case+thymoma tumor

Upload: nisa-khairati-syukri

Post on 19-Oct-2015

114 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tumor mediastinum

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Thymus atau glandula thymus merupakan organ limfatik yang berperan penting,

    khususnya dalam pembuatan sel darah putih yang disebut limfosit T (bagian system imun tubuh)

    dan membantu dalam menanggulangi infeksi. Thymus terletak di mediastinum aspek antero-

    superior, yaitu suatu kompartement yang dibatasi bagian anterior oleh sternum, lateral oleh

    pleura dan posterior oleh pericardium.1,2

    Thymoma adalah tumor yang berasal dari sel epithelial glandula thymus. Thymoma

    termasuk neoplasma mediastinum yang jarang, tetapi merupakan neoplasma primer mediastinum

    anterior yang paling sering.1,3 Insiden thymoma meningkat dengan bertambahnya umur dengan

    rerata umur 40-50 tahun dan dilaporkan insidennya 1-5 kasus per 1 juta orang/tahun.1 Thymoma

    jarang terjadi pada anak-anak. Kira-kira 50% thymoma ditemukan secara kebetulan (incidental)

    pada individu yang asimptomatis. 25%-30% lainnya, ditemukan karena ada keluhan yang

    disebabkan oleh kompresi atau infiltrasi tumor ke organ sekitarnya (di dekatnya).4 Sedang

    penyebab pasti thymoma belum diketahui, diduga berhubungan dengan sindroma sistemik.

    Penyakit misthenia gravis sering dihubungkan dengan massa di glandula thymus ini.

    CT (computed tomography) scan berperan cukup baik dalam mendeteksi thymoma dan

    mengidentifikasi/membedakan perluasannya, yang merupakan informasi yang sangat

    berhubungan dengan terapi dan prognosis dari thymoma.3,4 Staging thymoma menurut Masaoka-

    Koga dibagi menjadi 4, yaitu staging I, II (IIa,IIb), III dan IV (IVa, IVb) sedangkan WHO

    (world health organization) membagi berdasarkan subtype histology thymoma menjadi 6, yaitu

    A, AB, B1, B2, B3 dan C.3,5 Dengan CT scan dapat menentukan staging dari thymoma, tetapi

    tidak dapat dipakai untuk membedakan subtype histology menurut klasifikasi WHO.6

    Pemeriksaan lain yang sangat membantu menegakkan diagnosis thymoma yaitu MRI (magnetic

    resonance imaging), di mana MRI lebih mampu untuk mengidentifikasi massa thymus dengan

    jaringan di sekitarnya, terutama jaringan lemak.1

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 2

    Terapi utama thymoma berupa pembedahan dengan reseksi yang komplet.5 Terapi

    sangat tergantung dari staging atau perluasan tumor. Pemberian neoadjuvant, kemoterapi dan

    radioterapi sangat tergantung dari staging dan hasil reseksi bedah, bisa komplet atau tidak.1

    Alasan pemilihan kasus ini adalah karena kasus ini merupakan kasus yang jarang dan

    sudah terbukti secara patologi anatomi (proved case). Dan tujuan dari pengambilan kasus ini,

    supaya lebih menyempitkan diagnosis suatu massa mediastinum anterior yang masih banyak

    diagnosis bandingnya dan untuk lebih menajamkan diagnosis sampai ke staging dari suatu massa

    di mediastinum anterior, terutama thymoma.

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Thymus adalah organ limfatik yang berperan vital pada perkembangan dan maturitas

    system imun selama anak-anak, khususnya sel T yang merupakan instrumen regulasi imunitas

    seluler dan sel B yang merupakan instrumen regulasi imunitas humoral.7 Pada saat anak-anak,

    besarnya tidak sebanding/proporsional dan secara bertahap akan diganti oleh jaringan lemak dan

    mengalami involusi seluruhnya pada saat maturasi/dewasa. Meskipun demikian, thymus masih

    berfungsi setiap saat dan sepanjang usia. Kata thymus berasal dari bahasa yunani, thymos yang

    berarti warty excrescence, dan juga berarti jiwa/roh atau spirit.8

    Thymoma termasuk neoplasma mediastinum yang jarang, tetapi merupakan neoplasma

    primer mediastinum anterior yang paling sering. CT adalah modalitas imaging yang terpilih

    untuk evaluasi thymoma dan dapat membantu membedakan thymoma dengan abnormalitas

    mediastinum anterior yang lain. Stadium dan perluasan reseksi tumor merupakan faktor

    prognosis yang paling penting. Tumor yang encapsulated dan dapat direseksi dengan lengkap,

    mempunyai prognosis yang baik. Tumor yang invasive dan unresectable mempunyai prognosis

    yang jelek, tanpa memperhatikan karakteristik histologinya.1

    Thymoma merupakan neoplasma primer mediastinum anterior yang paling sering.

    Diagnosis awal dan terapi yang adekuat akan memberikan prognosis yang paling baik. Meskipun

    demikian, karena jarangnya kasus thymoma, hanya sedikit publikasi tentang penyakit ini.

    Kesalahan terminology seperti thymoma benigna tidak bisa diterima, sejak semua thymoma

    adalah tumor malignan dan mempunyai potensi untuk metastasis. Pendekatan terapi thymoma

    melibatkan berbagai multidisiplin keilmuan dan radiologist adalah anggota kunci dari team

    multidisiplin yang dibutuhkan untuk evaluasi pasien dengan thymoma dan harus mengerti

    dengan betul gambaran imaging, karena berpengaruh besar terhadap terapi.1

    Seorang radiologist harus mengetahui spektrum yang lengkap temuan imaging dari

    thymoma sebagai standar acuan untuk evaluasi diagnosis dan bagaimana temuan imaging

    mempengaruhi keputusan terapi.

