anestesi umum.docx

Upload: adi-saputra

Post on 26-Feb-2018

279 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    1/38

    ANESTESI UMUM

    dr. Erwin Kresnoadi, M.Si.Med, SpAn

    Anestesi adalah hilangnya sensasi sakit. Pada anestesi umum hilangnya rasa sakit terjadi

    pada seluruh tubuh disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Anestesi dibagi menjadi

    dua golongan besar, yaitu anestesi umum dan anestesi lokal. Pada anestesi lokal hilangnya rasa

    sakit hanya pada sebagian tubuh dan tidak disertai hilangnya kesadaran. Anestesi umum dapat

    diberikan seara inhalasi, intravena, intramuskuler, subkutan, per!oral, per!rektal. Anestesi lokal

    dapat diberikan seara topikal, infiltrasi,field block, blok saraf tepi, intravena "Biers technique#,

    audal, epidural dan spinal analgesi.

    $bat anestesi inhalasi dapat berbentuk gas misalnya %2$, ylopropane dan ethtylene.

    &ang berbentuk air melalui alat penguap akan diubah menjadi gas. $bat anestesi inhalasi yang

    berbentuk air dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu golongan halogen hidrokarbon misalnya

    halotan dan halogen eter yang ontohnya adalah eter, enflurane, isoflurane, desfluran, dan

    sevofluran. 'eknik anestesi umum inhalasi bisa dilakukan dengan napas spontan dengan sungkup

    muka, nafas spontan diintubasi, nafas spontan dengan laringeal mask, nafas spontan dengan

    ($PA "Cuffed Oropharyngeal Airway# atau nafas kendali diintubasi.

    $bat anestesi intravena antara lain ) tiopental, propofol, ketamine, etomidate, mida*olam,

    dia*epam, dan sebagainya. $bat anestesi yang dapat diberikan seara intramuskuler adalahketamine, dia*epam, mida*olam. &ang dapat diberikan per!rektal adalah eter oil, ketamine,

    pentotal.

    Anestesi umum didefinisikan sebagai hilangnya rasa sakit diseluruh tubuh yang disertai

    hilangnya kesadaran yang reversibel akibat pemberian obat anestesi. Pada anestesi umum ada

    penekanan Susunan Saraf Pusat yang menurun seara ireguler. Anestesi umum dapat

    didefinisikan lebih jauh sebagai suatu keadaan yang mana sistim fisiologi tertentu dari tubuh

    dibawah kendali pengaturan luar oleh obat!obat anestesi. +rut!urutan Susunan Saraf Pusat yang

    terdepresi selama anestesi umum adalah orteks dan pusat psikis, basal ganglia dan serebelum,

    medulla spinalis dan terakhir medula oblongata Anestesi umum dapat diberikan seara inhalasi,

    intravena, intra muskuler, per oral dan per rektal. &ang paling sering dipakai adalah pemberian

    seara inhalasi dan intravena. Agak jarang yang diberikan seara intramuskuler dan lebih jarang

    lagi yang diberikan seara per rektal atau per oral.

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    2/38

    $bat anestesi yang diberikan seara inhalasi adalah eter, halotan, enfluran, isofluran,

    sevofluran dan desfluran. &ang dapat diberikan seara intravena adalah pentotal, ketamin,

    propofol, etomidat, dia*epam, mida*olam. &ang diberikan seara intramuskuler adalah ketamin.

    (ontoh yang dapat diberikan per rektal adalah dia*epam, eter oil. &ang dapat diberikan seara

    oral adalah ketamin dan mida*olam. engan ditemukannya obat!obat anestesi yang baru maka

    definisi anestesi umum tidak sesederhana sebagai suatu -depresi SSP yang menurun.

    Kemampuan untuk memberikan keadaan tidur terpisah dari keadaan analgesia dan relaksasai otot

    menyebabkan dikenalnya keadaan yang disebut anestesi seimbang "balans anestesi# yaitu masing

    !masing obat untuk setiap komponen anestesi umum.

    Risiko Perioperatif

    /isiko yang berhubungan dengan anestesia dan pembedahan dapat diklasifikasikan dalam)

    0. risiko yang berhubungan dengan kondisi pasien

    1. risiko yang berhubungan dengan prosedur pembedahan

    2. risiko yang berhubungan fasilitas termasuk sumber daya manusia di rumah sakit

    3. risiko yang berhubungan dengan obat atau teknik anestesia

    'anggapan fisiologi yang terjadi akibat pembedahan )

    0. Pengaruh langsung obat anestesi terhadap sekresi hormone!hormon) A('4,

    ortisol, antidiuretik, tiroid, katekolamin, sistem renin!angiotensin!aldosteron,

    insulin dan metabolisme glukosa.

    1. Pengaruh langsung obat anestesi terhadap sistem respirasi dan kardiovaskuler

    Penilaian prabedah meliputi)

    0. penilaian terhadap keadaan pasien seara menyeluruh termasuk riwayat penyakit,

    pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang mendukungnya

    1. mengidentifikasi faktor!faktor risiko anestesi, dan bila bermakna pasien harus

    diberitahu

    2. mengoptimalkan kondisi kesehatan pasien sebelum tindakan anestesi dan

    pembedahan, seperti melakukan fisioterapi dada, latihan nafas dsb.

