273137816 comparison of local and systemic ciprofloxacin ototoxicity in the translate 2
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 273137816 Comparison of Local and Systemic Ciprofloxacin Ototoxicity in the Translate 2
1/9
Comparison of Local and Systemic Ciprofloxacin Ototoxicity in
the Treatment of Chronic Media Otitis
Perbandingan Ototioksisitas Ciprofloxacin Lokal dan Sistemik
pada Penatalaksanaan Otitis Media Kronis
Abstrak
Pendahuluan: Otitis media kronis merupakan salah satu penyakit rujukan ke klinik THT
yang paling sering, dan penatalaksanaannya menjadi salah satu masalah kesehatan bagi
spesialis THT. Ciprofloxacin tetes telinga, yang termasuk obat kelas Fluorouinolon,
sekarang sering digunakan sebagai terapi untuk otitis media kronis karena memberi efek
terapi yang baik. !eskipun obat ini digunakan secara luas, sepertinya belum banyak
dilakukan penelitian untuk memastikan pengaruh non"toksisitasnya pada telinga dalam, oleh
karena itu, perbandingan ototoksisitas ciprofloxacin local dan sistemik pada otitis media
kronis dipelajari pada studi ini.
Material dan metode : #enelitian ini merupakan penelitian randomized clinical trial.
#enelitian menggunakan metode prospektif dan jumlah sampel pada kelompok studi berupa
$% pasien yang diterapi dengan ciprofloxacin tetes telinga. &an di kelompok control berupa
'( pasien dengan otitis media kronis yang diterapi dengan ciprofloxacin tablet. &ata yang
diperoleh dianalisa menggunakan soft)are *#**.
asil : +ndikator statistic dalam perbedaan konduksi udara -C pada kedua kelompokmenunjukkan adanya peningkatan ambang dengar yang signifikan pada frekuensi (/%, 0%%%,
dan 1%%% pada konduksi udara pada kelompok yang menggunakan tetes telinga dibandingkan
kelompok yang menggunakan tablet. 2erdasarkan indicator statistic pada berbagai frekiensi
konduksi tulang di kedua kelompok, perbedaan yang signifikan pada kelompok yang
menggunakan tablet dengan kelompok yang menggunakan tetes telinga hanya ditemukan
pada frekuensi $%%% H3, di mana tetes telinga meningkatkan ambang dengar dan sebaliknya,
pada kelompok yang menggunakan tablet ditemukan adanya hearing loss pada frekuensi
$%%%.
-
7/23/2019 273137816 Comparison of Local and Systemic Ciprofloxacin Ototoxicity in the Translate 2
2/9
!iskusi : Ciprofloxasin topical adalah obat ototoksik yang aman dan tidak menimbulkan
komplikasi, dan merupakan antibiotic yang efektif digunakan dalam terapi otitis kronis yang
disebabkan oleh Pseudonomas aerogenusa dan *taphilococci yang resisten terhadap
methicilin, yang dosis umum nya tidak menimbulkan kerusakan pada sel rambut
pendengaran.
Kata Kunci: ototoksisitan ciprofloxacin, otitis media kronis
"# Pendahuluan
Ciprofloxacin tetes telinga yang termasuk dalam obat kelas fluorouinolone sekarang
digunakan luas untuk penanganan otitis media kronis karena efek terapi yang baik.
!eskipun digunakan secara luas, sepertinya belum banyak dilakukan penelitian untuk
memastikan pengaruh non"toksisitasnya pada telinga dalam, oleh karena itu,
perbandingan ototoksisitas ciprofloxacin local dan sistemik pada otitis media kronis
dipelajari pada studi ini untuk mencapai tujuan tersebut 4ang, (%1$. #enelitian ini
dilakukan untuk menetapkan apakah ciprofloxacin tetes telinga yang sudah secara luas
digunakan untuk pasien dengan otitis media kronis memiliki efek ototoksisitas atau tidak,
jika dibandingkan dengan terapi tobikal lain seperti gentamicin 5ia, 6ong, 7 8ang,
(%1$. Ototoksisitas dari obat"obat seperti chloramphenicol, neomycin, dan gentamicin
sudah dibuktikan sejak lama Cumming charls et al, 1990. Ciprofloxacin tetes telinga
digunakan pada infeksi aktif sebagai pengganti dari terapi menggunakan obat"obat yang
dapat menyebabkan infeksi kronis pada telinga tengah. 2eberapa penelitian sudah
dilakukan pada ototoksisitas obat golongan fluorouinolon seperti ciprofloxacin sebagai
tetes telinga, dan yang penting pada penelitian ini, di mana penelitian dilakukan pada
he)an penelitian dan menimbulkan rupture membrane timpani &arrj, 199$.
