi literatur ditemukan beberapa kendala,

    antara lain masalah kendala waktu dalam penyusunan, sumber yang tidak memadai

    untuk penulis mendapat informasi dan menarik kesimpulan.Pada kesempatan ini penulisan mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

    membantu sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan tepat waktu, antara lain.

    Nancy Yusnita, S.T., M.T. selaku dosen Mata Kuliah Struktur Konstruksi

    Bangunan Tingkat Tinggi Universitas Katolik Parahnyangan, Segenap Dosen Jurusan

    Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Teman-teman di kelas D

    Struktur Konstruksi Bangunan Tingkat Tinggi Fakultas Teknik Katolik Parahyangan,

    dan keluarga.

    Penulis menyadari bahwa studi literatur dan analisa ini masih terdapat

    ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan sikap terbuka dan hati yang

    lapang bersedia menerima kritik, saran, dan masukan dari pihak pembaca semata-mata

    demi kesempurnaan studi literatur ini.

    Diharapkan dari hasil studi literatur ini dapat membantu dalam proses

    pembelajaran. Dengan demikian, studi litaratur ini dapat memberikan sumbangsih bagi

    pengembangan keilmuan.

    Demikian prakata ini dibuat dengan diakhiri "seluruh ilmu tidak lebih dari

    penyempurnaan pemikiran sehari-hari".

    Bandung, 15 Oktober 2015

    Tim Penulis

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    3/71

    3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR..................................................................................................i

    BAB 1 DEFINISI ................................................................................................... 5

    1.1

    Pendahuluan .................................................................................................. 5

    1.2 Garis Besar Perencanaan Bangunan Tinggi .................................................. 5

    1.3 Pengertian Umum Core and Facade Bearing Wall........................................ 8

    BAB 2

    ELEMEN STRUKTUR ............................................................................. 9

    2.1

    Elemen struktural dasar dari suatu bangunan: ............................................... 9

    2.2

    Struktur Dinding Pendukung (Bearing Wall) ................................................ 9

    2.3 Struktur Core ............................................................................................... 10

    2.4

    Core and Facade Bearing Wall .................................................................... 13

    BAB 3 SISTEM PENYALURAN BEBAN DAN GAYA .................................. 14

    3.1 Persyaratan Struktur dalam Penyaluran Beban ........................................... 14

    3.2

    Penyaluran Beban Bangunan Secara Umum ............................................... 15

    3.3 Penyaluran Beban Bearing Wall (Dinding Penahan) .................................. 17

    3.4

    Penerapan Penyaluran Beban pada Contoh Bangunan ................................ 19

    3.5 Posisi Titik Pembebanan ............................................................................. 21

    3.6

    Gaya Lateral pada Bangunan....................................................................... 21

    3.7 Beban yang Mempengaruhi Bangunan Tinggi ............................................ 24

    BAB 4

    VARIAN STRUKTUR ............................................................................ 32

    4.1

    Core ............................................................................................................. 32

    4.2

    Bearing Wall ................................................................................................ 37

    BAB 5

    REFERENSI BANGUNAN .................................................................... 39

    5.1 Core ............................................................................................................. 39

    5.2

    Shear Wall ................................................................................................... 43

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    4/71

    4

    5.3

    Core And Facade Bearing Wall .................................................................. 43

    BAB 6 ANALISA OBYEK PILIHAN ................................................................ 45

    6.1

    Rancangan Bangunan .................................................................................. 45

    6.2

    Elemen Struktur Bangunan.......................................................................... 50

    6.3

    Penyaluran Beban Bangunan ....................................................................... 51

    6.4

    Konstruksi Bangunan .................................................................................. 53

    6.5 Analisa Integrasi Sistem Struktur-Konstruksi Dengan Sistem Arsitektur .. 54

    6.6

    Integrasi sistem struktur dengan aspek utilitas dan aspek kenyamanan ...... 59

    BAB 7 DIMENSIONERING ............................................................................... 62

    7.1

    Rumus Perhitungan Perkiraan Dimensi Elemen Struktur Kolom ............... 62

    7.2

    Analisa Dimensi Perkiraan dengan Dimensi Struktur Bangunan ............... 63

    BAB 8

    KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 69

    8.1

    Kesimpulan .................................................................................................. 69

    8.2 Saran ............................................................................................................ 70

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 71

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    5/71

    5

    BAB 1 DEFINISI

    1.1

    PendahuluanStruktur bangunan umum dipilih karena efisiensi penggunaan tapak yang

    minimal, sedangkan didapatkan penggunaan fungsi yang besar dengan menambahkan

    fungsi secara vertial, tetapidengan tinggi bangunan yang makin meningkat sehingga

    maka pada bangunan berakibat:

    a) Gaya lateral meningkat

    b)

    Dengan ketinggian tertentu goyangan (sway) meningkat, sehingga dibutuhkan

    pengendalian kekakuan bangunan selain kekakuan bahan struktur.

    c) Tingkat kekakuan bangunan karena sistem struktur

    d)

    Efisiensi sistem-sistem tertentu berkaitan dengan persyaratan ruang untuk

    mendapatkan kekakuan maksimum dan berat/beban minimum

    Sehingga dibutuhkan pengembangan sistem-sistem baru, misalnya:

    a) Bahan struktur berkekuatan tinggi baja, beton khusus.

    b) Aksi komposit pada elemen struktural.

    c)

    Teknik-teknik pengikat barupengelasan, pembautan.

    d) Perkiraan tingkah laku struktur menyeluruh dengan menggunakan komputer.

    e) Pengunaan bahan konstruksi yang ringan.

    f) Teknik konstruksi yang baru.

    1.2 Garis Besar Perencanaan Bangunan Tinggi

    Sebelum merancang suatu bangunan tertingkat tinggi, dibutuhkan perencanaan

    dari berbagai macam segi, faktor, ataupun aspek. Berikut ini faktr-faktor yang perlu

    diperhatikan:

    1.2.1

    Segi ekonomik

    Harus mempertimbangkan biaya pembangunan dan pengoperasian bangunan,

    karena semakin tinggi bangunan, maka dibutuhkan raungan yang lebih luas untuk

    mewadahi struktur, sistem mekanik, elevator dan lain-lain sehingga luasan ruang yang

    dapat digunakan menyempit, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    6/71

    6

    bangunan meningkat. Juga semakin tinggi suatau bangunan, maka dibutuhkan fasilitas

    pelengkap yang lebih berkualitas dan canggih.

    1.2.2Kondisi tanah

    a) Pemilihan macam bangunan adalah sangat ditentukan oleh jenis geologi sitenya,

    karena itu kondisi tanah harus diketahui sebelum menentukan sistem

    strukturnya. Pada site tertentu, kemampuan daya dukung tanah kurang baik

    sehingga dibutuhkan tiang pancang (pile) atau pondasi caisson. Untuk keadaan

    demikian, bangunan berat dengan beton akan Sangay mal dibanding konstruksi

    baja ringan.

    b)

    Pada setiap kasus, 3 variabel struktur bangunan adalah: superstruktur, sub

    struktur, dan tanah.

    1.2.3Rasio tinggi dan lebar bangunan

    a) Bila rasio tinggi dan lebar bangunan meningkat , maka tingkat kekakuan

    bangunan meningkat. Kekakuan tersebut bergantung pada usuran dan jumlah

    trafe (bay), sistem struktur, dan kekakuan bagian-bagian/penyampung

    bangunan.

    b) Sistem yang harus dipilih adalah secara ekonomis mampu mewadahi pengaruh

    lateral dan sesuai ukuran trafenya.

    1.2.4Proses pembangunan dan fabrikasi

    a)

    Perencanaan prosedur pembangunan dan fabrikasi menghasilkan faktor-faktor

    penting berkaitan dengan pemilihan sistem struktur, yang mungkin erat

    kaitannya dengan metode konstruksi prefabrikasi. Sistem-sistem tersebut dipilih

    karena dapat menghemat biaya tenaga pelaksanaan dan waktu untuk

    pembangunannya, sehingga diusahakan sesedikit mungkin jumlah bagian-

    bagian struktur untuk mempersingkat waktu pelaksanaan.

    b)

    Bentuk-bentuk yang rumit dihindari, pengelasan componen di lapangan

    dikurangi dan lain-lain.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    7/71

    7

    1.2.5

    Sistem mekanik

    Sistem mekanik yang meliputi HVAC (heat, ventilating, AC), elevator, listrik,

    pemipaan dan sistem pembuangan dapat mencapai 1/3 dari harga bangunan. Dan

    sistem suplai energi dapat terkonsentrasi di core mekanik.

    1.2.6Penanggulangan kebakaran

    a)

    Masalah kebakaran merupakan bagian terpenting pada bangunan tinggi, karena:

    Ketinggian bangunan menyebabkan tangga-tangga mobil pemadam

    kebakaran tidak dapat menjangkau, sehingga diperlukan pengamanan dari dalam

    bangunan.

    Pengamanan secara menyeluruh tidak dapat dilakukan dalam waktu

    singkat.

    b) Bagian yang paling bahaya selain panasnya api kebakaran yaitu: efek asap dan

    gas-gas beracun.

    c)

    Sistem konstruksi bangunan harus mampu memberikan:

    Kesempurnaan struktur untuk jangka waktu yang cukup lama dengan

    memanfaatkan bahan-bahan tahan api, yang tidak mudah terbakar ataupun tidak

    menghasilkan asap/gas beracun.

    Pembatasan api untuk menangkal meluasnya api ke berbagai area.

    Sistem jalur darurat yang mencukupi.

    Sistem deteksi api dan asap yang efektif.

    Penggunaan sprinkler-sprinkler dan ventilasi bagi asap dan udara panas.

    1.2.7Peraturan setempat

    a)

    Peraturan daerah yang mengatur zona-zona kegiatan dalam kota yang dapat

    mempengaruhi pemilihan sistem dan konstruksi.

    b) Misal: pembatasan ketinggian bangunan, garis rooi horizontal dan vertical,

    tinggi antar lantai yang seminim mungkin dan lain-lain.

