3_budiono_ volume 5 no.1_ hlm 14-21

Upload: dyah-vididividies

Post on 10-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 3_Budiono_ Volume 5 No.1_ Hlm 14-21

    1/9

    Biospecies, Volume 5 No.1, Februari 2012, hlm 14-21

    14

    Analisis Ambang Batas Escher ichia col iSebagai Indikator Pencemaran Pada Daging Sapidi Rumah Pemotongan Hewan Kota Jambi

    (The Analiysis ofEscher ichia col iboundary threshold as the pollution indicator in AnimalSlaughtering House of Jambi City)

    Hendra BUDIONO1)

    , HARLIS1)

    , Retni, S. BUDIARTI1)

    1)Program Studi Biologi FKIP Universitas Jambi, Jl. Jambi Muara Bulian KM 15 Mendalo Darat, Jambi.

    email : hen. [email protected]

    ABSTRACT. Beef is one of the Indonesian favorite foods and provides protein needed for human bodyshealth and growth. Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Jambi is a slaughtering house that provides anddistributes beef to traditional markets throughout Jambi City. Therefore, it is very essential to assure safetyof every piece of beef produced by the RPH. This research was undertaken in Biology UP-MIPALaboratory, University of Jambi, from December 2009 to January 2010. The beef samples were collectedfrom the Jambi RPH. This research employs the Most Probable Number(MPN) method, by observing thegrowth ofEscherichia colion Endo Agarmedia, starting frompresumptive testuntil confirmative test. The

    experiment used 5-5-5 series reaction tubes, including the Durham fermentation tube. The results showthat beef produced by the JAMBI RPH is 100% safe to be consumed. The number ofEscherichia coli inthe fresh beef is still below the maximum threshold level, which is 5 X 101 MPN/100 ml.

    Key word: Escherichia coli, indicator, pollution, beef, animal slaughtering house.

    ABSTRAK. Daging sapi merupakan salah satu pangan yang banyak digemari oleh hampir seluruhmasyarakat Indonesia, dan merupakan salah satu komoditas sumber protein yang sangat dibutuhkan olehtubuh manusia untuk kesehatan dan pertumbuhan. Rumah Pemotongan Hewan Kota Jambi merupakanRumah Pemotongan Hewan atau Unit Pemotongan Hewan resmi dikota Jambi sebagai tempat penyediadaging sapi yang didistribusi ke seluruh pasar tradisional yang ada di kota Jambi. Untuk itu, adanyapengamanan pangan terhadap pangan daging sapi mutlak perlu dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan

    pada bulan Desember 2009 sampai Januari 2010 di laboratorium Biologi UP-MIPA Universitas Jambi danpengambilan sampel dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan Kota Jambi. Penelitian ini mengunakanmetode Most Probable Number (MPN) dari uji penduga (presumptive test) hingga uji penegasan(comfirmative test) untuk pengamatan Escherichia coli pada media Endo Agar. Penelitian inimenggunakan tabung seri 5-5-5 (15 tabung) yang dilengkapi tabung fermentasi (durham) didalamnya.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daging sapi yang berasal dari Rumah Pemotongan Hewan KotaJambi 100% memenuhi syarat untuk konsumsi karena jumlah Escherichia colimasih memenuhi syaratspesifikasi mutu batas cemaran Escherichia colipada daging sapi segar yang ditetapakan yaitu 5 X 10

    1

    MPN/ 100ml.

    Kata kunci: Escherichia coli, indikator, pencemaran, daging sapi, rumah pemotongan hewan.

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 7/22/2019 3_Budiono_ Volume 5 No.1_ Hlm 14-21

    2/9

    Budiono, Harlis, Budiarti, Analisis ambang batas..

