2 perhitungan perencanaan sistem distribusi air minum.pdf

Upload: martin-darmasetiawan

Post on 19-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    1/23

    1

    PERHITUNGAN PERENCANAANSISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM

    1. Umum

    Perencanaan jaringan pipa berawal dari penentuan daerah

    pelayanan dan perkiraan batas zone zone pelayanan yang ada

    didaerah pelayanan. Berdasarkan daerah yang dilayani kemudian

    diidentifikasi subyek pemakai air dan kebutuhan air per pemakai air.

    Pemakai air dirinci disetiap zone kemudian dihitung kebutuhan air

    setiap zone pelayanan. Dari tabulasi kebutuhan air disetiap zone

    akan didapat seluruh kebutuhan air didaerah pelayanan.

    Karena suatu jaringan pipa perlu direncanakan sampai suatu kurun

    waktu tertentu kedepan maka kebutuhan air perlu diproyeksikan

    beberapa tahun ke depan. Berdasarkan kebutuhan ini kemudian

    direncanakan diameter pipanya.

    Perencanaan pipa induk direncanakan berdasarkan kebutuhan air

    10-20 tahun ke depan, pipa sekunder atau retikulasi antara 5-10

    tahun kedepan sedangkan pipa service diperhitungkan sesuai

    dengan sambungan yang akan dipasang 1-2 tahun kedepan.

    Dalam suatu pengaliran air disistem distriibusi kebutuhan air dalam

    keadaan tidak selalu sama dari waktu ke waktu. Karakteristik

    pemakaian air ini sangat tergantung dari budaya pemakaian air

    sedangkan budaya pemakaian air ini tergantung dari siklus

    kehidupan dari masyarakat pemakai air. Misalnya untuk daerah

    pelayanan perumahan yang sebagian besar penduduknya adalah

    pegawai yang berangkat ke kantor pagi jam 7.00 dan pulang sore

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    2/23

    2

    jam 14.00, pemakian air puncak adalah jam 5.00-600 pagi dan jam

    16.00 18.00 sore. Sedangkan Pada daerah yang sebagian

    penduduknya bekerja lebih siang dan pulang lebih sore akan terjari

    pergeseran pemakaian air puncak pagi jam 6.00 7.00 dan jam

    18.00 20.00. Sebagai contoh dibawah ini adalah fluktuasi

    pemakaian air yang diamati direservoir di Kota Bekasi tahun2004.

    Sistem Distribusi distribusi dirancang untuk memenuhi kebutuhan

    pada pemakaian air pada saat jam puncak. Sedangkan umumnya

    produksi dirancang sesuai dengan debit pemakaian rata rata. Untuk

    menjembatani itu sistem distribusi perlu dilengkapi dengan suatu

    reservoir penyeimbang atau ballancing reservoir.

    ReservoirKonstanA

    Produksi Q1 Jaringan Pipa Distribusi

    Berflutuasi

    Q2

    B

    Gambar 1. Reservoir ballancing

    Cara kerja dari reservoir itu adalah pada saat pemakaian puncak

    dimana Q2 lebih besar dari Q1 air dari reservoir di alirkan keluar dan

    pada saat pemakaian minimum dimana Q2 lebih kecil dari Q1 dan

    reservoir kosong air dari produksi Q1 diisi kereservoir.

    Disamping itu reservoir juga merupakan komponen yang terpentingdari suatu jaringan pipa distribusi umumnya direncanakan sesuai

    dengan kebutuhan 5 - 10 tahun kedepan.

    Komponen lainnya dalam sistem distribusi adalah sambungan

    rumah, dimana terdiri dari :

    Pipa Service

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    3/23

    3

    Meter Air dan perlengkapannya

    Sambungan rumah merupakan ujung tombak dari usaha suatu

    Sistem Air Minum karena dengan dasar pembacaan di meter ini

    pendapatan PDAM ditentukan.

    2. Proyeksi Pemakai Air

    Kebutuhan air bersih suatu kota berinteraksi dengan kegiatan

    didaerah pelayanan, lazimnya semakin tinggi tingkat kegiatan

    semakin besar kebutuhan akan air. Variabel yang menentukan

    besaran kebutuhan akan air antara lain adalah sebagai berikut:

    Jumlah penduduk

    Jenis kegiatan

    standar konsumsi air untuk individu dan kegiatan.

