bahan ajar skrining klinis

Upload: taufiq-ramadhan

Post on 27-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 BAHAN AJAR Skrining Klinis

    1/4

    1

    Pertimbangan klinis

    1.

    Adanya alergi

    Apoteker harus mendapatkan informasi seluas-luasnya tentang kondisi pasien,

    termasuk jika belum ada keterangan tentang alergi.

    2.

    Efek samping

    3. Interaksi Obat

    Menurut mekanismenya, interaksi obat dapat terjadi baik secara farmasetis,

    farmakokinetik maupun farmakodinamik. Interaksi farmasetis adalah interaksi

    yang terjadi saat obat belum sampai ke tubuh, yaitu pada inkompatibilitas fisika

    dan kimia. Secara farmakokinetik, interaksi dapat terjadi selama proses absorbsi,

    distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Secara farmakodinamik, interaksi terjadi

    antara 2 atau lebih obat yang mengakibatkan adanya kompetisi dalam

    pendudukan reseptor sehingga meniadakan salah satu efek dari obat yang

    digunakan.

    Contoh interaksi pada proses absorbsi misalnya obat yang satu merubah

    kecepatan atau jumlah obat lain yang diabsorbsi. Pada proses distribusi,

    mekanisme dapat terjadi karena terbatasnya protein plasma darah yang

    dibutuhkan oleh obat untuk berikatan. Pada proses metabolisme, mekanisme

    interaksi bisa berupa inhibisi atau induksi enzim pemetabolisme obat. Pada proses

    ekskresi, misalnya suatu obat menyebabkan perubahan pH urin sehingga merubah

    klirens obat lainnya.

    Efek dari interaksi obat:

    a.

    Efek sinergis: 1+1 = 10 (Obat A dan obat B digunakan bersamaan sehingga

    menghasilkan efek yang jauh lebih besar)

    b.

    Efek antagonis: 1+1 = 1 (Obat A dan obat B diminum bersamaan sehingga

    efeknya meniadakan salah satu obat)

    c. Efek additif: 1+1 = 2 (Obat A dan obat B digunakan bersamaan sehingga

    memberikan efek ganda).

    4. Kesesuaian dosis, durasi, dan jumlah obat yang diminta

    Dalam pengobatan perlu dipastikan bahwa kadar obat selalu berada di atas KEM

    (konsentrasi efektif minimum) dan di bawah KTM (konsentrasi toksis minimum),

  • 7/25/2019 BAHAN AJAR Skrining Klinis

    2/4

    2

    sehingga perlu aturan dosis yang mengatur dosis dan jarak waktu pemberian agar

    obat mencapai konsentrasi terapi sesuai dengan yang dikehendaki.

    Aturan dosis dapat diberikan dalam tiga dasar kategori:

    Dosis pemeliharaan, yaitu pada konsentrasi efektif. Efek obat harus selalu

    terpelihara pada jendela terapi.

    Dosis terapi pada periode waktu tertentu. Dosis yang diberikan hanya dalam

    waktu tertentu tingkat terapi yang diinginkan, seperti pada pemberian

    antibiotika terhadap pengobatan infeksi dan obat-obat dengan t1/2pendek.

    Dosis tunggal atau terapi jangka pendek. Dosis ini diberikan pada keadaan

    efek obat yang diinginkan hanya untuk sesaat, seperti pada pengobatan

    simptomatik.

    Beberapa faktor yang memengaruhi dosis:

    Usia bayi dan anak-anak sangat peka terhadap obat karena fungsi hati,

    ginjal, dan sistem enzimnya belum sempurna. Begitu juga pada orang tua

    karena fungsi hati dan ginjal yang telah menurun. Dosis untuk orang tua:

    o 65-74 tahun: dosis biasa10%

    o 7584 tahun: dosis biasa20%

    o > 85 tahun: dosis biasa30%

    Bobot badan

    Luas permukaan badan

    Jenis Kelamin

    Beratnya penyakit

    Karena banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam memberikan dosis,

    perlu dicek kembali apakah dosis yang diminta di resep sesuai dengan dosis lazim

    anak atau dewasa, dan tidak melebihi dosis maksimal sesuai usia pasien. Dosis

    lazim adalah jumlah obat yang sering digunakan dan merupakan dosis terapi.

    Dosis maksimal adalah jumlah maksimal obat yang dapat diberikan tanpa

    menimbulkan efek toksis.

    Perhitungan dosis maksimal yang ada pada literatur semuanya menggunakan

    dosis dewasa. Jika pasiennya anak-anak, ada beberapa pendekatan rumus yang

    dapat digunakan untuk menghitung dosis maksimal anak, diantaranya:

    Rumus Fried and Clark (untuk anak kurang dari 1 tahun)

    ( ) ( )

    150x Dosis maksimal dewasa

  • 7/25/2019 BAHAN AJAR Skrining Klinis

    3/4

    3

    Rumus Young (untuk anak usia 1-8 tahun)

    ( )

    + 12x dosis maksimal dewasa

    Rumus Dilling (untuk anak usia 8-20 tahun)

    ( )

    20x dosis maksimal dewasa

    Contoh: R/ Phenobarbital 40 mg

    Lactosum qs

    m.f. pulv dtd no X

    t.t.d.d. pulv I

    Pro: Shinta (3 tahun 9 bulan)

    Diketahui dosis maksimal phenobarbital untuk orang dewasa adalah 300 mg

    (1kali pemakaian) dan 600 mg (1 hari). Maka perhitungan dosis maksimal

    phenobarbital untuk anak usia 3 tahun 9 bulan (3,75 tahun) adalah:

    3,75

    3,75+ 12x 300 mg = 71,43 mg

    3,75

    3,75+ 12x 600 mg = 142,68 mg

    Bandingkan pada resep, pasien Shinta meminum 40 mg Phenobarbital dalam 1

    kali minum dan 40x3= 120 mg dalam 1 haritidak over dosis.

    R/Kotrimoksazol 2,4

    Phenobarbital 0,6

    Sir. simplex

    Aqua aa 60

    S.t.d.d.sendok kecil I

    Pro: Anne (12 tahun)

    Perhitungan dosis maksimal phenobarbital pada anak usia 12 tahun adalah:12

    20x 300 mg = 180 mg

    12

    20x 600 mg = 360 mg

    Bandingkan pada resep, Anne meminum phenobarbital:

    1 kali pakai:0,6

    124,23x 5 ml x 1,3 g/ml= 31,39 mgtidak over dosis

    1 hari : 3 x 31,39 = 94,17 mgtidak over dosis

    Keterangan:Berat total = 2,4 g + 600 mg + 60 g + 60 g +1% CMC Na = 124,23 g.Jumlah sirup > 1/6 berat total obat, sehingga berat jenis cairan = 1,3 g/ml.

  • 7/25/2019 BAHAN AJAR Skrining Klinis

    4/4

    4

    Jika jumlah sirup < 1/6 berat total obat, maka berat jenis cairan masih dianggap = 1.

    Sendok makan= 15 ml, sendok bubur= 8 ml, sendok kecil = 5 ml, sendok teh = 3 ml.

    Jika dokter memang menginginkan dosis obat lebih dari dosis maksimal, maka

    dokter akan memberi tanda seru atau tanda tangan.

    Niken Nur Widyakusuma, S.Farm., Apt

    Lab MFFM Fakultas Farmasi UGM

    2012