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 4

    A. Embriologi Thymus

    Pengetahuan tentang embriologi thymus adalah suatu hal yang penting untuk

    memahami bagaimana jaringan thymus berhenti selama migrasi yang menyebabkan ektopik

    atau jaringan thymus accesoris. Selama minggu ke-6 gestasional thymus muncul dari kantong

    branchial/pharyngeal 3 dan 4, serta terdiri dari tiga lapis germinal.7,8 Migrasi jaringan mulai

    minggu ke-8, terjadi fusi dari kedua lobus dan menempati posisi akhir di antero-superior

    mediastinum. Dalam perkembangannya, sampai minggu ke-9, thymus terdiri dari sel

    epithelial murni. Minggu ke-10 terjadi migrasi sel small limfoid dari fetal liver dan bone

    marrow ke lobules kelenjar. Selanjutnya terjadi perbedaan komplet antara cortex dan medulla

    pada minggu ke 14-16.7,8

    Karena thymus bermigrasi dari kantong branchial/pharyngeal 3 dan 4 ke

    mediastinum antero-superior selama perkembangannya, maka ektopik jaringan thymus atau

    thymoma ektopik dapat muncul di sepanjang jalur yang dilewati. Sering bermanifes sebagai

    massa di leher saat pemeriksaan dengan CT maupun MRI.7,8

    B. Anatomi

    Thymus terletak di mediastinum aspek anterior, berdekatan dengan pericardium,

    arcus aorta, vena innominata sinistra dan trachea. Struktur yang ada di mediastinum anterior

    antara lain fat, thymus, limfonodi, aorta ascending, arteri pulmonalis, nervus phrenicus dan

    thyroid.3,9,10 Glandula thymus berada di posterior sternum dan di anterior pembuluh darah

    besar.11 Thymus mungkin meluas ke superior sampai pole bawah thyroid dan ke inferior

    sampai diafragma. Morfologi thymus sangat bervariasi pada beberapa umur. Sebagai contoh,

    pada dewasa muda khasnya bilobus dan berbentuk V dengan dua processus kecil yang meluas

    sampai ke leher. Meskipun demikian, thymus dapat juga unilobus, trilobus atau berbentuk

    seperti X atau V terbalik.1

    Thymus terdiri dari cortex dan medulla. Komposisi cortex didominasi oleh sel-sel

    limfosit (thymosit) dengan sedikit sel epithelial dan mesenkim, sedang medulla didominasi

    oleh sel-sel epithelial dengan sedikit sel limfosit.8 Sel-sel epithelial akan membentuk

    kerangka thymus yang fungsi utamanya untuk maturasi limfosit T dan kemudian disebut

    nurse cells.8

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 5

    Pembuluh darah utama yang mensuplai thymus berasal dari arteria thoracic interna,

    juga berasal dari arteria thyroid inferior dan arteria pericardiophrenicus.11 Ukuran thymus

    sangat bervariasi. Thymus dapat mencapai 5 gr sampai 50 gr.1

    C. Epidemiologi, Patologi dan Gambaran Klinis

    Neoplasma thymus merupakan tumor yang jarang, kurang dari 1 % malignansi pada

    orang dewasa dan dilaporkan insidennya 1-5 kasus per 1 juta orang/tahun. Neoplasma

    epithelial primer dari thymus yaitu thymoma dan thymic carcinoma, dengan thymoma yang

    lebih sering. Thymic carcinoma lebih agresif, yang sering didiagnosa dengan pemeriksaan

    needle biopsy sebelum rencana terapi.1

    Thymoma merupakan neoplasma yang paling sering pada mediastinum anterior

    (sekitar 50%) dan 25% dari semua tumor medistinum.11,12,13 Biasanya muncul pada pasien-

    pasien dengan usia lebih dari 40 tahun, jarang pada anak-anak dan prevalensi pria dan wanita

    sama.11,14 Konsistensi thymoma paling banyak solid yang berkapsul, beberapa ada yang kistik

    dan lokasinya pada thymus.1,12 Sepertiga kasus dijumpai adanya nekrosis, perdarahan atau

    komponen kistik dan sekitar sepertiga invasi ke kapsul dan struktur sekitar. Thymoma

    merupakan neoplasma yang tumbuh lambat yang mungkin agresif dengan menginvasi ke

    struktur sekitar termasuk pleura dan pericardium, tetapi jarang metastase jauh.1

    Dua puluh persen sampai 50%, thymoma biasanya asimptomatis dan 50-60% massa

    terdiagnosis secara insidental pada saat foto thorax dada.3.15,16 Gejala (kalau muncul) biasanya

    berkaitan dengan efek massa, termasuk kompresi dan invasi struktur sekitar. Kompresi pada

    trachea, nervus recurrent laryngeal atau esophagus menyebabkan batuk, dyspneu, nyeri dada,

    infeksi respiratorius, hoarseness atau gangguan menelan. Invasi ke struktur cardiovaskuler di

    sekitarnya menyebabkan vena cava superior sindroma dan bila terjadi kompresi atrium kanan

    bisa menyebabkan kematian jantung yang mendadak, tetapi kasus ini jarang terjadi.1,3,11,12,13