    3. menentukan status fisik berdasarkan Amerian Soiety of Anesthesiologist "ASA#

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    3/38

    5. merenanakan teknik anestesi dan pengelolaan perioperatif seperti terapi airan dan

    transfusi darah

    6. menmperkenalkan diri kepada pasien agar dapat megurangi keemasan dan akan

    mempermudah dalam melakukan induksi anestesi

    7. memberikan instruksi yang jelas tentang obat yang harus diteruskan atau dihentikan

    pada hari pembedahan

    8. mempersiapkan obat!obat premedikasi

    9nstruksi praanestesi kepada perawat ruangan harus tertulis dengan jelas meliputi)

    0. pemeriksaan penunjang tambahan

    1. lamanya puasa

    2. persiapan darah atau produk darah, golongan darah dan jumlah yang diperlukan

    3. jenis obat yang harus terus diberikan atau dihentikan pada hari pembedahan

    5. terapi inhalasi pada pasien PP$K atau riwayat asma

    6. pemasangan infus dekstrosa pada pasien diabetes

    7. obat premedikasi) dosis, ara dan waktu pemberian

    Pemeriksaan penunjang rutin yang harus dilakukan)

    0. pemeriksaan darah lengkap

    1. urinalisis "bila gula positif harus ditambah pemeriksaan gula darah#

    2. ureum, kreatinin, elektrolit) pada pembedahan besar

    3. EK:) umur ; 3< tahun

    5. =oto toraks) umur ; 6< tahun

    6. uji fungsi hati) pada pembedahan besar pasien umur ; 5< tahun

    Pemeriksaan penunjang berdasakan indikasi:

    0. Pemeriksaan darah lengkap)

    i. Anemia dan kelainan>penyakit hematologi lainnya

    ii. :angguan ginjal

    iii. Pasien dalam kemoterapi

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    4/38

    1. +reum, kreatinin, dan elektrolit

    i. :angguan>penyakit hati dan ginjal

    ii. :angguan metabolik, seperti diabetes mellitus

    iii. /iwayat diare, muntah

    iv. Kondisi nutrisi buruk

    v. Persiapan usus prabedah

    vi. /iwayat pemberian obat!obat digitalis, diuretika, antihipertensi, steroid,

    obat anti diabetes

    2. :ula darah

    i. iabetes mellitus

    ii. Penyakit hati berat

    3. Elektrokardiogram

    i. 4ipertensi, penyakit jantung atau penyakit paru kronik

    ii. iabetes mellitus

    5. =oto toraks

    i. :angguan pernafasan yang bermakna atau penyakit paru

    ii. Penyakit jantung

    6. Analisis gas darah arteri

    i. $besitas

    ii. Pasien dengan gangguan nafas

    iii. Penyakit paru sedang sampai berat

    iv. Sakit kritis atau sepsis

    v. ?edah toraks

    7. +ji fungsi paru

    i. ?edah toraks

    ii. Penyakit paru sedang sampai berat, seperti PP$K, bronkhiektasi, penyakit

    paru restriksi

    8. +ji fungsi hati

    i. Penyakit hepatobilier

    ii. /iwayat peminum alkohol

    iii. 'umor dengan kemungkinan metastase ke hati

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    5/38

    @. +ji hemostase dan koagulasi darah

    i. Penyakit > kelainan darah

    ii. Penyakit hati berat

    iii. Koagulopati apapun sebabnya

    iv. /iwayat terapi antikoagulan seperti heparin atau warfarin

    0

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    6/38

    b. fraksi protein plasma

    Perhatian khusus harus diberikan pada hal!hal berikut yang ditemukan pada anamnesis

    0. /iwayat penyakit terdahulu, operasi dan pembiusan sebelumnya.

    1. 'erapi obat!obatan seperti kortikosteroid, insulin, obat

    antihipertensi, transquillizers, antidepresan trisiklik, antikoagulan, barbiturat, diuretik dan

    alergi obat.

    2. :ejala!gejala yang berhubungan dengan sistim respirasi, seperti

    batuk, sputum, bronkospasme, kemampuan untuk mengeluarkan lendir.

    3. Sistem kardiovaskuler ) toleransi latihan, nyeri angina,

    dekompensasi ordis, hipertensi yang tidak diterapi.

    5. Keenderungan untuk muntah. Pilihan obat dan tindakan anestesi

    untuk mengurangi mual muntah pasa operasi

    6. /iwayat kehamilan dan menstruasi.

    7. Kebiasaan pasien merokok, minum alkohol, adiksi obat.

    Penilaian preoperatif seringkali kurang daripada yang seharusnya, dan terkadang adanya kurang

    komunikasi antara dokter bedah dan anestesiolog.

    Tes-tes yang tidak memerlukan peralatan

    'es!tes ini hanya menyediakan informasi yang minimal tentang fungsi pernafasan dan terkadang

    direkomendasikan sebagai tes skrining untuk menentukan fit untuk operasi. 'es sederhana

    yang dapat dilakukan dalam klinik adalah )

    a. Tes tahan nafas Sabrase) pasien dalam keadaan istirahat diminta untuk menarik nafas

    dalam dan selanjutnya menahan nafasnya. Apabila dapat menahan nafas selama 15!2

    diafragma yang paling akhir ditekan.

    Pada hambatan refleks, terjadi penekanan refleks misalnya ada sistim respirasi untuk menegah

    brokhospasme, laringospasme, pembentukan mukus. Pada sirkulasi untuk menegah terjadinya

    aritmia dan pada gastrointestinal untuk menegah mual, muntah.

    'ipnotik:

    'erjadi hambatan mental. Ada beberapa tingkatan dimulai dari tenang, sedasi, light sleep atau

    hipnosis, deep sleep atau narkosis, complete anaesthesia, dan terakhir terjadi depresi medulla

    oblongata.

    Indikasi anestesi umum :

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    9/38

    0. (nfantdan anak!anak.

    0. $perasi yang luas.

    1. Pasien dengan kelainan mental.

    2. ?ila pasien menolak anestesi lokal.

    3. $perasi yang lama.

    5. $perasi dimana dengan anestesi lokal tidak praktis dan tidak menguntungkan.

    6. Pasien dalam terapi anti coagulant.

    7. Pasien yang alergi terhadap obat anestesi lokal.

    Pada anestesi umum terjadi trias anestesi, yaitu ) ! hipnotik "tidur#

    ! analgetik "hilangnya rasa sakit#

    ! relaksasi

    Pada anestesi umum inhalasi atau intravena, trias anestesi dapat diperoleh dengan dosis besar

    satu maam obat anestesi inhalasi atau intravena, tetapi akan disertai adanya efek samping.

    Misalnya dengan pentothal saja atau dengan halothane saja. +ntuk menegah adanya efek

    samping tersebut, maka anestesi umum dilakukan dengan konsep anestesi balans "anestesi

    seimbang# dimana pasien diberikan obat untuk setiap komponen anestesi, yaitu hipnotik,

    analgetik dan relaksasi.

