a mobile mercipure

Upload: willy-wijaya

Post on 13-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    1/29

    LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

    GREEN SCIENTIFIC COMPETITION 2014

    A Mobile MERCIPURE (Membrane of Chitosan for Water Purifier) dari

    Limbah Kulit Udang untuk Pemurnian Air Secara I n Situ dalam Upaya

    Memenuhi Kebutuhan Air Bersih pada Lokasi Bencana Banjir di Daerah

    Semarang.

    Disusun Oleh:

    Ginanjar Argo Pambudi (24030112130125 / Angkatan 2012)

    Riska Anggri Kusuma (24030112130118 / Angkatan 2012)

    Aisiah Nuraini (24030112140122 / Angkatan 2012)

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2014

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    2/29

    HALAMAN PENGESAHAN

    1. Judul Kegiatan : A Mobile MERCIPURE (Membrane of

    Chitosan for Water Purifier) dari Limbah KulitUdang untuk Pemurnian Air SecaraIn Situdalam

    Upaya Memenuhi Kebutuhan Air Bersih pada

    Lokasi Bencana Banjir di daerah Semarang.

    2. Subtema : Antisipasi bencana alam dan masalah

    lingkungan yang terjadi di Indonesia

    3. Ketua Pelaksana Kegiatan

    a. Nama Lengkap : Ginanjar Argo Pambudi

    b. NIM : 24030112130125

    c. Jurusan/Fakultas : Kimia/Sains dan Matematikad. Universitas : Universitas Diponegoro

    e. Alamat Rumah/Telepon : Pingit Lawang, Pingit, Pringsurat, Temanggung

    / 085729681525

    f. E-mail :[email protected]

    4. Anggota Kelompok : Riska Anggri Kusuma (24030112130118)

    Aisiah Nuraini (24030112140122)

    5. Dosen Pendamping

    a. Nama Lengkap : Drs. Suhartana, M.Si

    b. NIP : 1936101319920201001

    c. Alamat Rumah dan HP : Jln. Bukit Cemara Indah 4 CD 07-08,

    Bukit Kencana Jaya / 081326532973

    Semarang, Maret 2014

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing, Ketua Kelompok,

    (Drs. Suhartana, M.Si) (Ginanjar Argo Pambudi)

    NIP. 1936101319920201001 NIM.24030112130125

    Mengetahui:

    Pembantu Dekan III

    Fakultas Sains dan Matematika

    (Ngadiwiyana, S.Si, M.Si)

    NIP. 196906201999031002

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    3/29

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas karunia-Nya

    kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan karya tulis berjudul A

    Mobile MERCIPURE (Membrane of Chitosan for Water Purifier) dari

    Limbah Kulit Udang untuk Pemurnian Air Secara I n Situ dalam Upaya

    Memenuhi Kebutuhan Air Bersih pada Lokasi Bencana Banjir di Daerah

    Semarang, Karya tulis ini diusulkan dalam rangka mengikuti Lomba Karya

    Tulis Ilmiah Green Scientific Competition 2014 atau disingkat LKTI GSC

    2014.

    Oleh karena itulah, kami mengucapkan terimakasih kepada panitia atas

    kesempatan yang telah diberikan kepada kami selaku mahasiswa, untuk senantiasa

    mengembangkan minat kami di bidang karya tulis ilmiah. Kami juga

    mengucapkan terima kasih kepada Khabibi, M.Si,selaku dosen pembimbing yang

    telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi bersama kami, serta ucapan

    terimakasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan doa restu dan

    motivasi.

    Melalui karya tulis ini, kami berharap agar ilmu yang telah kami perolehdapat lebih bermanfaat dalam membantu mengurangi bahkan menyelesaikan

    permasalahan yang ada di lingkungan. Semoga isi karya tulis ini mampu

    menginspirasi semua untuk bergerak dalam membantu program pembangunan

    yang berdampak baik bagi lingkungan dan masyarakat.

    Semarang, Maret 2014

    Penyusun

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    4/29

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... i

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v

    ABSTRAK ....................................................................................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

    I.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 3

    I.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 3

    I.4 Manfaat Penulisan ............................................................................. 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKAII.1 Banjir di Daerah Semarang .............................................................. 4

    II.2 Air .................................................................................................... 5

    II.3 Pengolahan Air ................................................................................. 6

    II.4 Komposisi Kimia Kulit Udang ........................................................ 6

    II.5 Kitin dan Kitosan ............................................................................. 7

    II.6 Membran Kitosan ............................................................................. 9

    BAB III METODE PENULISAN

    III.1Pendekatan Penulisan ...................................................................... 10

    III.2 Sumber Penulisan ........................................................................... 10III.3 Sasaran Penulisan ........................................................................... 10

    III.4 Tahapan Penulisan .......................................................................... 10

    BAB IV PEMBAHASAN

    IV.1 Pembuatan Kitosan ......................................................................... 11

    IV.2 Pembuatan Membran Kitosan. ....................................................... 12

    IV.3 Proses Persiapan Alat A Mobile MERCIPURE ............................. 13

    IV.4 Proses Pemurnian Air Banjir dengan Mobile MERCIPURE ......... 15

    IV.5 Keunggulan Kitosan dalam Pengolahan Air .................................. 15

    BAB V PENUTUP

    V.1 Kesimpulan ...................................................................................... 18

    V.2 Saran ................................................................................................ 18

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

    LAMPIRAN ..................................................................................................... 21

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    5/29

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Parameter Wajib Persyaratan Kualitas air minum ............................. 5

    Tabel 2. Komposisi kimia kulit udang Penaeus sp. ........................................ 7

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    6/29

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Prosentase bencana alam di Indonesia dan grafik sebaran

    jumlah kejadian banjir di pulau jawa .......................................... 4Gambar 2. Peta daerah banjir di daerah Semarang ..................................... 4

    Gambar 3. Struktur Kitin............................................................................. 8

    Gambar 4. Struktur Kitosan ........................................................................ 8

    Gambar 5. Diagram alir proses pembuatan kitosan dari kulit udang ..........

    Gambar 6. Diagram alir preoses pembuatan membran kitosan .................. 13

    Gambar 7. Skema Kolom isian Softener Filter ........................................... 14

    Gambar 8. Diagram Alir Aplikasi MERCIPURE Pada Pemurnian Air

    Banjir .......................................................................................... 14

    Gambar 9. A Mobile MERCIPURE............................................................ 15

    Gambar 10. Hasil pengumpalan dengan kitosan ......................................... 17

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    7/29

    A Mobile MERCIPURE (Membrane of Chitosan for Water Purifier) dari

    Limbah Kulit Udang untuk Pemurnian Air Secara I n Situdalam Upaya

    Memenuhi Kebutuhan Air Bersih pada Lokasi Bencana Banjir

    di Daerah Semarang.