    Keluhan sistemik dan sindroma paraneoplastik diakibatkan sekresi hormone, antibodi dan

    cytokine dari tumor. Pemeriksaan laboratorium selektif dapat digunakan untuk mencari

    hubungan masalah atau mungkin penyebaran tumor. Termasuk diantaranya pemeriksaan

    darah rutin lengkap, elektroforesa protein, antibodi reseptor acetilkholin (indikasi myasthenia

    gravis), elektrolit, enzyme liver dan fungsi ginjal.14

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 6

    Penyebab pasti thymoma belum bisa dijelaskan, diduga berhubungan dengan

    sindroma sistemik.11 Suatu kondisi yang disebut dengan myasthenia gravis sering

    dihubungkan dengan thymoma. Gejala utama penyakit ini berupa otot menjadi lemah/mudah

    lelah.2 Myasthenia gravis lebih sering muncul pada wanita. Antara 30%-50% pasien dengan

    thymoma menderita myasthenia gravis dan 10%-15% pasien dengan myasthenia gravis juga

    menderita thymoma.14 Sepuluh persen pasien thymoma mempunyai hipogammaglobulinemia,

    5% pure red cell aplasia (tipe anemia).1,2 Thymoma juga berkaitan dengan gangguan

    autoimun seperti SLE, polimyositis, goods syndrome dan myocarditis.1,14,15 Belum ada

    penelitian yang melaporkan hubungan antara kalsifikasi thymoma dengan beberapa gejala

    yang spesifik.16 Seorang dokter bila menemukan suatu kelainan yang berhubungan dengan

    autoimun system disease, seperti myasthenia gravis, harus mencurigai dan melakukan

    pemeriksaan terhadap glandula thymusnya.2

    D. Klasifikasi

    Tipe histology thymoma sangat kompleks dan menimbulkan kontroversi selama

    beberapa tahun. Thymoma terdiri dari sel epitel neoplastik dan limfosit nonneoplastik.

    Beberapa klasifikasi berdasarkan perbedaan kriteria patologi. Klasifikasi paling tua

    dimunculkan oleh Bernatz dll. Thymoma diklasifikasikan berdasar rasio sel epithelial-limfosit

    dan bentuk sel epithelial menjadi 4 subtipe, yaitu predominant sel spindle (jika lebih dari 2/3

    sel epithelialnya fusiform), predominant limfositik (jika lebih dari 2/3 sel-selnya limfosit),

    predominant campuran/mixed (jika sel epithelial dan sel limfosit jumlahnya hampir sama),

    predominant epithelial (jika lebih dari 2/3 sel-selnya adalah sel polygonal.3 Berdasar system

    ini, beberapa penelitian menyebutkan bahwa thymoma jenis epithelial dan mixed secara

    biologis lebih agresif dibanding dengan jenis limfositik maupun sel spindle. Dan kenyataan

    bahwa thymoma sel spindle mempunyai prognosis paling baik, thymoma limfositik dan

    mixed mempunyai prognosis yang intermediate dan thymoma epithelial mempunyai

    prognosis yang jelek.3 Pada tahun 1999, komite konsensus WHO mempublikasikan klasifikasi

    histology untuk tumor thymus. Thymoma diklasifikasikan menjadi 6 subtipe secara histologis

    (tipe A, AB, B1, B2, B3 dan C) berdasarkan sel epithelial neoplastik dan bersama dengan

    rasio limfosit-sel epitel. Tipe A terdiri dari sel-sel spindle, tipe AB merupakan campuran sel-

    sel spindle dan limfosit, tipe B1 bila ditemukan sel limfosit lebih banyak dari sel epithelial,

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 7

    tipe B2 merupakan campuran sel limfosit dan sel epithelial, tipe B3 bila predominan sel-sel

    epithelial dan tipe C merupakan thymic carcinoma.1,5

    Versi terbaru klasifikasi WHO dipublikasikan tahun 2004, seperti klasifikasi tahun

    1999, dengan sedikit perbedaan yaitu pada tipe C diganti menjadi kategori thymic carcinoma.

    Saat sekarang klasifikasi histologi secara primer bisa membedakan karsinoma thymus dengan

    tipe-tipe thymoma. Klasifikasi histologi thymoma tidak mempunyai implikasi klinis dan

    keputusan managemen utama tergantung pada staging penyakit dan kompletnya reseksi.1

    E. Staging

    Beberapa system staging untuk thymoma dimunculkan/dikemukakan. Sistem staging

    Masaoka-Koga merupakan system staging yang banyak digunakan dan direkomendasikan

    oleh ITMIG (International Thymic Malignancy Interest Group). Staging Masaoka-Koga

    berdasar pada gross dan mikroskopis dari tumor. Stage I, tumor mempunyai karakter

    berkapsul komplet. Stage II, dibagi IIa, secara mikroskopis sudah terjadi invasi ke kapsul dan

    IIb, secara makroskopis sudah invasi ke lemak di sekitarnya, tetapi belum sampai ke organ

    ataupun nodus limfatikus di dekatnya. Stage III, sudah terjadi invasi ke organ sekitarnya

    seperti pericardium, pembuluh darah besar atau paru. Dan stage IV, bila sudah terjadi

    penyebaran luas sampai paru (pleura) atau jantung (pericardium) (IVa) atau melalui limfatik-

    hematogen ke organ lain seperti liver (IVb).1,2,5 Fokus staging pada staging patologi

    (didefinisikan setelah dilakukan reseksi). Akan tetapi, staging klinis (hasil imaging sebelum

    terapi) lebih penting secara klinis, khususnya karena pembedahan tidak selalu merupakan

    terapi pada tahap awal. Tanpa komunikasi yang baik antara ahli bedah yang melakukan

    thymektomi dengan patologis, mungkin bisa terjadi kegagalan dalam mengidentifikasi

    jaringan pada specimen yang diambil, yang akan berpengaruh pada penentuan staging. Dan

    komunikasi yang baik antara radiologist dan ahli bedah merupakan hal yang penting untuk

    mengoptimalkan rencana preoperative dan pengambilan specimen. Dua faktor yang

    berhubungan kuat dengan prognosis adalah penentuan staging dan reseksi bedah yang

    komplet.