    1.2.8

    Kemampuan penanganan dan pembiayaan bagi bahan-bahan utama konstruksi

    a) Biaya pengiriman pada lokasi, yang bagi bahan-bahan umum lebih murah, tetapi

    untuk pengiriman bahan-bahan prefabrikasi menjadi lebih mahal.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    8/71

    8

    b)

    Kemampuan penanganan/pelaksanaan dengan bahan-bahan yang baru,

    mutahir/teknologi tinggi.

    c) Keseluruhan pemikiran terhadap persoalan yang timbul perlu dipertimbangkan

    lagi berkaitan dengan masalah pembiayaan.

    1.3 Pengertian Umum Core and Facade Bearing Wall

    Unsur bidang vertikal membentuk dinding luar yang mengelilingi sebuah

    struktur inti. Hal ini memungkinkan ruang interior yang terbuka, yang bergantung

    pada kemampuan bentangan dari struktur lantai. Inti ini memuat sistem-sistem

    transportasi mekanis dan vertikal seta menambah kekuatan bangunan.

    Core Inti

    Struktur

    Faade bearing wall Dinding pendukung pada fasad

    Elemen vertikal planar membentuk dinding eksterior mengelilingi struktur

    core, yang memungkinkan bentuk ruang interior terbuka. Hal ini tergantung dari

    kapasitas rentang (span) dari struktur lantainya. Bagian core dapat mewadahi

    mekanikal dan sistem transportasi vertikal, yang menambah kekakuan bangunan.

    Pada dasarnya core maupun faade bearing wall tersusun dari shear wall

    dengan peletakan dan sistem yang berbeda beda. Shear wall sendiri merupakan

    dinding samping yang berfungsi sebagai pengaku yang menerus sampai ke pondasi

    dan juga merupakan dinding inti untuk memperkaku seluruh bangunan untuk menahan

    gaya lateral.

    Biasanya digunakan pada bangunan tinggi untuk mencegah terjadinya torsi

    akibat gaya angin. Atau digunakan pula pada bangunan tinggi yang berbentuk slab

    maupun bangunan tinggi berbentuk tower untuk memperkokoh sistem bangunan

    terhadap gaya lateral.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    9/71

    9

    BAB 2 ELEMEN STRUKTUR

    2.1

    Elemen struktural dasar dari suatu bangunan:a)

    Elemen linier

    Kolom (Mampu menahan gaya aksial dan rotasi)

    Balok (Mampu menahan gaya aksial dan rotasi)

    b)

    Elemen bidang

    Dinding : baik masif, berlubang-lubang, maupun ber-rangka, harus mampu

    menahan gaya aksial dan rotasi.

    Pelat lantai (slab) : baik masif, ber-rusuk-rusuk, maupun didukung oleh

    rangka/balok-balok lantai harus mampu mendukung gaya-gaya yang

    mengenai maupun tegak lupus pada bidang tersebut.

    c) Elemen ruang

    Core : mengikat bangunan menjadi satu kesatuan dan bekerja sebagai satu

    unit.

    2.2 Struktur Dinding Pendukung (Bearing Wall)

    Dengan pengembangan teknologi baru penggunaan rekayasa batu bata dan

    panel-panel prefabrikasi beton menyebabkan konsep ekonomis dinding pendukung

    memungkinkan untuk bangunan tinggi sampai tingkat menengah antara 1020 lantai.

    Secara umum struktur dinding pendukung disusun oleh dinding-dinding linier, maka

    dengan penataan posisi dinding pendukung di dapat 3 kelompok dasar yaitu:

    a) Sistem dinding melintang (cross-wall)

    Terdiri atas dinding-dinding linier yan gbertemu tegak lurus dengan panjang

    bangunan, sehingga tidak berpengaruh pada pengolahan faade utama dari

    bangunan.

    b) Sistem dinding memanjang (long-wall)

    Terdiri atas dinding-dinding linier yang parallel dengan panjang bangunan,

    sehingga dapat membentuk faade utama bangunan.

    c) Sistem 2 arah (two-way)

    Terdiri atas dinding-dinding yang mendukung pada ke dua arah, yaitu

    memanjang dan melintang.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    10/71

    10

    2.3 Struktur Core

    Ukuran transportasi vertikal

    Berdasarkan Bangunan digunakan core

    untuk mewadahi

    Fungsi sistem distribusi energi

    Sistem shear wall stabilitas lateral pada bangunan

    2.3.1Pembagian macam core

    a) Bentuk core dibagi menjadi:

    Core terbuka

    Core tertutup

    Core tunggal

    Core kombinasi dengan dinding linier

    b) Jumlah core dibagi menjadi:

    tunggal

    ganda/banyak

    c) Letak/lokasi core:

    internal

    perimeter

    eksternal

    Gambar 1.macam jenis bearing wall

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    11/71

    11

    d)

    Penataan core:

    simetri

    asimetri

    e)

    Bentuk bangunan sebagai dasar dari bentuk core:

    langsung

    tidak langsung

    f)

    Bahan core:

    baja

    beton

    kombinasi baja beton

    2.3.2Material core

    a) Core rangka baja:

    Dapat memenuhi prinsip rangka vierendeel menahan stabilitas lateral.

    Sistem rangka vierendeel agak lebih fleksibel, sehingga layak digunakan pada

    bangunan betingkat rendah (low-rise).

    Batang pengukuh (bracing) diagonal rangka vierendeel (rangka truss vertikal)

    digunakan untuk mempertinggi tingkat kekakuan (stiffness) bangunan-bangunan

    yang lebih tinggi.

    Keuntungan core rangka baja: waktu perakitan bagian-bagian prefabrikasi yang

    relatif cepat.

    b) Core beton:

    Membatasi ruang karena harus mendukung beban.

    Tidak dibutuhkan pemikiran tambahan untuk mencegah bahaya kebakaran.

    Rendahnya tingkat ke-liat-an (ductility) terdapat pada bahan beton ini sebagai

    kekurangannya dalam menghadapi beban gempa.

    2.3.3Fugsi Core

    Fungsi core dalam bangunan tingkat tinggi :

    Court

    Atrium

    Lift lobby

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    12/71

    12

    Stairs

    Escalator

    Capsule lift

    Ducts

    Fire escape

    Elevator shafts (elevator cars & equipments inside them)

    Elevator lobby

    Staircase

    Fire protected lobbies

    AHU

    Toilets

    Ancillary rooms (pantry, space for cleaning materials)

    Mechanical vertical services rises ducts (electrical power & lighting distribution,

    water distribution, sewerage pipes).

    Electrical vertical service riser

    Gambar 2. Core digunakan pada struktur transportasi vertikal (tangga dan lift)

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    13/71

    13

    2.3.4 Elemen-elemen bangunan tingkat tinggi

    Court/atrium

    Lift lobby

    Stairs

    Escalator

    Capsule lift

    Core

    2.4 Core and Facade Bearing Wall

    Merupakan elemen dua bidang datar vertikal yang mengelilingi core.

    Digunakan untuk ruang-ruang yang luas bebas tergantung kemampuan

    bentangan lantai.

    Core tengah sebagai transportasi sekaligus menambah kekakuan.

    Gambar 3. Core digunakan pada bangunan sebagai

    ruang lift

    SHEAR WALL

    Gambar 4. Core pada bagian tengah, bearing wall pada bagian samping

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    14/71

    14

    BAB 3 SISTEM PENYALURAN BEBAN DAN GAYA

    3.1

    Persyaratan Struktur dalam Penyaluran BebanSuatu bangunan harus mampu menahan gaya lateral maupun horizontal dari

    beban disekitarnya, karena bangunan yang bertingkat tinggi memiliki beban

    horisontal yang makin tinggi dan gaya lateral yang makin tinggi pada bagian

    puncakny, oleh karena itu haruslah ada persyaratan struktur agar bisa menahan gaya

    tersebut:

    a) Merupakan elemen padat yang kaku, yang lebih mengutamakan pengembangan

    vertikal.

    b) Menahan beban lateral dan menahan dengan kuat pada bidang dasar/tanah.

    c) Dapat mengumpulkan beban beban bidang-bidang horisontal di atas muka tanah

    dan kemudian menyalurkan ke pondasi.

    d) Mementingkan pengumpulan beban bidang-bidang horisontal yang

    tersusun/saling menumpang, yang secara vertikal mengalir ke dasar bangunan.

    e) Dibentuk oleh berbagai sistem pengumpulan beban, penyaluran beban, dan

    kesimbangan lateral.

    f) Digunakan untuk penyampaian/penyaluran sistem-sistem beban/gaya

    mekanisme: form aktif, vektor aktif, bulk aktif, surface aktif.

    g) Karena kemungkinan pengembangan tinggi dan beban horisontal, maka

    keseimbangan horisontal merupakan komponen utama dalam perancangannya.

    Pada ketinggian bangunan tertentu, masalah pembebanan horisontal menjadi

    faktor penentu untuk rancangan.

    h) Sistem pengumpulan beban saling berpengaruh dengan bentuk organisasi

    kegiatan pada denah bangunan, sehingga tercapai kemungkinan pengurangan

    elemen vertikal penyaluran beban dalam jumlah dan kelompok/bagian.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    15/71

    15

    3.2 Penyaluran Beban Bangunan Secara Umum

    a) Sistem gabungan/komposit penyaluran beban pada struktur vertikal.

