bab iv pola ruang

Upload: pradhanawn

Post on 12-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    1/42

    IV - 1

    BAB IV

    4.1 Dinamika Penggunaan Lahan

    Dinamika penggunaan lahan suatu daerah dapat dilihat dari potensi yang dimiliki

    serta kecenderungan perubahan fungsi lahan mungkin terjadi. Kecenderungan perubahan

    fungsi dan pola penggunaan lahan sangat berkaitan dengan kondisi eksisting serta

    kestabilan pemanfaatannya. Berkenaan dengan dinamika penggunaan lahan, terdapat

    beberapa skenario perubahan masing-masing jenis penggunaan lahan sekarang yang akan

    terjadi di masa mendatang, sehingga perlu adanya konsep pengendalian pengembangan

    kawasan yang dapat dilihat pada Gambar 4.1serta beberapa skenario yang dapat dilihat

    pada Gambar 4.2.

    Gambar 4.1

    Peta Konsep Pengembangan Kawasan

    RENCANA POLA RUANG

    WILAYAH PROVINSI BANTEN

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    2/42

    IV - 2

    Gambar 4.2

    Alternatif Skenario Pengembangan Kawasan

    (Arahan AntisipasiRencana) Lanjutan

    (20 Tahun) (>20 Thn)

    1. Mantap/Stabil

    Non-Built Up

    1. Transisi ke Non-Built Up

    Jenis Lain

    2. Transisi ke Terbangun

    dan Mantap

    3. Transisi ke Terbangun

    dan Dinamis

    4. Mantap/Stabil

    Kawasan/Fungsi

    5. Dinamis

    Kawasan/Fungsi

    6. Transisi ke Mantap

    Kawasan/FungsiX X*Z X*Z

    A X X*y

    X X X

    X X*y X*Y*

    (Built Up Area/Kawasan Terbangun)

    A1 A2 A2

    A X X

    (Non-Built Up Area/Kawasan Tidak Terbangun)

    A A A

    (Existing)Keterangan

    Skenario

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    3/42

    IV - 3

    Jika skenario tersebut diterapkan dalam pengarahan peruntukkan pola ruang, maka

    diperkirakan akan terdapat beberapa bentuk pola ruang dan peluang perubahan pola ruang

    sebagaimaan dapat dilihat pada Gambar 4.3.

    Gambar 4.3

    Beberapa Model Arahan Pola Ruang

    dan Peluang Perubahan Peruntukkan Pola Ruang

    Permukiman Perkotaan Permukiman PerkotaanDensifikasi ruang

    horizontal dan vertikal

    Permukim an PerdesaanAksesibilitas semakin tinggi

    Permukiman Perkotaan

    (fungsi terus

    berkembang)

    (densifikasi ruang

    / konsentrasi

    semakin tinggi))

    Permukiman:

    Permukiman Perdesaan Permukiman PerdesaanAksesibilitas rendah

    Konsentrasi rendah

    - fas.sosial/komersial

    Tetap dan semakin

    produktif

    Pertumbuhan penduduk

    dan keg. Sosial ekonomi - rumah/perumahan

    Kebun Campuran:

    Kebun Campuran Kebun Campuran

    Menjadi terbangan:

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    4/42

    IV - 4

    dan beralih menjadi terbangun

    Kebun, Kebun Campuran

    Pertanian lainnya

    Tidak potensial beririgasi,

    Tetap potensial dikembangkan

    dengantadah hujan/teknologi lainnya

    Tidak potensial beririgasi, tapi

    tetap menjadi lahan pertanian

    Sawah

    Menjadi terbangan:

    - rumah/perumahan

    - fas.sosial/komersial

    Sawah,

    hamparan kecil

    Potensial dikembangkanSawah b eririgasi

    irigasi

    Sawah b eririgasi

    Sawah, hamparan kecil

    dan beririgasi

    Mantap danSawah b eririgasi

    semakin produktif

    Sawah:

    Sawah, hamparan luas dan

    beririgasi

    Mantap dan

    semakin produktif

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    5/42

    IV - 5

    - fasilitas/objek wisata

    Kondisi khusus, dijadikan

    konservasi di pesisir

    Alih fungsi

    menjadi terbangun

    Tambak:

    Hutan Bakau atau fungsikonservasi lainnya

    Menjadi terbangan:

    - rumah/perumahan

    TambakHamparan relatif luas,

    Tambak (mantap)potensial dukungan sistem saluran

    menjadi terbangun - rumah/perumahan

    - fasilitas/objek wisata

    menjadi pertanian lainnya

    Tetap dipertahankanPertanian Lahan Kering

    dan semakin produktif

    Alih fungsi Menjadi terbangan:

    Pertanian Lahan Kering:

    Pertanian Lahan Kering Sawah beririgasiPotensial pengembangan

    sistem irigasi

    Perkebunan (rakyat,besar)

    Kebun campuran

    Alih fungsi

    - rumah/perumahan

    - fasilitas/objek wisata

    Pertanian Lahan Kering

    Perkebunan (rakyat,besar)

    Hutan Tanaman/Rakyat

    Sawah berir igasi

    Menjadi terbangan:

    Di bagian hulu wilayah

    dan dijadikan produktif

    Potensial pengembangan

    menjadi terbangun

    sistem irigasi

    Alih fungsi

    Kebun Campuran

    Semak Belukar:

    Semak Belukar Berdekatan dengan permukiman

    perdesaan

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    6/42

    IV - 6

    Hutan:

    atau Produksi

    Hutan Produksi, dg

    peningkatan kualitas

    HutanBerfungsi Lindung Hutan Lindung

    HL, HSA, dll Hutan Suaka Alam

    Berfungsi Budidaya

    Rawa:

    Di pesisir dan potensial Tambak

    Kolam: Retensi,Perikanan, Rekreasi

    Potensial berfungsi sebagai

    tampungan air di bagian hulu

    Ramsar, Rawa

    Potensial penataan sistem Sawah / Sawah Lebak

    saluran/irigasi Sawah Pasang-Surut

    pengembangan sistem saluran Kolam Retensi, Rekreasi

    Rawa

    dg fungsi lindungRawa

    Berfungsi Lidung:

    Bagian Sempadan pantai

    Bagian Sempadan sungai

    Galian C dg AMDAL

    Gosong Sungai

    Pasir Pantai Rekreasi Pantai

    Lahan Terbuka:

    Lahan TerbukaDi daratan Rumah,Fasilitas,Lain2

    dekat permukiman Kebun Campuran

    4.2 Rencana Pola Ruang

    4.2.1 Rencana Kawasan Lindung

    Pengertian kawasan berfungsi lindung dalam suatu rencana tata ruang wilayah

    provinsi sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.15/PRT/M/2009 tentang Pedoman

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, terdiri atas:

    1) Kawasan hutan lindung;

    2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

    3) Kawasan perlindungan setempat;

    4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;

    5) Kawasan rawan bencana alam;

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    7/42

    IV - 7

    6) Kawasan lindung geologi;

    7) Kawasan lindung lainnya.

    Adapun kawasan lindung yang terdapat di Wilayah Provinsi Banten meliputi kawasan

    hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,

    kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya,

    dan kawasan rawan bencana alam. Rencana kawasan lindung di Wilayah Provinsi Banten

    tahun 2030 seluas kurang lebih 260.843 Ha atau 30,15 % dari luas wilayah Provinsi

    Banten, meliputi :

    A. Kawasan Hutan Lindung

    a)Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk mencegah

    terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrologis tanahuntuk menjamin tersedianya unsur hara tanah dan air permukaan.

    b)Kriteria Penetapan

    Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan

    yang melebihi nilai skor 175 dan atau;

    Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan di atas 40% dan/atau;

    Kawasan hutan yang mempunyai tingkat keaneka-ragaman hayati yang tinggi.

    Kawasan Hutan Lindung di Wilayah Provinsi Banten ditetapkan seluas kurang lebih

    20.646 Ha (2,39%) dari luas Provinsi Banten yang terdapat di sebagian Kabupaten

    Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, dan Kota

    Cilegon.

