3 4.pas safety mdg's rs 2012

16
7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012 http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 1/16 Standar Akreditasi Rumah Sakit i STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT  KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT (KARS) SEPTEMBER 2011

Upload: anonymous-qloliwt

Post on 23-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 1/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit  i

STANDAR AKREDITASI

RUMAH SAKIT

 

KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN

KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT (KARS)SEPTEMBER 2011

Page 2: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 2/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit  xi

DAFTAR ISII. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN

BAB 1. AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN (APK)BAB 2. HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

BAB 3. ASESMEN PASIEN (AP)

BAB 4. PELAYANAN PASIEN (PP)

BAB 5. PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

BAB 6. MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT (MPO)

BAB 7. PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)

II. KELOMPOK STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKITBAB 1. PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

BAB 2. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP)

BAB 4. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

BAB 5. KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)

BAB 6. MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI (MKI)

III. SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

SASARAN I. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

SASARAN II. PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

SASARAN III. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI

SASARAN IV. KEPASTIKAN TEPAT LOKASI,TEPAT PROSEDUR,TEPAT PASIEN

OPERASI

SASARAN V. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

SASARAN VI. PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

IV. SASARAN MILENIUM DEVELOPMENT GOALS

SASARAN I. PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN PENINGKATAN

KESEHATAN IBU

SASARAN II. PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS

SASARAN III.PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB

1

1

18

38

67

81

92

100

114

114

134

148

166

184

106

225

226

227

228

229

231

231

233

234

235

236

Page 3: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 3/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit  225

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

(SKP)

GAMBARAN UMUM

Bab ini mengemukakan tentang Sasaran Keselamatan Pasien, sebagai syarat untuk

diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.

Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Paent Safety Soluons dari

WHO Paent Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah

Sakit (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission Internaonal (JCI).

Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong peningkatan spesik dalam

keselamatan pasien. Sasaran ini menyoro area yang bermasalah dalam pelayanan

kesehatan dan menguraikan tentang solusi atas konsensus berbasis buk dan keahlian

terhadap permasalahan ini. Dengan pengakuan bahwa desain/rancangan sistem yang baik

itu intrinsik/menyatu dalam pemberian asuhan yang aman dan bermutu nggi, tujuan

sasaran umumnya difokuskan pada solusi secara sistem, bila memungkinkan.

Sasaran juga terstruktur, sama halnya seper standar lain, termasuk standar (pernyataan

sasaran/goal statement ), Maksud dan Tujuan, atau Elemen Penilaian. Sasaran diberi skor

sama seper standar lain dengan “memenuhi seluruhnya”, “memenuhi sebagian”, atau

“dak memenuhi”. Peraturan Keputusan Akreditasi termasuk pemenuhan terhadap

Sasaran Keselamatan Pasien sebagai peraturan keputusan yang terpisah.

 

SASARAN

Berikut ini adalah daar sasaran. Mereka disiapkan disini untuk memudahkan karena

disampaikan tanpa persyaratan, maksud dan tujuan, atau elemen penilaian. Informasi lebih

III

 SASARANKESELAMATAN PASIEN

RUMAH SAKIT 

Page 4: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 4/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit 226

lanjut tentang sasaran ini dapat dilihat di bagian berikut dari bab ini, Sasaran, Persyaratan,

Maksud dan Tujuan, serta Elemen Penilaian.

Enam sasaran keselamatan pasien adalah sebagai berikut :

Sasaran I : Ketepatan idenkasi pasien

Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efekf

Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert

medicaons)

Sasaran lV : Kepasan tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi

Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan

kesehatan

Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh

SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Standar SKP.I.•

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan ketelian

idenkasi pasien.

Maksud dan Tujuan SKP.I.•

Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya terjadi di semua aspek diagnosis dan

pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error /kesalahan dalam

mengidenkasi pasien, adalah pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi, mengalamidisorientasi, atau dak sadar sepenuhnya; mungkin bertukar tempat dur, kamar, lokasi

di dalam rumah sakit; mungkin mengalami disabilitas sensori; atau akibat situasi lain.

Maksud ganda dari sasaran ini adalah : pertama, untuk dengan cara yang dapat dipercaya/

reliable mengidenkasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan

pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk mencocokkan pelayanan atau pengobatan

terhadap individu tersebut.

Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboraf dikembangkan untuk memperbaiki

proses idenkasi, khususnya proses yang digunakan untuk mengidenkasi pasien kekapemberian obat, darah atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk

pemeriksaan klinis; atau memberikan pengobatan atau ndakan lain. Kebijakan dan/atau

prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidenkasi seorang pasien, seper

nama pasien, nomor idenkasi – umumnya digunakan nomor rekam medis, tanggal lahir,

gelang (-identas pasien) dengan bar-code, atau cara lain. Nomor kamar atau lokasi pasien

dak bisa digunakan untuk idenkasi. Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan

penggunaan dua pengidenkasi/penanda yang berbeda pada lokasi yang berbeda di

rumah sakit, seper di pelayanan ambulatori atau pelayanan rawat jalan yang lain, unit

Page 5: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 5/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit  227

gawat darurat, atau kamar operasi. Idenkasi terhadap pasien koma yang tanpa identas,

 juga termasuk. Suatu proses kolaboraf digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/

atau prosedur untuk memaskan telah mengatur semua situasi yang memungkinkan untuk

diidenkasi.

Elemen Penilaian SKP.I.•

Pasien diidenkasi menggunakan dua identas pasien, dak boleh menggunakan1.

nomor kamar atau lokasi pasien

Pasien diidenkasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.2.

Pasien diidenkasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan3.

klinis (lihat juga AP.5.6, EP 2)

Pasien diidenkasi sebelum pemberian pengobatan dan ndakan / prosedur4.

Kebijakan dan prosedur mendukung praktek idenkasi yang konsisten pada semua5.

situasi dan lokasi

SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Standar SKP.II.•

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efekvitas komunikasi

antar para pemberi layanan.

Maksud dan Tujuan SKP.II.•

Komunikasi efekf, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh

resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan

keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi

yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang

diberikan melalui telpon, bila diperbolehkan peraturan perundangan. Komunikasi lain

yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kris, seper

laboratorium klinis menelpon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan

segera /cito.

Rumah sakit secara kolaboraf mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk

perintah lisan dan melalui telepon termasuk: menuliskan (atau memasukkan ke komputer)

perintah secara lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima informasi; penerima

membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonrmasi

bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibacakan ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau

prosedur mengidenkasi alternaf yang diperbolehkan bila proses pembacaan kembali

(read back) dak memungkinkan seper di kamar operasi dan dalam situasi gawat darurat/

emergensi di IGD atau ICU.

Page 6: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 6/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit 228

Elemen Penilaian SKP.II.•

Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara1.

lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. (lihat juga MKI.19.2,

EP 1)

Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan2.

kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. (lihat juga AP.5.3.1,

Maksud dan Tujuan)

Perintah atau hasil pemeriksaan dikonrmasi oleh individu yang memberi perintah atau3.

hasil pemeriksaan tersebut

Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan verikasi4.

terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon. (lihat juga AP.5.3.1. Maksud dan

Tujuan)

SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-

ALERT MEDICATIONS)

Standar SKP.III.•

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan

keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high-alert)

Maksud dan Tujuan SKP.III.•

Bila obat-obatan adalah bagian dari rencana pengobatan pasien, maka penerapan

manajemen yang benar penng/krusial untuk memaskan keselamatan pasien. Obat-

obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medicaons)  adalah obat yang persentasinya

nggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian sennel (sennel

event), obat yang berisiko nggi menyebabkan dampak yang dak diinginkan (adverse

outcome) demikian pula obat-obat yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa

dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike / LASA). Daar obat-obatan yang

sangat perlu diwaspadai tersedia di WHO. Yang sering disebut-sebut dalam isu keamanan

obat adalah pemberian elektrolit konsentrat secara dak sengaja (misalnya, kalium/

potasium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat

[(sama dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih pekat

dari 0.9%], dan magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat]. Kesalahan ini

bisa terjadi bila staf dak mendapatkan orientasi dengan baik di unit asuhan pasien, bila

perawat kontrak dak diorientasikan sebagaimana mesnya terhadap unit asuhan pasien,

atau pada keadaan gawat darurat/emergensi. Cara yang paling efekf untuk mengurangi

atau mengeliminasi kejadian tsb adalah dengan mengembangkan proses pengelolaan

obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit

pelayanan pasien ke farmasi.

