9. bab ii kmj

Upload: bahagiarto

Post on 15-Oct-2015

112 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

landasan teori

TRANSCRIPT

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengoperasian PLTP Unit IV Area Kamojang

    Pengoperasian PLTP Unit IV Area Kamojang meliputi operasi unit pembangkit,

    dari persiapan pasokan uap ke turbin, pengaturan suhu nominal pengaturan daya

    keluaran dan daya reaktif, pengaturan frekuensi, pengawasan kondisi mesin, kondisi

    elevasi air, pencatatan, pembuatan laporan berhubungan dengan unit pengatur beban

    dalam mengatur daya yang akan dibangkitkan, pengamatan meteorologis dan

    sebagainya.

    Adapun unit-unit pembangkit yang dioperasikan tersebut meliputi turbin,

    generator, transformator utama dan peralatan hubung, dari menjalankan, membebani

    sampai dengan memberhentikan.

    Sebelum menjalankan unit pembangkit, maka perlu diperhatikan terlebih dahulu

    mengenai kondisi peralatan bantu dan sistem hubungannya. Selain itu kondisi normal

    dari air pendingin, sistem minyak tekan, sistem minyak pelumas, persiapan peralatan

    hubung, persiapan kontrol dan persiapan untuk memudahkan pengoperasian unit

    pembangkit harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan.

    Pemeriksaan tambahan juga perlu dilakukan jika penghentian unit pembangkit

    melampaui batas satu minggu.

    Dalam pelaksanaannya, mengontrol unit pembangkit digunakan jenis sistem

    SCADA dan DCS yang dilakukan secara remote (pengontrol jarak jauh) dari central

    control room (ruang control utama). DCS mempunyai 6 posisi pengaturan, yaitu :

    stop, inlet valve, start, exciter, paralel dan load. Pengontrolan unit pembangkit pada

    setiap tahap operasi maupun dari tahap yang satu ke tahap yang berikunya, dapat

    dilakukan dengan cara menempatkan posisi kontrol pada posisi yang dikehendaki.

  • 11

    Gambar 2.1 Skema diagram unit IV geothermal power plant

    2.2 Proses Operasi PLTP Unit IV Area Kamojang

    Gambar 2.2 Overview PLTP Unit IV PT. PGE Kamojang

  • 12

    Dalam proses pembangkitannya PLTP Unit IV Area Kamojang yang mampu

    menghasilkan daya listrik sebesar 60 MW membutuhkan perlakuan steam yang cukup

    rumit untuk menjaga agar dapat menghasilkan 60MW dalam safety operation.

    Uap di PLTP Kamojang IV didapat dari reservoir dalam perut bumi.

    Reservoir ini terbentuk di dalam tanah di atas lapisan batuan yang keras dan

    ada di atas magma. Di atas lapisan batuan yang keras ini, terdapat rongga yang

    mendapat air dari lapisan humus di bawah hutan penahan air hujan. Dalam

    rongga ini air menjadi uap sehingga rongga ini menjadi rongga berisi uap

    (menyerupai ketel uap atau boiler). Dari atas tanah dilakukan pengeboran ke

    arah rongga ini sehingga uap menyembur ke atas permukaan bumi.

    Suplai uap dari sumur produksi melalui sistem transmisi uap masuk ke

    dalam steam receiving header yang dilengkapi dengan rupture disc sebagai

    media pengumpul uap, apabila terjadi tekanan berlebih maka sebagian uap

    akan di buang ke rock muffler untuk menstabilkan tekanan uap.

    Gambar 2.3 Location of wells, pipelines and geothermal power plants

  • 13

    Gambar 2.4 Steam gathering system diagram Unit 4 geothermal power plant.

    Pada steam gathering systemnya dibagi empat cluster yaitu terdiri dari :

    Cluster 1 terdiri dari sumur KMJ-59, 53 dan 57.

    Cluster 2 terdiri dari sumur KMJ-61.

    Cluster 3 terdiri dari sumur KMJ-49, 48 dan 71.

    Cluster 4 terdiri dari sumur KMJ-69, 76 dan 75.

    Jalur masukan steam utama ke power plant, jalur ini adalah jalur steam dari SGS

    yaitu sistem pengumpulan steam dari sumur-sumur produksi disemua cluster untuk

    disatukan dalam satu header sebelum melewati MOV (motor operating valve) dan PV

    (pressure valve) yang berfungsi mengendalikan aliran steam yang masuk ke power

    plant. MOV akan full opened ketika PLTP beroperasi dan bekerja secara manual

    sedangkan PV akan full closed ketika shut down dan bekerja otomatis. MOV da PV ini

    secara sederhana berfungsi sebagai pengatur dan pemutus jalur distribusi steam yang

    masuk ke power plant dari SGS.

    Sebelum memasuki turbin, uap dilewatkan kejalur utama dengan urutan

    separator, demister dan silencer. Silencer berfungsi sebagai jalur pembuangan

    kondensat, demister berfungsi menangkap partikel (terutama benda padat) yang

    terbawa steam, sedangkan separator berfungsi memisahkan kondensat dari

    steam sehingga diperoleh uap berkadar air rendah, bertekanan tinggi, kering

  • 14

    dan bersuhu tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk menghidari kerusakan pada

    sudu sudu turbin sebagai akibat dari terdapatnya partikel-partikel padat tadi.

    Terdapat sistem by pass pada pipa sepanjang MOV dan PV yang digunakan

    saat proses heating line waktu power plant dalam keadaan starting up.

