case laringitis

Upload: aiiu-ika-gn

Post on 19-Feb-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    1/41

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang

    Laringitis merupakan peradangan yang terjadi pada pita suara

    (laring)yang dapat menyebabkan suara parau. Pada peradangan ini seluruh

    mukosa laring hiperemis dan menebal, kadang-kadang pada pemeriksaan

    patologik terdapat metaplasi skuamosa. Laringitis ialah pembengkakan dari

    membran mukosa laring. Pembengkakan ini melibatkan pita suara yang memicu

    terjadinya suara parau hingga hilangnya suara. Laringitis kronik adalah proses

    inflamasi pada mukosa pita suara dan laring yang terjadi dalam jangka waktu

    lama. Infeksi pada laring dapat dibagi menjadi laringitis akut dan laringitis

    kronis, maupun infeksi non infeksi, inflamasi lokal maupun sistemik yang

    melibatkan laring. Laringitis akut biasanya terjadi mendadak dan berlangsung

    dalam kurun waktu kurang dari hari dan biasanya muncul dengan gejala yang

    lebih dominan seperti gangguan pernafasan dan demam. Laringitis kronis

    biasanya terjadi bertahap dan telah bermanifestasi beberapa minggu.

    1

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    2/41

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. EMBRIOLOGI2!

    !aring, laring, trakea dan paru merupakan deri"at foregut embrional

    yang terbentuk sekitar #$ hari setelah terjadi konsepsi. %idak lama sesudahnya

    terbentuk alur faring median yang berisi petunjuk-petunjuk pertama sistem

    pernafasan dan benih laring. &ulkus atau alur laringotrakeal mulai nyata sekitar

    hari ke '# kehidupan embrio. Perluasan alur ke kaudal merupakan primaordial

    paru. lur menjadi lebih dalam dan berbentuk kantung dan kemudianmenjadi

    dua lobus pada hari ke ' atau '$. agian yang paling proksimal dari tuba akan

    menjadi laring. Pembesaran aritenoid dan lamina epitelial dapat dikenali pada

    hari ke **.&edangkan kartilago, otot, dan sebagian besar pita suara terbentuk

    dalam *-+ minggu berikutnya.

    anya kartilago epiglotis yang tidak terbentuk hingga masa midfetal.

    anyak struktur merupakan deri"at aparatus brankialis.

    2.2. ANATOMI2!

    Laring berada di depan dan sejajar dengan "etebre cer"ical + sampai ,

    bagian atasnya yang aka melanjutkan ke faring berbentuk seperti bentuk limas

    segitiga dan bagian bawahnya yg akan melanjutkan ke trakea berbentuk seperti

    sirkular.

    Laring dibentuk oleh sebuah tulang yaitu tulang hioid di bagian atas dan

    beberapa tulang rawan. %ulang hioid berbentuk seperti huruf /0, yang

    2

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    3/41

    permukaan atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula, dan tengkorak oleh

    tendon dan otot-otot. &aat menelan, konstraksi otot-otot (1.sternohioid dan

    1.%irohioid) ini akan menyebabkan laringtertarik ke atas, sedangkan bila laring

    diam, maka otot-otot ini bekerja untuk membantu menggerakan lidah.

    %ulang rawan yang menyusun laring adalah kartilago tiroid, krikoid,

    aritenoid, kornikulata, kuneiform, dan epiglotis.2artilago tiroid,merupakan

    tulang rawan laring yang terbesar, terdiri dari dua laminayang bersatu di bagian

    depan dan mengembang ke arah belakang. %ulang rawan iniberbentuk seperti

    kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk 3adam0s apple4 dan

    di dalam tulang rawan ini terdapat pita suara, dihubungkan dengan kartilago

    krikoid oleh ligamentum krikotiroid.

    2artilago krikoid terbentuk dari kartilago hialin yang berada tepat

    dibawah kartilago tiroid berbentuk seperti cincin signet, pada orang dewasa

    kartilago krikoid terletak setinggi dengan "etebra 5 sampai 5 dan pada anak-

    anak setinggi "etebra 5* sampai 5+.2artilago aritenoid mempunyai ukuran yang

    lebih kecil, bertanggung jawab untuk membuka dan menutup laring, berbentuk

    seperti piramid, terdapat ' buah (sepasang) yang terletak dekat permukaan

    belakang laring dan membentuk sendi dengan kartilago krikoid, sendi ini disebut

    artikulasi krikoaritenoid

    &epasang kartilago kornikulata atau bisa disebut kartilago santorini

    melekat pada kartilago aritenoid di daerah apeks dan berada di dalam lipatan

    ariepiglotik.&epasang kartilago kuneiformis atau bisa disebut kartilago wrisberg

    terdapat di dalam lipatan ariepiglotik , kartilago kornikulata dan kuneiformis

    3

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    4/41

    berperan dalam rigiditas dari lipatan ariepiglotik. &edangkan kartilago tritisea

    terletak di dalam ligamentum hiotiroid lateral.

    Ga"bar anat#"$ lar$ng11!

    6piglotis merupakan 5artilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas

    dibelakang dasar lidah.6piglottis ini melekat pada bagian belakang kartilago

    thyroidea.Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping

    epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.

