bab 16. acquired immunodeficiency syndrome (aids)
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Bab 16. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
1/6
Definisi
Penyebab
dan
patogenesis
ACQUIRED
IMMUNODEFICIENCY
SYNDROME (AIDS)
ArDS
(Acquired
Immunodeficiency
syndrome)
adalah
kumpulan
gejala
yang
timbul
akibat
menurunnya
sistem
kekebalan
tubuh
yang
diperoleh,
disebabkan
oleh infeksi
human
immunodeficiency
airtts
(HIV).
AIDS ini
bukan
suatu
penyakit
saja,
tetapi merupakan
gejala-gejala
penyakit
yang
disebabkan
oleh infeksi
berbagai
jenis
mikroorganisme
seperti, infeksi
bakteri,
virus,
jamur,
bahkan
timbulnya keganasan
akibat
menurunnya
daya
tahan
tubuh
penderita.
AIDS
disebabkan
oleh m asuknya
Human
Immunodeficiency
Virus
(HfQ
ke
dalam
tubuh
manusia.
jika
sudah
masuk
ke
dalam
tubuh,
Hrv
akan
menyerang
sel-sel
darah
putih
yang mengatur
sistem kekebalan
tubuh, yaifu
sel-sel
limfosit
penolong,
sel
r
He1per,,
atau
yang disebut
juga
sel
T4.
Selain
sel
T4,
sel-sel
lain
seperti
monosit,
makrofag,
dan
sel-sel
glia
di
otak
juga
ikut
diserang.
HIV
yang sudah masuk
ke dalam
sel T4 akan
mengadakan
multiplikasi
dengan
cara
menumpang
dalam
proses
pertumbuhan
sel T4
tersebut.
Di
dalam
sel T4, HIV
mengadakan
replikasi
dan merusak
sel
tersebut,
dan
apabila
sudah
matang
virus-
virus
baru/muda
keluar
dan
selanjutnya
masuk
ke
dalam
sel
14
yang lain,
berkembang
biak
dan
selanjutnya
merusak
sel
tersebut.
Apabila
sudah
banyak
sel
14
yang hancur,
terjadi
gangguan
imunitas
selular,
daya
kekebalan
penderita menjadi
terganggu/cacat
sehingga
kuman
yang
tadinya
tidak
berbahaya
atau dapat
dihancurkan
oleh
tubuh
sendiri
(infeksi
oportunistik)
akan
berkembang lebih
leluasa dan
menimbulkan penyakit
yang serius
yang pada
akhirnya
pada
tingkai kelumpuhan
tertentu
full
blown)
penyakit
ini
dapal
menyebabkan
kematian.
Apabila
sudahmasuk
ke
dalam darah,
HIV
dapat merangsang
pembentukan
antibodi
dalam
beberapa
minggu
sampai
3 bulan,
dan
antibodi
ini
dapat
diperiksa
keberadaannya
di laboratorium.
Cara
pemeriksaanyangumum
dipakii
ialatrdengan
pemeriksaan
imunologis
penapisan
dengan
cara
ELISA
dan
cara
pemeriksian
penentu
dengan
teknik
westem-Blot .
Apabila
dengan
cara
ELISA
2 kali
berturut-
turut
memberi
hasil
positif,
dan Western-Blot
+,
penderita
disebut
sero
positif
atau
HIV
+.
Orang-orang yang sudah
HIV + ini
sangat
potensial
untuk
menularkan
kepada
orang lain.
Periode
sejak
seseorang
kemasukan
HIV
sampai
terbentuk
antibodi
disebut
periode
jendela. Periode jendela
ini
sangat
penting
diketahui
oleh karena sebelum
antibodi
terbentuk
di
dalam
tubuh,
HIV
sudah
ada
dalam
darah penderita
dan keadaan
ini
juga
sudah
dapat
menularkan
kepada
orang lain.
-
7/24/2019 Bab 16. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
2/6
Acquired
lmmunodeficiency Syndrome
(AIDS)
311
Epidemiologi
Faktor-faktor
yang
memengaruhi
timbulnya
penyakit
Menurut
beberapa
peneliti,
penyakit ini
pertama
kali
muncul
di
Afrika tahun
1981,
dan selanjutnya
dibawa
oleh orang-orang
Perancis
dan orang
Belgia
ke Eropa
Barat.
