anfis git-nirmala ks

38
Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fundamental Pathophysiology of Digestive system Oleh : NIRMALA KS 115070207113026 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014

Upload: yosy

Post on 08-Jul-2016

262 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

GI Track

TRANSCRIPT

Page 1: Anfis Git-nirmala Ks

Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fundamental Pathophysiology of Digestive system

Oleh :

NIRMALA KS115070207113026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014

Page 2: Anfis Git-nirmala Ks

SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan  terdiri dari saluran pencernaan  yaitu saluran panjang

yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ – organ aksesoris seperti gigi,

lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pancreas.

Proses pencernaan melibatkan enzim – enzim sekretorik yang spesifik untuk

berbagai makanan dan bekerja untuk menguraikan karbohidrat menjadi gula

sederhana, lemak menjadi asam lemak bebas dan monogliserida, serta protein

menjadi asam amino.

Page 3: Anfis Git-nirmala Ks
Page 4: Anfis Git-nirmala Ks
Page 5: Anfis Git-nirmala Ks
Page 6: Anfis Git-nirmala Ks

A. FUNGSI SISTEM PENCERNAAN

Fungsi utama system ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan

elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi.

Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses –

proses berikut :

1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.

2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh

gigi.

3. Peristaltik  adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang

menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.

4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi

molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.

5. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran

pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik.

6. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat – zat sisa yang tidak

tercerna.

B. GARIS BESAR SALURAN PENCERNAAN

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ,

berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus, 3. Lambung, 4.

Usus Halus, 5. Usus Besar, 6 Anus.

1. Mulut (oris)

Rongga mulut dibatasi oleh beberapa bagian, yaitu sebelah atas oleh

tulang rahang dan langit-langit (palatum), sebelah kiri dan kanan oleh

otot-otot pipi, serta sebelah bawah oleh rahang bawah.

a. Gigi (dentis)

Fungsi : Berperan dalam proses mastikasi (pengunyahan). Pada

manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini,

gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan

yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan

agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama

pertumbuhan dan per- kembangan, gigi manusia mengalami

perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi

Page 7: Anfis Git-nirmala Ks

pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini

disebut gigi susu (dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi

berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.

a. Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi

memotong makanan.

b. Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi

merobek makanan.

c. Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah,

berfungsi mengunyah makanan.

Bagian-bagian gigi adalah sebagai berikut:

a. Mahkota Gigi : dilapisi oleh email dan di dalamnya terdapat

dentin (tulang gigi).

b. Tulang Gigi ; terletak di bawah lapisan email.

c. Rongga gigi ; berada di bagian dalam gigi. Di dalamnya

terdapat pembuluh darah, jaringan ikat, dan jaringan saraf.

b. Lidah (lingua)

Lidah berfungsi untuk membantu mengunyah makanan yakni

dalam hal membolak-balikkan makanan dalam rongga mulut,

membantu dalam menelan makanan, sebagai indera pengecap, dan

membantu dalam berbicara.

Sebagai indera pengecap,pada permukaan lidah terdapat badan sel

saraf perasa (papila). ada tiga bentuk papila, yaitu:

1. Papila fungiformis

2. Papila filiformis.

3. Papila serkumvalata

c. Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menghasilkan saliva. Saliva mengandung enzim

ptyalin atau amylase  dan ion natrium, klorida, bikarbonat, dan

kalium.

Fungsi saliva adalah  :

1. melarutkan makanan secara kimia,

2. melembabkan dan melumasi makanan

Page 8: Anfis Git-nirmala Ks

3. mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltose

4. zat buangan

5. zat antibakteri dan antibodi

Kelenjar ludah terdiri atas tiga pasang sebagai berikut:

1. Kelenjar sublingual adalah kelenjar saliva yang paling

kecil, terletak di bawah lidah bagian depan.

2. Kelenjar submandibular  terletak di belakang kelenjar

sublingual dan lebih dalam.

3. Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva paling besar dan

terletak di bagian atas mulut depan telinga.

