case 1 kdk meita (autosaved)

Upload: meita1805

Post on 24-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    1/31

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

    RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL

    LAPORAN KASUS ANAK

    SEORANG ANAK DENGAN KEJANG DEMAM KOMPLEKS, ISPA, DAN OBESITAS

    Pembimbing: dr. Herry S!"n#$, S%.A

    Di!!n $&e': Mei#" K!m$ P#ri

    ()*).+).+-

    /AKULTAS KEDOKTERAN UNI0ERSITAS TRISAKTI

    PERIODE 12 DESEMBER 1)+3 4 3 MARET 1)+5

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    2/31

    LEMBAR PENGESAHAN

    Presentasi laporan kasus dengan judul

    6SEORANG ANAK DENGAN KEJANG DEMAM KOMPLEKS, ISPA, DAN OBESITAS7

    Penyusun:

    Meita Kusumo Putri

    030.10.174

    Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan

    klinik !lmu Kesehatan "nak di #$% Kardinah Kota Tegal periode &' (esember &01) * ) Maret

    &01+.

    Tegal ,ebruari &01+

    dr. -erry $usanto $p.

    STATUS PASIEN

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    3/31

    BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL

    ama Mahasis/a : Meita Kusumo P. (okter Pembimbing : dr.-erry $usanto $p."

    !M : 030.10.174 Tanda tangan :

    I. IDENTITAS PASIEN

    D"#" P"!ien Ay"' Ib

    ama "n. !" Tn. y.

    %mur ) tahun )0 tahun 3' tahun

    enis Kelamin 2akilaki 2akilaki Perempuan

    "lamat $etu #T 0) # 01 Ke5. Tarub Kab. Tegal a/a Tengah

    "gama !slam !slam !slam

    $uku 6angsa a/a a/a a/a

    Pendidikan TK $( $(

    Pekerjaan 6uruh pabrik kayu !#T

    Penghasilan #p 3.000.000

    Keterangan -ubungan orangtua dengan anak adalah anak kandung

    "suransi 6P$ P6!

    o. #M 730')1

    Tanggal masuk #$ anuari &01+

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    4/31

    II. ANAMNESIS

    (ata anamnesis diperoleh se5ara alloanamnesis yang dilakukan dengan ibu dan ayah

    pasien pada tanggal 11 anuari &01+ di bangsal ijaya Kusuma "tas #$% Kardinah pukul 14.30

    !6.

    Ke&'"n U#"m"

    Kejang.

    Ke&'"n T"mb"'"n

    Panas batuk pilek.

    Ri8"y"# Peny"9i# Se9"r"ng

    Pasien datang ke !8( #$% Kardinah dengan keluhan kejang. Kejang terjadi sebanyak &

    kali. Kejang pertama terjadi sejak 9 10 jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang berlangsung

    selama 9 1 menit. !bu pasien mengatakan bah/a kejang a/alnya terjadi pada kedua tangan

    seperti kaku kemudian kejang berupa hentakan terjadi pada seluruh tubuh dengan mata

    mendelik. Kejang berhenti dengan sendirinya. $ebelum dan sesudah kejang pasien sadar namun

    tampak lemas. Kemudian kejang kedua terjadi 9 1) jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang

    berlangsung selama 9 3 menit dengan bentuk kejang yang sama. Kejang kedua juga berhenti

    dengan sendirinya. $ebelum dan setelah kejang kedua berhenti pasien juga sadar. Keluhan mulut

    berbusa saat kejang disangkal. $elama jeda antara kejang pertama dan kedua pasien dapat diajak

    berkomunikasi dan masih sempat makan.$ebelum kejang timbul pasien mengalami panas tinggi. Panas dirasakan sejak 1 hari

    sebelum masuk rumah sakit. !bu pasien sempat mengukur panas dengan menggunakan

    thermometer suhu tertinggi adalah 3;. (emam berlangsung terus menerus dan belum diberi

    obat penurun panas.

    $elain itu ibu pasien mengatakan pasien mengalami batuk dan pilek sejak & hari sebelum

    masuk rumah sakit. 6atuk dirasakan berdahak namun dahak tidak dapat dikeluarkan. Pasien

    belum minum obat untuk keluhan batuk dan pilek. Keluhan sesak disangkal nyeri menelan

    disangkal. 6uang air besar dan buang air ke5il normal seperti biasa tidak ada keluhan. #i/ayat

    trauma disangkal.

    Ri8"y"# Peny"9i# D"'&

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    5/31

    Pasien pernah mengalami kejang yang didahului demam juga sebelumnya yaitu pada

    saat berusia & tahun. Kejang hanya berlangsung 1 dan alergi disangkal.

    Ri8"y"# Peny"9i# Ke&"rg"

    "yah dan ibu pasien tidak pernah mengalami keluhan yang serupa. Kakak pertama pasien

    pernah mengalami keluhan serupa dengan pasien saat berusia 3 tahun dimana kejang disertai

    dengan demam. #i/ayat asma ?lek paru epilepsi dan alergi dalam keluarga disangkal.

    Ri8"y"# Ling9ng"n Rm"'

    Pasien tinggal bersama dengan ayah ibu dan dua kakaknya dirumah pribadi. #umah

    berada di ka/asan yang padat penduduk dengan luas 10 meter < ' meter. Tempat tinggal pasien

    memiliki & kamar tidur 1 kamar mandi 1 ruang tamu dan 1 dapur. #umah memiliki 4 jendela

    yang selalu dibuka setiap pagi. Penerangan dengan listrik. "ir berasal dari air sumur. arakseptic

    tankkurang lebih 10 meter dari sumber air. "ir limbah rumah tangga disalurkan melalui selokan

    di depan rumah.

    Ke!"n : 9e"d""n rm"' d"n en#i&"!i ;9% b"i9, 9e"d""n &ing9ng"n rm"' ;9% b"i9.

    Ri8"y"# S$!i"& E9$n$mi

    "yah bekerja sebagai buruh pabrik kayu dengan penghasilan per bulan

    #p3.000.00000bulan. !bu pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. "yah pasien

    menanggung biaya seorang istri dan 3 orang anak.

    Ke!"n: ri8"y"# !$!i"& e9$n$mi ;9%.

