analisis laporan keuangan

Upload: k4v3l4

Post on 08-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Analisis sumber dan penggunaan kas

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangUntuk mencapai tujuan perusahaan bukanlah pekerjaan yang mudah untuk itu perlu adanya usaha yang lebih baik ditunjang kemampuan manajerial dan kepemimpinan dari seorang pemimpin untuk merencanakan dan mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Salah satu cara untuk tercapainya tujuan perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangan, dengan cara tersebut pihak manajemen dapat menentukan langkah yang nyata dan kegiatan perusahaan berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

Salah satu analiasis laporan keuangan adalah analisis laporan arus kas yaitu analisis tentang dari mana sumber-sumber dan penggunaan kas didalam perusahaan tersebut. Kas merupakan unsur aktiva yang paling lancar atau dengan kata lain kas merupakan modal kerja yang paling likuid, sehingga dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.Oleh karena itu analisis sumber dan penggunaan kas merupakan alat analisis keuangan yang sangat penting bagi manajemen perusahaan. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas, akan dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan kas yang dimilkinya sebaik-baiknya.

1.2 Rumusan Masalah1. Adakah faktor yang mempengaruhi penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas?2. Bagaimana mengetahui tingkat likuiditas perusahaan?3. Bagaimana cara penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas dalam suatu perusahaan?1.3 Tujuan Masalah1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas2. Untuk mengetahui tungkat likuiditas perusahaan3. Untuk mengetahui cara penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Sifat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas

Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersenut. Modal kerja meliputi seluruh aktiva labcar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Dengan demikian yang dilaporkan adalah perubahan aktiva lancar dan hutang lancar serta sebab-sebab perubahan tersebut atau sumber dan penggunannya.

Tekanan yang diberikan dalam laporan ini adalah perubahan modal kerja atau aktiva lancar dan hutang lancar secara keseluruhan dan tidak akan menunjukkan jumlah uang kas yang telah diterima atau dikeluarkan selama periode tertentu.

Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau Laporan Sumber dan Pengunaan Kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukkan aliran atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalan periode yang bersangkutan. Laporan ini berbeda dengan laporan rugi-laba, khususnya yang dalam penyusunannya menggunakan dasar waktu atau accruals basis, karena laporan perubahan kas merupakan ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun biaya-biaya yang terjadi. Subyek laporan perubahan kas adalah sumber dan penggunaan kas, sedang subyek laporan rugi-laba adalah penghasilan yang direalisir atau diperoleh dan biaya yang terjadi tanpa memperhatikan apakah penghasilan itusudah diterima uangnya atau belum dan apakah biaya-biaya itu sudah dibayar per kas atau belum. Kalau dasar yang dignakan dalam menyusun Laporan rugi-laba tersebut adalah dasar yunai atau cash basis, di mana penghasilan baru diakui kalau sudah diterima uangnya dan biaya diakui kalau sudah dibayar tunai atau per Kas, dalam hal ini Laporan rugi-laba menunjukkan sumber kas tidak hanya dari operasi. Tetapi perlu diperhatikan bahwa sumber kas tidak hanya dari operasi tetapi masih banyak sumber-sumber penerimaan lainnya: begitu pula penggunannya tidak hanya untuk membiayai operasi. Oleh karena itu laporan sumber dan penggunaan kas (Laporan perubahan kas) sifatnya atau scopenya lebih luas daripada laporan laba-rugi baik yang penyusunannya berdasarkan cash basis maupun accruals basis.Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar vunga atau mengembalikan pinjaman.2.2 Sumber dan Penggunaan KasKas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena itu kas harus direncanakan atau diawasi dengan baik, baik penerimanya (sumber-sumber) maupun kegunaannya (pengeluarannya). Penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan ada yang bersifat rutin atau terus menerus dan ada pula yang bersifat insidentil atau tidak terus menerus.Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal :

1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets); atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wessel) maupun hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik, atau hutang jangka panjang lainnya) serta bertambahnya hutang yang diimbangin dengan penenrimaan kas.

4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkuranya persediaa barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (cek) karena adanya penjualan dan sebagainya.5. Adanya penenrimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengambilan kelebihan pembayaran pajak atau periode-periode sebelumnya.

Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut :1. Pembelian saham atau oblogasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.

2. Penatikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.

3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

4. Pembelian barang dagangan secara tunai. Adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.

5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden ( bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan lain sebagainya.Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dagangan maupun jasa bila dipertemukan dengan biaya operasi maka secara neto akan diperoleh sumber kas yang berasal dari operasi ( laporan laba-rugi dasar tunai), tetapi pada umunya perusahaan menyusun laporan laba-rugi dengan menggunakan dasar waktu, oleh karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi harus disesuaikan sehingga menjadi hasil operasi berdasarkan tunai ( vash basis).2.3 Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas

Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolong-golongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuan penggunannya; dan cara lain hanya dapat dilakukan oleh internal analis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi external analis maka penyususnan laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisa perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau dua akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisa perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak dipengaruhi kas (non cash transaction).Transaki-transaksi yang dipengaruhi uang kas adalah sebagai berikut :

1. Adanya pengakuan atau pembebanan deprisiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible assets dan wasting assets. Biaya sepresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.

2. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan pengahapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sidah tidak dapat ditagih lagi.

3. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut atau sudah tidak dapat dipakai lagi.