Page 7: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 7/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit  229

Rumah sakit secara kolaboraf mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk

menyusun daar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan datanya sendiri. Kebijakan

dan/atau prosedur juga mengidenkasi area mana yang membutuhkan elektrolit

konsentrat secara klinis sebagaimana ditetapkan oleh petunjuk dan praktek profesional,

seper di IGD atau kamar operasi, serta menetapkan cara pemberian label yang jelas serta

bagaimana penyimpanannya di area tersebut sedemikian rupa, sehingga membatasi akses

untuk mencegah pemberian yang dak disengaja/kurang ha-ha.

Elemen Penilaian SKP.III.•

Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengatur idenkasi, lokasi,1.

pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai

Kebijakan dan prosedur diimplementasikan2.

Elektrolit konsentrat dak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan3.

secara klinis dan ndakan diambil untuk mencegah pemberian yang dak sengaja di

area tersebut, bila diperkenankan kebijakan.

Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas dan4.

disimpan dengan cara yang membatasi akses (restrict access)

SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI

Standar SKP.IV.•

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memaskan tepat lokasi, tepatprosedur, dan tepat pasien operasi.

Maksud dan Tujuan SKP.IV.•

Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien operasi, adalah kejadian yang mengkhawarkan

dan biasa terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang dak

efekf atau dak adekuat antara anggota m bedah, kurang/ dak melibatkan pasien di

dalam penandaan lokasi (site marking), dan dak ada prosedur untuk memverikasi lokasi

operasi. Di samping itu juga asesmen pasien yang dak adekuat, penelaahan ulang catatan

medis dak adekuat, budaya yang dak mendukung komunikasi terbuka antar anggota

m bedah, permasalahan yang berhubungan dengan resep yang dak terbaca (illegible

handwring)  dan pemakaian singkatan adalah merupakan faktor-faktor kontribusi yang

sering terjadi.

Rumah sakit perlu untuk secara kolaboraf mengembangkan suatu kebijakan dan/

atau prosedur yang efekf di dalam mengeliminasi masalah yang mengkhawarkan ini.

Kebijakan termasuk denisi dari operasi yang memasukkan sekurang-kurangnya prosedur

yang menginvesgasi dan/atau mengoba penyakit dan kelainan/disorder   pada tubuh

Page 8: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 8/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit 230

manusia dengan cara menyayat, membuang, mengubah, atau menyisipkan kesempatan

diagnosk/terapeuk. Kebijakan berlaku atas seap lokasi di rumah sakit dimana prosedur

ini dijalankan.

Praktek berbasis buk, seper yang diuraikan dalam Surgical Safety Checklist dari WHO

Paent Safety   (2009), juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Prevenng

Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery.

Penandaan lokasi operasi melibatkan pasien dan dilakukan dengan tanda yang segera

dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara konsisten di seluruh rumah sakit; dan

harus dibuat oleh orang yang akan melakukan ndakan; harus dibuat saat pasien terjaga

dan sadar; jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimu.

Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur mulpel (jari

tangan, jari kaki, lesi), atau mulple level (tulang belakang).

Maksud dari proses verikasi praoperaf adalah untuk :

memverikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;−

memaskan bahwa semua dokumen, foto− (images), dan hasil pemeriksaan yang relevan

tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang;

Memverikasi keberadaan peralatan khusus dan/atau− implant-implant   yang

dibutuhkan.

Tahap “Sebelum insisi” /  Time out   memungkinkan seap pertanyaan yang belumterjawab atau kesimpang-siuran dibereskan. Time out dilakukan di tempat ndakan akan

dilakukan, tepat sebelum ndakan dimulai, dan melibatkan seluruh m operasi. Rumah

sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan (secara ringkas, misalnya

menggunakan checklist )

 

Elemen Penilaian SKP.IV.•

Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk idenkasi lokasi1.

operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan / pemberian tanda

Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk melakukan verikasi2.

praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta

peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional.

Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/mendokumentasikan prosedur3.

“sebelum insisi / me-out ” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / ndakan

pembedahan.

Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses guna4.

memaskan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis

dan ndakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.

Page 9: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 9/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit  231

SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

Standar SKP.V.•

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang

terkait pelayanan kesehatan.

Maksud dan Tujuan SKP.V.•

Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan praksi dalam kebanyakan

tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang

berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihanan besar bagi pasien

maupun para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi umumnya dijumpai dalam semua

bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih-terkait kateter, infeksi aliran

darah (blood stream infecons) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan venlasi

mekanis).

Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene)

yang tepat. Pedoman hand hygiene yang berlaku secara internasional bisa diperoleh dari

WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US CDC) berbagai

organisasi nasional dan intemasional.