    Ginanjar Argo Pambudi, Riska Anggri Kusuma, Aisiah Nuraini.

    Dosen Pembimbing: Khabibi, M.Si

    Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro,

    Semarang

    Abstrak

    Banjir merupakan bencana alam musiman yang kerap melanda Indonesia.

    Banjir di Indonesia mencapai 40.688 kejadian pada tahun 2008 dan meningkat

    tahun 2011 menjadi 41.005 kejadian. Jawa Tengah menjadi langganan banjirterbesar di Indonesia dengan 2664 kejadian. Semarang merupakan salah satu kota

    di provinsi Jawa Tengah yang sering dilanda bencana banjir. Melihat kondisi

    geografis dan penanganannya, maka Kota Semarang dinilai tidak akan bisa

    terbebas dari banjir . Banjir di Semarang hampir terjadi di berbagai wilayah,

    seperti terjadi di daerah utara, barat, kota dan daerah yang lainnya. Banjir

    mengakibatkan sulitnya mencari air bersih, karena sumur dan PDAM sebagai

    sumber air bersih tidak berfungsi. Air bersih sangat penting bagi korban banjir,

    kebutuhan air bersih akan meningkat saat terjadi bencana banjir, sedangkan

    sumber air bersih sangat sulit untuk diperoleh saat terjadi banjir atau pasca banjir.

    Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan air bersih yaitu dengan mengolah air

    banjir menjadi air bersih. Dalam karya tulis ini diusulkan penggunaan kitosansebagai bahan baku pembuatan membran kitosan untuk proses pemurnian air

    banjir. Kitosan merupakan polimer turunan zat kitin yang dapat diperoleh dari

    kulit udang. Kitosan dapat digunakan sebagai absorben untuk menghilangkan

    logam berat meliputi Cu(II), Pb(II), U(VI), Cr(III), Cr(IV), Ni(II), Cd(II), Zn(II),

    Co(II), Fe(II), Mn(II), Pt(IV), Ir(III), Pd(II), V(V), dan V(VI) dalam air limbah.

    Selain itu kitosan juga mempunyai kemampuan dalam menyarap zat warna,

    cemaran organik, BOD, COD dan padatan terlarut (TSS). Kitosan telah menjadi

    absorben paling populer untuk mencegah ion logam dalam larutan berair, dan

    sering digunakan dalam aplikasi pencegahan pencemaran air. Sebenarnya kitosan

    tersebut dapat digunakan dalam bentuk bead, gel dan membran. Teknologi

    membrane dari kitosan sangat sinergis dan terintegrasi dari sisi pengolahan limbahkulit udang yang merupakan bahan utama pembuatan membran, serta teknologi

    ini dapat dibuat secara mobile dan dapat dipasang secara langsung pada mobil

    sahingga dapat melakukan pengolahan air bersih secara in situ. Metode ini

    diharapkan dapat dijadikan pertimbangan pemerintah Semarang dalam mengatasi

    masalah pengadaan air bersih saat terjadi banjir.

    Kata kunci : Ai r bersih, Banj ir , Kitosan, Membran, Water puri fi er

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    8/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Banjir di

    Indonesia mencapai 40.688 kejadian pada tahun 2008 dan meningkat tahun 2011

    menjadi 41.005 kejadian (Donny Aznan, 2012). Melihat kondisi geografis dan

    penanganannya, maka Kota Semarang dinilai tidak akan bisa terbebas dari banjir.

    Saat terjadi hujan dengan intensitas sedang, banyak titik-titik genangan. Apalagi

    jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang cukup lama

    (Suara Merdeka, 2013). Jawa Tengah menjadi langganan banjir di Indonesia

    dengan 2664 kejadian. Semarang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang

    sering terjadi bencana banjir. Banjir banyak sekali mengakibatkan kerugian,

    seperti lumpuhnya perekonomian, hilangnya harta benda dan sering memakan

    korban jiwa. Selain itu banjir juga mengakibatkan sulitnya mencari air bersih,

    karena sumur dan PDAM sebagai sumber air bersih tidak berfungsi. Hal ini

    menyebabkan bencana susulan akibat terjadi kekurangan air bersih yaitu

    timbulnya penyakit-penyakit water borne diseases, seperti: diare, muntaber

    ataupun penyakit gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya. Untuk mengatasi masalah

    ini, dibutuhkan suatu alat yang dapat mengolah air bersih dari air banjir, yaitumobileMERCIPURE.

    Indonesia merupakan salah satu negara pemasok udang terbesar di dunia.

    Dari data Direktorat Jenderal Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan

    menunjukkan bahwa areal tambak udang nasional pada tahun 2003 seluas 478.847

    ha dengan volume produksi 191.723 ton atau 400 kg per hektar. Untuk tahun 2004

    di targetkan pada areal 328.475 ha dengan produksi 226.553 ton atau 690 kg per

    hektar. Tahun 2005 pada areal 397.475 ha dengan produksi 251.599 ton atau

    hanya 660 kg per hektar. Tahun 2006 seluas 480.850 ha dan 281.901 ton, hingga

    tahun 2009 ditargetkan luas areal budidaya udang mencapai 851.852 ha serta

    volume produksi sebanyak 416.616 ton (Prasetiyo, 2006). Pada umumnya udang

    yang di ekspor adalah dalam bentuk beku. Oleh karena itu di Indonesia terdapat

    sekitar 170 pengolahan udang dengan kapasitas produksi terpasang sekitar

    500.000 ton per tahun. Dari proses pembekuan tersebut 60-70 % dari berat udang

    jadi limbah (bagian kulit dan kepala). Sehingga diperkirakan dari proses

    pengolahan seluruh unit pengolahan yang ada, akan dihasilkan limbah sebesar

    325.000 ton per tahun. Jumlah limbah udang yang besar ini sangat potensial

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    9/29

    untuk dimanfaatkan sebagai kitosan. Proses utama dalam pembuatan kitosan,

    meliputi penghilangan protein dan kandungan mineral melalui proses deproteinasi

    dan demineralisasi, yang masing-masing dilakukan dengan menggunakan larutan

    basa dan asam. Selanjutnya, kitosan diperoleh melalui proses deasetilasi dengan

    cara memanaskan dalam larutan basa (Tolaimatea et al., 2003; Rege dan

    Lawrence, 1999).

    Kitosan merupakan biopolimer yang diperoleh dari deasetilasi kitin.

