bab i (1) hipertensi

Upload: dina-rachma

Post on 21-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    1/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Orang lanjut usia memiliki masalah penyakit yang semakin kompleks seiring dengan

    meningkatnya harapan hidup, termasuk lebih sering terserang penyakit hipertensi (Kuswardhani,

    2006). Orang dengan usia lanjut memiliki prevalensi yang tinggi terhadap hipertensi dan juga

    terhadap kejadian yang berkaitan dengan jantung (hetty and !oodhouse, 200"). #esiko untuk

    menderita hipertensi pada populasi $ %% tahun yang tadinya tekanan darahnya normal adalah &0'

    (hobanian et al., 200"). asil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia

    (*ansia) yang dilaksanakan Komnas *ansia di +0 provinsi pada tahun 2006, menunjukkan bahwa

    salah satu penyakit yang paling sering diderita oleh orang lanjut usia adalah hipertensi (",')

    (-nonim, 200).

    /iantara golongan umur lainnya, usia lanjut adalah golongan umur yang terbanyak

    mengkonsumsi obat. *ebih dari dua pertiga orang lanjut usia menggunakan satu maam obat

    seara rutin dan sepertiga sisanya menggunakan setidaknya tiga jenis obat. 1asien yang dirawat

    inap ratarata menggunakan obat dalam jumlah yang lebih besar lagi yang dapat menapai +0

    jenis obat per pasien (*oatelli, 200).

    /engan masalah medik yang kompleks (complex medicine) yang umum dijumpai pada

    pasien usia lanjut menyebabkan golongan usia ini rentan terhadap timbulnya masalahmasalah

    yang berkaitan dengan obat (drug related problems) (1ramantara, 200).Drug Related Problems

    (/#1s) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien atau diduga

    akibat terapi obat sehingga potensial mengganggu keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki

    (ipolle et al., +&&). Kejadian drug related problemssangat umum terjadi pada pasien rawat

    inap yang beresiko meningkatkan kesakitan, kematian dan biaya (#ahajeng, 200).

    /i antara jenisjenis /#1s yang sering dialami oleh pasien rawat inap salah satunya adalah

    interaksi obat (Koh et al., 200%). 3anyak interaksi obat tidak berakibat apaapa dan banyak

    interaksi yang potensial merugikan hanya terjadi pada sebagian keil pasien. Obatobat yang

    memerlukan kontrol dosis yang ketat (ontohnya antikoagulan, antihipertensi dan antidiabetik)

    adalah obatobat yang dapat meningkat resikonya dengan adanya interaksi dengan obat yang lain

    (-nonim, 2000).

    1asien lanjut usia mempunyai resiko yang lebih tinggi atas terjadinya interaksi obat karena

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 1

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    2/25

    beberapa sebab4 pasien ini lebih berkemungkinan untuk memperoleh terapi berbagai maam obat5

    sering kali memiliki gangguan ungsi ginjal dan hati5 dan pemahaman terhadap pengobatan yang

    buruk (7radgley, 200").

    B. Rumusan Masalah -pa itu 8nteraksi Obat 9

    -paitu ipertensi 9

    3agaimana :ekanisme kerja obat -ntihipertensi bila di kombinasi 9

    -pa saja obat yang berinteraksi dengan obat -ntihipertensi 9

    3agaimana ara mengatasi obat yang beriteraksi serta *evel signiikasinya 9

    C. Tujuan

    1enulisan ini dimaksudkan agar penulis dan pembaa dapat memahami 8nteraksi Obat

    ipertensi, :aam ; maam obat yang dapat mempengaruhi 8nteraksi Obat ipertensi,

    :ekanisme kerja obat -ntihipertensi bila di kombiinasi dengan obat lain, serta level

    signiikansi dan ara mengatasi obat yang berinteraksi.

    BAB II

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 2

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    3/25

    TINJAUAN PUSTAA

    A. Interaks! "#at

    8nteraksi obat terjadi jika eek suatu obat (inde< drug) berubah akibat adanya obat lain

    (preipitant drug), makanan, atau minuman. 8nteraksi obat dapat menghasilkan eek yang

    memang dikehendaki (/esirable /rug 8nteration), atau eek yang tidak dikehendaki

    (=ndesirable>-dverse /rug 8nterations ? -/8s) yang la@imnya menyebabkan eek

    samping obat dan>atau toksisitas karena meningkatnya kadar obat di dalam plasma, atau

    sebaliknya menurunnya kadar obat dalam plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi

    tidak optimal. ejumlah besar obat baru yang dilepas di pasaran setiap tahunnya

    menyebabkan munulnya interaksi baru antar obat akan semakin sering terjadi. 3eberapa

    laporan studi menyebutkan proporsi interaksi obat dengan obat lain (antar obat) berkisar

    antara 2,2' sampai "0' terjadi pada pasien rawatinap dan &,2' sampai 0,"' terjadi

    pada pasienpasien rawat jalan, walaupun kadangkadang evaluasi interaksi obat tersebut

    memasukkan pula interaksi seara teoretik selain interaksi obat sesungguhnya yang

    ditemukan dan terdokumentasi.

    ebagian besar inormasi diperoleh dari laporanlaporan kasus terpisah, ujiuji klinik,

    dan>atau studistudi armakokinetik pada subjek sehat dan usia muda yang tidak sedang

    menggunakan obatobat lainnya, sehingga untuk menetapkan risiko eek samping akibat

    suatu interaksi obat pada seorang pasien tertentu seringkali tidak dapat seara langsung.

    1roil keamanan suatu obat seringkali baru didapatkan setelah obat tersebut sudah

    digunakan ukup lama dan seara luas di masyarakat, termasuk oleh populasi pasien yang

    sebelumnya tidak terwakili dalam uji klinik obat tersebut. Konsekuensinya, diperlukan

    beberapa bulan atau bahkan tahun sebelum diperoleh data yang memadai tentang masalah

    eek samping akibat interaksi obat.

    Aamun, studi pharmaovigilane dan post marketing surveilane yang antara lain

    dikelola oleh industri armasi diharapkan berperan ukup besar guna mendapatkan data

    interaksi dan eek samping obat, terutama untuk obatobat baru yang semakin banyak

    munul dan beredar di pasaran. 8normasi mengenai seberapa sering seseorang

    mengalami risiko eek samping karena interaksi obat, dan seberapa jauh risiko eek

    samping dapat dikurangi diperlukan jika akan mengganti obat yang berinteraksi dengan

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 3

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    4/25

    obat alternati. /engan mengetahui bagaimana mekanisme interaksi antar obat, dapat

    diperkirakan kemungkinan eek samping yang akan terjadi dan melakukan antisipasi.

