2007-2-00560-ti_bab 1
TRANSCRIPT
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 1/24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dengan semakin ketatnya persaingan didunia bisnis maka perusahaan haruslah
mampu untuk memgimbangi perusahaan-perusahaan pesaing yang ada di pasaran,
hal utama yang menjadi perhatian produsen tidak hanya bertumpu pada
perusahaan itu sendiri akan tetapi perusahaan akan mengorientasikan bisnisnya
pada layanan yang diberikan oleh perusahaan. Fenomena ini terjadi karena
munculnya pesaing-pesaing baru yang terus berimprovisasi dalam menjalin
hubungan dengan konsumen. Konsumen tidak lagi hanya memperhatikan harga
barang akan tetapi juga menilai suatu barang dari kualitas barang tersebut,
sehingga perusahaan harus berusaha dengan keras untuk tetap mempertahankan
mutu dari produk yang dihasilkannya.
Dengan semakin dewasanya konsumen maka permintaan konsumen terhadap
mutu atau kualitas dari suatu barang juga turut meningkat, hal ini dapat dilihat
dari perkembangan perindustrian-perindustrian didunia dimana perusahaan tidak
hanya memproduksi dalam jumlah banyak atau mengejar kuantitas dari barang
akan tetapi perusahaan juga berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dari
barang-barangnya. Contoh nyata yang dapat kita ambil yaitu : motor-motor buatan
Cina yang sempat mamasuki pasaran Indonesia beberapa waktu yang lalu, akan
tetapi sekarang sama sekali tidak kedengaran kabar anginnya, produk-produk
tersebut sama sekali tidak mampu bersaing dengan motor-motor dari Jepang, hal
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 2/24
2
ini terbukti dari keluhan-keluhan yang sering konsumen dengar bahwa motor-
motor dari Cina tidak dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya.
Berdasarkan fenomena diatas dapat dinyatakan diatas bahwa mutu atau
kualitas merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena
akan berpengaruh secara langsung pada konsumen, dimana kita ketahui bahwa
konsumen akan kehilangan kepercayaannya apabila sudah dikecewakan oleh
produk dengan kualitas yang rendah. Dalam rangka menjaga kekonsistensian
suatu produk maka perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan performansi
kualitas, tidak hanya melalui inspeksi akan tetapi juga melalui pengendalian
proses statistik atau Statistical Process Control , peningkatan kualitas dengan
proses statistik dapat dipadukan dengan Seven Quality Control Tools yang akan
menggambarkan banyaknya jumlah produk cacat, sebab-sebab kecacatan, langkah
perbaikan yang perlu diambil dan penggunaan tools pengendali mutu yang
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan perlunya perbaikan kualitas pada PT.
Mitsubishi Krama Yudha Motor & mfg
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Setiap konsumen pasti ingin mendapatkan produk yang berkualitas, sesuai
dengan apa yang diharapkannya sebelum membeli produk tersebut. Sebagai
produsen tentu saja harus memberikan yang terbaik untuk konsumennya dengan
kata lain harga barang yang harus dibayar oleh konsumen haruslah sebanding
dengan mutu barang yang didapat. Alasan inilah yang telah mendorong setiap
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 3/24
3
produsen untuk meningkatkan performansi dari kualitas produk yang
dihasilkannya dengan melakukan serangkaian pengujian kualitas.
Konsep dari kulaitas sekarang ini tidak hanya sekedar membuang atau
memperbaiki produk yang rusak akan tetapi merupakan suatu sistem yang
berorientasi pada pencegahan kerusakan atau produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasi dan bukan terfokus pada upaya untuk mendeteksi kerusakan yang
terjadi pada produk.