Oleh orang-orang
Haiti
dan
Afrika
dibawa
ke Karibia,
dan oleh orang
Amerika
yang
berlibur
ke sana dibawa
ke
negerinya.
Kasus
pertama
di Amerika
Serikat
dilaporkan
oleh
Gottlieb
dkk
tahun
1981,
dan
mulai
saat
itu
masyarakat
Amerika
Serikat
menjadi
panik
oleh
karena penyakit-
penyakit
menular
dengan
tingkat
fatalitas
yang
tinggi
sudah
sangat
jarang
timbul
di
sana.
Pada
tahun
1983
sudahditemukan2.500
penderita AIDS diAmerika
Serikat.
Demikian
cepatnya
penyakit
ini
menyebar
terlihat dari
laporan
WHO
tahun
L988
yang
telah
menemukan
141.000
kasus
AIDS
di
145 negara
dari
5
benua.
Tahun 1990, AIDS
sudah
melanda
153
negara dari177
negara
dengan 345.000
kasus
AIDS. Penyakit
ini
begitu
cepat
menyebar.
WHO
(1994)
sudah
mencatat 1.025.073
kasus
AIDS.
Dalam laporan
WHO ini
lebih
dipercaya
bahwa angka sesungguhnya
adalah sekitar
4,5
jfia
kasus.
Lebih mengerikan
lagi
jika
dilihat
bahwa
diperkirakan
ada
sekitar 5.000
kasus
infeksi
HIV
setiap
hari,
maka pada
waklu 10
tahun
mendatang
diperkirakan
akan
ada
sekitar
30-40
juta
penderita
AIDS
dan
satu
juta
di
antaranya
kasus
anak-anak.
Keadaan
di
Indonesia
AIDS
pertama
kali
ditemukan
di
Indonesia pada
tahun
1987 di
Bali,
penderita adalah
seorang
wisatawan
asal
Belanda.
Setiap
tahun
jumlah
penderita bertambah
tertts.
Pada
tahun
1991
sudah
ditemukan
47 penderita
(AIDS26,
HIV + 2l)yangditemukan
di
4
provinsi,DKI2T
(AIDS
14, HIV
+
13),
Jawa
Barat
3
(AIDS
1,
HIV
+ 2),
Jawa
Timur
6
(AIDS
3,
HIV +
3),
dan
Bali
11
(AIDS
3,
HIV
+
8).
Pada
tahun
1994
dilaporkan
sudah
meningkat-menjadi
274
penderita
(AIDS
40,
HIV
+
235)
dan sudah
menyerang 15
provinsi dari27
provinsi yang
ada
di seluruh
Indonesia.
Angka kumulatif
sampai
akhir tahun
2000,
sudah
1.500
kasus
(HIV
+ dan
AIDS).
Oleh
para
ahli diperkirakan
sudah
ada
kurang lebih 500.000
penderita
infeksi HIV+
dan
AIDS
di
seluruh
Indonesia.
]ika
pada
10
tahun
yang
lalu penyakit
ini
banyak
ditemukan
hanya
pada pelaku
homoseksual,
sekarang sudah
banyak ditemukan pada pelaku
heteroseksual, dan
jika
dulu
banyak ditemukan
hanya
terbatas
pada
kelompok risiko
tinggi
(WTS,
PTS,
mucikari,
pramuria
bar,
diskotik
dan pemakai
obat-obat
terlarang/narkotika)
sekarang
penyakit
ini
sudah
ada
di
tengah-tengah
masyarakat
luas,
di sepanjang
jalan,
pantai,
sungai, di
desa-desa,
dan
kota
besar/kecil.
1. HIV
sangat
mudah
berubah-ubah
sesuai
dengan
lingkungannya,
oleh
karena
itu
obat dan
vaksin
susah
untuk dibuat.
2.Bagiantubuhyang
diserang
HiV
adalah
sistem
yang
menyerang kekebalan
tubuh,
yang
menyebabkan
kekebalan
tubuh
manusia menjadi
lumpuh,
dengan segala
akibatnya.
