adi putra purnama (k2511002)

Upload: khoirul-anwar

Post on 10-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ukd 1

TRANSCRIPT

TUGAS KD MANDIRI II &III

ERGONOMI

Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah ErgonomiSemester V

Dosen Pengampu : Drs. Bambang Dwi WahyudiDisusun Oleh :

Adi putra purnamaK2511002PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2013

TUGAS MANDIRI KD II

1. Sejak kapan ergonomi dikenal manusia? Kapankah kehadiran ergonomi di Nusantara? Dimanakah terdapat bukti-bukti dimaksud?

Jawaban:

Perkembang ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel.Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan.Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan Hawthorne Effects (Efek Hawthorne).Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin.Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif.Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

2. Ergonomic berhubungan erat dengan productivity.Jelaskan maksud dari pernyataan ini.

Jawaban:

Bahwa produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran / output dengan masukan / input. Produktivitas akan semakin baik jika output semakin tinggi sedangkan input semakin kecil. Dalam kerja maka produktivitas tinggi tercapai bila output kerja tinggi dan input kerja rendah. Output kerja tinggi adalah ketika hasil dari kerja berada pada tingkat yang optimum baik deri segi kualitas atau kuantitas sedangkan input kerja rendah adalah penggunaan energi yang minimal. Energi minimal tidak mengisyaratkan seseorang harus mengerjakan sesuatu tanpa kerja keras. Orang malah bisa kerja keras siang-malam, namun tidak merasa sedang bekerja susah payah. Setiap orang memiliki energi minimal, sehingga ada yang mudah mendalami filsafat, ekonomi, atau bahasa, dan lain sebagainya yang biasanya menjadi kelebihan dirinya. Seseorang bisa saja bekerja keras menggeluti suatu hal, tetapi lebih kepada hasrat dan ambisi untuk meraih suatu hal atau hobi atau kecintaan bidang tertentu (walaupun pada umumnya sesuai dengan kelebihan yang dia miliki juga) sehingga dia tidak merasa kerja dan menggunakan energi minimal. Jadi maksud penggunaan energi yang minimal adalah melakukan sesuatu yang dimudahkan untuknya. Yang dimudahkan untuk manusia adalah yang paling sesuai (fit) dengan manusia tersebut. Tidak hanya sesuai (fit) dalam hal fisik tapi juga non fisik. Disinilah peran ergonomi, fit the job to the man artinya menyesuaikan kerja dengan manusia yang bekerja. Tujuannya agar mendapat output kerja yang optimal karena bila manusia diberi tugas kerja yang sesuai (fit) dengannya maka dia akan dimudahkan dalam bekerja dan hasil kerja menjadi optimal. Jadi kesimpulannya dengan aplikasi fit the job to the man bisa menghasilkan output kerja yang optimal dan penggunaan input kerja yang minimal atau dengan kata lain ergonomi dapat meningkatkan produktivitas.

3. Apakah aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam men-design sebuah peralatan kerja di perusahaan/industri? Sesungguhnya, apakah yang menjadi inti dari Ergonomic Design? Jelaskan!

Jawaban:

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah peralatan kerja di perusahaan/industri yakni:

a. Sikap dan posisi kerja.

Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama. Untuk mengatasi problema ini maka stasiun kerja harus dirancang- terutama dengan memperhatikan fasilitas kerjanya seperti meja kerja, kursi dll yang sesuai dengan

data antropometri-agar operator dapat menjaga sikap dan posisi kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini terutama sekali ditekankan bilamana pekerjaan-pekerjaan harus dilaksanakan dengan posisi berdiri.

Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsip ekonomi gerakan ). Disamping pengaturan ini bisa memberikan sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhi aspek-aspek ekonomi gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih mengenakkannya.

Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring. Demikian pula sedapat mungkin menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja dengan posisi telentang atau tengkurap.

Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal.

b. Antropometri dan dimensi ruang kerja.

Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia termasuk disini ukuran linier, berat volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat bermanfaat didalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja (termasuk disini perencanaan ruang kerja ). Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum biasanya digunakan data antropometri antara 5-th dan 95-th percentile. Untuk perencanaan stasiun kerja data antropometri akan bermanfaat baik didalam memilih fasilitas-fasilitas kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun didalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri.

Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh hal pokok yaitu situasi fisik dan situasi kerja yang ada. Didalam menentukan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang bisa dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.

c. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja.

Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk akhir atau limbah buangan/skrap), spare-parts, peralatan kerja, mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus mencari-cari.

Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5 sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak cepat lelah. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan akan dipergunakan operator dengan jarak jangkau terpendek (5-th percentile), sedangkan untuk lokasi kerja yang membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang terbesar (95-th percentile).

Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang dibutuhkan.

Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yang sudah dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja (mekanisme kendali atau display) untuk model atau type yang sama.

Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri (terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur (idle) pada saat yang bersamaan. Buat pula peralatan-peralatan pembantu untuk mempercepat proses handling. Disamping itu bila mana memungkinkan suatu kegiatan juga dikerjakan/dikendalikan dengan menggunakan kaki- untuk mengurangi kerja tangan hal-hal tertentu- maka bisa pula dirancang mekanisme khusus untuk maksud ini. Apabila akhirnya kaki juga ikut serta "meramaikan" pelaksanaan kerja, maka distribusikan beban kerja tersebut secara seimbang antara tangan dan kaki. Biasanya untuk mengendalikan kegiatan yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tanggungjawab untuk pelaksanaan untuk hal tersebut biasanya akan dibebankan pada tangan kanan (perkecualian untuk orang kidal hal ini haruslah dirancang secara khusus).

Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksinya. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja berdasarkan konsep "machine-after-machine" yang disesuaikan dengan aliran proses yang ada. Prinsip tersebut adalah untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama proses produksi berlangsung terutama sekali untuk fasilitas-fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume material handlingnya cukup besar. Stasiun-stasiun kerja ataupun departemen-departemen yang karena fungsinya akan sering kali berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain juga harus diletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak perpindahan.

Kombinasi dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat mungkin peralatan kerja yang akan digunakan sudah berada dalam arah dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan diselenggarakan.

4. Adakah signifikansi hubungan antara ergonomic dengan productivity ? Jelaskan jawaban Saudara.Jawaban:

Ada. Pruductivity didalam suatu perusahaan/industri haruslah menganut prinsip ergonomi dengan tujuan agar output kerja optimal dan input kerja minimal dalam artian produktivitas tinggi dan pekerja dimudahkan dalam melakukan pekerjaannya.5. Apakah aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam men-design sebuah peralatan kerja pada sebuah industri?

Jawaban:

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah peralatan kerja di perusahaan/industri yakni:

a. Sikap dan posisi kerja.

Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama. Untuk mengatasi problema ini maka stasiun kerja harus dirancang- terutama dengan memperhatikan fasilitas kerjanya seperti meja kerja, kursi dll yang sesuai dengan

data antropometri-agar operator dapat menjaga sikap dan posisi kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini terutama sekali ditekankan bilamana pekerjaan-pekerjaan harus dilaksanakan dengan posisi berdiri.

Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsip ekonomi gerakan ). Disamping pengaturan ini bisa memberikan sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhi aspek-aspek ekonomi gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih mengenakkannya.

Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring. Demikian pula sedapat mungkin menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja dengan posisi telentang atau tengkurap.

Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal.

b. Antropometri dan dimensi ruang kerja.

Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia termasuk disini ukuran linier, berat volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat bermanfaat didalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja (termasuk disini perencanaan ruang kerja ). Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum biasanya digunakan data antropometri antara 5-th dan 95-th percentile. Untuk perencanaan stasiun kerja data antropometri akan bermanfaat baik didalam memilih fasilitas-fasilitas kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun didalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri.

Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh hal pokok yaitu situasi fisik dan situasi kerja yang ada. Didalam menentukan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang bisa dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.

c. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja.

Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk akhir atau limbah buangan/skrap), spare-parts, peralatan kerja, mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus mencari-cari.

Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5 sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak cepat lelah. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan akan dipergunakan operator dengan jarak jangkau terpendek (5-th percentile), sedangkan untuk lokasi kerja yang membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang terbesar (95-th percentile).

Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang dibutuhkan.

Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yang sudah dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja (mekanisme kendali atau display) untuk model atau type yang sama.

Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri (terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur (idle) pada saat yang bersamaan. Buat pula peralatan-peralatan pembantu untuk mempercepat proses handling. Disamping itu bila mana memungkinkan suatu kegiatan juga dikerjakan/dikendalikan dengan menggunakan kaki- untuk mengurangi kerja tangan hal-hal tertentu- maka bisa pula dirancang mekanisme khusus untuk maksud ini. Apabila akhirnya kaki juga ikut serta "meramaikan" pelaksanaan kerja, maka distribusikan beban kerja tersebut secara seimbang antara tangan dan kaki. Biasanya untuk mengendalikan kegiatan yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tanggungjawab untuk pelaksanaan untuk hal tersebut biasanya akan dibebankan pada tangan kanan (perkecualian untuk orang kidal hal ini haruslah dirancang secara khusus).

Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksinya. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja berdasarkan konsep "machine-after-machine" yang disesuaikan dengan aliran proses yang ada. Prinsip tersebut adalah untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama proses produksi berlangsung terutama sekali untuk fasilitas-fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume material handlingnya cukup besar. Stasiun-stasiun kerja ataupun departemen-departemen yang karena fungsinya akan sering kali berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain juga harus diletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak perpindahan.

Kombinasi dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat mungkin peralatan kerja yang akan digunakan sudah berada dalam arah dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan diselenggarakan.

6. Sesungguhnya, apakah yang menjadi inti dari Ergonomic Design? Jelaskan!

Jawaban:

Meneliti tentang kemampuandan keterbatasan manusia secarafisik maupun non-fisik(psikologik).Berkaitan dengan human-machine interface.Berkaitan pula dengan perancanganproduk, fasilitas dan area kerjayang efektif, nyaman, aman,sehat dan efisien pada saat dioperasikan.

7. Ada beberapa faktor resiko dan kesalahan ergonomi yang apabila dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Apa sajakah faktor-faktor tersebut ?

Jawaban:

Faktor resiko yang terpenting dari pengabaian faktor ergonomi dalam tempat kerja adalah MSDs (musculoskeletal disorders).MSDs ini memungkinkan timbul dalam waktu yang cukup lama (adanya kumulatif resiko).

Menurut UCLA-LOSH (bagian K3 UCLA), ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan ergonomi, yakni:a. Pengaturan kerja yang buruk (Poor Work Organization) : Aspek-aspek diamana suatu pekerjaan diorganisasikan dengan buruk. Sebagai contoh tugas yang membosankan, pekerjaan menggunakan mesin, jeda kerja yang kurang, batas waktu yang banyak. Beban kerja yang proporsional, jeda kerja yang cukup, penugasan yang bervariasi, otonomi individual.

b. Pengulangan Berkelanjutan (Continual Repetition) : Melakukan gerakan yang sama secara terus menerus. Mendisain ulang pekerjaan sehingga jumlah pergerakan yang berulang dapat berkurang, perputaran pekerjaan.

c. Gaya Berlebih (Excessive Force) : Pergerakan tubuh dengan penuh tenaga, usaha fisik yang berlebih-menarik, memukul, dan mendorong. Kurangi gaya dalam menyelesaikan pekerjaan, disain ulang pekerjaan, tambah pekerja, gunakan bantuan mesin.

d. Postur Janggal (Awkward Posture) : Meperpanjang pencapaian dengan tangan, twisting, berlutut, jongkok. Postur janggal lawan dari posisi netral. Disain pekerjaan dan peralatan yang dapat menjaga posisi netral. Posisi netral tidak semestinya memberikan tekanan pada otot, tulang sendi, maupun syaraf.

e. Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions) : Terlalu lama diam dalam satu posisi, menyebabkan kontraksi otot dan lelah. Disain pekerjaan untuk menghindari posisi tidak bergerak; berikan kesempatan untuk merubah posisi.

f. Tekanan Langsung Berlebih (Excessive Direct Pressure) :Tubuh kontak langsung dengan permukaan keras atau ujung benda, seperti ujung meja atau alat. Hindari tubuh berpijak pada permukaan yang keras seperti meja dan kursi. Perbaharui peralatan atau sediakan bantalan; seperti pulpen ergonomis, keset untuk berdiri.

g. Pencahayaan yang inadekuat

h. (Inadequate Lighting) : Sumber atau level dari pencahayaan yang terlalu terang atau gelap. Setel pencahayaan yang pas, hindari pencahayaan langsung dan tak langsung yang dapat mengakibatkan kerusakan mata. Gunakan sekat cahaya silau, tirai untuk jendela.8. Bila perusahaan mengabaikan faktor ergonomis, maka akan berakibat pada kefatalan kerja. Sebutkan urutan kefatalan kerja tersebut.

