buku diktat tropmed

52
PENDAHULUAN RESEP Menur ut SK Menke s No.99 2/me n/kes/p er/X/1 993, Resep adalah permint aan tertu lis dari dokter kepada apoteker/farmasis pengelola apotek untuk memerikan oat !adi atau mera"ik oat dalam en tuk ter tentu sesuai den gan kea hli ann#a , takaran dan !umlah oat sesuai dengan #an g diminta , kemudian me n#erah kan n#a kepada #a ng er hak/pa sien. $emaran resep umu mn# a  erentuk empat persegi pan!ang, ukuran ideal lear 1%&12 "m dan pan!ang 1'&2% "m. (alam arti #ang luas, resep merupakan per)u!udan akhir *implementasi+ dari kompetensi pengetahuan keahlian kedokteran dalam menerapkan pengetahuaan#a di idang farmakologi dan terapi. Latar Belakang Penulisan Resep (emi keamanan penggunaan, oat diagi dalam eerapa golongan. Se"ara garis esar dapat diagi dalam dua golongan, #aitu oat eas * OTC : Other the coun ter) dan thi"al *oat keras,  psikotropika, dan narkotika+, harus dila#ani dengan resep dokter. -adi seagian oat tidak isa diserahkan langsung kepada pasien atau mas#arakat, tetapi harus melalui resep dokter * on medical  presception only+. (alam s#stem distriusi oat nasi onal peran dokter seagai medical care dan alat kesehatan iku t me nga )asi penggu naan oa t ole h mas #a rakat, apo tik seaga i org an dis tri utor ter dep an er had apa n lan gsung denga n mas #a rakat ata u pas ien dan apo teker er per an seaga i  pharmaceutical care dan informan oat serta melakukan peker!aan kefarmasiaan di apotek. Tujuan Penulisan Resep 1. Memu dahkan dokte r dalam pela# anan kes ehatan di id ang fa rmasi /oat 2. Memini mal kan kesa lahan da lam pem erian oa t 3. 0er! adi " ontro l sila ng * cross check + dalam pela#anan kesehatan di idang farmasi/oat . nstalasi farmasi/apo tek )aktu u kan# a leih pan!an g dalam pel a#an an diand ingkan p raktek dokter '. (i tunt ut pera n da n tanggung !a)a dokte r da lam pe nga)asan di st ri usi oat ke pada mas#arakat . 4eme rian oat leih rasion al d iand ingka n d ispens ing 5. 4ela# ana n lei h e rori entasi kepa da pasien *  patient oriented + da n me nghi ndar i material oriented Pengertian Penulisan Resep 4enuli san res ep art in# a men gap lika sikan penget ahuan mem eri kan oa t kep ada pas ien melalui kertas resep sesuai dengan keutuhan, sekaligus permintaan se"ara tertulis kepada apoteker di apotek agar oat dierikan sesuai permintaan . 4ihak apotek erk e)a!ia n mela# ani se"ara tepat, memeri informasi terutama #ang men#angkut dengan penggunaan dan mengkoreksinta supa#a tidak

Upload: ade-apenk

Post on 18-Oct-2015

279 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tropmedm

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN RESEPMenurut SK Menkes No.992/men/kes/per/X/1993, Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker/farmasis pengelola apotek untuk memberikan obat jadi atau meracik obat dalam bentuk tertentu sesuai dengan keahliannya, takaran dan jumlah obat sesuai dengan yang diminta, kemudian menyerahkannya kepada yang berhak/pasien. Lembaran resep umumnya berbentuk empat persegi panjang, ukuran ideal lebar 10-12 cm dan panjang 15-20 cm. Dalam arti yang luas, resep merupakan perwujudan akhir (implementasi) dari kompetensi pengetahuan keahlian kedokteran dalam menerapkan pengetahuaanya di bidang farmakologi dan terapi.

Latar Belakang Penulisan Resep

Demi keamanan penggunaan, obat dibagi dalam beberapa golongan. Secara garis besar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu obat bebas (OTC : Other the counter) dan Ethical (obat keras, psikotropika, dan narkotika), harus dilayani dengan resep dokter. Jadi sebagian obat tidak bisa diserahkan langsung kepada pasien atau masyarakat, tetapi harus melalui resep dokter (on medical presception only). Dalam system distribusi obat nasional peran dokter sebagai medical care dan alat kesehatan ikut mengawasi penggunaan obat oleh masyarakat, apotik sebagai organ distributor terdepan berhadapan langsung dengan masyarakat atau pasien dan apoteker berperan sebagai pharmaceutical care dan informan obat serta melakukan pekerjaan kefarmasiaan di apotek.Tujuan Penulisan Resep

1. Memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi/obat

2. Meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat

3. Terjadi control silang (cross check) dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi/obat

4. Instalasi farmasi/apotek waktu bukanya lebih panjang dalam pelayanan dibandingkan praktek dokter

5. Dituntut peran dan tanggung jawab dokter dalam pengawasan distribusi obat kepada masyarakat

6. Pemberian obat lebih rasional dibandingkan dispensing

7. Pelayanan lebih berorientasi kepada pasien (patient oriented) dan menghindari material orientedPengertian Penulisan Resep

Penulisan resep artinya mengaplikasikan pengetahuan memberikan obat kepada pasien melalui kertas resep sesuai dengan kebutuhan, sekaligus permintaan secara tertulis kepada apoteker di apotek agar obat diberikan sesuai permintaan. Pihak apotek berkewajiban melayani secara tepat, memberi informasi terutama yang menyangkut dengan penggunaan dan mengkoreksinta supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian obat. Diharapkan pemberian sediaan lebih aman dan rasional. Yang berhak menulis resep adalah : 1) Dokter (dokter umum dan spesialis); 2) Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut; 3) Dokter hewan, terbatas pengobatan untuk hewan.

Kode Etik Penulisan ResepKarena menyangkut sebagian dari rahasia jabatan kedokteran dan kefarmasian, oleh karena itu tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada yang tidak berhak. Resep rahasia dokter dengan apoteker mengenai penyakit penderita, khusus beberapa penyakit, dimana penderita tidak ingin mengetahuinya. Untuk itu kerahasiaan dan kode etik serta tata cara penulisan resep diperlukan untuk menjaga hubungan kolegelitas yang harmonis antara profesi.

Istilah-istilah obat yang perlu diketahui

Obat sering disebut obat modern ialah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia.

a. Obat tradisional, ialah obat jadi atau obat berbungkus yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral dan atau sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang usaha pengobatan berdasarkan pengalaman.

b. Obat jadi, yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suposutoria atau bentuk lain yang mempunyai nama teknis sesuai dengan F.I atau buku lain.

c. Obat paten, yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.

d. Obat baru, ialah obat yang terdiri atau berisi suatu zat baik sebagai bagian yang berkhasiat, maupun yang tak berkhasiat, misalnya, lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu (vehiculum) atau komponen lain yang belum dikenal, hingga tidak diketahui khasiat dan keamanannya.

e. Obat esensial, adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak yang meliputi diagnose, profilaksi terapi dan rehabilitasi.

f. Obat generik berlogo, adalah obat esensial yang tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan mutunya terjamin karena diproduksi sesuai dengan persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (C.P.O.B) dan diuji ulang oleh Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan.

g. Obat wajib apotek, ialah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep Dokter oleh Apoteker di apotek.

Logo Obat

1. Obat Over-The-Counter (OTC, Obat Bebas)Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas oleh siapapun tanpa menggunakan resep dokter. Tanda atau logo pada kemasan obat bebas adalah lingkaran hijau dengan tepi hitam. Contoh obat golongan ini adalah paracetamol. Pada formularium obat di Indonesia, kelompok ini diberi kode grup B. Ingat bahwa obat bebas pun dapat mengakibatkan toksisitas atau overdosis, sehingga konsumen tetap perlu membaca instruksi pada kemasan obat sebelum mengkonsumsinya.

2. Obat Bebas TerbatasObat bebas terbatas adalah obat-obatan yang sebenarnya ditujukan untuk pemberian dengan resep dokter, tetapi obat ini masih dapat dibeli bebas tanpa resep dokter. Label obat semacam ini biasanya mengandung tanda peringatan khusus. Obat-obatan ini memiliki logo berupa lingkaran biru dengan tepi hitam. Contoh obat-obatan golongan ini adalah obat influenza, CTM. Dalam sistem formularium Indonesia, obat golongan ini ditandai sebagai grup G.

3. Obat Resep dan PsikotropikaObat resep adalah obat-obatan yang dapat dibeli hanya dengan resep dokter. Obat golongan ini tidak dapat dibeli bebas oleh karena pembatasan tertentu, misalnya dari aspek kontraindikasi, efek samping, peringatan dan perhatian, atau dosis maksimal (batas keamanan yang sempit). Contoh obat golongan ini adalah antibiotik dan asam mefenamat. Sedangkan psikotropika adalah obat-obatan alami ataupun buatan non-narkotik yang memiliki aktivitas dan selektivitas efek terhadap sistem saraf pusat, terhadap efek perilaku dan status mental. Misalnya diazepam, fenobarbital, dan beberapa anggota golongan benzodiazepin lainnya. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Dalam sistem formularium Indonesia, kedua golongan obat ini termasuk dalam grup W.

4. Obat NarkotikaObat narkotika berasal dari tumbuhan dan sumber lainnya, baik alamiah maupun buatan, dan dapat mempengaruhi kesadaran, persepsi nyeri, sensorik, dan dapat menyebabkan ketergantungan. Contohnya alprazolam, codein, morfin, dan petidin. Dalam sistem formularium Indonesia, obat ini termasuk golongan O.

Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi tersebut dapat diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat bebas dan bebas terbatas.Logo Obat Tradisional

1. Jamu

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Jamu biasanya dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan nenek moyang yang disusun dari 5-10 macam tanaman obat bahkan lebih.

2. Obat Herbal Berstandar

Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, hewan, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak.

3. FitofarmakaFitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan.

PENULISAN RESEPFormat Penulisan Resep

Resep terdiri dari 6 (enam) bagian

1. Inscriptio : Nama dokter, No SIP, alamat/telp/hp/kota/tempat, tanggal menulis resep. Untuk resep obat narkotika, hanya berlaku untuk satu kota satu propinsi. Sebagai identitas dokter penulis resep. Format inscription suatu resep dari rumah sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktek pribadi.2. Invocation : Permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin R/ = RESIPE artinya ambilah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi apoteker di apotek3. Prescription/Ordonantio : yaitu nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan.

