bab iii penilaian formasi
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
1/47
BAB III
PENILAIAN FORMASI
Penilaian formasi adalah serangkaian kegiatan pencatatan atau pengukuran
data tentang sifat fisik batuan dan fluida formasi yang ditembus oleh lubang bor.
Kegiatan ini dapat dilakukan saat pemboran dan setelah pemboran.
Perolehan data penilaian formasi untuk identifikasi kerusakan formasi
menggunakan metode coring, well testing, analisa PVT, dan analisa uji produksi.Selain itu, metode penilaian formasi juga berfungsi untuk mendapatkan tempat
terakumulasinya hidrokarbon, menentukan jenis reservoir, menilai potensial
sumur, dan untuk mengetahui penyebab adanya gangguan pada sumur produksi.
3.1. Coring dan Analisa Core
nalisa sampel batuan akan menghasilkan data dasar untuk mengevaluasi
kemampuan produktivitas reservoir. !utting, sampel batuan pemboran
merupakan contoh batuan yang relatif kecil. "leh karena itu untuk mendapatkan
contoh batuan yang lebih besar dilakukan coring.
3.1.1. Metode Coring
!oring adalah suatu usaha untuk mendapatkan contoh batuan #core$ dari
formasi dibawah permukaan untuk dianalisa sifat fisik batuan secara langsung.
Sedangkan analisa core adalah kegiatan pengukuran sifat%sifat fisik batuan yang
dilakukan di laboratorium terhadap contoh batuan.
Pada prinsipnya ada dua metoda coring yang umum dilakukan di
lapangan, yaitu&
'. (ottom hole coring, yaitu cara pengambilan core yang dilakukan pada waktu
pemboran berlangsung.
). Sidewall coring, yaitu cara pengambilan core yang dilakukan setelah operasi
pemboran selesai atau pada waktu pemboran berhenti.
3.1.1.1. Bottom Hole Coring
Semua metoda bottom hole coring mempergunakan sejenis pahat yang di
tengahnya terbuka dan mempunyai sejenis pemotong pahat, sehingga akan
meninggalkan plug silindris #core$ di tengahnya. Pada saat pemboran sedang
*+
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
2/47
-
berlangsung core ini akan menempati core barrel yang berada di atas pahat dan
akan tetap berada di sana sampai diambil ke permukaan.
Klasifikasi dari bottom hole coring pada umumnya didasarkan pada
peralatan coring yang digunakan, yaitu&
% !onventional coring
% iamond coring
% /ireline retrievable coring.
. !onventinal !oring
Pengambilan core pada conventional coring dilakukan dengan
menggunakan bit jenis tertentu, seperti 0ambar 1.'. Pada waktu bit berputar dan
bergerak ke bawah maka core akan masuk ke dalam inner core barrel dan core
ini tidak dapat keluar dari tempatnya karena core barrel mempunyai roll dan ball
bearings. (agian atas barrel ini ditutup dengan check valve yang bekerja
berdasarkan aliran fluida.
Gamar 3.1. Con!entional Rotar" #rill Core Bit.(Gatlin, Carl, Petroleum Engineering: Drilling Well Completion, 1960)
2ntuk memotong core ini dari formasi dilakukan dengan cara mengurangi
beban di atas pahat #/"($ dan mempercepat rotary speed dan hal ini dilakukan
hanya dalam beberapa menit saja. !ore yang dibawa ke permukaan tetap dalam
keadaan terlindung. 3asil core yang diperoleh mempunyai ukuran diameter )145
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
3/47
'
sampai 1 +4'65 dan panjangnya maksimum )- feet dan harus dilakukan round trip
untuk mengambilnya.
Kelebihan dari conventional rotary drill core bit ini adalah core yang
dibawa ke permukaan tetap dalam keadaan terlindungi. Tetapi, pada jenis ini data
yang diperoleh kurang representatif karena ukuranya yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan menggunakan diamond bit. Selain itu kelemahannya hanya
dapat digunakan pada lapisan%lapisan tertentu.
(. iamond !oring
Pada batuan sedimen yang keras diamond core lebih cocok dan dapat
digunakan dengan waktu yang lebih cepat dan juga untuk memotong core tidak
perlu menambah rotary speed. 3asil yang didapat dari diamond coring ini adalah
core dengan ukuran diameter )*45 sampai 7*45. Panjang maksimum yang dapat
diperoleh secara kontinyu adalah +- feet. 2ntuk mendapatkan lebih dari +- feet
harus dilakukan round trip lagi.
Gamar 3.$. #iamond Core Bit.(Gatlin, Carl, Petroleum Engineering: Drilling Well Completion, 1960)
8enis diamond core bit dapat disesuaikan untuk berbagai macam formasi
dan tidak memerlukan peralatan khusus di permukaan. Presentase perolehan core
pun besar.