    1embrana mukosa di Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel

    respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang bersilia. Plica "ocalis dilapisi oleh

    epitel skuamosa.

    Plica "ocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di

    atas ligamenturn "ocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam

    kartilago thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian

    4

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    5/41

    belakang.Plica "ocalis palsu adalah dua lipatan membrana mukosa tepat di atas

    plica "ocalis sejati. agian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.

    Ga"bar %$ta &'ara12!

    Pada laring terdapat ' buah sendi, yaitu artikulasi krikotiroid dan

    artikulasi krikoaritenoid.Ligamentum yang membentuk susunan laring adalah

    ligamentum seratokrikoid (anterior, lateral, dan posterior ), ligamentum

    krikotiroid medial, ligamentum krikotiroid posterior, ligamentum

    kornikulofaringeal, ligamentum hiotoroid lateral, ligamentum hiotiroid media,

    ligamentum hioepiglotica, ligamentum "entricularis , ligamentum "ocale yang

    menghubungkan kartilagoaritenoid dengan kartilago tiroid dan ligamentum

    tiroepiglotica.

    7erakan laring dilaksanakan oleh kelompok otot-otot ekstrinsik dan otot-

    otot instrinsik, otot-otot ekstrinsik terutama bekerja pada laring secara

    keseluruhan, sedangkan otot-otot instrinsik menyebabkan gerakan bagian-bagian

    laring sendiri.8tot-otot ekstrinsik laring ada yang terletak diatas tulanghyoid

    5

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    6/41

    (suprahioid), dan ada yang terletak dibawah tulang hyoid (infrahioid). 8tot

    ekstrinsik yang supra hyoid ialah 1. 9igastricus, 1.7eniohioid, 1.&tylohioid,

    dan 1.1ilohioid. 8tot yang infrahioid ialah1.sternohioid dan

    1.%irohioid.8tot-otot ekstrinsik laring yang suprahioid berfungsi menarik laring

    kebawah, sedangkan yang infrahioid menarik laring keatas.8tot-otot intrinsik

    laring ialah 1. 2rikoaritenoid lateral. 1.%iroepiglotica, 1."ocalis,1.

    %iroaritenoid, 1.riepiglotica, dan 1.2rikotiroid. 8tot-otot ini terletak di

    bagian lateral laring.8tot-otot intrinsik laring yang terletak di bagian posterior,

    ialah 1.aritenoid trans"ersum, 1.riteniod obli: dan 1.2rioaritenoid posterior.

    6

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    7/41

    Ga"bar #t#t %a(a lar$ng1)!

    R#ngga lar$ng.(')

    atas atas rongga laring (ca"um laryngis) ialah aditus laring, batas

    bawahnya ialah bidang yang melalui pinggir bawah kartilago krikoid. atas

    depannya ialah permukaan belakang epiglottis, tuberkulum epiglotic,

    ligamentum tiroepiglotic, sudut antara kedua belah lamina kartilago tiroid dan

    arkus kartilago krikoid. atas lateralnya ialah membran kuadranagularis,

    kartilago aritenoid, konus elasticus, dan arkus kartilago krikoid, sedangkan batas

    belakangnya ialah 1.aritenoid trans"erses dan lamina kartilago krikoid.

    9engan adanya lipatan mukosa pada ligamentum "ocale dan ligamentum

    "entrikulare, maka terbentuklah plika "ocalis (pita suara asli) dan plica

    "entrikularis (pita suara palsu). idang antara plica "ocalis kiri dan kanan,

    disebut rima glottis, sedangkan antara kedua plica "entrikularis disebut rima

    "estibuli. Plica "ocalis dan plica "entrikularis membagi rongga laring dalam tiga

    bagian, yaitu "estibulum laring , glotic dan subglotic.

    ;estibulum laring ialah rongga laring yang terdapat diatas plica

    "entrikularis. 9aerah ini disebut supraglotic.ntara plica "ocalis dan pita

    "entrikularis, pada tiap sisinya disebut "entriculus laring morgagni.

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    8/41

    antara kedua puncak kartilago aritenoid, dan terletak di bagian posterioir.9aerah

    subglotic adalah rongga laring yang terletak di bawah pita suara (plica"ocalis).

    Per&*ara+an2!

    Laring dipersarafi oleh cabang-cabang ner"us "agus, yaitu n.laringeus

    superior dan laringeus inferior (recurrent). 2edua saraf ini merupakan campuran

    saraf motorik dan sensorik. =er"us laryngeus superior mempersarafi

    m.krikotiroid, sehingga memberikan sensasi pada mukosa laring dibawah pita

    suara. &araf ini mula-mula terletak diatas m.konstriktor faring medial, disebelah

    medial a.karotis interna, kemudian menuju ke kornu mayor tulang hyoid dan

    setelah menerima hubungan dengan ganglion ser"ikal superior, membagi diri

    dalam ' cabang, yaitu ramus eksternus dan ramus internus.

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    9/41

    diantara cabang-cabang arteri tiroid inferior, dan melalui permukaan

    mediodorsal kelenjar tiroid akan sampai pada permukaan medial m.krikofaring.

