61663382 makalah sistem informasi geografis

Upload: taufiq-joenior

Post on 15-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • SISTEM INFORMASI GEOGRAFISDALAM BIDANG AGRIBISNIS

    Disusun Oleh :

    RIO PAMUNGKAS12070072

    JURUSAN SISTEM INFORMASIINSTITUT INFORMATIKA INDONESIA

    2011

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangSebagaimana kita ketahui bahwa dalam era globalisasi ini kemajuan teknologi

    sangat pesat sekali. Banyak sekali riset-riset yang dilakukan untuk mendorong timbulnya

    penemuan baru dalam dunia teknologi,terutama teknologi Informasi. Adapun salah satu

    penemuan tersebut adalah Sistem Informasi geografis atau Geographic information system (GIS). Dengan adanya teknologi ini maka akan memudah kan kita dalam hal

    pemetaan lahan, dan penentuan lahan pertanian yang cocok untuk jenis tanaman tertentu

    sehingga dapat berproduksi secara maksimal.

    Perkembangan sistem informasi tak ada artinya tanpa didukung oleh kemajuan

    teknologi jaringan komputer. Melalui jaringan komputer maka memungkinkan

    dilakukannya komunikasi dan interaksi antar data yang secara fisik terpisah. Teknologi

    ini mengatasi semua hambatan baik dimensi waktu (dapat dilakukan kapan saja) maupun

    dimensi geografis (dari tempat di mana saja yang terhubung dengan jaringan komputer).

    Sehubungan dengan perkembangan sistem informasi dan kemajuan teknologi

    jaringan komputer tersebut, hendaknya dapat kita pelajari dan kita aplikasikan dalam

    bidang yang kita geluti. Aplikasi sistem informasi geografis dalam agribisnis perlu

    diupayakan semaksimal mungkin, sehingga dapat mendukung maksimalnya hasil

    produksi pertanian yang diusahakan , baik dari hulu sampai ke hilir.

    1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah yang dapat diambil adalah bagaimana sistem

    informasi geografis dapat diaplikasikan dalam bidang agribisnis.

    1.3 TujuanTujuan dari Pembuatan Peta dan Analisis Kesesuaian Lahan dengan

    Menggunakan GIS ini antara lain :

  • 1. Mendorong peningkatan produktifitas sektor pertanian dan perkebunan

    sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lahan.

    2. Memberikan pedoman dan arahan dalam pemilihan jenis tanaman yang

    dapat berproduksi optimal yang sesuai dengan kondisi fisigorafi dan melalui

    suatu analisa dengan menggunakan sistem informasi geografis (GIS)

    3. Melestarikan dan menjaga kemampuan sumber daya alami sehingga

    ketersediaannya sebagai sumberdaya pembangunan terjamin untuk selama-

    lamanya.

    4. Mendukung upaya pelestarian dan konservasi tanah dengan membuat

    menanama tanaman yang sesuai dengan kemampuan dan konfigurasi lahan

    dan tanah.

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian SIGSebelum kita membahas tentang pengertian Sistem Informasi Geografis sebaiknya

    kita memahami dulu apa yang dimaksud dengan sistem informasi. Sistem informasi

    merupakan kesatuan elemen yang tersebar dan saling berinteraksi yang menciptakan

    aliran informasi. Proses interaksi tersebut berupa proses data dengan cara pemasukan,

    pengolahan, integrasi, pengolahan, komputasi atau perhitungan, penyimpanan, serta

    distribusi data atau informasi.

    Perlu dibedakan antara data dan informasi. Data merupakan fakta yang ada dan

    melekat pada suatu obyek seperti nilai, ukuran, berat, luas, dan sebagainya. Sedangkan

    informasi merupakan pengetahuan tambahan yang diperoleh setelah dilakukan

    pemrosesan dari data tersebut. Nilai suatu informasi amat bergantung dari pengetahuan

    yang dimiliki oleh pengguna.

    Dengan kata lain informasi merupakan sekumpulan data yang relevan dan

    berkaitan (sesuai dengan tingkatan validitas dan reliabilitasnya), yang diolah dan diproses

    menjadi bentuk yang mudah dipahami, disukai, dan mudah diakses. Pengguna bebas

    memanfaatkan informasi sebagai pengetahuan, dasar perencanaan, landasan pengambilan

    keputusan, sampai kepada hal yang sederhana seperti hiburan.

