bab ii jadi

Upload: taufiqurahmanfh

Post on 17-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

51

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Posyandu1. Pengertian PosyanduPosyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahandalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011)

2. Tujuan PosyanduTujuan Pokok dari Posyandu menurut Kemenkes RI adalah :a. Tujuan UmumMenunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui Upaya pemberdayaan masyarakat.b. Tujuan Khusus1) Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan penurunaan AKI, AKB, dan AKABA.2) Meningkatnya peran lintas sector dalam penyelenggaraan Posyandu terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.3) Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan AKI, AKB, AKABA.

3. Sasaran PosyanduMenurut Kemenkes RI yang menjadi sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:a. Bayib. Anak balitac. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusuid. Pasangan Usia Subur (Kemenkes RI, 2011).

4. Manfaat PosyanduManfaat pembentukkan Posyandu secara garis besar menurut Kemenkes (2011) antara lain :a. Bagi Masyarakat1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanman kesehatan dasr terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.2) Memperoleh layanan secara professional dalam pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak.3) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan social dasar sektor lain terkait.b. Bagi Kader, Pengurus Posyandu, dan tokoh masyarakat1) Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.2) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.c. Bagi Puskesmas1) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehata, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan masyarakat primer.2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuia kondisi setempat.3) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.d. Bagi Sektor Lain1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan dan social dsasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI, AKB, dan AKABA

5. Fungsi PosyanduPosyandu berfungsi sebagai : a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesame masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB, AKABA.b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, AKABA.

6. Lokasi/Letak PosyanduSyarat lokasi/letak yang harus dipenuhi meliputi menurut (Effendi, 2003) :1. Berada di tempat yang mudah didatangi masyarakat2. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri3. Dapat merupakan local tersendiri4. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di Rumah penduduk, balai rakyat, pos RT-RW atau pos lainnya.

7. Penyelenggaraan Posyandua. Waktu PenyelenggaraanPosyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih sesuia dengan kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka posyandu dapat lebih dari satunkali dalam sebulan. (Kemenkes 2011)

b. Tempat PenyelenggaraanTempat penyelenggaraan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan di perkantoran,catau tempat khusus yang dibangun secra swadaya oleh masyarakat.c. Penyelenggaraan kegiatanKegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sector terkait. Pada saat penyelenggarakan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada system 5 langkah.

8. Penyelenggara PosyanduPenyelenggara posyandu dapat dibagi dua yaitu :a. Pelaksana KegiatanAdalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas

b. Pengelola PosyanduAdalah pengurus yang dibentuk oleh keua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut

9. Kegiatan Pelayanan PosyanduKegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan Pengembangan/pilihan. Menurut Kemenkes (2011) secara rinci kegiatan posyandu adalah sebagai berikut :a. Kegiatan utama1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)a) Ibu hamilPelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup :(1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara, (konseling) tremasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB (Keluarga Berencana) pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke puskesmas.(2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan kelas ibu hamil pada setiap hari buka Posyandu atau hari pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu Hamil antara lain sebagai berikut :(a) Penyuluhan tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi.(b) Perawatan payudara dan pemberian ASI(c) Peragaan pola makan ibu hamil(d) Peragaan perawatan bayi baru lahir.(e) Senam ibu hamilb) Ibu nifas dan menyusuiPelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup :(1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Ekslusif dab Gizi(2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama)(3) Perawatan payudara(4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri dan pemeriksaan lokhea oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan kelainan segera dirujuk ke Puskesmas.c) Bayi dan Anak BalitaPelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreatifitas tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan anak balita sbaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orangtua dibawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:(1) Penimbangan berat badan(2) Pemantauan status pertumbuhan(3) Penyuluhan dan konseling(4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan segera dirujuk ke Puskesmas.2) Keluarga Berencana (KB)Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasanagn IUD dan implant.3) ImunisasiPelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilakukan oleh petugas Puskesmas. Jenis Imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.4) Gizi Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan noleh kader. Jenis Pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) local, suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil kurang Energi Kronk (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut turut atau berada dibawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas.5) Pencegahan dan Penanggulangan DiarePencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Penanggulangan diare di posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.

