avoir fiscal

Upload: ricookkyrianto

Post on 27-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    1/31

    1. Latar Belakang Masalah

    Sebagai kewajiban kenegaraan, pajak adalah merupakan hal yang sering

    dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi masyarakat, pajak dianggap sebagai

    beban mengingat setiap anggota masyarakat yang memenuhi ketentuan perpajakan

    sebagai wajib pajak harus membayar pajak yang dikenakan kepadanya. Pajak

    dianggap sebagai beban mengingat adanya keharusan membayar pajak yang pada

    akhirnya mengurangi daya beli orang tersebut, terutama jika dibandingkan dengan ia

    tidak memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Di sisi lain bagi pemerintah dan

    fiskus (ahli pajak, pajak harus dipungut karena terbukti pajak memberikan kontribusi

    yang cukup besar terhadap penerimaan suatu !egara (Siahaan, "#$#

    Pajak memiliki peranan penting dalam tatanan kenegaraan dan pembangunan.

    %al ini tidak jauh dari fungsi pajak yang strategis dan memiliki peranan dalam

    sumber keuangan masing-masing !egara. Dalam literature pajak sering disebutkan

    pajak memiliki dua fungsi, yaitu fungsi budgeter dan fungsi regulerend.

    &ungsi budgeter adalah fungsi yang terletak di sektor public, yaitu fungsi

    untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan undang-undang

    berlaku yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-

    pengeluaran !egara, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan dan bila

    ada sisa (surplus akan digunakan sebagai tabungan pemerintah untuk in'estasi

    pemerintah. &ungsi regulerend adalah suatu fungsi bahwa pajak tersebut akan

    digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya di

    luar bidang keuangan (iryawan, "#$#.

    %al ini akan memacu, tidak hanya di )ndonesia, tapi di !egara-negara di

    dunia untuk menaikkan peran pajak dan penerimaan dari pajak. *elalui peraturan

    perundang-undangan, penerapan penarikan pajak diberlakukan di wilayah !egara

    masing-masing bagi para wajib pajak. *asing-masing !egara mulai membuat

    peraturan perundang-undangan mengenai pajak pada setiap sektor objek pajak.

    1

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    2/31

    +ra globalisasi menimbulkan peningkatan dan keterbukaan dalam hubungan

    antara saru !egara dengan !egara lainnya. Ditambah lagi peran teknolologi

    informasi yang memudahkan manusia dalam berakti'itas. Demikian pula dengan

    pergerakan barang dan jasa, modal serta sumber daya manusia. )klim in'estasi makin

    berkembang diseluruh dunia. Banyak !egara-negara maju yang menanamkan

    modalnya di !egara berkembang. Dalam konteks perpajakan, transaksi lintas batas

    !egara tersebut menimbulkan permasalahan yaitu bentrokan yuridiksi peraturan

    perpajakan antar !egara. %al ini termasuk dalam lingkup hokum perpajakan

    internasional (%artiko, "#$".

    *enurut ochmat Soemitro, dalam bukunya yang berjudul %ukum Pajak

    )nternasional ($, hokum pajak internasional adalah hokum pajak nasional yang

    terdiri dari kaidah, baik berupa kaidah-kaidah nasional maupun kaidah yang berasal

    dari traktat antar !egara dan dari prinsip/kebiasaan yang telah diterima baik oleh

    !egara-negara di dunia untuk mengatur soal-soal perpajakan dan dalam mana dapat

    ditujukkan adanya unsur-unsur asing, baik mengenai subjek pajak maupun objek

    pajak.

    *embicarakan mengenai hokum perpajakan internasional maka tidak luput

    dari permasalahan bentrokan yuridiksi peraturan perpajakan. Dalam hokum

    internasional, praktek pelaksanaan yuridiksi oleh !egara terhadap harta, benda,

    maupun tindakan dan peristiwa berbeda-beda di setiap !egara dan perbedaan-

    perbedaan ini disebabkan factor histori dan geografis. Secara historis, !egara-negara

    menaati prinsip yuridiksi territorial, yang setiap !egara dapat melaksanakan yuridiksi

    terhadap harta dan benda serta tindakan yang terjadi di dalam wilayahnya. Berbeda

    dengan prinsip yuridiksi territorial, yuridiksi nasionalitas melihat kepada kualitas

    orang dalam peristiwa hokum, hal ini umumnya terjadi apabila indi'idu memasuki

    wilayah !egara tersebut, baik secara sukarela maupun ekstradisi.

    !egara dalam melakukan pemungutan pajak terikat pada yuridiksi dari

    !egara yang bersangkutan. 0uridiksi adalah ruang lingkup penggunaan wewenang

    2

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    3/31

    untuk memungut pajak pada warganya maupun warga !egara asing yang bertempat

    tinggal atau berkedudukan di !egara tersebut sehingga tidak menimbulkan

    pembebanan berat bagi wajib pajak. Secara tegas maupun tersirat dalam hokum pajak

    diatur mengenai pengelompokkan yuridiksi pemungutan pajak. 0uridiksi tersebut

    antara lain 1 ($ berdasarkan asas sumber, (" berdasarkan asas kewarganegaraan, dan

    (2 berdasarkan asas tempat tinggal. %al ini diterapkan dalam bersinggungan dengan

    hokum perpajakan internasional, didalamnya terdapat pajak yang ditarik misalnya

    dalam hal bagi warga !egara yang berada di !egara asing untuk berin'estasi dan

    warga !egara asing yang berin'estasi di !egara tersebut (Starke, "#$#.

