analisis jurnal thalasemi, imunisasi, anemia
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Analisis Jurnal Thalasemi, Imunisasi, Anemia
1/3
Nama : Annisa Labertha
NPM :220110100002
Hasil dari analisis jurnal yang saya temukan adalah: (Hematologi)
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwahasil kultur darah pada penderita
keganasan hematologi yang dirawat di RSUP Sanglah yang terbanyak ditemukan adalah tidak
adanya pertumbuhan bakteri dan dari hasil kultur yang positif, bakteri terbanyak adalah
Staphilococcus koagulase negatif. Antibiotika yang paling sensitif terhadap Staphilococcus
koagulase negatif adalah linezolid dan kloramfenikol. Perlu dipertimbangkan adanya infeksi
jamur dan virus selain bakterial pada penderita dengan keganasan hematologi. Untuk dapat
memperoleh pola kuman dan pola antibiotika yang mewakili populasi penderita keganasan
hematologi yang di rawat di RSUP Sanglah, diperlukan lebih banyak sampel dan dengan
fasilitas pemeriksaan kultur darah yang lebih lengkap.
-
7/23/2019 Analisis Jurnal Thalasemi, Imunisasi, Anemia
2/3
Nama : Annisa Labertha
NPM :220110100002
Hasil dari analisis jurnal yang saya temukan adalah: (Imunisasi)
Berdasarkan hasil penelitian evalutif ini, cakupan imunisasi hepatitis B pada bayi usia
1224 bulan di Kabupaten Asahan ternyata masih rendah dimana hanya 58% balita yang
mendapat imunisasi hepatitis B lengkap yaitu balita yang mendapat tiga dosis hepatitis B
sebelum usia satu tahun. Dengan tiga kali pemberian imunisasi hepatitis B ini, diharapkan
dapat memberikan perlindungan lebih dari 95% terhadap ancaman infeksi hepatitis B. Bila
dilihat cakupan imunisasi hepatitis B sesuai serial pemberiannya, masing-masing
menunjukkan cakupan yang relatif tinggi yaitu 65%, 95% dan 90% berturut-turut untuk HB
1, HB 2 dan HB3. Pengetahuan para ibu tentang manfaat pemberian imunisasi hepatitis B,
jadwal pemberian, cara penularan serta akibat penyakit hepatitis B masih rendah. Sebanyak
56% para ibu tidak mengetahui imunisasi hepatitis B dapat mencegah hepatitis B, 73% paraibu tidak tahu tentang pemberian dosis pertama dan 65% para ibu tidak tahu berapa kali
imunisasi hepatitis B yang harus diperoleh balitanya. Ketidaktahuan waktu dan tempat
imunisasi merupakan alasan yang paling sering dikemukan ibu atas ketidaklengkapan
imunisasi balitanya. Alasan lain, dikarenakan anak sedang sakit, padahal tidak ada halangan
atau kontraindikasi dalam pemberian imunisasi hepatitis B. Namum baik petugas kesehatan
maupun ibu ternyata sering menunda pemberian imunisasi hepatitis B jika anak sedang
sakit. Untuk meningkatkan cakupan imunisasi hepatitis B, hendaknya para petugas kesehatan
maupun kader lebih sering memberikan penyuluhan dan sosialisasi agar para ibu lebih sadar
untuk membawa balitanya ke posyandu ataupun sarana pelayanan kesehatan lainnya untuk
diimunisasi.
-
7/23/2019 Analisis Jurnal Thalasemi, Imunisasi, Anemia
3/3
Nama : Annisa Labertha
NPM :220110100002
Hasil dari analisis jurnal yang saya temukan adalah: (Thalasemia)
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah
merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya
penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan
sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang.
Secara umum thalasemia dibagi menjadi 2 jenis yaitu thalasemia mayor dan minor.
Thalasemia Mayor, karena sifat sifat gen dominan. Thalasemia mayor merupakan
penyakit yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Thalasemia Minor,
si individu hanya membawa gen penyakit thalasemia, namun individu hidup normal, tanda
tanda penyakit thalasemia tidak muncul.