    15

    PENDAHULUAN

    Daging sapi sebagai salah satu pangan yangbanyak digemari oleh hampir seluruh masyarakatIndonesia. Permintaan pangan hewani dari waktuke waktu terus meningkat sejalan denganpertambahan jumlah penduduk, perkembangan

    ekonomi, perubahan gaya hidup, kesadaran gizi,dan perbaikan tingkat pendidikan. Hal inidikarenakan daging merupakan bahan panganyang bernilai gizi tinggi karena kaya akan protein,lemak, mineral serta zat lainnya yang sangatdibutuhkan tubuh.

    Pengamanan pangan daging sapi mutlak perludilakukan untuk menjamin masyarakat sebagaikonsumen untuk mendapatkan daging sapi yangaman untuk dikonsumsi (Nugroho, 2004:2).Selanjutnya Hafriyanti dkk.,(2008:22), menjelaskanbahwa usaha penyediaan daging memerlukan

    perhatian khusus karena daging mudah dan cepattercemar oleh pertumbuhan mikroorganisme yangberdampak pada menurunnya daya simpan dannilai gizi pada dagingnya.

    Hitti (2008:1), melaporkan beberapa kasuskeracunan makanan yang disebabkan olehmikroba patogen di beberapa negara bagian,diantara kasus yang terjadi pada tahun 2008tercatat kasus keracunan makanan yangdisebabkan oleh Escherichia coli sebanyak 718kasus. Komariah dan Lina (dalam Hafriyanti dkk.,(2008:22) menyatakan bahwa daging yang beredar

    di kota Bogor pada tahun 2001 sudah tercemarmikroba patogen yaitu dengan jumlah Coliform 7,9X 10

    4CFU/gram dan E.coli 3,0 X 10

    4CFU/gram

    (Colony Forming Unit).

    Beberapa mikroba patogen yang biasanyamencemari daging adalah Escherichia coli danStaphylococcus sp (Djaafar dan Rahayu, 2007:69).Menurut Sumiarto (2004:1), infeksi Escherichia colipada manusia seringkali disebabkan olehkonsumsi makanan produk hewan yang tercemar,misalnya daging dan susu. Selanjutnya Handayanidkk., (2004:6), menyatakan bahwa pencemaranEscherichia coli perlu diwaspadai karena jenisbakteri ini dapat menyebabkan gastrogenis padamanusia.

    Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 0163662000 merekomendasikan batas maksimal cemaranbakteri pada daging segar yaitu 1 X 10

    4CFU/gram

    (Colony Forming Unit) dan Escherichia coliyaitu 5X 10

    1MPN/100ml. Akan tetapi pada penelitian

    yang dilakukan oleh Hafriyanti dkk., (2008) yang

    dilakukan pengambilan sampel pada tahun 2007 dipasar Arengka Pekanbaru didapat total kolonimelebihi batas maksimal yang direkomendasikanoleh SNI No. 0163662000. Hal ini kemungkinandisebabkan daging sapi tersebut sebelumnya telahtercemar bakteri pada waktu dirumah pemotonganhewan.

    Dalam rangka menjamin keamanan pangan dankeselamatan masyarakat terhadap daging yangdikonsumsi, pemerintah telah menyediakanRumah Pemotongan Hewan (RPH) yang mengaturtata cara pemotongan ternak termasuk sapi.Perangkat hukum yang mengatur RPH danoperasionalisasinya diatur dalam SK MenteriPertanian No. 555/kpts/TN.240/9/1986 tentangsyaratsyarat rumah pemotongan hewan danusaha pemotongan hewan. Rumah PemotonganHewan Kota Jambi merupakan satu-satunyaRumah Pemotongan Hewan atau Unit

    Pemotongan Hewan resmi di Kota Jambi sebagaitempat penyedia daging sapi. RPH Kota Jambidikategorikan sebagai usaha pemotongan hewankelas B, yaitu usaha pemotongan hewan untukpenyediaan daging kebutuhan antar provinsiTingkat I. RPH Kota Jambi memiliki 1 Unit RPHsapi/kerbau, dan 1 Unit RPH Babi, dengan luaslahan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas RumahPemotongan Hewan (UPTD RPH) seluruhnya 3,5ha. Berdasarkan data yang diperoleh dari dinasUPTD RPH, jumlah pemotongan ternak di RPHKota Jambi untuk ternak sapi dan kerbau tahun2009 sebanyak 11.215 ekor atau 30-40 ekor/hari.