    Pengenaan pajak dari !egara yang b erbeda ini atas subjek pajak, tentunya

    memberatkan subjek pajak itu sendiri. !amun, tiap !egara mempunyai hak

    pemajakan (right to ta3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak nasional.

    4ondisi dimana ada dua !egara atau lebih yang perundang-undangan perpajakannya

    membebankan pajak pada subjek pajak yang sama terhadap ibjek pajak yang sama

    disebut Pajak Berganda )nternasional ()nternational Double 5a3ation (%artiko,

    "#$"..

    5anpa adanya upaya antara !egara tersebut dalam memecahkan

    permasalahan pajak berganda internasional ini, maka subjek pajak akan terkena pajak

    ganda dan wajib membayar di kedua !egara. %al ini tentunya merugikan subjek

    pajak. 6kibat lain yang mungkin terjadi adalah semakin gencarnya usaha

    penyelundupan pajak (ta3 e'asion. 4arena itu, upaya untuk meniadakan pengenaan

    pajak berganda internasional ini dan mencegah penyelundupan pajak sebagai akibat

    adanya benturan peraturan perundang-undangan perpajakan tara !egara tesebut perlu

    dilakukan.

    Penghindaraan pajak berganda bergantung dari !egara yang mempunyai

    kedaulatan dalam peraturan perundang-undangan perpajakannya. Dalam hubungan

    dengan internasional, penghindaran dapat dilakukan baik secara unilateral, yaitu

    dengan mengutamakan kepentingan wajib pajak di negaranya, maupun bilateral,

    3

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    4/31

    dengan cara perjanjian internasional antara dua !egara mengenai masalah

    perpajakan. Penghindaran pajak berganda internasional dengan cara unilateral

    dilakukan dengan memasukkan ketentuan untuk menghindarkan pajak beraganda

    dalam undang-undang suatu !egara dengan suatu prosedur yang jelas. Sementera itu,

    penghindaran pajak berganda internasional dengan cara bilateral dilakukan dengan

    cara melalui suatu perundingan dua !egara yang berkepentingan untuk menghindari

    terjadinya pajak berganda.

    Pada prinsipnya, penghindaran pajak berganda dengan cara bilateral

    dimaksudkan untuk memberikan kejelasan dalam membagi hak pengenaan pajak

    suatu !egara dengan !egara lainterhadap suatu objek pajak sehingga wajib pajak

    tidak terbebani dengan membayar pajak dua kali. 7ara yang la8im dilakukan adalah

    dengan melakukan perjanjian penghindaran pajak berganda (ta3 treaty (%artiko,

    "#$".

    +uropean 7ommunity (+7. +uropean 7ommunity merupakan institusi

    internasional negara-negara +ropa yang terdiri dari +uropean 7oal and

    Steel 7ommunity (+7S7, +uropean +conomic 7ommunity (++7, dan +uropean

    6tomic +nergy 7ommunity (+6+7/+uratom. !egara-negara pionir yang

    tergabung ke dalam komunitas ini dikenal dengan sebutan 5he )nner Si3

    (Perancis, 9erman, Belanda, Belgia, :u3emburg, dan )talia. Dalam

    perkembangannya, +uropean +conomic 7ommunity (++7 menjadi fokus

    dinegara-negara +ropa dan di seluruh dunia. 5ujuan dari pembentukan

    +uropean +conomic 7ommunity (++7 adalah terciptanya politik perdagangan

    bersama dan mendirikan daerah perdagangan bebas antar negara-negara anggota

    ++7. ;ntuk mencapai tujuan tersebut, batas-batas antara negara harus

    dipersempit.

    Batas-batas antar negara anggota +uropean 7ommunity (+7 semakin

    diperkecil sejak dikeluarkannya 5reaty of ome pada tahun $

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    5/31

    FourFreedoms adalah kebebasan berpindah tempat kerja dan memilih tempat

    tinggal, kebebasan perpindahan modal, kebebasan perpindahan barang dan

    jasa, dan kebebasan perpindahanorang / penduduk (freedom of establishment,

    freedom of movement of capital, freedom ofmovement of goods and

    services, and freedom of movement of people). &our &reedoms

    menghasilkan beberapa kebijakan eksternal yang berlaku, yaitu suatu tarif

    mendukung pencapaian 7ustom ;nions, yang merupakan usaha untuk penghapusan

    customs duties, import =uotas, dan berbagai hambatan perdagangan lainnya antar

    sesama negara anggota dan untuk negara non-anggota perlu diberlakukan 7ommon

    7ustoms 5arrif (775. Selain itu, ++7 juga mengatur 7ommunity>s common

    commercial policy seperti dalam bidang pertanian, perikanan dan transportasi.Secara khusus, ++7 mewajibkan anggotanya untuk menerapkan jaminan

    persaingan agar internal market sesama anggota ++7 tidak terganggu dan

    perlu dibuatkan hukum persaingan usaha dalam pasar bebas sesama

    anggota ++7 dengan melakukan harmonisasi kebijakan-kebijakan nasional

    negara-negara anggota ++7. Selain itu, untuk mendukung &our &reedoms,

    dibuatlah organ-organ eksekutif untuk mengatur pelaksanaan &our &reedoms tersebut.