    Uap ini kemudian diarahkan pada turbin sebagai penggerak generator.

    Energi potensial berupa panas yang dikandung oleh uap akan berubah menjadi

    energi kinetik. Ketika menyentuh sudu turbin, energi kinetik tersebut berubah

    mejadi energi mekanik berupa putaran. Akhirnya energi mekanik berupa

    putaran ini oleh generator dikonversikan menjadi energi listrik.

    Exhaust steam dari turbin dikondensasikan di dalam kondensor dengan

    sistem spray memakai air pendingin yang berasal dari menara pendingin. Non

    condensable gas (NCG) yang masuk kedalam kondensor dihisap oleh ejector

    pertama, kemudian masuk ke intercondensor sebagai media pendingin dan

    media penangkap NCG, dari intercondensor NCG dihisap lagi oleh liquid ring

    vacuum pump. NCG kemudian akan dialirkan menuju fan menara pendingin

    untuk kemudian ditiupkan ke atmosfer.

    Dari kondensor air hasil kondensasi dialirkan oleh hot well pump masuk

    ke menara pendingin, selanjutnya air hasil pendinginan dari menara pendingin

    disirkulasikan kembali ke dalam kondensor sebagai media pendingin. Aliran

    yang berlebih dari basin menara pendingin kemudian ditampung di danau

    Cikaro untuk kepentingan reinjection system.

  • 15

    Gambar 2.5 Single Line Diagram Electrical Power Plant

    Dari single line diagram dapat kita lihat tegangan keluaran dari generator

    sebesar 13.8 kV LL dengan frekuensi 50 Hz dan daya sebesar 80 MVA. Output ini

    diinterkoneksikan dengan grid dan juga untuk pemakaian sendiri. Tegangan 13.8 kV

    LL dinaikkan menjadi 150 kV LL oleh transformator step up. Tegangan ini

    diinterkoneksikan di switch yard ke GI Kamojang. Tidak semua energi listrik yang

    dibangkitkan oleh generator diinterkoneksikan ke grid, sebesar 6 MVA digunakan

    untuk kebutuhan sendiri. Tegangan output sebesar 13.8 kV LL diturunkan oleh

    transformator step down menjadi 6.3 kV. Tegangan ini digunakan untuk

    menggerakkan motor- motor berdaya besar.

    2.3 Deskripsi Komponen Alat di PLTP PT. PGE Unit IV Kamojang

    2.3.1 Kepala Sumur dan Katup

    Seperti halnya sumur-sumur minyak dan gas,di sumur panas bumi

    juga dipasang beberapa katup untuk mengatur aliran fluida. Umumnya di

    kepala sumur terdapat 4 buah katup:

    Master valve atau shut off valve, untuk mengisolasi sumur ketika

    hendak melakukan perbaikan atau perawatan.

  • 16

    Service valve, untuk mengatur aliran fluida yang akan

    dimanfaatkan.

    By pass valve, untuk mengatur aliran fluida yang ke silincer atau

    tempat pembuangan.

    Gambar 2.6 Valve di Kepala Sumur Uap Kering

    Disamping itu biasanya di lengkapi juga oleh blade valve yaitu katup

    untuk menyemburkan uap ke udara dengan laju aliran sangat kecil saat

    sumur tidak diproduktifkan.

    2.3.2 Scrubber

    Scrubber merupakan alat yang digunakan untuk menggantikan fungsi dari

    separator dan demister. Scrubber befungsi sebagasi pemisah uap air menjadi uap

    dan air (fluida dua fasa) menggantikan fungsi separator. Dan juga sebagai pemisah

    uap dari material padat.

  • 17

    Gambar 2.7 Scrubber

    2.3.3 Silincer / Rock Muffler

    Sejumlah besar uap dibuang ke atmosfer pada saat unit tidak

    beroperasi atau pada saat penurunan beban. Hal ini menyebabkan gangguan

    kebisingan pada daerah sekitar. Untuk mengurangi kebisingan dan untuk

    mengontrol aliran fluida yang akan dibuang maka dibuatlah rock muffler.

    Rock muffler merupakan bangunan terbuka yang didalamnya tersusun

    banyak batu untuk meredam suara.

    2.3.4 Turbin Uap

    Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi dari fluida kerja

    uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian turbin yang

    berputar dinamakan roda turbin. Roda turbin ini terletak didalam rumah turbin.

    Roda turbin memutar poros yang menggerakan atau memutar bebannya, yang

    dalam hal ini adalah generator listrik. Adapun data teknik turbin yang digunakan

    pada PLTP Kamojang adalah sebagai berikut :

  • 18

    Tipe : Single casing double flow reaction

    condensing

    Rated output : 63,000 kW

    Rated speed : 3,000 rpm

    Main steam pressure : 11.0 bara

    Main steam temperature : 184.07 " C

    Exhaust pressure : 0.16 bara

    Direction of rotation : Clockwise (view from generator side)

    Number of blade stages : 24 (12 x 2 (double flow))

    Last stage blade length : 487 mm

    Main steam stop valves : 2X 550

    Exhaust connection to condenser : 2 x (1,650 mm x 3,400 mm)

    Total length of turbine : 7,310 mm

    Gambar 2.8 Double Winding Turbin di PLTP Unit IV Kamojang

  • 19

    Turbin dilengkapi dengan :

    1) Main stop valve dan governor valve, yang berguna untuk mengatur

    jumlah aliran uap.