    Pada hari besar keagamaan rata-rata 150ekor/hari. Daging yang dikeluarkan oleh RPH KotaJambi sebagian besar didistribusikan ke seluruhpasar tardisional yang ada di kota Jambi. Sebelumdipotong ternak terlebih dahulu dilakukanpemeriksaan post mortem dan ante mortemterhadap ternak yang akan yang akan dipotong.Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diRumah Pemotongan Hewan Kota Jambi, belumpernah dilakukan uji mikrooganisme untuk dagingyang tercemar khususnya Escherischia colisebagai indikator pencemar.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium BiologiUP-MIPA Universitas Jambi, dan dimulai padabulan Desember 2009 sampai Januari 2010.Pengambilan sampel daging sapi di RumahPemotongan Hewan Kota Jambi. Analisis Ambangbatas Escherichia coli dilakukan denganmenggunakan metode Most Probable Number(MPN) seri 5 tabung.

  • 7/22/2019 3_Budiono_ Volume 5 No.1_ Hlm 14-21

    3/9

    Budiono, Harlis, Budiarti, Analisis ambang batas..

    16

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:Tabung reaksi, cawan petri, termos es, blender,gelas piala 100 ml, erlenmeyer 500 ml, bunsen,kompor listrik, tabung durham, pipet tetes, mikropipet, lemari es, corong kaca, kertas label, jarumose, autoklaf, inkubator, timbangan analitik, oven,

    alumunium foil, plastik steril, karet pengikat, raktabung reaksi dan kertas koran.

    Sedangkan bahan yang digunakan adalah: sampeldaging sapi, aquades steril, NaCl 0,85%, alkohol70%, kapas, spritus, Lactosa Broth (LB), BriliantGreen Lactose Bile Broth (BGLBB) dan Endo Agar.

    Uji Penduga (presum tive test) dilakukan denganmenggunakan tabung seri 5-5-5. Masing-masingtabung dilengkapi dengan tabung durham dalamposisi terbalik. Lima seri tabung pertama diisidengan Lactose Broth Double Strength sebanyak 5

    ml kemudian dimasukkan 10 ml suspensi dagingsapi kedalamnya. Lima seri tabung kedua diisidengan Lactose Broth Single Strength sebanyak 5ml kemudian dimasukkan 1 ml suspensi dagingsapi kedalamnya, dan lima seri tabung ketiga diisidengan Lactose Broth Single Strength sebanyak 5ml kemudian dimasukkan 0,1 ml suspensi dagingsapi kedalamnya. Keseluruhan tabung yang berisitabung durham dan suspensi dibalik sedemikianrupa hingga tidak terdapat gelembung udaradidalam tabung durham. Semua tabung reaksidiinkubasi dalam inkubator pada suhu 37

    0C

    selama 1-2 X 24 jam. Setelah masa inkubasi,

    diamati terbentuknya gas (adanya gelembung gaspada tabung durham) dan asam (media menjadikeruh). Menurut Fardiaz (1993:74), apabilaterbentuk gas didalam tabung durham, tabungdinyatakan positif. Tabung yang tidakmenunjukkan pembentukan gas diperpanjangmasa inkubasinya sampai 48 jam. Jika tidakterbentuk gas, dihitung sebagai tabung negatif.