    Sistem bentang

    bebas (free-span)

    dengan pendukung

    di tengah

    Sistem bentang

    (bay) dan

    kantilever

    Sistem bentang

    bebas (free-span)

    dan kantilever

    Sistem bentang

    tidak simetri

    Beban perlantai

    disalurkan sebagian

    ke bagian tengah

    dan sebagian ke

    dinding tepi

    Beban-beban

    disalurkan ke titik-

    titik di tengah

    sistem bentang

    pengumpul beban

    Beban disalurkan

    ke titik antara

    (intermediate)

    pengumpul beban,

    yang ke duanya

    mengumpulkan

    beban dari bagian

    tepid an tengah

    bangunan

    Beban disalurkan

    tidak seimbang ke

    tittik pengumpul

    Gambar 5. penyaluran beban vertikal

    Gambar 6. Penyaluran beban lantai

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    16/71

    16

    b) Prinsip dasar sistem penyaluran beban pada struktur vertikal:

    Sistem bentang

    (bay system)

    Sistem kantilever

    (cantilever system)

    Sistem bentang

    bebas (free-span

    system)

    Pengumpulan

    beban horizontaldan penyaluran

    beban vertikal

    Titik-titik

    pengumpulan beban

    disalurkan merata

    Titik-titik

    pengumpulan beban

    dibagian tengah

    Titik-titik

    pengumpulan beban

    pada bagian tepi

    Bentang dua

    arah (2-way

    span direction)

    Bentang satu

    arah (1-way

    span direction)

    Beban lantai per unitarea terkumpul dan

    disalurkan ke tanah

    pada setiap titik

    Beban lantaidisalurkan ke shaft di

    tengah bangunan dan

    disalurkan ke tanah

    memusat

    Beban lantaidisalurkan ke tepi

    luar bangunan dan

    disalurkan ke tanah

    Gambar 7. Prinsip penyaluran beban vertikal

    Gambar 8. Penyaluran beban lantai

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    17/71

    17

    c) Sistem penerima beban kolom diatas muka tanah

    Keterangan:

    A. Balok sprandel di bawah pelat lantai

    B. Balok sprandel di atas pelat lantai

    C. Balok sprandel pada 2 lantai

    D. Panel ganda (multi-panel) berbentuk rangka sebagai balok sprandel

    3.3 Penyaluran Beban Bearing Wall (Dinding Penahan)

    Pengaruh struktur dinding pendukung oleh pembebanannya tergantung dari

    jenis bahandan jenis interaksi antara bidang lantai horizontal dan bidang dinding

    vertikal. Pada konstruksi batu bata dan sistem prefabrikasi beton terjadi struktur lantai

    yang bersendi pada dinding menerus. Sedangkan pada bangunan cetak di tempat (cast-

    in-place) pelat-pelat lantai dan dinding merupakan kesatuan menerus.

    Pada struktur dinding pendukung, beban vertikal disalurkan langsung ke struktur

    lantai. Rentang lantai berkisar antara 48 meter, bergantung kemampuan dukung dan

    kekakuan lateral dari sistem lantai.

    Gaya-gaya horizontal disalurkan ke struktur lantai (sebagai diafragma

    horizontal) ke dinding geser (shear wall) parallel terhadap aksi gaya. Dinding geser

    ini mendukung beban yang diterima oleh tinggi oleh tingginya kekakuan sebagai balok

    yang tebal, mewadahi beban geser dan lenturan melawan runtuh.

    Gambar 9. Balok penerima beban

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    18/71

    18

    Pada bangunan beton cast-in-place kestabilan didukung oleh gaya portal sistem

    lantai dan dinding yang monolitik yang bekerja sebagai kotak terhadap pengaruh

    lentur.

    Sangat jarang terwujud bentuk dinding geser yang massif (bebas perlubangan)

    karena selalu dibutuhkan perlubangan pada bidang tersebut yang hal ini merupakan

    titik perlemahan. Perlubangan tersebut digunakan sebagai jendela/pintu/koridor/jalur

    fasilitas-fasilitas yang bersifat mekanik dan elektrik/listrik dan lain-lain.

    Gambar 10. Bidang dinding penahan

    Gambar 11. Perlubangan pada dinding penahan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    19/71

    19

    3.4 Penerapan Penyaluran Beban pada Contoh Bangunan

    3.4.1Bentuk tipikal tower yang dikembangkan dari denah 4 persegi

    3.4.2Bentuk tower dikembangkan dari bentuk denah bundar:

    Pengumpulanbeban

    Dalam sistem

    bentang (bay)

    Dalam sistem

    kantilever

    Dalam sistem

    bentang bebas

    (free-spam)

    Pengumpulan

    beban

    Dalam sistem

    bentang (bay)

    Dalam sistemkantilever

    Dalam sistem

    bentang bebas

    (free-spam)

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    20/71

    20

    3.4.3

    Bentuk pelat tipikal sebagai pengembangan denah persegi:

    3.4.4

    Bentuk pelat sebagai pengembangan denah lantai lengkung:

    Pengumpulan

    beban

    Dalam sistem

    bentang (bay)

    Dalam sistem

    kantilever

    Dalam sistem

    bentang bebas

    (free-spam)

    Pengumpulan

    beban

    Dalam sistem

    bentang (bay)

    Dalam sistem

    kantilever

    Dalam sistem

    bentang bebas

    (free-spam)

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    21/71

    21

    3.5 Posisi Titik Pembebanan

    Lokasi titik-titik pengumpulan beban kaitannya dengan unit bentang (bay)

    Posisi beban unit bentang pertitik pada pengumpulan beban

    3.6 Gaya Lateral pada Bangunan

    3.6.1

    Beban kritis dan defleksi pada sistem struktur vertikal

    Beban-beban yang menentukan dalam perancangan sistem struktur vertikal

    merupakan hasil dari beban hidup wajib (super-imposing): beban mati, beban hidup

    dan angin. Kombinasi tersebut membentuk gaya miring (slant). Semakin kecil sudut

    gaya miring, semakin besar kesulitan penyaluran gaya tersebut ke tanah/dasar

    bangunan.

    12 unit12kolom 12 unit16 kolom 12 unit20 kolom 12 unit31 kolom

    Gambar 12. Ttitik penerima beban

    Gambar 13. Area penerima beban

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    22/71

    22

    Mekanisme dukung beban lateral:

    Dengan peningkatan tinggi bangunan

    maka tekanan angin per-unit area

    meningkat juga. Akibatnya pada struktur

    menjadi lebih banyak (predominant)

    dalam kaitannya dengan penyebab beban

    vertikal. Struktur vertikal dipertegang oleh

    angin (beban).

    Sistem stabilisasi beban lateral

    karena pengaruh angin pada struktur

    bentang (bay-type):

    a)

    Dinding geser (sistem surface-aktif)b) Pengait/pengaku angin (wind-

    bracing)(sistem vektor-aktif)

    c) Rangka angin (wind-frame)

    (sistem bulk-aktif)

    d) Diafragma rangka (sistem surface

    aktif)

    Gaya

    kompresif/tekan

    Momen

    putar(filting)

    Momen lentur

    (bending)Gaya geser

    (shear)

    Gambar 14, Momen pada bangunan tinggi

    Gambar 15. Mekanisme beban lateral

    Gambar 16. Stabilisasi beban lateral

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    23/71

    23

    3.6.2

    Sistem yang lengkap dan tambahan pada penyaluran beban angin

    3.6.3

    Kelengkapan pengikat angin dalam perancangan denah lantai:

    Elemen struktur untuk

    pengikat angin (wind-

    bracing):

    a) Dinding-dinding core

    sirkulasi

    b) Dinding-dinding luar

    atau partisi

    Gambar 17. Sistem penyaluran beban angin

    Gambar 18. Letak dinding penahan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    24/71

    24

    3.6.4

    Ketahanan terhadap pengaruh angin pada arah melintang dan memanjang

    Berkaitan dengan denah lantai dan bidang-bidang penutup/dinding.

    a) Melalui core sirkulasi

    b)

    Melalui dinding luar

    c)

    Melalui rangka

    3.7 Beban yang Mempengaruhi Bangunan Tinggi

    Beban yang berpengaruh pada bangunan tinggi, terdapat 2 macam beban:

    a) Geofisika (dipengaruhi ukuran, bentuk, masa, bahan)

    Beban grafitasi:

    pemakaian (kantor, pabrik, tempat tinggal, umum)

    beban mati

    konstruksi

    Gambar 19. Core

    Gambar 20. Bearing wall

    Gambar 21. Rangka bangunan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    25/71

    25

    Beban seismologi

    Beban meteorologi

    Air, bumi (settlement, pressure)

    Angin (tenang, kencang)

    Salju, debu, hujan

    b) Buatan manusia

    Terikat tekanan:

    Menahan volume

    Pembebanan yang lama

    Perubahan temperatur (ekspansi, kontraksi)

    Perubahan kelembaban (kembang, kempio)

    Prestress (pra tegang)

    Ketidak sesuaian

    Sisa

    Produksi

    Berdirinya bangunan

    Pengelasan

    c) Dinamik

    Secara acak

    Angin kencang

    Perubahan pemakaian

    Pukulan

    Relatif tenang (perpindahan manusia)

    Vibrasi (getaran)

    Elevator

    Kendaraan

    Mesin-mesin

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    26/71

    26

    3.7.1

    Beban statik dan dinamik

    Beban yang bersumber dari buatan manusia berasal dari pergerakan manusia

    dan peralatan, gaya-gaya terikat pada struktur selama proses manufaktur danpembangunan. Beban diklasifikasikan dua kategori, yaitu statik dan dinamik:

    a) Beban statik adalah merupakan bagian permanen dari struktur

    b) Beban dinamik adalah beban-beban yang temprorer terhadap ruang atau struktur.

    a)Beban mati merupakan beban statik yang ditimbulkan oleh beban setiap elemen

    pada struktur, yaitu: berat elemen pendukung beban pada bangunan, lantai,

    penyelesaian plafon, dinding partisi permanen, penyelesaian facade bangunan,

    tangki penyimpanan air, sistem distribusi secara mekanik dan lain-lain. Estimasi

    beban mati 1520 % dari keseluruhan beban.

    b)Beban hidup lebih bervariasi dan tidak dapat dipastikan, karena perubahannya

    selain karena waktu juga sebagai fungsi dari lokasi/penempatan. Beban ini disebut

    juga sebagai beban pemakai yang termasuk berat orang, perabotan, partisi bongkar

    pasang, buku-buku, almari, peralatan mekanik dan industri, kendaraan dan semua

    beban semi permanen atau temporer

    Bagian-bagian struktural dan rentangan antara lantai dengan bagian struktural

    harus dirancang untuk mendukung beban yang terdistribusi secara seragam ataupun

    yang terkonsentrasi, yang menghasilkan tegangan yang lebih besar.

    Kapasitas beban pada bangunan berkurang karena umur abngunan, yan

    gdiakibatkan oleh beban angin, getaran, perubahan temperatur, pergeseran,

    perubahan-perubahan menerus karena pengaruh lingkungan.