4. Signatura, yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian harus jelas, untuk keamanan pengguanaan obat dan keberhasilan terapi.

5. Subscription, yaitu tanda tangan/paraf penulis resep berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut.

6. Pro (peruntukan), dicantumkan nama dan umur pasien, teristimewa untuk obat narkotika juga harus dicantumkan alamat pasien (untuk laporan ke Dinkes setempat).

Contoh Resep :

Inscriptio

Invocation

Prescription

Signatura

Subscription ProPola Penulisan Resep

Penulisan resep sebaiknya mengindahkan urutan sebagai berikut :

1. Remedium Cardinal

Obat untuk terapi utama seperti antibiotik, antihipertensi, antiviral, antikonvulsan, dan lainnya2. Remedium adjuvant

Obat simptomatik : analgetika, antipiretika, antiinflamasi

Kombinasi untuk mengatasi resistensi obat Obat untuk mengatasi efek samping obat3. Roborantia

Obat untuk memacu metabolisme (vitamin, enzim pencernaan)

Suplemen (mineral, trace mineral, dan as. amino esensial)

Tonikum

Stimulansia

Formula Resep

Preskripsi dokter dapat menggunakan 3 macam formula resep :

1. Formula Officinalis2. Formula Magistralis

3. Formula Specialistis

1. Formula Standar (Officinalis)

Nama obat yang ditulis merupakan nama generik, tersedia sebagai sediaan generik berlogo

Penulisan resep cukup sederhana dan cepat

Harga obat relatif murah

Perlu dipahami macam sediaan generik yang ada, karena masih terbatas sediaannya di pasaran.

Contoh Resep :

R/ Caps. Amoxycillin 250mg No.XX

S.t.d.d.caps IKet: dengan resep diatas, dokter menggunakan formula standar yang tersedia dalam sediaan (jadi) generic berlogo. Amoxycillin tersedia dalam bentuk sediaan : Kapsul 250mg

Kabtab 500mg

Serbuk injeksi 1gr/vial

Sirup kering 125mg/5ml (60ml)

2. Formula Magistralis Disebut juga resep racikan

Selain menuliskan bahan obat, juga bahan tambahan (jenis bahan tambahan tergantung BSO yang dipilih)

Perlu dipahami : sifat obat, interaksi farmasetik, macam bentuk sediaan, dan macam bahan tambahan yang dapat digunakan, serta pedoman penulisan formula magistralis

Bahan obat sedapat mungkin menggunakan bahan baku. Pencampuran bahan obat > 1 perlu diperhatikan apakah ada interaksi dan apakah rasional

BSO yang dipilih : serbuk (pulveres, pulvis adsp), kapsul, larutan (solution dan infusa), suspense, unguenta, pasta, dan cream Penentuan bahan tambahan (corigen saporis, odoris, coloris, dan constituen/vehiculum

Susunan unsur inscription ditulis dengan urutan :

R/ Remedium cardinal

Remedium adjuvant/corrective

Remedium corrigensia (saporis, odoris, coloris)

Remedium constituen (vehiculum)

Contoh Resep:

R/ Paracetamol mg 120

Sach.lactis qs

m.f.l.a pulv No.X

S.p.r.n.t.d.d.pulv I

Ket : ambillah paracetamol 120 mg, sach lact secukupnya, campur dan buatlah menurut aturan puyer sebanyak 10 bungkus

3. Formula Specialistis

Nama obat yang ditulis merupakan nama paten dari pabrik obat yang memproduksi sediaan obat tersebut.

Kadang-kadang pabrik obat memproduksi obat paten dengan berbagai bentuk sediaan, kekuatan, dan dalam kombinasi obat

Apabila penulisan formula ini kurang jelas atau tidak lengkap dapat mengakibatkan kesalahan dalam pelayanan di apotek

Contoh resep :

R/ Capl.Kalmoxillin 500mg No.XX

S.3.d.d.capl.I

Ket : Kalmoxillin merupakan nama obat paten yang berisi amoxicillin trihidrat dan tersedia dalam bentuk sediaan :

Kapsul 250mg

Kaplet 500mg

Suspensi kering 125mg/5ml ; 250 mg/5ml dengan kemasan volume 60ml

Injeksi 1gr/vial

Hal Resep

i. Resep Dokter hewan hanya ditunjukan untuk penggunaan pada hewan.ii. Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri yaitu tidak boleh ada iterasi (ulangan); ditulis nama pasien tidak boleh m.i = mihipsi = untuk dipakai sendiri; alamat pasien dan aturan pakai (signa) yang jelas, tidak boleh ditulis sudah tahu pakainya (usus cognitus).iii. Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menulis di bagian kanan atas resep: Cito, Statim, Urgent = segera, P.I.M = periculum in mora = berbahaya bila ditunda. Resep ini harus dilayani dulu.

iv. Bila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa sepengetahuannya diulang, dokter akan menulis tanda N.I = Ne iteretur = tidak boleh diulang. Jadi resep yang tidak boleh diulang ialah resep yang mengandung obat narkotik atau obat lain yang ditetapkan oleh Menkes c.q. Dirjen. POM. Harus dengan resep baru.

v. Copie Resep ialah salinan tertulis dari suatu resep (Istilah lain dari kopi resep ialah apograph, Exemplum atau Afschrift). Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli harus memuat pula: a) Nama dan alamat apotik; b) Nama dan nomor S.I.K. Apoteker pengelola apotik; c) Tanda tangan atau paraf Apoteker pengelola apotik; d) Tanda det = detur untuk obat yang sudah diserahkan, atau tanda ne det. = ne detur untuk obat yang belum diserahkan; e) Nomor resep dan tanggal pembuatan.BENTUK SEDIAAN OBAT Bentuk sediaan obat (BSO) terdiri dari berbagai jenis bahan obat dan bentuk sesuai dengan rute pemberian. Sediaan tersebut dapat dibagi dalam beberapa bentuk, sebagai berikut : A. SEDIAAN CAIR PER ORAL

1. Solutiones (larutan)

a. Potio

Potio effervescent

Potio nigra dan alba

b. Liquid

Linctus

Liquid

2. Sirupus

a. Sirup cair

b. Sirup kering (dry syrup)

3. Suspensi

a. Suspensi cair

b. Suspensi kering

4. Emulsi

a. Emulsi tipe O/W

b. Emulsi tipe W/O

5. Guttae (drops = tetes)

B. SEDIAAN PADAT PER-ORAL (obat dalam)

1. Pillulae (pil)

2. Tablet

a. Tablet kempa (compressi)

b. Tablet Kunyah (chewable table)

c. Tablet Salut (coated tablet)

Tab. Salut gula

Tab. Salut filem

Tab. Salut enteric

3. Pulveres (serbuk terbagi-bagi)

4. Pulvis

5. Kapsul

a. Hard capsule

b. Soft capsule C. SEDIAAN PADA MUKOSA TUBUHSediaan yang digunakan pada mukosa tubuh yaitu pada :

1. Mata

a. Guttae optalmica (tetes mata)

b. Occulenta ( salep mata)

c. Coolyrium (cuci / kompres mata)

2. Telinga

a. Guttae auricularis (tetes telinga)

b. Pulvis auric (bedak telinga)

c. Suppositoria auricularis

3. Hidung

a. Guttae nasal (tetes hidung)

b. Nasal spray (semptot hidung)

c. Nasal inhalase (nebula)

4. Mulut dan tenggorokan

a. Collutorium (solusio = kumur mulut )

b. Gargarisme (gargle =kumur mulut dan tenggorok)

c. Trochesci (lozenges = tablet hisap)

d. Tablet bukal/sublingual

5. Liang tubuh

a. Intra-rektum

Suppositoria

Cream

Enema / clisma (pompa)

b. Intra-vagina

Ovulae

Tablet

Solusio

c. Intra-uretra

Basila

Solusio

D. SEDIAAN OBAT TOPIKAL1. Padat (solid)

a. Pulvis

b. Kristal 2. Semisolid (lunak = setengah padat)

a. Pasta

b. Unguenta (ointment = salep)

c. Linimenta

d. Cream

e. Gelatins (jelly)

3. Plester (transdermal)

A. Bentuk Sediaan Obat CAIR

Takaran Pemakaian

Takaran pemakaian untuk sediaan cair per-oral dilampirkan dengan kemasan dari pabrik dengan berbagai jenis alat, seperti :

Menggunakan sendok dan gelas

a. Sendok teh ( cochlear theae, Cth = 5ml )

b. Sendok bubur ( cochlear pultis, C.p = 8ml )

c. Sendok makan ( cochlear, C = 15ml )

d. Cangkir dengan kalibrasi 5ml, 10ml, 15ml, dan 30ml.

Dengan mengguanakan penetes / pipet .

Sediaan mengguanakan penetes disebut guttae. Penetes berperan dalam penentukan dosis satu kali pakai pada guttae per-oral. Secara umum, penetes menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan oleh penetes baku, yaitu 1ml = 20 tetes (1mg), untuk cairan dengan BJ = 1. 1. SOLUTIONES ( SOLUSIO = LARUTAN )

Larutan adalah terdispersinya zat ( solvendum ) secara molekular dalam pelarut (solvens) yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.

Solusio adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat aktif terlarut. Pelarut yang umum di gunakan adalah air suling. Selain itu ada juga pelarut lain yang dipakai dalam solusio, yaitu etanol, eter, kloroform, parafin cair, propilen glikol, etilen glikol, gliserol, dan lain-lain. Solusio dibagi jadi dua, yaitu obat dalam ( per-oral ), dan solusio obat luar. Komposisi

a. Kebaikan

Mudah di berikan kepada pasien, terutama bayi dan anak.

Keseragaman dosis lebih terjamin.

Korigensia dapat mempermudah penerimaan oleh pasien.

b. Keburukan

Beberapa zat rasanya pahit dan berbau tidak enak, yang tidak dapat ditutupi sepenuhnya oleh korigensia.

Sediaan solusio kurang stabil, jika dibandingkan dengan sediaan padat.

