bab 2 asli sispro
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
1/36
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Kerja
Sistem kerja merupakan suatu kesatuan yang unsur-unsurnya terdiri dari
manusia, peralatan dan lingkungan, dimana unsure-unsur tersebut terintegrasi
untuk mencapai suatu tujuan dari sistem kerja tersebut. Sistem kerja dapat berupa
suatu sistem yang sederhana sampai dengan suatu bentuk sistem yang kompleks.
Proses produksi disuatu pabrik merupakan suatu contoh sistem kerja, dimanapada sistem tersebut terjadi interaksi antara para pekerja, mesin, bahan baku serta
lingkungan kerjanya dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan.
Apabila kita berada dalam dunia pekerjaan, maka terdapat berbagai faktor
yang mempengaruhi jalannya pekerjaan. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan
karena bila menimbulkan kerugian apabila tidak diperhatikan dan mendatangkan
keuntungan bila sebaliknya (Sutalaksana, 1979 hal:57). Dilihat dari segi bahwa
manusia adalah salah satu komponen dari sistem kerja, maka factor-faktor
tersebut jelas harus diperhatikan jika dikehendaki suatu rancangan sistem kerja
yang optimal. begitu juga dengan pekerjaan lain yang memberikan dampak
terhadap manusia sebagai pengguna dari sistemkerja tersebut maka hendaknya
disesuaikan dengan kemampuan manusia.
Sistem kerja yang ditata dengan baik sangatlah diperlukan dalam
berbagai aktivitas seperti perancangan tata letak fasilitas, penjadwalan produksi,
pengukuran kinerja pekerja untuk penetapan timbal jasa dan tata hitung ongkos.
Untuk dapat mencapai suatu tatanan yang baik dari sistem kerja diperlukan
adanya penataan sistem kerja yang terintegrasi dari unsur-unsur yang
membentuk sistem kerja tersebut, sehingga dapat mencapai sasarannya dengan
cara yang sebaik-baiknya.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
2/36
Penataan suatu sistem kerja biasanya berdasarkan babarapa alternatif
yang ada, sehingga diperlukan suatu pemilihan untuk dapat menentukan sistem
kerja terbaik. Pemilihan ini ditentukan berdasarkan hasil pengukuran yang
dilakukan terhadap alternatif-alternatif tersebut. Penataan dan pengukuran sistem
kerja akan dapat menghasilkan suatu rancangan dan hasil yang baik, dimana
selanjutnya penataan dan pengukuran sistem kerja ini biasa disebut dengan
perancangan sistem kerja
Sutalaksana menuliskan bahwa ada 4 kriteria yang dipandang sebagai
pengukur yang baik tentang kebaikan suatu sistem kerja yaitu waktu
penyelesaian sangat singkat, tenaga yang diperlukan sangat sedikit , akibat-akibat
yang ditimbulkan dari faktor psikologis dan sosiologis sangat minim.
(Sutalaksana, 1979 : hal 9)
2.2. Teknik Perancangan Untuk Perbaikan Sistem Kerja
Untuk dapat merancang sistem kerja yang baik, seorang perancang
harus dapat menguasai dan mengendalikan faktor-faktor yang membentuk suatu
sistem kerja. Faktor-faktor tersebut bila dilihat dalam kelompok besarnya terdiri
atas pekerja, mesin dan peralatan serta lingkungannya.
Prinsip-prinsip ekonomi gerakan merupakan bekal penting untuk
mendapat rancangan suatu sistem kerja yang baik, karena disinilah diperhatikan
beberapa pengaruh hasil kerjanya, disamping pengaruh dari manusia yang
melakukan pekerjaan tersebut. Dibawah ini akan diuraikan prinsip-prinsip
ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakannya,
pengaturan tata letak tempat kerja dan perancangan peralatan.
2.2.1.Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Tubuh
Manusia dan Gerakan-gerakannya
Pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan, faktor manusia dalam
pekerjaannya sangat penting untuk dipelajari, karena yang diinginkan oleh
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
3/36
prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah kenyamanan dalam bekerja,
tetapi dalam produktivitas yang tinggi, hal ini dapat dicapai dengan
mempelajari kemampuan dan keterbatasan-keterbatasan manusia dalam
bekerja (Sutalaksana, 1979 : hal 89). Prinsip-prinsip ekonomi gerakan
dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakan-gerakannya adalah
sebagai berikut : (Sutalaksana, 1979 : hal 108)
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri pada saat yang
sama.
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama
kecuali pada waktu istirahat.
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya
simetris dan berlawanan arah.
4. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat. Yaitu hanya
menggerakkan tangan atau bagian badan yang diperlukan saja untuk
melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk
membantu pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya
kerja otot dalam pekerja.
6. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan
memperlambat pekerjaan tersebut.
7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti
daripada gerakan yang dikendalikan.
8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika
memungkinkan irama kerja kerja harus mengikuti irama yang alamiah
bagi pekerja.
9. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata. Gerakan mata kadang-
kadang tidak dapat dihindarkan dari pekerjaan terutama bila
pekerjaannya harus menghadapi jenis pekerjaan tersebut.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
4/36
2.2.2. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Pengaturan
Tata Letak Tempat Kerja
Dalam pengaturan tata letak tempat kerja juga perlu diterapkan
prinsip-prinsip ekonomi gerakan agar pekerjaan yang dilakukan dapat
selesai mudah dan cepat. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang digunakan
adalah : (Sutalaksana, 1979 : hal 110)
1. Sebaiknya diusahakan agar badan dan peralatan mempunyai tempat
yang tetap. Karena dengan demikian akan memudahkan pekerja untuk
mengambil bahan dan peralatan tersebut. Jika tempat bahan dan
peralatan sudah tetap, tangan pekerja akan secara otomatis dapat
mengambilnya sehingga mencari yang merupakan pekerjaan mental
dapat dihilangkan.
2. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah, cepat
dan enak untuk dicapai. Dari analisa Therblig sudah diketahui bahwa
untuk menjangkau jarak yang pendek diperlukan waktu yang lebih
singkat dibandingkan bila jaraknya lebih jauh. Oleh karena itu semua
bahan dan peralatan sedapat mungkin harus diatur tata letaknya
menurut prinsip diatas. Selain hal diatas, manusia juga mempunyai
keterbatasan dalam jarak jangkaunya sehingga untuk pengaturan tata
letak bahan dan peralatannya, hal ini pun harus dipertimbangkan
dengan sebaik-baiknya.
3. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya
memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga badan yang akan dipakai
selalu tersedia ditempat yang dekat untuk diambil.
4. Sebaiknya untuk menyalurkan obyek yang sudah selesai dirancang
,mekanismenya yang baik.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
5/36
5. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan-urutan
terbaik.
6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga
alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan
suatu hal yang menyenangkan.
7. Tipe tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya
bersikap (mempunyai postur yang baik).
8. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian
rupa sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.
2.2.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan
Perancangan Peralatan
Pada perancangan peralatan sebaiknya diterapkan prinsip-prinsip
ekonomi gerakan agar peralatan yang digunakan pekerja tetap nyaman
saat digunakan. Dalam perancangan peralatan diterapkan prinsip-prinsip
ekonomi gerakan berikut : (Sutalaksana, 1979 : hal 114)
1. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila
penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan
dengan kaki dapat ditingkatkan.
2. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari
satu kegunaan.
3. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan
dalam memegang dan menyimpan.
4. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya
seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus
disesuaikan dengan kekuatan masing-masing jari.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
6/36
5. Roda tangan, palang, dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya
diatur sedemikian hingga beban dapat melayaninya denag posisi yang
baik dan dengan tenaga yang minimum.
2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kecelakaan bisa terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan
kerja, atau perbuatan yang tidak selamat, jadi definisi kecelakaan kerja adalah
setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan
kecelakaan maka lahirlah doktrin keselamatan dan kesehatan kerja yang
mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan
meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan mengadakan pengawasan yang
ketat.
Sebenarnya baik perbuatan maupun keadaan yang tidak selamat berakar
lebih dalam dari pada kecelakaan yang terlihat atau teralami. Dengan kata lain
kecelakaan kerja hanyalah merupakan gejala yang berakar pada manajemen.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
7/36
Sasaran sistem
kerja
Desain
organisasi
Desain ergonomi
Desain teknis
Desain tenologi
Tuntutan jabatan
manusia
Ruang lingkup
kerja manusia
Syarat-syaratkerja manusia
Fungsi yang harus
dilaksanakan
manusia
Fungsi yang harus
dilaksanakan
Gambar 2.1 Sistem kerja
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
8/36
Kerugian
materi
Kerugian
tenaga kerja
1. Perbuatan tidak selamat
2. Keadaan tidak selamat
Kebijakan
manajemen
Kecelakaan
Gambar 2.2 Manajemen akar kecelakaan kerja
Salah satu faktor utama dalam rantai peristiwa yang membawa suatu
kecelakaan adalah pekerja. Banyak kecelakaan masa lampau disebabkan oleh
tindakan tidak aman oleh pekerja misalnya kecerobohan, kelelahan dan
ketidakacuhan adalah beberapa sebab kecelakaan. Betapa sering kecerobohan pekerja
diajukan sebagai penyebab kecelakaan. Ancaman ini tidak banyak berarti dalam
mencari akar sebab-sebab kecelakaan. Ia memberi kesan bahwa untuk mencegah
terjadinya kecelakaan, cukup dengan menghentikan tindakan tidak aman. Jadi
tanggung jawab sering dibebankan pada pekerja secara tidak tepat., dan kondisi yang
menyebabkan tindakan tidak aman tidak mendapat perhatia penuh.
Ada banyak jawaban yang mungkin atas pertanyaan mengapa para pekerja
melakukan suatu pekerjaan secara tak aman pada hal mereka dapat melakukan secara
aman?. Pekerja mungkin menganggap cara tak aman lebih mudah, tidak terlalu
macam-macam atau lebih tepat. Mungkin mereka anggap cara tak aman adalah yang
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
9/36
terbaik. Mungkin mereka kira langklah pengaman tidak perlu karena yakin dapat
menjaga diri dalam segala keadaan. Mungkin mereka menganggap, sebagaimana
biasanya orang berpengalaman, dapat menentukan sendiri cara bekerja yang baik.
Atau mereka mungkin tidak menghiraukan atau tidak menyadari metode yang aman.
Ada beberapa aspek prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang mendorong
terjadinya tindakan tidak aman :
1. Waktu dan keselamatan. Salah satu alasan paling lazim untuk mengambil
resiko sdalam bekerja adalah menghemat waktu agar bisa mendapatkan waktu
santai atau waktu untuk menghasilkan uang lebih banyak, atau sekedar
menghemat waktu dengan mempercepat menyelesaikan pekerjaannya. Karenanya
tidak aneh apabila keinginan menghemat waktu ini menyebabkab tindakan tidak
aman.
2. Upaya dan keselamatan. Bila cara aman menjalankan pekerjaan membutuhkan
terlalu banyak upaya, fisik maupun mental, umumnya pekerja akan memakai
jalan pintas yang juga dapat menyebabkan kondisi tak aman.
3. Penerimaan kelompok dan keselamatan. Betapa penting seorang pekerja yang
baru bergabung pada sebuah kelompok pekerja berpengalaam, ketika menanyakan
beberapa hal mengenai pakaian pengaman, menerima jawaban anda tidak
membutuhkannya, tak seorang pun diantara kami memakainya. Pekerja baru
tersebut yang tak ingin terbuang, biasanya mengabaikan rasa takutnya yang
kadang kala akibatnya justru menakutkan, karena pada umumnya resiko tertinggi
dihadapi pekerja yang baru.
2.3.2. Teori Kecelakaan
Teori-teori yang dijabarkan merupakan teori yang berisi tindakan preventif.
Teori ini juga tidak ada yang benar-benar cocok, dan masing-masing orang akan
menemukan teori untuk didiskusikan dan dipakai untuk mengatasi kecelakaan
kerja yaitu:
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
10/36
1. Teori Domino oleh W.F. Heinrich
Teori ini menyatakan bahwa kecelakaan adalah lima kartu domino
yang diletakkan berurutan secara berdiri. Yang satu akan mengenakan yang
lain. Lima domino dalam urutan terbalik adalah (1) cedera yang disebabkan
oleh (2) sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh (3) Tindakan yang tidak
aman atau kondisi yang tidak aman dan disebabkan oleh (4) pembawaan atau
cirri-ciri yang tidak diinginkan (contoh : kecerobohan, gugup, pemarah,
kurang pengetahuan), yang dikembangkan dari sebuah (5) lingkungan social.
Filosofi Heinrich pada tindakan preventif kecelakaan menekankan pada
tindakan yang tidak aman dan faktor yang berhubungan dengan manusia.
2. Teori Energi
Teori energi ini dikemukakan oleh William Haddon. Teori energi
menyarankan bahwa kuantitas energi yang diartikan sebagai transfer energi
dan tingkat dari transfer berhubungan dengan macam-macam cedera. Kadang
teori energi disebut sebagai teori pengeluaran energi (energy release theory).
Haddon menyerankan 10 strategi untuk mencegah atau mengurangi kerugian-
kerugian, yaitu :
1. Mencegah penyusunan energi. Tujuannya adalah tidak menghasilkan
energi atau merubahnya ke bentuk yang tidak menyebabkan cedera atau
kecelakaan, contoh : tidak menghasilkan bubuk senjata, mensubtitusikan
substansi yang aman untuk bubuk yang berbahaya.
2. Mengurangi banyaknya penyusunan energi. Contoh : menjaga
kecepatan motor lambat, mengurangi kuantitas atau konsentrasi dari
material toksik, dan sebagainya.
3. Mencegah pengeluaran energi. Contoh : penggunaan alat tertentu
untuk mencegah tangga jatuh, dan sebagainya.
4. Memodifikasi tingkat pengeluaran energi dari sumbernya tau
memodifikasi distribusi parsial dari pengeluaran energi. Contoh :
memperlembat tingkat pembakaran dari suatu substansi.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
11/36
5. Memisahkan tempat atau waktu pengwluaran energi dari strukturnya
yang dapat merusak atau mencederakan manusia. Contoh : memisahkan
jalur untuk pengendara motor atau sepeda dengan pejalan kaki,
menempatkan sumber listrik di luar jangkauan.