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
4/47
)
!. /ireline 9etrievable !oring
lat coring diturunkan bersama dengan over shot dengan menggunakan
wireline dan core yang masuk ke dalam core barrel ditarik lagi ke atas. :etoda
ini dapat digunakan untuk coring secara berturut%turut. !ore yang diperoleh
mempunyai diameter '5 sampai )14'65 dan panjangnya '- sampai )- feet.
3.1.1.$. Side %all Coring
Pengambilan core dengan teknik sidewall coring dilakukan pada dinding
dari lubang bor. Peralatan sidewall coring dapat dilihat pada 0ambar 1.1. lat ini
diturunkan ke dalam lubang bor dengan kabel logging dan mempunyai sifat self
potensial elektrode. 0un body dapat ditembakkan secara sendiri%sendiri ke
dinding lubang bor melalui mesiu yang dijalankan secara elektris dari permukaan.
Gamar 3.3. Peralatan Side %all Coring(Gatlin, Carl, Petroleum Engineering: Drilling Well Completion, 1960)
engan menembusnya gun body pada dinding lubang bor maka core akan
terpotong dan lepas dari formasi yang diuji. engan adanya kabel baja yang
berhubungan dengan gun body, maka alat sidewall beserta corenya dapat diangkat
ke permukaan. 2kuran core yang diperoleh berdiameter 1475 sampai '14'65 dan
panjangnya );5. !ore yang diperoleh sering rusak dan jika dibandingkan hasil
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
5/47
1
analisa core dari cara sidewall coring dengan cara conventional coring akan
berbeda, walaupun corenya diambil pada kedalaman yang sama. :isalnya harga
saturasi air dari core yang diambil secara sidewall coring akan lebih besar
daripada hasil conventional coring, apabila lumpur bor yang digunakan adalah
jenis water base mud.
3.1.$. Analisa Core
!ore merupakan contoh batuan yang diambil dari formasi dan kemudian
dianalisa di laboratorium. i laboratorium, core tersebut disusun kembali sesuai
dengan nomor sampel dan urutan kedalamannya. Kemudian dianalisa satu persatu.
!ore yang diambil dari formasi pada umumnya akan mengalami dua proses, yaitu
proses pemboran dan proses perubahan kondisi tekanan dan temperatur. alam
proses pemboran akan mempengaruhi harga saturasi core yang bercampur dengan
air filtrat lumpur. Sedangkan dalam proses perubahan kondisi tekanan dan
temperatur pengaruhnya akan banyak terjadi pada harga saturasi core, karena
pengaruh adanya ekspansi gas maka saturasi air dan minyaknya menjadi
berkurang.
ari hasil coring, maka core yang didapat perlu dianalisa besaran%besaran
petrofisiknya di laboratorium. nalisa core ada dua macam yaitu, analisa core
rutin dan analisa core special.
3.1.$.1. Analisa Core R&tin
Pada analisa core rutin ini, dilakukan pengukuran porositas, permeabilitas,
dan volume bulk batuan.
3.1.$.1.1. Peng&'&ran Porositas
Pengukuran porositas dilakukan dengan menentukan volume pori%pori dan
volume bulk batuan. :etode yang digunakan dalam menentukan porositas antara
lain& (oyle
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
6/47
7
mengisi cell > sampai tekanannya menjadi #P'?Pa$. Selanjutnya core ditempatkan
pada cell ) pada tekanan atsmosfer, kemudian kran ( dibuka sehingga kedua cell
itu saling berhubungan dan tekanan di cell ) adalah #P )?Pa$. Keadaan ini disebut
sebagai kondisi >>.
Gamar 3.(. S'ema Bo"le)s La* Porosimeter(Gatlin, Carl, #Petroleum Engineering: Drilling an$ Well Completion, 1960)
engan mengasumsikan terjadi ekspani isothermal dari gas tersebut maka volume
butiran batuan ditentukan dengan persamaan &
V V VP
PVS= + ' )
'
)
'.
@@@@.@@@@..@@@@@@@@@@#1%'$
dimana&
Vs A volume butiran
V' A volume cell '
V) A volume cell )
P',P) A tekanan manometer pada keadaan > dan >>
2ntuk mengukur bulk volume batuan core dapat dilakukan dengan dua
cara&
a$ :engukur dimensi sample core untuk bentuk sample yang teratur.
b$ Blectric 3g picnometer dan harus dikalibrasikan dahulu dengan pertolongan
bola besi yang diketahui volumenya untuk bentuk core yang tidak teratur.
