bab 1 bag 1
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
1/26
BAB 1
PENDAHULUAN
Skenario II
Pak Tarno berusia 50 tahun, dikonsul ke bagian periodonsia untuk persiapan pembuatan
gigi tiruan sebagian lepasan. Hasil anamnesa, pak Tarno diketahui menderita hipertensi sejak 2
tahun yang lalu dan terkontrol. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan gambaran klinis
sebagai berikut : edentulous pada regio posterior RB kanan kiri, keradangan pada gingiva
diseluruh permukaan bukal dan lingual rahang bawah dan rahang atas, warna kemerahan, kontur
membulat, konsistensi kenyal, probing depth normal. Gigi anterior rahang bawah berdesakan.
Diagnosa dokter adalah gingivitis kronis RA/RB dan direncanakan perawatan periodontal fase I.
Dokter menjelaskan macam-macam perawatan periodontal fase I yang dibutuhkan pak Tarno,
yaitu Dental Health Education (DHE), skaling dan rootplaning dan juga kontrol periodik yang
harus dilakukan pak Tarno.
1.1 Step 1 (Mengklarifikasi Istilah/Konsep)
1. Perawatan periodontal fase 1 : yaitu fase terapi insisal, merupakan fase dengan cara
menghilangkan beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan
bedah periodontal.
2. DHE : instruksi kontrol plak meliputi motivasi, instruksi, edukasi, untuk menghilangkan
plak dan menjaga kebersihan mulut. Dental Health Education atau Pendidikan Kesehatan
Gigi adalah suatu proses belajar yang ditujukan kepada individu dan kelompok
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi-tingginya.
3. Scaling: suatu proses menghilangkan plak dan kalkulus dari permukaan supra gingival
dan sub gingival. Peralatan yang biasa dipakai adalah hands instruments scaler
atau manual scaler dan ultrasonic scaler.
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
2/26
1.2Step 2 (Menetapkan Permasalahan)1. Apa saja tujuan perawatan periodontal fase I ?2. a. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari scaling dan rootplaning ?
b. Apa saja alat yang digunakan untuk melakukan scaling dan rootplaning?
c. Bagaimana penjelasan perawatan periodontal fase I yang sesuai dengan
skenario ?
3. Hal apa saja yang perlu diperhatikan sebelum melakukan perawatanperiodontal fase I ?
4. Apakah maksud dari kontrol periodik ?
5. Bagaimana kaitan antara hipertensi terkontrol dengan perawatan
periodontal fase I ?
1.3Step 3 (Menjawab Permasalahan)
1.- Tujuan utama skaling dan root planning adalah untuk mengembalikan atau memulihkan
kesehatan gingiva dengan jalan menghilangkan secara menyeluruh factor-faktor yang dapat
menimbulkan inflamasi yaitu plak, kalkulus, dan sementum yang telah berubah (tidak
normal). Skaling dan root planning bukan merupakan prosedur yang terpisah, prinsip-
prinsip yang berlaku pada skaling juga berlaku untuk root dan planning. Perbedaannya
hanyalah terletak pada derajat materinya saja.
- Meredakan atau menyingkirkan inflamasi gingival
- Mengurangi kedalaman pocket periodontal yang disebabkan oleh pembesaran yang
oedematous dari gingiva yang terinflamasi
- Mendapatkan kondisi gingiva yang memungkinkan untuk dilakukan prosedur bedah
periodontal misalnya konsistensi yang kaku dan pendarahan minimal.
- Terlaksananya kontrol plak oleh pasien setelah dilakukan Dental Health Education
(DHE).
2. a. I. Indikasi scaling dan rootplaning :
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
3/26
-Terdapat kalkulus pada daerah supragingiva dan subgingiva-Terdapat stain dan plak-Terdapat jaringan sementum yang nekrosis-Terdapat pocket periodontal
II.Kontraindikasi scaling dan rootplaning :1. Communicable disease
- Pasien dengan communicable disease yang dapat menular melalui aerosol seperti
tubercolosis. Kerentanan terhadap infeksi. Mengenali pasien dengan kerentanan
terhadap infeksi.
- Contohnya : immunosupresif dari penyakit atau kemoterapi, diabetes tidak terkontrol,
penuaan, atau penyakit ginjal serta transplantasi organ.
2. Resiko pernafasan
- Pasien dengan resiko pernafasan. Bahan septic dan mikroorganisme dari biofilm dan
poket periodontal dapat masuk ke paru-paru. Riwayat penyakit pulmonal kronis,
termasuk asma, emphysema, atau cystic fibrosis. Riwayat penyakit kardiovaskuler
dengan penyakit pulmonal sekunder atau gannguan pernafasan. Kesulitan mengunyah.
Pasien dengan gangguan pengunyahan atau mulutnya mudah tersumbat.- Contohnya : amyotropic, lateral sclerosis, paralysis, multiple sclerosis.
3. Kondisi oral :
- Daerah terdemineralisasi : getaran ultrasonic dapat menghilangkan lapisan tipis yang
mengalami remineralisasi dari daerah yang terdemineralisasi.
Permukaan dentin yang terbuka : struktur gigi dapat terkikis dan menyebabkan
sensitivitas, smear layer dapat dihilangkan dan tubulus dentin terbuka, sehingga dapat
meningkatkan sensitivitas atau memperparah sensitivitas.
- Pada anak-anak :
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
4/26
Jaringan yang masih muda, sedang berkembang sangat sensitive terhadap getaran
ultrasonic. Gigi permanen yang baru tumbuh masih memiliki ruang pulpa yang lebar.
Getaran dan panas yang dihasilkan alat skeler ultrasonic dapat merusak jaringan pulpa.