6. Memisahkan energi yang dikeluarkan dari strukturnya atau manusia
yang dapat mengalami kerugian dengan meletakkan batasan (barrier).
Contoh :safety glasses, filter radiasi.
7. Memodifikasi permukaan struktur yang kontak langsung dengan
manusia atau struktur lain. Contoh : sudut yang dibulatkan, sudut tumpul
atau permukaan yang lebih lebar untuk memegang alat bantu.
8. Menguatkan struktur atau manusia. Contoh : konstruksi tahan gempa,
training pekerja, dan memvaksinasi penyakit.
9. Mendeteksi kerusakan secara cepat.
10. Pada periode kerusakan dan pengembalian kondisi pada keadaan
normal, melakukan penghitungan untuk memperoleh kondisi yang stabil.
Contoh : rehabilitasi pada pekerja yang cedera dan memperbaiki alat-alat
yang rusak.
3. Multiple Factor Theory
Pada teori ini banyak faktor yang menyebabkan suatu kejadian
kecelakaan. Menurut Gross teori ini adalah terdiri dari 4 faktor yaitu manuisa,
mesin, media dan manajemen. Mesin adalah segala peralatan. Media adalah
lingkungan atau bisa merupakan cuaca. Manajemen adalah suatu konteks dimana
3 M tersebut diatas berada dan beroperasi.
Karakteristik dari manusia adalah tinggi, umur, gen, level kemampuan,
kekuatan, motivasi, dan sebagainya. Karakteristik media adalah kondisi termal
pada gedung/tempat kerja, air bersih dibandingkan dengan air asin, udara yang
terkontaminasi, dan sebagainya. Karakteristik dari manajemen dapat berupa
gaya manajemen, struktur organisasi, aliran komunikasi, prosedur, dan
sebaginya. Karakteristik mesin termasuk ukuran, berat, bentuk, sumber energy,
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
12/36
tipe tindakan atau gerakan, dan konstruksi material. Teknik statistik seperti
analisis factor, analisis multi regresi, dan metode multivariat lain mungkin
dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik ini. Banyak dari metode yang
digunakan pada multiple factor theories tidak menghasilkan sebab dan akibat
tetapi merupakan hubungan.
2.3.3 Pengertian Manajemen
Manajemen sebagai ilmu perilaku yang menyangkut aspek sosial dan
eksak tidak terlepas dari tanggungjawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik
dari segi perencanaan, maupun pengambilan keputusan dan organisasi. Baik
kecelakaan kerja, gangguan kesehatan, maupun pencemaran lingkungan harus
merupakan bagian dari biaya produksi. Sekalipun sifatnya sosial, setiap
kecelakaan atau tingkat keparahannya tidak dapat dilepaskan dari faktor
ekonomi dalam suatu lingkungan kerja. Pencegahan kecelakaan dana
pemeliharaan hygiene dan kesehatan kerja tidak hanya dinilai dari segi biaya
pencegahannya, tetapi dari segi manusianya.
Antara biaya kecelakaan dan biaya pencegahan terdapat beberapa pokok
yang berakar pada manajemen. Pokok-pokok ini menentukan kebijakan
perusahaan yang mengendalikan operasi. Kebijakan ini melahirkan satu atau
dua hari dari dua kemungkinan yaitu hasil yang baik dan/atau hasil yang
merugikan sebagai akibat kecelakaan. Untuk memeperkecil kerugian ini, segala
upaya perlu diadakan. Selama biaya pencegahan masih lebih kecil disbanding
faedahnya, perlu diadakan usaha untuk meningkatkan keselamatan dan
kesehatan kerja. Oleh karena itu manajemen seharusnya menyadari :
a) Adanya biaya pencegahan.
b) Kerugian akibat kecelakaan menimpa karyawan dan peralatan.
c) Antara biaya pencegahan dan kerugaian akibat kecelakaan terdapat selisish
yang sukar ditetapkan.
d) Kecelakaan kerja selalu menyangkut manusia, peralatan dan proses.
e) Manusia merupakan faktor dominan dalam setiap kecelakaan.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
13/36
Dunia usaha mengenal paling tidak lima teori manajemen :
1. Manajemen Teknologis
Titik tumpuan : Efisiensi = keluaran/masukan
Prinsip dasar : Proses dan ekonomi proses
Faktor penting dalam perusahaan : Peralatan dan mesin yang efisien
2. Manajemen Administratif
Titik tumpuan : Administrasi dan organisasi yang rapi
Prinsip dasar : Ekonomi, tata tertib dan proses kerja
Faktor penting dalam perusahaan : Kekuasaan para manajemen sebagai
penentu
3. Manajemen Manusiawi
Titik tumpuan : Manusia dan kebahagian manusia
Prinsip dasar : Komunikasi yang jelas dan hubungan kerja yang
serasi
Faktor penting dalam perusahaan : Karyawan dan manajemen bekerjasama
untuk tujuan yang sama
4. Manajemen Ilmiah
Titik tumpuan : Mutu keputusan manajerial
Prinsip dasar : Penelitian operasional, penggunaan komputer dan
sibernetika
Faktor penting dalam perusahaan : Mutu produksi dan pertambahan nilai
5. Manajemen Sasaran dan Hasil
Titik tumpuan : Sasaran dan hasil
Prinsip dasar : Pembinaan organisasi, pembinaan sumber daya secara
terus menerus agar dapat mencapai sasaran dan hasil
Faktor penting dalam perusahaan : Prestasi kerja karyawan
Dari kelima pemikiran diatas factor manusia selalu ikut terlibat.
Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia adalah faktor penting, dalam
setiap usaha.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
14/36
2.3.4. Faktor Manusia
Manusia pada umumnya mempunyai sifat, tabiat, dan perilaku yang
sama, tetapi pendorong (motivator) setiap individu itu berbeda-beda. Ada tiga
pandangan yang berbeda-beda tentang manusia yaitu :
1. Manusia sebagai makhluk ekonomi
Asumsi dasar : kehidupan manusia dipengaruhi perhitungan-
perhitungan ekonomis
Pendorong : Lebih banyak uang/upah, labih baik prestasi dan tanggung
jawab kerja
Kenyataan : upah yang besar tidak selalu mendorong karyawan agar lebih
berhati-hati dan rajin
2. Manusia sebagai makhluk sosial
Asumsi dasar : manusia lebih senang dan produktif dalam suasana
kekeluargaan yang akrab
Pendorong : suasana kekeluargaan. Organisasi usaha hendaknya bersifat
kekeluargaan dimana terjadi keakraban satu sama lain
Kenyataan : baik miskin atau kaya, manusia senantiasa ingin berkumpul.