3. Mortalitas
penyakit
sangat tinggi.
|ika
sudah
dinyatakan
AIDS
positif, dalam
wakhr
5
tahun
penderita
akan
meninggal.
4. Transportasi
dan
mobilisasi
penduduk akan
mempermudah penularan
PMS.
5.
Keluarga berencana
sangat
besar
hubungannya.
6.
Ekonomi
sangat
besar
pengaruhnya.
7. Usia
penderita,
biasanya
banyak
menyerang usia muda, produktif
sehingga
berpengaruh
pada
berkurangnya
tenaga
kerja.
8.
Keamanan,
ikut
juga
berpengaruh.
9.
Modernisasi
dan urbanisasi
@anyak
pengaruh).
-
7/24/2019 Bab 16. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
3/6
312
Saripati
Penyakit Kulit
Cara
penularan
Perjalanan
penyakit
10. Penyimpangan
perilaku
seksual
(banyak
pengaruh).
1 1.
Penyalahgunaan
obat-obat
terlarang
(narkoba)-banyak
pengaruh.
12.
Industrialisasi
(banyak
pengaruh).
13.
Adat istiadat
dan
agama
(banyak
pengaruh).
AIDS
dikelompokkan
dalam
penyakit menular
seksual
(PMS)
karena
palingbanyak
ditularkan
melalui hubungan
seksual
(95%).
Cairan
tubuh
yang
paling
banyak mengandung
HIV
adalah
semen
(air
mani),
cairan
vagina/serviks,
serta darah, sehingga
penularan
utama
HIV
adalah
melalui
4
jalur
yang melibatkan
cairan
tubuh
tersebut,
yaitu:
1.
Jalur
hubungan
seksual
(homoseksual/heteroseksual).
2.
Jalur
pemindahan
darah atau produk
darah
seperti:
transfusi
darah,
melalui
alat
suntik,
alat
tusuk
tato,
tindik,
alat
bedah,
dokter gigi,
alat cukur,
dan
melalui
luka
halus
di
kulit.
3.
Jalur
transplantasi
alat
tubuh
dan air
mani.
4.
Jalur
transplasental:
janin
dalam kandungan
ibu hamil
dengan HIV
+
akan
tertular
(infeksi
transplasental)
dan
infeksi
perinatal.
Sebenarnya
HIV
dapat ditemukan
dalam ASI,
air
liur,
air mata
dan
keringat,
tetapi
penularan melalui
bahan
ini
belum
terbukti
kebenarannya karena
jumlah HIV-nya
sangat
sedikit.
HIV
juga
tidak menular
lewat
jabat
tangan,
berciuman
pipi,
bersin/
batuk
dekat penderita
AIDS,
berenang
bersama
dalam
satu kolam
renang,
hidup
serumah
dengan
pengidap HIV
tanpa
hubungan
seksual. Hewan
seperti
nyamuk,
kutu
busuk
dan
serangga
lainnya
belum
terbukti
dapat
menularkan
HIV.
Secara
klinis AIDS
dikategorikan
dalam
4 kelompok:
Kelompok
I : Infeksi HIV
akut.
Kelompok II
:
Infeksi
seropositif
tanpa
gejala.
Kelompok III :
Radang kelenjar
getah
bening menyeluruh
dan menetap
(persisten
g
ener al ize d Iy mphad
enophnty
/
P
GL)
Kelompok IV :
Penyakit berat
yang
berkaitan
dengan AIDS.
A.
Dengan
gejala kondisi
(AIDS
related
complex
/
ARC)
B.
Dengan
gejala-gejala
neurologi
C.
Dengan
gejala-gejala
infeksi
oportunistik
D.
Dengan gejala-gejala
kanker
E.
Dengan
penyakit
berulang lain
Kelompok
I
Sejak HIV masuk
ke dalam
tubuh
akan menimbulkan
gejala
yang
sangat
sulit dikenal
karena
menyerupai
gejala
influenzasaja:
demam,
lesu,
ngantuk,
sakit
otot, sakit
kepala
dan
timbul
bercak
merah
di
kulit.
