arthur andersen

Upload: gober-ajah

Post on 09-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

studi kasus arthur andersen

TRANSCRIPT

PowerPoint Template

ContentsLatar Belakang2Langkah yang Keliru3C CONCLUSION59/22/20141Dampak PENGANTAR1A DAMPAK4PengantarFaktorAndersenkolapsSEKILAS Arthur AndersenPengaruh Budaya OrganisasiIn 2001Enron9/22/20142Historical BackgroundArthur Andersen Bekerja di Price Waterhouse with dengan Clarence DeLany.Pada Usia 28 Tahun Memulai Bisnisnya sendiri di Chicago tahun 1913 di Chicago (Andersen, Delany & Co).Tahun 1918 DeLany keluar, dan Firma berganti nama Arthur Andersen & Co.Firma ini mengambangkan filosofi yang berfokus pada membangun budaya organisasi yang solid terhadap seluruh karyawannya.1930 an, pemerintah AS mewajibkan perusahaan publik menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik.

9/22/20143Firms GrowthHistorical BackgroundPromotion of 4 cornerstones:Good serviceQuality auditsWell-managed staffProfits for the firm.Dimasa-masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi akuntansi dan mengembangkan inisiatif-inisiatif baru pada kekuatan-kekuatan integritasnya. Arthur Andersen pernah menjadi model sebuah karakter teguh hati dan integritas yang merupakan profesionalitas dalam akuntansi

9/22/201444Perkembangan PerusahaanLeonard Spacek (1947) : Perkembangan Fokus Pada Pertumbuhan

Meningkatnya permintaan akan jasa Non Audit (konsultasi, tax work dll).

Perkembangan pesat praktik bisnis semenjak 1970 an mengakibatkan jasa konsultasi bisnis menjadi penting dan berpengaruh bagi AA.

Tahun 2002 AA memiliki 85 Ribu karyawan diseluruh dunia, 2300 klien, $9.3 Miliar Pendapatan Tahunan.

9/22/201455Perkembangan Perusahaan9/22/20146AndersenWorldwideArthur AndersenAndersenConsulting6KompetitorArthurAndersenPwCKPMGErnst &YoungDeloitteBig FiveAccounting Firms9/22/20147Langkah yang Keliru Arthur AndersenPerubahan Budaya Organisasi.Praktik konsultasi melebihi Praktik AuditTekanan untuk Mempertahankan dan Meningkatkan Pendapatan atau keuntungan untuk menjaga pertumbuhan Pendapatan firmaCacatnya pengendalian internal AA dalam kasus enronDalam kasus Enron Kesalahan AA berperan sebagai auditor, konsultan akuntansi dan lainnya (termasuk SPE),Internal Auditor, penasehat masalah pajak & implikasinya, penasihat & pengkaji pengungkapan masalah keuangan

9/22/2014889/22/20149Mengaudit kerja sendiri termasuk SPEIntegritas menjadi lemah karena kepentingan untuk tidak mengecewakan klien.Pengungkapan informasi publik tidak memuaskan bahkan Pengungkapan yang menyesatkan .Gagal mengetahui GAAP tentang pencatatan saham ( tidak kompeten)Tidak Menyarankan ada kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dalam manajemen.Banyak transaksi enron dengan SPE yang dimanipulasi

9/22/201410AA tidak mempertimbangkan saran mitra pengendali kualitasnya.AA tidak menemukan bukti yang signifikan terkait penilaian yang keliru dari saham dan kesepakatan yang tersembunyi antara enron dan bank.Manipulasi laporan KeuanganPemusnahan Dokumen Audit

10Dampak9/22/201411tanggung jawab Arthur Andersen sebagai auditor independen bertanggung jawab memberikan assurance services.akuntan public bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya atau tidak. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat bergantung pada hasil penilaian akuntan public itu. Kata publik yang menyertai akuntan menunjukkan bahwa otoritasnya diberikan oleh publik dan karena itu tanggung jawabnya pun kepada publik (guarding publik interest).

119/22/201412Perilaku tidak etis paling mengemuka disini adalah ada manipulasi laporan keuangan untuk menunjukkan seolah-olah kinerja perusahaan baik.Hilangnya Kepercayaan Publik terhadap tatakelola perusahaan dan profesi akuntansiMenimbulkan Implikasi Hukum Mendorong lahirnya Sarbanes Oxley Act.PCAOB(Public Company Accounting OversightBoard)

Conclusion9/22/201413Pelanggaran Etika yang serius dan yang cenderung diabaikan berpotensi merusak citra dan kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik.Pada kasus Arthur Andersen dalam kaitannya dengan Enronmenunjukkan bahwa menempatkan konsep keuntungan & Pertumbuhan secara berlebihan diatas nilai etika dan hukum adalah pilihan yang salah.Penerapan Kode etik Profesi tidak hanya penting untuk profesi tapi juga untuk society secara keseluruhan.