b kmbkbkbkjbjkbkj
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
1/27
BAB II
GAMBARAN UMUM SISTEM PERALATAN PENCEGAHAN DAN PEMADAM
KEBAKARAN DI KAPAL TANKER 15.000 DWT
A. ANALISIS PENYEBAB KEBAKARAN DAN LEDAKAN
1. Klasifikasi Kebakaran dan Sifat Karakteristik Minyak.
a. Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran yang terjadi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok,
sesuai dengan macam zat yang terbakar.
1) Kebakaran kelas " A "
Adalah kebakaran biasa, dimana bahan yang terbakar adalah benda padat,
misal ; kayu, kertas, tekstil, peralatan rumah tangga.
2) Kebakaran kelas " B "
Adalah kebakaran dari bahan cair yang mudah terbakar, seperti ; minyak baik
minyak bumi ataupun minyak tumbuh - tumbuhan serta bahan - bahan yang
terbuat dari minyak - minyak ini antara lain : Methane, Ethane Prophane,
Butane, Pentane, Hexane, Cottonseed oil, Vernish linshed oil, dan lain-lain.
3) Kebakaran kelas " C "
Adalah kebakaran dari gas yang bertekanan, baik gas alam maupun gas
buatan seperti :
L N G = Liquifred natural gas
L P G = Liquified petroleum gas
4) Kebakaran kelas " D "
Adalah kebakaran dari bahan logam, misal dari sisa - sisa bubutan atau
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
2/27
berbentuk debu logam seperti :
Alumunium Magnesium. Baja dan lain - lain.
5) Kebakaran kelas E
Adalah kebakaran yang disebabkan oleh aliran listrik.
b. Sifat Karekteristik Minyak.
Sesudah kita mengenal klasifikasi kebakaran maka sebagai seseorang ahli teknik
perkapalan juga dituntut suatu keharusan untuk mengenal jenis dan sifat minyak
yang harus diangkut oleh kapal tanker 15000 DWT. Kapal tanker ini memang
direncanakan untuk mengangkut produk basil minyak bumi, yang dapat dibagi
menjadi;
White oil yaitugasoline, kerosene. lubricating oil
Black oil yaitufuel oil, gas oil, diesel oil
Solvent yaitu spirtus & alkohol
Bagian ini akan mempelajari karakteristik produk minyak bumi yang
mempengaruhi serta menyebabkan produk ini mudah terbakar. Karena
sebagaimana diketahui maka bila terjadi kebakaran, maka yang terbakar adalah
gas minyak dan bukannya cairan minyaknya, namun untuk terjadinya
kebakaran maka ada ukuran - ukuran yang tertentu antara campuran udara. gas
minyak. dan sumber api. Untuk mengetahui kondisi awal dari kebakaran ini
maka harus ada beberapa langkah yang harus dipelajari.
l. Sifat mudah terbakar dari muatan minyak
Semua minyak dan produk minyak bumi adalah berupa cairan terbentuk dari
senyawa hidrokarbon yang berasal dari hydrogen dan carbon. Senyawa
Hidrocarbon ini mempunyai titik didih antara 260oF (-162oC) untuk gas
methane sampai + 752
F ( + 400
C ) untuk senyawa yang lain.
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
3/27
a. Penguapan minyak
Disebabkan oleh tekanan uap yang dipengaruhi oleh komposisi senyawa
dan oleh suhunya. Sebagai contoh adalah bila sebuah senyawa minyak
bumi Yang volatikle dimasukkan dalam suatu tangki yang bebas gas,
maka senyawa minyak bumi ini akan mulai menguap yang berarti
senyawa minyak bumi ini melepaskan gas ke lingkungan sekelilingnva.
Selain itu juga ada kecendrungan gas ini untuk kembali larut dalam
cairan dan membuat suatu kondisi tertentu dimana jumlah gas dan cairan
minyak ini selalu tetap. Tekanan yang diakibatkan oleh gas minyak pada
kondisi ini disebut Vapour Pressure dari cairan, yang dipengaruhi oleh
temperatur. dimana semakin tinggi temperatur maka semakin besar pula
tekanan gas minyak. Kemampuan menguap dari cairan minyak
ditunjukkan denganReid Vapour Pressure (RVP).
b. Kecendrungan untuk terbakar ( 1-7ajramcihllitl ).
