changes in low-frequency fluctuations in patients with

7/25/2019 Changes in Low-Frequency Fluctuations in Patients With...

1/25

CHANGES IN LOW-FREQUENCY

FLUCTUATIONS IN PATIENTS WITHANTISOCIAL PERSONALITY DISORDER

REVEALED BY RESTING-

STATE FUNCTIONAL MRI

Oleh:

Joko Wibowo Sentoso 01.211.6424

Emirza Nur Wicaksono 01.210.6145


2/25

IDENTITAS JURNAL

Judul:

Changes in Low-Frequency Fluctuations in Patients

with Antisocial Personality Disorder Revealed by

Resting-State Functional MRI

Penulis:

Huasheng Liu1,2., Jian Liao1., Weixiong Jiang1,2,3,

Wei Wang1


3/25

Tahun Terbit:

Maret 2014

Diterbitkan Oleh:

PLOS ONE | www.plosone.org


4/25

ABSTRAK

Antisocial Personality Disorder (APD) adalah

gangguan kepribadian yang paling sering dikaitkan

dengan sistem keadilan hukum dan pidana. Studi

tentang otak pada APD memiliki implikasi penting

dalam konteks hukum dan dalam membantumenjamin stabilitas sosial. Namun, kontribusi saraf

untuk tingginya prevalensi APD masih belum jelas.

Dalam studi ini, kami menggunakan pencitraan fase

istirahat resonansi magnetik fungsional (fMRI)

untuk menyelidiki mekanisme saraf yang mendasariAPD. Tiga puluh dua individu yang sehat dan tiga

puluh lima pasien dengan APD direkrut. Amplitudo

fluktuasi frekuensi rendah (ALFF) dianalisis untuk

seluruh otak semua pada semua subyek.


5/25

Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa pasien

APD memiliki penurunan yang signifikan dalam

ALFF pada korteks orbitofrontal kanan, ujungtemporal kiri, gyrus temporal kanan bawah, dan lobus

posterior serebelum kiri dibandingkan dengan kontrol

normal. Kami mengamati bahwa korteks orbitofrontal

kanan memiliki korelasi negatif antara nilai-nilai

ALFF dan skor devasi psikopatik MMPI. Perubahandalam ALFF di bagian-bagian otak tertentu

menunjukkan bahwa pasien APD mungkin ada

kaitannya dengan kegiatan abnormal pada jaringan

fronto-temporal. Kami mengusulkan bahwa hasilpenelitian kami dapat berkontribusi dalam konteks

klinis dan forensik untuk pemahaman yang lebih baik

dari APD.


6/25

PENDAHULUAN

Gejala utama dari APD adalah tipu daya, tidak

bertanggung jawab, mengabaikan aturan,

kurangnya penyesalan dan impulsif.

Perilaku kekerasan kriminal berulang adalah

ciri APD.

Diagnosis APD telah didasarkan sepenuhnya

pada perilaku antisosial (misalnya, pelanggaran

norma-norma sosial


7/25

Hubungan erat antara APD dan kejahatan telah

mendesak para peneliti untuk menggunakan teknik

pencitraan otak untuk belajar individu dengan APD.

Studi neuroimaging individu dengan APD telah

memberikan bukti kelainan pada struktur dan fungsi

relatif untuk mengontrol populasi, dengan gangguan

kunci yang umum ditemukan di prefrontal dan

korteks temporal.Baru-baru ini, fase istirahat fMRI telah banyak

digunakan dalam penyelidikan fungsi otak dalam

kondisi normal dan patologis berdasarkan beberapa

keuntungan, termasuk resolusi tinggi, tidak adagunanya radiasi, dan aplikasi yang mudah


8/25

ALFF dianggap sebagai ukuran aktivitas otak lokal

fase istirahat, yang mirip dengan CBF fase istirahat

dan tingkat metabolisme glukosa dalam studi PET.

ALFF telah banyak digunakan untuk mempelajari ''

dasar '' aktivitas spektrum yang luas dari keadaan

psikologis dan penyakit mental, termasuk penuaan,

skizofrenia, dan attention deficit hyperactivity

disorder.ALFF normal akan ada di daerah-daerah tertentu dari

jaringan prefrontal-temporal pada pasien APD kontras

dengan kontrol.


9/25

BAHAN DAN METODE

Pernyataan etika Semua subjek dalam penelitian ini adalah usia 18

tahun untuk berpartisipasi dalam percobaan, tetapi

mereka berada di bawah usia legal ketika mereka

memasuki Sekolah Pemuda Pelanggar dari ProvinsiHunan.

Informed consent tertulis diperoleh dari semua

subyek setelah mereka diberi penjelasan rinci

tentang penelitian;

Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik dariXiangya Rumah Sakit Ketiga Universitas Tengah

Selatan dan Sekolah Pemuda Pelanggar dari

Provinsi Hunan.


10/25

Peserta

Kriteria Inklusi:

1. 32 orang APD yang memenuhi kriteria APD dari PDQ 4

+ dan DSM-IV dan 35 kontrol tanpa APD yang

disesuaikan dengan APD subjek dalam usia dan

pendidikan.

2. Memiliki skor APD sama dengan atau di atas 4 yang

lebih disaring oleh-dokter didiagnosis GangguanKepribadian Wawancara-IV (PDI-IV).

3. Orang-orang yang memenuhi kriteria APD didiagnosis

sebagai APD.

4. Semua subyek telah dijatuhi hukuman pendidikan

asrama di sekolah ini selama tiga tahun


11/25

5. Para peserta tidak memiliki riwayat alkohol dan obat-

obatan terlarang selama setidaknya enam bulan sebelum

scan otak.