b. Kegiatan Pengembangan/pilihanDalam keadaan tertentu masayarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru, disamping 5 kegiatan utama yang ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit, menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan posyandu terintegrasi.Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50% serta tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan posyandu yang telah diselenggarakan antara lain :1) Bina Keluarga Balita (BKB)2) Kelas Ibu Hamil dan Balita3) Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) misalnya : infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum.4) Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)5) Usaha Kesehatan gigi masyarakat Desa (UKGMD)6) Penyediaan Air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP)7) Program diverifikasi pertanian pertamanan pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA).8) Kegiatan ekonomi produktif, seperti : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.9) Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)10) Kesehatan lanjut usia melalui BIna Keluarga Lansia (BKL)11) Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)12) Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalahkesejahteraan social.

10. Kegiatan di Posyandua. Persiapan sebelum Posyandu (H-1)Sebelum pelaksanaan Posyandu, kader memastikan sasaran seperti jumlah bayi baru lahir, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS1) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat (majelis Talim, kebaktian, pertemuan keagamaan lainnya, arisan, dll)2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu3) Mempersiapkan sarana Posyandu4) Melakukan tugas pembagian antar kader5) Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya6) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan b. Pelaksanaan Posyandu1) Pendaftarana) Pendaftaran balitab) Pendaftaran ibu hamilc) Pendaftaran PUS (Pasangan Usia Subur)2) Penimbangana) Mempersiapkan Dacinb) Menimbang Balitac) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS (Wanita Usia Subur)3) Pencatatana) Balitab) Ibu hamilc) PUS/WUS4) Penyuluhana) Penyuluhan untuk ibu balitab) Penyuluhan untuk ibu hamilc) Penyuluhan untuk ibu nifas dan menyusuid) Penyuluhan untuk PUS5) Pelayanan kesehatan KBc. Kegiatan di luar hari buka Posyandu1. Kunjungan Rumah pada balita yang tidak hadir pada hari H, gizi kurang, dan gizi buruk rawat jalan2. Menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan posyandu termasuk penggalangan dana3. Memfasilitasi masyarakat memanfaatkan pekarangan Rumah untuk meningkatkan gizi keluarga4. Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan peragaan keterampilan dalam upayan peningkatan peran serta maysrakat

11. Macam KegiatanAdapun kegiatan yang dilakukan di posyandu adalah :a. Lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), yaitu: (1) KIA, (2) KB, (3) Imunisasi, (4) Peningkatan gizi, (5) Penanggulan diare.(Depkes RI, 2006).b. Tujuh kegiatan Posayandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu: (1) KIA, (2) KB, (3) Imunisasi, (4) Peningkatan gizi, (5) Penanggulangan diare, (6) Sanitasi dasar, (7) Penyedian obat esensial. (Nasrul Effendy, 2003)Pada umumnya Posyandu di masyarakat lebih bnyak menggunakan system 5 meja.

12. Prinsip Dasar Posyandua. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan antara pelayanan professional dan non professional (oleh masyarakat).b. Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB, gizi. Imunisasi, penangulangan diare) maupun lintas sektoral (Dep. Kes. RI. Depdagri/Bangdes, dan BKKBN (Badan Kesehatan Keluarga Berencana)).c. Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok tumbang/pos tumbang, pos imunisasi, pos kesehatan, dan lain-lain).d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0-1 tahun, anak balita 1-4 tahun, ibu hamil, PUS).e. Pendekatan yang dibutuhkan adalah pengembangan dan PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) /PHC (Primary Health Care) (Nasrul Effendy, 2003).