2. b. Alat-alat dalam melakukan scaling dan rootplaning :
1. Pemeriksaan periodontal :
a. Kaca mulut : berfungsi untuk penglihatan tidak langsung, penerangan tidaklangsung, meneruskan sinar, retraksi jaringan.
b. Eksplorer: berfungsi untuk mendeteksi kalkulus.c. Probe: berfungsi menetukan kedalaman probing, level perlekatan klinis, bleeding
on probing (BOP), jarak antar gigi.
2. Scalingdan root planning :
a. Sickle: berfungsi untuk membersihkan kalkulus supragingivab. Hoe : berfungsi untuk meratakan dan menghaluskan permukaan gigi,
menhilangkan sisa kalkulus & sementum yang nekrotik.
c. Chisel: berfungsi untuk mendorong atau mengiring kalkulus interproksimal yangkeras, biasanya di daerah proksimal gigi anterior bawah.
d. Kuret : berfungsi untuk membersihkan kalkulus supra gingival dan subgingiva,rootplanning, menghilangkan jaringan lunak pada dinding dalam poket.
3. Pembersih dan polishing :
a. Rubber cupsb. Bristle brush
4.Alat ultrasonik dan sonik :
Alat ultrasonik dan sonik (ultrasonic and sonic instruments) adalah alat yang
digerakkan dengan tenaga listrik, yang digunakan untuk penskeleran dan pembersihan
permukaan gigi serta pengkuretan dinding jaringan lunak saku.
2. c. Perawatan periodontal fase I sesuai dengan skenario
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
5/26
Dental Health Education (DHE)Pada fase I, DHE atau dental health education merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh para petugas kesehatan dan pasien atau masyarakat yang bertujuan untuk
mendapatkan keadaaan tubuh yang sehat dan rongga mulut yang sehat khususnya.
Beberapa hal yang dilakukan dalam DHE yaitu:
a. Menyajikan informasi tentang kesehatan kepada masyarakat, biasanya dengan carapenyuluhan, dan diharapkan agar masyarakat mendapatkan pengetahuan yang lebih
banyak mengenai kesehatan gigi dan mulut sehingga menjadi awal untuk melakukan
usaha kesehatan.
b. Kontrol plak, meliputi usaha dalam membersihkan rongga mulut baik denganmenggunakan sikat gigi, obat kumur maupun dengan dental floss. Teknik menyikat
gigi bermacam-macam di antaranya metode roll, metode bass, scrub brush technic,
charters technic, dan stillman Mc.Call technic.
c. Scaling dan Root planingSkaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus di hilangkan baik dari
permukaan supraginggiva maupun subgingiva gigi. Dan tidak dimaksudkan untuk
menghilangkan atau mengurangi substansi gigi yang tertutup kalkulus.
Root planning adalah proses dimana kalkulus yang tertanam pada akar gigi
dan sebagian sementum (sementum yang nekrosis) dihilangkan dari akar gigi untuk
menghasilkan permukaan gigi yang keras, bersih dan licin.
Tujuan utama skaling dan root planning adalah untuk mengembalikan atau
memulihkan kesehatan gingiva dengan jalan menghilangkan secara menyeluruh
factor-faktor yang dapat menimbulkan inflamasi yaitu plak, kalkulus, dan sementum
yang telah berubah (tidak normal). Skaling dan root planning bukan merupakan
prosedur yang terpisah, prinsip-prinsip yang berlaku pada skaling juga berlaku untuk
root dan planning. Perbedaannya hanyalah terletak pada derajat materinya saja.
3. Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan perawatan.
Menjelaskan rencana perawatan pada pasien
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
6/26
Rencana perawatan yang disusun haruslah dijelaskan pada pasien. Dalam
memberikan penjelasan mengenai rencana perawatan ini, disarankan untuk
memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini.
Utarakan penjelasan secara spesifik.Dalam memberikan penjelasan kepada pasien harus secara gamblang dikatakan
"Anda menderita gingivitis" atau "Anda menderita periodontitis", sesuai dengan
diagnosis kasusnya. Kemudian pada pasien dijelaskan mengenai kondisi penyakitnya
yang sebenarnya, bagaimana cara perawatannya, dan bagaimana perkiraan hasil
perawatan yang akan dicapai. Harus dihindari penjelasan yang mengambang seperti:
"Ada masalah pada gusi anda", atau " Ada sesuatu yang harus dilakukan terhadap gusi
anda". Pasien tidak akan mengerti penjelasan yang demikian, sehingga pasien akan
mengabaikannya.
Mulailah penjelasan dengan hal-hal yang positif.Penjelasan hendaknya dimulai dengan hal-hal yang positif, misalnya mengenai gigi
yang masih mungkin untuk dipertahankan dan dapat dipergunakan semaksimal mungkin.
Jangan memulai penjelasan dengan hal-hal yang kurang menguntungkan seperti: "Gigi
yang ini harus dicabut". Hal yang demikian akan menimbulkan kesan negatif pada pasien
yang akan mengurangi motivasinya untuk menjalani perawatan. Kepada pasien dijelaskan
bahwa pada prinsipnya akan diusahakan untuk mempertahankan sebanyak mungkin gigi.
Dalam memberikan penjelasan, pembicaraan jangan terlalu dititikberatkan kepada
masalah giginya yang goyang. Pada pasien perlu ditekankan bahwa tujuan perawatan
adalah untuk mencegah agar gigi geliginya tidak mengalami kerusakan periodonsium
yang parah seperti halnya gigi yang telah goyang.
Sebelum dilakukan scaling, dokter gigi akan melakukan anamnesis pemeriksaangigi.