    B. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

    a) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya meliputi

    kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi resapan

    air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan

    penanggulangan banjir, untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang

    bersangkutan.

    b) Kriteria Penetapan

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    8/42

    IV - 8

    Kriteria kawasan resapan air adalah curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang

    mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air

    hujan secara besar-besaran.

    Kawasan resapan air terdapat di Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, Kecamatan

    Anyer Kabupaten Serang, Kecamatan Waringinkurung Kabupaten Serang, Kecamatan

    Cigeulis Kabupaten Pandeglang, Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang,

    Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang, Kecamatan Cibaliung Kabupaten

    Pandeglang, Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang, Kecamatan Kaduhejo

    Kabupaten Pandeglang, Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak, Kecamatan Cibeber

    Kabupaten Lebak, Rawa Danau di Kabupaten Serang, Pegunungan Aseupan-Karang-

    Pulosari (Akarsari) di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.

    C. Kawasan Perlindungan Setempat

    1. Sempadan Pantai

    a) Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk melindungi wilayah

    pantai dari kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai.

    b) Kriteria Penetapan

    Kriteria sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya

    proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari

    titik pasang tertinggi ke arah darat.

    Kawasan sempadan pantai ditetapkan seluas kurang lebih 5.174 Ha (0,60%) dari

    luas Provinsi Banten yang terdapat di sebagian Kabupaten Serang, Kota Serang,

    Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten lebak dan Kota Cilegon.

    2. Sempadan Sungai

    a) Perlindungan terhadap sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari

    kegiatan manusia yang dapat menganggu dan merusak kualitas air sungai,

    kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.

    b) Kriteria Penetapan

    Sekurang-kurangnya 100 meter kiri-kanan sungai besar dan 50 meter kiri

    kanan anak sungai di luar kawasan pemukiman.

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    9/42

    IV - 9

    Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang

    diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 - 15 meter.

    Kawasan sempadan sungai di Provinsi Banten terdiri dari DAS Ciujung, DAS

    Cidurian, DAS Cilemer, DAS Ciliman, DAS Cibanten, DAS Cidanao, DAS

    Cimanceuri, DAS Cisadane, DAS Cibinuangeun, DAS Cihara, DAS Cimadur, dan

    DAS Cibareno dengan total panjang sungai 787,68 Km dengan luas sempadan

    sungai kurang lebih 7.877 Ha (0,91%) dari luas Provinsi Banten sedangkan

    kawasan hutan untuk DAS paling sedikit ditetapkan 30 (tiga puluh) persen.

    3. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk

    a) Perlindungan terhadap kawasan sekitar danau/waduk/situ untuk melindungi

    danau/waduk/situ dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian

    fungsi danau/waduk/situ.

    b) Kriteria Penetapan

    Kriteria kawasan sekitar danau/waduk adalah daratan sepanjang tepian

    danau/waduk yang.lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi

    danau/waduk antara 50 - 100 meter ke arah darat.

    Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan seluas kurang lebih 83.155,09 Ha

    (9,61%) dari luas Provinsi Banten yang terdapat di sebagian Kabupaten Serang,

    Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten

    Pandeglang, Kabupaten lebak, dan Kota Cilegon.

    4. Kawasan Sekitar Mata Air

    a) Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi

    mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas dan kondisi fisik

    kawasan di sekitarnya.

    b)

    Kriteria Penetapan

    Kawasan mata air adalah daratan sekurang-kurangnya dengan radius (jari-jari)

    200 meter di sekitar mata air.

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    10/42

    IV - 10

    Kawasan sekitar mata air ditetapkan seluas kurang lebih 787 Ha (0,09%) dari luas

    Provinsi Banten yang terdapat di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, dan

    Kabupaten Serang.

    D. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

    1) Perlindungan terhadap kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya

    dilakukan untuk melindungi keanekaragaman hayati, tipe ekosistem, gejala dan

    keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan dan

    pembangunan pada umumnya.

    2) Kriteria Penetapan Kawasan Suaka, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya adalah

    sebagai berikut.

    a.

    Kriteria Cagar Alam, adalah :

    - kawasan yang mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta

    tipe ekosistemnya;

    - mewakili formasi biota tertentu dan/atau unit-unit penyusunnya;

    - mempunyai kondisi alam baik biota maupun fisiknya masih asli dan tidak

    atau belum diganggu manusia;

    - mempunyai luas dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang

    efektif dengan daerah penyangga yang cukup luas;

    - mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu satunya contoh di suatu

    daerah serta keberadaannya memerlukan konservasi.

    Cagar alam di Wilayah Provinsi Banten ditetapkan sebagai berikut :

    1. CA Rawa Danau seluas kurang lebih 2.500 Ha (0,29%) dari luas Provinsi

    Banten yang terdapat di Kabupaten Serang.

    2.CA G. Tukung Gede seluas kurang lebih 1.700 Ha (0,20%) dari luas

    Provinsi Banten yang terdapat di Kabupaten Serang.

    3. CA Pulau Dua seluas kurang lebih 30 Ha (0,003%) dari luas Provinsi

    Banten yang terdapat di Kota Serang.

    b. Kriteria Taman Nasional, adalah :

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    11/42

    IV - 11

    - Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin

    kelangsungan proses ekologis secara alami;

    - Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis

    tumbuhan maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih

    utuh dan alami;

    - Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;

    - Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan sebagai

    pariwisata alam;

    - Merupakan kawasan yang dapat dibagi kedalam Zona Inti, Zona

    Pemanfaatan, Zona Rimba dan Zona lain yang karena pertimbangan

    kepentingan rehabilitasi kawasan, ketergantungan penduduk sekitar

    kawasan, dan dalam rangka mendukung upaya pelestarian sumber daya

    alam hayati dan ekosistemnya, dapat ditetapkan sebagai zona tersendiri.

    Taman Nasional yang terdapat di Wilayah Provinsi Banten ditetapkan sebagai

    berikut :

    1. TN Ujung Kulon seluas kurang lebih 78.619 Ha (9,09%) dari luas Provinsi

    Banten yang termasuk daratan terdapat di Kabupaten Pandeglang.

    2. TN Gunung Halimun-Salak seluas kurang lebih 42.925 Ha (4,96%) dari

    luas Provinsi Banten yang terdapat di Kabupaten Lebak.

    c. Kawasan taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan

    utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.

    Adapun kriteria penunjukan dan penetapan taman wisata alam adalah sebagai

    berikut :

    - mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem gejala

    alam serta formasi geologi yang menarik;

    -mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian fungsi potensi dan

    daya atarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam;

    - kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan

    pariwisata alam.

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    12/42

    IV - 12

    Kawasan taman wisata alam yang terdapat di Wilayah Provinsi Banten,

    meliputi :

    1. TWA Pulau Sangiang seluas kurang lebih 528 Ha (0,06%) dari luas

    Provinsi Banten yang termasuk daratan terdapat di Kabupaten Serang.

    2. TWA Carita seluas kurang lebih 95 Ha (0,01%) dari luas Provinsi Banten

    yang terdapat di Kabupaten Pandeglang

    d. Kriteria Kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) adalah kawasan berhutan

    atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang beragam,

    memiliki arsitektur bentang alam (landscape) yang baik, memiliki akses yang

    baik untuk keperluan pariwisata, perlindungan sistem penyangga kehidupan,

    pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya serta pemanfaatan secara

    lestari. Rekomendasi yang memungkinkan dijadikan kawasan TAHURA di

    Provinsi Banten adalah Komplek Gunung Aseupan seluas kurang lebih 7.000

    Ha. Adapun alokasi pemanfaatan TAHURA pada tahun 2030 diarahkan seluas

    kurang lebih 3.026 Ha (0,35%) dari luas Provinsi Banten. Adapun di dalam

    komplek Gunung Aseupan tersebut terdiri dari kawasan hutan lindung dan

    kawasan hutan produksi yang saat ini dikelola oleh Perum Perhutani, kawasan

    Taman Wisata Alam dan Kawasan Suaka Alam yang dikelola oleh Balai

    Konservasi Sumber Daya Alam serta Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus

    (KHDTK) yang saat ini dikelola oleh Badan Litbang Kehutanan Departemen

    Kehutanan RI.

    e. Kriteria Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan adalah tempat serta

    ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala, dan kawasan

    dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk ilmu

    pengetahuan. Kawasan konservasi cagar budaya perlindungan atas hak ulayat

    masyarakat Baduy seluas kurang lebih 5.137 Ha (0,59%) dari luas Provinsi

    Banten yang terdapat di Kabupaten Lebak.