    Ri8"y"# Ke'"mi&"n d"n Pren"#"&

    !bu rutin memeriksakan kehamilannya se5ara teratur satu kali setiap bulan di bidan

    Puskesmas terdekat dengan rumah. !bu mendapatkan suntikan TT &

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    6/31

    Penolong persalinan : 6idan

    ;ara persalinan : Per @aginam se5ara spontan

    Masa gestasi : 3 minggu pada 84P&"1

    Keadaan bayi

    6erat badan lahir : 3'00 gram

    Panjang badan lahir : 4' 5m

    2ingkar kepala : !bu lupa

    Keadaan lahir : 2angsung menangis kuat tidak pu5at dan tidak biru

    ilai "P8"# : !bu tidak tahu

    Kelainan ba/aan : Tidak ada

    "ir ketuban : ernih

    Ke!"n: ne$n"#! "#erm, &"'ir !e;"r" %er "gin"m, b"yi d"&"m 9e"d""n bg"r.

    Ri8"y"# Peme&i'"r""n P$!#n"#"&

    Pemeliharaan setelah kehamilan dilakukan di Posyandu se5ara teratur sebulan sekali dan

    anak dalam keadaan sehat.

    Ke!"n: ri8"y"# %eme&i'"r""n %$!#n"#"& b"i9.

    lakilaki berusia ) tahun kehamilan terakhir mengalami keguguran saat usia kehamilan 3

    minggu.

    Ri8"y"# Ke&"rg" Beren;"n"

    !bu pasien saat ini telah disteril.

    Ri8"y"# Per#mb'"n d"n Per9emb"ng"n An"9

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    7/31

    Pertumbuhan:

    6erat badan lahir 3'00 gram. Panjang badan lahir 4' 5m.

    6erat badan sekarang &) kg. Panjang badan 111 5m.

    Perkembangan:

    Psikomotor

    $enyum : !bu tidak ingat

    Tengkurap dan berbalik sendiri : + bulan

    (uduk : 7 bulan

    Merangkak : ' bulan

    6erdiri : 11 bulan

    6erjalan : 1& bulan

    Ke!"n: Ri8"y"# %er#mb'"n d"n %er9emb"ng"n "n"9 #id"9 #er&"mb"# d"n !e!"i

    deng"n !i".

    Ri8"y"# M"9"n d"n Minm An"9

    Pemberian "$! sejak lahir sampai usia + bulan

    %sia + bulan anak diberikan bubur bayi dan "$!

    %sia 1 tahun diberikan makanan lunak

    %sia & tahun anak telah makan nasi lauk pauk dan sayur.

    !bu pasien mengatakan bah/a pasien tergolong anak yang gemar makan tidak ada

    pantangan. Pasien makan 4) kali dalam sehari porsi makan 5ukup banyak. Aariasi

    makanan antara lain: nasi lauk pauk =ayam ikan daging> dan sayuran.

    Ke!"n: 9"&i#"! m"9"n"n b"i9, 9"n#i#"! m"9"n ber&ebi'.

    Ri8"y"# Imni!"!i

    0AKSIN DASAR (mr ULANGAN (mr

    B

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    8/31

    POLIO 0 bulan 4 bulan + bulan

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    9/31

    adi : 104 ronkhi => /heeBing =>.

    antung

    o !nspeksi : !ktus kordis tidak tampak.

    o Palpasi : !ktus kordis teraba di !;$ !A midkla@ikula sinistra.o Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan

    o "uskultasi : 6unyi jantung ! dan !! reguler murmur => gallop =>.

    "bdomen

    o !nspeksi : (atar simetris.

    o "uskultasi : 6ising usus =D> normal.

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    10/31

    o Palpasi : $upel nyeri tekan => hepar dan lien tidak teraba.

    o Perkusi : Timpani pada seluruh kuadram abdomen.

    8enitalia : jenis kelamin lakilaki tidak ada kelainan.

    "norektal : tidak dilakukan pemeriksaan.

    Ekstremitas :

    S%eri$r In>eri$r

    A9r"& Dingin

    A9r"& Si"n$!i!

    i O#$# ormotro?i ormotro?i

    T"nd" R"ng!"ng Meninge"& :

    o Kaku kuduk : egati? o 6rudBinsky ! : egati?

    o 6rudBinsky !! : egati?

    o Kernig : egati?

    o 2aseHue : egati?

    I0. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    L"b$r"#$rim D"r"' #"ngg"& ? J"n"ri 1)+5

    PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    11/31

    #( 14& I 11) * 14)

    M;A 7+) % 73 * 101

    M;- &)) P5g && * 34

    M;-; 33& gd2 &+ * 34

    Di>>

    etro?il +3 I )0 * 70

    Lim>$!i# 1*,+ ( 13 4 -)

    Monosit 7) I & * '

    E$!in$>i& ) ( 1 4 -

    6aso?il 01 I 0 * 1

    Kimi" K&ini9

    E&e9#r$&i#

    N"#rim 137+ mmol2 13+ * 14)

    K"&im 30 mmol2 33 )1

    K&$rid" +), (@ mm$&=L ?2 4 +)5

    GDS 1&& mgd2 70 * 140

    I0. PEMERIKSAAN KHUSUS

    D"#" An#r$%$me#ri Pemeri9!""n S#"#! GiCi

    "nak lakilaki usia ) tahun

    6erat badan &) kg

    Tinggi badan 111 5m

    2ingkar kepala )1 5m

    Pertumbuhan persentil anak menurut ;(; sebagai berikut:

    1. 66%J &)&0 < 100I J 1&) I =obesitas menurut beratbadan per umur>

    &. T6% J 11110' < 100I J 10&77 I =tinggi badanmenurut umur normal>

    3. 66T6 J &)1 < 100I J 131)7I =obesitas menurut beratbadan per tinggi badan>

    Kesan: "nak lakilaki ) tahun status giBi obesitas.

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    12/31

    Pemeri9!""n Ling9"r Ke%"&" (Kr" Ne&&'"!

    Ke!"n : LK 3+ ;mMe!$!e%'"&i

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    13/31

    Pemeri9!""n S#"#! GiCi

    Ke!"n: !#"#! giCi

    $be!i#"!

    I0.

