bab 2 asli sispro

Upload: anugrah-macmoer-ti

Post on 10-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    1/36

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Sistem Kerja

    Sistem kerja merupakan suatu kesatuan yang unsur-unsurnya terdiri dari

    manusia, peralatan dan lingkungan, dimana unsure-unsur tersebut terintegrasi

    untuk mencapai suatu tujuan dari sistem kerja tersebut. Sistem kerja dapat berupa

    suatu sistem yang sederhana sampai dengan suatu bentuk sistem yang kompleks.

    Proses produksi disuatu pabrik merupakan suatu contoh sistem kerja, dimanapada sistem tersebut terjadi interaksi antara para pekerja, mesin, bahan baku serta

    lingkungan kerjanya dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan.

    Apabila kita berada dalam dunia pekerjaan, maka terdapat berbagai faktor

    yang mempengaruhi jalannya pekerjaan. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan

    karena bila menimbulkan kerugian apabila tidak diperhatikan dan mendatangkan

    keuntungan bila sebaliknya (Sutalaksana, 1979 hal:57). Dilihat dari segi bahwa

    manusia adalah salah satu komponen dari sistem kerja, maka factor-faktor

    tersebut jelas harus diperhatikan jika dikehendaki suatu rancangan sistem kerja

    yang optimal. begitu juga dengan pekerjaan lain yang memberikan dampak

    terhadap manusia sebagai pengguna dari sistemkerja tersebut maka hendaknya

    disesuaikan dengan kemampuan manusia.

    Sistem kerja yang ditata dengan baik sangatlah diperlukan dalam

    berbagai aktivitas seperti perancangan tata letak fasilitas, penjadwalan produksi,

    pengukuran kinerja pekerja untuk penetapan timbal jasa dan tata hitung ongkos.

    Untuk dapat mencapai suatu tatanan yang baik dari sistem kerja diperlukan

    adanya penataan sistem kerja yang terintegrasi dari unsur-unsur yang

    membentuk sistem kerja tersebut, sehingga dapat mencapai sasarannya dengan

    cara yang sebaik-baiknya.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    2/36

    Penataan suatu sistem kerja biasanya berdasarkan babarapa alternatif

    yang ada, sehingga diperlukan suatu pemilihan untuk dapat menentukan sistem

    kerja terbaik. Pemilihan ini ditentukan berdasarkan hasil pengukuran yang

    dilakukan terhadap alternatif-alternatif tersebut. Penataan dan pengukuran sistem

    kerja akan dapat menghasilkan suatu rancangan dan hasil yang baik, dimana

    selanjutnya penataan dan pengukuran sistem kerja ini biasa disebut dengan

    perancangan sistem kerja

    Sutalaksana menuliskan bahwa ada 4 kriteria yang dipandang sebagai

    pengukur yang baik tentang kebaikan suatu sistem kerja yaitu waktu

    penyelesaian sangat singkat, tenaga yang diperlukan sangat sedikit , akibat-akibat

    yang ditimbulkan dari faktor psikologis dan sosiologis sangat minim.

    (Sutalaksana, 1979 : hal 9)

    2.2. Teknik Perancangan Untuk Perbaikan Sistem Kerja

    Untuk dapat merancang sistem kerja yang baik, seorang perancang

    harus dapat menguasai dan mengendalikan faktor-faktor yang membentuk suatu

    sistem kerja. Faktor-faktor tersebut bila dilihat dalam kelompok besarnya terdiri

    atas pekerja, mesin dan peralatan serta lingkungannya.

    Prinsip-prinsip ekonomi gerakan merupakan bekal penting untuk

    mendapat rancangan suatu sistem kerja yang baik, karena disinilah diperhatikan

    beberapa pengaruh hasil kerjanya, disamping pengaruh dari manusia yang

    melakukan pekerjaan tersebut. Dibawah ini akan diuraikan prinsip-prinsip

    ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakannya,

    pengaturan tata letak tempat kerja dan perancangan peralatan.

    2.2.1.Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Tubuh

    Manusia dan Gerakan-gerakannya

    Pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan, faktor manusia dalam

    pekerjaannya sangat penting untuk dipelajari, karena yang diinginkan oleh

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    3/36

    prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah kenyamanan dalam bekerja,

    tetapi dalam produktivitas yang tinggi, hal ini dapat dicapai dengan

    mempelajari kemampuan dan keterbatasan-keterbatasan manusia dalam

    bekerja (Sutalaksana, 1979 : hal 89). Prinsip-prinsip ekonomi gerakan

    dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakan-gerakannya adalah

    sebagai berikut : (Sutalaksana, 1979 : hal 108)

    1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri pada saat yang

    sama.

    2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama

    kecuali pada waktu istirahat.

    3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya

    simetris dan berlawanan arah.

    4. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat. Yaitu hanya

    menggerakkan tangan atau bagian badan yang diperlukan saja untuk

    melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

    5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk

    membantu pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya

    kerja otot dalam pekerja.

    6. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan

    memperlambat pekerjaan tersebut.

    7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti

    daripada gerakan yang dikendalikan.

    8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika

    memungkinkan irama kerja kerja harus mengikuti irama yang alamiah

    bagi pekerja.

    9. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata. Gerakan mata kadang-

    kadang tidak dapat dihindarkan dari pekerjaan terutama bila

    pekerjaannya harus menghadapi jenis pekerjaan tersebut.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    4/36

    2.2.2. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Pengaturan

    Tata Letak Tempat Kerja

    Dalam pengaturan tata letak tempat kerja juga perlu diterapkan

    prinsip-prinsip ekonomi gerakan agar pekerjaan yang dilakukan dapat

    selesai mudah dan cepat. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang digunakan

    adalah : (Sutalaksana, 1979 : hal 110)

    1. Sebaiknya diusahakan agar badan dan peralatan mempunyai tempat

    yang tetap. Karena dengan demikian akan memudahkan pekerja untuk

    mengambil bahan dan peralatan tersebut. Jika tempat bahan dan

    peralatan sudah tetap, tangan pekerja akan secara otomatis dapat

    mengambilnya sehingga mencari yang merupakan pekerjaan mental

    dapat dihilangkan.

    2. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah, cepat

    dan enak untuk dicapai. Dari analisa Therblig sudah diketahui bahwa

    untuk menjangkau jarak yang pendek diperlukan waktu yang lebih

    singkat dibandingkan bila jaraknya lebih jauh. Oleh karena itu semua

    bahan dan peralatan sedapat mungkin harus diatur tata letaknya

    menurut prinsip diatas. Selain hal diatas, manusia juga mempunyai

    keterbatasan dalam jarak jangkaunya sehingga untuk pengaturan tata

    letak bahan dan peralatannya, hal ini pun harus dipertimbangkan

    dengan sebaik-baiknya.

    3. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya

    memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga badan yang akan dipakai

    selalu tersedia ditempat yang dekat untuk diambil.

    4. Sebaiknya untuk menyalurkan obyek yang sudah selesai dirancang

    ,mekanismenya yang baik.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    5/36

    5. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa

    sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan-urutan

    terbaik.

    6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga

    alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan

    suatu hal yang menyenangkan.

    7. Tipe tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya

    bersikap (mempunyai postur yang baik).

    8. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian

    rupa sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.

