ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

38
7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 1/38

Upload: lyndha-wardhani

Post on 20-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 1/38

Page 2: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 2/38

yang lebih tinggi di siang hari dan lebih rendah di malam hari. ondisi tersebut

akan berpengaruh terhadap mun-ulnya kelelahan, depresi, obesitas, dan

gangguan sistem imun yang dialami oleh pekerja sif (&ambra et al  ., 200'!.

Salah satu industri yang dituntut untuk dapat terus memberikan layanan

selama 24 jam adalah industri kesehatan, khususnya rumah sakit. "okter 

sebagai salah satu pekerja di industri rumah sakit harus bekerja dalam sistem

kerja sif. &egitu pula dengan dokter yang sedang menjalani pendidikan spesialis

(residen! juga diharuskan bekerja dalam jam kerja yang panjang untuk

meningkatkan kualitas pembelajarannya sesuai dengan peraturan dari

 Acreditation Council for Graduate Medical Education  (A/56! (3un7ueira and

3affe, 202!. elelahan yang dialami oleh residen yang harus bekerja dalam jam

kerja yang panjang bukan hanya berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan

residen, tetapi juga dapat berdampak pada hasil pelayanan kepada pasien.

8o-kley et al  . (2004! menyebutkan dalam review  artikel yang dipublikasikannya

bahwa dokter yang menjalani pendidikan profesi dengan durasi kerja lebih dari

24 jam setiap sif memiliki resiko lebih tinggi tertusuk benda tajam saat bekerja,

resiko lebih tinggi mengalami ke-elakaan saat pulang kerja dan resiko lebih

tinggi kesalahan medis baik yang serius maupun fatal dibandingkan saat bekerja

dengan durasi waktu jam.

"alam menjalankan proses pendidikannya, residen edokteran

6mergensi  juga harus bekerja dalam jam kerja yang panjang dengan sistem

kerja sif. amun terdapat perbedaan jumlah jam kerja, terutama sif malam pada

masing%masing jenjang pendidikan di edokteran 6mergensi. ada bulan maret

hingga april 204 jumlah jam kerja residen edokteran 6mergensi tahun pertama

tingkat Basic Specialist Training  adalah ,92 hingga '0,'4 jam seminggu, dan

untuk residen edokteran 6mergensi  pada tingkat  Advance Spesialist Training 

pada bulan yang sama adalah 4*,*0 hingga ,'4 jam seminggu. +asil

2

Page 3: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 3/38

pengamatan langsung terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh

residen edokteran 6mergensi pernah didapati adanya insiden kesalahan medis

seperti insiden pemasangan ateter :ena Sentral yang menyebabkan

pneumothoraks. enurut a-hi et al  . (202!, kesalahan medis dapat terjadi

karena meningkatnya kelelahan dan stress pada tenaga kesehatan. amun

tingkat kelelahan dan stres pada residen edokteran 6mergensi yang mengalami

sistem kerja sif saat ini belum pernah die;aluasi. <leh karena itu perlu diteliti

lebih lanjut tentang tingkat kelelahan residen edokteran 6mergensi yang berupa

kadar dan pola sekresi hormon kortisol dalam sali;a, dan gambaran fungsi

kognitifnya.

1.2 Rumusan Masalah

"ari latar belakang di atas, selanjutnya rumusan masalah yang akan

diteliti adalah sebagai berikut=

. Apakah terdapat perbedaan kadar kortisol saat bangun tidur, 90 menit

setelah bangun tidur, dan * jam setelah bangun tidur pada residen

edokteran 6mergensi yang menjalani sif kerja >2. Apakah terdapat perbedaan kadar Cortisol Awakening Response  (/A?!

pada residen edokteran 6mergensi yang menjalani sif kerja 2 jam dan

yang menjalani sif kerja lebih dari 24 jam >9. Apakah terdapat perbedaan kadar total kortisol pada residen edokteran

6mergensi yang menjalani sif kerja 2 jam dan yang menjalani sif kerja

lebih dari 24 jam >4. Apakah terdapat perbedaan kadar penurunan kortisol pada residen

edokteran 6mergensi  yang menjalani sif kerja 2 jam dan yang

menjalani sif kerja lebih dari 24 jam >#. Apakah terdapat perbedaan nilai tes fungsi kognitif Montreal Cognitive

 Assesment   ;ersi 1ndonesia (o/A%1na! pada residen edokteran

6mergensi yang menjalani sif kerja 2 jam dan yang menjalani sif kerja

lebih dari 24 jam >

9

Page 4: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 4/38

1.3 Tujuan Peneltan

. engetahui perbedaan kadar kortisol saat bangun tidur, 90 menit setelah

bangun tidur, dan * jam setelah bangun tidur pada residen edokteran

6mergensi yang menjalani sif kerja.2. engetahui perbedaan kadar Cortisol Awakening Response (/A?! pada

residen edokteran 6mergensi yang menjalani sif kerja 2 jam dan yang

menjalani sif kerja lebih dari 24 jam.9. engetahui perbedaan kadar total kortisol pada residen edokteran

6mergensi yang menjalani sif kerja 2 jam dan yang menjalani sif kerja

lebih dari 24 jam.4. engetahui perbedaan kadar penurunan kortisol pada residen

edokteran 6mergensi  yang menjalani sif kerja 2 jam dan yang

menjalani sif kerja lebih dari 24 jam.#. engetahui perbedaan nilai tes fungsi kognitif Montreal Cognitive

 Assesment   ;ersi 1ndonesia (o/A%1na! pada residen edokteran

6mergensi yang menjalani sif kerja 2 jam dan yang menjalani sif kerja

lebih dari 24 jam.

1.! Man"aat Peneltan

. &agi pelaksanaan rogram endidikan 1lmu edokteran 6mergensi

+asil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat

bagi penyelengara program endidikan 1lmu edokteran 6mergensi

dalam manajemen sumber daya manusia berkaitan dengan stres kerja

yang berkaitan dengan sif kerja.

2. &agi enulis

Untuk memperluas wawasan tentang pengaruh sif kerja terhadap tenaga

kesehatan.

9. &agi 1lmu engetahuanSebagai informasi awal tentang akibat dari sif kerja pada tenaga kesehatan

sehingga dapat dilakukan penelitian selanjutnya untuk men-ari solusi pengaturan

4

Page 5: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 5/38

sif kerja bagi tenaga kesehatan yang akan bermanfaat bagi keselamatan pasien

( patient safet!.

BAB IITIN#AUAN PU$TA%A

2.1 $stem %erja $" 

2.1.1 E&'em(l(g

#

Page 6: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 6/38

@ipikal hari kerja untuk sebagian besar orang se-ara umum adalah mulai

hari Senin sampai dengan 3umat, mulai jam * pagi sampai # sore. Sebagian

besar perusahaan di dunia telah mengadopsi jadwal kerja seperti tersebut di

atas. amun pada saat ini perusahaan lebih -enderung untuk memanfaatkan

waktu 24 jam untuk beroperasional demi mendapatkan hasil produksi yang

optimal. onsekwensinya, perusahaan akan memberlakukan sistem kerja sif 

(shift work ! kepada karyawannya, di luar waktu kerja se-ara normal, yaitu jam *

sampai jam # sore. ada bulan ei 2004, telah dilakukan sensus di U.S tentang

B 3adwal erja dan &ekerja di ?umahC, dimana sur;ey tersebut bertujuan untuk

mengetahui proporsi oaring yang bekerja di luar jam kerja pada umumnya. +asil

sur;ey tersebut menunjukkan 4,'$ pekerja penuh waktu di U.S bekerja dengan

sistem di luar jam kerja pada umumnya, yaitu dari jam pagi sampai jam

malam (-enamin, 200D!.

"ari segi perusahaan, sistem kerja sif ini akan sangat menguntungkan,

karena akan mengoptimalkan hasil usaha dan melaksanakan efisiensi kerja.

amun hal tersebut tidak sepenuhnya berdampak positif bagi kesehatan dan

kesejahteraan pekerja. "ampak negatif dari sistem kerja sif yang tidak

terstandart dapat dilihat pada kejadian ke-elakaan kerja di /hernobyl dan ulau

Three Miles, sebagai fasilitas nuklir. edua ke-elakaan kerja tersebut terjadi

pada pagi dini hari saat berlangsungnya sif kerja malam. emang penyebab

kejadian tersebut tidak diketahui, apakah memang se-ara langsung dikarenakan

human error   atau merupakan akibat ketidaksigapan kesadaran pekerja yang

timbul karena efek dari sistem bekerja se-ara irregular. Eang jelas kejadian

tersebut merepresentasikan -ontoh yang ekstrim akan dampak buruk dari sistem

bekerja sif terhadap keselamatan dan performa karyawan ( Akerstedt and )right,

200*!.

