223603288 penerapan model pembelajaran inquiry dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan...

Upload: junisiburian

Post on 09-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fjdjfndjfndnsfdsjfsksfhdjfjenncdjkfejfksfkdfdkggkdgjgkdkjfjiehfksjfjslffjeejf

TRANSCRIPT

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP PADA SISWA SMP NEGERI 2 BATEE

diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan

Proposal

OlehMunawirNIM 1309200150024

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGIPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM, BANDA ACEH2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPendidikan merupakan komponen penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara, dan kini terus berkembang sejalan dengan perkembangan sosial yang ada. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan.Dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu strategi pembelajaran yang digunakan oleh seorang pendidik dalam melaksanakan tujuan pendidikan. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru diperlukan suatu pendekatan tertentu. Pendekatan tersebut merupakan titik tolak dalam penyelesaian masalah yang ada dalam program belajar mengajar serta menggambarkan cara berpikir dan sikap seorang pendidik dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Strategi pengajaran dan pembelajaran biologi diperlukan oleh seorang pendidik untuk mengarahkan siswa dalam mengembangkan kemampuannya dalam bentuk psikomotorik, afektif dan kognitif. Keterampilan ini sangat penting bagi siswa dalam memahami bukti yang mendasari dalam mendukung konsep biologi dasar dan proses ilmiah (Gehring, 2007). Namun pada kenyataannya saat ini proses pembelajaran berlangsung lemah (Sanjaya, 2009). Hal tersebut didasarkan kepada seorang pendidik masih menerapkan pembelajaran konvensional Trianto (2007). Dalam kegiatan pembelajaran guru memberikan pengetahuan melalui ceramah yang disajikan dengan sangat sistematis. Seorang pendidik yang merancang pembelajaran demikian cenderung mentransfer ilmu pengetahuan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa, sehingga menyebabkan siswa tidak pernah membangun makna belajar tersendiri (Sadia dalam Hermawati, 2012). Hal demikian dapat mempengaruhi minat serta penguasaan siswa dalam bidang sains (biologi) yang masih dirasakan sangat kurang dan menyebabkan hasil pembelajaran yang rendah. Rendahnya pembelajaran disebabkan selama pembelajaran masih menggunakan sistem menghafal (rote learning) dan menerima atau reception learning dari pada memahami konsep suatu materi (Ardhana, dkk, 2004).Berdasarkan data awal yang telah dilakukan pada tahun 2010 di SMP Negeri 2 Batee, hanya 22 siswa dari 60 siswa yang menyukai mata pelajaran biologi. Hal tersebut dikarenakan hanya sebagian siswa (34 siswa) yang memahami materi pelajaran biologi berdasarkan materi yang kurang menarik dan banyaknya istilah latin yang digunakan dalam mata pelajaran biologi. Pada saat ini di sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013, pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah mengalami pergeseran menuju ke pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pembelajaran dirancang dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa, dengan harapan dapat membantu peserta didik dalam mengkontruksi pengetahuannya dan menjadikannya seorang pembelajar yang aktif. Pembelajaran yang menitikberatkan pada keterlibatan siswa sehingga siswa lebih aktif dalam membangun pengetahuannya dapat dilaksanakan dengan metode pembelajaran inkiri (penyelidikan). Pada pembelajaran biologi khususnya pada materi klasifikasi makhluk hidup yang menggolongkan makhluk hidup berdasarkan kesamaan dan perbedaan yang dimilikinya, sehingga materi ini dapat dilaksanakan dengan metode pembelajaran inkuiri/penyelidikan yang diyakini dapat diterapkan pada materi ini. Belajar dengan metode inkuiri yang memanfaatkan pengetahuan dalam mendapatkan suatu jawaban dari pertanyaan/masalah yang dimiliki oleh siswa. Pertanyaan/masalah dapat memotivasi siswa untuk mencari tahu jawabannya melalui perencanaan dan pelaksanaan penyelidikan. Proses pembelajaran seperti ini akan melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa dalam mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Dengan demikian proses penyelidikan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran akan memberikan pemahaman yang lebih baik dan menjadi lebih bermakna. Inkuiri merupakan suatu alat fundamental bagaimana anak belajar dengan aktif karena pembelajaran sains (biologi) tidak dapat dijalankan tanpa melalui inkuiri.Metode pembelajaran inkuiri memberikan keuntungan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Oates (2002) dalam Irwandi (2009) yang dilihat pengembangan kecakapan hidup siswa dalam bekerjasama, merumuskan masalah, menganalisis data, serta membuat kesimpulan. Selain itu, juga dapat mengembangkan kecakapan hidup siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran inkuiri juga memberikan umpan balik yang cepat, dapat memberikan penegasan waktu dalam pemberian tugas, dan membuat anak-anak tanggap dalam perbedaan bakat dan cara belajar. Irwandi (2009) juga mengatakan hasil belajar kognitif yang baik dapat dilaksanakan dengan strategi pembelajaran inkuiri.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:1. Apakah penerapan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses dalam materi klasifikasi makhluk hidup pada siswa SMP Negeri 2 Batee?2. Apakah penerapan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep dalam materi klasifikasi makhluk hidup pada siswa SMP Negeri 2 Batee?