    Jumlah sambungan

    Kebutuhan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah

    penduduk atau kegiatannya, untuk mengantisipasi kebutuhan ini

    dilakukan perencanaan dengan melakukan prediksi laju

    pertambahan penduduk dan sarana-sarana pendukung

    kehidupannya. Perencanaan dapat dilakukan untuk jangka panjang,

    menengah dan jangka pendek. Dalam melakukan pembuatan

    perencanaan perhitungan selayaknya dilakukan analiasa data sebaik

    mungkin.

    Jumlah penduduk masa datang diramalkan dengan proyeksi,

    kemudian ditentukan kebutuhan perkapitanya. Kedua faktor ini

    merupakan parameter penentu kebutuhan air untuk rumah tangga

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    4/23

    4

    (domestik), selain kebutuhan air untuk non rumah tangga (non

    domestik).

    Proyeksi kebutuhan air total kota, merupakan penjumlahan dari

    kebutuhan air domestik, non domestik, ditambah sejumlah air untuk

    kehilangan air yang tidak dapat ditanggulangi baik secara teknis

    maupun ekonomis.

    Pertambahan penduduk tergantung dari pertumbuhan kota yang

    menjadi daerah pelayanan. Adapun pertumbuhan suatu kota

    dipengaruhi dua faktor penting, yaitu pertumbuhan ekonomi dan

    pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi memungkinkan

    tersedianya kesempatan kerja. Hal ini akan meningkatkan daya beli

    masyarakat yang kemudian akan menumbuhkan lagi kegiatan

    ekonominya yang secara kualitatif akan meningkatkan pula

    permintaan akan fasilitas-fasilitas kegiatannya. Pertumbuhan

    penduduk secara kuantitatif akan meningkatkan permintaan

    terhadap berbagai fasilitas seperti perumahan dan fasilitas lainnya.

    Dalam perencanaan skenario pengembangan kota yang terbaru

    umumnya telah dituangkan dalam Rencana Umum Tata Ruang

    dengan jangka waktu 5-10 tahun. Dengan demikian skenario

    pengembangan kota yang dapat dijadikan acuan untuk

    pengembangan sistem penyediaan air bersih adalah selama 5-10tahun.

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    5/23

    5

    3. Pengaruh Skenario Terhadap Kebutuhan Air

    Skenario pengembangan kawasan berpengaruh terhadap kebutuhan

    air. Hal ini dikarenakan setiap pengembangan selalu ada peran

    serta manusia yang pada akhirnya membutuhkan fasilitas-fasilitas

    hidup terutama pemukiman. Pemukiman atau perumahan selalu

    terkait dengan kebutuhan akan air bersih. Oleh karena itu dalam

    perencanaan tata ruang selalu harus dikaitkan antara

    pengembangan suatu kawasan dengan fasilitas pendukung berupa

    lahan untuk pemukiman dan rencana pemenuhan kebutuhan air

    bersihnya. Pengaruh terhadap kebutuhan air secara luas

    merupakan beban terhadap lingkungan. Oleh karena itu pemenuhan

    kebutuhan tersebut harus dipertimbangkkan dengan menggunakan

    sistem penyediaan air bersih yang dibuat secara kolektif dengan

    mencari sumber air baku yang memadai. Gambar 2. berikut

    menggambarkan pengaruh pengembangan kawasan terhadap

    kebutuhan air bersih.

    KawasanIndustri

    Penin katanEkonomi

    Kawasan Membutuhkan air untukPerda . & Jasa ke erluan non domestik

    Penin katanFas. Kota

    Kawasan Membutuhkan air untuk

    Pariwisata domestik dan non domestikPenin katan KawasanPerum. & Pemukiman

    Kawasan Membutuhkan air untukPendidikan ke erluan domestik

    Gambar 2. Bagan Pengaruh Pengembangan Kawasan

    Terhadap Kebutuhan Air Bersih

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    6/23

    6

    a. Skenario Pengembangan Kawasan Perumahan

    dan Pemukiman (KPP)

    Pada umumnya kawasan perumahan dan pemukiman di suatu kota

    sangat dominan dalam penggunaan lahan. Penggunaan lahan ini

    berkisar antara 40 - 60 persen dari luas lahan seluruhnya.