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 8

    Seorang radiologist harus mengetahui tentang keuntungan dan kekurangan dari setiap

    modalitas imaging dan informasi yang berhubungan dengan staging thymoma dan rencana

    terapinya, sehingga bisa memberi informasi kepada klinisi pemeriksaan yang harus dilakukan.

    F. Terapi

    Terapi utama untuk tumor thymus adalah pembedahan.2,17 Reseksi yang komplet

    merupakan faktor utama prognosis, sehingga reseksi bedah merupakan landasan terapi pada

    pasien-pasien dengan thymoma. Jika tumor tampak invasive dan besar, preoperative

    (neoadjuvant) kemoterapi/radioterapi mungkin digunakan untuk menurunkan ukuran dan

    menjadikannya bisa direseksi.14 Ketika reseksi inkomplet terjadi, dibuktikan dengan

    pemeriksaan patologi yang menunjukkan masih ada sisa tumor, maka terapi radiasi

    postoperasi direkomendasikan untuk mencapai eradikasi yang komplet.1

    Stage I thymoma diterapi dengan reseksi bedah saja. Tidak perlu terapi radiasi

    maupun kemoterapi. Stage II thymoma juga diterapi dengan thymectomi yang luas. Stage IIa,

    terapi radiasi tidak direkomendasikan, tetapi untuk stage IIb, terapi radiasi direkomendasikan.

    Kemoterapi tidak direkomdasikan untuk stage II.

    Tujuan terapi pada stage III adalah reseksi komplet.17 Pasien-pasien thymoma yang

    yang sudah meluas secara lokal, mendapat neoadjuvant kemoterapi sebelum dilakukan

    reseksi. Terapi radiasi post operasi direkomendasikan dan kemoterapi dipertimbangkan pada

    kasus inkomplet reseksi thymoma stage III. Terapi untuk thymoma stage IVa sama seperti

    stage III. Stage IVb sebaiknya diterapi dengan kemoterapi paliatif (cyclofosfamid,

    doxorubicin, cisplatin) secara intens.1,14

    Seorang radiologist berperan besar dalam membedakan penyakit awal (stage I dan II)

    dengan penyakit yang sudah lanjut (stage III dan IV) sejak postoperative system staging

    Masaoka-Koga tidak dapat digunakan untuk menentukan tentang terapi neoadjuvant.1

    G. Evaluasi Imaging

    Imaging berperan untuk diagnosis awal dan penentuan stage thymoma dengan

    memperhatikan invasi lokal dan perluasan/penyebaran penyakit. Imaging juga dilakukan pada

    pasien untuk mendeteksi adanya kekambuhan (recurrent) atau tidak dari neoplasma tersebut.

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 9

    Pembesaran thymus nonneoplastik tidak boleh keliru dengan thymoma. Thymus

    yang normal pada anak-anak muda dan hiperplasi thymus mungkin menyerupai massa

    mediastinum. Thymus yang normal pada dewasa tidak terlihat pada radiografi thorax, tetapi

    mungkin akan terlihat berbentuk segitiga pada CT atau MRI imaging dan paling baik dilihat

    setinggi arcus aorta. Karakteristik hiperplasi thymus pada CT berupa pembesaran thymus

    yang diffuse dan simetris dengan batas yang licin (smooth) dan bentuknya seperti thymus

    normal. Kadang-kadang hiperplasi thymus berubah dari thymus yang normal, manifestasinya

    sebagai massa thymus yang focal dan tetap uptake fluoro-2-deoxy-D-glukosa (FDG) seperti

    thymoma. Untuk membedakan pembesaran thymus nonneoplastik dengan thymoma tidak bisa

    dengan pemeriksaan CT atau MRI konvensional imaging, MR imaging chemical shift dengan

    in-phase dan out-of-phase gradient echo dapat membantu. Teknik ini membantu untuk

    identifikasi infiltrasi lemak yang normal atau thymus hiperplasi, yang tidak seperti gambaran

    thymoma dengan penurunan signal homogen pada out-of-phase relatif ke in-phase images.1

    Secara radiologi, thymoma mempunyai gambaran khas unilateral, massa

    mediastinum antero-superior, batas tegas, tepi licin, lobulated, bisa mendorong

    jantung/pembuluh darah besar ke posterior dan lokasi bisa di mana saja dari thoracic inlet

    sampai cardiophrenic angle.1,12 Thymoma mungkin menyebabkan penebalan tepi anterior

    atau mungkin kelihatan sebagai nodul atau massa di region retrosternal pada radiografi thorax.

    Tanda radiografi pada penyakit yang sudah lanjut berupa batas yang irregular dengan paru di

    dekatnya dan elevasi hemidiafragma karena keterlibatan nervus phrenicus. Nodul pleura

    merupakan indikasi adanya pleural metastasis (stage IVa).

    CT merupakan modalitas imaging terpilih untuk evaluasi thymoma dan dapat

    membantu membedakan thymoma dengan abnormalitas mediastinum anterior yang lain,

    meskipun radiasinya relatif besar. Limfadenopathy mediastinum yang luas, effusi pleura dan

    pulmonal metastasis adalah karakteristik lebih dari proses neoplastik yang lain dari thymoma.