2.1.2 Ma)am*Ma)am $stem %erja $" 

Page 7: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 7/38

 Ada berbagai jenis pengaturan jadwal bekerja pada perusahaan yang

menganut sistem bekerja sif. @idak ada bentuk pengaturan jadwal bekerja yang

paling ideal, yang terkait dalam mengurangi resiko yang ditimbulkan oleh

mengantuk saat bekerja. Setiap tipe pengaturan jadwal bekerja yang tidak pada

umumnya akan mengganggu sistem tidur. amun gangguan tidur akan sangat

tampak pada 9 pengaturan jadwal bekerja pada sistem kerja sif berikut

( Akerstedt and )right, 200*! =

. &ekerja sif malamekerja pada sif malam bekerja pada pukul * malam sampai pukul ' pagi,

dan mereka akan tidur saat waktu kerja pada kondisi normal (siang hari!.

@idur di siang hari memiliki waktu yang lebih singkat, yaitu # sampai jam

saja. "an kualitas tidur pada siang hari juga lebih rendah daripada tidur di

malam hari, karena pada siang hari kondisi lingkungan di sekitar sangat

ramai sehingga akan sulit untuk mempertahankan kualitas tidur ( Akerstedt,

**'!.

2. &ekerja sif sore

&ekerja sif sore sering disebut sebagai sif kedua, dimana biasanya dimulai

bekerja mulai jam 2 siang sampai jam 2 malam. Sebagai dampak karena

pulang terlambat ke rumah, maka waktu tidur pekerja sif sore juga akan

terlambat. Sehingga, pekerja sif sore akan membutuhkan waktu tidur yang

paling panjang, jika dibandingkan pekerja sif lainnya, yaitu D,' jam per hari

( Akerstedt, **'!.

9. &ekerja dengan sif rotasiekerja dengan sistem bekerja sif yang berotasi akan tidur disaat mereka

tidak bekerja, dimana jadwal mereka tidak bekerja akan berubah%rubah.

ekerja pada sistem bekerja denga sif rotasi ini akan sangat kesulitan

mengatur waktu istirahat yang adekuat. +al yang sangat penting adalah

D

Page 8: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 8/38

kemampuan pekerja untuk menyesuaikan waktu istirahat dengan jadwal yang

akan selalu berubah%rubah ( Akerstedt, **'!.

2.2 +s(l(g T'ur 

2.2.1 Irama $kar'an

"acemaker  sikardian, yang juga disebut sebagai jam biologis mengatur 

pola harian pada fungsi neuroendokrin dan kebiasaan, seperti siklus bangun%

tidur (sleep#wake ccle! dan fluktuasi berbagai proses fisiologi (gambar 2.!.

usat  pacemaker   ini berada pada S/, yang berada di hipotalamus manusia

dan mamalia lainnya (Sharkey and 6astman, 2002!.

,am-ar 2.1 $klus $kar'an N(rmaleterangan = 3am biologis manusia dimulai pada saat bangun tidur, ketika adanyarangsangan -ahaya matahari yaitu sekitar jam pagi. Siklus sikardian mengatur sekresimelatonin yang dipengaruhi oleh -ahaya, dengan kadar terendah saat ada ragsangan-ahaya. elatonin diproduksi malam hari, beberapa jam sebelum timbul rasa kantuk

(Silbernagl and 8ang, 2000!.

"ikarenakan siklus S/  pacemaker   sedikit lebih lama dari 24 jam

biologis, maka kedua sistem tersebut akan melakukan sinkronisasi. atural

$eitge%ers  (dalam bahasa jerman! atau sinkronaiser akan membantu ritme

sikardian bertahan dalam rentan 24 jam dan tidak ada jeda istirahat atau fase

diantaranya. Eang termasuk sinkronaiser adalah -ahaya, melatonin, dan

'

Page 9: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 9/38

akti;itas fisik atau sosial (edi-ine, 200#!. "ari berbagai agen sinkronaiser 

tersebut, diketahui -ahaya dan melatonin mempunyai efek terbesar dalam

mengatur ritme sikardian ("odson and Fee, 200!.

,am-ar 2.2 Pengaruh aha/a Terha'a& $ekres Melant(nneterangan = adar hormon elatonin dipengaruhi oleh adanya rangsangan -ahaya yangmenyebabkan turunnya sekresi melatonin. elatonin akan mengaktifkan S/ (SupraChiasmatic Nukleus! sebagai pengatur siklus sikardian 0Sharkey and 6astman, 2002!.

/ahaya menstimulasi neuron di S/ melalui retinohpothalamic tract 

(gambar 2.2!. ada sore hari di saat -ahaya sudah mulai redup, tubuh kita akan

merespon se-ara otomatis mulai mempersiapkan diri untuk tidur dengan

meningkatnya kadar melantonin dalam darah. adarnya akan tetap tinggi dalam

darah sepanjang malam untuk membantu tidur. elantonin adalah hormon yang

disekresi oleh pineal gland  yang bekerja di bawah regulasi S/. adar melatonin

akan meningkat sampai 9 jam sebelum waktu indi;idu tidur. engaruh

pemberian melantonin berkebalikan dengan -ahaya. Signal dari S/ akan

mengatur ritme harian antara tidur dan terjaga, termasuk dalam mengatur 

("odson and Fee, 200! =

• Suhu basal tubuh• Sekresi hormon kortisol dan melantonin• emodulasi kebiasaan terbangun

?itme sikardian bekerjasama dengan sistem homeostatik yang

menyebabkan kantuk, dimana pada kondisi alami rasa kantuk akan mun-ul

setelah beberapa jam terjaga. 3ika sistem homeostatik mendorong pada kondisi

*

Page 10: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 10/38

kantuk, maka S/ akan bekerja untuk meingkatkan kewaspadaan. ada sore

hari, dengan penurunan paparan -ahaya dan sekresi melantonin, maka sehingga

akan menimbulkan rasa kantuk ("odson and Fee, 200!

2.2.2 $klus T'ur 

@idur merupakan kondisi keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif 

terhadap rangsangan internal. Gungsi tidur adalah untuk restorasi kembali

organ%organ tubuh. egiatan restorasi kembali tersebut berbeda pada saat tahap

Rapid Ee Movement   (?6! dan pada saat fase Nonrapid Ee Movement 

(?6!. arakteristik dari tidur ditentukan oleh jenis aktifitas gelombang otak

yang dapat diketahui dari perekaman 665 pada setiap fase tidur (gambar 2.9!

(Silbernagl and 8ang, 2000!.

Gase Nonrapid Ee Movement  akan mempengaruhi proses anabolik dan

sintesis makromolekul Ri%onukleic Acid   (?A!. ada saat fase Rapid Ee

Movement   akan terjadi pembentukan hubungan baru pada korteks otak dan

sistem neuroendokrin yang menuju otak. Selain itu, siklus tidur dibagi menjadi

dua tahap se-ara garis besarnya yaitu fase ?6 disebut juga active sleep dan

fase ?6 disebut juga &uiet sleep. eseluruhan tahapan dari tidur kurang

lebih membutuhkan waktu selama *0 menit. (Silbernagl and 8ang, 2000!.

Ta-el 2.1 Taha&an Dar $klus T'ur 

0

Page 11: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 11/38

eterangan = @ahapan dari siklus tidur terdiri dari # tahapan yang ditunjukkan olehberbagai jenis gelombang otak pada rekaman 665 (Electro Encephalograf!. 3enisgelombang otak akan menentukan karakteristik dari silus tidur (Silbernagl and 8ang,2000!.

2.3 H(rm(n %(rts(l

2.3.1 +s(l(g H(rm(n %(rts(l

ortisol merupakan mediator neuroendokrin utama yang berfungsi untuk

merespon stres dan dapat memberikan gambaran fungsi dari aksis

hpothalamus#pituitar#adrenal  (+A!. rofil diurnal dari kortisol -enderung tetap

pada indi;idu dengan gangguan tidur sehingga kortisol merupakan marker yang

bagus untuk mengetahui ritme sikardian. ada indi;idu yang aktif terutama pada

siang hari, kadar kortisol terendah terjadi pada sekitar tengah malam dan

meningkat se-ara konstan menjelang akhir tidur (udielka et al  ., 200D!. ortisol

merupakan hormon adrenal yang disebut sebagai hormon stres, yang kadarnya

dapat diukur melalui sampel sali;a karena pola sekresinya menyerupai kadar 

kortisol yang ada dalam sirkulasi (8ippi et al  ., 200*!.

+ormon kortisol bekerja pada reseptor glukokortikoid memiliki peranan

yang penting pada indi;idu. Gungsi kortisol untuk memediasi proses metabolism,

menaikkan perfusi -erebral dan pembentukan glukosa, meningkatkan laju

pernafasan dan ;olume -urah jantung, distribusi aliran darah, dan memodulasi

Page 12: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 12/38

respon imun tubuh. ortsiol dilepas dalam aliran darah akibat pengaturan dari

hpothalamus. ada kondisi yang normal, produksi kortisol terbanyak terjadi

pada paruh kedua malam hari dengan kadar tertinggi terjadi pada jam%jam awal

di pagi hari. Sebaliknya, kadar kortisol akan turun se-ara bertahap pada siang

hari dengan kadar terendah ter-apai pada paruh pertama malam hari (Gries et 

al  ., 200*!.