    "ontoh obat anestesi seimbangAnestesi inhalasi Anestesi intravena

    4ipnotik %1$, halotan, enfluran, isofluran,

    sevofluran.

    Pentothal, Propofol, ia*epam,

    Mida*olam, Ketamine.

    Analgetik %arkotik analgetik "Petidin, Morphin,

    =entanyl, Sufentanil, Alfentanil#.

    %arkotik analgetik.

    /elaksasi Semua obat pelemas otot "Suinylholine,

    /ouronium, euronium, Atraurium#

    Semua obat pelemas otot.

    +ntuk terjadinya trias ini, maka pada anestesi umum inhalasi terjadi blok sensoris, blok motoris,

    blok refleks dan blok mental.

    Blok sensoris%

    Stimuli pada endorgan diblok seara sentral dan stimuli tidak masuk ke dalam orteF

    tingkatan bervariasi, dari stadium 9 sampai dengan stadium 999 dimana semua sensasi hilang

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    10/38

    yang ditekan adalah orteF, hipothalamus, subortial thalami nulei, semua sel sensoris

    ranial.

    Blok motoris

    &ang ditekan adalah premotor dan motor orteF subortial dan eFtrapyramidal. &ang

    terakhir dipengaruhi adalah otot pernafasan. Mula!mula pada otot interostal bawah, lalu otot

    interostal atas, dan kemudian otot diaphragma.

    Blok refleks%

    /efleks yang tidak menyenangkan harus diblok, misalnya pada sistem respirasi adalah

    pembentukan mukus, spasme laring, spasme bronhus. Pada sistem kardiovaskuler adanya

    aritmia, dan pada sistem gastrointestinal adanya salivasi dan muntah.

    Blok mental %

    +ntuk menapai tidur ada beberapa tahapan )

    0. 'enang.

    0. Sedasi "ngantuk#.

    0. 4ipnosis "light sleep#.

    0. %arkosis "deep sleep#.

    0. Anestesi penuh "complete anesthesia#.

    0. Paralisis pada medula "medullary paralysis#.

    Pada pemberian anestesi umum inhalasi, urutan bagian SSP yang terdepresi adalah )

    0. Corte! cerebridan pusat psikis.

    0. ?asal ganglia dan cerebellum.

    0. Medula spinalis.

    0. Medula oblongata.

    'eori terjadinya anestesi umum belum jelas benar sehingga terdapat bermaam!maam teori

    anestesi antara lain )

    0. (olloid 'heory "0875#.

    0. Bipid Solubility 'heory "08@@#

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    11/38

    0. Surfae 'ension atau Adsorpsion 'heory "0@ gas makin tinggi koefislen partisi, makin poten

    obat itu

    STA&IUM ANESTESI%

    Pada anestesi umum dikenal stadium anestesi dari *uedel, stadium ini untuk mengetahui

    kedalaman anestesi dan lebih jelas bila digunakan eter.

    Stadium Anestesi terdiri dari )

    Stadium 9 )disebut stadium analgesia atau disorientasi. Stadium ini berlangsung mulai induksi

    sampai kesadaran hilang. Pada stadium ini rasa nyeri belum hilang sama sekali,

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    12/38

    sehingga hanya dapat dilakukan pembedahan ringan. Akhir stadium ini ditandai

    oleh hilangnya refleks bulu mata.

    Stadium 99 ) disebut stadium hipersekresi atau eksitasi atau delirium. imulai dari hilangnya

    kesadaran dan hilangnya refleks bulu mata sampai ventilasi kemball teratur.

    'erdapat depresi ganglia basalis sehingga refleks!refleks tidak terkontrol atau reaksi

    berlebihan terhadap berbagai rangsangan.

    Stadium 999 ) disebut stadium pembedahan. Mulai respirasi teratur sampai apnea.

    Stadium ini dibagi menjadi 3 plana )

    ! P'ana () respirasi teratur dan bersifat thorakoabdominal, bola mata terfiksir tapi

    kadang eksentris, pupil myosis, refleks ahaya positif, lakrimasi meningkat, refleks faring

    dan muntah hilang, tonus otot mulai menurun.

    ! P'ana 2) respirasi teratur bersifat abdominothorakal, tidal volume menurun,

    frekuensi nafas meningkat, bola mata terfiksir di sentral, pupil mulai midriasis, refleks

    ahaya mulai menurun dan refleks kornea hilang.

    ! P'ana )) respirasi teratur dan bersifat abdominal akibat kelumpuhan nervi

    interostals, lakrimasi hilang, pupil melebar dan sentral, refleks laring dan peritonium

    hilang dan tonus otot semakin menurun.

    ! P'ana *) respirasi tidak teratur dan tidak adekuat "tersendat!sendat# karena otot diafragma

    lumpuh dan makin nyata pada akhir plana 3. 'onus otot sangat menurun, pupil midriasis,

    refleks spingter ani dan refleks kelenjar air mata hilang.

    Stadium 9 ) disebut stadium paralisis atau kelebihan obat. Mulai henti nafas sampai henti

    jantung.

    SISTEM SIR!UIT A+AT ANESTESI%

    Pada anestesi umum dikenal ada 3 sistem sirkuit )

    (% Sistem terbuka ,open system-:

    igunakan sungkup yang menutup hidung dan mulut. Memakai agent eter atau hloraethyl yang

    diteteskan perlahan!lahan pada sungkup tersebut dan dibawah sungkup dialirkan $1. Pada sistem

    ini tidak ada rebreathing.

    2% Sistem setengah terbuka"semi open# dan sistem setengah tertutup"semi closed#)

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    13/38

    Kedua sistem ini dapat digunakan untuk anestesi dengan menggunakan sungkup saja maupun

    intubasi, dengan nafas spontan maupun kontrol. iperlukan ($1 absorber "soda lime#. Pada

    sistem semi open) terdapat inspirasi dari udara luar sebagian dan rebreathing sebagian. Pada

    sistem semi losed) tidak terjadi inspirasi dari udara luar, tetapi terjadi ekspirasi ke udara luar

    dan rebreathing.

    )% Sistem tertutup ,closed system-:

    Pada sistem ini udara ekspirasi dihirup kembali seluruhnya, masuk kedalam alat anestesi jadi

    hanya ada rebreathing. isini ($1absober sangat berperan.