    Sedangkan beton dan bata misalnya, makin lama akan meningkat kapasitas beban atau

    dukungannya. Dari sudut struktural, pemilihan sistem struktur yang sesuai tergantung

    atas 3 faktor, yaitu:

    a) Beban yang akan didukung

    b) Perlengkapan bahan-bahan bangunan

    c) Aksi struktural: beban dialirkan melalui bagian-bagian bangunan ke tanah

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    27/71

    27

    3.7.2

    Beban konstruksi:

    Pada umumnya bgian-bagianstruktural dirancangan untuk menanggulangi

    beban hidup dan mati, namun adakalanya dirancang jauh melebihi. Hal tersebut

    dibutuhkan untuk memenuhi pembebanan saat pelaksanaan pembangunan, misalnya

    adanya penimbunan bahan-bahan yang berat, pemindahan dan sebagainya. Pada beton

    precast, saat-saat kritisnya adalah saat cetakan panel berat tersebut diangkat dari

    pencetaknya. Panel tersebut harus juga tahan terhadap proses pengangkutan-

    pembangunan-kejutan-regangan saat-saat pemasangannya

    3.7.3Beban hujan, es dan salju:

    Air merupakan bahan yang cukup berat dan harus diperhitungkan, terutama pada

    bentuk atap datar saat terjadi penyumbatan saluran drainasinya. Saat air menimbun

    maka lantai atap tersebut dapat melengkung. Proses ini diseebut ponding atau

    mengolam (seperti kolam) yang menyebabkan runtuhnya atap tersebut.

    3.7.4Beban angin:

    Bangunan struktur batu yang memiliki bidang pembukaan yang sempit, jarak

    antar kolomnya sempit, bagian-bagiannya masif, bidang-bidang partisinya berat

    sehingga bangunan tersebut sangat berat, masalah beban angin bukan hal yang berat.

    Namur pengenalan bangunan rangka baja yang ringan sehingga berat tidak lagi

    menjadi factor pembatas ketinggian bangunan, maka era bangunan tinggi tersebut

    mendapatkan masalah-masalah baru. Untuk mengurangi beban mati dan mencipta

    ruang-ruang yang besar dan lebih fleksibel, balok dengan bentang yang lebih lebar,

    partisi-partisi yang dapat dipindah-pindahkan dan lain-lain telah dikembangkan. Hal-

    hal tersebut telah banyak mengurangi tingkat kekakuan bangunan (rigidity)

    sehingga beban lateral berupa goyangan menjadi pokok perhatian bagi kekuatan

    bangunan tersebut.

    Pengaruh angin pada bangunan hdala dinamik yang dipengaruhi oleh factor

    lingkungan seperti kekasaran dan bentuk area dalam skala besar, bentuk, kelangsingan

    dan tekstur wajah bengunan dan penataan bangunan-bangunan yang berdekatan.

    Beban angin dapat ditinjau atas:

    Kecepatan angin

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    28/71

    28

    Topologi sebagai faktor pokok tekanan angin

    Tekanan angin

    Turbulence (putaran angin) Arah angin

    Toleransi manusia

    3.7.5

    Beban seismik:

    Terutama timbul oleh adanya geseran lapisan bumi yang disebut gempa. Beban

    gempa ini sangat berpengaruh dan bahkan merusak struktur bangunan, karena gerakan

    yang timbul adalah vertikal dan horisontal secara bersamaan. Akselerasinya diukursebagai penetrasi akselerasi grafitasi yang merupakan dasar perancangan bangunan

    tahan gempa. Untuk melindungi pemakai bangunan, maka bangunan harus tahan dan

    tidak runtuh karena gempa.

    Tingkah laku bangunan saat terjadi gempa:

    Persyaratan tambahan:

    a)

    Pondasi pile atau caisson yang dihubungkan dengan pengikat, dengan

    kemampuan terhadap tekanan/tegangan beban horisontal sebersar 10 % beban pile

    terbesar.

    Gambar 22. Gaya beban gempa

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    29/71

    29

    b)

    Distribusi beban geser horisontal ke elemen sistem penahan gaya lateral harus

    proporsional terhadap kekakuan elemen-elemen tersebut.

    c) Momen torsi horiosntal (puntiran) yang timbul kerana perbedaan titik pusat masa

    bangunan dan titik pusat kekakuan bangunan, maka elemen penahan geser harus

    tahan terhadap momen torsi sebesar yang berpengaruh pada lantai (geser) dengan

    titik pusat 5 % dimensi bangunan maksimal pada lantai tersebut.

    d)

    Putaran yang disebabkan oleh angin dan gempa harus dapat ditahan oleh

    bangunan. Kemampuan rangka ruang menahan momen paling tidak 25 % dari

    syarat gaya seismik dari struktur keseluruhan.

    e) Dan lain-lain

    3.7.6Beban tekanan tanah dan air:

    Bagian struktur bangunan di bawah muka tanah mendukung beban yang berbeda

    dengan bagian yang ada diatas muka tanah. Sub struktur mendukung tekanan lateral

    dari tanah dan air tanah yang tegak lurus terhadap dinding substruktur dan lantainya.

    Tekanan air tanah pada setiap titik setara dengan berat satuan zat cair yang dikalikan

    dengan jarak muka air tanah kedalam substruktur.

    3.7.7

    Beban karena menahan perubahan volume material:

    Yaitu memuai dan menyusut karena pengaruh temperatur. Bangunan tinggi yang

    lebih ringan dengan bentuk-bentuk arsitektural exposed menyebabkan kekakuan

    bangunannya berkurang dan mudah sekali terpengaruh gerakan dan beban induksi

    Gambar 23. Gaya pada permukaan luar basement

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    30/71

    30

    temperatur. Fasade struktur yang exposed yang punya perbedaan suhu terhadap

    suhu interior bangunan yang dikontrol, menyebabkan gerakan vertikal pada bidang

    tepi bangunan, yaitu terjadinya kontraksi (menyusut) bila suhu menurun dan ekspansi

    (memuai) saat temperatur naik.

    Gerakan horisontal pada struktur lantai disebabkan oleh struktur atap yang

    exposed, dengan adanya perbedaan suhu disekitar tepi bangunan yaitu bagian yang

    exposed terhadap radiasi matahari dan bagian yang terlindung.

    Posisi kolom terhadap facade bangunan menghasilkan tingkat exposed yang

    beragam, yaitu:

    Keterangan:

    a)di dalam

    b)

    pada garis dinding

    c) sebagian exposed

    d)exposed seluruhnya

    Macam dan pengaruh gerakan induksi temperatur:

    a)bengkoknya kolom (bending)

    b)gerakan karena perbedaan kolom-kolom exterior dan interior

    c)gerakan karena perbedaan kolom-kolom eksterior

    d)

    gaya perubahan bentuk pada lantai

    e)gerakan karena perbedaan atap dan lantai di bawahnya

    Gambar 24. Penggunaan profil baja pada struktur beton

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    31/71

    31

    Perbedaan susut dan muai antara bidang atap exposed dan lantai dibawahnya

    dapat meretakkan struktur dinding pendukung batu bata atau terjadi kolom yangmembengkok (bending) pada bangunan rangka kaku (rigid)

    Gambar 25. Retakan karena perbedaan suhu

    Gambar 26. Pemuaian pada bangunan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    32/71

    32

    BAB 4 VARIAN STRUKTUR

    4.1

    Core

    Dinding geser yang diletakkan di dalam bangunan, misalnya mengelilingi core

    yang berfungsi sebagai area service , shaft, dan tangga darurat yang menyerupai

    bentuk kotak atau bentuk lain yang kaku sebagai tipe dari struktur.

    4.1.1Varian Jenis Core

    4.1.1.1

    Bentuk core:

    a) Core terbuka

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    33/71

    33

    b) Core tertutup

    c)

    Core tunggal

    d) Core kombinasi dengan dinding linier

    4.1.1.2 Letak/lokasi core:

    a)

    Central Core

    Gambar 27. Central Core

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    34/71

    34

    Keuntungan :

    -Ruang untuk jendela dapat dimanfaatkan

    sebagai kantor sewa

    -

    Bangunan mendapatkan pencahayaan alami

    yang lebih efektif

    -Mempermudah akses di dalam ruangan dan jarak dari inti ke tepi bangunan

    dapat dimanfaatkan dengan efisien

    -Pembangian wilayah dapat lebih disederhanakan

    Kerugian:

    -Interior pusat membatasi kedalaman kantor

    -Membutuhkan akses di koridor dan akses keamanannya.

    b)

    Single Core ( ada 2 yaitu : off center core dan exterior core )

    Off center core

    Keuntungan :

    -

    Ruang untuk jendela dan keamanan bangunan dapat

    dengan leluasa digunakan tanpa terikat inti di tengah.

    -

    Fleksibilitas dalam mengatur wilayah ruang lebih baik

    -Memungkinkan untuk menyatukan wilayah menjadi

    1 ruang besar ketika dibutuhkan

    Kerugian :

    -Beberapa masalah mengenai akses koridor mungkin terjadi

    -

    Kurang sesuai apabila menggunakan ruang ruang pada area ujung

    Gambar 28. Single Core

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    35/71

    35

    Gambar 30. Double Core

    -

    Koridor panjang untuk akses diperlukan

    -Fleksibilitas distribusi penyewaan ruang kurang karena ada beberapa area yang

    menjadi kurang efektif.

    c) Exterior core

    Keuntungan :

    -Seluruh area pada lantai bangunann dapat

    dimanfaatkan untuk disewakan ke tenan

    -Struktur inti tidak mempersulit fleksibilitas

    denah bangunan

    -

    Fleksibilitas maksimal dalam distribusi

    wilayah maupun layout plan

    Kerugian :

    -

    Jika tenan penyewa sedang ramai, maka

    akses ke inti membutuhkan koridor panjang

    yang otomatis akan mengurangi fleksibilitas pembagian wilayah

    -

    Struktur inti akan memakan tempat pada fasad sehingga ruangan yang ada di

    belakang core tidak akan mendapat pencahayaan alami.

    d)Double core

    Keuntungan :

    - Dua struktur inti dapat diletakkan di sisi panas

    bangunan ( timur dan barat ) sehingga dapat

    terbentuk area buffer dan meminimalisasi

    penggunaan AC

    - Bukaan jendela dapat mengalir dari

    utara ke selatan

    - Lift , tangga maupun toilet dapat secara

    otomatis

    -

    mendapat ventilasi karena letak core di luar

    - Memudahkan fleksibilitas pembagian

    wilayah pada bangunan

    Gambar 29. Exterior Core

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    36/71

    36

    Kerugian :

    - Jika bangunan yang menggunakan sistem ini kecil , maka biaya yang

    dikenakan akan menjadi lebih besar

    4.1.1.3 Penataan core:

    a)

    simetri

    b) asimetri

    Gambar 31. Penataan Core

    4.1.2Material

    Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai core

    4.1.2.1

    Baja

    a. Dapat memenuhi prinsip rangka vierendeel menahan stabilitas lateral.

    b.