1.3. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses dalam materi klasifikasi makhluk hidup pada siswa SMP Negeri 2 Batee.2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan penguasaan konsep dalam materi klasifikasi makhluk hidup pada siswa SMP Negeri 2 Batee.

1.4. Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini adalah:1. Manfaat teoritisDengan adanya penelitian ini dapat memberikan suatu pengetahuan kepada penulis dalam menemukan suatu cara belajar yang efektif dalam proses pembelajaran biologi2. Manfaat Praktisa. Bagi guru, dapat memberikan suatu alternatif metode pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaranb. Bagi siswa, dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada suatu materi pembelajaran

1.5. Penjelasan Istilah1. Metode pembelajaran inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis. Guru membimbing peserta didik untuk menemukan pengertian baru, mengamati, perubahan pada praktik uji coba, dan memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka sendiri. Metode ini menekankan peserta didik untuk belajar lebih aktif dan kreatif untuk mencari pengetahuan. Langkah inkuiri mengacu pada model berpikir reflektif dari John Deweys (1990). Tahap-tahap inkuiri yang dilakukan peserta didik meliputi (1) mengidentifikasi masalah; (b) merumuskan hipotesis; (c) mengumpulkan data; (d) menganalisis dan menginterpretasikan data untuk menguji hipotesis; (e) menarik kesimpulan. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang dilakukan guru adalah (a) menjelaskan tujuan pembelajaran; (b) membagi petunjuk inkuiri atau petunjuk praktikum; (c) menugaskan peserta didik untuk melaksanakan inkuiri praktikum, (d) memantau pelaksanaan inkuiri, (e) menyimpulkan hasil inkuiri bersama-sama (Mulyatiningsih, 2012). Langkah langkah metode pembelajaran inkuiri akan diterapkan pada siswa SMP Negeri 2 Batee.2. Keterampilan proses sains adalah keterampilan proses ialah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru. Rangkaian keterampilan proses antara lain mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan (Semiawan (1992) dalam Yuniastuti (2013). Keterampilan proses sains akan dilihat oleh guru selama siswa melaksanakan proses pembelajaran. 3. Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep setelah atau sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai. Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan konsep lebih menitikberatkan pada variabel-variabel yang dapat diubah (alterable variables) dari sekolah: perilaku-perilaku awal kognitif (misalnya keterampilan-keterampilan siswa), karakteristik-karakteristik afektif (misalya; minat dan motivasi), dan faktor spesifik yang mempengaruhi kualitas belajar (Dahar, 1989) dalam (Wirtha, 2008).4. Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimiliki. Dasar klasifikasi karena adanya keanekaragaman. Tujuan klasifikasi adalah untuk menyederhanakan objek studi, artinya mengingat sedikit mungkin, tetapi dalam ingatan tersebut mengandung informasi yang banyak. Klasifikasi dapat memberikan petunjuk dalam mengenal hewan maupun tumbuhan yang belum diberi nama (untuk identifikasi), yaitu dengan membandingkannya dengan kelompok yang telah diberi nama (Tim Pengajar FKIP Biologi, 2008)

