chapter ii pendidikan

23
7/23/2019 Chapter II Pendidikan http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 1/23 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pendidikan 1.1. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di manapun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan latar belakang sosial setiap masyarakat tertentu (Tirtarahardja et al., 2005). enurut !uad (2005) dalam bukunya pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina  potensi"potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, #ipta dan budi nurani). Pendidikan juga berarti lembaga yang bertanggungja$ab menetapkan #ita"#ita (tujuan) pendidikan, isi, sistem, dan organisasi pendidikan. %embaga"lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan, seperti si&at sasarannya yaitu manusia, mengandung  banyak aspek dan si&atnya sangat kompleks. 'ebagai proses trans&ormasi budaya,  pendidikan diartikan sebagai kegiatan pe$arisan budaya dari generasi satu ke genari yang lain. 'ebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Tirtarahardja et al., 2005). Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan  pribadi bagi mereka yang belum de$asa oleh mereka yang de$asa, dan bagi yang sudah de$asa atas usaha sendiri. ang terakhir ini disebut pendidikan diri sendiri (zelf vorming). edua"duanya bersi&at alamiah dan menjadi keharusan. *ayi yang Universitas Sumatera Utara

Upload: rarastianevi-annisa

Post on 18-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 1/23

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pendidikan

1.1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak 

terputus dari generasi ke generasi di manapun di dunia ini. Upaya memanusiakan

manusia melalui pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup

dan latar belakang sosial setiap masyarakat tertentu (Tirtarahardja et al., 2005).

enurut !uad (2005) dalam bukunya pendidikan adalah aktivitas dan

usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina

 potensi"potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, #ipta dan budi nurani).

Pendidikan juga berarti lembaga yang bertanggungja$ab menetapkan #ita"#ita

(tujuan) pendidikan, isi, sistem, dan organisasi pendidikan. %embaga"lembaga ini

meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan, seperti si&at sasarannya yaitu manusia, mengandung

 banyak aspek dan si&atnya sangat kompleks. 'ebagai proses trans&ormasi budaya,

 pendidikan diartikan sebagai kegiatan pe$arisan budaya dari generasi satu ke

genari yang lain. 'ebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan

sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya

kepribadian peserta didik (Tirtarahardja et al., 2005).

Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan

 pribadi bagi mereka yang belum de$asa oleh mereka yang de$asa, dan bagi yang

sudah de$asa atas usaha sendiri. ang terakhir ini disebut pendidikan diri sendiri

(zelf vorming). edua"duanya bersi&at alamiah dan menjadi keharusan. *ayi yang

Universitas Sumatera

Utara

Page 2: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 2/23

 baru lahir kepribadiannya belum terbentuk, belum mempunyai $arna dan #orak 

kepribadian yang tertentu. +a baru merupakan individu, belum suatu pribadi.

Untuk menjadi suatu pribadi perlu mandapat bimbingan, latihan"latihan, dan

 pengalaman melalui bergaul dengan lingkungannya, khususnya dengan

lingkungan pendidikan (Tirtarahardja et al., 2005).

*agi mereka yang sudah de$asa tetap dituntut adanya pengembangan

diri agar kualitas kepribadian meningkat serempak dengan meningkatnya

tantangan hidup yang selalu berubah. alam hubungan ini dikenal apa yang

disebut  pendidikan sepanjang hidup.  Pembentukan pribadi men#akup

 pembentukan #ipta, rasa, dan karsa (kogniti&, a&ekti&, dan psikomotor) yang

sejalan dengan pengembangan &isik (Tirtarahardja et al., 2005).

1.2 Tujuan dan Proses Pendidikan

1) Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai"nilai yang baik, luhur,

 pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. arena itu tujuan pendidikan ada dua

&ungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan

merupakan sesuatu yang ingin di#apai oleh segenap kegiatan pendidikan. 'ebagai

suatu komponen, tujuan pendidikan menduduki posisi penting di antara

komponen"komponen pendidikan lainnya. apat dikatakan bah$a segenap

komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata"mata terarah

kepada atau ditujukan untuk pen#apaian tujuan tersebut. engan demikian

kegiatan"kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap

menyimpang, tidak &ungsional, bahkan salah, sehingga harus di#egah terjadi.

