an pnya.rtf
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 an pnya.rtf
1/41
I. Aliran Progresivisme
A. Pendahuluan
Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan asas progresivisme
dalam semua realita, terutama dalam kehidupan adalah tetap survive terhadap semua
tantangan hidup manusia, harus praktis dalam melihat segala sesuatu dari segi
keagungannya.Progresivisme dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini
beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk
kesejahteraan, untuk mengembangkan kepribadian manusia. Dinamakan
eksperimentalisme, karena aliran tersebut menyadari dan mempraktekkan asas
eksperimen yang merupakan untuk menguji kebenaran suatu teori. Progressivisme
dinamakan environmentalisme karena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu
mempengaruhi pembinaan kepribadian.
Dalam pendapat lain, pragmatisme berpendapat bahwa suatu keterangan itu benar,
kalau kebenaran itu sesuai dengan realitas, atau suatu keterangan akan dikatakan
benar, kalau kebenaran itu sesuai dengan kenyataan. Aliran progresivisme memiliki
kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang meliputi: Ilmu Hayat, bahwa manusia
untuk mengetahui kehidupan semua masalah. Antropologi yaitu bahwa manusia
mempunyai pengalaman, pencipta budaya, dengan demikian dapat mencari hal baru.
Psikologi yaitu manusia akan berpikir tentang dirinya sendiri, lingkungan, dan
pengalamanpengalamannya, si!atsi!at alam, dapat menguasai dan mengaturnya.
". #okohtokoh Progresivisme
$ilsa!at pendidikan Progresivisme dikembangkan oleh para ahli pendidikan seperti
%ohn Dewey, &illiam 'ilpatrick, (eorge )ount, dan Harold *ugg diawal abad +.
Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi
penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar -naturalistik-, hasil belajar
-dunia nyata- dan juga pengalaman teman sebaya.
. &illiam %ames / %anuari 01+ 2 +3 Agustus 45
(ambar : &illiam %ames6eorang psychologist dan seorang !ilosu! Amerika yang
sangat terkenal. Paham dan ajarannya demikian pula kepribadiannya sangat
berpengaruh diberbagai negara 7ropa dan Amerika. 8eskipun demikian dia sangat
terkenal dikalangan umum Amerika sebagai penulis yang sangat brilian, dosen serta
penceramah dibidang !ilsa!at, juga terkenal sebagai pendiri Pragmatisme. %ames
berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik,
harus mempunyai !ungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar
!ungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari
ilmu pengetahuan alam. %adi %ames menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari
prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku. "ukukarangannya yang berjudul Principles o! Psychology yang terbit tahun 04 yang
-
7/25/2019 an pnya.rtf
2/41
membahas dan mengembangkan ideide tersebut, dengan cepat menjadi buku klasik
dalam bidang itu, hal inilah yang mengantar &illiam %ames terkenal sebagai ahli
!ilsa!at Pragmatisme dan 7mpirisme radikal.
+. %ohn Dewey /094 49+5
(ambar +: %ohn Dewey%ohn Dewey adalah seorang pro!esor di universitas )hicago dan
)olumbia /Amerika5. #eori Dewey tentang sekolah adalah -Progressivism- yang lebihmenekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. 8aka
muncullah -)hild )entered )uriculum-, dan -)hild )entered 6chool-. Progresivisme
mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang
diungkapkan Dewey dalam bukunya -8y Pedagogical )reed-, bahwa pendidikan
adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang. Aplikasi
ide Dewey, anakanak banyak berpartisipasi dalam kegiatan !isik, baru peminatan.
6alah seorang bapak pendiri !ilsa!at pragmatisme. Dewey mengembangkan
pragmatisme dalam bentuknya yang orisinil, tapi meskipun demikian, namanya sering
pula dihubungkan terutama sekali dengan versi pemikiran yang disebut
instrumentalisme. Adapun ide !ilsa!atnya yang utama, berkisar dalam hubungan
dengan problema pendidikan yang konkrit, baik teori maupun praktek. Dan reputasi/nama baik5 internasionalnya terletak dalam sumbangan pikirannya terhadap !ilsa!at
pendidikan Prugressivisme Amerika. Dewey tidak hanya berpengaruh dalam kalangan
ahli !ilsa!at pro!esional, akan tetapi juga karena perkembangan idenya yang
!undamental dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik dan ilmu jiwa.
Dia adalah juru bicara yang sangat terkenal di Amerika 6erikat dari caracara
kehidupan demokratis.
(ambar : )harles 6. Pierce%ohn Dewey merupakan !iloso!, psikolog, pendidik dan
kritikus sosial Amerika. Ia dilahirkan di "urlington, ;ermont, tepatnya tanggal +
niversity o! ;ermont dengan
spesi!ikasi bidang !ilsa!at dan ilmuilmu sosial. 6etelah tamat, ia mengajar sastra klasik,
sains, dan aljabar di sebuah sekolah menengah atas di
-
7/25/2019 an pnya.rtf
3/41
(agasan !iloso!is Dewey yang terutama adalah problem pendidikan yang kongkrit, baik
yang bersi!at teoritis maupun praktis. *eputasinya terletak pada sumbangan
pemikirannya dalam !ilsa!at pendidikan progresi! di Amerika. Pengaruh Dewey di
kalangan ahli !ilsa!at pendidikan dan !ilsa!at umumnya tentu sangat besar. ?amun
demikian, Dewey juga memiliki sumbangan di bidang ekonomi, hukum, antropologi,
politik serta ilmu jiwa.. Hans ;aihinger /09+ 45
(ambar 1: Hans ;aihinger8enurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis.
Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan satusatunya ukuran bagi
berpikir ialah gunanya /dalam bahasa @unani Pragma5 untuk mempengaruhi kejadian
kejadian di dunia. 6egala pengertian itu sebenarnya buatan sematamata jika
pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang
tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
1. (eorges 6antayana
(eorges digolongkan pada penganut pragmatisme ini. #api amat sukar untuk
memberikan si!at bagi hasil pemikiran mereka, karena amat banyak pengaruh yang
bertentangan dengan apa yang dialaminya.(ambar 9: (eorges 6antayana
). #empat Asal Aliran Progresivisme Dikembangkan
Progressivisme merupakan aliran !ilsa!at yang lahir di Amerika 6erikat sekitar abad
ke+. %ohn 6. "rubaeher, mengatakan bahwa !ilsa!at progressivisme bermuara pada
aliran !ilsa!at pragmatisme yang di perkenalkan oleh &illiam %ames /01+45 dan
%ohn Dewey /009 49+5, yang menitikberatkan pada segi man!aat bagi hidup praktis.
Didalam banyak hal progressivisme identik dengan pragmatisme.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
4/41
perubahan itu manusia harus memiliki pandangan hidup di mana pandangan hidup
yang bertumpu pada si!atsi!at: !leksibel /tidak kaku, tidak menolak perubahan, tidak
terikat oleh doktrin tertentu5, curious /ingin mengetahui dan menyelidiki5, toleran dan
open minded /punya hati terbuka5.
?amun demikian !ilsa!at progresivisme menaruh kepercayaan terhadap kekuatan
alamiah manusia, kekuatan yang diwarisi manusia sejak lahir /manFs natural powers5.8aksudnya adalah manusia sejak lahir telah membawa bakat dan kemampuan
/predisposisi5 atau potensi /kemampuan5 dasar terutama daya akalnya sehingga dengan
daya akalnya manusia akan dapat mengatasi segala problematika hidupnya, baik itu
tantangan, hambatan, ancaman maupun gangguan yang timbul dari lingkungan
hidupnya. 6ehubungan dengan itu &asty 6oemanto menyatakan bahwa daya akal sama
dengan intelegensi, di mana intelegensi menyangkut kemampuan untuk belajar dan
menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasi
situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahanpemecahan masalah. Di siniGtersirat
bahwa intelegensi merupakan kemampuan problem solving dalam segala situasi baru
atau yang mengandung masalah.
Dengan demikian potensipotensi yang dimiliki manusia mempunyai kekuatankekuatan yang harus dikembangkan dan hal ini menjadi perhatian progresivisme.
?ampak bahwa aliran !ilsa!at progresivisme menempatkan manusia sebagai makhluk
biologis yang utuh dan menghormati harkat dan martabat manusia sebagai pelaku
/subyek5 di dalam hidupnya.
D. Pandangan Progesivisme dan Penerapannya di "idang Pendidikan
Aliran !ilsa!at progresivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia
pendidikan pada abad ke+, di mana telah meletakkan dasardasar kemerdekaan dan
kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebebasan baik secara !isik
maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam
dalam dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain, ntuk itu pendidikan sebagai alat untuk memproses dan merekonstruksi kebudayaan
baru haruslah dapat menciptakan situasi yang edukati! yang pada akhimya akan dapat
memberikan warna dan corak dari output /keluaran5 yang dihasilkan sehinggakeluaran yang dihasilkan /anak didik5 adalah manusiamanusia yang berkualitas
unggul, berkompetiti!, insiati!, adapti! dan kreati! sanggup menjawab tantangan
Eamannya.
>ntuk itu sangat diperlukan kurikulum yang berpusat pada pengalaman atau
kurikulum eksperimental, yaitu kurikulum yang berpusat pada pengalaman, di mana
apa yang telah diperoleh anak didik selama di sekolah akan dapat diterapkan dalam
kehidupan nyatanya. Dengan metode pendidikan -"elajar 6ambil "erbuat- /earning
by doing5 dan pemecahan masalah /Problem solving5 dengan langkahlangkah
menghadapi problem, mengajukan hipotesa.
Dengan berpijak dari pandangan di atas maka sangat jelas sekali bahwa !ilsa!at
progresivisme bermaksud menjadikan anak didik yang memiliki kualitas dan terusmaju /progress5 sebagai generasi yang akan menjawab tantangan Eaman peradaban
-
7/25/2019 an pnya.rtf
5/41
baru.
andasan !iloso!is pembelajaran IPA terpadu ialah !ilsa!at pendidikan Progresivisme
yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan seperti %ohn Dewey, &illiam 'ilpatrick,
(eorge )ount, dan Harold *ugg diawal abad +. Progresvisme merupakan pendidikan
yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas,
aktivitas, belajar -naturalistik-, hasil belajar -dunia nyata- dan juga pengalamanteman sebaya.
Pembelajaran IPA terpadu merupakan konsep pembelajaran IPA dengan situasi lebih
alami dan situasi dunia nyata, serta mendorong siswa membuat hubungan antar cabang
IPA dan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari hari. Pembelajaran IPA terpadu merupakan pembelajaran bermakna yang
memungkinkan siswa menerapkan konsepkonsep IPA dan berpikir tingkat tinggi dan
memungkinkan mendorong siswa peduli dan tanggap terhadap lingkungan dan
budayanya.
Dalam pembelajaran IPA hendaknya guru dapat merancang dan mempersiapkan suatu
pembelajaran dengan memotivasi awal sehingga dapat menimbulkan suatu pertanyaan.
Dengan begitu, guru yang bertugas dapat mendorong, membimbing dan menilaikemampuan berpikir siswa dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan inkuari.
)iri utama pembelajaran IPA adalah dimulai dengan pertanyaan atau masalah
dilanjutkan dengan arahan guru menggali in!ormasi, mengkon!irmasikan dengan
pengetahuan yang sudah dimiliki dan mengarahkan pada tujuan apa yang belum dan
harus diketahui. %adi terlihat bahwa siswa akan dapat menemukan sendiri jawaban
dari masalah atau pertanyaan yang timbul diawal pembelajaran. Pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh diharapkan tidak dengan jalan mengingat seperangkat
!akta!akta, tetapi dengan jalan menemukan dan menggeneralisasi sendiri sebagai hasil
kemandiriannya.