    2) Barring gear (turning gear), yang berguna untuk memutar poros

    turbin sewaktu unit dalam keadaan berhenti agar tidak terjadi

    distorsi pada rotor akibat pendinginan yang tidak merata.

    3) Bantalan aksial, yang berguna untuk menahan gaya aksial yang

    terjadi.

    2.3.5 Generator

    Generator adalah alat yang mengubah energi mekanik, berupa torsi dan

    putaran rotor turbin, menjadi energi listrik. Makin besar energi mekanik yang

    dihasilkan turbin makin besar pula energi listrik yang dihasilkan. Turbin,

    generator dan exciter terletak dalam satu shaft (batang poros) yang sama. Data

    teknik dari generator adalah sebagai berikut :

    Generator Output : 80 MVA

    Armature Voltage : 13.8 kV

    Armature Current : 3347 A

    Power Factor : 0.8

    Frekuensi : 50Hz

    Speed : 3000 rpm

    Coolant Air Temperature : 43 degree

  • 20

    Gambar 2.9 Generator

    2.3.6 Kondensor

    Fungsi dari kondensor adalah untuk menciptakan tekanan vakum (tekanan

    dibawah tekanan atmosfer). Proses terjadinya kondisi vakum ini adalah secara

    termodinamik dan bukan secara mekanik. Hal ini dimungkinkan karena setelah

    fluida keluar dari turbin yang sebagian besar masih berupa uap akan bercampur

    dengan air dingin di kondenser akan mencapai kesetimbangan masa dan energi.

    Seperti kita ketahui, uap memiliki volume ratusan kali lipat dari air atau dapat juga

    dikatakan bahwa pada volume yang sama, air akan memiliki masa ratusan kali

    lipat dari uap. Sehingga jika uap dalam masa tertentu mengisi seluruh ruangan

    dalam kondenser kemudian disemprotkan air maka uap akan menyusut volumenya

    karena sebagian atau seluruh uap berubah menjadi air (tergantung jumlah air yang

    disemprotkan) yang memiliki volume jauh lebih kecil. Akibat penyusutan volume

    uap dalam kondenser tersebut akan mengakibatkan kondisi ruangan dalam

    kondenser menjadi vakum. Derajat kevakuman yang didapat bergantung pada

    kandungan gas yang tidak dapat terkondensasi, kebersihan permukaan tabung

    kondenser dan yang paling penting adalah temperatur kondensasi dari uap yang

    dipengaruhi temperatur fluida pendingin yang tersedia.

    Ada dua jenis kondensor, yaitu (a) direct contact or jet condenser dan (b)

    surface condenser. Pada direct contact condenser, uap yang keluar dari turbin

    langsung bersentuhan dengan fluida pendingin. Sedangkan pada surface

  • 21

    condenser, uap yang keluar dari turbin tidak bersentuhan langsung dengan fluida

    pendingin. Proses pendinginannya terjadi pada alat penukar kalor (heat

    exchanger) yang umumnya berupa shell and tube heat exchanger.

    2.3.7 Menara Pendingin (Cooling Tower)

    Cukup banyak air pendingin yang dibutuhkan oleh kondenser. Air dapat

    berasal dari air sungai, namun sungai-sungai yang terdapat tidak jauh dari

    lapangan panas bumi umumnya tidak cukup besar untuk menyerap panas. Cara

    yang lebih banyak digunakan adalah dengan menggunakan cooling tower (menara

    pendingin). Ada dua jenis cooling tower, yaitu mechanical draught cooling tower

    dan natural draught cooling tower.

    Menara pendingin berfungsi untuk membuang panas ke atmosfer

    guna mendapatkan temperatur air yang lebih dingin untuk disirkulasikan

    kembali ke main condenser. Menara pendingin yang digunakan di PLTP

    Kamojang IV berjenis counter flow mechanical draught cooling tower.

    Menara pendingin ini menggunakan fan untuk menghisap udara. Udara

    dihisap melalui inlet air dari bawah masuk ke dalam menara pendingin

    terus dihisap ke atas. Udara ini kontak langsung dengan air panas keluaran

    kondensat yang dihujankan dari bak atas menuju bak penampung bawah

    (basin). Sehingga air kondensat tadi memiliki temperatur yang jauh lebih

    dingin dan dapat dimanfaatkan kembali sebagai media pendingin utama.

  • 22

    Gambar 2.10 Cooling Tower

    2.3.8 Transformator

    Transformator adalah suatu mesin listrik yang digunakan untuk

    mentransformasikan daya/tenaga listrik dari sisi primer ke sisi sekunder. Terdapat

    dua macam trafo yaitu step up yang berfungsi untuk menaikan tegangan dan step

    down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan atau arus. Pada PLTP Unit IV

    Area Kamojang digunakan 4 jenis trafo tegangan atau VT yaitu trafo step up

    sebagai main trafo yang menaikan tegangan terminal dari generator 13.8 kV

    menjadi tegangan transimisi 150 kV yang dialirkan ke grid jaringan PLN, trafo

    step down yang menurunkan tegangan terminal generator 13.8 kV menjadi 6.3 kV

    untuk beban motor-motor besar seperti di vacuum pump dan hot well pump,

    kemudian trafo step down yang menurunkan tegangan 6.3 kV menjadi 400 V

    untuk pengontrolan RTU, UPS disetiap cluster dan bebarapa motor. Selain trafo

    tegangan terdapat juga trafo arus (CT) dan trafo potensial untuk menurunkan arus

    dan potensial yang digunakan untuk sensing pada relay proteksi dan pengukuran

    yang disesuaikan dengan besaran ukur yang digunakan.