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
7/47
C
%& aturation eto$
isini volume pori%pori diukur secara gravimetri, sample ditetesi dengan
suatu fluida yang diketahui berat jenisnya sampai jenuh.
Gamar 3.+. S'ema Metode Sat&rasi &nt&' Menent&'an ,ol&me Pori-ori(Gatlin, Carl, #Petroleum Engineering: Drilling an$ Well Completion, 1960)
Timbang sampel dalam keadaan kering dan dalam keadaan jenuh, volume pori%
pori dapat ditentukan dengan persamaan &
*
D'p
WW+
=
@@@@@@@@@@@@@@@@@@...@@.. #1%)$dimana&
VpA volume pori%pori.
/sA berat sample dalam keadaan jenuh .
/dA berat sample dalam keadaan kering
f A berat jenis fluida.
3.1.$.1.$. Peng&'&ran Sat&rasi
Pengukuran saturasi fluida dari core sample dapat dilakukan dengan dua
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
8/47
6
cara antara lain&
1& eto$a etort
alam metoda ini core sample diletakkan pada retort dan dipanaskan
pada 7--DE selama )- menit sampai ' jam. Eluida yang menguap
dikondensasikan, minyak dan air yang didapat dipisahkan dengan centrifuge.
Kemudian temperatur terus dinaikkan sampai ')-- DE, sampai minyak berat dan
air kristal teruapkan dan hasil kondensasi dicatat. ir kristal tidak dimasukkan
dalam perhitungan saturasi ini. 0ambar 1.6. memperlihatkan skema 9etort
pparatus. (esarnya saturasi dapat ditentukan dengan persamaan &
p
w
V
V="'
,
p
oo
+
+' =
.............................................................................. #1%1$
dimana&
Sw A saturasi air
So A saturasi minyak
Vw A volume air yang didapat
Vo A volume minyak yang didapat
Vp A volume pori%pori batuan
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
9/47
*
Gamar 3./. S'ema Retort Aarat&s(Gatlin, Carl, #Petroleum Engineering: Drilling an$ Well Completion, 1960)
%& eto$e Detilai
!ore sample yang akan dianalisa ditimbang dahulu. Kemudian
ditempatkan pada timble yang telah diketahui beratnya, lalu dimasukkan ke
dalam flask. Elask ini berisi cairan Toluene #!63C!31$ yang mempunyai titik
didih '')D!. =arutan toluene tersebut kemudian dipanaskan sehingga air dan
toluene menguap. 2ap ini dikondensasikan dan cairan yang didapat dicatat. !ore
sample dipanaskan terus hingga volume cairan #distilate$ yang terkumpul
konstan. Setelah itu core sample diambil dari timble, dikeringkan, dan
ditimbang. Saturasi fluidanya dapat dihitung dari berat total yang hilang, volume
air yang tertampung, dan berat jenis minyak. 0ambar 1.*. memperlihatkan skema
dari Stark%ean istilation pparatus.
Gamar 3.0. S'ema Star' #ean #istilation Aarat&s(Gatlin, Carl, #Petroleum Engineering: Drilling an$ Well Completion, 1960)
(esarnya saturasi ditentukan dengan persamaan&
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
10/47
/TA /o? /w
/wA Vw? w
( )
o
oD
+ wwo//%/
=
............................................................................#1%7$
dimana&
/o A berat minyak
/w A berat air
/T A berat total hilang
Vw A volume air yang terbaca pada water trap
o A berat jenis minyak
w A berat jenis air
3.1.$.1.3. Peng&'&ran Permeailitas
Pengukuran Permeabilitas dilakukan dengan menentukan permeabilitas
absolut dari sample core, dengan menggunakan alat permeability plug method
#fancher core holder$ seperti yang diperlihatkan pada 0ambar 1..
Gamar 3.. S'ema Alat Permeailit" Pl&g Met2od(Gatlin, Carl, #Petroleum Engineering: Drilling an$ Well Completion, 1960)
Eluida yang digunakan oleh alat ini adalah udara. 2dara merupakan aliran
steady state cepat tercapai. 2dara kering tidak mengubah komposisi mineral
dalam sample core serta saturasi '--F mudah didapatkan. !ore yang akan
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
11/47
+
diselidiki ditempatkan dalam holder yang sesuai, seperti misalnya type fancher
ataupun hassler, yang mana menutup satu sisi dari core tersebut, sehingga
memberikan aliran yang linear. 2dara dialirkan melalui sample core kemudian
diukur tekanan masuk dan keluar dengan manometer sebagai P'dan P). 3arga
permeabilitas ditentukan dengan menggunakan persamaan darcy sebagai berikut&
$P%#P
.=.P.G).AK
)
)
)
'
))
@@@@@..@@@@@@........@@@@@@@ #1%C$
dimana&
k A permeabilitas batuan, darcy.