    B. Mekan!sme Interaks! "#at

    $. Interaks! %armaset!ka

    8nteraksi armasetika atau disebut juga inkompatibilitas armasetik bersiat langsung dan

    dapat seara isik atau kimiawi, misalnya terjadinya presipitasi, perubahan warna, tidak terdeteksi

    (invisible), yang selanjutnya menyebabkan obat menjadi tidak akti. ontoh4 interaksi

    karbonisilin dengan gentamisin terjadi inaktivasi5 enitoin dengan larutan de

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    5/25

    absorpsi basabasa lemah (misal, ketokona@ol, itrakona@ol) dan akan meningkatkan absorpsi

    obatobat asam lemah (misal, glibenklamid, glipi@id, tolbutamid). 1eningkatan p airan

    gastrointestinal akan menurunkan absorpsi antibiotika golongan selaosporin seperti

    seuroksim aksetil dan sepodoksim proksetil.

    :ekanisme interaksi melalui penghambatan transport akti gastrointestinal, misalnya

    graperuit juie, yakni suatu inhibitor protein transporter uptake pump di saluran erna, akan

    menurunkan bioavailabilitas betabloker dan beberapa antihistamin (misalnya, ekg dan memiliki batas keamanan sempit5 (2) obat presipitan berikatan dengan albumin pada

    tempat ikatan (inding site) yang sama dengan obat indeks, serta kadarnya ukup tinggi untuk

    menempati dan menjenuhkan bindingsite nya H&I. ontohnya, enilbuta@on dapat menggeser

    wararin (ikatan protein &&'5 Fd ? 0,+C 8>kg) dan tolbutamid (ikatan protein &6', Fd ? 0,+2

    8>kg) sehingga kadar plasma wararin dan tolbutamid bebas meningkat. elain itu,

    enilbuta@on juga menghambat metabolisme wararin dan tolbutamid.

    8nteraksi yang terjadi pada proses metabolisme obat

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 5

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    6/25

    :ekanisme interaksi dapat berupa (+) penghambatan (inhibisi) metabolisme, (2)

    induksi metabolisme, dan (") perubahan aliran darah hepatik.

    ambatan ataupun induksi en@im pada proses metabolisme obat terutama berlaku

    terhadap obatobat atau @at@at yang merupakan substrat en@im mikrosom hati sitokrom 1C%0

    (J1). 8nteraksi inhibitor J1 dengan substratnya akan menyebabkan peningkatan kadar

    plasma atau peningkatan bioavailabilitas sehingga memungkinkan aktivitas substrat

    meningkat sampai terjadinya eek samping yang tidak dikehendaki.

    8nduktor atau @at yang menginduksi en@im pemetabolis (J1) akan meningkatkan

    sistensis en@im tersebut. 8nteraksi induktor J1 dengan substratnya menyebabkan laju

    keepatan metabolisme obat (substrat) meningkat sehingga kadarnya menurun dan eikasi

    obat akan menurun5 atau sebaliknya, induksi J1 menyebabkan meningkatnya pembentukan

    metabolit yang bersiat reakti sehingga memungkinkan timbulnya risiko toksik.

    8nteraksi yang terjadi pada proses ekskresi obat

    :ekanisme interaksi obat dapat terjadi pada proses ekskresi melalui empedu dan pada

    sirkulasi enterohepatik, sekresi tubuli ginjal, dan karena terjadinya perubahan p urin.

    angguan dalam ekskresi melalui empedu terjadi akibat kompetisi antara obat dan metabolit

    obat untuk sistem transport yang sama, ontohnya kuinidin menurunkan ekskresi empedu

    digoksin, probenesid menurunkan ekskresi empedu riampisin. Obatobat tersebut memiliki

    sistem transporter protein yang sama, yaitu 1glikoprotein.+ Obatobat yang menghambat1glikoprotein di intestin akan meningkatkan bioavailabilitas substrat 1glikoprotein,

    sedangkan hambatan 1glikoprotein di ginjal dapat menurunkan ekskresi ginjal substrat.

    ontoh, itrakona@ol, suatu inhibitor 1glikoprotein di ginjal, akan menurunkan klirens ginjal

    digoksin (substrat 1glikoprotein) jika diberikan bersamasama, sehingga kadar plasma

    digoksin akan meningkat.

    (. Interaks! %armak')!nam!k

    8nteraksi armakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem

    reseptor, tempat kerja atau sistem isiologik yang sama sehingga terjadi eek yang aditi,

    sinergistik, atau antagonistik, tanpa ada perubahan kadar plasma ataupun proil

    armakokinetik lainnya. 8nteraksi armakodinamik umumnya dapat diekstrapolasikan ke obat

    lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, karena klasiikasi obat adalah

    berdasarkan eek armakodinamiknya. elain itu, umumnya kejadian interaksi

    armakodinamik dapat diramalkan sehingga dapat dihindari sebelumnya jika diketahui

    mekanisme kerja obat.

    :enurut tokley and *ee (200") kemungkinan eek yang dapat terjadi pada

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 6

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    7/25

    interaksi armakodinamik antara lain4

    a) inergisme atau penambahan eek satu atau lebih obat,

    b) Bek antagonisme satu atau lebih obat,

    ) 1enggantian eek satu atau lebih obat.

    8nteraksi armakodinamik yang paling umum terjadi adalah sinergisme antara dua

    obat yang bekerja pada sistem, organ, sel atau en@im yang sama dengan eek armakologi

    yang sama. ebaliknya, antagonisme terjadi bila obat yang berinteraksi memiliki eek

    armakologi yang berlawanan. al ini mengakibatkan pengurangan hasil yang diinginkan

    dari satu atau lebih obat (7radgley, 200").

    ontoh interaksi obat pada reseptor yang bersiat antagonistik misalnya4 interaksi

    antara Lbloker dengan agonisL2pada penderita asma5 interaksi antara penghambat reseptor

    dopamin (haloperidol, metolopramid) dengan levodopa pada pasien parkinson. 3eberapa

    ontoh interaksi obat seara isiologik serta dampaknya antara lain sebagai berikut4 interaksi

    antara aminoglikosida dengan urosemid akan meningkatkan risiko ototoksik dan nerotoksik

    dari aminoglikosida5 Lbloker dengan verapamil menimbulkan gagal jantung, blok -F, dan

    bradikardi berat5 ben@odia@epin dengan etanol meningkatkan depresi susunan sara pusat

    (1)5 kombinasi obatobat trombolitik, antikoagulan dan anti platelet menyebabkan

    perdarahan.