Dengan begitu, untuk pembelajaran IPA hendaknya dilakukan dalam kelompok
kelompok kecil yang anggotanya heterogen, untuk dapat bekerja sama, saling
berinteraksi dan mendiskusikan hasil secara bersama sama, saling menghargai
pendapat teman, sampai dapat memutuskan kesimpulan yang disepakati bersama.
. Asas "elajar
Pandangan mengenai belajar, !ilsa!at progresivisme mempunyai konsep bahwa anak
didik mempuyai akal dan kecerdasan sebagai potensi yang merupakan suatu kelebihan
dibandingkan dengan makhlukmakhluk lain. 'elebihan anak didik memiliki potensi
akal dan kecerdasan dengan si!at kreati! dan dinamis, anak didik mempunyai bekal
untuk menghadapi dan memecahkan problemaproblemanya.
6eiring dengan pandangan di atas, bahwa !ilsa!at progresivisme mengakui anak didik
memiliki potensi akal dan kecerdasan untuk berkembang dan megakui individu atauanak didik pada dasarnya adalah insan yang akti!, kreati! dan dinamis dalam
menghadapi lingkungannya.
Pendidikan sebagai wahana yang paling e!ekti! dalam melaksanakan proses pendidikan
tentulah berorientasi kepada si!at dan hakikat anak didik sebagai manusia yang
berkembang. >sahausaha yang dilakukan adalah bagaimana menciptakan kondisi
edukati!, memberikan motivasimotivasi dan stimulistimuli sehingga akal dan
kecerdasan anak didik dapat di!ungsikan dan berkembang dengan baik.
%ohn Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi. Artinya
disini sebagai proses pertumbuhan dan proses di mana anak didik dapat mengambil
kejadiankejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya. 8aka dari itu dinding
pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baiktidak cukup di sekolah saja.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
6/41
%adi sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan
lingkungan sekitar. Artinya sekolah adalah bagian dari masyarakat. >ntuk itu sekolah
harus dapat mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan
sekolah sekitar atau daerah di mana sekolah itu berada. >ntuk dapat melestarikan
usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan
wawasan kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususandaerah itu. >ntuk itulah !ilsa!at progresivisme menghendaki isi pendidikan dengan
bentuk belajar -sekolah sambil berbuat- atau learning by doing.
#egasnya, akal dan kecerdasan anak didik harus dikembangkan dengan baik. Perlu
diketahui bahwa sekolah bukan hanya ber!ungsi sebagai trans!er o! knowledge
/pemindahan pengetahuan5 akan tetapi sekolah juga ber!ungsi sebagai trans!er o! value
atau pemindahan nila nilai, sehingga anak menjadi trampil dan berintelektual baik
secara !isik maupun psikis. >ntuk itulah sekat antara sekolah dengan masyarakat
harus dihilangkan.
%ohn ocke /3+=15 mengemukakan, bahwa sekolah hendaknya ditujukan untuk
kepentingan pendidikan anak. 6ekolah dan pengajaran hendaknya disesuaikan dengan
kepentingan anak /6uparlar 401: 105. 'emudian %ean %acues *osseau /=+==05,menyataka anak harus dididik sesuai dengan alamnya jangan dipandang dari sudut
orang dewasa. Anak bukan miniatur orang dewasa, tetapi anak adalah anak dengan
dunianya sendiri, yaitu berlainan sekali dengan alam orang dewasa.
"eranjak dari ketiga pendapat di atas, berarti sekolah sebagai wiyata mandala
/lingkungan pendidikan5 sebagai wadah pembinaan dalam pendidikan anakanak didik
dalam rangka menumbuh kembangkan segenap potensipotensi baik itu bakat, minat
dan kemampuankemampuan lain agar berkembang secara maksimal. (uru sebagai
pendidik bertanggung jawab akan tugas pendidikannya. 6eluruh aktivitasaktivitas
yang dijalankan guru harus diperuntukkan untuk kepentingan anak didik.
Hal yang harus diperhatikan gura adalah -anak didik bukan manusia dewasa yang
kecil- yang dapat diperlakukan sebagaimana layaknya orang dewasa. (uru harus
mengetahui tahaptahap perkembangan anak didik lewat ilmu psikologi pendidikan.
6ehingga guru akan dapat mengetahui kapan dan saat bagaimana materi itu diajarkan.
Pertolongan pendidikan dilaksanakan selangkah demi selangkah /step by step5 sesuai
dengan tingkat dan perkembangan psikologis anak.
Di samping itu, anak didik harus diberi kemerdekaan dan kebebasan untuk bersikap
dan berbuat sesuai dengan cara dan kemampuannya masingmasing dalam upaya
meningkatkan kecerdasan dan daya kreasi anak. >ntuk itu pendidikan hendaklah yang
progresive. Di sini prinsip kebebasan prilaku, di mana anak sebagai subyek pendidikan,
sedangkan guru sebagai pelayan siswa.
&asty 6oemanto dalam Psikologi Pendidikan: andasan Pemimpin Pendidikan,mengutip pendapat %ohn Dewey sebagai berikut:
%ohn Dewey ingin mengubah hambatan dalam demokrasi pendidikan dengan jalan:
. 8emberi kesempatan murid untuk belajar perorangan.
+. 8emberi kesempatan murid untuk belajar melalui pengalaman.
. 8emberi motivasi, dan bukan perintah. Ini berarti akan memberikan tujuan yang
dapat menjelaskan ke arah kegiatan belajar yang merupakan kebutuhan pokok anak
didik,
1. 8engikut sertakan murid di dalam setiap aspek kegiatan belajar yang merupakan
kebutuhan pokok anak.
9. 8enyadarkan murid bahwa hidup itu dinamis.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
7/41
Hal ini menunjukkan bahwa %ohn Dewey ingin mengubah bentuk pengajaran
tradisional. di mana ditandai dengan si!at verbalisme di mana terdapat cara belajar
DD)H /duduk, dengar, catat, ha!al5, murid bersi!at resepti! dan pasi! saja. Hanya
menerima pengetahuan sebanyakbanyaknya dari guru, tanpa melibatkan siswa secara
akti! dalam kegiatan belajar mengajar. (uru mendominasi kegiatan belajar. 8urid
tanpa diberikan kebebasan sarna sekali untuk bersikap dan berbuat. Dalam abad ke+ini terjadi perubahan besar mengenai konsepsi pendidikan dan pengajaran. Perubahan
tersebut membawa perubahan pula dalam cara mengajar belajar di sekolah. di mana
kini berangsurangsur beralih menuju kearah penyelenggaraan sekolah progresive,
sekolah kerja, sekolah pembangunan dan )"6A.
Progresivisme menghendaki pendidikan yang progresi!. #ujuan pendidikan hendaklah
diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus menerus. Pendidikan bukanlah
hanya menyampaikan pengetahuan kepada anak didik saja, melainkan yang terpenting
ialah melatih kemampuan berpikir secara ilmiah. 6emua itu dilakukan oleh pendidikan
agar orang dapat maju atau mengalami progress. Dengan demikian orang akan dapat
bertindak dengan intelegen sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.
Dari uraian di atas, dapatlah diambil suatu konklusi asas progresivisme dalam belajarbertitik tolak dari asumsi bahwa anak didik bukan manusia kecil, tetapi manusia
seutuhnya yang mempunyai potensi untuk berkembang, setiap anak didik berbeda
kemampuannya, individu atau anak didik adalah insan yang akti! kreati! dan dinamis
dan anak didik punya motivasi untuk memenuhi kebutuhannya.
+. Pandangan 'urikulum Progressivisme
6elain kemajuan atau progres, lingkungan dan pengalaman mendapatkan perhatian
yang cukup dari progresivisme. >ntuk itu !ilsa!at progresivisme menunjukkan dengan
konsep dasarnya sejenis kurikulum yang program pengajarannya dapat mempengaruhi
anak belajar secara edukati! baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan
sekolal #entunya dibutuhkan sekolah yang baik dan kurikulum yang baik pula.
6ekolah yang baik itu adalah sekolah yang dapat memberi jaminan para siswanya
selama belajar, maksudnya yaitu sekolah harus mampu membantu dan menolong
siswanya untuk tumbuh dan berkembang serta memberi keleluasaan tempat untuk
para siswanya dalam mengembangkan bakat dan minatnya melalui bimbingan guru
dan tanggung jawab kepala sekolah. 'urikulum dikatakan baik apabila bersi!at
!leksibel dan eksperimental /pengalaman5 dan memiliki keuntungankeuntungan untuk
diperiksa setiap saat.
6ikap progressvisme, memandang segala sesuatu berasaskan !leksibilitas, dinamika dan
si!atsi!at yang sejenis, tercermin dalam pandangannya mengenai kurikulum sebagai
pengalaman yang edukati!, bersi!at eksperimental dan adanya rencana dan susunan
yang teratur.Pendidikan dilaksanakan di sekolah dengan anggapan bahwa sekolah dipercaya oleh
masyarakat untuk membantu perkembangan pribadi anak. $aktor anak merupakan
!aktor yang cukup urgen /penting5, karena sekolah didirikan untuk anak. 'arena itu
hak pribadi anak perlu diutamakan, bukan diciptakan sekehendak yang mendidiknya.
Dengan kata lain anak hendaknya dijadikan sebagai subyek pendidikan bukan sebagai
obyek pendidikan.
>ntuk memenuhi keutuhan tersebut, maka !ilsa!at progresivisme menghendaki jenis
kurikulum yang bersi!at luwes /!leksibel5 dan terbuka. %adi kurikulum itu bisa diubah
dan dibentuk sesuai dengan Eamannya. 6ekolah didirikan karena tidak mempunyai
orang tua atau masyarakat untuk mendidik anak. 'arena itu kurikulum harus dapat
mewadahi aspirasi anak, orang tua serta masyarakat. 8aka kurikulum yang edukati!dan eksperimental dapat memenuhi tuntutan itu. 6i!at kurikulumnya adalah
-
7/25/2019 an pnya.rtf
8/41
kurikulum yang dapat direvisi dan jenisnya yang memadai, yaitu yang bersi!at
eksperimental atau tipe )ore )urriculum.
'urikulum dipusatkan pada pengalaman atau kurikulum eksperimental didasarkan
atas manusia dalam hidupnya selalu berinteraksi didalam lingkungan yang komplek.
>ntuk itu ia memerlukan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan demi
kelestarian hidupnya. Hidupnya bukan hanya untuk kelestarian pertumbuhan saja,akan tetapi juga untuk perkembangan pribadinya.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
9/41
kurikulum bersi!at !leksibel atau luwes berisi tentang berbagai macam bidang studio.
8elalui proses pendidikan dengan menggunaka kurikulum yang bersi!at intergrated
kurikulum /masalahmasalah dalam masyarakat disusun terintegrasi5 dengan metode
pendidikan belajar sambil berbuat /learning by doing5 dan metode problem solving
/pemecahan masalah5 diharapkan anak didik menjadi maju /progress5 mempunyai
kecakapan praktis dan dapat memecahkan problem sosial seharihari dengan baik.7. Pandangan dan 6ikap 6aya tentang Aliran Progresivisme
. Pandangan secara
-
7/25/2019 an pnya.rtf
10/41
manusia tidak lagi di pohonpohon atau guagua, akan tetapi dengan potensi akalnya
manusia telah membangun gedunggedung yang menjulang tinggi, rumahrumah
mewah.
$ilsa!at progresivisme yang memiliki konsep manusia memiliki kemampuan
kemampuan yang dapat memecahkan problematika hidupnya, telah mempengaruhi
pendidikan, di mana dengan pembaharuanpembaharuan pendidikan telah dapatmempengaruhi manusia untuk maju /progress5. 6ehingga semakin tinggi tingkat
berpikirnya manusia maka semakin tinggi pula tingkat budaya dan peradaban
manusia. Akibatnya anakanak tumbuh menjadi dewasa, masyarakat yang sederhana
dan terbelakang menjadi masyarakat yang komplek dan maju.