G) A laju alir gas yang keluar, cc4dt.
Vg A viscositas gas pada temperatur test, cp.
= A panjang core sample, cm.
A luas penampang core sample, cm).
P' A tekanan masuk, atm.
P) A tekanan keluar, atm.
2ntuk mendapatkan permeabilitas absolut batuan dimana pengukurannya
menggunakan aliran gas, maka perlu memperkirakan peyimpangan yang
disebabkan oleh sifat%sifat gas. Perkiraan penyimpangan ini pertama kali
ditemukan oleh Klinkenberg dan koreksinya dinamakan koreksi Klinkenberg,
yang prinsipnya tergantung pada tekanan rata%rata pada saat test dilakukan, serta
dinyatakan dengan persamaan berikut &
( )K Kg a bPm= +'
@@@@@@@@@@@@@...@@@@@@. #1%6$dimana&
Kg A permeabilitas batuan terhadap udara yang diukur pada Pm, m.
Ka A permeabilitas absolut batuan, atau dikenal sebagai eHivalen liHuid
permeability, md.
b A konstanta yang tergantung pada ukuran pori.
Pm A tekanan rata%rata pada saat tekanan test, atm.
(erdasarkan hasil yang didapat plot antara harga Kgterhadap '4Pm, seperti
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
12/47
+-
pada 0ambar 1.+. 3arga Kadiperoleh dari ekstrapolasi grafik ke harga '4PmA -.
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
13/47
+'
Gamar 3.. Gra4i' 5g!s 16m(-ia., D/e..ar, Erle C& Donal$on,Petropyi %n$ E$ition: -eory an$ Pratie o*
eauring eeroir o2 an$ 3lui$ -ranport Propertie4, %005)
3.1.$.$. Analisa Core Sesial
(eberapa sifat%sifat batuan yang diukur dengan analisa core spesial, antara
lain adalah porositas dan permeabilitas absolut, sedangkan yang termasuk analisa
core spesial adalah pengukuran tekanan kapiler versus saturasi air, permeabilitas
relatif, dan faktor sementasi #Suranto, )--'$. Iamun, pada bahasan ini,
pengukuran yang akan ditinjau lebih lanjut adalah pengukuran permeabilitas
relatif dan pengukuran faktor sementasi.
3.1.$.$.1. Peng&'&ran Permeailitas Relati4
Permeabilitas absolut merupakan karakteristik batuan untuk menentukan
pengukuran laju aliran fluida satu fasa yang melalui suatu batuan. Sedangkan
peremabilitas relatif merupakan fungsi dari sifat kimia batuan dan sifat fisik
batuan. 2ntuk itu, permeabilitas relatif sensitif terhadap temperatur danwettabilitas batuan dan fluida. Pada batuan water%wet, semakin tinggi temperatur
maka semakin tinggi sistem water%wet pada batuan tersebut #jebbar Tiab, )--7$.
Tiga fasa fluida #gas, minyak, dan air$ terdapat dalam batuan dan bergerak
di dalam pori%pori batuan dengan saturasi tertentu. Permebilitas relatif tiga fasa
tersebut perlu diperhitungkan, namun hingga saat ini belum terdapat metode yang
umum digunakan untuk mengukur permeabiltas relatif. :eskipun begitu,
pengukuran permeabilitas relatif dua fasa #gas%minyak, gas%air, atau air%minyak$
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
14/47
+)
sudah umum digunakan. Terdapat dua jenis metode pengukuran peremabilitas
relatif dua fasa yang sering digunakan, yaitu #'$ metode steady%state, dimana dua
fasa fluida dialirkan masuk dan keluar melalui pori%pori sampel batuan dengan
laju steady state pada berbagai macam saturasi, dan #)$ metode unsteady state,
dimana didahului dengan pendesakan gas atau air terhadap dua fasa fluida yang
tersaturasi di dalam pori%pori sampel batuan.
Permeabilitas relatif didefinisikan sebagai berikut&
2
22
2
22
2
22 eoro
e"r"
eg
rg === JJ
@@@@@@@@@@@@@@. #1%*$
dimana&
k A permeabilitas absolut
keg, kew, dan keoA permeabilitas efektif gas, air, dan minyak.
krg, krw, dan kro A permeabilitas relatif gas, air, dan minyak.