    Kitosan tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan industri salah

    satunya adalah untuk mendapatkan air bersih yang siap dikonsumsi. Selain itu

    kitosan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet, koagulan, pengkelat,

    pengabsorbsi, penstabil, pembentuk film, penjernih, flokulan, antibakteri, dan

    antifungal (Suptijah, 2006). Selain itu aplikasinya dalam industri menghasilkan

    produk bernilai tinggi seperti kosmetik, drug carrier, feed additive, membran

    semi permeable dan farmasi (Kaban, 2009).Membran kitosan adalah salah satu

    polimer alam yang saat ini sedang dikembangkan. Kitosan memiliki tiga gugus

    aktif yaitu gugus amin, hidroksil primer dan hidroksil sekunder yang mampu

    membentuk kompleks koordinasi yang stabil dengan ion logam berat (Ngah dan

    Fatinathan, 2010). Menurut Sun dkk (2006) kitosan telah menjadi absorben paling

    populer untuk mencegah ion logam dalam larutan berair, dan sering digunakan

    dalam aplikasi pencegahan pencemaran air. Kitosan dapat digunakan sebagai

    absorben untuk menghilangkan logam berat meliputi Cu(II), Pb(II), U(VI),

    Cr(III), Cr(IV), Ni(II), Cd(II), Zn(II), Co(II), Fe(II), Mn(II), Pt(IV), Ir(III), Pd(II),

    V(V), dan V(VI) dalam air limbah (Khabibi dan Lusiana, 2012). Keunggulan

    penggunaan membran kitosan dalam pemurnian air yaitu mampu menghilangkan

    logam berat, cemaran organik, bakteri, zat warna, dan padatan terlarut (Kumar,

    2000). Namun sebenarnya kitosan dapat digunakan dalam bentuk gel, bead dan

    membran. Prambaningrum, W., Khabibi dan Lusiana (2007), telah memodifikasibentuk fisik kitosan menjadi hidrogel digunakan sebagai absorben Platina dan

    paladium. Pemurnian air dengan teknologi membran mempunyai kelebihan, yaitu

    dapat dibentuk sesuai dengan bentuk peralatannya serta mudah dalam proses

    reaktivasinya (Beppu, 2007).

    Dalam karya tulis ini dilakukan proses pemurnian air banjir dengan

    menggunakan membran kitosan yang dirancang menjadi alat portable dalam

    bentuk mobile MERCIPURE, sehingga dapat menjangkau lokasi banjir dan

    mudah dalam penggunaannya. Dengan cara ini diharapkan dapat mengatasi

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    10/29

    masalah kelangkaan air bersih dilokasi banjir dengan cara yang cepat, praktis dan

    memenuhi batas air yang memiliki pengaruh kesehatan.

    I.2 Perumusan Masalah

    Kesulitan mendapatkan air bersih pada saat bencana maupun pasca

    bencana banjir berdampak pada timbulnya penyakit pasca bencana banjir terkait

    air bersih yaitu water borne diseases, seperti: diare, muntaber ataupun gatal-gatal

    dan penyakit kulit lainnya. Oleh karena itu diperlukan konsep penanganan air

    bersih baik saat maupun pasca bencana banjir. Salah satu teknologi pemurnian air

    dapat dilakukan dengan teknologi membran dari kitosan. Kitosan tersebut

    diperoleh dari hasil proses deasetilasi dari senyawa kitin yang banyak terdapat

    dalam kulit luar udang yang merupakan limbah hasil pengolahan udang. Melihat

    masalah yang ada, maka dirancang suatu alat yang mampu mengolah air banjir

    menjadi air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih saat terjadi bencana

    banjir. Alat tersebut dirancang menjadi mobile MERCIPURE sehingga dapat

    menjangkau ke tempat terjadinya banjir.

    I.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Menciptakan rancangan proses pemurnian air pada saat terjadi bencana

    banjir di daerah Semarang dan daerah lainnya di Indonesia, untuk

    menambah suplai air bersih saat terjadi bencana banjir.

    2. Memanfaatkan limbah kulit udang sebagai bahan baku untuk pembuatan

    kitosan dan membran kitosan.

    3. Membuat membran kitosan untuk proses pemurnian air serta mengetahui

    kemampuan kitosan sebagai membran untuk proses pemurnian air

    I.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini bermanfaat untuk :

    1.

    Memberikan sumbangan pemikiran untuk menciptakan rancangan prosespemurnian air saat terjadi bencana banjir yang ada di Semarang dan daerah

    di Indonesia lainnya, untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

    2. Mengurangi limbah kulit udang dengan cara merubahnya menjadi kitosan.

    3.

    Mampu membuat proses instalasi pemurnian air bersih dengan membran

    kitosan.

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    11/29

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1. Banjir di Daerah Semarang

    Banjir terjadi karena sungai tidak mampu lagi menampung debit air yang

    besar sehingga meluap memenuhi sungai dan meluber ke daerah sekitarnya.

    Luberan air banjir akan merendan semua daerah yang lebih rendah. Banjir juga

    sering terjadi di daerah perkotaan seperti Jakarta, yang terjadi di musim penghujan

    dan sering kali berulang. Bencana banjir di Indonesia mencapai 40.688 kejadian

    pada tahun 2008 dan meningkat tahun 2011 menjadi 41.005 kejadian (Donny

    Aznan, 2012). Melihat kondisi geografis dan penanganannya, maka Kota

    Semarang dinilai tidak akan bisa terbebas dari banjir. Saat terjadi hujan dengan

    intensitas sedang, banyak titik-titik genangan. Apalagi jika terjadi hujan dengan

    intensitas tinggi dan dalam waktu yang cukup lama (Suara Merdeka, 2013). Jawa

    Tengah menjadi langganan banjir di Indonesia dengan 2664 kejadian.

    Gambar 1. Prosentase bencana alam di Indonesia dan grafik sebaran

    jumlah kejadian banjir di pulau jawa

    Berikut ini merupakan gambar peta daerah banjir yang melanda daerah

    Semarang dan sekitarnya.

    Gambar 2. Peta daerah banjir di daerah Semarang

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    12/29

    II.2. Air

    Air merupakan unsur utama bagi kehidupan manusia di planet ini.

    Masalah utama sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu

    memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat dan kualitas air untuk

    keperluan domestik terus menurun khususnya untuk air minum. Syarat air minum

    berdasarkan PERMENKES RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang

    Persyaratan Kualitas Air minum, harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan

    organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat kimia,

    racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya (BPPT, 2007). Beberapa parameter

    air yang biasa diuji untuk menentukan tingkat polusi air diantaranya: nilai pH,

    suhu, warna, jumlah padatan, nilai Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical

    Oxygen Demand (COD), pencemaran mikroorganisme pathogen, kandungan

    minyak, kandungan logam berat, dan kandungan bahan radioaktif (Fardiaz,

    1992).