    2.2.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan

    Perancangan Peralatan

    Pada perancangan peralatan sebaiknya diterapkan prinsip-prinsip

    ekonomi gerakan agar peralatan yang digunakan pekerja tetap nyaman

    saat digunakan. Dalam perancangan peralatan diterapkan prinsip-prinsip

    ekonomi gerakan berikut : (Sutalaksana, 1979 : hal 114)

    1. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila

    penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan

    dengan kaki dapat ditingkatkan.

    2. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari

    satu kegunaan.

    3. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan

    dalam memegang dan menyimpan.

    4. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya

    seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus

    disesuaikan dengan kekuatan masing-masing jari.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    6/36

    5. Roda tangan, palang, dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya

    diatur sedemikian hingga beban dapat melayaninya denag posisi yang

    baik dan dengan tenaga yang minimum.

    2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    kecelakaan bisa terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan

    kerja, atau perbuatan yang tidak selamat, jadi definisi kecelakaan kerja adalah

    setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan

    kecelakaan maka lahirlah doktrin keselamatan dan kesehatan kerja yang

    mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan

    meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan mengadakan pengawasan yang

    ketat.

    Sebenarnya baik perbuatan maupun keadaan yang tidak selamat berakar

    lebih dalam dari pada kecelakaan yang terlihat atau teralami. Dengan kata lain

    kecelakaan kerja hanyalah merupakan gejala yang berakar pada manajemen.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    7/36

    Sasaran sistem

    kerja

    Desain

    organisasi

    Desain ergonomi

    Desain teknis

    Desain tenologi

    Tuntutan jabatan

    manusia

    Ruang lingkup

    kerja manusia

    Syarat-syaratkerja manusia

    Fungsi yang harus

    dilaksanakan

    manusia

    Fungsi yang harus

    dilaksanakan

    Gambar 2.1 Sistem kerja

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    8/36

    Kerugian

    materi

    Kerugian

    tenaga kerja

    1. Perbuatan tidak selamat

    2. Keadaan tidak selamat

    Kebijakan

    manajemen

    Kecelakaan

    Gambar 2.2 Manajemen akar kecelakaan kerja

    Salah satu faktor utama dalam rantai peristiwa yang membawa suatu

    kecelakaan adalah pekerja. Banyak kecelakaan masa lampau disebabkan oleh

    tindakan tidak aman oleh pekerja misalnya kecerobohan, kelelahan dan

    ketidakacuhan adalah beberapa sebab kecelakaan. Betapa sering kecerobohan pekerja

    diajukan sebagai penyebab kecelakaan. Ancaman ini tidak banyak berarti dalam

    mencari akar sebab-sebab kecelakaan. Ia memberi kesan bahwa untuk mencegah

    terjadinya kecelakaan, cukup dengan menghentikan tindakan tidak aman. Jadi

    tanggung jawab sering dibebankan pada pekerja secara tidak tepat., dan kondisi yang

    menyebabkan tindakan tidak aman tidak mendapat perhatia penuh.

    Ada banyak jawaban yang mungkin atas pertanyaan mengapa para pekerja

    melakukan suatu pekerjaan secara tak aman pada hal mereka dapat melakukan secara

    aman?. Pekerja mungkin menganggap cara tak aman lebih mudah, tidak terlalu

    macam-macam atau lebih tepat. Mungkin mereka anggap cara tak aman adalah yang

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    9/36

    terbaik. Mungkin mereka kira langklah pengaman tidak perlu karena yakin dapat

    menjaga diri dalam segala keadaan. Mungkin mereka menganggap, sebagaimana

    biasanya orang berpengalaman, dapat menentukan sendiri cara bekerja yang baik.

    Atau mereka mungkin tidak menghiraukan atau tidak menyadari metode yang aman.

    Ada beberapa aspek prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang mendorong

    terjadinya tindakan tidak aman :

    1. Waktu dan keselamatan. Salah satu alasan paling lazim untuk mengambil

    resiko sdalam bekerja adalah menghemat waktu agar bisa mendapatkan waktu

    santai atau waktu untuk menghasilkan uang lebih banyak, atau sekedar

    menghemat waktu dengan mempercepat menyelesaikan pekerjaannya. Karenanya

    tidak aneh apabila keinginan menghemat waktu ini menyebabkab tindakan tidak

    aman.

    2. Upaya dan keselamatan. Bila cara aman menjalankan pekerjaan membutuhkan

    terlalu banyak upaya, fisik maupun mental, umumnya pekerja akan memakai

    jalan pintas yang juga dapat menyebabkan kondisi tak aman.

    3. Penerimaan kelompok dan keselamatan. Betapa penting seorang pekerja yang

    baru bergabung pada sebuah kelompok pekerja berpengalaam, ketika menanyakan

    beberapa hal mengenai pakaian pengaman, menerima jawaban anda tidak

    membutuhkannya, tak seorang pun diantara kami memakainya. Pekerja baru

    tersebut yang tak ingin terbuang, biasanya mengabaikan rasa takutnya yang

    kadang kala akibatnya justru menakutkan, karena pada umumnya resiko tertinggi

    dihadapi pekerja yang baru.

    2.3.2. Teori Kecelakaan

    Teori-teori yang dijabarkan merupakan teori yang berisi tindakan preventif.

    Teori ini juga tidak ada yang benar-benar cocok, dan masing-masing orang akan

    menemukan teori untuk didiskusikan dan dipakai untuk mengatasi kecelakaan

    kerja yaitu:

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    10/36

    1. Teori Domino oleh W.F. Heinrich

    Teori ini menyatakan bahwa kecelakaan adalah lima kartu domino

    yang diletakkan berurutan secara berdiri. Yang satu akan mengenakan yang

    lain. Lima domino dalam urutan terbalik adalah (1) cedera yang disebabkan

    oleh (2) sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh (3) Tindakan yang tidak

    aman atau kondisi yang tidak aman dan disebabkan oleh (4) pembawaan atau

    cirri-ciri yang tidak diinginkan (contoh : kecerobohan, gugup, pemarah,

    kurang pengetahuan), yang dikembangkan dari sebuah (5) lingkungan social.

    Filosofi Heinrich pada tindakan preventif kecelakaan menekankan pada

    tindakan yang tidak aman dan faktor yang berhubungan dengan manusia.

    2. Teori Energi

    Teori energi ini dikemukakan oleh William Haddon. Teori energi

    menyarankan bahwa kuantitas energi yang diartikan sebagai transfer energi

    dan tingkat dari transfer berhubungan dengan macam-macam cedera. Kadang

    teori energi disebut sebagai teori pengeluaran energi (energy release theory).

    Haddon menyerankan 10 strategi untuk mencegah atau mengurangi kerugian-

    kerugian, yaitu :

    1. Mencegah penyusunan energi. Tujuannya adalah tidak menghasilkan

    energi atau merubahnya ke bentuk yang tidak menyebabkan cedera atau

    kecelakaan, contoh : tidak menghasilkan bubuk senjata, mensubtitusikan

    substansi yang aman untuk bubuk yang berbahaya.

    2. Mengurangi banyaknya penyusunan energi. Contoh : menjaga

    kecepatan motor lambat, mengurangi kuantitas atau konsentrasi dari

    material toksik, dan sebagainya.

    3. Mencegah pengeluaran energi. Contoh : penggunaan alat tertentu

    untuk mencegah tangga jatuh, dan sebagainya.

    4. Memodifikasi tingkat pengeluaran energi dari sumbernya tau

    memodifikasi distribusi parsial dari pengeluaran energi. Contoh :

    memperlembat tingkat pembakaran dari suatu substansi.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    11/36

    5. Memisahkan tempat atau waktu pengwluaran energi dari strukturnya

    yang dapat merusak atau mencederakan manusia. Contoh : memisahkan

    jalur untuk pengendara motor atau sepeda dengan pejalan kaki,

    menempatkan sumber listrik di luar jangkauan.