    Uji Penegasan (Conf i rmat ive Test), dari tiap-tiaptabung hasil uji penduga (presumtive test) yangmenunjukkan positif gas, suspensi dipindahkan 1-2ose kedalam dua tabung Briliant Green LactoseBile Broth (BGLBB) dengan menggunakan osesteril. Dari masing-masing tabung uji penduga(presumtive test) diinokulasi kedalam dua tabung.Satu seri tabung Briliant Green Lactose Bile Broth(BGLBB) diinkubasi pada suhu 37

    0C selama 48

    jam dan satu seri lain diinkubasi pada suhu 370

    Cselama 24-48 jam.

    Menurut Fardiaz (1992a:127), setelah masainkubasi, dibaca dan dicatat tabung Briliant GreenLactose Bile Broth (BGLBB) yang menunjukkantabung positip gas. Kombinasi yang positifkemudian dicocokkan dengan tabel MPN.Selanjutnya Fardiaz (1993:75) menyatakan bahwa

    angka-angka yang diperoleh dan setelahdicocokkan dengan tabel MPN akan diperolehindeks MPN Coliform (yang diinkubasi 37

    0C) dan

    indeks MPN E.coli(yang diinkubasi 440C).

    Dari tabung Briliant Green Lactose Bile Broth(BGLBB) yang menunjukkan tabung positif,dilakukan inokulasi masing-masing kedalam cawanberisi Endo Agar dan diinkubasi pada suhu 37

    0C

    selama 24 jam. Diamati terbentuknya koloni tipikalyang berwarna koloni berwarna merah dengankilap logam (Merck, 1992:107).

    Pembacaan data hasil dari uji penegasan(Confirmative Test) dilakukan dengan menghitungjumlah tabung yang menunjukkan adanya gas baikpada seri tabung yang diinkubasi pada suhu 37

    0C

    maupun pada seri tabung yang diinkubasi padasuhu 44

    0C. Angka yang diperoleh dicocokkan

    dengan tabel MPN, maka akan diperoleh indeksMPN Coliform untuk tabung yang diinkubasi padasuhu 37

    0C dan indeks MPN E.coli untuk tabung

    yang diinkubasi pada suhu 440C (Anonim,

    1991:11). Selanjutnya, untuk pengamatanEscherichia colipada tabung positif, diamati koloniyang berwarna merah dengan kilap logam yang

    tumbuh pada media Endo Agar yang diinkubasipada suhu 370C selama 24 jam.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Uji Penduga (presum tive test) pada Tabel 4.1,beberapa media Lactose Broth di dalam tabungdapat berubah warna menjadi keruh disebabkanoleh terbentuknya asam dan gelembug gas padatabung durham (Gambar 4.1). Empat tabung padaGambar 4.1 yang berisi media Lactose Broth tidakmengalami perubahan warna dan tidak terbentukgas didalam tabung durham setelah masa inkubasiselama 48 jam, dan dihitung sebagai tabungnegatif. Hal ini dikarenakan didalam tabung yangberisi Lactose Broth tidak terdapat bakteriEscherichia coli yang mampu memfermentasikanLaktosa menjadi gas dan asam.

  • 7/22/2019 3_Budiono_ Volume 5 No.1_ Hlm 14-21

    4/9

    Budiono, Harlis, Budiarti, Analisis ambang batas..

    17

    Tabel 4.1 Hasil pengamatan Tabung Positif pada Suspensi daging sapi dari Uji penduga (Prersumtive test)pada Media Lactose Broth Double Strength (LB II) dan Lactose Broth Single Strength (I) SetelahMasa Inkubasi 2 X 24 Jam.

    Keterangan :- = Tidak Tumbuh+ = Tumbuh Membentuk Gas dan Media Menjadi Keruh

    Tabel 4.2 Hasil Uji Batas Cemaran MPN Coliform dan MPN Escherichia coli Pada Daging Sapi Segardirumah Pemotongan Hewan Kota Jambi dari Uji Penegasan (Confirmative Test)

    Uji Penegasan (Confirmative Test)

    No.