    Transformator Utama (TR-1411) Merupakan trafo 3 fasa dimana

    kumparan berupa lilitan dan inti besi diisolasi dengan minyak. Fungsi dari main

    transformator adalah untuk menaikkan tegangan terminal yang dihasilkan

    generator ke tegangan transmisi 150 KV untuk diintekoneksikan ke grid PLN

  • 23

    dengan daya rata-rata 60 MW. Data teknik dari main transformator utama adalah

    sebagai berikut:

    Manufacture : Areva Indonesia-UNINDO

    Tipe : Oil Immersed with Conservator

    Kapasitas rata-rata : 80.000 KVA

    Frekuensi : 50 Hz

    Tegangan rata-rata primer : 13.8kV

    Tegangan rata-rata sekunder : 150kV

    Tipe pendingin : ONAN

    Jenis penempatan : Outdoor

    Hubungan kumparan : Y /

    Temperatur Oli : 600 C

    Temperatur belitan : 650 C

    Gambar 2.11 Main Transformator

  • 24

    2.4. Prinsip Kerja Generator

    Generator sinkron bekerja pada kecepatan dan frekuensi konstan dibawah

    kondisi steady state. Prinsip kerja generator sinkron secara sederhana dapat

    dijelaskan sebagai berikut. Arus DC (arus searah) yang mengalir pada kumparan

    rotor akan menciptakan medan magnet, apabila rotor yang dihubungkan dengan as

    generator tersebut dihubungkan dengan kecepatan konstan, maka pada putaran

    stator akan membangkitkan tegangan induksi (tegangan bolak-balik), pada

    generator penguatan sendiri (eksitasi sendiri), arus DC akan disuplai oleh stator,

    besarnya arus listrik diatur melalui AVR (Automatic Voltage Regulator). Exciter

    pada dasarnya merupakan generator kecil yang menyatu dengan generator utama.

    Generator exciter merupakan generator kutub diluar (medan magnetik pada stator,

    tegangan induksi dibangkitkan pada rotor). Arus DC untuk mensuplai stator

    generator exciter yang dihasilkan oleh AVR dengan cara menyearahkan tegangan

    AC yang dihasilkan oleh stator generator utama. Pada saat start dimana stator

    generator utama belum bertegangan, arus DC dihasilkan tegangan dari baterai.

    Apabila rotor generator utama diputar akan ikut berputar juga dan membangkitkan

    tegangan AC 3 fasa. Tegangan AC 3 fasa ini akan disearahkan oleh jembatan

    dioda sehingga menghasilkan arus searah untuk mensuplai rotor generator utama.

    Tegangan yang dibangkitkan sebanding dengan arus pada rotor generator utama,

    pada stator generator utama dihubungkan ke beban (konsumen) tegangan akan

    berubah sesuai dengan bebannya. Untuk menjaga agar tegangan selalu konstan,

    tidak bergantung pada perubahan beban, AVR akan mengatur besar-kecilnya arus

    yang harus disuplai ke rotor generator utama dan menghasilkan EMF (electro

    magnetic force) atau lebih dikenal dengan GGL (gaya gerak listrik) pada masing-

    masing fasanya sebesar :

    dt

    demfe

    )(

    dimana :

    e (emf) = gaya gerak listrik (V)

    d = perubahan fluks (wb)

    dt = perubahan waktu (s)

  • 25

    Generator adalah alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

    Energi listrik yang dibangkitkan dapat berupa arus bolak-balik (AC) ataupun arus

    searah (DC). Pada pusat pembangkit tenaga listrik hampir semua generator yang

    digunakan adalah generator arus bolak-balik (AC) sinkron tiga fasa ataupun

    generator arus bolak-balik (AC) sinkron satu fasa tergantung dari kebutuhan.

    2.5. Kontruksi Generator

    Hampir semua mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar berupa stator

    yang diam dan struktur medan magnet berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada

    struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber DC luar melalui cincin

    geser (slip ring) dan sikat arang (carbon brush), tetapi ada juga yang tidak

    mempergunakan sikat arang yaitu system brushless excitation.

    Adapun gambar kontruksi generator dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

    Gambar 2.12 Kontruksi Generator

    Generator sinkron 3 fasa memiliki 2 bagian utama yaitu :

    1) Stator

    Stator adalah bagian yang diam (stationary) dengan kumparan yang

    menghasilkan tegangan dan dihubungkan ke jaringan luar. Sebagaimana ciri khas

    semua perlengkapan listrik, stator generator terdiri dari baja yang berfungsi

    melindungi bagian dalam generator, kotak terminal ataupun name plate generator

    dan inti stator yang terbuat dari bahan ferro magnetik yang berlapis-lapis dan

    terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan

  • 26

    tempat untuk menghasilkan tegangan. Inti stator dibuat berlapis-lapis untuk

    memperkecil rugi arus eddy. Dengan bahan yang mempunyai kualitas listrik yang

    baik maka permeabilitas dan resistivitas bahan tinggi. Pada mesin-mesin yang

    berkecepatan tinggi biasa digunakan mesin yang kutubnya dua atau empat dan

    bisa juga menggunakan mesin dengan jumlah kutub lebih banyak.