    9isebelah posterior dari sendi krikoaritenoid, saraf ini bercabang dua menjadi

    ramus anterior dan ramus posterior,

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    10/41

    rteri laryngeus superior merupakan cabang dari a.tiroid superior. rteri

    laryngitis superior berjalan agak mendatar melewati bagian belakang membran

    tirohioid bersama-sama dengan cabang internus dari n.laringis superior

    kemudian menembus membran ini untuk berjalan kebawah di submokosa dari

    dinding lateral dan lantai dari sinus piriformis, untuk memperdarahi mukosa dan

    otot-otot laring.

    rteri laringeus interior merupakan cabang dari a.tiriod inferior dan

    bersama-sama dengan n.laringis inferior berjalan ke belakang sendi krikotiroid,

    masuk laring melalui daerah pinggir bawah dari m.konstriktor faring inferior. 9i

    dalam arteri itu bercabang-cabang memperdarahi mukosa dan otot serta

    beranastomosis dengan a.laringis superior.

    Pada daerah setinggi membran krikotiroid a.tiroid superior juga

    memberikan cabang yang berjalan mendatar sepanjang membrane itu sampai

    mendekati tiroid. 2adang-kadang arteri ini mengirimkan cabang yang kecil

    melalui membran krikotiroid untuk mengadakan anastomosis dengan a.laringeus

    superior.

    ;ena laringeus superior dan "ena laringeus inferior letaknya sejajar

    dengan a.laringis superior dan inferior dan kemudian bergabung dengan "ena

    tiroid superior dan inferior.

    Pe"b'l', L$"+e1!2!

    Pembuluh limfa untuk laring banyak, kecuali di daerah lipatan "ocal.

    9isini mukosanya tipis dan melekat erat dengan ligamentum "okale. 9i daerah

    lipatan "ocal pembuluh limfa dibagi dalam golongan superior dan inferior.

    10

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    11/41

    Pembuluh eferen dari golongan superior berjalan lewat lantai sinus

    piriformis dan a.laringeus superior, kemudian ke atas, dan bergabung dengan

    kelenjar dari bagian superior rantai ser"ikal dalam. Pembuluh eferen dari

    golongan inferior berjalan kebawah dengan a.laringeus inferior dan bergabung

    dengan kelenjar ser"ikal dalam, dan beberapa dintaranya menjalar sampai sejauh

    kelenjar suprakla"ikular.

    2.). -ISIOLOGI2!

    Laring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi, sirkulasi, menelan,

    emosi serta fonasi.

    !ungsi laring untuk proteksi ialah untuk mencegah makanan dan benda

    asing masuk ke dalam trakea, dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis

    secara bersamaan. %erjadi penutupan aditus laring ialah akibat karena

    pengangkatan laring ke atas akibat kontraksi otot-otot ekstrinsik laring. 9alam

    11

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    12/41

    hal ini kartilogo aritenoid bergerak ke depan akibat kontraksi m.tiro-aritenoid

    dan m.aritenoid. &elanjutnya m.ariepiglotika berfungsi sebagai sfingter.

    Penutupan rima glotis terjadi karena adduksi plika "okalis. 2artilago

    arritenoid kiri dan kanan mendekat karena aduksi otot-otot intrinsik.

    &elain itu dengan refle> batuk, benda asing yang telah masuk ke dalam

    trakea dapat dibatukkan ke luar. 9emikian juga dengan bantuan batuk, sekret

    yang berasal dari paru dapat dikeluarkan.

    !ungsi respirasi dan laring ialah dengan mengatur besar kecilnya rima

    glottis. ila m.krikoaritenoid posterior berkontraksi akan menyebabkan prosesus

    "okalis kartilago aritenoid bergerak ke lateral, sehingga rima glottis terbuka.

    9engan terjadinya perubahan tekanan udara di dalam traktus trakeo-

    bronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah dari al"eolus, sehingga

    mempengaruhi sirkulasi darah tubuh. 9engan demikian laring berfungsi juga

    sebagai alat pengatur sirkulasi darah.

    !ungsi laring dalam membantu proses menelan ialah dengan *

    mekanisme, yaitu gerakan laring bagian bawah ke atas, menutup aditus laring

    dan mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk

    kedalam laring.

    Laring juga mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi seperti

    berteriak, mengeluh, menangis dan lain-lain.

    !ungsi laring yang lain ialah untuk fonasi, dengan membuat suara serta

    menentukan tinggi rendahnya nada. %inggi rendahnya nada diatur oleh

    12

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    13/41

    peregangan plica "okalis. ila plica "okalis dalam aduksi, maka m.krikotiroid

    akan merotasikan kartilago tiroid kebawah dan kedepan, menjauhi kartilago

    aritenoid. Pada saat yang bersamaan m.krikoaritenoid posterior akan menahan

    atau menarik kartilago aritenoid ke belakang. Plika "okalis kini dalam keadaan

    yang efektif untuk berkontraksi. &ebaliknya kontraksi m. 2rikoaritenoid akan

    mendorong kartilago aritenoid ke depan, sehingga plika "okalis akan

    mengendor. 2ontraksi serta mengendornya plika "okalis akan menentukan

    tinggi rendahnya nada.