    Sesuai dengan tujuan dari P2B di negara eropa, maka perpajakan diharapkanjuga dapat meningkatkan arus perdagangan dan in'estasi tersebut. %al ini didasari

    dengan argumentasi bahwa penurunan tarif pajak di dalam P2B akan meningkatkan

    keinginan in'estor dalam menanamkan in'estasinya di negara tertentu karena dengan

    penghasilan yang sama, wajib pajak dikenakan pajak yang lebih kecil daripada pajak

    yang dikenakan dengan tarif normal. +fek selanjutnya dari penanaman in'estasi ini

    adalah meningkatnya arus perdagangan antara negara asal/domisili wajib pajak

    dengan negara sumber penghasilan dimana wajib pajak tersebut mendapatkan

    penghasilan.

    P2B bisa juga digunakan sebagai alat politik luar negeri untuk pengakuan

    kedaulatan atau wilayah suatu negara. Singkatnya, kebijakan P2B suatu negara sangat

    dipengaruhi oleh kondisi dan moti'asi negara tersebut dalam memasuki jaringan P2B.

    5

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    6/31

    *isalnya, negara-negara berkembang yang membutuhkan aliran in'estasi dari luar

    negeri biasanya akan mengharapkan P2B sebagai daya tarik in'estasi untuk

    mendapatkan aliran modal dari negara-negara maju. Sedangkan negara-negara maju

    mungkin akan menggunakan P2B sebagai sarana untuk mempertahankan hak

    pemajakan atas penghasilan penduduknya.

    Di dalam kasus antara 4omisi *asyarakat +ropa terhadap epublik Perancis

    pada $" Desember $?2, Dalam 4asus negara Prancis yang menerapkan pembedaan

    antara perlakuan pemberian kerdit pajak antara subsidiary dan branch atau agent

    harus die'aluasi lebih jauh. !egara perancis dalam kasus ini tidak menerapkan

    7apital )mport !eutrality (!etralitas Pasar )nternasional dan !ational !eutrality.

    Pengadilan menyatakan bahwa dengan tidak meluas ke cabang dan badan-badan yangdidirikan di Perancis oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar kantor di negara-

    negara anggota lainnya, manfaat dari kredit pajak pemegang saham dinikmati oleh

    perusahaan asuransi Perancis, epublik Perancis telah melanggar prinsip non-

    diskriminasi yang ditetapkan dalam paragraf kedua Pasal

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    7/31

    2. Pokok Masalah

    5erkait sengketa perpajakan yang melibatkan pemerintah perancis, tentang

    @a'oir fiscal case> yang memiliki pengaruh penting terhadap perkembangan

    penerapan credit pajak atas corss-border de'iden.Dengan pertimbangan dan

    keputusan +79 A +uropean 7ourt of 9ustice yang memberikan pengalaman

    freedoms yang dijamin dalam +uropean community treaty yakni C freedom of

    establishment, freedom of mo'ement of capital, freedom of mo'ement of people, dan

    freedom of mo'ement of goods and ser'ice

    Dalam case ini, 6dapun masalah pokok yang akan dibahas dalam paper ini

    adalah sebagai berikut1

    $. Bagaimanakah tata cara penghindaran pajak berganda yang dianut

    dalam hukum pajak perancis berkenan dengan pajak penghasilan atas

    de'iden yang diterima oleh in'estor asing yang bertempat di negara

    eropa

    ". Bagaimanakah pengklasifikasian penghasilan dan pembagian hak

    pemajakan dalam penghindaran pajak berganda yang dianut dalam

    hukum pajak )ndonesia berkenaan dengan pajak penghasilan atas

    penerimaan de'iden

    7

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    8/31

    3. Landasan Teori

    ;ntuk memajukan perdagangan antar negara, mendorong laju in'estasi di

    masing-masing negara, pemerintah berusaha untuk meminimalkan pajak yang

    menghambat perdagangan dan in'estasi tersebut. Salah satu upaya untuk

    meminimalkan beban tersebut adalah dengan melakukan penghindaraan pajak

    berganda internasional.

    Dalam kebijakan perpajakan internasional 2 unsur netralitas yang harus

    dipenuhi 1

    $. 7apital +3port !eutrality (!etralitas Pasar Domestik1 4emanapun

    kita berin'estasi, beban pajak yang dibayar haruslah sama. Sehingga

    tidak ada bedanya bila kita berin'estasi di dalam atau luar negeri.

    *aka jangan sampai bila berin'estasi di luar negeri, beban pajaknya

    lebih besar karena menanggung pajak dari dua negara. %al ini akan

    melandasi ;; PPh Psl " yang mengatur kredit pajak luar negeri.

    ". 7apital )mport !eutrality (!etralitas Pasar )nternasional1Darimanapun in'estasi berasal, dikenakan pajak yang sama. Sehingga

    baik in'estor dari dalam negeri atau luar negeri akan dikenakan tarif

    pajak yang sama bila berin'estasi di suatu negara. %al ini melandasi

    hak pemajakan yang sama dengann ajib Pajak Dalam !egeri

    (PD! terhadap permanent establishment (PE atauBadan Usaha

    Tetap (BUT yang dapat berupa cabang perusahaan ataupun kegiatan

    jasa yang melewati time-testdari peraturan yang berlaku.

    2. !ational !eutrality1 Setiap negara, mempunyai bagian pajak atas

    penghasilan yang sama. Sehingga bila ada pajak luar negeri yang tidak

    bisa dikreditkan boleh dikurangkan sebagai biaya pengurang laba.