Permasalahan yang terjadi di PT Mitsubishi Krama Yudhamotor adalah pada
proses pembuatan pintu dan proses palleting, dimana dalam proses tersebut sering
terjadi kecacatan sehingga menganggu proses produksi secara keseluruhannya,
karena jika terjadi kecacatan perlu dilakukan Rework atau perbaikan, sehingga
akan mengakibatkan pemborosan waktu proses. Cacat yang terjadi juga akan
merugikan perusahaan karena terjadi pemborosan bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi.
Berdasarkan permasalahan diatas pembahasan topik ini diharapkan dapat
memberikan suatu solusi atas masalah tersebut, dimana pemecahan masalah
tersebut berupa batasan-batasan mutu yang lebih jelas, proses pengendalian
kualitas yang lebih sistematis dan terkoordinir.
Perumusan masalah dalam skripsi ini dijabarkan sebagai berikut :
a.
Apa jenis cacat yang paling sering terjadi pada produk yang diteliti?
b.
Apakah produk cacat tersebut masih dalam batas yang kendali statistik?
c. Apa faktor-faktor yang manjadi penyebab kecacatan?
d.
Bagaimana mencegah terjadinya kecacatan ?
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 4/24
4
1.3
Ruang Lingkup
Dalam skripsi ini akan dibahas produk Door pada bulan juni-juli dari Colt
Diesel,Fuso serta L300 dan yang menjadi fokus utama pada penulis yaitu : Door
panel Assy LH / RH (fe 10) Colt Diesel, karena :
• volume produksi mencapai 75% dari total produksi, serta sebagai
market leader,oleh karena itu mutu harus tetap terjaga.
• Karena proses produksi melibatkan banyak mesin dan operator
memungkinkan banyak kesalahan yang terjadi.
1.4
Tujuan dan Manfaat
Tujuan pembuatan skripsi ini adalah :
1. Mengetahui jenis cacat yang paling sering terjadi pada proses Door.
2.
Menjabarkan faktor-faktor yang menjadi Penyebab dari kerusakan-
kerusakan tersebut
3.
Memperbaiki system pengendalian kualitas yang ada di perusahaan
untuk meminimalkan kecacatan.
Manfaat dari penyusunan skripsi ini adalah :
1. Menberikan usulan perbaikan pada perusahaan untuk menerapkan
pengendalian kualitas .
2. Perusahaan akan mengetahui penyebab dari kerusakan yang paling
utama.
3.
perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya karena kualiats dari
produk terkendali.
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 5/24
5
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1 Sejarah Perusahaan
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM ), merupakan
salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) patungan antara pihak
perusahaan swasta Jepang dan pihak swasta yang bertujuan untuk bekerja sama
menghasilkan part atau komponen yang diperuntukkan bagi kendaraan bermotor
roda empat dengan merk dagang “MITSUBISHI”.
Persetujuan usaha patungan (joint venture) antara pihak swasta jepang yang
diwakili oleh Mitsubishi Corporation (MC) dan Mitsubishi Motors Corporation
(MMC) dengan perusahaan swasta nasional yang diwakili oleh PT. Krama Yudha
Tiga Berlian (PT. KTB) dan PT. Krama Yudha (PT. KY) terjadi pada tanggal 18
januari 1973 dengan persentase kepemilikan jumlah saham, yaitu :
1.
PT. Krama Yudha (PT. KY) : 18,2 %
2.
PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (PT.KTB) : 17,2 %,
3. Mitsubishi Motors Corporation (MMC) : 32,3 %
4. Mitsubishi Motors (MC) : 32,3 %.
Pada tanggal 19 Mei 1973 didirikan PT.MKM dengan modal dasar sebesar
US$42,866,250.00 dan selanjutnya diresmikan dengan berdasarkan akte Notaris
Eliza
Pondang pada tanggal 3 Agustus 1973. Pembangunan pabrik yang berlokasi di
Jakarta dimulai pada tanggal 14 Januari selama 4 bulan, selanjutnya memasukkan
mesin – mesin pada bulan mei 1974. Pada bulan Oktober dimulai produksi
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 6/24
6
percobaan PT. MKM yang berlangsung untuk beberapa bulan sedangkan produksi
komersial dimulai pada tanggal 6 Januari 1975 dengan pembuatan body part.