,am-ar 2.3 Mekansme Regulas 'ar $ekres ,luk(k(rtk(' ATHH(rm(n A'ren(k(rtk(tr(&k 'an R+ 0corticotrophin-releasing factor)

eterangan = ortisol disekresikan oleh korteks adrenal karena stimulasi dari A/@+ yangdiproduksi hipofise anterior. Umpan balik negatif terhadap hipofise anterior danhipotalamus untuk mejaga sirkulasi kortisol pada kadar fisiologis tertentu (5uyton and+all, 200!.

ontrol utama dari sekresi kortisol di sirkulasi tubuh dikarenakan adanya

rangsangan dari berbagai jenis stres terhadap hipotalamus. ortisol akan

dilepaskan dari kortek kelenjar adrenal se-ara -epat di sirkulasi ketika terpapar 

stres dan akan menginisiasi berbagai proses metabolism. "i saat yang sama,

terjadi umpan balik negatif kepada hipotalamus dan hipofise anterior untuk

mengurangi sekresi kortisol jika paparan stres mulai berkurang atau tidak terjadi

lagi (gambar 2.4!. Sekresi kortisol yang memanjang dapat terjadi bila paparan

2

Page 13: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 13/38

stres terhadap tubuh terjadi dalam jangka waktu yang lama (5uyton and +all,

200!.

enggunaan sali;a sebagai alat diagnosis kadar kortisol memiliki

berbagai keunggulan. engambilan sediaan dari sali;a bersifat tidak in;asif jika

dibandingkan dengan plebotomi, dan mengurangi kejadian tertusuk jarum yang

akan meningkatkan stress, sehingga akan terjadi bias hasil. roses pengambilan

sampel sali;a sangat mudah, bisa dilakukan sendiri sesuai intruksi dan tidak

membutuhkan petugas khusus dalam mengambil sampel sali;a (oh and oh,

200D!. "engan demikian pengukuran kadar kortisol sali;a dapat digunakan

sebagai monitor biologis terhadap patofisiologi dari pengaruh stres dan sif kerja

sebagaimana yang disarankan oleh penelitian sebelumnya (<ginska et al  .,

200!.

2.3.2 Cortisol Awaking Response 0AR

arakteristik dari /A? adalah peningkatan se-ara tajam kadar kortisol

dalam darah antara 9'%D#$ setelah bagun tidur yang di-apai dalam waktu

sekitar 90 menit setelah bangun tidur (udielka et al  ., 200!. 8onjakan kortisol

setelah bangun tidur tersebut dapat dihambat se-ara kuat oleh konsumsi

de'amethasone dosis rendah. 5lukokortikoid sintetis dapat memberikan umpan

balik negatif dari sirkulasi kortisol ke A/@+, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pengendalian sekresi /A? dilakukan oleh pituitary. estabilan kadar /A? antar 

indi;idu relatif tinggi (nilai rH0,9 dari nilai dibawah kur;a (area under 

curveIAU/!!, dengan nilai yang konsisten pada anak usia sekolah, dewasa, dan

orang tua. Selisih kadar kortisol rata rata setelah bangun tidur dan kadar kortisol

pada AU/ se-ara berturut turut adalah 0,40 dan 0,4' ()ust et al  ., 2000!.

?espon akut terhadap suatu stresor dapat meningkatkan kadar kortisol

dalam waktu 4# hingga 0 menit setelah adanya stresor. eskipun terdapat

autoregulasi dari tubuh untuk menjaga kadar kortisol basal setelah terpapar 

9

Page 14: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 14/38

stresor, namun kemampuan +A dalam merespon stres yang berkepanjangan

dapat terganggu. "alam fase tersebut, tubuh tidak dapat meregulasi kortisol

untuk memberikan respon terhadap stresor yang dimanifestasikan dalam

perubahan pola sekresi /A? (otJer and +ertig, 2004!. engukuran kadar /A?

digunakan untuk mengetahui fungsi aksis +A tidak hanya pada orang sehat,

tetapi juga pada orang dengan gangguan kardio;askular, autoimun, atopi, alergi,

dan kelainan psikiatri ()ust et al  ., 2000!.

,am-ar 2.! P(la $ekres N(rmal %(rts(leterangan = @erjadi peningkatan se-ara -epat kadar kortisol pada jam%jam awal setelahbangun tidur (5uyton and +all, 200!

.adar kortisol plasma dapat ber;ariasi mulai dari # ugId8 hingga 20

ugId8. adar tertinggi ter-apai pada pagi hari, dan terendah ter-apai sekitar 

tengah malam (gambar 2.#!. ola sekresi tersebut terjadi setiap harinya selama

24 jam dan mengikuti pola tidur dari indi;idu. Sehingga pengukuran kadar 

kortisol hanya akan berarti bila diketahui waktu pengambilan sampelnya (5uyton

and +all, 200!.

 Aktifitas +A aksis se-ara umum diregulasi oleh otak yang disebut sistem

limbik (amigdala dan hipokampus! dan kortek prefrontal. &eberapa penelitian

menyatakan bahwa hipokampus memiliki peran utama dalam menghambat

4

Page 15: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 15/38

aktifitas +A aksis melalui mekanisme umpan balik negatif. Sekresi /A? selain

diatur melalui sistem +A aksis, juga diatur melalui nukleus suprakiasma (jam

biologis! sebagai struktur tambahan yang berperan penting dalam meregulasi

/A?. /ara menghitung kadar /A? dengan mengambil sampel sali;a pada jam

awal setelah bangun tidur dan menghitung profil total AU/ dari kortisol sali;a.

enelitian meta analisis yang dilakukan oleh /hida and Steptoe (200*! terhadap

2 penelitian menyatakan bahwa stres kerja memiliki hubungan positif degan

perhitungan AU/ kortisol pada saat bangun tidur di pagi hari. Selain itu penelitian

oleh +uber et al  . (200! menyatakan penurunan kadar kortisol setelah bangun

tidur terjadi pada populasi yang mengalami stres kronis, termasuk indi;idu

dengan gejala posttraumatic stress disorder  (@S"!. erubahan sekresi kortisol

terhadap berbagai respon stres juga berhubungan pada indi;idu yang mengalami

kegelisahan pada saat terjadi respon fisiologis terhadap inflamasi, indi;idu

dengan faktor resiko penyakit jantung koroner (3!, dibetes tipe 11, stroke dan

kanker dan stres akibat kerja (5idron and ?onson, 200'!.

adar AU/ kortisol setelah bangun tidur akan lebih rendah pada indi;idu

dengan sif kerja malam dan selepas siang hari bila dibandingkan dengan

indi;idu dengan pola sif kerja pagi hari, dengan perbedaan kadar maksimal pada

hari ke%# pelaksanaan kerja sif ()irth et al  ., 20!. enelitian lain yang dilakukan

oleh udielka et al  . (200D!, disimpulkan bahwa kadar /A? lebih rendah terjadi

pada indi;idu yang bangun tidur di siang hari bila dibandingkan dengan indi;idu

yang bangun tidur di pagi hari setelah tidur malamnya. ada indi;idu dengan tipe

kerja pagi hari memiliki kadar total kortisol dan /A? lebih tinggi dibandingkan

dengan indi;idu dengan tipe kerja sore hari (udielka et al  ., 200D!.

2.! %erja $" Pa'a Tenaga %esehatan

+ampir 9 tahun ini, berbagai penelitian telah menunjukkan resiko kepada

pasien dan tenaga kesehatan yang disebabkan oleh panjangnya jam kerja

#

Page 16: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 16/38

tenaga kesehatan. &ukan hanya perawat, bahkan tenaga dokter yang sedang

menempuh pendidikan spesialis yang bekerja pada waktu yang lama memiliki

resiko yang lebih besar untuk terjadi ke-elakaan kerja, baik terhadap pasiennya

maupun terhadap dirinya sendiri. ara dokter yang sedang menempuh

pendidikan dokter spesialis yang bekerja K 24 jam memiliki resiko ke-elakaan

kerja lebih tinggi, dan resiko untuk terjadi ke-elakaan kendaraan bermotor saat

pulang dari tempat kerja. Selain itu mereka rentan melakukan medical errors

yang dapat menyebabkan kematian pasien (8o-kley et al  ., 2004!.

