bab 2 referat irma

Upload: irma-pryuni-ainanda

Post on 06-Feb-2018

345 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    1/24

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Anatomi Palpebra

    Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri atas kulit, otot dan jaringan fibrosa

    yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra sangat

    mudah digerakkan karena kulitnya paling tipis diantara kulit bagian tubuh yang

    lain.1 Palpebra juga berperan penting pada fungsi penyebaran air mata melalui

    kornea dan konjungtiva serta membantu drainase air mata melalui system pompa

    lakrimal.2

    Palpebra secara garis besar terbagi menjadi palpebra superior dan inferior.

    Palpebra superior merupakan bagian kelopak mata dari fissura palpebra hingga

    bawah dari alis mata. Palpebra inferior merupakan bagian kelopak mata yang akan

    bergabung dengan pipi. Fissura palpebra adalah lubang berbentuk elips diantara

    palpebra superior dan inferior, yang merupakan tempat masuk kedalam sakus

    konjungtiva. Plapebra superior lebih besar dan lebih mudah bergerak daripada

    palpebra inferior. Kedua palpebra saling bertemu di sudut medial dan lateral.3

    Pertemuan kedua palpebra ini disebut dengan kantus.2Kantus lateral terletak 1-2

    mm lebih tinggi dari kantus medial. Karena longgarnya insersio tendo ke tepian

    orbita, kantus lateral akan sedikit naik saat melihat ke atas.1

    Gambar 2.1 Anatomi Palpebra

    2

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    2/24

    Posisi normal palpebra superior adalah ditengah tengah antara limbus

    superior dan tepian atas pupil atau pada saat mata berada dalam posisi

    memandang primer (sewaktu kepala dan mata terletak sejajar dengan benda yang

    dlihat ) maka palpebra superior menutupi bagian atas cornea sejauh lebih kurang 2

    mm.Normalnya lebar fissura palpebra adalah 6-10 mm dan jarak antara kantus

    medial dan lateral adalah 28-20 mm.4

    Gambar 2.2 Dimensi Fissura Palpebra4

    Lapisan-lapisan palpebra terdiri atas.2

    a. Kulit. Palpebra memiliki kulit yang tipis, paling tipis dari kulit di seluruh

    tubuh 1 mm. . Kulit disini sangat halus dan mempunyai rambut vellus

    halus dengan kelenjar sebaseanya, juga terdapat sejumlah kelenjar

    keringat. Bagian nasal dari kulit kelopak lebih banyak memiliki rambut

    halus dan kelenjar sebasea daripada bagian temporal, yang menyebabkan

    bagian ini lebih halus dan lebih berminyak.

    b. Jaringan subkutan areolar. Ini merupakan suatu jaringan yang sangat

    longgar dan tidak memiliki lemak. Oleh sebab itu, jaringan ini mudah

    membengkak, oleh udem ataupun darah.

    c. Lapisan otot lurik. Lapisan ini terdiri dari m. Orbicularis yang membentuk

    suatu lembaran oval di palpebra. Ini terdiri atas tiga bagian yaitu orbita,

    palpebra dan lakrimal. Lapisan ini menutupi palpebra dan disuplai oleh n.

    facialis cabag zygomaticus. Oleh karena itu, adanya paralisis n. facialis

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    3/24

    dapat menyebabkan lagoftalmus yang dapat berkomplikasi menjadi

    exposure keratitis.

    Selain itu, palpebra superior juga terdiri dari m. levator palpebra superior

    yang disuplai oleh cabang n. oculomotor.

    d.

    Jaringan areolar submuskular. Ini merupakan lapisan jaringan ikat longgar.

    Saraf dan pembuluh darah terdapat pada lapisan ini. Oleh karena itu, untuk

    anestesi dilakukan pada injeksi pada bagian ini.

    e.