Pada bulan Desember 1982 pihak Jepang yang juga diwakili oleh Mitsubishi
Corporation (MC) dan Mitsubishi Motors Corporation (MMC) bekerja sama
dengan pihak Indonesia dengan melakukan usaha patungan dengan mendirikan
perusahan PT. Colt Engine and Manufacture (PT. CEM) yang mulai berproduksi
pada bulan Oktober dan melakukan produksi secara komersial pada tahun 1985.
Pada tanggal 1 Januari 1988, PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and
Manufacturing melakukan merger dengan PT. Colt Engine and Manufacture
dengan alasan antara lain yaitu untuk efisiensi. Pada saat merger perbandingan
saham antara kedua belah pihak yaitu pihak Indonesia sebesar 35.4 % dan jepang
sebesar 64.4 %, untuk selanjutnya PT. CEM disebut dengan PT. MKM II yang
memproduksi komponen mesin kendaraan
( Engine Plant ) dan PT. MKM disebut sebagai PT. MKM I memproduksi
komponen badan kendaraan (Stamping Plant ).
Gedung pabrik yang dulunya digunakan PT. CEM menjadi PT. MKM 2
memproduksi Engine and Engine part, transmission and transmission parts,
steering and steering parts dan assembling engine seperti crank shaft, cylinder
head, connecting rod, cylinder block, cam shaft . Sedangkan PT. MKM 1
memproduksi Body Parts dan chassis parts seperti rear door, bumper, front door,
jigs, dies dengan proses drawing, cutting, stamping, welding, piercing by robot
laser, assembling, cad design, CNC machining, die finishing, jig assay dan
painting.
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 7/24
7
Pada tahun 1991 PT. MKM 2 mulai memproduksi front axle untuk colt diesel
L300. Di tahun 1995 melakukan perluasan stamping area dan pemasangan mesin
press besar. Pada tahun 1996 dimulai perakitan steering column untuk Fuso truck,
colt diesel (FE) dan kendaraan penumpang ( passanger car ), perluasan pabrik
stamping B dan assembling line, engine factory. Pada tahun 1997 pengadaan
instalasi baru untuk memproduksi transmision untuk kuda dan colt L300. Ekspor
cylinder head, crank shaft, conecting rod untuk 4G15 ke Mitsubishi Motor Kyoto,
Jepang pada tahun 1998.
Pada tahun 1999 mulai memproduksi MITSUBISHI KUDA dilanjutkan
dengan mengekspor stamping part KUDA ke Mitsubishi Motor Philippines Corp.
(MMPC), dilanjutkan pada tahun 2000 mengekspor mesin dan bagian transmisi ke
Filipina (ATC). Tahun 2002 Mitsubishi mengeluarkan sedan baru yang dikenal
dengan “ All Mitsubishi Lancer “ dan L200 4WD Strada. Mitsubishi pada tahun
2004 mencapai penjualan hingga naik 16% dari 77.000 unit di tahun 2003 menjadi
90.000 unit, dimana hasil penjualan ini merupakan break record bagi Mitsubishi
di Indonesia. Untuk meningkatkan penjualan maka pada tanggal 23 Februari 2005
diluncurkan produk baru yaitu Mitsubishi Grandis 2.4 MIVEC.
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing menghasilkan produk
dengan rincian sebagai berikut :
1. Body Parts and Chasis Parts
2. Engine and Engine Parts
3. Transmission and Transmission Parts
4. Steering and Steering Parts
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 8/24
8
5. Fuel Tank, Exhaust Pipe, Muffler
6. Stamping Dies and Jigs.
Produk tersebut diatas disalurkan ke pelanggan internal yaitu PT. KTB dan ekspor
ke ATC, MMPC (Filipina), MMC (Jepang), EML (India), Serta ke pelanggan
eksternal yaitu PT Indo Mobil Internasional.