    2.. LARINGITIS AKUT

    DE-INISI

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    14/41

    A. ahan kimia

    . 1erokok dan minum-minum alkohol

    . lergi

    PATO-ISIOLOGI

    ampir semua penyebab inflamasi ini adalah "irus. In"asi bakteri

    mungkin sekunder. Laringitis biasanya disertai rinitis atau nasofaringitis. witan

    infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu

    mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum

    terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring dengan

    menurunnya daya tahan tubuh dari host serta pre"alensi "irus yang meningkat.

    Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian

    atas lainnya. al ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan

    merangsang kelenjar mucus untuk memproduksi mucus secara berlebihan

    sehingga menyumbat saluran nafas. 2ondisi tersebut akan merangsang

    terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada laring. 9an memacu

    terjadinya inflamasi pada laring tersebut. Inflamasi ini akan menyebabkan nyeri

    akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsang

    peningkatan suhu tubuh.$

    GEJALA KLINIS #,',,

    #. 7ejala lokal seperti suara parau dimana digambarkan pasien sebagai suara

    yang kasar atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah

    dari suara yang biasa @ normal dimana terjadi gangguan getaran sertaketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan sehingga

    menimbulkan suara menjada parau bahkan sampai tidak bersuara sama sekali

    (afoni).

    '. &esak nafas dan stridor

    *. =yeri tenggorokan seperti nyeri ketika menalan atau berbicara.

    14

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    15/41

    +. 7ejala radang umum seperti demam, malaise

    A. atuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental

    . 7ejala commmon cold seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit

    menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk dan

    demam dengan temperatur yang tidak mengalami peningkatan dari *$ derajat

    celsius.

    . 7ejala influenza seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga sulit menelan,

    sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala, batuk, peningkatan suhu

    yang sangat berarti yakni lebih dari *$ derajat celsius, dan adanya rasa lemah,

    lemas yang disertai dengan nyeri diseluruh tubuh.

    $. Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang hiperemis,

    membengkak terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga

    didapatkan tanda radang akut dihidung atau sinus paranasal atau paru

    B. 8bstruksi jalan nafas apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang

    terjadi dalam beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak

    menjadi gelisah, air hunger, sesak semakin bertambah berat, pemeriksaan

    fisik akan ditemukan retraksi suprasternal dan epigastrium yang dapat

    menyebabkan keadaan darurat medik yang dapat mengancam jiwa anak.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG '

    #. !oto rontgen leher P C bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis

    (Steeple sign). %anda ini ditemukan pada ADE kasus.

    '. Pemeriksaan laboratorium C gambaran darah dapat normal. Fika disertai

    infeksi sekunder, leukosit dapat meningkat.

    *. Pada pemeriksaan laringoskopi indirek akan ditemukan mukosa laring yang

    15

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    16/41

    sangat sembab, hiperemis dan tanpa membran serta tampak pembengkakan

    subglotis yaitu pembengkakan jaringan ikat pada konus elastikus yang akan

    tampak dibawah pita suara.

    DIAGNOSIS12/0

    9iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan penunjang.

    DIAGNOSA BANDING '

    #. enda asing pada laring

    '. !aringitis

    *. ronkiolitis

    +. ronkitis

    A. Pnemonia

    PENATALAKSANAAN #,',

    /mumnya penderita penyakit ini tidak perlu masuk rumah sakit, namun ada

    indikasi masuk rumah sakit apabila C

    G /sia penderita dibawah * tahun

    G %ampak toksik, sianosis, dehidrasi atau axhausted

    G 9iagnosis penderita masih belum jelas

    G Perawatan dirumah kurang memadai

    16

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    17/41

    %erapi C

    #. Istirahat berbicara dan bersuara selama '-* hari

    '. Fika pasien sesak dapat diberikan 8' ' l@ menit

    *. Istirahat

    +. 1enghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri @ minyak mint bila ada

    muncul sumbatan dihidung atau penggunaan larutan garam fisiologis (saline

    D,B E) yang dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasalspray.

    A. 1edikamentosa C Parasetamol atau ibuprofen @ antipiretik jika pasien ada

    demam, bila ada gejalapain killer dapat diberikan obat anti nyeri @ analgetik,

    hidung tersumbat dapat diberikan dekongestan nasal seperti

    fenilpropanolamin (PP), efedrin, pseudoefedrin, napasolin dapat diberikan

    dalam bentuk oral ataupun spray. Pemberian antibiotika yang adekuat yakni C

    ampisilin #DD mg@kg@hari, intra"ena, terbagi + dosis atau kloramfenikol C

    AD mg@kg@hari, intra "ena, terbagi dalam + dosis atau sefalosporin generasi

    * (cefotaksim atau ceftriakson) lalu dapat diberikan kortikosteroid intra"ena

    berupa deksametason dengan dosis D,A mg@kg@hari terbagi dalam * dosis,

    diberikan selama #-' hari.

    . Pengisapan lendir dari tenggorok atau laring, bila penatalaksanaan ini tidak

    berhasil maka dapat dilakukan endotrakeal atau trakeostomi bila sudah terjadi

    obstruksi jalan nafas.