    Pertumbuhan kawasan ini (KPP) dalam rencana yang telah disusun

    dikembangkan ke arah lahan kosong yang sampai saat ini masih

    berupa sawah atau tanah basah.

    Pertumbuhan KPP dilaksanakan secara intensif dan ekstensif. Pola

    intensif merupakan pola peningkatan kepadatan wilayah hunian yang

    telah ada, sedangkan pola ekstensif merupakan pemekaran

    kawasan yang biasanya dikembangkan oleh pengusaha

    (pengembang). Kedua pola ini akan menyebabkan rumah-rumah

    menjadi bersambung antara wilayah yang satu dengan wilayah

    lainnya.

    Pola intensif menyebar ke seluruh kota di mana lahan-lahan yang

    merupakan tanah pekarangan / kebun rumah dibangun untuk

    pemukiman.

    Pola ekstensif berupa kawasan perumahan yang dikembangkan oleh

    pengembang hanya dilakukan di daerah kosong yang meliputi

    daerah yang sangat luas.

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    7/23

    7

    Sedangkan pengembangan individu umumnya paling dominan

    dilakukan karena masih banyaknya lahan yang terlalu mahal kalau

    hanya dimanfaatkan sebagai tanah pertanian / sawah.

    Kepadatan pemukiman yang berbeda akan menimbulkan tingkat

    kebutuhan air yang berbeda pula. Hal ini terkait dengan jumlah

    penduduk di suatu kawasan dengan tingkat perekonomian yang

    dapat dihubungkan antara kemampuan ekonomi dengan kepemilikan

    luas lahan rata-rata.

    b. Skenario Pengembangan Industri

    Umumnya pengembangan kawasan industri yang telah ada dapat

    dikembangkan secara intensif maupun ekstensif. Hal ini terkait

    dengan harga tanah yang sangat mahal untuk dibangun pabrik-

    pabrik baru. Kawasan industri yang dikembangkan secara regional,

    tumbuh di sekitar kota di luar wilayah administrasi

    c. Skenario Pengembangan Perdagangan dan Jasa

    Skenario perkembangan kawasan perdagangan dan jasa dapat

    tumbuh secara intensif dengan mengalih fungsikan lahan yang

    semula merupakan pemukiman, menjadi tempat perdagangan. Dan

    dapat pula ekstensif didaerah baru dan sebagai kegiatan penunjang

    untuk suatu perumahan. Hal ini terjadi terutama di jalan-jalan utama

    dan sebagian kecil di jalan-jalan menengah..

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    8/23

    8

    i. Skenario Pengembangan Pariwisata

    Perkembangan kota dapat pula didominasi oleh kegiatan pariwisata,

    sejalan dengan adanya lokasi atau kegiatan yang menarik

    pariwisata. Terkait dengan fungsi kota sebagai kota pariwisata akan

    banyak pelancong yang mengunjungi kota sehingga kebutuhan air

    untuk penginapan dan tempat pariwisata juga terpicu.

    ii. Skenario Pengembangan Pendidikan

    Perkembangan kota dapat pula didominasi oleh kegiatan pendidikan

    seperti perguruan tinggi. Terkait dengan fungsi kota sebagai kota

    pendidikan, banyak pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu di

    kota. Namun tidak semua para urban pendidikan ini tinggal di dalam

    wilayah administrasi kota. Banyak yang tetap tinggal di rumah

    masing-masing karena transportasi sangat mendukung hal ini terjadi.

    Skenario pengembangan kawasan pendidikan yang setara dengan

    perguruan tinggi perlu didukung dengan fasilitas tempat tinggal

    karena bagaimanapun juga masih banyak mahasiswa dari luar

    daerah maupun dari luar propinsi yang masuk ke kota.

    4. Proyeksi Jumlah Penduduk

    Pertumbuhan penduduk suatu daerah pada dasarnya tergantung

    dari :

    Vertilitas (kelahiran)

    Mortalitas (kematian)

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    9/23

    9

    Migrasi (perpindahan) penduduk

    Pada saat ketiga kejadian tersebut tetap pertumbuhan penduduk

    suatu daerah dapat diprediksi pertumbuhannya. Misalnya

    pertumbuhan penduduk dimasa yang lalu adalah 2,7%/th dengan

    angka yang sama, maka dimasa yang akan datang pertumbuhan

    tersebut dapat dikatakan tetap 2,7%/th.