    Sistem rangka vierendeel agak lebih fleksibel, sehingga layak digunakan pada

    bangunan betingkat rendah (low-rise).

    c. Batang pengukuh (bracing) diagonal rangka vierendeel (rangka truss vertikal)

    digunakan untuk mempertinggi tingkat kekakuan (stiffness) bangunan-

    bangunan yang lebih tinggi.

    d. Keuntungan core rangka baja: waktu perakitan bagian-bagian prefabrikasi

    yang relatif cepat.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    37/71

    37

    4.1.2.2

    Beton

    a. Membatasi ruang karena harus mendukung beban.

    b.

    Tidak dibutuhkan pemikiran tambahan untuk mencegah bahaya kebakaran.c. Rendahnya tingkat ke-liat-an (ductility) terdapat pada bahan beton ini sebagai

    kekurangannya dalam menghadapi beban gempa.

    e)

    Kombinasi baja beton

    4.2 Bearing Wall

    Dengan pengembangan teknologi baru penggunaan rekayasa batu bata dan

    panel-panel prefabrikasi beton menyebabkan konsep ekonomis dinding pendukungmemungkinkan untuk bangunan tinggi sampai tingkat menengah antara 1020 lantai.

    Gambar 32. Bearing wall

    Secara umum struktur dinding pendukung disusun oleh dinding-dinding linier,

    maka dengan penataan posisi dinding pendukung di dapat 3 kelompok dasar yaitu:

    a) Sistem dinding melintang (cross-wall)

    Terdiri atas dinding-dinding linier yan gbertemu tegak lurus dengan panjang

    bangunan, sehingga tidak berpengaruh pada pengolahan faade utama dari

    bangunan.

    b)

    Sistem dinding memanjang (long-wall)

    Terdiri atas dinding-dinding linier yang parallel dengan panjang bangunan,

    sehingga dapat membentuk faade utama bangunan.

    c) Sistem 2 arah (two-way)

    Terdiri atas dinding-dinding yang mendukung pada ke dua arah, yaitu

    memanjang dan melintang.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    38/71

    38

    Letak shear wall ketika menjadi

    pendukung pada fasad tidak harus selalu

    full menutupi selubung bangunan.

    Namun bisa di letakkan di beberapa sisi

    karena memang sifatkanya sebagai

    struktur pendukung.

    Untuk bangunan yang memiliki

    bentuk tidak simetris atau bangunan

    yang di analisis akan terjadi torsi yg

    relatif besar pada strukturnya maka core

    wall ini sangat baik digunakan, dan juga

    pada bangunan yang didesain memiliki

    lift, servis duck, shaft, maka struktur

    core wall lebih dominan akan dipakai. Penempatan struktur core wall ini dalam

    konstruksi bangunan biasanya ditempatkan pada posisi tengah bangunan, tetapi

    terkadang dapat juga di posisi pinggir bangunan maupun diluar struktur bangunan

    tergantung dari rencana fungsi utilitas bangunan core wall itu sendiri.

    Kelebihan memakai core wall sebagai suatu struktur yaitu dapat memikul gaya

    puntir (torsi), yang timbul akibat adanya eksentrisitas beban ataupun eksentrisitas

    struktur. Untuk core wall beton bertulang diizinkan menggabungkan fungsi daya

    dukung dengan suatu ruang tertutup, dimana kekakuan lateral yang lebih tinggi dapat

    diperoleh. Di samping itu core wall dapat dibuat asimetris dan dapat ditempatkan di

    dalam ataupun di luar bangunan.

    Gambar 33. Bearing wall pada bagian sampingbangunan

    Gambar 34. Bearing wall menjadi fasad

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    39/71

    39

    BAB 5 REFERENSI BANGUNAN

    5.1

    Core

    5.1.1Capital Gate Tower, Abu Dhabi

    Location

    Abu Dhabi

    Completion

    2011

    Height

    165 m (540 ft)

    Stories

    36

    Primary Use

    Hotel / Office

    Owner/Developer

    ADNEC Group

    Design Architect

    RMJM

    Structural Engineer

    RMJM

    MEP

    RMJM

    Project Manager

    Mace Ltd;ADNEC Group

    Contractor

    Al Habtoor Engineering

    Enterprises

    First of its Kind

    There are several innovations within the projects design, including the dramatic

    18-degree westward lean, which has earned it the title of worlds furthest leaning man-

    made tower from the Guinness book of world records. It is the first building in the

    world to use a pre-cambered core with a built-in lean of 350 millimeters that has been

    Gambar 35. Capital gate

    http://www.adnec.ae/http://www.rmjm.com/http://www.rmjm.com/http://www.rmjm.com/http://www.macegroup.com/http://www.adnec.ae/http://www.habtoor.com/http://www.habtoor.com/http://www.habtoor.com/http://www.habtoor.com/http://www.adnec.ae/http://www.macegroup.com/http://www.rmjm.com/http://www.rmjm.com/http://www.rmjm.com/http://www.adnec.ae/
  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    40/71

    40

    engineered to straighten with the addition of the upper floors. It is also the first building

    in the world to use vertical post-tensioning of the core to counter movement and support

    stresses created by the buildings overhang.

    The construction also adopted a variety of leading-

    edge approaches to create the desired result:

    Four hundred and ninety foundation piles were

    driven 20 to 30 meters underground to support the

    structure and counter stresses. The piles, which

    were initially in compression during construction tosupport the lower floors of the building, are now in

    tension as the stresses caused by the overhang have

    been applied.

    The vertical and horizontal cross-sections of the

    tower are all unique.

    There is an asymmetric shapeno two rooms

    are the same. Every one of the 12,500 panes of

    glass on the faade is a different size, although each

    pane is triangular.

    Floor plates change shape and orientation to

    create the distinctive overhang moving from

    curved triangular to curved rectangular, while

    increasing in overall size and migrating from east to

    west as they progress up the tower.

    Capital Gate is one of the few buildings in the

    world that use a diagrid structure; it also features

    two diagrid systems, an external diagrid defining the

    towers shape and an internal diagrid linked to the

    central core by eight unique pin-jointed structural

    members.

    Gambar 36. Capital gate section

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    41/71

    41

    All 8,250 steel diagrid members are different thicknesses, length and orientation.

    5.1.2Burj Khalifa

    Burj Khalifa known as Burj Dubai before its inauguration, is a

    megatall skyscraper in Dubai,United Arab Emirates. It is the tallest artificial structure

    in the world, standing at 829.8 m (2,722 ft).

    Construction of Burj Khalifa began in 2004, with the exterior completed in 2009.

    The primary structure is reinforced concrete. The building opened in 2010, as part of

    the new development called Downtown Dubai. It is designed to be the centerpiece of

    large-scale, mixed-use development. The decision to build the building is reportedly

    based on the government's decision to diversify from an oil-based economy, and for

    Dubai to gain international recognition. The building was named in honor of the ruler

    of Abu Dhabi and president of the United Arab Emirates, Khalifa bin Zayed Al

    Nahyan; Abu Dhabi and the UAE government lent Dubai money to pay its debts. The

    building broke numerous height records.

    Burj Khalifa was designed by Skidmore, Owings and Merrill (SOM), who also

    designed the Willis Tower and the One World Trade Center, with Hyder Consulting

    chosen to be the supervising engineer with NORR Group Consultants International

    Limited chosen to supervise the architecture of the project. The design of Burj Khalifa

    is derived from patterning systems embodied in Islamic architecture, incorporating

    cultural and historical elements particular to the region such as the spiral minaret. The

    Y-shaped plan is designed for residential and hotel usage. A buttressed core structural

    system is used to support the height of the building, and the cladding system is

    designed to withstand Dubai's summer temperatures. A total of 57 elevators and 8

    escalators are installed, with the elevators having a capacity of 12 to 14 people per

    cabin.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    42/71

    42

    Structural system using structural core with

    spirally Y shaped plan. This design helps to

    reduces the wind forces on the tower, as well as to

    keep the structure simple and foster

    constructability. The structural system can be

    described as a buttressed core and consist of

    high performance concrete wall construction.

    Each of the wings buttress the others via a

    six sided central core, or hexagonal hub. This

    central core provides the torsional resistance ofthe structure, similar to a closed pipe or axle.

    Gambar 37. Burj Khalifa

    Gambar 38. Denah burj KhalifaGambar 40. Denah burj Khalifa

    Gambar 39. Core pada burj khalifa

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    43/71

    43

    5.2 Shear Wall

    5.2.1Majestic Building Wellington , New Zealand

    The Majestic Centre, designed by Jack

    Manning of Manning Mitchell in association

    with Kendon McGrail of Jasmax Architects and

    completed in 1991, is the tallest building

    in Wellington, New Zealand. The building,

    located on 100 Willis Street is 116 metres high

    and has 29 storeys, making it the ninth

    tallest skyscraper building in New Zealand, alongwith the ASB Bank Centre in Auckland. It was,

    at the time of its completion, one of the three

    tallest buildings in the country, the two other

    contenders (ANZ Centre and ASB Tower in

    Auckland) being built in the same year. It is

    mainly used as office space.

    The site was originally occupied by the Majestic Cabaret, which operated from

    1929 to 1984 and was a key venue for ballroom events in Wellington. By the time of

    its closure in 1984, the Cabaret was deemed to be an earthquake risk, and demolition

    began in 1987 to make way for its namesake high-rise building.

