askep sinusitis aplikasi nanda nic noc

Upload: poetrapunkzither

Post on 26-Feb-2018

537 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Askep SINUSITIS Aplikasi Nanda Nic Noc

    1/9

    Laporan Pendahuluan dan Askep SINUSITIS Aplikasi

    Nanda Nic Noc

    septiawanputratanjung.blogspot.co.id/2015/11/laporan-pendahuluan-dan-askep-sinusitis_55.html

    A. KONSEP DASAR PENYAKIT

    1 Defenisi

    Sinusitis adalah: merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus

    Sinusitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari-hari, bahkan

    dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia. Sinusitisumumnya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Bila mengenai

    beberapa sinus disebut multisinus, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut

    pansinusitis

    Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu oleh

    rhinitis sehingga sering disebut rinosinusitis. Penyebab utamanya adalah selesma (common cold)

    yang merupakan infeksi virus, yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri.

    2 Etiologi

    a. Rinogen

    Obstruksi dari ostium Sinus

    (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan oleh :

    Rinitis Akut (influenza)

    Polip, septum deviasi

    b. Dentogen

    Penjalaran infeksidari gigi geraham atas

    Kuman penyebab :

    - Streptococcus pneumoniae

    - Hamophilus influenza

    - Steptococcus viridans

    - Staphylococcus aureus

    http://septiawanputratanjung.blogspot.co.id/2015/11/laporan-pendahuluan-dan-askep-sinusitis_55.htmlhttp://septiawanputratanjung.blogspot.co.id/http://septiawanputratanjung.blogspot.co.id/2015/11/laporan-pendahuluan-dan-askep-sinusitis_55.html
  • 7/25/2019 Askep SINUSITIS Aplikasi Nanda Nic Noc

    2/9

    Branchamella catarhatis

    3 Manifestasi Klinis

    a. Sinusitis maksila akut

    Gejala : Demam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat,m nyeri tekan, ingus mengalir ke

    nasofaring, kental kadang-kadang berbau dan bercampur darah.

    b. Sinusitis etmoid akut

    Gejala : Sekret kental di hidung dan nasofaring, nyeri di antara dua mata, dan pusing.

    c. Sinusitis frontal akut

    Gejala : Demam,sakit kepala yang hebat pada siang hari, tetapi berkurang setelah sore hari, sekret

    kental dan penciuman berkurang.

    d. Sinusitis sphenoid akut

    Gejala : Nyeri di bola mata, sakit kepala, dan terdapat sekret di nasofaring

    e. Sinusitis Kronis

    Gejala : Flu yang sering kambuh, ingus kental dan kadang-kadang berbau,selalu terdapat ingus di

    tenggorok, terdapat gejala di organ lain misalnya rematik, nefritis, bronchitis, bronkiektasis, batukkering, dan sering demam.

    4 Anatomi Fisiologi

    Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsi karena bentuknya

    sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat pasang sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu

    sinus maksila,sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan

    hasil pneumatisasi tulang tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Semua sinus

    mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung.

    Secara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung dan

    perkembangannya dimulai pada fetus usia 3-4 bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal. Sinus

    maksila dan sinus etmoid telah ada saat bayi lahir, sedangkan sinus frontal berkembang dari sinus

    etmoid anterior pada anak yang berusia kurang lebih 8 tahun. Pneumatisasi sinus sfenoid dimulai

    pada usia 8-10 tahun dan berasal dari bagian posterosuperior rongga hidung. Sinus sinus ini

    umumnya mencapai besar maksimal pada usia antara 15-18 tahun.

    .

    5 Patofisiologi

    Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya klirens mukosiliar

    (mucociliary clearance) di dalam KOM. Mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat

    yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman yang masuk bersama udara

    http://septiawanputratanjung.blogspot.co.id/2015/11/laporan-pendahuluan-dan-askep-katarak_50.htmlhttp://septiawanputratanjung.blogspot.co.id/2015/10/laporan-pendahuluan-dan-askep-penyakit.html
  • 7/25/2019 Askep SINUSITIS Aplikasi Nanda Nic Noc

    3/9

    pernafasan.