1& eto$e tea$ytate
2ntuk menentukan permeabilitas relatif air%minyak, core yang tersaturasi
dengan nilai saturasi yang sudah diketahui sebelumnya ditempatkan pada 3assler
sleeve core holder dan bagian inletnya dihubungkan dengan pressure transducer.
pabila back pressure regulator digunakan untuk menangani tekanan pori yang
tinggi, pressure transducer juga dihubungkan di bagian outlet, untuk dapat
mengukur pada kondisi dengan perbedaan tekanan yang signifikan. :etering
pump digunakan untuk memompakan air dan minyak dengan laju steady%state ke
dalam miing cell kecil, sehingga dapat mentransfer fluida ke permukaan sampel
batuan. :asing%masing laju alir fluida dikontrol oleh pompa tersebut.
ir dan minyak diinjeksikan dengan laju alir yang telah diketahui
sebelumnya dan tekanan aliran dimonitor sampai tekanan tersebut setara dengan
laju alir fluida yang berpengaruh. Pada titik ini, laju diasumsikan steady state
#saturasi konstan di seluruh sampel batuan$ telah tercapai. =aju alir dan
kehilangan tekanan dicatat, dan sampel batuan diangkat untuk ditimbang. Saturasi
dihitung dari massa sampel batuan, volume pori sampel batuan, dan densitas
kedua fasa fluida. Permeabilitas relatif pada saturasi tertentu dihitung dengan
Persamaan #1%$. Kemudian sampel batuan dipasang kembali dan nilai ratio
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
15/47
+1
minyak dan air disesuaikan dengan harga lainnya untuk mengubah saturasi fluida
pada sampel batuan. Prosedur ini diulangi terus sampai diperoleh data yang cukup
untuk mendeskripsikan permeabilitas relatif secara lengkap sebagai fungsi dari
saturasi fluida. 2ntuk sistem air%minyak&
$# ""
""
e" '*p7
!82 =
=
$# oo
ooeo '*
p7
!82 =
=
@@@@@@..........................@@@@. #1%$Iilai krwdan krodihitung dengan Persamaan #1%*$ pada saturasi tertentu
dengan mengasumsikan harga tekanan kapiler di antara kedua fasa tersebut
diabaikan, sehingga pwA po. Saturasi air dihitung dengan Persamaan #1%+$&
9P"P"( +'+'D( ++= $'#
$##
$#
o"P
oP(
"+
+D('
=
@@@@@@..........................@@@@. #1%+$
dimana&
: A total massa sampel batuan dan fluida yang di dalamnya, g.
: A massa sampel batuan kering, g.
VP A volume pori sampel batuan, ml.
L A densitas, g4cm1.
%& eto$e ntea$ytate
Terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk menghitung
permeabilitas relatif. Seluruh metode ini berdasarkan asumsi bahwa sampel
batuan adalah homogen, dan tekanan kapiler dan gravitasi diabaikan.
a. lternate :ethod
:etode ini menghasilkan permeabilitas relatif sebagai fungsi rata%rata
saturasi fluida sampel batuan. Perhitungan pada metode ini disederhanakan karena
hanya membutuhkan penerapan 3ukum arcy dalam proses pendesakan.
b. 8ohnson%(ossler%Iauman #8(I$ :ethod
:etode ini digunakan untuk menghitung permeabilitas relatif sampel
batuan sebagai fungsi saturasi fluida yang dialirkan sebagai fluida pendesak pada
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
16/47
+7
laju injeksi konstan. Percobaan ini harus dengan memberikan laju alir yang itnggi
untuk menghindari pengaruh akhir kapiler #secara tidak normal saturasi fasa
pembasah yang tinggi pada ujung sampel batuan$.
c. Toth et al. :ethod
:etode ini lebih umum digunakan daripada lternate :etho dan 8(I
:ethod karena lebih mudah diterapkan pada laju injeksi pendesakan yang konstan
dan tekanan yang konstan. :etode ini dapat melakukan perhitungan secara
langsung dari data pendesakan dan memberikan tingkat akurasi perhitungan yang
lebih besar daripada kedua metode tersebut.
dapun peralatan dan prosedur pengukuran sebagai berikut&
'$ 8enuhi sampel batuan dengan '--F air lalu desak air dengan memompakan
minyak ke dalam sampel batuan hingga tidak ada lagi air yang
terproduksikan. !entrifuge akan menampung air dan minyak menggunakan
silinder bertingkat dan hitung jumlah air yang didesak oleh minyak. 3itung
saturasi air mula%mula.
)$ (iarkan sampel batuan dan fluida di dalamnya menyesuaikan diri dengan
keseimbangan kapiler semalaman.
1$ Pada laju injeksi konstan, atur metering pump sehingga dapat mangalirkan
fluida pendesak ke dalam sampel batuan pada laju alir yang konstan. Pada
tekanan injeksi konstan, atur piston pump bertenaga pendorong gas untuk
mengalirkan fluida pendesak dengan tekanan konstan.