    Dengan demikian apabila penduduk kota X pada saat ini (tahun

    2004) adalah P2004 yang jumlahnya 100.000 jiwa dan apabila

    penduduk tahun depan bertambah 2,7% (i) atau 2,7%x100.000 =

    2.700 jiwa maka penduduk tahun depan P2005 adalah 100.000 +

    2.700 = 102.700jiwa. Dan seterusnya bertambah sesuai dengan

    porsi dari penduduk yang sudah ada. Pertumbuhan ini disebut

    pertumbuhan secara eksponensial. Dengan demikian penduduk

    tahun ke n setelah tahun ini dapat dicari dengan rumus

    P2004+n= P2004(1+i)n. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 1)

    Contoh Soal:

    Misalnya kita ingin mencari berapa jumlah penduduk tahun 2015

    maka n harus dicari ;

    n=2015-2004=11

    dan penduduk tahun 2015 atau 2004+n adalah

    P2015= P2004(1+i)n

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    10/23

    10

    P2015= 100.000. (1+0,027)11

    P2015= 100.000. 1,340525

    P2015= 134.053 jiwa

    Pada kasus tertentu penduduk suatu daerah tumbuh tidak secara

    eksponensial tetapi tumbuh secara linear. Atau dengan kata lain

    penduduk yang tumbuh setiap tahunnya sama. Misalnya

    berdasarkan data 5 tahun terakhir penduduk kota X bertambah 2.700

    jiwa pertahun, pertumbuhan ini kita beri notasi k. Seterusnya

    diasumsikan 11 tahun ke depan juga tetap tumbuh 2.700 jiwa

    pertahun. Maka penduduk n tahun setelah tahun 2004 adalah:

    P2004+n= P2004+ k.n. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 2)

    Contoh Soal:

    Misalnya kita ingin mencari berapa jumlah penduduk tahun 2015

    penduduk tahun 2015 atau 2004+11 adalah

    P2015= P2004+ k.n

    P2015= 100.000. + 2.700.11

    P2015= 100.000+29.700

    P2015= 129.700 jiwa

    Dalam penyajian umumnya Proyeksi penduduk ini di buat dalam

    bentuk grafik seperti pada gambar 3.

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    11/23

    11

    Gambar 3.3.

    Proyeksi Penduduk Kota X

    100,000

    105,000

    110,000

    115,000

    120,000

    125,000130,000

    135,000

    140,000

    2,004

    2,006

    2,008

    2,010

    2,012

    2,01

    4

    Tahun

    JumlahPenduduk

    (jiwa)

    Exponensial

    Linear

    Pada suatu kota yang berkembang secara extensif proyeksipenduduk dengan kedua cara diatas umumnya kurang akurat. Hal ini

    disebabkan karena pertambahan penduduk dipengaruhi oleh

    penataan ruang kota. Misalnya suatu kota dibangun suatu kawasan

    industri yang dilengkapi suatu perumahan pegawai akan mengalami

    pertambahan penduduk yang tidak ada hubungannya dengan pola

    perkembangan penduduk tahun tahun sebelumnya.

    Selanjutnya untuk melacak perkembangan penduduk dimasa yang

    akan datang, diprediksi dengan kemungkinan-kemungkinan yang

    mendekati kenyataan dengan menanalisa data data pertumbuhan

    penduduk terjadi yang mendekati rata-rata berkisar pertahun selama

    minimal 5 tahun terakhir dari sumber Biro Pusat Statistik (BPS).

    Serta kemungkinan kemungkinan skenario perkembangan kota.

    Pertambahan penduduk dimasa yang akan datang (proyeksi) secara

    formal tertuang dalam perencanaan Induk kota atau RUTRK, RBWK

    dan rencana induk jangka panjang lainnya pada skala kota. Dengan

    demikian apabila proyeksi sudah tersedia maka pengutipan proyeksi

    untuk perencanaan sistem distribusi tidak perlu dilakukan lagi cukup

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    12/23

    12

    dilakukan evaluasi kelayakan proyeksinya. Sedangkan kelayakan

    proyeksi dapat dilakukan dengan membandingkan data aktual

    dengan prediksi hasil proyeksi.

    a. Proyeksi Jumlah Sambungan

    Umumnya tidak semua penduduk didaerah pelayanan dilayani oleh

    sistem distribusi. Untuk daerah pelayanan yang kualitas air sumur

    dangkalnya baik pelayanan akan kecil sedangkan daerah pelayanan

    dengan kualitas air sumur dangkal yang kurang baik prosentase

    pelayanan dapat tinggi.