    Organ-organ yang membentuk KOM letaknya berdekatan dan bila terjadi edema, mukosa yang

    berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat. Akibatnya

    terjadi tekanan negatif di dalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi, mula-mula

    serous. Kondisi ini bisa dianggap sebagai rinosinusitis non-bakterial dan biasanya sembuh dalam

    beberapa hari tanpa pengobatan.

    Bila kondisi ini menetap, sekret yang terkumpul dalam sinus merupakan media baik untuk tumbuhnyadan multiplikasi bakteri. Sekret menjadi purulen. Keadaan ini disebut sebagai rinosinusitis akut

    bakterial dan memerlukan terapi antibiotik.

    Jika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada faktor predisposisi), inflamasi berlanjut, terjadi hipoksia

    dan bakteri anaerob berkembang. Mukosa makin membengkak dan ini merupakan rantai siklus yang

    terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik yaitu hipertrofi, polipoid atau

    pembentukan polip dan kista. Pada keadaan ini mungkin diperlukan tindakan operasi.

    Perubahan patologik yang terjadi dalam mukosa dan dinding tulang sinus saat berlangsungnya

    peradangan supuratif ialah seperti yang biasa terjadi dalam rongga yang dilapisi mukus.

    Ada 4 tipe yang berbeda dari infeksi hidung sinus: kongestif akut, purulen akut, purulen kronik, dan

    hiperplastik kronik.

    Penyakit sinus supuratif kronik dapat diklasifikasikan secara mikroskopik sebagai 1) edematous, 2)

    granular dan infiltrasi, 3) fibrous, dan 4) campuran dari beberapa atau semua bentuk ini. Sering terjadi

    perubahan jaringan penunjang, dengan penebalan di lapisan subepitel. Penebalan ini di dalam

    struktur seluler terdiri dari timbunan sel-sel spiral, bulat, bentuk bintang, plasmosit, eosinofil, dan

    pigmen.

    Perubahan yang terjadi dalam jaringan dapat disusun seperti di bawah ini, yang menunjukan

    perubahan patologik pada umumnya secara berurutan:

    1. Jaringan submukosa diinfiltrasi oleh serum, sedangkan permukaannya kering. Leukosit juga

    mengisi rongga jaringan submukosa.

    2. Kapiler berdilatasi, dan mukosa sangat menebal dan merah akibat edem dan pembengkakan

    struktur subepitel. Pada stadium ini biasanya tidak ada kelainan epitel.

    3. Setelah beberapa jam atau sehari dua hari, serum dan leukosit keluar melalui epitel yang

    melapisi mukosa, kemudian bercampur dengan bakteri, debris epitel, dan mukus. Pada beberapa

    kasus, perdarahan kapiler terjadi, dan darah bercampur sekret. Sekret yang mula-mula encer dan

    sedikit kemudian menjadi kental dan banyak, karena terjadi koagulasi fibrin dari serum.

    4. Pada banyak kasus, resolusi dengan absorpsi eksudat dan berhentinya pengeluaran leukosit

    memakan waktu 10-14 hari.

    5. Akan tetapi pada kasus lain, peradangan berlangsung dari tipe kongesti ke tipe purulen, leukosit

    dikeluarkan dalam jumlah yang besar sekali. Resolusi masih mungkin, meskipun tidak selalu terjadi,

    karena perubahan jaringan belum menetap. Kecuali proses segera berhenti, perubahan jaringan akan

    menjadi permanen, maka terjadi keadaan kronis. Tulang dibawahnya dapat memperlihatkan tanda

    oeteitis dan akan diganti dengan nekrosis tulang.

    Perluasan infeksi dari sinus ke bagian lain dapat terjadi: 1) melalui suatu tromboflebitis dari vena yangperforasi; 2) perluasan langsung melalui bagian sinus yang ulserasi atau nekrotik; 3) dengan terjadinya

    defek; dan 4) melalui jalur vaskuler dalam bentuk bakteremia.