    1enggunaan diuretik kuat (misal urosemid) yang menyebabkan perubahan

    keseimbangan airan dan elektrolit seperti hipokalemia, dapat meningkatkan toksisitas

    digitalis jika diberikan bersamasama. 1emberian urosemid bersama relaksan otot (misal, d

    tubokurarin) menyebabkan paralisis berkepanjangan. ebaliknya, penggunaan diuretik hemat

    kalium (spironolakton, amilorid) bersama dengan penghambat -B (kaptopril) menyebabkanhiperkalemia. Kombinasi anti hipertensi dengan obatobat anti inlamasi nonsteroid (A-8/)

    yang menyebabkan retensi garam dan air, terutama pada penggunaan jangka lama, dapat

    menurunkan eek antihipertensi.

    C. S!gn!%!kans! l!n!k

    Signifikansi klinik adalah derajat di mana obat yang berinteraksi akanmengubah kondisi

    pasien. Signifikansi klinikdikelompokkan berdasarkan keparahan dan dokumentasi interaksi

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 7

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    8/25

    yang terjadi. *evel signiikansi menurut Datro (200+) tersaji pada Dabel ".

    Ta#el (. Le*el S!gn!%!kans! Interaks!

    Ailai Keparahan /okumentasi

    + :ayor Suspected, Probable, Established

    2 :oderat Suspected, Probable, Established

    " :inor Suspected, Probable, Established

    C :ayor atau :oderat Possible

    % :inor Possible

    :ayor, :oderat, :inor Unlikely

    (Datro, 200+).

    Derdapat % maam dokumentasi interaksi, yaitu established (interaksi obat sangat mantap

    terjadi),probable(interaksi obat dapat terjadi),suspected(interaksi obat diduga terjadi),possible

    ( interaksi obat belum pasti terjadi), unlikely (kemungkinan besar interaksi obat tidak terjadi).

    /erajat keparahan akibat interaksi diklasiikasikan menjadi minor (dapat diatasi dengan baik),

    moderat (eek sedang, dapat menyebabkan kerusakan organ), mayor (eek atal, dapat

    menyebabkan kematian) (Datro, 200+).

    *evel signiikansi interaksi +, 2 dan " menunjukkan bahwa interaksi obat kemungkinan

    terjadi. *evel signiikansi interaksi C dan % interaksi belum pasti terjadi dan belum diperlukan

    antisipasi untuk eek yang terjadi (Datro, 200+)

    D. H!+ertens!

    ipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang

    ditandai dengan peningkatan tekanan darah. edangkan deinisi hipertensi adalah tekanan darah

    sistolik $ +C0 mmg atau tekanan darah diastolik $ &0 mmg (-nonim, 2006).

    MA F88 mengklasiikasikan tekanan darah untuk pasien usia + tahun atau lebih

    berdasarkan ratarata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan

    klinis. Klasiikasi tekanan darah menurut MA F88,200" ditunjukkan pada Dabel +.

    Ta#el $. las!%!kas! Tekanan Darah Menurut JNC ,II

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 8

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    9/25

    Klasiikasi tekanan Dek darah sistolik, Dek darah diastolik,

    /arah (mmg) (mmg)

    Aormal G +20 G 0

    1rehipertensi +20+"& 0&

    ipertensi tingkat + +C0+%& &0&&

    ipertensi tingkat 2 $ +60 $ +00

    E. Pengg'l'ngan "#at Ant!h!+ertens!

    /ikenal % kelompok obat lini pertama (first line drug) yang la@im digunakan untuk pengobatanawal hipertensi, yaitu diuretik, penyekat reseptor beta (blocker), penghambat !ngiotensin

    "on#erting En$yme (-Binhibitor), penghambat reseptor angiotensin (-#3) dan antagonis kalsium.

    $. D!uret!k

    /iuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan

    volume darah dan airan ekstraseluler. -kibatnya terjadi penurunan urah jantung dan tekanan

    darah. elain mekanisme tersebut, beberapa diuretik juga menurunkan resistensi perier sehingga

    menambah eek hipotensinya. Bek ini diduga akibat penerunan natrium di ruang interstisial dan

    di dalam sel otot polos pembuluh darah yang selanjutnya menghambat inuls kalsium.

    1enelitianpenelitian besar membuktikan bahwa eek poteksi kardiovaskular diureti belum

    terkalahkan oleh obat lain sehingga diuretik dianjurkan untuk sebagian besar kasus hipertensi

    ringan dan sedang. 3ahkan bila menggunakan kombinasi dua atau lebih antihipertensi, maka

    salah satunya yang dianjurkan adalah diuretik.

    olongan Dia@idDerdapat beberapa obat yang termasuk golongan tia@id antara lain hidroklorotia@id,

    bendrolumotia@id, klorotia@id dan diuretik lain yang memiliki gugus arylsulonamida

    (indapamid dan klortalidon). Obat golongan ini bekerja dengan menghambat transport

    bersama (symport) Aal di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi AaNdan l

    meningkat.

    1ada pasien gagal ginjal, tia@id kehilangan eektivitas diuretik dan antihipertensinya

    untuk pasien ini dianjurkan penggunaan diuretik kuat. Dia@id terutama eekti untuk pasien

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 9

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    10/25

    hipertensi dengan kadar rennin rendah, misalnya pada orang tua.

    Dia@id seringkali dikombinasikan dengan antihipertensi lain karena dapat meningkatkan

    eektivitas antihipertensi lain dengan mekanisme kerja yang berbeda sehingga dosisnya dapat

    dikurangi, tia@id menegah retensi airan oleh antihipertensi lain sehingga eek obatobat

    tersebut dapat bertahan.

    Bek antihipertensi tia@id mengalami antagonisme oleh antiinlamasi non steroid

    (-8A), terutama indometasin karena -8A menghambat sintesis prostaglandin yang berperan

    penting dalam pengaturan aliran darah ginjal dan transort air dan garam. -kibatnya terjadi retensi

    natrium dan air yang akan mengurangi eek samping semua obat antihipertensi.