Dalam proses terbakarnya minyak, maka senyawa gas hidrokarbon
bereaksi dengan udara. Pada saat gas minyak dan udara ini terbakar maka
panas yang dihasilkan cukup untuk menguapkan gas minyak yang baru
untuk dibakar oleh api, sehingga seakan terlihat bahwa cairan minyak
yang terbakar. Campuran gas hydrocarbon dan udara tak dapat terbakar
kecuali konsentrasi gas dan udara terletak antara 2 konsentrasi Yang
diketahui sebagai batas bawah batas atas untuk terbakar. dan campuran
senyawa diantaranya disebut dalam kondisi mudah terbakar. Batas bawah
biasa disebut Lower Explosive Limit (LEL) dan batas atas disebut Upper
Explosive Limit (UEL) Konsentrasi dari bermacam-macam campuran
hydrocarbon sangat bervariasi, yang daftarnya ada dibawah ini :
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
4/27
HIDROCARBON
% Dari Volume Batas yang dapat Terl
Lower Upper
Metane
Etane
Propane
Butane
Pentane
Heksane
5,3
3,0
2,2
1,9
1,2
2,4
14,0
12,5
9,5
8,5
7,8
7,5
c. Titik Nyala /Flash Point
Pada saat campuran minyak mengalami kenaikan suhu, demikian pula
yang terjadi dengan tekanan uap dan hal ini menyebabkan pula naiknya
konsentrasi dan senyawa gas. Sehingga pada suatu suhu tertentu
konsentrasi campuran udara dan gas minyak ini mencapai LEL dan
memasuki daerah eksplosif dan bila suhu tetap naik maka akan makin
banyak campuran gas hydrocarbon yang bisa terbakar. Temperatur atau
suhu dimana campuran memasuki daerah LEL disebut titik nyala dari
aliran minyak tersebut, dan hal ini menjadi ukuran dari kecenderungan
untuk terbakar.
Dari keterangan diatas maka dapatlah dihubungkan bahwa untuk
senyawa campuran gas minyak secara sederhana bila RVP bertambah
besar, maka akan semakin rendah suhu dimana konsentrasi gas mencapai
LEL, yang juga menyebabkan titik nyalanya juga rendah.
2. Klasifikasi Minyak Berdasar Mudah Terbakarnya.
Bersama - sama tekanan uap dan titik nyala memberikan penilaian tentang
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
5/27
volability (kemudahan menguap) dan juga, volability (kemudahan terbakar)
dari semua jenis cairan minyak bumi. Secara dasar pembagian kelas dari
minyak bumi beserta produk minyak bumi dibagi secara luas menjadi Non
Volatile (sulit menguap) dan Volatile (mudah menguap). Dari pengertian ini
maka didapatkan bahwa :
Non volatile
Cairan minyak ini pada suatu temperatur normal akan memiliki
keseimbangan konsentrasi gas dibawah batas bawah eksplosive (LEL)
Senyawa-senyawa ini meliputi minyak - minyak bahan bakar sisa
(Residual Fuel Oils), minyak bakar berat (Heaw Gas Oils) dan minyak-
minyak diesel (Diesel Oils). RVP dari senyawa minyak ini kurang dari I
lbf / in2 dan tak begitu sering diukur. Senyawa minyak Non Volatile
mempunyaiflashpoint kurang dari 140 F (60o C)
Volatile
Senyawa Hydrocarbon yang volatile ( mudah menguap ) adalah senyawa
minyak yang dapat membentuk keseimbangan konsentrasi gas yang
mudah terbakar pada kondisi yang normal antara 1,5 % sampai 10 % gas.
Senyawa hydrocarbon yang dapat membentuk konsentrasi flammable (
gas yang mudah terbakar ) adalah mempunyaiflash point dibawah 140 F
( 60') C ) dan RVP kurang dari 4,5 lbf/in2.
Yang perlu diperhatikan dalam menangani material senyawa minyak
dalam daerah ini adalah bahwa selama masih dibawah suhu titik nyala
maka senyawa cairan ini tidak menghasilkan keseimbangan konsentrasi
gas yang mudah terbakar.
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
6/27
2. Sumber Penyalaan
Dalam menghadapi bahaya kebakaran yang perlu diperhatikan adalah adanya
beberapa sumber penyalaan yang dapat menyebabkan timbulnya bahaya kebakaran
dan ledakan di kapal tanker 13500 DWT.
Sumber penyalaan yang terdapat di kapal adalah :
a) Apt yang terbuka, termasuk api rokok & api geretan
b) Bunga api dan pekerjaan pengelasan maupun pemotongan
c) Bunga api dan gesekan antar logam
d) Bunga api atau letikan api dan peralatan listrik
e) Permukaan yang panas, misal permukaan permesinan yang panas dapat
menyebabkan minyak menyala sendiri karena dipanaskan diatas suhu nyala
f) Pijaran kilat selama terjadi badai listrik
g) Listrik statis, karena adanya muatan listrik yang timbul dan berkumpul dalam
minyak hasil sulingan dan dalam konduktor listrik.
Dari semua penyebab ini, haruslah dilakukan inspeksi dari kebersihan bocoran
minyak terjadi supaya segera dibersihkan. Dart beberapa sumber diatas dapatlah pula
diterangkan :
1. Penyalaan spontan
Sumber penyalaan spontan adalah adanya api terjadi ataupun nyala api dari luar,
namun hal ini disebabkan adanya panas yang dihasilkan dalam suatu proses
oksidasi. Sudah diketahui bahwa nyala api adalah suatu proses oksidasi. namun
harus disadari bahwa tak semua proses oksidasi menghasilkan api. Api hanya
akan menyala bila suhu naik sampai melebihi titik nyala material dan naiknya
suhu ini dipengaruhi oleh banyaknya tingkatan pelepasan panas. Faktor yang
mempengaruhi adalah :
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
7/27
Oksidasi lambat
Korosi atau kerusakan dengan kenaikan temperatur yang dapat diabaikan.