II. AI*A? 767?6IAI687
A. Pendahuluan
7sensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada nilainilai kebudayaan yang
telah ada sejak awal peradaban umat manusia. 7sensialisme muncul pada Eaman
*enaissance dengan ciriciri utama yang berbeda dengan progresivisme. Perbedaannya
yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh!leksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan
dengan doktrin tertentu. 7sensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak
pada nilainilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan
dan nilainilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Idealisme dan realisme adalah aliran !ilsa!at yang membentuk corak esensialisme. Dua
aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi
satu dan tidak melepaskan si!atnya yang utama pada dirinya masingmasing.
Dengan demikian *enaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsepkonsep pikir
yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada Eaman itu, esensialisme adalah
konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern. 7sensialisme pertamatama
muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad
pertengahan. 8aka, disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai
manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan Eaman.
*ealisme modern, yang menjadi salah satu eksponen essensialisme, titik berat
tinjauannya adalah mengenai alam dan dunia !isik, sedangkan idealisme modern
sebagai eksponen yang lain, pandanganpandangannya bersi!at spiritual. %ohn "utler
mengutarakan ciri dari keduanya yaitu, alam adalah yang pertamatama memiliki
kenyataan pada diri sendiri, dan dijadikan pangkal ber!ilsa!at. 'ualitaskualitas dari
pengalaman terletak pada dunia !isik. Dan disana terdapat sesuatu yang menghasilkan
penginderaan dan persepsipersepsi yang tidak sematamata bersi!at mental.
Dengan demikian disini jiwa dapat diumpamakan sebagai cermin yang menerimagambarangambaran yang berasal dari dunia !isik, maka anggapan mengenai adanya
kenyataan itu tidak dapat hanya sebagai hasil tinjauan yang menyebelah, berarti bukan
hanya dari subyek atau obyek sematamata, melainkan pertemuan keduanya.
Idealisme modern mempunyai pandangan bahwa realita adalah sama dengan substansi
gagasangagasan /ideide5. Dibalik dunia !enomenal ini ada jiwa yang tidak terbatas
yaitu #uhan, yang merupakan pencipta adanya kosmos. 8anusia sebagai makhluk
yang berpikir berada dalam lingkungan kekuasaan #uhan.
8enurut pandangan ini bahwa idealisme modern merupakan suatu ideide atau
gagasangagasan manusia sebagai makhluk yang berpikir, dan semua ide yang
dihasilkan diuji dengan sumber yang ada pada #uhan yang menciptakan segala sesuatu
yang ada di bumi dan dilangit, serta segala isinya. Dengan menguji dan menyelidikisemua ide serta gagasannya maka manusia akan mencapai suatu kebenaran yang
-
7/25/2019 an pnya.rtf
11/41
berdasarkan kepada sumber yang ada pada Allah 6.
". #okohtokoh 7sensialisme
. (eorg &ilhelm $riedrich Hegel /== 2 05
(ambar 3: (eorg &ilhelm $riedrich HegelHegel mengemukakan adanya sintesa antara
ilmu pengetahuan dan agama menjadi suatu pemahaman yang menggunakan landasanspiritual. 6ebuah penerapan yang dapat dijadikan contoh mengenai sintesa ini adalah
pada teori sejarah. Hegel mengatakan bahwa tiap tingkat kelanjutan, yang dikuasai
oleh hukumhukum yang sejenis. Hegel mengemukakan pula bahwa sejarah adalah
mani!estasi dari berpikirnya #uhan. #uhan berpikir dan mengadakan ekspresi
mengenai pengaturan yang dinamis mengenai dunia dan semuanya nyata dalam arti
spiritual.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
12/41
membentuk, mengatur dalam ruang dan waktu.
Dengan mengambil landasan pikir tersebut, belajar dapat dide!inisikan sebagai jiwa
yang berkembang pada sendirinya sebagai substansi spiritual. %iwa membina dan
menciptakan diri sendiri.
6eorang !ilosu! dan ahli sosiologi yang bernama *oose . $inney menerangkan tentang
hakikat sosial dari hidup mental. Dikatakan bahwa mental adalah keadaan rohani yangpasi!, yang berarti bahwa manusia pada umumnya menerima apa saja yang telah
tertentu yang diatur oleh alam. "erarti pula bahwa pendidikan itu adalah sosial. %adi
belajar adalah menerima dan mengenal secara sungguhsungguh nilainilai sosial
angkatan baru yang timbul untuk ditambah dan dikurangi dan di teruskan kepada
angkatan berikutnya. Dengan demikian pandanganpandangan realisme
mencerminkan adanya dua jenis determinasi mutlak dan determinasi terbatas:
. Determiuisme mutlak, menunjukkan bahwa belajar adalah mengalami halhal yang
tidak dapat dihalanghalangi adanya, jadi harus ada, yang bersamasama membentuk
dunia ini. Pengenalan ini perlu diikuti oleh penyesuaian supaya dapat tercipta suasana
hidup yang harmonis.
+. Determinisme terbatas, memberikan gambaran kurangnya si!at pasi! mengenaibelajar. "ahwa meskipun pengenalan terhadap halhal yang kausati! di dunia ini
berarti tidak dimungkinkan adanya penguasaan terhadap mereka, namun kemampuan
akan pengawas yang diperlukan.
+. Pandangan 7ssensialisme 8engenai 'urikulum
"eberapa tokoh idealisme memandang bahwa kurikulum itu hendaklah berpangkal
pada landasan idiil dan organisasi yang kuat. Herman Harrel Horne dalam bukunya
mengatakan bahwa hendaknya kurikulum itu bersendikan alas !undamen tunggal,
yaitu watak manusia yang ideal dan ciriciri masyarakat yang ideal. 'egiatan dalam
pendidikan perlu disesuaikan dan ditujukan kepada yang serba baik. Atas ketentuan
ini kegiatan atau keakti!an anak didik tidak terkekang, asalkan sejalan dengan
!undamen!undamen yang telah ditentukan.
"ogoslousky, mengutarakan di samping menegaskan supaya kurikulum dapat
terhindar dari adanya pemisahan mata pelajaran yang satu dengan yang lain,
kurikulum dapat diumpamakan sebagai sebuah rumah yang mempunyai empat bagian:
. >niversum:
Pengetahuan merupakan latar belakang adanya kekuatan segala mani!estasi hidup
manusia. Di antaranya adalah adanya kekuatankekuatan alam, asal usul tata surya
dan lainIainnya. "asis pengetahuan ini adalah ilmu pengetahuan alam kodrat yang
diperluas.
+. 6ivilisasi:
'arya yang dihasilkan manusia sebagai akibat hidup masyarakat. Dengan sivilisasimanusia mampu mengadakan pengawasan tcrhadap lingkungannya, mengejar
kebutuhan, dan hidup aman dan sejahtera .
. 'ebudayaan:
'ebudayaan mempakan karya manusia yang mencakup di antaranya !ilsa!at, kesenian,
kesusasteraan, agama, pena!siran dan penilaian mengenai lingkungan.
1. 'epribadian:
"agian yang bertujuan pembentukan kepribadian dalam arti riil yang tidak
bertentangan dengan kepribadian yang ideal. Dalam kurikulum hendaklah diusahakan
agar !aktor!aktor !isik, !isiologi, emosional dan ientelektual sebagai keseluruhan, dapat
berkembang harmonis dan organis, sesuai dengan kemanusiaan ideal.
*obert >lich berpendapat bahwa meskipun pada hakikatnya kurikulum disusun secara!leksibel karena perlu mendasarkan atas pribadi anak, !leksibilitas tidak tepat
-
7/25/2019 an pnya.rtf
13/41
diterapkan pada pemahaman mengenai agama dan alam semesta. >ntuk ini perlu
diadakan perencanaan dengan keseksamaan dan kepastian.
"utler mengemukakan bahwa sejumlah anak untuk tiap angkatan baru haruslah
dididik untuk mengetahui dan mengagumi 'itab 6uci. 6edangkan Demihkevich
menghendaki agar kurikulum berisikan moralitas yang tinggi .
*ealisme mengumpamakan kurikulum sebagai balokbalok yang disusun denganteratur satu sama lain yaitu disusun dari paling sederhana sampai kepada yang paling
kompleks. 6usunan ini dapat diutarakan ibarat sebagai susunan dari alam, yang
sederhana merupakan !undamen at au dasar dari susunannya yang paling kompleks.
%adi bila kurikulum disusun atas dasar pikiran yang demikian akan bersi!at harmonis.
7. Pandangan dan 6ikap 6aya tentang Aliran 7sensialisme
. Pandangan secara
-
7/25/2019 an pnya.rtf
14/41
individu, jasmani dan rohani, adalah makhluk yang semua tata serta kesatuannya
merupakan bagian yang tiada terpisahkan dari alam semesta. Pengertian mengenai
makrokosmos dan mikrokosmos merupakan dasar pengertian mengenai hubungan
antara #uhan dan manusia.
+. Pandangan secara 7pistemologi
#eori kepribadian manusia sebagai re!leksi #uhan adalah jalan untuk mengertiepistemologi esensialisme. 6ebab jika manusia mampu menyadari realita scbagai
mikrokosmos dan makrokosmos, maka manusia pasti mengetahui dalam tingkat atau
kualitas apa rasionya mampu memikirkan kesemestiannya. "erdasarkan kualitas inilah
dia memperoduksi secara tepat pengetahuannya dalam bendabenda, ilmu alam,
biologi, sosial, dan agama.
. Pandangan 'ontraversi %asmaniah dan *ohaniah
Perbedaan idealisme dan realisme adalah karena yang pertama menganggap bahwa
rohani adalah kunci kesadaran tentang realita. 8anusia mengetahui sesuatu hanya di
dalam dan melalui ide, rohaniah. 6ebaliknya realist berpendapat bahwa kita hanya
mengctahui sesuatu realila di dalam melalui jasmani. "agi sebagian penganut realisme,
pikiran itu adalahjasmaniah si!atnya yang tunduk kepada hukumhukum phisis.'onsekuensinya kedua unsur rohani dan jasmani adalah realita kepribadian manusia.
>ntuk mengerti manusia, baik !iloso!is maupun ilmiah haruslah melalui hal tersebut
dan pendekatan rangkap yang sesuai dalam pelaksanaan pendidikan.
+. Pendekatan /Approach5 ldealisme pada Pengetahuan
'ita hanya mengerti rohani kita sendiri, tetapi pengertian ini memberi kesadaran
untuk mengerti realita yang lain. 6ebab kesadaran kita, rasio manusia adalah bagian
dari pada rasio #uhan yang 8aha 6empurna.
8enurut #.H (reen, approach personalisme itu hanya melalui introspeksi. Padahal
manusia tidak mungkin mengetahui sesuatu hanya dengan kesadaran jiwa tanpa
adanya pengamatan. 'arena itu setiap pengalaman mental pasti melalui re!leksi antara
macammacam pengamalan.
. 8enurut #eori 'oneksionisme
#eori ini menyatakan semua makhluk, termasuk manusia terbentuk /tingkah lakunya5
oleh polapola connections between /hubunganhubungan antara5 stimulus dan respon.
Dan manusia dalam hidupnya sdalu membentuk tatajawaban dengan jalan
memperkuat atau memperlemah hubungan antara stimulus dan respon. Dengan
demikian terjadi gabungangabungan hubungan stimulus dan respon, yang sdalu
menunjukkan kualitas yang tinggi dan rendah atau kuat lemah. Di samping
koneksionisme dapat meletakkan pandangan yang lebih meningkat dari assosianisme
dan behi viorisme juga menunjukkan bahwa dalam hal belajar perasaa yang dimilikioleh manusia mempunyai peranan terhadap berhas tidaknya belajar yang dilakukan.