4. Adanya pembayaran stock deviden ( deviden dalam bentuk saham ), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Terhadap transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi kas tersebut harus dilakukan penyesuaian (dilakukan jurnal adjusment dan revelsal journal). Disamping itu juga perlu diadakan penyesuaian untuk menghilangkan pengaruh akibat dari penggunaan dasar waktu atau accruals basis accounting (yaitu adanya accrued and deferred revenue and expenses) sehingga pos atau rekening-rekening yang bersangkutan menunjukkan penghasilan dan biaya tunai. Penyesuaian-penyesuaian terhadap transaksi yang tidak mempengaruhi kas tidak dimasukan dalam buku catatan perusahaan tetapi hanya dalam work sheet saja, karena seperti halnya penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas dapat pula dilakukan secara langsung dari laporan keuangan atau dengan menggunakan bantuan work sheet maupun rekening (T account).

Untuk memberikan gambaran tentang cara penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas maka berikut ini diberikan contoh dengan mengambil data neraca PT INDIRASARI yang diperbandingkan antara 31 Desember 1978 dengan neraca 31 Desember 1977 sebagai berikut:PT INDIRASARI

Neraca Yang Diperbandingkan

31 Desember 1977, 1978

31 DesemberNaik atau turun

19771978

Kas

Pihutang dagang

Pihutang wesel

Persediaan

Persekot biaya

Tanah

Gedung

Alat kantor

Akumulasi depresiasi

Akumulasi depresiasi alat kantor

Hutang dagang

Hutang wesel

Hutang gaji

Hutang obligasi

Modal saham

Laba yang ditahanRp 545.500,-

1.324.200,-

500.000,-

951.200,-

46.000,-

200.000,-

1.600.000,-

700.000,-

Rp 5.826.900,-

Rp 225.500,-

153.000,-

655.500,-

150.000,-

312.000,-

600.000,-

2.000.000,-

1.771.400,-

Rp 5.826.900,-Rp 919.700,-

1.612.800,-

250.000,-

1.056.500,-

37.000,-

200.000,-

2.000.000,-

850.000,-

Rp 6.926.000,-

Rp 261.000,-

201.000,-

552.200,-

125.000,-

443.500,-

450.000,-

2.600.000,-

2.293.300,-

Rp 6.926.000,-Rp 374.200,-

288.600,-

250.000,-

105.300,-

9.000,-

-

400.000,-

150.000,-

Rp 1.059.100,-

Rp 35.500,-

48.000,-

102.800,-

25.000,-

131.500,-

150.000,-

600.000,-

521.900,-

Rp 1.059.100,-

Dari data neraca PT INDIRASARI yang diperbandingkan antara 31 Desember 1977 dan 31 Desember 1978, maka dapatlah disusun laporan sumber dan penggunaan kas sebagai berikut:.

PT INDIRASARI

Laporan Sumber dan Penggunaan Kas

Periode yang berakhir 31 Desember 1978

.

Sumber kas dari:

1. Hasil operasi selama tahun 1978

Laba bersih..........................................................................Rp 521.900,-

Ditambah dengan:

Penurunan Pihutang Wesel

Rp 250.000,-

Penurunan Persekot Biaya

9.000,-

Kenaikan hutang gaji

131.500,-

Depresiasi aktiva tetap

83.500,-Rp 474.000,-

Rp 995.900,-

Dikurangi dengan:

Kenaikan Pihutang DagangRp 288.600,-

Kenaikan Persediaan

105.300,-

Penurunan Hutang Dagang

102.800,-

Penurunan Hutang Wesel

25.000,-

Rp 521.700,-

Rp 474.200,-

2. Penjualan modal saham.......................................................Rp 600.000,-Rp 1.074.200,-

Penggunaan kas untuk:

1. Pembelian gedung

Rp 400.000,-

2. Pembelian alat kantor

150.000,-

3. Pembayaran hutang obligasi

150.000,-

Rp 700.000,-

Kenaikan kas ..................................................................................Rp 374.200,-

Keterangan:

(1) Penurunan Pihutang Wesel Rp 250.000,- laba bersih ditambah karena jumlah uang yang diterima melebihi penghasilan pada periode itu.

(2) Penurunan persekot biaya Rp 9.000,- laba bersih ditambah karena pengeluaran uang lebih kecil daripada biaya yang dibebankan pada periode itu, atau adanya pembebanan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang dan seandainya penghasilan tidak dibebani biaya ini maka laba bersih yang diperoleh adalah Rp 521.900,- + Rp 9.000,- = Rp 530.900,-.

(3) Kenaikan hutang gaji harus ditambahkan pada laba bersih yang diperoleh karena dalam menentukan laba tersebut telah dikurangkan terhadap penghasilan sebesar biaya gaji yang masih terhutang (jumlah pengeluaran uang lebih kecil daripada biaya gaji yang dibebankan pada periode tersebut).

(4) Kenaikan cadangan depresiasi (adanya depresiasi harus ditambahkan kembali pada laba bersih, karena biaya depresiasi merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang dan seandainya penghasilan periode tersebut tidak dibebani dengan depresiasi maka laba bersih yang diperoleh akan lebih besar lagi.

(5) Kenaikan pihutang dagang harus dikurangkan pada laba bersih karena uang yang diterima dari penjualan lebih kecil daripada penghasilan atau penjualan yang diakui pada periode yang bersangkutan atau kenaikan pihutang dagang ini menunjukkan adanya penjualan atau penghasilan yang belum diterima uangnya.