&engan mempertimbangkan penggunaan ciprofloxacin tetes telinga secara luas pada
pasien dengan otitis media kronis, dan karena adanya klinik THT yang aktif,
pemeriksaan audiometric klinik dilakukan oleh pemeriksa yang berpengalaman di
umah *akit ;oghman Hakim untuk mengetahui pengaruh ototoksisitas dari obat ini.
#ada penelitian ini membandingkan pengaruh penurunan pendengaran. #asien dengan
otitis media kronis yang diterapi dengan ciprofloxacin dianggap sebagai kelompok
control. Otitis media kronis merupakan salah satu penyakit rujukan ke klinik THT yang
-
7/23/2019 273137816 Comparison of Local and Systemic Ciprofloxacin Ototoxicity in the Translate 2
3/9
paling sering, dan penatalaksanaannya menjadi salah satu masalah kesehatan bagi
spesialis THT. &alam jangka )aktu yang lama, lantaran adanya penurunan pendengaran
dan keberadaan fokal infeksi di tubuh yang dapat menyebabkan komplikasi yang serius
bahkan sampai kematian karena penyakit ini, pasien yang terserang dapat mengalami
disabilitas, maka penanganan dasar sangat dibutuhkan untuk penyakit ini Cumming
charls et al, 1990. Terapi terakhir pada otitis media kronis adalah operasi untuk
menghilangkan infeksi dan operasi rekonstruksi telinga tengah, tetapi untuk
mempersiapkan telinga sebelum tindakan operasi, dibutuhkan syarat berupa telinga
kering dan infeksi non"aktif selama minimal ' bulan untuk dapat mensukseskan operasi
Cumming charls et al, 1990. !eskipun ada kondisi di mana tidak mungkin dilakukan
operasi dan menghilangkan akar penyakitnya karena kondisi fisik yang tidak baik usia,
penyakit penyerta, dan lainnya, &alam hal ini dibutuhkan antibiotic yang aman dan local
untuk digunakan secara periodic. Hal ini karena penggunaan antibiotic dengan tingkat
ototoksisitas yang rendah dan dapat diterima dibutuhkan dalam jangka )aktu yang lama
akan menyebabkan ototoksisitas pada system koklearis dan penurunan pendengaran
belum ada peningkatan Cumming charls et al, 1990. 2erdasarkan penelitian
sebelumnya, neomycin dan gentamicin dapat menimbulkan ototoksisitas pada dosis
tertentu, studi juga telah dilakukan pada beberapa kelas obat baru yang dikenal dengan
nama fluorokuinolon, yang merupakan antibiotic dengan efek yang baik dalam
mematikan infeksi pada otitis media kronis. #ada kelompok ini, ciprofloxacin dan
ofloxacin adalah obat yang paling sering dipelajari. #ada percobana dengan he)an,
banyak penelitian telah dilakukan dan pemeriksaan pendengaran telah dilakukan
berdasarkan -2 dan gambaran histopatologi dari sel pendengaran setelah pengobatan,
yang menunjukkan sifat non"toksik pada obat golongan fluorouinolon ussel et al,
(%%1< O3agar et al, 199=< &ohar et al, 1990< +ki3 et al, 1990. *ekarang, uinolon,
dengan ciprofloxacin sebagai obat yang paling sering digunakan, karena dugaan sifat
ototoksisitas yang ringan dan memberikan hasil terapi yang baik, juga digunakan sebagai
alternati>e dari aminoglikosid. #enelitian ini akan menunjukkan apakah ciprofloxacin
dapat digunakan untuk terapi infeksi telinga secara aman dalam jangka )aktu tertentu,
dengan risiko ototoksisitas atau tidak.
$# Metode
#enelitian ini merupakan penelitian randomized clinical trial. !etode menggunakan
teknik prospektif, obser>asional, dan analitikal dari hasil, dan tujuan utama adalah untuk
-
7/23/2019 273137816 Comparison of Local and Systemic Ciprofloxacin Ototoxicity in the Translate 2
4/9
membandingkan tingkat ototoksisitas dari ciprofloxacin sistemik dan local dalam terapi
otitis media kronis. ?ntuk tujuan ini, pasien yang dianggap terkena otitis media kronis
adalah pasien yang memiliki ri)ayat otore aktif purulen dan perforasi membrane timpani
selama lebih dari tiga bulan tingkatan kualitas dilihat berdasarkan obser>asi. #opulasi
yang digunakan adalah pasien yang dirujuk ke klinik THT * ;oghman Hakim dengan
criteria klinis otitis media kronis. #engambilan sampel secara acak dan berlanjut, dan
factor eksklusi sebagai berikut.