    Pada sinusitis kronik, perubahan permukaan mirip dengan peradangan akut supuratif yang mengenai

  • 7/25/2019 Askep SINUSITIS Aplikasi Nanda Nic Noc

    4/9

    mukosa dan jaringan tulang lainnya. Bentuk permukaan mukosa dapat granular, berjonjot-jonjot,

    penonjolan seperti jamur, penebalan seperti bantal, dan lain-lain. Pada kasus lama terdapat

    penebalan hiperplastik. Mukosa dapat rusak pada beberapa tempat akibat ulserasi, sehingga tampak

    tulang yang licin dan telanjang, atau dapat menjadi lunak atau kasar akibat karies. Pada beberapa

    kasus, didapati nekrosis dan sekuestrasi tulang, atau mungkin ini telah diabsorpsi. Pemeriksaan

    mikroskop pda bagian mukosa kadang-kadang memperlihatkan hilangnya epitel dan kelenjar, yang

    digantikan oleh jaringan ikat. Ulserasi pada mukosa sering dikelilingi oleh jaringan granulasi, terutama

    jika ada nekrosis tulang. Jaringan granulasi dapat meluas ke periosteum, sehingga mempersatukan

    tulang dengan mukosa. Jika hal ini terjadi, bagian superfisial tulang diabsorpsi sehingga menjadi

    kasar. Osteofit, atau kepingan atau lempengan tulang, yang terjadi akibat eksudasi plastik, kadang-

    kadang terbentuk di permukaan tulang.

    6 Pemeriksaan penunjang

    a. Rinoskopi anterior :

    1) Mukosa merah

    2) Mukosa bengkak

    3) Mukopus di meatus medius.

    b. Rinoskopi postorior

    1) mukopus nasofaring.

    2) Nyeri tekan pipi yang sakit.

    c. Transiluminasi : kesuraman pada ssisi yang sakit.

    d. X Foto sinus paranasalis

    1) Kesuraman

    2) Gambaran airfluidlevel

    3) Penebalan mukosa

    7 Penatalaksanaan

    a. Drainage

    Medical :

    Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) %(anak)

    Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg

    Surgikal : irigasi sinus maksilaris.

    b. antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :

    ampisilin 4 X 500 mg

    amoksilin 3 x 500 mg

    Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet

    Diksisiklin 100 mg/hari.

  • 7/25/2019 Askep SINUSITIS Aplikasi Nanda Nic Noc

    5/9

    c. Simtomatik

    parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.

    d. Untuk kromis adalah :

    Cabut geraham atas bila penyebab dentogen

    Irigasi 1 x setiap minggu ( 10-20)

    Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)

    B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS CA PARU

    1. Pengkajian

    a. Biodata : Nama ,umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan,,

    b. Riwayat Penyakit sekarang :

    c. Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus, tenggorokan.

    d. Riwayat penyakit dahulu :

    - Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma

    - Pernah mempunyai riwayat penyakit THT

    - Pernah menedrita sakit gigi geraham

    e. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin

    ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.

    f. Riwayat spikososial

    Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih0

    Interpersonal : hubungan dengan orang lain.

    g. Pola fungsi kesehatan

    - Pola persepsi dan tata laksanahidup sehat

    Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping

    - Pola nutrisi dan metabolisme :

    biasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung

    - Pola istirahat dan tidur

    selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek

    - Pola Persepsi dan konsep diri

    klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri menurun

    - Pola sensorik

    daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus (baik purulen ,

  • 7/25/2019 Askep SINUSITIS Aplikasi Nanda Nic Noc

    6/9

    serous, mukopurulen).

    h. Pemeriksaan fisik

    status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.

    Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa merah dan bengkak)

    2. Diagnosa

    a. Nyeri: kepala, tenggorokan berhubungan dengan peradangan pada hidung.

    b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya secret yang mengental.

    c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan

    menurun.