Namun produktivitas belum tentu diperoleh
3. Manusia sebagai makhluk yang ingin berupaya
Asumsi dasar : setiap orang ingin diberi kebebasan untuk berkembang
dan berprestasi menurut kemampuan masing-masing
Pendorong : kebebasan menentukan program kegiatan
Kenyataan : manusia tidak pernah puas. Lebih luas kebebasan yang
diberikan lebih banyak tuntutan tetapi lebih kecil hasil kerjanya
Sifat dasar manusia bersumber dari adanya kebutuhan (needs) dan keinginan
(wants). Dalam konteks organisasi, keinginan manusia yang berhubungan dengan
pekerjaan biasanya berbentuk :
1. Pembayaran yang dapat memenuhi kebutuhan
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
15/36
2. Pekerjaan yang aman secara ekonomis
3. Rekan kerja yang kompak dan memiliki rasa kekeluargaan
4. Penghargaan atas hasil kerja
5. Pekerjaan yang bermakna
6. Kesempatan untuk mengembangkan diri
7. kondisi kerja yang nyaman, aman dan menarik
8. Pemimpin yang kompeten, adil dan jujur
9. Perintah dan arahan yang jelas dan wajar (masuk akal)
10. Tempat kerja yang dihargai relevan dengan kepentingan masyarakat
Upaya menumbuhkan kemauan untuk bekerja dari para karyawan dapat kita
dekati melalui pengetahuan tentang sumber kekuatan yang menggerakkan seseorang
untuk bertingkah laku tertentu. Dengan kata lain, kita berupaya untuk menjawab 2
pertanyaan dasar yaitu : (1) faktor-faktor apa sesungguhnya yang mendorong manusia
untuk bekerja, dan (2) mengapa ada orang yang bekerja giat dan berprestasi, ada juga
yang malas, ada yang sedang-sedang saja.
Berikut ini adalah beberapa definisi motivasi menurut berbagai sumber yaitu :
1. Motivasi adalah kekuatan yang mengendalikan dan menggerakkkan seseorang
untuk melakukan tindakan atau perilaku yang diarahkan pada tujuan tertentu.
(Morgan, et.al.,1986)
2. Motivasi adalah kekuatan yang menggerakkan perilaku, memberi arah pada
perilaku, dan mendasari kecenderungan untuk tetap menunjukkan perilaku
tersebut. (Bartol & Martin, 1991)
3. Motivasi adalah faktor-faktor lain yang menyebabkan, mengarahkan dan
mempertahankan perilaku seseorang (Stoner, et.al., 1995)
4. Motivasi adalah kemauan untuk mengerahkan upaya yang besar ke arah
pencapaian tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk
memuaskan sejumlah kebutuhan individu. (Robbins, 1993).
Menurut Stoner, et.al.(1995), pemberian motivasi (motivating) adalah proses
manajemen untuk mempengaruhi perilaku seseorang yang didasari atas pengetahuan
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
16/36
tentang apa yang sesungguhnya mendorong atau menggerakkan oaring . Motivasi
atau pemberian motivasi berhubungan dengan rentang perilaku sadar manusia antara
dua ekstrim yaitu tindakan refleks, misalnya bersin atau kedipan mata dan kebiasaan
yang dipelajari (learned habits), misalnya menggosok gigi atau gaya tulisan
seseorang.
Lingkungan pekerja adalah elemen psikologis penting dalam meningkatkan
keselamatan. Perilaku pekerja biasanya mencerminkan keadaan dan lingkungan
psikologis mereka. Upah yang wajar, hubungan kemanusiaan baik dalam pabrik,
hubungan baik antara manajemen dan buruh, keputusan tepat atas masalah promosi
(kenaikan pangkat), perhatian atas tempat kerja, sarana kesehatan yang jauh lebih
baik, tunjangan-tunjangan kesejahteraan.
Semua hal ini baik dalam bentuk materi atau bukan akan mempengaruhi
perilaku seorang pekerja dan membantu meningkatkan keselamatan. Tidak
terjaminnya lapangan kerja hampir pasti menjadi sebab kecelakaan. Bila pekerja takut
diberhentikan, mereka mungkin akan berada dalam keadaan emosi tak seimbang,
yang mungkin bisa menyebabkan semakin mungkin celaka.
Pengaturan yang baik, penataan yang baik, dan cukup amannya mesin adalah
contoh faktor lingkungan yang bukan saja membantu keselamatan, tetapi juga sangat
besar efek psikologisnya. Menghargai perasaan dan harga diri pekerja membantu
memberi rasa tenteram pada mereka, dan ini adalah factor keselamatan psikologisnya
terpenting. Tetapi rasa tenteram tidak hanya bergantung pada situasi didalam pabrik,
kondisi diluar pabrik juga berpengaruh. Disini juga jelas bahwa keselamatan bukan
sesuatu yang dapat dipisah dari aspek lain kehidupan.
Banyak pihak menganggap bahwa kelelahan meningkatkan resiko kecelakaan.
Semakin lelah semakin besar pula resikonya. Salah satu keluhan paling umum
diantara pekerja adalah rasa letih, baik karena kurang tidur malamnya, terlalu banyak
kerja tau masalah emosional lainnya. Bila rasa letih sedemikian menonjol dan terus-
menerus hingga menganggu kerja dan kegiatan di rumah, ini disebut kelelahan
(fatique).
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
17/36
Kecelakaan sering berhubungan pada sikap mental daripada kelelahan fisik
pekerja. Sikap ini tergantung sekali pada suka atau tidaknya mereka pada pekerjaan
mereka. Juga disini lingkungan umum berperan. Segala sesuatu yang membantu
minat dan kepuasan dalam kerja mereka seperti tanggung jawab atas pekerjaan,
pemberian penghargaan oleh manajemen, dan selalu menerima informasi
perkembangan pabrik cenderung mengurangi kemungkinan mendapat kecelakaan.
Ada sebagian pekerja yang dapat merasa cukup puas dengan kerja monoton.
Mereka melakukannya secara hampir otomatis dan tanpa berfikir. Kecelakaan kadang
terjadi atas mereka bila karena sesuatu sebab, timbul kelainan pada mesin atau benda
kerja yang mereka hadapi, sementara mereka bekerja dengan gerak otomatis. Para
pekerja lain tak tahan kerja monoton. Mereka terkena kecelakaan karena coba
mencari variasi atas daur gerak yang selalu berulang.
Perhatian pekerja yang belum terbiasa pada lingkungan pabrik akan terpencar
oleh banyak kesan baru, dan ini bersama dengan kurangnya pengalaman dapat
menjelaskan mengapa frekuensi ini juga tergantung pada pendidikan dan pelatihan
yang mereka terima sebelum bekerja dan cara mereka diperkenalkan pada pekerjaan
dan pengawasannya.
Dilain pihak, walau pekerja berpengalaman tidak asing dengan
lingkungannya, sangat kenalnya mereka pada resiko pekerjaannya malahan sering
membuat mereka kurang berhati-hati. Menurut Swain & Gutman, Human Error
Categories dapat dibagi dalam 5 kategori yaitu :
1. Error of omission, yaitu error yang terjadi ketika seseorang melakukan
kelalaian saat bekerja.
2. Error of comission, yaitu error yang terjadi ketika seseorang melakukan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
3. Extraneus act, yaitu error yang terjadi ketika seseorang melakukan kegiatan
yang tidak perlu dilakukan sehingga akan mengubah system manusia mesin yang
berpotensi pada kerusakan.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
18/36
4. Sequential error, yaitu error yang terjadi ketika seseorang melakukan kegiatan
yang tidak sesuai dengan urutan/tahapan kerja.