    Gambaran khas thymoma berupa massa di mediastinum antero-superior, ukuran 1 cm - 10 cm

    (rerata 5 cm) dengan kontur licin (batas jelas), round atau lobulated yang secara karakteristik

    berasal dari satu lobus dari thymus dan homogen. Keterlibatan mediastinum bilateral dapat

    juga muncul. Bahan kontras IV sebaiknya diberikan bila tidak ada kontra indikasi, evaluasi

    pembuluh darah penting untuk staging.6 Pada pemeriksaan CT scan nonkontras, thymoma

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 10

    biasanya akan tampak seperti massa dengan densitas soft-tissue (40 HU 60 HU). Setelah

    pemberian bahan kontras akan tampak enhancement homogen yang merupakan karakteristik

    untuk thymoma, meskipun heterogen juga bisa tampak pada 1/3 kasus thymoma oleh karena

    sudah terdapat nekrosis, perubahan kistik ataupun perdarahan. Tumor dapat sebagian atau

    seluruhnya tertutup lemak dan kalsifikasi juga mungkin tampak, bisa punctate, linear

    sepanjang kapsul atau coarse.1,4,6 Kalsifikasi thymoma yang paling banyak ditemukan adalah

    bentuk foci kecil-kecil, kalsifikasi yang massif adalah bentuk yang tidak umum dan bila

    ditemukan maka disebut kalsifikasi dystrophic.16

    Hal penting pada penilaian dengan CT yaitu menentukan invasi lokal tumor, karena

    berhubungan dengan prognosis dan pendekatan terapi yang akan digunakan/diterapkan.

    MRI mungkin lebih sensitif untuk massa thymus yang kecil dibanding dengan CT.12

    Meskipun peran MRI untuk identifikasi dan penentuan staging thymoma terbatas, tetapi

    masih dipilih untuk diagnosis thymoma. Gambaran MRI thymoma yaitu akan tampak

    isointens atau hiperintens dibanding muskulus pada T1, tampak hiperintens dibanding

    muskulus dan isointens dengan fat di sekitarnya pada T2. Hal ini akan menyulitkan untuk

    membedakan thymoma dengan jaringan lemak di sekitarnya. Teknik fat-supression

    membantu pada keadaan ini. Pasien-pasien yang kontraindikasi bahan kontras iodium (pada

    CT), bisa evaluasi pembuluh darah/kemungkinan invasi dengan menggunakan MRI baik

    dengan material kontras maupun tidak. MRI dapat digunakan untuk identifikasi ketebalan

    dinding pada cystic thymoma. Keuntungan MRI yaitu tanpa radiasi dan dapat investigasi

    keterlibatan pembuluh darah sedang kerugiannya memerlukan waktu yang lama dan kurang

    baik untuk investigasi parenkim paru.6

    Thymoma mungkin menyebabkan invasi ke vaskuler, pleura atau meluas ke

    pericardial. Tanda langsung (direct sign) perluasan ke vaskuler berupa kontur lumen

    pembuluh darah yang irregular, obliterasi vaskuler dan endoluminal soft tissue yang mungkin

    meluas ke chamber jantung. Gambaran CT, bila terjadi perluasan ke pleura disebut drop

    metastase, yaitu berupa satu atau lebih nodul pleura atau massa yang bisa licin, noduler atau

    diffuse dan hampir selalu ipsilateral. Effusi pleura tidak biasa tampak pada pleural

    metastasis.1

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 11

    H. Differential Diagnosis

    Differential diagnosis untuk tumor mediastinum anterior termasuk malignancy

    thymus primer (seperti karsinoma thymus, thymic carcinoid tumor), tumor-tumor nonthymus

    (seperti terrible limfoma, germ cell tumor (teratoma), pembesaran thyroid), tortuous

    pembuluh darah (dissecting aorta, arcus dextra), trauma dan mediastinal metastasis.1,3,10,12

    Usia pasien dan gender, komposisi jaringan, temuan tambahan pada CT dan kejadian invasive

    tumor dapat membantu untuk diagnose banding massa mediastinum anterior. Sebagai contoh,

    thymoma jarang bermanifes sebagai limfadenopathy, effusi pleura atau bermetastasis

    extrathorax. Bila satu atau lebih hal ini ditemukan maka diagnosanya diarahkan ke selain

    thymoma. Beberapa massa mediastinum anterior juga mempunyai ciri khas tersendiri.

    Misalnya, massa mediastinum anterior yang kistik dengan attenuasi lemak intrinsik,

    merupakan gambaran dari teratoma yang matur. Malignan neoplasma germ cell hampir selalu

    menyerang laki-laki dan lebih sering pada pasien usia kurang dari 40 tahun.

    I. Kekambuhan dan Follow up

    Penting untuk mengidentifikasi kekambuhan sejak awal, ketika reseksi komplet bisa

    dilakukan. Dilaporkan kekambuhan setelah reseksi total dari thymoma sekitar 5 atau 10 tahun

    (berkisar 3-7 tahun).6 Suatu penelitian tentang hubungan/korelasi antara stage tumor dengan

    kekambuhan menyebutkan bahwa stage I rerata kekambuhan sekitar 10 tahun, stage II-IV

    sekitar 3 tahun. Pasien dengan thymoma stage III atau IVa dan thymic carcinoma yang

    dilakukan reseksi inkomplet, sebaiknya dilakukan CT ulang setiap 6 bulan selama 3 tahun.1,6

    Menurut klasifikasi WHO, terdapat angka kekambuhan yang tinggi untuk tipe B3

    dan C thymoma, mencapai 24,2% dan 33,3% secara respektif. 15-year recurrence-free rates

    untuk tipe A, AB dan B1 adalah 100%, dimana angka untuk tipe B2 dan B3 hanya 66,7% dan

    54,5% secara respektif.18 Untuk tipe C 10- year recurrence-free rates mencapai 66,7%.