    Pada anestesi umum penderita dapat bernafas spontan atau dibantu. ?ila dengan ara

    nafas kontrol, penderita harus diberikan obat pelumpuh otot. Adapula bernafas spontan, tetapi

    kadang dibantu, ini disebut assist respiration. ikenal pula istilah balane anesthesia, yaitu

    menggunakan kombinasi beberapa jenis obat anestesi untuk memperoleh hasil yang optimal,

    sehingga dosis keil dan efek samping keil tetapi trias anesthesia dapat terapai. Trias

    anesthesia adalah hypnoti, analgeti dan relaFation.

    $#AT PE+UMPU. $T$T%

    Ada 2 go'ongan obat pe'umpuh otot :

    i. +epolarizing) suFamethonium, suksamethonium halides, deamathonium

    ii. ,on depolarizing) tubourarine, panuronium, aluronium, gallamine, veuronium

    Pada suatu keadaan, obat golongan depolari*ing dapat menjadi berefek non depolari*ing,

    Keadaan ini disebut dual block atau biphasic block. /elaksasi otot dapat disebabkan oleh)

    entral, anestesi umum, perifer "local ner"e block# dan pelumpuh otot. /elaksan yang dipakai di

    klinik pada umumnya highly ioni*ed dan terbatas pada airan ekstra seluler.

    /isio'ogi neuromus0u'ar jun0tion%

    Pada saat datang impuls, syaraf terminal pada myoneural juntion dari syaraf motorik akan

    melepas aethylholine. Aethylholine masuk melalui juntional left kedalam juntional fold

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    14/38

    pada endplate membrane. isini akan terikat lipoprotein reeptor. Karena ada impuls maka

    permeabilitas membran terhadap ion %aG akan meningkat, sehingga %aG masuk dan

    mengadakan depolarisasi seara mendadak dan serabut otot akan mengeluarkan ion KG. Motor

    endplate sangat peka terhadap aethylholine dan mengakibatkan depolarisasi "karena terjadi

    electrically negati"e#. Arus depolarisasi ini akan menggerakkan bagian yang berdekatan pada

    serabut otot "aksi potensial otot# dan berjalan sepanjang membran serabut otot dan final stimulus

    untuk menimbulkan kontraksi pada bagian kontraktil serabut otot. Pelepasan aethylholine

    hanya sebentar karena dihidrolisa oleh aethylholine esterase pada motor endplate, sehingga

    terjadi periode refrakier. Sintesa aethylholine mengambil tempat utama pada motor nerve

    ending oleh transfer aethyl group dari o!en*yme A dibawah pengaruh en*im holine

    aethylase. (holine dihasilkan oleh airan ekstraseluler.

    1angguan transmisi neuromusku'er%

    apat disebabkan oleh)

    0. 4ambatan pelepasan aethylholine pada nerve ending oleh) proaine, antibiotika golongan

    aminoglyoside, hipokalsemia, hipermagnesemia dan toksi botulinum.

    1. Menegah penggabungan dengan spesifik reeptor pada endplate oleh) tubourarine,

    panuronium, gallamine dan aluronium.

    2. Menurunkan e!citability muscle membrane dekat endplate oleh) suFamethonium dan

    deamethonium.

    Perbedaan !'inis:

    Non depo'ariing &epo'ariing

    0. 'idak terjadi fasikulasi 0.'erjadi fasikulasi

    1. Efek berkurang oleh) 1.Efek berkurang oleh)! antiholine esterase ! eter

    ! depolari*ing relaFant ! halothane

    ! adrenaline ! aidosis

    ! repeated bursts of titani stimuli ! non depolari*ing relaFant2. Paralisis meningkat oleh) 2. Potensiasi dengan)

    ! non depolari*ing relaFant ! antiholine esterase

    ! eter ! aethylholine! halothane ! hypothermia

    ! enflurane ! alkalosis respiratory

    ! 4ypothermia H 2

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    15/38

    menurunnya konsentrasi dalam plasma seara

    mendadak.

    Penggunaan non depolari*ing )

    0. 9ntubasi endotraheal, optimal setelah 2 menit

    1. Membantu relaksasi otot selama operasi

    2. Menghilangkan spasme laring dan upper respiratory tract refle!selama anestesi

    3. Memudahkan kontrol respirasi, akibat paralisis

    5. Menegah refleks otot pada anestesi dangkal " light anesthesia#

    6. Menegah efek samping suksamethonium

    7. Menegah menggigil selama induksi pada hipotermi

    8. Menegah ketegangan selama respirasi spontan, sehingga tidal volume meningkat

    Efek samping non eplori*ing )

    0. Aktivitas autonom ) ganglion blokade pada tubuurarine dan tahyardia pada gallamine

    1. 4istamine relase, tubuararine

    2. Paralise respirasi

    3. Prologed ation

    &eporiing :

    SU""IN+".$+INE%

    Sifat)

    ! struktur mirip aethylholine

    ! depolari*ing 3 fasikulasi

    ! menyebabkan pengeluaran ionKG dari intrsel

    ! mempunyai efek niotini dan musarini

    ! histamine release

    ! meningkatkan tekanan intraokuler

    !ontra indikasi :

    a. Absolut )

    ! hiperkalemia, ; 5,5 meJ>B

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    16/38

    ! kelainan otot) malignant hyperthermia, myasthenia gravis, musular dystrophy

    ! trauma otot massive

    ! luka bakar, 7!6< hari

    ! luka tusuk orbita, karena meningkatkan tekanan intraokuler

    ! gagal ginjal, karena KG tinggi

    ! gangguan neurology) paraplegia, neurodegenerati"e disease

    b. /elatif )

    ! hepati dysfuntion

    ! holinesterser rendah "n) 8

    gravis malnutrisi dan insektisida organofosfat

    osis) 0!0,5 mg>kg i.v

    Komplikasi) dual blok dan ardia standstill.

    Setelah pemberiansingle dosesuksamethonium akan terjadi)

    0. Atypial holinesterase

    1. ehidrasi dan gangguan elektrolit mendahului dual blok

    2. $ver dosis "pada infus ; 0 g#.