Universitas Sumatera

Utara

Page 3: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 3/23

isini terlihat bah$a tujuan pendidikan itu bersi&at normati&, yaitu mengandung

unsur norma yang bersi&at memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat

 perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilali

hidup yang baik (Tirtarahardja et al., 2005).

'ehubungan dengan &ungsi tujuan yang demikian penting itu, maka menjadi

keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya. Tujuan pendidikan bersi&at

abstrak karena memuat nilai"nilai yang si&atnya abstrak. Tujuan demikian bersi&at

umum, ideal, dan kandungannya sangat luas sehingga sangat sulit untuk 

dilaksanakan di dalam praktek. 'edangkan pendidikan harus berupa tindakan yang

ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu, dan $aktu

tertentu dengan menggunakan alat tertentu. Pelaksanaannya hanya mungkin

apabila tujuan yang ingin di#apai itu dibuat jelas (eksplisit), konkret, dan lingkup

kandungannya terbatas. engan kata lain tujuan umum perlu dirin#i sehingga

menjadi tujuan yang lebih khusus dan terbatas agar mudah direalisasikan di dalam

 praktek (Tirtarahardja et al., 2005).

'e#ara keseluruhan ma#am"ma#am tujuan tersebut merupakan suatu

kebulatan. Tujuan umum memberikan arah kepada semua tujuan yang lebih rin#i

dan yang jenjangnya lebih rendah. 'ebaliknya tujuan yang lebih khusus

menunjang pen#apaian tujuan yang lebih luas dan yang jenjangnya lebih tinggi

untuk sampai kepada tujuan umum (Tirtarahardja et al., 2005).

2) Proses Pendidikan

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap

komponen pendidikan pleh pendidik kepada pen#apaian tujuan pendidikan.

Universitas Sumatera

Utara

Page 4: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 4/23

*agaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil

 pen#apaian tujuan pendidikan (Tirtarahardja et al., 2005)

Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso,

dan mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro berupa kebijakan"kebijakan

 pemerintah yang la-imnya dituangkan dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan

Pemerintah, ' enteri, ' irjen, serta dokumen"dokumen pemerintah tentang

 pendidikan tingkat nasional yang lain. Pengelolaan dalam ruang lingkup meso

merupakan implikasi kebijakan"kebijakan nasional ke dalam kebijakan

operasional dalam ruang lingkup $ilayah di ba$ah tanggungja$ab akan$il

epdikbud. Pengelolaan dalam ruang lingkup mikro merupakan aplikasi

kebijakan"kebijakan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah

ataupun kelas (Tirtarahardja et al., 2005).

ang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu

terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar. 'ebab berkembangnya tingkah

laku peserta didik sebagai tujuan belajar hanya dimungkinkan oleh adanya

 pengalaman belajar yang optimal itu. egiatan mendidik diri setiap saat sepanjang

hidup itu selalu merupakan kebutuhan terlepas dari hasilnya. uga bukan semata"

mata sebagai bekal untuk kehidupan di masa mendatang. engan kata lain,

 pendidikan itu merupakan bagian integral dari hidup itu sendiri. Prinsip

 pendidikan seperti itu mengandung makna bah$a pendidikan itu lekat dengan diri

manusia, karena dengan itu manusia dapat terus menerus meningkatkan

kemandiriannya sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat,meningkatkan

 self fullfilment (rasa kepenuhmaknaan) dan terarah kepada aktualisasi diri. alam

Universitas Sumatera

Utara

Page 5: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 5/23

hubungan dengan lingkungan mereka dapat menyesuaikan diri se#ara adapti& dan

kreati& terhadap tantangan -aman (Tirtarahardja et al., 2005).

 Input atau masukan

alam hal ini adalah subjek belajar (sis$a) atau

individu, kelompok, keluarga dan

Proses

terjadi

melalui

 proses

 belajar 

mengajar 

 Keluar 

an/out

 put 

/

d

anya

 perilaku baru dalam

 bentuk

kemampuan

sebagai hasil

 perubahan

 perilaku

yang sehat

• %atar belakang pendidikan

• *agaimana &a#tor so#ial dan

ekonominya

• esiapan &isik 

• esiapan psikologiskeji$aan

S

e

m

a

 

1

.