(6) Kenaikan pihutang dagang harus dikurangkan pada laba bersih karena pembelian barang dagangan lebih besar daripada harga pokok yang dibebankan pada penjualan periode yang bersangkutan.

(7) Penurunan hutang dagang berarti pengeluaran uang untuk pembelian barang yang dijual lebih besar daripada harga barang yang dibebankan pada periode tersebut (adanya pengeluaran uang untuk membayar hutang periode sebelumnya), oleh karena itu penurunan hutang harus dikurangkan terhadap laba bersih yang diperoleh, karena merupakan penggunaan kas.

(8) Penurunan hutang wesel berarti ada pengeluaran uang untuk membayar hutang wesel yang mungkin timbulnya hutang wesel berasal dari pembelian barang dagangan atau merupakan pembayaran hutang dagang. Turunnya hutang wesel berarti ada penggunaan kas untuk pembayaran hutang wesel tersebut.

(9) Sumber kas dari penjualan saham dapat diketahui karena adanya kenaikan modal saham yang berarti ada penjualan dan dianggap penjualan dilakukan secara tunai.

(10) Penggunaan kas untuk pembelian gedung Rp 400.000,- dan alat kantor Rp 150.000,- dapat diketahui secara langsung dari adanya kenaikan pos-pos tersebut yang dianggap adanya pembelian secara tunai.

(11) Penggunaan kas untuk pembayaran hutang obligasi dapat diketahui adanya penurunan hutang obligasi yang dianggap ada pembayaran yang berarti ada penggunaan kas.

(12) Jumlah kenaikan kas Rp 374.200,- disebabkan adanya sumber-sumber penerimaan Rp 1.074.200,- penggunaannya hanya sebesar Rp 700.000,- jumlah kenaikan kas ini sama dengan jumlah perubahan rekening kas yang nampak dalam neraca yang diperbandingkan.Dari laporan sumber dan penggunaan kas dapat diketahui bahwa penerimaan kas dari hasil operasi sebesar Rp 474.200,- tetapi dari data tersebut tidak dapat diketahui perincian dari hasil operasi tersebut.

Berapa uang yang diperoleh dari penjualan?

Berapa uang yang digunakan untuk membeli barang dagangan dan untuk membayar hutang?

Berapa uang yang dikeluarkan untuk biaya operasi yang meliputi biaya gaji, biaya advertensi, biaya sewa, penerangan, bunga, supplies kantor, dan biaya-biaya operasi lainnya?

Berapa devidend yang telah dibayarkan?

Untuk dapat memerinci sumber dan penggunaan kas maka harus diperoleh data laporan rugi-laba dan informasi-informasi lain yang mendukung perubahan-perubahan yang terjadi dari perusahaan yang bersangkutan. Untuk memberikan contoh dalam menyusun laporan sumber dan penggunaan kas yang terperinci, maka berikut ini disajikan Laporan Rugi-Laba dari PT INDIRASARI untuk periode yang berakhir 31 Desember 1978.PT INDIRASARI

Laporan Rugi-Laba

Periode yang berakhir 31 Desember 1978

Penjualan bruto...................................................................Rp 9.703.000,-

Retur penjualan..............................................................94.000,-

Penjualan bersih...............................................................

Rp 9.609.000,-

Harga pokok penjualan :

Persediaan awal

Rp 951.200,-

Pembelian

6.029.000,-

Rp 6.980.200,-

Persediaan akhir

1.056.500,-

Rp 5.923.700,-

Laba kotor.......................................................................

Rp 3.685.300,-Biaya penjualan:

Advertensi

Rp 294.700,-

Gaji salesman

682.300,-

Sewa kantor Penjualan" 90.000,-

Biaya kantor Penjualan 174.100,-

Gaji dan lain-lain

85.100,-

Rp 1.326.200,-Biaya administrasi dan umum:

Gaji pegawai kantor Rp 873.000,-

Telepon dan penerangan 106.000,-

Biaya umum kantor 184.700,-

Kerugian piutang

12.000,-

Rp 1.175.700,-

Biaya operasi........................................................Rp 2.501.900,-

Laba bersih personil........................................................

Rp 1.183.400,-

Biaya bunga.....................................................................

28.000,-Laba bersih sebelum pajak..............................................

Rp 1.155.400,-

Informasi lain yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a) Pada tahun 1978 dibayar deviden Rp 633.500,-

b) Hutang gaji adalah untuk para salesman

c) Depresiasi gedung dan alat kantor dialokasikan pada biaya kantor penjualan 60% dan biaya umum kantor 40%

d) Telah dihapuskan pihutang Rp 12.000,- karena seorang debitur telah jatuh pailit, penghapusan pihutang ini langsung dikreditkan pada rekening pihutang dagang.

e) Persekot biaya adalah merupakan persekot untuk sewa kantor penjualan.