Perjalanan
penyakit
saat ini
sesuai
dengan
masa
induksi
yang dapat berlangsung
sampai
3 bulan.
Kelompok
II
Stadium penyakit
ini
tidak
menunjukkan
gejala klinik
yang
khas.
Penderita
tampak
sehat
tetapi
jika
diperiksa darahnya
akan
menunjukkan seropositif. Kelompok
ini
sangat
berbahaya karena
dapat
menularkan
lawan
jenisnya.
Kelompok
III
Stadium ini menunjukkan
pembesaran
kelenjar
getah
bening
seluruh
tubuh
yang
menetap
(lebih
dari
tiga
bulan) dan
biasanya
disertai
demam,
diare,
berkeringat
pada
malam hari,
lesu,
berat
badan rnenurun.
Pada kelompok
ini
sering
disertai infeksi
jamur
kandida
sekitar mulut
dan herpes
zoster.
-
7/24/2019 Bab 16. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
4/6
Acquired lmmunodeficiency
Syndrome
(AIDS)
313
Kelompok IV
A.
Penyakit
dengan gejala
konstitusi
ynng mengalaffii
paling
sedikit
dua gejala klinis
yang
menetap
selsma tiga bulan stau lebih.
Gejala-gejala
tersebut berupa:
l. Demam
yang terus
menerus
lebih
dari
37
C
2.
Kehilangan
berat badan
10%
atau
lebih
3.
Radang kelenjar
getah
bening yang meliputi 2
atau
lebih kelenjar
getah
bening
di
luar
daerah
kemaluan
4.
Diare
yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya
5.
Berkeringat
banyak
pada
malam
hari
yang
terus
menerus
B.
D
engan
gej
nla-gej nla neurologik
Stadium
ini
memberikan gejala
neurologik
yang beraneka
ragam
seperti kelemahan
otot,
kesulitan
berbicara,
gangguan keseimbangan,
disorientasi, halusinasi, mudah
lupa,
psikosis, dan dapat sampai
koma
(gejala
radang
otak).
C.
Dengan gejala-gejaln infeksi oportunistik
Infeksi oportunistik
inilah
yang
merupakan
akhir dari
kehidupan
penderita
AIDS.
Pada
saat
daya tahan
tubuh
penderita sudah lemah,
tubuh
tidak
memberikan respons
lagi
terhadap
pengobatan yang
diberikan.
Infeksi
oportunistik
yang
sering ditemukan
adalah:
1. Radang paru oleh
Pneumocystic
carinii
(PPC)
PPC ini
disebabkan
oleh parasit sejenis
protozoa yang pada keadaan tanpa
infeksi
HIV
tidak
menimbulkan
keadaan
berat, tetapi pada
penderita AIDS
dengan daya
tahan
tubuh
sudah
lemah,
protozoa ini
merajalela menyerang
sampai
paru
yang
akibatnya
menyebabkan kematian
penderita.
2.
Penyakit
tuberkulosis
(TBC)
Infeksi Mycobacterium
tuberculosis
pada
penderita
AIDS
sering mengalami
penyebaran
yang
luas
sampai
keluar paru. Penyakit ini
sangat resisten
terhadap
obat anti-TBC yang
biasa.
Hal ini
akan
memberatkan
penderita
TBC
dengan AiDS
dan dapat menyebabkan kematian.
3.
Infeksi mukokutan
Kandidiasis mukokutan merupakan
infeksi
jamur
yang
sering
ditemukan menyertai
AIDS.
Gejala
yang ditimbulkan berupa
bercak
berwarna putih
di
dalam
rongga
mulut
dan
sekitar
mulut.
Penyakit ini mudah
diobati,
tetapi
dapat
berulang
kembali
sampai
ke
tenggorokan,
esofagus,
usus
halus,
dan usus besar, serta
akan
menyebabkan
diare
yang
terus menerus. Keadaan
ini
akan
menyebabkan kematian.
Infeksi
herpes zoster
yang
menyertai
AIDS
mula-mula
berupa
lesi
unilateral sebeiah
badan, tetapi
jika
sudah
lanjut
akan mengenai
seluruh tubuh dan menjadi herpes
zoster generalisata.