    Sistem informasi terdiri dari Non Spatial Information System dan Spatial

    Information System (SIS). Sedangkan SIS terbagi dua menjadi Non Resorce SIS dan

    Resource SIS. Kemudian Resource SIS terbagi dua lagi, yaitu Geographical Information

    System (GIS)dan Land Information System (LIS).

    Geographic information system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan

    dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer

    yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta

    peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi.

    Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang

    biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis

  • statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang

    mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya.

    GIS lebih dikenal sebagai software tools: perangkat lunak, antara lain seperti

    misalnya: ArcInfo, MapInfo, AutoCadMap, Grass, dan masih banyak lagi. Dengan tools

    yang sama maka GIS berkaitan dengan proses dan presentasi peta-peta skala kecil (peta

    LandUse, Kehutanan), sedangkan LIS berkaitan dengan peta-peta skala besar, yaitu peta

    bidang-bidang tanah (land parcels).

    2.2 Sejarah Perkembangan SIG

    35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-

    Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute

    migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada

    sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database

    atribut.

    Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan,

    termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.

    Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta

    dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer

    yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi

    multifungsi pada awal tahun 1960-an.

    Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa,

    Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh

    Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada),

    digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk

    Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk

    mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan

    berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan

    tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk

    keperluan analisis.

  • CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi

    pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,

    pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national

    yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki

    topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah.

    Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak

    SIG".

    CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk

    penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi

    pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan

    perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil

    membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan

    informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data

    atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-

    an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada

    akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan

    distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor

    menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan

    transfer.

    Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang

    UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap

    Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.

    2.3 Manfaat aplikasi SIGIndonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian.

    Dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini

    didukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan tanah yang subur yang cocok untuk

    ditanami segala jenis komoditi pertanian. Sayangnya, potensi yang sangat

    menguntungkan tersebut tidak didukung dengan adanya sumber daya manusia yang baik

    pula, sehingga Indonesia tertinggal jauh dengan negara-negara lainnya.

  • Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat meningkatkan

    pertanian di Indonesia agar terwujud pertanian yang tangguh dan lestari. Pertanian yang

    tangguh dan lestari akan terwujud jika didukung dengan sistem perencanaan yang akurat

    dan terukur. Karena itu semua faktor yang mempengaruhi pembangunan berkelanjutan,

    termasuk faktor pendukung dan pembatas harus dipikirkan sejak awal dan dituangkan

    dalam sebuah produk database dan peta pembangunan pertanian.

    Lahan yang luas dan subur dengan kualitas sumber daya manusia yang berpikiran

    maju merupakan faktor pendukung utama. Sedangkan faktor pembatasnya yang umum

    dijumpai adalah kurangnya informasi dan data yang akurat tentang kondisi sumber daya

    alam, dimana hal tersebut merupakan instrument yang sangat penting dalam perencanaan

    pembangunan. Pertanian di Indonesia sampai saat ini belum berpengaruh nyata dalam

    meningkatkan produksi pertaniannya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya data dan

    informasi yang tepat tentang kondisi lahan yang ada dan juga perencanaan yang kurang

    matang dalam mengambil keputusan.

    Penggunaan teknologi yang berbasis komputer untuk mendukung perencanaan

    pertanian mutlak diperlukan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan

    informasi dalam bentuk tabel dan keruangan. Salah satu teknologi yang memiliki

    kemampuan tersebut adalah SIG (Sistem Informasi Geografis) dimana sistem ini mampu

    membuat model yang memberikan gambaran, penjelasan dan perkiraan dari suatu kondisi

    faktual.

    Adapun manfaat adanya SIG untuk pertanian terutama bidang agribisnis adalah

    memberikan pedoman dan arahan dalam pemilihan jenis tanaman yang dapat berproduksi

    optimal yang sesuai dengan kondisi lahan yang ada agar hasil yang diperoleh memuaskan

    dan dapat dijadikan komoditi ekspor. Manfaat lainnya adalah mendorong peningkatan

    produktifitas sektor pertanian di Indonesia, memberikan pedoman dan arahan bagi petani

    untuk memilih komoditas sehingga kegagalan dan kerugian panen dapat dihindari dan

    juga dengan adanya SIG ini dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi bagi para

    investor untuk menanamkan modalnya di sektor ini untuk menuju organic farming trade.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa SIG sangat diperlukan dan sangat

    penting sebagai instrumen dalam membantu mengambil keputusan dalam pembangunan

  • pertanian di Indonesia, agar pertanian di Indonesia lebih baik dan maju agar dapat

    bersaing dan masuk dalam organic farming trade.

