analisis jurnal thalasemi, imunisasi, anemia

Upload: siti-mardhiyah

Post on 11-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Analisis Jurnal Thalasemi, Imunisasi, Anemia

    1/3

    Nama : Annisa Labertha

    NPM :220110100002

    Hasil dari analisis jurnal yang saya temukan adalah: (Hematologi)

    Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwahasil kultur darah pada penderita

    keganasan hematologi yang dirawat di RSUP Sanglah yang terbanyak ditemukan adalah tidak

    adanya pertumbuhan bakteri dan dari hasil kultur yang positif, bakteri terbanyak adalah

    Staphilococcus koagulase negatif. Antibiotika yang paling sensitif terhadap Staphilococcus

    koagulase negatif adalah linezolid dan kloramfenikol. Perlu dipertimbangkan adanya infeksi

    jamur dan virus selain bakterial pada penderita dengan keganasan hematologi. Untuk dapat

    memperoleh pola kuman dan pola antibiotika yang mewakili populasi penderita keganasan

    hematologi yang di rawat di RSUP Sanglah, diperlukan lebih banyak sampel dan dengan

    fasilitas pemeriksaan kultur darah yang lebih lengkap.

  • 7/23/2019 Analisis Jurnal Thalasemi, Imunisasi, Anemia

    2/3

    Nama : Annisa Labertha

    NPM :220110100002

    Hasil dari analisis jurnal yang saya temukan adalah: (Imunisasi)

    Berdasarkan hasil penelitian evalutif ini, cakupan imunisasi hepatitis B pada bayi usia

    1224 bulan di Kabupaten Asahan ternyata masih rendah dimana hanya 58% balita yang

    mendapat imunisasi hepatitis B lengkap yaitu balita yang mendapat tiga dosis hepatitis B

    sebelum usia satu tahun. Dengan tiga kali pemberian imunisasi hepatitis B ini, diharapkan

    dapat memberikan perlindungan lebih dari 95% terhadap ancaman infeksi hepatitis B. Bila

    dilihat cakupan imunisasi hepatitis B sesuai serial pemberiannya, masing-masing

    menunjukkan cakupan yang relatif tinggi yaitu 65%, 95% dan 90% berturut-turut untuk HB

    1, HB 2 dan HB3. Pengetahuan para ibu tentang manfaat pemberian imunisasi hepatitis B,

    jadwal pemberian, cara penularan serta akibat penyakit hepatitis B masih rendah. Sebanyak

    56% para ibu tidak mengetahui imunisasi hepatitis B dapat mencegah hepatitis B, 73% paraibu tidak tahu tentang pemberian dosis pertama dan 65% para ibu tidak tahu berapa kali

    imunisasi hepatitis B yang harus diperoleh balitanya. Ketidaktahuan waktu dan tempat

    imunisasi merupakan alasan yang paling sering dikemukan ibu atas ketidaklengkapan

    imunisasi balitanya. Alasan lain, dikarenakan anak sedang sakit, padahal tidak ada halangan

    atau kontraindikasi dalam pemberian imunisasi hepatitis B. Namum baik petugas kesehatan

    maupun ibu ternyata sering menunda pemberian imunisasi hepatitis B jika anak sedang

    sakit. Untuk meningkatkan cakupan imunisasi hepatitis B, hendaknya para petugas kesehatan

    maupun kader lebih sering memberikan penyuluhan dan sosialisasi agar para ibu lebih sadar

    untuk membawa balitanya ke posyandu ataupun sarana pelayanan kesehatan lainnya untuk

    diimunisasi.

  • 7/23/2019 Analisis Jurnal Thalasemi, Imunisasi, Anemia

    3/3

    Nama : Annisa Labertha

    NPM :220110100002

    Hasil dari analisis jurnal yang saya temukan adalah: (Thalasemia)

    Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah

    merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya

    penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan

    sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang.

    Secara umum thalasemia dibagi menjadi 2 jenis yaitu thalasemia mayor dan minor.

    Thalasemia Mayor, karena sifat sifat gen dominan. Thalasemia mayor merupakan

    penyakit yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Thalasemia Minor,

    si individu hanya membawa gen penyakit thalasemia, namun individu hidup normal, tanda

    tanda penyakit thalasemia tidak muncul.