Dari data neraca yang diperbandingkan, laporan rugi-laba dan informasi-informasi tersebut dapat ditentukan sumber-sumber dan penggunaan kas selama tahun 1978 dengan menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi sebagai berikut:

Sumber-sumber kas:

1. Penjualan

Rp 9.609.000,-

Penjualan dilakukan secara kredit sedangkan pihutang dagang naik

Rp 288.600,- dan pihutang wesel turun Rp 250.000,- secara neto

Pihutang naik Rp 38.600,- berarti penjualan 1978 sebagian belum

Diterima uangnya yaitu sebesar kenaikan pihutang ditambah yang

Dihapuskan Rp 12.000,-

Rp 50.600,-Yang diterima uangnya dari penjualan

Rp 9.558.400,-

2. Penjualan modal saham

Rp 600.000,-Jumlah sumber kas

Rp 10.158.400,-

Penggunaan kas:

1. Pembelian gedung

Rp 400.000,-

2. Pembelian alat kantor

150.000,-

3. Pembayaran hutang obligasi

150.000,-

4. Pembayaran deviden

633.500,-

5. Pengeluaran biaya:

Pembelian barang dagangRp 6.029.000,-

Advertensi

294.700,-

Gaji salesman

550.800,-

Sewa kantor penjualan 81.000,-

Biaya kantor penjualan 124.000,-

Gaji pegawai kantor 873.000,-

Telepon dan penerangan 106.000,-

Biaya umum kantor 151.300,-

Gaji dan lain-lain

85.100,-

Bunga

28.000,-

Jumlah pengeluaran biaya

8.322.900,-

6. Pembayaran hutang dagang dan wesel

127.800,-Jumlah penggunaan kas

Rp 9.784.200,-Kenaikan kas

Rp 374.200,- *) Rp 682.300,- Rp 131.500,- (Hutang gaji) **) Rp 90.000,- Rp 9.000,- (Persekot biaya sewa)

***) Rp 174.100,- 60 % x Rp 83.500,- (penyusutan)

****) Rp 184.700,- 40 % x Rp 83.500,- (penyusutan)

2.4 Penggunaan kertas kerja

Apabila jumlah pos-pos atau rekening yang nampak dalam neraca yang diperbandingkan relatip sedikit dan jumlah transaksi atau perubahan yang terjadi masih sederhana atau tidak begitu rumit (complecated) maka penyusunan Laporan Perubahan Kas dapat disusun dengan secara langsung menganalisa perubahan yang bersangkutan. Tetapi kalau jumlah pos atau rekening nereca relatip banyak, dan jumlah informasi-informasi lain juga cukup banyak serta perubahan atau transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan tersebut begitu rumit maka penyusunanan Laporan Perubahan Kas akan menemui kesulitan bila dilakukan secara langsung; oleh karena itu untuk membantu memecahkan persoalan tersebut maka sebelum menyusun laporan perubahan kas sebaiknya disusun kertas kerja atau work sheet sebagaimana dibuat dalam penyusunan laporan perubahan modal kerja.

Bentuk work sheet untuk perubahan kas terdiri dari delapan kolom yang prosedur penyusunannya adalah sebagai berikut:

a. Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan kedua, pisahkan antara kelompok debit dan kredit.

b. Mendaftar pos-pos laporan rugi-laba dari tahun yang diperbandingkan (current year), susunlah dalam debit dan kredit pada kolom pertama dan kedua.

c. Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom perubahan debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan hutang dan modal serta bertambahnya biaya serta berkurangnya penghasilan sedang kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikan hutang dan modal serta pertambahan penghasilan dan berkurangknya biaya.

d. Menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos rugi laba untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.

e. Membuat jurnal penyesuaian dalam work sheet tersebut untuk menghilangkan akibat atau pengaruh transaksi non kas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.

f. Memindahkan saldo atau perubahan-perubahan setelah disesuaikan (kecuali perubahan kas) kedalam kolom kenaikan dan penurunan kas atau sumber dan penggunaan kas. Penurunan aktiva (selain kas), kenaikan hutang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas sedangkan kenaikan aktiva (selain kas), penurunan hutang, modal dan kenaikan biaya merupakan penggunaan kas. Perubahan dalam kas tidak perlu di pindahkan ke kolom sumber dan penggunaan kas karena perubahan kas inilah yang analisa, selisih jumlah kolom sumber kas dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang terjadi dalam pos Kas.

Langkah berikutnya setelah pembuatan work sheet adalah menyusun Laporan Perubahan Kas atau Laporan Sumber dan Penggunaan Kas yang datanya diambil dari dua kolom terakhir dari work sheet tersebut. Dalam penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas hendaknya sumber sumber kas diklarifikasikan menjadi sumber yang berasal dari operasi, dari penjualan aktiva tetap dan dari kreditor atau pemilik; begitu pula untuk penggunaannya.

Contoh 1 :

Dari laporan keuangan PT INDIRASARI yang terdiri dari neraca 31 Desember 1977, 1978 dan laporan rugi-laba tahun 1978 serta informasi informasi lainnya, maka dapat di susun work sheet seperti Nampak dalam halaman 171.