    2.4 Contoh-contoh aplikasi SIGSalah satu contoh pemanfaatan SIG adalah analisa pengunaan lahan

    seperti di bawah ini

    Analisis lahan dapat ditempuh dengan menggunakan data satelit inderaja dan SIG

    (Sistem informasi Geografi). Gambar ini dibuat dengan metode deteksi menggunakan

    data multi temporal Lansat dan di komplemen dengan data lain untuk menghitung luas

    sawah di Kabupaten Sidrap pada tahun 1995. Tehnik deteksi seperti diffrentiation

    technics, analisis Visual dan SIG digunakan untuk mengidentifikasi secara spasial luas

    lahan pada tahun tersebut.

    Contoh yang kedua adalah Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh dan Sistem

    Informasi Geografis Untuk Pengembangan Ekonomi Kacang Tanah

  • Kegiatan penelitian Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Pengembangan

    Ekonomi Kacang Tanah pada tahun Anggaran 2004 ini merupakan penelitian tahap III

    yang dilaksanakan oleh Proyek Pemanfaatan Teknologi Dirgantara untuk Pembangunan

    Ekonomi Daerah/Masyarakat di Pusat Pengembangan Pemanfaatan Dan Teknologi

    Penginderaan Jauh, LAPAN. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi

    daerah potensi lahan untuk budidaya kacang tanah di Pulau Jawa melalui teknologi

    penginderaan jauh dan sistem informasi geografis.

    Tak sedikit kalangan perencanaan menyarankan penggunaan teknologi sistem

    informasi geografis (GIS) untuk keperluan tata ruang, pemilihan letak, maupun evaluasi

    kesesuaian lahan.

    Bagi para perencana, GIS hanyalah alat yang dipakai untuk menurunkan sejumlah

    alternatif dalam perencanaan wilayah. Alternatif ini kemudian diberikan kepada para

    pengambil keputusan untuk dipakai sebagai acuan perencanaan, lengkap dengan segala

    risiko yang melekat. Singkatnya, ketika berbagai alternatif itu dibuat, proses yang ada

    seharusnya murni teknis-profesional dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

    Sekali salah satu alternatif dipilih, keputusan politislah yang berlaku. Oleh karena

    itu, alternatif yang dikembangkan seharusnya terbatas, logis, serta jelas risikonya, untuk

    "menggiring" para pengambil keputusan menentukan pilihan yang paling masuk akal

    dengan risiko yang jelas pula. GIS merupakan alat bantu perencanaan yang tepat untuk

    memenuhi kriteria ini.

  • GIS merupakan sistem berbasis komputer yang digunakan dalam analisis

    informasi keruangan serta menurunkan informasi baru yang berguna. Dalam sistem ini,

    terdapat banyak kelompok aktivitas dan analisis, mulai dari pemasukan, pemrosesan,

    hingga pencetakan keluaran berupa peta. Namun, untuk kepentingan perencanaan

    wilayah, operasi penyusunan peta merupakan metode yang dominan karena mampu

    menggabungkan banyak variabel keruangan dalam mencapai optimasi pemanfaatan

    lahan.

    Pada umumnya, perencanaan menentukan lokasi optimal bagi suatu peruntukan

    dengan memilih serangkaian variabel yang dipandang berpengaruh besar bagi layak-

    tidaknya lokasi tersebut. Variabel-variabel itu dapat dikelompokkan menjadi variabel

    pendukung kelayakan sosial-ekonomi, kelayakan jarak atau aksesibilitas, dan kelayakan

    fisik.

    Setiap variabel tersebut harus dapat dipetakan, dengan satuan-satuan pemetaan

    yang jelas dan akurat batasnya. Bentuk pengaruh setiap variabel terhadap model sasaran

    juga harus ditentukan sejak awal. Sekelompok variabel berupa kemiringan lereng, tekstur

    tanah, dan curah hujan, misalnya, dapat menghasilkan variabel turunan berupa kerawanan

    erosi. Berbagai model perencanaan memerlukan kombinasi variabel yang berbeda dan

    model yang digunakan pun bisa bervariasi, tergantung pada pendekatan yang digunakan.