    . Pencegahan C Fangan merokok, hindari asap rokok karena rokok akan

    membuat tenggorokan kering dan mengakibatkan iritasi pada pita suara,

    minum banyak air karena cairan akan membantu menjaga agar lendir yang

    terdapat pada tenggorokan tidak terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan,

    batasi penggunaan alkohol dan kafein untuk mencegah tenggorokan kering.

    jangan berdehem untuk membersihkan tenggorokan karena berdehem akan

    menyebabkan terjadinya "ibrasi abnormal pada pita suara, meningkatkan

    17

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    18/41

    pembengkakan dan berdehem juga akan menyebabkan tenggorokan

    memproduksi lebih banyak lendir.

    PROGNOSIS

    Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan

    pemulihannya selama satu minggu. =amun pada anak khususnya pada usia #-*

    tahun penyakit ini dapat menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga

    dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan

    pemasangan endotrakeal atau trakeostomiaik

    2.. LARINGITIS KRONIS

    ETIOLOGI

    iasanya infeksi "irus menyebabkan laringitis kronis. Infeksi bakteri

    seperti difteri juga dapat menjadi penyebabnya, tapi hal ini jarang terjadi.

    Laringitis dapat juga terjadi saat menderita suatu penyakit atau setelah sembuh

    dari suatu penyakit, seperti salesma, flu atau radang paru-paru (pnemonia). (A)

    2asus yang sering terjadi pada laringitis kronis termasuk juga iritasi

    yang terus menerus terjadi karena penggunaan alkohol yang berlebihan, banyak

    merokok atau asam dari perut yang mengalir kembali ke dalam kerongkongan

    dan tenggorokan, suatu kondisi yang disebut gastroeosophageal refle> disease

    (76

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    19/41

    #""#n a'&e& #+

    Lar*ng$t$&

    T*%e #+ Lar*ng$t$&

    A3'te S,#rt4l$5e(! ,r#n$3 l#nger ter"!

    In+e3t$#'&

    acterial H

    ;iral H!ungal H H

    #nta3t

    H H

    Pollutants H H

    &moking H

    Inhaled 1edications H

    5austic Ingestions H H

    Me($3al

    ;ocal misuse H H

    ;ocal abuse H%rauma H H

    Allerg$3

    llergies H H

    Dr*ne&& Lar*ng$t$& S$33a!

    9ehydration H H

    9ry tmosphere H H

    1outh reathing H H

    1edications H H

    T,er"al

    5losed-&pace !ire H H5rack Pipe H H

    Laringitis 2ronis terbagi menjadi non-spesifik dan spesifik.

    A. LARINGITIS KRONIK NON4SPESI-IK

    &ering merupakan radang kronis yang disebabkan oleh infeksi pada saluran

    pernapasan, seperti selesma,influensa,bronkhitis atau sinusitis. kibat paparan

    at-at yang membuat iritasi,seperti asap rokok, alkohol yang berlebihan, asam

    lambung atau at-at kimia yang terdapat pada tempat kerja. %erlalu banyak

    menggunakan suara, dengan terlalu banyak bicara, berbicara terlalu keras atau

    19

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    20/41

    menyanyi ("okal abuse). Pada peradangan ini seluruh mukosa laring hiperemis,

    permukaan yang tidak rata dan menebal.(#A)

    7ejala klinis yang sering timbul adalah berdehem untuk membersihkan

    tenggorokan.&elain itu ada juga suara serak,Perubahan pada suara dapat

    berfariasi tergantung pada tingkat infeksi atau iritasi, bisa hanya sedikit serak

    hingga suara yang hilang total, rasa gatal dan kasar di tenggorokan, sakit

    tenggorokan, tenggorokan kering, batuk kering, sakit waktu menelan. 7ejala

    berlangsung beberapa minggu sampai bulan.(#A)

    Pada pemeriksaan ditemukan mukosa yang menebal, permukaannya

    tidak rata dan hiperemis. ila terdapat daerah yang dicurigai menyerupai tumor,

    maka perlu dilakukan biopsi.(#A)

    Pengobatan yang dilakukan tergantung pada penyebab terjadinya

    laryngitis dan simtomatis. Pengobatan terbaik untuk langiritis yang diakibatkan

    oleh sebab-sebab yang umum, seperti "irus, adalah dengan mengistirahatkan

    suara sebanyak mungkin dan tidak membersihkan tenggorokan dengan

    berdehem. ila penyebabnya adalah at yang dihirup, maka hindari at

    penyebab iritasi tersebut. 9engan menghirup uap hangat dari baskom yang diisi

    air panas mungkin bisa membantu.ila anak yang masih berusia batita atau

    balita mengalami langiritis yang berindikasi karah croup, bisa digunakan

    kortikosteroid seperti de>amethasone. /ntuk laringitis kronis yang juga

    berhubungan dengan kondisi lain seperti rasa terbakardi uluh hati, merokok atau

    alkoholik, harus dihentikan.()

    /ntuk mencegah kekeringan atau iritasi pada pita suara C (A)()()(#A)

    20

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    21/41

    #. Fangan merokok, dan hindari asap rokok dengan tidak menjadi perokok tidak

    langsung.