    Dia@id dalam dosis tinggi dalam menyebabkan hipokalemia yang dapat berbahaya pada

    pasien yang mendapatkan digitalis. Bek samping ini dapat dihindari bila tia@id diberikan

    dalam dosis rendah atau dikombinasi dengan obat lain seperti diuretik hemat kalium atau-Binhibitor. edangkan suplemen kalium tidak lebih eekti. Dia@id juga dapat menyebabkan

    hiponatremia dan hipomagnesemia serta hiperkalsemia. elain itu, tia@id dapat menghambat

    eksresi asam urat dari ginjal, dan pada pasien hiperurisemia dapat menetuskan serangan gout

    akut. =ntuk menghindari eek metabolik ini, tia@id harus digunakan dalam dosis rendah dan

    dilakukan pengaturan diet. Dendensi hiperkalsemia oleh tia@id dilaporkan dapat mengurangi risiko

    osteoporosis. Dia@id dapat meningkatkan kadar kolesterol */* dan trigliserida, tetapi

    kemaknaanya dalam peningkatan risiko penyakit jantung koroner belum jelas. 1ada penderita

    /:, tia@id dapat menyebabkan hiperglikemia karena mengurangi sekresi insulin. 1ada pasien

    pria, gangguan ungsi seksual merupakan eek samping tia@id yang kadangkadang ukup

    mengganggu.

    /iuretika Kuat (loop diuretics)

    /iuretik kuat bekerja di ansa henle asenden bagian epitel tebal dengan ara

    menghambat kotransort AaN, KN, l dan menghambat reabsorpsi air dan elektrolit. :ula

    kerjanya lebih epat dan eek diuretiknya lebih kuat daripada golongan tia@id, oleh karena

    itu diuretik kuat jarang digunakan sebagai antihipertensi, keuali pada pasien dengangangguan ungsi ginjal (kreatin serum $ 2,% mg>d*) atau gagal jantung.

    Jang termasuk dalam golongan diuretik kuat antara lain urosemid, bumetamid dan

    asam etakrinat. Bek samping diuretik kuat hampir sama dengan tia@id, keuali bahwa

    diuretik kuat menimbulkan hiperkalsiuria dan menurunkan kalsium darah, sedangkan

    tia@id menimbulkan hipokalsiuria dan meningkatkan kadar kalsium darah.

    /iuretik emat Kalium

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 10

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    11/25

    -milorlid, triamteren dan spironolakton merupakan diuretik lemah. 1enggunaannya

    terutama dalam kombinasi dengan diuretik lain untuk menegah hipokalemia. /iuretik

    hemat kalium dapat menimbulkan hiperkalemia bila diberikan pada pasien dengan gagal

    ginjal, -#3, beta bloker, -8A atau dengan suplemen kalium. 1enggunaan harus

    dihindarkan bila kreatininserum lebih dari 2,% mg>d*.

    8nteraksi obat, eek hipokalemia dan hipomagnesia akibat tia@id dan diuretik kuat

    mempermudah terjadinya aritmia oleh digitalis. 1emberian kortikosteroid, agonis L2 dan

    amoterisin 3 memperkuat eek hipokalemia diuretik. 1engunaan diuretik bersamaan

    dengan kuinidin dan obat lain yang dapat menyebabkan aritmia ventrikel polimorik akan

    meningkatkan risiko eek samping ini. emua diuretik mengurangi kliens litium sehingga

    meningkatkan risiko toksisitas litium. -8A mengurangi eek antihipertensi diuretik

    karena menghambat sintesis prostaglandin di ginjal. -8A, menghambat -B dan L

    bloker dapat meningkatkan risiko hiperkalemia bila diberikan bersama diuretik hemat

    kalium.

    &. Pengham#at Rese+t'r -#l'ker

    :ekanisme kerja antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung.

    3erbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian beta bloker dapat

    diakibatkan dengan hambatan reseptor L + antar lain 4 penurunan rekuensi denyut jantung

    dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan urah jantung, hambatan sekresi renin di

    selsel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan produksi angiotensin 88, eek sentral

    yang mempengaruhi aktivitas sara simpatis, perubahan pada sensitivitas baroreseptor,

    perubahan aktivitas neuron adrenergik perier dan peningkatan biosintesis prostasiklin.

    1enurunan tekanan darah oleh Lbloker yang diberikan per oral berlangsung lambat. Bek ini

    mulai terlihat dalam 2C jam sampai + minggu setelah terapi dimulai, dan tidak diperoleh

    penurunan D/ lebih lanjut setelah 2 minggu bila dosisnya tetap. Obat ini tidak menimbulkan

    hipotensi ortostatik dan tidak menimbulkan retensi air dan garam.

    Lbloker digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan sampai sedang

    terutama pada pasien dengan penyakit jantung koroner, pasien dengan aritmia supraventrikel

    tanpa kelainan konduksi, pada pasien muda dengan sirkulasi hiperdinamik, dan pada pasien

    yang memerlukan antidepresan trisiklik atau antipsikotik karena eek antihipertensi Lbloker

    tidak dihambat oleh obatobatan tersebut. Lbloker lebih eekti pada pasien muda dan

    kurangg eekti pada pasien usia lanjut.

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 11

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    12/25

    /ari berbagai Lbloker, atenolol merupakan obat yang sering dipilih. Obet ini bersiat

    kardioselekti dan penetrasinya ke 1 minimal, sehingga kurang menimbulkan eek samping

    sentral dan ukup diberikan sekali sehari. /osis la@im adalah %0+00 mg per oral sekali

    sehari.

    Bek samping dan kontraindikadi, Lbloker dapat menyebabkan bradikardi blokade -F,

    hambatan nodus - dan menurunkan kontraksi miokard. Oleh karena itu, golongan obat ini

    dikontraindiksikan pada keadaan bradikardi, blokade -F derajat 2 dan ", sik sinus syndrome

    dan gagal jantung yang belum stabil. Khusus pada gagal jantung, pendapat lama mengatakan

    bahwa Lbloker merupakan kontraindikasi karena bersiat inotropik negati. Aamun pendapat

    baru membuktikan bahwa Lbloker, terutama arvedilol dan juga bisoprolol terbukti

    bermanaat dan telah direkomendasikan dalam MA F8 dan F88 untuk pengobatan gagal

    jantung dalam kombinasi dengan -B inhibitor.

    Lbloker merupakan obat yang baik untuk hipertensi dengan angina stabil kronik, tapi

    dapat memperberat gejala angina 1ri@mental, sehingga pemberiannya pada pasien dengan

    angina harus memperlihatkan perbedaan kedua jenis angina ini. elain itu, penghentian L

    bloker pada pasien dengan angina tidak boleh dilakukan seara mendadak karena dapat

    menimbulkan kambuhnya serangan hipertensi ke tingkat yang lebih tinggi, kambuhnya

    angina bahkan inark miokard pada pasien angina pektoris.