    +ntuk menegah over dosis suFamethonium dianjurkan assisted ventilation

    3. Kadar serum holinesterase rendah.

    Darang terjadi prolonged apneabila pemberian tidak lebih dari 5< mg. Suatu dosis yang

    adekuat untuk pasien E(' dan intubasi tidak akan terjadi prolonged apnea lebih dan 1

    menit dan bila kadar serum holinesterase ; 15 unit. Kadar serum holinesterase rendah

    pada) liver disease, anemia gravis, seondary arinomatous, malnutrisi, starvation, whole

    body irradiation dan terkontaminasi insektisida organophosphate " holinesterase inhibitor#.

    Kadar menurun menyertai regular ingestion dan beberapa pil kontrasepsi dan proaine,

    dimana diperlukan holinesterase untuk hidrolisa amide linked. Bignoaine dan

    prometha*ine juga menyebabkan prolonged apnea.

    'indakan)!blood transfusion, memakai stored blood berisi 2< unit holinesterase per ml dan

    menyimpan 8

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    17/38

    ! ml

    5. Kelebihan suinylmonoholine ) efek relaksasi 0>15< dari induknya, tetapi dihidrolisa

    sangat lambat dan terkumpul didalam sirkulasi darah. 'erjadi pada pemberian infus drips 0,5!

    1 gr.

    6. ual blok) endplate bereaksi saat initial depolari*ing blok berubah meniadi non depo!

    lari*ing blok.

    'indakan ) beri antiholinesterase "neostigmine atau edrophonium#

    'erjadi setelah pemberian dosis ulang.

    7. Myoneural bloking effet.

    Non depo'ariing

    PAN"UR$NIUM%

    Sifat)

    ! non depolari*ing

    ! ateholamine releasemeningkatkan tekanan darah, heart rate

    ! inotropi positive dan vagolyti

    ! struktur mirip steroid

    ! ekskresi terutama melalui ginjal

    ! long ating

    !ontra indikasi :

    ! hipertensi

    ! kelainan otot) malignant hyperthermia, myasthenia gravis, musular dystrophy

    Mula kerja) 1!2 menit

    osis) ! prekurarisasi) 0 mg i.v

    ! initial dose)

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    18/38

    ! homolog panuronium

    ! tidak histamine release

    ! perubahan kardiovaskuler tidak bermakna

    ! ekskresi sebagian besar lewat ginjal

    ! medium ating

    Mula kerja) 1!2 menit.

    Barut dalam aJuadest, /B, %a(l dan 5.

    osis) kg i.v, drips) kg>jam.

    )% ATRA"URIUM%

    %ama dagang) trarium.

    Keistimewaan)0. Metabolisme didalam plasma "eliminasi 4offman, seara kimiawi#, sehingga tidak

    tergantung fungsi ginjal dan hepar.

    1. Perubahan kardiovaskuler tidak bermakna.

    2. 'idak terjadi akumulasi.

    'erpilih untuk geriatry dan kelainan) jantung, ginjal, hepar.

    apat pulih spontan tanpa reverse, bila efek obat habis.

    Mula keria) 1!2 menit, durasi) 05!2< menit "medium ating#

    osis) ! prekurarisasi) 6 mg

    ! initial)

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    19/38

    osis) initial dose)

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    20/38

    ara meningkatkan ambang rangsang neuron terhadap eksitasi. (orteF erebri dan aktivitas

    asending retiular lebih dulu mengalami depresi sebelum medullary enter. 'ekanan

    intraranial dan B(S menurun. Bebih mendepresi tranmisi simpatis dibanding parasimpatis.

    Respirasi :

    Mendepresi pusat pernafasan seara langsung dan kepekaan terhadap ($1 berkurang.

    /angsang pernafasan terutama berasal dari aroti bodies dan refleks terhadap hipoksia. Pada

    dosis premedikasi opiat depresi akan jelas. Anestesi ringan dengan pentothal dapat terjadi

    bronhospasme, laryngospasme akibat rangsangan lendir, darah atau menipulasi lain.

    !ardio5asku'er :

    Bangsung mendepresi myoardium, sehingga kekuatan kontraksi menurun yang

    mengakibatkan ardia output berkurang serta dilatasi jantung, keadaan ini tidak akan terjadi

    pada orang dengan kondisi prima. Penyuntikan yang terlalu epat akan memperbesar

    kemungkinan terjadinya aritmia. enyut ektopik dan aritmia timbul sekunder akibat

    hipoksemia yang disebabkan oleh depresi respirasi. 'ekanan darah akan turun akibat delatasi

    perifer. Penderita hipertensi akan lebih peka, terutama pada larutan pekat dan penyuntikan

    terlalu epat. asodilatasi ini dikompensir dengan konstnLksi pembuluh darah ginual dan

    splannius.

    +aring :

    apat terjadi .pasme larynF akibat rangsangan daerah operasi stimuli vagal nerve ending

    pada mukosa oleh darah, regurgitasi asam lambung. apat pula terjadi bronhospasme.

    Pregnant uterus :

    'idak mempengaruhi tonus uterus, dosis keil dapat diberikan untuk versi luar. Pada dosis

    besar akan melewati plaenta barriere sehingga dapat mempengaruhi fetus.

    1inja' :

    /enal blood flow menurun, filtrasi berkurang dan sekresi A4 meningkat, sehingga produksi

    urine berkurang.

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    21/38

    Mata :

    'erjadi dilatasi pupil. Sensitivitas terhadap ahaya tetap ada sampai pasien tertidur. 'ekanan

    intraokuler menurun, refleks ornea, onjuntiva , eye lash dan eye lid menghilang.

    Redistribusi :

    Setelah penyuntikan single dose dengan dosis keil, kadar didalam plasma epat menurun

    sehingga pasien epat sadar. /edistribusi ke jaringan lemak lambat. /edistribusi terbanyak

    pada visera dan lean body mass "$tot dll.# 2< menit setelah penyuntikan i.v. (epat

    menembus blood brain barriere dan konsentrasi dalam B(S mendekati konsentrasi plasma

    dalam waktu 05 menit. Keseimbangan antara plasma dan otak diapai dalam waktu 0 menit

    setelah pemberian intravena. Kadar kalium plasma sedikit menurun. alam jumlah keil

    masih terdapat didalam plasma selama 13 jam. 7kg i.v, hamil) 2 mg>kg i.v

    !omp'ikasi :

    a. Bokal )

    0. 9njeksi perivena.