Dalam pengguanaannya memerlukan wadah dan alat bantu, sehingga harganya lebih mahal. Kelarutan

Kelarutan zat kimia adalah kelarutan pada suhu 20C, kecuali dinyatakan bahwa 1 bagian bobot zat padat atau satu bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu. Pernyataan kelarutan yang tidak disertai angka adalah kelarutan pada suhu kamar. Pernyataan 1gr zat padat = 1ml zat cair dalam sejumlah mil pelarut. Jika kelarutan suatu zat tidak diketahui dengan pasti, kelarutan dapat ditunjukkan dengan istilah sebagai berikut : Kelarutan dalam istilah kimia dan fisika

Kelarutan dalam istilah kimia dan fisika yaitu larutan dapat dipersiapkan dengan campuran apa saja dari 3 macam keadaan zat, yaitu :

a. Larutan dalam cairan pembawa ( b/v )

Contoh : - NaCl (garam dapur) dalam air (pelarut)

- Gula dalam air

b. Larutan cairan dalam cairan.

Contoh : - larutan dalam alkohol

- larutan HCl (asam khlorida ) dalam air

- larutan CH3COOH (asam asetat=asam cuka) dalam airc. Larutan gas dalam cairan

Contoh : - Potio Effervescens

- larutan Supradyn tab. Eff (HCO3) dalam air

Konsentrasi zat dalam larutan / pembawa

a. % b/b = jumlah gram zat dalam 100 gr pembawa.

b. % b/v = jumlah zat dalam 100ml cairan pembawa.

c. % v/v = jumlah ml zat dalam 100ml larutan pembawa

d. v/b = jumlah ml zata dalam 100 gram pembawa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan

a. Sifat fisika kimia zat pelarut

b. Jenis, sifat pelarut, dan jumlah

c. Suhu

Pembagian pelarut

Berdasarkan sifat kimianya pelarut dibagi menjadi dua yaitu :

a. Pelarut polar.

Pelarut polar ialah pelarut yang mempunyai momen dipol dengan dua kutub permanen yang saling tarik menarik diantara muatan yang berbeda. Senyawa polar memiliki sifat ionik pada larutannya yang mendorong terjadinya pemisahan dari ion bermuatan listrik dari zat terlarut ke dalamnya. Sehingga pelarut ini dapat bercampur dengan air.

Contoh : air, alkohol (metanol, etanol, propilen, glikol)

b. Pelarut non polar

Pelarut non polar ialah pelarut yang tidak mempunyai momen dipol dan tidak bersifat ionik, sehingga tidak dapat bercampur.

Contoh : benzene, chloroform, eter, tetrachlor methane. Jenis-jenis air yang dipakai sebagai pembawa/ pelarut adalah :

Aqua communis ( air biasa ) yaitu air ledeng

Aqua destilata yaitu air ledeng yang disuling.

Aqua bidestilata yaitu air suling yang disuling kembali.

Aqua demineralisata yaitu air bebas mineral.

Contoh obat :

Enkasari 120 ml (sebagai obat sariawan)

Betadin (antibiotik)

2. LIQUIDIUM

a. Elixir

Elixir adalah sediaan berupa larutan hidroalkohol yang jernih dalam aquades, memiliki rasa bau yang sedap, mengandung zat tambahan berupa korigensia, saporis, koloris, dan edoris.

Komposisi terdiri dari :

Bahan berkhasiat (antipiretik-analgetik, deuretika, dan vitamin

Pelarut campur utama : etanol 90%, polihidroalkohol, dan aquadest.

Korigensia Kebaikan dan keburukan :

Mempunyai bau dan rasa yang sedap sehingga mudah diberikan, terutam untuk bayi dan anak-anak.

Etanol mudah menguap, sehingga bila kemasan tidak ditutup rapat maka akan terjadi pengaburan.

Contoh :

Penadol elixir

Parasetamol elixir

Batugin elixir

b. Linctus

Linctus adalah sediaal per-oral, berupa larutan kental seperti sirup. Sediaan linctus diminum sedikit demi sedikit tanpa menambahkan air.

Komposisinya terdiri dari :

Bahan berkhasiat

Pelarut dan pengental

Korigensia saporis dan odoris

Contohnya:

Paracon linctus ( sediaan kental manis )

Paracon drops

c. Sirupus

Sirup adalah larutan pekat gula yang didalamnya ditambahkan obat atau zat pewangi, merupakan larutan jernih dengan rasa manis. Sirup dapat ditambahkan dengan gliserol, sorbitol atau polialkohol lainnya dengan jumlah terbatas dengan maksud menghalangi terjadinya penghabluran sakarosa dan meningkatkan kelarutan obat. Macam-macam sirup adalah sebagai berikut :

1. Sirup simpleks adalah larutan gula yang dibuat dengan melarutkan 65% gula dalam larutan metyl parabenum 0,25% b/v secukupnya diperoleh 100 sirup.

2. Sirup obata adalah sirup yang mengandung 1 jenis obat dengan atau tanpa tambahan zat lain.

3. Sirup wangi adalah sirup yang mengandung pewangi dan tidak mengandung obat, di gunakan untuk minuman.

Fungsi sirup dalam sediaan adalah :

Menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari obat (corigensia)

Sebagai suspending agent bagi bahan yang sukar larut.

Sebagai pengawet ( coservens ). Persyaratan sirup adalah :

Harus jernih

Berat jenis adalah 1,29 1,32.

Mengandung pengawet.

Harus disimpan ditempat yang sejuk.

Sifat syrup :

Homogen

Lebih kental, manis, dan enak sehingga cocok untuk anak-anak.

3 . SUSPENSI (Suspension)

Suspensi adalah sediaan air yang mengandung partikel obat padat halus terdispersi secara merata dengan bantuan suspending agent dalam cairan pembawa. Suspensi disebut juga mistura agitanda artinya kocok terlebih dahulu. Suspending agent berguna untuk meningkatkan viskositas cairan agar zat yang terdispersi tidak mengendap. Sediaan suspensi umumnya di gunakan sebagai obat dalam.

Komposisi :

Zat aktif obat

Suspending agen

Corigensia ( saporis, odoris, koloris )

Suspending agent (S.A)

S.A merupakan bahan hidro-alkaloid yang mempunyai afinitas terhadap air sehingga mudah tercampur dan mengembang. Suspending agent berfungsi sebagai zat pembantu yang dapat menstabilkan sediaan secara kimia-fisika agar dengan pengocokan sederhana saja bahan berkhasiat terdispersi secara merata dan tidak mudah mengendap. Jenis-jenis S.A adalah sebagai berikut :

- Alam

golongan polisakarida : pulvis gummi arabicum, dan gelatin.

Sintesis

Golongan derivat cellulosa : methylcellulosa

Kebaikan :

Bentuk sediaan lebih mudah ditelan.

Mudah diberikan kepada bayi dan anak-anak serta dosisnya mudah diatur.

Rasa dan bau tidak enak dapat ditutupi dengan korigensia.

Keburukan :

Pada beberapa zat aktif, rasa dan baunya sulit di atasi dengan korigensia.

Beberapa zat aktif tidak stabil dalam bentuk sediaan cair sehingga akan rusak, tidak dapat disimpan lebih lama.

Terjadi reaksi pengumpulan dalam penyimpanan yang agak lama.

Contoh obat :

Sanmag 120 ml (sebagai obat dyspepsia) Bactricid ( sebagai antibiotik )

4. Sirup kering dan Suspensi kering (Dry syrup / suspensi )

Sirup dan suspensi kering adalah sediaan obat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan obat pemanis, perasa, stabilisator, dan bahan lainnya, kecualai pelarut. Apabila digunakan ditambah pelarut (air).

Komposisi :

Bahan berkhasiat, antibiotika, agen mukolitik.

Korigensia ( koloris, soporis, dan odoris)

Pembawa / pelarut ( aquades )

Kebaikan :

Sediaan lebih stabil secara kimiawi dalam penyimpanan.

Mudah di buat ke dalam bentuk sirup atau suspensi cair.

Keburukan :

Setelah menjadi sirup atau suspensi cair waktu penggunaan terbatas yaitu 7-10 hari. Jika waktu pemakaian lama potensi obat menurun atau hilang.

Harga lebih mahal.

Contoh obat :

Improvox 0,5 gr ( sebagai antimikroba)

Cespan 30 ml (sbg antibiotik : infeksi saluran kemih, otitis media, fharingitis)

5. EMULSI

Emulsi adalah suatu zat dispersi dimana terdiri dari partikel-partikel kecil zat cair yang terdispersi ke seluruh pembawa yang pada mulanya tidak tercampur jadi tercampur stabil dengan bantuan emulgator.

Emulsi terdiri dari 3 fase :

a. Fase I, zat terdispersi (fase dalam)b. Fase II, zat pendispersi (fase luar) c. Fase III, emulgator ( fase penengah = stabilator)

Tipe emulsi :

Emulsi tipe O/W (oil water = minyak dalam air)

Sebagai obat dalam.

Emulsi tipe W/O ( water oil = air dalam minyak)

Sebagai obat luar. Pembagian emulsi :

Emulsi vera (emulsi alam )

Contoh : susu dan santan kelapa

Emulsi spuria (emulsi buatan )

Contoh : scots emulsion

Emulgator :

Terdiri dari : karbohidrat (gom arab), protein ( gelatin kuning ), alkohol, surfaktan.

Kebaikan :

Bau dan rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan korigensia.

Mudah di berikan kepada pasien (bayi dan anak-anak).

Zat aktif terdispersi secara merata, sehingga takaran pemakaian sama dari awal sampai akhir pemakaian.

Sediaan berbentuk cair, sehingga mudah diberikan kepada pasien. Keburukan :

Sediaan mudah rusak.

Formulasinya lebih sukar dan harga lebih mahal.

Wadah memiliki kapasitas lebih besar sehingga menimbulkan kesulitan.

Harga lebih mahal.

6. GUTTAE (Drops = tetes )

Guttae adalah sediaan cair yang berupa larutan, dimana untuk pemakaian per-oral atau luar dengan mengguanakan penetes. Menurut Farmakope Indonesia, suatu penetes pada suhu 20 C memberikan tetesan air suling yang bobotnya antara 47,5 mg 52,5 mg. Artinya 1 tetes = 50 mg, jika 20 = 1000 mg = 1 gr =1 ml. Jadi 1 ml = 20 tetes.