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1. Metode Pembelajaran InkuiriSalah satu metode pembelajaran dalam bidang sains yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inquiry. Devid L. Haury dalam artikelnya Teaching Science Through (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak "Inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu". Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu. (Haury, 1993). Keyakinan akan keunggulan inkuiri dalam pembelajaran biologi didukung oleh pernyataan Bruner (dalam Amin, 1979) yang menyatakan keuntungan mengajar dengan metode inkuiri adalah : (1) siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik, (2) membantu siswa dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru, (3) mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, dan (4) mendorong siswa berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesanya sendiri. Selain itu, pembelajaran menjadi student centered, membentuk dan mengembangkan konsep diri, dapat mengembangkan bakat kemampuan individu, dapat menghindari cara-cara belajar tradisional (menghafal dan menerima informasi) serta memberikan waktu bagi siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Setiawan (2005) memperoleh kesimpulan pembelajaran dengan strategi inkuiri memberikan pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah pada siswa SMP. Pembelajaran metode inkuiri menurut Gulo (2002) menitikberatkan sasaran utama pada (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar yang merupakan kegiatan mental intelektual dan sosial emosional; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; (3) mengembangkan sikap percaya diri (self-belief) pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Dari pernyataan ini dapat dijelaskan bahwa inkuiri dalam pembelajaran akan memberikan peluang pada peserta didik untuk mengembangkan seluruh kompetensinya yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor.Metode inquiry adalah cara untuk menyampaikan sesuatu agar tercapai tujuan, cara melaksanakan, cara menyelidiki, taktik, siasat, pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan (Gulo, 2002). Metode inquiry adalah suatu pola untuk membantu para siswa belajar merumuskan dan menguji pendapatnya sendiri dan memiliki kesadaran akan kemampuannya. Metode inquiry adalah strategi mengajar yang memungkinkan para siswa mendapatkan jawabannya sendiri. (Sanjaya. 2006).Metode inquiry adalah suatu metode yang menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip. Metode inquiry adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru (Suriswo, 1999). Metode inquiry adalah merupakan proses belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkan problema secara sistematika yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian. Berdasarkan beberapa pengertian yang tersebut di atas metode inquiry adalah suatu cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk bertanya, memeriksa, atau menyelidiki sesuatu. yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri.2.1.1. Prinsip-Prinsip Pendekatan InquiryMenurut Sanjaya (2006), penggunaan inquiry harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu :a. Berorientasi pada pengembangan intelektualTujuan utama dari strategi inquiry adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan.b. Prinsip InteraksiProses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. c. Prinsip bertanyaPeran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inquiry adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.d. Prinsip belajar untuk berpikirBelajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.e. Prinsip keterbukaanPembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.2.1.2. Tahapan Pembelajaran Metode InkuiriAdapun tahapan pembelajaran inkuiri berdasarkan Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2010) adalahFasePerilaku Guru

1. Menyajikan pertanyaan atau masalahGuru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok

2. Membuat hipotesisGuru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat untuk membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan

3. Merangcang percobaanGuru member kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan

4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasiGuru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan

5. Mengumpulkan dan menganalisis dataGuru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul

6. Membuat kesimpulanGuru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

2.2. Keterampilan Proses SainsKeterampilan proses sains adalah berkenaan dengan model pembelajaran yang dibutuhkan dalam model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa. Dalam model ini siswa diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur, 1998), dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan 1992). Kepada siswa diberikan kesempatan untuk langsung terlibat dalam aktivitas dan pengalaman ilmiah seperti apa yang dilakukan / dialami oleh ilmuwan. Dengan demikian siswa dididik dan dilatih untuk terampil dalam memperoleh dan mengolah informasi melalui aktivitas berpikir dengan mengikuti prosedur (metode) ilmiah, seperti terampil melakukan pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, penarikan kesimpulan, dan pengkomunikasian hasil temuan.Model pembelajaran ini merupakan strategi guided discovery yang membantu siswa belajar untuk belajar (learn to learn), membantu siswa memperoleh pengetahuan dengan cara menemukannya sendiri (Carin & Sund 1989). Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan siswa dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston 1988). Dengan demikian siswa lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans, 1990 dalam Haryono, 2006). Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa model-model pembelajaran yang menempatkan aktivitas siswa sebagai yang utama, lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan berbagai objek belajar, dan adanya hubungan baik antara guru dan siswa, dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan mendorong penggunaan analitis kritis dan partisipasi aktif siswa (Haryono 1997, Nur 1997, Sopyan 1999).2.3. Klasifikasi Makhluk Hidup Salah satu kegiatan manusia adalah mengklasifikasikan segala sesuatu yang ada disekitarnya. Dalam melakukan klasifikasi terdapat dua kegiatan yang dilaksanakan terlebih dahulu yaitu mengenal ciri objek dan menentukan macamnya atau namanya. Dasar klasifikasi adalah adanya keanekaragaman. Keanekaragaman merupakan gejala yang dapat diamati dan kehadirannya tidak mungkin ditolak serta berlaku universal. Keanekaragaman dapat berupa bentuk, ukuran, struktur, fungsi, perawakan, dan tanggapan terhadap faktor lingkungan. Keanekaragaman akan selalu bertambah dan faktor yang mendorong pertambahan itu adalah genetic, mutasi (perubahan sifat baka), adaptif, dan kompetitif. Keanekaragaman berguna untuk keefisienan dan keefektifan pemanfaatan alam dengan kondisi lingkungannya. Dengan gejala itu manusia berusaha mencari kesamaannya. Kesamaannya terseut yang menjadi dasar klasifikasi. Tujuan klasifikasi yang utama adalah untuk menyederhanakan objek studi, artinya mengingat sedikit mungkin, tetapi dalam ingatan tersebut banyak mengandung informasi yang banyak. Tujuan klasifikasi yang lain adalah sebagai alat untuk menyimpan informasi yang setiap saat dapat dipanggil kembali (For storage and retrivial of data) (Tim Pengajar FKIP Biologi Unsyiah, 2008). Ilmu yang mempelajari pengelompokan makhluk hidup disebut Taksonomi. Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah sebagai berikut:1. Mempermudah dalam mempelajari dan mengenal berbagai macam makhluk hidup2. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup3. Mengetahui manfaat makhluk hidup untuk kepentingan manusia4. Mengetahui adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup.Dalam taksonomi terdapat tingkatan takson (hirarki) yang mempunyai fungsi untuk menunjukkan satuan klasifikasi ditempatkan dalam kategori yang mencerminkan derajat perbedaan dalam sifat dan kedudukan sifatnya.Carolus Linnaeus mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan pada struktur tubuhnya. Kategori dalam klasifikasi dari yang tertinggi hingga yang terendah adalah:1. Kingdom, dalam bahasa Indonesia dinamakan kerajaan2. Divisio (phylum) dalam bahasa Indonesia dikenal dengan divisi (Fillum)3. Classis, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan kelas4. Ordo, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan bangsa5. Familia, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama family (suku) 6. Genus, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama marga7. Species, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama spesies (jenis)2.3.1. Tata Nama Klasifikasi Makhluk HidupCarolous Linnaeus menyusun klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuh. Dalam klasifikasi Linnaeus mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok yaitu dunia hewan dan dunia tumbuhan. Carolous Linnaeus menciptakan cara pemberian nama ilmiah untuk setiap makhluk hidup. Tata nama adalah cara pemberian nama ilmiah makhluk hidup menurut kode tata nama.Aturan tatanama sesuai Binomial nomenclature:1. Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan2. Menggunakan dua kataKata I merupakan genus diawali dengan huruf kapital Kata II merupakan penunjuk spesies dituliskan dengan huruf kecil semua.3. Nama spesies ditulis miring atau digaris bawah.Contoh: Oryza sativa atau Oryza sativa (Lam, 2013)

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Jenis PenelitianPenelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif jenis pre-eksperimen yaitu desain pretes-postes satu kelompok (One-Group Pretes-Postes Design). Penelitian ini terlebih dahulu dilakukan pretes untuk mengetahui keadaan awal subjek sebelum diberi perlakuan.Desainnya adalah sebagai berikut:PretesPerlakuanPostes