1 ?sia kurang dari 10 tahun
( 6ondisi mengandung
' 6ondisi menyusui
$ #enggunaan obat local akhir"akhir ini
/ &ugaan infeksi karena >irus
@ *ensitifitas terhadap obat golongan fluorouinolon
= #enggunaan obat sistemik ototoksik
0 +nfeksi jamur pada telinga tengah maupun luar
Ampat puluh pasien pada kelompok studi diterapi dengan ciprofloxacin tetes telinga. &an
pada kelompok control '( pasien dengan otitis media kronis yang diterapi dengan
ciprofloxacin tablet. *etelah melalui prosedur yang tepat dan i3in untuk melakukan
penelitian, semua pasien dengan ri)ayat perforasi membrane timpani dan otorae purulen
selama ' bulan atau lebih dilakukan pemeriksaan, dan dilakukan suction untuk
membersihkan telinga luar. *etelah suction dan e>aluasi a)al pasien untuk dapat
dimasukkan ke kelompok penelitian, setelah pasien siap, pasien mengisi Form 1.
*etelah melengkapi Form 1, pasien dirujuk untuk e>aluasi pendengaran menggunakan
audiometric. 6oordinasi pemeriksaan audiometric dengan gelombang tinggi frekuensi di
atas 0%%% untuk kasus dilakukan di pusat audiometric. Ciprofloxacin tetrs telinga
diberukan pada sebagian pasien, dan sebagian lainnya diberikan ciprofloxacin secara
oral. #enggunaan obat diberikan untuk 1% hari, untuk kelompok pasien yang
menggunakan tetes telinga, ditetes ( kali sehari masing"masing ( tetes di telinga yang
sakit, sedangkan pada kelompok control diterapi dengan ciprofloxacin tablet /%% mg (
-
7/23/2019 273137816 Comparison of Local and Systemic Ciprofloxacin Ototoxicity in the Translate 2
5/9
kali sehari. #enggunaan tetes telinga yang benar dijelaskan kepada pasien dan dianjurkan
untuk tidak menggunaan obat lain secara bersamaan pada periode terapi tersebut.
#enjelasan lengkap tentang efek samping yang mungkin terjadi seperti pusing,
penurunan pendengaran, dan tinnitus, atau rasa penuh di telinga dijelaskan pada pasien
untuk mengingatkan jika muncul keluha tersebut untuk segera datang ke klinik untuk
e>aluasi.
#asien dilihat kembali pada hari ke"1%. 4ika masih ada discharge dan efek samping yang
telah disebutkan di atas, terapi dilanjutkan lagi selama seminggu dan jika sudah ada
respon klinik pada hari ke"1%, terapi dihentikan dan pasien dianjurkan untuk menjaga
telinga selalu kering. (% hari sampai kunjungan berikutnya, pemeriksaan ulang pada
telinga akan dilakukan. ?ntuk melengkapi informasi otorea pada pasien, pasien pada
Form '. &an pasien yang dirujuk ke pusat audiometri untuk pemeriksaan audiometri
mengisi Form $. #asien yang tidak memiliki respon yang baik pada terapi menggunakan
ciprofloxacin akan diterapi dengan terapi lain dan dikeluarkan dari kelompok penelitian.
#asien yang memiliki komplikasi dari menggunaan obat, dan pasien yang datang ke
rumah sakit pada pengobatan ototos fungal dieksklusi dari kelompok peneliitian. &ata
yang diperoleh dianalisa menggunakan soft)are *#** &alfard 7 anjbar, (%1(.
%# asil
-udiometri dari pasien yang termasuk dalam penelitian dibagi menjadi ( kelompok,
yakni $% pasien kasus dan '( pasien control. #ada setiap pasien, terdapat perbedaan
frekuensi konduksi tulang dan konduksi udara pada hari pertama dan hari ke"'%.
#erbedaan ambang pendengaran pada audiometri pada hari pertama dan hari ke"'% untuk
konduksi tulang dihitung pada frekuensi (/%, /%%, 1%%%, (%%%, $%%%, dan untuk konduksi
udara ditemukan pada frekuensi (/%, /%%, 1%%%, (%%%, $%%%, 0%%%, 1%%%%, 1(%%%.
-nalisis stasistik menggunakan T-test, hasil pada Tabel 1 menunjukkan indikator statistic
untuk konduksi udara dan Tabel ( menunjukkan indicator statistic konduksi tulang pada
kedua kelompok.