    MASALAH

    (emamKejang

    !$P"

    besitas

    0. DIAGNOSA BANDING

    1. bser@asi kejang

    !n?eksi : Ekstrakranialkejang demam kompleks kejang demam simpleks

    !ntrakranialmeningitis meningoense?alitis

    8angguan elektrolitmetabolik

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    14/31

    8angguan perdarahan intrakranial

    $2 =Space Occupying Lession>

    &. !$P"

    ,aringitis

    Tonsilitis tonsilo?aringitis

    #hinitis rhinotonsilitis

    4. besitas

    8iBi kurang

    8iBi baik

    8iBi lebih obesitas

    0II. DIAGNOSA KERJA

    1. Kejang (emam Kompleks

    &. !$P"3. besitas

    0III. TATALAKSANA

    Medi9"men#$!":

    !A,( #inger 2aktat &0 tpm

    !nj. ;e?ota

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    15/31

    Pemeriksaan :

    ,oto thoraks

    . PROGNOSA

    Luo ad @itam : ad bonam

    Luo ad sanationam : dubia ad bonamLuo ad ?ungsionam : ad bonam

    PERJALANAN PENFAKIT

    ? J"n"ri 1)+5 %9&. +1.1) IB (IGD

    H"ri Per"8"#"n 9e)

    ? J"n"ri 1)+3 %9&. +3.-3 IB (B"ng!"&

    KA

    H"ri Per"8"#"n 9e)

    S Kejang sebanyak & kali. Kejang pertama

    sejak 9 10 jam sebelum ke !8(. Kejang

    pertama pukul 0&.00 !6. Kejang terjadipada kedua tangan dan kemudian terjadi

    pada seluruh tubuh. (emam sejak satu

    hari $M#$ suhu tertinggi 3;. 6atuk=D> disertai dahak pilek =D>sesak napas

    => sejak & hari $M#$.

    S Kejang =D> di ruangan selama 9 1 menit

    demam =D> batuk =D> pilek =D> lemas =D>

    sesak =>

    O K%: ;ompos mentis #"m%"9 !"9i#

    !ed"ng, #"m%"9 &em"'

    TTA: HR +-)=m, ## &'

    Ekstremitas atas: "- =DD> E =>Ekstremitas ba/ah: "- =DD> E =>

    ;#T F & detik

    O K%: ;M Tampak lemahTTA: -# 110

    Ekstremitas : "- =DD> E =>

    ;#T F & detik

    T"nd" R"ng!"ng Meninge"&:

    Kaku kuduk : egati?

    6rudBinsky ! : egati?6rudBinsky !! : egati?

    Kernig : egati?

    2aseHue : egati?

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    16/31

    T"nd" R"ng!"ng Meninge"&:

    Kaku kuduk : egati?6rudBinsky ! : egati?

    6rudBinsky !! : egati?

    Kernig : egati?

    2aseHue : egati?

    L"b$r"#$rim: E&e9#r$&i#:

    -b 11& grdl aD137+ mmol22 1+0 < 103 grdl KD 30 mmol2

    -t 33+ I ;l 1077 mmol2

    8($ 1&& mgdl

    A Kejang (emam !$P" A Kejang (emam Kompleks !$P"

    P !A,( #2&) tpm

    !n?us P;T &)0 mg + jam

    "sam @alproat sirup 37) mg ' jam

    bser@asi kejang dan ?ebris

    "njuran pemeriksaan darah rutin

    P !A,( #2 loading &)0 ml dalam 1 jam

    !n?us P;T 4 < 300 mg

    !nj. ;e?ota pilek =D> sesak =>S Kejang => demam =D> batuk berdahak

    =D> pilek =D> sesak =>

    O K%: ;M 2emas berkurang

    TTA: -# 130Ekstremitas : "- =DD> E =>

    ;#T F & detik

    O K%: ;M tampak sakit sedang

    TTA: -# 100

    Ekstremitas : "- =DD> E =>;#T F & detik

    A Kejang (emam Kompleks !$P" A Kejang (emam Kompleks !$P"

    P Melaporkan kondisi pasien kepada

    dr. -erry $ $p."

    Advice: Terapi lanjutkan

    6ila kembali kejang berikan

    diaBepam suppositoria 10 mg

    6ila masih kejang pindah P!;%

    P !A,( #2 &) tpm

    !nj. ;e?ota

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    17/31

    ++ J"n"ri 1)+5 (KA

    H"ri Per"8"#"n 9e1

    +1 J"n"ri 1)+5 (KA

    H"ri Per"8"#"n 9e*

    S Kejang => demam berkurang batuk

    berdahak =D> pilek =D> sesak =>

    S Kejang => demam berkurang batuk

    berdahak berkurang pilek => sesak =>O K%: ;M tampak sakit sedangTTA: -# 11&

    Ekstremitas : "- =DD> E =>

    ;#T F & detik

    A Kejang (emam Kompleks !$P"

    P P : (iaBepam 3 < &) mg

    Para5etamol 3 < & 5th =kp>

    "sam @alproat & < 1 5th "mbro

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    18/31

    ANALISA KASUS

    (iagnosis Kejang (emam Kompleks !$P" dengan status giBi obesitas ditegakkan

    berdasarkan anamnesis pemeriksaan ?isik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan.

    1. Kejang (emam Kompleks

    M"!"&"' In#er%re#"!i

    "namnesis

    Kejang terjadi sebanyak & kali.

    Kejang pertama terjadi sejak 9 10 jam

    $M#$. Kejang berlangsung selama 9 1menit. Kejang a/alnya terjadi pada kedua

    tangan seperti kaku kemudian kejang

    berupa hentakan terjadi pada seluruh tubuhdengan mata mendelik. Kejang berhenti

    dengan sendirinya. $ebelum dan sesudah

    kejang pasien sadar namun tampak lemas.Kemudian kejang kedua terjadi 9 1) jam

    $M#$. Kejang berlangsung selama 9 3

    menit dengan bentuk kejang yang sama.

    Kejang kedua juga berhenti dengansendirinya. $ebelum dan setelah kejang

    kedua berhenti pasien juga sadar. Keluhan

    mulut berbusa saat kejang disangkal. $elama

    jeda antara kejang pertama dan kedua pasiendapat diajak berkomunikasi dan masih

    sempat makan.(emam sejak satu hari $M#$ suhu

    tertinggi 3;. & hari $M#$ pasien

    mengeluh adanya batuk disertai dahak pilek

    =D> sesak napas =>.Pasien pernah mengalami kejang

    yang didahului demam pada saat berusia &

    tahun. Kejang berlangsung selama kurangdari ) menit dan hanya terjadi sebanyak 1

    kali. Kakak pertama pasien pernahmengalami keluhan serupa saat berusia 3tahun.