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    22/41

    Penyakit ini hampir selalu sebagai akibat dari tuberkulosis paru. &ering

    kali setelah diberikan pengobatan, tuberkulosisnya sembuh tetapi laringitis

    tuberkulosanya menetap. al ini terjadi karena struktur mukosa laring yang

    sangat lekat pada kartilago serta "askularisasi yang tidak sebaik paru, sehingga

    bila infeksi sudah mengenai kartilago, pengobatannya lebih lama. Infeksi kuman

    ke laring dapat terjadi melalui udara pernafasan, sputum yang mengandung

    kuman, atau penyebaran melaluialiran darah atau limfe. %uberkulosis dapat

    menimbulkan gangguan sirkulasi. 6dema dapat timbul di fossa inter aritenoid,

    kemudian ke aritenoid, plika "okalis, plika "entrikularis, epiglotis, serta

    subglotik.(+)($)

    &ecara klinis, laringitis tuberkulosis terbagi menjadi + stadium yaitu C (+)

    &tadium infiltrasi. 1ukosa laring posterior mengalami pembengkakan dan

    hiperemis, kadang pita suara terkena juga, pada stadium ini mukosa laring

    tampak pucat. 2emudian di daerah sub mukosaterbentuk tuberkel, sehingga

    mukosa tidak rata, tampak bintik-bintik yang berwarna kebiruan. %uberkel

    itu makin besar, serta beberapa tuberkel yang berdekatan bersatu, sehingga

    mukosa diatasnya meregang. Pada suatu saat, karena sangat meregang, maka

    akan pecah dan timbul ulkus. Pada stadium ini pasien dapat merasakan

    adanya rasa kering ditenggorokan, panas dan tertekan di daerah laring, selain

    itu juga terdapat suara parau.

    &tadium ulcesari. /lkus yang timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar.

    /lkus ini dangkal, dasarnya ditutupi oleh perkejuan, serta dirasakan nyeri

    waktu menelan yang hebat bila dibandingkan dengan nyeri karena radang

    (khas), dapat juga terjadi hemoptisis.

    22

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    23/41

    &tadium perikondritis. /lkus makin dalam, sehingga mengenai kartilago

    laring, dan yang paling sering terkena ialah kartilago aritenoid dan epiglotis.

    9engan demikian terjadi kerusakan tulang rawan, sehingga terbentuk nanah

    yang berbau, proses ini akan melanjut dan terbentuk sekuester. Pada stadium

    inipasien dapat terjadi afoni dan keadaan umum sangat buruk dan dapat

    meninggal dunia. ila pasien dapat bertahan maka proses penyakit berlanjut

    dan masuk dalam stadium fibrotuberkulosis.

    &tadium fibrotuberkulosa. Pada stadium ini terbentuk fibrotuberkulosis pada

    dinding posterior, pita suara dan subglotik.

    Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan %%

    termasuk pemeriksaan laring tak langsung untuk melihat laring melalui kaca

    laring, maupun pemeriksaan laring langsung dengan laringoskopi. Pemeriksaan

    penunjang seperti laboratorium dapat di temukannya tes % positif, dan

    patologi anatomi.(*)($)

    Penatalaksanaannya berupa pembeian obat antituberkulosis primer dan

    sekunder. &elain itu pasien juga harus mengistirahatkan suaranya. eberapa

    macam dan cara pemberian obat antituberkulosa C(B)

    8bat primer C I= (isoniaid), ionamid, Paraaminosalisilat, &ikloserin, mikasin,

    2apreomisin dan 2anamisin.

    2. LARINGITIS LUETIKA)!!

    23

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    24/41

    9isebabkan oleh kuman treponema palidum, sudah sangat jarang

    dijumpai pada bayi ataupun orang dewasa. laring tidak pernah terinfeksi pada

    stadium pertama sifilis. Pada stadium kedua, laring terinfeksi dengan tanda-

    tanda adanya edema yang hebat dan lesi mukosa berwarna keabu-abuan.

    &umbatan jalan nafas dapat terjadi karena adanya pembengkakan mukosa. Pada

    stadium ketiga, terbentuknya guma yang nanti akan pecah dan menimbulkan

    ulcerasi, perikondritis dan fibrosis.

    7ejala klinis yang ditemukan adalah suara parau dan batuk yang kronis.

    9isfagia timbul bila gumma terdapat dekat introitus esofagus. Pada penyakit ini,

    pasien tidak merasakan nyeri, mengingat kuman ini juga menyerang saraf-saraf

    di perifer.

    Pada pemeriksaan, bila guma pecah, maka ditemukan ulkus yang sangat

    dalam, bertepi dengan dasar yang keras, berwarna merah tua serta mengeluarkan

    eksudat yang berwarna kekuningan. /lkus ini tidak menyebabkan nyeri dan

    menjalar sangat cepat, sehingga bila tidak terbentuk proses ini akan menjadi

    perikondritis.

    9iagnosis dapat ditegakkan dengan tes serologi (

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    25/41

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    I. IDENTITAS PASIEN

    =ama C %n.