    E. Kawasan Rawan Bencana Alam

    1)Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk melindungi

    manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara

    tidak langsung oleh perbuatan manusia.

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    13/42

    IV - 13

    2)Kriteria Penetapan Kriteria kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang

    diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan

    gunung berapi, gempa bumi, dan tanah longsor serta gelombang pasang dan banjir.

    Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, maka arahan pengelolaan kawasan lindung

    antara lain :

    a. Pengawasan dan pemantauan untuk pelestarian kawasan konservasi dan hutan

    lindung.

    b.Penambahan luasan kawasan lindung, yang merupakan hasil perubahan fungsi

    kawasan hutan produksi menjadi hutan lindung/konservasi.

    c. Pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.

    d.

    Pengembangan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan lindung.e. Percepatan rehabilitasi lahan milik masyarakat yang termasuk di dalam kriteria

    kawasan lindung dengan melakukan penanaman pohon lindung yang dapat di

    gunakan sebagai perlindungan kawasan bawahannya yang dapat diambil hasil

    hutan non-kayu.

    f. Membuka jalur wisata jelajah/pendakian untuk menanamkan rasa

    memiliki/mencintai alam.

    g.Peruntukan kawasan lindung untuk sarana pendidikan penelitian dan

    pengembangan kecintaan terhadap alam.

    h.Percepatan rehabilitasi hutan/reboisasi hutan lindung dengan tanaman yang sesuai

    dengan fungsi lindung.

    Kawasan rawan bencana alam di luar kawasan hutan konservasi dan lindung

    ditetapkan seluas kurang lebih 8.643,00 Ha (1,00%) dari luas Provinsi Banten yang

    terdapat di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Adapun kawasan rawan

    bencana alam tersebut, meliputi :

    a. Kawasan rawan letusan gunung api terdapat di Gunung Krakatau.

    b.Kawasan rawan banjir terdapat di Kabupaten Tangerang (berada pada DAS

    Cisadane, Pasanggrahan, Cirarab, Cimanceuri, Cidurian), Kota Tangerang (berada

    pada DAS Cisadane), Kabupaten Pandeglang (berada pada DAS Ciliman,

    Cilemer), Kabupaten Lebak (berada pada DAS Ciujung dan Cibinuangeun),

    Kabupaten Serang (berada pada DAS Ciujung).

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    14/42

    IV - 14

    c. Kawasan rawan tsunami terdapat di Pantai Utara (Kabupaten Serang, Kota Serang,

    dan Kabupaten Tangerang), Pantai Selatan (Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten

    Lebak), Pantai Barat (Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, dan Kota

    Cilegon).

    d.Kawasan rawan gerakan tanah terdapat di Kabupaten Pandeglang (Kecamatan,

    Kecamatan Pandeglang, Kecamatan Cadasari, Kecamatan Mandalawangi,

    Kecamatan Cibaliung, Kecamatan Cibitung, Kecamatan Cigeulis), Kabupaten

    Lebak (Kecamatan Cigemblong, Kecamatan Lebak Gedong, Kecamatan Sobang,

    Kecamatan Cibeber, Kecamatan Panggarangan).

    Arahan kawasan lindung Provinsi Banten dapat dilihat pada Gambar 4.4 danTabel

    4.1 Arahan Kegiatan, Lokasi dan Pengendalian Peruntukan Ruang Pada Kawasan

    Lindung dan Budidaya Provinsi Banten.

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    15/42

    IV - 15

    GAMBAR 4.4

    ARAHAN KAWASAN LINDUNG

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    16/42

    IV - 16

    Tabel 4.1

    Arahan Kegiatan, Lokasi, dan Pengendalian Peruntukan Ruang

    Pada Kawasan Lindung Provinsi Banten

    KawasanLindung

    Sub Kawasan

    Arahan Pengelolaan

    LokasiDiperbolehkan

    Dilarang, Diperbolehkan

    dengan syarat

    1. Kawasan Hutan

    Lindung

    Kegiatan budidaya

    yang diperkenankanadalah minimal

    kegiatan hutanproduksi terbatas.

    Dengan kata lain,

    apabila terdapat hutan

    produksi yang masukkriteria kawasan hutan

    lindung, agar

    ditingkatkan upaya

    konservasinya menjadihutan produksi terbatas

    Pada kawasan hutanlindung yang berada di

    luar kawasan hutan,

    kegiatan budidaya yang

    diperkenankan adalah

    kegiatan yang tidakmengolah permukaan

    tanah secara intensif

    seperti hutan atautanaman keras yang

    panennya atas dasar

    penebangan pohon

    secara terbatas/terpilihsehingga tidak terjadi

    erosi tanah.

    Kegiatan yang ada di

    kawasan hutan lindung yangtidak menjamin fungsi

    lindung, secara bertahapdikembalikan pada fungsi

    utama kawasan. Proses

    peralihan fungsi ini

    dilaksanakan sesuai dengankondisi fisik, sosial ekonomi

    setempat, dan kemampuan

    pemerintah dengan

    pengembalian yang layakKawasan budidaya yang

    diperkenankan adalahkegiatan yang tidak

    mengolah permukaan tanah

    seperti hutan atau tanamankeras yang panennya tidak

    atas dasar penebanganpohon atau merubah

    bentang alam seperti

    penambangan bahan galianatau perindustrian, kecuali

    kegiatan tersebut

    mempunyai nilai ekonomi

    yang tinggi bagikepentingan nasional atau

    regional.

    Kab. Serang, Kota

    Serang, Kab.Tangerang dan

    Kota Cilegon

    Reklamasi Fungsi

    Hutan, dari Hutan

    Produksi menjadi

    Hutan Lindung di:

    1. Gunung

    Aseupan2. Gunung

    Karang.

    3. GunungPulosari

    Seluas 12.500Ha dan 4.00 Ha diTN Ujung Kulon

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    17/42

    IV - 17

    Kawasan

    Lindung

    Sub KawasanArahan Pengelolaan

    LokasiDiperbolehkan

    Dilarang, Diperbolehkan

    dengan syarat

    2. Kawasan yang

    MemberikanPerlindunganTerhadap Kawasan

    Bawahannya

    Kawasan Resapan

    Air

    Wilayah yang

    diperkirakanmengandung potensi

    resapan air, dapat

    dialokasikan sebagai

    kebun campuranberbagai tanaman

    tahunan, hutan

    produksi terbatas,ataupun hutan lindung.

    Kegiatan budidayayang diperbolehkan

    adalah kegiatan yang

    tidak mengurangi

    fungsi lindung

    kawasan.

    Kegiatan yang masih

    boleh dilaksanakan dikawasan ini adalah

    pertanian tanaman

    semusim atau tahunanyang disertai tindakan

    konservasi dan

    agrowisata.

    Kegiatan yang bersifat

    menutup kemungkinanadanya infiltrasi air kedalam tanah dilarang.

    Kab. Serang :

    1.Cinangka.2.Anyer.3.Waringin

    Kurung.

    Kab.

    Pandeglang :

    1. Sumur.2. Cimanggu.

    3. Cibaliung.

    4. Cigeulis.

    Kab. Lebak :

    1.Cipanas.

    2.Cibeber.