13. Persyaratan pembentukan posyanduPersyaratan dalam pembentukkan posyandu menurut Depkes RI adalah sebagai berikut :a. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balitab. Terdiri dari 120 kepala keluargac. Disesuaikan dengan kemampuan petugas d. Jarak antara kelompok rumah jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok tidak terlalu jauh

14. Alasan Pendirian PosyanduDalam pendirian Posyandu terdapat beberapa alasan yaitu :a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan P3K sekaligus dengan pelayanan KBb. Posyandu dari masyarakat dan untuk masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana

15. Pelayanan kesehatan yang dijalankana. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita1) Penimbangan bulanan2) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang3) Imunisasi bayi 3-14 bulan4) Pemberian oralit untuk menanggulabgi diare5) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertamab. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur1) Pemeriksaan kesehatan umum2) Pemeriksaan kehamilan dan nifas3) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah4) Imunisasi TT untuk ibu hamil5) Penyuluhan kesehatan dan KB6) Pemberian alat kontrasepsi7) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare8) Pengobatan penyakit sebagai pengobatan pertama9) Pertolongan pertama pada kecelakaan

16. Sistem Lima Meja PosyanduPenyelenggaraan Posyandu dengan system lima meja, meliputi:a. Meja I : Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu Pendaftaran, pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur.b. Meja II : Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil.c. Meja III : Mencatat hasil penimbangan di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau KMS (Kartu Menuju Sehat) dan mengisi buku register Posyandud. Meja IV : Melakukan kegiatan Penyuluhan dan konseling kesehatan sesuai dengan hasil penimbangan serta PMT (Pemberian Makanan TAmbahan).e. Meja V: Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan kewenangannya. (Kemenkes : 2011)17. Klasifikasi PosyanduPosyandu diklafikasikan menjadi empat tingkatan, yaitu:a. Posyandu Pratama (Warna Merah)Pelaksanaan masih belum mantap, kegiatan belum bias rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Frekuensi penimbangan masih kurang dari delapan kali dalam satu tahun. Posyandu pratama dinilai gawat.b. Posyandu Madya (Warna Kuning)Dapat melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader kurang lebih 5 orang, cakupan program utama yaitu KB, KIA, Gizi, Imunisasi masih rendah yaitu kurang dari 50%.c. Posyandu Purnama (Warna Hijau)Dapat melaksankan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader lima orang atau lebih, cakupan lima program utamanya lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana.d. Posyandu Mandiri (Warna Biru)Kegiatan teratur, cakupan lima program utama sudah baik, ada program tambahan, dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Dana sehat menggunakan prinsip Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) serta mampu berswasembada (Depkes RI, 2002)

18. PelaksanaanPada pelaksanaan Posyandu melibatkan petugas Puskesmas, dan peran serta masyarakat secara aktif dan positif sebagai penyelenggara pelayanan non professional secara terpadu dalam rangka alih teknologi dan swakelola masyarakat.Dari segi Petugas Puskesmasa. Pendekatan yang dipakai adalah pengembangan dan pembinaan PKMDb. Perencanaan terpadu tingkat Puskesmas (mikro planing), lokakarya minic. Pelaksanaan melalui system 5 meja dan alih teknologiDari segi masyarakata. Kegiatan swadaya masyarakat yang diharapkan adanya kader kesehatanb. Perencanaannnya melalui musyawarah masyarakat desac. Pelaksanaannya melalui system 5 mejaDukungan lintas sektoral sangat diharapkan mulai dari tahap persiapan/perencanaan, pelaksanaan bahkan penilaian dalam rangka meningkatkan derajata kesehatan masyarakat, baik dalam segi motivasi maupun teknis dari masing-masing sector