    6. Memisahkan energi yang dikeluarkan dari strukturnya atau manusia

    yang dapat mengalami kerugian dengan meletakkan batasan (barrier).

    Contoh :safety glasses, filter radiasi.

    7. Memodifikasi permukaan struktur yang kontak langsung dengan

    manusia atau struktur lain. Contoh : sudut yang dibulatkan, sudut tumpul

    atau permukaan yang lebih lebar untuk memegang alat bantu.

    8. Menguatkan struktur atau manusia. Contoh : konstruksi tahan gempa,

    training pekerja, dan memvaksinasi penyakit.

    9. Mendeteksi kerusakan secara cepat.

    10. Pada periode kerusakan dan pengembalian kondisi pada keadaan

    normal, melakukan penghitungan untuk memperoleh kondisi yang stabil.

    Contoh : rehabilitasi pada pekerja yang cedera dan memperbaiki alat-alat

    yang rusak.

    3. Multiple Factor Theory

    Pada teori ini banyak faktor yang menyebabkan suatu kejadian

    kecelakaan. Menurut Gross teori ini adalah terdiri dari 4 faktor yaitu manuisa,

    mesin, media dan manajemen. Mesin adalah segala peralatan. Media adalah

    lingkungan atau bisa merupakan cuaca. Manajemen adalah suatu konteks dimana

    3 M tersebut diatas berada dan beroperasi.

    Karakteristik dari manusia adalah tinggi, umur, gen, level kemampuan,

    kekuatan, motivasi, dan sebagainya. Karakteristik media adalah kondisi termal

    pada gedung/tempat kerja, air bersih dibandingkan dengan air asin, udara yang

    terkontaminasi, dan sebagainya. Karakteristik dari manajemen dapat berupa

    gaya manajemen, struktur organisasi, aliran komunikasi, prosedur, dan

    sebaginya. Karakteristik mesin termasuk ukuran, berat, bentuk, sumber energy,

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    12/36

    tipe tindakan atau gerakan, dan konstruksi material. Teknik statistik seperti

    analisis factor, analisis multi regresi, dan metode multivariat lain mungkin

    dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik ini. Banyak dari metode yang

    digunakan pada multiple factor theories tidak menghasilkan sebab dan akibat

    tetapi merupakan hubungan.

    2.3.3 Pengertian Manajemen

    Manajemen sebagai ilmu perilaku yang menyangkut aspek sosial dan

    eksak tidak terlepas dari tanggungjawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik

    dari segi perencanaan, maupun pengambilan keputusan dan organisasi. Baik

    kecelakaan kerja, gangguan kesehatan, maupun pencemaran lingkungan harus

    merupakan bagian dari biaya produksi. Sekalipun sifatnya sosial, setiap

    kecelakaan atau tingkat keparahannya tidak dapat dilepaskan dari faktor

    ekonomi dalam suatu lingkungan kerja. Pencegahan kecelakaan dana

    pemeliharaan hygiene dan kesehatan kerja tidak hanya dinilai dari segi biaya

    pencegahannya, tetapi dari segi manusianya.

    Antara biaya kecelakaan dan biaya pencegahan terdapat beberapa pokok

    yang berakar pada manajemen. Pokok-pokok ini menentukan kebijakan

    perusahaan yang mengendalikan operasi. Kebijakan ini melahirkan satu atau

    dua hari dari dua kemungkinan yaitu hasil yang baik dan/atau hasil yang

    merugikan sebagai akibat kecelakaan. Untuk memeperkecil kerugian ini, segala

    upaya perlu diadakan. Selama biaya pencegahan masih lebih kecil disbanding

    faedahnya, perlu diadakan usaha untuk meningkatkan keselamatan dan

    kesehatan kerja. Oleh karena itu manajemen seharusnya menyadari :

    a) Adanya biaya pencegahan.

    b) Kerugian akibat kecelakaan menimpa karyawan dan peralatan.

    c) Antara biaya pencegahan dan kerugaian akibat kecelakaan terdapat selisish

    yang sukar ditetapkan.

    d) Kecelakaan kerja selalu menyangkut manusia, peralatan dan proses.

    e) Manusia merupakan faktor dominan dalam setiap kecelakaan.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    13/36

    Dunia usaha mengenal paling tidak lima teori manajemen :

    1. Manajemen Teknologis

    Titik tumpuan : Efisiensi = keluaran/masukan

    Prinsip dasar : Proses dan ekonomi proses

    Faktor penting dalam perusahaan : Peralatan dan mesin yang efisien

    2. Manajemen Administratif

    Titik tumpuan : Administrasi dan organisasi yang rapi

    Prinsip dasar : Ekonomi, tata tertib dan proses kerja

    Faktor penting dalam perusahaan : Kekuasaan para manajemen sebagai

    penentu

    3. Manajemen Manusiawi

    Titik tumpuan : Manusia dan kebahagian manusia

    Prinsip dasar : Komunikasi yang jelas dan hubungan kerja yang

    serasi

    Faktor penting dalam perusahaan : Karyawan dan manajemen bekerjasama

    untuk tujuan yang sama

    4. Manajemen Ilmiah

    Titik tumpuan : Mutu keputusan manajerial

    Prinsip dasar : Penelitian operasional, penggunaan komputer dan

    sibernetika

    Faktor penting dalam perusahaan : Mutu produksi dan pertambahan nilai

    5. Manajemen Sasaran dan Hasil

    Titik tumpuan : Sasaran dan hasil

    Prinsip dasar : Pembinaan organisasi, pembinaan sumber daya secara

    terus menerus agar dapat mencapai sasaran dan hasil

    Faktor penting dalam perusahaan : Prestasi kerja karyawan

    Dari kelima pemikiran diatas factor manusia selalu ikut terlibat.

    Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia adalah faktor penting, dalam

    setiap usaha.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    14/36

    2.3.4. Faktor Manusia

    Manusia pada umumnya mempunyai sifat, tabiat, dan perilaku yang

    sama, tetapi pendorong (motivator) setiap individu itu berbeda-beda. Ada tiga

    pandangan yang berbeda-beda tentang manusia yaitu :

    1. Manusia sebagai makhluk ekonomi

    Asumsi dasar : kehidupan manusia dipengaruhi perhitungan-

    perhitungan ekonomis

    Pendorong : Lebih banyak uang/upah, labih baik prestasi dan tanggung

    jawab kerja

    Kenyataan : upah yang besar tidak selalu mendorong karyawan agar lebih

    berhati-hati dan rajin

    2. Manusia sebagai makhluk sosial

    Asumsi dasar : manusia lebih senang dan produktif dalam suasana

    kekeluargaan yang akrab

    Pendorong : suasana kekeluargaan. Organisasi usaha hendaknya bersifat

    kekeluargaan dimana terjadi keakraban satu sama lain

    Kenyataan : baik miskin atau kaya, manusia senantiasa ingin berkumpul.