    5.3 Core And Facade Bearing Wall

    5.3.1RWE Tower , Germany

    The RWE Tower in Essen is the highest building in the Ruhr area, and one of

    the highest buildings in Germany. It is used by RWE AG. As it shows the cultural

    and industrial change of the region, it is an important landmark in Essen. The

    skyscraper was designed by Ingenhoven Architects.

    Gambar 41. Majesctic Building

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    44/71

    44

    When compared to other prismatic forms, the cylindrical shape is ideal in terms

    of the relationship between exterior surface and interior volume. It also optimize

    aerodynamics, energy needs, surface distribution and choice of prefabricated

    elements.

    The structure itself is composite structure that grow in thiw tower building.

    Frame structure shows on the interior. Shear wall also support with coumn beam

    frame. The function of core is used for stair, lobby and elevator, switch room and store.

    Official Name RWE Tower

    Other Names Amiens Tower, RWEGas Tower

    Structure Type Building

    Status Completed

    Country Germany

    City Dortmund

    Street Address Platz von Amiens

    Building Function office

    Structural Material concrete

    Construction Start

    2003Completion 2005

    CORE STRUCTURE

    Gambar 42. Denah Bangunan

    http://skyscrapercenter.com/definition/official-namehttp://skyscrapercenter.com/definition/other-nameshttp://skyscrapercenter.com/definition/other-nameshttp://skyscrapercenter.com/definition/structure-typehttp://skyscrapercenter.com/definition/structure-typehttp://skyscrapercenter.com/definition/statushttp://skyscrapercenter.com/definition/statushttp://skyscrapercenter.com/definition/countryhttp://skyscrapercenter.com/country/germanyhttp://skyscrapercenter.com/definition/cityhttp://skyscrapercenter.com/city/dortmundhttp://skyscrapercenter.com/city/dortmundhttp://skyscrapercenter.com/definition/functionhttp://skyscrapercenter.com/definition/functionhttp://skyscrapercenter.com/definition/materialhttp://skyscrapercenter.com/definition/materialhttp://skyscrapercenter.com/definition/constructionhttp://skyscrapercenter.com/definition/constructionhttp://skyscrapercenter.com/definition/completionhttp://skyscrapercenter.com/definition/completionhttp://skyscrapercenter.com/definition/constructionhttp://skyscrapercenter.com/definition/materialhttp://skyscrapercenter.com/definition/functionhttp://skyscrapercenter.com/city/dortmundhttp://skyscrapercenter.com/definition/cityhttp://skyscrapercenter.com/country/germanyhttp://skyscrapercenter.com/definition/countryhttp://skyscrapercenter.com/definition/statushttp://skyscrapercenter.com/definition/structure-typehttp://skyscrapercenter.com/definition/other-nameshttp://skyscrapercenter.com/definition/official-name
  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    45/71

    45

    BAB 6 ANALISA OBYEK PILIHAN

    6.1

    Rancangan Bangunan

    6.1.1Pengenalan

    Arsitek : Skidmore, Owings & Meriill (SOM)

    Klien : National Commercial Bank Jeddah,

    Saudi Arabia

    Selesai pembangunan : November 1983

    Luas tapak : 11.700 m2

    Luas lantai dasar : 2.300 m

    2

    Total luas lantai : 56.300 m2

    6.1.2Konsep

    Bangunan ini berbentuk segitiga, dilihat dari awal perancangannya, bentuk

    persegi tidak sesuai dengan iklim yang ada di jeddah untuk mendirikan bangunan

    tinggi, oleh karena itu dibuatlah bangunan berbetuk segitiga yang terbuat dari

    perputaran persegi panjang yang diputar hingga 3000, kemudian dihubungkanlah

    bangunan pendukung (service, tangga, lift) pada bagian sampingnya dengan

    menggunakan struktur core.

    Gambar 43. National Commercial Bank Jeddah

    Gambar 44. Konsep massa bangunan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    46/71

    46

    6.1.3

    Site

    Bangunan ini selesai dibangun pada

    bulan November 1983, bangunan ini terletak diujung daerah al-Manqabah Lagoon, dan

    dibatasi oleh jalan King Abdul Aziz pada

    bagian timur dan jalan Coniche pada bagian

    barat. Akses sirkulasi utama adalah melalui

    jalan King Abdul Azis.

    6.1.4Fungsi bangunan

    Lantai ruang dalam yang dapat digunakan mencapai 56.300m2, dan bangunan

    tersebut dapat menampung 2.000 pegawai. Serta bangunan tersebut memiliki fungsi

    ruang sebagai berikut:

    a) Grand hall bank pada lantai dasar (beroperasi setiap hari).

    b)Ruang brankas dan keamanan pada bagian basement

    c) Kantor management regional

    d)Kantor management general

    e) Lounge, dining rooms

    f) Kantor direktur

    6.1.5

    Deskripsi

    27 lantai menara segitiga ini

    terletak di sebelah bangunan parkir 6

    lantai yang memiliki denah lingkaran.

    Ruang lift dan service diletakan pada

    bangunan terpisah namun dijadikan

    sebagai ruang penghubung antara

    bangunan parkir dan bangunan utama.

    Struktur utama bangunan dilakukan

    perulangan pada seluruh lantainya,

    Gambar 45. Block plan bangunan

    Gambar 46. Skylight bangunan pada lantai dasar

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    47/71

    47

    khususnya dibuat secara tipikal setiap segmen, tipikal segen terdiri dari 7 lantai, setiap

    segmen pada kedua sisinya terdapat area perkantoran, dilengkapi dengan dinding

    pengisi kaca serta mengarah pada inner courtdalam bangunan.

    Taman dalam yang ditumpuk, dikombinasi dengan eketerior tanpa jendela yang

    memungkinkan untuk menghindari cahaya matahari langsung, namun mampu

    memungkinkan masuknya pencahayaan alami secara tidak langsung ke dalam

    bangunan.

    Pada tiap lantainya terdapat segitiga void yang menerus dari lantai dasar sampai

    lantai paling atas. Pada lantai dasar segitiga void difungsikan sebagai loby utama bank.

    Segitiga void ini ditopang oleh tiga kolom dan ditutup oleh atap skylight yang

    memungkinkan masuknya pencahayaan alami.

    6.1.6Gambar Pra-rencana

    Gambar 47. Site Plan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    48/71

    48

    Gambar 49. Denah lantai dasarGambar 48. Denah lantai 1

    Gambar 51. Denah mezanine

    Gambar 50. Denah tipikal kantor 1

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    49/71

    49

    Gambar 54. Denah tipikal kantor 2Gambar 53. Denah lantai VIP

    Gambar 52. Potongan Bangunan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    50/71

    50

    6.2 Elemen Struktur Bangunan

    BEARING WALL :

    mencakup fungsi

    utama bangunan

    (bank,kantor

    administrasi,kantor

    CORE : fungsi

    sebagai sirkulasi

    vertical (lift)

    BANGUNAN

    PARKIR

    BANGUNAN

    TOWER UTAMA

    BANGUNA

    N PARKIR

    CORE

    Penghubung core dan tower

    Gambar 55. Penggunaan struktur pada bangunan

    Gambar 56. Peletakan masa

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    51/71

    51

    6.3 Penyaluran Beban Bangunan

    6.3.1Penyaluran Beban Gravitasional

    Gambar 58. Penyaluran beban lantai 1

    Gambar 57. Penyaluran beban lantai tipikal

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    52/71

    52

    6.3.2

    Penyaluran Beban Lateral

    Mekanisme dukung beban lateral:

    Dengan peningkatan tinggi bangunan maka tekanan angin per-unit area

    meningkat juga. Akibatnya pada struktur menjadi lebih banyak (predominant) dalam

    kaitannya dengan penyebab beban vertikal. Struktur vertikal dipertegang oleh angin

    (beban).

    Gambar 59. Penyaluran beban keseluruhan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    53/71

    53

    Bangunan Commercial bank setinggi 27 lantai dengan didukung struktur core di

    bagian samping serta bangunan parkir dalam massa terpisah di sampingnya.

    6.4 Konstruksi Bangunan

    6.4.1Area tapak dan bangunan

    a) Total luas tapak : 11.700 m2

    b) Total luas lantai dasar : 2.300 m2

    c) Total area keseluruhan : 56.300 m2, ditambah area parkir 15.000 m2

    (basement,lt.dasar,lt.atas)

    6.4.2

    Material konstruksi dan teknologi

    System struktur utama dan metode dasar pembangunan

    Struktur baja dengan jarak antar bentang 15 kaki atau 4,572 meter.

    Material baja difabrikasi di Jepang, marble difabrikasi di Italy.

    Peralatan mekanikal dan listrik di USA.

    Custom furniture difabrikasi di Prancis.

    Lift difabrikasi di Jerman.

    6.4.3Deskripsi material

    a)

    Pondasi

    CORE

    TOWER

    BANGUNAN

    PARKIR

    Gambar 60. Posisi masa bangunan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    54/71

    54

    Piles and slurry wall.

    b) Elemen struktur dasar

    Struktur baja dan dek baja seluler.Concrete floor pile (plat beton).

    Precast wall panel (dinding panel precast).

    c) Atap

    IRMA (Inverted Roof Membrane Assembly) system.

    Area atap juga difungsikan untuk area helipad.

    6.5

    Analisa Integrasi Sistem Struktur-Konstruksi Dengan Sistem Arsitektur

    6.5.1Selubung Bangunan (Fasad)

    Material fasad bangunan dan finishing exterior

    TOWER

    Roman

    Travertine

    dengan

    GARAGE

    natural

    sand,

    aggregates

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    55/71

    55

    Selubung bangunan terkait dengan fasad yang mengelilingi bangunan serta

    beberapa material interior bangunan yang berpengaruh terhadap artikulasi struktur .

    Dinding fasad berupa dinding

    penahan dengan material

    betonprecast. Dinding panel

    sengaja di desain polos seperti

    blok khas bangunan daerah

    timur. Hal ini juga untuk

    memberikan unsur lokalitas

    pada bangunan supaya dapat

    Triangular waffled slab.