    Dalam perencanaan daerah pelayanan yang akan dijangkau oleh

    sistim penyediaan air bersih dirancang dan disesuaikan

    berdasarkan:

    Urgensi kebutuhan air

    Kondisi air tanah dangkal yang ada

    Kepadatan hunian

    Kemudahan atas penjangkauan sistim daerah pelayanan

    efisiensi

    Berdasarkan pertimbangan ini dapat di perkirakan prosentase

    pelayanan yang wajar. Perencanaan Sambungan meliputi:

    Sambungan Rumah Tangga (Domestik)

    Sambungan Non Rumah Tangga (Non Domestik)

    Sambungan Rumah Tanggadihitung berdasarkan jumlah penduduk

    yang dilayani, sedangkan sambungan Non Rumah Tanggadihitung

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    13/23

    13

    berdasarkan banyaknya kegiatan non rumah tangga yang ada di

    kota atau di daerah pelayanan yang diamati.

    Sambungan Rumah Tangga

    Sambungan Rumah Tangga terdiri dari :

    Sambungan Rumah

    Sambungan Umum

    Sambungan Rumah secara resmi melayani satu rumah tangga

    tetapi dalam kasus tertentu dimana pengembangan sambunganterbatas maka sambungan rumah secara tidak resmi melayani

    beberapa rumah tangga.

    Sedangkan Sambungan Umummelayani secara kolektif beberapa

    rumah tangga melalui suatu SambunganHidran Umum (HU) . Dari

    hidran umum air kemudian didistribusikan lagi ke rumah tangga

    rumah tangga dengan menggunakan gerobak dorong ataupun

    dengan diambil sendiri oleh pemakai air. Tetapi ada kalanya secara

    tidak resmi pemakai air memasang pipa PE (slang) dari hidran

    umum ke rumah pemakai.

    Dalam perencanaan proporsi antara sambungan rumah tangga dan

    sambungan umum ditentukan berdasarkan kelayakan

    pelaksanaannya ataupun berdasarkan kebijakan yang diturunkan.

    Misalnya di daerah pelayanan dengan jumlah penduduk dengan

    kemampuan keuangan rendah dan padat, seperti di kawasan

    kumuh, prosentase hidran umum lebih banyak dari pada sambungan

    rumah. Sedangkan pada perumahanan yang dihuni oleh penduduk

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    14/23

    14

    dengan kemampuan ekonomi menengah keatas sambungan hidran

    umum tidak perlu dibangun.

    Pada kasus tertentu seperti yang pernah dialami pada dekade tahun

    1990 an, prosentase proporsi anatara sambungan rumah dan

    sambungan umum ditentukan berdasarkan suatu kebijakan yaitu

    SR:HU adalah 80%:20. Pada dekade 2000 an, pada saat pemerintah

    menaikan harga bahan bakar dan memberi subsidi untuk air bersih,

    subsidi bahan bakar salah satunya dipakai untuk membangun hidran

    umum tanpa melihat kelayakan proporsi pelayanan antara SR dan

    HU.

    A. Sambungan Rumah

    Setelah didapat daerah pelayanan yang terkelompok dalam zone

    zone pelayanan dan dapat ditentukan pula prosentase pelayanan

    dimaing masing zone maka dapat dihitung jumlah sambungan yang

    dapat diserap oleh zone zone ini. Jumlah sambungan dihitung

    dengan membagi jumlah penduduk dengan jumlah orang yang ada

    dalam satu sambungan rumah. Umumnya sambungan rumah tangga

    ini dihubungkan pada pipa s/d inchi. Dan beberapa sambungan

    rumah terhubung pada pipa service dengan diameter 1 2 inchi.