6. Subyek yang memiliki tangan kanan kuat.7. Tidak ada subyek dari kedua kelompok memiliki riwayat

trauma kepala, jantung kronis, hati, ginjal atau saraf

diagnosis penyakit sistem, ketergantungan obat jangka

panjang atau implantasi logam secara in vivo.

8. Tak satu pun dari subyek memiliki sejarah atau

diagnosis saat gangguan serius mental, misalnya,

depresi, kecemasan neurosis atau skizofrenia.

9. Subyek menyelesaikan versi tulisan tangan dari MMPI-2

(Tes MMPI) kuesioner.


12/25

Kriteria Eksklusi:

1. Individu yang tidak bekerja sama selama pemeriksaan

dikeluarkan.


13/25


14/25

Pengolahan DataAnalisis ALFF kemudian dilakukan dengan

menggunakan software REST. The ALFF Prosedur

perhitungan dilakukan sebagai berikut:1. Fast Fourier Transform (FFT) digunakan untuk mengkonversi

semua voxel dari domain waktu ke domain frekuensi;

2. ALFF setiap voxel dihitung dengan rata-rata akar kuadrat dari

spektrum kekuasaan di 0,01 Hz sampai 0,08 Hz; dan

3. ALFF yang dihasilkan diubah menjadi z-skor denganmengurangkan mean dan membaginya dengan standar deviasi

global untuk tujuan standardisasi.


15/25

Dua-sample t-test dilakukan untuk mengeksplorasi

perbedaan antara ALFF pasien APD dan kontrol normal.

Ambang statistik antara kelompok yang ditetapkan sebesar

p, 0,05 (FDR dikoreksi) dan size.405 klaster mm3 (15voxel).

Untuk menyelidiki apakah nilai-nilai ALFF bagian-bagian

otak berbeda secara signifikan antara pasien APD dan

kontrol dapat diprediksi dengan skor subskala MMPI Pd,

kami melakukan analisis korelasi. Korelasi parsial antara mean OF nilai dan skor subskala

MMPI Pd dihitung dengan skor subskala lainnya dan

demografi skor (usia, skor IQ dan tahun pendidikan) dan

dihapus faktor sebagai pengganggu.

Nilai rata-rata ALFF diekstraksi dari masing-masing

cluster voxel yang menunjukkan perbedaan yang paling

signifikan antara pasien dan APD kontrol normal.


16/25

HASIL


17/25


18/25

Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam skor demografi

antara dua kelompok.

Pada sepuluh sub-skala MMPI, pasien BPD secara

signifikan lebih tinggi dibandingkan kontrol normal padaHs (hypochondriasis), Pd (menyimpang psikopat), Pa

(paranoia), Pt (psychasthenia), Sc (skizofrenia) dan Ma

(mania) sub-skala, tapi mereka adalah skor signifikan lebih

rendah pada Hy (histeria) subskala.

Pasien APD menunjukkan ALFF menurun terutama dikorteks frontal (termasuk korteks orbitofrontal kanan


19/25

Otak kecil kiri lobus posterior menunjukkan penurunan

ALFF.

Tidak ada bagian menunjukkan peningkatan yang

signifikan ALFF pada kelompok APD. Korteks orbitofrontal kanan memiliki korelasi negatif

antara nilai-nilai ALFF dan skor Pd (r = 20,5630, p =

0,0017).


20/25

DISKUSI

Penelitian fMRI saat ini bertujuan untuk

mengetahui perubahan dalam kegiatan otak

keadaan-istirahat pada pasien APD.

Ujung temporal anterior memiliki koneksi kaya

untuk amigdala, otak depan basal, dan daerah

prefrontal dan terletak dekat korteks

pendengaran sekunder dan penghentian jalur

visual ventral.


21/25

Selain itu, data baru menunjukkan bahwa bagian-

bagian dari lobus temporal anterior memainkan peran

penting dalam mewakili dan mengambil pengetahuan

sosial (memori tentang orang-orang, nama danbiografi, memori sosial seperti memori untuk sifat dan

konsep sosial).

Sampai saat ini, penelitian telah menemukan

perbedaan struktural dan fungsional dalam korteksorbitofrontal pada individu antisosial.


22/25

Disfungsi korteks orbitofrontal untuk gangguan

kepribadian antisosial berasal dari berbagai studi lesi,

paralel antara efek lesi korteks orbitofrontal pada

perilaku sosial dan gejala-gejala gangguan antisosialyang mencolok.

Fungsi korteks orbitofrontal untuk setiap perilaku

panduan yang didasarkan pada nilai pahala yang

diharapkan atau hukuman, yang dengan demikianberpengaruh terhadap keputusan yang dibuat.


23/25

Korteks orbitofrontal juga terlibat dalam proses emosi

yang memandu perilaku sosial.

Ujung anterior temporal berhubungan erat dengan

inti kortikal dari amigdala dan korteks orbitofrontal

yang melalui fasciculus uncinate.

Penilaian dasar dari ancaman dan provokasi yang

dikembangkan di loc temporal anterior.

Nilai-nilai sosial muncul dari co-aktivasi stabil

abstrak representasi sosial konseptual dalam superior

anterior lobus temporal dan tergantung pada konteks

konteks perasaan yang berbeda dikodekan di daerah

fronto-mesolimbic. Orbitofrontal cortex yang tepat menunjukkan korelasi

negatif antara nilai-nilai ALFF dan skor Pd.


24/25

KESIMPULAN

Subyek APD telah mengubah aktivitas fase

istirahat otak di daerah otak didistribusikan

secara luas yang terlibat dalam jaringan

frontotemporal.


25/25

TERIMA KASIH

changes in low-frequency fluctuations in patients with

Documents