budi, daya dan rasa

Upload: farah-faruq

Post on 05-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Budi, Daya Dan Rasa

    1/2

    Budi, Daya dan Rasa

    Manusia, manusia, manusia. Secara epistimologi manusia didefnisikan ke

    dalam berbagai sudut pandang. Saya tidak akan menyebutkan satu

    persatunya, saya hanya akan menyebutkan salah satunya yang saya

    pinjam dari epistimologinya orang Jawa tentang manusia; yaitu terdiri dari

    tiga suku kata; "Menus-menus kakean dosa" yang kurang lebih berarti

    elok dipandang, kelihatan sempurna dan indah tetapi tidak akan pernah

    lepas dari yang namanya dosa. enar atau salah epistimologi tersebut

    bukan hal yang perlu kita ketahui jawabannya sekarang dan tidak perlu

    kita perbincangkan panjang lebar, yang jelas !lloh Swt. sang "encipta

    memberi tiga paket lengkap kepada makhlu#$%ya yang bernama manusia

    yaitu budi, daya dan rasa.

    udi bisa diterjemahkan sebagai pergolakan akal manusia untukmencapai apa yang dia inginkan; keinginan ragawi, keinginan rohani

    bahkan sampai keinginan hewani sekalipun ditentukan oleh yang

    namanya budi. Sedangkan daya bisa dideskripsikan secara singkat

    sebagai usaha akti& yang melibatkan olah badaniyah berbentuk tenaga

    yang keluar lewat gerak tubuh manusia berupa pekerjaan yang dilakukan

    untuk memenuhi tuntutan yang dicita$citakan oleh budi. erbeda dengan

    budi dan daya, rasa lebih melibatkan hal$hal yang tidak tampak secara

    inderawi tetapi mempunyai peranan yang luar biasa pentingnya dalam

    menentukan arah terlaksananya budi dan daya. ahkan secara medis

    sering terungkap bahwa rasa$lah yang menyebabkan seonggok tubuh

    manusia menjadi sehat atau sakit hingga mencapai '( ). Sungguh

    sebuah paket yang luar biasa lengkap, sungguh sempurna seperti titah$

    %ya dalam surat !t$*iin ayat +, Sesungguhnya kami Telah menciptakan

    manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

    etiga paket yang telah diintegrasikan kepada manusia tersebut akan

    hilang kesempurnaannya jika ketiganya tidak dipergunakan sebagaimana

    mestinya. *idak sempurna jika digunakan tidak sesuai dengan aturan

    baku yang juga telah ditetapkan oleh pencipta$%ya. *idak sempurna jikahanya digunakan secara parsial meninggalkan penerapan holistik yang

    diinginkan sebagian manusia yang sadar betul bahwa untuk mencapai

    kesempurnaan menghamba kepada !lloh Swt. maka secara mutlak ketiga

    anugerah tersebut harus bersatu padu seiring sejalan. ukan hal yang

    mudah untuk dilaksanakan, sebaliknya bukan hal yang berat untuk

    diupayakan mati$matian jika manusia tidak ingin seperti surat !t$*iin ayat

    (, Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya

    (neraka).

  • 7/21/2019 Budi, Daya Dan Rasa

    2/2

    Manusia akan kembali menjadi rendah jika dalam tindakannya hanya

    menggunakan budi dan daya, meninggalkan rasa. etika perilaku manusia

    seperti itu maka sesungguhnya perbuatan baik yang dilakukannya

    menjadi bukan kebaikan yang hakiki. Sebaliknya ketika budi, daya dan

    rasa berjalan sinergi bahkan perbuatan burukpun akan mendatangkankebaikan hakiki. ukan berarti manusia harus berbuat buruk untuk

    mendapatkan kebaikan hakiki, yang berbuat baik saja belum

    mendatangkan kebaikan ketika rasa yang timbul dalam dirinya justru rasa

    sombong, menghina bahkan merendahkan orang lain. "arahnya lagi

    timbulnya perasaan bahwa perbuatan baiknya atas prestasi diri sendiri,

    olah maksimal budi dan daya diri manusia itu sendiri, sebagai ujungnya

    semua diukur atas dasar logika. -ubungan keluarga, hubungan

    pertemanan dan bahkan hubungan manusia dengan *uhannya$pun

    terukur secara logis dan meninggalkan rasa.

    Sebaliknya perbuatan buruk yang mendatangkan kebaikan yang hakiki

    akan terjadi jika manusia mampu memaksa dirinya sendiri untuk

    mengompakkan ketiga potensinya diiringi rasa bahwa dirinya belum bisa

    berbuat baik yang baik menurut *uhannya tanpa meninggalkan usaha

    budi dan dayanya untuk menjadi baik. ia sadar sesadar$sadarnya bahwa

    dia merasa hina dihadapan$%ya atas perbuatan buruknya, dia hormat

    sehormat$hormatnya kepada orang yang dia anggap sudah sempurna

    tindakannya. Sebagai hasilnya manusia dengan tipologi ini benar$benar

    menyandarkan dirinya kepada *uhannya agar dia selalu mendapatbimbingan dan pertolongan$%ya untuk bisa dan senantiasa berbuat baik

    yang sesuai dengan kriteria yang *uhan ridloi. Memakai istilah /mam /bnu

    0!thoillah orang seperti ini masuk kategori orang yang iltia! ila lloh# dan

    manusia seperti inilah manusia yang berupaya mati$matian untuk menjadi

    manusia yang sebaik$baiknya. ia mengetahui bahwa dirinya banyak

    berbuat dosa tetapi sadar akan dosanya dan selalu mau memperbaikinya.

    !khirnya bukanlah berlebihan dan sangat presisi jika /mam /bnu 0!thoillah

    mengajarkan kepada kita semua bahwa perbuatan maksiat tetapi

    memunculkan rasa hina dan rasa sangat butuh kepada !lloh Swt. akan

    jauh lebih baik ketimbang perbuatan baik tetapi bersanding

    bercengkrama dengan perasaan terhormat, sombong, menghina dan

    merendahkan orang lain. Mengembalikan rasa kepada &ungsi dasarnya

    yaitu merasakan dan rumongso kepada !lloh adalah mutlak dan wajib

    dilakukan manusia. *idak hanya itu saja, menjadikan rasa sebagai

    panglima besar dalam memimpin budi dan daya adalah sebuah keharusan

    dalam upaya memaksimalkan potensi yang diberikan !lloh kepada

    manusia supaya manusia menjadi benar$benar sempurna dalam bentuk

    ahsani ta$%iim. &allohu 'alamu bis sho%ab