Dokter gigi akan memeriksa keadaan pasien secara ekstra dan intra oral. Secara
ekstra oral akan dilakukan anamnesis atau wawancara dan dilihat apakah ada
pembengkakan kelenjar limfe dibagian kepala dan leher sebagai tanda adanya penyebaran
infeksi, lalu pemeriksaan intra oral untuk melihat keadaan dalam mulut pasien. Setelah
dilakukan analisis secara cermat, jumlah kunjungan yang diperlukan harus diperkirakan.
Pasien dengan jumlah kalkulus yang sedikit dengan keadaan jaringan disekitar gigi relatif
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
7/26
sehat dapat dirawat dalam satu kali kunjungan. Dokter gigi harus memperkirakan jumlah
kunjungan yang diperlukan berdasarkan jumlah gigi dalam mulut pasien, tingkat
keparahan inflamasi, jumlah dan lokasi kalkulus, kedalaman dan aktivasi poket, adanya
invasi furkasi dan kebutuhan untuk anastesi lokal.
Mempertimbangkan kondisi sistemik pasien.Perawatan scaling dan rootplanning dapat dilakukan pada semua pasien,
terkecuali pasien-pasien compromised medic yang membutuhkan penatalaksanaan
tertentu. Seperti halnya yang dikatakan Manson,J.D,1993, Semua pasien selain yang
menderita masalah akut, harus dirawat pertama dengan scaling supragingiva untuk
mengurangi gingivitis dan perdarahan.
Pasien dengan penyakit sistemik atau dengan kompromis medis, boleh
mendapatkan perawatan periodontal fase I dengan kondisi yang terkontrol atau mendapat
persetujuan dari dokter yang menangani. Semisal pasien dengan penyakit diabetes
melitus boleh dilakukan perawatan apabila gula darah dalam keadaan terkontrol. Serta
pasien hipertensi dengan kondisi tekanan darah dalam keadaan terkontrol.
4. Kontrol periodik
Merupakan kunjungan berkala secara periodik tergantung kebutuhan. Setelah terapi fase
I selesai, maka pasien dijadwalkan melakukan kunjungan kembali(recall) untuk menjalani
fase pemeliharaan. Fase pemeliharaan ini bertujuan untuk mencegah kekambuhan penyakit.
Pemeliharaan berkesinambungan merupakan keharusan untuk keberhasilan perawatan
periodontal pasien memerlukan pemeriksaan ulang, monitoring kebersihan mulut danscaling
tiap 3, 6, 9 atau 12 bulan, tergantung pada penyakit dan kerentanannya.
5. Hubungan hipertensi terkontrol dengan perawatan periodontal fase I.
Beberapa hal yang harus diperhatikan apabila melakukan prosedur perawatan
periodontal fase I pada pasien dengan hipertensi terkontrol :
Pada pasien biasanya diresepkan analgesik untuk rasa sakit dan dan antibiotik untukanti-infeksinya. Terdapat obat-obatan analgesik yang mengandung natrium diklofenak.
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
8/26
Hati-hati penggunaan pada penderita dekomposisi jantung atau hipertensi, karena
diklofenak dapat menyebabkan retensi cairan dan edema.
Pagi hari pernah direkomendasikan untuk menjadi waktu yang disarankan untukperawatan pasien dengan hipertensi . Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa
tekanan darah secara umum meningkat sekitar mulai bangun tidur dan mencapai puncak
pada pertengahan pagi. Tekanan darah yang lebih rendah terjadi pada sore hari. Oleh
karena itu perjanjian perawatan sore hari mungkin lebih disarankan.
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
9/26
1.4Step 4 (Menarik Kesimpulan Langkah /Mapping)
ScalingDHE Root Planing
Evaluasi
Fase Pemeliharaan
Kontrol Periodik
Persiapan PembuatanGTSL
Konsultasi ke Bagian
Periodonsia
Gingivitis Kronis
Perawatan Periodental
Fase I
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
10/26
1.5 Step 5 (Menentukan Tujuan Belajar)
1. Mengetahui, memahami dan menjelaskan mengenai perawatan periodontal fase I yaiut
DHE, scaling, dan rootplaning meliputi :
a. Instrumentasi
b. Tehnik
2. Mengetahui, memahami dan menjelaskan mengenai respon jaringan periodontal setelah
perawatan fase I.
3. Mengetahui, memahami dan menjelaskan mengenai evaluasi dan fase pemeliharaan.
1.6 Step 6 (Belajar Mandiri)
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
11/26
BAB 2
PEMBAHASAN
(Step 7)
2.1.A Dental Health Education (DHE)
Dental Health Education atau Pendidikan Kesehatan Gigi adalah suatu proses belajar
yang ditujukan kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi
yang setinggi-tingginya. Merupakan suatu usaha terencana dan terarah dalam bentuk pendidikan
non formal yang berkelanjutan dengan tujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku individu
atau sekelompok orang yang meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang mengarah kepada
upaya hidup sehat. Terdiri dari motivasi, edukasi, dan instruksi.
MotivasiSifat plak dan gaya perlekatannya pada gigi harus dijelaskan dengan hati-hati. Peranan plak
pada keries dan penyakit periodontal juga harus diterangkan. Pada tahap tersebut, pasien tanpa
diterangkan cara menyikat gigi, tetap akan dapat diperbesar motivasinya. Memberikan informasi
tentang dampak buruk serta akibat apabila kegiatan pembersihan serta kontrol plak tidak
dilakukan. disampaikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh pasien agar
mereka dapat mengerti maksud dan tujuan yang disampaikan oleh operator.