7$ Ketika pompa pendesak air dihidupkan, stopwatch mulai menghitung
waktunya.
C$ pabila air dan minyak mentah yang digunakan, tampung fluida yang
dialirkan tersebut pada labu centrifuge bertingkat dan catat waktu pada setiap
perolehan fraksi. pabila gas dan liHuid yang digunakan, arahkan gas
buangan melalui meteran gas dan mengumpulkan cairan dalam silinder
bertingkat atau buret.
6$ 3entikan uji pendesakan ketika minyak sudah berhenti mengalir, atau pada
volume air tertentu yang harus disuntikkan.
*$ Ketika minyak mentah yang digunakan, gunakan centrifuge untuk
memisahkan air dan minyak. !atat air dan minyak yang terdesak, dan waktu
pada setiap perolehan fraksi.
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
17/47
+C
$ 3itung kumulatif fraksi air dan minyak yang terkumpul. Plot kumulatif
minyak yang terproduksikan sebagai fungsi volume pori%pori yang
terkandung air injeksi.
+$ Pada setiap periode waktu, tentukan laju alir air dan minyak, permeabilitas
relatif #menggunakan Persamaan #1%$ dan #1%*$$, dan rata%rata saturasi air,
Sw#av$#menggunakan Persamaan #1%'-$$.
p
pro$u0e$oil
i"a1"+
+''
$#
$# +=
@@@@@@...............................@@. #1%'-$
3.1.$.$.$. Peng&'&ran Fa'tor Sementasi
rchie #'+7)$ mendefinisikan faktor sementasi ini sebagai m dalam
persamaannya, dimana bila sementasi pada batuan itu baik maka nilai m%nya besar
dan begitu sebaliknya. Terdapat beberapa metode dalam mengetahui besarnya
faktor sementasi batuan. :enurut jebbar Tiab #)--7$, salah satu metode analisa
ini menggunakan sampel batuan. :eski pada beberapa kasus, analisa interpretasi
resistivity logging dapat digunakan juga.
Eaktor sementasi batuan sedimen dapat diketahui dengan analisa
resistivitas sampel batuan yang tersaturasi oleh fluida. 9esistivitas batuan
tersaturasi ini merupakan kemampuan tahanan aliran di dalam pori batuan
terhadap aliran listrik. Pada batuan yang tidak tersaturasi #dry rocks$ menujukkan
tahanan yang tidak terbatas. Sedangkan pada batuan yang mengandung minyak
dan4atau gas, akan memberikan resistivitas yang lebih tinggi dibandingkan batuan
yang tersaturasi oleh air formasi pada jenis batuan yang sama.
9esistivitas batuan reservoir merupakan fungsi dari salinitas air formasi,
porositas efektif, dan kandungan hidrokarbon yang terjebak di dalam pori batuan.
3ubungan antara ketiga variabel tersebut mengindikasikan bahwa menunrunnya
harga resistivitas, akan meningkatkan fraksi porositas dan kandungan
hidrokarbon. 2ntuk itu, pengukuran resistivitas merupakan suatu alat yang sangat
bermanfaat untuk evaluasi kemampuan produksi suatu formasi.
Pengukuran resistivitas batuan reservoir di laboratorium telah
dikembangkan dengan beberapa jenis peralatan. Tipe pertama adalah dengan
memasukkan sampel batuan ke dalam resistivity cell, seperti pada 0ambar 1.'-,
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
18/47
+6
yang dihimpit oleh sumber elektroda dengan arus >, dalam ampere. 9esistansi air
asin pada suatu kontainer dengan panjang =, dan luas area, , diukur dengan
memberikan suatu tegangan B, dalam volt, sepanjang aliran.
Gamar 3.17. Core Resisti!it" Cell(7my;,
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
19/47
+*
Gamar 3.11. Modi4ied Core Resisti!it" Cell(7my;,
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
20/47
+
engan mempertimbangkan suatu blok batuan porous #clean sand$ pada
dimensi dan = yang sama, dan tersaturasi '--F oleh air asin yang sama
#0ambar 1.'1.$, dan memberikan tegangan B yang sama dan arus > o, resitivitas
sampel batuan, 9o, adalah&
!=
E7
!
7r,
o
oo ==
@@@@@@@@@@@@@................@@. #1%'1$
engan membagi Persamaan #1%'1$ dan #1%')$, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut&
o
"
"
o
=
=
,
, =
@@@@@@@@@@@@@.................@@.............. #1%'7$
rchie mendefinisikan Persamaan #1%'7$ di atas sebagai faktor resistivitas
formasi E9.