    Tabel 1. Parameter Wajib Persyaratan Kualitas air minum

    Jenis Parameter SatuanKadar maksimum yang

    diperbolehkan

    Parameter yang berhubunganlangsung dengan kesehatan

    a. Parameter Mikrobiologi

    1). E. ColiJumlah per 100 ml

    sample0

    2). Total Bakteri KoliformJumlah per 100 ml

    sample0

    b. Kimia An-Organik

    1). Arsen mg/l 0,01

    2). Fluorida mg/l 1,5

    3). Total Kromium mg/l 0,05

    4). Kadmium mg/l 0,003

    5). Nitrit, (sebagai NO2-) mg/l 3

    6). Nitrat, (sebagai NO3-) mg/l 50

    7). Sianida mg/l 0,07

    8). Selenium mg/l 0,01

    Parameter yang tidak langsung

    berhubungan dengan kesehatan

    a. Parameter Fisik

    1). Bau Tidak Berbau

    2). Warna TCU 15

    3). Total Zat Padat terlarut (TDS) mg/l 500

    4). Kekeruhan NTU 5

    5). Rasa Tidak Berasa

    6). Suhu 0C suhu udara 3

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    13/29

    b. Parameter Kimiawi

    1). Alumunium mg/l 0,2

    2). Besi mg/l 0,3

    3). Kesadahan mg/l 500

    4). Khlorida mg/l 250

    5). Mangan mg/l 0,4

    6). pH 6,5-8,5

    7). Seng mg/l 3

    8). Sulfat mg/l 250

    9). Tembaga mg/l 2

    10). Amonia mg/l 1,5

    Sumber: PERMENKES RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan KualitasAir minum

    II.3. Pengolahan Air

    Tujuan pengolahan air adalah untuk menghilangkan bahan pengotor yang

    ada di dalam air dan secara efisien dapat berfungsi untuk memproduksi air jernih

    yang tidak berasa, tidak berbau, aman dan menyegarkan. Salah satu langkah

    penting dalam pengolahan air adalah penghilangan kekeruhan dan warna air.

    Partikel-partikel pengotor dapat diendapkan setelah dilakukan proses penetralan

    muatan dan peningkatan ukuran terlebih dahulu. Proses bergabungnya komponen

    yang lebih kecil membentuk komponen yang lebih besar dan menggumpal dan

    juga terjadinya proses penetralan muatan-muatan partikel pengotor dikenal

    dengan koagulasi, dan pembentukan flok-flok dari partikel-partikel kecil disebut

    flokulasi (Ismayana dan Setyaningsih, 2005).

    II.4. Komposisi Kimia Kulit Udang

    Untuk kebutuhan ekspor udang beku, bagian tubuh udang yang dibekukan

    adalah bagian badan (abdomen) hingga ekor (uropod). Bagian kepala dan dada

    (cephaloporax) yang dibungkus oleh kulit udang keras merupakan bagian yang

    dibuang oleh industri pembekuan udang. Kulit udang mengandung

    25-40 % protein, 30-50% kalsium karbonat dan 15-20 % kitin serta komponen

    lain sebagaimana tercantum pada Tabel 2.

    Tabel 2. Komposisi kimia kulit udang Penaeus sp.

    Komposisi Jumlah (%)

    Air 12,86

    Protein 32,75

    Lemak 2,04

    Abu 37,24

    Karbohidrat 36,96

    Kalsium 13,29

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    14/29

    Magnesium 0,85

    Fosfor 1,84

    Besi 0,02

    Mangan 0,0003

    Kitin 18

    Kalium 0,37

    Tembaga 0,005

    Natrium 0,436

    Seng 0,005

    Sulfur 0,419

    Sumber: Arlius (1998)

    Limbah udang merupakan bahan yang mudah busuk karena adanya

    proses degradasi oleh bakteri pembusuk dan enzim yang berjalan dengan cepat.

    Hal ini menyebabkan menurunya mutu komponen yang terdapat dalam limbah,

    sehingga apabila komponen tersebut rusak maka akan menghasilkan produk yang

    bermutu rendah. Oleh karena itu perlu diupayakan penanganan limbah yang baik

    agar tidak cepat terdegradasi dengan tujuan untuk memperoleh produk yang lebih

    baik (Suptijah dkk., 2008).

    II.5. Kitin dan Kitosan

    Kitin merupakan senyawa organik yang tersebar luas dan sangat melimpah

    di bumi, dapat dibiodegradasi, dan tidak beracun. Di alam polimer ini terutama

    terdapat sebagai penyusun kulit keras atau cangkang Crustacea (jenis udang-

    udangan) dan serangga, serta terdapat dalam dinding-dinding sel yeast dan jamur

    (Hartati, F.K., dkk., 2002). Kitin merupakan biopolimer terbanyak kedua di alam

    setelah selulosa. Kandungan kitin dari limbah udang sebenarnya tidak terlalu

    banyak, akan tetapi limbah ini mudah diperoleh dan tersedia dalam jumlah yang

    besar sebagai hasil dari pengolahan udang. Kitosan adalah jenis polimer alami

    yang dihasilkan dari proses deasetilasi kitin. Kitosan mempunyai sifat yang khas

    yakni bioaktifis, biodegradasi dan tidak beracun.

    Gambar 3. Struktur Kitin

    Kitosan merupakan jenis polimer alam yang mempunyai rantai tidak linier

    dan mempunyai rumus (C6H11NO4)n. Mempunyai sifat tidak berbau,berwarna

    putih dan terdiri dari dua jenis polimer yaitu poli (2-deoksi,2-asetilamin,2-

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    15/29

    glukosa) dan poli(2-deoksi,2-amino glukosa) yang berikatan secara beta (1,4).

    Kitosan larut dalam pelarut organik, HCl encer, HNO3encer, dan H3PO4 0,5%,

    tetapi tidak larut dalam basa kuat dan H2SO4. Sifat kelarutan kitosan ini

    dipengaruhi oleh bobot molekul dan derajat deasetilasi. Bobot molekul kitosan

    beragam, bergantung pada degradasi yang terjadi selama proses deasetilasi

    (Sugita, 2010).

    Gambar 4. Struktur Kitosan

    Kitin secara alami sering tidak lengkap asetilasinya, sedangkan kitosan

    juga biasanya masih mengandung gugus asetil dengan berbagai tingkatan. Oleh

    karena itu sebetulnya baik kitin maupun kitosan pada dasarnya merupakan

    kopolimer N-asetil-D-glukosamin dan D-glukosamin. Kitin biasanya mempunyai

    derajat deasetilasi sampai 10 %, sedangkan kitosan derajat deasetilasinya 70 %.

    Penampilan fungsional kitosan ditentukan oleh sifat fisik dan kimiawinya. Seperti

    halnya dengan polisakarida lain, kitosan memiliki kerangka gula tetapi dengan

    sifat yang unik karena poliiner ini memiliki gugus amin bermuatan positifsedangkan polisakarida lain uinumnya bersifat netral atau bermuatan negatif.