    Lapisan fibrosa. Merupan kerangka palpebra, yang terdiri atas dua bagian

    yaitu bagian tarsal di sentral dan septum orbita di perifer.

    i. Lempeng tarsal. Struktur penyokong palpebra utama yang merupakan

    suatu laipisan jaringan fibrosa padat.sudut lateral dan medial serta

    juluran tarsus tertambat pada tepi orbita dengan adanya ligamen

    palpebra lateralis dan medialis.

    ii. Septum orbitale (fasia palpebra). Lempeng tarsus superior dan inferior

    tertambat pada tepi atas dan bawah orbita oleh fasia yang tipis dan

    padat. Fasia tipis ini membentuk septum orbitale.

    f.

    Lapisan serat otot non-lurik. Terdiri atas otot palpebra Muller..

    g.

    Konjungtiva. Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa,

    konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Insisi bedah melalui

    garis kelabu tepian palpebra menjadi lamella anterior kulit dan m.

    orbicularis oculli serta lamella posterior lempeng tarsal dan konjungtiva

    palpebra.

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    4/24

    Gambar 2.3 Struktur Palpebra2

    Gambar 2.4 Lempeng tarsal dan septum orbita2

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    5/24

    Tepian Palpebra

    Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30 mm dan lebarnya 2 mm. tepian ini

    dipisahkan oleh lapisan mukokutan menjadi tepian anterior dan posterior.1

    a. Tepian anterior

    (i) Bulu mata. Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak

    teratur. Bulu mata atas lebih panjang dan lebih banyak daripada bulu

    mata bawah serta melengkung keatas; bulu mata bawah melengkung

    kebawah.

    (ii)

    Glandula Zeis. Struktur ini merupakan modifikasi kelenjar sebasea

    kecil, yang bermuara kedalam folikel rambut pada dasar bulu mata.

    (iii)Glandula Moll. Struktur ini merupakan modifikasi kelenjar keringat

    yang bermuara membentuk satu barisan dekat bulu mata.

    b. Tepian Posterior

    Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang

    tepian ini terdapat muara-muara kecil kelenjar sebasea yang telah

    dimodifikasi (glandula Meibom, atau tarsal).

    c. Punctum Lakrimal

    Pada ujung medial tepian posterior palpebra terdapat penonjolan kecil

    dengan lubang kecil di pusat yang terlihat palpebra superior dan inferior.

    Punctum ini berfungsi menghantarkan air mata kebawah melalui

    kanalikulusnya ke sakus lakrimalis.

    Fissura Palpebra

    Fissura palpebra adalah ruang berbentuk elips diantara kedua palpebra yang

    terbuka. Fissura ini berakhir di kantus medialis dan lateralis. Kantus lateralis kira-

    kira 0,5 cm dari tepi lateral orbita dan membentuk sudut tajam. Kantus medialis

    lebih elips dari kantus lateralis dan mengelilingi lacus lakrimalis (Gambar 2.5). 1

    Lacus lakrimalis terdiri atas dua buah struktur : caruncula lacrimalis,

    peninggian kekuningan dari modifikasi kulit yang mengandung modifikasi

    kelenjar keringat dan kelenjar sebasea besar yang bermuara ke dalam folikel yang

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    6/24

    mengandung rambut-rambut halus (gambar 2.6) dan plica semilunaris, sisa

    palpebra ketiga pada spesies hewan yang lebih rendah.1

    Gmbar 2.5 Struktur luar mata

    Gambar 2.6 Struktur luar mata, lacus lacrimalis

    Septum Orbitale

    Septum Orbitale adalah fasia di belakang bagian otor orbikularis yang terletak

    diantara tepian orbita dan tarsus serta berfungsi sebagai sawar antara palpebra dan

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    7/24

    orbita. Bagian ini ditembus oleh pembuluh dan saraf lakrimal, pembuluh dan saraf

    supratroklear, pembuluh dan saraf supraorbital, saraf intratroklear (Gambar 2.7),

    anastomosis antara vena angularis dan vena ophthalmica dan m. levator palpebra

    superior. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo levator palpebra

    superior dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus

    inferior.1

    Refraktor Palpebra1

    Refraktor palpebra berfungsi membuka palpebra. Bagian ini dibentuk oleh

    kompleks muskulofasial, dengan komponen otot rangka dan polos, yang dikenal

    sebagi kompleks levator di palpebra superior dan fasia kapsulopalpebra di

    palpebra inferior.