Jawaban:

Kefatalan kerja yang disebabkan perusahaan yang mengabaikan faktor ergonomis yakni:a. Pekerja akan cepat lelah saat bekerja akibat kondisi perusahaan yang tidak nyaman.

b. Proses produksi akan semakin menurun drastis.

c. Kemungkinan pekerja jika terlalu lelah maka tidak fokus terhadap pekerjaan sehingga bisa berakibat melakukan kesalahan. Misalkan salah pengoperasian mesin, dan juga merasakan sakit pada fisik.

d. Semakin banyak faktor resiko dan semakin lama pekerja akan terpapar, maka semakin besar kemungkinan berkembang suatu gejala atau kecelakaan. Jumlah paparan (gerakan, tingkat gaya) yang bisa mengakibatkan kelainan/penyakit belum diketahui secara pasti.

e. Jika sudah terlalu lama terkenan paparan itu maka dapat berakibat sangat fatal yakni kematian.9. Apakah penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) itu ? Jelaskan.

Jawaban:

Mosculosketekal Disorders (MSDs) merupakan Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan ringan-berat.Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yg lama akan menyebabkan kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon (MSDs). MSDs di industri yang sering dikeluhkan adalah otot rangka : leher, bahu lengan, tangan, jari, punggung, pinggang (Low Back Pain =LBP) dan otot-2 bagian bawah.10. Penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) banyak dijumpai pada karyawan yang bekerja di perusahaan menengah kebawah / industri kecil di tengah-tengah masyarakat. Apakah sebabnya ? Jelaskan.

Jawaban:

Penyebab dari penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) yakni :

a. Peregangan otot berlebihan (over exertion) ( cidera otot skeletalb. Aktivitas berulang tanpa relaksasi c. Sikap kerja tidak alamiah (semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh ( ketidak sesuain antara alat dan stasiun kerja dg ukuran tubuh pekerja d. Penyebab skunder : tekanan pd jaringan lunak, getaran, e. Faktor individu : umur, sex, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani, kekuatan fisik dan ukuran tubuh (antropometri)11. Buatkan re-design (rancang ulang) sebuah peralatan rumah tangga yang selama ini sudah kita pakai sehari-hari, untuk meningkatkan kenyamanan pemakaian. Jawaban seyogyanya tidak sama dengan jawaban tugas rumah.

Jawaban:

a. Kompor gas sudah dilengkapi dengan sumber api, sehingga begitu gas dibuka langsung nyala. Tidak usah lagi menyalakan korek api. , sehingga bahaya ledakan bisa berkurang. Selain itu sekarang sudah didisain model tabung dengan ukuran kecil sehingga biaya yang dibutuhkan tidak terlalu besar.b. Ketel air dilengkapi pulit sehingga apabila air sudah panas pulit berbunyi untuk Mengingatkan.

c. Rice cocker aliran listrik bisa mati otomatis apabila nasi sudah masak.

d. Panci presto, yang dilengkapi dengan tekanan sehingga memasak lebh cepat dan hasilnya lebih baik.e. Tadinya ibu rumah tangga mencuci dengan cara dikucek ataumenggunakan papan penggilesan. Sekarang tidak perlu lelah mencucimenggunakan alat tersebut, karena sudah tersedia mesin cuci untukmembantu meringankan pekerjaan.f. Ketika mengepel lantai pun harus diperhatikan posisinya agar lebihnyaman. Sekarang sudah banyak alat untuk mengepel lantai yangmenggunakan tangkai, karena akan mempermudah dan lebih cepatselesai sehingga tidak perlu susah-susah mengepel dalam posisijongkok (umumnya akan cepat lelah).JAWABAN KD MANDIRI III