    2) Rotor

    Rotor adalah bagian yang digerakan secara mekanis dan berputar pada

    kecepatan tetap (konstan). Arus searah pada kumparan medan yang terletak pada

    rotor ini merupakan sumber utama dari fluksi. Ada dua jenis yang digunakan pada

    generator yaitu jenis kutub sepatu (salient pole) dan jenis silinder (cylindrical

    type). Rotor jenis sepatu digunakan untuk untuk generator dengan kecepatan

    rendah dan medium, diameter rotor besar dan rotornya rendah. Sedangkan rotor

    jenis silinder digunakan untuk generator kecepatan tinggi, biasanya dua atau

    empat kutub, diameter rotornya kecil dan rotornya panjang. Kelebihan dari rotor

    jenis silinder adalah keseimbangan yang lebih baik, operasinya lembut (tidak

    bising). Adapun gambar rotor dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

    Gambar 2.13 Stator dan Rotor

    2.6. Kecepatan Putaran

    Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron

    dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian

    elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah

  • 27

    putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin

    dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:

    dimana :

    fe = frekuensi listrik (Hz)

    nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)

    p = jumlah kutub magnet

    Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan

    magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar

    rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan

    tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada

    kecepatan tetap dengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh

    untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan

    kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub,

    rotor harus berputar pada 1500 rpm.

    2.7. Generator Tanpa Beban

    Saat alternator diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan

    (field current) atau If, maka kumparan jangkar stator akan menginduksikan

    tegangan tanpa beban (Eo).

    Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,

    sehingga tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus

    medan (If). Bila besarnya arus medan dinaikan, maka tegangan output juga akan

    naik sampai titik saturasi (jenuh).

    Seperti pada gambar di bawah ini :

  • 28

    Gambar 2.14 Karakteristik dan rangkaian pengganti generator sinkron

    ab = tambahan arus medan yang diperlukan untuk daerah jenuh

    E0 = Tegangan tanpa beban

    Ra = Tahanan Stator

    Xl = Fluks bocor

    2.8. Generator Berbeban

    Tiga macam sifat beban jika dihubungkan dengan generator, yaitu : beban

    resistif, beban induktif, dan beban kapasitif. Akibat pembeban ini akan

    berpengaruh terhadap tegangan beban dan faktor dayanya. Gambar di bawah

    menunjukkan jika beban generator bersifat resistif mengakibatkan penurunan

    tegangan relatif kecil dengan faktor daya sama dengan satu. Jika beban generator

    bersifat induktif terjadi penurunan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya

    terbelakang (lagging). Sebaliknya, jika beban generator bersifat kapasitif akan

    terjadi kenaikan tegangan yang cukup besar dengan faktor daya mendahului

    (leading).

    Beban di generator akan dapat merubah harga tegangan keluarannya.

    Perubahan tegangan terminal (V) diakibatkan :

    1. Drop tegangan pada tahanan jangkar (Ra)

    2. Drop tegangan pada reaktansi bocor ( XL) dan reaktansi jangkar (Xa) yang

    di sebut reaktansi singkron (Xs)

    Xs = Xa + XL

    V

    Ra Xl

    E0

    E

    Ifa b

  • 29

    Gambar 2.15 Karakteristik Generator Berbeban

    Hubungan antara tegangan tanpa beban (Eo ) dengan tegangan berbeban (V)

    disebut regulasi tegangan, yang dinyatakan sebagai berikut :

    Dimana : Eo = GGL induksi perfasa

    VLN = Tegangan L N

    2.9. Generator Dengan Sistem Eksitasi Dengan Sikat

    Pada sistem eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal

    dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang

    disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier. Jika menggunakan

    sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau menggunakan

    permanent magnet generator (PMG) medan magnetnya adalah magnet permanen.

    Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau

    disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan

    eksiter utama (main exciter). Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main exciter ke

    rotor generator menggunakan slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran

    arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter .

  • 30

    Gambar 2.16 Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation).

    1) Prinsip kerja pada sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation)

    Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan

    shunt yang menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua. Generator

    penguat (exciter) untuk generator sinkron merupakan generator utama yang

    diambil dayanya. Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan

    mengatur besarnya arus eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur

    potensiometer atau tahanan asut. Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus

    penguat generator pertama dan generator penguat kedua menghasilkan arus

    penguat generator utama. Dengan cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu

    besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator penguat kedua) sehingga

    kerugian daya pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT arus penguat generator

    utama dilengkapi tahanan yang menampung energi medan magnet generator

    utama karena jika dilakukan pemutusan arus penguat generator utama harus

    dibuang ke dalam tahanan.

    Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah

    untuk menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator

    utama sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh

    generator penguat kedua tidak memerlukan cincin geser, karena penyearah ikut

    berputar bersama poros generator. Cincin geser digunakan untuk menyalurkan

    arus dari generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua.

    Nilai arus penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan

    masalah.

    Stator

    Rotor Rotor current

    Medan magnet Static exciter

    Trafo exciter

    Rotor Voltage

  • 31

    Pengaturan tegangan otomatis pada awalnya berdasarkan prinsip mekanis,

    tetapi sekarang sudah menjadi elektronik. Perkembangan sistem eksitasi pada

    generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa sikat, karena sikat dapat

    menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk menghilangkan sikat

    digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar.

    2.10. Generator Dengan Sistem Eksitasi Tanpa Sikat

    Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus eksitasi ke rotor

    generator mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan

    pada sikat arang relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang,

    digunakan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation).

    Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation),

    antara lain adalah:

    a) Energi yang diperlukan untuk eksitasi diperoleh dari poros utama (main

    shaft), sehingga keandalannya tinggi.

    b) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem eksitasi tanpa sikat

    (brushless excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.

    c) Pada sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi

    kerusakan isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat

    arang.

    d) Mengurangi kerusakan (trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab

    semua peralatan ditempatkan pada ruang tertutup.

    e) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan

    keandalan operasi dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.

    f) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan

    bus exciter atau kabel tidak diperlukan lagi.

    g) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel

    tidak memerlukan pondasi.

  • 32

    Gambar 2.17 Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless Excitation)

    1) Prinsip Kerja Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless Excitation)

    Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat

    kedua disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus

    bolak-balik dengan kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik

    disearahkan dengan dioda yang berputar pada poros main exciter (satu poros

    dengan generator utama). Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar

    menjadi arus penguat generator utama. Pilot exciter pada generator arus bolak-

    balik dengan rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar menginduksi

    pada lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh penyearah dioda dan

    menghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet yang ada pada

    stator main exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter diatur

    oleh pengatur tegangan otomatis automatic voltage regulator (AVR). Besarnya

    arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka besarnya

    arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh

    generator utama.

    Pada sistem eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung

    singkat atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari

    dioda berputar yang putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor

    yang berputar dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama

    dan dapat menimbulkan getaran (vibrasi) berlebihan pada unit pembangkit.

    Rotor current

  • 33

    2.11. Sistem Eksitasi Generator Sinkron Tiga Fasa

    Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik

    dan pada perkembangannya, karena berfungsi sebagai penguatan generator

    sinkron tiga fasa, sehingga suatu generator dapat menghasilkan energi listrik.

    Sistem eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

    sistem eksitasi dinamik dan sistem eksitasi statik.

    2.11.1. Sistem Eksitasi Dinamik

    Sistem eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi yang sumber tenaga

    listriknya berasal dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik

    (AC) yang disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier. Jika

    menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau

    menggunakan permanent magnet generator (PMG) medan magnetnya adalah

    magnet permanen. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik

    diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol

    kumparan medan eksiter utama (main exciter). Untuk mengalirkan arus eksitasi

    dari main exciter ke rotor generator menggunakan slip ring dan sikat arang,

    demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter.

    Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya

    arus eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau tahanan

    asut. Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus penguat generator pertama

    dan generator penguat kedua menghasilkan arus penguat generator utama. Dengan

    cara ini arus penguat yang diatur tidak terlalu besar nilainya (dibandingkan

    dengan arus generator penguat kedua) sehingga kerugian daya pada potensiometer

    tidak terlalu besar. PMT arus penguat generator utama dilengkapi tahanan yang

    menampung energi medan magnet generator utama karena jika dilakukan

    pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke dalam tahanan.

    Sekarang banyak generator arus bolak-balik yang dilengkapi penyearah

    untuk menghasilkan arus searah yang dapat digunakan bagi penguatan generator

    utama sehingga penyaluran arus searah bagi penguatan generator utama, oleh

    generator penguat kedua tidak memerlukan cincin geser karena.penyearah ikut

    berputar bersama poros generator. Cincin geser digunakan untuk menyalurkan

  • 34

    arus dari generator penguat pertama ke medan penguat generator penguat kedua.

    Nilai arus penguatan kecil sehingga penggunaan cincin geser tidak menimbulkan

    masalah.

    Pengaturan besarnya arus penguatan generator utama dilakukan dengan

    pengatur tegangan otomatis supaya nilai tegangan klem generator konstan.

    Pengaturan tegangan otomatis pada awalnya berdasarkan prinsip mekanis, tetapi

    sekarang sudah menjadi elektronik. Perkembangan sistem eksitasi pada generator

    sinkron dengan sistem eksitasi tanpa sikat. Untuk menghilangkan sikat digunakan

    dioda berputar yang dipasang pada jangkar.

    Gambar 2.18 Sistem Eksitasi Dinamik

    2.11.2. Sistem Eksitasi Statik

    Penguat statik yang digunakan disini adalah penyearah setengah gelombang

    fasa tiga dengan thyristor. Rangkaian penyarah tersebut ditunjukan dengan

    gambar 2.20.

    Stator

    Rotor Rotor current

    Medan magnet Static exciter

    Trafo exciter

    Rotor Voltage

  • 35

    Gambar 2.19 Diagram Waktu Penyalaan Thyristor

    Sedangkan diagram yang menunjukan tegangan keluar penyearah sebagai

    fungsi waktu dengan sudut penyalaan yang berbeda-beda ditunjukan oleh gambar

    2.20 dibawah ini dioda FD dalam rangkaian ini bertindak sebagai pembuang

    energi yang tersimpan didalam kumparan medan. Selain sebagai pembuang energi

    yang tersimpan didalam kumparan medan. Selain sebagai pembuang energi yang

    tersimpan didalam induktansi medan, dioda FD juga berfungsi sebagai

    pemercepat reaksi AVR. Dari gambar 2.19, terlihat bahwa tegangan searah pada

    rangkaian medan dapat diatur dengan mengatur besarnya sudut penyalaan.