    Di palpebra superior, bagian otor rangkanya adalah levator palpebra superior.

    Otot ini berjalan dari apeks orbita kedepan untuk bercabang menjadi sebuah

    aponeurosis dan bagian yang lebih dalam mengandung musculus Muller (tarsalis

    superior) (gambar 2.8). Aponeurosis tersebut mengangkat lamella anterior

    palpebra, berinsersio pada permukaan posterior orbicularis culli lalu kedalam kulit

    diatasnya membentuk lipatan kulit palpebra superior. M. Muller berinsersio

    kedalam batas atas lempeng tarsus dan fornix superior konjungtiva, dengan

    demikian mengangkat lamella posterior.

    Di palpebra inferior, refraktor utamanya adalah m. rectus inferior, tempat

    jaringan fibrosa memanjang untuk membungkus m. obliquus inferior dan

    berinsersio pada batas bawah lempeng tarsus inferior dan orbicularis oculli. Serat-

    serat otot polos m. tarsalis inferior berhubungan dengan aponeurosis tersebut.

    Komponen otot polos refraktor palpebra di persarafi oleh saraf simpatis,

    sedangkan levator dan rektus inferior oleh saraf cranial ketiga (oculomotorius).

    Ptosis merupakan gambaran sindrom Horner dan kelumpuhan n. III.

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    8/24

    Gambar 2.7 Potongan Sagital Palpebra

    Persarafan Sensoris1

    Persarafan sensoris palpebra berasal dari divisi pertama dan kedua nervus

    trigeminus. Nervus lacrimalis, supraorbitalis, supratroklearis, infratroklearis dan

    nasalis eksterna adalah cabang-cabang divisi oftalmika nervus kranial kelima.

    Nervus infraorbitalis, zygomaticofasialis dan zygomaticotemporalis merupakan

    cabang-cabang divisi maksilaris (kedua) nervus trigeminus.

    Pembuluh Darah dan Limfe1

    Pasokan darah palpebra dating dari arteri lakrimalis dan oftalmika melalui

    cabang-cabang palpebra lateral dan medialnya. Anastomosis diantara arteria

    palpebralis lateralis dan medialis membentuk cabang-cabang tarsal yang terlerak

    didalam jaringan areolah submuskular.

    Drainase vena dari palpebra mengalir ke dalam vena oftalmika dan vena-vena

    yang membawa darah dari dahi dan temporal. Vena-vena itu tersusun dalam

    pleksus pra dan pascatarsalis.

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    9/24

    Pembuluh limfe segmen lateral palpebra berjalan kedalam kelenjar getah

    bening preaurikular dan parotis. Pembuluh limfe dari sisi medial palpebra

    mengalirkan isinya ke dalam kedalam kelenjar getah bening submandibular.

    Gambar 2.8 Pembuluh darah dan sarah struktur ekstraokuler

    B. Penyakit dan Kelainan Palpebra

    a.

    Infeksi dan Radang Palpebra

    Hordeolum

    Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.

    Hordeolum biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sabasea

    kelopak mata. Biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat.