Page 9: Anfis Git-nirmala Ks

2. Esofagus (Kerongkongan)

Page 10: Anfis Git-nirmala Ks

Esofagus merupakan saluran sempit berbentuk pipa yang

menghubungkan faring dengan lambung (gaster). Yang panjang kira –

kira 25 cm, diameter 2,5 cm. pH cairannya 5 – 6.

Fungsi : menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui

gerak peristalsis.

Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang

dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding

kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin.

Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui

kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke

lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak

peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat

terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan

otot yang tersusun secara me- manjang dan melingkar. Proses gerak

bolus di dalam kerongkongan menuju lambung.

Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas)

terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan,

epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk

ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke

dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju

kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di

bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran

hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup

trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea

dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.

3. Lambung (gaster)

Lambung terdapat di dalam rongga perut di sebelah bawah difragma,

berupa kantong penyimpanan makanan. Lambung terdiri dari tiga

bagian : kardiak (bagian atas), fundus (bagian tengah) dan pilorus

(bagian akhir). Lambung melakukan gerakan peristaltik dan pendular

untuk meremas dan mengaduk makanan yang masuk. Di dalam

lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan enzim pencernaan

Page 11: Anfis Git-nirmala Ks

seperti asam khlorida (HCl), enzim pepsin dan enzim renin. Enzim

ptialin dalam air ludah tidak dapat bekerja di dalam lambung karena

terlalu asam (pH sekitar 1,5 sampai 3). Makanan berada di lambung

kira-kira 3 sampai 4 jam atau sampai 7 jam untuk bahan makanan

yang mengandung banyak lemak. Makanan yang sudah hancur sedikit

demi sedikit masuk ke usus halus.

Getah lambung mengandung:

a. Asam klorida (HCl). Berfungsi sebagai desinfektan,mengasamkan

makanan dan mengubah pepsinogen menjadi pepsin.

b. Rennin, merupakan enzim yang berfungsi mengendapkan kasein

(protein susu) dari air susu.

c. Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi polipeptida..

d. Lipase, berfungsi untuk mencerna lemak.

Fungsi lambung adalah:

a. Penyimpan makanan

b. Memproduksi kimus

c. Digesti protein

d. Memproduksi mucus

e. Memproduksi glikoprotein

f. Penyerapan

Page 12: Anfis Git-nirmala Ks

4. Usus halus (Intestinum tenue)

Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan

dan penyerapan yang panjangnya sekitar 6 m berdiameter sekitar 2,5

cm. sedangkan pHnya 6,3 – 7,6. Dinding usus halus terdiri atas tiga

lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, dan tunika serosa.

Page 13: Anfis Git-nirmala Ks

Tunica muscularis merupakan bagian  yang menyebabkan  gerakan 

usus halus.

Fungsi usus halus :

a. Mengakhiri proses pencernaan makanan. Proses ini diselesaikan

oleh enzim usus dan enzim pangkreas serta dibantu empedu dalam

hati.

b. Usus halus secara selektif mengabsorbsi produk digesti.

Usus halus dibedakan menjadi tiga bagian,yaitu:

a. Deudenum (usus dua belas jari). Deudenum  panjangnya sekitar 25

cm, diameternya 5 cm.

b. Jejunum (usus kosong). Panjangnya sekitar 1 m sampai 1,5 m,

diameternya 5 cm.

c. Ileum (usus belit/ usus penyerapan). Panjangnya sekitar 2 m

sampai 2,5 m, diameternya 2,5 cm.

Kelenjar – kelenjar usus menghasilkan enzim – enzim pencernaan,

yaitu :

a. Peptidase, berfungsi mengubah peptide menjadi asam amino

b. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan

fruktosa.

c. Maltase, berfungsi mengubah maltose menjadi glukosa

d. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan

galaktosa

Page 14: Anfis Git-nirmala Ks

5. Usus Besar (colon)

Usus besar adalah saluran yang berhubung dengan bagian usus halus (

ileum ) dan berakhir dengan anus. Yang panjangnya sekitar  1,5 m dan

diameternya kurang lebih 6,3 cm. pH nya 7,5 – 8,0.