    Misalnya suatu zone pelayanan didalam suatu kota mempunyaipenduduk 5.000 jiwa. Prosentase pelayanan adalah 60% dan

    prosentase pelayanan antara SR:HU adalah 90:10 dan diasumsikan

    setiap sambungan melayani 5 orang. Maka jumlah sambungan

    untuk zone tersebut adalah :

    Penduduk yang dilayani : 5.000x60%=3.000 orang

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    15/23

    15

    Dilayani dengan Sambungan Rumah 3.000x90%=2.700 orang

    Maka jumlah sambungan= 2700/5=540 unit

    B. Sambungan Umum

    Sambungan umum ada yang terdiri dari sambungan yang

    mempunya kran banyak (lihat gambar 4.) dan yang mempunyai

    tangki penampung yang terbuat dari fiber glass maupun dari bata

    (lihat gambar 5.).

    Gambar 4. Sambungan Umum Tanpa Tangki pengumpul

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    16/23

    16

    Gambar 5. Sambungan Umum dengan Tangki pengumpul

    Sambungan Umum juga terhubung pada pipa dengan diameter

    sampai dengan inchi.

    Sambungan Umum jumlahnya dihitung berdasarkan jumlah

    pemakainya dengan pemakaian yang terbatas, umumnya 30-50 (liter

    per orang per hari (L/o/h) dengan jumlah pemakai antara 50 sampai

    dengan 100 orang atau 5 sampai 10 kepala keluarga (KK).

    Contoh perhitungan sambungan umum:

    Penduduk yang dilayani : 5.000x60%=3.000 orang

    Dilayani dengan Sambungan Umum 3.000x10%=300 orang

    Maka jumlah sambungan= 300/100=3 unit

    Sambungan Non Rumah Tangga

    Sambungan Non Rumah Tangga melayani pemakai air yang

    kegiatannya secara resmi bukan rumah tangga seperti untuk

    pemakai air Sosial (rumah ibadah dan pendidikan), Toko/Niaga,

    Penginapan/Hotel, Kantor, industri dan Pelabuhan. Umumnya air

    disini air dipakai untuk keperluan kebersihan cuci, bahan baku

    proses produksi dan persediaan air di kapal. Pada kasus tertentu

    sambungan Non Rumah Tangga juga terdapat kegiatan rumah

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    17/23

    17

    tangganya seperti pada Rumah Toko (Ruko), atau pun Rumah

    Kantor (Rukan).

    Umumnya jumlahnya dalam perencanaan disesuaikan dengan

    jumlah yang ada diambil dari data BPS ataupun sumber lainnya

    sedangkan proyeksi di masa yang akan datang tergantung dari

    perkiraan pengembangan permasing masing kegiatan.

    Misalnya untuk perkembangan sosial, niaga, hotel dan kantor secara

    intensif tergantung dari jumlah penduduk yang ada sehingga

    prosentase pertumbuhannya tergantung dari jumlah penduduk.

    Secara ekstensif pertumbuhannya dapat mengikuti skenario

    perkembangan kota. Sebagai contoh suatu kota yang perkembangan

    industrinya pesat tentu juga kegiatan sosial, niaga, hotel dan kantor

    juga meningkat.

    Sambungan Kebakaran/Hidran kebakaran (lihat gambar 6.)

    Sambungan kebakaran adalah suatu pelayanan pengelola air yang

    tidak menghasilkan pendapatan dan fungsinya adalah untuk

    memmadamkan api bila ada kebakaran. Sambungan ini tersambung

    pada pipa induk maupun sekunder yang mempunyai tekanan tinggi

    (diatas 5 m) sehingga bila terjadi kebakaran air dapat disemprotkan

    pada jarak yang efektif. Jumlah pemadam kebakaran direncanakansesuai dengan resiko terjadinya kebakaran dan perletakannya

    disesuaikan dengan panjang pipa/slang kebakaran yang ada. Untuk

    daerah pertokoan berjarak antara 100 500 m tergantung dari

    kepadatan dan resiko kebakaran.

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    18/23

    18

    Sedangkan Volume air yang harus disiapkan tergantung dari asumsi

    lamanya pemadaman kebakaran dan asumsi luasnya kebakaran.

    Gambar 6. Tipikal sambungan/hidran kebakaran

    5. Proyeksi Kebutuhan Air

    Air pada kegiatan rumah tangga dipakai untuk ;

    Memasak

    Minum

    Kegiatan Mandi

    Cuci

    Sedangkan untuk kegiatan non rumah tangga air dipakai umumnya

    untuk cuci dan prosesn produksi.

    Pemakaian air persatuan pengguna bervariasi tergatung pada

    tingkat sosial-ekonomi-budaya, cuaca dan pasokan air dari

    pengelola air.