    Hordeolum secara histopatologik gambarannya seperti abses. Dikenal bentuk

    hordeolum interna dan eksterna. Hordeolum internum atau radang kelenjar

    meibom, dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum

    eksternum atau radang kelenjar zeis atau moll, dengan penonjolan terutama ke

    daerah kulit kelopak.5

    Nyeri, merah dan bengkak adalah gejala-gejala utamanya. Intensitas nyeri

    mencerminkan hebatnya pembengkakan palpebra. Hordeolum interna dapat

    menonjol ke kulit atau permukaan konjungtiva. Hordeolum eksterna selalu

    menonjol ke kulit.1

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    10/24

    Sebagian besar hordeolum disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Jarang

    diperlukan biakan. Pengobatannya adalah kompres hangat, 3-4 kali sehari selama

    10-15 menit. Jika keadaan tidak membaik dalam 48 jam, dilakukan insisi dan

    drainase bahan purulen. Hendaknya dilakukan insisi vertikal pada permukaan

    konjungtiva untuk menghindari terpotongnya kelenjar meiobom. Sayatan ini

    dipencet untuk mengeluarkan sisa nanah. Jika hordeolum menonjol keluar, dibuat

    insisi horizontal pada kulit untuk mengurangi luka parut.1

    Pemberian salep antibiotik pada saccus konjungtiva setiap 3 jam ada

    manfaatnya. Antibiotic sistemik diindikasikan jika terjadi selulitis.1 Antibiotik

    sistemik yang diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg diklosasilin 4 kali

    sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi stafilokokus di bagian

    tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama.5

    Gambar 2.9 Hordeolum Eksterna2

    Kalazion

    Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang

    tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi

    ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut.5Awalnya dapat

    berupa radang ringan dan nyeri tekan mirip hordeolum, dibedakan dari hordeolum

    karena tidak ada tanda-tanda radang akut. Kebanyakan kalazion mengarah ke

    permukaan konjungtiva, yang mungkin sedikit memerah dan meninggi.1

    Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak

    hiperemik, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    11/24

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    12/24

    Gambar 2.11 Kalazion pada palpebra superior

    Blefaritis Anterior

    Blefaritis anterior adalah radang bilateral kronik yang umum di tepi palpebra.

    Ada dua jenis utama yaitu satfilokok dan seboroik. Blefaritis stafilokok dapat

    disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus yang sering ulseratif atau

    Staphylococcus epidermidis. Blefaritis seboroik (non-ulseratif) umumnya

    berkaitan dengan keberadaan Ptyrosum ovale meskipun organisme ini belum

    terbukti menjadi penyebabnya. Seringkali kedua jenis blefaritis ini muncul secara

    bersamaan. Seboroik kulit kepala, alis dan telinga sering menyertai blefaritis

    seboroik.1

    Gejala utamanya adalah iritasi, rasa terbakar, dan gatal pada tepi palpebra.

    Banyak sisik atau granulasi terlihat menggantung di bulu mata palpebra superior

    maupun inferior. Pada tipe stafilokok, sisiknya kering, palpebra merah, terdapat

    ulkus-ulkus kecil disepanjang tepi palpebra, dan bulu mata cenderung rontok.

    Pada tipe seboroik, sisik berminyak, tidak terjadi ulserasi, dan tepian palpebra

    tidak begit merah. Pada tipe campuran yang lebih umum, kedua jenis sisik ada,

    tepian palpebra merah dan mungkin berulkus.1

    Blefaritis stafilokok diobati dengan antibiotic antistafilokok atau pemberian

    salep mata sulfonamide dengan aplikator kapas sekali sehari pada tepian

    palpebra.1

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    13/24

    Blefaritis Posterior

    Blefaritis posterior adalah peradangan palpebra akibat disfungsi kelenjar

    meibom. Seperti blefaritis anterior, kelainan ini terjadi secara kronik dan bilateral.