2. E"ek Bekerja $"

2..1 E"ek Bekerja $" Terha'a& %a'ar %(rts(l

ortisol disekresi oleh hpothalamic pituitar adrenal a'is. Gaktor%faktor 

yang dapat mempengaruhi sekresi kortisol antara lain= ritme diurnal, kesadaran,

dan sleep wake ccle  bersama%sama dengan neural pressure signals. ortisol

pada kondisi normal disekresi mengikuti irama siklus sikardian. ortisol disekresi

terendah pada tahap fase tidur, dan meningkat se-ara berkala selama tahap 2

fase tidur. adar tertinggi kortisol berada pada saat bangun tidur di pagi hari.

Gluktuasi kadar kortisol mengikuti jam biologis manusia. eningkatan kadar 

kortisol dapat disebabkan karena indi;idu sedang di bawah tekanan atau stress

(&osto-k and Steptoe, 202, anens-hijn et al  ., 20, iu et al  ., 20!.

enelitian yang dilakukan oleh udielka et al  . (200D! menyatakan bahwa

terdapat perbedaan pola sekresi kortisol selama 24 jam dari pekerja tipe pagi

hari hari dan pekerja tipe petang hari. "ibandingkan dengan tipe pekerja petang

hari, pekerja tipe pagi hari lebih mempunyai jadwal tidur yang ketat dengan

waktu untuk berangkat tidur lebih awal, bangun lebih pagi, dan gaya hidup lebih

baik. ekerja tipe petang memiliki performa lebih baik di akhir hari, dan irama

fisiologisnya terlambat 9 hingga 4 jam. ada pekerja tipe pagi hari, didapati kadar 

kortisol pagi hari lebih tinggi daripada pekerja tipe petang hari. adar kortisol pagi

Page 17: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 17/38

hari dapat digunakan sebagai prediksi terhadap kemampuan konsentrasi selama

sehari (udielka et al  ., 200D!.

Sedangkan hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap dokter spesialis

edokteran 6mergensi  menyatakan bahwa sekresi dari kortisol sali;a tetap

mengikuti irama sirkadian. ada penelitian yang sama juga disimpulkan terjadi

penurunan kadar tertinggi kortisol pagi hari atau penundaan sekresi kortisol pagi

hari pada dokter spesialis edokteran 6mergensi  setelah menjalani sif malam

(a-hi et al  ., 202!.

2..2 E"ek Bekerja $" Terha'a& %esehatan

&ekerja dengan sistem kerja sif dapat mengganggu kesehatan tubuh.

&erbagai faktor dapat mempengaruhi patogenesa penyakit yang timbul pada

pekerja dengan sistem kerja sif, diantaranya adalah gangguan ritme sikardian,

sleep#wake distur%ance, dan desinkronisasi internal. &ekerja dengan sistem kerja

sif juga rentan terpapar o'idative stressor , yang merupakan bagian dari

patogenesa gangguan jantung (Sharifian et al  ., 200#!. Selain itu faktor sosial

seperti gangguan bentuk sosiotemporal dan social insufficienc   juga berperan

dalam progress penyakit di atas yang disebabkan karena stress. &erikut ini

adalah beberapa penyakit yang dapat merupakan efek langsung dari bekerja sif 

pada pekerja yang telah memiliki resiko penyakit sebelumnya=

. 5angguan gastrointestinalenelitian menunjukkan bahwa #0$ pekerja sif malam permanen akan

memiliki gangguan nafsu makan dan masalah gastrointestinal (Angersba-h

*'0!. enyebab lain yang berkaitan dengan gangguan gastrointestinal pada

pekerja sif malam adalah karena peningkatan konsumsi kafein, tembakau,

dan al-ohol yang seringkali dikonsumsi oleh pekerja sebagai mekanisme

kopping. &erikut ini beberapa penyakit gangguan gastrointesninal yang dapat

mun-ul atau diperparah dengan bekerja sif=

D

Page 18: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 18/38

• epti- ul-er • Gastroesophageal Reflu' (isease (56?"!•  )nflamator %owel disease

•  )rrita%le %owel sndrom

2. 5angguan metabolik&anyak penelitian yang menghubungkan antara sistem bekerja sif, dengan

adanya gangguan ritme sikardian dan gangguan tidur, yang merupakan efek

dari gangguan metabolik dan gangguan endrokrin (@heorell and Akerstedt,

*D!. enelitian lain menyatakan bahwa pekerja sif malam yang permanen

akan memiliki Bod Mass )nde'  (&1! yang se-ara signifikan akan lebih tinggi

dibanding pekerja normal. Selain itu kadar total -holesterol dan trigliserida

akan lebih tinggi disbanding pekerja normal (&iggi et al  ., 200', anens-hijn

et al  ., 20!.9. 5angguan sistem imun

@idur dan sistem imun innate bekerja saling mempengaruhi. Sistem kerja

sistem imun innate akan dipengaruhi oleh tidur dan ritme sikardian. amun,

kondisi inflamasi akut juga akan mengganggu proses siklus tidur, sehingga

pasien%pasien yang mengalami inflamasi akut biasanya akan mengalamigangguan sisklus tidur, seperti kelelahan dan somnolen (?anjbaran et al  .,

200D!. &eberapa sitokin pro%inflamasi, seperti interleukin (18%! dan tumor 

nekrosing faktor (@G! diketahui sebagai pemulai slow#wave sleep. Sitokin

pro%inflamasi lainnya, seperti 18% berfungsi untuk menekan ?6  dan

membangkitkan kesiagaan. 5angguan tidur berupa insomnia dan tidak dapat

mulai tidur dapat dikarenakan peningkatan 18%, @G, dan /%rea-ti;e protein

(ajde and rueger, 200#!.4. 5angguan kardio;askuler 

ada tahun *** penelitian metaanalisis menunjukkan hubungan antara

resiko gangguan kardio;askuler dengan sistem bekerja sif, dimana pekerja

dengan sistem sif akan mengalami resiko terkena gangguan kardio;askuler 

40$ lebih tinggi daripada pekerja non sif. ekanisme bekerja sif dapat

menyebabkan gangguan kardio;askuler berma-am%ma-am. Sistem sikardian

'

Page 19: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 19/38

sebagai modulator marker gangguan kardio;askuler, seperti akti;itas

sympatetik, -ardia- ;agal tone, heart rate, dan kadar serum kortisol.

Gaktanya, siklus sikardian dapat mempengaruhi fungsi autonomi

kardio;askuler yang tidak tergantung pada kondisi lingkungan dan stressor 

(S-heer and +ilton G, 200*!.

2..3 E"ek Bekerja $" Terha'a& +ungs %(gnt" 

urang tidur dapat menyebabkan penurunan tingkat kewaspadaan dan

distorsi fungsi kognitif. 8ebih jauh lagi, penurunan kualitas tidur seseorang dapat

menyebabkan kelelahan dan berkurangnya performa kerja yang dapat dibuktikan

dengan berbagai tes kognitif%psikomotor (rueger, *'*!. Salah satu faktor yang

mempengaruhi performa adalah fenomena dari inersia tidur. ada saat awal

bangun tidur terjadi gangguan fungsi kognitif. Selain itu, tingkat kewaspadaan

dan performa tidak ter-apai maksimal pada saat awal bangun tidur. Untuk

men-apai tingkat kesadaran sepenuhnya, dibutuhkan waktu beberapa jam

setelah bangun tidur . enurunan performa akan terjadi kembali pada indi;idu

yang tetap terjaga hingga lebih dari 24 jam (gambar 2.! ()ertJ, 200!.

1nternship yang di instalasi gawat darurat dengan jadwal kerja sif malam

yang berturut turut akan mengalami penurunan performa neuropsiklogi yang

signifikan selama menjalani kerja sif malam, terutama pada kapasitas fungsi

memori ;isual (?ollinson et al  ., 2009!. @emuan dari (S-ott et al  ., 200!

menyatakan bahwa durasi kerja yang panjang dapat meningkatkan resiko

kesalahan medis dan menurunkan tingkat kewaspadaan pada perawat.

esalahan medis yang terjadi menjadi dua kali lipat setelah bekerja 2,# jam

atau lebih se-ara berturut turut. @es fungsi kognitif yang meliputi tes daya ingat,

tes perhatian (turunan tes Stern%erg !, dan tes *eschsler Adult )ntelligence

Scale+ yang dilakukan pada berbagai profesi yang menjali kerja sif, memperoleh

*

Page 20: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 20/38

kesimpulan bahwa penurunan performa daya ingat seiring dengan peningkatan

durasi waktu pada kerja sif (?ou-h et al  ., 200#!.