    3ronkospasme merupakan eek samping yang penting pada pasien dengan riwayat asma

    bronkial atau 11OK, sehingga pemakaian Lbloker termasuk yang kardioselekti merupakan

    kontraindikasi untuk keadaan ini. Bek sentral beruap depresi, mimpi buruk, halusinasi dapat

    terjadi dengan Lbloker yang lipoilik seperti propanolol dan oksprenolol. angguan ungsi

    seksual sering terjadi akibat pemakaian Lbloker, terutama yang tidak selekti. 1emakaian L

    bloker pada pasien /: yang mendapat insulin atau obat hipoglikemik oral, sebaiknya

    dihindari. ebab Lbloker dapat menutupi gejala hipoglikemia, kondisi dimana kadar gula

    dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi pederitanya.

    (. ACEInh!#!t'r

    Kaptopril merupakan -Binhibitor yang pertama ditemukan dan banyak digunakan di

    klinik untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung. eara umum -Binhibitor dibagi

    menjadi dua kelompok yaitu +) yang bekerja langsung, ontohnya kaptopril dan lisinopril. 2)

    prodrug, ontohnya enalapril, kuinapril, peridopril, ramipril, sila@april, bena@epril, osinopril,

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 12

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    13/25

    dll. Obatobat ini dalam tubuh diubah menjadi bentuk akti yaitu berturutturut enalaprilat,

    kuinaprilat, peridoprilat, ramipilat, sila@aprilat, bena@eprilat, osinprilat, dll.

    -Binhibitor menghambat perubahan angiotensin 8 menjadi angiotensin 88 sehingga

    terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. elain itu, degradasi bradikinin juga

    dihambat sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam eek

    vasodilatasi -Binhibitor. Fasodilatasi seara langsung akan menurunkan tekanan darah,

    sedangkan berkurangnya aldosteron akan menybabkan eksresi air dan natrium dan retensi

    kalium.

    -Binhibitor eekti untuk hipertensi ringan, sedang, maupun berat. Kombinasi dengan

    diuretik memberikan eek sinergitik, sedangkan eek hipokalemia diuretik dapat diegah.

    Kombinasi dengan betabloker memberikan eek adapti. Kombinasi dengan vasodilator lain,

    termasuk pro@osin dan antagonis kalsium, memberi eek yang baik. Detapi pemberian

    bersama penhambat adrenergik lain yang menghambat respons adrenergik ala dan beta

    sebaiknya dihindari karena dapat menimbulkan hipotensi berat dan berkepanjangan.

    -Binhibitor terpilih untuk hipertensi dengan gagal jantung kongesti. Obat ini juga

    menunjukan eek positi terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi insulin sehingga

    sangat baik untuk hipertensi pada diabetes, dislipidemia, dan obesitas. Obat ini juga sering

    digunakan untuk mengurangi proteinuria pada sindrom nerotik dan neropati /:. elain itu,

    -Binhibitor juga sangat baik untuk hipertensi dengan atropi ventrikel kiri, 1MK, dll.

    Bek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat ini diantaranya 4

    %ipotensi./apat terjadi pada awal pemberian -Binhibitor, terutama pada hipertensi

    dengan aktivitas renin yang tinggi. 1emberian harus hatihati pada pasien dengan

    deplesi airan dan natrium, gagal jantung atau yang mendapat kombinasi beberapa

    antihipertensi.

    &atuk 'ering. :erupakan eek samping yang sering terjadi dengan insidens %20',

    lebih sering pada wanita dan terjadi pada malam hari. /iduga eek samping ini ada

    kaitannya dengan peningkatan kadar bradikinin dan substansi 1, atau prostaglandin.

    Bek samping ini bergantung pada besarnya dosis dan bersiat reversibel bila obat

    dihentikan.

    %iperkalemia. /apat terjadi pada pasien dnegan gangguan ungsi ginjal atau pasien

    yang mengalami diuretik hemat kalium, -8A, suplemen kalium atau beta bloker.

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 13

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    14/25

    Rash dan gangguan pengeapan lebih sering terjadi dengan kaptopril, tapi juga dapat

    terjadi dengan-Binhibitor yang lain. ekitar +0' pemakai kaptopril mengalami

    rash makulopapular yang bersiat reversibel pada penghentian obat atau dengan

    pemberian antihistamin. Edema angioneurotik terjadi pada 0,+0,2 ' pasien berupa pembengkakan di hidung,

    bibir, tenggorokan, laring dan sumbatan jalan naas yang bisa berakibat atal.Bek

    samping ini terjadi dalam beberapa jam pertama setelah pemberian -Binhibitor.

    Bek samping yang berat sering memerlukan epinerin, antihistamin atau

    kortikosteroid.

    (agal gin)al !kut yang reversibel dapat terjadi pada pasien dengan stenosis arteri

    renalis bilateral atau pada satusatunya ginjal yang berungsi. al ini disebabkandominasi -Binhibitor pada arteriol eeren yang menyebabkan tekanan iltrasi

    glomerulus semakin rendah sehingga iltrasi glomerulus semakin menurun.

    Proteinuriajika pemberian lebih dari + gram>hari. eara umum, -Binhibitor

    diiindikasikan untuk mengurangi proteinuria, karena obat ini bersiat renoprotekti

    pada berbagai kelainan ginjal.

    Eefek teratogenik. Derutama terjadi pada pemberian selama trimester 2 dan "

    kehamilan. /apat menimbulkan gagal ginjal etus atau kematian etus akibat berbagaikelainan lainnya. Oleh karena itu, begitu ada keurigaan kehamilan, maka-B

    inhibitor harus segera dihentikan.

    Kaptopril diabsorpsi dengan baik pada pemberian oral dengan bioavaibilitas 0%'.

    1emberian bersama makanan akan mengurangi absorpsi sekitar "0' oleh karena itu obat ini

    harus diberikan + jam sebelum makan. ebagian -Binhibitor mengalami metabolisme di

    hati, keuali lisinopril yang tidak dimetabolisme. Bliminasi umumnya melalui ginjal, keuali

    osinopril yang mengalami eliminasi di ginjal dan bilier.

    -Binhibitor dikontraindikasikan pada wanita hamil karena bersiat teratogenik.