O1XO2

Tabel 3.1. Desain pretes-postes satu kelompokKeterangan:O1 = PrestesX = PerlakuanO2 = Postes

3.2. Tempat PenelitianPenelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Batee pada semester satu tahun 2015.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Batee. Sampel dalam penelitian diambil secara purposive random sampling, yang terlebih dahulu dilakukan prestest untuk mengetahui kelas yang memiliki nilai tertinggi, sehingga didapatkan kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen.Untuk menentukan besar sampel ditentukan dengan rumus Slovin:

(Notoatmodjo, 2005 : 92)Keterangan :n= besar sampelN= besar populasid= tingkat ketepatan yang diinginkan dengan ketepatan 0,13.4. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:1. Perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaan (RPP)2. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah bentuk lembaran yang tersusun dari beberapa soal yang harus diselesaikan oleh siswa berdasarkan langkah-langkah yang telah ditentukan dalam LKS tersebut.3. Perangkat tes. Tes yang diberikan berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test).

3.5. Teknik Pengumpulan DataLangkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut:1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 3 JP2. Memberikan soal prestes terlebih dahulu sebelum mengajarkan materi pembelajaran3. Memberikan Konsep materi klasifikasi makhluk hidup kepada siswa kelas VII4. Mengamati kegiatan yang dilakukan siswa5. Memberikan postes kepada siswa kelas VII dalam bentuk pilihan berganda.Cara penskoran nilai tes : Keterangan : S = skorB = banyaknya butir soal yang dijawab benarN = banyaknya butir soal(Arikunto, 2002)

3.6. Teknik Analisis Data1. Untuk melihat keterampilan proses sains pada siswa dengan menggunakan skala likert . Skala likert disajikan dalam bentuk tabel dibawah:No.Ketrampilanyang dinilaiRubrik

1.Hewan pengamatan3: Membawa hewan pengamatan dengan lengkap.2:Membawa hewan pengamatan kurang lengkap1: Tidak membawa hewan pengamatan

2.Cara pengamatan3: Mengamati pengelompokan tumbuhan dan hewan sesuai dengan prosedur kerja2: Mengamati pengelompokan tumbuhan dan hewan kurang sesuai dengan prosedur kerja1: Mengamati pengelompokkan tumbuhan dan hewan tidak sesuai dengan prosedur kerja

3Cara menggunakan pinset3: Memegang hewan pengamatan menggunakan pinset dengan cara yang benar2: Memegang hewan pengamatan menggunakan pinset dengan cara yang kurang benar1: Memegang hewan pengamatan menggunakan pinset dengan cara yang tidak benar

4Cara menggunakan kaca pembesar3: Mengamati hewan pengamatan menggunakan kaca pembesar dengan cara yang benar2: Mengamati hewan pengamatan menggunakan kaca pembesar dengan cara yang kurang benar1: Mengamati hewan pengamatan menggunakan kaca pembesar dengan cara yang tidak benar

Tabel 3.2. Tabel Keterampilan proses sains2. Untuk melihat pemahaman konsep yang didapatkan dari hasil belajar dengan menggunakan uji beda antara nilai pada pretes dan postes dilakukan uji-t yaitu dengan menggunakan rumus:

Keterangan :Md= Mean dari perbedaan pretest dengan posttestXd= Deviasi masing-masing subjek= jumlah kuadrat deviasi= Subjek pada sampel= ditentukan dengan N-1 (Arifin, 2008)

3. Uji normalitas, Uji homogenitas varians, dan Uji korelasi antar variabel terikat dengan menggunakan MANOVA dengan bantuan SPSS 17.0 for windows4. Pengujian hipotesisPengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikan 0,05 dengan ketentuan sebagai berikut :Jika thitung ttabel maka H0 diterima, dan jika thitung ttabel maka H0 ditolak, (Sudjana, 2005 : 219).

DAFTAR PUSTAKA

Amien, Moh. 1979. Apakah Metode Discovery-Inquiry Itu?. Depdikbud.

Ardhana, Wayan, dkk,. 2004. Pembelajaran Inovatif untuk Pemahaman dalam Belajar Matematika dan Sains di SD, SLTP, dan SMU. Usulan Penelitian Hibah Penelitian Tim Pascasarjana - HPTP. Malang : Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Arifin, Zaenal. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Lentera cendekiaArikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.Beyer, Barry K. 1991. Teaching Thinking Skill: A Handbook for Elementary SchoolTeachers. New York, USA: Allyn & Bacon.