    8

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    9/31

    P2B adalah perjanjian pajak antara dua negara (bilateral yang mengatur

    mengenai pembagiaan hak pemajakan atas penghasilan yang diperoleh atu diterima

    oleh penduduk dari salah satu atau kedua negara pihak pada persetujuan. %al iniditujukan untuk meminimalkan terjadinya pajak berganda. 6pabila pengenaan pajak

    dapat dihindarkan seminimal mungkin, maka diharapkan dapat mencegah efek

    negatif yaitu gangguan (distorsi dalam transaksi internasional.

    Disamping itu, P2B memiliki tujuan lainnya yaitu1

    a. *encegah timbulnya pengelakan dan penyelundupan pajak,

    b. *emberikan kepastian,

    c. Pertukaran informasi,

    d. Penyelesaian sengketa didalam penerapan P2B,

    e.Bantuan dalam penagihan pajak, dan

    f. Penghematan 7ash flow.

    Perjanjian ini mengakomodasikan ketentuan yang memberikan perlindungan

    bagi penduduk dari suatu negara pihak pada perjanjian yang melakukan usaha di

    negara pihak lainnya pada perjanjian. Perlindungan ini berupa perlakuan non

    diskriminasi dan penyelesaian sengketa yang tidak sesuai dengan penerapan

    perjanjian. Serta mengakomodasikan kepentingan politik dan ekonomi yaitu dengan

    adanya perjanjian diharapkan dapat meningkatkan hubungan baik antar kedua negara

    serta dibidang ekonomi dapat menciptakan iklim ekonomi yang kondusif sehingga

    meningkatkan in'estasi yang masuk ( 9ohn %utagaol, "### 1< .

    Selain itu, P2B mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut 1

    a. 5idak terjadi pemajakan ganda yang memberatkan iklim dunia usaha

    Dengan P2B, maka pengenaan pajak atas laba usaha tidak dapat dikenakan di

    kedua tempat, yaitu !egara sumber atau !egara domisili. :aba usaha

    dikenakan pajak di tempat dimana mereka berkedudukan. Dengan adanyaketentuan ini, diharapkan dunia usaha mendapatkan kepastian hokum, karena

    membayar pajak hanya dikenakan satu kali yaitu di !egara domisili.

    b. Peningkatan in'estasi modal dari luar negeri

    Pemajakan atas in'estasi berupa bunga dari pinjaman, de'iden dari

    penanaman saham, royalty dari pemilik hak cipta, jika dikenakan pemajakan

    9

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    10/31

    yang tinggi maka dipastikan penduduka asing akan berpikir ulang bahkan

    menjadi ragu untuk menambahkan modal di )ndonesia, karena hasil in'estasi

    tidak sesuai dengan yang diharapkan.

    c. Peningkatan sumberdaya manusia

    Dengan adanya pembebasan pajak atas mahasiswa dan pelatihan karyawan di!egara dimana mereka menempuh pendidikan dan pelatihan, maka dipastikan

    dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang lebih memadai.

    6pabila penghasilan mahasiswa dan karyawan yang sedang melakukan

    pendidikan dan pelatihan dikenakan pajak, maka akan membebani mereka

    segingga mereka lebih baik tidak belajar di luar negeri atau menambah ilmu di

    luar negeri dimana mereka belajar atau bekerja. %al ini jika diberlakukan

    maka sumber daya manusia salah satu !egara tersebut akan mengalami

    keterbelakangan di bidang ilmu pengetahuan.

    d. Pertukaran informasi guna mencegah pengelakan pajak

    Dengan adanya informasi yang saling berhubungan antara kedua !egara,maka penduduk yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan di kedua !egara

    menjadi jelas terlihat dan dapat terdeteksi sedini mungkin. !egara yang terkait

    dengan ta3 treaty dapat melaporkan penghasilan penduduk asing di !egara

    sumber, misalnya dengan mengirimkan bukti penerimaan penghasilan dari

    !egara sumber. )nformasi penghasilan tersebut, seharusnya dilaporkan oleh

    penerima penghasilan di !egara domisili, dan diperhitungkan kembali di

    akhir tahun pajak.e. 4edudukan yang setara dalam hal pemajakan antar kedua !egara

    P2B mengatur adanya pemajakan yang sama dan setara antar kedua !egara,

    dengan priinsip saling menguntungkan dan tidak memberatkan pendudukasing antar kedua !egara dalam menjalankan usaha. !egara yang

    mengadakan ta3 treaty tidak boleh sewenang-wenang dalam hal

    pemajakannya.

    Berlakunya P2B, tidak terlepas dari a8as pengenaan pajak sumber, domisili,

    atau kewarganegaraam, dimana agar tidak terjadinya double ta3ation, maka

    diperlukan aturan yang mengatur P2B ini. 68as utama yang dijadikan landasan untuk

    mengenakan pajak adalah1

    a. 68as domisili atau a8as kependudukan (residence principle

    68as domisili atau kependudukan, !egara akan mengenakan pajak atas suatu

    penghasilan yang diterima atau diperileh orang pribadi atau badan, apabila

    orang peribadi tersebut merupakan penduduk atau residen atau berdomisili di

    !egara itu atau apabila badan yang bersangkutan berkedudukan di !egara itu.

    10

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    11/31

    68as ini menerapkan perhitungan penghasilan seluruh dunia untuk dihitung

    dimana orang pribadi atau badan berdomisili.

    b. 68as sumber (source principle

    68as sumber akan mengenakan pajak dimana orang pribadi atau badan

    memperoleh penghasilan, dan tidak melihat dimana seseorang atau badan ituberdomisili. 0ang terpenting dalam pengenaan a8as sumber adalah jenis

    penghasilan bukan subjek pajaknya. Pajak tersebut hanya dikenakan pada

    subjek pajak di !egara tesebut diperoleh penghasilan.c. 68as nasionalitas atau kewarganegaraan

    68as kewarganegaraan akan mengenakan pajak apabila penduduk tersebut

    merupakan warga negaranya. Setiap penghasilan di seluruh dunia akan

    dikenakan pajak bilamana penduduk tersebut menajdi warga !egara tersebut.