    Menurut Knorr (1982), kitosan mempunyai gugus amino bebas sebagai

    polikationik, pengkelat dan pembentuk dispersi dalam larutan asam asetat. Gugus

    amino bebas inilah yang memberikan banyak kegunaan pada kitosan. Bila

    dilarutkan dalam asam, kitosan akan menjadi polimer kationik dengan struktur

    linear sehingga dapat digunakan dalam pembentuk film atau immobilisasi dalam

    beberapa reagen biologi termasuk enzim. Selain sebagai bahan flokulan,kitosan juga dapat berfungsi sebagai pengkelat atau penyaring (dalam bentuk

    membran) logam-logam berat yang beracun seperti: Fe, Cu, Cd, Ag, Pb, Cr, Ni,

    Mn, Co, Zn, dan bahan-bahan radioaktif seperti uranium, selain itu juga cemaran-

    cemaran organik dalam air (Kumar, 2000). Kitosan dapat digunakan sebagai

    absorben untuk menghilangkan logam berat meliputi Cu(II), Pb(II), U(VI),

    Cr(III), Cr(IV), Ni(II), Cd(II), Zn(II), Co(II), Fe(II), Mn(II), Pt(IV), Ir(III), Pd(II),

    V(V), dan V(VI) dalam air limbah (Khabibi dan Lusiana, 2012). Kitosan

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    16/29

    meimiliki sifat reaktivitas kimia yang tinggi sehingga mampu mengikat air

    dan minyak. Hal ini didukung oleh adanya gugus polar dan non polar yang

    dikandungnya. Karena kemampuan tersebut, kitosan dapat digunakan sebagai

    bahan pengental atau pembentuk gel yang sangat baik, sebagai pengikat,

    penstabil, dan pembentuk tekstur (Brzeski, 1987).

    II.6. Membran Kitosan

    Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fasa.

    Membran memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada

    juga yang tipis. Ditinjau dari bahannya membran terdiri dari bahan alami

    dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang berasal dari alam

    misalnya pulp dan kapas,sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan kimia,

    misalnya polimer (Meriatna, 2008).

    Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk

    molekul, menahan komponen dari material yang mempunyai ukuran lebih

    besar dari pada pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai

    ukuran lebih kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan

    disebut konsentrat dan larutan yang mengalir disebut permeat. Filtrasi

    dengan menggunakan membran, selain berfungsi sebagai sarana pemisahan

    juga berfungsi sebagai sarana pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan

    yang dilewatkan pada membran tersebut (Meriatna, 2008). Membran kitosan

    adalah salah satu polimer alam yang saat ini sedang dikembangkan.

    Membran ini terbuat dari kitosan yang berasal dari cangkang hewan

    crustaceae, terutama udang melalui serangkaian proses, diantaranya

    depigmentasi, deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi (Ngah, 2007).

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    17/29

    BAB III

    METODE PENULISAN

    III.1. Pendekatan PenulisanPenyusunan karya tulis dilakukan dengan telaah pustaka,

    membandingkan satu sumber dengan sumber lainnya untuk memperoleh data

    yang relevan.

    III.2. SumberPenulisan

    Data-data yang dipergunakan dalam karya tulis ini bersumber dari

    berbagai referensi atau literatur jurnal nasional maupun internasional yang relevan

    dengan topik permasalahan yang dibahas. Validitas dan relevansi referensi yang

    digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Jenis data yang diperoleh berupa data

    sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

    III.3. SasaranPenulisan

    Karya tulis ini ditujukan kepada:

    1.

    Pemerintah Jawa Tengah

    Karya tulis ini diharapkan dapat membantu progam pembangunan

    pemerintah dalam mengatasi permasalahan kebutuhan air bersih saat terjadi

    bencana banjir dan bencana alam lainnya serta mengurangi jumlah limbah

    kulit udang yang melimpah.

    2. Masyarakat

    Membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih saat terjadi

    bencana banjir dan bencana alam lainnya serta membantu mengurangi

    limbah kulit udang.

    III.4. Tahapan Penulisan

    Tahapan penulisan yang dilakukan :

    1. Penentuan tema

    2.

    Penentuan judul

    3. Perumusan masalah

    4. Pengumpulan data dan penyusunan karya tulis

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    18/29

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    IV. 1. Pembuatan Kitosan

    a. Pembuatan Kitin

    Deproteinasi

    Proses ini dilakukan pada suhu 60 -70C dengan menggun akan larutan

    NaOH 1 M dengan perbandingan serbuk udang dengan NaOH = 1:10 (gr

    serbuk/ml NaOH) sambil diaduk selama 60 menit. Kemudian campuran

    dipisahkan dengan disaring untuk diambil endapannya (Hargono, 2008).

    Pencucian dan pengeringan

    Pencucian endapan dilakukan dengan menggunakan aquadest sampai pH

    netral. Selanjutnya disaring untuk diambil endapannya dan di keringkan

    (Hargono, 2008).

    Demineralisasi

    Penghilangan mineral di lakukan pada suhu 25-30C dengan

    menggunakan larutan HCl 1 M dengan perbandingan sampel dengan larutan

    HCl =1:10 (gr serbuk/ml HCl) sambil diaduk selama 120 menit. Kemudian

    disaring untuk diambil endapannya (Hargono, 2008).

    Penghilangan warna

    Endapan hasil demineralisasi di ekstrak dengan aseton dan di bleaching

    dengan 0,315 % NaOCl (w/v) selama 5 menit pada suhu kamar. Perbandingan

    solid dan solven 1:10 (w/v) (Hargono, 2008).

    Pencucian dan pengeringan

    Pencucian endapan dilakukan dengan menggunakan aquadest sampai

    pH netral. Kemudian disaring, dan endapan dikeringkan (Hargono, 2008).b. Deasetilasi Kitin menjadi Kitosan

    Kitin yang telah dihasilkan pada proses diatas di masukkan dalam larutan

    NaOH dengan konsentrasi 20, 30, 40, 50 dan 60% (berat) pada suhu 90-100C

    sambil diaduk kecepatan konstan selama 60 menit. Hasilnya berupa slurry

    disaring, endapan dicuci dengan aquadest lalu ditambah larutan HCl encer agar

    pH netral kemudian dikeringkan.Maka terbentuklah kitosan (Hanafi, dkk, 1999

    dalam Hargono, 2008).

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    19/29

    Gambar 5.Diagram alir proses pembuatan kitosan dari kulit udang

    IV. 2. Pembuatan Membran Kitosan

    Penyediaan Membran Kitosan (Uragami dan Tomaszeska, 1994)

    a. Lima (5) g kitosan dari kulit udang dilarukan dalam 250 ml CH3COOH 1%

    pada suhu 25 oC.

    b. Bahan yang telah dicampur diaduk hingga homogen sehingga diperoleh kitosan

    2% kemudian dituangkan ke dalam plat kaca dan dikeringkan pada suhu kamar

    b. Campuran kitosan 2% di celupkan ke dalam NaOH 1% pada suhu 25 oC dan

    dilanjutkan dengan pencucian berula ng-ulang dengan air murni untuk

    menghilangkan kadar NaOH dan dikeringkan pada suhu kamar.

    c. Membran kitosan yang dihasilkan kemudian dicelupkan ke dalam larutan

    glutaraldehide 0.4 % sebanyak 50 ml yang mengandung 0.5 N H2SO4 (5

    ml) kemudian di cuci berulang-ulang dengan air murni dan dikeringkan pada

    suhu kamar.