Jurnal jurnal penyesuaian (adjustment) yang nampak dalam work sheet dalam kolom penyesuaian dapat diterangkan sebagai berikut :

(a) Perusahaan telah membayar deviden sebesar Rp 633.500,-; pada waktu pembayaran jurnal yang dibuat:

Pembayaran deviden merupakan penggunaan kas, maka untuk menunjukan penggunaan kas tersebut dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut :

(b) Biaya gaji salesmen dalam laporan rugi-laba Rp 682.300,-; dari biaya gaji ini sebesar Rp 131.500,- masih terhutang (belum dibayar), jurnal yang dibuat pada akhir tahun untuk mengakui hutang gaji adalah :

Pengakuan gaji salesman yang masih terhutang ini tidak mempengaruhi kas, oleh karena itu harus disesuaikan sebagai berikut :Hutang gaji

Rp 131.500,-

Gaji salesman

Rp 131.500,-

(c) Pembebanan biaya penyusutan (depresiasi) gedung dan alat kantor merupakan transaksi yang tidak mempengaruhi kas, jurnal pengakuan depresiasi dan jurnal penyesuaiannya berturut turut sebagai berikut :

Biaya Kantor Penjualan

Rp 50.100,-

Biaya Umum Kantor

Rp 33.400,-Akumulasi Depresiasi Gedung

Rp 35.500,-

Akumulasi Depresiasi Alat KantorRp 48.000,-

Penyesuaian :Akumulasi Depresiasi Gedung

Rp 35.500,-

Akumulasi Depresiasi Alat KantorRp 48.000,-

Biaya Kantor Penjualan

Rp 50.100,-

Biaya Umum Kantor

Rp 33.400,-

Dengan adanya jurnal penyesuaian (b) dan (c) maka biaya gaji dan biaya kantor penjualan, biaya umum kantor menunjukan biaya yang benar benar dikeluarkan uangnya (biaya tunai).

(d) Perusahaan telah menghapuskan pihutang dagang Rp 12.000,- karena debitur tersebut jatuh pailit. Penghapusan pihutang ini tidak mempengaruhi kas, oleh karena itu perlu di sesuaikan. Jurnal penghapusan piutang dan jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut :

Kerugian Pihutang

Rp 12.000,-

Piutang Dagang

Rp 12.000,-

Jurnal penyesuaian :

Piutang Dagang

Rp 12.000,-

Kerugian Pihutang

Rp 12.000,-

(e) Persekot biaya (sewa) telah berkurang Rp 9.000,- berarti sebagian persekot biaya tersebut telah diakui sebagai biaya pada periode ini, jurnal yang dibuat pada waktu mengakui biaya :

Sewa Kantor Biaya

Rp 9.000,-

Persekot Biaya

Rp 9.000,-

Pengakuan biaya sewa ini tidak mempengaruhi kas, oleh karena itu harus dibuat penyesuaian, agar biaya sewa kantor penjualan jumlahnya sama dengan kas yang dikeluarkan untuk sewa tersebut :

Persekot Biaya

Rp 9.000,-

Sewa Kantor Penjualan

Rp 9.000,-

(f) Setelah jurnal penyesuaian (d) dimasukan dalam work sheet maka jumlah kenaikan pihutang dagang menjadi Rp 300.600,- dan pihutang wesel turun Rp 250.000,- sehingga secara neto pihutang naik Rp 50.600,- ini berarti bahwa sebagian dari penjualan (sebesar kenaikan pihutang) belum diterima uangnya. Untuk menunjukan jumlah kas yang sudah diterima dari hasil penjualan maka kenaikan (maupun penurunan) dipindahkan ke pos penjualan dengan jurnal :Penjualan

Rp 50.600,-

Pihutang Wesel

Rp 250.000,-

Pihutang Dagang

Rp 300.600,-

(g) Persediaan naik sebesar Rp 105.300,- ini berarti bahwa pembelian barang dagangan selama periode ini lebih besar dari pada yang dijual (yang ditunjukan dalam pos harga pokok penjualan). Untuk menunjukan jumlah kas yang digunakann untuk membeli barang dagangan maka kenaikan persediaan ini dipindahkan ke harga pokok penjualan dengan jurnal :

Harga Pokok Penjualan

Rp 105.300,-

Persediaan

Rp 105.300,-

(h) Adanya retur penjualan berarti ada penjualan yang tidak dapat diterima uangnya, oleh karena itu perlu dipindahkan (dikurangkan) pada penjualan dengan jurnal :

Penjualan

Rp 94.000,-

Retur Penjualan

Rp 94.000,-

Retur penjualan dapat pula di pindahkan ke Pihutang Dagang, sehingga dapat diketahui kenaikan pihutang yang sebenarnya dan kenaikan pihutang ini dipindahkan ke Penjualan sehingga diketahui jumlah kas yang diterima dari penjualan. Jumlah kas yang diterima dari penjualan dapat pula ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Pihutang 1 Januari 1978

Rp 1.824.200,-

Penjualan

Rp 9.703.000,-

Rp 11.527.200,-

Penghapusan Pihutang

Rp 12.000,-

Retur Penjualan

Rp 94.000,-

Pihutang 31 Desember 1978Rp 1.862.800,-

Rp 1.968.800,-

Kas yang diterima dari Penjualan

Rp 9.558.400,-

(i) Pemindahan saldo laba ke laba yang ditahan tidak mempengaruhi kas, oleh karena itu harus disesuaikan dengan jurnal :

Laba Yang Ditahan

Rp 1.155.400,-

Laba Bersih

Rp 1.155.400,-PT. INDIRASARI

Work Sheet Sumber dan Penggunaan Kas

Tahun yang berakhir 31 Desember 1987

31-DesPerubahanPenyesuaianKas

19771978DKDKSumberPenggunaan

KasRp 545.500,-Rp 919.700,-Rp 374.200,- - - - - -

Piutang DagangRp 1.324.200,-Rp 1.612.800,-Rp 288.600,- -d) Rp 12.000,-f) Rp. 300.600,- - -