    :ejala) sakit, kemerahan , bengkak, hematome, ulerasi, median nerve injury.

    'indakan) suntikan 0< ml proaine 0 ditempat injeksi.

    1. 9njeksi intra arteri.

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    22/38

    :ejala) rasa terbakar, sakit hebat, spasme arteri dan thrombosis.

    'indakan )

    ! biarkan jarum ditempat

    ! larutkan dengan %a(l

    b. +mum )

    0. epresi respirasi) disebabkan oleh relatif over dosis, laryngospasm, lidah jatuh

    kebelakang.

    1. Sirkulasi ollapse) akibat vasodilatasi perifer dan depresi myoardium

    'indakan) naikan kaki, 9PP, infus plasma eFpander, vasokonstriktor

    2. Baringospasme! akibat stimulasi daerah operasi "spingter ani, erviF uteri#brewer

    lukard refleF, stimulasi saliva 'indakan) suinylholine 1

    3. Bainnya) batuk, vertigo, euphoria, disorientasi dan anaphylati.

    2% #EN6$&IA6EPINE%

    Sifat)! hypnoti!sedative

    ! amnesia anterograde

    ! atropine like effetheart rate meningkat

    ! pelemas otot ringananti kejang

    ! vasodilatasi periferterjadi ollapse

    ! epat melewati barriere plaenta

    Kontra indikasi) porfiria dan hamil "S( dan inpartu#

    osis)

    ia*epam Mida*olam

    Premedikasi kg i.m

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    23/38

    )% PR$P$/$+%

    Merupakan ampuran 0 obat dalam air dan emulsi, yang berisi) 0kg i.v, ; 6< tahun) 0,6 mg>kg i.v

    *% !ETAMIN%

    Merupakan rapid acting non barbiturate general anesthesia.

    /armako'ogi%

    Susunan S4araf Pusat :

    Efek analgesik sangat kuat. Efek hypnoti kurang dan disertai penerimaan keadaanlingkungan yang salah "dissosiative anesthesia#. Sering terjadi mimpi buruk, halusinasi,

    disorientasi waktu dan tempat, gaduh!gelisah tak terkendali.

    !ardio5asku'er :

    'ekanan darah meningkat 1

    Keadaan ini akibat aktivitas simpatis meningkat dan depresi baroreeptor. Darang terjadi

    aritmia.

    Respirasi :

    epresi pernafasan ringan dan hanya sementara, keuali dosis terlalu besar. Menyebabkan

    bronhodilatasi dan bersifat antagonis terhadap bronhoonstrition akibat histamine.

    "erebra' :

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    24/38

    (erebral blood flow dan tekanan intraranial meningkat. Pada pemberian jangka lama dapat

    terjadi peningkatan srangan epilepsy.

    Mata:

    'ekanan intraokuler meningkat. 'erjadi gerakan bola mata dan nystagmus

    'erjadi analgesia, sedasi, katalepsi, tonus otot skelet meningkat, stimulir kardiovaskuler,

    Baryngopharyngeal refleF menurun sedikit, salvias meningkat sehingga harus diberikan

    atropine.

    4alusinasi dan gelisah diatasi dengan) mengurangi rangsangan pada periode reovery,

    premedikasi dengan opiat dan hyosine, droperidol i.v segera sebelum operasi selesai,

    dia*epam 5!0< mg i.v, mida*olam atau pentothal 5

    Ketamin kerja dengan meningkatkan ion KG menembus membran. Kadar norepinephrineplasma meningkat, ini dapat direduksi dengan droperidol. Ketamine menegah adrenergi

    response dari pembuluh darah perifer terhadap stimulir pembedahan.

    Penggunaan :

    0. Prosedur dimana pengendalian nafas sulit

    1. Prosedur diagnostik

    2. 'indakan ringan) reposisi tertutup, biopsy

    3. Pasien resiko tinggi

    5. Minor surgery

    6. Penderita asthma bronhiale

    7. 'idak tersedia alat anestesi

    Kontra indikasi)

    0. 4ipertensi) ; 060

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    25/38

    osis)

    !induksi) 0!1 mg>kg i.v atau 0< mg>kg i.m, hamil) kg>jam

    nafas spontan) 1!2 mg>kg>jam

    Ingat :

    Ketamin lebih dahulu, baru kemudian 4alothane, karena)

    !ketamine) stimulir Simpatik

    !halothane) simpatik blok dan inotropik negatif sehingga resultante nya inotropik negatif

    arrhythmia.

    $#AT ANESTESI IN.A+ASI%

    $bat anestesi ada 1 jenis)

    0. 0.Anestetik gas ) %1$ dan ylopropane.

    1. 1.Anestetik volatil ) eter, halothane, enflurane, isoflurane, sevoflurane dan desflurane.

    (% N2$

    %ama lain) gas gelak.

    Merupakan satu!satunya anestetik organik, sweet smelling dan tidak berwama.

    ?M 33, titik didih 8@I (, titik krisis 26,5I ( dan ? 0,5 kali udara. 'idak mudah terbakar,

    tetapi merupakansupport combustion. Kelarutan dalam plasma 0

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    26/38

    'indakan )

    ! terapi oksigen untuk mengkompensir hipoksia

    ! methylene blue untuk reovert met4b

    ! menegah dan mengatasi hemial pneumonitis dengan antiblotika, steroid dan 9PP

    ! koreksi gangguan asam!basa

    irulatory support ) obat!obatan vasopressor

    ! dimeraprol untuk mengatasi aksi o!ide of ,

    %1$ adalah analgetik kuat, tetapi anestetik lemah. Pada pemberian gas murni dapat menekan

    sirkulasi sehingga terjadi dilatasi jantung. Kegagalan sirkulasi ini menyebabkan (%S

    anoksia, sehingga harus diberikan bersama oksigen. Pengaruh terhadap saluran nafas

    minimal, tidak iritasi dan tidak menyebabkan sekresi. ?ila diberikan bersama pentothal

    dapat terjadi depresi respirasi. Pada anestesi yang lama dapat terjadi mual, muntah dan

    lambat bangun. :ejala sisa dapat terjadi bila hipoksia atau alkalosis akibat hiperventilasi.