    Berdasarkan hal di atas, )ndonesia menganut ke-2 a8as tersebut dan dapat

    dibuktikan dengan adanya ketentuan pasal " ;; PPh yang menyatakan bahwa

    penduduk asing dari sebuah !egara akan dikenakan pajak di !egara )ndonesia jika

    melebihi $?2 hari dan diharuskan memiliki !PP. 4etentuan ini juga menjadikan

    seluruh penghasilan dunia harus dihitung di !egara )ndonesia jika penduduk tersebut

    telah memiliki !PP di )ndonesia.

    ;ntuk menghindari pemajakan ganda atas penghasilan dari berbagai !egara,

    perlu diatur mengenai hak pemajakan di !egara-negara tersebut berdasarkan a8as

    pengenaan pajak. Bila tidak diatur maka akan membebani dunia usaha, karena harus

    menanggung beban pajak yang besar dan tidak seimbang dengan laba atau

    penghasilan yang ia peroleh., bahkan tidak tertutup kemungkinan mereka menjadi

    rugi karena persentase pajak lebih besar persentasi keuntungan akibat terjadi double

    ta3ation. 6da beberapa metode hak pemajakan di berbagai !egara, untuk

    menghindari pemajakan ganda, antara lain1

    a. *etode Pemajakan ;nilateral

    *etode ini mengatur bahwa negara epublik )ndonesia mempunyai kekuatan hukumdidalamnya yang mengatur masyarakat atau badan internasional dan ditetapkan

    sepihak oleh negara )ndonesia sendiri, dengan kata lain tidak ada yang bisa mengaturnegara kita lain karena hail itu merupakan kewibawaan dan kedaulatan negara kita.

    b. *etode Pemajakan Bilateral

    *etode ini dalam penghitungan pengenaan pajaknya harus mempertimbangkanperjanjian kedua negara (Tax Treaty. )ndonesia tidak dapat sesuka hati menerapkan

    11

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    12/31

    jumlah pajak terutang penduduk asing atau badan internasional dua negara yang telahmengadakan perjanjian. 9ustru peraturan perpajakan )ndonesia tidak berlaku

    bilamana terdapat Tax Treaty.

    c. *etode Pemajakan *ultilateral

    *etode ini didasarkan pada kon'ensi internasional yang ketentuan atau ketetapan

    atau keputusan yang dihasilkan untuk kepentingan banyak negara yangditandatangani oleh berbagai negara, misalnya 4on'ensi ina.

    *etode Penghilangan Pajak Berganda

    Deduction *ethod 1 pajak yang dikenakan di luar negeri mengurangi

    penghasilan yang diperoleh dari luar negeri sebelum digabung dengan

    penghasilan dari dalam negeri. +3emption *ethod 1 penghasilan dari luar negeri tidak diperhitungkan

    saat menghitung pajak terutang di dalam negeri. 7redit *ethod 1 pajak yang dikenakan di luar negeri diperhitungkan

    dengan pajak atas seluruh penghasilan.

    *odel Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda1

    a. *odel E+7D (Organiation for Economic !ooperation and

    "evelopmentC

    b. *odel ;! (United #ationC

    c. *odel )ndonesia (Fabungan antara model E+7D dan ;!.

    4. Pembahasan

    6. 4asus

    12

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    13/31

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    14/31

    konsesi yang tersedia hanya Huntuk orang-orang yang. bertempat tinggal sehari atau

    kantor terdaftar di Perancis H(Pasal $

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    15/31

    Pemerintah Perancis menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan keuntungan

    dari kredit pajak, usaha asuransi yang tergabung dalam berbagai Sutes 6nggota

    hanya harus establishment anak perusahaan di Perancis. Dalam hal apapun, jelas

    bahwa masalah yang berhubungan dengan kewajiban pajak dari cabang dan lembaga

    tidak dapat diselesaikan atas dasar Pasal

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    16/31

    Pada tanggal $ Ektober $?2, memutuskan untuk membawa masalah ini ke

    Pengadilan 4ehakiman sesuai dengan paragraf kedua Pasal $G. Penerapannya

    tanggal 2# !o'ember telah didaftarkan di Pengadilan pada tanggal $" Desember

    tahun $?2. 6plikasi ini terdiri dari dua keluhan1 pengaturan tersebut di atas untuk

    pemberian Ha'oir fiskalH melanggar Pasal

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    17/31

    Pemerintah Perancis berpendapat pertama bahwa skema kredit pajak akan

    terus menjadi halal sampai hukum !egara 6nggota mengenai perpajakan badan

    hukum telah benar-benar harmonis. 6rgumen seperti itu, seperti yang ditunjukkan

    oleh kasus-hukum *ahkamah mengenai hubungan antara Pasal 2# dan Pasal $## dari

    5raktat. HPrinsip dasar dari pasar terpadu dan konsekuensinya, pergerakan bebas

    barang, mungkin tidak dalam situasi dibuat dengan syarat bahwa pertama harus

    melakukan pendekatan hukum nasional untuk jika kondisi yang harus dipenuhi

    prinsip akan dikurangi menjadi belaka. Selain itu, jelas bahwa tujuan 6rtikel 2# dan

    $## berbeda. 5ujuan dari Pasal 2# adalah untuk menghapuskan dalam waktu dekat

    semua pembatasan =uanti-tati'e pada impor barang dan semua langkah yangberpengaruh setara, sedangkan tujuan umum dari Pasal $## adalah mengaktifkan

    kendala dari jenis apa pun yang timbul dari perbedaan antara (ketentuan nasional

    menjadi berkurang.