PT. MKM memiliki afiliasi dengan beberapa pabrik kelompok Mitsubishi
Krama Yudha group dengan rincian sebagai berikut:
1.
PT. Krama Yudha Kusuma Motors
2. PT. Krama Yudha Ratu Motors
3. PT. Tri Jaya Union
Sampai saat ini PT. MKM telah mendapat sertifikat standard mutu
internasional produk berdasarkan ISO 9001 yang dipergunakan sebagai acuan
sistem manajemen mutu dan membangun Sistem Manajemen Lingkungan
berdasarkan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan. Hal
tersebut terintegrasi dalam :
1.
Persyaratan pelanggan, undang – undang, peraturan dan standar yang
berkaitan dengan Mutu Produk dan Mutu Lingkungan harus berlaku dalam
proses produksi merupakan tanggung jawab dari pimpinan puncak sampai
karyawan.
2.
Hasil kegiatan internal Audit dan tinjauan manajemen terhadap Sistem
Manajemen Lingkungan dan Mutu secara terus – menerus dari Board Of
Director yang terkoordinasi, selalu dikomunikasikan untuk dapat dipahami ke
seluruh karyawan guna melaksanakan perbaikan.
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 9/24
9
3.
Melalui Pelatihan yang berkelanjutan untuk memlihara, mempertahankan dan
meningkatkan profesionalisme karyawan guna melaksanakan perbaikan.
4.
Pimpinan puncak karyawan selalu berikhtiar melakukan peningkatan
keefektifan Sistem Manajemen Mutu dan Mulai membangun Sistem
Manajemen Lingkungan secara berkesinambungan.
Dalam penerapan ISO 14001 yang mengatur tentang pengolahan lingkungan
pihak PT. MKM membuat kebijakan lingkungan sebagai berikut :
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 10/24
10
Gambar 1.1.Kebijakan Lingkungan PT. MKM
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing secara aktifmeningkatkan perlindungan lingkungan, keselamatan dan kesehatankerja dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan, beserta
tindakan darurat yang bertujuan:
Menekan serendah mungkin pencemaran lingkungan yang bersumberdari bahan baku, proses dan limbah proses yang dapat mencemarkan air,
udara, kebisingan dan getaran yang berdampak pada keselamatan dankesehatan kerja
Melaksanakan preaturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja
Melaksanakan peraturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja
Meningkatkan pemanfaatan daur ulang limbah proses denganmengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan
Melaksanakan penghematan penggunaan energi dan sumber daya yanglain
Melaksanakan kegiatan kebersihan di lingkungan kerja secara konsistendan berkesinambungan
H. MIYATAKE
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 11/24
11
1.1
Visi & Misi Perusahaan
Guna meningkatkan kualitas dan mutu produknya perusahaan ini
mempunyai visi, misi, serta kebijakan perusahaan sebagai berikut :
1. Visi MKM
a. Menjadikan perusahaan yang global dan muncul di pasar ASEAN.
b.
Melaksanakan kontrol Q.C.D (Quality Cost Delivery)
menempatkan prioritas utama untuk mendapatkan kepercayaan
konsumen.
c. Meningkatkan kepuasan kepada pemilik perusahaan, pemegang
saham, direktur, dan seluruh karyawan.
2. Misi MKM
a. Menurunkan biaya
b.
Meningkatkan mutu
c.
Pengendalian jadwal pengiriman
d.
Mengembangkan produk baru
e.
Manajemen keselamatan dan lingkungan.
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 12/24
12
1.1.
Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab
Suatu organisasi adalah himpunan para individu – individu yang saling bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apabila dua atau lebih individu bekerja
sama dalam upaya pekerjaan, salah satu dari mereka harus mengarahkan aktivitas
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 13/24
13
Suatu organisasi adalah himpunan para individu – individu yang saling bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apabila dua atau lebih individu bekerja
sama dalam upaya pekerjaan, salah satu dari mereka harus mengarahkan aktivitas
kelompok; jika tidak mereka akan bekerja sebagai individu dengan tujuan
berlawanan satu dengan lainnya. Dengan demikian perlu adanya pengarahan dari
satu sumber untuk mengkoordinasi kelompok tersebut.
Organisasi yang baik seharusnya cenderung untuk mengurangi banyaknya
masalah manajemen yang timbul, membuat upaya menjadi minimum, mengurangi
ketegangan dan perselisihan dalam organisasi, meningkatkan kerja regu menjadi
lebih efektif dan menekan biaya operasi menjadi minimum serta memperlihatkan
arus pekerjaan yang lancar, luwes agar dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan yang terjadi di dunia usaha saat ini dan pengendalian yang mantap
sehingga organisasi tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Sasaran utama dari organisasi produksi di pabrik ialah untuk mengembangkan
pekerjan tim yang berfungsi sebagai instrumen tunggal untuk produksi dengan
biaya rendah. Aktivitas departemen di dalam usaha diadakan untuk memperoleh
hasil yang maksimum dan efisien. Dari bawah hingga atas, setiap anggota
organisasi harus digerakkan untuk mencapai hasil maksimal dipekerjaannya
sendiri, mengkoordinasi kerja sama dengan departemen–departemen lainnya dan
pada umunya membangkitkan semangat tim yang diperlukan.
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 14/24
14
Bentuk Struktur organisasi PT. MKM adalah bentuk fungsional. Hal tersebut
dilihat dari adanya spesialisasi fungsional yang bertanggung jawab dalam struktur
organisasi perusahaan seperti bagian PPC, Quality, Produksi, dll. Dalam struktur
organisasi terutama menjelaskan tentang :
1. Fungsi–fungsi yang ada dari suatu perusahaan
2.
Tingkatan–tingkatan manajemen dalam perusahaan, derajat dan posisi masing
– masing fungsi
3.
Memperlancar kerjasama antar fungsi
4. Memudahkan untuk melakukan kontrol terhadap efisiensi setiap fungsi
sehingga dapat membantu manajemen dalm pengendalian manajemen dalam
rangka mengambil keputusan
5. Menjelaskan hubungan kerja yang terdapat antara fungsi yang satu dengan
lainnya
6.
Pedoman maupun standar yang digunakan dalam penyusunan prosedur –
prosedur tertulis tentang aktivitas usaha.
PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors And Manufacturing (PT. MKM)
mempunyai pimpinan tertinggi yang dipegang oleh Presiden Direktur yang
dibantu oleh Tiga Orang Vice President dan lima orang Direktur. Dimana setiap
Direktur membawahi beberapa departemen.
1.4 Tanggung Jawab dan Wewenang
a.
Board of Director
President Director, Senior Executive Advisor, Vice President Director
dan Director pada PT. MKM di sebut sebagai Board of Director , mereka
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 15/24
15
secara bersama mempunyai tugas dan wewenang untuk kemajuan PT.
MKM yaitu :
1.
Membuat Kebijakan Mutu Tahunan Perusahaan
2. Membuat tujuan Mutu Tahunan Perusahaan
3. Memilih Wakil Manajemen
4.
Melakukan Kajian Bulanan terhadap pencapaian tujuan mutu
5. Melakukan Kajian hasil audit internal porduk, proses dan audit internal
eksternal sistem manajemen mutu
6. Melakukan Kajian sember daya
b.
Departemen Human Resources Development
1.
Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di departemen
HRD
2.
Bertanggung jawab terhadap hubungan industrial
3.
Bertanggung jawab terhadap pengadaan dan pengembangan karyawan
4.
Sebagai wakil perusahaan dalam perundingan Bipartit dengan PUK, dan
berhubungan dengan instansi pemerintah
5. Bertanggung jawab terhadap peningkatan keterampilan dan pengetahuan
karyawan
6.