Herper
zoster ini
juga
dapat
meluas
sampai menyerang
alat
dalam seperti
hati, paru,
dan otak.
Infeksi ini mengakibatkan
kematian.
Infeksi
Salmonela
dan
virus lain
seperti cytomegaloairus
pada
saluran
cerna
memberikan
gejala diare
yang
lama
dan
sulit diobati.
Diare
yang
terus
menerus
akan
mengakibatkan
berat
badan
turun, dehidrasi,
dan
apabila disertai
penyakit
lain
dapat
menyebabkan
kematian.
D.
Dengan
gej
aln-gej ala kanker
Kanker
yang sering
menyertai
penderita AIDS adalah
sarkoma
kaposi
(SK)
dan
limfoma
maligna
(LM)
non-Hodgkin
yang
menyerang
otak. Di
antara
kedua
keganasan
ini, yang paling
sering
ditemukan adalah
sarkoma
kaposi.
Gambaran
klinik
-
7/24/2019 Bab 16. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
5/6
314
Saripati
Penyakit
Kulit
Kriteria
diagnosis
Pemeriksaan
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding
Pencegahan
SK
berupa bercak
merah
coklat,
ungu,
atau
kebiruan
pada
kulit
yang pada
awalnya
hanya berdiameter
beberapa
milimeter,
tetapi
dalam
perkembangan
selanjutnya
membesar
sampai
beberapa
sentimeter. Kelainan
kulit meluas
sampai ke
seluruh
tubuh, bercak dengan diameter
yang
lebih
besar
disertai rasa
nyeri.
Bercak-bercak
ini
dapat
meluas
ke
selaput lendir
mulut,
faring,
esofagus, dan
paru
dengan
perjalanan
yang bersifat progresif.
Akibat
daya
tahan
tubuh
yang rendah
disertai infeksi
oportunistik
yang
lain,
SK
ini
dapat menyebabkan
kematian.
Oleh
karena
banyak
negara,
terutama
negara
berkembang
yang
belum
mempunyai
fasilitas
laboratorium
yang memadai, maka
dalam
lokakarya
di
Bangui
Afrika Tengah
bulan Oktober
1985, WHO
menetapkan
kriteria
diagnosis
AIDS
sebagai
berikut.
Seseorang
dewasa dicurigai
menderita
AIDS
jika
paling
sedikit
mempunyai
2 gejala
mayor
dan 1
gejala minor dan tidak
terdapat sebab-sebab
penekanan
imun
yang lain
yang diketahui
seperti
kanker,
malnutrisi
berat atau
sebab-sebab lain.
Gejala mayor:
1.
Penurunan
berat
badan
atau
pertumbuhan lambat yang
abnormal
2.
Diare
kronik lebih
dari
1
bulan
3.
Demam lebih
dari
l
bulan
Gejala
minor:
1. Limfadenopatiumum
2.
Kandidiasis
orofaring
3.
Infeksi
umum
yang
rekuren
(otitis,
faringitis)
4. Batuk-batuk
yang
persisten
5.
Dermatitis
umum
6.
Infeksi HIV
yang
maternal
Selain
kriteria
di atas,
hendaknya
dilakukan pemeriksaan
darah
dengan
tes
ELISA
sebagai
tes
penyaring,
dan
pastikan
dengan tes
Western-Blot
sebagai
tes
penentu.
1. Pemeriksaan
darah akan
didapat.
Laju endap darah meningkat,
leukopenia,
iimfopenia,
anemia,
trombositopenia
dan
perubahan
perbandingan
CD4 dan CD8
menjadi terbalik.
2.
Pemeriksaan
antibodi
terhadap HIV
.
Cara
ELISA
r
Cara
Western-Blot
AIDS
harus
didiagnosis banding
sesuai
dengan manifestasi
klinik
infeksi
oportunistik.
Oleh
karena
obat untuk pencegahan
HIV
sampai
sekarang
belum adalbelum
di-
temukan dan
vaksin
yang dapat
mencegah
AIDS
juga
belum
ada,
usaha
untuk
menangkal
penyakit
ini ialah
dengan
cara penyuluhan
pendidikan
kesehatan
melalui
program
KIE
(Komunikasi
Informasi Edukasi)
yaitu
usaha
membantu
seseorang
unluk
melangkah
dan
mengerti kepada berbuat
.