    1emberian ibu menyusui juga kontraindikasi karena -Binhibitor dieksresi melalui -8 dan

    berakibat buruk terhadap ungsi ginjal bayi. /alam MA F88, -Binhibitor diindikasikan

    untuk hipertensi dengan penyakit ginjal kronik. Aamun harus hatihati terutama bila ada

    hiperkalemia. Kadar kreatinin darah perlu dipantau selama pemberian -Binhibitor. 3ila

    terjadi peningkatan kreatinin, maka obat ini harus dihentikan. -Binhibitor

    dikontraindikasikan pada stenosis arteri renalis bilateral atau unilateral pada keadaan ginjal

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 14

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    15/25

    tunggal. 1emberian bersama diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hiperkalemia.

    1emberian bersama antasida akan mengurangi absorpsi, sedangkan kombinasi dengan -8A

    akan mengurangi eek antihipertensinya dan menambah risiko hiperkalemia.

    /. Pengham#at Rese+t'r Ang!'tens!n 0ARB1

    #eseptor -ngiotensin 88 terdiri dari dua kelompok besar yaitu reseptor -D+ dan -D2.

    #eseptor -D+ terdapat di otot polos pembuluh darah dan di otot jantung. elain terdapat juga

    di ginjal, otak dan kelenjar adrenal. #eseptor -D+ memperantarai semua eek isiologis

    -ngiotensin 88 terutama yang berperan dalam homeostasis kardiovaskuler. #eseptor -D2

    terdapat di medula adrenal dan mungkin juga di 1, tapi sampai sekarang ungsinya belum

    jelas.

    *osartanmerupakan prototipe obat golongan -#3 yang bekerja selekti pada reseptor

    -D+. pemberian obat ini akan menghambat semua eek angiotensin 88, seperti vasokontriksi,

    sekresi aldosteron, ranggsangan sara simpatis, sekresi vasopresin, rangsangan haus, stimulasi

    jantung, eek renal serta eek jangka panjang berupa hipertropi otot polos pembuluh darah

    dan miokard. /engan kata lain, -#3 menimbulkan eek yang mirip dengan -Binhibitor.

    Dapi karena tidak mempengaruhi metabolisme bradikinin, maka obat ini dilaporkan tidak

    memiliki eek samping batuk kering dan angioedema seperti yang sering terjadi pada -B

    inhibitor.

    -#3 sangat eekti menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan kadar renin

    yang tinggi seperti hipertensi dengan kadar renin yang tinggi seperti hipertensi renovaskular

    dan hipertensi genetik, tapi kurang eekti pada hipertensi dengan aktivitas renin yang rendah.

    1ada pasien dengan hipovolemia, dosis -#3 perlu diturunkan.

    *osartan diabsorpsi dengan baik melalui saluran erna dan tidak dipengaruhi oleh adanya

    makanan di lambung. *osartan dan metabolitnya tidak dapat menembus sawar darah otak.

    ebagian besar obat dieksresi melalui eses sehingga tidak diperlukan penyesuaian dosis pada

    gangguan ungsi ginjal termasuk pasien hemodialisis dan pada usia lanjut. Dapi dosis harus

    disesuaikan pada gangguan ungsi hepar.

    Bek samping dan perhatian. ipotensi dapat terjadi pada pasien dengan kadar renin

    tinggi seperti hipovolemia, gagal jantung, hipertensi renovaskular dan sirosis hepatis.

    iperkalemia biasanya terjadi dalam keadaan tertentu seperti insuisiensi ginjal atau bila

    dikombinasi dengan obatobat yang enderung meretensi kalium seperti diuretik hemat

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 15

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    16/25

    kalium dan -8A. 7etotoksik, seperti -Binhibitor, antaggonis reseptor angiotensin 88

    potensial bersiat etotoksik sehingga harus dihentikan bila pemakainya ternyata hamil.

    eperti -Binhibitor, -#3 dikontraindikasikan pada kehamilan trimester 2 dan " dan

    ibu menyusui. elain itu juga dikontraindikasikan pada stenosis arteri renalis bilateral atau

    stenosis pada satusatunya ginjal yang masih berungsi.

    2. Antag'n!s las!um

    -ntagonis kalsium menghambat inluks kalsium pada sel otot pplos pembuluh darah dan

    miokard. /i pembuluh darah, antagonis kalsium menimbulkan relaksasi arteriol sedangkan

    vena kurang dipengaruhi. 1enurunan resistensi perier ini sering diikuti oleh releks

    takikardia dan vasokontriksi, terutama bila menggunakan golongan dihidropiridin kerja

    pendek (niedipin). edangkan diltia@em dan verapamil tidakm menimbulkan takikardia

    karena eek kronotropik negati langsung pada jantung. 3ila releks takikardia kurang baik,

    seperti pada orang tua, maka pemberian antagonis kalium dapat menimbulkan hipotensi yang

    berlebihan.

    ebagai monoterapi antagonis kalsium memberikan eektivitas yang sama dengan obat

    - lain. -ntagonis kalsium terbukti sangat eekti pada hipertensi dengan kadar renin yang

    rendah seperti pada usia lanjut. Kombinasi dengan -Binhibitor, metildopa atau beta bloker.

    3ila kombinasi dengan betabloker sebaiknya dipilih antagonis yang bersiat vaskuloselekti.

    Aiedipin oral sangat bermanaat untuk mengatasi hipertensi darurat. /osis awal +0 mg

    akan menurunkan tekanan darah dalam waktu +0 menit dan dengan eek maksimal setelah

    "0C0 menit. =ntuk memperepat absorpsi, obat sebaiknya dikunyah lalu ditelan. 1emberian

    sublingual tidak memperepat penapaian eek maksimal. -ntagonis kalsium tidak

    mempunyai eek samping metabolik, baik terhadap lipid, gula darah maupun asam urat. 1ada

    pasien dengan 1MK, pemakaian niedipin kerja singkat dapat meninggikan risiko inark

    miokard dan stroke iskemik dan dalam janggka panjang terbukti mempertinggi mortalitas.

    Oleh karenanya antagonis kalsiumkerja singkat tidak boleh diberikan pada pasien hipertensi

    dengan 1MK. 1emakaian dosis tinggi sebaiknya dihindarkan untuk semua hipertensi.

    Aiedipin kerja singkat sering menyebabkan hipotensi danmenyebabkan iskemia miokard

    atau serebral. #eleks takikardia dan palpitasi mempermudah terjadinya serangan angina pada

    pasien dengan 1MK. ipotensi sering terjadi pada pasien usia lanjut, keadaan deplesi airan

    dan yang mendapat antihipertensi lain. amlodipin dan niedipin lepas lambat dengan mula

    kerja yang lambat dapat menimbulkan eek samping yang lebih jarang dan lebih ringan. akit

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 16

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    17/25

    kepala, muka merah terjadi karena vasodilatasi arteri meningeal dan di daerah muka. Bdema

    perier terutama terjadi oleh dihidropiridin dan yang paling sering adalah Aiedipin. Bdema

    terjadi akibat dilatasi arteriol yang melebihi dilatasi vena, sehingga meningkatkan tekanan

    hidrostatik yang mendorong airan ke luar ke ruang interstitial tanpa adanya retensi airan

    dan garam.