    Thymoma yang sudah invasif, 15 year survival adalah 12,5% dan yang non-invasif 15 year

    survival adalah 47%.12

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 12

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    Datang seorang pasien, Tn AS, umur 49 tahun, no RM : 1461725 dengan keluhan utama

    bengkak pada wajah dan leher selama beberapa bulan. Riwayat penyakit pasien ini yaitu : selama

    setahun terakhir sebelum masuk rumah sakit (SMRS), penderita mengeluh berkeringat dingin

    terutama pada malam hari, tangan dan kaki terasa lemah dan mudah jatuh, kemudian berobat ke

    puskesmas dan mendapat obat vitamin serta boleh pulang (rawat jalan). Tiga bulan terakhir

    SMRS, penderita masih mengeluh badan terasa lemah, tangan dan kaki tidak bertenaga disertai

    susah bila bernafas, nafas menjadi pendek-pendek disertai batuk, kadang batuk berdarah dan

    berat badan semakin menurun. Kemudian pasien dibawa ke RSUD S. Di RSUD S dilakukan

    pemeriksaan laboratorium dengan hasil abnormal yaitu AL: 12.500 /ul dan albumin 2,44; pada

    foto thorax didapatkan hasil: pneumonia dextra susp. TB paru dengan besar cor dalam batas

    normal. Penderita mendapat pengobatan rutin. Satu bulan SMRS, penderita mengeluh bengkak

    pada wajah dan leher, kemudian pasien dibawa berobat ke RSS. Riwayat penyakit dahulu: DM

    disangkal, hipertensi disangkal, alergi (-), perokok (-), alkohol (-).

    Pada pemeriksaan fisik tampak kondisi umum pasien lemah tetapi masih compos

    mentis, tensi darah: 130/85 mmHg, kecepatan nafas: 32 x/menit, nadi: 90 x/menit, suhu: 36,70 C.

    Didapatkan bengkak pada wajah dan leher. Dada tampak simetris, tak tampak retraksi

    suprasternal maupun intercostal. Pulmo terdengar vesikuler dextra menurun dengan perkusi

    redup (+). Pemeriksaan jantung didapatkan suara jantung S1 dan S2 tunggal, bising (-). Untuk

    abdomen tampak supel, distended (-), hepar dan lien tak teraba, peristaltic (+) normal.

    Ekstremitas superior dan inferior, sensorik dalam batas normal, motorik menurun.

    Hasil pemeriksaan laboratorium darah didapatkan; WBC: 12,20.103/ul, RBC: 3.94 x103

    /ul, Hb: 9,9 g/dl, HCT: 28,9 g/%, AFP: 1.19 mg/ml, Cortisol 8.9 ug/dl, Free T4 0.85 ng/dl,

    TSH 2.9 uIU/ml. Lalu pada tanggal 29 Januari 2012, dilakukan pemeriksaan foto x-ray thorax

    AP/Lateral dengan hasil terdapat massa di mediastinum anterior, besar cor normal. Pemeriksaan

    CT scan thorax pada tanggal 31 Januari 2012, dengan hasil : 1. Massa mediastinum anterior DD

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 13

    thymoma, limfoma, 2. Pulmo normal, 3. Tak tampak limfadenopathy di tracheo-bronchial dan

    broncho-pulmonar. Pada tanggal 4 Februari 2012 dilakukan pemeriksaan AJH dengan hasil :

    thymoma B2.

    Penatalaksanaan selanjutnya dari bagian bedah yaitu direncanakan untuk dilakukan

    operasi pengangkatan massa (thymektomi).

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 14

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Pada kasus ini sudah tegak diagnosisnya secara patologi anatomi, bahwa massa di

    mediastinum anterior tersebut adalah suatu thymoma dengan klasifikasi menurut WHO yaitu

    B2. Thymoma merupakan neoplasma primer mediastinum anterior yang paling sering, dan

    insidennya meningkat dengan bertambahnya umur dengan rerata umur 40-50 tahun.1,3 Pada kasus

    ini umur pasien sesuai dengan insidennya, yaitu berumur 49 tahun.

    WHO mengklasifikasikan thymoma menjadi 6 subtipe secara histologis (tipe A, AB,

    B1, B2, B3 dan C) berdasarkan sel epithelial neoplastik dan bersama dengan rasio limfosit-sel

    epitel. Tipe A terdiri dari sel-sel spindle, tipe AB merupakan campuran sel-sel spindle dan

    limfosit, tipe B1 bila ditemukan sel limfosit lebih banyak dari sel epithelial, tipe B2

    merupakan campuran sel limfosit dan sel epithelial, tipe B3 bila predominan sel-sel epithelial

    dan tipe C merupakan thymic carcinoma.1,5 Pada kasus ini didapatkan hasil pemeriksaan

    patologi anatomi berupa sel-sel limfosit yang bercampur dengan sel-sel epithel dengan

    komposisi/jumlah yang hampir sama sehingga dikesankan sebagai thymoma tipe B2.