Fungsi dari usus besar adalah :

a. Mengabsorbsi 80 %  sampai 90 % air dan elektrolit dari kimus

yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa

semipadat.

b. Memproduksi mucus

c. Mengeksresikan zat sisa dalam bentuk feses.

Usus besar dibedakan menjadi tida bagian, yaitu :

a. Coecum. Merupakan pembatas antara ileum dengan kolon.

b. Kolon. Pada  kolon  terjadi  gerakan  mencampur isi kolon

dengan gerakan mendorong.

Pada kolon ada tiga divisi yaitu :

1) Kolon asendens; yang merentang dari coecum sampai ke

tepi bawah hati disebelah kanan dan membalik secara

horizontal pada fleksura hepatika.

Page 15: Anfis Git-nirmala Ks

2) Kolon transversum ; merentang menyilang abdomen ke

bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri,

tempatnya memutar ke bawah pada fleksura spienik.

3) Kolon desendens; merentang ke bawah pada sisi kiri

abdomen dan menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang

bermuara di rectum.

c. Rectum. Merupakan tempat penampungan sementara feses

sebelum dibuang melalui anus. Yang panjangnya 12 – 13 cm.

6. Anus

Anus  merupakan  lubang  pada  ujung saluran pencernaan. Pada anus

terdapat dua macam otot, yaitu:

a. Sfingter anus internus; bekerja tidak menurut kehendak.

b. Sfingter anus eksterus; bekerja menurut kehendak.

Proses pengeluaran feses di sebut defekasi. Setelah retum terenggang

karena terisi penuh, timbul keinginan untuk defekasi.

C. KELENJAR PENCERNAAN

Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim.

Enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Macam kelenjar

pencernaan pada manusia diantaranya kelenjar ludah (parotis), kelenjar

lambung, kelenjar pankreas dan hati.

1. Kelenjar ludah (parotis)

Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan

dan kiri serta di bawah telinga sebelah kanan dan kiri faring. Kelenjar

ludah menghasilkan air ludah (saliva). Saliva keluar dipengaruhi oleh

kondisi psikhis yang membayangkan makanan tertentu serta refleks

karena adanya makanan yang masuk ke dalam mulut. Saliva

mengandung enzim ptialin atau amilase ludah.

2. Kelenjar lambung

Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim

renin dan asam khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen

yang diaktifkan oleh asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam

Page 16: Anfis Git-nirmala Ks

lambung dipengaruhi oleh refleks jika ada makanan yang masuk ke

dalam lambung, serta dipengaruhi oleh hormon gastrin yang

dikeluarkan oleh dinding lambung. Produksi asam lambung yang

berlebih dapat membuat radang pada dinding lambung.

3. Kantong empedu

Kantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan

empedu. Empedu dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang tua

atau rusak oleh hati. Cairan empedu dialirkan ke dalam duodenum.

Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin.

Hormon ini dihasilkan oleh duodenum.

4. Kelenjar pankreas

Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas

menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan menuju duodenum,

yaitu:enzim amilase, enzim tripsinogen, enzim lipase dan NaHCO3.

Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormon

sekretin   dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk

duodenum (usus dua belas jari).

5. Kelenjar di usus halus

Kelenjar pada usus halus menghasilkan enzim enterokinase, enzim

erepsin (peptidase), enzim maltase, enzim sukrase, enzim laktase dan

enzim nuklease serta lipase. Pengeluaran enzim-enzim ini dipengaruhi

oleh hormon enterokrinin yang dihasilkan oleh duodenum.

D. Fisiologi dan Biokimia Saluran Pencernaan

a. Mekanisme sistem pencernaan

1. Ingesti

Memasukkan makanan (bolus)  ke rongga mulut.

2. Pemotongan dan penggilingan

Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara

mekanik oleh gigi.

3. Peristaltik 

Page 17: Anfis Git-nirmala Ks

Peristaltik adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang

menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.

4. Digesti

Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang

kompleks menjadi satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat

diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam sistem

pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan molekul-

molekul besar yang tidak dapat menembus membran plasma utuh

untuk diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau

limfe sehingga diperlukan proses pencernaan untuk menguraikan

molekul-molekul tersebut.