1. #ipe 7pistemologi *ealisme
#erdapat beberapa tipe epistemologi realisme. Di Amerika ada dua tipe yang utama:
a. ?eorealisme
6ecara psikologi neorealisme lebih erat dengan behaviorisme "aginya pengetahuan
diterima, ditanggap langsung oleh pikirar dunia realita. ltulah sebabnya neorialisme
mena!sirkan badan se bagai respon khusus yang berasal dari luar dengan sedikit atat
tanpa adanya proses intelek.
b. )retical *ealisme
Aliran ini menyatakan bahwa media antara inetelek dengan realita adalah seberkas
penginderiF.an dan pengamatan.. Pandangan secara Aksiologi
-
7/25/2019 an pnya.rtf
15/41
Pandangan ontologi dan epistemologi sangat mempengaruhi pandangan aksiologi. "agi
aliran ini, nilainilai berasal, tergantung pada pandangunpandangan idealisme dan
realisme sebab essensialisme terbina aleh kedua syarat tersebut.
a. #eori ?ilai 8enurut Idealisme
Penganut idealisme berpegang bahwa hukumhukum etika adalah hukum kosmos,karena itu seseorang dikatakan baik jika banyak interakti! berada di dalam dan
melaksanakan hukumhukum itu. 8enurut idealisme bahwa sikap, tingkah laku dan
ekspresi perasaan juga mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan buruk. ntuk ini,
ekspresi perasaan yang mencerminkan adanya serba kesungguhan dan kesenangan
terhadap pakaian resmi yang dikenakan dapat menunjukkan keindahan baik pakaian
dan suasana kesungguhan tersebut.
(eorge 6antayana memadukan antara aliran idealisme dan aliran realisme dalam suatu
sintesa dengan mengatakan bahwa nilai itu tidak dapat ditandai dengan suatu konsep
tunggal, karena minat, perhatian dan pengalaman seseorang turut menentukan adanyakualitas tertentu. &alaupun idealisme menjunjung asas otoriter at au nilainilai, namun
juga tetap mengakui bahwa pribadi secara akti! bersi!at menentukan nilainilai itu atas
dirinya sendiri /memilih, melaksanakan5.
b.#eori ?ilai 8enurut *ealisme
Prinsip sederhana realisme tentang etika ialah melalui asas ontologi bahwa sumber
semua pengetahuan manusia terletak pada keteraturan lingkungan hidupnya. Dapat
dikatakan bahwa mengenai masalah baikburuk khususnya dan keadaan manusia pada
umumnya, realisme bersandarkan atas keilumuan dan lingkungan. Perbuatan
seseorang adalah hasil perpaduan yang timbul sebagai akibat adanya saling hubungan
antara pembawapembawa !isiologis dan pengaruhpengaruh dari Iingkungan.
III. AI*A? P*A(8A#I687
A. Pendahuluan
Pragmatisme adalah aliran pemikiran yang memandang bahwa benar tidaknya suatu
ucapan, dalil, atau teori, sematamata bergantung kepada ber!aedah atau tidaknya
ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya.
Ide ini merupakan budaya dan tradisi berpikir Amerika khususnya dan "arat pada
umumnya, yang lahir sebagai sebuah upaya intelektual untuk menjawab problem
problem yang terjadi pada awal abad ini.
". #okohtokoh PragmatismePragmatisme /dari bahasa @unani: pragma, artinya yang dikerjakan, yang dilakukan,
perbuatan, tindakan5 merupakan sebutan bagi !ilsa!at yang dikembangkan oleh
&illiam %ames /01+ 45 di Amerika 6erikat. 8enurut !ilsa!at ini, benar tidaknya
suatu ucapan, dalil atau teori sematamata bergantung pada manusia dalam bertindak.
Istilah pragmaticisme ini diangkat pada tahun 039 oleh )harles 6. Pierce /04415
sebagai doktrin pragmatisme. Doktrin dimaksud selanjutnya diumumkan pada tahun
4=0.
Diakui atau tidak, paham pragmatisme menjadi sangat berpengaruh dalam pola pikir
bangsa Amerika 6erikat. Pengaruh pragmatisme menjalar di segala aspek kehidupan,
tidak terkecuali di dunia pendidikan. 6alah satu tokoh sentral yang sangat berjasa
dalam pengembangan pragmatisme pendidikan adalah %ohn Dewey /094 49+5.Pragmatisme Dewey merupakan sintensis pemikiranpemikiran )harles 6. Pierce dan
-
7/25/2019 an pnya.rtf
16/41
&illiam %ames. Dewey mencapai popularitasnya di bidang logika, etika epistemologi,
!ilsa!at politik, dan pendidikan.
). #empat Asal Aliran Pragmatisme Dikembangkan
Pragmatisme tak dapat dilepaskan dari keberadaan dan perkembangan ideide
sebelumnya di 7ropa, sebagaimana tak bisa diingkari pula adanya pengaruh dan imbasbaliknya terhadap ideide yang dikembangkan lebih lanjut di 7ropa. &illiam %ames
mengatakan bahwa Pragmatisme yang diajarkannya, merupakan nama baru bagi
sejumlah cara berpikir lamaJ. Dan dia sendiri pun menganggap pemikirannya sebagai
kelanjutan dari 7mpirisme Inggris, seperti yang dirintis oleh $rancis "acon /93
3+35, yang kemudian dikembangkan oleh #homas Hobbes /9903=45 dan %ohn ocke
/3+=15. Pragmatisme, di samping itu, telah mempengaruhi !ilsa!at 7ropa dalam
berbagai bentuknya, baik !ilsa!at 7ksistensialisme maupun ?eorealisme dan
?eopositivisme.
Pragmatisme, telah menjadi semacam ruh yang menghidupi tubuh ideide dalam
ideologi 'apitalisme, yang telah disebarkan "arat ke seluruh dunia melalui penjajahan
dengan gaya lama maupun baru. Dalam konteks inilah, Pragmatisme dapat dipandangberbahaya karena telah mengajarkan dua sisi kekeliruan sekaligus kepada dunia2yakni
standar kebenaran pemikiran dan standar perbuatan manusia.
Atas dasar itu, mereka yang bertanggung jawab terhadap kemanusiaan tak dapat
mengelak dari sebuah tugas mulia yang menantang, yakni menjinakkan bahaya
Pragmatisme dengan mengkaji dan mengkritisinya, sebagai landasan strategis untuk
melakukan dekonstruksi /penghancuran bangunan ide5 Pragmatisme, sekaligus untuk
mengkonstruk ideologi dan peradaban Islam sebagai alternati! dari 'apitalisme yang
telah mengalami pembusukan dan hanya menghasilkan penderitaan pedih bagi umat
manusia.
. Hakikat Pragmatisme
Deskripsi mengenai Pragmatisme akan diawali dengan penjelasan ringkas tentang
sejarah mata rantai pemikiran "arat, agar diperoleh gambaran komprehensi! tentang
posisi Pragmatisme dalam konstelasi pemikiran "arat.
Asal >sul Pragmatisme
(ambar =: #homas Auinas6etelah melalui Abad Pertengahan /abad ;K; 85 yang
gelap dengan ajaran gereja yang dominan, "arat mulai menggeliat dan bangkit dengan
*enaissance, yakni suatu gerakan atau usaha 2yang berkisar antara tahun 13
82 untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik @unani dan *omawi. "erbeda
dengan tradisi Abad Pertengahan yang hanya mencurahkan perhatian pada masalah
meta!isik yang abstrak, seperti masalah #uhan, manusia, kosmos, dan etika,
*enaissance telah membuka jalan ke arah aliran 7mpirisme. &illiam
-
7/25/2019 an pnya.rtf
17/41
teknik berpikir indukti!nya, yang berbeda dengan teknik dedukti! Aristoteles /dengan
logika silogismenya5 yang diajarkan pada Abad Pertengahan. %adi, "arat tidak
mengambil !ilsa!at @unani apa adanya, sebab justru !ilsa!at @unani itulah yang menjadi
dasar !ilsa!at 'risten pada Abad Pertengahan, baik periode Patristik /1 85
dengan !ilsa!at 7manasi ?eoplatonisme yang dikembangkan oleh Augustinus /9115,
maupun periode 6cholastik / 1 85 dengan !ilsa!at #homisme yang bersandarpada Aristoteles. 6emua !ilsa!at @unani ini membahas meta!isika, tidak membahas
!akta empirik sebagaimana yang dituntut oleh *enaissance. %adi, semangat *enaissance
itu tidak bersumber pada !ilsa!at @unaninya itu sendiri, tetapi pada karakternya yang
terlepas dari agama.
*enaissance juga diperkuat adanya *e!ormasi, sebuah upaya pemberontakan terhadap
dominasi gereja 'atholik yang dirintis oleh 8arthin uther di %erman /9=5. (erakan
ini bertolak dari korupsi umum dalam gereja 2seperti penjualan 6urat #anda
Pengampunan Dosa /A!llatbrieven52, penindasannya yang telanjang, dan dominasinya
terhadap negaranegara 7ropa. 8eskipun *e!ormasi tidak secara langsung ikut
memperjuangkan apa yang disebut pembebasan akalJ, tetapi gerakan ini secara tak
sadar telah memperkuat *enasissance dengan mempelopori kebebasan beragama/Protestan5 dan telah memperlemah posisi (ereja dengan memecah kekuatan (ereja
menjadi dua aliran 'atholik dan Protestan. 'ritikkritik terhadap Injil di %erman
sekitar abad K;II juga dianggap implikasi tak langsung dari adanya *e!ormasi.
8eskipun demikian, (ereja 'atholik dan tokoh *e!ormasi memiliki sikap sama
terhadap upaya *enaissance, yakni menentang ideide yang tidak sesuai dengan Injil.
)alvin, seorang tokoh *e!ormasi di %enewa /6wiss5, mendukung pembakaran hidup
hidup terhadap 6ervetus dari 6panyol /995, yang menentang #rinitas. (ereja
'atholik dan *e!ormasi juga samasama menolak ide )opernicus /915 tentang
matahari sebagai pusat tatasurya, seraya mempertahankan doktrin Ptolemeus yang
menganggap bumi sebagai pusat tatasurya.
Pada abad K;II, perkembangan *enaissance telah melahirkan dua aliran pemikiran
yang berbeda : aliran *asionalisme dengan tokohtokohnya seperti *ene Descartes
/943395, "aruch 6pinoEa /3+3==5, dan Pascal /3+33+5, dan aliran
7mpirisme dengan tokohtokohnya #homas Hobbes /9903=45, %ohn ocke /3+
=15. *asionalisme memandang bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya
adalah rasio /akal5, sedang 7mpirisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan
adalah empiri, atau pengalaman manusia dengan menggunakan panca inderanya.
'emudian datanglah 8asa Pencerahan /Au!klarung5 pada abad K;III yang dirintis
oleh Isaac ?ewton /31+=+=5, sebagai perkembangan lebih jauh dari *asionalisme
dan 7mpirisme dari abad sebelumnya. Pada abad sebelumnya, !okus pembahasannya
adalah pemberian interpretasi baru terhadap dunia, manusia, dan #uhan. 6edang pada8asa Au!klarung, pembahasannya lebih meluas mencakup segala aspek kehidupan
manusia, seperti aspek pemerintahan dan kenegaraan, agama, ekonomi, hukum,
pendidikan dan sebagainya.