Rumah sakit mempunyai proses kolaboraf untuk mengembangkan kebijakan dan/atau

prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi pedoman hand hygiene  yang diterima

secara umum untuk implementasi pedoman itu di rumah sakit.

Elemen Penilaian SKP.V.•

Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman1. hand hygiene terbaru yang baru-

baru ini diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Paent Safety ).

Rumah sakit menerapkan program2. hand hygiene yang efekf.

Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukung pengurangan secara3.

berkelanjutan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

Standar SKP.VI.•

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari

cedera karena jatuh.

Maksud dan Tujuan SKP.VI.•

Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawat

inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan

Page 10: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 10/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit 232

fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil ndakan

untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa melipu riwayat jatuh,

obat dan telaah terhadap obat dan konsumsi alkohol, penelian terhadap gaya/cara jalan

dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program ini

memonitor baik konsekuensi yang dimaksudkan atau yang dak sengaja terhadap langkah-

langkah yang dilakukan untuk mengurangi jatuh. Misalnya penggunaan yang dak benar

dari alat penghalang aau pembatasan asupan cairan bisa menyebabkan cedera, sirkulasi

yang terganggu, atau integrasi kulit yang menurun. Program tersebut harus diterapkan di

rumah sakit.

Elemen Penilaian SKP.VI.•

Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan1.

asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau

pengobatan. (lihat juga AP.1.6, EP 4)Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil2.

asesmen dianggap berisiko (lihat juga AP.1.6, EP 5)

Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan pengurangan cedera3.

akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara dak disengaja

Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari risiko cedera4.

pasien akibat jatuh di rumah sakit

Page 11: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 11/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit  233

GAMBARAN UMUM

Bab ini mengemukakan Sasaran Milenium Development Goals (MDGs), dimana Indonesia

merupakan salah satu dari 189 negara yang menandatangani kesepakatan pembangunan

milenium (MDGs) pada bulan September tahun 2000. Kesepakatan tersebut berisikan 8

(delapan) misi yang harus dicapai, yang merupakan komitmen bangsa-bangsa di dunia

untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan, dimana

pencapaian sasaran Milenium Development Goals (MDGs) menjadi salah satu prioritas

utama Bangsa Indonesia.Dari 8 (delapan) misi yang harus dicapai, ada 3 (ga) misi yang harus dicapai oleh rumah

sakit, yaitu :

Misi 4. Mengurangi angka kemaan anak;-

Misi 5. Meningkatkan kesehatan Ibu;-

Misi 6. Memerangi HIV AIDS, TB dan penyakit menular lainnya.-

Upaya-upaya kega misi tersebut, harus dijalankan rumah sakit sesuai dengan buku

pedoman yang berlaku.

Meskipun tampaknya pencapaian misi tersebut agak susah, namun tetap dapat dicapai

apabila dilakukan upaya terobosan yang inovaf untuk mengatasi penyebab utamakemaan tersebut yang didukung kebijakan dan sistem yang efekf dalam mengatasi

berbagai kendala yang mbul selama ini.

SASARAN

Tiga sasaran Milenium Development Goals (MDGs) adalah sebagai berikut :

Sasaran I : Penurunan angka kemaan bayi dan Peningkatan kesehatan ibu

Sasaran II : Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS

Sasaran III : Penurunan angka kesakitan TB

IV 

 SASARAN MILENIUM

DEVEOPMENT GOALS

(SMDGs)

Page 12: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 12/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit 234

SASARAN I : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN PENINGKATAN KESEHATAN

IBU

Standar SMDGs.I.•

Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency

Komprehensif) untuk menurunkan angka kemaan bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.

Maksud dan Tujuan SMDGs.I.•

Mengingat kemaan bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka

proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di ngkat

nasional dan regional.

Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu

dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar

(PONED) di ngkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem

rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan

dalam menurunkan angka kemaan ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK

adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana

dan manajemen yang handal.

Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang

berlaku, dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secaraa.terpadu dan paripurna.

Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standarb.

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulianc.

terhadap ibu dan bayi.

Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrikd.

dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 Jam)

Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaane.

IMD dan pemberian ASI Eksklusif 

Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu danf.

bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.

Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) padag.

BBLR.

Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkahh.

menyusui dan peningkatan kesehatan ibu

Elemen Penilaian SMDG.I.•

Pimpinan RS berparsipasi dalam menyusun program PONEK1.

Page 13: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 13/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit  235

Pimpinan RS berparsipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam2.

program PONEK termasuk pelaporannya

Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan3.