    SampelKombinasi

    Tabung Positif

    Coliform/100 mlBGLB 37

    oC

    Hasil MPNColiform/100

    ml BGLB 37o

    C

    KombinasiTabung Positif

    E.coli /100 mlBGLB 44

    oC

    Hasil MPNE.coli/100 ml

    BGLB 44o

    C

    Keterangan

    1 Sampel 1 3 1 2 17 3 1 2 17 Layak dikonsumsi

    2 Sampel 2 3 0 1 11 3 0 1 11 Layak dikonsumsi

    3 Sampel 3 3 0 0 8 3 0 0 8 Layak dikonsumsi

    4 Sampel 4 3 2 0 14 3 2 0 14 Layak dikonsumsi

    5 Sampel 5 2 0 1 9 2 0 1 9 Layak dikonsumsi

    6 Sampel 6 3 1 2 17 3 1 2 17 Layak dikonsumsi

    7 Sampel 7 3 1 2 17 3 1 2 17 Layak dikonsumsi

    8 Sampel 8 4 1 2 26 4 1 2 26 Layak dikonsumsi

    9 Sampel 9 4 2 2 32 4 2 2 32 Layak dikonsumsi

    10 Sampel 10 4 0 1 17 4 0 1 17 Layak dikonsumsi

    11 Sampel 11 3 2 1 17 3 2 1 17 Layak dikonsumsi

    12 Sampel 12 3 2 1 17 3 2 1 17 Layak dikonsumsi

    Lactose BrothDouble Strength

    (LB II)5 X 10 ml

    Lactose BrothSingle Strength

    (I)5 X 1 ml

    Lactose BrothSingle Strength

    (I)5 X 0,1 mlNo. Sampel

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

    KombinasiTabungPositif

    1 Sampel 1 + - - + + - + - - - - - - + + 3 1 2

    2 Sampel 2 - + + + - - - - - - - - - - + 3 0 1

    3 Sampel 3 - + + - + - - - - - - - - - - 3 0 0

    4 Sampel 4 + + + - - - + - + - - - - - - 3 2 0

    5 Sampel 5 + + - - - - - - - - + - - - - 2 0 1

    6 Sampel 6 + - + - + - - - - + + + - - - 3 1 2

    7 Sampel 7 + - + - + - + - - - + - - - + 3 1 2

    8 Sampel 8 + - + + + - + - - - + - + - - 4 1 2

    9 Sampel 9 - + + + + - - + - + - - + - + 4 2 210 Sampel 10 + + + + - - - - - - - - - - + 4 0 1

    11 Sampel 11 + - + - + + - + - - - - + - - 3 2 1

    12 Sampel 12 + - - + + - + - - + - - - - + 3 2 1

  • 7/22/2019 3_Budiono_ Volume 5 No.1_ Hlm 14-21

    5/9

    Budiono, Harlis, Budiarti, Analisis ambang batas..

    18

    Tabel 4.3 Pengamatan Koloni Escherichia colipada media Endo Agar

    No. Sampel 5 X 10 mlLB II 37

    oC

    5 X 1 mlLB I 37

    oC

    5 X 0,1 mlLB I 37

    oC

    1 Sampel 1 - - -

    2 Sampel 2 - - -

    3 Sampel 3 - - -

    4 Sampel 4 - - -5 Sampel 5 - - -

    6 Sampel 6 - - -

    7 Sampel 7 - - -

    8 Sampel 8 - - -

    9 Sampel 9 - - -

    10 Sampel 10 - - -

    11 Sampel 11 - - -

    12 Sampel 12 - - -

    Keterangan :- = NegatifEscherichia coli

    Tabel 4.4 Hasil pengujian MPN Escherichia colipada daging sapi segar di Rumah Pemotongan Hewan

    Jambi yang memenuhi syarat konsumsi.No. Ketentuan Jumlah sampel Persentase

    1 Sampel yang memenuhi syarat (tidakmengandung Escherichia coli)

    12 100%

    2 Sampel yang tidak memenuhi syarat(mengandung Echerichia coli)

    0 0%

    Jumlah 12 100%

    Gambar 4.1 Pembentukan asam (perubahan warna) dan gelembung gas pada media Lactose Broth (LB)dari Uji Penduga (Presumtive Test).