    Kota Cilegon

    3. Kawasanperlindungan

    setempat

    a. SempadanSungai

    Pada kawasansempadan sungai yang

    belum terbangun,

    masih diperbolehkankegiatan pertanian

    dengan jenis tanaman

    yang diijinkan.

    Kegiatan lain yang

    tidak memanfaatkan

    lahan secara luas masihbisa diperbolehkan.

    Pada kawasan sempadansungai yang belum

    dibangun, pendirian

    bangunan tidak diijinkan(IMB tidak diberikan).

    Kegiatan atau bentuk

    bangunan yang secarasengaja dan jelas

    menghambat arah dan

    intensitas aliran air samasekali tidak diperbolehkan.

    Kegiatan lain yang justru

    memperkuat fungsiperlindungan kawasan

    sempadan sungai tetap boleh

    dilaksanakan tapi dengan

    pengendalian agar tidak

    mengubah fungsikegiatannya di masamendatang.

    Kawasan-kawasan

    yang terletak disepanjang sisi

    Sungai :1. Cisadane

    2. Cidurian

    3. Ciujung.

    4. Cibanten.

    5. Cibareno.

    6. Cimandur.7. Cihara.

    8. Cisiih.

    9. Cisimeut.10.Ciberang.

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    18/42

    IV - 18

    Kawasan

    Lindung

    Sub KawasanArahan Pengelolaan

    LokasiDiperbolehkan

    Dilarang, Diperbolehkan

    dengan syarat

    b.Sempadan

    Pantai

    Kegiatan yang

    diperbolehkandilakukan di sepanjanggaris pantai sepanjang

    517,42 Km adalah

    kegiatan yang mampumelindungi atau

    memperkuat

    perlindungan kawasansempadan pantai dari

    abrasi dan infiltrasi air

    laut ke dalam tanah.

    Kegiatan-kegiatan yang

    dikhawatirkan dapatmengganggu atau

    mengurangi fungsi lindung

    kawasan tidak

    diperbolehkan.

    Kab. Serang, Kota

    Serang, Kab.Tangerang, Kab.

    Pandeglang, Kab.

    Lebak dan

    Kota Cilegon

    c.Kawasan sekitardanau, waduk.

    atau situ.

    Kegiatan yang masihboleh diusahakan

    adalah perikanan,pariwisata yang hanyauntuk menikmati

    pemandangan saja,

    pertanian dengan jenis

    tanaman yangdiijinkan, pemasangan

    papan pengumuman,

    pemasangan pondasidan rentang kabel,

    pondasi jembatan/jalan

    umum maupun kereta

    api, bangunan lalu

    lintas air, serta

    pengambilan danpembuangan air.

    Kegiatan yang mengganggukelestarian daya tampung

    seperti pendirian bangunan,permukiman danpenanaman tanaman

    semusin yang mempercepat

    proses pendangkalan tidak

    diperkenankan dan dilarang.

    Selain bangunan

    pengendali/pengukur

    volume air, yangdiperkenankan adalah

    kegiatan yang berkaitan

    dengan pariwisata sepertihotel, rumah makan, tempat

    rekreasi, dengan tetap

    mengupayakanpembangunan fisik yang

    mampu mencegahterjadinya sedimentasi ke

    dalam danau.

    Kawasan yangmemiliki danau/

    situ/ dam, terutamadi Kab. Serang,Kab. Tangerang,

    Kota Tangerang,

    Kab. Lebak dan

    kota Cilegon

    d.Kawasan sekitar

    mata air

    Kegiatan yang

    diutamakan adalahkegiatan penghutanan

    atau tanaman tahunan

    yang produksinya tidakdengan penebangan

    pohon.

    Penggalian atau perubahan

    bentuk medan ataupembangunan bangunan

    fisik yang mengakibatkan

    penutupan jalannya mata airserta mengganggu

    keberadaan dan kelestarian

    mata air dilarang.

    Kab. Serang,

    Pandeglang,Lebak, dan

    Tangerang

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    19/42

    IV - 19

    Kawasan

    Lindung

    Sub KawasanArahan Pengelolaan

    LokasiDiperbolehkan

    Dilarang, Diperbolehkan

    dengan syarat

    4. Kawasan suaka

    alam, pelestarianalam, dan cagar

    budaya

    a.Cagar Alam Kegiatan lain, selain

    perlindungan plasmanutfah, yangdiperkenankan tetap

    berlangsung di dalam

    kawasan ini adalahkegiatan pariwisata

    atau pos pengawas

    yang pengelolaannyadiupayakan sedemikian

    rupa sehingga

    ekosistem binatang,ikan, atau tumbuhan

    langka yang dilindungi

    tidak terganggu.

    Kegiatan yang sudah ada,

    yang berada di dalamkawasan Cagar Alam, yang

    mengganggu fungsi

    kawasan secara bertahap

    akan dipindahkan dengandiberi penggantian yang

    layak oleh Pemerintah.

    Kegiatan pembangunanyang mengakibatkan

    penurunan kualitaslingkungan dan

    perlindungan plasma nutfah

    dilarang.

    Kawasan CA.

    Rawa Danau, CA.G. Tukung Gededan CA. Pulau

    Dua

    b.Kawasan suakaalam laut dan

    perairan lainnya

    Kegiatan pariwisataterbatas dan penelitian

    Kegiatan yang tidakdiperbolehkan di kawasanini adalah pengambilan

    karang dan kerang,

    penangkapan ikan untuk

    keperluan ekonomis,pengerukan pasir,

    penimbunan pantai yang

    mengganggu keaslian obyekwisata, dan sebagainya.

    Kawasan yangmemilikilaut/pantai

    c.Suaka marga

    satwa

    Kegiatan pariwisata

    terbatas dan penelitian

    Kegiatan yang

    mengakibatkan terganggunya

    fungsi lindung tersebut

    dilarang.

    Taman Nasional

    Ujung Kulon danTaman Nasional

    Gn. Halimun salak

    d.Kawasan pantai

    berhutan bakau

    Kegiatan tambak dan

    kegiatan lain yang

    berhubungan denganaktivitas kelautan

    diperkenankan.

    Kegiatan yang tidak

    menunjang perlindungan

    terhadap flora dan fauna dikawasan ini dilarang.

    Kab. Tangerang:

    1.Kosambi.

    2.Paku Haji.3.Mauk.

    4.Kronjo.

    Kab. Serang:

    1.Tirtayasa.2.Pontang.

    3.Kasemen.

    4.Kramat Watu.

    5.Bojonegara.

    Kota Cilegon :

    Pulo Merak

    e.Taman wisata

    alam dan taman

    wisata alam laut

    Kegiatan pariwisata

    yang dilindungi,

    terbatas danpenelitian.

    Kegiatan yang tidak

    menunjang perlindungan

    terhadap flora dan fauna dikawasan ini dilarang.

    TWA Carita dan

    TWA Pulau

    Sangiang

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    20/42

    IV - 20

    Kawasan

    Lindung

    Sub KawasanArahan Pengelolaan

    LokasiDiperbolehkan

    Dilarang, Diperbolehkan

    dengan syarat

    5.Kawasan rawan

    bencana alam

    a.Kawasan rawan

    banjir

    Pembangunan fisik

    berupa pengembangansaluran drainase

    Kegiatan untuk permukiman

    dilarang.Kegiatan lain yang

    berdampak dapatmempengaruhi kelancaran

    tata drainase di kawasan ini

    dilarang,

    Daerah pesisir

    barat Banten,Kabupaten Lebak;

    Malimping. serta

    kawasan-kawasan

    yang terletak disepanjang DAS.

    b. Kawasan rawan

    tanah longsor

    Tertutup bagi kegiatan

    permukiman, persawahan,tanaman semusim, kolam

    ikan, atau kegiatan budidaya

    lainnya yang berbahaya bagikeselamatan manusia dan

    lingkungan.