    Namun produktivitas belum tentu diperoleh

    3. Manusia sebagai makhluk yang ingin berupaya

    Asumsi dasar : setiap orang ingin diberi kebebasan untuk berkembang

    dan berprestasi menurut kemampuan masing-masing

    Pendorong : kebebasan menentukan program kegiatan

    Kenyataan : manusia tidak pernah puas. Lebih luas kebebasan yang

    diberikan lebih banyak tuntutan tetapi lebih kecil hasil kerjanya

    Sifat dasar manusia bersumber dari adanya kebutuhan (needs) dan keinginan

    (wants). Dalam konteks organisasi, keinginan manusia yang berhubungan dengan

    pekerjaan biasanya berbentuk :

    1. Pembayaran yang dapat memenuhi kebutuhan

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    15/36

    2. Pekerjaan yang aman secara ekonomis

    3. Rekan kerja yang kompak dan memiliki rasa kekeluargaan

    4. Penghargaan atas hasil kerja

    5. Pekerjaan yang bermakna

    6. Kesempatan untuk mengembangkan diri

    7. kondisi kerja yang nyaman, aman dan menarik

    8. Pemimpin yang kompeten, adil dan jujur

    9. Perintah dan arahan yang jelas dan wajar (masuk akal)

    10. Tempat kerja yang dihargai relevan dengan kepentingan masyarakat

    Upaya menumbuhkan kemauan untuk bekerja dari para karyawan dapat kita

    dekati melalui pengetahuan tentang sumber kekuatan yang menggerakkan seseorang

    untuk bertingkah laku tertentu. Dengan kata lain, kita berupaya untuk menjawab 2

    pertanyaan dasar yaitu : (1) faktor-faktor apa sesungguhnya yang mendorong manusia

    untuk bekerja, dan (2) mengapa ada orang yang bekerja giat dan berprestasi, ada juga

    yang malas, ada yang sedang-sedang saja.

    Berikut ini adalah beberapa definisi motivasi menurut berbagai sumber yaitu :

    1. Motivasi adalah kekuatan yang mengendalikan dan menggerakkkan seseorang

    untuk melakukan tindakan atau perilaku yang diarahkan pada tujuan tertentu.

    (Morgan, et.al.,1986)

    2. Motivasi adalah kekuatan yang menggerakkan perilaku, memberi arah pada

    perilaku, dan mendasari kecenderungan untuk tetap menunjukkan perilaku

    tersebut. (Bartol & Martin, 1991)

    3. Motivasi adalah faktor-faktor lain yang menyebabkan, mengarahkan dan

    mempertahankan perilaku seseorang (Stoner, et.al., 1995)

    4. Motivasi adalah kemauan untuk mengerahkan upaya yang besar ke arah

    pencapaian tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk

    memuaskan sejumlah kebutuhan individu. (Robbins, 1993).

    Menurut Stoner, et.al.(1995), pemberian motivasi (motivating) adalah proses

    manajemen untuk mempengaruhi perilaku seseorang yang didasari atas pengetahuan

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    16/36

    tentang apa yang sesungguhnya mendorong atau menggerakkan oaring . Motivasi

    atau pemberian motivasi berhubungan dengan rentang perilaku sadar manusia antara

    dua ekstrim yaitu tindakan refleks, misalnya bersin atau kedipan mata dan kebiasaan

    yang dipelajari (learned habits), misalnya menggosok gigi atau gaya tulisan

    seseorang.

    Lingkungan pekerja adalah elemen psikologis penting dalam meningkatkan

    keselamatan. Perilaku pekerja biasanya mencerminkan keadaan dan lingkungan

    psikologis mereka. Upah yang wajar, hubungan kemanusiaan baik dalam pabrik,

    hubungan baik antara manajemen dan buruh, keputusan tepat atas masalah promosi

    (kenaikan pangkat), perhatian atas tempat kerja, sarana kesehatan yang jauh lebih

    baik, tunjangan-tunjangan kesejahteraan.

    Semua hal ini baik dalam bentuk materi atau bukan akan mempengaruhi

    perilaku seorang pekerja dan membantu meningkatkan keselamatan. Tidak

    terjaminnya lapangan kerja hampir pasti menjadi sebab kecelakaan. Bila pekerja takut

    diberhentikan, mereka mungkin akan berada dalam keadaan emosi tak seimbang,

    yang mungkin bisa menyebabkan semakin mungkin celaka.

    Pengaturan yang baik, penataan yang baik, dan cukup amannya mesin adalah

    contoh faktor lingkungan yang bukan saja membantu keselamatan, tetapi juga sangat

    besar efek psikologisnya. Menghargai perasaan dan harga diri pekerja membantu

    memberi rasa tenteram pada mereka, dan ini adalah factor keselamatan psikologisnya

    terpenting. Tetapi rasa tenteram tidak hanya bergantung pada situasi didalam pabrik,

    kondisi diluar pabrik juga berpengaruh. Disini juga jelas bahwa keselamatan bukan

    sesuatu yang dapat dipisah dari aspek lain kehidupan.

    Banyak pihak menganggap bahwa kelelahan meningkatkan resiko kecelakaan.

    Semakin lelah semakin besar pula resikonya. Salah satu keluhan paling umum

    diantara pekerja adalah rasa letih, baik karena kurang tidur malamnya, terlalu banyak

    kerja tau masalah emosional lainnya. Bila rasa letih sedemikian menonjol dan terus-

    menerus hingga menganggu kerja dan kegiatan di rumah, ini disebut kelelahan

    (fatique).

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    17/36

    Kecelakaan sering berhubungan pada sikap mental daripada kelelahan fisik

    pekerja. Sikap ini tergantung sekali pada suka atau tidaknya mereka pada pekerjaan

    mereka. Juga disini lingkungan umum berperan. Segala sesuatu yang membantu

    minat dan kepuasan dalam kerja mereka seperti tanggung jawab atas pekerjaan,

    pemberian penghargaan oleh manajemen, dan selalu menerima informasi

    perkembangan pabrik cenderung mengurangi kemungkinan mendapat kecelakaan.

    Ada sebagian pekerja yang dapat merasa cukup puas dengan kerja monoton.

    Mereka melakukannya secara hampir otomatis dan tanpa berfikir. Kecelakaan kadang

    terjadi atas mereka bila karena sesuatu sebab, timbul kelainan pada mesin atau benda

    kerja yang mereka hadapi, sementara mereka bekerja dengan gerak otomatis. Para

    pekerja lain tak tahan kerja monoton. Mereka terkena kecelakaan karena coba

    mencari variasi atas daur gerak yang selalu berulang.

    Perhatian pekerja yang belum terbiasa pada lingkungan pabrik akan terpencar

    oleh banyak kesan baru, dan ini bersama dengan kurangnya pengalaman dapat

    menjelaskan mengapa frekuensi ini juga tergantung pada pendidikan dan pelatihan

    yang mereka terima sebelum bekerja dan cara mereka diperkenalkan pada pekerjaan

    dan pengawasannya.

    Dilain pihak, walau pekerja berpengalaman tidak asing dengan

    lingkungannya, sangat kenalnya mereka pada resiko pekerjaannya malahan sering

    membuat mereka kurang berhati-hati. Menurut Swain & Gutman, Human Error

    Categories dapat dibagi dalam 5 kategori yaitu :

    1. Error of omission, yaitu error yang terjadi ketika seseorang melakukan

    kelalaian saat bekerja.

    2. Error of comission, yaitu error yang terjadi ketika seseorang melakukan

    pekerjaan yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

    3. Extraneus act, yaitu error yang terjadi ketika seseorang melakukan kegiatan

    yang tidak perlu dilakukan sehingga akan mengubah system manusia mesin yang

    berpotensi pada kerusakan.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    18/36

    4. Sequential error, yaitu error yang terjadi ketika seseorang melakukan kegiatan

    yang tidak sesuai dengan urutan/tahapan kerja.