    Pasien tidak memiliki ri/ayat

    epilepsi =ayan> asma ataupun alergi. Tidakada ri/ayat epilepsi =ayan> di keluarga.

    Kejang demam adalah bangkitan kejang yang

    terjadi pada kenaikan suhu tubuh =suhu rektal

    diatas 3'O;> tanpa adanya in?eksi susunansara? pusat gangguan elektrolit atau

    gangguan metabolik.

    Kejang demam kompleks memiliki beberapa

    kriteria yakni:

    1 %sia + bulan * ) tahun& 2ebih dari 1) menit atau berlangsung

    lebih dari satu kali dalam &4 jam

    3 6ersi?at ?okal atau parsial 1 sisi atau

    kejang umum didahului kejang ?okal4 6erhenti sendiri dan pasien segera sadar

    ) Kejang timbul pada 1+ jam pertama

    setelah timbulnya demam

    + Tanpa adanya gerakan ?okal atau berulangdalam &4 jam

    7 Tidak ada kelainan neurologi sebelum dansetelah kejang

    ' ,rekuensi kejang kurang dari 4< dalam 1

    tahun

    Penyebab demam terjadi akibat in?eksidiluar $$P =in?eksi saluran pernapasan

    akut!$P" in?eksi saluran kemih!$K

    in?eksi otitis media akutM">

    Kakak pertama pasien yang mengalamikejang demam merupakan ?aktor resikoterjadinya kejang demam pada pasien.

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    19/31

    Pemeriksaan ,isik

    K%: ;M tampak sakit sedang

    adi : 140 .

    Kepala: Mesose?ali

    Mata: ;" => $! =>-idung: sekret =DD> /arna jernih napas

    5uping hidung =>

    Tenggorok: ?aring hiperemis => tonsil T1T1hiperemis =>

    Toraks: #etraksi => $A => rh => /h

    => 6 1& reguler m => g =>

    "bdomen: $upel 6% =D>Ekstremitas : "- =DDDD> E =>

    Tanda #angsang Meningeal:Kaku kuduk : egati?

    6rudBinsky ! : egati?

    6rudBinsky !! : egati?Kernig : egati?

    2aseHue : egati?

    $tatus 8iBi:1. 66%J )117 < 100I J '1& I =berat

    badan per umur rendah>

    &. T6% J 77'& < 100I J 3 I =tinggibadan menurut umur normal>

    3. 66T6 J )10+ < 100I J '+I =giBi

    kurang menurut berat badan per tinggibadan>

    Pada pemeriksaan ?isik didapatkan hasil

    berupa peningkatan suhu tubuh diatas 3'C;adanya sekret ber/arna jernih pada

    pemeriksaan hidung tidak disertai dengan

    retraksi ronkhi ataupun /heeBing.

    Pada pemeriksaan tanda rangsang meningealdidapatkan hasil negati?.

    Pemeriksaan Penunjang

    Le9$!i# +5 +)*L (@ Pada pemeriksaan penunjang terdapatadanya peningkatan leukosit yang

    menandakan terjadi in?eksi bakteri yang

    menyebabkan terjadinya demam dan !$P".Pada pemeriksaan elektrolit dan glukosa

    darah didapatkan hasil yang normalmenunjukkan tidak adanya gangguanelektrolit maupun metabolik.

    E&e9#r$&i#

    N"#rim 137+

    K"&im 30

    K&$rid" 1077

    GDS 1&&

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    20/31

    1. ISPA

    M"!"&"' In#er%re#"!i

    "namnesis

    $ejak & hari $M#$ pasien mengeluhadanya batuk disertai dahak namun dahaktidak dapat dikeluarkan. Pasien juga

    mengeluh adanya pilek =D>.

    Keluhan batuk pilek ini tanpa disertaidengan sesak napas. Keluhan nyeri menelan

    disangkal.

    Pasien tidak memiliki ri/ayat asmaataupun alergi. Tidak ada ri/ayat asma

    dalam keluarga.

    Pemeriksaan ,isik

    K%: ;M tampak sakit sedang

    adi : 140 .Kepala: Mesose?ali

    Mata: ;" => $! =>

    -idung: sekret =DD> /arna jernih napas5uping hidung =>

    Tenggorok: ?aring hiperemis => tonsil T1T1

    hiperemis =>

    Toraks: #etraksi => $A => rh => /h=> 6 1& reguler m => g =>

    Pada pemeriksaan ?isik didapatkan adanya

    sekret ber/arna jernih pada pemeriksaan

    hidung tidak disertai dengan peningkatan?rekuensi pernapasan retraksi maupun

    ronkhi atau /heeBing.

    Pada pemeriksaan tenggorok didapatkanhasil dalam keadaan normal.

    Pemeriksaan Penunjang

    Le9$!i# +5 +)*L (@

    Pada pemeriksaan penunjang terdapat

    adanya peningkatan leukosit yangmenandakan terjadi in?eksi bakteri yang

    menyebabkan terjadinya demam dan !$P".

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    21/31

    *. Obe!i#"!

    M"!"&"' In#er%re#"!i

    An"mne!i!

    !bu pasien mengatakan bah/a pasientergolong anak yang gemar makan tidak

    ada pantangan. Pasien makan 4) kali

    dalam sehari porsi makan 5ukup banyak.Aariasi makanan antara lain: nasi lauk pauk

    =ayam ikan daging> dan sayuran.

    o Pada pasien ini kualitas makan

    baik namun kuantitas makan berlebihyaitu 4) kali sehari dengan porsi

    makan 5ukup banyak.

    Pemeri9!""n /i!i9

    Pertumbuhan persentil anak menurut ;(;

    sebagai berikut:). 66%J &)&0 < 100I J 1&) I =obesitas

    menurut berat badan per umur>

    +. T6% J 11110' < 100I J 10&77 I

    =tinggi badan menurut umur normal>

    7. 66T6 J &)1 < 100I J 131)7I

    =obesitas menurut berat badan per tinggi

    badan>

    Kesan: "nak lakilaki ) tahun status giBi

    obesitas.