"ertolak dari prinsipprinsip 7mpirisme %ohn ocke, (eorge "erkeley /309=95
mengembangkan immaterialismeJ, sebuah pandangan yang lebih ekstrim daripada
pandangan %ohn ocke. %ika ocke berpandangan bahwa kita dapat mengenal esensi
sebenarnya /hakikat5 dari !enomena material dan spiritual, "erkeley menganggap
bahwa substansisubstansi material itu tidak ada, @ang ada adalah ciriciri yang
diamati. Pandangan ocke dan "erkeley dikembangkan lebih lanjut oleh David Hume
/===35, dengan dua ide pokoknya yakni tentang skeptisisme /keraguraguan5
ekstrim bahwa !ilsu! itu mampu menemukan kebenaran tentang apa saja, dankeyakinan bahwa pengetahuan tentang manusiaJ akan dapat menjelaskan hakikat
-
7/25/2019 an pnya.rtf
18/41
pengetahuan yang dimiliki manusia.
6elain (eorge "erkeley dan David Hume, Immanuel 'ant /=+1015 juga dianggap
salah seorang tokoh 8asa Pencerahan. $ilsa!at 'ant disebut 'ritisisme, yakni aliran
yang mencoba mensintesiskan secara kritis 7mpirisme yang dikembangkan ocke yang
bermuara pada 7mpirisme Hume, dengan *asionalisme dari Descartes. 'ant mulai
menelaah batasbatas kemampuan rasio, berbeda dengan dengan para pemikir*asionalisme yang mempercayai kemampuan rasio bulatbulat. ?amun demikian, 'ant
juga mempercayai 7mpirisme. &alhasil dia berpandangan bahwa semua pengetahuan
mulai dari pengalaman, namun tidak berarti semua dari pengalaman.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
19/41
-
7/25/2019 an pnya.rtf
20/41
dide!inisikan. 6emua kebenaran pernyataan ini, harus diuji dengan konsekuensi
praktisnya melalui pengalaman.
John Dewey mengembangkan lebih jauh mengembangkan Pragm
sme James. Jika James mengembangkan Pragmatisme untuk memecahkan masalah-masalah
individu, maka Dewey mengembangkan Pragmatisme dalam rangka mengarahkan kegiatan
intelektual untuk mengatasi masalah sosial yang timbul di awal abad ini. Dewey
menggunakan pendekatan biologis dan psikologis, berbeda dengan James yang tidak
menggunakan pendekatan biologis. Dewey menerapkan Pragmatismenya dalam dunia
pendidikan Amerika dengan mengembangkan suatu teori problem solving, yang mempunyai
langkah-langkah sebagai berikut:
. !erasakan adanya masalah
". !enganalisis masalah itu, dan menyusun hipotesis-hipotesis yang mungkin.
. 8engumpulkan data untuk memperjelas masalah.
1. 8emilih dan menganalisis hipotesis.
9. 8enguji, mencoba, dan membuktikan hipotesis dengan melakukan
eksperimenLpengujian.
8eskipun berbedabeda penekanannya, tetapi ketiga pemikir utama Pragmatisme
menganut garis yang sama, yakni kebenaran suatu ide harus dibuktikan dengan
pengalaman.
Demikianlah Pragmatisme berkhotbah dan menggurui dunia, bahwa yang benar itu
hanyalah yang mempengaruhi hidup manusia serta yang berguna dalam praktik dan
dapat memenuhi kebutuhan manusia.
D. Pandangan Pragmatisme dan Penerapannya di "idang Pendidikan
. Pengalaman dan Pertumbuhan
Pemikiran %ohn Dewey banyak dipengaruhi oleh teori evolusi )harles Darwin /04
00+5 yang mengajarkan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu proses, dimulai
dari tingkatan terendah dan berkembang maju dan meningkat. Hidup tidak statis,
melainkan bersi!at dinamis. All is in the making, semuanya dalam perkembangan.
Pandangan Dewey mencerminkan teori evolusi dan kepercayaannya pada kapasitas
manusia dalam kemajuan moral dan lingkungan masyarakat, khusunya malalui
pendidikan.
8enurut Dewey, dunia ini penciptaannya belum selesai. 6egala sesuatu berubah,
tumbuh, berkembang, tidak ada batas, tidak statis, dan tidak ada !inalnya. "ahkan,
hukum moral pun berubah, berkembang menjadi sempurna. #idak ada batasan hukum
moral dan tidak ada prinsipprinsip abadi, baik tingkah laku maupun pengetahuan.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
21/41
Pengalaman /eBperience5 adalah salah satu kunci dalam !ilsa!at instrumentalisme.
Pengalaman merupakan keseluruhan aktivitas manusia yang mencakup segala proses
yang saling mempengaruhi antara organisme yang hidup dalam lingkungan sosial dan
!isik. $ilsa!at instrumentalisme Dewey dibangun berdasarkan asumsi bahwa
pengetahuan berpangkal dari pengalamanpengalaman dan bergerak kembali menuju
pengalaman. >ntuk menyusun kembali pengalamanpengalaman tersebut diperlukan
pendidikan yang merupakan trans!ormasi yang terawasi dari keadaan tidak menentu
ke arah keadaan tertentu. Pandangan Dewey mengenai pendidikan tumbuh bersamaan
dengan kerjanya di laboratorium sekolah untuk anakanak di >niversity o! )hicago. Di
lembaga ini, Dewey mencoba untuk mengupayakan sekolah sebagai miniatur
komunitas yang menggunakan pengalamanpengalaman sebagai pijakan. Dengan
model tersebut, siswa dapat melakukan sesuatu secara bersamasama dan belajar
untuk memantapkan kemampuannya dan keahliannya.
6ebagai tokoh pragmatisme, Dewey memberikan kebenaran berdasarkan man!aatnya
dalam kehidupan praktis, baik secara individual maupun kolekti!.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
22/41
kelanjutan penerang hidup. 6ekolah hanya dapat memberikan kita alat pertumbuhan
mental, sedangkan pendidikan yang sebenarnya adalah saat kita telah meninggalkan
bangku sekolah, dan tidak ada alasan mengapa pendidikan harus berhenti sebelum
kematian menjemput.
#ujuan pendidikan adalah e!isiensi sosial dengan cara memberikan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam kegiatankegiatan demi pemenuhan kepentingan dan
kesejahteraan bersama secara bebas dan maksimal. #ata susunan masyarakat yang
dapat menampung individu yang memiliki e!isiensi di atas adalah sistem demokrasi
yang didasarkan atas kebebasan, asas saling menghormati kepentingan bersama, dan
asas ini merupakan sarana kontrol sosial. 8engenai konsep demokrasi dalam
pendidikan, Dewey berpendapat bahwa dalam proses belajar siswa harus diberikan
kebebasan mengeluarkan pendapat. 6iswa harus akti! dan tidak hanya menerima
pengetahuan yang diberikan oleh guru. "egitu pula, guru harus menciptakan suasana
agar siswa senantiasa merasa haus akan pengetahuan.
'arena pendidikan merupakan proses masyarakat dan banyak terdapat macam
masyarakat, maka suatu kriteria untuk kritik dan pembangunan pendidikan
mengandung citacita utama dan istimewa. 8asyarakat yang demikian harus memiliki
semacam pendidikan yang memberikan interes perorangan kepada individu dalam
hubungan kemasyarakatan dan mempunyai pemikiran yang menjamin perubahan
perubahan sosial.
Dasar demokrasi adalah kepercayaan dalam kapasitasnya sebagai manusia. @akni,
kepercayaan dalam kecerdasan manusia dan dalam kekuatan kelompok serta
pengalaman bekerja sama. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa semua dapat
menumbuhkan dan membangkitkan kemajuan pengetahuan dan kebijaksanaan yang
dibutuhkan dalam kegiatan bersama.
Ide kebebasan dalam demokrasi bukan berarti hak bagi individu untuk berbuat
sekehendak hatinya. Dasar demokrasi adalah kebebasan pilihan dalam perbuatan
/serta pengalaman5 yang sangat penting untuk menghasilkan kemerdekaan inteligent.
"entukbentuk kebebasan adalah kebebasan dalam berkepercayaan, mengekspresikan
pendapat, dan lainlain. 'ebebasan tersebut harus dijamin, sebab tanpa kebebasan
setiap individu tidak dapat berkembang.
$ilsa!at tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, karena !ilsa!at pendidikan merupakan
rumusan secara jelas dan tegas membahas problema kehidupan mental dan moral
dalam kaitannya dengan menghadapi tantangan dan kesulitan yang timbul dalam
-
7/25/2019 an pnya.rtf
23/41
realitas sosial dewasa ini. Problema tersebut jelas memerlukan pemecahan sebagai
solusinya. Pikiran dapat dipandang sebagai instrumen yang dapat menyelesaikan
problema dan kesulitan tersebut.
Di dalam !ilsa!at %ohn Dewey disebutkan adanya eBperimental continum atau
rangkaian kesatuan pengalaman, yaitu proses pendidikan yang semula dari
pengalaman menuju ide tentang kebiasaan /habit5 dan diri /sel!5 kepada hubungan
antara pengetahuan dan kesadaran, dan kembali lagi ke pendidikan sebagai proses
sosial. 'esatuan rangkaian pengalaman tersebut memiliki dua aspek penting untuk
pendidikan, yaitu hubungan kelanjutan individu dan masyarakat serta hubungan
kelanjutan pikiran dan benda.
7. Pandangan dan 6ikap 6aya tentang Aliran Pragmatisme
'ekeliruan Pragmatisme dapat dibuktikan dalam tiga tataran pemikiran :
. Pandangan dari 6egi andasan Ideologi
Pragmatisme dilandaskan pada pemikiran dasar /Aidah5 pemisahan agama dari
kehidupan /sekularisme5. Hal ini nampak dari perkembangan historis kemunculan
Pragmatisme, yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari 7mpirisme. Dengan
demikian, dalam konteks ideologis, Pragmatisme berarti menolak agama sebagai
sumber ilmu pengetahuan.
Aidah pemisahan agama dari kehidupan adalah landasan ideologi 'apitalisme.
Aidah ini, sebenarnya bukanlah hasil proses berpikir. "ahkan, tak dapat dikatakan
sebagai pemikiran yang logis. Aidah pemisahan agama dari kehidupan tak lain
hanyalah penyelesaian yang berkecenderungan ke arah jalan tengah atau bersikap
moderat, antara dua pemikiran yang kontradikti!. 'edua pemikiran ini, yang pertama
adalah pemikiran yang diserukan oleh tokohtokoh gereja di 7ropa sepanjang Abad
Pertengahan /abad ; K; 85, yakni keharusan menundukkan segala sesuatu urusan
dalam kehidupan menurut ketentuan agama. 6edangkan yang kedua, adalah pemikiran
sebagian pemikir dan !ilsu! yang mengingkari keberadaan Al 'hali.
%adi, pemikiran pemisahan agama dari kehidupan merupakan jalan tengah di antara
dua sisi pemikiran tadi. Penyelesaian jalan tengah, sebenarnya mungkin saja terwujud
di antara dua pemikiran yang berbeda /tapi masih mempunyai asas yang sama5.
?amun penyelesaian seperti itu tak mungkin terwujud di antara dua pemikiran yang
kontradikti!. 6ebab dalam hal ini hanya ada dua kemungkinan. @ang pertama, ialah
mengakui keberadaan Al 'hali yang menciptakan manusia, alam semesta, dan
kehidupan. Dan dari sinilah dibahas, apakah Al 'hali telah menentukan suatu
-
7/25/2019 an pnya.rtf
24/41
peraturan tertentu lalu manusia diwajibkan untuk melaksanakannya dalam kehidupan,
dan apakah Al 'hali akan menghisab manusia setelah mati mengenai keterikatannya
terhadap peraturan Al 'hali ini.
6edang yang kedua, ialah mengingkari keberadaan Al 'hali. Dan dari sinilah dapat
dicapai suatu kesimpulan, bahwa agama tidak perlu lagi dipisahkan dari kehidupan,
tapi bahkan harus dibuang dari kehidupan.