5. Time error, yaitu error yang terjadi ketika seseorang melakukan pekerjaan
terlalu lambat/terlalu cepat.
Dalam satu proses industri, potensi manusia yang tidak mempunyai batas-
batas eksak itu dapat naik dan turun. Faktor-faktor utama penyebab potensi :
a) Rasa tanggungjawab
b) Kemampuan menetapkan sasaran yang tinggi terjangkau
c) Pengalaman dan pendidikan
d) Kebiasaan hidup
e) Pandangan hidup
Dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja, unsur utama inilah yang dapat
mencegah atau menimbulkan kecelakaan kerja dan kemerosotan tanggungjawab.
Dengan demikian dapat ditentukan satu asas manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.
2.3.5. Azas Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Satu asas yang rasional untuk manajemen dan kesehatan kerja harus
mencakup kenyataan bahwa baik perencanaan maupun keputusan-keputusan
manajerial dan organisasi keseluruhannya tidak terlepas dari manusia dan lingkungan
kerjanya dalam arti seluas-luasnya. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
pada dasarnya mencari dan ,mengungkapkan kelemahan operasional yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan dua cara
yaitu :
1. Mengungkapkan sebab-sebab suatu kecelakaan (akarnya).
2. Meneliti apakah pengendalian secara cermat dilaksanakan atau tidak.
Kesalahan operasional yang menimbulkan kecelakaan yang tidak terlepas dari
perencanaan yang kurang lengkap, keputusan-keputusan yang tidak tepat dan salah
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
19/36
perhitungan dalam organisasi, pertimbangan dan praktek manajemen yang kurang
mantap.
Dari keterangan diatas jelaslah bahwa manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja membutuhkan satu asas tersendiri sebagaimana digambarkan dalam ikal
sibernetika keselamatan dan kesehatan kerja pada gambar 2.3. Dengan demikian,
maka ketiga fungsi manajemen, perencanaan, pengambilan keputusan, dan organisasi
akan mengenai sasarannya.
Kebijakan
ManajemenOperasional
* Prestasi Kerja
* Kondisi Kerja
Prestasi Kerja
Kondisi Kerja
* Perbuatan yang tidak selamat
* Kondisi yang tidak selamat
Kecelakaan :
*Fatal
*Luka-luka
Gambar 2.3. Ikal Sibernetika Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2.3.6 Tindakan Pencegahan Kecelakaan
Tindakan pencegahan dan kecelakaan dalam K3 dikenal dengan 3E yaitu
Engineering,Education, danEnforcement. Definisi dari 3E tersebut adalah :
a. Engineering adalah tindakan, seperti mensubtitusi material yang tidak
berbahaya, mengurangi penyimpanan material yang berbahaya,
memodifikasi proses, menggunakan papan peringatan, dan sebagainya.
b. Education termasuk :1. Training pekerja mengenai prosedur K3 dan latihan.
2. Mendidik pekerja dalam mengerjakan pekerjaannya dengan benar dan
aman.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
20/36
3. Mendidik pengguna bagaimana caranya untuk menggunakan produk
secara aman.
4. Memberitahu masyarakat akan potensial resiko atau bahaya yang
terdapat pada produk tersebut, bagaimana melakukan tindakan
preventifnya.
5. Training untuk para engineers mengenai evaluasi potensial bahaya,
standar K3 dan tanggung jawab yang legal.
c. Enforcement
Yang dimaksud dengan enforcementadalah pencapaian pemenuhan
dengan pimpinan, bagian organisasi dan hokum local dan regulasi, dengan
consensus standar, peraturan organisasi dan prosedur.
Kadang ada E yang keempat yaitu enthusiasm, yang berarti motivasi pada
orang-orang yang ada di organisasi untuk melakukan program K3 melalui partisipasi
dan tindakan lainnya.
A. Pendidikan dan Latihan Kerja
Pada dasarnya pendidikan merupakan pola pembinaan manusia
bertitik tolak dari pemenuhan kebutuhan, manusia yang berpotensi itu secara
naluriah mnegetahui apa yang dibutuhkannya. Setelah mengetahui kebutuhannya
itu, ia bergerak (berkarya) untuk memenuhinya, dalam pola ini terdapat dua
kelemahan yaitu (a) Pengenalan sasaran tidak selalu tepat karena diselubungi
oleh ketidakpastian dan (b) Gerak (karya) ke arah sasaran tidak selalu sempurna.
Para pekerja mendapat program pendidikan pekerja dalam kesehatan
dan keselamatan kerja sehingga mereka dapat melakukan partisipasi secara
efektif dalam menemukan sendiri pemecahan masalah ditempat kerja mereka.
Berhasil tidaknya seseorang yang mengikuti program tersebut harus dinilai dari
perkembangannya ditinjau dari sudut (a) pengetahuan sesuai spesifikasi yang
terkandung dalam persyaratan jabatan/keahlian, (b) keterampilan, (c) sikap.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
21/36
Sesuai dengan teori sumber daya manusia, program pembinaan sumber
daya manusia akan bermanfaat jika :
1. Sasaran utamanya adalah mencetak karyawan fungsional.
2. Kurikulum dan rangkaian pengalaman yang harus ditempuh sesuai dengan
spesifikasi jabatan masing-masing karyawan.
3. Doktrin keselamatan dan kesehatan kerja yang diajarkan adalah perawatan
keberhasilan berdasarkan kondisi, selangkah diatas perawatan berdasarkan
waktu yang masih dominan.
4. Seluruh program dilaksanakan dalam situasi industrial.
5. Para peserta dari awal disadarkan pada kenyataan bahwa Industri
membutuhkan ahli yang fungsional dan bukan sarjana intelektual.
Pembinaan sangat menitikberatkan pembinaan kemampuan yang sifatnya
fungsional. Situasi industri diperlukan dalam program pembinaan karyawan siap
pakai agar sasaran utamanya, yakni meningkatkan kualitas karya dan kemampuan
suatu sasaran dapat dicapai.
2.3.7 Kondisi Lingkungan Kerja Yang Mempengaruhi Kegiatan Manusia
Sebagaimana kita ketahui, terdapat banyak faktor mempengaruhi
terbentuknya kondisi lingkungan kerja, diantaranya temteratur, kelembaban,
sirkulasi uadara, pencahayaan, kebisingan, getaran, bau-bauan, dan warna.
Berikut ini akan diuraikan masing-masing factor tersebut sehubungan dengan
kemampuan manusia yaitu :
Temperatur
Dalam kedaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai
temperatur yang berbeda-beda seperti ditunjukkan pada gambar 2.4. Tubuh
manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal ini dengan
suatu system tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi diluar tubuhnya. Tetapi kemampuan manusia
untuk menyesuaikan diri inipun ada batasnya yaitu bahwa tubuh manusia masih
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
22/36
dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur
luar tubuh ini tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi
dingin, semuanya dari keadaan normal tubuh. Tubuh manusia bisa menyesuaikan
diri karena kemapuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi dan
penguapan jika terjadi kekurangan atas kelebihan panasnya. Menurut
penyelidikan apabila temperatur udara lebih rendah dari 170C, berarti temperatur
udara ini dibawah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri (35 % dibawah
normal), maka tubuh akan mengalami kedinginan, karena hilangnya panas tubuh
yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi dan radiasi, juga sebagian kecil
akibat penguapan.