"
o
,,
,3 =
@@@@@@@@@@@@@.................@@.............. #1%'C$
Gamar 3.13. Peng&'&ran Resisti!itas Samel Bat&an Poro&s(-ia., D/e..ar, Erle C& Donal$on,Petropyi %n$ E$ition: -eory an$ Pratie o*
eauring eeroir o2 an$ 3lui$ -ranport Propertie4, %005)
Pada suatu harga B, nilai >wakan lebih besar daripada >o. 2ntuk itu, 9oakan
lebih besar daripada 9w. 0ambar 1.'7. menunjukkan pengaruh kualitatif resitivitas
air asin #diasumsikan semua faktor, seperti porositas, sementasi, dan kandungan
shale adalah konstan$ terhadap E9untuk batuan limestone, clean sand, dan shaly
sand. Eaktor formasi untuk batuan limestone dan clean sand konstan, sedangkan
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
21/47
++
untuk batuan shaly sand cenderung turun dengan meningkatnya resistivitas air
asin 9w. :eskipun 9o meningkat, tidak menyebabkan kenaikan secara
proporsional karena kandungan clay dalam air bertindak sebagai konduktor.
Pengaruh ini tergantung pada jenis, jumlah, dan perilaku dari distibusi clay pada
suatu batuan. Persamaan #1%''$ merupakan hubungan yang penting juga pada
interpretasi logging sumur pada suatu Mona produktif hidrokarbon.
Gamar 3.1(. H&&ngan Fa'tor Formasi dengan Resisti!itas Air Asin(-ia., D/e..ar, Erle C& Donal$on,Petropyi %n$ E$ition: -eory an$ Pratie o*
eauring eeroir o2 an$ 3lui$ -ranport Propertie4, %005)
Tingkat sementasi partikel pasir tergantung pada kondisi alamiah, jumlah,
dan distribusi material cementing, termasuk silika, kalsium karbonat, dan clay.
Pasir yang kurang tersemen dengan baik memiliki porositas yang lebih tinggi dan
faktor formasi yang lebih rendah. Ketika pasir tersemen dengan baik, pasircenderung berubah menjadi memiliki porositas yang lebih rendah dan faktor
formasi yang lebih tinggi. (erdasarkan pengukuran laboratorium faktor
resistivitas formasi E9 dengan porositas, rchie menurunkan suatu persamaan
yang menghubungkan kedua variabel tersebut.
m,3
'=
@@@@@@@@@@@@@.................@@............ #1%'6$
Eaktor eksponensial m, yang didefinisikan sebagai faktor sementasi, merupakan
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
22/47
'--
fungsi dari bentuk dan distribusi pori%pori batuan. Eaktor sementasi dapat
ditentukan dari plot grafik log%log faktor resistivitas formasi E9versus porositas.
Plot kedua variabel tersebut membentuk suatu garis lurus dengan kemiringan m.
Tabel >>>%' menjelaskan klasifikasi batuan berdasarkan faktor sementasi.
8ael III-1.
5lasi4i'asi Bat&an Berdasar'an Fa'tor Sementasi(7my;,
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
23/47
'-'
Pada prinsipnya, cara kerja atau prosedur pelaksanaan test dibagi menjadi
lima bagian, yaitu&
a& Going in >ole
Prosedur going in hole ini adalah mempersiapkan lubang bor untuk
dilakukan pengujian.
Sebelum alat dimasukkan ke dalam lubang bor, diadakan sirkulasi lumpur
untuk membersihkan cutting dalam lubang bor.
!atat data%data sumur meliputi&
a. Kedalaman sumur serta interval pengujian.b. Tebal lapisan yang akan diuji.
c. iameter sumur, baik sudah dipasang casing
maupun belum.
d. (erat jenis lumpur pemboran yang
digunakan.
e. Karakteristik umum lapisan yang akan diuji.
Pencatatan data ini dilakukan untuk menentukan jenis alat yang akan
dipergunakan, misalnya berapa panjang anchor, dimana packer diletakkan, dan
sebagainya.
'. Turunkan alat secara pelan%pelan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
break down formation.
). Pasang flow line yang akan mengalir fluida hasil pengujian ke separator test.
b& a2ing -et
Prosedur making test adalah sebagai berikut&
'. Setelah mencapai lapisan yang akan diuji, kembangkan packer dan buka tester
valve.
). Eluida yang masuk ke dalam lubang bor akan mendesak bantalan air #water
cushion$ serta udara di atasnya. (ila aliran udara telah habis, maka kerangan
dibuka untuk mengalirkan fluida formasi menuju separator test. =aju aliran
diukur pada separator test. (ila tidak terjadi semburan udara, berarti terjadi
kelainan pada sistem kerja alat penguji. (ila aliran terhenti, berarti tekanan
reservoir tidak mampu mengangkat fluida reservoir ke permukaan.