    Blefaritis anterior dan posterior dapat terjadi bersamaan. Blefaritis posterior

    bermanifestasi dalam aneka macam gejalan yang mengenai palpebra, air mata,

    konjungtiva dan kornea. Perubahan pada kelenjar meibom mencakup peradangan

    muara meibom, sumbatan muara kelenjar oleh secret yang kental, pelebaran

    kelenjar meibom dalam lempeng tarsus, dan keluarnya secret abnormal lunak

    mirip keju bila kelenjar itu dipencet.1

    Terapi blefaritis posterior tergantung pada perubahan-perubahan di

    konjungtiva dan kornea terkait. Peradangan yang jelas pada struktur-struktur ini

    mengharuskan pengobatan aktif, termasuk terapi antibiotik sistemik dosis rendah

    jangka panjang, biasanya doxyciclin 100mg dua kali sehari, atau eritromisin

    250mg tiga kali sehari, tetapi juga berpedoman pada hasil biakan bakteri dari tepi

    palpebra, dan steroid topikal lemah (sebaiknya jangka pendek) missal prednisolon

    0,125% dua kali sehari. Terapi topical dengan antibiotik atau substitusi air mata

    umumnya tidak perlu dan dapat berakibat bertambah rusaknya film air mata atau

    reaksi toksik terhadap bahan pengawetnya. Pengeluaran isi kelenjar meiobom

    secara periodik bias membantu, khususnya pada pasien dengan penyakit ringan

    yang tidak memerlukan terapi antibiotik oral atau steroid topical jangka panjang.1

    b. Deformitas Anatomi Palpebra

    Entropion

    Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau

    margi palpebra kea rah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva

    atau apa yang disebut sebagai trikiasis. Penyebab entropion dapat akibat

    terbentuknya jaringan parut yang terjadi pada trakoma atau akibat mekanik dan

    spasme otot orbikular.5

    Pembedahan untuk memutar palpebra keluar efektif pada setiap entropion.

    Tindakan sementara yang bermanfaat pada entropion involusional adalah

    menempelkan bulu mata ke pipi dengan selotip dengan tegangan yang mengarah

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    14/24

    ke temporal dan inferior, atau injeksi toksin botullinum. Trikiasis tanpa entropion

    dapat diredakan sementara dengan mencabut bulu mata yang mengganggu.

    Koreksi permanen tercapai dengan elektrolisis, tinsdakan bedah dengan laser atau

    pisau, atau cryosurgery.1

    Gambar 2.11 Entropion

    Gambar 2.12 Trikiasis

    Ektropion

    Ektropion merupakan posisi kelainan kelopak mata dimana tepi kelopak mata

    membeber atau mengarah keluar sehingga bagian dalam kelopak mata atau

    konjungtiva tarsalis berhubungan langsung dengan dunia luar. Ektropion dapat

    disebabkan oleh kelainan congenital, paralitik, spasme, atonik, senile mekanik,

    dan sikatrik. Pada ektropion senile terjadi akibat relaksasi atau kelumpuhan

    kelopak mata bawah. Ektopion akan memberikan keluhan epifora, mata merah

    dan meradang. Akibat ektropion tidak jarang terjadi lagiftalmos sehingga pada

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    15/24

    akhirnya akan terjadi konjungtivitis atau keratitis. Pengobatan ektropion adalah

    dengan bedah plastik.5

    Gambar 2.13 Ektropion

    Koloboma

    Koloboma congenital terjadi karena tidak sempurnanya penutupan processus

    maxilaris semasa janin sehingga terbentuk celah pada tepian palpebra dengan

    ukuran bervariasi. Aspek medial palpebra superior paling sering terkena, dan

    sering disertai tumor dermoid. Rekontruksi bedah umumnya dapat ditunda

    beberapa tahun, tetapi harus dilakukan segera jika membahayakan kornea. Defek

    palpebra lengkap akibat sembarang penyebab terkadang juga disebut koloboma.1

    Gambar 2.14 Koloboma

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    16/24

    Epikantus

    Epikantus ditandai dengan lipatan vertikal kulit diatas kantus medialis.

    Lipatan kulit tersebut sering cukup besar hingga menutupi sebagian sklera nasalis

    dan menimbulkan pseudoesotropia. Mata tampak juling bila aspek medial sklera

    tidak terlihat. Jenis paling banyak adalah epikantus tarsalis yaitu lipatan palpebra

    superior menyatu di medial dengan lipat epikantus. Pada epikantus inversus,

    lipatan kulitnya menyatu dengan palpebra inferior. Lipatan epikantus juga dapat

    ditemukan pada pasca bedah atau trauma di bagian medial palpebra dan hidung.