    Pada pemeriksaan ?isik status giBi didapatkan

    berat badan menurut umur obesitas tingginormal berdasarkan tinggi badan per umurdan giBi obesitas berdasarkan berat badan per

    tinggi badan maka pasien ini masuk dalam

    kategori giCi $be!i#"!.

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    22/31

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A De>ini!i

    Kejang demam atau ?ebrile 5on@ulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan

    suhu tubuh =suhu re5tal di atas 3'O;> yang disebabkan oleh proses ekstrakranium '. -ampir

    3I dari anak yang berumur diba/ah ) tahun pernah menderita kejang demam11. "nak yang

    pernah mengalami kejang tanpa demam kemudian kejang demam kembali tidak termasuk

    dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak

    termasuk dalam kejang demam1&.

    -ingga kini belum diketahui se5ara pasti tetapi dikaitkan ?aktor resiko yang penting adalah

    demam. (emam sering disebabkan in?eksi saluran perna?asan atas otitis media pneumonia

    gastroenteritis dan in?eksi saluran kemih. $etelah kejang demam pertama kirakira 33I

    anak akan mengalami satu kali rekurensi atau lebih dan kirakira I akan mengalami 3

    re5urrent atau lebih10.

    B E%idemi$&$gi

    Kejadian kejang demam diperkirakan &4I di "merika $erikat "merika $elatan dan

    Eropa 6arat. (i "sia dilaporkan lebih tinggi. Kirakira &0I kasus merupakan kejangdemam yang kompleks. %mumnya kejang demam timbul pada tahun kehidupan =17&3

    bulan>. Kejang demam sedikit lebih sering terjadi pada anak lakilaki 10. Kejang sangat

    tergantung kepada umur ')I kejang pertama sebelum berumur 4 tahun yaitu terbanyak di

    antara umur 17&3 bulan.14 "ngka kematian hanya 0+4I 07)I. $ebagian besar

    penderita kejang demam sembuh sempurna sebagian berkembang menjadi epilepsi

    sebanyak &7I.+

    < E#i$&$gi

    "da beberapa ?aktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan kejang demam misalnya:

    1 (emam itu sendiri

    & E?ek produk toksik daripada mikroorganisme =kuman dan @irus> terhadap otak3 #espon alergik atau keadaan imun yang abnormal oleh in?eksi

    4 Perubahan keseimbangan 5airan atau elektrolit

    ) Ense?alitis @iral =radang otak akibat @irus> yang ringan yang tidak diketahui atau

    ense?alopati toksik sepintas

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    23/31

    + 8abungan semua ?aktor tersebut di atas

    !n?eksi @iral paling sering ditemukan pada kejang demam. -al ini mungkin disebabkan

    karena in?eksi @iral memang lebih sering menyerang pada anak dan mungkin bukan

    merupakan sesuatu hal yang khusus. (emam yang disebabkan oleh imunisasi juga dapat

    mempro@okasi kejang demam. "nak yang mengalami kejang setelah imunisasi selalu terjadi

    /aktu anak sedang demam. Kejang setelah imunisasi terutama didapatkan setelah imunisasi

    pertusis =(PT> dan morbili =5ampak>7.

    D K&"!i>i9"!i

    Kejang demam memiliki & bentuk yakni kejang demam kejang demam sederhana dan kejang

    demam komplek. '0I dari kasus kejang demam merupakan kejang demam sederhana

    sedangkan &0I kasus adalah kejang demam komplek. Kejang demam sederhana (Simple

    Febrile Seizure) menurutLivingstone memiliki beberapa kriteria yakni:

    1. Terjadi pada usia + bulan * ) tahun&. 2ama kejang singkat kurang dari 1) menit

    3. $i?atnya kejang umum tonik dan atau klonik

    4. %munya berhenti sendiri dan pasien segera sadar). Kejang timbul pada 1+ jam pertama setelah timbulnya demam

    +. Tanpa adanya gerakan ?okal atau berulang dalam &4 jam

    7. Tidak ada kelainan neurologi sebelum dan setelah kejang

    '. ,rekuensi kejang kurang dari 4< dalam 1 tahun. Pemeriksaan EE8 yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak

    menunjukkan adanya kelainan &.

    Kejang (emam Komplek (omple! Febrile Seizure) memiliki 5iri gejala klinis sebagai

    berikut:1

    1 Kejang berlangsung lama lebih dari 1) menit

    & $i?at kejang ?okal atau parsial satu sisi atau kejang umum yang didahului oleh suatu

    kejang parsial3 Kejang berulang atau terjadi lebih dari 1 kali dalam &4 jam

    E M"ni>e!#"!i 9&ini9

    Kejang demam yang berlansung singkat tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa.

    Tetapi pada kejang yang berlangsung lama =lebih dari 1) menit> biasanya disertai apnea

    meningkatnya kebutuhan oksigen dan energy kontraksi otot skelet yang akhirnya

    menyebabkan hipoksemia hiperkapnea asidosis la5tate hipotensi. Kerusakan pada daerah

    mesial lobus temporalis setelah kejang berlangsung lama yang dapat menjadi matang

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    24/31

    dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsy spontan. adi kejang demam yang

    berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak sehinggga terjadi epilepsy '

    $erangan kejang biasanya terjadi dalam &4 jam pertama se/aktu demam berlangsung

    singkat dengan si?at bangkitan dapat berbentuk tonikklonik tonik klonik ?okal atau

    akinetik. %mumnya kejang berhenti sendiri. 6egitu kejang berhenti anak tidak memberi

    reaksi apapun untuk sejenak tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun

    dan sadar kembali tanpa adanya kelainan sara?.

    / P"#$>i!i$&$gi

    Kejang merupakan mani?estasi klinik akibat terjadinya pelepasan muatan listrik yang

    berlebihan di sel neuron otak karena gangguan ?ungsi pada neuron tersebut baik berupa

    ?isiologi biokimia/i maupun anatomi.$el sara? seperti juga sel hidup umumnya

    mempunyai potensial membran.Potensial membran yaitu selisih potensial antara intrasel danekstrasel.Potensial intrasel lebih negati? dibandingkan ekstrasel. (alam keadaan istirahat

    potensial membran berkisar antara 30100 mA selisih potensial membran ini akan tetap sama

    selama sel tidak mendapatkan rangsangan )

    Mekanisme terjadinya kejang ada beberapa teori yaitu :1 8angguan pembentukan "TP dengan akibat kegagalan pompa aK misalnya pada

    hipoksemia iskemia dan hipoglikemia. $edangkan pada kejang sendiri dapat terjadi

    pengurangan "TP dan terjadi hipoksemia.