    Di daerah pesisir

    barat Banten; Kab.Pandeglang dan

    daerah selatan

    Kab. Lebak sertakawasan-kawasan

    yang terletak di

    sepanjang DAS

    c.Rawan Bencanagunung berapi

    Pada zona waspada danzona siaga di kawasan

    rawan bencana alam,masih diperkenankan

    adanya budidaya yang

    bersifat sementara,pertanian tanaman

    semusim dan tahunan.

    Pada zona siaga masihdiperkenankan adanya

    permukiman, namun

    perlu diwaspadai danselalu siap untuk

    mengadakanpengungsian apabila

    sewaktu-waktu gunungberapi menunjukkan

    aktivitas yangmembahayakan.

    Pada kawasan rawan

    bencana yang disebabkan

    oleh aktivitas gunung berapidan rawan gas beracun,

    khususnya pada zona bahaya

    dan zona waspada,ditetapkan sebagai daerah

    yang tertutup bagi

    permukiman penduduk. Bila

    pada daerah ini terdapatpermukiman, maka

    penduduk yang bermukim di

    dalam kawasan inimendapatkan prioritas

    pertama untuk dipindahkan.

    Kawasan sekitargunung berapi

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    21/42

    IV - 21

    4.2.2 Rencana Kawasan Budidaya

    Kawasan budidaya yang dimaksud merupakan arahan peruntukan yang terdiri

    dari :

    a) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi.

    b) Kawasan Peruntukan Pertanian.

    c) Kawasan Peruntukan Perkebunan.

    d) Kawasan Peruntukan Perikanan

    e) Kawasan Peruntukan Pertambangan

    f) Kawasan Peruntukan Industri

    g) Kawasan Peruntukan Pariwisata

    h)

    Kawasan Peruntukan Permukiman.Selain kawasan peruntukan tersebut di atas, di Wilayah Provinsi Banten juga terdapat

    Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional yaitu Kawasan Bojonegara

    Merak Cilegon dengan sektor unggulan industri, pariwisata, pertanian, perikanan, dan

    pertambangan. Selain itu diarahkan pula pengembangan Laut Krakatau dan sekitarnya

    dengan sektor unggulan perikanan, pertambangan, dan pariwisata.

    Adapun rencana pengembangan kawasan budidaya di wilayah Provinsi Banten tahun 2030

    seluas kurang lebih 604.277 Ha atau 69,85% dari luas Wilayah Provinsi Banten, meliputi :

    A. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

    a) Pengelolaan terhadap kawasan hutan produksi dilakukan untuk memanfaatkan ruang

    beserta sumber daya hutan, baik dengan cara tebang pilih maupun tebang habis dan

    tanaman untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat,

    industri, dan ekspor dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan

    keanekaragaman hayati.

    b) Kriteria Penetapan

    kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan

    setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai

    (score) 124 atau kurang, di luar hutan suaka alam dan hutan pelestarian alam.

    kawasan secara ruang apabila digunakan untuk budidaya, hutan alam dan hutan

    tanaman dapat memberikan manfaat:

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    22/42

    IV - 22

    - mendorong perkembangan sektor atau kegiatan ekonomi di sekitarnya;

    - meningkatkan fungsi lindung;

    - meningkatkan upaya pelestarian sumber daya hutan;

    - meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di daerah setempat;

    - meningkatkan pendapatan daerah dan nasional;

    - meningkatkan kesempatan kerja terutama untuk masyarakat daerah setempat;

    - meningkatkan ekspor;

    - mendorong perkembangan usaha dan peran serta masyarakat terutama di daerah

    setempat.

    c) Arahan pengelolaan kawasan peruntukan hutan produksi :

    Kawasan hutan produksi yang mempunyai tingkat kerapatan tegakan rendah harus

    dilakukan percepatan reboisasi, serta percepatan pembangunan hutan rakyat.

    Mengarahkan pada kawasan perkotaan untuk mewujudkan hutan kota di dalam

    atau di tepi kota.

    Kawasan peruntukan hutan produksi diarahkan di Kabupaten Serang, Kabupaten

    Lebak, dan Kabupaten Pandeglang

    Kawasan peruntukan hutan produksi diarahkan pengembangannya seluas kurang lebih

    58.091 Ha (6,71%) dari luas Provinsi Banten.

    B. Kawasan Peruntukan Pertanian

    a) Pengelolaan lahan baku sawah dilakukan untuk memanfaatkan potensi lahan yang

    sesuai untuk lahan basah dalam menghasilkan produksi pangan, dengan tetap

    memperhatikan kelestarian lingkungan untuk mewujudkan pembangunan yang

    berkelanjutan

    b) Kriteria Penetapan

    kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk sawah

    kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan sawah secara ruang dapat

    memberikan manfaat:

    - peningkatan produksi pangan dan mendayagunakan investasi yang telah ada;

    - meningkatkan perkembangan sektor dan kegiatan ekonomi sekitarnya;

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    23/42

    IV - 23

    - meningkatkan fungsi lindung;

    - upaya pelestarian sumber daya alam untuk pertanian pangan;

    - meningkatkan pendapatan masyarakat;

    - meningkatkan pendapatan daerah dan nasional;

    - meningkatkan kesempatan kerja;

    - meningkatkan ekspor;

    - mendorong perkembangan masyarakat.

    c) Arahan pengelolaan kawasan peruntukan pertanian :

    pengembangan sawah irigasi teknis dilakukan dengan memprioritaskan perubahan

    dari sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi sejalan dengan perluasan jaringan

    irigasi dan pengembangan waduk/embung.

    perubahan kawasan pertanian harus tetap memperhatikan luas kawasan yang

    dipertahankan sehingga perlu adanya ketentuan tentang pengganti lahan pertanian.

    peruntukan kawasan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi dan

    produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kawasan pertanian terpadu

    dan holtikultura dengan mengembangkan kawasan pertanian berteknologi tinggi.

    apabila di wilayah kota terdapat lahan pertanian pangan, lahan tersebut dapat

    ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan untuk dilindungi sesuai

    peraturan perundangan yang berlaku.

    kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan diarahkan di Kabupaten Serang,

    Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang, dan

    Kabupaten Lebak.

    kawasan peruntukan hortikultura diarahkan di Kabupaten Serang, Kabupaten

    Tangerang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak.

    kawasan peruntukan peternakan diarahkan di Kabupaten Serang, Kabupaten

    Tangerang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak.

    kawasan pertanian pangan berkelanjutan berada pada kawasan perdesaan yang

    diarahkan di Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten

    Tangerang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak.

    Kawasan peruntukan budi daya tanaman pangan diarahkan pengembangannya seluas

    kurang lebih 216.577 Ha (25,03%) dari luas Provinsi Banten.

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    24/42

    IV - 24

    C. Kawasan Peruntukan Perkebunan

    a) Pengelolaan kawasan peruntukan perkebunan dilakukan untuk memanfaatkan

    potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan lahan kering dalam meningkatkan

    produksi tanaman lahan kering dengan tetap memperhatikan kelestarian

    lingkungan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

    b) Kriteria Penetapan

    kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan tanaman lahan

    kering.

    kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan tanaman lahan kering secara

    ruang dapat memberikan manfaat:

    - meningkatkan produksi tanaman lahan kering dan pendayagunaan investasi

    yang adil;

    - meningkatkan perkembangan sektor dan kegiatan ekonomi sekitarnya;

    - meningkatkan fungsi lindung;

    - upaya pelestarian sumber daya alam untuk pertanian pangan;

    - meningkatkan pendapatan masyarakat;

    - meningkatkan pendapatan daerah dan nasional;

    - meningkatkan kesempatan kerja;

    - meningkatkan ekspor;

    - meningkatkan perkembangan masyarakat.

    c) Arahan pengelolaan kawasan peruntukan perkebunan :

    pengembangan kawasan perkebunan hanya di kawasan yang dinyatakan

    memenuhi syarat, dan diluar area rawan banjir serta longsor.

    dalam penetapan komoditi tanaman tahunan selain mempertimbangkan

    kesesuaian lahan, konservasi tanah dan air juga perlu mempertimbangkan aspek

    sosial ekonomi dan keindahan/estetika.

    peningkatan Peruntukan kawasan perkebunan dilakukan memalui peningkatan

    peran serta masyarakat yang tergabung dalam kawasan Kimbun masing-masing.