Adapun pendapat yang mengatakan bahwa keberadaan Al 'hali tidaklah lebih
penting daripada ketiadaan?ya, maka ini adalah suatu ide yang tidak memuaskan
akal dan tidak menenteramkan jiwa.
%adi, berdasarkan !akta bahwa aidah 'apitalisme adalah jalan tengah di antara
pemikiranpemikiran kontradikti! yang mustahil diselesaikan dengan jalan tengah,
maka sudah cukuplah bagi kita untuk mengkritik dan membatalkan aidah ini. #ak
ada bedanya apakah aidah ini dianut oleh orang yang mempercayai keberadaan Al
'hali atau yang mengingkari keberadaan?ya.
#etapi dalam hal ini dalil ali /dalil yang berlandaskan keputusan akal5 yang athMi
/yang bersi!at pasti5, membuktikan bahwa Al 'hali itu ada dan Dialah yang
menciptakan manusia, alam semesta, dan kehidupan. Dalil tersebut juga membuktikan
bahwa Al 'hali ini telah menetapkan suatu peraturan bagi manusia dalam
kehidupannya, dan bahwasanya Dia akan menghisab manusia setelah mati mengenai
keterikatannya terhadap peraturan Al 'hali tadi.
8enjadi !okus pembahasan di sini ialah aidah 'apitalisme itu sendiri dan penjelasan
mengenai kebatilannya. Dan kebatilan 'apitalisme cukup dibuktikan dengan
menunjukkan bahwa aidah 'apitalisme tersebut merupakan jalan tengah antara dua
pemikiran yang kontradikti!, dan bahwa aidah tersebut tidak dibangun atas dasar
pembahasan akal.
'ritik yang merobohkan aidah 'apitalisme ini, sesungguhnya sudah cukup untuk
merobohkan ideologi 'apitalisme secara keseluruhan. 6ebab, seluruh pemikiran
cabang yang dibangun di atas landasan yang batil 2termasuk dalam hal ini
Pragmatisme2 pada hakekatnya adalah batil juga.
1. 'ritik dari 6egi 8etode "erpikir
Pragmatisme yang tercabang dari 7mpirisme nampak jelas menggunakan 8etode
Ilmiah /Ath #hari Al Ilmiyah5, yang dijadikan sebagai asas berpikir untuk segala
bidang pemikiran, baik yang berkenaan dengan sains dan teknologi maupun ilmuilmu
sosial. Ini adalah suatu kekeliruan.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
25/41
8etode Ilmiah adalah suatu metode tertentu untuk melakukan
pembahasanLpengkajian untuk mencapai kesimpulan pengertian mengenai hakekat
materi yang dikaji, melalui serangkaian percobaanLeksperimen yang dilakukan
terhadap materi.
8emang, metode ini merupakan metode yang benar untuk objekobjek yang bersi!at
materiL!isik seperti halnya dalam sains dan teknologi. #etapi menjadikan 8etode
Ilmiah sebagai landasan berpikir untuk segala sesuatu pemikiran adalah suatu
kekeliruan, sebab yang seharusnya menjadi landasan pemikiran adalah 8etode
AkliyahL*asional /Ath #hari Al Aliyah5, bukan 8etode Ilmiah. 6ebab, 8etode
Ilmiah itu sesungguhnya hanyalah cabang dari 8etode Akliyah.
8etode Akliyah adalah sebuah metode berpikir yang terjadi dalam proses pemahaman
sesuatu sebagaimana de!inisi akal itu sendiri, yaitu proses trans!er realitas melalui
indera ke dalam otak, yang kemudian diinterpretasikan dengan sejumlah in!ormasi
sebelumnya yang bermukim dalam otak.
8etode Akliyah ini sesungguhnya merupakan asas bagi kelahiran 8etode Ilmiah, atau
dengan kata lain 8etode Ilmiah sesungguhnya tercabang dari 8etode Akliyah.
Argumen untuk ini, sebagaimana disebutkan #aiyuddin An ?abhani dalam At #a!kir
halaman +, ada dua point :
a. "ahwa untuk melaksanakan eksperimen dalam 8etode Ilmiah, tak dapat tidak pasti
dibutuhkan in!ormasiin!ormasi sebelumnya. Dan in!ormasi sebelumnya ini, diperoleh
melalui 8etode Akliyah, bukan 8etode Ilmiah. 8aka, 8etode Akliyah berarti menjadi
dasar bagi adanya 8etode Ilmiah.
b. "ahwa 8etode Ilmiah hanya dapat mengkaji objekobjek yang bersi!at !isikLmaterial
yang dapat diindera. Dia tak dapat digunakan untuk mengkaji objekobjek pemikiran
yang tak terindera seperti sejarah, bahasa, logika, dan halhal yang ghaib. 6edang
8etode Akliyah, dapat mengkaji baik objek material maupun objek pemikiran. 8aka
dari itu, 8etode Akliyah lebih tepat dijadikan asas berpikir, sebab jangkauannya lebih
luas daripada 8etode Ilmiah.
Atas dasar dua argumen ini, maka 8etode Ilmiah adalah cabang dari 8etode Akliyah.
%adi yang menjadi landasan bagi seluruh proses berpikir adalah 8etode Akliyah,
bukan 8etode Ilmiah, sebagaimana yang terdapat dalam Pragmatisme.
9. 'ritik #erhadap Pragmatisme Itu 6endiri
Pragmatisme adalah aliran yang mengukur kebenaran suatu ide dengan kegunaan
praktis yang dihasilkannya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ide ini keliru dari
-
7/25/2019 an pnya.rtf
26/41
tiga sisi. Pertama, Pragmatisme mencampur adukkan kriteria kebenaran ide dengan
kegunaan praktisnya. 'ebenaran suatu ide adalah satu hal, sedang kegunaan praktis
ide itu adalah hal lain. 'ebenaran sebuah ide diukur dengan kesesuaian ide itu dengan
realitas, atau dengan standarstandar yang dibangun di atas ide dasar yang sudah
diketahui kesesuaiannya dengan realitas.
6edang kegunaan praktis suatu ide untuk memenuhi hajat manusia, tidak diukur dari
keberhasilan penerapan ide itu sendiri, tetapi dari kebenaran ide yang diterapkan.
8aka, kegunaan praktis ide tidak mengandung implikasi kebenaran ide, tetapi hanya
menunjukkan !akta terpuaskannya kebutuhan manusia. 'edua, Pragmatisme
mena!ikan peran akal manusia. 8enetapkan kebenaran sebuah ide adalah aktivitas
intelektual dengan menggunakan standarstandar tertentu. 6edang penetapan
kepuasan manusia dalam pemenuhan kebutuhannya adalah sebuah identi!ikasi
instinkti!. 8emang identi!ikasi instinkti! dapat menjadi ukuran kepuasan manusia
dalam pemuasan hajatnya, tapi tak dapat menjadi ukuran kebenaran sebuah ide.
8aka, Pragmatisme berarti telah mena!ikan aktivitas intelektual dan menggantinya
dengan identi!ikasi instinkti!. Atau dengan kata lain, Pragmatisme telah menundukkan
keputusan akal kepada kesimpulan yang dihasilkan dari identi!ikasi instinkti!. 'etiga.
Pragmatisme menimbulkan relativitas dan kenisbian kebenaran sesuai dengan
perubahan subjek penilai ide 2baik individu, kelompok, dan masyarakat2 dan
perubahan konteks waktu dan tempat. Dengan kata lain, kebenaran hakiki
Pragmatisme baru dapat dibuktikan 2menurut Pragmatisme itu sendiri2 setelah
melalui pengujian kepada seluruh manusia dalam seluruh waktu dan tempat. Dan ini
mustahil dan tak akan pernah terjadi. 8aka, Pragmatisme berarti telah menjelaskan
inkonsistensi internal yang dikandungnya dan mena!ikan dirinya sendiri.
3. 'ontradiksi Pragmatisme Dengan Islam
%elas sekali bahwa Pragmatisme 2sebagai standar ide dan perbuatan2 sangat
bertentangan dengan Islam. 6ebab Islam memandang bahwa standar perbuatan adalah
halal haram, yaitu perintahperintah dan laranganlarangan Allah. "ukan
keman!aatan atau kegunaan riil untuk memenuhi kebutuhan manusia yang dihasilkan
oleh sebuah ide, ajaran, teori, atau hipotesis.
Allah 6 ber!irman :
"erilah keputusan di antara mereka dengan apa yang diturunkan AllahJ /Al
8aaidah : 105
-
7/25/2019 an pnya.rtf
27/41
6yaikh An ?abhani menjelaskan ayat ini dalam 8uaddimah Dustur, bahwa ukuran
perbuatan adalah apa yang diturunkan oleh Allah, bukan konsekuensikonsekuesi yang
dihasilkan dari aktivitasaktivitas manusia.
6elain itu, Allah 6 telah memerintahkan untuk mengikuti apa yang diturunkan
?ya, yaitu 6yariMat Islam. Allah 6 ber!irman :
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari #uhanmu, dan janganlah kamu
mengikuti wali /pemimpinLsahabatLsekutu5 selainnyaNJ /Al AMraa! :5
8a!hum 8ukhala!ah /pengertian kebalikan5 dari ayat di atas adalah, janganlah kita
mengikuti apa yang tidak diturunkan Allah, termasuk man!aatman!aat atau
kegunaankegunaan yang muncul sebagai konsekuensi dari aktivitas kita, sebab
semuanya bukan termasuk apa yang diturunkan Allah.
Allah 6 juga telah ber!irman :
Apa yang diberikan oleh *asul kepadamu, maka ambillah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah diaNJ /Al Hasyr : =5
8a!hum 8ukhala!ah ayat ini adalah, janganlah kita mengambil apa saja /pandangan
hidup5 yang tidak berasal dari *asul, termasuk ide Pragmatisme. Ide ini tidak berasal
dari 8uhammad *asulullah saw, tetapi dari orangorang ka!ir yang berasal dari 7ropa
dan Amerika.
%elas, bahwa Pragmatisme bertentangan dengan Islam. 6ebab ukuran perbuatan dalam
Islam adalah perintah dan larangan Allah, bukan man!aat riil suatu ide untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
?amun demikian, bukan berarti Islam tidak memperhatikan keman!aatan. Islam
terbukti telah memperhatikan aspek keman!aatan, seperti misalnya sabda *asulullah
saw :
Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga
perkara shadaah jariyah, ilmu yang berman!aat, anak shaleh yang mendoakan kedua
orang tuanya.J /H6*. 8uslim5
"enar, Islam memang memperhatikan keman!aatan, tetapi keman!aatan yang telah
dibenarkan oleh syaraM, bukan keman!aatan secara mutlak tanpa distandarisasi lebih
dulu oleh syaraM. Hal ini karena nashnash yang berhubungan dengan man!aat tidak
dapat dipahami secara terpisah dari nashnash lain yang menegaskan aspek halal
haram. 8aka, keman!aatan yang diperhatikan oleh Islam adalah keman!aatan yang
dibenarkan oleh syaraM, bukan sembarang man!aat.
%adi, ketika dinyatakan bahwa standar perbuatan adalah syaraM, dan bukan man!aat,
-
7/25/2019 an pnya.rtf
28/41
maka hal ini tidak berarti bahwa Islam mena!ikan aspek keman!aatan. #etapi
maknanya adalah, man!aat itu bukan standar kebenaran untuk ide atau perbuatan
manusia. 6edang keman!aatan yang dibenarkan Islam, yakni yang telah diukur dan
ditakar dengan standar halal haram, maka itu adalah man!aat yang yang dapat diambil
oleh manusia sesuai kehendaknya.