    /mur C ++ tahun

    gama C Islam

    Fenis kelamin C Laki-Laki

    Pekerjaan C Petani

    lamat C 9usun &ungai 8ndo, 2ecamatan Pemulutan &elatan, 8I

    %anggal datang C '# 8ktober 'D#A

    25

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    26/41

    II. ANAMNESIS

    Ana"ne&$& 6 utoanamnesis

    Kel',an Uta"a 6 &uara &erak sejak ' minggu yang lalu

    Kel',an Ta"ba,an 6 atuk sejak # bulan yang lalu

    R$7a*at Pen*ak$t Sekarang

    &ejak # bulan yang lalu os mengeluh batuk. walnya batuk kering yang

    lama kelamaan berubah menjadi batuk berdahak. 8s juga mengeluh merasa

    demam dan meriang. 8s mengaku minum obat cina untuk mengobati batuknya.

    2eluhan batuk berkurang namun bila os berhenti mengkonsumsi obat cina

    tersebut keluhan akan timbul kembali.&ejak ' minggu yang lalu os mengeluh nyeri pada tenggorokan dan suara

    mulai serak. =yeri saat menelan disangkal, sesak nafas disangkal, bersin-bersin

    disangkal, hidung tersumbat disangkal, gangguan telinga disangkal.

    &ejak ' hari yang lalu os mengeluh suaranya hilang terutama saat os

    bangun tidur dan akan serak kembali pada siang hari. 8s sudah berobat ke bidan

    dan diberi obat amoksilin yang diminum * kali sehari tapi keluhan tidak

    berkurang. 2emudian os berobat ke poli %%

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    27/41

    III. PEMERIKSAAN -ISIK

    Stat'& general$&

    2eadaan umum C %ampak &akit &edang

    2esadaran C 5ompos 1entis

    ;ital &ign C

    %ekanan darah C #*D@$D mmg

    &uhu C *,J5

    =afas C '# >@ menit

    =adi C $+ >@ menit

    Stat'& L#kal$&

    Tel$nga

    I. %elinga Luar 2anan 2iri

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    28/41

    (serous@seromukous@mukopus@pus)

    - Perdarahan

    - ekuan darah

    - 5erumen plug

    - 6pithelial plug

    - Faringan 7ranulasi

    - 9ebris- enda asing

    - &agging

    - 6>ostosis

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    --

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    --

    -

    -

    II. 1embran timpani

    - arna

    (putih@suram@hiperemis@hematoma)

    - entuk (o"al@bulat)

    -

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    29/41

    - -

    7ambar 1embran %impani

    2anan 2iri

    III. %es khusus 2anan 2iri#. %es garpu tala

    %es

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    30/41

    *. %es !ungsi %uba 2anan 2iri

    - %es ;alsa"a

    - %es %oynbee

    -

    -

    -

    -

    +. %es 2alori 2anan 2iri

    - %es 2obrak - -

    idung

    I. %es !ungsi idung 2anan 2iri

    - %es aliran udara

    - %es penciuman

    %eh

    2opi

    %embakau

    M

    -

    -

    -

    M

    -

    -

    -

    II. idung luar 2anan 2iri

    - 9osum nasi

    - kar hidung- Puncak hidung

    - &isi hidung

    - la nasi

    - 9eformitas

    - ematoma

    - Pembengkakan

    - 2repitasi

    - iperemis

    - 6rosi kulit

    - ;ulnus

    - /lkus

    - %umor

    - 9uktus nasolakrimalis

    (%ersumbat@tidak tersumbat)

    %..2

    %..2

    %..2

    %..2

    %..2

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    %..2

    %..2

    %..2

    %..2

    %..2

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    30

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    31/41

    -

    %..2

    -

    %..2

    III. idung 9alam 2anan 2iri

    #.

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    32/41

    muda@hiperemis@pucat@li"ide)

    - %umor

    i. &eptum nasi

    - 1ukosa

    (erutropi@hipertropi@atropi)

    ( basah@kering)

    (licin@tak licin)

    - arna (merah

    muda@hiperemis@pucat@li"ide)

    - %umor

    - 9e"iasi ( ringan@sedang@berat)

    (kanan@kiri)

    (&uperior@inferior)

    (nterior@Posterior)

    (bentuk 5@bentuk &)

    - 2rista- &pina

    - bses

    - ematoma

    - Perforasi

    - 6rosi &eptum nterior

    1erah 1uda

    -

    6utropi

    1erah muda

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    1erah 1uda

    -

    6utropi

    1erah 1uda

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    7ambar 9inding Lateral idung 9alam

    7ambar idung 9alam Potongan !rontal

    32

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    33/41

    '.