ERGONOMI

12. Apakah hubungan antara ergonomi dengan produktifitas perusahaan? Jelaskan jawaban Saudara.

Jawab :

Ergonomic berhubungan erat dengan productivity karena dengan adanya ergonomi sebagai upaya kesesuaian antara orang-orang dan pekerjaan mereka yang memperhitungkan kemampuan pekerja dan keterbatasan dalam mencari untuk memastikan bahwa tugas, peralatan, informasi dan lingkungan hidup sesuai dengan setiap pekerja ini maka dapat memperbaiki performance kerja manusia dan mampu memperbaiki pendayagunaan SDM serta meminimalisir kerusakan alat atau peralatan yang disebabkan oleh kesalahan manusia (Human Error) sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Hal inilah yang membuat ergonomic berhubungan erat dengan productivity.

Terdapat hubungan yang signifikan anatara ergonomic dengan productivity dimana ketika ergonomic tersebut diterapkan dengan baik dan tepat maka akan meningkatkan productivity dan sebaliknya jika ergonomic kurang diperhatikan dalam bekerja maka productivity juga menurun karena dengan adanya ergonomic, performance pekerja akan meningkat sehingga otomatis productivity juga meningkat.

13. Sejak kapan ergonomi dikenal manusia? Kapankah kehadiran ergonomi di Nusantara? Dimanakah terdapat bukti-bukti dimaksud?

Jawab :

Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Kehadiran ergonomi di Nusantara mulai diperkenalkan sejak tahun 1969 melalui suatu pertemuan ilmiah dengan tema Kesehatan dan Produktivitas dalam suatu judul makalah Approach Ergonomi dalam rangka Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja Perusahaan (Manuaba, 1987). Pada tahun ini juga untuk pertama kalinya di dalam dunia pendidikan ergonomi diberikan sebagai suatu mata kuliah. Sejarah ergonomi di Indonesia erat kaitannya dengan Bali. Di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ergonomi disinggung dalam kaitan dengan mata kuliah ilmu faal, untuk kemudian ditempatkan dalam mata kuliah kesehatan masyarakat, yang diikuti oleh Fakultas Teknik Unud 1971, Peternakan 1972, Asmi 1981 dan desain Interior 1983. Bersamaan dengan itu, lahir Lembaga daerah Hiperkes Bali-Nusra bersama-sama Bagian Ilmu faal FK Unud berkembang menjadi Pusat Ergonomi di kawasan Asia Tenggara, dengan makalah-makalahnya yang disampaikan ke dunia Internasional.

14. Apakah aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam men-design sebuah peralatan kerja pada sebuah industri?

Jawab :

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam men-design sebuah peralatan kerja pada sebuah industri adalah

a. Antropometris Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi manusia. Pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan produk yang paling tampak nyata aplikasinya adalah melalui pemanfaatan data anthropometri (ukuran tubuh) guna menetapkan dimensi ukuran geometris dari produk dan juga bentuk-bentuk tertentu dari produk yang disesuaikan dengan ukuran maupun bentuk (feature/posture) tubuh manusia pemakainya. Dalam proses perancangan produk, kepuasan manusia, khususnya pengguna (user/ costumer) akan menjadi tolok ukur utama; sehingga berbagai aspek yang melingkupi diri manusia sebagai individu dalam hubungannya dengan manusia lain atau dengan lingkungan fisik keberadaannya, menjadi pertimbangan penting. Dengan memasukan faktor manusia dalam perancangan, maka rancangan akan menghasilkan produk yang memenuhi kriteria ergonomis. b. Biomekanik kerjaMisalnya dalam hal penerapan ilmu gaya antara lain sikap duduk/berdiri yang tidak/kurang melelahkan karena posisi yang benar dan ukuran peralatan yang telah diperhitungkan.

15. Jelaskan yang dimaksud dengan Cumulative Trauma Disorder (CTD)?

Jawab :

Cumulative Trauma Disorders (CTDs) adalah sekumpulan gangguan atau kekacauan pada sistem muskuloskeletal (musculosceletal disorders) berupa cedera pada syaraf, otot, tendon, ligamen, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim tubuh bagian atas (tangan, pergelangan, siku dan bahu), tubuh bagian bawah (kaki, lutut dan pinggul) dan tulang belakang (punggung dan leher). Biasanya CTDs mempengaruhi bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Tubuh bagian atas terutama punggung dan lengan adalah bagian yang paling rentan terhadap risiko terkena CTDs. 16. Sebutkan beberapa aktivitas fisik pekerja yang dapat menimbulkan CTD tersebut.