B. Kader KesehatanSebelumnya sudah dijelaskan bahwa kegiatan di Posyandu, dimana berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakata itu sendiri dan bekerjasama secara sukarela. Secara umum istilah kader kesehatan yaitu kaderkader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu Pelayanan petugas kesehatan memegang peranan pentingterhadap kunjungan ibu ke posyandu. Dengan pelayanan yang menyenangkan, ramah, dan memberikan informasi sertapenyuluhan yang jelas dan mudah dimengerti dari petugaskesehatan, sehingga orang tua sadar untuk datang ke posyandu.Kader kesehatan adalah tenaga kesehatan yang terdidik danterlatih dalam bidang tertentu yang tumbuh di tengah-tengahmasyarakat dan merasa berkewajiban untuk melaksanakan meningkatan dan membina kesejahtraan dengan rasa ikhlas tanpapamrih dan didasarkan panggilan jiwa untuk melaksanakan tugas tugas kemanusiaan (Depkes, RI 2002)Menurut kramastuti (2004), kader dipilih secara teori oleh,dan untuk masyarakat. Tetapi kadang-kadang kenyataannya dipiliholeh pamong atau aparat desa, adapun kreteria untuk menjadikader yaitu :a.Bisa membaca, menulisb.Wanita atau priac.Berdomisili tetap dikelurahan setempatd.Mau dan mampu bekerja secara sukarela untuk kepentingan untuk masyarakate.Mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakatdisamping usahanya mencari nafkah.

1. Tujuan pembentukan kader Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab. Keikut sertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.Kader yang dinamis teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi masyarakat sekelompoknya meliputi:a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatanterhadap diare dan pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan dan lain-lain.b. Penimbangan dan penyuluhan gizi.c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS.d. Peyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upaya menamakan NKKBS.e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan, pembuatan jamban keluarga da sarana air sederhana.f. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain.

Dari Segi KemasyarakatanPerilaku kesehatan tidak terlepas dari pada kebudayaan masyarakat. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat harus pula diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga untuk mengikut sertakan masyarakat dalam upaya pembangunan khususnya dalam bidang kesehatan, tidak akan membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif yaitu, berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan permasalahan dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan.2. Tugas kegiatan kaderTugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Tugas kader kesehatanMenurut Depkes RI tugas kader kesehatan meliputi :a.Tugas kader dalam posyanduKegiatan yang dapat dilakukan kader dalam pelayanan posyandu meliputi :1) Kegiatan sebelum hari buka Posyandu(a) Menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan warga setempat(b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu(c) Mempersiapkan sarana posyandu(d) Melakukan pembagian tuugas antar kader(e) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.mempersiapkan bahan PMT penyuluhan2) Kegiatan pada hari buka posyandu dengan system 5 meja diantaranya.(a) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.Meja 1 mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada KMS dalam secarik kertas yang diselipkan pada KMS, mendaftarkan ibu hamil yang menuliskan nama ibu hamil pada formulir atau lembar registrasi ibu hamil dan wanita usia subur (WUS)(b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil.Meja 2 penimbangan bayi atau balita, mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang dipindahkanke KMS, penimbangan ibu hamil(c) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku register Posyandu.Meja 3 pengisian KMS dan memindahkan catatan hasil penimbagan balita dari secarik kertas di dalam KMS anak tersebut(d) Melakukan kegiatan penyuluhan dan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT.Meja 4 terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :a) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak yangdigambarkan berdasarkan data kenaikan beratbadan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan b) Memberikan penyuluhan kepada ibu denganmengacu pada data KMS anaknya atau dari hasilpengamatan yang di alami sasaranc) Memberikan rujukan kepada balita apabiladiperlukan untuk balita, ibu hamil dan menyusuidengan langkah yaitu dimana balita yang apabilaberat badan dibawah garis merah (BGM) padaKMS dua kali berturut-turut berat badannya tidaknaik , kelihatan sakit, lesu dan kurus, busung lapar ibu hamil dan menyusui apabila keadaannyakurus, pucat adanya bengkak pada kaki, pusingperdarahan, sesak nafas, gondokan dan orangsakit.d) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader posyandu misalnya dalam pemberianpil tambahan darah (pil bezi), vitamin A, dan oralit(e) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuia kewenangannya.Meja 5 merupakan pelayanan sektor yang biasanyadilakukan oleh petugas kesehatan, pusat layanan keluarga berencana (PLKB), pusat program layanan(PPL) pelayanan yang diberiakan yaitu pelayanan KBberupa IUD dan suntikan pemerikasaan kesehatandan pengobatan, pemberian tablet zat besi (fe) sertavitamin A.Setelah pelayanan kegiatan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan secara tindak lanjut.