Oksidasi yang tetap
Kenaikan suhu / temperatur yang dapat menyebabkan timbulnva api.
Oksidasi cepat
Penyalaan seketika
Ledakan.
2. Penyalaan otonuitis
Bisa disebut jugaself ignition atau auto ignition dan hat ini berhubungan dengan
suhu terendah dimana suatu material akan mulai terbakar tanpa adanya api dari
luar. Dalam hal ini maka penyalaan spontan akan mulai pada saat adanya korosi
material yang sesuai dimana suhu terendah untuk terbakar sendiri sudah
tercapai. Biasanya harga pasti dari sell ignition temperatur (S.L.T) tidak
diketahui karena hal ini dipengaruhi banyak faktor, misalnya perbedaan tekanan
tersedia atau tidaknya oksigen yang cukup dan komposisi kimia yang terjadi dan
material asal, belum adanya S. L.T.
Dari label dibawah ini dapat diketahui hubungan antara S. L T. dan titik nyala (
flash Point )
Material
Flash Point S.I.T
oF oC oF oC
Bensin
Karosene 110
Dibawah nol
43
500
490
260
225
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
8/27
Diesel Fluel
Lub Oil
150
450
65
232
503
-
261
-
Dari beberapa keterangan di atas nampaklah suatu hubungan yang rumit antara
volatility, flammability danflash point dari aliran senyawa hydrocarbon. Namun
ada juga penyebab yang belum dibahas yakni Yang berhubungan dengan sit-at
kelistrikan dari minyak, dimana sifat ini tercakup dalam terjadinya listrik statis
yang dapat menyebabkan ledakan. Listrik statis dapat diterangkan sebagai
berikut:
Listrik Statis (Static Electricit )
Listrik statis dapat menyebabkan terjadinya kebakaran dari ledakan dalam cara
penanganan minyak selama dalam tangki muatan maupun dalam bongkar muat
di terminal minyak. Beberapa cara penanganan dapat menyebabkan terjadinya
pengumpulan muatan - muatan listrik_ dan muatan listrik ini dapat tiba - tiba
terlepas. Muatan listrik yang terlepas ini dapat menyalakan uap yang mudah
terbakar bila mempunyai energi yang cukup. namun bila uap tidak berada dalam
kondisi mudah terbakar maka tidak terjadi kondisi berbahaya. Dalam
menghadapi kemungkinan terjadinya listrik statis. harus diketahui adanya tiga
hal yang dapat menimbulkan listrik statis yakni pemisahan muatan listrik
pengumpulan muatan listrik dan penyalaan muatan listrik.
Prinsip keadaan listrik statis :
Pemisahan Muatan Listrik
Pembentukan muatan listrik terjadi diantara permukaan benda yang
berlainan, mungkin antara benda padat - benda padat, benda padat - benda
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
9/27
cair dan juga antara benda cair - benda cair. Pada antara permukaan ada
kemungkinan distribusi muatan listrik yang tidak merata. Ion - ion dari satu
kutub muatan dapat terhisap oleh satu material sementara ion - ion dari
kutub muatan yang berlawanan akan menarik mereka dan tinggal di lapisan
yang dekat. Kondisi ml disebut electric double laver (lapisan listrik ganda).
Muatan listrik yang saling terpisah dalam masing - masing lapisan ini tidal:
dapat menimbulkan bahaya kecuali mereka dipisahkan yang dapat terjadi
dengan bermacam - macam cara :
Aliran minyak melalui pipa atau saringan
Aliran campuran minyak air melalui pipa
Penempatan benda padat atau air dalam minyak
Penyempurnaan minyak
Keluarnya partikel nozzile
Pengumpulan Muatan Listrik.
Muatan listrik yang terpisah selalu mencoba untuk bergabung dan mencoba
saling menetralisir. Bila salah satu material adalah isolator yang baik yang
mempunyai konduktivitas/ daya hantar listrik yang rendah. Penggabungan
muatan-muatan akan sulit dan muatan akan berkumpul disekeliling material
isolasi. Perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk menahan diberikan oleh
yaitu pengendoran material.
Bila suatu material mempunyai konduktivitas yang tinggi ( 100
picohmo/meter, waktu pengendoran 0. 18 detik ) efek penggabungan
kembali dapat melawan pengumpulan muatan yang terpisah dan hanya
menghasilkan sedikit listrik statis. Dengan sebab ini maka minyak-minyak
hitam (yang mengandung residu ) dan minyak mentah, yang mempunyai
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
10/27
konduktivitas antara 1(1.001) - 100.000 picohmo/meter bukan pengumpul
listrik statis. Sedangkan minyak bersih hasil sulingan yang mempunyai
konduktivitas tinggi adalah pengumpul statis.