Kebaikan

Pemakaian mudah, praktis, dan aman terutama bagi bayi dan anak.

Pemberian dapat dicampur dengan makanan dan minuman untuk menutupi rasa yang bau dan tidak enak.

Pemberian dengan pipet lebih praktis, aman, dan dosis tepat.

Keburukan

Harga lebih mahal, karena wadah sulit dan harus disertai penetes.

Dalam peracikan sulit dilaksanakan.

Macam-macam guttae :

a. Guttae oral

Contoh : Multivitaplek 15 ml , termagon (sbg antipiretik)

b. Guttae ophtalmicum (tetes mata)

Sifat : harus steril, jernih, isotonis, dan isohidris.

Contoh : colme 8 ml (obat konjungtivitis, keratitis).

c. Guttae telinga

Sifat : bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak, pH sebaikknya asam(5-6).

Contoh : otolin 10 ml (obat Otitis eksterna dan media).d. Guttae hidung

Sifat : pH sekitar 5,5 - 7,5, dimbahkan bahan pengawet (stabilator).

Contoh : iliadin 0,025% 10 ml ( meringankan hidung tersumbat).

7. TINGTURA

Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura berkhasiat obat mengandung 10% - 20% bahan tumbuhan.

Sifat :

Homogen dan bahan obat lebi stabil.

Kadar alkohol yang tinggi, dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Dapat terjadi perubahan fotosintesis.

Contoh : Halog 8 ml (sbg antiseptik pada dermatitis)

8. GARGARISMA

Obat yang dikumur sampai tenggorokan dan tidak boleh di telan.

Contoh : betadin 190 ml ( antiseptik ).

E. BSO PADAT

1. Pillulae

Pillulae terdiri dari 3 macam, yaitu :

a. Granul < 60 mg.

b. Pilulae 60 300 mg

c. Boli >300 mg.2. Tablet

Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang di buat secara kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan. Berat tablet normal antara 300 600 mg.

Zat tambahan untuk pembuatan tablet terdiri dari :

a. Zat pengisi : laktosa, sakarosa, sukrosa, kalsium.

b. Zat pengembang : pati, terigu, agar.

c. Zat pengikat : gelatin, gom arab.

d. Zat pelicin : asam stearat, lemak, parafin cair.

Sifat :

Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan.

Kontaraindikasi : obat yang dapat dirusak oleh asam lambung, dan obat yang bersifat iritatif.

Tablet yang berbentuk slindris disebut kaplet.

Macam-macam tablet :

a. Tablet hisap ( lozenges )

Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.

Contoh : kalmycin (antibiotik).

b. Trochici

Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, disimpan dalam suhu kamar 28C.

Bentuk sediaan seperti donat, rasanya manis, mudah hancur dalam mulut dan bereaksi langsung pada mukosa mulut. Fungsinya adalah untuk mencegah tersedak.

c. Tablet Sublingual / bukal

Tablet yang di gunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah sehingga zat aktif diserap langsung melalui mukosa mulut.

Sifat : daya kerja cepat, obat tidak melalui metabolism di hepar, tidak cocok untuk obat yang rasanya pahit.

Contoh : cedocard 5 mg (obat angina pectoris)

d. Tablet kunyah

Tablet yang di gunakan dengan dikunyah, rasanya enak, mudah di telan, dan tidak meninggalkan rasa pahit. Tablet ini umumnya menggunakan manitol, sarbitol, dan sukrosa sebagai zat pengikat.

Contoh : plantasid (obat gastritis )

e. Tablet effervescent

Tablet ini selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam, dan natrium bikarbonat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbondioksida yang akan memberikan rasa segar.

Sifat : rasa manis, segar, cepat terabsorbsi, dapat mengurangi iritasi lambung, dan harga mahal.

Contoh : Rhedoxon ( untuk pertumbuhan )

f. Tablet salut

Tablet yang di salut. Tujuan dari penyalutan yaitu :

Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, dan cahaya.

Menutupi rasa dan bau yang tidak enak.

Membuat penampilan lebih baik.

Macam-macam tablet salut :

1. Tablet salut gula

Tablet disalut dengan gula dalam air , mengandung serbuk tidak larut, yang disuspensikan dengan gom akasia / gelatin sehingga berat tablet bertambah 30 50 %.

Contoh : Supra livron (obat antianemia)

2. Tablet salut film

Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan bahan derivate cellulose yang tipis/transparan dan hanya menambah berat tablet 2 3%.

Contoh : Ferro gradumet (obat antianemia)

3. Tablet salut enteric

Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet telah melewati lambung. Digunakan untuk untuk obat yang rusak / inaktif karena cairan lambung.

Contoh : dulcolax 5 mg (obat senbelit) .

g. Tablet multilayer

Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas tablet yang dilakukan berulang-ulang.

Contoh : bodrex (obat anlgetik antipiretik)

h. Tablet forte

Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa tapi punya kekuatan yang berbeda.

3. KAPSUL

Sediaan berupa serbuk yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat dengan atau tanpa zat tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya terbuat dari gelatin.

Jenis kapsul terdiri dari :

a. Hard Capsule ( cangkang kkapsul keras )

Kapsul yang mrngguanakan cangkang yang terbuat dari gelatin dalam berbagai ukuran sesuai dengan jumlah serbuk obat yang akan di masukkan. Cangkang kapsul umumnya berbentuk tabung berujung bulat terdiri dari wadah dan tutup.

b. Soft Capsule (cangkang lunak dan kenyal)

Kapsul yang menggunakan dasar terbuat dari campuran yang terdiri dari gelatin, gliserol, dan sorbitol atau metilselulosa dalam perbandingan yang sesuai.

4. Pulvis (serbuk) dan Pulveres (serbuk terbagi-bagi).

a. Pulvis (serbuk)

Pulvis obat dalam dan obat luar adalah campuran homogeny dari dua atau lebih obat yang diserbukan. Serbuk diracik dengan cara mencampur obat satu persatu, sedikit demi sedikit.

b. Pulveres (serbuk terbagi-bagi)

Pulveres ( obat dalam ) merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang sama yang mengandung bahan yang mudah meleleh/ atsiri yang dibungkus menggunakan kertas perkamen atau kertas yang mengandung lilin kemudian dilapisi oleh alumunium oil.

Persyaratan serbuk antara lain :

Harus halus pada derajat tertentu.

Herus kering dan homogen.

C. BENTUK SEDIAAN PADA MUKOSA TUBUH

1. Pada Mukosa Mata

a. Guttae opthalmicum (tetes mata)

Sediaan steril berupa larutan atau suspensi yang diberikan dengan cara meneteskan obat disekitar kelopak mata dan bola mata dengan efek lokal. Komposisi terdiri dari :

Zat berkhasiat : antibiotika, antiseptik, antihistamin, midriaticum, mioticum, adstringensia, anastesi lokal, dan anti inflamasi.

Protektan (pelindung)

Zat viskos (pengental)

Air mata tiruan

Zat tambahan :

Pendapar (pH larutan 7, 2-7, 4)

Larutan isotonik

Surfaktan

Zat pembawa/pelarut : bila tidak di nyatakan umumnya aquades, selain itu dapat digunakan pelarut non aqua (contoh : castrol oil)

Persyaratan Obat Tetes Mata :

Harus steril dan stabil

Bebas dari zarah asing

Isotoni

Isohidri

Stabil

Sterilitas dan stabilitasUntuk sterilitas dari obat tetes mata, salah satu cara adalah dengan aseptik, sedangkan stabilitas dilakukan dengan memberikan pengawet. Pengawet yang dianjurkan antara lain: Benzilkonium klorida (Zepiran) 0,013%

Benzotonium 0,01%

Klorbutanol

Fenil merkuri nitrat/asetat 0,0004%

Nipagin (metil paraben) 0,01%

Nipasol (propel paraben)

Fenil etil alkohol

Bebas zarah asing

Preparat mata tidak boleh mengandung zarah aktif, sebab dapat menyebabkan rangsangan pada kornea dan selaput, serta dapat menyababkan iritasi pada mata. IsotoniIsotoni berarti tekanan osmotik pada cairan mata sama dengan tekanan osmotik pada obat tetes mata.

BioavaibilitasBioavaibilitas adalah ketersediaan hayati obat pada mukosa mata yang sing untuk bekerja. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain : Fisiologi

Sifat fisika dan kimia obat

Formulasi

Metabolisme obat

Ikatan Protein

Kandungan Cairan Mata

Cairan mata sebagai pembasah dan pelicin, mengandung :

Protein 0,6-2% dan akan meningkat bila ada infeksi pada mata

Lisozim untuk menginaktivasi dan menguraikan zat aktif obat

Kebaikan :

Mudah diterima oleh mukosa mata dan nyaman di pakai

Tidak mengganggu penglihatan

Kekurangan :

Mudah di encerkan oleh mata

Salap Mata (Occulenta)

Salap steril untuk pengobatan mata dengan menggunakan dasar salap yang cocok, sebagai mana yang tertera dalam farmakope Indonesia.Komposisi terdiri dari :

Bahan berkhasiat

Dasar salap

Persyaratan salap mata, yaitu :

Steril

Bahan obat harus larut atau termikronisasi dalam dasar salap mata

Homogentitas baik

Tidak iritasi

Dasar salap harus memberi kemungkinan terhadap zat aktif tersebar dengan pelantara air mata

Kebaikan :

Waktu kontak zat aktif obat dengan mata bertambah dibandingkan dengan guttae

Harga lebih murah

Sediaan lebih stabil

Kekurangan :

Pandangan kabur karena pengaruh dasar salap

Kurang nyaman di mata

Contoh :

Oxitetrasiklin salap mata

Chloramphenicol salap mata

Gentamycin salap mata

Collyrium

a. Pada Mukosa Telinga

Guttae Airuculares (tetes telinga)

Dikenal juga dengan istilah otic/aural. Sediaan berupa larutan atau suspensi. Selain itu juga dapat berupa salap, supositoria dan pulvis.Komposisi zat terdiri dari :

Zat berkhasiat :

Antibiotika, antiseptika

Anti Inflamasi

Analgetika/anastesi lokal

Pembawa :

Umumnya non aqua, kecuali bila berfungsi untuk pelunak serumen telinga digunakan pelarut aqua/ pelarut campur dengan aqua, pH larutan 5,6-6,0.