    Tidak terbentuk gelembung gas dan tidak

    terjadi perubahan warna pada media Lactose

    Broth (tabung negatif)

    Terbentuk gelembung gas dan terjadi

    perubahan warna pada media Lactose Broth

    (tabung positif)

  • 7/22/2019 3_Budiono_ Volume 5 No.1_ Hlm 14-21

    6/9

    Budiono, Harlis, Budiarti, Analisis ambang batas..

    19

    (a) (b)

    (a) (b)Gambar 4.2 Pembentukan asam (perubahan warna) dan gelembung gas pada media Briliant Green

    Lactose Bile Broth (BGLBB) dari Uji Penegasan (Confirmative Test). (a) Media BGLBBsebelum diinkubasi, (b) Media BGLBB setelah diinkubasi 2 X 24 Jam.

    (a) (b)

    (a) (b)Gambar 4.3 (a) Media Endo Agaryang tidak ditumbuhi bakteri setelah inkubasi 24 jam pada suhu 37

    oC,

    dan (b) Koloni bakteri Coliform yang tumbuh pada media Endo Agarsetelah inkubasi 24 jampada suhu 37

    oC.

    Lactose Broth merupakan suatu mediumpertumbuhan yang digunakan dalam uji pertamadalam menganalisa bakteri Coliform danEscherichia coli. Menurut Fardiaz (1993:7),Lactose Broth dan tabung durham dapatdigunakan untuk menghitung jumlah bakteri yangdapat memfermentasikan laktosa membentuk gasmisalnya Coliform terutama bakteri Escherichiacoli. Selanjutnya Fardiaz (1992b:45),menambahkan bahwa salah satu sifat pentingEscherichia coli adalah bakteri ini dapatmemfermentasikan laktosa menjadi gas danasam. Pendapat Fardiaz ini terlebih dahulu

    dibahas oleh Cappucino dan Sherman (1983:177),yang mengatakan bahwa Escherichia coli dapatmenggunakan laktosa sebagai suatu sumberkarbon untuk menghasilkan energi denganmemanfaatkan bantuan enzim - galaktosidasedan mendegradasi laktosa.

    Uji penegasan (Conf i rmat ive Test). Kombinasitabung positif yang didapat pada uji penduga(Presumtive Test) dilanjutkan dengan ujipenegasan (Confirmative Test) denganmenginokulasi 1 mata ose dari masing-masingtabung positif ke dalam media Briliant Green

  • 7/22/2019 3_Budiono_ Volume 5 No.1_ Hlm 14-21

    7/9

    Budiono, Harlis, Budiarti, Analisis ambang batas..

    20

    Lactose Bile Broth (BGLBB). Setelah inkubasiselama 48 jam terlihat perubahan warna padamedia dan terbentuk gelembung gas (Gambar4.2).

    Terbentuknya gas pada tabung durham, sertaperubahan warna media menjadi keruh

    dikarenakan di dalam media Briliant Green LactoseBile Broth (BGLBB) diduga telah ditumbuhi olehbakteri peragi laktosa yaitu Coliform yangdiinkubasi pada suhu 37

    oC dan Escherichia coli

    yang diinkubasi pada suhu 44oC. Menurut

    Cappucino dan Sherman (1983:177), produk akhirdari organisme yang memfermentasikan laktosaadalah gas CO2 dan H2. Munculnya gasmemungkinkan adanya perubahan warna menjadikeruh disertai naiknya gas kepermukaan. MediaBriliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB)mengandung komposisi pepton dan laktosa.Menurut Schlegel dan Swanch (1984:329-331),