Bertanggung jawab terhadap kedisiplinan karyawan
7.
Menjalin kerja sama yang baik antar perusahaan
8.
Bertanggung jawab terhadap BOD meeting
Wewenang :
1.
Menetapkan kebijakan bagi depatemen HRD
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 16/24
16
2.
Menetapkan langkah - langkah pengetahuan dan keterampilan karyawan
3. Berwenang terhadap penegakan disiplin karyawan
c.
Departemen General Affair
1. Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di depatemen.
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan BOD Meeting
3.
Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan
4. Bertanggung jawab terhadap keselamatan pegawai dan aset perusahaan
5.
Menjalin kerja sama yang baik antara perusahaan
6. Bertanggung jawab terhadap tugas admninistrasi umum
7. Bertanggung jawab terhadap pelayanan kebutuhan karyawan dalam
bekerja
8. Bertanggung jawab terhadap kebutuhan sarana dan prasarana
Wewenang :
1.
Menetapkan kebijakan departemen dalam ketertiban dan keamanan
perusahaan
2.
Menetapkan kebijakan perusahan dalam kerja sama dalam group tentang
masalah – masalah umum & kepersonaliaan
3.
Berwenang terhadap kedisiplinan pegawai
4.
Menentukan kebutuhan sarana pendukung administrasi
5.
Menetapkan dan menyetujui pelayanan kebutuhan karyawan didalam
pekerjaan
6. Menentukan dan mengontrol kebutuhan sarana dan prasarana
d. Departemen Marketing
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 17/24
17
1.
Bertanggung jawab dalam mengukur dan mengontrol pembelian baik
pasar domestik maupun luar negeri
2.
Bertanggung jawab dalam pembelian sub material dan peralatan dari
pemasok / agen dalam negeri
3. Bertanggung jawab dan mengontrol pembelian raw material, peralatan
dan tools import
4. Melakukan kontrol pelaporan penjualan dan pembelian
5.
Bertanggung jawab pada pengadaan Local Part / lokasi baru
6. Kontrol Stock
Wewenang :
1.
Melakukan seleksi vendor & memutuskan serta negosiasi harga
2. Melakukan evaluasi harga supplier , pembayaran supplier derta
penerbitan purchase order
3.
Melakukan verifikasi harga material dan memonitoring stock level dari
material
4.
Memberikan rekomendasi mengenai kondisi stock dan rencana order
material
e.
Departemen Localization Process
Departemen ini pada intinya memiliki tanggung jawab terhadap
perluasan-perluasan lokasi pabrik yang berhubungan dengan proyek–proyek
yang akan dijalankan hanya memiliki kepala departemen saja.
f. Departemen Controling
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 18/24
18
Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di departemen
Controlling, seperti :
1.
Bertanggung jawab membuat laporan penjualan
2. Bertanggung jawab membuat laporan anggaran perusahaan
3. Memonitoring pengeluaran biaya
4.
Memonitoring Pendapatan
5. Bertanggung jawab terhadap kegiatan finansial perusahaan
6.
Bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang menyangkut
pembayaran
7. Mengeluarkan laporan jumlah pendapatan perusahaan
Wewenang :
1. Mengatur dan mengorganisasikan aktivitas departemen Controlling
2.
Berwenang menilai performa pegawai seluruh departemen
3.
Berwenang membuat keputusan yang menyangkut seluruh transaksi di
perusahaan.
g.
Departemen Prod. Stamping
Membuat sistem : Kontrol produksi
Kontrol kualitas
Kontrol Keselamatan
Kontrol sub material
Kontrol Mesin / alat
Kontrol Man power
Pendidikan
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 19/24
19
Peningkatan : Layout
Cara kerja
Sub amterial, Cost Down
Man Hour
Wewenang : Mengontrol produktivitas produksi
Mengontrol Kualitas produksi
Mengontrol biaya pemakaian sub material
Mengontrol Keselamatan
Mendidik pekerja dibagian departemen Stamping
Effisiensi Man hour
h. Departemen Production Engine
1. Perencanaan dan pengendalian semua aspek manajemen produksi untuk
menjamin kelancaran out put produksi sesuai jadwal
2.