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    20/29

    Gambar 6. Diagram alir proses pembuatan membran kitosan

    IV. 3. Proses Persiapan Alat A Mobile MERCIPURE

    Bagian dalam Mobile MERCIPURE meliputi: bak penampung,

    makrofilter, membran kitosan, dan softener filter.

    Bak Penampung

    Bak penampung sebagi penampung air banjir yang dipasang sebuah

    pompa untuk mmompa air. Bak ini berbentuk seperti kerucut pada bagian

    bawahnya untuk mengendapkan lumpur yang terlarut dalam air banjir. Diameter

    bak adalah 1 m dan tingginya 2 m.Makrofilter

    Air dari bak penampungan dipompa ke dalam filter. Makrofilter

    dirancang dengan menaruh penyaring dalam tangki. Zat padat dan koloid dapat

    tersaring dalam filter ini. Dalam makrofilter ini dapat berupa pasir yang dirancang

    dari pasir ukuran kecil sampai bebatuan yang ukurannya kecil.

    Membran Kitosan

    Membran kitosan merupakan jenis membran ultrafiltrasi. Membran

    dipasang secara horizontal menjadi dua bagian (bagian atas dan bawah). Membran

    kitosan berupa film kitosan, dipasang menggunakan penampang. Membran

    kitosan dirancang sebagai membran komposit, sehingga mudah dalam

    pemasangannya dan mempunyai daya tahan yang kuat terhadap tekanan. Pada

    celah antara kedua membran terdapat hydrogel kitosan. Prambaningrum, W.,

    Khabibi dan Lusiana (2007), telah memodifikasi bentuk fisik kitosan menjadi

    hidrogel digunakan sebagai absorben Platina dan paladium. Tebal membran

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    21/29

    kitosan yaitu 3 mm dengan diameter 25 cm dan tinggi tabung 2 m. Bagian atas

    antara membran dengan atap tangki dibuat celah yang panjangnya 20 cm, dan juga

    pada membran bagian bawah dengan dasar tangki (Madhukar M et al., 2012).

    Membran kitosan tersebut dapat menjerap logam-logam berbahaya dan cemaran

    organik yang ada dalam air. Selain itu membran kitosan juga dapat

    menghilangkan cemaran bakteriologis. Membran kitosan mempunyai pori-pori

    0,1-0,3 mikrometer, sedangkan ukuran bakteri sekitar 1 mikrometer. Membran

    yang digunakan perlu dilakukan pencucian. Teknik dan metode pencucian

    membran akan sangat tergantung pada karakteristik interaksi foulant dengan

    membran.

    Softener Filter

    Softener filter merupakan alat untuk mengurangi kesadahan air

    (melunakkan air). Alat ini dibuat dari serbuk bunga pinus yang sudah dimodifikasi

    dan pada ujung pipa terlebih dahulu diisi dengan zeolit. Tebal bunga pinus pada

    pipa yaitu sekitar 50 cm dan zeolit 10 cm. Pipa yang digunakan memiliki diameter

    4-5 cm dan panjang 2-3 m.

    Gambar 7. Skema Kolom isian Softener Filter

    Gambar 8. Diagram Alir Aplikasi MERCIPURE Pada Pemurnian Air Banjir

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    22/29

    Alat yang sudah dirangkai dipasang pada mobil jenis bak terbuka.

    Gambar 9. A Mobile MERCIPURE

    IV. 4. Proses Pemurnian Air Banjir dengan Mobile MERCIPURE

    Air banjir mengndung berbagai cemaran yang berbahaya. Cemaran

    tersebut dapat dihilangkan dengan cara mengolahnya menjadi air bersih dengan

    melalui berbagai treatment, baik melalui cara kimia, fisika dan bakteriologis.

    Proses pemurnian air banjir dengan mobil MERCIPURE dimulai dengan

    menampung air banjir dalam bak penampung. Pada bak penampung ditambahkan

    kitosan sebagai zat koagulan (Robert, 1992) dan klorin sebagai zat desinfektan.

    Penambahan koagulan bertujuan untuk mengendapkan zat padat seperti lumpur,

    sedangkan klorin sebagai desinfiektan untuk menghilangkan cemaran bakteri. Airselamjutnya akan di filtrasi terlebih dahulu dengan makrofilter untuk

    menghilangkan partikel-partikel fisik.

    Air dari makrofilter dipompa ke dalam membran kitosan sebagai proses

    utama dari alat mobile MERCIPURE. Membran kitosan mempunyai kenggulan

    dalam mengsabsorbsi logam berat berbahaya, cemaran organik, zat warna dan

    TSS. Cemaran yang ada dalam air banjir dapat terjerap dalam membran kitosan,

    sehingga air yang keluar dari tangki dapat berupa air bersih.Setelah melewati

    membran kitosan air akan dilunakkan dengan softener filter untuk menghilangkan

    kesadahan air. Air yang dihasilkan ditampung dalam tangki yang selanjutnya

    dapat dimanfaatkan untuk kebuthan makan, minum dan MCK. Air yang

    dihasilkan dari proses, dilakukan pengujian terhadap kualitas air bersih. Parameter

    kualitas air bersih dapat dilihat pada tabel 1. Alat ini perlu dilakukan pembersihan

    jika kondisi air yang dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan air bersih. Maka

    dari itu harus dilakukan pengecekan dalam jangka waktu tertentu.

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    23/29

    IV. 5. Keunggulan Kitosan dalam Pengolahan Air

    Air banjir mempunyai berbagai jenis cemaran. Cemaran tersebut seperti,

    logam berat, cemaran organik, lumpur, bakteri (COD, BOD), padatan terlarut

    (TSS), zat warna, sampah padatan, dll. Oleh karena itu diperlukan pengolahan air

    untuk menghilangkan cemaran-cemaran tersebut. Kitosan dapat dijadikan

    alternatif untuk proses pemurnian air, dapat berupa membran, bead atau gel.