Carin, Arthur A and Robert B. Sund, 1989. Teaching Science Through Discovery. Columbus, Ohio: Merril Publishing Company.

Gehring, Kathleen, M dan Deborah, A, Eastman. 2007. Information Fluency for Undergraduate Biology Majors: Application of Inquiry-Based Learning in a Developmental Biology Course. Cell Biology Education-Life Science Education. Volume 7:54-63.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta. Penerbit Grasindo.

Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. VOL.7, NO.1,: 1-13

Haryono. 1997. Penelitian dan Pengembangan Model Proses Belajar yang Bercirikan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis Siswa SD. Laporan Penelitian Hibah Bersaing III/3 Perguruan Tinggi 1996/1997. Semarang: Lemlit IKIP Semarang.

Haury, Devid L. 1993. Teaching Science Through.Terj. Puta Jaya : Yogjakarta.Hermawati, Ni Wayan Manik. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan Konsep Biologi Dan Sikap Ilmiah Siswa Sma Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha. Volume 2 No 2.

Houston, W. Robert., et all. 1988. Touch the Future Teach. St. Paul, MN: West Publishing Company.

Irwandi. 2009. Pengaruh Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Biologi melalui Strategi Inkuiri dan Masyarakat Belajar pada Siswa dengan Kemampuan Awal Berbeda terhadap Hasil Belajar Kognitif di SMA Negeri Kota Bengkulu. Jurnal Kependidikan Triadik, April 2009 Volume 12, No. 1:33 43.

Lam, Peng Kwan dan Eric Y K Lam. 2013. Biology matters, GCE O 2nd edition, Marshall Cavendish: Malaysia.

Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nur, Mohamad (Editor). 1998. Proses Belajar Mengajar dengan Metode Pendekatan Keterampilan Proses. Surabaya: SIC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Sanjaya Wina, 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientase Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Semiawan, Conny R. dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Setiawan, I Gusti Agung Nyoman. 2005. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Dalam Strategi Inkuiri dan Pembelajaran berdasarkan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan penguasaan Konsep-Konsep Biologi Siswa SMP di Kecamatan Buleleng Bali. Disertasi. Malang: Universitas Negeri Malang Program Pasca Sarjana Program Pendidikan Biologi.

Sopyan, Ahmad. 1999. Pengaruh Teknik Pembelajaran Kreatif dan Kemampuan Penalaran terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SLTP, Disertasi (tidak diterbitkan). Jakarta: PPS UNJ.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.Suriswo, P. 1999. Filsafat Pembelajaran Konstruktivisme. Yogyakarta: Kanisius.Trianto. 2007. Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka.Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan Implementasi pada KTSP. Edisi Perta. Jakarta: Kencana.

Tim Pengajar FKIP Biologi. 2008. Buku Ajar Biologi Umum. Unsyiah

Wirtha, I Made dan Ni Ketut Rapi. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaankonsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Sma Negeri 4 Singaraja Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Undiksha.Volume 1 No 2: 15 29.

Yuniastuti, Euis. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Biologi Dengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar Pada Siswa Kelas Vii Smp Kartika V-1 Balikpapan. Jurnal Socioscientia Kopertis Wilayah XI Kalimantan. Volume 5 No 1: 31 38

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SatuanPendidikan: Sekolah Menengah PertamaMata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)Kelas/Semester: VII/Semester 1Topik: Klasifikasi Mahluk HidupSubtopik: Klasifikasi Mahluk HidupAlokasiWaktu: 3 X 40 menit ( 3 JP)

A. KOMPETENSI INTI1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teoriB. KOMPETENSI DASAR1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengalaman ajaran agama yang dianutnya.2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memilki rasa ingin tahu; objektif ; jujur ; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-harisebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi.3.3. Memahami prosedur pengklasifikasian makhluk hidup dan benda-benda tak hidup sebagai bagian kerja ilmiah, serta mengklasifikasikan berbagai makhluk hidup dan benda-benda tak hidup berdasarkan ciri yang di amati.4.3. Mengumpulkan data dan melakukan klasifikasi terhadap benda-benda, tumbuhan, dan hewan yang ada di lingkungan sekitar.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI1. Mengidentifikasi pengertian klasifikasi makhluk hidup2. Menjelaskan tujuan klasifikasi makhluk hidup3. Menjelaskan dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup

D. TUJUAN PEMBELAJARAN1. Setelah melakukan pengamatan pada tumbuhan dan hewan, siswa dapat mengidentifikasi pengertian klasifikasi makhluk hidup.2. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menjelaskan tujuan klasifikasi makhluk hidup.3. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menjelaskan dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup.E. MATERI PEMBELAJARAN1. Pengertian Klasifikasi Makhluk HidupKlasifikasi adalah suatu cara mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan kesamaan cirri yang dimiliki.2. Tujuan klasifikasi makhluk hidup :a. Tujuan umum : Mempermudah Mengenali Membandingkan, dan Mempelajari makhluk hidup.b. Tujuan khusus : Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.3. Dasar dasar klasifikasi makhluk hidup :a. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimilikinya.b. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri bentuk tubuh (morfologi) dan alat dalam tubuh (anatomi)c. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara hidupnya.F. PENDEKATAN/ STRATEGI/ METODE PEMBELAJARAN1. Pendekatan: Scientific2. Metode: Diskusi3. Model:Inkuiri

G. KEGIATAN PEMBELAJARANPertemuanKegiatanAlokasi waktu

Pertemuan 1

I. Pendahuluan :Apersepsi :-Guru memberi salam-Guru mengabsen siswaMotivasi :1. Guru mengaitkan materi yang lalu dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang klasifikasi makhluk hidup dengan memberikan pertanyaan yang merangsang rasa ingin tahu siswa:Pada bab sebelumnya, tentunya kalian telah mempelajari mengenai benda hidup dan benda mati, apa sajakah contohnya?2. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan diharapkan kepada siswa setelah mempelajari materi klasifikasi mahluk hidup.15 menit

II.Kegiatan inti :Fase 1. Tahap Undangan (10 menit)1. Untuk menarik perhatian siswa, guru menampilkan gambar di depan kelas dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa :Anak-anak, tahukahkalian gambar apakah ini?, Apa yang terjadi pada gambar tersebut?, Apakah bahan yang dijual ditaruh bercampur antara satu jenis dengan jenis lainnya?, Mengapa barang dagangan dikelompok-kelompokkan?, Apa keuntungan bila mahluk hidup yang ada di dunia dikelompok kelompokkan?2. Dalam merespon jawaban siswa, guru hanya boleh menjawab iya atau tidak.

Fase 2.Tahap Perencanaan Percobaan (15 menit)1. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok2. Guru memberi arahan kepada siswa mengenai tugas observasi3. Guru memberikan LKS yang diharapkan siswa mencari berbagai sumber atau literatur dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan jawabannya.

Fase 3. Tahap Pelaksanaan Percobaan (35 menit)1. 1. Guru membimbing siswa untuk mengamati gambar dan specimen hewan pengamatan.2. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi, dan mencari sumber/jawaban.

Fase 4. Tahap Mengkomunikasikan (25 menit)1. Peserta didik mempresentasikan laporan hasil obervasi, untuk memberikan masukan atau mendapatkan koreksi dari kelompok lain.2. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok dan memberikan informasi yang sebenarnya.3. Guru memperkuat konsep-konsep yang telah diperoleh siswa atau mungkin memperbaiki miskonsepsi.4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, apabila ada yang kurang dimengerti.85 menit

III. Penutup:(20 menit)1. Mengumpulkan hasil diskusi2. Guru memutuskan kelompok yang terbaik dan memberikan penghargaan kepada kelompok tersebut atas apa yang telah dikerjakan.3. Guru memberikan post test secara individu4. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai Klasifikasi Dikotom dan Kunci Determinasi.20 enit