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
24/47
'-)
c& -a2ing Cloe$ in Preure
Setelah tahapan making test selesai, maka langkah berikutnya adalah
mengoperasikan !losed in Valve bila laju aliran tidak stabil, untuk
mengakumulasikan tekanan reservoir. Pada saat ini terjadi suatu Pressure (uild
2p.
d.E?uali@ing
Tahapan ini terjadi setelah periode penutupan akhir selesai. dapun
langkahnya adalah membuka BHualiMer Valve untuk menyeimbangkan tekanan di
atas dan di bawah packer.
e.eering
9eversing merupakan tahapan terakhir dari test sebelum rangkaian
dicabut. 2ntuk menyamakan kondisi lubang bor sebelum dan sesudah pengujian,
maka perlu diadakan sirkulasi lumpur. Kemudian cabut alat pelan%pelan untuk
menghindari terjadinya swab effect. Pengujian lapisan telah selesai.
da tiga kriteria tentang karakteristik hasil pencatatan tekanan yang baik
dari ST, yang dianjurkan oleh :urphy, Timmeran dan Van Poolen, yaitu sebagai
berikut&
'. Pressure base line adalah merupakan garis lurus dan jelas.
). Tekanan hidrostatik mula%mula dan akhir yang dicatat sama dan tetap
terhadap kedalaman dan berat lumpur sama.
1. Tekanan aliran dan build up pressure yang dicatat merupakan kurva yang
smooth.
engan mengetahui karakteristik%karakteristik tersebut di atas, maka
adanya kondisi lubang bor4sumur yang buruk, alat yang tidak bekerja4berfungsi
dengan baik dan kesukaran lainnya dapat diketahui dari grafik pencatatan tekanan
test ST. Perencanaan, pengoperasian dan analisa hasil test sumur yang tepat akan
melengkapi data tentang permeabilitas, derajat kerusakan sumur #S$, tekanan
reservoir, kemungkinan batas%batas reservoir dan heterogenitas formasi.
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
25/47
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
26/47
'-7
Pencatatan tekanan selama test dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik
hubungan antara tekanan terhadap waktu, seperti pada gambar di bawah ini.
Gamar 3.10. Hasil Pen=atatan 8e'anan ter2ada %a't&(Gatlin, Carl, #Petroleum Engineering: Drilling an$ Well Completion, 1960)
Keterangan&
' menunjukkan besarnya tekanan hidrostatik kolom lumpur mula%mula
sebelum test #initial hydrostatic pressure, >3P$
) menunjukkan besarnya tekanan penutupan mula%mula setelah packer
dipasang #initial closed in pressure, >!>P$
1 menunjukkan besarnya tekanan alir paling rendah yang dapat direkam
tepat setelah valve dibuka #initial flowing pressure, >EP$
7 menunjukkan besarnya tekanan aliran terakhir yang dapat direkam
sebelum valve ditutup #final closed in pressure, E!>P$
6 menunjukkan besarnya tekanan hidrostatik lumpur setelah alat dibuka
kembali dan packer dilepas #final hydrostatic pressure, E3P$
da beberapa pencatatan tekanan yang sering dijumpai dimana masing%
masing bentuk tersebut dapat menunjukkan keadaan yang terjadi selama test
berlangsung #0ambar 1.'*$. Pembacaan grafik pencatatan tekanan hasil ST
diakukan dengan micrometer. :urphy, Timmerman dan Van Poolen memberi
suatu kriteria dari pembacaan grafik tekanan hasil ST yang baik, antara lain&
Pressure base merupakan garus lurus yang jelas.
-
7/21/2019 Bab III Penilaian Formasi
27/47
'-C
Tekanan hidrostatik mula%mula #>3P$ dan akhir #E3P$ yang dicatat sama
dan tetap terhadap kedalaman serta berat jenis lumpur yang sama. Tekanan aliran dan tekanan penutupan yang dicatat merupakan kurva yang
jelas dan menerus #smooth$.
3.$.$. Press&re 8est
Prinsip dari pressure test adalah mengukur perubahan tekanan #P$ terhadap
waktu #t$ selama periode waktu penutupan. Penutupan sumur ini bermaksud untuk
mencapai tekanan keseimbangan diseluruh reservoir. Penutupan sumur tersebut
dapat dilakukan sebelum atau setelah dilakukan pengaliran atau produksi dengan
rate yang konstan. Rang termasuk metode pressure test antara lain Pressure
(uildup Test #P(2$, Pressure rawdown Test #P$, :ulti 9ate Test, dan Two
9ate Test.
3.$.$.1. Press&re B&ild& 8est ;PB9 8est