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    34/41

    - Infraorbitalis

    - !rontalis

    - 2antus medialis

    - Pembengkakan

    - %ransluminasi

    -

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    35/41

    (hiperemis@edema@asimetris@ulkus)

    - /"ula (edema@asimetris@bifida@elongating)

    - Pilar anterior ( hiperemis@edema@perlengketan)

    ( pembengkakan@ulkus)

    - Pilar posterior(hiperemis@edema@perlengketan)

    (pembengkakan@ulkus)

    - 9inding belakang faring ( hiperemis@edema)

    ( granuler@ulkus)

    ( secret@membrane)

    - Lateral band ( menebal@tidak)

    - %onsil palatina ( derajat pembesaran)

    ( permukaan rata@tidak) ( konsistensi kenyal@tidak)

    ( lekat@tidak)

    ( kripta lebar@tidak)

    ( detritus@membrane)

    ( hiperemis@edema)

    ( ulkus@tumor)

    &imetris

    %..2

    %..2

    %..2

    %..2

    %#

    &imetris

    %..2

    %..2

    %..2

    %..2

    %#

    7ambar

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    36/41

    III. Laring 2anan 2iri

    #. Laringoskopi tidak langsung

    (indirect

    - 9asar lidah (tumor@kista)- %onsila Lingualis (eutropi @

    hipertropi)

    - ;alekula (benda asing@tumor)- !osa piriformis(benda

    asing @tumor)

    - 6piglotis (hiperemis@ udem@

    ulkus@ membran)

    - ritenoid

    (hiperemis@udem@ulkus@mem

    bran)

    -Pita &uara

    (hiperemis@udem@menebal),

    (nodus@polip@tumor), (gerak

    simetris@asimetris)

    - Pita suara palsu

    (hiperemis@udem)

    -

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    37/41

    Pe"er$k&aan lab#rat#r$'"

    9arah rutin C biasanya ditemukan peningkatan leukosit jika disertai infeksi

    sekunder

    Pe"er$k&aan Ra($#l#g$

    #. !oto rontgen leher P C bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis

    (Steeple sign). %anda ini ditemukan pada ADE kasus.

    D$agn#&$& Ban($ng

    Laringitis kut

    6piglotitis kut

    !aringitis

    ;ocal =odule

    D$agn#&$& ker8a

    Laringitis kut

    Peng#batan

    I Istirahat

    II 9iet C menghindari makanan pedas atau minum es

    III 1edikamentosa

    %atalaksana medikamentosa antara lain Parasetamol atau ibuprofen @

    antipiretik jika pasien ada demam *>ADDmg. Pemberian antibiotika yang

    adekuat yakni C ampisilin #DD mg@kg@hari, intra"ena, terbagi + dosis

    atau kloramfenikol C AD mg@kg@hari, intra "ena, terbagi dalam + dosis

    atau sefalosporin generasi * (cefotaksim atau ceftriakson) lalu dapat

    37

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    38/41

    diberikan kortikosteroid intra"ena berupa deksametason dengan dosis D,A

    mg@kg@hari terbagi dalam * dosis, diberikan selama #-' hari. tau

    antibiotik spektrum luas seperti amoksisilin, *>ADD mg.

    I; 8peratif

    %atalaksana bedah yang dapat dilakukan berupa pemasangan pipa

    endotrakea atau trakeostomi bila terdapat sumbatan laring.

    ; =asihat

    Istirahat bicara dan bersuara selama '-* hari. 1enghindari merokok

    atau asap rokok. 2ontrol jika obat habis. 1inum obat secara teratur dan

    sesuai dosis. /ntuk antibiotik harus dihabiskan. ila sebelum obat habis

    terdapat keluhan lain seperti sesak nafas segera diobati untuk mencegah

    terjadinya sumbatan jalan nafas.

    ;I Pemeriksaan njuranPemeriksaan darah

    ;II Prognosis

    Nuo ad "itamC onam

    Nuo ad functionamC 9ubia e bonam

    38

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    39/41

    BAB I9

    PEMBAHASAN

    erdasarkan laporan kasus yang telah dilaporkan seorang pasien laki-laki, usia

    '# tahun datang ke poli %%

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    40/41

    Pengobatan medikamentosa antara lain Parasetamol atau ibuprofen @ antipiretik

    jika pasien ada demam *>ADDmg. Pemberian antibiotika yang adekuat bila disertai

    infeksi sekunder atau bila peradangan berasal dari paru yakni C ampisilin #DD

    mg@kg@hari, intra"ena, terbagi + dosis atau kloramfenikol C AD mg@kg@hari, intra

    "ena, terbagi dalam + dosis atau sefalosporin generasi * (cefotaksim atau ceftriakson

    atau antibiotik spektrum luas seperti amoksisilin, *>ADD mg.) lalu dapat diberikan

    kortikosteroid intra"ena berupa deksametason dengan dosis D,A mg@kg@hari terbagi

    dalam * dosis, diberikan selama #-' hari.

    Pengobatan non medikamentosa antara lain istirahat bicara dan bersuara selama

    '-* hari, menghirup udara lembab, menghindari dari iritasi pada faring dan laring,

    misalnya merokok, makanan pedas atau minum es.

    DA-TAR PUSTAKA

    #.

  • 7/23/2019 Case Laringitis

    41/41

    . 9i unduh pada tanggal '# 8ktober 'D#A dari C

    httpC@@www.beliefnet.com@[email protected]>cidQ###*

    . Lalwani 2 C 5urrent 9iagnosis O %reatment in 8tolaryngology ? ead O

    =eck &urgery, 'nd 6dition. =ew RorkC%he 1c7raw-ill.'DD.

    $. 9hillon,