    5. Time error, yaitu error yang terjadi ketika seseorang melakukan pekerjaan

    terlalu lambat/terlalu cepat.

    Dalam satu proses industri, potensi manusia yang tidak mempunyai batas-

    batas eksak itu dapat naik dan turun. Faktor-faktor utama penyebab potensi :

    a) Rasa tanggungjawab

    b) Kemampuan menetapkan sasaran yang tinggi terjangkau

    c) Pengalaman dan pendidikan

    d) Kebiasaan hidup

    e) Pandangan hidup

    Dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja, unsur utama inilah yang dapat

    mencegah atau menimbulkan kecelakaan kerja dan kemerosotan tanggungjawab.

    Dengan demikian dapat ditentukan satu asas manajemen keselamatan dan kesehatan

    kerja.

    2.3.5. Azas Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    Satu asas yang rasional untuk manajemen dan kesehatan kerja harus

    mencakup kenyataan bahwa baik perencanaan maupun keputusan-keputusan

    manajerial dan organisasi keseluruhannya tidak terlepas dari manusia dan lingkungan

    kerjanya dalam arti seluas-luasnya. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

    pada dasarnya mencari dan ,mengungkapkan kelemahan operasional yang

    memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan dua cara

    yaitu :

    1. Mengungkapkan sebab-sebab suatu kecelakaan (akarnya).

    2. Meneliti apakah pengendalian secara cermat dilaksanakan atau tidak.

    Kesalahan operasional yang menimbulkan kecelakaan yang tidak terlepas dari

    perencanaan yang kurang lengkap, keputusan-keputusan yang tidak tepat dan salah

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    19/36

    perhitungan dalam organisasi, pertimbangan dan praktek manajemen yang kurang

    mantap.

    Dari keterangan diatas jelaslah bahwa manajemen keselamatan dan kesehatan

    kerja membutuhkan satu asas tersendiri sebagaimana digambarkan dalam ikal

    sibernetika keselamatan dan kesehatan kerja pada gambar 2.3. Dengan demikian,

    maka ketiga fungsi manajemen, perencanaan, pengambilan keputusan, dan organisasi

    akan mengenai sasarannya.

    Kebijakan

    ManajemenOperasional

    * Prestasi Kerja

    * Kondisi Kerja

    Prestasi Kerja

    Kondisi Kerja

    * Perbuatan yang tidak selamat

    * Kondisi yang tidak selamat

    Kecelakaan :

    *Fatal

    *Luka-luka

    Gambar 2.3. Ikal Sibernetika Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    2.3.6 Tindakan Pencegahan Kecelakaan

    Tindakan pencegahan dan kecelakaan dalam K3 dikenal dengan 3E yaitu

    Engineering,Education, danEnforcement. Definisi dari 3E tersebut adalah :

    a. Engineering adalah tindakan, seperti mensubtitusi material yang tidak

    berbahaya, mengurangi penyimpanan material yang berbahaya,

    memodifikasi proses, menggunakan papan peringatan, dan sebagainya.

    b. Education termasuk :1. Training pekerja mengenai prosedur K3 dan latihan.

    2. Mendidik pekerja dalam mengerjakan pekerjaannya dengan benar dan

    aman.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    20/36

    3. Mendidik pengguna bagaimana caranya untuk menggunakan produk

    secara aman.

    4. Memberitahu masyarakat akan potensial resiko atau bahaya yang

    terdapat pada produk tersebut, bagaimana melakukan tindakan

    preventifnya.

    5. Training untuk para engineers mengenai evaluasi potensial bahaya,

    standar K3 dan tanggung jawab yang legal.

    c. Enforcement

    Yang dimaksud dengan enforcementadalah pencapaian pemenuhan

    dengan pimpinan, bagian organisasi dan hokum local dan regulasi, dengan

    consensus standar, peraturan organisasi dan prosedur.

    Kadang ada E yang keempat yaitu enthusiasm, yang berarti motivasi pada

    orang-orang yang ada di organisasi untuk melakukan program K3 melalui partisipasi

    dan tindakan lainnya.

    A. Pendidikan dan Latihan Kerja

    Pada dasarnya pendidikan merupakan pola pembinaan manusia

    bertitik tolak dari pemenuhan kebutuhan, manusia yang berpotensi itu secara

    naluriah mnegetahui apa yang dibutuhkannya. Setelah mengetahui kebutuhannya

    itu, ia bergerak (berkarya) untuk memenuhinya, dalam pola ini terdapat dua

    kelemahan yaitu (a) Pengenalan sasaran tidak selalu tepat karena diselubungi

    oleh ketidakpastian dan (b) Gerak (karya) ke arah sasaran tidak selalu sempurna.

    Para pekerja mendapat program pendidikan pekerja dalam kesehatan

    dan keselamatan kerja sehingga mereka dapat melakukan partisipasi secara

    efektif dalam menemukan sendiri pemecahan masalah ditempat kerja mereka.

    Berhasil tidaknya seseorang yang mengikuti program tersebut harus dinilai dari

    perkembangannya ditinjau dari sudut (a) pengetahuan sesuai spesifikasi yang

    terkandung dalam persyaratan jabatan/keahlian, (b) keterampilan, (c) sikap.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    21/36

    Sesuai dengan teori sumber daya manusia, program pembinaan sumber

    daya manusia akan bermanfaat jika :

    1. Sasaran utamanya adalah mencetak karyawan fungsional.

    2. Kurikulum dan rangkaian pengalaman yang harus ditempuh sesuai dengan

    spesifikasi jabatan masing-masing karyawan.

    3. Doktrin keselamatan dan kesehatan kerja yang diajarkan adalah perawatan

    keberhasilan berdasarkan kondisi, selangkah diatas perawatan berdasarkan

    waktu yang masih dominan.

    4. Seluruh program dilaksanakan dalam situasi industrial.

    5. Para peserta dari awal disadarkan pada kenyataan bahwa Industri

    membutuhkan ahli yang fungsional dan bukan sarjana intelektual.

    Pembinaan sangat menitikberatkan pembinaan kemampuan yang sifatnya

    fungsional. Situasi industri diperlukan dalam program pembinaan karyawan siap

    pakai agar sasaran utamanya, yakni meningkatkan kualitas karya dan kemampuan

    suatu sasaran dapat dicapai.

    2.3.7 Kondisi Lingkungan Kerja Yang Mempengaruhi Kegiatan Manusia

    Sebagaimana kita ketahui, terdapat banyak faktor mempengaruhi

    terbentuknya kondisi lingkungan kerja, diantaranya temteratur, kelembaban,

    sirkulasi uadara, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau-bauan, dan warna.

    Berikut ini akan diuraikan masing-masing factor tersebut sehubungan dengan

    kemampuan manusia yaitu :

    Temperatur

    Dalam kedaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai

    temperatur yang berbeda-beda seperti ditunjukkan pada gambar 2.4. Tubuh

    manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal ini dengan

    suatu system tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan dengan

    perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuhnya. Tetapi kemampuan manusia

    untuk menyesuaikan diri inipun ada batasnya yaitu bahwa tubuh manusia masih

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    22/36

    dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur

    luar tubuh ini tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi

    dingin, semuanya dari keadaan normal tubuh. Tubuh manusia bisa menyesuaikan

    diri karena kemapuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi dan

    penguapan jika terjadi kekurangan atas kelebihan panasnya. Menurut

    penyelidikan apabila temperatur udara lebih rendah dari 170C, berarti temperatur

    udara ini dibawah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri (35 % dibawah

    normal), maka tubuh akan mengalami kedinginan, karena hilangnya panas tubuh

    yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi dan radiasi, juga sebagian kecil

    akibat penguapan.