Zat tambahan :

Konservat

Salep (ointment)

Pada umumnya mengandung hidrokortison, dexametason, dan antiseptik. Dapat digunakan pada mata dan telinga.

Preparat pelepas serumen telinga

Serumen merupakan campuran sekresi kelanjar keringat dan sebaceus pada saluran telinga bagian luar. Sekresi akan membentuk sedimentasi. Secara periodik sedimentasi ini harus dibersihkan dengan menggunakan pelunak serumen telinga, antara lain :

Minyak mineral encer

Minyak nabati (Oleum Olivarum)

Sol. Pehidrol 3%

Phenol liquidum

Gliserol dan Surfaktan

b. Pada Mukosa Hidung

Guttae nasales (tetes hidung)

Sediaan berbentuk larutan ataupun suspensi yang diberikan dengan jalan meneteskan ke lubang hidung. Penggunaan lokal bertujuan untuk mengatasi hidung tersumbat sebagai dekongestan.Komposisi terdiri dari :

Zat aktif (dekongestan, antibiotika, anti inflamasi)

Stabilisator, pendapar - Ph 5,6-6,5

Pengawet

Larutan isotoni

Pembawa/solvent aquadest

Kebaikan :

Pemakaian praktis

Mengatasi hidung tersumbat dan membantu mengeluarkan cairan yang berlebihan di saluran pernafasan

Kekurangan :

Bisa terjadi pembengkakan kronis bila pemakaian berlebihan

Pemakaian satu botol atau lebih dari satu orang dapat menimbulkan penularan/infeksi.

Contoh :

Guttae Nasales Ephedrine I

R/ Ephedrine HCl 0,200

Sol. Na

16

Aquadest ad

4

Md. S. Guttae nasal

Nasal Spray (Semprot hidung)

Semprot hidung dalam dua sediaan, yaitu semprot hidung konvensional dan aerosol (mengandung propelen). Alat hidung konvensional terdiri dari botol plastik yang elastis yang pada ujung diberi lubang sedemikian rupa sehingga besar partikel semprotan dapat ditentukan dan diatur. Sedangkan semprot hidung aerosol mengandung propelen (cosolvent) yang dapat mendorong sediaan obat keluar, dapat diatur dan ditentukan setiap kali semprot (terukur).Kebaikan :

Pemakaian lebih efisien dan praktis

Sebagai nasal dekongestan dan anti alergi, bekerja lebih cepat

Kekurangan :

Harga lebih mahal, kemasan dan teknologi lebih canggih

Contoh :

Liadin nasal spray (konvensional)

NTZ nasal spray (konvensional)

Afrin nasal spray (konvensional)

Flixonase nasal spray (konvensional)

Nasacort nasal spray (konvensiona)

d.Pada Mukosa Mulut dan Tenggorokan

Gargarisma (Collutarium)

Gargarisma adalah preparat untuk cuci mulut, tenggorokan dan gigi dengan maksud untuk membasmi mikroorganisme dan menghilangkan bau mulut. Gargarisma dikategorikan sebagai obat luar dan di mekanisme topical.

Komposisi terdiri dari :

Zat aktif

: Antiseptik, adstringesia, fungisida dan anastesi

Pelarut

: Aquadest

Bahan tambahan: Korigensia (saporis, odoris, kloris)

Contoh :

1. Resep standar

Obat kumur daun sirih (FMI)

R/ Folia piperis betle150

Biboras natricus20

Aqua ad

1000

m.f infusa

s.obat kumur

2. Resep obat paten (merk dagang)

R/ Betadine gargleFI. No. I

S.m et ves. Col. I

R/ Forinfec sol

S.2.d.d. garg. I

R/ Tantum verde sol. FI. No. I

s.u.c

Tablet hisap (Trochesci, lozenges)

Sediaan tablet hisap harus memiliki rasa manis dan aroma enak untuk pemakaian luar dengan efek lokal. Secara perlahan tablet akan larut di mulut dan tenggorokan, sehingga terjadi kontak zat aktif di daerah tersebut.

Komposisi terdiri dari :

Zat aktif

: antiseptik, fungisida, antitifusa, dan vitamin

Bahan dasar

: Sukrosa, gelatin

Bahan tambahan: korigensia

Kebaikan :

Kontak obat dengan mukosa mulut cukup lama sehingga kerja obat lebih efektif

Dapat membasmi mikroba di mukosa mulut dan tenggorokan sekaligus menghilangkan bau mulut

Praktis menyenangkan

Kekurangan :

Kerja obat diharapkan lokal, tetapi efek sistemik sulit dihindari

Kemungkinan salah dalam penggunaan. Tablet seharusnya dihisap tetapi ternyata langsung ditelan. Oleh karena itu signa dan juga teknik penggunaan harus jelas.

Tablet Bukal/Sublingual

Pemakaian di rongga mulut, yaitu sela diantara pipi dan gusi/ dibawah lidah. Tablet akan dihancurkan oleh saliva, zat aktif akan dilepas secara perlahan serta larut dengan bantuan saliva. Kemudian terjadi absorpsi dengan mekanisme difusi pasif.Komposisi terdiri dari :

Zat aktif : Hormon, nitrogliserin

Bahan dasar, pengisi, dan pemanis

Kebaikan :

Terhindar dari first pass effect

Angka bioavaibilitas tinggi

Kekurangan :

Kemungkinan salah dalam cara pemakaian, obat tidak didiamkan dulu dalam mulut, melainkan langsung ditelan

Rasa dan bau kurang enak

e.Pada Mukosa Rektum, Vagina, Uretra

Supositoria, Ovula, dan Basila

Supositoria, ovula, dan basila merupakan sediaan padat pada suhu kamar dan melumer pada suhu tubuh. Pemberian dengan cara mensisipkan sediaan melalui rektum, dengan tujuan lokal atau sistemik. Sedangkan melalui vagina dan uretra hanya untuk tujuan lokal saja. Supositoria tersedia dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan yaitu :

Supositoria berbentuk peluru (torpedo)

Ovula berbentuk oval yang diberikan melalui vagina

Basila berbentuk batang, yang diberikan melalui uretra

Komposisi terdiri dari :

Basis supositoria (lemak kakao, gliserinated gelatin)

Bahan berkhasiat, yaitu :

1. Adstringensia

: Zn-sulfat, garam bismut

2. Antiseptik

: Acid boric

3. Anti inflamasi

: Hidrokortison

4. Fungisida

5. Analgetika

6. Anastetika lokal

7. Emolien

Enema (clisma/pompa)

Sediaan berupa larutan atau emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan aktif yang digunakan dengan cara dipompa ke dalam rektum atau vagina. Enema digunakan sebagai obat luar dengan tujuan lokal atau sistemik.

Penggunaan pada :

Anak : digunakan pada kasus konvulsi dan konstipasi melalui rektum

Wanita dewasa : digunakan untuk membersihkan vagina

Wanita hendak melahirkan : untuk membersihkan rektum

Orang dewasa : sebagai anti rematik dan analgetika, melalui rektum

Cream, salap, emulsi, dan busa aerosol

Sediaan ini tersedia dalam tube dengan bantuan aplikator yang diberikan melalui rektum dengan tujuan untuk :

Anastesi lokal

Analgetika

Anti inflamasi

Zat protektif

Busa aerosol biasanya mengandung astrogenik dan zat kontraseptik yang digunakan melalui vagina.

Sediaan disebut basila apabila basisnya lemak dengan bobot 4 g. Basila untuk wanita lebih panjang daripada basila untuk pria dan bobotnya setengah pria.

Kebaikan :

Merupakan alternatif bila jalan lain tidak memungkinkan

Menghindari intoksikasi bila zat aktif terlalu toksik

Menghindari efek samping terhadap lambung

Terhindar dari first pass effect

Kekurangan :

Adanya feses penganggu absorbsi obat

Penggunaannya kurang nyaman

Bentuk sediaan Aerosol

Aerosol adalah sediaan yang dikemas dalam wadah cukup rapi dibawah tekanan tinggi, mengandung zat aktif yang mudah dilepas saat sistem katup ditekan. Sediaan seluruhnya dalam bentuk gas, biasanya gas yang digunakan adalah nitrogen atau udara.

Komposisi terdiri dari :

Zat berkhasiat

Pelarut ( solvent and co-solvent)

Propelan (propellent)

Wadah dengan katup dan sistem penyemprotan

Macam-macam aerosol yaitu :

Aerosol oral atau inhaler

Aerosol nasal

Aerosol topical

Aerosol kosmetikan

Kebaikan :

Pemakaian praktis

Sediaan yang keluar sifatnya sama

Dosis aktif setiap kali semprotan telah terukur

Kekurangan :

Tekanan cepat turun

Memerlukan ruangan atas (headspace)

Harga lebih mahal

Catatan :

Yang harus diperhatikan dari sediaan aerosol antara lain :

Jauhkan dari panas atau api karena sediaan mudah meledak

Pasien harus tahu betul teknik penggunaan

Efek sistemik, langsung disemprotkan ke bronkus

Contoh :

Alupent aerosol

Bricasma aerosol

Flixonase Nasal Inh.

Berotec 100 mcg dan 200 mcg inh

Inflamide 100 mcg & 200 mcg aerosol

Meptin air

BENTUK SEDIAAN OBAT TOPIKALKelompok Sediaan Obat Topikal

Bentuk sediaan obat topikal secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Semi solid

2. Cairan

3. Padat

Unguenta

Solution

Pulvis (powder) terdiri dari :

Pasta

Lotiones

- Pulvis adpersorius

Linimenta Emulsion

- Pulvis dentifricius

Cremores

- Pulvis stomachius

Gellones (jelly)

- Plester (transdermal fake)Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi obat

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi absorbsi obat, yaitu :

Sifat fisiko-kimia obat

Keadaan kulit

Daerah permukaan kulit

Vehikulum

Keadaan lingkungan

Keadaan kesehatan dan gizi

Konsentrasi zat aktif dalam sediaan

Penetrasi Obat dalam kulitRute penetrasi obat pada kulit sebagai berikut :

Transeluler

Transdermal

Intraseluler

Interseluler

Transpendegeal (melalui folikel rambut, kelenjar lemak, dan keringat)

1. Sediaan Semi solidUnguenta (ungo=olesan, zalf atau salap, ointment)

Unguenta adalah sediaan setengah padat yng mengandung satu atau lebih bahan berkhasiat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.