b. Tugas kader diluar kegiatan PosyanduKegiatan yang dilakukan kader diluar kegiatan pelayanan posyandu meliputi : 1) Mengadakan pemutakhiran data sasaran posyandu : ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita.2) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau buku KIA, jumlah balita yang dating pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat badannya naik3) Melakukan tindak lanjut terhadap (a) Sasaran yang tidak datang(b) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan4) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke posyandu saat hari buka5) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.

3. Persyaratan menjadi kaderBahwa pembangunan dibidang kesehatan dapat dipengaruhi dari keaktifan masyarakat dan pemuka-pemukanya termasuk kader, maka pemilihan calon kader yang akan dilatih perlu mendapat perhatian. Secara disadari bahwa memilih kader yang merupakan pilihan masyarakat dan memdapat dukungan dari kepala desa setempat kadang-kadang tidak gampang. Namun bagaimanapun proses pemilihan kader ini hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat, sudah barang tentu para pamong desa harus juga mendukung. Dibawah ini salah satu persaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan calon kader.a. Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesiab. Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kaderc. Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan. d. Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanyae. Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawaf. Sanggup membina paling sedik 10 KK untuk meningkatkan keadaan kesehatan lingkungang. Diutamakan telah mengikuti pelatihan atau mempunayai keterampilanh. Berasal dari masyarakat setempati. Tinggal di desa tersebut.j. Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama.k. Diterima oleh masyarakat setempat.l. Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain.Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa ahli diatas dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunya krebilitas yang baik dimana perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan tetap, pandai baca tulis, sanggup membina masayrakat sekitarnya. Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upanya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan baik di Posyandu.

4. Peran kader PosyanduMenurut Dekpes RI (2002), peranan kader diluar jadwal kegiatan pelayanan posyandu

a. Merencanakan kegiatanDalam merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan kader adalah :1) Menyiapkan dan melaksanakan survey mawas diri bersama petugas kesehatan misalnya merencanakan bebrapa balitayang harus didatangi dirumahnya2) Membahas hasil survey mawas diri bersama petugaspuskesmas3) Menyajikan hasil survey mawas diri dalam musyawarah masyarakat desa (MMD)4) Menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakatpada musyawarah masyarakat desa (MMD)5) Menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat6) Bersama masyarakat membahas pembagian tugas (Pengorganisasian) dan membuat jadwal kerja dan sumber dananyab. Melakukan komunikasi, informasi, dan motivasi (KIM)KIM adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari 3 fasedimana fase pertama adalah memperkenalkan diri, membuathubungan dan memperkenalkan masalah, lalu disusul dengan penjelasan fase akhir, mendorong membina masyarakatsehingga masyarakat mau melaksanakan cara hidup sehat.Cara melakukan KIM adalah1) Tatap mukaa) Perorangan pada pengunjungan kerumah wargab) Pada kelompok pengajian, kelompok arisan atau padapertemuan lainnya.c) Cara yang digunakan dalam tatap muka adalah tanya jawab, diskusi, ceramah dan demontras2) Alat dan mediaAlat yang digunakan dalam KIM adalah pengeras suara,selebaran, poster, dengan memasang poster pada tempatyang mudah dan banyak dikunjungi masyarakat, berarti isipesan telah meluas.c. Menggerakan masyarakatMenggerakan masyarakat adalah usaha yang dilakukanagar masyarakat mau berperan serta nyata denganmemberikan tenaga, dana dan sarana yang ada gunakeberasilan kegiatan.Hal-hal yang dapat dilakukan oleh kader dalampenggerakan masyarakat adalah :1) Membicarakan bersama masyarakat mengenai masalahyang ada2) Memberiakn informasi dan mengadakan kesepakatanmengenai kegiatan apa yang dilakukan untukmenanggulangi masalah.3) Mendorong masyarakat untuk megumpulkan danasecara gotong royong.4) Membagi tugas kegiatan di masyarakat.5) Menentukan jadwal kerja.6) Menjelang kegiatan yang akan dilaksanakan,mengingatkan kepada kembali kepada masyarakatkembali tentang kegiatan-kegiatan yang harus merekalakukan sesuai kesepakatan bersama.