,am-ar 2. Pengaruh Relat" Inersa T'ur 'an %urang T'ur Akut &a'a Per"(rma%(gnt"  

Salah satu alat yang digunakan untuk menilai fungsi kognitif adalah tes

Montreal Cognitive Assesment  (o/A! yang dapat mendeteksi gangguan kognitif 

ringan. @es o/a dilakukan selama 0 menit terhadap subyek dapat mendeteksi

gangguan kognitif ringan dengan sensitifitas sebesar *0$ bila dibandingkan

dengan tes Mini#Mental State E'amination (S6! yang mendeteksi gangguan

kognitif ringan dengan sensitifitas '$ pada nilai cut off 2. &aik tes o/A dan

tes S6 mempunyai spesifisitas baik yaitu 00$ dan 'D$ se-ara berurutan

(asreddine et al  ., 200#!. enelitian yang dilakukan oleh +usein et al,  (200!

menyatakan bahwa tes fungsi kognitif o/A ;ersi 1ndonesia (o/A%1na! telah

;alid menurut kaidah ;alidasi transkultural )+< (*orld -ealth .rgani$ation! dan

reliabel sehingga dapat digunakan baik oleh dokter di 1ndonesia.

20

eterangan = enelitian terhadap * subyek (' laki%laki dan perempuan!. Setelah hariberturut turut subyek menjalani kesempatan tidur selama ' jam setiap malam harinya, subyekdikondisikan tetap terjaga selama 2 jam dalam situasi yang tetap. 8alu subyek melakukantugas sederhana pada menit ke%, ke%2, ke%4 ,ke% dan setiap 2 jam terhitung setelahbangun tidur. ilai erforma kognitif paling buruk pada menit awal setelah bangun tidur danlebih terganggu setelah 24 jam terjaga ()ertJ, 200!.

Page 21: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 21/38

2. E"ek Bekerja $" Petugas %esehatan Terha'a& %eselamatan Pasen

etugas kesehatan sering kali bekerja saat malam hari, dimana pada saat

itu proses endogen untuk tetap terjaga kadarnya sangat rendah. a-emaker 

siklus sikardian, yang mengatur keseimbangan antara waktu tidur dan terjaga,

berada di S/. erubahan jadwal kerja dari pagi ke malam atau malam ke pagi

yang terlalu -epat akan membuat irama sikardian kesulitan menyesuaikan siklus

tersebut. Sehingga pada malam hari yang terlalu -epat akan membuat siklus

sikardian beradaptasi pada kondisi tersebut. Sehingga gangguan irama sikardian

turut bertanggungjawab pada tingginya ke-elakan kerja pada pekerja sif malam

(8o-kley et al  ., 2004!.

2.4. Res'en %e'(kteran Emergens $e-aga Tenaga %esehatan

Salah satu residen yang melaksanakan kegiatan belajar di ?umah Sakit

"r. Saiful Anwar (?SSA! alang adalah residen edokteran 6mergensi. Sejarah

edokteran 6mergensi  1ndonesia dimulai dengan adanya kerjasama antara,

GU& (Gakultas edokteran Uni;ersitas &rawijaya! dan ?S "r. Saiful Anwar 

alang (?SSA! dengan Singapore )nternational /oundation (S1G! pada <ktober 

**D untuk mengembangkan Malang Trauma Service Center (@S/!. emudian

pada Agustus **', kerjasama tersebut membangun sistem pelayanan

emergensi yang ideal yang men-akup aspek sumberdaya manusia, 15"

(1nstalasi 5awat "arurat! ?SSA, 15" rumah sakit jejaring, dan sistem rujukan.

Sehingga melalui eputusan ?ektor Uni;ersitas &rawijaya o. #2 AISI2009

berdirilah "S (rogram endidikan "okter Spesilalis! 1lmu edokteran

6mergensi pada tahun 2009. rogram endidikan "okter Spesialis 1lmu

edokteran 6mergensi adalah program yang diran-ang untuk mempersiapkan

seorang dokter men-apai kemampuan dalam mengatasi masalah pada pasien

dalam kondisi emergensi karena trauma dan non trauma, dalam bidang  pre#

hospital care, disaster medicine, dan hospital care, Saat ini jumlah residen

2

Page 22: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 22/38

Sif Kerja

Gangguan Irama Sikardian

Gangguan Tidur

Gangguan Performa KlinisKesalahan MedisPenurunan Kualitas Hidup

Gangguan Fungsi Kognitif Kelelahan

Perubahan Pola Sekresi dan Kadar Kortisol akibat stresorKadar cortisol awakening response !"#$

Kadar Total Kortisol

Kadar laju penurunan kortisol sehari

%ariabel tidak diteliti

%ariabel diteliti

edokteran 6mergensi sebanyak 9' orang, dengan distribusi jenjang pendidikan

sebagai berikut=

Ta-el 2.2 #enjang Pen''kan Res'en %e'(kteran Emergens

3enjang endidikan "efisi 3umlah ?esiden per  maret 20#

3aga 1 junior (Basic Spesialist Training !

?esiden edokteran 6mergensi yangmenjalani pembelajaran materi Basic Emergenc Medicine

 9 <rang

3aga 1 senior (Basic Spesialist Training !

?esiden edokteran 6mergensi yangtelah menempuh ujian yang berasaldari materi Basic Emergenc Medicine yang dilaksanakan padaakhir semester satu. Ujian ini meliputiujian tulis untuk menilai kemampuankognitif.

orang

3aga 11 ( AdvanceSpesialist Training ! ?esiden edokteran 6mergensi yangtelah menempuh ujian yang berasaldari seluruh materi pada tahap Basic Specialist Training . ateri ujiane;aluasi tahap 1 terdiri dari seluruhmateri selama empat semester dandilakukan pada akhir semester empat.

4 orang

/hiefIpimpinan jaga( Advance Spesialist Training !

?esiden edokteran 6mergensi yangtelah menempuh ujian yang berasaldari materi Basic dan  Advanced Emergenc Medicine yangdilaksanakan akhir akhir semester 

tujuh. Ujian ini meliputi ujian tulisuntuk menilai kemampuan kognitif dan ujian praktek berupa <S/6 .elaksanaan ujian tulis dalambentuk /L dan 0iva 0oce

0 orang

("radjat and @riyuliarto, 209!

BAB III%ERAN,%A %5N$EP

3.1 %erangka %(nse& Peneltan

22

Page 23: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 23/38

Sistem kerja sif (shift work ! akan mengganggu ritme fisiologi sikardian

tubuh. 5angguan pada ritme sikardian akan menimbulkan stres pada tubuh.

Stresor tersebut akan direspon dengan perubahan pola sekresi kortisol yang

berbeda jika dibandingkan dengan pola sekresi kortisol saat tubuh tidak terpapar 

stresor. erubahan pola sekresi kadar kortisol yang terdiri dari perubahan kadar 

/A?+ kadar total kortisol, kadar maksimum kortisol pagi hari dan kadar laju

penurunan kortisol menyebabkan gangguan fungsi kognitif. 3ika hal tersebut

terjadi pada dokter jaga 15", maka akan menyebabkan gangguan performa klinis

yang pada akhirnya dapat terjadi kesalahan medis.

Selain itu gagguan pada fungsi irama sikardian akan menyebabkan

proses inflamasi akut melalui sekresi sitokin pro%inflamasi. Sitokin pro%inflamasi

akan menyebabkan gangguan pada siklus tidur pada fase slow wave phase+

sehingga  gangguan pada fase tidur tersebut akan menyebabkan kelelahan.

8ebih lanjut kelelahan akan menyebabkan gangguan fungsi kognitif dan

penurunan kualitas hidup seseorang.

3.2 H&(tess Peneltan

29

Page 24: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 24/38

&erdasarkan permasalahan dan tujuan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut=

. @erdapat perbedaan kadar kortisol setelah bangun tidur, 90 menit setelah

bangun tidur, dan ' jam setelah bangun tidur pada residen edokteran

6mergensi yang menjalani sif kerja.

2. @erdapat perbedaan kadar /A? pada residen edokteran 6mergensi yang

menjalani sif kerja 2 jam dan yang menjalani sif kerja lebih dari 24 jam.

9. @erdapat perbedaan kadar total kortisol pada residen edokteran 6mergensi

yang menjalani sif kerja 2 jam dan yang menjalani sif kerja lebih dari 24 jam.

4. @erdapat perbedaan kadar penurunan kortisol pada residen edokteran

6mergensi yang menjalani sif kerja 2 jam dan yang menjalani sif kerja lebih dari

24 jam.

#. @erdapat perbedaan nilai tes fungsi kognitif o/A%1na pada residen edokteran

6mergensi yang menjalani sif kerja 2 jam dan yang menjalani sif kerja lebih dari

24 jam.

 

BAB I6MET5DE PENELITIAN

!.1 Desan Peneltan

Untuk men-ari hubungan antar;ariabel, desain penelitian yang digunakan

pada penelitian ini adalah obser;asional dengan pendekatan potong lintang.

emilihan residen edokteran 6mergensi sebagai subyek penelitian dilakukan

se-ara a-ak dari populasi yang ada, lalu diperiksa apakah mengikuti pola sif 

24

Page 25: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 25/38

kerja 2 jam atau pola sif kerja lebih dari 24 jam, diukur kadar kortisol sali;a, dan

dilakukan pemeriksaan fungsi kognitifnya.