    & Perubahan permeabilitas sel syara? misalnya hipokalsemia dan hipomagnesemia.

    3 Perubahan relati? neurotransmiter yang bersi?at eksitasi dibandingkan dengan

    neurotransmiter inhibisi dapat menyebabkan depolarisasi yang berlebihan. Misalnya

    ketidakseimbangan antara 8"6" atau glutamat akan menimbulkan kejang.

    Pato?isiologi kejang demam se5ara pasti belum diketahui diperkirakan bah/a pada keadaan

    demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh. (engan demikian reaksireaksi oksidasi

    terjadi lebih 5epat dan akibatnya oksigen akan lebih 5epat habis terjadilah keadaan hipoksia.

    Transport akti? yang memerlukan "TP terganggu sehingga a intrasel dan K ekstrasel

    meningkat yang akan menyebabkan potensial membran 5enderung turun atau kepekaan sel

    sara? meningkat ).

    $aat kejang demam akan timbul kenaikan konsumsi energi di otak jantung otot dan terjadi

    gangguan pusat pengatur suhu. (emam akan menyebabkan kejang bertambah lama sehingga

    kerusakan otak makin bertambah. Pada kejang yang lama akan terjadi perubahan sistemik

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    25/31

    berupa hipotensi arterial hiperpireksia sekunder akibat akti?itas motorik dan hiperglikemia.

    $emua hal ini akan mengakibatkan iskemi neuron karena kegagalan metabolisme di otak&.

    (emam dapat menimbulkan kejang melalui mekanisme sebagai berikut

    1 (emam dapat menurunkan nilai ambang kejang pada selsel yang belum

    matangimmatur.& Timbul dehidrasi sehingga terjadi gangguan elektrolit yang menyebabkan gangguan

    permiabilitas membran sel.

    Metabolisme basal meningkat sehingga terjadi timbunan asam laktat dan ;& yang akan

    merusak neuron. (emam meningkatkan erebral "lood Flo# =;6,> serta meningkatkan

    kebutuhan oksigen dan glukosa sehingga menyebabkan gangguan aliran ionion keluar

    masuk sel &.

    G /"9#$r Re!i9$

    ,aktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam."da ri/ayat kejang

    demam keluarga yang kuat pada saudara kandung dan orang tua menunjukkan

    ke5enderungan genetik. $elain itu terdapat ?aktor perkembangan terlambat problem pada

    masa neonates anak dalam pera/atan khusus dan kadar natrium rendah. $etelah kejang

    demam pertama kirakira 33I anak akan mengalami satu kali rekurensi atau lebih dan kira

    kira I anak akan mengalami tiga kali rekurensi atau lebih resiko rekurensi meningkat

    dengan usia dini 5epatnya anak mendapat kejang setelah demam timbul temperature yang

    rendah saat kenjang ri/ayat keluarga kejang demam dan ri/ayat keluarga epilepsi.

    H Di"gn$!i! B"nding

    6iasanya karena in?eksi misalnya meningitis ense?alitis abses otak atau otitis media.

    Menghadapi seorang anak yang menderita demam dengan kejang harus dipikirkan apakah

    penyebab dari kejang itu di dalam atau di luar susunan sara? pusat =otak>. leh sebab itu

    perlu /aspada untuk menyingkirkan dahulu apakah ada kelainan organis di otak. 6aru

    sesudah itu dipikirkan apakah kejang demam ini tergolong dalam kejang demam sederhana

    atau epilepsi yang dipro@okasi oleh demam.

    I Di"gn$!i!

    Menghadapi seorang anak yang menderita demam dengan kejang harus dipikirkan apakah

    penyebab dari kejangg itu di dalam atau di luar susunan sara? pusat =otak>.Pungsi lumbal

    terindikasi bila ada ke5urigaan klinis meningitis."danya sumber in?eksi seperti otitis media

    tidak menyingkirkan meningitis dan jika pasien telah mendapat antibioti5 maka perlu

    pertimbangan pungsi lumbal.Penegakan diagnosa kejang demam dapat diperoleh melalui

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    26/31

    beberapa langkah yakni anamnesa pemeriksaan ?isik dan pemeriksaan penunjang yang

    terdiri dari laboratorium dan pen5itraan jika diperlukan.&

    Pemeri9!""n Penn"ng

    a Pemeriksaan laboratorium

    (ilakukan sesuai indikasi untuk men5ari penyebab kejang demam atau keadaan lain misalnya

    gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan dapat meliputi: darah peri?er

    lengkap gula darah elektrolit serum kalsium ?os?or magnesium ureum kreatinin

    urinalisis biakan darah urin ?eses.

    b Pungsi 2umbalPemeriksaan 5airan serebro spinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan

    kemungkinan meningitis. #esiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 0+I +7I.

    Pada bayi ke5il seringkali sulit untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis

    meningitis karena mani?estasi klinisnya tidak jelas.

    leh karena itu pungsi lumbal dianjurkan pada:

    1 6ayi kurang dari 1& bulan sangat dianjurkan dilakukan.

    & 6ayi antara 1&1' bulan dianjurkan.

    3 6ayi Q1' bulan tidak rutin =jika di5urigai menderita meningitis>5 Pen5itraan

    Pemeriksaan imaging =;T s5an atau M#!> dapat diindikasikan pada keadaan :

    1 "danya ri/ayat dan tanda klinis trauma kepala.& Kemungkinan adanya lesi struktural di otak =mikrose?ali spastik>.

    3 "danya tanda peningkatan tekanan intrakranial =kesadaran menurun muntah berulang

    ?ontanel anterior membonjol paresis ner@us A! papiledema> atau kelainan neurologik

    ?okal yang menetap =hemiparesis>.

    d Elektroense?alogra?i

    Pemeriksaan EE8 tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau memperkirakan

    kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam. Pemeriksaan EE8

    dipertimbangkan pada kejang demam tidak khas atipikal misalkan kejang demam

    kompleks.pada anak usia lebih dari + tahun atau kejang demam ?okal.