Berdasarkan sifat konduktiviias (daya hantar listrik) maka minyak
dibedakan menjadi :
Non Static Acumulation Oils.
Adalah minyak - minyak yang tidak mengumpulkan muatan listrik
sehingga tidak terjadi listrik statis, jenis minyak ini dapat dimasukkan
ke dalam tangki bebas gas atau tangki tak bebas gas tanpa suatu
pengamanan khusus.
Jenis minyak ini adalah :
Non Volatile : - Minyak bakar
- Minyak diesel berat Aspal
Volatile : - Minyak mentah
- Aspal cair
2). Static Acumulator Non Volatile Oil
Minyak-minyak jenis ini dapat dimasukkan dalam tangki yang bebas
gas tanpa suatu pengamanan terhadap listrik statis. Bila tangki belum
bebas gas maka pengamanan terhadap listrik statis harus dilaksanakan.
Jenis minyak ini adalah :
Minyak pemanas
Minyak diesel sulingan
Minyak-petunias
c). Letikan Api Listrik.
Muatan listrik yang terpisah dan saling mengumpul akan membuat medan
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
11/27
listrik.
Bila intensitas medan listrik di udara lebih besar dari 300 kv/meter akan
terjadi loncatan apt listrik Hal ini dapat terjadi tepat pada daerah di mana
kuat medan listrik jauh lebih kecil. Namun harus diingat bahwa kejadian ini
walaupun dalam campuran uap yang mudah terbakar belum pasti
menghasilkan api atau ledakan. Loncatan api listrik harus mempunyai
energi cukup untuk membakar campuran uap yang mudah terbakar.
Loncatan api listrik antara dua logam lebih bertenaga dibandingkan
loncatan logam dari bahan isolasi.
3. Daerah Berbahaya
Dari keterangan di atas dapatlah diketahui bahwa Tanker 15000 DWT
direncanakan untuk mengangkut produk minyak yang amat berbahaya, dimana
produk minyak ini mempunyai klasifikasi:
Titik nyalaflash point dibawah 60C
Kemudahan menguap volability yang mempunyai R. V. P. dibawah 5
lbf/in2.
Sifat mengumpulkan muatan Listrik ataustatic accumulator oil.
Penetapan daerah berbahaya di kapal Tanker sangat bermanfaat dimana dengan
adanya penetapan mum dapatlah ditetapkan peralatan yang dipakai di daerah
berbahaya.
Dengan adanya kemungkinan daerah di atas Tanker mempunyai atmosfer yang
mudah terbakar, maka diadakan pembagian daerah berbahaya menjadi 3 yakni :
a. Division 0
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
12/27
Daerah dimana atmosfer berbahaya setiap saat ada atau terjadi dalam waktu
yang lama.
b. Division1I
Daerah dimana atmoster berbahaya sering terjadi pada kondisi normal
c. Division 2
Daerah dimana atmosfer berbahaya sering terjadi pada kondisi tidak normal.
B. FUNGSI UMUM SISTEM PERALATAN DALAM KAPAL TANKER 15.000
DWT.
1. Gambaran Umum Material Bahan Pemadam Kebakaran
Sesudah mengetahui tentang sifat dan klasifikasi produk minyak yang akan diangkut
oleh kapal Tanker 15.000 DWT, maka dapatlah ditentukan jenis pemadam kebakaran
yang akan digunakan di kapal Tanker ini.
Ditinjau dari jenis media pemadam kebakaran. maka yang ada dibagi :
Bahan cair yaitu air dan busi
Bahan padat yaitu pasir. bubuk kimia kering ( dry powder chemical )
Berbentuk gas yaitu gas CO2 halon 1301
a. Bahan Cair
l. Air
Walaupun penggunaan air terlihat sangat penting dalam peraturan-peraturan
keamanan sebagai media pemadam kebakaran serta air mempunyai
keunggulan dalam jumlah yang tak terbatas dan daya hisap panas yang
besar namun terlihat dengan jelas bahwa dalam prakteknya air bukanlah
prioritas utama, terutama bila jumlah pemadam jenis yang lain juga
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
13/27
ditentukan. Kapal dilindungi oleh bermacam - macam alat pemadam
kebakaran misalnya CO2 dan busa dimana bahan-bahan pemadam ini tidak
cocok dengan air. Dalam penggunaannya air disemprotkan dengan tiga cara
yakni :
Percikan tirai/ spray nozzle
Percikan kabut /fog jet
Pancaran kuat/ water jet
Yang dapat diterangkan dibawah ini :
Percikan Tirai/Spray Nozzle
Dalam banyak kejadian maka percikan tirai yang menghasilkan percikan air
merata lebih efektif karena percikan ini dapat merupakan perisai dimana
petugas pemadam kebakaran dapat berlindung dari panas api maupun asap.