Edukasi
a. Teknik penyikatan gigiSudah banyak teknik- teknik penyikatan gigi yang diperkenalkan dewasa ini, tetapi
metode penyikatan gigi yang dapat memenuhi persyaratan ideal hanya ada beberapa saja:
1. Teknik penyikatan harus dapat membersihkan semua permukaan gigi, khususnyadaerah leher gingival dan regio interdental. Teknik menggosok memang dapat
membersihkan daerah konveksitas gigi tetapi
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
12/26
2. Gerakkan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak atau jaringan keras. Metodepenyikatan vertikal dan horizontal dapat menimbulkan resesi
3. Teknik penyikatan harus sederhana dan mudah dipelajari. Teknik yang dianggapmudah oleh individu tertentu mungkin saja dianggap sulit oleh individu lainnya; oleh
karena itu, setiap individu memerlikan pengarahan khusus.
4. Metode harus tersusun dengan baik setiap bagian gigi geligi dapat disikat bergantiandan tidak ada daerah yang terlewatkan. Rongga mulut dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok tergantung pada besar lengkung rahang dan besar sikat gigi.
Teknik penyikatan gigi dapat diperlihatkan baik dengan menggunakan model rahang
atau langsung dalam pasien.
- Macam-Macam Tekhnik Penyikatan Gigi :
1. Teknik Roll
Merupakan teknik yang relatif sederhana, yang sangat bermanfaat bila
digunakan pada gingiva yang sensitif. Bagian samping sikat gigi berkontak dengan
bagian samping gigi dengan bulu sikat mengarah ke apikal dan sejajar terhadap
sumbu gigi; bagian belakang sikat terletak setinggi permukaan oklusal gigi geligi.
Sikat kemudian diputar perlahan kebawah pada rahang atas dan keatas pada rahang
bawah sehingga bulu sikat menyapu gusi dan gigi. Sekitar 10 putaran dilakukan
untuk tiap bagian dan kemudian sikat digeser kebagian berikutnya. Bila lengkung
pada segmen anterior sempit, sikat dapat digerakkan vertikal. Bila semua permukaan
bukal dan lingual sudah dibersihkan, permukaan oklusal dapat disikat dengan gerak
rotasi.
2. Teknik Bass
Arah bulu sikat pada saat pertama kali akan menyikat gigi adalah pada margingingival dengan ujung bulu sikat mengarah ke apikal kira-kira 45 derajat dengan
sumbu panjang gigi masuk ke sulkus gingiva. Dilakukan gerakan menggetarkan
dengan tidak mengubah bulu sikat, sebanyak 20 kali pada setiap 3 gigi. Merupakan
teknik yang dianjurkan untuk penggunaan rutin dengan atau tanpa penyakit
periodontal untuk membersihkan sulkus. (Carranza, 2002)
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
13/26
Teknik ini dapat menimbulkan rasa sakit bila jaringan terinflamasi dan
sensitif. Bila gingiva dalam keadaan sehat, teknis Bass merupakan metode
penyikatan yang baik; terbukti teknik ini merupakan metode yang paling efektif
untuk membersihkan plak ( Manson,J.D, 1993 ).
3. Teknik modifikasi Stillman
Arah bulu sikat pada saat pertama kali akan menyikat gigi adalah pada margin
gingival dengan ujung bulu sikat horizontal. Dilakukan gerakan saat gigi-gigi
beroklusi gerakan sikat dalam gerakan memutar ke arah permukaan gigi rahang atas
dan rahang bawah serta margin gingiva, sebagian pada gigi sebagain pada gingival
dan tidak boleh masuk ke sulkus gingival. Merupakan teknik yang dianjurkan untuk
resesi gingiva melindungi terhadap abrasi jaringan. (Carranza, 2002)
4. Teknik Charters
Arah bulu sikat pada saat pertama kali akan menyikat gigi adalah setingkat
dengan permukaan oklusal gigi dengan ujung bulu sikat mengarah ke oklusal kira-
kira 45 derajat dengan sumbu panjang gigi. Dilakukan gerakan dengan menggetarkan
sikat sambil menggerakkannya ke arah apikal terhadap margin gingiva. Merupakan
teknik yang dianjurkan untuk massage gingiva dan cara pembersihan sementara
setelah bedah periodontal. (Carranza, 2002)
5. Dengan sikat gigi elektrik
Pasien hanya perlu berkosentrasi pada penempatan bulu sukat pada gigi di
margin gingival dan sikat gigi akan melakukan proses secara sitematis. Penambahan
tempat biasanya juga dapat dilakukan pada daerah yang susah dijangkau seperti distal
M3. (Carranza, 2002)
b. Persyaratan Sikat Gigi yang IdealDewasa ini diapasarkan dapat dijumpai bermacammacam sikat gigi dengan berbagai
ukuran dan bentuk, dengan bulu sikat gigi yang terbuat dari berbagai macam bahan, tekstur,
panjang dan kepadatan. Pilihan yang ditawarkan dalam jumlah besar ini seringkali membuat
pasien memilih sikat gigi dengan dasar karena sikat tersebut sama dengan corak kamar
mandinya.
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
14/26
Cukup banyak penelitian yang sudah dilakukan tentang spesifikasi sikat gigi yang
ideal yang seringkali memberikan hasilhasil yang saling bertentangan pada hampir semua
kharakteristik yang diteliti.
Meskipun demikian, ada beberapa persyaratan dasar yang perlu ditaati:
1. Kepala sikat gigi harus cukup kecil untuk dapat dimanipulasi dengan efektif didaerah manapun di dalam rongga mulut, tetapi tidak boleh terlalu kecil sehingga
harus digunakan dengan sangat hati hati untuk dapat menyikat seluruh permukaan
gigi-geligi. Panjang kepala sikat 2,5 cm sudah cukup untuk orang dewasa, dan 1,5
cm untuk anakanak.
