benalu sarang semut papua (nongon)

Upload: budivinola

Post on 11-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Benalu Sarang Semut Papua (Nongon)

    1/3

    Halaman 1 dari 3

    OBAT TRADISIONAL

    Sarang Semut , Benalu Papua Sembuhkan Berbagai Penyakit

    PREVIEW

    Tanaman obat tempat tinggal koloni semut

    Labirin Sarang Semut. Foto: toko-papua.blogspot

    Tanaman sarang semut terdiri dari beberapa bagian utama: daun, batang, dan akar. Bagian yang serupa

    umbi sebetulnya adalah batang yang membesar. Di sinilah labirin tempat berkumpulnya sejumlah semut

    berwarna hitam / kuning. Labirin ini tidak terbentuk akibat aktivitas dari semut-semut penghuninya akan

    tetapi terbentuk dengan sendirinya.

    Nama sarang semut diberikan karena hadirnya semut dalam bagian "umbi' itu. Ada yang menyebutnya

    Sermut karena dalamnya hidup koloni semut (Sermut), ada yang menyebutnya sarang semut (Sarmut), dan

    ada pula yang menamakannya Benalu Hutan. Warga Wamena sendiri menyebut tanaman ini Nongon.

    Sarang Semut (Myrmecodia Jack) merupakan tanaman epifit yang menempel pada tumbuhan lain, seperti

    pohon Kaha, Kayu Putih, dan Cemara Gunung. Walaupun tanaman ini epifit, dia tidak merugikan tanaman

    yang ditumpangi. Tanaman sarang semut memperoleh makanan dari kotoran semut-semut yang tinggal di

    dalamnya.

    Semut itu tertarik untuk tinggal di dalam tanaman sarang semut karena tanaman ini memprouksi gula(glikosida) yang bisa dimanfaatkan untuk makanan. Unsur-unsur hasil produksi semut dalam tanaman inilah

    yang dijadikan obat oleh masyarakat Papua. Tanaman sarang semut menjadi sangat berkhasiat untuk

    menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami dan aman.

    Di provinsi Papua tumbuhan sarang semut banyak ditemui terutama di daerah pegunungan tengah yaitu di

    hutan belantara kabupaten Jayawijaya, Tolikara, Puncak Jaya, Pegunungan Bintang, dan Paniai.

    SEJARAH PENEMUANNYA

    Tanaman liar benalu yang merupakan musuh setiap tanaman itu ternyata memberikan manfaat bagi umat

    manusia. Bukan sembarang benalu, tetapi benalu Papua yang hidup di hutan belantara dan tumbuh pada

    pohon-pohon besar.

  • 7/23/2019 Benalu Sarang Semut Papua (Nongon)

    2/3

    Halaman 2 dari 3

    Daun benalu itu mirip dengan daun anggrek yang hidup liar di hutan-hutan, karena bentuknya agak

    memanjang dan tumbuh pada poros akar. Sedangkan akarnya menggelembung dan di dalamnya terdapat

    lubang-lubang tak beraturan.

    Lubang-lubang pada akar tersebut paling disukai oleh semut. Hewan kecil itu kemudian bersarang turun-

    temurun di dalam akar tersebut sehingga meninggalkan enzim. Akar benalu yang merupakan sarang semutitu, setelah diteliti oleh LIPI, ternyata mengandung zat yang sangat berguna bagi tubuh manusia.

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr Ir Ahkam Subroto dan APU Hendro Saputro dari LIPI tersebut

    disebutkan bahwa enzim yang terdapat pada sarang semut itu mampu menyembuhkan berbagai penyakit,

    antara lain kanker, jantung koroner, leukimia, gangguan fungsi ginjal, memulihkan gairah seksual. Namun

    utamanya adalah untuk menambah stamina dan pencegahan berbagai penyakit.

    Menurut Sukamsi Kertajaya dari Sentra Benalu Sarang Semut, Cilacap, penemuan sarang semut benalu itu

    sama sekali tidak disengaja. Pada tahun 1992 lalu dia berburu ikan hias di berbagai pulau. Saat itu dia

    masuk ke pedalaman Papua dan melihat seorang warga sedang mengobati tetangganya yang sedang sakit.

    Secara medis penyakit tersebut sangat gawat. Tapi bagi orang pedalaman Papua, penyakit yang diderita

    warga itu adalah penyakit biasa yang bisa disembuhkan dengan obat tradisional. Cara pengobatannya,

    mengambil sesuatu yang berwarna cokelat tua dan dimasukkan ke dalam suatu tempat kemudian disiram

    dengan air panas (mendidih).

    Selang beberapa saat kemudian benda berwarna cokelat tua itu diambilnya dan airnya diminumkan kepada

    penderita. Lambat-laun penyakit si penderita itu sembuh, bahkan sembuh total. Si penderita lalu diminta

    agar minum tiga kali sehari agar penyakitnya tidak kambuh kembali. Dia kemudian membatalkan perburuan

    ikan hias dan beralih melakukan penelitian terhadap akar benalu tersebut.

    Agar lebih aman dan tidak berpengaruh terhadap tubuh manusia, sarang semut yang ada di dalam akar

    benalu itu dibersihkan. Setelah tidak ada kotoran-kotoran yang menempel pada akar tersebut, kemudian

    dijemur sinar matahari. Penjemuran tidak bisa dilakukan selama satu atau dua hari saja, melainkan bisa

    mencapai empat sampai lima hari. Akar yang sudah benar-benar kering itu baru bisa dikonsumsi secara

    aman oleh manusia. Gelembung akar kemudian diris-iris agak tipis dan dikemas dalam botol-botol. Isi

    dalam botol itu kurang lebih sekitar seperempat ons dan bisa dikonsumsi selama 15 hari.

    Cara mengonsumsi adalah, antara 2 sampai 3 keping akar benalu kering dimasukkan dalam gelas dan

    dituang air mendidih. Lama kelamaan air yang ada dalam gelas itu berubah seperti air teh, kemudian

    diminum sehari 3 kali (pagi, siang, dan sore). Akar yang ada di dalam gelas itu bisa diambil kembali dan bisadiulang sampai 3 kali minum.

    Cara pengambilan benalu yang tumbuh di pohon-pohon besar di hutan belantara Papua itu hanya bisa

    dilakukan oleh orang pedalaman yang sudah terbiasa memanjat pohon besar berdiameter sekitar dua

    meter. Mereka sangat pandai dalam memanjat pohon itu.

    Setiap kali pengambilan benalu dalam sehari paling-paling hanya memperoleh 50 kg basah atau hanya 5 kg

    kering. Usaha ini sekaligus memberdayakan orang-orang pedalaman Papua untuk bekerja mencari benalu

    dan memproses pengeringan akar benalu serta pengepakan dalam botol-botol. (Ragil Riyanto)

  • 7/23/2019 Benalu Sarang Semut Papua (Nongon)

    3/3

    Halaman 3 dari 3