Sebagai tambahan maka percikan dalam bentuk spray ini membentuk
campuran emulsi dipermukaan minyak berat yang berfungsi sebagai
penutup dan juga pendingin yang baik. Untuk minyak ringan seperti bensin
dan minyak tanah maka hal ini tak dapat dilaksanakan.
Pancaran Kabut / Fog Jet
Pancaran kabut ini adalah hampir sama dengan percikan nozzle namun air
yang dipancarkan dalam bentuk kabut air yang terarah. Pancaran ini
memberi penyerapan panas lebih besar. Yang kurang menguntungkan
adalah bah a pancaran kabut ini kurang luas daerah jangkauannya.
Pancaran Kuat / Water Jet
Pancaran kuat ini membutuhkan suplai daya yang besar. Air yang
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
14/27
dipancarkan berjumlah banyak dan hal ini bisa mempengaruhi stabilitas
kapal dan juga akan menyebabkan meluasnya kebakaran bila digunakan
untuk memadamkan kebakaran minyak.
Satu hal yang pasti bahwa sesudah semua jenis pemadam kebakaran yang
lain habis digunakan maka hanya air sajalah yang akan menggantikan
karena tersedia dalam jumlah yang tak terbatas.
Gambar
2. Busa / Foam
Busa adalah kumpulan dari gelembung-gelembung kecil yang mempunyai
specific gravity lebih kecil dari mineral atau air. Kumpulan busa ini
mengalir ke permukaan cairan yang terbakar dan membentuk lapisan yang
rata menyelimuti api. Lapisan ini juga akan mengurangi suhu permukaan
cairan yang terbakar dengan menyerap panasnya. Walaupun terbatas daya
serapnya.
Dari bahan busa sebagai media pemadam kebakaran maka ada empat hal
yang harus diketahui :
Jenis busa
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
15/27
Bahan dasar busa
Elpansi busa
Penggunaan busa
a) Jenis Busa
Ada tiga jenis busa yang digunakan menurut cara pembuatan busa dan
cara pengeluarannya.
1) Pressurised Foam System
Dipakai untuk memadamkan kebakaran di ruing muat, di geladak
muatan, dalam ruing pompa atau dalam ruing mesin. Sistem busa ini
berdiri sendiri secara komplit disimpan dalam tangki penvimpanan
vang berisi campuran bahan busa asal, din disemprotkan dengan gas
melalui nozzlepenyemprot.
2) Mechanical Foam System
Dipakai untuk memadamkan kebakaran di ruing muat, di geladak
muatan. dalam ruing pompa atau dalam ruing mesin. Sistem ini
meliputi tangki penyimpanan berisi bahan anal busa, air sebagai
bahan campuran yang berasal dari pompa pemadam kebakaran, alai
pencampur (proportionator) disalurkan melalui sistem pipa lee
bagian yang mengalami kebakaran.
3) Chemical foam
Adalah sebuah sistem dimana situ atau dua macam bubo) kimia
leering dimasukkan ke dalam aliran air dengan menggunakan
sebuah wadah pencampur. Busa dari bahan kimia juga dapat dibuat
dari pencampuran dua macam cairan. Bahan kimia ini akin
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
16/27
membentuk gelembung berisi udara yang akan mengambang di
nozzlebusa
b) Bahan Dasar Busa
1. ProteinBase Liquid ( Jenis Yang Umum. 3 LIQ, 3 LIQ - HK )
Dibuat dari protein hydrolvsate, campuran berfungsi untuk membuat
busa stabil penambahan rat penurun preezing point din bahan
pengawet membuat cairan protein lebih stabil digunakan untuk
memadamkan kebakaran yang diakibatkan oleh minyak meliputi
minyak mentah, bensin, dan lain - lain.
Busa ini mempunyai lapisan yang kuat dimana lapisan ini akan
menahan kobaran api.
2. Fluoro Protein Liquid ( 3 LIQ - F)
Fluorocarbon surfactant yang terpilih dikombinasikan dengan
protein hydrolysate, dimana campuran ini akan membuat busa stabil
dan mengalami penurunan preezing point untuk melawan api dari
minyak yang mudah terbakar seperti minyak mentah dan bensin.
Seperti oleophobic dari busa jenis ini sangat kuat sehingga dapat
meresap ke dalam minyak saat busa bersentuhan dengan permukaan
minyak untuk menjamin pemadaman.
3. Synthetic Liquid
Beberapa macam zat sintetis dikombinasikan dengan bahan pelarut
untuk digunakan dalam busa yang mengembangnya tinggi atau
menengah. Bahan busa ini mempunyai sifat mudah dialirkan, mudah
dibentuk menjadi busa dan stabil.
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
17/27
c) Expansi Busa
"Tingkatan expansi busa dapat diukur dengan memperhatikan beberapa
besar volume busa yang telah terjadi bila dibandingkan dengan volume
bahan asal busa.
Maka secara umum tingkatan expansi busa adalah :
1. Busa Expansi Rendah
Tingkat expansinya 3->G_ yang,praktis antara 8- 10 kali.