    Sebaliknya apabila temperatur udara terlampau panas dibandingkan

    temperatur normal tubuh, maka akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi

    yang jauh lebih besar dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan dirinya

    melalui system penguapannya.

    Ini menyebabkan temperatur tubuh menjadi ikut naik dengan lebih

    tingginya temperatur udara. Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat

    temperatur akan memberikan pengaruh berbeda-beda

    Jika kita perhatikan internal Climate suatu ruangan, selama masih

    dalam batas kenyamanan maka tidak akan ada masalah, namun jika berada diluar

    batas kenyamanan maka akan menjadi bahasan yang menarik. Ketidaknyamanan

    dapat menjadi sebuah gangguan atau bahkan akan menimbulkan efek-efek

    psikologis atau salah satu nyeri fisiologis tergantung pada level dan proses

    pertukaran panasnya. Menurut Grangjean (1986) kondisi panas sekeliling yang

    berlebih-lebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi daya

    kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas dengan yang lebih sedikit.

    Sebaliknya kondisi dingin yang berlebih-lebihan akan mengakibatkan rasa malas

    untuk beristirahat yang akan mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi, terutama

    berhubungan dengan pekerjaan yang menuntut kesiapan mental.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    23/36

    Kelembaban

    Yang dimaksud dengan kelembaban disini adalah banyaknya air yang

    terkandung dalam uadara biasa dinyatakan dengan persentase. Kelembaban ini

    sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur uadaranya, dan memang

    secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan bergerak udara

    dan radiasi dari uadara tersebut akan dipengaruhi keadaan tubuh pada saat

    menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.

    Suatu keadaan dimana temperatur udara sangat panas dan

    kelembabannya tinggi, akan menumbuhkan pengurangan panas dari tubuh

    secara besar-besaran, karena system penguapan dan pengaruh lain ialah makin

    cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk

    memenuhi kebutuhan akan oksigen. Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh

    manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuhnya

    dengan suhu disekitarnya. Rumus kesimbangan panas dalam tubuh manusia

    menurut Sanders (1987) adalah :

    S = M E R C W ..Persamaan 2.1.

    Dimana : S = Kondisi keseimbangan tubuh manusiaM = Metabolisme tubuh

    E = Panas yang hilang karena proses evaporasi

    R = Pertukaran panas akibat dari proses radiasi

    C = Pertukaran panas akibat dari proses konveksi

    W = Aktifitas kerja

    R dan C berharga ( + ) jika temperatur diluar tubuh lebih panas

    disbanding suhu tubuh, berarti tubuh menerima panas dari lingkungan, dan

    sebaliknya, R dan C berharga ( - ) apabila suhu tubuh lebih panas dibandingkan

    temperatur luar. Jika temperatur udara panas dan kelembabannya tinggi, maka

    rumus keseimbangan akan menjadi : M + R + C E = 0. Ini menunjukkan suatu

    keadaan dimana tubuh kehilangan tenaga akibat pengauapan, dan ini harus

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    24/36

    diimbangi terutama oleh akibat penguapan, dan ini juga harus diimbangi

    terutama pada proses metabolisme yang untuk berlangsungnya memerlukan

    banyak oksigen, artinya makin panas dan makin lembab lingkungan, makin

    banyak oksigen diperlukan untuk metabolisme dan makin cepat peredaran

    darah sehingga makin cepat pula denyut jantung. Keadaan ini sangat berbahaya

    bagi orang-orang tua atau mereka yang lemah jantung.

    Sirkulasi Udara

    Untuk menjaga agar udara disekitar tempat kerja tetap sehat dalam arti

    kata kita cukup mengandung oksigen dan bebas dari zat-zat yang bisa

    mengganggu kesehatan, harus dipikirkan tentang sirkulasi udara yang baik,

    sehingga udara kotor bisa diganti dengan udara segar dan bersih, yangbiasanya

    dilakukan melaui ventilasi.

    Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar

    tempat kerja. Pada siang hari, diamana biasanya manusia melakukan sebagian

    besar dari kegiatannya, pohon-pohonan merupakan penghasil oksigen yang

    dibutuhkan pernapasan kita. Dengan cukupnya oksigen disekitar kita, ditambah

    dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman-tanaman disekitar

    tempat kerja kita, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada

    jasmanani kita. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan sangat membantu

    untuk mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

    Pencahayaan

    Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk

    melihat obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan

    akan pencahayaan yang baik, akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan

    suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan

    yang terlalu suram mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah karena mata

    akan berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan

    mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata,

    karena bisa menyilaukan.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    25/36

    Kebisingan

    Kemajuan teknologi ternyata benyak menimbulkan masalah-masalah

    seperti diantaranya yang dikatakan sebagai polusi. Salah satu polusi yaitu

    kebisingan, yaitu bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Tidak

    dikehendaki karena terutama dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut

    dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan dapat

    menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penyelidikan kebisingan

    bisa meyebabkan kematian. Perlindungan modern yang paling baik adalah

    memakai earphone, yang bisa menutupi seluruh telinga. Tetapi karena pekerja

    umumnya tidak suka memakai pelindung telinga, keberhasilan tindakan itu

    akan tergantung pada tingkat pendidikan dan disiplin darinya.

    Getaran Mekanis

    Sesuai dengan namanya, getaran mekanis dapat diartikan sebagai

    getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis, yang sebagian dari

    getaran ini sampai ketubuh kita dan menimbulkan akibat-akibat yang tidak

    diinginkan pada tubuh kita.

    Besarnya getaran ini ditentukan oleh insensitas (meter/detik) dan

    frekwensi getarnya (getar/detik). Getaran mekanis pada umumnya sangat

    mengganggu tubuh karena ketidakteraturannya, baik tidak teratur dalam

    insesitas atau frekwensinya. Sedangkan alat-alat yang ada dalam tubuh kitapun

    mempunyai frekwensi alami, dimana alat yang satu berbeda frekwensi alaminya

    dengan alat yang lain. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh

    terjadi apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran

    mekanis. Secara umum getaran mekanis ini dapat menganggu tubuh dalam hal :

    1. Mempengaruhi konsentrasi kerja.

    2. Mempercepat datangnya kelelahan.

    3. Dan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena

    gangguan terhadap mata, syaraf, peredaran darah, otot-otot, tulang-tulang

    dan lain-lain.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    26/36

    Bau-bauan

    Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai

    pencemaran, apalagi kalau bau-bauan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat

    mengganggu konsentrasi bekerja, dan secara lebih jauh bau-bauan yang terus

    menerus bisa mempengaruhi kepekaan penciuman.

    Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor yang

    mempengaruhi kepekaan penciuman. Temperatur dan kelembaban merupakan

    dua faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat ketejaman penciuman

    seseorang. Oleh karena itu pemakaian air conditioning yang tepat merupakan

    salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang

    mengganggu disekitar tempat kerja.

    Warna

    Yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan tempat kerja,

    dimana warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk

    melihat objek, juga warna disekitar tempat kerja berpengaruh secara

    psikologis bagi para pekerja. Menurut penyelidikan, tiap warna itu

    memberikan pengaruh secara psikologis yang berbeda-beda terhadap manusia.