Sebaliknya apabila temperatur udara terlampau panas dibandingkan
temperatur normal tubuh, maka akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi
yang jauh lebih besar dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan dirinya
melalui system penguapannya.
Ini menyebabkan temperatur tubuh menjadi ikut naik dengan lebih
tingginya temperatur udara. Menurut penyelidikan untuk berbagai tingkat
temperatur akan memberikan pengaruh berbeda-beda
Jika kita perhatikan internal Climate suatu ruangan, selama masih
dalam batas kenyamanan maka tidak akan ada masalah, namun jika berada diluar
batas kenyamanan maka akan menjadi bahasan yang menarik. Ketidaknyamanan
dapat menjadi sebuah gangguan atau bahkan akan menimbulkan efek-efek
psikologis atau salah satu nyeri fisiologis tergantung pada level dan proses
pertukaran panasnya. Menurut Grangjean (1986) kondisi panas sekeliling yang
berlebih-lebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi daya
kreasi tubuh manusia untuk menghasilkan panas dengan yang lebih sedikit.
Sebaliknya kondisi dingin yang berlebih-lebihan akan mengakibatkan rasa malas
untuk beristirahat yang akan mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi, terutama
berhubungan dengan pekerjaan yang menuntut kesiapan mental.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
23/36
Kelembaban
Yang dimaksud dengan kelembaban disini adalah banyaknya air yang
terkandung dalam uadara biasa dinyatakan dengan persentase. Kelembaban ini
sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur uadaranya, dan memang
secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan bergerak udara
dan radiasi dari uadara tersebut akan dipengaruhi keadaan tubuh pada saat
menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.
Suatu keadaan dimana temperatur udara sangat panas dan
kelembabannya tinggi, akan menumbuhkan pengurangan panas dari tubuh
secara besar-besaran, karena system penguapan dan pengaruh lain ialah makin
cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk
memenuhi kebutuhan akan oksigen. Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh
manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuhnya
dengan suhu disekitarnya. Rumus kesimbangan panas dalam tubuh manusia
menurut Sanders (1987) adalah :
S = M E R C W ..Persamaan 2.1.
Dimana : S = Kondisi keseimbangan tubuh manusiaM = Metabolisme tubuh
E = Panas yang hilang karena proses evaporasi
R = Pertukaran panas akibat dari proses radiasi
C = Pertukaran panas akibat dari proses konveksi
W = Aktifitas kerja
R dan C berharga ( + ) jika temperatur diluar tubuh lebih panas
disbanding suhu tubuh, berarti tubuh menerima panas dari lingkungan, dan
sebaliknya, R dan C berharga ( - ) apabila suhu tubuh lebih panas dibandingkan
temperatur luar. Jika temperatur udara panas dan kelembabannya tinggi, maka
rumus keseimbangan akan menjadi : M + R + C E = 0. Ini menunjukkan suatu
keadaan dimana tubuh kehilangan tenaga akibat pengauapan, dan ini harus
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
24/36
diimbangi terutama oleh akibat penguapan, dan ini juga harus diimbangi
terutama pada proses metabolisme yang untuk berlangsungnya memerlukan
banyak oksigen, artinya makin panas dan makin lembab lingkungan, makin
banyak oksigen diperlukan untuk metabolisme dan makin cepat peredaran
darah sehingga makin cepat pula denyut jantung. Keadaan ini sangat berbahaya
bagi orang-orang tua atau mereka yang lemah jantung.
Sirkulasi Udara
Untuk menjaga agar udara disekitar tempat kerja tetap sehat dalam arti
kata kita cukup mengandung oksigen dan bebas dari zat-zat yang bisa
mengganggu kesehatan, harus dipikirkan tentang sirkulasi udara yang baik,
sehingga udara kotor bisa diganti dengan udara segar dan bersih, yangbiasanya
dilakukan melaui ventilasi.
Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar
tempat kerja. Pada siang hari, diamana biasanya manusia melakukan sebagian
besar dari kegiatannya, pohon-pohonan merupakan penghasil oksigen yang
dibutuhkan pernapasan kita. Dengan cukupnya oksigen disekitar kita, ditambah
dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman-tanaman disekitar
tempat kerja kita, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada
jasmanani kita. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan sangat membantu
untuk mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
Pencahayaan
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk
melihat obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan
akan pencahayaan yang baik, akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan
suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena penglihatan. Pencahayaan
yang terlalu suram mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah karena mata
akan berusaha untuk melihat, dimana lelahnya mata mengakibatkan kelelahan
mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata,
karena bisa menyilaukan.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
25/36
Kebisingan
Kemajuan teknologi ternyata benyak menimbulkan masalah-masalah
seperti diantaranya yang dikatakan sebagai polusi. Salah satu polusi yaitu
kebisingan, yaitu bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Tidak
dikehendaki karena terutama dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut
dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan dapat
menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penyelidikan kebisingan
bisa meyebabkan kematian. Perlindungan modern yang paling baik adalah
memakai earphone, yang bisa menutupi seluruh telinga. Tetapi karena pekerja
umumnya tidak suka memakai pelindung telinga, keberhasilan tindakan itu
akan tergantung pada tingkat pendidikan dan disiplin darinya.
Getaran Mekanis
Sesuai dengan namanya, getaran mekanis dapat diartikan sebagai
getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-alat mekanis, yang sebagian dari
getaran ini sampai ketubuh kita dan menimbulkan akibat-akibat yang tidak
diinginkan pada tubuh kita.
Besarnya getaran ini ditentukan oleh insensitas (meter/detik) dan
frekwensi getarnya (getar/detik). Getaran mekanis pada umumnya sangat
mengganggu tubuh karena ketidakteraturannya, baik tidak teratur dalam
insesitas atau frekwensinya. Sedangkan alat-alat yang ada dalam tubuh kitapun
mempunyai frekwensi alami, dimana alat yang satu berbeda frekwensi alaminya
dengan alat yang lain. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh
terjadi apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran
mekanis. Secara umum getaran mekanis ini dapat menganggu tubuh dalam hal :
1. Mempengaruhi konsentrasi kerja.
2. Mempercepat datangnya kelelahan.
3. Dan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena
gangguan terhadap mata, syaraf, peredaran darah, otot-otot, tulang-tulang
dan lain-lain.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
26/36
Bau-bauan
Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran, apalagi kalau bau-bauan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat
mengganggu konsentrasi bekerja, dan secara lebih jauh bau-bauan yang terus
menerus bisa mempengaruhi kepekaan penciuman.
Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor yang
mempengaruhi kepekaan penciuman. Temperatur dan kelembaban merupakan
dua faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat ketejaman penciuman
seseorang. Oleh karena itu pemakaian air conditioning yang tepat merupakan
salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang
mengganggu disekitar tempat kerja.
Warna
Yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan tempat kerja,
dimana warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk
melihat objek, juga warna disekitar tempat kerja berpengaruh secara
psikologis bagi para pekerja. Menurut penyelidikan, tiap warna itu
memberikan pengaruh secara psikologis yang berbeda-beda terhadap manusia.