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    19/23

    19

    a. Satuan Kebutuhan Air Domestik

    Perkiraan satuan kebutuhan air untuk keperluan domestik dapat dianalisa dari pemakaian air yang tercatat di rekening air perbulannya

    yang diambil sampel secara proporsional disuatu daerah pelayanan.

    Angka ini kemudian dapat dijadikan patokan satuan kebutuhan air

    domestik. Satuan kebutuhan air untuk rumah tangga dijabarkan

    menjadi 2 golongan Yaitu Sambungan Umum, dan Sambungan

    Rumah Tangga .Untuk sambungan rumah tangga dapat dibagi lagi

    menurut sub golongannya.

    Pemakaian air untuk sambungan rumah adalah antara 5 24

    m3/bulan atau apabila dirumah ada 5 orang maka pemakaian adalah

    antara 40 160 l/o/h. Sedangkan untuk pemakaian umum adalah

    anatara 20-40 l/o/h. Pada perencanaan umumnya angka tersebut

    dipakai dengan terlebih dahulu mempelajari pola pemakaian air.

    b. Satuan Kebutuhan Air Bersih Non Domestik

    Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air untuk mememnuhi

    sarana-sarana kota, seperti sarana sosial, industri dan niaga.

    Perkiraan satuan kebutuhan air tersebut tergantung dari jenis

    kegiatan non domestik tersebut. Hal ini dapat dilihat dari rekening

    pembanyaran PDAM untuk non domestik.

    Satuan kebutuhan air non domestik untuk Sosial, Niaga/Rukodan

    Kantorumumnya berkisar antara 25 50 m3 perbulan atau sekitar

    0,75 1,60 m3/hari. Sedangkan untuk industri harus dilihat dari jenis

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    20/23

    20

    industrinya dan pelabuhan dari jumlah dan jenis kapal yang

    berlabuh.

    Tabel 1. Perkiraan Kebutuhan Air RT

    Perkiraan Kebutuhan Air RT (loh)

    60020012010080KK/lpd = (UFW25%,1KK=5 jiwa)

    4060100120160Total

    510151824Pemakaian m3/bln

    40Siram/Taman5

    2020Kebersihan4

    404040Cuci pakaian3

    2040404040Mandi2

    2020202020Minum/Masak1

    HUDesaPantaiDesaIKKKotaUraianNo

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    21/23

    21

    c. Kehilangan Air

    Dalam suatu sistim penyediaan air minum biasanya tidak seluruhnya

    air yang diproduksi instalasi sampai kepada konsumen. Biasanya

    terdapat kebocoran disana sini yang biasanya disebut kehilangan air.

    Kebocoran/kehilangan air yang berasal dari instalasi itu sendiri, pada

    pipa distribusi dan sekunder, pada alat meter air, kesalahan

    administrasi dan juga untuk pemadam kebakaran/penyiraman tanah.

    Kehilangan air pada sistim ini diusahakan sekecil mungkin, di

    antaranya dilakukan dengan mengoperasikan instalasi yang benar,

    pemasangan sambungan pipa transmisi dan distribusi dengan baik,

    penggunaan peralatan meter air yang baik dan ketelitian dalam

    laporanadministrasi. Kehilangan air pada dari data pengamatan

    umumnya adalah antara 25% sampai 40% hal ini sangat tergantung

    dari pola pengelolaannya. Untuk perencanaan ini kehilangan air

    dibatasi sebesar lebih kurang 25 % .

    d. Hari maksimum

    Yaitu dalam periode satu minggu, bulan atau tahun terdapat hari-hari

    tertentu dimana pemakaian airnya maksimum. Keadaan ini dicapai

    karena adanya pengaruh musim. Pada saat pemakaian demikian

    disebut pemakaian hari maksimum. Besarnya faktor hari maksimum

    adalah berdasarkan pengamatan karakteristik daerah tersebut

    adalah sekitar 110 % dikalikan debit rata rata. Kebutuhan air

    produksi direncanakan sama dengan kebutuhan maksimum.