    Selain itu, Pemerintah Perancis berpendapat bahwa untuk menyelesaikan

    masalah ini, itu sudah cukup untuk menambah ketentuan tambahan untuk perjanjian

    double-pajak yang ada bilateral antara Perancis dan mitra 4omunitas-nya. Pada

    protokol, namun, kredit pajak pemegang saham harus diperpanjang atas dasar timbal

    balik. Dengan demikian, usaha asing akan dii8inkan untuk mendapatkan keuntungan

    dari kredit pajak jika dan ketika konsesi yang sama yang diberikan kepada

    perusahaan Perancis memiliki pendirian sekunder di !egara 6nggota tertular lainnya.

    6rgumen bahwa Pemerintah Perancis tidak bisa memperpanjang manfaat dari

    kredit pajak tanpa mengganggu keseimbangan yang diterbitkan dalam perjanjian

    pajak ganda tersebut juga agak lemah. Salah satu argumen kontra adalah bahwa

    berdasarkan Pasal "2 dan < dari ++7 5reaty, perjanjian internasional menyimpulkan

    setelah berlakunya 5raktat mungkin tidak mengandung ketentuan yang tidak

    kompatibel dengan itu. Prinsip keutamaan hukum *asyarakat harus juga tidak

    dilupakan. Prinsip yang mengharuskan efekti'itas aturan Perjanjian tidak harus

    tunduk kepada aturan internal dan, berdasarkan Pasal

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    18/31

    6rgumen ketiga bergantung pada bahaya penghindaran pajak jika ukuran

    pada masalah dihapuskan. Dikatakan bahwa perusahaan asing yang memiliki saham

    Perancis mungkin akan diminta untuk memasukkan mereka dalam aset lembaga atau

    cabang yang beroperasi di Perancis hanya untuk mendapatkan keuntungan dari kredit

    pajak atas pembagian di'iden. 4omisi telah persuasif menunjukkan bahwa jauh dari

    yang melibatkan pengurangan penerimaan pajak untuk !egara Perancis, hipotesis

    dikemukakan oleh Pemerintah Perancis akan mengakibatkan peningkatan beban

    pajak pada perusahaan asing. 9ika saham Perancis tetap di tempat utama perusahaan

    bisnis1 di'iden pada mereka akan dikenakan pengurangan $

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    19/31

    ketat daripada 4omisi klaim. )ni sebenarnya hanya perbaikan persentase minimal

    obligasi yang perusahaan asuransi yang beroperasi di Prancis harus mempertahankan

    sebagai representasi dari kewajiban diatur mereka sedangkan itu tidak berbaring

    persentase resmi maksimum untuk kepemilikan saham atau aset lainnya sebagai

    epre-sentation dari kewajiban tersebut. %al ini juga diperbolehkan untuk memegang

    saham asing asalkan dikutip di bursa saham Perancis, dan statistik untuk $?$

    menunjukkan bahwa

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    20/31

    yang tidak ada dan perusahaan seperti manfaat langsung dari reputasi perusahaan

    induk.

    ;ntuk semua alasan di atas, Pengadilan menjunjung tinggi aplikasi yang

    dibawa oleh 4omisi *asyarakat +ropa terhadap epublik Perancis pada $"

    Desember $?2. 6kibatnya, Pengadilan menyatakan bahwa dengan tidak meluas ke

    cabang dan badan-badan yang didirikan di Perancis oleh perusahaan-perusahaan yang

    terdaftar kantor di negara-negara anggota lainnya, manfaat dari kredit pajak

    pemegang saham dinikmati oleh perusahaan asuransi Perancis, epublik Perancis

    telah melanggar prinsip non-diskriminasi yang ditetapkan dalam paragraf kedua Pasal

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    21/31

    Di bagian tersebut ditegaskan bahwa di'iden merupakan bagian laba yang diperoleh

    pemegang saham atau pemegang polis asuransi atau pembagian sisa hasil usaha

    koperasi yang diperoleh anggota koperasi. Ditegaskan pula bahwa termasuk dalam

    pengertian di'iden juga adalah1

    $ pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan nama

    dan dalam bentuk apapunC

    " pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang

    disetorC

    2 pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran termasuk saham

    bonus yang berasal dari kapitalisasi agio sahamC

    pembagian laba dalam bentuk saham

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    22/31

    $" pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang

    dibebankan sebagai biaya perusahaan.

    Prinsip-prinsip pemajakan atas di'iden adalah sebagai berikut.

    a. Di'iden yang timbul dari salah satu negara yang terikat perjanjian perpajakan

    (negarasumber, yang dibayarkan (paid kepada penduduk negara mitranya

    (negara domisili akan dikenakan pajak di negara domisili.

    b. !egara sumber, yaitu tempat di mana perusahaan pembayar di'iden

    berkedudukan,berdasarkan ketentuan perjanjian perpajakan, dapat juga

    mengenakan pajak atas di'iden,tetapi tarifnya tidak boleh melebihi tarif yang

    telah disetujui di dalam perjanjian perpajakan.

    c. Dalam hal di'iden yang dibayarkan mempunyai hubungan efektif dengan bentuk

    usaha tetap (permanent establishment, pengenaan pajak atas di'iden tidak tunduk

    kepada ketentuan mengenai pengenaan pajak atas di'iden, tetapi tunduk kepada

    ketentuan mengenai pemajakan atas laba usaha. Dengan demikian, di'iden

    tersebut dianggap sebagai bagian penghasilan dari bentuk usaha tetap.