    3radiaritmia dan gangguan konduksi terjadi akibat verapamil, kurang dengan diltia@em

    dan tidak terjadi dengan dihidropiridin. Oleh karena itu verapamil dan diltia@em tidak boleh

    diberikan pada pasien dengan bradikardi, blok -F derajat 2 dan " dan sik sinus syndrome.

    Bek inotropik negati, terutama oleh verapamil dan diltia@em dan minimal oleh

    dihidropiridin. al ini dapat berbahaya jika diberikan pada pasien dengan gagal jantung. 1ada

    gagal jantung kongesti akut, pemberian niedipin masih dapat dibenarkan bila tidak tersedia

    vasodilator yang lain, dan amlopidin dianggap aman.Ferapamil menyebabkan konstipasi,

    retensi urin akibat relaksasi otot dan kadangkadang terjadi reluks esoagus. iperplasia gusi

    dapat terjadi dengan semua antagonis kalsium.

    olongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan ara menghambat kontraksi

    jantung (kontraktilitas). Jang termasuk golongan obat ini adalah 4 Aiedipin, /iltiasem dan

    Ferapamil. Bek samping yang mungkin timbul adalah 4 sembelit, pusing, sakit kepala dan

    muntah.

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 17

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    18/25

    BAB III

    PEMBAHASAN

    ANTIHIPER

    TENSI

    "BAT LAIN MEANISME

    ERJA

    E3E 4AN5

    MUNCUL

    LE,EL

    SI5NI3I

    ANSI

    CARA PENAN5ANAN

    DIURETI

    7urosemid

    pironolaton

    e

    Driamteren

    idroklorotia

    :etormin

    /eksametason

    8ndomethain

    :etormin

    menurunkan

    konsentrasi punak

    dan eliminasi dari

    7urosemid

    /eksa metason

    menginduksi

    natrium dan retensi

    airan

    /apat

    meningkatkan eek

    metormin yang

    dapat menyebabkan

    asidosis laktat

    /eksametason

    dapat mengurangi

    eek spironolatone

    dalam penurunan

    tekanan darah

    :oderate

    :oderate

    :oderate

    1asien harus memantau ka

    glukosa dalam darah dan

    segera memberitahu dokte

    jika munul tandatanda

    asidosis laktat, seperti mal

    mialgia, gangguan pernapa

    denyut jantung tidak teratu

    dl.

    Derapi berkepanjangan (leb

    dari seminggu ) tekanan da

    harus dimonitor seara tera

    dan dosis obat antihiperten

    harus disesuaikan.

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 18

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    19/25

    @id

    7urosemid

    *ithium

    !ararin

    8ndomethain

    meretensi Aa dan

    air

    :ekanisme yang

    tepat tidak

    diketahui, tetapi

    mungkin terkait

    dengan hilangnya

    Aa yang

    disebabkan olehdiureti tia@id,

    yang menghasilkan

    peningkatan

    reabsorpsi Aa

    bersama dengan

    Aa

    7urosemid dapatmenggantikan

    wararin atau

    antikoagulan oral

    lain dari

    peningkatan

    protein plasma.

    Bek hipotensi dari

    triamteren

    berkurang

    akibatnya terjadi

    kenaikan tekanan

    darah

    /apat

    meningkatkan eek

    lithium dan

    berpotensi risiko

    toksisitas lithium

    Konsentrasi dan

    eek wararin dapat

    ditingkatkan

    :ajor

    :inor

    :enghindari dehidrasi,

    memantau tekanan darah d

    ungsi ginjal.

    1asien di anjurkan

    memberitahu dokter bila

    mengalami tandatanda

    toksisitas lithium seperti

    pusing, kelemahan otot, di

    tremor, dll. 3eberapa penel

    menyarankan ahwa diureti

    loop lebih aman dengan

    lithium.

    1emantauan 8A# dianjurka

    jika dosis diureti tinggi dapasien juga dianjurkan unt

    segera melaporkan tandat

    perdarahan ke dokter,

    termasuk rasa sakit, bengk

    pusing, tinja merah>hitam,

    merah>oklat.

    ACE

    Inh!#!t'r

    aptopril

    aptoril

    pironolaton

    e

    8ndometahin

    *ithium

    aptopril

    menurunkan

    sekresi aldosteron,

    yang dapat

    meningkatkan

    Kalium

    8ndometahin

    menginhibisi

    sintesis

    /apat terjadi

    hiperkalemia

    /apat menurunkan

    eek aptoril

    /apat

    :ajor

    :oderate

    :oderate

    3eberapa peliti menyarank

    dosis spironolatone tidak

    lebih dari 2%mg>hari

    Dekanan darah harus dipan

    untuk terapi yang lebih dar

    minggu

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 19

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    20/25

    Bnalopril

    *isinopril

    Bpoetin ala

    prostaglandin dan

    meretensi airan

    8nteraksi mungkin

    tidak sepenuhnya

    dapat diprediksi

    dan tergantung

    pada atoraktor

    seperti dosis obat,

    durasi terapi,

    kondisi medis,

    usia.

    :engurangisintesis

    erythropoietin

    endogen atau

    menurunkan

    produksi sel darah

    merah

    meningkatkan

    konsentrasi

    *ithium dan risiko

    toksisitas lithium

    :engganggu eek

    erytrhtopoietin

    :inor

    /osis lithium harus

    disesuaikan. 1asien harus

    membertitahu dokter jika

    terjadi keraunan lithium,

    seperti diare, muntah, tremkelemahan obat.

    :emantau pasien yang

    berpotensi hematopoietik

    ARB

    *osartan

    *osartan

    andesartan

    Olmesartan

    aptopril

    -lpra@olam

    *ithium

    8nsulin

    -danya eek

    aditi>sinergis pada

    system renin

    angiotensin

    -da eek aditi

    dalam menurunkan

    tekanan darah

    #eseptor

    angiotensin 88

    :enghambat

    sekresi aldosteron

    :eningkatkan

    resiko

    hiperkalemia,

    hipotensi, disungsi

    ginjal

    -lpra@olam

    menunjukkan eek

    hipotensi terutama

    selama terapiinisiasi dan dosis

    eskalasi

    :eningkatkan

    konsentrasi lithium

    dalam plasma

    :ajor

    :oderate

    :oderate

    :oderate

    Blektrolit, tekanan darah d

    ungsi ginjal harus dimonit

    seara seksama.