C. Kunjungan1. Pengertian KunjunganMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kunjungan merupakan aktivitas seseorang dalam perihal mendatangi suatu objek tertentu.Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan ke posyandu adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh Ibu-ibu yang memilki balita untuk mendatangi posyandu setiap bulannya guna memeriksakan kesehatan balitanya dalam upaya preventif. Dari segi pelaksanaan pelayanan posyandu dapat berjalan dengan baik apabila jumlah kunjungan yang tinggiSedangkan Kunjungan balita ke posyandu adalah datangnya balita ke Posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya: penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi, dan lain sebagainya. Kunjungan balita ke Posyandu yang paling baik adalah teratur setiap bulan atau 12 kali pertahun. Untuk ini kunjungan balita diberi batasan 8 kali pertahun.Posyandu yang frekuensi penimbangan atau kunjungan balitanya kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih rawan. Sedangkan bila frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih dalam kurun waktu satu tahun dianggap sudah cukup baik, tetapi frekuensi penimbangan tergantung dari jenis posyandunya (Dinkes Prov. Jateng, 2007).

2. Faktor- faktor Yang Berhubungan dengan Keikutsertaan Ibu Balita Membawa Balitanya ke PosyanduMenurut Djaiman (2002), faktor- faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke Posyandu meliputi, umur balita, jumlah anak, status pekerjaan ibu, dan jarak tempat tinggal. Umur balita merupakan permulaan kehidupan untuk seseorang dan pada saat ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat. Lebih lanjut menurut Djaiman (2002) bahwa umur 12 35 bulan merupakan umur yang berpengaruh terhadap kunjungan, karena pada umur ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Hal ini yang menyebabkan ibu balita tidak hadir di Posyandu khususnya ibu balita yang balitanya berusia diatas 38 bulan, karena ibu balita merasa bahwa anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan perkembangan sosial anak semakin bertambah.Kehadiran ibu balita ke Posyandu juga dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Hurlock bahwa semakin besar keluarga maka semakin besar pula permasalahan yang akan muncul di rumah terutama untuk mengurus anak mereka. Seorang ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di Posyandu karena waktunya akan habis untuk memberikan perhatian dan kasih saying untuk mengurus anak anaknya di rumah. Menurut Notoatmodjo (2003) yang mengutip dari Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi tiga faktor:a. Faktor faktor predisposisi (predisposisi factors)1) Umur ibuUmur sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi social terdapat pada masa dewasa, wanita yang cepat dewasa cepat aktif di bidang social seperti ikut serta dalam Posyandu (Hurlock, 2005).Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. (Prohealth, 2009)2) PengetahuanMenurut Soekidjo Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tidakan seseorang (overt behavior).Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seseorang memperoleh pengetahuan bahwa itu panas setelah memperoleh pengalaman tangan atau kakinya kena api dan terasa panas. Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya setelah melihat anak tetangganya kena penyakit polio sehingga cacat, karena anak tersebut belum pernah memperoleh imunisasi polio (Notoatmodjo, 2003).3) Tingkatan pendidikanSeorang ibu yang berpendidikan, lebih cenderung untuk menggunakan sebagian besar pendapatan dan waktu bagi anak anaknya. Ibu ini akan memanfaatkan sepenuhnya fasilitas kuratif dan prefentif seperti posyandu dalam masyarakat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi anak-anaknya. Pendidikan ibu juga mempengaruhi perilaku individu, makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi kesadaran untuk berperan serta dalam posyandu (Depkes RI, 2002). Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembangnya anak, karena dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya (Soetjiningsih, 2005).4) Status pekerjaan ibuKetergantungan wanita bekerja yang sangat besar adalah pada penerimaan upah. Pendapatan yang memadai akan menunjang tumbuh kembangnya anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder. Bagi wanita pekerja, bagaimanapun juga mereka adalah ibu rumah tangga yang sult dilepas begitu saja dari lingkungan keluarga. Wanita mempunyai beban dan hambatan lebih berat disbanding rekan prianya. Dalam arti wanita harus lebih dulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal yang menyangkut urusan rumah tangga seperti mengimunisasikan anak, menimbangkan anak, menyekolahkan anak dan lain-lain.5) Jumlah anak dalam keluargaJumlah anak adalah banyaknya keturunan dalam satu keluarga. Jumlah anak yang banyak pada keluarga akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih saying yang diterima, lebih-lebih jika jarak anak terlalu dekat. Pada keluarga dengan keadaan social ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain berkurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahanpun tak terpenuhi. Oleh karena itu program Keluarga Berencana dalam posyandu tetap diperlukan (Soetjiningsih, 2005).6) PendapatanPendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak dan kesehatan anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder (Sotjiningsih, 2005).