Piutang WeselRp 500.000,-Rp 250.000,- - Rp 250.000,-f) Rp 250.000,- - - -

PersediaanRp 951.200,-Rp 1.056.500,-Rp 105.300,- - - Rp 105.300,- - -

Persekot BiayaRp 46.000,-Rp 37.000,- - Rp 9.000,-e) Rp 9.000,- - - -

TanahRp 200.000,-Rp 200.000,- - - - - - -

GedungRp 1.600.000,-Rp 2.000.000,-Rp 400.000,- - - - -Rp 400.000,-

Alat KantorRp 700.000,-Rp 850.000,-Rp 150.000,- - - - -Rp 150.000,-

Rp 5.826.900,-Rp 6.926.000,-

Cadangan Depresiasi GedungRp 255.500,-Rp 261.000,- -c) Rp 35.500,-c) Rp 35.500,- - - -

Cadangan Depresiasi Alat KantorRp 153.000,-Rp 201.000,- -c) Rp 48.000,-c) Rp 48.000,- - - -

Hutang DagangRp 655.000,-Rp 552.200,-Rp 102.800,- - - - -Rp 102.800,-

Hutang WeselRp 150.000,-Rp 125.000,-Rp 25.000,- - - - -Rp 25.000,-

Hutang GajiRp 312.000,-Rp 443.500,- - Rp 131.500,-b) Rp 131.500,- - - -

Hutang ObligasiRp 600.000,-Rp 450.000,-Rp 150.000,- - - - -Rp 150.000,-

Modal SahamRp 2.000.000,-Rp 2.600.000,- - Rp 600.000,- - -Rp 600.000,- -

Laba Yang DitahanRp 1.771.400,-Rp 2.293.300,- - Rp 521.900,-i) Rp 1.155.400,-a) Rp 633.500,- - -

Rp 5.826.900,-Rp 6.926.000,-

1978

DK

h) Rp 94.000,-

Penjualan Bruto -Rp 9.703.000,- - Rp 9.703.000,-f). Rp 50.600,- -Rp 9.558.400,- -

Retur PenjualanRp 94.000,- -Rp 94.000,- - -h) Rp 94.000,- -

Harga Pokok PenjualanRp 5.923.700,- -Rp 5.923.700,- -g) Rp 105.300,- -Rp 6.029.000,-

AdvertensiRp 294.700,- -Rp 294.700,- - - -Rp 294.700,-

Gaji SalesmanRp 682.300,- -Rp 682.300,- - -b) Rp 131.500,-Rp 550.800,-

Sewa Kantor PenjualanRp 90.000,- -Rp 90.000,- - -e) Rp 9.000,-Rp 81.000,-

Biaya Kantor PenjualanRp 174.000,- -Rp 174.000,- - -c) Rp 50.000,-Rp 124.000,-

Gaji dan Lain-LainRp 85.100,- -Rp 85.100,- - - -Rp 85.100,-

Gaji Pegawai KantorRp 873.000,- -Rp 873.000,- - - -Rp 873.000,-

Telepon dan PeneranganRp 106.000,- -Rp 106.000,- - - -Rp 106.000,-

Biaya Umum KantorRp 184.700,- -Rp 184.700,- - -c) Rp 33.400,-Rp 151.300,-

Kerugian PiutangRp 12.000,- -Rp 12.000,- - -d) Rp 12.000,-

Biaya BungaRp 28.000,- -Rp 28.000,- - - -Rp 28.000,-

Laba BersihRp 1.155.400,- -Rp 1.155.400,- - -i) Rp 1.155.400,-

Pembayaran Deviden - - - -a) Rp 633.500,- -Rp 633.500,-

Rp 9.703.000,-Rp 9.703.000,-Rp11.298.900,-Rp 11. 298.900,- Rp. 2.524.800,- Rp 2.524.800,-Rp 10.158.400,-Rp 9.784.200,-

Kenaikan KasRp 374.200,-

Rp. 10.158.400,-Rp 10.158.400,-

PT. PANGGUNG SARI

Laporan Laba Rugi

untuk tahun 1978

Penjualan (setelah dikurangi retur & potongan Rp. 2.000,-)Rp. 72.220,-

Harga Pokok Penjualan:

Persediaan Barang Dagangan 1-1-1978Rp. 22.000,-

Persediaan (setelah dikurangi retur Rp. 7.500,-)Rp. 53.000,-

Rp. 75.000,-

Persediaan barang dagangan 31-12-1978Rp. 24.000,-

Harga Pokok Penjualan Rp. 51.000,-

Laba Kotor (gross margin) penjualanRp. 21.000,-

Biaya Operasional:

Biaya Penjualan:

- AdminitrasiRp. 1.200,-

- Ongkos angkut penjualanRp. 1.000,-

- Depresiasi bangunanRp. 700,-

- Biaya penjualan lain-lainRp. 1.340,-

Rp. 4.240,-

Biaya Umum & Administrasi:

- Depresiasi BangunanRp. 3.010,-

- Ongkos KantorRp. 700,-

- Biaya GajiRp. 3.800,-

- Biaya Piutang yang Tak TertagihRp. 460,-

Rp. 8.770,-

Rp. 13.010,-

Laba UsahaRp. 8.210.-

Penghasilan SewaRp. 3.000,-

Laba BersihRp. 11.210,-

PT. PANGGUNG SARI

Neraca yang Diperbandingkan

31 Desember 1977, 1978

31-Des

19771978

Aktiva

KasRp. 5.580,-Rp. 8.400,-

PiutangRp. 15.700,-Rp. 20.000,-

Cadangan Kerugian Piutang(Rp. 470,-)(Rp. 490,-)