    1asien dianjurkan untuk

    menghindari naik tibatiba

    duduk > berbaring dan

    menghubungi dokter jika

    mengaami pusing dantakikardi.

    /osis lithium perlu

    disesuaikan. 1asien harus

    memberitahu dokter jika

    timbul gejalagejala toksisi

    lihium, seperti rasa haus

    berlebihan, muntah, diare,

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 20

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    21/25

    Falsartan

    pironolaton

    :eningkatkan

    sensitivitas insulin

    -ngiotensin 88

    menurunkan

    sekresi aldosteron

    :eningkatkan

    risiko hipoglikemik

    /apat terjadi

    hipekalemia

    :ajor

    kelemahan otot, penglihata

    kabur, dl.

    /osis insulin perlu

    disesuaikan. 1asien denga

    gejala hipoglikomik sepert

    sakit kepala, tremor,

    berkeringat, mual, harus

    mengetahui ara mengobat

    dan memberitahu dokter.

    3eberapa peneliti

    menyarankan dosispironolaton tidak lebih d

    2% mg>hari.

    Antag'n!s

    Ca

    -mlodipine

    Aiedipine

    Ferapamil

    /itila@em

    Aiedipine

    imvastatin

    ei

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    22/25

    melalui J1C%0

    "-C

    :enginduksi

    J1C%0 "-Cmetabolisme

    hepati oleh

    riampin

    :enurunkan eek

    dari niedipine :emantau status

    ardiovasular, menyesuai

    dosis niedipine yang

    dibutuhkan ketika mulai at

    berheti riampin.

    Beta Bl'6ker

    1ropanolol

    -ebutolol

    3isoprolol

    -tenolol

    Dimolol

    :ethyldopa

    lonidine

    1ra@osin

    -mpisilin

    -spirin

    Kombinasi non

    selekti beta

    bloker dan

    metildopa dapat

    menyebabkan

    krisis hipertensi

    3ereek

    armakodinamik

    sinergis, sehingga

    ditandai -F blk,

    bradikardia

    3eta bloker

    digunakan

    kombinasi -lpha

    3loker terjadi

    hipotensi

    -mpisilin

    mengubah eek

    atenolol

    1enghambatan

    sintesis

    prostaglandin

    1eningkatan

    tekanan darah

    1eningkatan

    tekanan darah

    :eningkatnya eek

    tekanan darah

    /apat

    mengakibatkan

    konsentrasi plasma

    menurun dari yag

    terakhir

    Bek antiplateler

    yang mungkinaditi

    :ajor

    :oderate

    :oderate

    :oderate

    :inor

    Dekanan darah pasien haru

    dipantau selama terapi.

    1emantauan ketat tekanan

    darah

    /osis awal keil > dikuran

    *ebih sering tekanan darah

    diperikssa jangan berhenti

    minum obat sebelum berbi

    dengan dokter

    arus dipantau untuk resp

    antihipertensi berubah dosi

    dihentikan.

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 22

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    23/25

    BAB I,

    ESIMPULAN

    8nteraksi obat terjadi jika eek suatu obat (inde< drug) berubah akibat adanya obat lain

    (preipitant drug), makanan, atau minuman. 8nteraksi obat dapat menghasilkan eek yang

    memang dikehendaki (/esirable /rug 8nteration), atau eek yang tidak dikehendaki

    (=ndesirable>-dverse /rug 8nterations ? -/8s) yang la@imnya menyebabkan eek samping

    obat dan>atau toksisitas karena meningkatnya kadar obat di dalam plasma, atau sebaliknya

    menurunnya kadar obat dalam plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal.

    :ekanisme interaksi obat terdiri dari 4

    +. 8nteraksi armasetika

    2. 8nteraksi armokinetika

    ". 8nteraksi armakodinamika

    ipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang

    ditandai dengan peningkatan tekanan darah. edangkan deinisi hipertensi adalah tekanan

    darah sistolik $ +C0 mmg atau tekanan darah diastolik $ &0 mmg.

    1enggolongan obat antihipertensi terdiri dari 4

    +. /iuretika

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 23

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    24/25

    /iuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan

    volume darah dan airan ekstraseluler. -kibatnya terjadi penurunan urah jantung dan

    tekanan darah. /iuretik terdiri dari golongan tia@id, diuretik kuat dan diuretik hemat kalium.

    2. 1enghambatan #eseptop Lbloker

    :ekanisme kerja antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung.

    ". -B8nhibitor

    -Binhibitor menghambat perubahan angiotensin 8 menjadi angiotensin 88 sehingga

    terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Fasodilatasi seara langsung akan

    menurunkan tekanan darah, sedangkan berkurangnya aldosteron akan menyebabkan eksresi

    air dan natrium dan retensi kalium.

    C. 1enghambatan #eseptor -ngiotensin (-#3)

    1emberian obat ini akan menghambat semua eek angiotensin 88, seperti vasokontriksi,

    sekresi aldosteron, ranggsangan sara simpatis, sekresi vasopresin, rangsangan haus, stimulasi

    jantung, eek renal serta eek jangka panjang berupa hipertropi otot polos pembuluh darah

    dan miokard. /engan kata lain, -#3 menimbulkan eek yang mirip dengan -Binhibitor.

    %. -ntagonis Kalsium

    -ntagonis kalsium menghambat inluks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan

    miokard.

    eara umum interaksi obat -ntihipertensi dengan obat lain adalah dapat menurunkan

    atau meningkatkan eek antihipertensi dari obat tersebut. al tersebut dapat terjadi melalui

    mekanisme kerja yang sesuai dengan mekanisme dari masingmasing obat.

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 24

  • 7/24/2019 Bab I (1) hipertensi

    25/25

    DA3TAR PUSTAA

    Dim Bditor. 200.+!R!'-*-( D!/ 0ER!P Edisi 1. Makarta4 aya 3aru

    8nteraksi Obat 3eta3loker dengan ObatObat lain. /r. #. oetiono apar, 7K ==.

    8nteraksi Obat dan 3eberapa 8mplikasinya. :edia *itbang Kesehatan Fol F888 Ao. C Dahun

    200

    /rugs.om

    INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI

    2015 Page 25