    J Pen"#"&"9!"n""n

    (alam penanggulangan kejang demam ada + ?aktor yang perlu dikerjakan yaitu :

    Mengatasi kejang se5epat mungkin

    Pengobatan penunjang

    Memberikan pengobatan rumat

    Men5ari dan mengobati penyebab

    Men5egah terjadinya kejang dengan 5ara anak jangan sampai panas

    Pengobatan akut

    I. Meng"#"!i 9e"ng !e;e%"# mng9in

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    27/31

    $ebagai orang tua jika mengetahui seorang kejang demam tindakan yang perlu kita

    lakukan se5epat mungkin adalah semua pakaian yang ketat dibuka. Kepala sebaiknya miring

    untuk men5egah aspirasi isi lambung. Penting sekali mengusahakan jalan na?as yang bebas

    agar oksigenasi terjamin. (an bisa juga diberikan sesuatu benda yang bisa digigit seperti

    kain sendok balut kain yang berguna men5egah tergigitnya lidah atau tertutupnya jalan

    na?as. 6ila suhu penderita meninggi dapat dilakukan kompres dengan es atau alkohol atau

    dapat juga diberi obat penurun panas =antipiretik>.

    + Peng$b"#"n %enn"ng

    6ila suhu penderita tinggi dilakukan dengan kompres es atau alkohol. 6ila penderita

    dalam keadaan kejang obat pilihan utama adalah diaBepam yang diberikan se5ara per

    re5tal disamping 5ara pemberian yang mudah sederhana dan e?ekti? telah dibuktikan

    keampuhannya. (osis tergantung dari berat badan yaitu berat badan kurang dari 10 kg

    diberikan ) mg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg atau diaBepam rektal

    dengan dosis ) mg untuk anak usia di ba/ah 3 tahun dan dosis 7) mg untuk anak di atas

    usia 3 tahun. (osis diaBepam re5tal adalah 0)07) mgkg66. Kemasan terdiri atas ) mg

    dan 10 mg dalam re5tiol. 6ila kejang tidak berhenti dengan dosis pertama dapat

    diberikan lagi dengan 5ara dan dosis yang sama dengan inter@al /aktu ) menit

    =Konsensus>.

    %ntuk men5egah terjadinya edema otak diberikan kortikosteroid yaitu dengan

    dosis &030 mgkg66hari dibagi dalam 3 dosis. 8olongan glukokortikoid seperti

    deksametason diberikan 0)1 ampul setiap + jam sampai keadaan membaik.

    1 Peng$b"#"n rm"#

    $etelah kejang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumat dengan 5ara mengirim

    penderita ke rumah sakit untuk memperoleh pera/atan lebih lanjut. Pengobatan ini dibagi

    atas dua bagian yaitu:

    " Pr$>i&"9!i! in#ermi##en

    %ntuk men5egah terulangnya kejang di kemudian hari penderita kejang demam

    sederhana diberikan obat 5ampuran anti kon@ulsan dan antipiretika yang harus diberikan

    kepada anak yang bila menderita demam lagi. "ntikon@ulsan yang diberikan ialah

    ?enobarbital dengan dosis 4) mgkg66hari yang mempunyai e?ek samping paling

    sedikit dibandingkan dengan obat antikon@ulsan lainnya. bat yang kini ampuh dan

    banyak dipergunakan untuk men5egah terulangnya kejang demam ialah diaBepam baik

    diberikan se5ara re5tal maupun oral pada /aktu anak mulai terasa panas.

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    28/31

    Pro?ilaksis intermiten pada saat demam berupa: "ntipiretik

    Kejang demam terjadi akibat adanya demam maka tujuan utama pengobatan adalah

    men5egah demam meningkat. Pemberian obat penurun panas para5etamol 101)

    mgkg66kali 4 kali sehari dan tidak lebih dari ) kaliatau ibupro?en )10 mgkg66kali

    34 kali.Penggunaan asam asetilsalisilat tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan

    syndrome #eye.

    "ntikejang

    (iberikan diaBepam oral 03 mgkg66 tiap ' jam saat demam.

    (iaBepam rektal 0) mgkg66 tiap ' jam bila demam diatas 3';.

    (apat juga diaBepam per re5tal) mg untuk anak dengan 66 F10 kg =tiap ' jam> dan 10

    mg untuk anak dengan 66 Q10 kg =tiap ' jam>

    KlonaBepam =003 mgkg66 per dosis tiap ' jam>. E?ek sampingnya mengantuk mudah

    tersinggung gangguan tingkah laku depresi dan hipersali@asi.

    Kloralhidrat supposituria&)0 mg =untuk 66 F1) kg> )00 mg =untuk 66 Q1) kg>.

    Kontraindikasi pada pasien dengan kerusakan ginjal hepar penyakit jantung dan

    gastritis.

    b Pr$>i&"9!i! "ng9" %"n"ng

    Pro?ilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin terdapatnya dosis teurapetik yang

    stabil dan 5ukup di dalam darah penderita men5egah terulangnya kejang di kemudian hari.

    bat yang dipakai untuk pro?ilaksis jangka panjang ialah:1 ,enobarbital

    (osis 34 mgkg66hari dalam 1& dosis. E?ek samping dari pemakaian ?enobarbital jangka

    panjang ialah perubahan si?at anak menjadi hiperakti? perubahan siklus tidur dan kadang

    kadang gangguan kogniti? atau ?ungsi luhur.

    & $odium @alproat asam @alproat

    (osisnya ialah 1)40 mgkg66hari dibagi dalam &3 dosis. amun obat ini harganya jauh

    lebih mahal dibandingkan dengan ?enobarbital dan gejala toksik berupa rasa mual kerusakan

    hepar pan5reatitis.3 ,enitoin

    (iberikan pada anak yang sebelumnya sudah menunjukkan gangguan si?at berupa hiperakti?

    sebagai pengganti ?enobarbital. -asilnya tidak atau kurang memuaskan. Pemberian

    antikon@ulsan pada pro?ilaksis jangka panjang ini dilanjutkan sekurangkurangnya 3 tahun

    seperti mengobati epilepsi. Menghentikan pemberian antikon@ulsi kelak harus perlahanlahan

    dengan jalan mengurangi dosis selama 3 atau + bulan.

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    29/31

    Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang kemudian dihentikan se5ara bertahap

    selama 1& bulan.