!.2 Tem&at 'an 7aktu Peneltan

• @empat = 15" ?SSA alang dan 15" ?S"1 @ulungagung

)aktu = 3uni%3uli 20#

!.3 P(&ulas $am&el 'an %rtera $am&el Peneltan

!.3.1 P(&ulas

opulasi pada penelitian ini adalah residen edokteran 6mergensi yang

menjalani kerja sif di 15" ?SSA alang dan 15" ?S"1 @ulungagung. +ingga

aret 20#, terdapat 9' residen edokteran 6mergensi yang terdaftar di

rogram Studi 1lmu edokteran 6mergensi.

!.3.2 $am&el

arena + dan +# penelitian ini menggunakan desain analitik komparatif 

numerik berpasangan K 2 kelompok, maka rumus besar sampel adalah =

nHn2H(( z α + z β ) s

 x 1− x2  !2

Sedangkan rumus besar sampel untuk +2, +9, dan +4 yang

menggunakan desain analitik komparatif numerik tidak berpasangan 2 kelompok

adalah =

nHn2H2 (

( z α + z β ) s

 x 1− x2  !2

esalahan tipe 1 ditetapkan sebesar #$, hipotesis satu arah, sehingga FM

H ,4. esalahan tipe 11 ditetapkan sebesar 0$, sehingga FN H ,2'. Selisih

minimal yang dianggap bermakna (O%O2! dengan nilai 2,# diperoleh dari

penelitian yang dilakukan oleh )eitJman et al  . (*D! yang menyatakan bahwa

definisi dari respon kortisol adalah kenaikkan kadar kortisol sali;a indi;idu

2#

Page 26: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 26/38

minimal sebesar 2,# nmolI8 dari batas terendah kadar kortisol sali;a setelah

bangun tidur (menit ke%0!. Standar de;iasi (S! dengan nilai ',2# diperoleh dari

rerata pengukuran kadar sali;a kortisol selama menit ke%90, ke%4#, dan ke%0

setelah bangun tidur dikurangi dengan kadar kortisol sali;a menit ke%0 ()ust et 

al  ., 2000!. Sehingga besar sampel pada penelitian ini adalah =

. &esar sampel +

nHn2H(( z α + z β ) s

 x 1− x2   !2 H ((1,64+1,28)8,25

2,5   !2 H

*2,'#2

2. &esar sampel untuk +2, +9, +4 dan +#

nHn2H 2(( z α + z β ) s

 x 1− x2   !2 H 2((1,64+1,28 )8,25

2,5   !2 H 2 O

*2,'#2 H '#,D0

engingat besar sampel yang dibutuhkan adalam penelitian lebih besar 

daripada jumlah populasi sampel, maka sampel penelitian adalah keseluruhan

populasi dokter residen edokteran 6mergensi, yaitu sebesar 9' sampel. @eknik

pengambilan sampel dilakukan dengan -ara sensus, sesuai dengan jadwal jaga

yang ditanda tangani Sekretaris rogram Studi 1lmu edokteran 6mergensi pada

bulan ei 20#.

3umlah sampel yang diharapkan dari penilitian ini adalah sebanyak 9'

residen edokteran 6mergensi. 3umlah ini sudah melebihi syarat minimum dalah

perhitungan statistik yaitu sebanyak 90 sampel (5uilford dan Gru-hter, *D'!.Semakin banyak sampel maka akan semakin baik karena menggambarkan total

populasi, sehingga semakin baik dalam generalisasi dan menurunkan sampling 

error yang terjadi (euman, 2009!.

ada penelitian ini diharapkan tingkat partisipasi residen edokteran

6mergensi  sebesar '0$. Adapun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

tingkat partisipasi residen edokteran 6mergensi dalam penelitian adalah =

2

Page 27: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 27/38

. enjelaskan pentingnya penelitian kepada residen edokteran 6mergensi.2. emberikan surat persetujuan keikutsertaan dalam penelitian kepada residen

edokteran 6mergensi.9. elatih teknik pengambilan sampel sali;a kepada residen edokteran

6mergensi yang bersedia ikut serta dalam penelitian.4. eneliti mendampingi se-ara langsung teknik pengambilan sampel sali;a

kepada residen edokteran 6mergensi  yang bersedia ikut serta dalam

penelitian.

!.3.3 %rtera $am&el

!.3.3.1 %rtera Inklus

. ?esiden edokteran 6mergensi yang tertulis dalam jadwal sif jaga

2. @idak menjalani -uti akademik

!.3.3.2 %rtera Eksklus

enentuan kriteria eksklusi dilakukan dengan -ara anamnesa langsung

kepada subyek dengan pertanyaan tertutup. Subyek yang menyatakan termasuk

dalam kriteria eksklusi penelitian, maka tidak diikutsertakan dalam penelitian.

riteria eksklusi tersebut yaitu =

. Sedang menjalani pengobatan steroid atau sedatif hipnotik2. enderita penyakit psikiatrik9. ?iwayat menderita stroke4. enderita penyakit metabolik#. enderita penyakit kronis

!.! 6ara-el Peneltan 'an De"ns 5&eras(nal

:ariabel penelitian terdiri dari ;ariabel bebas, ;ariabel antara, dan

;ariabel ;ariabel tergantung. :ariabel bebas pada penelitian ini adalah kerja sif.

:ariabel tergantung pada penelitian ini adalah fungsi kognitif. Sedangkan ;ariabel

antara pada penelitian ini adalah kadar kortisol.

!. De"ns 5&eras(nal 6ara-el

!..1 %erja $" 

2D

Page 28: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 28/38

erja sif adalah bekerja diluar jam kerja di pagi hari, dimulai setelah

pukul 9 sore dengan durasi waktu kerja ' jam hingga lebih dari 24 jam.

"urasi kerja sif dihitung dengan satuan jam.

!..2 +ungs %(gnt" 

Gungsi kognitif adalah kemampuan seseorang yang meliputi daya ingat,

perhatian, kewaspadaan dan intelijensi yang mempengaruhi performa

dalam bertindak. Gungsi kognitif diukur dengan tes o/a%1na. "ikatakan

fungsi kognitif terganggu bila nila tes o/a%1na kurang dari 2 poin.

!..3 %a'ar %(rts(l

adar kortisol sali;a adalah kadar hormon kortisol yang terukur dalam air 

liur dengan metode 6lisa. adar kortisol sali;a akan menghasilkan 9

 jenis hasil, yaitu =

a. adar cortisol awakening response (/A?!

engukuran kadar /A? dengan -ara menghitung AU/ ( Area 1nder 

Curved! kortisol berdasarkan peningkatan dari nilai dasar (%aseline!

saat bangun tidur (kortisol AU/&! dan kadar AU/ kortisol

berdasarkan peningkatan dari nilai 0 (ground! (kortisol AU/5!.b. adar total kortisol

engukuran kadar total kortisol dilakukan dengan -ara menjumlah

seluruh sekresi kortisol yaitu sekresi kortisol pada menit ke%0, menit

ke%90 dan jam ke%' (pukul #.00!.-. adar penurunan kortisol

adar penurunan kortisol adalah selisih kadar maksimum kortisol

(menit ke%90! dengan kadar kortisol terendah pada hari yang sama

(jam ke%'!. Sehingga pada penelitian ini adalah selisih kadar kortisol

menit ke%90 dengan kadar kortisol jam ke%' (jam #.00!.

!.4 Alur Peneltan

8angkah proses penelitian dan tahapan yang akan dilakukan pada

penelitian ini adalah sesuai dengan alur di bawah ini =

2'

Page 29: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 29/38

"okter residen dengan sif jaga yang memenuhi kriteri inklusi dan eksklusi

serta setuju untuk mengikuti penelitian akan diambil sali;anya dengan alat

salivet . roses selanjutnya adalah mengolah sampel sali;a dengan metode elisa

untuk diketahui kadar kortisolnya. Untuk mengetahui fungsi kognitif, digunakan

boring o/a%1na.