5. Absorpsi

Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi

satuan-satuan kecil dapat diabsorpsi bersama dengan air, vitamin,

dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau

limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.

6. Defekasi

Pembuangan, maksudnya proses eliminasi atau pengeluaran zat-

zat makanan yang tidak diperlukan tubuh.

E. Metabolisme Karbohidrat,  Protein, dan Lemak

a. Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tentunya

tidak begitu saja secara langsung diserap oleh tubuh melalui dinding

usus untuk selanjutnya masuk ke peredaran darah, melainkan harus

dipecah dahulu menjadi persenyawaaan yang lebih sederhana, dan hal

tersebut melalui suatau proses yang disebut daaengan proses

pencernaan karbohidrat.

Dalam proses pemecahan karbohidrat kompleks tersebut menjadi

senyawa yang lebih sederhana akan terlibat beberapa enzim, misalnya

enzim pengubah pati –amilase,ataua ptyalin, dan enzim enzim

pengubah disakharida—disakharidase. Monosakharida merupakan

Page 18: Anfis Git-nirmala Ks

karbohidrat yang biasanya dapat melewati usus halus. Didalam mulut ,

makanan yang dikonsumsi akan dikunyah sampai lumat. Karbohidrat

yang diperoleh mempunyai kandungan zat pati dan zat gula (malthosa-

sukrosa-laktosa). Deangn adanya amylase (ptialin) yang bercampur

dengan makanan didalam mulut,pati dengan bantuan air ludah / saliva

akan diubah menjadi dekstrin. Dengan terdapatnya asam klorida (HCl)

yang diproduksi lambung, sebelum makanan bereaksi asam, pati

sebesar mungkin akan diubah menjadi disakharida.

Selanjutnya makanan yang telah dikunyah masuk ke usus dan dinding

usus yang mempunyai kelenjar yang mengeluarkan enzim amylase

atau enzim pengubah pati akan berlangsung pemecahan pati menjadi

disakharida. Didalam usus berlangsung pemecahan:

a) Sukrosafruktosa + glukosa, oleh enzim intestinsukrase

b) Maltoseglukosa + glukosa, oleh enzim intestinal maltase

c) Laktosagalaktosaa+glukosa, oleh enzim intestinal laktosa

Kemampuan pencernaan karbohidrat didalam tubuh tergantung pada

tidak terganggunya alat-alat pencernaan dan sumbernya, apakah

berserat,berbiji dan sejenisnya, biasanya bervariasi antara 90%-98%,

namun kalau sumbernya berserat maka daya cerna akan menurun

sampai 80%-85%.

b. Metabolisme protein

Pemecahan protein menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak

lain agar dapat diserap melalui dinding usus, masuk ke peredaran

darah dan disampaikan ke jaringan tubuh. Sama halnya dengan

karbohidrat dan lemak, zat ini baru akan bisa diserap ketika sudah

dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.

Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak

terkandung dalam saliva, dengan demikian peronbakan terhadap

protein (ikatan peptida) tidak terjadi didalam mulut melainkan untuk

pertama kalinya dirombak dalam lambung. Dalam lambung, media

atau cairan lambung yang asam sangat membantu dan mempermudah

pepsin (protease lambung) bekerja melakukan perombakan rantaian

Page 19: Anfis Git-nirmala Ks

khusus ikatan peptide dari asam amino yang rantainya pendek yang

disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna

masuk kedalam usus, disini ditemukan bahwa media yang asam dari

cairan lambung telah dinetralisasi menjadi sedikit alkalis dan disini

pula diketahui bahwa cairan pancreas mengandung dua macam enzim

pengubah protein, yaitu protease pankreatik (tripsin dan chimotripsin)

sekitar 30 % protein dirombak menjadi asam amino sederhana yang

langsung dapat diserap oleh usus.