    Penting bagi seorang radiologist dalam menganalisa suatu pemeriksaan CT scan thorax,

    di mana terdapat gambaran massa atau tumor di rongga thorax, apakah berasal dari paru atau

    mediastinum. Untuk itu harus mengetahui bagian dari paru dan regio - regio mediastinum. Pada

    pasien ini, sesuai dengan gambaran anatomi thorax/mediastinum, terdapat massa di mediastinum

    anterior. Apabila dilihat tepi/dinding massa tersebut, massa mediastinum biasanya berdinding

    licin dengan batas yang tegas, sedangkan massa paru lebih sering berdinding irregular, batas

    tidak tegas dan bahkan terdapat spikula (speculated). Konsistensi massanya, massa mediastinum

    dapat berupa solid homogen maupun inhomogen (campuran lemak, kistik dan kalsifikasi), massa

    paru biasanya solid dan ada beberapa jenis yang disertai dengan cavitas di dalamnya. Pada

    penambahan bahan kontras, suatu massa paru akan terlihat lebih enhanced dibanding massa

    mediastinum.4

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 15

    Setelah ditentukan suatu massa di rongga thorax adalah massa mediastinum anterior,

    langkah selanjutnya yaitu menentukan kemungkinan jenis massa tersebut. Sesuai dengan

    diagnosa banding, ada beberapa jenis massa yang terdapat di mediastinum anterior, antara lain:

    thymoma, limfoma, thyroid (retrosternal goiter) dan teratoma (germ cell).

    Gambaran CT scan thymoma berupa massa berbatas tegas, membulat atau lobulated,

    konsistensinya bisa homogen maupun heterogen tergantung adanya nekrosis, perdarahan maupun

    formasi kistik, kalsifikasi terdapat pada sebagian kecil kasus. Harus dibedakan antara massa

    thymus dengan kelenjar thymus yang membesar (hyperplasia). Pada hyperplasia kelenjar thymus

    biasanya bentuknya simetris (seperti segitiga) dan terletak di lokasi thymus. Jenis thymoma yang

    ganas atau thymic carcinoma, gambarannya berupa massa yang besar, batas kurang tegas dengan

    sifat yang infiltratif dan sering disertai dengan metastasis ke organ sekitar, pembesaran limfonodi

    sampai metastasis yang jauh.1

    Limfoma lebih sering pada anak-anak dan dewasa muda. Terdapat dua jenis limfoma,

    yaitu Hodgkin dan non Hodgkin limfoma. Secara radiologis tidak dapat dibedakan dengan tegas

    antara jenis Hodgkin dan non Hodgkin limfoma. Gambaran CT scannya berupa massa solid yang

    membulat, multiple, lokasinya cenderung di perivaskuler dan paratracheal dan dapat

    menyebabkan kompresi ataupun pergeseran struktur vaskuler.7,20

    Thyroid (retrosternal goiter) biasanya letaknya lebih superior/cranial. Gambaranya

    berupa massa yang encapsulated, lobulated, konsistensinya heterogen dan ada hubungan dengan

    komponen cervical dan mediastinum.7,20

    Teratoma (germ cell tumor) berasal dari primitive germ cel. Prevalensinya sekitar 15 %

    dari massa mediastinum anterior dewasa dan 24 % pada anak-anak. Pada CT scan gambaran

    teratoma berupa massa dengan batas tegas, bentuk membulat atau lobulated, konsistensi

    heterogen dengan adanya komponen kistik, solid, lemak, kalsifikasi dan kadang terdapat batas

    antara lemak dan cairan (fat-fluid level).7,20

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 16

    Secara lebih ringkas dapat dirangkum dalam tabel berikut ini7 :

    Usia Gambaran Klinis Gambaran Radiologis

    Thymoma Usia

    pertengahan (40

    - 50 Th)

    >> asimptom.,

    symptom (invasive

    thymoma,

    paraneoplastik

    sindrom (myasthenia,

    PRCA, Ggn jar. +/-

    Massa solid homogen, 1/3

    perdarahan, nekrosis,

    kalsifikasi curvilinier perifer

    (20%), fat line hilang

    invasif

    Limfoma Anak-anak,

    Dewasa muda

    B symptom,

    peripheral LNE,

    hepatosplenomegali,

    Gg darah pada

    limfoblastik limfoma

    Kontur lobulated,

    perdarahan +/-, nekrosis +/-,

    effuse pleura +/-

    Retrosternal

    Goiter (Thyroid)

    - Terjadi goiter di leher Encapsulated, lobulated,

    heterogen, hub. Komponen

    cervical dan mediastinum

    Teratoma (Germ

    cell)

    Anak-anak;

    Dewasa muda

    Cryptochidism,

    Peningkatan

    biomarker

    Kontur uniform, >>

    nekrosis, kalsifikasi (matur),

    effuse pleura +/-

    Berdasarkan kriteria pada beberapa literature, gambaran CT scan pada kasus ini

    (seorang laki-laki, umur 49 tahun) berupa massa di mediastinum anterior, tampak sebagai massa

    yang isodens-hipodens yang relatif homogen, batas relatif tegas, dinding ada yang irregular (fat

    line menghilang), tak tampak adanya kalsifikasi atau area kistik maupun nekrotik, sesuai dengan

    gambaran suatu Thymoma staging IIb. Juga didukung dengan hasil patologi anatomi yang

    merupakan gold standard, yaitu suatu thymoma dengan klasifikasi histology B2 (menurut criteria

    WHO).

    Dalam mengekspertise gambaran CT scan suatu massa pada mediastinum anterior,

    terutama yang curiga itu suatu thymoma, harus mencantumkan apakah sudah terjadi invasi oleh

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 17

    massa itu ke kapsul/organ sekitarnya atau belum. Karena hal ini akan sangat membantu klinisi

    dalam merencanakan tindakan terapinya. Staging pada thymoma seharusnya dicantumkan,

    karena akan membedakan dalam terapinya.