Pembagian dasar salap

Dasar salap dibagi 4 golongan, yaitu :

Dasar salap hidrokarbon : paravin, vaselin, minyak nabati

Dasar salap serap (absorbsi) : Adaeps lanae, lanolin, lilin (cera)

Dasar salap yang mudah dicuci dengan air : hidrofilik, vanishing cream

Dasar salap yang dapat larut dalam air

Persyaratan dasar salap :

Laju pelepasan yang diinginkan bahan obat

Terjadi peningkatan absorbsi oleh dasar salap

Dapat melindungi kelembaban kulit

Stabilitas bahan obat terjamin

Netral (Indiferent = tidak berkhasiat)

Lembut, mudah dioleskan

Uraian Bahan Dasar Salap :

Vaselin

Terdiri dari dua jenis yaitu vaselin album dan flavum. Vaselin album dimurnikan dengan asam sulfat sehingga warnanya pucat (putih)

Jelene

Terdiri dari minyak hidrokarbon dan malam yang disusun sedemikian rupa sehingga fase cair mudah bergerak, dengan demikian terbentuk gerakan dalam sehingga difusi obat ke sekelilingnya dapat terjadi lebih baik.

Lanolin

Adalah adaeps lanae yang mengandung air 25%, digunakan sebagai pelumas dan penutup kulit

Pasta (Paste)

Pasta adalah sediaan setengah padat, lebih padat dari unguenta yang mengandung satu atau lebih bahan berkhasiat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar (topikal).

Komposisi :

1.Bahan Padat

2. Bahan Cair

3. Bahan BerkhasiatAmylum orizae

Minyak lemak

Antibiotika

Bolus alba

Gliserin

Antiseptika

Ca-carbonas

Adeps lanae

Astringesia

Zinci oxyde

Vaselin

Protektiva

Magnesium carbonas

Parafin liq.

Adsorbens

Sapomedicatus

Air/aquadest

Talcum

Tujuan pemberian obat bentuk pasta :

Menyerap eksudat dari kulit yang luka

Mengurangi atau menghilangkan rasa gatal pada kulit

Menfixer/melengketkan obat pada kulit

Memberikan rasa sejuk

Jenis-jenis pasta :

Pasta berlemak

Pasta kering

Pasta dingin

Pasta pembersih gigi

Linimenta

Linimenta merupakan sediaan cair atau semisolid yang mengandung analgetika dan rubifasien, melemaskan otot, menghangatkan atau menyegarkan kulit yang digunakan sebagai obat luar.

Contoh :

Linimenta calcis (Ph. Ned. Ed. V)

R/ leum lini

50

Aqua calcis

50

S u.e. Linimenta amonia (F.N 1978)

R/ Ammonia20 ml

Acidi oleonisi1 ml

Oleum sesami79 ml

S u.e.Obat Paten :

Sloans liniment

Salonpas liniment

Minyak pala liniment

Minyak tawon liniment

Krim (Cream)

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut dalam dasar krim yang dimaksudkan untuk obat luar. Diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak (A/M) atau minyak dalam air (M/A). Tipe A/M mudah kering dan rusak. Kandungan air dalam krim tidak kurang dari 60 %.

Zat pengemulsi (emulgator):

Surfaktan anion, kation, dan non anion

TEA dan asam stearat (tipe M/A)

Gol. Sorbitan

Poliglikol

Sabun

Adeps lanae, untuk tipe A/M

Setil alkohol

Cataceum dan amulgid

Penggunaan sediaan krim :

Obat topikal

Obat melalui vaginal

Kosmetika dan estetika

Sebagai emolien dan protektif

Krim dapat digunakan sebagai vehikulum zat berkhasiat, antara lain antibiotika, antiseptika, kemoterapetika, hormon, analgetika, laksatif, vitamin, dll.

Gelones (Gel/Jelly)

Gelones adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil atau makromolekul senyawa organik, yang masing-masing molekul tersebut terbungkus/terserap cairan. Gel digolongkan dalam dua fase, yaitu : massa bersifat tiksotropik artinya massa mengental jika dibiarkan dan akan cair kembali jika dikocok. Gel yang demikian disebut magma. Jika massa gel mengandung banyak cairan umumnya disebut jelly.

Contoh :

Policrol gel

Bioplacebton jelly

Felden gel

Aristamid gel

Eudina gel

Esperson gel

Salonpas gel

Trombophob gel

2.Cairan

Solutiones (Solutions, larutan) obat luar

Solutiones adalah sedian cair yang mengandung satu atau lebih dari bahan kimia pelarut, dan sebagai pelarut (solvens) umumnya air. Zat yang dilarutkan disebut solvendum. Sediaan ini paling tepat digunakan pada kulit lesi yang mendadak, seperti : eritema, vesicular, pruritus, dan bleeding. Solusio terbagi menjadi solusio untuk obat dalam dan obat luar.

Komposisi terdiri dari :

Bahan berkhasiat : Antiseptika, antibiotika, fungisida, adstringensia

Pelarut :

aquadest

Etanol, untuk melarutkan as salisilat

Eter untuk melarutkan kamfer

Klorofom untuk melarutkan alkaloida basa

Gliserin untuk melarutkan borax

Propilenglikol dan etilenglikol pada guttae auric

Parifin liq. Sebagai pelarut menthol

Syarat-syarat solutiones adalah :

Tidak boleh ada pengendapan

Bebas dari bahan-bahan kasar atau tidak terlarut

Transparan meskipun berwarna

Macam-macam solutiones obat luar :

Solutio topikal

Contoh :

Povidone-iodine Epithema (obat kompres)

Contoh :

Rivanol sol

Boorwater sol

Pehidrol sol Collutorium (collutio), obat cuci mulut

Contoh:

Liserin sol

Fluocaril sol Gargarisma : obat kumur di mulut dan tenggorokan

Contoh :

Hidrogen peroxyda sol. 3%

Gargarisma khan sol Collyrium : obat cuci mata

Contoh :

Optrex sol Guttae Ophtalmicae, auticulares dan nasales

Sediaan paraenteral

Contoh :

Ringer laktat

Saline sol

Dexrose 5% sol

Neurobion injection

Lotiones (obat kocok)

Lotiones adalah preparat cair yang mengandung zat aktif padat halus yang larut, sukar larut, terdispersi dalam cairan pembawa yang digunakan sebagai obat luar. Sedian lotion berupa larutan, suspensi, atau emulasi dan umumnya dalam pembawa air, tetapi dapat juga berupa campuran air dan alkohol. Komposisi terdiri dari :

Bahan yang tidak larut :

adstringensia misal zn oksida

zat pengering misalnya talcum

Anti pruritis, misalnya calamine

Bahan larut :

Aqua calcis (Ca hidroksida)

Gliserin sebagai pelembut

Etanol 90%

Pembawa/ pelarut seperti :

aquadest dan alkohol

Bahan tambahan :

Tragacantha berfungsi sebagai pengental

Korigensio odoris, aqua rosarum

Kebaikan sedian lotiones :

Proses pengeringan cepat

Dingin dan memberi kelembutan pada kulit

Lebih efektif dibandingkan powder pada kulit yang tidak lecet

Kekurangan :

Tidak baik diberikan pada kulit yang lecet

Pada vesicular lesion selain menimbulkan rasa sakit juga merangsang pertumbuhan bakteri

Contoh :

Resep standar

Redhonwashing lotion

Komposisi :

Dalam 100 ml mengandung :

Acid salicylicum

0,25%

Zinc. Oxydum

10%

Camphora

0,5%

Mentholum

0,35%

Resep obat paten :

Caladyrl lotio

Komposisi

Difenhidramin

2%

Calamine

8%

Camphora

0,1%

Gliseril alkohol

2%

Aqua ad

60 ml

Emulsi ( Emulsion/emulsiones) untuk obat luar

Emulsi adalah sediaan cair berupa campuran terdiri atas dua fase dalam sistem disperse dengan fase cairan, yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya dengan bantuan emulgator.

Massa emulsi terdiri dari :

Fase I : minyak (lemak) atau cair, disebut fase internal

Penengah : emulgator

Fase II : air atau minyak (lemak) yang disebut fase eksternal

Tipe-tipe Emulsi terdiri dari :

Tipe O/W (M/A) = minyak dalam air

Tipe W/O (W/O) = air dalam minyak

Emulsi tipe W/O umumnya digunakan sebagai obat luar.

Contoh :

Eperson emulsion

Kosmetika2. Padat

Pulvis (serbuk)

Sediaan berbentuk serbuk halus dan kering yang mengandung satu atau lebih bahan obat dalam atau tanpa pembawa dan digunakan sebagai obat luar dan dalam.

Plester Obat (transdermal)

Sistem pemberian obat transdermal dimaksudkan untuk mendukung penetrasi obat melalui permukaan kulit (epidermis superfisial) dengan tujuan lokal atau sistemik.

Kebaikan :

Menghindari kesulitan obat melalui saluran cerna akibat pH saluran cerna, aktivitas enzimatik, interaksi obat dengan makanan, minum atau pemberian obat oral lainnya.

Menggantikan pemakaian obat bila pemakaian cara per-oral tidak memungkinkan

Menghindari first pass effect

Menghindari resiko terapi cara pemberian obat per-oral dan parenteral dan bila tidak sesuai pemakaian obat dapat dihentikan

Memperpanjang aktivitas obat

Kekurangan :

Pemberian obat tidak bisa dilakukan bagi yang iritasi atau alergi

Hanya berlaku untuk obat-obat yang mempunyai potensi yang sesuai bila melalui kulit

Kesukaran teknis pemakaian

Komponen :

Media terbuat dari kertas atau kain tanpa atau dengan bantuan zat perekat.

Bahan berkhasiat

Bahan-bahan tambahan

Obat transdermal dengan efek lokal :

Salonpas, Koyo cabe, tensoplas, Handyplas

Efek sistemik :

Nitradisc mengandung nitrogliserin

Nicotonell TTS 30 (Ciba-Geigy) mengandung zat anti nikotin.

PERIHAL DOSIS OBAT

Dosis

Dosis obat adalah besarnya jumlah bahan dalam satuan tertentu yang diberikan pada waktu tertentu.