    Finishing pada dinding

    menggunakan roman

    travertine with honed finish.

    Lalu pada eksterior kaca

    menggunakangray tinted

    insulating glass.

    Material fasad menggunakan

    natural sand, aggregates and

    cement / rubbed finish.Banguanan garasi yang

    terpisah disatukan dengan

    sebuah koridor di lantai dasar

    yang berhubungan langsung

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    56/71

    56

    Pada plafon mezzanine dan

    beberapa lantai lainnyamenggunakan panel akustik

    Lantai pada lobby bank

    menggunakan teraso dengan

    motif segitiga hijau dan garis

    Pada lobby bank, plafon

    menggunakan beton istimewa

    dengan bentuk triangular

    waffled.

    Skylightberbentuk kerucut.

    Kolom utama pada lobby

    bank menerus sampai ke atas

    Pada lantai eksekutif, plafon

    menggunakan plasteran yang

    di modifikasi naik turun

    sehingga membuat interior

    ruangan menjadi lebih

    dinamis.

    Material lantai menggunakan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    57/71

    57

    Pada lantai lantai tertentu

    seperti ruang makan, plafon

    menggunakan panel akustik.

    Sedangkan untuk material

    penutup lantai menggunakan

    panel karpet berwarna gelap.

    Pada area drop off,

    menggunakan kanopi yang

    terbuat dari beton dengan

    waffled ceilingberbentuk

    kotak.

    Kolom penyangga kanopi juga

    terbuat dari beton dengan

    Pada area balkon, cukup

    terbuka sehingga dapat

    melihat pemandangan kota

    yang cantik.

    Railing pada balkon

    menggunan besi hollow dan

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    58/71

    58

    Sejumlah 1500 staff bank didistribusikan ke dalam bangunan melalui

    pembagian departemen. Ruang interior yang direncakan berdasarkan modul 60cm dan

    diatur agar kantor swasta tidak diletakkan di area dinding exterior yang tertutup,

    namun diletakkan pada bagian dinding yang memiliki kaca bening, bagian ini

    dipisahkan dari area kerja. Perabot pada kantor khas dipilih dari standar perabot

    perkantoran dan dipilih warna yang dingin dan terang memanfaatkan panel karpet

    bermotif warna hijau, dinding aksen biru, putih dank rem, serta mebel kayu ek gelap.

    Sistem lingkungan telah dirancang untuk merespon lingkungan ekstrim di

    Jeddah, menyediakan efisiensi energy tingkat tinggi tanpa mengorbankan desain

    arsitektur. Bentuk dasar bangunan adalah dinding eksterior tanpa jendela dengan

    halaman teras yang ditumpuk sehingga memberikan selubung bangunan yang

    melindungi dari panas dan sinar matahari langsung namun masih memungkinkan

    cahaya matahari masuk ke dalam bangunan.

    Dinding eksterior sendiri telah terinsulasi dan memiliki warna yang cerah

    dengan pantulan matahari tingkat tinggi untuk membatasi penyerapan panas serta

    memnimalkan energy dari AC pendingin.

    6.5.2

    Bagian dalam Bangunan (interior)

    Penggunaan material pada bagian dalam bangunan

    Material lantai marbel, white pentelicon

    Material lantai keramik

    executive green verde sandenis

    Gambar 61. Interior hall utama

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    59/71

    59

    6.6 Integrasi sistem struktur dengan aspek utilitas dan aspek kenyamanan

    Ada 5 sistem mekanis utama yang dibahas dan variable sistem volume udara

    muncul sebagai sistem yang mampu menyediakan tingkat tertinggi kenyamanan

    penghuni dengan biaya energy yang terendah juga serta dilengkapi dengan teknologi

    yang dapat di andalkan dan fleksibel. Bangunan ini diantisipasi untuk mengonsumsi

    hingga 55000 Btu / ft2 / yr. jauh di bawah seharusnya bangunan kantor konvensional

    apalagi di area iklim seperti ini.

    6.6.1 Integrasi Dengan Sistem Mekanikal Elektrikal

    Sistem listrik di suplai oleh 3 turbin generator emergensi dengan kemampuan

    masingmasingnya 600kW. Sistem mampu mengoperasikan hingga 60 % dari total

    beban yang ditanggung bangunan meskipun terjadi kegagalan listrik.

    Sistem distribusi elektrikal merespon terhadap lingkungan kantor berteknologi

    canggih dengan menyediakan sistem distribusi utilitas di bawah lantai untuk sumber

    listrik dan komunikasi. Sebagai tambahan, sistem ini dapat mendukung komunikasi

    data hingga 3 saluran bank dan memampukan terminal computer di setiap spot untuk

    merespon teknologi yang super cepat dari ruang kantor untuk saat ini maupun masa

    depan.

    Material lantai

    marbel, white

    pentelicon

    Gambar 62.Executive floor, The chairmans office

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    60/71

    60

    6.6.2

    Integrasi Dengan Sistem Penghawaan

    Selain menggunakan penghawaan alami berupa halaman teras yang disusun,

    bangunan utama juga menggunakan bantuan pendingin ruangan.

    Sistem pendingin ruangan menyediakan pusat pendingin utama dipenthouse dan

    memiliki 750 ton chillers sebanyak 3 buah. Kipas angina di setiap lantai saling

    terhubung untuk memberikan fleksibilitas dana mengoperasikannya dan untuk

    mendistribusikan kapasitas ketika terjadi kerusakan pada alat.

    6.6.3 Integrasi Dengan Sistem Pencahayaan

    Sistem pencahayaan utama ada pada halaman teras yang menggunakan dinding

    dinding kaca danskylight yang ada di tengah bangunan.

    Sistem pencahayaan buatan merespon ketersediaan cahaya alami. Courtyard

    menyediakan area penyangga termal untuk kaca yang ditembus oleh lubang segitiga

    di bagian atas untuk mencegah penumpukan panas.

    Namun selain pencahayaan alami, saat malam juga diperlukan pencahayaan

    buatan seperti lampu. Lampu pada lantai tipikal terdiri dari 2x2 deep celled parabolic

    fluorescent yang terletak di setiap panel plafon.

    6.6.4Sistem Manajemen Bangunan

    Sistem ini memonitor lingkungan luar dan dalam bangunan dan mengatur

    sistem lingkungan untuk merespon sesuai dengan tingkat kenyamanan pengunjung

    dan efisiensi energy. Sistem keamanan lengkap dengan alarm kebakaran, jalur

    evakuasi dan komunikasi suara disediakan untuk memastikan keamanan pengguna

    bangunan.

    Sistem ini juga memberikan sistem pengendali jarak jauh untuk pendingin

    ruangan dan beberapa elektrikal lainnya. Hal ini untuk memaksimalkan penggunaan

    energy dan mengontrol sistem keamanan yang ada. Sistem manajemen bangunan ini

    terintegrasi dengan sistem keamanan. Semua fungsi penting yang kritikal di monitor

    di kantor sekuriti pusat. Program pembenahan bangunan pun juga termasuk dalam

    control sistem ini.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    61/71

    61

    6.6.5

    Sistem Air Bersih

    Terdapat reservoir air besar yang mampu mensuplai air sampai 5 hari dan

    difungsikan penuh di bangunan. Tangki penyimanan juga difungsikan untuk

    reservoir sistem proteksi terhadap kebakaran.

    6.6.6

    Sistem Air Minum

    Air minum di suplai dari air local sekitar dan menggunakan filter osmosis

    terbalik untuk meningkatkan kualitas air minum.

    6.6.7

    Sistem Pembuangan Air Kotor

    Air hasil pembuangan dari lavatory dan fungsi servis lainnya digunakan untuk

    irigasi pada landscape dan cooling tower water make up.

    6.6.8Sistem Proteksi terhadap Kebakaran

    Tersedia alat penyemprot air otomatis beserta komando control untuk

    menyalakannya,smoke exhaust fan systemelevator, jalur evakuasi, dan komunikasi

    emergensi.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    62/71

    62

    BAB 7 DIMENSIONERING

    7.1

    Rumus Perhitungan Perkiraan Dimensi Elemen Struktur KolomUntuk mempermudah pekerjaan seorang arsitek, maka dilakukan asumsi dalam

    mengukur ukuran dimensi struktur unutk digambarkan pada lembar kerja, oleh

    karena itu terdapat beberapa rumusan yang digunakan unutk menganalis struktur dari

    bangunanan National Bank ini.

    7.1.1Rumus perhitungan perkiraan dimensi elemen struktur kolom

    Prinsip utama =

    Rumus praktikal =

    =( )

    7.1.2Rumus perhitungan perkiraan dimensi elemen struktur pembalokan

    Rumus balok induk beton

    1

    10

    1

    12 = ()

    1

    2 1

    3 = ()

    Keterangan :

    =Tegangan pada material (kg/m2)

    =Beban (kg)

    =Penampang material

    Keterangan

    A =dimensi melintang kolom (cm2)

    (1 2 ) = total luasan dari lantai beban yang didukung oleh kolom (m2)

    = beban bangunan (kg) (1200-1500kg)

    = jumlah lantai yagn didukung

    = tegangan ijin beton (kg/m2) (dikali 1/3 untuk safety factor)

    < 8 lantai k225, > 8 lantai k300, k450

    P

    T

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    63/71

    63

    Rumus balok anak beton

    1

    14 = ()

    1

    2

    1

    3 = ()

    7.1.3

    Rumus plat lantai

    Rumus tebal plat lantai beton

    1

    35

    =

    7.1.4

    Rumus perhitungan perkiraan dimensi elemen struktur bearing wall

    Rumus dimensi bearing wall

    =(1 2)

    7.2 Analisa Dimensi Perkiraan dengan Dimensi Struktur Bangunan

    Pada bangunan ini dilakukan analisa dimensi struktur bangunan, dengan menghitung

    menggunaka rumus praktis dan membandingkan dimensinya yang sebenarnya

    dengan mengukur secara skalatis pada bidang gambar kerja.