=. Dekonstruksi Pragmatisme, 6uatu 'ewajiban
Pragmatisme adalah ide batil dan ide ku!ur yang sangat mungkar, karena ide tersebut
dibangun di atas landasan ideologi yang ku!ur, dihasilkan dengan metode berpikir yang
tidak tepat, serta mengandung kerancuan dan kekacauan pada dirinya sendiri.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
29/41
praktisnya, dan pada kegunaan serta kepuasan yang dibawanya. Pendeknya, ia mampu
mengarahkan manusia kepada !akta atau realitas yang dinyatakan dalam teori
tersebut.
Pragmatisme mempunyai dua si!at, yaitu merupakan kritik terhadap pendekatan
ideologis dan prinsip pemecahan masalah. 6ebagi kritik terhadap pendekatan ideologis,
pragmatisme mempertahankan relevansi sebuah ideologi bagi pemecahan, misalnya
!ungsi pendidikan. Pragmatisme mengkritik segala macam teori tentang citacita,
!ilsa!at, rumusanrumusan abstrak yang sama sekali tidak memiliki konsekuansi
praktis. "agi kaum pragmatis, yang penting bukan keindahan suatu konsepsi
melainkan hubungan nyata pada pendekatan masalah yang dihadapi masyarakat.
6ebagai prinsip pemecahan masalah, pragmatisme mengatakan bahwa suatu gagasan
atau strategi terbukti benar apabila berhasil memecahkan masalah yang ada,
mengubah situasi yang penuh keraguan dan keresahan sedemikian rupa, sehingga
keraguan dan keresahan tersebut hilang.
Dalam kedua si!at tersebut terkandung segi negati! pragmatisme dan segisegi
positi!nya. Pragmatisme, misalnya, mengabaikan peranan diskusi. %ustru di sini
muncul masalah, karena pragmatisme membuang diskusi tentang dasar
pertanggungjawaban yang diambil sebagai pemecahan atas masalah tertentu.
6edangkan segi positi!nya tampak pada penolakan kaum pragmatis terhadap
perselisihan teoritis, pertarungaan ideologis serta pembahasan nilainilai yang
berkepanjangan, demi sesegera mungkin mengambil tindakan langsung.
Dalam kaitan dengan dunia pendidikan, kaum pragmatisme menghendaki pembagian
yang tetap terhadap persoalan yang bersi!at teoritis dan praktis. Pengembangan
terhadap yang teoritis akan memberikan bekal yang bersi!at etik dan normati!,
sedangkan yang praktis dapat mempersiapkan tenaga pro!esional sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Proporsionalisasi yang teoritis dan praktis itu penting agar
pendidikan tidak melahirkan materialisme terselubung ketika terlalu menekankan
yang praktis. Pendidikan juga tidak dapat mengabaikan kebutuhan praktis
masyarakat, sebab kalau demikian yang terjadi berarti pendidikan tersebut dapat
dikatakan dis!ungsi, tidak memiliki konsekuansi praktis.
I;. AI*A? P7*7?IAI687
A. Pendahuluan
". #empat Asal Aliran Perenialisme Dikembangkan
-
7/25/2019 an pnya.rtf
30/41
Di Eaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis diberbagai bidang
kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. >ntuk mengembalikan
keadaan krisis ini, maka perenialisme memberikan jalan keluur yaitu berupa kembali
kepada kebudayaan masa lampau yang dianggap cukup ideal dan teruji
ketangguhannya. >ntuk itulah pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat
perhatiannya kepada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.
%elaslah bila dikatakan bahwa pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kepada
masa lampau, karena dengan mengembalikan keapaan masa lampau ini, kebudayaan
yang dianggap krisis ini dapat teratasi melalui perenialisme karena ia dapat
mengarahkan pusat perhatiannya pada pendidikan Eaman dahulu dengan sekarang.
Perenialisme rnemandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses
mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan sumbangan yang
berpengaruh baik teori maupun praktek bagi kebuoayaan dan pendidikan Eaman
sekarang.
Dari pendapat ini sangatlah tepat jika dikatakan bahwa perenialisme mcmandang
pendidikan itu sebagai jalan kembali yaitu sebagai suatu proses mengembalikan
kebudayaan sekarang /Eaman modern5 in terutama pendidikan Eaman sekarang ini
perlu dikembalikan kemasa lampau.
Perenialisme merupakan aliran !ilsa!at yang susunannya mempunyai kesatuan, di
mana susunannya itu merupakan hasil pikiran yang memberikan kemungkinan bagi
seseorang untuk bersikap yang tegas dan lurus. 'arena itulah perenialisme
berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang jelas merupakan tugas
yang utama dari !ilsa!at khususnya !ilsa!at pendidikan.
6etelah perenialisme menjadi terdesak karena perkembangan politik industri yang
cukup berat timbulah usaha untuk bangkit kembali, dan perenialisme berharap agar
manusia kini dapat memahami ide dan cita !ilsa!atnya yang menganggap !ilsa!at
sebagai suatu aEas yang komprehensi! Perenialisme dalam makna !ilsa!at sebagai satu
pandangan hidup yang bcrdasarkan pada sumber kebudayaan dan hasilhasilnya.
). #okohtokoh Perenialisme
(ambar 4: Aristoteles$ilsa!at perenialisme terkenal dengan bahasa latinnya
Philosophia Perenis. Pendiri utama dari aliran !ilsa!at ini adalah Aristoteles sendiri,
kemudian didukung dan dilanjutkan oleh 6t. #homas Auinas sebagai pemburu dan
re!ormer utama dalam abad ke.
Perenialisme memandang bahwa kepercayaankepercayaan aksiomatis Eaman kuno
-
7/25/2019 an pnya.rtf
31/41
dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep !ilsa!at dan
pendidikan Eaman sekarang. 6ikap ini bukanlah nostalgia /rindu akan halhal yang
sudah lampau sematamata5 tetapi telah berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan
kepercayaan tersebut berguna bagi abad sekarang.
%adi sikap untuk kembali kemasa Iampau itu merupakan konsep bagi perenialisme di
mana pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kemasa lampau dengan
berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan itu berguna bagi abad sekarang ini.
(ambar : PlatoAsasasas !ilsa!at perenialisme bersumber pada !ilsa!at, kebudayaan
yang mempunyai dua sayap, yaitu perenialisme yang theologis yang ada dalam
pengayoman supermasi gereja 'atholik, khususnya menurut ajaran dan interpretasi
#homas Auinas, dan perenialisme sekular yakni yang berpegang kepada ide dan cita
!iloso!is Plato dan Aristoteles.
Pendapat di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan H." Hamdani Ali dalam
bukunya !ilsa!at pendidikan, bahwa Aristoteles sebagai mengembangkan philosophia
perenis, yang sejauh mana seseorang dapat menelusuri jalan pemikiran manusia itu
sendiri. 6#. #homas Auinas telah mengadakan beberapa perubahan sesuai dengan
tuntunan agama 'risten tatkala agama itu datang. 'emudian lahir apa yang dikenal
dengan nama ?eo#homisme. #atkala ?eo#homisme masih dalam bentuk awam
maupun dalam paham gerejawi sampai ke tingkat kebijaksanaan, maka ia terkenal
dengan nama perenialisme.
Pandanganpandangan #homas Auinas di atas berpengaruh besar dalam lingkungan
gereja 'atholik. Demikian pula pandanganpandangan aksiomatis lain seperti yang
diutarakan oleh Plato dan Aristoteles. ain dari itu juga semuanya mendasari konsep
!ilsa!at pendidikan perenialisme.
?eo6cholastisisme atau ?eo#homisme ini berusaha untuk menyesuaikan ajaran
ajaran #homas Auinas dengan tuntutan abad ke dua puluh. 8isalnya mengenai
perkembangan ilmu pengetahuan cukup dimengerti dan disadari adanya. ?amun
semua yang bersendikan empirik dan eksprimentasi hanya dipandang sebagai
pengetahuan yang !enomenal, maka meta!isika mempunyai kedudukan yang lebih
penting. 8engenai manusia di kemukakan bahwa hakikat pengertiannya adalah di
tekankan pada si!at spiritualnya. 6imbol dari si!at ini terletak pada peranan akal yang
karenanya, manusia dapat mengerti dan memahamFi kebenarankebenaran yang
!enomenal maupun yang bersendikan religi /"amadib, 44: 31395.
%adi aliran perenialisme dipakai untuk program pendidikan yang didasarkan atas
-
7/25/2019 an pnya.rtf
32/41
pokokpokok aliran Aristoteles dan 6.# #homas Auinas. #okohtokoh yang
mengembangkan ini timbul dari lingkungan agama 'atholik atau diluarnya.
D. Pandangan Perenialisme dan Penerapannya di "idang Pendidikan
Ilmu pengetahuan merupakan !ilsa!at yang tertinggi menurut perenialisme, karena
dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara indukti! yang bersi!at
analisa. %adi dengan berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan melalui akal
pikiran. 8enurut epistemologi #homisme sebagian besarnya berpusat pada pengolahan
tenaga logika pada pikiran manusia. Apabila pikiran itu bermula dalam keadaan
potensialitas, maka dia dapat dipergunakan untuk menampilkan tenaganya secara
penuh.
%adi epistemologi dari perenialisme, harus memiliki pengetahuan tentang pengertian
dari kebenaran yang sesuai dengan realita hakiki, yang dibuktikan dengan kebenaran
yang ada pada diri sendiri dengan menggunakan tenaga pada logika melalui hukum
berpikir metode dedduksi, yang merupakan metode !ilsa!at yang menghasilkan
kebenaran hakiki, dan tujuan dari epistemologi perenialisme dalam premis mayor dan
metode indukti!nya sesuai dengan ontologi tentang realita khusus.
8enurut perenialisme penguasaan pengetahuan mengenai prinsipprinsip pertama
adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Prinsip
prinsip pertama mampu mempunyai penman sedemikian, karena telah memiliki
evidensi diri sendiri.
Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal
!aktor!aktor dengan pertautannya masingmasing memahami problema yang perlu
diselesaikan dan berusaha untuk men gadakan penyelesaian masalahnya. Dengan
demikian ia telah mampu mengembangkan suatu paham.
Anak didik yang diharapkan menurut perenialisme adalah mampu mengenal dan
mengembangkan karyakarya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental.
'aryakarya ini merupakan buah pikiran tokohtokoh besar pada masa lampau.
"erbagai buah pikiran mereka yang oleh Eaman telah dicatat menonjol dalam bidang
bidang seperti bahasa dan sastra, sejarah, !ilsa!at, politik, ekonomi, matematika, ilmu
pengetahuan alam dan lainlainnya, telah banyak yang mampu memberikan ilmunisasi
Eaman yang sudah lampau.
Dengan mengetahui rulisan yang berupa pikiran dari para ahli yang terkenal tersebut,
yang sesuai dengan bidangnya maka anak didik akan mempunyai dua keuntungan
yakni:
-
7/25/2019 an pnya.rtf
33/41
. Anakanak akan mengetahui apa yang terjadi pada masa lamp au yang telah
dipikirkan oleh orangorang besar.
+. 8ereka memikirkan peristiwaperistiwa penting dan karyakarya tokoi terse but
untuk diri sendiri dan sebagai bahan pertimbangan /reverensi5 Eaman sekarang.
%elaslah bahwa dengan mengetahui dan mengembangkan pemikiran karyakarya
buahpikiran para ahli tersebut pada masa lampau, maka anakanak didik dapat
mengetahui bagaimana pemikiran para ahli tersebut dalam bidangnya masingmasing
dan dapat mengetahui bagaimana peristiwa pada masa lampau tersebut sehingga dapat
berguna bagi diri mereka sendiri, dan sebagai bahan pertimbangan pemikiran mereka
pada Eaman sekarang ini. Hal inilah yang sesuai dengan aliran !ilsa!at perenialisme
tersebut.
#ugas utama pendidikan adalah mempersiapkan anak didik ke arah kemasakan.