Untuk memperoleh kadar /A?, partisipan diambil sampel sali;a

sebanyak 9 kali. ertama pada menit ke%0 (saat bangun tidur!, menit ke%90

setelah bangun tidur dan jam ke%' (pukul #.00!. engambilan sampling

dilakukan satu hari setelah partisipan menjalani sif jaga (keesokan harinya!.

engambilan sampel kortisol yang dilakukan saat awal bangun tidur memiliki

stabilitas nilai test%retest lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengambilan

sampel berdasarkan jam tertentu (eylan et al  ., 200#!. Seluruh partisipan

dilakukan pelatihan terlebih dahulu mengenai tata -ara pengambilan sampel

sali;a dengan menggunakan Salivet (Salimetrics .ral Swa%!. Sebelum

melakukan swab, partisipan kumur%kumur terlebih dahulu dengan air bersih, tidak

makan besar jam sebelum pengambilan sampel, tidak merokok, dan tidak

2*

?esiden edokteran 6mergensi

riteria 1nklusi dan 6ksklusi

emberian 1nformed /onsent

engumpulan data tes o/a%1na dan

  Analisa "ata

+asil enelitian

esimpulan dan Saran enelitian

Page 30: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 30/38

Page 31: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 31/38

"ata penelitian akan diolah dengan perangkat lunak -omputer SSS

;ersi D untuk windows. enelitian ini akan didapati dua analisa hasil, yaitu =

. :ariabel yang dihubungkan pada + adalah kadar kortisol sali;a sebagai

;ariabel numerik dan waktu pengambilan kadar kortisol sali;a sebagai

;ariabel numerik. :ariabel yang dihubungkan pada +# adalah nilai tes o/a%

1na sebagai ;ariabel numerik dan waktu pengambilan nilai tes o-a%1na

sebagai ;ariabel numerik. "ikatakan lebih dari dua kelompok berpasangan

karena data didapat dari pengukuran yang berulang sebanyak tiga kali.

Sehingga untuk analisa +, analitik komparatif numerik berpasangan K 2

kelompok dilakukan uji repeated Anova  bila sebaran data normal. &ila

sebaran data tidak normal, uji yang dilakukan adalah uji /riedman. &ila uji

 Anova  atau uji /riedman diperoleh hasil yang signifikan harus dilakukan

analisa post hoc  untuk mengetahui kelompok mana yang bermakna. Analisa

 post hoc   untuk uji repeated Anova adalah Bonferroni+ sedangkan untuk uji

/riedman adalah *ilco'on.2. :ariabel yang dihubungkan pada +2, +9, dan +4 adalah kadar kortisol sali;a

sebagai ;ariabel numerik dan kategori durasi sif kerja yang terdiri dari

kelompok 2 jam dan kelompok lebih dari 24 jam sebagai ;ariabel kategorik.

Sehingga untuk analisa +2, +9, dan +4 adalah analitik komparatif numerik

tidak berpasangan 2 kelompok dilakukan uji t tidak berpasangan bila sebaran

data normal. &ila sebaran data tidak normal, uji yang dilakukan adalah uji

Mann *hitne .

+asil yang diharapkan dari analisa kedua analisa data diatas adalah

rerata pada masing masing kelompok, selisih rerata antar kelompok, 1nter;al

eper-ayaan (1!, dan nilai p dari selisih rerata tersebut. &ila hasil uji didapatkan

nilai pQ0,0# , maka dikatakan bahwa perbedaan dua rerata tersebut bermakna.

1nter;al eper-ayaan (1! pada penelitian ini ditetapkan sebesar *#$.

9

Page 32: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 32/38

DA+TAR PU$TA%A

 Akerstedt **'. Shift )ork And "isturbed Sleep I )akefulness. Sleep Medicine

Rev+ 2 D%2'.

 Akerstedt, @. R )right, . 3. 200*. Sleep 8oss And Gatigue 1n Shift )ork And Shift

)ork "isorder. Sleep Med Clin+ 4 2#D%2D.

 Anjum, &., :erma, . S., @iwari, S., Singh, ?., ahdi, A. A., Singh, ?. &. R Singh,

?. . 20. Asso-iation <f Sali;ary /ortisol )ith /hronomi-s <f 24 +ours

 Ambulatory &lood ressureI+eart ?ate Among ight Shift )orkers.

Bioscience Trends+ # '2%''.&ambra, /., )hitehead, ., Sowden, A., Akers, 3. R etti-rew, . 200'. A +ard

"ayTs ight> @he 6ffe-t <f /ompressed )orking )eek 1nter;entions <n

@he +ealth And )ork%8ife &alan-e <f Shift )orkers= A Systemi- ?e;iew.

2, Epidemiol Communit -ealth+ 2 D4%DDD.

&arbara, 5. R Sibylle, ?. 200'. @he /ortisol Awakening ?esponse= A ilot Study

<n @he 6ffe-ts <f Shift )ork, orningness And Sleep "uration.

"schoneuroendocrinolog+ 99 *'*''.

92

Page 33: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 33/38

&iggi, /onsonni, 5alluJJo, Sogliani R /osta 200'. etaboli- Syndrome 1n

ermanent ight )orkers. Crono%ial )nt+ 2# 449%4#4.

&jrn, ., Grida, /. 6., Vsa, . +., Anne, +. 5., ai, W. R alle, X. 200. "iurnal

/ortisol attern <f Shift )orkers <n A )orkday And A "ay <ff. S3weh

Suppl+ 2 2D%94.

&osto-k, S. R Steptoe, A. 202. 1nfluen-es <f 6arly Shift )ork <n @he "iurnal

/ortisol ?hythm, ood And Sleep= )ithin%Subje-t :ariation 1n ale Airline

ilots. "schoneuroendocrinolog+ 229' %*.

/hida, E. R Steptoe, A. 200*. /ortisol Awakening ?esponse And sy-hoso-ial

Ga-tors= A Systemati- ?e;iew And eta%Analysis. Biol "schol+ '0 2#%

2D'.

"odson R Fee 200. @herapeuti- Gor /ir-adian ?hythm Sleep "isorders. Sleep

Medicine Clinical+ # D0%D#.

"radjat, ?. S. R @riyuliarto, ". 209. Buku "edoman Akademik "rodi 4edokteran

Emergensi+ alang, 8aboratorium 6mergen-y edi-ine % Gkub.

Gries, 6., "ettenborn, 8. R irs-hbaum, /. 200*. @he /ortisol Awakening

?esponse (/ar!= Ga-ts And Guture "ire-tions. )nternational 2ournal .f 

"schophsiolog+ D2 D%D9.

5idron, E. R ?onson, A. 200'. sy-hoso-ial Ga-tors, &iologi-al ediators, And

/an-er rognosis= A ew 8ook At An <ld Story. Curr .pin .ncol+  20

9'Y9*2.

5uyton, A. /. R +all, 3. 6. 200. ?egulation <f /ortisol Se-retion &y

 Adreno-orti-otropi- +ormone Grom @he ituitary 5land. Te't%ook .f 

Medical "hsiolog, hiladelphia, ennsyl;ania= 6lse;ier 1n-.

+uber, @., issa, S-hik, 5. R )olf, <. 200. @he /ortisol Awakening ?esponse 1s

&lunted 1n sy-hotherapy 1npatients Suffering Grom "epression.

"schoneuroendocrinolog+ 9 *00%*04.

+usein, ., 8umempouw, S., ?amli, E. R +er7utanto 200. Uji :aliditas "an

?eliabilitas ontreal /ogniti;e Assessment :ersi 1ndonesia (o-a%1na!

Untuk Skrining 5angguan Gungsi ognitif. Neurona+ 2D #%2.

3un7ueira, . R 3affe, G. 202. 6ffe-t <f Shift%)ork ?egulations <n +ealth-are

rofessionals. (ialogue Nd (iagnosis+ 2 2%2.

99

Page 34: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 34/38

oh, ". S. L. R oh, 5. /. +. 200D. @he Use <f Sali;ary &iomarkers 1n

<--upational And 6n;ironmental edi-ine. .ccup Environ Med 4 202%

20.

rueger, 5. *'*. Sustained )ork, Gatigue, Sleep 8oss And erforman-e= A

?e;iew <f @he 1ssues. *ork Stress+ 9 2*%4.

udielka, &., Gederenko, 1., +ellhammer, ". R )ust, S. 200. orningness And

6;eningness= @he Gree /ortisol ?ise After Awakening 1n B6arly &irdsC And

Bight <wlsC. Biol "schol+ D2 4%4.

udielka, &. ., &u-htal, 3., Uhde, A. R )ust, S. 200D. /ir-adian /ortisol rofiles

 And sy-hologi-al Self%?eports 1n Shift )orkers )ith And )ithout

?e-ent /hange 1n @he Shift ?otation System. Biological "scholog+ D4

*2%09.

8ippi, 5., :ita, G. "., Sal;agno, 5., 5elati, ., ontagnana, . R 5uidi, 5. 200*.

easurement <f orning Sali;a /ortisol 1n Athletes. Clin Biochem+  42

*04%*0.

8o-kley, S. )., /ronin, 3. )., 6;ans, 6. 6., /ade, &. 6., 8ee, /. 3., 8andrigan, /.