Tabel ". #arameter statistic pada berbagai frekuensi konduksi udara pada kedua
kelompok penelitian
-
7/23/2019 273137816 Comparison of Local and Systemic Ciprofloxacin Ototoxicity in the Translate 2
6/9
&ilihat dari Tabel 1, peningkatkan ambang pendengaran yang signifikan terjadi pada
frekuensi (/%, 0%%%, dan 1%%%, pada konduksi udara kelompok yang mendapat terapi
tetes telinga dibandingkan dengan kelompok tang mendapat terapi oral.
(/% TB%,'(/< *ignifikansi %.%( p%.%/ frekuensi
0%%% TB(.100< *ignifikansi %.%'( p%.%/ frekuensi
1%%%% TB(.1@'< *ignifikansi %.%'$ p%.%/ frekuensi
#ada frekuensi lain, gejala penurunan pendengaran tidak ada perbedaan yang signifikan
pada kedua kelompok.
Tabel $. #arameter statistic pada berbagai frekuensi konduksi tulang pada kedua
kelompok penelitian
&ilihat dari parameter statistical Tabel (, perbedaan signifikan kelompok yang
menggunakan tablet dan kelompok yang menggunakan tetes telinga hanya nampak pada
frekuensi $%%%H3, di mana pada kelompok terapi dengan tetes telinga ditemukan
peningkatan ambang pendengaran, sedangkan pada kelompok dengan tablet ditemukan
penurunan pendengaran pada frekuensi $%%%H3.
$%%% TB'.'9'< *ignifikansi %.%1 p%.%/ frekuensi
!iskusi
Ototoksisitas pada ciprofloxacin topical dibandingkan dengan terapi lain dilakukan
penelitian untuk memastikan sifat non"ototoksisitas pada sel rambut pendengaran
terhadap antibiotic topical lainnya, yang dikenal bersifat toksik berdasarkan penelitian
terbaru pada he)an laboratorium di mana pada sebagian besar he)an percobaan
menyebabkan perforasi iatrogenic pada membrane timpani dan sebelumnya tidak
memiliki ri)ayat penyakit telinga tengah maupun otitis kronis. #ada banyak penelitian,
metode yang sering digunakan adalah pengukuran pengaruh pada area pendengaran pada
batang otak -2 dan pada beberapa kasus diteliti bentuk morfologi daripada sel
rambut pendengaran pengaruh ketahanan dan kematian sel, serta ukuran sel
pendengaran. !eskipun demikian, beberapa aspek dalam penelitian ini dapat menjadi
subjek penelitian lainnya.
-
7/23/2019 273137816 Comparison of Local and Systemic Ciprofloxacin Ototoxicity in the Translate 2
7/9
- #ada penelitian sebelumnya, he)an percobaan tidak mengalami otitis media kronis
perubahan mukosa. -kan tetapi, pengaruh obat dengan kondisi pasien yang
mengalami otorea dengan perubahan telinga tengah yang kronis memiliki ( perbedaan
yang utama.
1 -bsorbsi obat yang tinggi pada traktus anatomical di antara telinga tengah dan
telinga dalam pada telinga yang tidak mengalami otitis.
2) 6etidakmampuan untuk menilai pendengaran pada situasi inflamasi mukosa dan
perubahan mukosa yang diterapi dengan obat topical menjadi menurun atau
menghilang. 6arena penelitian dilakukan pada he)an tanpa kelainan telinga
tengah kecuali penelitian oleh &ohar, yang meneliti menggunakan he)an
percobaan yang dibuat mengalami otitis media denganPseudomonas aeruginosa.
Tetapi pada penelitian ini semua pasien memiliki infeksi otorea dan otitis mediakronis &ohar et al, 1990.
2 6ebanyakan penelitian dilakukan berdasarkan control pendengaran dari -2 , di
mana ambang -2 biasanya tidak diukur dengan audiometri kon>ensional dan
audiometri frekuensi tinggi. *elain itu, kondisi tuli konduktif dan sensorineural tidak
dapat dinilai secara terpisah. Tetapi, karena perlakuan dilakukan pada he)an, tidak
mungkin dilakukan audiometri #T-. #ada penelitian 2ro)nlee, juga mengukur
ambang pendengaran dengan pemberian ciprofloxacin hanya terdapat sedikit
peningkatan ambang pendengaran pada frekuensi $6H3 dan 06HD yang
menunjukkan kesamaan pada penelitian ini.