Diantaranya warna merah bersifat merangsang, warna kuning memberi kesan
luas atau lega, warna biru dan hijau memberikesan sejuk, aman dan
menyegarkan, warna gelap memberikan kesan sempit dan warna terang
memberikan kesan leluasa.
Dalam kedaan dimana ruangan terasa sempit, warna yang sesuai
dapat menghilangkan warna tersebut, hal ini secara psikologis
menguntungkan karena kesan sempit cenderung menimbulkan ketegangan.
Dengan adanya sifat-sifat itulah, maka pengaturan warna ruangan tempat kerja
perlu diperhatikan, dalam arti luas harus disesuaikan dengan kegiatan
kerjanya.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
27/36
2.4 Defenisi Ekonomi Gerakan
Ekonomi gerakan merupakan salah satu metode perancangan kerja dengan
cara melakukan proses analisis terhadap beberapa gerakan bagian badan dalam
menyelesaikan pekerjaan. Analisa diarahkan khususnya untuk menghilangkan
gerakan gerakan yang tidak aktif, yang pada akhirnya dapat menghemat waktu
kerja maupun pemakaian peralatan atau fasilitas kerja.
Dalam proses analisis gerakan-gerakan, pertama-tama suatu pekerjaan
diuraikan menjadi gerakan dasar pembentuknya. Gerakan dasar ini dikembangkan
oleh Frank B, Gilberth dan Lilian Gilberth, yang dinamakan THERBLIG dan
berjumlah 17 gerakan dasar yaitu:
1. Mencari (Search): SH
Dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir bila obyek
sudah ditemukan.
2. Memilih (Select): ST
Dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih dan berakhir bila obyek
sudah ditemukan.
3. Memegang (Grasp): G
Gerakan untuk memegang, biasanya didahului oleh gerakan menjangkau dan
dilakukan oleh gerakan membawa.
4. Menjangkau (Reach): RE
Gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati
maupun menjauhui obyek, ini biasanya didikuti gerakang memegang.
5. Membawa (Move): M
Gerak perpindahan tangan dalam keadaan terbebani. Gerakan ini didahului
dengan memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau mengarahkan.
6. Memegang untuk memakai (Hold): H
Adalah memegang tanpa menggerakan obyek yang dipegang tersebut.
7. Melepas (Release): RL
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
28/36
Mulai pada saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari obyek dan berakhir
bila seluruh jari sudah tidak menyentuh obyek lagi. Didahului oleh gerakan
mengangkut dan diikuti gerakan menjangkau.
8. Mengarahkan (Position): P
Biasanya dimulai oleh gerakan mengangkut dan biasa diikuti oleh gerakan
merakit. Gerakan ini dimulai sejak tangan mengendalikan obyek dan berakhir
pada saat gerakan memakai atau merakit dimulai.
9. Mengarahkan Sementara (Pre Position): PP
Merupakan elemen gerak mengerahkan pada suatu tempat sementara
10. Pemeriksaan (Inspektion): I
Merupakan kegiatan memeriksa obyek untuk mengetahui apakah obyek telah
memenuhi syarat-syarat tertentu.
11. Perakitan (Assemble): A
Gerakan untuk menggabungkan obyek dengan obyek lain. Gerakan ini
biasanya didahului oleh salah satu therblig membawa atau mengarahkan dan
dilanjutkan oleh therblig melepas. Pekerjaan dimulai bila obyek sudah siap
dipasang dan berakhir bila obyek sudah tergabung secara sempurna.
12. Lepas rakit (Disassemble): DA
Therblig ini merupakan kebalikan dari perakitan, disini obyek dipisahkan dari
suatu kesatuan.
13. Memakai (Use): U
Bila suatu tangan atau keduanya dipakai untuk menggunakan alat.
14. Keterlambatan yang tak terhindar (Unavvoidable): UD
Keterlambatan yang dimaksud adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh
hal-hal diluar kemampuan pengendalian pekerja. Misalnya karena ketentuan
cara kerja yang mengakibatkan suatu tangan menganggur sedangkan tangan
lain bekerja atau listrik padam dll.
15. Keterlambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable Delay): AD
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
29/36
Adalah keterlambatan yang oleh hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja
oleh pekerja sendiri baik disengaja maupun tidak disengaja misalnya
merokok, sakit batuk dsb.
16. Merencana (Plan): P
Merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk menentukan
tindakan yang akan diambil selanjutnya./ biasanya pada pekerja baru.
17. Istirahat untuk menghilangkan fatique (Rest to Overcome fatique)
Hal ini tidak terjadi pada siklus kerja tetapi terjadi secara periodic. Waktu
untuk memulihkan kondisi badan dari rasa fatique akibat kerja berbeda-beda.
2.4.1 Prinsip prinsip Ekonomi Gerakan
Prinsip prinsip ekonomi gerakan hubungannya dengan tubuh dan gerakan
manusia
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang
sama.
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali
pada waktu istirahat.
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris
dan berlawanan arah.
4. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat. Yaitu hanya menggerakkan
tangan atau bagian yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan
sebaik-baiknya.
5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu
pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot
dalam pekerja.
6. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan memperlambat
gerakan tersebut.
7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti dari pada
gerakan yang dikendalikan.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
30/36
8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika
memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama yang alamiah bagi
sipekerja.
9. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata.
2.4.2 Prinsip prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pernyataan tata
letak tempat kerja.
1. Sebaiknya dipisahkan agar badan dan peralatan mempunyai tempat
yang tetap.
2. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah, cepat
untuk dicapai.
3. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya
memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga badan yang akan dipakai
selalu tersedia ditempat yang dekat untuk diambil.
4. Sebaiknya untuk menyalurkan obyek yang sudah selesai dirancang
mekanismenya yang baik.
5. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan-urutan terbaik.
6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga
alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan
suatu hal yang menyenangkan.
7. Tipe tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya
bersikap (mempunyai postur) yang baik.
8. Tata letak perlatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa
sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.
2.4.3 Prinsip prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan
peralatan.
1. Sebaiknya tangan dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan
dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki
dapat ditingkatkan.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
31/36
2. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari
satu kegunaan..
3. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan
dalam memegang dan penyimpanan.
4. Bila setiap jari melakukan gerakan sendiri-sendiri , misalnya seperti
pekerjaan mengetik. Bahan yang didistribusikan pada jari harus sesuai
dengan kekuatan masing masing jari.
5. Roda tangan , palang dan peralatan sejenis dengan itu sebaiknya diatur
sedemikian rupa sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi yang
baik, dan dengan tenaga yang minimum
Selain itu gerakan gerakan dapat juga diklasifikasikan dalam dua kategori
yaitu:
a. Effective
1. Physivcal Basic Division
2. Objective Basic Division
b. Inffective
1. Mental atau semimental Basic Division2. Delay
Gerakan gerakan Therblig yang digunakan untuk menyususn suatu
sistem kerja, harus dibantu dengan MIcromotion Study agar dapat
menghasilkan sistem yang baik.
2.5 Histogram
Apabila data yang diperoleh berukuran besar atau datanya banyak maka untuk
memudahkan analisa deskriptif maka data tersebut diringkas menjadi distribusi
frekuensi atau tabel frekuensi.