PersediaanRp. 22.000,-Rp. 24.000,-

Persekot BiayaRp. 250,-Rp. 250,-

Piutang SewaRp. 200,-Rp. 400,-

Total Aktiva LancarRp. 43.260,-Rp. 52.600,-

Bangunan, TanahRp. 53.000,-Rp. 53.000,-

Akumulasi Depresiasi Bangunan(Rp. 900,-)(Rp. 4.610,-)

Total AktivaRp. 95.360,-Rp. 101.050,-

Passiva

Hutang DagangRp. 11.200,-Rp. 10.130,-

Hutang GajiRp. 150,-Rp. 200,-

Hutang LancarRp. 11.350,-Rp. 10.330,-

Modal SahamRp. 75.000,-Rp. 75.000,-

Laba Yang DitahanRp. 9.010,-Rp. 15.720,-

Total PassivaRp. 95.360,-Rp. 101.050,-

Informasi-informasi lain:

1) Dalam tahun 1978 telah dihapuskan piutang Rp. 440,- karena betul-betul tak dapat ditagih lagi

2) Dibayar deviden Rp. 4.500,-

3) Biaya gaji Rp. 3.800,- termasuk hutang gaji Rp. 50,-

4) Penghasilan sewa Rp. 3.000,- termasuk Piutang sewa Rp. 200,-

Berdasarkan data keuangan dari PT. Panggung Sari di atas dapat disusun worksheet penusunan laporan perubahan kas dan berdasarkan worksheet tersebut disusunlah laporan Perubahan uang kas

tersebut.

PT. PANGGUNG SARI

Worksheet - Cash Flow Statement

Untuk akhir tahun 1978

Pos neraca dan Rugi/LabaPerubahan 1978PenyesuaianKenaikan Kas (Sumber)Penurunan (Penggunaan)

DebitKreditDebitKredit

Kas2.820 - - - - -

Piutang4.400 -1) 4407) 4.840 - -

Persediaan2.000 - -8) 2.000 - -

Piutang Sewa200 - -5) 200 - -

Hutang1.070 - -9) 1.070 - -

Hutang Gaji -506) 50 - - -

Akumulasi Kerugian Piutang -202) 4601) 460 - -

Akumulasi Depresiasi -3.7103) 3.710 - - -

Deviden yang dibayar4.500 - - - -4.500

Penjualan (Net) - -7) 4.840 -67.380 -

Advertensi1.200 - - - -1.200

Ongkos angkut1.000 - - - -1.000

Penyusutan (unit penjualan)700 - -3) 700 - -

Biaya Penjualan Lain-lain1.340 - - - -1.340

Depresiasi (untuk umum)3.010 - -3) 3.010 - -

Ongkos Kantor700 - - - -700

Biaya umum yang lain800 - - - -800

Kerugian Piutang460 - -2) 460 - -

Biaya Gaji3.800 - -6) 50 -3.750

Pendapatan Sewa -3.0005) 200 -2.800 -

Persediaan22.00024.0008) 2.000 - - -

Pembelian (Net)53.000 -9) 1.070 - -54.070

103.000103.00012.77012.77070.18067.360

-2.820

70.18070.180

PT AGUNG SARI

Laporan Perubahan Kas

Untuk tahun 1978

Sumber uang kas:

1. Penjualan (setelah dikurangi kenaikan piutang)

Rp 67.380,-

2. Pendapatan sewa

2.800,-

Rp 70.180,-

Penggunaan uang kas:

Pembelian (setelah ditambah penurunan

hutang)

Rp 54.070,-

Pembayaran biaya operasi

8.790,-

Pembayaran deviden

4.500,-

Rp 67.360,-

Kenaikan dalam uang kas

Rp 2.820,-

Penjelasan kolom penyesuaian dalam worksheet.

Tujuan utama dari penyesuaian yang nampak dalam worksheet dihalaman 177 adalah untuk menunjukan penggunaan uang kas untuk pembayaran deviden dan untuk menghilangkan akibat dari non cash transction, disamping itu juga menjukan jumlah uang yang diterima dari penjualan dan sumber-sumber penerimaan lain serta jumlah uang yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan harga pokook barang yang dijual, biaya operasi, pajak dan biaya-biaya lainnya.

Adjusment tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penghapusan piutang yang tak dapat ditagih sebesar 440 pada waktu penghapusan piutang tersebut di debet rekeninng akumulasi kerugian piutang dan kreditnya,piutang transaksi ini tidak mempengaruhi uang kas, maka harus dikembalikan untuk menunjukan bahwa berkurangnya piutangbukan merupakan sumber uang kasdan untuk menghiangkan pendebetan akumulasi kerugian piutang yang tidak mempunyai akibat pada uang kas.

2. Akumulasi penghapusan piautang setelah di debet 440 masih adakenaikan 20 berarti pada tahun tersebut ditaksir dari saldo piutang yang ada akan tidak dapat ditagih sebesar 460 jurnal yang dibuat pada saat itu adalah debet biaya piutang tak tertagih kreditnya akumulasi penghapusan piutang.

3. Biaya penyusutan 3.710 jurnal yang dibat untuk mengakui biaya tersebut adalah debit penyusutan ( beban biaya penjualan 700 dan biaya umum 3.010 d) dan kreditnya akumulasi penyusutan 3.710 karena biaya ini timbunya tanpa ada pengeluaran uang, maka jurnal tersebut perlu dibalik seperti nampak dala jurnal revers nomor 3.