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 18

    BAB V

    KESIMPULAN

    Telah dilaporkan kasus pasien laki-laki umur 49 tahun dengan gejala sistemik berupa

    badan terasa lemah, tangan dan kaki tidak bertenaga disertai susah bila bernafas, nafas menjadi

    pendek-pendek disertai batuk, kadang batuk berdarah dan berat badan semakin menurun.

    Setelah dilakukan CT scan, terlihat adanya massa di mediastinum anterior, dengan hasil bukti

    patologi anatomi (PA) berupa thymoma dengan klasifikasi histologi B2 (kriteria WHO) dan

    staging IIb.

    Kesimpulan gambaran sesuai dengan thymoma, dikarenakan pada gambaran CT scan

    tampak massa yang solid, densitasnya isodens-hipodens relatif homogen, batas relatif tegas,

    dinding ada yang irregular (fat line menghilang), tak tampak adanya kalsifikasi atau area kistik

    maupun nekrotik. Sedangkan untuk stage IIb, karena sudah terjadi invasi ke jaringan lemak di

    sekitarnya dan belum terjadi invasi ke organ di dekatnya.

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 19

    DAFTAR KEPUSTAKAAN

    1. Benveniste MF, Christenson ML, Sabloff BS, Moran CA, Swisher SG, Marom EM. Role

    of Imaging in the Diagnosis, Staging, and Treatment of Thymoma. RadioGraphics. 2011;

    31:184761

    2. Anonim. Thymoma and Thymic Carcinoma. Available From

    http://www.macmillan.org.uk/Cancerinformation/Cancertypes/Thymus/T... (Diakses tanggal

    11 Februari 2013)

    3. Folio LR. Abnormal Mediastinum, In: Chest Imaging An Algorithmic Approach to

    Learning. Springer. 2012; 121-4

    4. Johnson GL, Fishman EK, Hruban RH. CT Evaluation of Thymoma Spectrum of Disease.

    Applied Radiology. 1997; 13-20

    5. Kondo K, Yoshizawa K, Tsuyuguchi M, Kimura S, Sumitomo M, Morita J, et al. WHO

    Histologic Classification is a Prognostic Indicator in Thymoma. Ann Thorac Surg. 2004 ;

    77: 1183-8

    6. Marom EM. Imaging Thymoma. Journal of Thoracic Oncology. 2010; 5 (10): S296-303

    7. Nasseri F, Eftekhari F. Clinical and Radiologic Review of the Normal and Abnormal

    Thymus: Pearls and Pitfalls. RadioGraphics. 2010; 30: 41328

    8. Nishino M, Ashiku SK, Kocher ON, Thurer RL, Boiselle PM, Hatabu H. The Thymus: A

    Comprehensive Review. RadioGraphics. 2006; 26: 33548

    9. Bhalla S, Hazewinkel M, Smithuis R. Mediastinal Masses : localize and characterize.

    Available From : http ://www.radiologyassistant.nl/ en/ p4620a193b679d/ mediastinal-

    masses. 2007. (Diakses tanggal 11 Februari 2013)

    10. Witmer LM. Clinical Anatomy of the Pleural Cavity and Mediastinum. Available From:

    http://www.oucom.ohiou.edu/dbms-witmer/gs-rpac.htm. (Diakses tanggal 11 Februari 2013)

    11. Evans KJ, Geibel J. Thymoma. 2011. Available From :

    http://emedicine.medscape.com/article/193809-overview. (Diakses tanggal 11 Februari

    2013)

    12. Anonim. Thymoma. Available From : http://www.learningradiology.com/archives. 2008.

    (Diakses tanggal 11 Februari 2013)

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 20

    13. Strollo DC, Christenson CM, Jett FR. Tumors of the Anterior Mediastinum. CHEST. 1997;

    112: 511-22

    14. Anonim. Thymoma. Available From : http://en.wikipedia.org/wiki/Thymoma. (Diakses

    tanggal 11 Februari 2013)

    15. Ganesan P, Kapoor A, Bajpai J, Agarwal S, Thulkar S, Kumar L. Mediastinal Masses- the

    Bad, the Ugly and the Unusual. Indian Journal Of Medical & Paediatric Oncology. 2007 ;

    28 (3) :11-6

    16. Harris K, Elsayegh D, Azab B, Alkaied H, Chalhoub M. Thymoma calcification: Is it

    clinically meaningful?. World Journal of Surgical Oncology. 2011; 9: 95

    17. Sonobe S, Miyamoto H, Izumi H, Nobukawa B, Futagawa T, Yamazaki A, et al. Clinical

    Usefulness of the WHO Histological Classification of Thymoma. Ann Thorac Cardivasc

    Surg. 2005 ; 11 (6): 367-72

    18. Sumiyama Y, Yoshida Y. Thymoma. Ann Thorac Cardiovasc Surg. 2004; 10 (6): 321-3

    19. Christenson ML, Galobardes J, Moran CA. Thymoma: Radiologic-Pathologic Correlation.

    RadioGraphics. 1992; 12: 151-68

    20. Lau S, Yeung WH, Kwan WH, Cheng CS, Lam HS. Computed Tomography of Anterior

    Mediastinal Masses. J HK College Radiology. 2003; 6: 100-6

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 21

    LAMPIRAN

    Anatomi thymus 2

    Foto CT scan thorax kasus tanggal 31 Januari 2012

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 22

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 23

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 24

    Gambar . Thymic Hyperplasia

    Gambar . Thymoma stage I, WHO type A (laki-laki 37 tahun)1.

    Gambar . Thymoma stage III 1.

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

  • 25

    Gambar . Thymoma stage IV

    Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)