Setiap 70% lagi dari protein dipecah menjadi dipeptida, tripeptida yang

terdiri atas lebih asam amino. Enzim proteolitik lain yang

berkemampuan memecah protein yaitu carboxy peptidase, amino

peptidase. Enzim pengubah protein bersifat hidrolotik—memerlukan

air pada perombakan atau pelepasan asam amino. Proses pencernaan

karbohidrat lemak atau protein menjadi susunan yang lebih sederhana

dimaksudkan agar  zat tersebut siap diserap melalui dinding usus dan

masuk dalam darah (peredaran darah). Penyerapan atau absorption zat-

zat makanan tadi sebbagian besar dilangsungkan didalam usus halus

kecuali air yang diserap didalam usus besar. Absorpsi tidak selamnya

berlangsung mulus hal ini ddikarenakan adanya faktor yang

mempengaruhi yang dapat menghambatnya, yang tentunya akan

berakibat pada gangguan kesehatan tubuh.

Diantara faktor tadi yang penting adalah: (a) rangsangan (iritasi),

dalam hal ini yaitu rangsangan yang menyebabkan gerakan-gerakan

kuat dari usus, akibatnya dapat menghambat penyerapan (b) kurang

aktifnya produksi empedu yang diperlukan kurang cukup tersedia,

akiibatnya dapat menghambat penyerapan lemak (c) Tersedianya forro

yang lebih siap diserap dari ferri. (d) Tersedianya vitamin C dan

vitamin E yang dapat mempertinggi menyerapan Fe (zat besi). (e)

Kurang tersedianya vitamin D ternyata kurang baik bagi kelancaran

penyerapan kalsium. (f) Adanya parasit, dapat menimbulkan hambatan

dalam penyerapan, terutama mineral Fe.

Page 20: Anfis Git-nirmala Ks

Mekanisme penyerapan tersebut melalui dua cara yaitu (1) Proses

penyerapan melalui system pori-pori, (proses pasif difusi) yang

berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosa dan difusi yang

dalam proses ini diketahui bahwa zat-zat makanan akan didistribusikan

dari konsentrasi yang lebih tinggi ketempat yang konsentrasinya lebih

rendah. (2) Proses penyerapan aktif difusi (proses transportasi) yang

tergantung pada adnya energy atau energy transport yang dependen,

yang lazim pula diknal sebagai mekanisme pompa (pumps mecanisme)

dengan prinsip agar zat-zat makanan yang telah dicerna dapat melewati

dinding usus.

c. Metabolisme lemak

Lemak yang dihasilkan makanan yang sudah dikunyah dalam mulut

menunjukkan bentuk lemak yang : telah teremulsi (emulsied fat) dan

belum diemulsi (unemulsied fat), lemak yang belum diemulsi dalam

lambung dengan bentuan empedu akan diubah menjadi lemak yang

sudah teremulsi dan selanjutnya bersama-sama dengan lemak yang

teremulsi akan masuk dalam uss halus.

Didalam usus halus itu lemak yang teremulsi dengan bantuan enzim

intestinal lipase dan pencreatik lipase akan diubah kedalam 3 struktur

yang lebih sederhana, jelasnya sebagai berikut:

a)      dipecah menjadi        asam lemak dan gliserol 40%-50%

b)      dipecah menjadi        monogliserid 40%-50%

c)      dipecah menjadi        gliserida, trigliserida,10%-20%

Adapun kemampuan alat-alat pencernaan dalam mencerna lemak yang

terdapat dalam tubuh adalah bervariasi, sangat tergantung pada

kesehatan tubuh. Pada tubuh yang benar-benar sehat sekitar 95%-100%

lemak yang dapat dicerna, penggumpalan-penngumpalan lemak tidak

terjadi. Lama berlangsungnya proses pencrnaan lemak sangat

bergantung pada panjang pendeknya rantai (jumlah atom karbon) dalam

molekul asam lemak.

F. Macam Proses Pencernaan

Page 21: Anfis Git-nirmala Ks

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran

besar menjadi lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan

yang kompleks menjadi molekul yang sederhana. Ukuran molekul yang

kecil ini memungkinkan darah dan cairan getah bening mengangkut

menuju sel-sel yang memerlukan. Proses pencernaan makanan meliputi

pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi.

1. Pencernaan Mekanik

Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan dari ukuran

besar menjadi lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat

yang membantu pencernaan mekanik seperti gigi, lambung, usus.