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    25/42

    IV - 25

    perubahan fungsi lahan kawasan perkebunan dapat dilakukan melalui

    mekanisme penilaian biaya dan manfaat ditinjau dari aspek fisik, sosial,

    ekonomi, dan kemasyarakatan.

    kawasan peruntukan perkebunan diarahkan di Kabupaten Lebak, Kabupaten

    Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kota

    Cilegon, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

    Kawasan peruntukan perkebunan meliputi kawasan budidaya lahan kering diarahkan

    pengembangannya seluas kurang lebih 176.957 Ha (20,45%) dari luas Provinsi Banten.

    D. Kawasan Peruntukan Perikanan

    Arahan pengelolaan kawasan peruntukan perikanan antara lain : mempertahankan, merehabilitasi dan merevitalisasi tanaman bakau/mangrove.

    pengembangan minapolitan berupa budidaya perikanan tangkap dan budidaya

    perikanan laut.

    menjaga kelestarian sumber daya air terhadap pencemaran limbah industri maupun

    limbah lainnya.

    pengendalian melalui sarana kualitas air dan mempertahankan habitat alami ikan.

    peningkatan produksi dengan memperbaiki sarana dan prasarana perikanan.

    kawasan peruntukan perikanan diarahkan di Kabupaten Serang, Kabupaten

    Tangerang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, dan Kota Serang.

    E. Kawasan Peruntukan Pertambangan

    a) Kawasan peruntukan pertambangan memiliki fungsi antara lain menghasilkan

    barang hasil tambang yang meliputi minyak dan gas bumi; bahan galian

    pertambangan secara umum, dan bahan galian C;

    b) Kriteria Penetapan

    Pemanfaatan ruang beserta sumber daya tambang dan galian di kawasan

    peruntukan pertambangan harus diperuntukan untuk sebesar-besarnya

    kemakmuran rakyat, dengan tetap memelihara sumber daya tersebut sebagai

    cadangan pembangunan yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-

    kaidah pelestarian fungsi lingkungan hidup;

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    26/42

    IV - 26

    Setiap kegiatan pertambangan harus memberdayakan masyarakat di lingkungan

    yang dipengaruhinya guna kepentingan dan kesejahteraan masyarakat setempat;

    Kegiatan pertambangan ditujukan untuk menyediakan bahan baku bagi industri

    dalam negeri dan berbagai keperluan masyarakat, serta meningkatkan ekspor,

    meningkatkan penerimaan negara dan pendapatan daerah serta memperluas

    lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha;

    Kegiatan pertambangan harus terlebih dahulu memiliki kajian studi Amdal yang

    dilengkapi dengan RPL dan RKL;

    Kegiatan pertambangan mulai dari tahap perencanaan, tahap ekplorasi hingga

    eksploitasi harus diupayakan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan

    perselisihan dan atau persengketaan dengan masyarakat setempat;

    Rencana kegiatan eksploitasi harus disetujui oleh dinas pertambangan setempat

    dan atau oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dan

    pelaksanaannya dilaporkan secara berkala;

    Pada lokasi kawasan pertambangan fasilitas fisik yang harus tersedia meliputi

    jaringan listrik, jaringan jalan raya, tempat pembuangan sampah, drainase, dan

    saluran air kotor.

    c) Arahan pengelolaan kawasan peruntukan pertambangan :

    Pengembangan kawasan pertambangan dilakukan dengan mempertimbangkan

    potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dalam kaitannya dengan

    kelestarian lingkungan.

    Pengelolaan kawasan bekas penambangan yang telah digunakan harus

    direhabilitasi dengan melakukan penimbunan tanah subur sehingga menjadi

    lahan yang dapat digunakan kembali sebagai kawasan hijau, ataupun kegiatan

    budidaya lainnya dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan

    hidup.

    Setiap kegiatan usaha pertambangan harus menyimpan dan mengamankanlapisan tanah atas (top soil) untuk keperluan rehabilitasi/reklamasi lahan bekas

    penambangan.

    Kawasan peruntukan pertambangan mineral meliputi bahan galian logam (emas)

    diarahkan di Kabupaten Lebak (Desa Cikotok, Desa Warung Banten, Desa

    Lebak Situ, Desa Sinargalih, Desa Cimancak, Desa Sukamulya, Desa Cidikit,

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    27/42

    IV - 27

    Desa Citorek, Desa Cikate, Desa Kanekes, Desa Guradog, Desa Bojongmanik,

    Desa Caringin, Desa Gunung Kendang, dan Desa Bulakan), Kabupaten

    Pandeglang (Desa Padasuka, Desa Mangkualam, dan Desa Kramatjaya).

    Kawasan peruntukan pertambangan batubara diarahkan di Kabupaten Lebak

    (Desa Cihara/Cimandiri, Desa Darmasar, dan Desa Bojongmanik).

    Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi diarahkan di Kabupaten

    Pandeglang dan Kabupaten Serang (WKP Kaldera Danau Banten Possible 115

    MW, Gunung Karang Possible 170 MW), Kabupaten Pandeglang (Gunung

    Pulosari Hipotetik 100 MW), Kabupaten Lebak (Pamancalan Speculative 225

    MW, Gunung Endut Speculative 100 MW Possible 40 MW, dan Ciseeng

    Hipotetik 100 MW).

    Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi diarahkan di Blok

    Banten (3.999,00 Km2), Blok Rangkas (3.977,13 Km

    2), Blok Ujung Kulon

    (3.706,47 Km2), Selat Sunda I (8.159,40 Km

    2), Selat Sunda II (7.769,85 Km

    2),

    Selat Sunda III (6.035,64 Km2).

    Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah kerja pertambangan mineral dan wilayah kerja

    pertambangan minyak dan gas dapat dilihat pada Gambar 4.5.

    F. Kawasan Peruntukan Industri

    a) Pengelolaan kawasan budidaya peruntukan industri dilakukan untuk meningkatkan

    nilai tambah ruang guna memenuhi kebutuhan ruang untuk pengembangan

    kegiatan industri, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan dalam

    mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

    b) Kriteria Penetapan

    kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan industri, serta tidak

    mengganggu kelestarian lingkungan

    kawasan yang dalam Pola Dasar Pembangunan Provinsi Banten diarahkan bagi

    pengembangan kegiatan industri

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    28/42

    IV - 28

    Gambar 4.5

    Peta Wilayah Kerja Pertambangan di Provinsi Banten

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    29/42

    IV - 29

    kawasan yang memiliki kelayakan fisik lokasi sebagai berikut:

    - lahan relatif datar (lereng

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    30/42

    IV - 30

    setiap kegiatan industri harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan terhadap

    kemungkinan adanya bencana industri.

    segala bentuk kegiatan industri yang berpotensi memberikan dampak besar dan

    penting harus memiliki rencana aksi tanggap darurat terhadap berbagai potensi

    bencana dan atau kecelakaan industri.

    kawasan peruntukan industri meliputi :

    - Industri besar, diarahkan pada : Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang,

    dan Kota Cilegon.

    - Industri menengah, diarahkan pada : Kota Tangerang, Kota Tangerang

    Selatan, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, dan

    Kabupaten Serang.

    -Industri kecil, diarahkan pada : Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang,

    Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, Kota Tangerang

    Selatan, Kota Serang, dan Kota Cilegon.