    * Men;"ri d"n meng$b"#i %enyeb"b

    Penyebab dari kejang demam baik sederhana maupun kompleks biasanya in?eksi traktus

    respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang tepat dan kuatperlu untuk mengobati in?eksi tersebut. $e5ara akademis pada anak dengan kejang demam

    yang datang untuk pertama kali sebaiknya dikerjakan pemeriksaan pungsi lumbal. -al ini

    perlu untuk menyingkirkan ?aktor in?eksi di dalam otak misalnya meningitis.

    - Men;eg"' #er"diny" 9e"ng deng"n ;"r" "n"9 "ng"n !"m%"i %"n"!

    (alam hal ini tindakan yang perlu ialah men5ari penyebab kejang demam tersebut. Misalnya

    pemberian antibiotik yang sesuai untuk in?eksi. %ntuk men5egah agar kejang tidak berulang

    kembali dapat menimbulkan panas pada anak sebaiknya diberi antikon@ulsan atau menjaga

    anak agar tidak sampai kelelahan karena hal tersebut dapat terjadi aspirasi ludah atau lendirdari mulut. "da 3 upaya yang dapat dilakukan :

    a Pro?ilaksis intermittenb Pro?ilaksis terus menerus dengan obat antikon@ulsan tiap hari

    5 Mengatasi segera jika terjadi serangan kejang

    3 Peng$b"#"n A9#

    (iaBepam diberikan dalam dosis 0&0) mgkg66 se5ara !A perlahanlahan selama ) menit.

    6ersamaan dengan mengatasi kejang dilakukan:

    1 6ebaskan jalan na?as pakaian penderita dilonggarkan kalau perlu dilepaskan.& Tidurkan penderita pada posisi terlentang hindari dari trauma. ;egah trauma pada bibir

    dan lidah dengan pemberian spatel lidah atau sapu tangan diantara gigi.

    3 Pemberian oksigen untuk men5egah kerusakan otak karena hipoksia.4 Perhatikan kebutuhan 5airan dan elektrolit.

    ) $egera turunkan suhu badan dengan pemberian antipiretika =asetamino?enparasetamol>

    atau dapat diberikan kompres hangat. "setamino?en oral 10 mgkg 66 4 kali sehari atau

    !bupro?en &0 mgkg66 4 kali sehari.

    + ;ari penyebab kenaikan suhu badan dan berikan antibiotik yang sesuai.7 "pabila kejang berlangsung lebih dari 30 menit dapat diberikan kortikosteroid untuk

    men5egah edema otak dengan menggunakan 5ortisone &030 mgkg66 atau de

    30 mg =neonates> )0 mg =usia 1 bulan1 tahun>

    7) mg =usia Q1 tahun>

    MidaBolam =intranasal 0& mgkg66>

    . Ed9"!i %"d" $r"ng #"

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    30/31

    1 Meyakinkan bah/a kejang demam umumnya mempunyai prognosis yang baik.

    & Memberitahukan 5ara penanganan kejang.

    3 Memberikan in?ormasi mengenai kemungkinan kejang kembali.4 Pemberian obat untuk men5egah rekurensi memang e?ekti? tetapi harus diingat adanya

    e?ek samping obat.

    . Pr$gn$!i!1 Kemungkinan mengalami ke5a5atan atau kelainan neurologis

    Kejadian ke5a5atan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah

    dilaporkan.Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang

    sebelumnya normal. Penelitian lain se5ara retrospekti? melaporkan kelainan neurologis pada

    sebagian ke5il kasus dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau

    kejang berulang baik umum atau ?okal.

    & Kemungkinan mengalami kematianKematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan.

    3 Kemungkinan berulangnya kejang demam,aktor resiko berulangnya kejang demam adalah:

    a #i/ayat kejang demam dalam keluarga.b %sia kurang dari 1& bulan.

    5 Temperatur yang rendah saat kejang.

    d ;epatnya kejang setelah demam.6ila seluruh ?aktor di atas ada kemungkinan berulangnya kejang demam adalah '0I

    sedangkan bila tidak terdapat ?aktor tersebut kemungkinan berulang kejang demam adalah

    10I 1)I.Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama.

    4 ,aktor resiko terjadinya epilepsi10

    ,aktor resiko lain adalah terjadinya epilepsi di kemudian hari. ,aktor resiko menjadi epilepsi

    adalah :

    a Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama.

    b Kejang demam kompleks.5 #i/ayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.

    DA/TAR PUSTAKA

    1 Pusponegoro -( idodo (P !smael $$onsensus Penatalaksanaan $e%ang &emam'%nit

    Kerja Koordinasi eurologi !katan (okter "nak !ndonesia &00+. $ta? Pengajar !K" ,K%!.& (adiyanto dkk. &011. 6uku "jar !lmu Kesehatan "nak. $emarang : ,K %(!P.

    3 (eliana Melda. &00&. Tatalaksana Kejang (emam "nak. $ari Pediatri Aol.4 o.0&. )+&

  • 7/25/2019 Case 1 KDK MEITA (Autosaved)

    31/31

    4 (epartemen !lmu Kesehatan "nak. "uku A%ar lmu $esehatan Anak. &011. $emarang:

    6adanPenerbit %ni@ersitas (iponegoro) ,uadi ,. .&010. ,aktor #isiko 6angkitan Kejang (emam pada "nak =Tesis> %ni@ersitas

    (iponegoro $emarang a/a Tengah

    + 2umbantobing $.M. &004.$e%ang &emam. akarta: ,akultas Kedokteran %[email protected] -assan R "latas dkk &00& 6uku Kuliah & !lmu Kesehatan "nak 5etakan kesepuluh

    6agian !lmu Kesehatan "nak %ni@ersitas !ndonesia akarta

    ' Mansjoer &000Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 ilid& Media "es5ulapius akarta gastiyah 17 Pera/atan anak sakit 5etakan ! E8; akarta

    10 $hah $$ "lpern E# S/erling 2 #eid # M58o/an K2 6ell 2M. &00&. Lo# risk o

    bacteremia in children #ith ebrile seizures*"r5h Pediatr "doles5 Med1)+:4+7&.

    11 $oetomenggoloT$. 1'. Kejang (emam dalam 6uku "jar eurologi.akarta: !("!.

    1& ;hiu $$ Tse ;U 2au U2 Peiris M. &001.nluenza A inection is an important cause o

    ebrile seizures*Pediatri5s10':17.

    13 6aumann #. Kao". &01&.Febrile Seizures. =