    Gambar 2.20 Jembatan Thyristor

  • 36

    2.12 Sinkronisasi Generator

    Bila dua sistem tegangan bolak-balik (AC) akan di paralel, maka kesamaan

    dari tiga kondisi atau parameter berikut ini harus dipenuhi. Kondisi tersebut

    adalah :

    1. Tegangan

    2. Frekuensi

    3. Perbedaan fasa (sudut fasa)

    Dua kondisi yang terakhir merupakan konstanta yang berkaitan dengan

    rancang bangun dan operasinya tidak dapat dikontrol. Sedang tiga kondisi lainnya

    harus dikontrol agar tegangan frekuensi dan sudut fasanya sama sebelum

    dihubungkan. Proses ini disebut sebagai mensinkronkan.

    1) Tegangan

    Antara tegangan generator (yang akan dipararel) dengan tegangan sistem

    jaringan harus sama besarnya (nilainya). Untuk menyamakan, maka tegangan

    generator harus diatur, yaitu dengan mengatur arus eksitasinya.

    Apabila tegangan generator lebih tinggi dari tegangan sistem, maka mesin

    (generator) akan mengalami sentakan beban M Var lagging (induktif), artinya

    generator mengirim daya reaktif ke sistem. Sebaliknya bila tegangan generator

    lebih rendah dari pada tegangan sistem, mesin akan mengalami sentakan beban M

    Var Leading (kapasitif), artinya generator menyerap daya reaktif dari sistem.

    2) Frekuensi

    Frekuensi generator dan frekuensi sistem harus sama (match). Untuk

    menyamakan, maka putaran generator harus diatur, yaitu dengan cara mengatur

    katup governour (aliran uap masuk turbin). Jika frekuensi generator lebih tinggi

    dari pada frekuensi sistem, sistem akan mengalami sentakan beban MW dari

    mesin, artinya mesin membangkitkan MW. Sebaliknya jika generator

    frekuensinya lebih rendah dari pada sistem, mesin akan mengalami sentakan MW

    dari sistem , artinya mesin menjadi motor.

  • 37

    3) Perbedaan Fasa

    Sudut fasa antara generator dan sistem harus sama. Untuk menyamakannya

    fasa generator harus diatur, yaitu dengan cara mengatur kecepatan generator

    dengan katup governour. Apabila terjadi perbedaan fasa antara generator dengan

    sistem akan mengakibatkan sentakan perpindahan daya antara mesin dan sistem.

    Hal ini mengakibatkan kondisi gangguan dan terjadinya sirkulasi arus antara

    mesin dan sistem yang besarnya ditentukan oleh perbedaan antara keduanya.

    Di dalam penyediaan listrik, perusahaan listrik mempunyai kewajiban untuk

    menyediakan kualitas listrik yang stabil kepada pelanggan. Kualitas tersebut

    meliputi frekuensi dan tegangan yang selau konstan.

    Frekuensi di Indonesia menggunakan standard 50 Hz. Variasi frekuensi

    sebaiknya tidak melebihi 1 % dari 50 Hz, yaitu : 49,5 - 50,5Hz atau 2970 - 3030

    Rpm. Bila ferkuensi menyimpang dari 50 Hz , maka jam listrik dan putaran motor

    akan berubah sehingga untuk peralatan yang presisi atau teliti perubahan ini dapat

    mengakibatkan terganggunya operasi alat. Batas waktu penyimpangan yang

    diperbolehkan dan tidak menimbulkan pengaruh adalah selama 10 detik.

    Jika jumlah pembangkitan MW melebihi kebutuhan pelanggan (konsumen),

    maka kelebihan energi ini menaikan putaran rotor semua turbin generator yang

    terhubung ke sistem sehingga frekuensi naik. Sebaliknya bila kebutuhan beban

    pelanggan lebih besar dari MW yang dibangkitkan , maka semua turbin generator

    putarannya berkurang sehingga frekuensinya turun .

    Tegangan nominal untuk sistem tegangan rendah kepada pelanggan adalah 220

    Volt. Variasi tegangan yang disarankan tidak melebihi 6% dari tegangan

    nominalnya. Jadi untuk tegangan nominal 220 Volt rentangnya adalah 206,8~

    233,2 V. Tidak seperti frekuensi, tingkat (level) tegangan pada seluruh sistem

    tidak sama. Tegangan sistem dapat dipengaruhi oleh keadaan setempat atau

    lingkungan.

    4) Sudut Fasa dan Synchroscope

    Seringkali terdapat kerancuan antara perbedaan fasa dan frekuensi. Frekuensi

    adalah banyaknya siklus (sinusoida) dalam satu detik dari suatu sirkuit listrik.

  • 38

    Sedang perbedaan fasa adalah pergeseran sudut antara satu sirkuit dengan sirkit

    listrik yang lain untuk fasa yang sama, lihat gambar dibawah ini.

    Untuk dapat melihat perbedaan fasa secara grafis diperlukan instrument

    oskiloscope. Tetapi didalam penerapannya menjadi tidak praktis untuk memasang

    osiloskop pada panel listrik (alternator). Sebagai gantinya dipasang sinkroskop

    dan lampu untuk mengetahui perbedaan fasa ini. Didalam sinkroskop ini hanya

    ditunnjukan keterangan slow, dan fast, serta titik atau garis yang terletak

    diantaranya. Apabila jarum menunjuk kearah flow, artinya fasa alternator

    tertinggal dibelakang fasa sistem, sedang apabila jarum menunjuk kearah fast,

    artinya, fasa alternator lebih cepat dari fasa sistem.