C) #erbandingan lain dengan penelitian sebelumnya, di mana menunjukkan kegagalan
ototoksisitas dari antibiotic topical yang sebelumnya dikenal sebagai obat yang toksik
termasuk pada manusia. #enelitian -3gar et al menggunakan gentamicin dan
ciprofloxacin, dengan halis kedua antibiotic tersebut tidak ada yang bersifat toksik
bagi pasien. Hal ini dapat terjadi mungkin karena jumlah populasi sampet yang terlalu
sedikit O3agar et al, 199=.
#ada penelitian ini, =( pasien dibagi menjadi ( kelompok, kelompok kasus berupa $%
orang pasien dengan otitis media kronis yang diterapi menggunakan ciprofloxacin tetes
telinga yang dinilai berdasarkan pemeriksaan audiometri pada hari pertama dan hari ke"
'%, dan dari analisis statistical, perbedaan ototoksisitas pada audiogram ditemukan pada
pemeriksaan konduksi tulang pasien pada frekuensi (/%, /%%, 1%%%, (%%%, dan $%%%.
#ada konduksi udara, menurunan pendengaran yang signifikan tidak ditemukan pada
frekuensi (/% hingga 1(%%%, tetapi terdapat peningkatan signifikan pada ambang
-
7/23/2019 273137816 Comparison of Local and Systemic Ciprofloxacin Ototoxicity in the Translate 2
8/9
pendengaran apabila dibandingkan dengan kelompok control pada frekuensi (/%, 0%%%,
dan 1%%%% p%.%/. #ada kelompok yang diberikan ciprofloxacin tablet, peninkatan
ambang oendengaran ditemukan pada frekuendi $%%%. 6arena ini, perbedaan ditemukan
signifikan diantara kelompok yang diterapi menggunakan tablet dan tetes telinga
#%.%/. #erlu diketahui bah)a tidak ditemukan ambang pendengaran konduksi udara
melebihi frekuensi $%%%, meskipun konduksi tulang umumnya dilakukan dengan
frekuensi tinggi, frekuensi lebih dari 0%%% digunakan secara indirek. #eningkatan
ambang pendengaran konduksi udara pada frekuensi di atas 0%%% menunjukkan
berkurangnya ambang pendengaran sensorineural pada kedua kelompok yang
menggunakan tablet dan tetes telinga pada frekuensi tinggi, dengan kesimpulan yang
didapatkan berupa sifat non"toksisitas obat ciprofloxacin tetes telinga dengan dosis
umum dalam terapi otitis media kronis. &ari penelitian sebelumnya dan penelitian ini,
ditemukan bah)a ciprofloxacin topical dapat digunakan sebagai antibiotic yang efektif
untuk terapi otitis kronis dengan kuman penyebab sepertiPseudomonas aeruginosadan
staphilokokus yang resisten terhadap methicilin, dengan aman dan tidak menimbulkan
komplikasi ototoksik dan tidak membahayakan sel rambut pendengaran, dengan
pemberian dosis yang umum diresepkan. *elain itu ciprofloxacin sistemik langsung
masuk ke posisi infeksi sistemik melalui luka pada sub"epitel dan akan menimbulkan
jaringan >askuler yang lebih sedikit karena perubahan mukosa kronis tidak dapat
menimbulkan posisi infejsi pada telinga tengah secara efektif, dan dapat mengurangi
inflamasi mukosa secara langsung yang disebabkan oleh infeksi aktif pada jaringan yang
mengalami peradangan.
'# Saran
1 !eningkatkan akurasi statistical dan hasil definiti>e dari populasi yang luas dapat
dipertimbangkan sebagai dasar penelitian
( !eningkatkan standar obat untuk memastikan keakuratan pengujian dan komponen
obat sebelum penerapan rencana dari pabrik +ranian yang membuat obat yang
digunakan. Tetapi, >aliditas dari hasil penelitian ini tidak dapat diterapkan secara pasti
di luar negeri karena kualitas obat yang digunakan berbeda di luar negeri, sehingga
akan menghasilkan hasil yang berbeda.
' ?ntuk memastikan penggunaan obat dan keakuratan hasil, lebih baik jika pemberian
obat dilakukan oleh orang yang berpengalaman, karena kemungkinan pasien
menggunakan obat dengan cara yang kurang tepat dan dengan dosis yang tidak tepat,
-
7/23/2019 273137816 Comparison of Local and Systemic Ciprofloxacin Ototoxicity in the Translate 2
9/9
sehingga menimbulkan penyimpangan hasil penelitian, tetapi hal ini cukup sulit
dilakukan pada penelitian di komunitas. -pabila dapat dilakukan, hal ini dapat
mengeliminasi factor kesalahan penggunaan obat pada penelitian selanjutnya.