    Penyebab epikantus adalah pemendekan vertikal kulit diantara kantus dan hidung.

    Koreksi bedah diarahkan pada pemanjangan vertikal dan pemendekan horizontal.

    Pada anak normal, lipatan epikantus menghilang secara bertahap hingga pubertas

    dan jarang memerlukan pembedaha.1

    Telekantus

    Jarak normal antara kantus medialis kedua mata (jarak interkantus) adalah

    sama dengan panjang fissure palpebra (kira-kira sekitar 30 mm pada orang

    dewasa). Jarak interkantus yang lebar bias terjadi akibat disinsersi traumatik atau

    disginesis kraniofasial congenital. Telekantus ringan dapat dikoreksi dengan

    operasi kulit dan jaringan lunak.1

    Dermatokalasis

    Dermatokalasis adalah kulit palpebra yang menggelambir dan menurun

    elastisitasnya, biasanya akibat penuaan. Bila dermatokalasisnya berat, lapang

    pandang superior dapat terganggu. Kelemahan septum orbitale berakibat

    menonjolnya bantalan lemak medial dan praaponeurotik. Kantung-kantung

    didaerah praseptal palpebra inferior merupakan lemak orbita yang menonjol.1

    Blefaroplasti diindikasikan untuk alas an visual maupun kosmetik. Di palpebra

    superior, kelebihan kulit palpebra, otot, dan lemak juga dibuang demi estetika

    optimum. Blefaroplasti palpebra inferior dilakukan demi alas an kosmetik, kecuali

    pada kelebihan yang banyak sekali yang berakibat ektropion tepian palpebra.1

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    17/24

    Blefarospasme

    Blefarospasme esensial jinak adalah sejenis kontaksi otot involunter yang

    tidak lazim, yang ditandai dengan spasme m. orbicularis oculli yang persisten atau

    repetitif. Kondisi ini hampir selalu bilateral dan paling sering pada orang tua.

    Spasme cenderung makin kuat dan makin sering, menimbulkan ekspresi meringis

    dan penutupan mata secara involunter.1

    Penting dibedakan blefarospasme esensial dengan spasme hemifasial. Spasme

    hemifasial diduga disebabkan oleh kompresi n. fasialis oleh sebuah arteri atau

    tumor fossa posterior. Jenis gerakan fasial involunter yang lain adalah diskinesia

    Tardif, yang timbul akibat terapi phenotiazine jangka panjang dan dan jarang

    mengenai otot orbicularis secara selektif; tic wajah, biasanya pada anak-anak,

    yang diduga psikogenik.1

    Ptosis

    Ptosis merupakan keadaan dimana kelopak mata atas tidak dapat diangkat atau

    terbuka sehingga celah kelopak mata menjadi lebih kecil dibandingkan dengan

    keadaan normal. Keadaan ini terutama terjadi akibat adanya gangguan fungsi pada

    m. levator palpebra, lumpuhnya saraf ketiga untuk levator palpebra atau dapat

    pula terjadi akibat jaringan penyokong bola mata yang tidak sempurna sehingga

    bola mata tertarik ke belakang atau enoftalmos. Penyebab ptosis adalah kelainan

    congenital, miogenik dan nuorogenik. Ptosis juga dapat terjadi pada myastenia

    gravis pada satu mata atau keduanya.5

    Bila ptosis terjadi sejak lahir atau congenital dan tidak segera diatasi dapat

    mengakibatkan terjadinya ambliopia eks anopsia pada mata bayi tersebut.