2. Bulu bulu sikat harus mempunyai panjang yang sama sehingga dapat berfungsibergantian. Sikat yang konveks atau konkaf dengan bulu yang mempunyai panjang
berbedabeda tidak dapat membersihkan permukaan yang datar tanpa menimbulkan
tekanan pada beberapa bulu sikat. Bulu sikat yang pendek tidak dapat mencapai
daerah interdental juga terlalu kaku dapat melukai jaringan.
3. Tekstur harus memungkinkan sikat digunakan dengan efektif tanpa merusak jaringanlunak maupun jaringan keras. Kekakuan tergantung pada diameter dan panjang
filament dan elasitasnya. Juga tergantung pada apakah sikat digunakan dalam
keadaan kering atau basah pada temperatur air. Sikat yang lunak tidak dapat
membersihkan plak dengan efektif; kelakuan medium adalah yang biasa dianjurkan.
Sikat gigi biasanya mempunyai 1600 bulu, panjangnya 11 mm dan diameternya
0,008 mm yang tersusun menjadi 40 rangkaian bulu dalam 3 atau 4 deretan.
4. Sikat harus mudah dibersihkan. Rangkaian bulu sikat yang tersusun terlalu rapatcenderung menahan kotoran dan pasta gigi pada dasar bulu-bulu tersebut. Bulu
bulu nilon lebih terjaga kebersihannya daripada bulu-bulu natural.
5. Pegangan sikat gigi harus enak dipegang dan stabil. Pegangan sikat harus cukuplebar dan cukup tebal agar dapat dipegang dengan kuat dan di control dengan baik. (
Manson,J.D, 1993 )
Pembersihan I nterdental
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
15/26
Daerah interdental adalah daerah retensi plak yang paling sering ditemukan dan
paling sulit dijangkau oleh sikat gigi, sehingga seringkali perlu digunakan metode
pembersihan khusus. Untuk ini dapat digunakan floss, plester, tusuk gigi, sikat interdental
dan semacam sikat botol dalam ukuran kecil. Sekali lagi perlu dinyatakan di sini bahwa
selama tahap awal penyajian instruksi pembersihan gigi, teknik yang diperkenalkan harus
cukup mudah untuk dapat diterapkan oleh pasien. Bila tidak, pasien akan segera bosan.
Tujuan latihan penyikatan adalah membersihkan plak tanpa merusak jaringan lunak,
sehingga penggunaan tusuk gigi dan floss atau tusuk gigi, yang sudah cukup membantu
dalam upaya menghilangkan plak (Manson,1993).
Dental Floss
Dental floss dapat dilapisi atau tidak dilapisi dengan malam. Dental floss dengan lebar
ganda, Dentotape mungkin merupakan dental floss yang paling mudah digunakan. Dewasa ini,
ada kecenderungan untuk menggunakan floss yang tidak dilapisi dengan malam, karena floss ini
dianggap dapat mendorong dan mengeluarkan plak dan debris, serta dapat membersihkan daerah
interdental dengan lebih baik. Floss yang dilapisi dengan malam telah sejak lama digunakan
dengan hasil yang baik, tetapi hanya ada beberapa pasien yang sekarang tetap menggunakannya.
Walaupun pasien umumnya mau menerima penggunaan sikat gigi sebagai bagian dari prosedur
perawatan sehari-hari, tetapi floss tidak semudah itu diterima, dan cara penggunaannyapun
cukup sulit. Walaupun teknik penggunaan floss tampaknya sudah dikuasai dengan baik, tetapi
hasil penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa terlalu banyak pasien yang
meninggalkan cara ini dalam waktu yang tidak terlalu lama( Forrest, 1995 ).
Penggunaan Tusuk Gigi (Stimulator Interdental)Tusuk gigi harus digunakan dengan sudut yang tepat sesuai dengan kontur yang normal
dari papilla interdental. Tusuk gigi harus digerakkan ke dalam dan keluar dengan menggosokkanpermukaan interproksimal dari gigi setiap kali dilakukan 8-12 gerakan. Dengan cara ini, gusi
mendapat tekanan dan pemijatan ringan, dan sisi interproksimal gigi menjadi bersih. Sering kali
tusuk gigi digunakan secara horzontal sehingga mengakibatkan atrofi papilla dan membesarkan
ruangan interdental sehingga makanan lebih mudah lagi tertimbun di tempat yang lain.
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
16/26
Kesalahan-kesalahan lain yang umum dilakukan oleh pasien dalam menggunakan
stimulator adalah :
Pasien menempatkan simulator interdental tegak lurus pada sumbu panjang gigi. Pasien hanya menggunakan ujung dari stimulator interdental untuk
menghilangkan sisa-sisa makanan di ruang interdental, tanpa memijat gusi.
Kadang-kadang pasien mencoba untuk menekan atau memaksa memasukkaninterdental stimulator kedalam ruangan yang tidak ada. (Megananda, 2010)
Gambar. Tusuk gigi yang dipegang dengan pemegang khusus.
Sikat InterdentalSikat Halex interspace atau Wisdom Spacemaster , mempunyai kelebihan yaitu
bahwa sikat dapat mencapai daerah belakang rahang dengan mudah dan pasien
jarang mengalami kesulitan dalam penggunaannya. Selain itu, sikat gigi ini juga
tidak mahal. Dengan sikat gigi ini kita juga dapat membersihkan embrasure baik
dari lingual maupun labial, sikat-sikat interdental yang kecil lainnya umumnya
disposable dan dipasang pada pegangan logam dengan bantuan screw ring (Perio-
aid, Perio-pak). Sikat interdental ini biasanya mahal tipe sikat yang dapat di
bersihkan (bottle washing type) dapat dengan mudah menghilangkan plak dari
gigi-gigi belakang: sikat serupa yang dapat digunakan adalah tipe sikat yang kecilyang dipasarkan untuk membersihkan tangkai dari alat cukur listrik. Semua jenis
sikat interdental ini digunakan dengan cara menempatkannya di embrasur, pada
sudut yang sama dengan penggunaan tusuk gigi kayu( Forrest, 1995 ).