8asak dalam arti hidup akalnya. ladi akal inilah yang perlu mendapat tuntunan ke
arah kemasakan tersebut. 6ekolah rendah memberikan pendidikan dan pengetahuan
serba dasar. Dengan pengetahuan yang tradisional seperti membaca, menulis dan
berhitung anak didik memperoleh dasar penting bagi pengetahuanpengetahuan yang
lain.
6ekolah sebagai tempat utama dalam pendidikan yang mempersiapkan anak didik ke
arah kemasakan melalui akalnya dengan memberikan pengetahuan. 6edangkan sebagai
tugas utama dalam pendidikan adalah guruguru, di mana tug as pendidikanlah yang
memberikan pendidikan dan pengajaran /pengetahuan5 kepada anak didik. $aktor
keberhasilan anak dalam akalnya sangat tergantung kepada guru, dalam arti orang
yang telah mendidik dan mengajarkan.
Adapun mengenai hakikat pendidikan tinggi ini, *obert Hutchkins mengutarakan lebih
lanjut, bahwa kalau pada abad pertengahan !ilsa!at teologis, sekarang seharusnya
bersendikan !ilsa!at meta!isika. $ilsa!at ini pada dasarnya adalah cinta intelektual dari
#uhan. Di samping itu, dikatakan pula bahwa karena kedudukan sendisendi tersebut
penting maka perguruan tinggi tidak seyogyanya bersi!at utilistis.
Dari ungkapan yang diutarakan oleh *obert Hutchkins di atas mengenai hakikat
pendidikan tinggi itu, jelaslah bahwa pendidikan tinggi sekarang ini hendaklah
berdasarkan pada !ilsa!at meta!isika yaitu !ilsa!at yang berdasarkan cinta intelektual
dari #uhan. 'emudian *obert Hutchkins mengatakan bahwa oleh karena manusia itu
pada hakikatnya sama, maka perlulah dikembangkan pendidikan yang sama bagi
semua orang, ini disebut pendidikan umum /general education5. 8elalui kurikulum
-
7/25/2019 an pnya.rtf
34/41
yang satu serta proses belajar yang mungkin perlu disesuaikan dengan si!at tiap
individu, diharapkan tiap individu itlO terbentuk atas dasar landasan kejiwaan yang
sama.
7. Pandangan dan 6ikap 6aya tentang Aliran Perenialisme
. Pandangan secara
-
7/25/2019 an pnya.rtf
35/41
dari segalanya.
%adi dengan demikian bahwa segala yang ada di alam ini terdiri dari materi dan bentuk
atau badan dan jiwa yang disebut dengan substansi, bila dihubungkan dengan manusia
maka manusia itu adalah patensialitas yang di dalam hidupnya tidak jarang dikuasai
oleh si!at eksistensi keduniaan, tidak jarang pula dimilikinya akal, perasaan dan
kemauannya semua ini dapat diatasi. 8aka dengan suasana ini manusia dapat
bergerak untuk menuju tujuan /teleologis5 dalam hal ini untuk mendekatkan diri pada
supernatural /#uhan5 yang merupakan pencipta manusia itu sendiri dan merupakan
tujuan akhir.
+. Pandangan 7pistemologis Perennialisme
Perenialisme berpendapat bahwa segala sesuatu yang dapat diketahui dan merupakan
kenyataan adalah apa yang terlindung pada kepercayaan. 'ebenaran adalah sesuatu
yang menunjukkan kesesuaian an tara pikir dengan bendabenda. "endabenda disini
maksudnya adalah halhal yang adanya bersendikan atas prinsipprinsip keabadian. lni
berarti bahwa perhatian mengenai kebenaran adalah perhatian mengenai esensi dari
sesuatu. 'epercayaan terhadap kebenaran itu akan terlindung apabila segala sesuatu
dapat diketahui dan nyata. %elaslah bahwa pengetahuan itu inerupakan hal yang sangat
penting karena ia merupakan pengolahan akal pikiran yang konsekuen.
8enurut perenialisme !ilsa!at yang tertinggi adalah ilmu meta!isika. 6ebab science
sebagai ilmu pengetahuan menggunakan metode indukti! yang bersi!at analisa empiris
kebenarannya terbatas, relati! atau kebenaran probability. #etapi !ilsa!at dengan
metode dedukti! bersi!at anological analysis, kebenaran yang dihasilkannya bersi!at sel!
evidence universal, hakiki dan berjalan dengan hukumhukum berpikir sendiri yang
berpangkal pada hukum pertama, bahwa kesimpulannya bersi!at mutlak asasi.
. Pandangan Aksiologi Perennialisme
Perenialisme memandang masalah nilai berdasarkan aEasaEas supernatural, yakni
menerima universal yang abadi. Dengan aEas seperti itu, tidak hanya ontologi dan
epistemologi yang didasarkan atas prinsip teologi dan supernatural, melainkan juga
aksiologi. 'hususnya dalam tingkah laku manusia, maka manusia sebagai subyek telah
memiliki potensipotensi kebaikan sesuai dengan kodratnya, di samping itu adapula
kecenderungankecenderungan dan dorongandorongan kearah yang tidak baik.
8asalah nilai itu merupakan hal yang utama dalam perenialisme, karena ia
berdasarkan pada aEasaEas supernatural yaitu menerima universal yang abadi,
khususnya tingkah laku manusia. %adi hakikat manusia itu yang pertamatama adalah
-
7/25/2019 an pnya.rtf
36/41
pada jiwanya.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
37/41
kebijaksanaan demi kebaikan hidup itu sendiri.
-
7/25/2019 an pnya.rtf
38/41
pendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama
dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru, untuk mencapai tujuan
utama terse but memerlukan kerjasama antar ummat manusia.
". #okohtokoh *ekonstruksionisme
*ekonstruksionisme dipelopori oleh (eorge )ount dan Harold *ugg pada tahun 4,
ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. "eberapa tokoh
dalam aliran ini: )aroline Pratt, (eorge )ount, Harold *ugg
). #empat Asal Aliran *ekonstruksionisme
*ekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. (erakan ini
lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresi! hanya memikirkan dan
melibatkan diri dengan masalahmasalah masyarakat yang ada sekarang.
D. Pandangan *ekonstruksionisme dan Penerapannya di "idang Pendidikan
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan
tugas semua umat manusia atau bangsa. 'arenanya pembinaan kembali daya
inetelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui
pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang
dan generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan
umat manusia.
'emudian aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan
suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia
yang dikuasai oleh golongan tertentu. 6ilasila demokrasi yang sungguh bukan hanya
leori tetapi mesti menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan
potensipotensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan
kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan,
nasionalisme, agama /kepercayaan5 dan masyarakat bersangkutan.
Pada prinsipnya, aliran rekonstruksionisme memandang alam meta!isika merujuk
dualisme, aliran ini berpendirian bahwa alam nyata ini mengandung dua macam
bakikat sebagai asal sumber yakni hakikat materi dan bakikat rohani. 'edua macam
hakikat itu memiliki ciri yang bebas dan berdiri sendiri, sarna aEali dan abadi, dan
hubungan keduanya menciptakan suatu kehidupan dalam alam. Descartes, seorang
tokohnya pernah menyatakan bahwa umumnya manusia tidak sulit menerima atas
prinsip dualisme ini, yang menunjukkan bahwa kenyataan lahir dapat segera
ditangkap oleh panca indera manusia, semen tara itu kenyataan bathin segera diakui
dengan adanya akal dan petasaan hidup. Di balik gerak realita sesungguhnya
-
7/25/2019 an pnya.rtf
39/41
terdapatlah kausalitas sebagai pendorongnya dan merupakan penyebab utama atas
kausa prima. 'ausa prima, dalam konteks ini, ialah #uhan sebagai penggerak sesuatu
tanpa gerak. #uhan adalah aktualitas murni yang sarna sekali sunyi dan substansi.
Alam pikiran yang demikian bertolak hukumhukum dalam !ilsa!at itu sendiri tanpa
bergantung padii ilmt pengetahuan. ?amun demikian, meskipun !ilsa!at dan ilmu
berkembang ke arah yang lebih sempurna, tetap disetujui bahwa kedudukan !ilsa!al
lebih tinggi dibandingkan ilmu pengetahuan.
7. Pandangan dan 6ikap 6aya tentang Aliran *ekonstruksionisme
. Pandangan secara ntuk mengerti suatu realita
beranjak dari suatu yang konkrit dan menuju kearah yang khusus menam pakkan diri
dalam perwujudan sebagaimana yang kita lihat dihadapan kita dan ditangkap oleh
panca indra manusia seperti bewan dan tumbuhan atau benda lain disekeiling kita, dan
realita yang kita ketahui dan kita badapi tidak terlepas dari suatu sistem, selain
substansi yang dipunnyai dan tiaptiap benda tersebut, dan dapat dipilih melalui akal
pikiran.
'emudian, tiap realita sebagai substansi selalu cenderung bergerak dan berkembang
dari potensialitas menuju aktualitas /teknologi5. Dengan demikian gerakan tersebut
mencakup tujuan dan terarah guna mencapai tujuan masingmasing dengan caranya
sendiri dan diakui bahwa tiap realita memiliki perspekti! tersendiri.
+. Pandangan
-
7/25/2019 an pnya.rtf
40/41
tetap tinggi nilainya bila tidak dikuasai oleh hawa na!su belaka, karena itu akal
mempunyai peran untuk memberi penentuan.
?eo#homisme memandang bahwa etika, estetika dan politik sebagai cabang dari
!ilsa!at praktis, dalam pengertian tetap berhubungan dan berdasarkan pad a prinsip
prinsip dari praktekpraktek dalam tindakantindakan moral, kreasi estetika dan
organisasi politik. 'arenanya, dalam arti teologis manusia perlu mencapai kebaikan
tertinggi, yakni bersatu dengan #uhan, kemudian berpikir rasional. Dalam kaitannya
dengan estetika /keindahan5, hakikat sesungguhnya ialah #uhan sendiri. 'eindahan
yang maujud itu hanyalah keindahan khusus, pancaran un sur keindahan universal
yang abadi, maha indah dan #uhan.
Aristoteles memandang bahwa kebajikan dibedakan menjadi dua macam, yakni
kebajikan intelektual dan kebajikan moral, kebajikan moral merupakan suatu
kebajikan berdasarkan pembiasaan dan merupakan dasar dari kebajikan intelektual.
Dari gerakan intelektualitas pada abad pertengahan yang mencapai kristalisasi pada
abad IKKI;, memberikan argumentasi rasio tentang eksistensi #uhan. Alselpus,
seorang tokoh utama scholastik, menyatakan bahwa secara kritis realita semesta dapat
dipahami dan tidak ada sesuatu di alam nyata ini diluar kekuasaan #uhan karena
semua itu sebagai perwujudan dari kesempurnaannya. Dalam perkembangan
selanjutnya, pena!siran yang demikian didukung oleh #homas Auinas yang inti
pembicaraannya untuk mengetahui realita yang ada yang hams berdasarkan iman dan
perkembangan rasional hanya dapat dijawab dan mesti diikuti dengan iman.
. Pandangan 7pistemologis
'ajian epsitemologis aliran ini lebih merujuk pada pendapat aliran pragmatisme
/progressive5 dan perenialisme. "erpijak dari pola pemikiran bahwa untuk memahami
realita alam nyata memerlukan suatu aEas tahu dalam arti bahwa tidak mungkin
memahami realita ini tanpa melalui proses pengalaman dan hubungan dengan realita
terlebih dahulu melalui penemuan suatu pintu gerbang ilmu pengetahuan. 'arenanya,
baik akal maupun rasio samasama ber!ungsi membentuk pengetahun, dan akal di
bawa oleh panca indera menjadi pengetahuan dalam yang sesungguhnya.
Aliran ini juga berpendapa