    Escherichia coli tumbuh baik pada media peptonlaktosa atau pepton glukosa. Untuk meminimalisirkemungkinan ikut tumbuh bakteri lain, makadigunakan laktosa. Agar laktosa dapat diolah,diperlukan kemampuan untuk memecah glukosadengan perantara enzin galaktosidase. Jenisbakteri coliform dan jenis bakteri asam laktatmampu membentuk enzim ini. Sebagai petunjukpertama bahwa bakteri yang dihadapi adalahpembentuk gas, terbukti dengan produksi gasketika contoh bahan dalam larutan biak peptonlaktosa diinkubasi dalam tabung fermentasi. Cirikhas fermentasi glukosa oleh Escherichia coli

    ditandai oleh reaksi berikut: (1) pemecahan piruvatmenjadi Asetil-koA dan Format, (2) pemecahanFormat menjadi karbondioksida dan hydrogen, (3)reduksi Asetil-koA menjadi etanol, dan (4)ketidakmampuan membentuk Aseton dan 2,3butanodiol dari piruvat.

    Pada kondisi anaerob, Escherichia colimemperoleh energi untuk pertumbuhannyadengan fermentasi dan mengekresikan beberapaasam organik (Schlegel dan Swanch, 1984:116).Pada dasarnya bakteri memperoleh energi merekamelalui suatu rangkaian reksi kimia danmengintegrasikan reaksi enzimatik mejadibiooksidasi suatu substrat yang utama yaitukarbohidrat. Penggunaan karbohidrat olehmikroorganisme seperti halnya bakteri dilakukandengan cara yang berbeda tergantung pada enzimyamg dimiliki (Cappucino dan Sherman,1983:133).

    Dari tabung Briliant Green Lactose Bile Broth(BGLBB) yang menunjukkan tabung positif dari

    inkubasi pada suhu 440

    C (untuk Escherichia coli),kemudian dilakukan inokulasi masing-masingkedalam cawan perti berisi Endo Agar dandiinkubasi pada sushu 37

    0C selama 24 jam. Dari

    masa inkubasi ini, terbentuk koloni tipikal berwarnamerah. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat padaGambar 4.3b.

    Dari hasil inokulasi ini dapat diketahui bahwakoloni yang tumbuh pada media Endo Agarmerupakan kelompok Coliform. Hal ini dikarenakanColiform juga mampu memfermentasikan laktosayang terdapat pada media Endo Agar. Endo Agardapat digunakan untuk membedakan koloni bakteriyang memfermentasikan laktosa dengan yangtidak memfermentasikan laktosa, karena mediumini mengandung laktosa sebagai satu-satunyasumber karbohidrat. Warna koloni yang tumbuhpada medium tergantung pada jenis bakter yangterdapat pada medium tersebut. Merck (1992:107),

    mengatakan bahwa Endo Agar merupakanmedium selektif untuk medeteksi dan mengisolasiEscherichia coli fekal dan Coliform. KoloniEscherichia coliyang diinkubasi pada media EndoAgar akan menampilkan koloni berwarna merahdengan kilat logam, sebaliknya, koloni yangmenampilkan warna merah, berlendir padapermukanya, yang diinkubasi pada media EndoAgar merupakan koloni dari kelompok Coliformseperti halnya Enterobacter aerogens danKlebsiella.

    Pada Tabel 4.4 persentase hasil pengujian MPN

    Escherichia colipada daging sapi segar di RumahPemotongan Hewan Kota Jambi menunjukkanbahwa 100% sampel memenuhi syarat spesifikasimutu batas cemaran Escherichia colipada dagingsapi segar. Pada Tabel 4.2, hasil uji batascemaran MPN Coliform dan Escherichia coli darikeseluruhan sampel menunjukkan bahwa indeksMPN Coliform dan Escherichia coli memenuhipersyaratan batas cemaran yang ditetapkanStandar Nasional Indonesia (SNI). Batas cemaranuntuk Escherichia coliyaitu 5 X 10

    1MPN/gram.