Menjamin mutu produksi
3.
Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan standardisasi yang telah
ditetapkan.
Wewenang :
1.
Meningkatkan produktifitas
2.
Mengoptimalkan SDM
3.
Meminimumkan distribusi biaya produksi
4.
Melaksanakan perbaikan sistem produksi yang efisien
5. Menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja
6.
Menjaga iklim kerja yang berkaitan dengan karyawan produksi
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 20/24
20
i.
Departemen Production Planning & Controlling
1. Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pengawasan produksi
yang meliputi : CKD, material, Sub kontrak, dan vendor, produksi yang
di hasilkan pabrik Stamping dan pabrik Engine ,domestik dan Export
Delivery
2.
Bertanggung jawab terhadap prasarana kebutuhan perencanaan dan
pengawasan produksi dipabrik Stamping dan Engine
3.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan pengawasan
produksi di pabrik Stamping dan Engine
Wewenang :
1.
Berwenang terhadap menetapkan hal–hal yang berkaitan dengan
perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta delivery.
2.
Berwenang dalam mengurus dan mengatur prasarana kebutuhan yang
berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta
delivery di pabrik Stamping dan Engine
3.
Berwenang dalammenetapkan tugas perencanaan dan pengawasan
kuantiti produksi serta delivery di pabrik Stamping dan Engine
j.
Departemen Production engineering
1.
Manejemen total pekerjaan di departemen
∼
Proses reakisasi produk baru, model baru / ganti model
∼ Pelaksanaan perubahan barang
∼ Proses pembuatan master schedule
∼ Die / Jig Manufacturing & maintenance
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 21/24
21
∼ Proses Die, / jig / pallet / Lau out disign & cost estimate
∼ Proses Jig machinning
∼
Proses Die / Jig Finishing & Maintenance
2.
Leader total pekerjaan di departemen
3. Monitoring total pekerjaan di departemen
4.
Evaluasai total pekerjaan di departemen
5. Budgeting dan Invesment
6. Promotion Man power total departemen
Wewenang :
1. Approval Planning dan report section
2.
Memutuskan pelasanaan pekerjan
3.
Koreksi terhadap kesalahan / kekurangan pelakasanaan
4. Pelaksanaan perbaikan departemen
5.
Memutuskan sistem budgeting departemen
6. Approval promotion Man Power
k.
Departemen Quality Engineering
1. Menganalisa dan mengevaluasi dari kegiatan realisasi produk baru untuk
mencapai kualitas produk yang sesuai dengan standard yang telah
disepakati
2.
Melaporkan kegiatan di seksi yang bersangkutan dan mengevaluasi dari
kegiatan untuk tindakan perbaikan guna mencapai sasaran ,utu
departemen & sasaran mutu perusahaan
3. Menyampaikan informasi dari Dept – Head ke Sub Section Head
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 22/24
22
Wewenang :
1. Memutuskan kualitas hasil suatu produk pada saat kgiatan realisasai
produk baru
2. Memutuskan kualitas produk terhadap part yang keluar dari spec /
standart
3.
Memutuskan kegiatan overtime di seksinya
l. Departemen Maintenance Improve Valuation ( MIV )
1.
Membuat laporanan kemajuan tentang kebijakan dan penilaian
perusahaan
2. Membuat laporan kemajuan MKM terhadap sistem pembangunan
manajemen mutu
3. Membuat laporan kemajuan MKM terhadap penerapan sistem
manajemen
Wewenang :
1.
Kebijakan perusahaan tentang ISO 9001 : 2000 , ISO 14001 : 1996,
TPM and keselamatan.
2. Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan tentang ISO 9001 : 2000,
ISO 14001 : 1996, TPM keselamatan.
3.
Memberikan penilaian kembali terhadap ISO 9001 : 2000, ISO 14001 :
1996, TPM dan keamanan
4.
Rapat bulanan
5. Tinjauan Manajemen
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 23/24
23
1.4. Mekanisme Kegiatan PT. MKM
PT. MKM merupakan perusahaan assembling dan manufacturing yang
memproduksi bodypart dan engine kendaraan dengan merk “MITSUBISHI”.
Manajemen PT. Mitshubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing, di dalam
memasuki abad ke-21 telah menetapkan kebijakan pembangunan sistim
manejemen mutu perusahaan didasarkan sistem manajemen mutu berlandas ISO-
9001:2000.
Manual Mutu PT. MKM ini di buat dengan tujuan untuk memberikan
pengertian yang baik tentang “KEBIJAKAN MUTU”, TUJUAN MUTU”,
“PROSEDUR MUTU” bagi kepentingan internal (Sistem Manajemen Mutu
Organisasi) dan eksternal (Pelanggan, Pemasok dan pihak-pihak terkait), sehingga
mampu memberikan garansi bahwa mutu produk yang dihasilkan sudah sesuai
dengan persyaratan pelanggan, sekaligus sebagai prasayarat guna mendapatkan
sertifikasi sistem manajemen mutu ISO-9001:2000.
Kepentingan internal berguna bagi organisasi untuk melakukan kajian
terhadap pengendalian manual mutu, sistem manajemen mutu, tanggung jawab
manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, pengukuran, analisa dan
peningkatan sistem mutu, sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahaan
dalam mencapai sasaran mutu secara efektif dan effisien. Kepentingan eksternal
berguna bagi pelanggan dalam melakukan kajian apakah persyaratan yang diminta
pelanggan telah dapat dipenuhi oleh PT. MKM sehingga pelanggan puas terhadap
pelayanan PT. MKM, bagi pemasok yang melakukan transaksi bisnis dan
mengirimkan part atau komponen ke PT. MKM dapat dijadikan sebagai pedoman
7/23/2019 2007-2-00560-TI_Bab 1
http://slidepdf.com/reader/full/2007-2-00560-tibab-1 24/24
24
“Sistem Jaminan Mutu Produk” yang dipersyaratkan oleh PT. MKM, serta pihak-
pihak terkait dengan kegiatan non-business PT. MKM akan tetapi berpengaruh
kepada produk yang dihasilkan oleh PT. MKM. Manajemen PT. MKM memiliki
komitmen penuh untuk melakukan penyempurnaan dan Peningkatan Sistem
Manajemen Mutu dengan melakukan revisi-revisi di dokumen Manual Mutu,
Prosedur Mutu, Instruksi Kerja, Lembar Data dan dokumen penunjang lainnya
serta implementasi pelaksanaan beserta kajian evaluasinya.
Secara singkat proses produksi PT. MKM dapat digambarkan sebagai berikut:
PT. MKM melakukan assembling transmission, engine, machining engine
components seperti cylinder head, crank shaft, cam shaft di MKM II. Proses
produksi bagian lain antara lain design engineering, stamping part, assembling
body part, dies manufacturing, jig manufacturing dan painting di MKM-I. Hasil
proses engine assy dan stamping part tersebut dikirim ke PT. Krama Yudha Ratu
Motor (PT. KRM) untuk L300, 120SS dan truck, PT. Krama Yudha Kesuma
Motor (PT. KKM) untuk Mitsubishi KUDA dan PT. Trijaya Union (PT. TJU)
untuk kendaraan jenis bis. Proses perakitan selesai kemudian dikirim ke PT.
Krama Yudha Tiga Berlian Motors (PT. KTB) untuk di distribusikan ke
konsumen.
Gambar 1.3. Aliran produk PT. MKM