Plak Kontrol Kimiawi
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
17/26
a. Chlorhexidine
Sampai saat ini chlorhexidine merupakan bahan kimiawi yang paling efektif dalam
menjaga kontrol plak. Pemakaian 10 ml larutan chlorhexidine 0.2% dua kali sehari
menghambat pembentukan dental plak, kalkulus dan gingivitis. Dari studi klinis ditemukan
bahwa chlorhexidine dapat mereduksi pembentukan plak sebanyak 45%-61% dan mereduksi
gingivitis sebanyak 27%-67%. Namun chlorhexidine memiliki efek samping berupa
pembentukan stain pada gigi, lidah dan restorasi resin ataupun silikat. Efek samping sistemik
chlorhexidine sangat sedikit. Chlorhexidine tidak mengakibatkan resistensi bakteri ataupun
mempunyai efek teratogenik. Chlorhexidine adalah suatu kationik biguanida, dengan
spektrum antimikroba yang sangat luas. Efek antimikroba chlorhexidine dihubungkan dengan
interaksi antara chlorhexidine (kation) dan permukaan sel bakteri yang sifatnya negatif.
Setelah chlorhexidine diserap dalam permukaan dinding sel bakteri, chlorhexidine akan
menurunkan ketahanan membran sel dan menyebabkan keluarnya bahan-bahan intraseluler.
Kelebihan utamachlorhexidine dibandingkan dengan obat kumur kebanyakan lainnya
adalah perlekatannya dengan substansi (jaringan rongga mulut). Ikatannya baik dengan
jaringan lunak maupun keras pada mulut menyebabkan efek chlorhexidine bertahan dalam
jangka waktu yang lama setelah digunakan. Jumlah bakteri dalam saliva secara perlahan
berkurang mencapai antara 10-20% dibandingkan jumlah awal sebelum pemakaian dan tetap
bertahan selama 7 hingga 12 jam (Addy dan Wright, 1978).
Chlorhexidine memiliki sifat bakterisid dan bakteriostatik, baik untuk bakteri Gram
positif maupun Gram negatif, meskipun kurang begitu efektif untuk beberapa kuman Gram
negatif. Chlorhexidine juga memperlihatkan aktivitas terhadap sarung virus, meskipun data
mengenai hal ini masih terbatas. Mekanisme kerja chlorhexidine adalah dengan merusak
membran sel, bukan karena inaktivasi ATP-ase seperti yang diperkirakan sebelumnya
(Kuyyakanond dan Quesnel, 1992).
Produk-produk berbahan dasar chlorhexidine biasanya digunakan untuk melawan danmencegah penyakit gusi, misalnya gingivitis. Menurut Colgate, chlorhexidine ternyata tidak
terbukti mengurangi kalkulus subginggival dan pada beberapa penelitian justru meningkatkan
deposit. Jika dikombinasikan dengan xylitol, akan terjadi efek sinergis antara keduanya,
sehingga efektivitas anti plak chlorhexidine meningkat (Decker et al., 2008).
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
18/26
Indikasi :
Obat kumur chlorhexidine lebih direkomendasikan daripada poviodon iodine karena
memiliki efek yang lebih baik dalam menurunkan jumlah bakteri, terutama S. mutans. Setelah
pemakaian dihentikan selama 15 hari, jumlah S. mutan ini akan kembali meningkat. Namun
peningkatan yang terjadi pada pasien yang berkumur dengan chlorhexidine jauh lebih rendah
dibandingkan dengan pasien yang berkumur denngan poviodone iodine. Hal ini disebabkan
karena poviodone iodine memiliki efek antimikroba yang singkat, berbeda dengan
chlorhexidine yang sebagian masih tertahan di dalam rongga mulut setelah dikumur (Neeraja
et al., 2008).
Kekurangan :
Efek negatif yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien pengguna obat kumur
chlorhexidine adalah munculnya noda pada gigi, mulut dan mukosa pipi setelah 3 hari
pemakaian. Selain itu, berkumur dengan chlorhexidine juga dapat menimbulkan iritasi
mukosa mulut, sensasi terbakar, dan perubahan persepsi rasa (Gurgan et al., 2006).
Dalam satu kasus pernah dilaporkan bahwa chlorhexidine dapat menyebabkan suatu
reaksi alergi pada kulit, yaitu urtikaria. Reaksi ini muncul pada pasien setelah berkumur
dengan chlorhexidine (Sharma dan Chopra, 2009).
Salah satu efek samping chlorhexidine adalah dapat meningkatkan bau mulut.
Chlorhexidine dinonaktifkan oleh komponen anionik, termasuk surfaktan anionik yang biasa
digunakan pada pasta gigi dan obat kumur. Karena alasan inilah obat kumur chlorhexidine
sebaiknya digunakan minimal 30 menit setelah penggunaan produk mulut yang lain. Untuk
mendapatkan efek terbaik, makanan, minuman, dan rokok harus dihindari minimal satu jam
setelah penggunaan obat kumur (Denton, 2001).