    Adapaun pengobatan pada ptosis dapat dilakukan dengan memperbaiki fungsi otot

    levator dengan memperpendek levator sehingga tarsus akan terangkat.5

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    18/24

    Gambar 2.15 Ptosis

    Pseudoptosis

    Bila terdapat suatu kelainan pada kelopak sehingga mengakibatkan kelopak

    tidak mudah bergerak atau diangakt maka keadaan ini disebut sebagai

    pseudoptosis. Hal ini juga akan mengakibatkan tertutupnya mata oleh kelopak

    mata. Pseudoptosis dapat terlihat pada kelainan kelopak seperti hordeolum,

    kalazion, tumor kelopak ataupun blefarokalasis yang mengakibatkan kelopak

    tersebut sulit terangkat. Pengibatan yang diberikan pada keadaan ini adalah

    dengan mengobati dan menghilangkan penyebab pseudoptosis tersebut.5

    c. Tumor Palpebra

    Tomor Jinak

    Tumor jinak palpebra sangat umum dan bertambah banyak seiring dengan

    meningkatnya usia. Kebanyakan mudah dikenali secara klinis, dan eksisi

    dilakukan dengan alasan kosmetik. Meski demikian, lesi ganas seringkali sulit

    dikenali secara klinis dan biopsi harus selalu dilakukan pada kecurigaan

    keganasan.

    Nevus

    Nevus melanostik di palpebra adaah tumor jinak biasa dengan struktur

    patologik yang sama dengan nevus ditempat lain. Pada awalnya, nevus ini

    mungkin relatif kurang berpigmen, makin membesar dan bertambah gelap pada

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    19/24

    masa remaja. Nevus jarang menjadi ganas. Nevus dapat dihilangkan dengan eksisi

    jika dikehendaki demi alasn kosmetik.1

    Papiloma

    Papiloma adalah tumor palpebra yang paling umum. Jenisnya ada dua yaitu

    papiloma sel skuamosa dan keratosis seboroik. Pada keduanya, bagian inti

    fibrovaskular menembus epitel permukaan yang menebal (akantotik dan

    hiperkeratotik), member tampilan papilomatosa. Keratosis seboroik terdapat pada

    usia pertengahan dan orang tua. Permukaannya verukosa dan mudah hancur, dan

    sering berpigmen karena melanin mengumpul didalam keratosi.1

    Veruca Vulgaris

    Nodul hiperkeratotik papilomatosa yang lain pada wajah dan palpebra,

    disebabkan oleh suatu virus DNA yang termasuk kelompok papovavirus.1

    Molluscum Contangiosum

    Tumor ini akibat poxvirus, merupakan suatu nodul kecil berbentuk kubah

    dengan pusat yang sering melekuk. Lesi di palpebra mungkin sangat kecil dan

    tersembunyi sebagian oleh bulu mata tetapi dapat menyebabkan konjungtivitis

    bahkan keratitis jika lesinya mengelupas masuk ke ruang konjungtiva. Lesi

    multipel bias timbul pada pasien terinfeksi HIV atau individu yang mengalami

    supresi imun lainnya. Penyembuhan umumnya dicapai dengan kuretase, kauter

    atau eksisi.1

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    20/24

    2.16 Molluscum contangiosum

    Keratoakantoma

    Keratoakantoma adalah tumor peradangan jinak yang terdapat pada kulit

    orang dewasa yang terpajan matahari. Keratoakantoma tampak sebagai lesi

    pertumbuhan dengan cekungan berbentuk mangkuk dipusatnya yang mengandung

    keratin dan bertambah besar dalam waktu singkat. Banyak diantaranya akan

    mengalami involusi spontan, tetapi biopsy eksisional sering dilakukan untuk

    alasan kosmetik atau untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma sel skuamosa,

    yang mirip secara klinis maupun histologist.1

    2.17 Keratoakantoma

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    21/24

    Xantelasma

    Xantelasma adalah kelainan yang umum dan terdapat pada permukaan anterior

    palpebra, biasanya bilateral didekat sudut medial mata. Lesi ini tampak berupa

    plak-plak kuning didalam kulit palpebra dan paling sering terlihat pada orang tua.