2. Busa Expansi Menengah
Tingkat expansi 50 - 500, yang biasa antara 75 - 150 kali.
3. Busa Expansi Tinggi
Tingkat expansinya dari 500 - 1200, yang biasanya antara 800-1000
kali.
Bahan asal no. I adalah protein sedang no. 2 dan 3 adalah sintesis.
d) Penggunaan Busa
Secara umum penggunaan busa dapat diterangkan berurutan sebagai
berikut :
1. Busa berfungsi untuk menyelimuti api dan permukaan minyak yang
terbakar sehingga udara tak dapat berhubungan dengan api dengan
cara menghisap udara sehingga kadar oksigen tinggal sepertiganya
saja.
2. Walaupun daya serap panasnya terbatas namun busa juga dapat
menghisap panas dari material yang terbakar.
3. Busa sangat cocok untuk memadamkan kebakaran dari minyak,
asalkan minyak ini tidak bercampur dengan air, karena air akan
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
18/27
mengurangi kemampuan busa untuk mengembang.
4. Busa tidak dapat dipakai untuk memadamkan kebakaran listrik.
b. Bahan Padat
1. Pasir
Digunakan hanya pada kebakaran kecil saja serta permukaan yang keras dan
rata. Berfungsi untuk menutup permukaan yang terbakar untuk memisahkan
oksigen dari bahan yang terbakar. Pasir kurang dapat menghisap panas serta
tidak dapat dipakai untuk pemadaman yang merambat dengan cepat.
2. Bubuk Kimia Kering (Dry Powder Chemical )
Bubuk kimia kering adalah suatu bubuk yang dibuat dari sodium bicarbonate
(2 NaHC03) dicampur dengan berbagai macam zat maupun material lain
yang merupakan rahasia perusahaan pembuat.
Sifat utama dari jenis pemadam ini adalah menyelimuti permukaan yang
terbakar sehingga suplay oksigen terhenti dan nyala api akan padam. Macam
bubuk kimia kering adalah :
a) Multiperpave
Dipakai untuk kebakaran kelas A, B dan C, dengan bahan baku dari
ammonium phosphate.
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
19/27
b) Regular
Dipakai untuk kebakaran kelas B dan C, dengan bahan baku sodium
bicarbonate dan logam stearate.
c) Purple K
Digunakan dengan efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C
sertapolypropylene.
Keuntungan bubuk kimia kering :
Tidak beracun
Bersifat isolatif sehingga tidak mengalirkan arus listrik dan bersifat
merusak peralatan listrik yang peka.
Mudah dibersihkan dan bisa digunakan bersama - sama dengan busa.
Kerugian bubuk kimia kering :
Bersifat hygroscopic dan sangat mudah membeku, untuk mengurangi sifat
ini ditambahkan zat logamstearate.
Harus menggunakan gas pendorong dari CO2 atau N2.
c. Bahan Pemadam Berbentuk Gas
1) Carbon Dioxide (CO2)
Gas CO2 disimpan dalam tangki-tangki bertekanan rendah dan dalam bentuk
cairan CO2 ini disemburkan dengan bentuk pancaran kabut melalui suatu
sistem pipa pemadam yang ada di kapal.
Sifat-sifat CO2
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
20/27
a) Sangat baik dipakai untuk pemadam kebakaran di ruang-ruang tertutup
karena CO2 lebih berat dari udara
b) Tidak mengalirkan arus listrik sehingga dapat dipakai memadamkan
kebakaran listrik
c) Tidak bersifat racun, namun petugas pemadam diharapkan menggunakan
alat Bantu pernafasan sebelum memasuki ruang dimana gas CO2
dipergunakan karena CO2 akan menimbulkan sesak nafas.
d) Bersifat menghisap panas, karena pada perubahan CO2 dari cairan
menjadi gas dibutuhkan panas 110 Btu/lb.
2. HALON 1301
Karakteristik HALON 1301 adalah dengan komposisi kimiawi CF3Br.
Halon 1301 mempunyai sifat :
a) Aman Terhadap Manusia
Halon 1301 hanya sedikit beracun dan mampu memadamkan api
seketika hanya dengan sedikit saja. Tidak menyebabkan penyakit pada
manusia, serta tidak berwarna dan juga tidak mengganggu penglihatan.
b) Efektif Untuk Memadamkan Api
Dapat secara efektif untuk memadamkan api baik dari material padat,
minyak maupun listrik.
c) Tidak Korosif
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
21/27
Tidak bereaksi dengan logam, tidak menimbulkan polusi.
d) Stabil
Halon adalah suatu campuran yang stabil dan dapat disimpan lama tanpa
mengurangi kualitas.
e) Sifat Isolatif Listrik
Sangat efektif dan bersifat isolatif terhadap listrik.