Digunakan untuk menentukan jumlah dari:

Obat atau bahan obat

Bahan racun / kimia

Toksin atau antitoksin bakteri

Yang diberikan atau masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan pada pengobatan atau percobaan yang menimbulkan gejala atau tidak pada manusia atau hewan tersebut.

Simbol dan Ukuran Besarnya Dosis yang Digunakan Dalam Pengobatan

Ukuran Bobot

Mikrogram = mcg (g) = seperseribu bagian dari 1 miligram

Milligram = mg = seperseribu dari 1 gram

Gram = g / gr = seperseribu dari 1 kilogram

Kilogram = Kg = bobot protipe kilogram internasional

Ukuran Isi larutan

Mikroliter = l = seperseribu bagian dari mili liter

Mili liter = ml = seperseribu bagian dari liter

Liter = l = volume 1 kg air pada suhu kerapatan air maksimal (

1 sendok teh = cth ( cochlear theae) = 5 ml

1 sendok bubur = c.p (cochlear pultis) = 8 ml

1 sendok makan = c (cochlear) = 15 ml

1 ml = 1 cc

Ukuran Unit atau satuan

Satuan Internasional = S.I

Internasional Unit = I.U

Tetesan

Tetesan baku (internasional), 1 gram air suling = 1 ml = 20 tetes pada suhu 20o C.

Persen

Persen dinyatan sebagai berikut:

% b/b ( persen bobot per bobot), menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gr bahan atau hasil akhir

% b/v persen bobot per volume), menyatakan jumlahgram zat dalam 100 ml, bahan atau hasil akhir

% v/v ( persen volume per volume), menyatakan jumlah ml zat dalam 100 gr bhan atau hasil akhir

% v/b ( persen volume per bobot), menyatakan jumlah ml zat dalam 100 gr bahan atau hasil akhir

Macam-macam Dosis dan Istilah

1. Dosis Efektif

Adalah jumlah obat dalam satuan tertentu yang dapat menimbulkan efektifnya terhadap individu tertentu

2. Dosis lethal

Adalah jumlah zat dalam satuan tertentu yang dapat menimbulkan kematian

3. Dosis pengobatan

adalah dosis yang dapat digunakan untuk mendapatkan efek suatu pengobatan

4. Dosis lazim

Adalah dosis obat yang digunakan pada pengobatan dalam batas-batas dosis biasa pemberian obat.

Tingkat-Tingkat Dosis Dalam Suatu Pengobatan

a. Dosis Awal

Dosis dari suatu obat yang diberikan pertama kali pada penderita, dengan tujuan

Pendapatan kerja obat yang maksimal dikenal juga sebagai stoot dosis dengan pemberian dosis tinggi pertama kali

Mendapatkan atau mengetahui respon obat pada dosis rendah sampai dimana efek obat dapat dicapai sehingga perlu penambahan atau pengurangan dari dosis agar sampai ke tingkat tertentu.Misalnya pada pemberian obat oral hipoglikemia.

b. Dosis Penyesuaian

Setelah dosis awal diketahui sampai dimana efektifitasnya dapat dicapai maka perlu ditingkatkan atau dikurangi dosis selanjutnya dengan bertahap sampai tercapai efek yang diinginkan.c. Dosis Pemeliharaan

Tingkat besarnya dosis yang dapat memeberikan efek kerja obat yang stabil seperti yang diharapkan atau meningkatkan yeng sesuai dan perlu dipertahankan baik dalam jangka panjang ataupun sedang.d. Dosis Maksimum

Dosis tertinggi yang masih dapat diberikan oleh penderita tanpa menimbulkan efek yang membahayakan.

e. Dosis Toksis

Dosis yang diberikan ataupun sejumlah obat terapi yang dapat menimbulkan gejala keracunan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dosis Obat

Umur dan Berat Badan

Jenis Kelamin

Rute pemberian dan Jenis Obat

Absorbsi dan ekskresi

Kondisi dan beratnya penyakit

Dosis Obat dalam Resep

Takaran yang sering digunakan dalam resep pengobatan umumnya takaran lazim, hanya kadang saja takaran maksimum juga diperlukan. Selain ada kemungkinan takaran maksimum dilampaui lebih dari 100% dikehendaki ataupun karena adanya kesalahan dalam menentukan takaran yang dikehendaki.

Contoh:

Daftar Takaran Lazim Dan Takaran Maksimum Orang Dewasa

Nama ZatCara PakaiDosis LazimDosis Maksimum

SekaliSehariSekaliSehari

Atropin SulfatOral0,25 mg

0,5 mg1-2 mg2 mg4 mg

AminophylinOral500 mg1,5 3 g1 g8 g

Takaran lazim dan Takaran Maksimum berbeda untuk takaran dewasa. Dan seseorang dianggap dewasa bila sudah berumur 20 tahun. Takaran Maksimum berlaku untuk cara pemberian:

Peroral

Lavement

Suppositoria

Obat semprot ke dalam Rongga Tubuh ( misalnya inhaler)

Sedangkan untuk obat dengan cara pemberian lain seperti dikulit ataupun injeksi menurut ketentuan dan keistimewaannya tentang Takaran Maksimum dalam Farmakope Indonesia

Cara Menghitung Takaran Maksimum

Contoh:

R/ Atropin Sulfat1,5 ( T.m sekali 2 mg)

Sacharrum Lactis qs ( T.m sehari 4 mg)

m. pulv. d.t.d No. X

S 4 d.d pulv. I

Penghitungan

T.m sekali pakai : ( 1,5/2 ) x 100% = 75%

T.m sehari pakai : 4 x (1,5/4 ) x 100% = 150%

Keterangan:

Takaran Maksimum dikatakan melamapaui apabila takaran sekali atau takaran sehari melebihi 100%

Pemakaian sekali tidak melampaui 75% dan pemakaian seharai takaran maksimum 150%

Dalam resep diharuskan memberi tanda seru dibelakang jenis obat yang diminta bila hal ini dikehendaki, apabila tidak dicatumkan tanda serum aka apotik akan menanyakan kembali pada dokter yang menulisnya dengan anggapan ada kemungkinan kesalahan dalam menentukan dosis obat.

Perhitungan Dosis Obat Pada Anak

1. Berdasarkan Usia

Rumus Young

Rumus:n (tahun) x Dosis Dewasa

n + 12

Rumus Ini berlaku untuk anak usia 8 tahun

Rumus Dilling

Rumus: (tahun) x Dosis dewasa

Rumus Ini berlaku untuk anak usia > 8 tahun

Rumus Freid

Rumus:m ( bulan) x Dosis dewasa

150

Rumus ini berlaku untuk bayi usia 1 tahun

2. Berdasarkan Berat Badan

Rumus Clark

Rumus:W (kg) x Dosis dewasa

68

Rumus ini lebih mudah dan agak tepat, dimana perkiraan dosis bayi dan anak terhadap dosis dewasa yang dihitung berdasarkan berat badan.3. Berdasarkan Luas permukaan Tubuh

Rumus :Luas permukaan tubuh x Dosis Dewasa

1,73 (LPT dewasa)

Sebelumnya perhitungan ini adalah yang paling tepat walau ada beberapa sanggahan karena luas permukaan tubuh tidak berlangsung dengan fungsi faal dan metabolik. Penggunaan rumus ini tidaklah praktis

Contoh Cara Penghitungan Dosis

1. Dosis Dewasa obat A adalah 60 mg. Berapa dosis anak umur 3 tahun?

Gunakan Rumus Young:n (tahun) x Dosis Dewasa

n + 12

3 x60 mg = 12 mg

3 + 12

2. Tentukan Dosis Anak dengan Berat 30 kg sedangkan Dosis obat untuk dewasa rata-rata 20 mg?

Gunakan Rumus Clark: W (kg) x Dosis dewasa

68

30 x 20 = 8,8 mg

68

3. Apabila dosis obat A untuk dewasa adalah 50 mg. berapa dosis. Berapa dosis anak dengan luas permukaan 0,52 mm2 ?

Gunakan Rumus :Luas permukaan tubuh (m2 )x Dosis Dewasa

1,73 m2 (LPT dewasa)

Dosis Anak: 0,52 x 50 mg= 15 mg

1,73

4. Jika obat A dosisnya adalah 40 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis . Berapa gram dosis anak dengan berat badan 15 Kg, menerimanya per kali beri?

Rumus: Berat Badan (kg) x Dosis = 15 x 40= 300 mg/ kali beri

Jumlah pakai dalam sehari 2

Latihan Menghitung Dosis dan Menulis Resep

1. Nama Amir, umur 6 tahun, berat badan 20 kg, didiagnosa ISPA, terapi awal symtomatis, terapi menggunakan obat

a. Sol per oral : potio alba

Adde

Syrup thyme

Ephedrine Hcl

Chlorpheniramine maleat ( CTM=chlortrimeton tiap tab 4 mg)

Cara pakai : sehari 4 x satu sendok teh

Lama pengobatan : 7 hari

b. Pulveres:eryhtrocin dulcet ( isi: setiap tab ,mengandung erythromycin 200 mg)

Paracetamol (acetaminophen, tiap tab mengandung 500 mg)

Vit c ( acid ascorbicum)

Cara pakai : sehari 4x

Lama pengobatan : 5 hariDaftar dosis

Nama ObatPer kaliSehari

Syrup tymi 10-20%--

Efedrin Hcl-0,8-1,6 mg/kg BB

Chlorpheniramine maleat-0,35 mg/kg BB

Erythromycin-30-50 mg/kg BB

Acetaminophen-400-800 mg

Jawaban

a. Potio Alba

Jumlah potio alba yang dibutuhkan untuk 7 hari = lama pengobatan x jumlah pakai dalam sehari x 1 cth = 7 x 4 x 5 ml = 140 ml ( 150 ml (sediaan yang ada)

Sirup thyme untuk anak-anak: 10-20% dari 150 ml = 15 ml-30 ml ( 30 ml

Jumlah potio : 150 ml- 30 ml = 120 ml

a) Efedrin Hcl: 1 x pemberian = BB (kg) x dosis / jumlah pakai dalam sehari = 20kg ( 0,8 1,6mg/kgBB) / 4 = 4 mg 8 mg = 6 mg