    Hasil pengujian sampel daging sapi yang berasaldari Rumah Pemotongan Hewan Kota jambi yangdilakukan dengan metode Most Probable Number(MPN) menunjukkan bahwa daging sapi yangdihasilkan oleh RPH Kota Jambi layak untukdikonsumsi. Hasil pengujian yang dilakukan dari12 sampel, terbukti keseluruhan sampel (100%)layak dikonsumsi. Dari pengujian ini juga dapatdibuktikan tidak adanyai pencemaran pada dagingsapi yang terdapat pada RPH Kota Jambi.

  • 7/22/2019 3_Budiono_ Volume 5 No.1_ Hlm 14-21

    8/9

    Budiono, Harlis, Budiarti, Analisis ambang batas..

    21

    KESIMPULAN

    Cemaran Escherichia coli yang terdapat padadaging sapi di Rumah Pemotongan Hewan KotaJambi tidak melebihi ambang batas cemaran padadaging sapi. Berdasarkan analisis yang dilakukanterhadap daging sapi di Rumah Pemotongan

    Hewan Kota Jambi, daging sapi yang dihasilkantidak tercemar karena tidak mengandungEscherichia coli yang melebihi ambang batascemaran.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 1991. Petunjuk Pemeriksaan MikrobiologiMakanan dan Minuman. Jakarta:Departemen Kesehatan RI PusatLaboratorium Kesehatan.

    Cappuccino, J.G., and Sherman, N. 1987.

    Microbiology A Laboratory Manual, theBenjamin/Cummings PublishingCompany, Inc. Menlo Park, Callifornia.

    Djaafar, T.F., dan Rahayu, S. 2007. CemaranMikroba Pada Produk Pertanian,Penyakit yang Ditimbulkan danPencegahannya, Jurnal Litbang Pertanian, 26(2):67-75.

    Fardiaz, S. 1992a. Mikrobiologi Pangan. Bogor:Institut Pertanian Bogor.

    Fardiaz, S. 1992b. Polusi Air dan Udara. Bogor:Kanisius

    Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan.Bogor: Institut Pertanian Bogor.

    Hafriyanti., Hidayati., dan Elfawati. 2008.Kualitas Daging Sapi Dengan KemasanPlastik PE (Polyethilen) dan Plastik PP(Polypropilen) dipasar Arengka Pekan

    Baru, Jurnal Peternakan, 5(1):22-27.

    Handayani., Dewi, S., Riti, N., dan Ardana,I.G.P.S. 2004. Cemaran Mikroba ResiduAntibiotika Pada Produk Asal Hewan DiProvinsi Bali , NTB, dan NTT. JurnalVeteriner, VI(1):8-1.

    Hitti, M. 2008. Kasus Keracuanan Makanan masihBerlangsung.http://www.ahliwasir.com/news/252/cdc. Diakses tanggal 20Desember 2009.

    Merck, E. 1992. Mikrobiologi Manual. Frankfur.

    Nugroho, S. 2004. Jaminana Keamanan DagingSapi di Indonesia. Bogor: InstitutPertanian Bogor.

    Schlegel, H. G. dan Schmidt, K. 1984.Mikrobiologi Umum. Terjemahan Tedjo,B. Gadjahmada University Press:Yogyakarta

    Sumiarto, B. 2005. Tingkat Infeksi danKontaminasi Bakteri Escherichia coli

    O157:H7 Pada Daging Sapi Di RPHYogyakarta, Jurnal Veteriner, 5(3):1-9.

  • 7/22/2019 3_Budiono_ Volume 5 No.1_ Hlm 14-21

    9/9

    Budiono, Harlis, Budiarti, Analisis ambang batas..

    22