    P

    T

    Keterangan

    T =tebal dinding (cm)

    (1 2 ) = total luasan dari lantai beban yang didukung oleh kolom (m2)

    = beban bangunan (kg) (1200-1500kg)

    = jumlah lantai yang didukung

    L = panjang bearing wall

    = tegangan ijin beton (kg/m2) (dikali 1/3 untuk safety factor)

    < 8 lantai k225, > 8 lantai k300, k450

    L

    T

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    64/71

    64

    7.2.1

    Analisa luasan pembebanan

    7.2.2Analisa struktur kolom

    Pada perhitungan menggunakan rumus praktik dengan penggunaan beton

    dengan kekuatan 450, didapatkan ukuran kolom dengan diameter 2,49 m, sedangkan

    pada lembar kerja yang ada pada denah digunakan ukuran kolom 1,2 m.

    Perbedaan yang sangat jauh antara hasil perhitungan dengan gambar kerja

    sebesar 1,29 m (hampir setengah), dimungkinkan karena penggunaan material kolom

    ditambah dengan pemberian strukuut baja didalamnya, sehingga menambah kekuatan

    kolom dan berdampak pada pengecilan diameter luasan bidang kolom.

    5. + 54,3 m2

    6. + 24,5 m2

    7. + 54,3 m2

    8. + 54,3 m2

    9. + 14,5 m2

    10. + 54,3 m2

    Bangunan Pendukung

    1. + 236,5 m2

    2. + 211,2 m2

    3. + 211,2 m2

    4. + 1.020,9

    Bangunan utama

    2,49 M

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    65/71

    65

    7.2.3

    Analisa struktur balok

    Perhitungan dimensi balok dengan menggunakan rumus praktikal didapatkan

    ukuran balok utama sebesar 62,5/125 cm, sedangkan balok anak didapatkan hasil

    ukuran sebesar 54/107 cm. Pada gambar potongan yang didapatkan, diukur

    menggunakan cara skalatis didapatkan ukuran 170/170cm untuk balok utama, dan

    100/150cm.

    Dalam perhitungan dan kondisi pada gambar kerja tidak sesuai, dengan

    dimensi jauh lebih besar di gambar daripada perhitungan, hal itu mungkin ditentukan

    oleh beberapa aspek, misalkan karena jumlah dalam menahan bebas dihitung sangat

    besar, sehingga dimensi balok menjadi sangat besar.

    7.2.4

    Analisa plat lantai

    1

    35 15 = 0,42 = 42

    Asumsi jalur pembalokan pada bangunan utama

    T 62,5 cm

    P 125 cm

    T 54 cm

    P 107 cm

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    66/71

    66

    Pada lembar kerja didapatkan tebal plat lantai sebesar 45 cm, sehingga tebal

    plat sesuai dengan hasil penggunaan rumus praktikal.

    7.2.5Analisa struktur bearing wall (dinding penahan)

    Perhitungan tebal bearing, dibagi pada 2 bagian yaitu pada bangunan utama

    (segitiga) dan bangunan pendukung disampingnya (persegi panjang).

    7.2.5.1Bangunan utama (segitiga)

    Pada hasil perhitungan tebal menggunakan rumus praktikal, maka didapatkan

    tebal bearing wall setebal 1,5m. Sedangkan pada lembar kerja yang terliat pada denah,

    bearing wall pada sisi segitiga berukuran setebal 95 cm.

    Perbedaan antara perhitungan kasar dengan penerapan pada bangunan

    dimungkinkan dengan tingginya kualitas beton yang dipakai atau penggunaan struktur

    tulangan baja dengan dimensi besar atau peletakan tulangan baja yang rapat, sehingga

    penerapan pada bangunannya didapatkan dinding penahan yang lebih kecil.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    67/71

    67

    7.2.5.2

    Bangunan pendukung (persegi panjang)

    Pada perhitungan, bagian dinding penahan bagian dalam (core) diambil tebal

    paling tebal sehingga didapatkan tebal core 11,9 cm, sedangkan pada dinding penahan

    samping terpendek bila dihitung menurut penopangan beban didapatkan tebal 4,6 cm,

    dan pada sisi terlebar didapatkan perhitungan tebal dinding 15,4 cm. Diukur dari

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    68/71

    68

    lembar kerja, didapatkan tebal dinding penahan dalam setebal 25 cm, dan dinding

    penahan luar 45cm.

    Perbedaan ukuran, dimana pada bagian lembar kerja didapatkan ukuran yang

    lebih tebal, bisa jadi karena adanya pemikiran faktor lain yang memepengaruhi

    ketebalan dinding penahan, dimungkinkan dari adanya beban tinggi dalam

    penggunaan lift, serta area tunggu yang dimuati oleh orang dengan jumlah yang

    banyak sehingga dibuthuhkan penebalan struktur penahan untuk dapat menahan beban

    yang aman.

    Perbedaan ukuran pada dinding penahan pada bagian luar, dimana pada lembar

    kerja didapatkan tebal hingga 3 kali lipat dari perhitungan, penebalan pada dinding

    dimungkinkan terjadi untuk menahan gaya lateral dari samping, sehingga dibutuhkan

    kekuatan optimal yang cukup untuk menahan gaya tersebut, atau karena faktor alam

    pada tapak bangunan yang mungkin adanya hembusan angin yang cukup kuat,

    sehingga dibutuhkan ketebalan struktur yang memadai. Bisa juga disebabkan karena

    dimensi bangunan yang cukup ramping dengan luas alas sebesar 14,5 x 28 m, dengan

    tinggi 126 meter, maka untuk memadai kekuatan bangunan agar tidak terlalu lemah

    maka dibutuhkan kekuatan dinding dengan penggunaan profil baja, karena ukuran

    profil baja tertentu maka ketebalan dinding beton disesuaikan dengan profil baja yang

    ada.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    69/71

    69

    BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

    8.1

    KesimpulanStruktur inti dan dinding pendukung fasad biasanya menggunakan material

    beton. Hal ini menyebabkan terbatasnya ketinggian lantai yang memungkinkan untuk

    dibangun. Selain masalah ketinggian lantai, fleksibilitas dan ketahanan struktur

    terhadap gaya lateral kurang memadai. Perilaku struktur dengan material beton dalam

    menghadapi gaya lateral dapat diatas dengan perkuatan pada pondasi dan tentunya

    pada struktur utama core dan dinding pendukung pada fasad. Maka dari itu material

    beton dapat dikombinasi dengan tulangan baja untuk memperkuat fleksibilitas gaya

    tarik pada struktur. Penggunaan bearing wall juga mempermudah maintenance karena

    material beton yang perawatannya tidak terlalu susah untuk dibersihkan dibandingkan

    penggunaan material kaca misalnya yang membutuhkan maintenance rutin.

    Adanya penggunaan core secara terpisah memudahkan fungsi-fungsi tertentu

    dalam bangunan, misalnya fungsi servis dan sirkulasi vertical dan utilitas. Selain itu,

    core juga berfungsi dalam memperkuat struktur bangunan itu sendiri. Penggunaan

    faade bearing walljuga mempengaruhi estetika fasad bangunan yang kurang dapat

    bervariasi. Ditunjukkan adanya keterbatasan dalam mengolah fasad bangunan, karena

    bearing wall cenderung tertutup dan tidak dapat menggunakan material kaca terlalu

    banyak.

    Jika dikaitkan dengan studi kasus bangunan National Commercial Bank di

    Jeddah, Saudi Arabia, integrasi antara struktur dan bentuk bangunan segitiga sudah

    sesuai dan menambah kekuatan struktur. Namun, adanya bentuk bangunan segitiga

    menimbulkan ruang-ruang yang tidak terpakai dan kurang efisien sehingga kebutuhan

    ruang kurang maksimal.

    Dari segi fasad bangunan, National Commercial Bank sudah melakukan

    eksplorasi desain yang efektif melalui adanya permainan denah lantai yang dicoak

    berbeda-beda setiap lantainya. Sehingga hal ini mempengaruhi fasad bangunan yang

    menjadi bervariasi. Hal ini juga memungkinkan pergerakan angin masuk melalui

    adanya balkon yang dicoak pada fasad bangunan.

    Ada beberapa ruang-ruang yang tidak memperoleh pencahayaan alami, karena

    solid nya dinding pendukung pada fasad. Namun, hal ini sudah diatasi dengan sistem

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    70/71

    70

    utilitas yang bekerja secara maksimal namun tetap hemat energi dan ramah

    lingkungan.

    8.2 Saran

    Sebaiknya, ada salah satu sisi fasad bearing wall yang tidak full solid namun

    diberikan perlubangan untuk memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan alami.

    Penggunaan innercourt dalam bangunan tinggi secara horizontal hanya

    berdampak pada ruang-ruang tertentu dan kurang maksimal karena mengurangi luas

    lantai di atasnya. Sebaiknya, innercourt diletakkan secara vertical di bagian void

    tengah bangunan.

    Alasan pencoakan pada bangunan di dalam konsep beralasan untuk

    memasukkan cahaya ke dalam bangunan. Sebenarnya, ada upaya lain dalam

    memasukkan cahaya dalam bangunan dengan pemberian perlubangan pada setiap sisi

    bangunan tanpa mengurangi kekuatan struktur. Dengan syarat perlubangan yang

    dilakukan kurang lebih sama dengan 30% dari luas bearing wall keseluruhan.

  • 7/24/2019 2. Core and Facade Bearing Wall

    71/71

    DAFTAR PUSTAKA

    Abel, Council on Tall Buildings and Urban Habitat. (2000). Retrieved from

    http://technicalpapers.ctbuh.org.

    Ali, M. M., & Awal, M. R. (n.d.).Report on High Rise.Dept. of Architecture

    Primeasia University, Dhaka.

    Juwana, J. S. (2004).Panduan Sistem Bangunan Tinggi.Jakarta: Penerbit Erlangga.

    Santelli, S. (1989). 1989 Technical Review.The Aga Khan Award for Architecture.

    Schueller, W. (1989).High-Rise Building Stryctures.(T. Surjaman, Ed., & J. Hakim,

    Trans.) Bandung: PT Eresco.

    Shrivastava, T., Rai, P. A., & Bajpai, P. K. (2015). Effectiveness of Shear Wall-

    Frame Structur Subjected to Wind Loading in Multi-Storey Building.

    International Journal of Computational Engineering Research (IJCR),

    05(02), 20-28.