2. Peralatan Dan Sistem Pencegahan Serta Pemadam Kebakaran Pada Kapal
Tanker 13500 DWT
Dengan makin berkembangnya industri perkapalan, akan bertambah pulalah masalah
yang dihadapi para perancang kapal modern di saat ini. Tuntutan keamanan yang
diisyaratkan oleh peraturan - peraturan keamanan sangatlah tinggi, dimana hal ini
dilakukan untuk mengurangi kerusakan maupun kehilangan baik kapal maupun
nyawa manusia secara tidak perlu. Mengingat hal-hal tersebut maka kapal tanker
yang digunakan untuk mengangkut produk minyak yang berbahaya dalam
perencanaannya harus memenuhi peraturan dari Tanker Safety And Pollution
Prevention 1978, yang digabungkan denganInternational Convention For The Safety
Of Life At Sea 1974 tentang konstruksi dan sistem perlindungan, deteksi dan
pemadam kebakaran. 1
Fungsi umum peralatan pencegahan dan pemadam kebakaran meliputi :
a. Pembagian ruangan dan pemasangan sistem perlindungan kebakaran
b. Pemasangan sistem deteksi dan peringatan kebakaran.
1 Dari Tanker Safety and Pollution 1978 Chapter II-2 serta International Convention for the Safety of Life atSea 1974 Chapter II - 2
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
22/27
c. Pemasangan peralatan dan sistem pemadaman kebakaran.
Langkah pengamanan di kapal Tanker 13500 DWT dalam memenuhi peraturan-
peraturan keamanan di atas adalah dengan melakukan berbagai pemasangan
peralatan yang diperlukan maupun sistem peralatan, sehingga didapatkan adanya
sistem pengamanan yang maksimal.
Peralatan yang dipasang beserta sistemnya adalah :
1. Pemasangan sistem isolasi dinding maupun sekat untuk penahan kebakaran.
2. Pemilihan bahan outfitting material yang tidak mudah terbakar.
3. Sistem ventilasi yang terkontrol.
4. Pemasangan sistem perlindungan terhadap peralatan listrik maupun permesinan.
5. Pemasangan sistem perlindungan ruang muatan.
6. Pemasangan sistem deteksi kebakaran.
7. Pemasangan peralatan dan sistem pemadam kebakaran utama dan tambahan.
C. TINJAUAN KEAMANAN KAPAL TANKER MENURUT TANKER SAFETY AND
POLLUTIAN PREVENTION 1978 DAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR
THE SAFETY OF LIFE AT SEA 1974
Memahami bahwa kebakaran maupun ledakan akan dapat terjadi baik karena
kegagalan berfungsinya peralatan dan sistem dalam kapal maupun kelalaian yang
mengakibatkan rusaknya harta benda dan hilangnya jiwa manusia International
Conference maupun International Convention mengenai safety di laut yang merupakan
pedoman atau peraturan yang mengikat supaya semua kapal tanker dilengkapi dengan
peralatan pencegahan kebakaran.
Peraturan konvensi internasional tentang keselamatan jiwa di laut 1974 telah
menetapkan jenis peralatan yang harus dipunyai setiap kapal tanker, dimana peralatan
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
23/27
maupun sistem ini harus selalu diperiksa secara berkala untuk tetap memelihara
kemampuannya dalam menghadapi kondisi yang berbahaya.
Untuk lebih memahami analisis yang dilakukan maka perlulah diketengahkan
terlebih dahulu data - data tentang kapal Tanker 13500 DWT. Ukuran utama kapal :
Panjang keseluruhan ( LOA j : 139 meter
Panjang antara garis tegak ( Lpp }: 130.5 meter Lebar (Mid } : 19.7 meter
Tinggi ( Mid j : 10.5 meter
Sarat direncanakan ( Mid) : 7.7 meter
Gross Tonnage :
Deadweight : 13500 ton
Kapasitas tangki muatan : 13000 ton
Mesin utama : 5300 HP
Kecepatan (maksimum percobaan): 14.7 knot
Kecepatan ( service ) : 14.0 knot
Awak kapal : 22 orang
Sesudah mengenali kapal tanker yang menjadi pokok analisis. perlulah pula dikenal
peraturan - peraturan yang harus ditetapkan pada kapal tanker ini.
Tinjauan keamanan disini meliputi tiga langkah yakni :
1. Perlindungan terhadap kebakaran /fire protection
2. Penemuan Kebakaran /fire detection
3. Pemadaman kebakaran /fire extinction
Ketiga langkah tersebut dapatlah diterangkan beserta dasar peraturan yang harus diikuti
Perlindungan Terhadap Kebakaran /fire protection
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
24/27
Tinjauan keamanan untuk perlindungan terhadap bahaya kebakaran ini terbagi menjadi
beberapa bagian dengan pembagian kelas menurut IMCO antara lain :
a) Ruang akomodasi, ruang kontrol muatan, ruang kontrol dan ruang - ruang kerja
diletakkan di bagian belakang semua ruang muatan. Hop Tanks, ruang pompa
muatan dan Cofferdam. Konstruksi sekat pembatas kelas " A- 60 " *)
b) Batas - batas luar dari bangunan atas dan rumah geladak yang merupakan akomodasi
dan ruang kerja yang menghadap ke arah tangki muatan harus diisolasi kelas `' A - 60
" dengan penambahan ke belakang sepanjang 3 meter dari batas depan. Untuk batas-
batas ini tidak boleh ada pintu.
c) Konstruksi sekat-sekat di antara ruang pompa dengan ruang mesin kategori A harus
dari kelas A.