Jumlah efedrin yang dibutuhkan = (150 ml/5 ml) x 6 mg = 180 mg

b) CTM 1 x pemeberian = 20kg ( 0,35 mg/kgBB) / 4 = 1,75 mg

Jumlah CTM yang dibutuhkan = (150 ml/ 5 ml) x 1,75 mg = 52,5 mgb. Pulveres

a) Erythromycin 1 x p = 20 x (30 -50 mg/ kg BB) / 4 = 600-1000 mg/ 4 = 150-250 mg ( 200 mg eritromycin dulcet tab I

b) Acetaminophen 1 x p = (400- 800 mg)/4 = 100 mg- 200 mg ( 125 mg

1 tab = 500 mg ( 125 mg= tab

c) Vit C 1x p = 50 mg

Jumlah pulveres yang dibutuhkan untuk pengobatan 5 hari = 5 (4 x 1 bks) = 20 bungkus ( No. XX

Eritromycin efek sampingnya merangsang lambung dan merusak flora usus dan vit c bersifat asam, sebaiknya obat ini deberikan jam sesudah makan.Resep Lengkap

2. Nama pasien Ramira, umur 5 tahun berat badan 16 kg, didiagnosa bronchitis dengan gejala demam, batuk berdahak. Terapi diberikan obat.

a. Suspense per oral : abotic dry susp.Isi : setiap sendok teh mengandung chlaritrhomycin 125 mg

Kemasan dalam botol 30 ml dan 60 ml

Cara pakai: sehari 2x sebelum makan, lama pengobatan 7 hari

b. Pulveres berisi: dumin tab ( isi tiap tab mengandung asetaminophen 500 mg)

Diazepam tab (isi tiap tab mengandung 2 dan 5 mg)

Gliseryl guaicolat tab (isi tiap tab mengandung 100 mg)

Dextrometorphan HBr (isi tiap tab mengandung 15 mg)

Acid ascorbicum

Cara pakai : sehari 4x, lama pengobatan 4 hari

Dosis Obat

Nama ObatPer-kaliSehari

Chlaritrhomycin-7,5 mg/kgBB

asetaminophen50-100 mg-

Diazepam-0,12-0,8 mg/kgBB

Gliseryl guaicolat tab25-50 mg-

Dextrometorphan HBr-1 mg/kgBB/3-4x

Acid ascorbicum-30-40 mg/3-4x

Jawaban:

a. Chlaritrhomycin 1 x pemberian = 16 kg ( 7,5 mg/kgBB) / 2 = 60 mg (

60/125 x 1 Cth = Cth (0,5 ml)

Jumlah obat yang dibutuhkan untuk pengobatan 7 hari ( 2 x 2,5 ml) = 35 ml ( F.I Mo. I (60 ml)

b. Acetaminophen 1 x pemberian = 50-100mg ( 100mg ( 100mg/500mg = 1/5 tab

c. Diazepam 1 x pemberian = 16 (0,12-0,8mg/kgBB) = 1,92-3,2mg ( 2 mg

d. Gliseryl Guaicolat 1 x pemberian = 15 mg

e. Dextrometorphan HBr 1 x pemberian = 16 (1 mg/kgBB)/4 = 4 mg

f. Acid Ascorbicum 1 x pemberian = 30-40 mg/ 4 = 7,5-10 mg ( 100 mg

Jumlah pulveres dibutuhkan untuk 4 hari pengobatan: 4 (4x1 bks)=16 bks ( No. XVResep Lengkap:

3. Nama pasien Budi, umur 2 tahun BB 12 kg, diagnosa gangguan saluran cerna, symptom: mual, muntah dan diare. Terapi diberikan obat.

a. Guttae per oral : priperan drops (isi : tiap ml mengandung metaclorpramide Hcl 2,6 mg)

Cara pakai: sehari 4x

Lama pengobatan: 5 hari

Kemasan botol 10 ml

b. Pulveres berisi:

1) Colistin tab. Ada 2 kemasan, isi:

Setiap tab mengandung colistin sulfat 250.000 IU

Setiap tab mengandung colistin sulfat 1.500.000 IU

2) Papaverin

3) Vit B complex, isi:Thiamin HCL 2 mg

Riboflavin (vit B2) 2 mg

Pridoksin HCL (vit B6) 2 mg

Nikotamida 20 mg

Kalsium pantotenat 10 mg

Cara pakai: sehari 3x

Lama pengobatan : 5 hari

Dosis Obat

Nama ObatPer-kaliSehari

Metaclorpramide 0,1 mg/kgBB-

Thiamin HCL-0,5 -0,7 mg

Colistin -100.000 IU/kgBB

Papaverin-2,5 mg/kgBB

Jawaban

a. Metaclorpramide 1x pemberian = 12kg (0,1 mg/kgBB) = 1,2 mg (1,2mg/2,6mg x 1ml = 0,46 ml ( 0,50 mlStandar F.I ; 1 ml = 20 tetes, jadi : 0,5 ml = 10 tetes ( gtt. X

Jumlah obat yang dibutuhkan untuk 5 hari: 5 (4 x 0,5ml) = 10 ml, prinperan drops FI. No I

b. Dalam vit B complex mengandung thiamin HCL (vit B1) 2 mgThiamin HCL dalam 1x pemberian = 0,5 - 0,7 mg/3 = 0,2 0,25 mg ( vit B tab complex tab 1/10

Colisin 1x p = 12 (100.000 IU)/ 3 = 400.000 IU ( colistin tab 1 3/5

Papaverin 1x p = 12 ( 2,5 mg)/ 3 = 10 mg

Jumlah pulveres untuk pemakaian 5 hari ; 5 ( 3 x 1 bks) = 15 bks ( p dtd No. XV

c. Pedialite solution Isi garam elektrolitResep Lengkap:

4. Pasien dengan nama Dina umur 5 tahun dengan Berat badan 15 Kg , didiagnosa demam typhoid. Diberikan terapi obat.

a. Infus Ringer Laktat

Dosis pemberian: 100 cc/kgBB/hari

Lama pengobatan: 3 hari

b. Paracetamol syrup (dalam 1 Cth mengandung 125 mg paracetamol)

Dosis pemberian 10-15 mg/KgBB/hari

Terdapat kemasan botol 30 ml dan 60 ml

Cara pakai 3x sehari

Lama pengobatan:3 hari

c. Khloramfenikol injeksi

Dosis pemberian:50-100 mg/KgBB/hari dibagi dalam 4 dosis per hari

Kemasan dalam 1 vial = 1000 mg

Lama pengobatan: 3 hari

Jawaban:

a. Infuse Ringer laktat 1x p = BB x dosis = 15 kg x 100 cc/kgBB/hari =1500 cc/hari

1 kolf/ flash = 500 cc ( 1500 cc = 3 flash/ hari

Jumlah infus yang dibutuhkan selama 3 hari : 3 x 3 = 9 flash

Jumlah tetesan infus : 1 cc = 20 tetes ( 1500 cc = 1500 x 20 tetes = 30.000 tetes/24 jam = 1250/jam = 20 tetes/ menit

b. Paracetamol 1 x p = BB x dosis/ pakai dalam sehari = 15kg ( 10-15 mg/kgBB/hari)/ 3 = 50-75 mg ( 62,5 mg

1 Cth = 125 mg ( 62,5 = Cth

Jumlah pemakaian dalam 3 hari = 3 (3 x 2,5) = 22,5 ml ( 30 ml

c. Khloramfenikol injeksi 1 x p = 15kg ( 50-100 mg/kgBB/hari)/ 4 = 750 1500 mg/ 4

1 vial = 1000 mg ( 1000 mg/4 = 250 mg dalam 6 jam

Jumlah yang dibutuhkan dalam 3 hari = 3 (4 x 250) = 3000 ml = 3 vial

Resep Lengkap:

Dokter : ___________

SIP. No.: ___________

Alamat: Jl. _________

Telp./Hp.No.:____________Metro, Tgl _____20_

R/ Paracetamol 500mg tab No. X

S 3 d.d 1p.c

Paraf

Pro : Ny._______

Umur:___ tahun

Dr: .............................................

SIP: .............................................

Alamat: .............................................

Telp/No.Hp: .............................................

R/potio Alba 150ml

Add

Sir thymi 30 ml

Efedrin Hcl 180 ml

Clorampheniramin mal 52,5 mg

m.d.s. 4 d.d Cth.I

paraf

R/ Erythromycin dulcet 200 mg No.I

Paracetamol 500 mg Tab

Vit C 50 mg

m.f. pulv.dtd. No XX

S. 4 dd. Pulv. I h. p.c.

Paraf

Pro : amir

Umur: 6 tahun

Dr: .............................................

SIP: .............................................

Alamat: .............................................

Telp/No.Hp: .............................................

R/Abbotic syr. 60ml FI. No. I

S 2 d.d Cth.

Sir thymi 20 ml

paraf

R/Dumin

Diazepam 2 mg

Gliseryl Guaicolat 15 mg

Dextrometorphan 4 mg

Acid Ascorbicum 10 mg

m.f. pulv.dtd. No XV

S. 3 dd. P. I

Paraf

Pro : Ramira

Umur: 5 tahun

Dr: .............................................

SIP: .............................................

Alamat: .............................................

Telp/No.Hp: .............................................

R/Perinperan drops FI

S 3 d.d gtt. X

paraf

R/colistin tab 1 3/5

Papaverin 7,5 mg

Vit B complex tab 1/10

m.f. pulv.dtd. No XV

S. 3 dd. P. I

paraf

R/Pedialyte sol. FI. No.II

S u.e

Paraf

Pro : Budi

Umur: 2 tahun

Dr: .............................................

SIP: .............................................

Alamat: .............................................

Telp/No.Hp: .............................................

R/IVFD Ringer laktat 500 cc fl. No IX

S. Pro. Inj. d.d XX gtt/ menit

paraf

R/Khloramfenikol 1000 mg vial No. III

S. Pro Inj. 250 mg. o.6.h

Paraf

R/Paracetamol Syr. 30 ml fl. No. I

S. 3 d.d. Cth

Paraf

Pro: Dina

Umur: 5 tahun

LOGO OBAT BEBAS TERBATAS

LOGO OBAT BEBAS BBEBAS

LOGO OBAT RESEP DAN PSIKOTROPIKA

LOGO OBAT NARKOTIKA