Program
ini
bertujuan
untuk mengubah
sikap perilaku
seksual seseorang
sehingga
diharapkan
setiap
individu
dapat
menyehatkan
dirinya sendiri
dan orang lain
untuk terhindar
dari
infeksi
HIV.
Jalur-
jalur
penularan AIDS
adalah
melalui
jalur
hubungan
seksual
(lebih
dari
95'h),
jalur
pemindahan
darah,
dan
jalur
ibu
hamil, maka
usaha-usaha
yang
dapat dilakukan
adalah usaha menyehatkan ketiga
jalur
penularan itu.
-
7/24/2019 Bab 16. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
6/6
Acquired
lmmunodeficiency
Syndrome
(AIDS)
315
Prognosis
P
ence gahan
melalui hubungan
seksunl.
l.
Melakukan
hubungan
seks
hanya
dengan
seorang mitra
seksual
yang
setia
dan
tidak
mengidap
HIV
(monogami).
2.
Jangan
mengadakan hubungan seksual
dengan kelompok risiko
tinggi seperti
WTS,
PTS,
pelanggan-pelanggannya, kaum
homoseksual,
dan
wisatawan
asing
dari
negara
tempat
insiden
AIDS-nya
tinggi.
3.
Melakukan hubungan
seks
yang
aman
(safe sex)
yaitu
dengan menggunakan
kondom
(pro
t ectia e s e
x).
Pencegahan
melalui
d0r0h.
1. Darah
yang
akan ditransfusikan
harus
bebas HIV.
Jika
sangat
perlu
untuk
tranfusi
darah
mintalah
darah yang
bebas
HIV.
2.
Produk darah/plasma
darahharus
dipantau
dengan
ketat dan
dilaksanakan
sesuai
dengan prosedur pembuatan
yang dianjurkan.
3.
Alat
suntik
dan aiat-alat tusuk
lainnya
(alat
tato dan tindik) harus
dicucihamakan
dahulu sebelum dipakai
atau
pakailah
alat habis
sekali pakai.
4.
Jangan
menggunakan
pisau
cukur,
gunting kuku,
atau sikat
gigi orang
yang
disangka
mengidap HIV.
5.
Kelompok
pemakai
obat
narkotika
sering memakai
jarum
suntik
bersama-sama.
Untuk itu
dianjurkan
jangan
memakai
jarum
suntik
bersama-sama.
Pencegahan para petugas
kesehatan
Untuk pence
gahan
petugas
kesehatan
dianjurkan
1.
Menggunakan
alat-alat
pelindung
sewaktu
bekerja, seperti
sarung
tangan, kamar
jas
laboratorium,
dan
masker.
2. Hati-hati waktu
menggunakan
alat-alat
yang
tajam,
seperti
jarum
suntik,
alat-alat
operasi
saat menolong
persalinan,
dan
lain-lain.
3.
Bahan
yang
mengandung
HIV
atau
yang
tercemar
HIV,
harus
dibungkus
dengan
plastik
dua
lapis
dan selanjutnya
dimusnahkan.
4.
Alat-alat
lain
seperti pengisap
darah
(pipet),
alat
resusitasi
dan lainlain
harus
digunakan
secara profesional
dan
hati-hati.
Pencegahan
melalui ibu hamil
Ibu
yang
mengidap
HIV dan menderita
AIDS
dapat menularkan
virus
pada
bayi
yang dikandungnya
baik
pada
saat
bayi
berada
dalam kandungan,
maupun
pada
saat
ibu melahirkan
atau pada saat
bayi
dilahirkan.
Usaha-usaha
pencegahan
meliputi
anjuran
agar
ibu
pengidap
HIV
jangan
hamil
dan apabila
sudah hamil
segera
menghubungi
dokter
ahli
kebidanan
untuk
membantu
mengatasinya.
Seseorang
apabila sudah
didiagnosis
menderita AIDS
prognosisnya
buruk.