    Absorben logam berat

    Kitosan dapat digunakan sebagai adsorben yang dapat menyerap logam-

    logam berat berbahaya, seperti Zn, Cd, Cu, Pb, Mg dan Fe (Knoor,1984). Situs

    aktif kitosan baik dalam bentuk NH2 ataupun dalam keadaan terprotonasi NH3+

    mampu mengadsorbsi logam-logam berat melalui mekanisme pembentukan khelat

    dan atau penukar ion. Kitosan dapat digunakan untuk menjerap logam berbahaya

    (Cu2+, Hg2+, Ni2+, dan Zn2+) pada temperature 25-60 0C dan disekitar pH netral

    (McKay et al., 1989). Selain itu kitosan juga dapat menjerap logam Cr (III) dalam

    air limbah. Melihat kemampuan kitosan tersbut, maka kitosan banyak digunakan

    untuk proses pengolahan air sebagai bahan untuk menjerap logam-logam

    berbahaya di dalam air (Kumar, 2000). Menurut Khabibi dan Lusiana (2012),

    kitosan dapat digunakan sebagai absorben untuk menghilangkan logam berat

    meliputi Cu(II), Pb(II), U(VI), Cr(III), Cr(IV), Ni(II), Cd(II), Zn(II), Co(II),

    Fe(II), Mn(II), Pt(IV), Ir(III), Pd(II), V(V), dan V(VI) dalam air limbah.

    Koagulan

    Kitosan dapat dijadikan sebagai koagulan untuk mengurangi kadar padatan

    terlarut (Total Suspended Solid/TSS) dalam air kotor. Penurunan Kadar TSS

    pada perlakuan pemberian kitosan karena penempelan molekul-molekul

    kitosan pada permukaan koloid akan menyebabkan kitosan mempunyai

    reaktifitas kimia yang relatif cukup tinggi dan ini dapat menyebabkan sifat

    polielektronik kation sehingga sangat berperan sebagai absorben pada air

    limbah. Dengan kata lain bahwa kitosan tidak beracun dan mampu

    menghasilkan flok-flok yang akan mengendap bersama partikel-partikel yang

    ada pada air kotor (Zeng et al., 2007).

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    24/29

    sebelum penambahan kitosan sesudah penambahan kitosan

    Gambar 10. Hasil pengumpalan dengan kitosan

    Menurunkan cemaran organik dan bakteri

    Unsur-unsur kitosan sangat berperan dalam mengabsorbsi limbah cair,

    dimana jika dihubungkan dengan gugus amino dan hidroksil yang terikat,

    maka akan menyebabkan kitosan mempunyai reaktifitas kimia yang tinggi,

    yang menyebabkan sifat polielektronik kation sehingga sangat berperan sebagai

    absorben pada air limbah. Kitosan mampu membentuk suatu ikatan anion-anion

    pada air limbah sehingga akan membentuk suatu endapan yang dapat

    meningkatkan kecerahan, secara jelas juga akan mempengaruhi kandungan

    TSS, mengurangi BOD dan COD, serta mampu menetralkan pH (Zemmouri,

    2012).

    Penyerap zat warna

    Kitosan mempunyai kemampuan untuk menyerap warna. Warna yang

    diserap berasal dari berbagai jenis zat warna yang ada pada air, seperti zat yang

    terdispersi, terlarut, reaktif, asam, lemak, sulfur dan pewarna tekstil napthol.

    Kosentrasi dari pewarna dala kitosan berbanding dengan selulosa di dalamnya. pH

    air berpengaruh dalam proses penyerapan pewarna dengan kitosan. Karena dalam

    pH rendah, asam amino bebas dalam kitosan akan berubah menjadi kation,

    menyebabkan tertariknya anion pada pewarna (Kumar,2000). Menurut Robert(1992) kitin mempunyai gugus aktif NHCOCH3 (amida), dan melibatkan

    interaksi gugus hidroksi (-OH) sebagai situs aktif yang mengikat zat warna dan

    kitosan mempunyai gugus aktif hidroksi (-OH) maupun amina (NH2).

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    25/29

    BAB V

    PENUTUP

    V.1. Kesimpulan

    1. Kitosan merupakan produk deasetilasi kitin, yang merupakan polimer

    rantai panjang glukosamin (2-amino-2-deoksiglukosa). Kitosan dapat

    diperoleh dari limbah cangkang udang. Kitosan dapat dibuat menjadi

    membran sebagai proses pengolahan air.

    2. Proses pemurnian air dapat dilakukan dengan menggunakan membran

    kitosan. Kitosan yang diperoleh dari kulit udang dibuat menjadi membran

    untuk proses pemurnian air. Kitosan mampu menghilangkan cemaran

    bakteriologis, logam berat, zat organik, zat warna dan mampu

    mengkoagulasi zat padat terlarut.

    3. Instalasi proses pemurnian air dapat membantu kebutuhan air bersih

    korban banjir di daerah Semarang dan daerah lainnya di Indonesia,

    sehingga dapat memenuhi kebutuhan air untuk makan, minum, MCK dan

    mencegah penyakit yang timbul akibat banjir.

    V.2. Saran

    1. Jumlah limbah udang yang melimpah mempunyai potensi yang besar

    untuk dimanfaatkan sebagai kitosan. Kitosan tersebut dapat dimanfaatkan

    sebagai bahan baku pembuatan membran kitosan sebagai proses

    pemurnian air.

    2.

    Instalasi alat proses pemurnian air dapat menjadi alternatif dalam

    memenuhi kebutuhan air bersih saat terjadi bencana banjir dan pasca

    banjir.

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    26/29

    DAFTAR PUSTAKA

    Arlius., 1998, Mempelajari ekstraksi khitosan dari kulit udang dan

    pemanfaatannya sebagai koagulasi protein limbah pengolahan pindang

    tongkol (Euthynnus afinis) [tesis], Program Pasca Sarjana IPB, Bogor.

    Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi., 2007, Air Bersih Bebas Bakteri dan

    Zat Kimia.www.walhi.or.id/air.

    Beppu, M.M., 2007, Crosslinking of chitosan membranes using glutaraldehyde:

    Effect on ion permeability and water absorption, School of Chemical

    Engineering, Universidade Estadual de Campinas CP6066, Campinas SP

    13083-970, Brazil. 301 (2007) 126130.

    Brzeski, MM., 1987, Chitin and Chitosan Putting Waste to Good Use, J InfoJish

    International (5), P. 31-33.

    Cahyaningtyas, M.A.M.D., 2012, Pengaruh Penambahan Kitosan dari LimbahCangkang Rajungan (Portunus pelagicus) terhadap Kadar Aluminium

    Besi, COD, dan Kekeruhan pada Pengolahan Air sebagai Air Minum,

    [Skripsi], Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, UNDIP,

    Semarang.

    Hargono, A dan Indro S., 2008, Pembuatan Kitosan dari Limbah Cangkang

    Udang serta Aplikasinya dalam Mereduksi Kolesterol Lemak Kambing,

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UNDIP, Semarang. Vol. 12 No. 1

    Hidayat, R dan Raharjo, B.R., 2012,Penanganan Air Bersih Pengungsi Bencana

    Gempa dan Banjir, Kolokium Hasil Penelitian dan Pengembangan Sumber

    Daya Air, Bandung.