    G. Kawasan Peruntukan Pariwisata

    a) Pengelolaan kawasan pariwisata dilakukan untuk memanfaatkan potensi keindahan

    alam dan budaya guna mendorong perkembangan pariwisata dengan

    memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya adat istiadat, mutu dan keindahan

    lingkungan alam untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

    b) Kriteria Penetapan

    kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan pariwisata, serta

    tidak mengganggu kelestarian lingkungan

    kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan pariwisata secara ruang dapat

    memberikan manfaat:

    - meningkatkan devisa dari sektor pariwisata dan meningkatkan investasi di

    daerah;

    - mendorong kegiatan lain yang ada di sekitarnya;

    - tidak mengganggu fungsi lindung;

    - tidak mengganggu upaya kelestarian sumber daya alam;

    - meningkatkan pendapatan masyarakat;

    - meningkatkan kontribusi pada pendapatan daerah dan nasional;

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    31/42

    IV - 31

    - meningkatkan kesempatan kerja;

    - melestarikan budaya lokal;

    - meningkatkan perkembangan masyarakat.

    c)

    Arahan pengelolaan kawasan peruntukan pariwisata :

    tetap melestarikan alam sekitar untuk menjaga keindahan obyek wisata.

    tidak melakukan pengerusakan terhadap obyek wisata alam seperti menebang

    pohon.

    melestarikan perairan pantai, dengan memperkaya tanaman mangrove untuk

    mengembangkan ekosistem bawah laut termasuk terumbu karang dan biota laut

    yang dapat di jadikan obyek wisata taman laut.

    tetap melestarikan tradisi petik laut/larung sesaji sebagai daya tarik wisata.

    menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah.

    meningkatkan pencarian/penelusuran terhadap benda bersejarah untuk

    menambah koleksi budaya.

    pada obyek yang tidak memiliki akses yang cukup, perlu ditingkatkan

    pembangunan dan pengendalian pembangunan sarana dan prasarana transportasi

    ke obyek-obyek wisata alam, budaya dan minat khusus.

    merencanakan kawasan wisata sebagai bagian dari urban/regional desain untuk

    keserasian lingkungan.

    meningkatkan daya tarik wisata melalui penetapan jalur wisata, kalender wisata,

    informasi dan promosi wisata.

    menjaga keserasian lingkungan alam dan buatan sehingga kualitas visual

    kawasan wisata tidak terganggu.

    meningkatkan peranserta masyarakat dalam menjaga kelestarian obyek wisata,

    dan daya jual/saing.

    kawasan peruntukan pariwisata diarahkan di Kawasan wisata Pantai Barat

    (Anyer, Labuan/ Carita, Tanjung Lesung dan Sumur), Kawasan Banten Lama,

    Pelabuhan Karangantu, Kawasan Wisata Pantai Selatan (sepanjang pantai

    selatan dari pantai Muara Binuangeun-Panggarangan-Bayah), Permukiman

    Baduy (Leuwidamar, Cimarga), T.N. Ujung Kulon (Cigeulis, Cimanggu,

    Sumur, P. Panaitan, P. Handeuleum, P. Peucang, Taman Jaya, Pantai Ciputih

    dan Gunung Honje).

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    32/42

    IV - 32

    H. Kawasan Peruntukan Permukiman

    a)Pengeloaan kawasan permukiman dilakukan untuk menyediakan tempat

    bermukim yang sehat dan aman dari bencana alam serta dapat memberikan

    lingkungan yang sesuai untuk pengembangan masyarakat dengan tetap

    memperhatikan kelestarian nilai-nilai budaya adat istiadat, mutu dan keindahan

    lingkungan alam untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

    b)Kriteria Penetapan

    kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kawasan permukiman yang

    aman dari bahaya bencana alam, sehat dan mempunvai akses untuk kesempatan

    berusaha.

    kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan pemukiman secara ruang dapat

    memberikan manfaat:

    - ketersediaan areal pemukiman dan mendayagunakan prasarana dan sarana

    investasi yang ada di daerah sekitarnya;

    - mendorong kegiatan lain yang ada di sekitarnya;

    - tidak mengganggu fungsi lindung;

    - tidak mengganggu upaya kelestarian sumber daya alam;

    - meningkatkan pendapatan masyarakat;

    - meningkatkan kontribusi pada pendapatan daerah dan nasional;

    - meningkatkan kesempatan kerja;

    - mendorong perkembangan masyarakat.

    c) Arahan pengelolaan kawasan peruntukan permukiman :

    pengembangan kawasan budidaya yang secara teknis dapat digunakan untuk

    permukiman harus aman dari bahaya bencana alam, sehat, mempunyai akses

    untuk kesempatan berusaha dan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan

    ketersediaan permukiman, mendayagunakan fasilitas dan utilitas disekitarnya

    serta meningkatkan sarana dan prasarana perkembangan kegiatan sektor

    ekonomi yang ada.

    pengembangan permukiman perdesaan dilakukan dengan menyediakan fasilitas

    dan infrastruktur secara berhirarki sesuai dengan fungsinya sebagai: pusat

    pelayanan antar desa, pusat pelayanan setiap desa, dan pusat pelayanan pada

    setiap dusun atau kelompok permukiman

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    33/42

    IV - 33

    menjaga kelestarian permukiman perdesan khususnya kawasan pertanian.

    pengembangan permukiman perkotaan dilakukan dengan tetap menjaga fungsi

    dan hirarki kawasan perkotaan serta tetap memperhatikan proporsi kawasan

    terbangun terhadap ruang terbuka baik berupa ruang terbuka hijau dan ruang

    terbuka non hijau.

    membentuk cluster-cluster permukiman untuk menghindari penumpukan dan

    penyatuan antar kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman

    disediakan ruang terbuka hijau

    pembentukan perkotaan metropolitan, dihubungkan dengan sistem transportasi

    yang memadai diantaranya mass rapid transit.

    pengembangan KEK untuk kegiatan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

    perkembangan perkotaan menengah dilakukan dengan membentuk pelayanan

    wilayah yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah sekitarnya.

    permukiman perkotaan kecil dilakukan melalui pembentukan pusat pelayanan

    skala kabupaten dan perkotaan kecamatan yang ada di kabupaten.

    permukiman kawasan khusus seperti penyediaan tempat peristirahatan pada

    kawasan pariwisata, kawasan permukiman baru sebagai akibat perkembangan

    infrastruktur, kegiatan sentra ekonomi, sekitar kawasan industri, dilakukan

    dengan tetap memegang kaidah lingkungan hidup dan bersesuaian dengan

    RTRW masing-masing kabupaten/kota.

    kawasan peruntukan permukiman diarahkan tersebar di setiap kabupaten/kota

    di Provinsi Banten

    Kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, dan kawasan

    peruntukan permukiman yang dikategorikan sebagai kawasan perkotaan dikembangkan

    seluas kurang lebih 152.651 Ha (17,65%) dari luas Provinsi Banten.

    Untuk lebih jelasnya mengenai Arahan Kawasan Budidaya dan Kawasan

    Pariwisata dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.7, serta arahan pengembangan

    kawasan budidaya lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    34/42

    IV - 34

    Gambar 4.6

    Peta Arahan Kawasan Budidaya

    SITUS

    BANTEN LAMA

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    35/42

    IV - 35

    Gambar 4.7

    Peta Arahan Kawasan Pariwisata

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    36/42

    IV - 36

    Tabel 4.2

    Arahan Kegiatan, Lokasi, dan Pengendalian Ruang

    Pada Kawasan Budidaya Provinsi Banten

    Kawasan

    Budidaya

    Sub kawasan

    Arahan Kegiatan

    LokasiDiperbolehkan

    Dilarang,

    Diperbolehkan

    dengan syarat

    1. Kawasan

    Peruntukan

    Hutan Produksi

    Pemanfaatan hasil hutan

    dengan memperhatikan

    prinsip-prinsip kelestarian

    lingkungan

    Pembangunan

    infrastruktur yangdibutuhkan untuk

    menunjang kegiatan

    pemanfaatan hasil hutan

    Pemanfaatan lahan

    untuk fungsi-fungsi

    yang berdampak

    negatif terhadapkeseimbangan

    ekologis

    Kab. Lebak, Kab.

    Pandeglang, dan

    Kab. Serang.