., ?oths-hild, 3. ., atJ, 3. @., 8illy, /. ., Stone, . +., Aes-hba-h, ". R

/Jeisler, /. A. 2004. 6ffe-t <f ?edu-ing 1nternsT )eekly )ork +ours <nSleep And Attentional Gailures. New England 2ournal .f Medicine+  9#

'2*%'9D.

a-hi, . S., Staum, ., /allaway, /. )., oore, /., 3eong, ., Suyama, 3.,

atterson, . ". R +ostler, ". 202. @he ?elationship &etween Shift )ork,

Sleep, And /ognition 1n /areer 6mergen-y

hysi-ians. Academic Emergenc Medicine+ * '#%*.

ajde R rueger 200#. 8inks &etween @he 1nnate 1mmune System And Sleep. Allerg Clin )mmunol+  ''%*'.

anens-hijn, 8., :an ruysbergen, ?. 5., "e 3ong, G. +., oper, 3. ). R :an

?ossum, 6. G. 20. Shift )ork At Eoung Age 1s Asso-iated )ith 6le;ated

8ong%@erm /ortisol 8e;els And &ody ass 1ndeO. The 2ournal .f Clinical 

Endocrinolog 5 Meta%olism+ * 6'2%6'#.

-menamin 200D. A @ime @o )ork= ?e-ent @rends 1n Shift )ork And GleOible

S-hedules. Monthl 6a%or Review+ "esember  9%#.

94

Page 35: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 35/38

edi-ine, A. A. <. S. 200#. 1nternational /lassifi-ation <f Sleep "isorders=

"iagnosti- And /oding anual. 2nd 6d. )est-hester, 1l= Ameri-an

 A-ademy <f Sleep edi-ine.

otJer, S. R +ertig, :. 2004. Stress, Stress ?esponse, And +ealth. Nurs Clin

North Am+ 9* %D.

asreddine, F., hillips, ., &Zdirian, :., /harbonneau, S., )hitehead, :., /ollin,

1., /ummings, 3. R /hertkow 200#. @he ontreal /ogniti;e Assessment,

o-a= A &rief S-reening @ool Gor ild /ogniti;e 1mpairment. 2 Am Geriatr 

Soc+ #9 *#%*.

eylan, @., &runet, A., ole, ., &est, S., etJler, @., Eehuda, ?. R armar, /.

200#. tsd Symptoms redi-t )aking Sali;ary /ortisol 8e;els 1n oli-e

<ffi-ers. "schoneuroendocrinolog+ 90 9D9Y9'.

iu, S.%G., /hung, .%+., /hen, /.%+., +egney, "., <Tbrien, A. R /hou, .%?.

20. @he 6ffe-t <f Shift ?otation <n 6mployee /ortisol rofile, Sleep

Luality, Gatigue, And Attention 8e;el= A Systemati- ?e;iew. 2ournal .f 

Nursing Research+ * '%' 0.0*DI3nr.0b09e9'20-'D*.

<ginska, +., Gafrowi-J, 5olonka, ., arek, @., ojsa%aja, 3. R @us-holska, .

200. /hronotype, Sleep 8oss, And "iurnal attern <f Sali;ary /ortisol 1n A Simulated "aylong "ri;ing. Chrono%iol )nt,+ 2D *#*%*D4.

?anjbaran, eefer, Stepanski, A, G. R esha;arJian 200D. A. @he ?ele;an-e <f 

Sleep Abnormalities @o /hroni- 1nflammatory /onditions. )nflamm Res,+

# #%#D.

?ollinson, ". /., ?athle;, . ., oss, ., illiany, ?., Sassower, . /.,

 Auerba-h, S. R Gish, S. S. 2009. @he 6ffe-ts <f /onse-uti;e ight Shifts

<n europsy-hologi-al erforman-e <f 1nterns 1n @he 6mergen-y"epartment= A ilot Study. Annals .f Emergenc Medicine+ 4 400%40.

?ou-h, 1., )ild, ., Ansiau, ". R ar7uie, 3. /. 200#. Shiftwork 6Operien-e, Age

 And /ogniti;e erforman-e. Ergonomics+ 4' 2'2%2*9.

S-heer R +ilton f, . /., Shea 200*. Ad;erse etaboli- And /ardio;as-ular 

/onse7uen-es <f /ir-adian isalignment. "roc Natl Acad Sci 1sa+ 0

44#9%44#'.

9#

Page 36: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 36/38

S-ott, 8. "., ?ogers, A. 6., +wang, ). @. R Fhang, E. 200. 6ffe-ts <f /riti-al

/are urses )ork +ours <n :igilan-e And atients Safety. American

2ournal .f Critical Care+ # 90%9D.

Sharifian, Garahani, asalar, 5hara;i R Aminian 200#. Shift )ork As An

<Oidati;e Stressor. 2ournal Cicardian Rhthms+ 9.

Sharkey R 6astman 2002. elatonin hase Shifts +uman /ir-adian ?hythms 1n

 A la-ebo%/ontrolled Simulated ight%)ork Study.  Am 2 "hsiol Regul 

)ntegr Comp "hsiol+ 2'2 4#4%49.

Silbernagl, S. R 8ang, G. 2000. /olor Atlas <f athophysiology. Taschenatlas (er 

"athophsiologie,  Stuttgart%5ermany= @hieme.

@heorell R Akerstedt *D. "ay And ight )ork= /hanges 1n /holesterol, Uri-

 A-id, 5lu-ose, And otassium 1n Serum And 1n /ir-adian atterns <f 

Urine /ate-holamine 6O-retionA 8ongitudinal /ross%<;er Study <f 

?ailway )orkers. Acta Medical Scandinavia+ 200 4D%#9.

)eitJman, Gukushima, ogeire, ?offwarg, 5allagher R +ellman *D. @wenty%

Gour +our attern <f @he 6pisodi- Se-retion <f /ortisol 1n ormal

Subje-ts. 2, Clin, Endocrin, Meta%+ 99 4%22.

)ertJ, A. @. 200. 6ffe-ts <f Sleep 1nertia <n /ognition. 2ama+ 2*# 9Y4.

)irth, ., &ur-h, 3., :iolanti, 3., &ur-hfiel, /., "esta, G., Andrew, ., Fhang, +.,

iller, ". &., +Zbert, 3. ?. R :ena, 3. 6. 20. Shiftwork "uration And @he

 Awakening /ortisol ?esponse Among oli-e <ffi-ers. Chrono%iol )nt+ 2'

44Y4#D.

)ust, S., )oll, 3., +ellhammer, ". +., Gederenko, 1., S-hommer, . R

irs-hbaum, /. 2000. @he /ortisol Awakening ?esponse % ormal :alues

 And /ofounds. Noise And -elath+ D DD%'#.

9

Page 37: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 37/38

DA+TAR I$I

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

. 8atar &elakang.................................................................................

.2 ?umusan asalah...........................................................................9

.9 @ujuan enelitian..............................................................................4

.4 anfaat enelitian............................................................................4

BAB II TIN#AUAN PU$TA%A..............................................................................4

2. Sistem erja Sif................................................................................

&'('( )pidemologi'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''*

&'('& Macam+Macam Sistem Kerja Sif''''''''''''''''''''''''''''''''',

2.2 Gisiologi @idur................................................................................... '

&'&'( Irama Sikardian''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''-

&'&'& Siklus Tidur''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''(.

2.9 +ormon ortisol..............................................................................

&'/'( Fisiologi Hormon Kortisol''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''((

&'/'& Cortisol Awaking Response !"#$''''''''''''''''''''''''''''(/

2.4 erja Sif ada @enaga esehatan..................................................

2.# 6fek &ekerja Sif..............................................................................

&'0'( )fek 1ekerja Sif Terhadap Kadar Kortisol''''''''''''''''''(*

&'0'& )fek 1ekerja Sif Terhadap Kesehatan'''''''''''''''''''''''(,

&'0'/ )fek 1ekerja Sif Terhadap Fungsi Kognitif''''''''''''''''(2

9D

Page 38: ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

7/24/2019 ayn thesis gabung revisi prof is 4.docx

http://slidepdf.com/reader/full/ayn-thesis-gabung-revisi-prof-is-4docx 38/38

2.# 6fek &ekerja Sif etugas esehatan @erhadap eselamatan asien

...........................................................................................2

2.. ?esiden edokteran 6mergensi Sebagai @enaga esehatan.... ....2

BAB III %ERAN,%A %5N$EP..........................................................................23

9. erangka onsep enelitian..........................................................29

9.2 +ipotesis enelitian........................................................................24

BAB I6 MET5DE PENELITIAN.........................................................................2

4. "esain enelitian........................................................................... 2#

4.2 @empat dan )aktu enelitian.........................................................2#

4.9 opulasi, Sampel, dan riteria Sampel enelitian..........................2#

3'/'( Populasi'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''&0

3'/'& Sampel'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''&0

3'/'/ Kriteria Sampel''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''&,

4.4 :ariabel enelitian dan "efinisi <perasional..................................2'

4.# "efinisi <perasional :ariabel..........................................................2'

3'0'( Kerja Sif''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''&-

3'0'& Fungsi Kognitif'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''&-

3'0'/ Kadar Kortisol'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''&-4. Alur enelitian................................................................................2*

4.D ?en-ana Analisis "ata...................................................................9

DA+TAR PU$TA%A...........................................................................................32