    Besarnya tarif pajak atas di'iden dan tarif pajak atas penghasilan kena pajak bentukusaha tetap setelah pajak, yang berlaku di negara sumber, adalah sebagaimana dalam

    tabel sebagai berikut1

    5arif Pajak atas Di'idend dan Penghasilan B;5 (Perusahaan asing

    22

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    23/31

    P3B dengan !egara Tari" Pajak atas

    Dividen

    Tari" Pajak atas

    Dividen

    Tari" Pajak atas

    Penghasilan

    #ena Pajak B$T

    setelah

    Pajak

    Porto"olio Pen%ertaan Modal

    Langsung

    Peran&is

    ndia

    'ingapore

    1()

    1()

    1()

    1*)

    1*)

    1*)

    1()

    1*)

    1()

    Dividen +ang Bukan ,bjek pajak di ndonesia

    Pada umumnya semua penghasilan berupa di'iden yang memenuhi pengertian

    di'iden di atas adalah objek Pajak Penghasilan. !amun demikian, ;; PPh

    memberikan pengecualian di'iden tertentu bukan objek pajak. Penghasilan di'iden

    dikatakan bukan objek pajak jika memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana diatur

    dalam Pasal ayat (2 huruf f, yaitu 1

    $ diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai ajib Pajak dalam negeri,koperasi, Badan ;saha *ilik !egara, atau Badan ;saha *ilik Daerah, dari

    penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan

    di )ndonesia

    " berasal dari cadangan laba yang ditahan

    2 bagi perseroan terbatas, Badan ;saha *ilik !egara dan Badan ;saha *ilik

    Daerah yang menerima di'iden, kepemilikan saham pada badan yang

    memberikan di'iden paling rendah "

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    24/31

    Berdasarkan ketentuan ini, di'iden yang dananya berasal dari laba setelah dikurangi

    pajak dan diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai ajib Pajak dalam

    negeri, koperasi, dan Badan ;saha *ilik !egara atau Badan ;saha *ilik Daerah,

    dari penyertaannya pada badan usaha lainnya yang didirikan dan bertempat

    kedudukan di )ndonesia, dengan penyertaan sekurang-kurangnya "

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    25/31

    Di samping itu, ada juga di'iden, walaupun memenuhi definisi di'iden yang objek

    pajak, namun tidak dipotong PPh Pasal "2. Di'iden ini adalah sisa hasil usaha

    koperasi yang dibayarkan lepada anggotanya. 4etentuan ini diatur dalam Pasal "2

    ayat ( ;; PPh.

    Dividen 'ebagai ,bjek Pemotongan PPh Pasal 2- di ndonesia

    9ika penghasilan di'iden yang bersumber dari )ndonesia diterima atau diperoleh

    ajib Pajak :uar !egeri, maka atas penghasilan di'iden tersebut wajib dipotong PPh

    Pasal "G oleh fihak yang membayarkan. Besarnya tarif PPh Pasal "G ini adalah "#M

    dari penghasilan bruto. !amun demikian, apabila penerima di'iden ini adalah

    penduduk dari negara yang mempunyai perjanjian perpajakan dengan )ndonesia,

    maka tarif yang dikenakan adalah tarif sesuai dengan ta3 treaty.

    Seharusnya pemegang saham X bisa memperoleh kredit pajak sebesar 8,75M

    (permasalahan kredit pajak %ang tidak bisa dikreditkan karena di peran&is

    untuk cabang yang berdiri diperancis laba perusahaan dikenakan pajak sesuai dengan

    asas sumber tarif branch profit dan dikenakan pajak dan atas de'iden juga dikenakan

    pajak jika ada kaitannya dengan pemegang saham , kredit pajak untuk de'iden bisa

    dikreditkan untuk cabang yg berdiri diperancis apabila kantor cabang terdaftar

    diperancis

    Perancis manganut a8as sumber, pajak dikenakan atas penghasilan yang diterima

    didalam negeri . bukan berdasarkan asas domisili

    $ntuk membandingkan perlakuan eropa dengan negara berkembang sangatlah

    berbeda

    Berikut Perlakuan Perpajakan /tas 0abang B$T Perusahaan asing dengan

    perhitungan tari" deviden di ndonesia

    6nalisis dasar pengenaan PPh Pasal "G ayat ( Bagi Bentuk ;saha 5etap (cabang

    perusahaan asing yang melakukan usaha diindonesia Berdasarkan ketentuan yang

    25

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    26/31

    diatur dalam ;ndang-undang PPh, selain dikenai PPh atas penghasilan yang diterima

    atau diperolehnya dalam tahun pajak, bentuk usaha tetap juga berkewajiban

    memotong PPh Pasal "G ayat ( atas penghasilan kena pajak setelah dikurangi PPh

    dari suatu bentuk usaha tetap tersebut dan harus menyetorkannya/membayarkannya

    ke kas negara sebelum Surat Pemberitahuan 5ahunan Pajak Penghasilan disampaikan.