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1. KesimpulanAgribisnis merupakan suatu sistem yang memiliki empat sub-sistem, yaitu (1)

    pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya

    manusia, (2) produksi pertanian, (3) agroindustri, (4) pemasaran hasil. Sehingga

    pengembangan agribisnis harus secara terpadu dan bersama-sama memperhatikan

    penyiapan keempat sub-sistemnya, dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dapat

    diwujudkan lebih cepat.

    Strategi pengembangan agribisnis dapat ditempuh dengan berbagai alternatif,

    prioritas ditetapkan berdasarkan sub-sistem yang paling kuat, atau yang mempunyai

    multiplayer efect paling besar terhadap pertumbuhan agribisnis. Masing-masing wilayah

    dengan potensi yang berbeda akan mempunyai strategi pengembangan yang berbeda.

    Pada umumnya tahap awal pengembangan agribisnis secara berurutan mulai dari

    subsistem produksi, subsistem pemasaran atau sub-sistem agroindustri. Sebaliknya,

    strategi pengembangan agribisnis juga dapat ditempuh melalui pengembangan sub-sistem

    yang paling lemah, yang secara berantai akan mendorong perkembangan sub-sistem yang

    lainnya.

    Pengembangan agribisnis mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

    pembangunan daerah dan pengembangan wilayah. Oleh karena itu, subsistem agribisnis

    pada dasarnya akan menyentuh semua aspek perekonomian masyarakat di suatu wilayah

    (daerah) dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan bahkan nasional. Jadi

    keberhasilan pengembangan agribisnis di suatu daerah (wilayah) akan mempunyai

    peranan yang sangat besar dalam kegiatan pembangunan secara keseluruhan bilamana

    perencanaan pengembangan agribisnis tersebut dipersiapkan secara matang, sehingga

    akan mendorong pembangunan yang berkelanjutan, yang akan mewujudkan

    kesejahteraan masyarakat, pelestarian lingkungan hidup dan menghasilkan produk

    agroindustri yang mempunyai daya saing tinggi.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Wikipedia.Sistem Informasi Geografis. 3 Juni 2006

    LAPAN.Inderaja. 3 Juni 2006

    Anonim. 1992. Pemberitaan Penulisan Jurnal dan Popular. Departemen

    Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian

    dan Agroklimat. Bogor. p: 65-72

    Anonim. 1989. Peningkatan Pemanfaatan Agroklimatologi Dalam

    Pembangunan Hutan Tanaman Industri dan Pengembangan Perkebunan.

    Prosiding Seminar Sehari. Jakarta

    Anonim. 1996. Laporan Teknis Penentuan Kelas Kesesuaian Lahan Hutan.

    Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Kehutanan.

    JakartaKOMPAS, RABU, 29-MARET-2000

    SUARA MERDEKA, SELASA, 01-JULI-2003

  • RIO PAMUNGKAS12070072PENDAHULUAN

    Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam era globalisasi ini kemajuan teknologi sangat pesat sekali. Banyak sekali riset-riset yang dilakukan untuk mendorong timbulnya penemuan baru dalam dunia teknologi,terutama teknologi Informasi. Adapun salah satu penemuan tersebut adalah Sistem Informasi geografis atau Geographic information system (GIS). Dengan adanya teknologi ini maka akan memudah kan kita dalam hal pemetaan lahan, dan penentuan lahan pertanian yang cocok untuk jenis tanaman tertentu sehingga dapat berproduksi secara maksimal. Perkembangan sistem informasi tak ada artinya tanpa didukung oleh kemajuan teknologi jaringan komputer. Melalui jaringan komputer maka memungkinkan dilakukannya komunikasi dan interaksi antar data yang secara fisik terpisah. Teknologi ini mengatasi semua hambatan baik dimensi waktu (dapat dilakukan kapan saja) maupun dimensi geografis (dari tempat di mana saja yang terhubung dengan jaringan komputer).Contoh yang kedua adalah Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Untuk Pengembangan Ekonomi Kacang TanahDAFTAR PUSTAKA