Langkah-langkah dalam penyusunan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan range dimana diperoleh dari selisih antara data terbesar dan data
terkecil.
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
32/36
2. Menetukan banyak kelas (K) dengan cara:
- Cara umum, bisa ditentukan antara 5 15
- Cara strungest, kelas (K) = 1 + 3,3 Log N
3. Menentukan panjang kelas (P) yakni range dibagi dengan banyaknya kelas
4. Menentukan batang kelas I, dengan cara:
- Mengumpulkan data terkecil
- Menggunakan data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya
harus kurang dari panjang kelas yang ditentukan.
Setelah itu data disajikan dalam bentuk histogram berdasarkan batas kelas yang
telah ditentukan dan banyaknya frekuensi yang telah diperoleh
2.6 Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku
Waktu siklus adalah waktu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
suatu produk. Dimana rumusnya yaitu:
Waktu Siklus (Ws) =n
Xi
Waktu Normal adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu
produk dalam keadaan standar atau normal. Dimana rumusnya yaitu:
Waktu Normal (Wn) = Ws x P
Dimana : P = Faktor penyesuaian
Waktu Baku adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
produk dimana dipengaruhi oleh factor penyesuaian dan factor kelonggaran.
Rumusnya yaitu:
Waktu Baku (Wb) = Wn + Wn (1)
2.5.1 Faktor Penyesuaian
Setelah pengukuran berlangsung, pengukuran harus mengamati
kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh operator, ketidak wajaran dapat saja
terjadi misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu
waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi ruang
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
33/36
yang buruk. Sebab-sebab seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja yang
berakibat telalu singkat atau terlalu panjang waktu penyelesaian. Hal ini jelas
tidak diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh
dari kondisi dan cara kerja yang baku yang diselesaikan secara wajar.
Biasanya penyesuain dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-
rata atau waktu elemen rata-rata suatu harga p yang disebut dengan faktor
penyesuain. Untuk memudahkan pemilihan konsep wajar seorang pengukur
dapat mempelajari bagaimana kerjanya seorang operator yang dianggap normal
yaitu jika seorang operator yang dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-
usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja yang
ditetapkan, dan menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan pekerjaan.
Untuk menyatakan kelonggaran dalam perhitungan waktu baku langkah
pertama adalah menentukan besarnya kelonggaran untuk hal tersebut diatas
yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique dan hambatan yang
tidak terhindarkan. Dua hal yang pertama antara lain dapat diperoleh dari tabel
yaitu dengan memperhatikan kondisi-kondisi dan sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan. Untuk yang ketiga dapat diperoleh melalui pengukuran khusus
seperti sampling pekerjaan. Biasanya dinyatakan dalam persentase dijumlahkan
dan kemudian mengalikan jumlah ini dengan waktu normal yang telah dihitung
sebelumnya.
Dari keempat cara penentuan faktor-faktor dari penyesuaian diatas
maka yang kami gunakan dalam penyusunan laporan ini adalah cara Wesing
House. Cara Wesing House mengarahkan penulisan pada empat faktor yang
dianggap menentukan kewajaran dalam bekerja yaitu :
Keterampilan, usaha, kondisi atau konsistensasi. Keterampilan atau skill
didefenisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Dan
latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai ketingkat
tertentu saja. Secara psikologis keterampilan merupakan uptitude pekerja untuk
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
34/36
pekerjaan yang bersangkutan, keterampilan dapat menurunkan bila telah
terlampau lama tidak menangani pekerjan terseburt.
Menghitung waktu siklus rata-rata dengan :
Ws =n
Xi
Hitung waktu normal dengan :
Wn = Ws x P
DimanaP adalah faktor-faktor penyesuaian. Faktor ini diperhitungkan
jika pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan tidak
wajar, hasil perhitunga waktu perlu disesuaikan atau dinormalkan dulu untuk
mendapatkan waktu siklus rata-rata yang wajar. Jika pekerja bekerja dengan
wajar, maka faktor penyesuaian p sama dengan l, artinya waktu siklus rata-
rata normal. jika pekerjaan terlalu lambat maka untuk menormalkanya
pengukur harus memberi harga pl dan selanjutnya pl, jika dianggap bekerja
cepet.
Hitung waktu baku dengan :
Wb = Wn + Wn (l)
Dimana l adalah kelonggaran yang diberikan pada pekerja untuk
menyusuaikan pekerjaan disamping waktu normal. Kelonggaran ini diberikan
untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan
gangguan-gangguan yang mungkin terjadi dan terhindarkan oleh pekerja
umumnya, kelonggaran dinyatakan dalam persen dari waktu normal.
Cara menentukan faktor penyesuaian pertama adalah dengan cara
persentase.Disini biasanya ditentukan sepenuhnya oleh pengukur melalui
pengamatan selama melakukan pengukuran,terlihat bahwa penyusuaian
diselesaikan dengan cara yang sederhana, namun terlihat adanya kekurangan
dan kurangnya ketelitian sebagai akibat dari kasarnya cara penelitian.Bertolak
dari kelemahan ini dikembangkanlah cara-cara lain yang dipandang sebagai
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
35/36
cara yang lebih obyektif.Cara-cara ini umumnya memberikan patokan yang
dimaksud untuk mengarahkan penilaian pengukuran terhadap kerja operator.
2.5.2 Kelonggaran
Kelonggaran diberikan untuk tidak hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,
menghilangkan rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindarkan. Ketiganya merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh
pekerja, n yang selama pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat ataupun
dihitung. Karena sesuai dari pengukuran dan setelah mendapatkan waktu
normal kelonggaran ditambahkan dengan.
2.6 Diagram Sebab Akibat (Fish Bone Diagram)
Diagram sebab akibat yang terkenal dengan istilah diagram tulang ikan.
Diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Kaoro Ishikawa (Tokyo University) pada
tahun 1943.
Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor
yang berpengaruh secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas
output kerja. Disamping itu juga dicari penyebab penyebab sesungguhnya dari
suatu masalah. Dalam hal ini metode sumbang saran (Brainstorming Method)
yang cukup efektif digunakan untuk mencari factor-faktor penyebab terjadinya
penyimpangan kerja secara detail.
Untuk mencari factor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas
hasil kerja maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 faktor penyebab
utama yang signifikan yang perlu diperhatiakan, yaitu:
1. Manusia (Man)
2. Metode kerja (Work-Method)
3. Mesin (Machine)
4. Bahan baku (Row Materials)
5. Lingkungan kerja (Work-Environment)
-
7/22/2019 bab 2 asli sispro
36/36
Hubungan penyimpangan kualitas dengan factor factor penyebab tersebut dapat
digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
2.7 Peta tangan kiri & tangan kanan (left & right hand chart)
Peta tangan kiri dan tangan kanan diusahakan untuk menganalisa aktivitas
kerja yang dilaksanakan oleh seorang operator dalam stasiun kerja. Peta tangan
kiri dan tangan kanan akan menggambarkan gerakan gerakan kerja yang
dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan dengan tujuan utamanya adalah
untuk memperoleh keseimbangan gerakan kerja.