b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)1) Keterjangkauan fasilitasMenurut Effendy (2003) masalah kesehatan terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor yang menjadi mata rantai terjadinya penyakit, yang kesemuanya itu tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan dimana masyarakat itu berada, perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan atau apapun gaya hidup yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang kesehatan, ketersediaan dan ketrjangkauan fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.2) Jarak posyanduJarak membatasi kemampuan dan kemauan ibu untuk mencari pelayanan, terutama jika sarana transportasi yang tersedia terbatas, komunikasi sulit dan didesa tersebut tidak terdapat transportasi. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri, posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, balai RT atau ditempat khusus yang dibangun masyarakat (Effendy, 2003).c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)a) Perangkat desa atau orang tuaSetiap mengambil suatu tindakan yang akan mempengaruhi orang banyak diperlukan pemimpin, maka pembinaan peran serta masyarakat dilakukan melalui pembentukan tokoh masyarakat yang menjadi panutan bagi masyarakat. Penciptaan tokoh dalam masyarakat perlu dilakukan kelompok masyarakat, dalam rangka mencapai tujuan pembanguna kesehatan dikalangan masyarakat Salah satu indikator keberhasilan peningkatan peran serta masyarakat adalah meningkatnya kemampuan kepemimpinan masyarakat di bidang kesehatan, dengan meningkatnya jumlah kader kesehatan yang aktif dan jumlah tokoh masyarakat yang mampu merintis gerakan kesehatan di masyarakat.b) Peran KaderKeterampilan petugas Posyandu merupakan salah satu keberhasilan dari system pelayanan di Posyandu. Posyandu yang dilakukan oleh kader Posyandu yang terampil akan mendapat respon positif dari ibu-ibu balita sehingga kader tersebut ramah dan baik. Kader Posyandu yang ramah, terampil dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat menyababkan ibu-ibu balita rajin datang dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di PosyanduKader berasal dari anggota masyarakat, bekerja sukarela, mampu melaksanakan kegitan, mampu menggerakan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan, bekerja sukarela, mampu melaksanakan kegitan, mampu menggerakan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan Posyandu. Kader mempunyai peranan langsung dan tidak langsung dalam melaksanakan kegiatan.1) Peranan LangsungPeranan langsung yang dilakukan kader posyandu adalah menyelenggarakan kegiatan bulanan Posyandu2) Peranan tidak langsungPenggerak utama masyarakat dalam kegiatan posyandu 3) Motivasi Setiap program dengan sasaran masyarakat khususnya program posyandu tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mengerti tentang pentingnya posyandu. Oleh sebab itu sangat diperlukan adanya peran serta dari motivator yaitu dari petugas kesehatan dalam menunjang keberhasilan program tersebut, dukungan keluarga, dan peran serta kader.15