    Diantaranya warna merah bersifat merangsang, warna kuning memberi kesan

    luas atau lega, warna biru dan hijau memberikesan sejuk, aman dan

    menyegarkan, warna gelap memberikan kesan sempit dan warna terang

    memberikan kesan leluasa.

    Dalam kedaan dimana ruangan terasa sempit, warna yang sesuai

    dapat menghilangkan warna tersebut, hal ini secara psikologis

    menguntungkan karena kesan sempit cenderung menimbulkan ketegangan.

    Dengan adanya sifat-sifat itulah, maka pengaturan warna ruangan tempat kerja

    perlu diperhatikan, dalam arti luas harus disesuaikan dengan kegiatan

    kerjanya.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    27/36

    2.4 Defenisi Ekonomi Gerakan

    Ekonomi gerakan merupakan salah satu metode perancangan kerja dengan

    cara melakukan proses analisis terhadap beberapa gerakan bagian badan dalam

    menyelesaikan pekerjaan. Analisa diarahkan khususnya untuk menghilangkan

    gerakan gerakan yang tidak aktif, yang pada akhirnya dapat menghemat waktu

    kerja maupun pemakaian peralatan atau fasilitas kerja.

    Dalam proses analisis gerakan-gerakan, pertama-tama suatu pekerjaan

    diuraikan menjadi gerakan dasar pembentuknya. Gerakan dasar ini dikembangkan

    oleh Frank B, Gilberth dan Lilian Gilberth, yang dinamakan THERBLIG dan

    berjumlah 17 gerakan dasar yaitu:

    1. Mencari (Search): SH

    Dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir bila obyek

    sudah ditemukan.

    2. Memilih (Select): ST

    Dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih dan berakhir bila obyek

    sudah ditemukan.

    3. Memegang (Grasp): G

    Gerakan untuk memegang, biasanya didahului oleh gerakan menjangkau dan

    dilakukan oleh gerakan membawa.

    4. Menjangkau (Reach): RE

    Gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati

    maupun menjauhui obyek, ini biasanya didikuti gerakang memegang.

    5. Membawa (Move): M

    Gerak perpindahan tangan dalam keadaan terbebani. Gerakan ini didahului

    dengan memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau mengarahkan.

    6. Memegang untuk memakai (Hold): H

    Adalah memegang tanpa menggerakan obyek yang dipegang tersebut.

    7. Melepas (Release): RL

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    28/36

    Mulai pada saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari obyek dan berakhir

    bila seluruh jari sudah tidak menyentuh obyek lagi. Didahului oleh gerakan

    mengangkut dan diikuti gerakan menjangkau.

    8. Mengarahkan (Position): P

    Biasanya dimulai oleh gerakan mengangkut dan biasa diikuti oleh gerakan

    merakit. Gerakan ini dimulai sejak tangan mengendalikan obyek dan berakhir

    pada saat gerakan memakai atau merakit dimulai.

    9. Mengarahkan Sementara (Pre Position): PP

    Merupakan elemen gerak mengerahkan pada suatu tempat sementara

    10. Pemeriksaan (Inspektion): I

    Merupakan kegiatan memeriksa obyek untuk mengetahui apakah obyek telah

    memenuhi syarat-syarat tertentu.

    11. Perakitan (Assemble): A

    Gerakan untuk menggabungkan obyek dengan obyek lain. Gerakan ini

    biasanya didahului oleh salah satu therblig membawa atau mengarahkan dan

    dilanjutkan oleh therblig melepas. Pekerjaan dimulai bila obyek sudah siap

    dipasang dan berakhir bila obyek sudah tergabung secara sempurna.

    12. Lepas rakit (Disassemble): DA

    Therblig ini merupakan kebalikan dari perakitan, disini obyek dipisahkan dari

    suatu kesatuan.

    13. Memakai (Use): U

    Bila suatu tangan atau keduanya dipakai untuk menggunakan alat.

    14. Keterlambatan yang tak terhindar (Unavvoidable): UD

    Keterlambatan yang dimaksud adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh

    hal-hal diluar kemampuan pengendalian pekerja. Misalnya karena ketentuan

    cara kerja yang mengakibatkan suatu tangan menganggur sedangkan tangan

    lain bekerja atau listrik padam dll.

    15. Keterlambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable Delay): AD

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    29/36

    Adalah keterlambatan yang oleh hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja

    oleh pekerja sendiri baik disengaja maupun tidak disengaja misalnya

    merokok, sakit batuk dsb.

    16. Merencana (Plan): P

    Merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk menentukan

    tindakan yang akan diambil selanjutnya./ biasanya pada pekerja baru.

    17. Istirahat untuk menghilangkan fatique (Rest to Overcome fatique)

    Hal ini tidak terjadi pada siklus kerja tetapi terjadi secara periodic. Waktu

    untuk memulihkan kondisi badan dari rasa fatique akibat kerja berbeda-beda.

    2.4.1 Prinsip prinsip Ekonomi Gerakan

    Prinsip prinsip ekonomi gerakan hubungannya dengan tubuh dan gerakan

    manusia

    1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang

    sama.

    2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali

    pada waktu istirahat.

    3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris

    dan berlawanan arah.

    4. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat. Yaitu hanya menggerakkan

    tangan atau bagian yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan

    sebaik-baiknya.

    5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu

    pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot

    dalam pekerja.

    6. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan memperlambat

    gerakan tersebut.

    7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti dari pada

    gerakan yang dikendalikan.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    30/36

    8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika

    memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama yang alamiah bagi

    sipekerja.

    9. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata.

    2.4.2 Prinsip prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pernyataan tata

    letak tempat kerja.

    1. Sebaiknya dipisahkan agar badan dan peralatan mempunyai tempat

    yang tetap.

    2. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah, cepat

    untuk dicapai.

    3. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya

    memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga badan yang akan dipakai

    selalu tersedia ditempat yang dekat untuk diambil.

    4. Sebaiknya untuk menyalurkan obyek yang sudah selesai dirancang

    mekanismenya yang baik.

    5. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa

    sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan-urutan terbaik.

    6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga

    alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan

    suatu hal yang menyenangkan.

    7. Tipe tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya

    bersikap (mempunyai postur) yang baik.

    8. Tata letak perlatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa

    sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.

    2.4.3 Prinsip prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan

    peralatan.

    1. Sebaiknya tangan dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan

    dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki

    dapat ditingkatkan.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    31/36

    2. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari

    satu kegunaan..

    3. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan

    dalam memegang dan penyimpanan.

    4. Bila setiap jari melakukan gerakan sendiri-sendiri , misalnya seperti

    pekerjaan mengetik. Bahan yang didistribusikan pada jari harus sesuai

    dengan kekuatan masing masing jari.

    5. Roda tangan , palang dan peralatan sejenis dengan itu sebaiknya diatur

    sedemikian rupa sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi yang

    baik, dan dengan tenaga yang minimum

    Selain itu gerakan gerakan dapat juga diklasifikasikan dalam dua kategori

    yaitu:

    a. Effective

    1. Physivcal Basic Division

    2. Objective Basic Division

    b. Inffective

    1. Mental atau semimental Basic Division2. Delay

    Gerakan gerakan Therblig yang digunakan untuk menyususn suatu

    sistem kerja, harus dibantu dengan MIcromotion Study agar dapat

    menghasilkan sistem yang baik.

    2.5 Histogram

    Apabila data yang diperoleh berukuran besar atau datanya banyak maka untuk

    memudahkan analisa deskriptif maka data tersebut diringkas menjadi distribusi

    frekuensi atau tabel frekuensi.