    Ismayana A, Setyaningsih D., 2005, Kajian desain parameter proses sarana

    pengolahan air bersih skala kecil untuk institusi pendidikan pada lingkar

    kampus IPB, [laporan penelitian], Departemen Teknologi Industri

    Pertanian, FATETA, IPB, Bogor.

    Kaban, J., 2009, Modifikasi Kimia Dari Kitosan dan Aplikasi Produk yang

    dihasilkan, Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal 5-6.

    Khabibi, dan Lusiana,R.A., 2012, Sintesis Absorben Berkapasitas Tinggi dan

    Selektif Terhadap Ion Logam Berat Berbasis Biomaterial Kitosan dari

    Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) Melalui Metode Ion Template ,

    UNDIP, Semarang.

    Khabibi, Lusiana,R.A., Indah R dan Gatot B.P., 2010, Membran Kitosan Padat

    dari Limbah Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) dan Aplikasinya

    sebagai Absorben Mn(II) dan Fe(II), Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, Vol

    XIII, No.2, hal 17-23

    Knoor D., 1982, Function Properties of Chitin and Chitosan,J. Food Science,

    47(2):593-595.

    http://www.walhi.or.id/airhttp://www.walhi.or.id/airhttp://www.walhi.or.id/air
  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    27/29

    Kumar, Majeti N.V.R., 2000, A review of chitin and chitosan applications,

    Department of Chemistry, University of Roorkee, Roorkee 247 667, India.

    46 (2000) 127.

    Meriatna., 2008, Penggunaan Membran Kitosan Untuk Menurunkan Kadar

    Logam Krom (Cr) dan Nikel (Ni) Dalam Limbah Cair Pelapisan Logam

    [Tesis], Sekolah Program Pasca Sarjana, USU, Medan.

    Musale ,D.A. dkk., 1998, Formation and characterization of

    poly(acrylonitrile)/Chitosan composite ultra filltration membranes,

    Institute for Chemical Process and Environmental Technology, National

    Research Council Canada,M-12, Montreal Road, Ottawa, Ont., Canada

    K1A 0R6. 154 (1999) 163-173

    Ngah, W.S. Wan dan Fatinathan, S., 2007, Adsorption of Cu(II) ions in aqueous

    solution using chitosan beads,chitosanGLA beads and chitosanalginate

    beads, School of Chemical Sciences, University Sains Malaysia. 143(2008) 6272

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

    Prambaningrum, W., Khabibi dan Retno A.L., 2008, Modifikasi Kitosan Menjadi

    Hydrogel dan Aplikasinya sebagai Absorben Logam Fe(III), Skripsi,

    Jurusan Kimia, Universitas Diponegoro, Semarang.

    Robert, G.A.F., 1992, Chitin Chemistry, The Macmillan Press LTD, London, 54,

    page. 58-59, 211-215.

    Robert., 2013. Semarang Tak Bisa Bebas Banjir, Suara Merdeka, 18 Juni 2013Sufaati, Sri., 2008, Absorbsi Zat Warna Rhodamin oleh Kitin dan Kitosan dari

    Limbah Udang Putih (Paneaus Mergeunsis), [Skripsi], Jurusan Kimia,

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNDIP, Semarang.

    Sun,S., Wang, L., dan Wang, A., 2006, Adsorption Propertiesof Crosslinked

    Carboxymethyl-Chitosan Resin With Pb(II) as Template Ion, Journal of

    Hazardous Material, B136, Hal. 930-937.

    Suptijah, P ,dkk., 2008, Pemurnian Air Sumur dengan Kitosan Melalui Tahap

    Koagulasi dan Filtrasi,Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan

    Ilmu Kelautan IPB, Bogor.

    Susanto, Heru., 2011, Teknologi Membran, UPT UNDIP Press, Semarang.

    Uragami, T., 1994, Chitin World. Chitosan Derrivative Membranes for

    Separation of Alcohol/Water Mixtures, International Confrence on Chitin

    and Chitosan, Gdynia, Poland.

    Zemmouri, Hassaba, dkk., 2012, Coagulation Flocculation Test of Keddara's

    Water Dam Using Chitosan and Sulfate Aluminium, BIOGEP.1877-7058.

  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    28/29

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Biodata Penulis 1

    A. Data Pribadi

    1 Nama Lengkap Ginanjar Argo Pambudi

    2 NIM 24030112130125

    3 Program Studi/Jurusan S1-Kimia/Kimia

    4 Fakultas Fakultas Sains dan Matematika

    5 Tempat Tanggal Lahir 22-Februari-1992

    6 Alamat Jl. Tirto Husodo Timur No. 34, Tembalang

    7 E-mail [email protected]

    8 Nomor Telepon/ HP 085729681525

    B.

    Penghargaan penulisan selama menjadi mahasiswa

    NoJenis

    Penghargaan

    Institusi Pemberi

    PenghargaanJudul Karya Tahun

    1Finalis LKTI Jateng

    2013

    Dinas Pendidikan Jawa

    Tengah

    Optimalisasi Pembuatan

    Biodisel dari Biji Karet

    (Hevea brasiliensis) dengan

    Teknologi Microwave dalam

    Upaya Meningkatkan

    Produksi Biodisel di

    Indonesia Sebagai Bahan

    Bakar Alternatif Ramah

    Lingkungan.

    2013

    2

    Finalis LKTI UNDIP

    SCIENCE FAIR

    2013

    BEM FSM Universitas

    Diponegoro

    Optimalisasi Pembuatan

    Biodiesel dari Jarak Pagar

    (Jatropha curcas)

    Menggunakan Perlakuan

    Acid Pre-Treatment dan

    Teknologi Microwave

    sebagai Bahan Bakar

    Alternatif yang RamahLingkungan.

    2013

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 7/24/2019 A Mobile Mercipure

    29/29

    LEMBAR PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan dibawah ini;

    Nama Ketua : Ginanjar Argo Pambudi

    NIM : 24030112130125

    Jurusan/ Fakultas : Kimia/Fakultas Sains dan Matematika

    Universitas : Universitas Diponegoro Semarang

    Alamat : Jl. Tirto Husodo Timur No. 34, Tembalang, Semarang.

    Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul, A Mobile

    MERCIPURE (Membrane of Chitosan for Water Purifier) dari Limbah

    Kulit Udang untuk Pemurnian Air Secara I n Situ dalam Upaya Memenuhi

    Kebutuhan Air Bersih pada Lokasi Bencana Banjir di Daerah Semarang,

    yang kami sertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah ini adalah benar hasil

    karya kelompok kami, bukan merupakan plagiat atau saduran dari karya tulis

    orang lain serta belum pernah menjuarai dikompetisi serupa. Apabila

    dikemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima

    sanksi yang ditetapkan oleh panitia LKTI GSC 2014 berupa diskualifikasi

    dari kompetisi. Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa adaunsur paksaan, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

    Semarang, Maret 2014

    (Ginanjar Argo Pambudi)

    NIM. 24030112130125