Efek antiplak chlorhexidine akan berkurang apabila penggunaannya didahului dengan
penggunaan produk mulut lain yang mengandungsodium lauryl sulfate (Van Strydonck et al.,
2006).
b. Essential oil mouthrinses
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
19/26
Obat kumur dengan essential oil ini memiliki kandungan thymol, euchalyptol, menthol
dan methyl salicylate. Tidak menutup kemungkinan dalam obat kumur essential oil ini
mengandung alkohol. Dalam kemampuannya menurunkan plak, mereka mampu mereduksi
hingga 20%-35%, sedangkan untuk gingivitis dapat direduksi sebanyak 25%-35%. (Carranza,
2002)
Instruksia. Penyuluhan Diet
Untuk kesehatan umum optimal diperlukan diet yang baik dan seimbang. Faktor yang
paling penting dalam hubungan diet dengan kesehatan gigi adalah frekuensi konsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat yang dimurnikan. Setelah makan makanan yang
mengandung karbohidrat, akan dihasilkan dalam plak gigi. sewaktu asam menekan PH plak di
bawah PH 5,5, terjadi demineralisasi email dan hal ini umumnya dianggap sebagai tahap awal
dalam proses terjadinya karies gigi. Makin sering keadaan asam di bawah PH 5,5 terjadi di
dalam plak, makin cepat karies terbentuk dan berkembang; hubungan ini diperlihatkan dalam
berbagai penelitian. Jadi tujuan yang paling penting dalam penyuluhan diet dengan kesehatan
gigi adalah mendorong pasien mengendalikan frekuensi makanan yang mengandung
karbohidrat( Andlaw, 1992 ).
b. Pola Makan
Yang namanya gigi dan mulut tidak akan lepas dari namanya makanan dan minuman.
Apa yang kita makan dan minum, sudah pasti juga punya pengaruh terhadap kesehatan gigi
dan mulut. Pola makan yang sehat perlu kita terapkan untuk menjaga dan memelihara
kesehatan tubuh termasuk kesehatan gigi dan mulut( Andlaw, 1992 ).
Kebiasaan mengemil mempunyai efek yang buruk karena cemilan mengandung tinggi
karbohidrat dan gula yang merupakan kontribusi terbesar penghasil plak yang menempel digigi. Plak inilah yang menyebabkan kerusakan pada gigi dan keradangan pada gusi dan bukan
itu saja cemilan ataupun makanan yang tinggi kadar gulanya( Andlaw, 1992 ).
Ada beberapa cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dari kebiasaan makan, yaitu :
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
20/26
Pilih makanan dan cemilan sehatHindari makanan yang manis, seperti permen, coklat manis, dan lain-lain karena
makanan tersebut bersifat lengket dan menempel lebih lama di gigi dan lebih lama pula gigi
akan terpapar oleh asam yang merusak. Selain itu, selain makanan manis sebaiknya kita juga
menghindari minuman manis seperti sirup, teh manis atau minuman soda karena minuman ini
mengandung kadar gula yang tinggi( Andlaw, 1992 ).
Pilihlah makanan lain sebagai pengganti cemilan misalnya buah-buahan, popcorn
tawar atau kacang. Untuk minuman digantikan dengan air putih, susu dan jus buah. Teh tanpa
gula juga bagus buat gigi karena teh juga mengandung flouride( Andlaw, 1992 ).
Makanan dan minuman yang bersifat asam lama kelamaan bisa bersifat merusak gigi.
berbeda dengan jenis makanan dan minuman yang lain, apabila kita mengkonsumsi makanan
dan minuman yang sifatnya asam, sebaiknya jangan langsung menyikat gigi karena gigi yang
masih melunak akibat asam akan menjadi lebih mudah terkikis karena disikat.
Atur seberapa sering dan kapan menikmati cemilanAsam yang dihasilkan oleh cemilan manis akan bertahan selama 20 menit sampai
mereka nantinya dinetralisir dan tidak berbahaya lagi bagi gigi. Jika memang ingin makan
cemilan yang manis dan tinggi karbohidrat, akan lebih baik kalau kamu melakukannya di
saat jam makan utama, misalnya waktu sarapan, makan siang, atau makan malam.
c.Kunjungan Rutin ke Dokter Gigi
Tujuan utama ke dokter gigi selama 6 bulan sekali adalah sebagai tindak pencegahan.
Mencegah kerusakan gigi, penyakit gusi, kelainan-kelainan lain yang beresiko bagi kesehatan
gigi dan mulut. Walaupun kita rajin menjaga kesehatan rongga mulut, kunjungan rutin ke
dokter gigi merupakan keharusan supaya kita bisa mengetahui masalah-masalah di dalanm
rongga kamu yang tidak terlihat oleh kita, misalnya peradangan jaringan
periodaontal(Widyanti, 2009).
Banyak orang yang tidak menyadari jika jaringan periodontal mereka meradang. Jika
kondisi ini tidak segera ditangani, tentu saja kondisinya akan semakin buruk dan bahkan bisa
mengakibatkan giginya goyang dan terlepas( Widyanti, 2009).
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
21/26
2.1.B Alat-alat scaling dan rootplaning
Alatscalingdan root planingdigunakan untuk:
1. Menghilangkan kalkulus dari permukaan mahkota dan akar gigi2. Membuang sementum yang tercemar toksin dan nekrosis pada permukaan subgingival
dari akar gigi
Alat ini dapat disubklasifikasikan lagi atas :
1. SickleScaler adalah scaler kasar untuk menyingkirkan kalkulus supragingival.
Permukaan sickle scaler adalah datar dengan dua cutting edge yang menyatu
membentuk ujung yang runcing. Penampang melintangnya berbentuk segitiga dan sisi
pemotong pada kedua sisi. Karena desainnya, alat ini hanya digunakan untuk
penyingkiran kalkulus supragingival. Apabila digunakan untuk instrumentasi
subgingival akan mencederai jaringan gingiva.