Pemisahan Ruang Akomodasi Dari Bagian Kapal Lain dengan Pembatas Panas
Pemisahan disini meliputi :
a) Ruang Akomodasi dipisahkan dari ruang mesin kategori A serta ruang pompa dengan
sekat maupun geladak berisolasi kelas A 60
b) Di dalam ruang akomodasi dan ruang kerja semua berpintu, dinding, langit-langit
maupun lantai geladak harus memakai isolasi kelas A atau B
Larangan Penggunaan Bahan - Bahan Yang Mudah Terbakar2
Larangan penggunaan bahan yang mudah terbakar merupakan tinjauan pada bahan yang
dipasang pada bagian kapal yang penting ;
a) Semua peralatan ruangan yakni meubel dan kain textile adalah dipilih dari bahan
yang tidak mudah terbakar.
2
Resolusi IMCO A-270
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
25/27
b) Semua pelapis geladak haruslah bukan bahan yang mudah terbakar.
Penemuan Kebakaran / Deteksi Kebakaran
Tinjauan keamanan dari peralatan dan sistem penemuan kebakaran /,fire detection system
terdapat dalam peralatan, dimana menetapkan ;
a) Sistem peringatan dan penemuan kebakaran haruslah dapat berfungsi dengan cepat
dan otomatis tanpa bantuan manusia. Sistem ini harus dapat memberitahukan secara
tepat dimana letak kebakaran.
b) Alat penemu kebakaran ( detector ) harus disatukan masing - masing bagian dan satu
bagian tidak dapat melayani kedua sisi kapal dan juga geladak yang lain.
c) Alat penemu kebakaran harus dapat menyalakan alat peringatan ( alarm ) dengan
cara tertentu. Alat ini harus diletakkan overhead harus cocok untuk kondisi laut.
d) Untuk tempat yang diharuskan, harus ada satu detektor dan detektor penemu
kebakaran hanya melayani luasan 37 m2. Jarak satu alat dengan lain tidak lebih 9
meter dan tidak lebih dari 4,5 meter dari sekat.
e) Untuk sumber daya darurat digunakan dua sumber daya listrik, dimana satu adalah
sumber daya darurat.
Pemadaman Kebakaran
Tinjauan Keamanan pemadaman kebakaran meliputi aspek - aspek yang dipakai dalam
pemadaman kebakaran yang meliputi :
a. Kontrol Sistem Ventilasi
Meliputi :
Rencana ventilasi ruang muat harus dibuat sedemikian rupa sehingga gas yang
keluar kecil sekali kemungkinan untuk dapat mendekati daerah yang mempunyai
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
26/27
sumber api.
Ventilasi kamar mesin diletakkan sejauh kebelakang yang paling praktis.
Ruang pompa harus dengan ventilasi mekanis dan udara yang keluar harus aman
digeladak. Pergantian udara 20 kali supaya menjamin tidak terjadinya campuran
udara yang mudah terbakar.
b. Sistem pemadam kebakaran
Dapat dibedakan :
Untuk tanker 2000 gross ton atau lebih yang dapat menyemprotkan baik diluar
tangki muat maupun ke dalam tangki muat. Dimana ketentuan pemadam busa ini
ada di dalamInternational convention for the safety of life at sea 1974.3
Khusus pemadam kebakaran dengan air untuk kapal barang 1000 gross tonnage
atau lebih harus mempunyai dua buah pompa pemadam yang berdiri sendiri
sedang untuk kapal yang berukuran 2000 gross tonnage atau lebih dengan
tambah satu pompa pemadam darurat yang berdiri sendiri.
Sistem pemadam C02 digunakan dalam kamar mesin yang ketentuan didasarkan
bahwa C02 hanya untuk kamar mesin saja 1)
Pemadam kebakaran tambahan ditentukan dengan pemadam busa dan CO2 .1)
c. Peralatan petugas pemadam kebakaran
Peralatan petugas meliputi :
Peralatan tiap petugas yang harus dipakai dalam tugasnya yakni baju pelindung
yang tahan api dan tahan air, sepatu dan sarung tangan bersifat isolasi listrik, helm
pengaman, lampu tangan dan kapak khusus.
Alat Bantu pernafasan yang meliputi masker penahan asap beserta alat pernafasan
portable yang tahan api.
3
Publikasi IMCO No.75. 01 E Chapter !! 2 Regulation 61. Regulation 52. Regulation 8 Regulation 7
-
7/24/2019 b kmbkbkbkjbjkbkj
27/27