    4etentuan PPh Bagi Bentuk ;saha 5etap (cabang perusahaan asing

    6dapun bagi bentuk usaha tetap yang digunakan untuk menjalankan usaha atau

    melakukan kegiatan oleh Subjek Pajak luar negeri yang merupakan penduduk dari

    negara yang terikat Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P2B dengan

    )ndonesia, maka bagi bentuk usaha tetap tersebut berlaku ketentuan perpajakan yangdiatur dalam P2B.4etentuan perpajakan yang diatur dalam P2B lebih didahulukan

    daripada ketentuan dalam ;ndang-undang PPh.

    Bentuk ;saha 5etap Sebagai Subjek Pajak

    Pasal " ayat (

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    27/31

    bentuk usaha tetap mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan PPh Pasal

    "G ayat ( ;ndang-undang PPh (Branch Profit 5a3.

    2. PPh Badan (7orporate )ncome 5a3

    PPh badan terutang bagi bentuk usaha tetap dihitung dengan cara mengalikan tarif

    pajak dengan penghasilan kena pajak sebagai dasar pengenaan pajaknya.

    Secara umum, penghasilan kena pajak bagi bentuk usaha tetap adalah penghasilan

    neto.Bila terdapat sisa kerugian dari tahun-tahun pajak sebelumnya yang masih dapat

    dikompensasikan maka penghasilan kena pajaknya adalah penghasilan neto setelah

    kompensasi kerugian. 6dapun tarif pajaknya adalah tarif umum sebagaimana diatur

    dalam Pasal $ ayat ($ jo ayat ("a ;ndang-undang PPh.

    PPh Pasal 2- /%at 4 Bran&h Pro"it Ta

    Berdasarkan Pasal "G ayat ( ;ndang-undang PPh, selain dikenai PPh atas

    penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak, bentuk usaha tetap

    berkewajiban melakukan pemotongan pajak atas penghasilan kena pajak sesudah

    dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha tetap di )ndonesia, kecuali penghasilan

    tersebut ditanamkan kembali di )ndonesia, yang ketentuannya diatur lebih lanjutdengan atau berdasarkan Peraturan *enteri 4euangan (P*4.P*4 yang mengatur

    hal ini adalah P*4 !omor $/P*4.#2/"#$$ tanggal " 9anuari "#$$ tentang

    Perlakuan Perpajakan atas Penghasilan 4ena PajakSesudah Dikurangi Pajak Dari

    Suatu Bentuk ;saha 5etap (selanjutnya disebut P*4!o.$/P*4.#2/"#$$.

    Berdasarkan Pasal $ ayat (2 P*4!o.$/P*4.#2/"#$$, pengecualian dari pengenaan

    PPh Pasal "G ayat ( diberikan apabila seluruh penghasilan kena pajak sesudah

    dikurangi PPh dari suatu bentuk usaha tetap ditanamkan kembali di )ndonesia dalambentuk1

    a. penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan dan berkedudukan di

    )ndonesia sebagaipendiri atau peserta pendiriC

    27

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    28/31

    b. penyertaan modal pada perusahaan yang sudah didirikan dan berkedudukan di

    )ndonesia sebagai pemegang sahamC

    c. pembelian akti'a tetap yang digunakan oleh bentuk usaha tetap untuk

    menjalankan usaha bentuk usaha tetap atau melakukan kegiatan bentuk usaha

    tetap di )ndonesiaC atau

    d. in'estasi berupa akti'a tidak berwujud oleh bentuk usaha tetap untuk

    menjalankan usaha bentuk usaha tetap atau melakukan kegiatan bentuk usaha

    tetap di )ndonesia.

    erlakuan !e"iden yang harus dibagikankepada pemilik saham smile.:td (B;5 di

    indonesia adalah 1

    Saham smile copr disingapura 2#M karena "

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    29/31

    (. #esimpulan

    Dari uraian yang di jelaskan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa1

    $. Pajak berganda internasional menghambat mobilisasi bisnis yang sangat

    pesat karena merugikan in'estor dan pengusaha dalam menjalankan

    usahanya secara internasional". Pajak berganda meliputi setiap bentuk pembebanan pajak dan pungutan

    lainnya lebih dari satu kali, dapat dua kali atau lebih terhadap suatu fakta

    fiscal

    29

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    30/31

    2. Dari isu-isu tersebut pemerintah membuat kebijakan-kebijakan untuk

    mengurangi masalah-masalah tersebut dengan beberapa cara dan metode.

    . ;ntuk mengurangi masalah pajak berganda tersebut tidak hanya dilakukan

    oleh satu !egara tapi juga beberapa !egara yang saling melakukanperjanjian perpajakan (ta35reaty dengan cara Perjanjian Penghindaran

    Pajak Berganda1a. *odel E+7D (Ergani8ation for +conomic 7ooperation and

    De'elopmentC

    b. *odel ;! (;nited !ationc. Dan lainnya

    D/T/ P$'T/#/

    Hartiko, Ratyan N, Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda : t!di "a#!#

    Per#et!j!an Penghindaran Pajak Berganda $ndone#ia Be%anda : &ak!%ta#

    H!k!' (ni)er#ita# $ndone#ia, 2012

    *++ tarke, Pengantar H!k!' $nterna#iona%, edi#i 10, *akarta : inar

    ra-ka, 2010

    .arihot Paha%a iahaan, H!k!' Pajak /%e'enter : "on#e a#ar

    Perajakan $ndone#ia, raha $%'! : ogyakarta, 2011

    (ndang!ndang No'or 6 ah!n 1983

    (ndang!ndang No'or 7 1983

    30

  • 7/25/2019 AVOIR FISCAL

    31/31