Gambar: sickle scaler
Banyak sekali jenis sickle scaler. Ada scaler yang khusus untuk regio anterior
dan ada yang khusus untuk regio posterior. Masing-masing jenis scaler ada yanglurus dan ada yang melengkung lehernya. Pada scaler sabit untuk region anterior,
baik yang lurus maupun yang melengkung, mata pisau, leher dan gagangnya berada
dalam satu bidang. Sebaliknya mata pisau, leher dan gagang untuk regio posterior
tidak berada dalam satu bidang, karena tangkainya membengkok agar mudah
diadaptasikan pada gigi posterior.
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
22/26
2. CuretteCurette adalah alat periodontal halus yang digunakan untuk scaling dan root
planing. Kuret dibedakan atas dua tipe: kuret universal dan kuret khusus (area-
specific/Gracey curette). Ciri khas kuret adalah: bentuk penampang melintang seperti
sendok, ujungnya membulat/tumpul. Sisi pemotongnya adalah ganda pada kuret
universal dan tunggal pada kuret khusus. Ukurannya lebih halus dibandingkan
dengan sickle scaler. Oleh sebab itu alat ini mudah dimasukkan dan diadaptasikan
pada pocket yang dalam tanpa menimbulkan cedera pada jaringan. Kuret yang
dipasarkan ada yang bermata pisau tunggal (pada salah satu ujung gagang saja),
tetapi ada juga yang bermata pisau ganda (mata pisau pada masing-masing ujung
gagang).
Gambar : kuret
Perbedaan antara kuret universal dengan kuret khusus/Gracey adalah:
a. Kuret universal dapat digunakan pada semua daerah dan sisi/permukaansedangkan kuret khusus hanya pada daerah dan sisi tertentu
b. Sisi pemotong pada kuret universal ganda, sedangkan pada kuret khusus tunggalc. Kuret universal melengkung kearah atas saja, sedangkan kuret khusus
melengkung kearah atas dan kesamping
d. Permukaan mata pisau kuret universal tegak lurus terhadap leher alat, sedangkanmata pisau kuret khusus membentuk sudut 60 terhadap leher alat.
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
23/26
Gambar : Gracey Curette
Gambar : Gracey Curette
Gracey Curette memiliki 14 ukuran yang digunakan spesifik untuk tiap gigi
dan permukaannya. Kuret nomor 1-4 digunakan untuk gigi anterior, kuret nomor 5-6
digunakan untuk gigi anterior dan premolar, kuret nomor 7-10 digunakan untuk
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
24/26
bagian fasial dan lingual gigi posterior, kuret nomor 11-12 digunakna untuk bagian
mesial gigi posterior, serta kuret nomor 13-14 digunakan untuk bagian distal gigi
posterior.
3. Hoe scalerMata hoe scalermembengkok membentuk sudut 99-100 terhadap leher alat.
Alat ini didesain untuk setiap permukaan gigi, artinya pada setiap permukaan gigi
digunakan satu jenis hoe scaler.
Gambar : hoe sclaer
4. Chisel scalerChisel scalerdidesain khusus untuk permukaan proksimal gigi anterior yang
terlalu rapat ruang interproksimalnya. Lehernya bisa lurus atau membengkok, dengan
sisi pemotong membentuk sudut 45.
5. Scaler ultrasonicDigunakan untuk membuang plak,scaling, mabuang stain, dan kuretase. Ada
2 tipe gerakan pada scaler ultrasonic ini, yaitu (1) magnetostrictive, pergerakannya
ellips ; dan (2) piezoelectric, pergerakannya linear.
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
25/26
Gambar : ultrasonic scaler
A. Sonic dan Ultrasonic Instrumentasi
Komponen penting dari perawatan periodontal adalah membersihkan biofilm dan
kalkulus yang terdapat di subgingival. Metode sederhana untuk perawatan permukaan akar
menggunakan hand instruments seperti kuret. Namun dengan teknik yang sederhana
memerlukan keterampilan operator yang lebih, memakan waktu yang lama, dan menimbulkan
ketidaknyamanan baik untuk operator dan pasien, sehingga saat ini dikembangkanpower-driven
scalers (skaler yang digerakkan oleh mesin). Power driven scaler terdiri dari unltrasonic dan
sonic scaler. Dengan power driven scaler meningkatkan kenyamanan pasien dan
mengefisiensikan tenaga yang dikeluarkan oleh operator.
Sonic Scalers, Magnetostrictive, dan Piezoelectric Ultrasonic Scalers
Sistem pergerakkan scaler dibagi menjadi sonic scalers, magnetostrictive, piezoelectric
ultrasonic scaler. Pengoperasian sonic scaler oleh kompres udara yang berasal dari dental chair.
Memiliki frekuensi 6000Hz samapi 9000 Hz dengan amplitudo sampai dengan 1000m hampir
disetiap pergerakannya sehingga tidak memiliki ketergantungan terhadap angulasi permukaan
akar untuk kestabilan pergerakan scaler ini. Jadi menggunakan sonic scaler lebih menguntungkan
daripada ultrasonic scaler.
Magnetostrictive ultrasonic scalers memilitki amplitudo 13 hingga 72 m dan
frekuensinya 20.000 Hz hingga 45.000 Hz. Pizoelectric scalers juga memiliki frekuensi
pergerakan 20.000 hingga 45.000 Hz dan amplitude sampai dengan 72 m. Dengan frekuensi
-
7/22/2019 BAB 1 bag 1
26/26
dan amplitodo sebesar itu magnetostrictive dan piezoelectric scaler memiliki ketergantungan
angulasi terhadap permukaan akar untuk kestabilannya.