PONEK

Terbentuk dan berfungsinya Tim PONEK Rumah Sakit4.Terlaksananya pelahan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim PONEK sesuai5.

standar

Terlaksananya fungsi rujukan PONEK pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang6.

berlaku.

SASARAN II : PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS

Standar SMDGs.II.•

Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan pedoman rujukan

ODHA

Maksud dan Tujuan SMDGs.II.•

Dalam waktu yang singkat virus HIV  (human immunodeciency virus)  telah mengubah

keadaan sosial, moral, ekonomi dan kesehatan dunia. Saat ini HIV/AIDS merupakan masalah

kesehatan terbesar yang dihadapi oleh komunitas global. Saat ini, Kementerian Kesehatan

telah mengeluarkan kebijakan dengan melakukan peningkatan fungsi pelayanan kesehatan

bagi orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) melalui penetapan rumah sakit rujukan ODHAdan satelitnya Kebijakan ini menekankan kemudahan akses bagi ODHA untuk mendapatkan

layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan, sehingga diharapkan lebih

banyak ODHA yang memperoleh pelayanan yang berkualitas.

Sasaran ini khusus ditujukan bagi rumah sakit yang telah ditetapkan oleh Kementerian

Kesehatan sebagai rumah sakit rujukan ODHA dan satelitnya.

Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan standar

pelayanan bagi rujukan ODHA dan satelitnya dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai

berikut :

Meningkatkan fungsi pelayanan VCTa. (Voluntary Counseling and Tesng);

Meningkatkan fungsi pelayanan ARTb. (Anretroviral Therapy);

Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCTc. (Prevenon Mother to Child Transmision);

Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunisk (IO);d.

Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan faktor risiko IDU; dane.

Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang, yang melipu: pelayanan gizi, laboratorium,f.

dan radiologi, pencatatan dan pelaporan.

Page 14: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 14/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit 236

Elemen Penilaian SMDGs.II.•

Pimpinan RS berparsipasi dalam menyusun rencana pelayanan penanggulangan HIV/1.

AIDS

Pimpinan RS berparsipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam2.

pelayanan penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelaporannya

Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan3.

penanggulangan HIV/AIDS

Terbentuk dan berfungsinya Tim HIV/AIDS Rumah Sakit4.

Terlaksananya pelahan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim HIV/AIDS sesuai5.

standar

Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang6.

berlaku

Terlaksananya pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dgn faktor risiko IDU, penunjang7.

sesuai dengan kebijakan

SASARAN III : PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB

Standar SMDGs.III.•

Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS.

Maksud dan Tujuan SMDGs.III.•

Pada tahun 1993, WHO telah menyatakan bahwa TB merupakan keadaan darurat dan

pada tahun 1995 merekomendasikan strategi DOTS sebagai salah satu langkah yang paling

efekf dan esien dalam penanggulangan TB.

Intervensi dengan strategi DOTS kedalam pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) telah

dilakukan sejak tahun 1995. DOTS atau Directly Observe Therapy of Shortcourse merupakan

pengamatan jangka pendek pelayanan secara langsung pada penderita TB. Pelaksanaan

DOTS di rumah sakit mempunyai daya ungkit dalam penemuan kasus (care detecon rate,

CDR), angka keberhasilan pengobatan (cure rate), dan angka keberhasilan rujukan (success

referal rate).

TB DOTS merupakan salah satu indikator mutu penerapan standar pelayanan rumah sakit

(SPRS).

Untuk melaksanakan program penanggulangan TB diperlukan Pedoman Manajerial dalam

program penanggulangan TB di rumah sakit dengan strategi DOTS.

Elemen Penilaian SMDGs.III.•

Pimpinan RS berparsipasi dalam menyusun rencana pelayanan DOTS TB1.

Pimpinan RS berparsipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam2.

program pelayanan DOTS TB termasuk pelaporannya

Page 15: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 15/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit  237

Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan3.

DOTS TB sesuai dengan standar

Terbentuk dan berfungsinya Tim DOTS TB Rumah Sakit4.

Terlaksananya pelahan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim DOTS TB sesuai5.

standarTerlaksananya fungsi rujukan TB DOTS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang6.

berlaku

Page 16: 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

7/24/2019 3 4.Pas Safety Mdg's Rs 2012

http://slidepdf.com/reader/full/3-4pas-safety-mdgs-rs-2012 16/16

Standar Akreditasi Rumah Sakit 238