    3. Intervensi

    No Diagnosa Noc Nic

  • 7/25/2019 Askep SINUSITIS Aplikasi Nanda Nic Noc

    7/9

    1 Nyeri: kepala, tenggorokanberhubungan denganperadangan pada hidung

    Pain Level,

    Pain control,

    Comfort level

    Kriteria Hasil :

    Mampu mengontrol

    nyeri

    Mampu mengenalinyeri (skala, intensitas,frekuensi dan tanda nyeri)

    Menyatakan rasanyaman setelah nyeriberkurang

    Tanda vital dalamrentang normal

    Pain Management

    1. Lakukan pengkajian nyerisecara komprehensif termasuklokasi, karakteristik, durasi,frekuensi, kualitas dan faktorpresipitasi

    2. Observasi reaksi nonverbal

    dari ketidaknyamanan

    3. Kurangi faktor presipitasinyeri

    4. Pilih dan lakukanpenanganan nyeri (farmakologi,non farmakologi dan interpersonal)

    5. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi

    6. Tingkatkan istirahat

    Analgesic Administration

    1. Tentukan lokasi, karakteristik,kualitas, dan derajat nyerisebelum pemberian obat

    2. Cek instruksi dokter tentangjenis obat, dosis, dan frekuensi

    3. Cek riwayat alergi

    4. Pilih analgesik yangdiperlukan atau kombinasi darianalgesik ketika pemberian lebihdari satu

    5. Monitor vital sign sebelumdan sesudah pemberiananalgesik pertama kali

    6. Evaluasi efektivitasanalgesik, tanda dan gejala(efek samping)

  • 7/25/2019 Askep SINUSITIS Aplikasi Nanda Nic Noc

    8/9

    2 Bersihan jalan nafas tidakefektif berhubungan denganadanya secret yangmengental

    a. Respiratory status :

    Ventilation

    b. Respiratory status :

    Airway patency

    c. Aspiration Control

    kriteria hasil :

    a. Mendemonstrasika

    b. batuk efektif dan

    c. suara nafas yangbersih,tidak ada sianosisdan dyspneu

    d. Menunjukkanjalan nafas yang paten

    e.Mampu mengidentifikasikandan mencegah faktoryang penyebab.

    f. Saturasi O2 dalam

    g. batas normal

    1. Pastikan kebutuhan oral /trachealsuctioning.

    2. Berikan O2

    3. Anjurkan pasien untukistirahat dan napas dalam

    4. Posisikan pasien untuk

    memaksimalkanVentilasi

    5. Keluarkan sekret denganbatuk atau suction

    6. Auskultasi suara nafas,catat adanya suara tambahan

    7. Monitor statushemodinamik

    8. Berikan pelembab udaraKassa basah NaCl Lembab

    9. Atur intake untuk cairanmengoptimalkan keseimbangan.

    10. Monitor respirasi dan statusO2

    11. Pertahankan hidrasi yangadekuat untuk mengencerkansekret

    3 Gangguan pemenuhannutrisi kurang dari kebutuhanberhubungan dengan nafsumakan menurun

    a. Nutritional status:

    Adequacy of nutrient

    b. Nutritional Status :food and Fluid Intake

    c. Weight Control

    Kriteria hasil

    a. Albumin serum

    b. Pre albumin serum

    c. Hematokrit

    d. Hemoglobin

    e. Total iron binding

    f. capacity

    g. Jumlah limfosit

    1. Kaji adanya alergi makanan

    2. Kolaborasi dengan ahli giziuntuk menentukan jumlah kaloridan nutrisi yang dibutuhkanpasien

    3. Yakinkan diet yang dimakanmengandung tinggi serat untukmencegah konstipasi

    4. Monitor adanya penurunanBB dan gula darah

    5. Monitor turgor kulit

    6. Monitor mual dan muntah

    7. Monitor pucat, kemerahan,dan kekeringan jaringankonjungtiva

    8. Monitor intake nuntrisi

    9. Informasikan pada klien dankeluarga tentang manfaat nutrisi

    C. Daftar Pustaka

  • 7/25/2019 Askep SINUSITIS Aplikasi Nanda Nic Noc

    9/9

    Soepardi, E, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Edisi 6.

    Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

    Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi

    2012-2014. Jakarta : EGC

    Damayanti dan Endang, Sinus Paranasal, dalam : Efiaty, Nurbaiti, editor. Buku Ajar Ilmu

    Kedokteran THT Kepala dan Leher, ed. 5, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 2002, 115 119.