    :as ini mudah berdifusi melalui membran sel sehingga menembus jaringan atau merangsang

    jaringan yang mengakibatkan pneumothoraF, pneumoperitonium, pneumoenephal,

    kembung dan tuli pasa operasi "karena perubahan tekanan mekanik di telinga tengah#.Pada

    penderita tetanus dan poliomyelitis dapat terjadi aplasia bone marrow, agranuloytosis dan

    thromboytopenia akan fatal. Mempunyai efek teratogenikpada umur kehamilan 6 minggu.

    %1$ dalam $1mempunyai efek sesuai morfin. Konsentrasi optimum untuk efek anakgesik

    maksimal adalah 25. :as ini dikenal sebagai asphy!iating agent, karena pada konsentrasi

    tinggi dapat terjadi asfiksia dan hipoksia. Kebutuhan %1$ dipengaruhi oleh respiratory

    minute volume, yaitu tidal volume kali respiratory rate. 'idal volume rata!rata 0< ml>kg.

    Sehingga bila dengan alat Dakson /ees dibutuhkan 1!2 kali minute volume.

    &osis :

    ! induksi ) 8

    ! maintenane ) %1$ ) $1 O 5

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    27/38

    ! meningkatkan kepekaan terhadap) ateholaminedisritmia

    insulinehipoglikemi

    ! depresi myoardiumkontraksi menurunardia output turun

    ! vasodilatasihipotensi

    ! ?lok simpatikbradiardia

    ! atonia uteri pada dosis ; 5 vol.

    ! meningkatkan erebral blood flow dan intraranial pressure

    ! bronkhodilator

    Indikasi :

    ! bila diperlukan respirasi spontan yang tenang

    ! diperlukan teknik hipotensi untuk mengurangi perdarahan

    ! bila musle relaFant merupakan kontra indikasi

    ! penderita bronhitis, bronhospasm dan emphysema

    ! versi luar

    ! kasus tertentu) operasi gigi, bronhosopy dan ystosopy

    ! mengurangi mual dan muntah

    !ontra indikasi :a. Absolut )

    ! panas tak diketahui sebabnya

    ! malignant hyperthermia

    ! hepati dysfuntion

    ! hyperarbiamyoard instability

    b. /elatif

    ! beta bloker therapy

    ! kardiovaskuler tak stabil

    7 penggunaan adrenaline 0)1

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    28/38

    0. 4ipotensi) akibat dilatasi otot polos pembuluh darah, depresi pusat vasomotor, blokade

    sympathi dan depresi miokardium.

    1. isritmia) meningkatkan kepekaan terhadap ateholamine.

    2. 4epatotoksik) en*yme gluuroni sulphate transverase.

    !euntungan :

    ! rapid smooth indution and reovery

    ! tidak iritasi saluran nafas

    ! bronhodilator

    ! tidak menyebabkan mual dan muntah

    !erugian :

    ! sangat potent, sehingga mudah terjadi over dosis

    ! analgetik kurang

    ! hipotensi

    ! terjadi dysrhythmia

    ! penggunaan ulang setelah 0 tahun

    ! kemungkinan hepatotoFi

    ! myardium peka terhadap ateholamine

    osis) ! induksi) 0!3 vol.

    ! maintenane)

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    29/38

    !ontra Indikasi :

    a. Absolut )

    ! renal dysfuntion

    ! epilepsi

    ! tekanan intrakranial meninggi

    ! hamil, H 6 bulan

    b. /elatif

    ! beta bloker therapy

    ! adrenalin0 ) 1

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    30/38

    ! tidak mudah terbakar>meledak

    ! MA() 0,05

    ! irama jantung relatif stabil dan tidak terpengaruh adrenaline

    ! (?= dan 9(P tidak terpengaruh

    ! tidak menyebabkan atonia uteri

    ! tidak hepatotoFi maupun nephrotoFi tidal volume dan respiratory rate menurun

    ! brohodilatasi

    8% ETER

    Sifat)

    ! bau merangsang

    ! mudah terbakar, meledak dan teroksidir jadi proksida! ateholamine release, stimuli sympathiheart rate meningkat

    ! terjadi hyperglyemia

    ! mempunyai efek trias anesthesia

    !ontra indikasi :

    ! hepati dysfuntion

    ! asthma bronhiale

    ! hyperphyreFia

    ! renal dysfuntion

    &osis : ! induksi) 0

    ! maintenane) 5!05

    Eter "on5u'sion%

    Sering terjadi pada anak dan dewasa muda.

    apat disebabkan oleh) belladonna "over dosis#, dehidrasi, hyperthermia, toFemia,

    asidosis>alkalosis, retensi ($1 dan hipoksia jaringan.

    'indakan ) stop eter, ventilasi dengan $1, beri suinylholine dan pentothal, atasi

    hiperpireksia.

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    31/38

    9% SE3$/+URANE

    Seperti esflurane

    K ) depresi miokard minimal

    /espirasi ) ' , // , bronhodilator

    (erebral ) aliran darah otak dan '9K ringan

    %euromuskular ) relaksasi otot

    :injal ) aliran darah renal minimal

    4epar ) tidak ada efek

    Eliminasi ) ($ 1absorber, ginjal

    Kontra indikasi ) hipovolemi berat, hipertermi maligna, hipertensi intrakranial

    % &ES/+URANE

    K ) depresi miokard minimal

    Mirip isoflurane

    /espirasi ) ' , // , iritasi jalan nafas

    (erebral ) aliran darah otak Q '9K " ; 0 MA( #

    %euromuskular ) relaksasi otot

    :injal ) tidak ada efek

    4epar ) tidak ada efek

    Eliminasi ) ($ 1absorber

    Kontra indikasi ) hipovolemi berat, hipertermi maligna, hipertensi intrakranial

    /aktor 4ang mempengaruhi dosis obat :

    0. +sia.