Gerakan gigi seri memotong makanan, gigi taring merobek makanan,

gigi geraham mengunyah makanan serta lambung dan usus melakukan

gerakan meremas makanan merupakan pencernaan mekanik.

Page 22: Anfis Git-nirmala Ks

Pada pencernaan mekanik umumnya tidak mengubah susunan

molekul bahan makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik menjadi

lebih mudah karena adanya saliva (air ludah) dan getah lambung.

Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan saluran pencernaan seperti

gerakan peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular).

Gerakan-gerakan ini memungkinkan makanan di dorong, kemudian

diremas dan dicampur dengan enzim pencernaan (pengadukan).

2. Pencernaan Kimiawi

Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia

tertentu. Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi

memecahkan molekul bahan makanan yang kompleks dan besar

menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang

sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe)

mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan.

Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu,

memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu

enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga

akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian

pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada

suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim pencernaan yaitu:

a. Enzim ptialin

Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar

ludah. Fungsi enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung)

menjadi glukosa.

b. Enzim amilase

Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut

dan kelenjar pankreas. Kerja enzim amilase yaitu :

Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati.

Amilum merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki

molekul kompleks. Enzim amilase memecah molekul amilum ini

menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu

maltosa.

Page 23: Anfis Git-nirmala Ks

c. Enzim maltase

Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah

molekul maltosa menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan

sakarida sederhana (monosakarida). Molekul glukosa berukuran

kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah dapat

mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang

membutuhkan.

d. Enzim pepsin

Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa

pepsinogen. Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam

lambung menjadi pepsin. Cara kerja enzim pepsin yaitu :  

Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi

molekul yang lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu

dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.

e. Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke

dalam usus dua belas jari   (duodenum). Cara kerja enzim tripsin

yaitu :

Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika

dibanding molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang

diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.

Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino

membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.

f. Enzim renin

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi

enzim renin untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein

merupakan protein susu, sering disebut keju. Setelah kasein

diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.

g. Asam khlorida (HCl)

Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam

lambung, dihasilkan oleh kelenjar didalam dinding lambung.

Asam khlorida berfungsi untuk membunuh mikroorganisme

Page 24: Anfis Git-nirmala Ks

tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam

khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat

menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit

”mag”.

h. Cairan empedu

Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong

empedu. Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin

yang menyebabkan kotoran sisa pencernaan berwarna

kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah

(erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk

membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu

memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih

halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah

berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-

molekul yang lebih sederhana lagi.

i. Enzim lipase

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian

dialirkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase

Page 25: Anfis Git-nirmala Ks

juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit.

Cara kerja enzim lipase yaitu :

Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan

molekul kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak

dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah

lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase

memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang

memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak

dan gliserol tidak larut dalam air, maka pengangkutannya

dilakukan oleh cairan getah bening (limfe).

Enzim pencernaan bekerja untuk mempercepat reaksi pada

pencernaan makanan, tetapi enzim pencernaan tidak ikut diproses.

G. MOTILITAS

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi

saluran pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus

menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus.

Tonus ini sangat penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi

saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan

melebar secara permanen setelah mengalami distensi.

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsif dan

gerakan mencampur. Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau

memajukan isi saluran pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen

berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat

kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan,

contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus

berlangsung cepat karena struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat

lewat makanan dari mulut ke lambung tapi sebaliknya di usus halus tempat

utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak

sangat lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan

penyerapan makanan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan

Page 26: Anfis Git-nirmala Ks

ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah

pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis

eksterna suatu lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang

mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini

terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal

luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler

mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan

kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar yang berjalan

secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil

lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur

Page 27: Anfis Git-nirmala Ks

 

Page 28: Anfis Git-nirmala Ks

DAFTAR PUSTAKA

Scanlon, Valerie., 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

Sherwood, Lauralee., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi II.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Sloane, Ethel., 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit buku

kedokteran EGC. Jakarta.

Tambayong,jan., 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Penerbit buku

kedokteran. Jakarta.