Jawab :

Beberapa aktivitas fisik pekerja yang dapat menimbulkan CTD:

1. Gerakan berulang

Gerakan lengan dan tangan yang dilakukan secara berulang-ulang terutama pada saat bekerja mempunyai risiko bahaya yang tinggi terhadap timbulnya CTD. Tingkat risiko akan bertambah jika pekerjaan dilakukan dengan tenaga besar, dalam waktu yang sangat cepat dan waktu pemulihan kurang.

Misal : Aktivitas pada perakitan, pengolahan data menggunakan keyboard komputer, pengepakan makanan dan penyolderan yang mempunyai siklus pengulangan pendek dan cepat sehingga menyebabkan timbulnya CTD.

2. Sikap paksa tubuh

Sikap tubuh yang buruk dalam bekerja baik dalam posisi duduk maupun berdiri akan meningkatkan risiko terjadinya CTD. Posisi-posisi tubuh yang ekstrim akan meningkatkan tekanan pada otot, tendon dan syaraf.

Misal : Sikap posisi duduk yang tdak ergonomis ketika menjahit rentan terhadap CTD

3. Manual handling

Manual handling adalah pekerjaan yang memerlukan penggunaan tenaga yang besar oleh manusia untuk mengangkat, mendorong, menarik, menyeret, melempar, dan membawa.

17. Banyak peralatan rumah tangga yang sudah lama dipakai, tetapi sesungguhnya desainnya tidak ergonomis dan sampai sekarang bahkan masih laku di pasaran. Berikan analisis mengenai hal ini.

Jawab :

Menurut analisa saya, banyaknya peralatan rumah tangga yang sudah lama dipakai, tetapi sesungguhnya desainnya tidak ergonomis dan sampai sekarang bahkan masih laku di pasaran karena dalam hal ini masyarakat kurang begitu memahami tentang ergonomi yang seperti apa bahkan mereka lebih mengutamakan faktor kekunoan. Barang yang kuno dianggapnya sangat unik karena sudah tidak banyak lagi orang yang mempunyainya dan langka. Dan saat ini, barang yang langka cenderung memiliki nilai jual yang tinggi.

18. Untuk mengetahui kesehatan kerja karyawan jangka panjang, sering kali dipergunakan Ergonomic Awareness Checklist (EAC). Uraikan manfaat dan fungsi EAC ini dalam upaya mempertahankan unjuk kerja karyawan

Jawab :

Manfaat dan fungsi EAC dalam upaya mempertahankan unjuk kerja karyawan adalah mengetahui seberapa besar tingkat kesadaran karyawan dalam penerapan ergonomi dalam pekerjaannya yang serta untuk mengetahui kesehatan kerja karyawan jangka panjang, sehingga dapat diketahui hal-al apa yang perlu diperbaiki dalam sistem kerja di perusahaan perihal ergonomi untuk kemudian dilakukan evaluasi. Implikasi dari EAC berupa penerapan ergonomi di perusahaan, untuk menjadikan karyawan merasa nyaman dan aman terhadap pekerjaannya, mengurangi resiko penyakit kerja, dan meningkatkan produktivitas kerja dalam jangka panjang, sehingga mampu mempertahankan unjuk kerja karyawan

19. Ada beberapa faktor resiko dan kesalahan ergonomi yang apabila dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Apa sajakah faktor-faktor tersebut?

Beberapa faktor resiko dan kesalahan ergonomi yang apabila dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan penyakit akibat kerja yaitu :

1. Pengulangan Yang Banyak

yaitu menjalankan gerakan yang sama berulang-ulang

2. Beban Berat

Beban fisik yang berlebihan selama kerja (menarik, memukul, mendorong). Semakin banyak daya yang harus dikeluarkan, semakin berat beban bagi tubuh.