    Merupakan variabel yang penting didalam kerja obat.

    Pada usia 3< tahun keatas efek narkotik dan sedative akan meningkat, sedang rasa sakit

    berkurang dengan meningkatnya usia. Keadaan ini merupakan akibat dari menurunnya

    persepsi nyeri, kepekaan terhadap rangsang sensorik menurun. Aktifitas refleks jalan nafas

    menurun.

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    32/38

    1. 'emperatur.

    Setiap kenaikan suhu 0 I ( maka basal metabolisme akan naik 01.

    2. Emosi.

    Kemungkinan merupakan penyebab terbanyak kenaikan laju basal metabolisme pre anestesi.

    'akut dan tegang akan meningkatkan kepekaan terhadap rasa sakit.

    3. Penyakit.

    Penderita penyakit khronis dan gi*i buruk akan mudah mengalami kelebihan dosis obat,

    seperti morphine. Pada anemiapun dosis obat harus dikurangi.

    !$MP+I!ASI ANESTESI%

    Komplikasi dapat terjadi durante dan paska anestesi.

    A% !$MP+I!ASI &URANTE ANESTESI%

    0. /espirasi) obstruksi jalan nafas, respirasi abnormal, batuk, apnea, singultus, spasme

    "laringospasme, bronhospasme#.

    1. Kardiovaskuler) hipotensi, hipertensi, emboli, disritmia sampai henti jantung.

    2. 'hermi) hypothermia, hyperthermia

    3. Awareness during operation

    #% !$MP+I!ASI PAS"A ANESTESI%

    0. /espirasi) ateletase, pneumothoraF, hiup, aspirasi pneumonitis

    1. Kardiovaskuler ) hipotensi, hipertensi, deompensatio ordis

    2. Mata) laserasi ornea, blepharospasm

    3. (airan tubuh) hipovolemia atau hipervolemia

    5. %eurologi) kejang, bangun lambat, trauma syaraf perifer

    6. Menggigil

    7. Malignant hyperthermia

    8. Mimpi buruk

    @. :aduh!gelisah

    0

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    33/38

    PR$#+EM ANESTESI PA&A ANA!%

    Anatomi :

    ! lubang hidung sempit

    ! rongga hidung berbentuk orong, makin kedalam makin sempit

    ! lidah besar

    ! rima glottis tinggi

    ! "ocal cordmiring

    ! epiglotis sempit dan berbentuk + terbalik

    ! rioid ring sempit

    ! tulang rusuk lebih datar, sehingga gerakan kurang bebas

    ! abdomen lebih besar dari thoraF

    /isio'ogi :

    0. /espirasi )

    ! bayi bernafas lewat hidung, tipe abdominal

    ! dead spaceanatomi besar

    tidal volume pada neonatus 1< ml>kg

    1. Kardiovaskuler )

    ! heart rate) pada neonatus 1 kali dewasa, turun seara progresif sampai usia 01 tahun

    ! stroke volume fiFed) sehingga ardia output tergantung heart rate, bradyardia

    harus epat diatasi

    2.'emperatur )

    ! neonatus sangat peka terhadap heat loss, karena surfae area relatif luas, lak of

    subutaneous fat,

    ! poor vasomotor ntrole sehingga mudah menggigil

    ! respons terhadap old envlrinment dengan meningkatkan metabolisme

    ! hypothermia akan menurunkan dosis obat anestesi, sehingga bila dosis tak

    diturunkan akan terjadi depresi kardlovaskuler dan disritmia

    ! Kehilangan panas pada bayi seara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    34/38

    3.(airan tubuh) pada neonatus total body water 8

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    35/38

    ! tidal volume turun

    ! vital apaity turun, =E 0 turun) 1tahun

    ! residual volume turun) 0tahun

    ! Pa$1 turun) Pa$1 O 0

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    36/38

    ANESTESI +$!A+

    Teori kerja obat 'oka' anestesi%

    0. 'eori reseptor )

    obat loal anestesi bekerja internal reeptor sodium hannel yang masuk melalui membukanya

    pintu sodium hannel atau melalui penetrasi membran lipid "lidoaine derivate#.

    1. 'eori muatan permukaan )

    9nteraksi bagian molekul lipophyli dengan membran lipid muatan positif "proton Amine

    terminal#penetrasi muatan negatif pada eFternal membrane "bagian dalam tidak berubah#

    potensial aksi permukaan membran meningkat menegah aksi impuls dari sekitar yang tak

    teranestesi.

    2. 'eori ekspansi membran )

    9nteraksi bagian molekul lipophyli dengan membran lipid perubahan organisasi membran

    lipid ekspansi membran menjerat sodium hannel menegah sodium masuk ke

    hannelmenegah depolarisasi "ben*oalne derivate#.

    3. 'eori 4ille)

    Adanya biotoFin dan tetradotoFin berinteraksi dengan reseptor spesifik dipintu keluar sodium

    hannel, menapai reseptor dekat pintu keluar sodium hannel dan pindah kebagian luar pintu,

    sehingga mengganggu permeabilitas terhadap ion %aG.

    5. 'eori p4 dan pKa)

    $bat loal anestesi berada dalam larutan yang bermuatan atau tidak bermuatan, bentuknya

    relatif tergantung pada p4 larutan dan pKa tempat suntikan obat.

    Mekanisme kerja 'oka' anestesi :

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    37/38

    $bat loal anestesi disuntikan "infiltrasi# 3 (aGG keluar dari reseptor obat anestesi menempati

    reseptorterjadi blokade sodium hannel terjadi hambatan konduksi ion %aG terjadi depresi

    keepatan induksi tak dapat menapal nilai ambang potensial tak terjadi potensial aksi

    terjadi blokade konduksi.

    Perbedaan :

    Pro0aine +ido0aine #upi5a0aine

    :rup Ester Amide Amide

    Aksi Short Medium Bong ating

    Potensi 0 2 05

    'oksisitas 0 1 0kg 1 mg>kgMula kerja 1!2R 5R 05R

    'eknik loal anestesi ada 1 ara) infiltrasi dan blok.

  • 7/25/2019 ANESTESI UMUM.docx

    38/38