H. SUMBER BELAJAR1. Sumber :Nuh, Mohammad. 2013.Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Lam, Peng Kwan dan Eric Y K Lam. 2013. Biology matters, GCE O 2nd edition, Marshall Cavendish: Malaysia.Tim Pengajar FKIP Biologi. 2008. Buku Ajar Biologi Umum. Unsyiah2. Alat :a. LCD Proyektorb. Laptopc. White Board3. Bahan :a. Berbagai Literaturb. Lembar Kerja Siswac. Gambar tumbuhan dan hewand. Spesimen

I. PENILAIAN4. Metode dan bentuk instrumentMetodeBentuk Instrument

Sikapa.Lembar pengamatan sikap dan rubrik

Tes unjuk kerjab.Assessment penilain kinerja

Tes tertulisc.Tes uraian

2. Instrument Penilaiana. Lembar pengamatan sikap (afektif)Pengamatan prilaku ilmiahNoAspek yang di nilai321Ket

1Rasa ingin tahu (curiosity)

2Ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan percobaan

3Ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu atau kelompok

4Keterampilan bekomunikasi pada saat belajar

Rubik penilaianNoAspek yang dinilaiRubik

1.Menunjukan rasa ingin tahu3:Menunjukan rasa ingin tahu yang besar, antusias aktif dalam kegiatan kelompok2:Menunjukan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu antusias dan baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika baru di suruh1:Tidak menunjukan antusias dalam pengamatan, sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok walaupun telah di dorong untuk terlibat

2Ketelitian dan kehati-hatian3:Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, hati-hati dalam melakukan percobaan2:Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hai dalam melakukan percobaan1:Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, kurang hati-hati dalam melakukan percobaan

3Ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu atau kelompok3:Tekun dalam menyelesaikan tugas dan hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu2:Berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, namun belum menujukan upaya terbaiknya1:Tidak berupaya sungguh-sunguh dalam menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak selesai

4Bekomuniksai3:Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukakan pendapat atau ide, menghargai pendapat siswa lain2:aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukakan gagasan atau ide, menghargai pendapat siswa lain1:Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukakan pendapat atau ide, kurang menghargai pendapat siswa lain

b. Penilaian keterampilan (psikomotor)pengamatan tumbuh-tumbuhan dan pengamatan bagian tubuh hewanNo.Ketrampilanyang dinilaiRubrik

1.Hewan pengamatan3: Membawa hewan pengamatan dengan lengkap.2:Membawa hewan pengamatan kurang lengkap1: Tidak membawa hewan pengamatan

2.Cara pengamatan3: Mengamati pengelompokan tumbuhan dan hewan sesuai dengan prosedur kerja2: Mengamati pengelompokan tumbuhan dan hewan kurang sesuai dengan prosedur kerja1: Mengamati pengelompokkan tumbuhan dan hewan tidak sesuai dengan prosedur kerja

3.Cara menggunakan pinset3: Memegang hewan pengamatan menggunakan pinset dengan cara yang benar2: Memegang hewan pengamatan menggunakan pinset dengan cara yang kurang benar1: Memegang hewan pengamatan menggunakan pinset dengan cara yang tidak benar

4.Cara menggunakan kaca pembesar3: Mengamati hewan pengamatan menggunakan kaca pembesar dengan cara yang benar2: Mengamati hewan pengamatan menggunakan kaca pembesar dengan cara yang kurang benar1: Mengamati hewan pengamatan menggunakan kaca pembesar dengan cara yang tidak benar

c. Instrumen soal pengetahuan1. Apa yang di maksud dengan klasifikasi makhluk hidup ?2. Siapakah tokoh pelopor klasifikasi makhluk hidup ?3. Sebutkan tujuan umum dan khusus dari klasifikasi makhluk hidup!4. Menurut pendapat mu, apa yang menjadi dasar klasifikasi makhluk hidup, jelaskan !

KunciJawabanDan PenskoranNo.Kunci JawabanSkor

1Suatu cara mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan kesamaan cirri yang dimiliki4

2Charleus Linnaeus4

3-Tujuan umum: Mempermudah, Mengenali, Membandingkan, dan Mempelajari makhluk hidup.Tujuan khusus : Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki, Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain, Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup, Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.4

4Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimilikinya.Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri bentuk tubuh (morfologi) dan alat dalam tubuh (anatomi)Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara hidupnya.4

Nilai tertinggi 16