    Langkah-langkah dalam penyusunan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:

    1. Menentukan range dimana diperoleh dari selisih antara data terbesar dan data

    terkecil.

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    32/36

    2. Menetukan banyak kelas (K) dengan cara:

    - Cara umum, bisa ditentukan antara 5 15

    - Cara strungest, kelas (K) = 1 + 3,3 Log N

    3. Menentukan panjang kelas (P) yakni range dibagi dengan banyaknya kelas

    4. Menentukan batang kelas I, dengan cara:

    - Mengumpulkan data terkecil

    - Menggunakan data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya

    harus kurang dari panjang kelas yang ditentukan.

    Setelah itu data disajikan dalam bentuk histogram berdasarkan batas kelas yang

    telah ditentukan dan banyaknya frekuensi yang telah diperoleh

    2.6 Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku

    Waktu siklus adalah waktu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

    suatu produk. Dimana rumusnya yaitu:

    Waktu Siklus (Ws) =n

    Xi

    Waktu Normal adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu

    produk dalam keadaan standar atau normal. Dimana rumusnya yaitu:

    Waktu Normal (Wn) = Ws x P

    Dimana : P = Faktor penyesuaian

    Waktu Baku adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

    produk dimana dipengaruhi oleh factor penyesuaian dan factor kelonggaran.

    Rumusnya yaitu:

    Waktu Baku (Wb) = Wn + Wn (1)

    2.5.1 Faktor Penyesuaian

    Setelah pengukuran berlangsung, pengukuran harus mengamati

    kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh operator, ketidak wajaran dapat saja

    terjadi misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu

    waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi ruang

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    33/36

    yang buruk. Sebab-sebab seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja yang

    berakibat telalu singkat atau terlalu panjang waktu penyelesaian. Hal ini jelas

    tidak diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh

    dari kondisi dan cara kerja yang baku yang diselesaikan secara wajar.

    Biasanya penyesuain dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-

    rata atau waktu elemen rata-rata suatu harga p yang disebut dengan faktor

    penyesuain. Untuk memudahkan pemilihan konsep wajar seorang pengukur

    dapat mempelajari bagaimana kerjanya seorang operator yang dianggap normal

    yaitu jika seorang operator yang dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-

    usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja yang

    ditetapkan, dan menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan pekerjaan.

    Untuk menyatakan kelonggaran dalam perhitungan waktu baku langkah

    pertama adalah menentukan besarnya kelonggaran untuk hal tersebut diatas

    yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique dan hambatan yang

    tidak terhindarkan. Dua hal yang pertama antara lain dapat diperoleh dari tabel

    yaitu dengan memperhatikan kondisi-kondisi dan sesuai dengan pekerjaan yang

    dilakukan. Untuk yang ketiga dapat diperoleh melalui pengukuran khusus

    seperti sampling pekerjaan. Biasanya dinyatakan dalam persentase dijumlahkan

    dan kemudian mengalikan jumlah ini dengan waktu normal yang telah dihitung

    sebelumnya.

    Dari keempat cara penentuan faktor-faktor dari penyesuaian diatas

    maka yang kami gunakan dalam penyusunan laporan ini adalah cara Wesing

    House. Cara Wesing House mengarahkan penulisan pada empat faktor yang

    dianggap menentukan kewajaran dalam bekerja yaitu :

    Keterampilan, usaha, kondisi atau konsistensasi. Keterampilan atau skill

    didefenisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Dan

    latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai ketingkat

    tertentu saja. Secara psikologis keterampilan merupakan uptitude pekerja untuk

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    34/36

    pekerjaan yang bersangkutan, keterampilan dapat menurunkan bila telah

    terlampau lama tidak menangani pekerjan terseburt.

    Menghitung waktu siklus rata-rata dengan :

    Ws =n

    Xi

    Hitung waktu normal dengan :

    Wn = Ws x P

    DimanaP adalah faktor-faktor penyesuaian. Faktor ini diperhitungkan

    jika pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan tidak

    wajar, hasil perhitunga waktu perlu disesuaikan atau dinormalkan dulu untuk

    mendapatkan waktu siklus rata-rata yang wajar. Jika pekerja bekerja dengan

    wajar, maka faktor penyesuaian p sama dengan l, artinya waktu siklus rata-

    rata normal. jika pekerjaan terlalu lambat maka untuk menormalkanya

    pengukur harus memberi harga pl dan selanjutnya pl, jika dianggap bekerja

    cepet.

    Hitung waktu baku dengan :

    Wb = Wn + Wn (l)

    Dimana l adalah kelonggaran yang diberikan pada pekerja untuk

    menyusuaikan pekerjaan disamping waktu normal. Kelonggaran ini diberikan

    untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan

    gangguan-gangguan yang mungkin terjadi dan terhindarkan oleh pekerja

    umumnya, kelonggaran dinyatakan dalam persen dari waktu normal.

    Cara menentukan faktor penyesuaian pertama adalah dengan cara

    persentase.Disini biasanya ditentukan sepenuhnya oleh pengukur melalui

    pengamatan selama melakukan pengukuran,terlihat bahwa penyusuaian

    diselesaikan dengan cara yang sederhana, namun terlihat adanya kekurangan

    dan kurangnya ketelitian sebagai akibat dari kasarnya cara penelitian.Bertolak

    dari kelemahan ini dikembangkanlah cara-cara lain yang dipandang sebagai

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    35/36

    cara yang lebih obyektif.Cara-cara ini umumnya memberikan patokan yang

    dimaksud untuk mengarahkan penilaian pengukuran terhadap kerja operator.

    2.5.2 Kelonggaran

    Kelonggaran diberikan untuk tidak hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,

    menghilangkan rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak dapat

    dihindarkan. Ketiganya merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh

    pekerja, n yang selama pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat ataupun

    dihitung. Karena sesuai dari pengukuran dan setelah mendapatkan waktu

    normal kelonggaran ditambahkan dengan.

    2.6 Diagram Sebab Akibat (Fish Bone Diagram)

    Diagram sebab akibat yang terkenal dengan istilah diagram tulang ikan.

    Diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Kaoro Ishikawa (Tokyo University) pada

    tahun 1943.

    Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor

    yang berpengaruh secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas

    output kerja. Disamping itu juga dicari penyebab penyebab sesungguhnya dari

    suatu masalah. Dalam hal ini metode sumbang saran (Brainstorming Method)

    yang cukup efektif digunakan untuk mencari factor-faktor penyebab terjadinya

    penyimpangan kerja secara detail.

    Untuk mencari factor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas

    hasil kerja maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 faktor penyebab

    utama yang signifikan yang perlu diperhatiakan, yaitu:

    1. Manusia (Man)

    2. Metode kerja (Work-Method)

    3. Mesin (Machine)

    4. Bahan baku (Row Materials)

    5. Lingkungan kerja (Work-Environment)

  • 7/22/2019 bab 2 asli sispro

    36/36

    Hubungan penyimpangan kualitas dengan factor factor penyebab tersebut dapat

    digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

    2.7 Peta tangan kiri & tangan kanan (left & right hand chart)

    Peta tangan kiri dan tangan kanan diusahakan untuk menganalisa aktivitas

    kerja yang dilaksanakan oleh seorang operator dalam stasiun kerja. Peta tangan

    kiri dan tangan kanan akan menggambarkan gerakan gerakan kerja yang

    dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan dengan tujuan utamanya adalah

    untuk memperoleh keseimbangan gerakan kerja.