    Perbedaan fasa adalah nol apabila jarum sinkroskop menunjukan titik nol

    (jam 12) atau garis tegak diantara slow dan fast. Untuk sinkronisasi harus

    dilakukan pada saat jarum bergerak pelan kearah fast atau berhenti pada posisi

    titik nol atau mendekati titik nol antara slow dan fast. Apabila jarum berhenti tidak

    pada posisi titik nol, sinkronisasi tidak boleh dilakukan, karena ini berarti masih

    ada perbedaan fasa. Dan besarnya perbedaan fasa adalah jarak antara jarum

    berhenti dengan titik nol. Sinkronisasi yang dilakukan pada saat sudut fasa tidak

    sama dengan nol atau mendekati nol dapat mengakibatkan kerusakan pada trafo

    dan alternator, karenan hal ini berarti terjadi sentakan aliran arus sirkulasi dari

    alternator ke sistem atau dari sistem ke alternator.

    Gambar 2.21 Kurva Perbedaan Fasa

    2.13 Pengaturan Tegangan

    Tegangan generator sinkron dalam keadaan berbeban akan lebih rendah

    nilainya dari pada tegangan generator sinkron dalam keadaan tanpa beban. Nilai

    relatif, yaitu nilai selisih antara tegangan dalam keadaan berbeban penuh dengan

  • 39

    keadaan tanpa beban biasanya disebut dengan regulasi tegangan atau voltage

    regulation (VR).

    dimana:

    VR = regulasi tegangan (voltage regulation)

    VNL = tegangan tanpa beban (no load voltage)

    VFL = tegangan beban penuh (full load voltage)

    Generator-generator sekarang dirancang dan dibuat untuk tegangan yang

    bervariasi akibat dari adanya variasi arus jangkar atau variasi beban yang

    menimbulkan turunnya tegangan (voltage drop) pada kumparan jangkar yang

    bervariasi pula. Jatuhnya tegangan impedansi tersebut tergantung kepada besar

    arus dan faktor daya beban. Dengan pengaturan arus eksitasi, tegangan dapat

    diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk menaikkan tegangan, arus eksitasi dapat

    ditambah dan berlaku juga sebaliknya.

    Yang dimaksud dengan eksitasi atau biasa disebut sistem penguatan

    adalah suatu perangkat yang memberikan arus penguat (If) kepada kumparan

    medan generator arus bolak-balik (alternating current) yang dijalankan dengan

    cara membangkitkan medan magnetnya dengan bantuan arus searah.

    Sistem penguatan dapat digolongkan berdasarakan cara penyediaan tenaganya,

    yaitu:

    1. Sistem penguatan sendiri.

    2. Sistem penguatan terpisah.

    Untuk generator berkapasitas besar umumnya digunakan sistem penguatan

    sendiri. Sistem penguatan ini digunakan pada generator tanpa sikat (brushless

    alternator). Generator tanpa sikat ini mempunyai exciter yang kumparan

    jangkarnya pada rotor dan kumparan medannya pada stator. Arus penguatan

    didapat dari induksi magnet sisa (remanensi) pada stator generator utama yang

    diberikan oleh stator generator penguat. Arus tersebut diatur terlebih dahulu oleh

    AVR (automatic voltage regulator) yang merupakan alat pengatur tegangan yang

    bekerja secara otomatis. AVR dalam hal ini melakukan pengaturan tegangan.

    Arus yang dihasilkan oleh rotor generator penguat akan disearahkan dengan

  • 40

    menggunakan dioda putar (rotating diode) yang ikut berputar dengan kedua rotor

    generator yang berputar. Sistem penguatan sendiri dipasang pada ujung poros

    generator utamanya.

    Gambar 2.22 Self excited controled generator

    Sebagai salah satu contoh sistem eksitasi penguatan sendiri yang dipakai

    adalah sistem eksitasi penguatan sendiri dengan menggunakan magnet permanen

    (permanent magnet generator excited-AVR controlled generators). Dalam hal ini,

    generator magnet permanen (PMG) berperan memberikan suplai untuk sistem

    eksitasi melalui AVR dimana AVR berperan sebagai alat untuk mengontrol

    tingkat eksitasi yang disediakan untuk medan exciternya. AVR akan memberikan

    respon terhadap sinyal tegangan yang dirasakannya melalui transformator

    berisolasi (isolating transformer) dari kumparan stator utama. Dengan

    mengendalikan suplai yang rendah dari medan eksitasinya, kontrol untuk suplai

    yang tinggi yang diperlukan pada medan exciter dapat terpenuhi melalui keluaran

    penyearah dari stator eksitasi. Sistem ini menghasilkan sumber eksitasi yang

  • 41

    konstan dan mampu menyediakan start motor yang tinggi dan juga memiliki

    kekebalan terhadap gangguan berbentuk gelombang (waveform distortion) pada

    keluaran stator utama yang dapat terjadi karena adannya beban yang non linear.

    AVR akan merasakan tegangan dua fasa rata-rata mendekati regulasi tegangan

    yang diinginkan. AVR ini juga mampu mendeteksi perubahan kecepatan mesin

    dan dapat mengatasi tegangan turun sebagai akibat turunnya kecepatan putaran

    mesin dibawah frekuensi yang telah ditentukan sehingga dapat menghindari

    eksitasi berlebih pada saat kecepatan mesin rendah dan memperhalus dampak dari

    perubahan beban (load switching) untuk menghindari kerusakan mesin. Sistem ini

    juga menyediakan proteksi untuk eksitasi berlebih yang bekerja dengan waktu

    tunda tertentu ketika terjadi lonjakan tegangan medan eksitasi.

    Gambar 2.23 Permanent Magnet Generator (PMG) Excited