    Xantelasma merupakan endapan lipid didalam histiosit pada dermis palpebra.

    Pengobatakan diindikasikan demi alasan kosmetik. Lesi dapat dieksisi, kauter,

    atau diaatasi dengan bedah laser. Rekurensi tidak jarang terjadi setelah

    pembedahan.

    Gambar 2.18 Xantelasma

    Kista

    Kista di palpebra sering ditemukan. Kista berkeratinyang dilapisi epitel serta

    berisi debris dan keratin yang tampak seperti keju, timbul akibat penyumbatan

    struktur pilosebasea atu implantasi epitel permukaan di subepitel yang terjadi

    secara congenital atau akibat trauma.1

    Hemangioma

    Tumor vaskular kongenital yang paling umum di palpebra adalah hemangioma

    kapiler, terdiri atas kapiler-kapiler dan sel-sel endotel yang berproliferasi.

    Hemangioma ini timbul saat lahir atau tidak lama sesudah lahir, sering bertumbuh

    cepat, dan umumnya berinvolusi secara spontan menjelang usia 7 tahun. Jika

    superfisial, lesi tampak superfisial, lesi tampak merah terang (nevus strawberry),

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    22/24

    lesi yang lebih dalam tampak kebiruan atau ungu. Anisometria sekunder,

    ambliopia refraktif dan strabismus sering dijumpai dan harus ditangani secara

    memeadai. Pengobatan terhadap tumor dindikasikan jika menghalangi sumbu

    penglihatan atau menginduksi astigmatisma. Penyuntikan steroid intralesi atau

    interferon alfa dapat member hasil cepat, jika gagal diindikasikan eksisi parsial.1

    Gambar 2.19 Hemangioma

    Tumor Ganas Primer Palpebra

    Karsinoma

    Karsinoma sel basal dan sel skuamosa palpebra adalah tumor ganas mata

    paling umum. Tumor-tumor ini paling sering terdapat pada orang berkulit terang

    yang terpajan sinar matahari secara kronik. Sembilan puluh lima persen karsinoma

    palpebra berjenis sel basal. Sisa 5% terdiri dari karsinoma sel skuamosa,

    karsinoma kelenjar meibom, dan tumor-tumor lain yang jarang seperti karsinoma

    sel Merkel dan karsinoma kelenjar keringat.

    Karsinoma Sel Basal

    Umumnya tumbuh lambat dan tanpa nyeri, berupa nodul yang bias berulkus.

    Karsinoma ini menyusup ke jaringan sekitar secara perlahan tetapi tidak

    bermetastasis. Tergantung dari letaknya, karsinoma sel basal dapat menimbulkan

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    23/24

    ektropion, entropion, retraksi atau lekukan pada palpebra, lekukan pada kulit

    diatasnya atau didak adanya bulu mata.

    Gambar 2.20 Karsinoma sel basal

    Karsinoma Sel Skuamosa

    Karsinoma ini juga tumbuh lambat dan tanpa rasa sakit, seringkali berawal

    sebagai suatu nodul hiperkeratotik yang mungkin berulkus. Penegakan diagnosis

    yang tepat biasanya memerlukan biopsi. 1

    Gambar 2.21 Karsinoma sel skuamosa

    Karsinoma Kelenjar Sebasea

    Karsinoma jenis ini paling sering berasal dari kelenjar meibom dan Zeis, tetapi

    dapat pula muncul di kelenjar sebasea alis mata atau caruncula. Sekita separuhnya

    mirip lesidan kelainan peradangan jinak, seperti kalazion dan blefaritis kronik.

  • 7/21/2019 Bab 2 Referat Irma

    24/24

    Karsinoma ini lebih agresif, sering meluas kedalam orbita, menginvasi system

    limfatik, dan bermetastasis. Dapat dilakukan biopsi kelenjar sentinel sebagai

    bagian dari pemeriksaan pasien dengan tumor adneksa.1

    Gambar 2.22 Karsinoma kelenjar meibom