    2. Kawasan

    Peruntukan

    Pertanian

    Penanaman tanaman padi

    secara terus menerus

    sesuai dengan pola tanamtertentu

    Penanaman tanamanselain padi, dengan

    mempertimbangkan

    tingkat ketersediaan air

    dan optimalitaskemampuan produksi

    Pemanfaatan untuk

    pembangunan

    infrastruktur penunjangkegiatan pertanian(irigasi)

    Pembangunan

    bangunan fisik

    dengan fungsi yangtidak mendukung

    kegiatan pertanian

    Pemanfaatan lahan

    untuk kegiatan

    pertanian bukan

    lahan basah

    Kab. Tangerang,

    Kab. Pandeglang,

    Kab. Serang, Kab.Lebak, Kota

    TangerangSelatan, Kota

    Serang, Kota

    Tangerang dan

    Kota Cilegon

    3. Kawasan Peruntukan Industri, Pariwisata, dan Permukiman

    3.1KawasanPermukiman

    - Kegiatan yang diizinkanadalah tempat tinggal,

    pertemuan dan

    penunjangnya seperti

    pelayanan pemerintah,perdagangan, perbankan

    dan lain-lain yang sejenis.

    Jenis bangunan yangdiizinkan yaitu rumah

    tinggal, rumah toko,

    gedung pertemuan,

    sekolahan, poliklinik,puskesmas, pasar,

    pertokoan, bank asuransi,dan lain-lain yang sejenis.

    Pemanfaatan lahanuntuk kegiatan yang

    berdampak negatif

    terhadap

    keseimbanganekologis

    Membangun/

    mengembangkankegiatan yang tidak

    sesuai dengan

    kegiatan permukiman

    Tersebar diwilayah Propinsi

    Banten

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    37/42

    IV - 37

    Kawasan

    Budidaya

    Sub kawasan

    Arahan Kegiatan

    LokasiDiperbolehkan

    Dilarang,

    Diperbolehkan

    dengan syarat

    3.2KawasanIndustri

    - Pemanfaatan lahan untukpembangunan bangunan

    dan infrastruktur yang

    menunjang kegiatan

    industri

    Penguasaaan/pemilikan

    tanah yang telah ada dan

    tidak sejalan sengankegiatan industri, dengan

    syarat tidak diintensifkan

    ataupun diekstensifkan(pada kawasan industri)

    Penguasaan, pemilikanpenggunaan dan

    pemanfaatan tanah yang

    telah ada, sepanjangmendukung kegiatan

    utama diizinkan (pada

    wilayah industri)

    Pemanfaatan lahanuntuk fungsi-fungsi

    yang berdampak

    negatif terhadap

    keseimbanganekologis

    Membangun/

    mengembangkankegiatan yang tidak

    sesuai dengan

    kegiatan industri

    Kab. Serang:1.Kragilan.

    2.Cikande.3.Pamarayan.

    4.Kopo.

    5.Tirtayasa.

    6.Pontang.

    7.Kasemen.8.Kramat Watu

    9.Bojonegara.

    Kab. Pandeglang:

    1.Menes.

    2.Labuan.Kab. Lebak:

    1.Pangarangan

    2.Bayah.

    3.Maja.

    4.Sajira.

    Kab. Tangerang:

    1.Pasar Kemis,

    2.Balaraja,3.Cikupa,

    4.Kosambi,5.Legok,

    6.Jayanti,7.Tigaraksa,

    8.Sepatan

    9.Pagedangan.Kota Tangerang:

    1.Jatiuwung,

    2.Batuceper,

    3.Cipondoh,4.Pinang

    5.Karang Tengah,6.Larangan.

    Kota Cilegon:

    1.Ciwandan,2.Citangkil,

    3.Grogol,

    4.Pulomerak.

    Kota TangerangSelatan:

    1.Serpong

    2.Setu

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    38/42

    IV - 38

    Kawasan

    Budidaya

    Sub kawasan

    Arahan Kegiatan

    LokasiDiperbolehkan

    Dilarang,

    Diperbolehkan

    dengan syarat

    3.3KawasanPertambangan

    - Kegiatan yang diijinkanadalah industri

    penambangan, pengolahan

    awal dan pengemasan,

    pengangkutan,pengelolaan dan

    pemantauan kawasan,

    penelitian.

    Jenis bangunan yang

    diijinkan adalah bangunan

    pengolahan danpenunjang, fasilitas

    pengangkutan dan

    penunjangnya, pospengawasan dan kantor

    pengelola, balai penelitian.

    Pemanfaatan lahanuntuk kegiatan yang

    berpotensi untuk

    mengganggu

    produktivitas kegiatanpertanian

    Kegiatan

    pertambangan denganmengabaikan

    kelestarian

    lingkungan

    Tersebar di :Kab. Lebak dan

    Kab. Pandeglang.

    3.4KawasanPariwisata

    Kegiatan yang diijinkan

    adalah kunjungan ataupelancongan, olahraga

    dan rekreasi, pertunjukan

    dan hiburan, komersial,

    menginap/bermalampengamatan, pemantauan,

    penjagaan danpengawasan, pengelolaan

    kawasan.Jenis bangunan yang

    diijinkan adalah gardupemandangan, restoran

    dan fasilitas penunjanglainnya, fasilitas rekreasi

    dan olahraga, tempat

    pertunjukan, pasar dan

    pertokoan serta fasilitasparkir, fasilitas

    pertemuan, hotel, cottage,kantor pengelola dan

    pusat informasi serta

    bangunan lainnya yangdapat mendukung upaya

    pengembangan aktivitaskepariwisataan.

    Vandalisme dan

    tindakan-tindakanlainnya yang dapat

    mengurangi nilai

    obyek wisata serta

    dapat mencemarilingkungan

    Kawasan wisata

    Pantai Barat(Anyer, Labuan/

    Carita, Tanjung

    Lesung dan

    Sumur), KompBanten Lama, Pel.

    Karangantu,Kawasan wisata

    Pantai Selatan(sepanjang pantai

    selatan dari pantaiMuara

    Binuangeun-

    Panggarangan-Bayah),

    Permukiman

    Baduy(Leuwidamar,

    Cimarga), T.N.

    Ujung Kulon

    (Cigeulis,

    Cimanggu, Sumur,P. Panaitan, P.

    Handeuleum, P.Peucang, Taman

    Jaya, Pantai

    Ciputih dan

    Gunung Honje)

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    39/42

    IV - 39

    Kawasan

    Budidaya

    Sub kawasan

    Arahan Kegiatan

    LokasiDiperbolehkan

    Dilarang,

    Diperbolehkan

    dengan syarat

    4. KawasanPeruntukan

    Perkebunan

    Pemanfaatan lahan untukkegiatan agroindustri dan

    agrowisata

    Pemanfaatan lahan untuk

    usaha pertambangan,

    dengan syarat memiliki

    nilai tinggi serta tidak

    menggangu keseimbanganlingkungan

    Pemanfaatan lahan untukkegiatan penyediaan

    sarana dan prasarana jalan,

    listrik, air minum, jaringanirigasi serta pipa minyak

    dan gas; dengan syarat

    tidak menurunkan dayadukung kawasan

    Konservasi fungsi sebagaikawasan pertanian sawah

    dengan

    mempertimbangkan daya

    dukung lingkungan

    Pemanfaatan lahanuntuk fungsi-fungsi

    yang berdampak

    negatif terhadap

    keseimbanganekologis

    Kab. Lebak, Kab.Pandeglang, Kab.

    Serang, Kab.

    Tangerang, Kota

    Serang, KotaCilegon dan Kota

    Tangerang

    Untuk lebih lebih jelasnya mengenai luas dan presentasi arahan pola ruang kabupaten/kota

    di Provinsi Banten dapat dilihat pada tabel 4.3dan rencana pola ruang pada Gambar 4.8

    berikut.

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    40/42

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    41/42

    Gambar 4.8

    Peta Arahan Pola Ruang ganti dengan yang baru diperbaiki yeyet...............

  • 7/23/2019 Bab IV Pola Ruang

    42/42