4. Pembayaran deviden 4.500 adalah langsung mengurangi uang kas maka tidak perlu di adjusment dan langsung dimasukan dalam kolom penggunaan uang kas.

5. Kenaikan piutang sewa 200 harus ditransfer ke rekening penghasilan sewa sebelah debet untuuk menunjukan bahwa penghasilan sewa 3000 yang 200 belum diterima per kas

6. Kenaikan hutang gaji 50 harus ditransfer kerekening biaya gaji sebelah kredit untuk menunjukan bahwa biaya gaji sebesar 50 belum dibayar sehingga biaya gaji nampak dalam cash basis.

7. Transfer kenaikan piutang 4.840 kerekenig penjualan sebelah debet adalah untuk menunjukan bahwa jumlah ini merupakan penjualan periode sekarang yang belum diterima uangnya. Dengan kata lain mentuk menunjukan jumlah uang kas yang diterima dri penjualan periode tersebut jumlah uang kas yang diterima yang beraslal darai pejualan dapat juda ditentukan sebagai berikut:

Piutang 1 Januari 1974

Rp 15.700,-

Penjualan tahun 1974

72.220,-

Rp 87.920,-

Penghapusan piutang

Rp 440,-

Piutang 31 Desember 1974

20.100,-

Rp 20.540,-

Penerimaan uang kas dari penjualan periode ini

Rp 67.380,-Jadi penerimaan uang kas dari penjualan selama satu periode mungkin lebih ataupun kurang (lebih kecil) daripada penjualan yang nampak dalam laporan rugi laba.Secara singkat penerimaan uang kas dari sumber ini dapat ditentukan sebagai berikut:a. Penjualan dikurangi kenaikan saldo piutang, atau

b. Penjualan ditambah penurunan saldo piutang.

8. Uang kas yang digunakan untuk memperoleh barang dagangan akan nampak dalam rekening pembelian, sehingga perubahan dalam persediaan barang dagangan harus dihapuskan. Adjusment no. 8 adalah menstransfer kenaiakan persediaan yang nampak dalam neraca untuk menghapus kenaikan persediaan yang nampak dalam laporan rugi laba, persediaan awal dikredit Rp 22.000 dan persediaan akhir tahun di debit Rp 24.000.

9. Transfer penurunan saldo hutang Rp 1.070 kerekening pembelian sebelah debet adalah untuk menunjukkan bahwa jumlah hutang yang terjadi pada periode sebelumnya beserta pembelian periode sekarang telah dibayar dalam periode ini., jumlah uang kas yang digunakan untuk membayar para kreditor dalam hubungannya dengan pembelian barang dagangan dapat juga ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Saldo hutang, 1 Januari 1978...............................Rp 11.200,-

Pembelian............................................................. 53,000,-

Rp 64.000,-

Saldo hutang 31 Desember 1978.........................

10.130,-

Jumlah yang dibayarkan pada kreditor................

Rp 54.070,-

2.5 Penetapan analisa sumber dan penggunaan kas

Tujuan penyusunan laporan sumber dan penggunaan kass adalah untuk mengetahui kas yang diperoleh selama satu periode dan untuk apa kas yang diterima tersebut. Hal ini sangat penting bagi para bankers dan para kreditor jangka pendek karena dengan menganalisa sumber dan penggunaan kas dapat diketahui kebijaksanaan management dalam mengelola sumber dana yang ada, di samping itu dari analisa sumber yang akan datang.

Misalnya dari work sheet yang nampak pada halaman 174 dapat disusun laporan sumber dan penggunaan kas sebagai berikut.PT INDIRASARI

Laporan Sumber dan Penggunaan Kas

Tahun yang berakhir 31 Desember 1978

Sumber kas dari:

1. Hasil operasi (penjualan)................................Rp 9.558.400,-

2. Penjualan saham............................................. 600.000,-Rp 10.158.400,-

Penggunaan kas untuk:

1. Operasi biaya

Rp 8.294.900,-

2. Membayar bunga

28.000,-

3. Membayar devidend

633.500,-

4. Membayar hutang lancar 127.800,-

5. Membayar hutang obligasi 150.000,-

6. Membeli gedung

400.000,-

7. Membeli alat kantor

150.000,-Rp 9.784.200,-

Kenaikan kas

Rp 374.200,-BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukan aliran atau gerakan kas, yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan. Laporan ini berbeda dengan laporan laba rugi, khususnya yang dalam penyusunannya menggunakan dasar waktu atau accruals basis, karena laporan perubahan kas merupakan ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun biaya-biaya yang terjadi.

Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena itu kas harus direncanakan atau diawasi dengan baik, baik penerimanya (sumber-sumber) maupun kegunaannya (pengeluarannya). Penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan ada yang bersifat rutin atau terus menerus dan ada pula yang bersifat insidentil atau tidak terus menerus.

Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dagangan maupun jasa bila dipertemukan dengan biaya operasi maka secara neto akan diperoleh sumber kas yang berasal dari operasi (laporan laba-rugi dasar tunai), tetapi pada umunya perusahaan menyusun laporan laba-rugi dengan menggunakan dasar waktu, oleh karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi harus disesuaikan sehingga menjadi hasil operasi berdasarkan tunai (vash basis).7