3. Postur Yang Kaku

misal menekuk atau memutar bagian tubuh

4. Beban Statis

yaitu bertahan lama pada satu postur hingga menyebabkan kontraksi otot

5. Tekanan

misal tubuh tertekan pada suatu permukaan atau tepian

6. Getaran

misal dalam penggunakan peralatan yang bergetar.

7. Dingin Atau Panas Yang Ekstrim

Dingin mengurangi daya raba, arus darah, kekuatan, dan keseimbangan. Panas menyebabkan kelelahan atur suhu ruangan.

8. Organisasi Kerja Yang Buruk

Termasuk ketika bekerja dengan irama mesin, istirahat yang tidak cukup, kerja yang monoton, beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan dalam satu waktu.

20. Bila perusahaan mengabaikan faktor ergonomis, maka akan berakibat pada kefatalan kerja. Sebutkan urutan kefatalan kerja tersebut.

Jawab :

Urutan kefatalan kerja :

Cidera

MSDs (48%)

PPOK (11%)

Dermatosis Akibat Kerja (10%)

Noise induced (9%)

Sakit Jiwa (10%-30%, 2005))

Keracunan Pestisida (3%)

21. Apakah penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) itu? Jelaskan.

Jawab :

Musculoskeletal Disorder (MSDs) adalah keluhan/gangguan otot rangka, urat, sendi dan pembuluh darah dari pekerja yang melakukan pekerjaan secara manual yang terjadi karena kerja berlebihan (overexertion) atau gerakan yang berulang (repetitive motion) tanpa alat bantu. Penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) timbul karena manusia kurang memperhatikan aspek ergonomi dalam melakukan pekerjaannya.

22. Penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) banyak dijumpai pada karyawan yang bekerja di perusahaan menengah kebawah / industri kecil di tengah-tengah masyarakat. Apakah sebabnya? Jelaskan.

Jawab :

Penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) banyak dijumpai pada karyawan yang bekerja di perusahaan menengah kebawah / industri kecil di tengah-tengah masyarakat karena perusahaan menengah kebawah / industri kecil di tengah-tengah masyarakat cenderung mengabaikan prinsip-prinsip ergonomic dan kurangnya kesadaran betapa pentingnya penerapan ilmu ergonomi itu dalam sebuah perusahaan. Mereka menganggap penerapan ergonomic dalam hanya akan menambah dana sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan yang banyak. Padahal, penerapan ergonomic dapat diminimalisisir secara otomatis tingkat kesehatan dan keselamatan kerja, pekerja dapat bekerja secara maksimal dengan kualitas pekerjaannya baik, sehingga perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih baik.

23. Kapankah design sebuah peralatan dan/atau lingkungan kerja boleh mengabaikan prinsip-prinsip ergonomi? Jelaskan.

Jawab :

Design sebuah peralatan dan/atau lingkungan kerja boleh mengabaikan prinsip-prinsip ergonomi ketika faktor estetika lebih dipentingkan dan telah membudaya di masyarakat untuk menarik konsumen. Karena saat ini kita tahu bahwa sesuatu yang unik dengan nilai estetika yang tinggi memiliki nilai harga yang tinggi karena banyak diminati orang. Dan karena banyaknya persaingan pemasaran di dunia industri saat ini mereka beranggapan bahwa salah satu upaya untuk memperoleh keuntungan dan produktivitas akan meningkat yaitu dengan meninggikan nilai estetika pada produk tersebut.

24. Sebuah perusahaan melakukan pengadaan peralatan baru. Menurut saudara, manakah persyaratan utama peralatan yang harus dipenuhi: desain ergonomisnya atau produktivitas alat tersebut? Bagaimanakah hubngannya dengan soal nomor 1 diatas. Uraikan jawaban Saudara.

Jawab :

Menurut saya, persyaratan utama peralatan yang harus dipenuhi adalah desain ergonomis alat tersebut. Karena dengan desain alat yang ergonomis maka pekerja akan memperoleh rasa aman, nyaman, performa kerja meningkat, akan lebih efisien dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga secara otomatis produktivitas akan meningkat. Hubungannya dengan soal nomor 1 diatas bahwa ergonomi yang diterapkan dalam perencanaan desain sebuah alat yang ergnomis dapat meningkatkan produktivitas alat tersebut.

16