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    22/23

    22

    e. Hari Kebutuhan Puncak

    Yaitu dalam periode satu hari, terdapat jam jam tertentu dimana

    pemakaian airnya maksimum. Keadaan ini dicapai karena adanya

    pengaruh pola pemakaian air harian (lihat bab 1.). Pada saat

    pemakaian demikian disebut pemakaian puncak. Besarnya faktor

    puncak adalah berdasarkan pengamatan karakteristik daerah

    tersebut adalah sekitar 140-170 % dikalikan debit rata rata.

    Kapasitas pipa induk dan retikulasi direncanakan sama dengan

    kebutuhan puncak.

    f. Rekapitulasi Kebutuhan Air

    Total proyeksi kebutuhan air penduduk adalah terdiri dari bagian-

    bagian, yaitu kebutuhan air rata rata setelah dihitung kehilangan air ,

    dan kebutuhan air pada saat maksimum. Contoh proyeksi kebutuhan

    air dipaparkan pada Tabel 1.

  • 7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf

    23/23

    23

    Tabel 1.

    Contoh Rekapitulasi Proyeksi Kebutuhan Air per 5 tahun

    No Uraian 2003 2 004 2 010 2 015 2 020 2 025

    1 Pro eksi Penduduk 189 474 193 831 211 666 232 551 249 289 262 0062 Pro eksi Penduduk an dila ani samb Domestik

    2.1 - Kran Umum 1 000 1 148 1 100 2 900 3 100 3 3002.2 - Rumah Tan a A 32 274 35 831 54 510 78 984 84 666 88 9862.3 - Rumah Tan a B 15 240 23 284 24 900 38 832 41 628 88 938

    Jumlah : 48 514 60 264 80 510 120 716 129 394 181 224

    3 Prosentase Pela anan 25.6% 31.1% 38.0% 51.9% 51.9% 69.2%4 Jumlah Jiwa er Kran Umum 100 100 100 100 100 1005 An ota Keluar a / l / RT Rmh 6 6 6 6 6 66 Pro eksi samb an dila ani

    6.1 - Kran Umum 10 11 11 29 31 336.2 - Rumah Tan a A 5 379 5 972 9 085 13 164 14 111 14 8316.3 - Rumah Tan a B 2 540 3 881 4 150 6 472 6 938 14 8236.4 - Sosial 20 27 35 37 37 476.5 - Nia a A 50 55 90 120 140 1506.6 - Nia a B 20 25 60 90 100 1106.7 - Industri 5 10 25 45 55 606.8 - Pelabuhan 1 1 1 1 1 16.9 Jumlah 8 025 9 982 13 457 19 958 21 413 30 055610 Pertambahan umlah sambun an 1 957 3 475 6 501 1 455 8 6427 Konsumsi Air

    7.1 - Kran Umum l/o/h 30 30 30 30 30 307.2 - Rumah Tan a A l/o/h 150 150 150 150 150 1507.3 - Rumah Tan a B l/o/h 120 120 120 120 120 1207.4 - Sosial l/h/samb 1 000 1 000 1 000 1 000 1 000 1 0007.5 - Nia a A l/h/samb 2 000 2 000 2 000 2 000 2 000 2 0007.6 - Nia a B l/h/samb 5 000 5 000 5 000 5 000 5 000 5 0007.7 - Industri l/h/samb 5 000 5 000 5 000 5 000 5 000 5 0007.8 - Pelabuhan 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10 0008 Konsumsi Air m3/hr

    8.1 - Kran Umum 30 34 33 87 93 998.2 - Rumah Tan a A 4 841 5 375 8 177 11 848 12 700 13 3488.3 - Rumah Tan a B 1 829 2 794 2 988 4 660 4 995 10 6738.4 - Sosial 20 27 35 37 37 478.5 - Nia a A 100 110 180 240 280 3008.6 - Nia a B 100 125 300 450 500 5508.7 - Industri 25 50 125 225 275 300

    8.8 - Pelabuhan 10 10 10 10 10 108.9 Jumlah m3/hr 6 955 8 525 11 848 17 556 18 890 25 326810 Jumlah L/dt 80 99 137 203 219 2939 Tin kat Kebocoran 20.0% 20.0% 20.0% 20.0% 20.0% 20.0%10 Produksi Air m3/hr 8 694 10 657 14 809 21 946 23 613 31 65811 Debit Rata rata L/dt 101 123 171 254 273 36612 Produksi=maks da 110 % L/dt 111 136 189 279 301 40313 Debit Puncak L/dt 150 % xrata 151 185 257 381 410 550