P

r o

s

e

s

P

e

n

d

i

d

i

a

n

Pen

didikan

seb

aga

i

Sist

em

Pendid

ikan

sebaga

isebuah

sistem

terdiri

dari

sejuml

ah

kompo

nen,

yait

u 1

1

)

'

i

s

t

e

m

  p

a

a

n

 

m

a

s

u

a

n

 

m

e

n

t

a

h

  (ra$ input) yang

akan diproses

menjadi tamatan

(out put)

2) uru dan

tenaga nonguru,

administrasi sekolah,

kurikulum, anggaran

 pendidikan,

 prasarana dan sarana

merupakan masukan

instrumental

(instrumental input)

yang memungkinkan

dilaksanakannya

 pemrosesan

masukan mentah

menjadi tamatan.

Page 6: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 6/23

Uni versitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 7/23

3) 4orak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan, politik 

dan keamanan negara merupakan &aktor lingkungan atau masukan lingkungan

(environtmental input) yang se#ara langsung atau tidak langsung berpengaruh

terhadap berperannya masukan instrumental dalam pemrosesan masukan mentah

(Tirtarahardja et al., 2005).

'istem pendidikan terdiri dari 3 subsistem, yaitu 1 ) Pendidikan 6on&ormal,

2) Pendidikan !ormal, 3) Pendidikan +n&ormal.Pendidikan !ormal yang sering

disebut pendidikan persekolahan berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah

 baku. ulai dari 'ekolah asar, 'ekolah enengah Pertama, 'ekolah enengah

/tas, Perguruan Tinggi. 'ementara itu pendidikan Taman kanak"kanak masih

dipandang sebagai pengelompokan belajar yang menjambatani anak dalam

suasana hidup dalam keluarga dan di sekolah dasar (Tirtarahardja et al., 2005).

enurut UU 6o. 2 Tahun 787 tentang 'istem Pendidikan 6asional,

dinyatakan setiap $arga negara di$ajibkan mengikuti pendidikan &ormal minimal

samapi tamat 'P. *agi $arga negara yang tidak sempat mengikuti ataupun

menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu dalam pendidikan &ormal (putus

sekolah) disediakan pendidikan non"&ormal, untuk memperoleh bekal guna terjun

ke masyarakat. Pendidikan non"&ormal (P6!) sebagai mitra pendidikan &ormal

(P!) semakin hari semakin berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat

dan ketenagakerjaan. Pendidikan in&ormal sebagai suatu &ase pendidikan yang

 berada di samping dan di dalam pendidikan &ormal dan non&ormal sangat

menunjang keduanya (Tirtarahardja et al., 2005).

apat disimpulkan bah$a pendidikan &ormal, non"&ormal, dan

in&ormal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah"pisahkan

Universitas Sumatera

Utara

Page 8: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 8/23

karenakeberhasilan pendidikan dalam arti ter$ujudnya keluaran pendidikan yang

 berupa sumber daya manusia sangat tergantung kepada sejauh mana ketiga sub"

sistem tersebut berperan (Tirtarahardja et al., 2005).

+stilah pengajaran dapat dibedakan dari pendidikan, tetapi sulit

dipisahkan. ika pengajaran ingin dibedakan dari pendidikan, masih ada segi"segi

lain yang dapat dikemukakan sebagai berikut 1

P96//:/6 P96++/6

• %ebih menekankan pada • %ebih   menekankan  pada

 penguasaan $a$asan dan pembentukan   manusianya

 pengetahuan tentang bidang (penanaman perilaku dan nilai"nilai)

 program tertentu seperti pertanian,

kesehatan, dll.

• akan $aktu relati& pendek. • akan $aktu relati& panjang

etode lebih bersi&at   rasional,•

etode lebih bersi&at psikologis danteknis praktis. pendekatan manusia$i

Pembedaan dilakukan untuk keperluan analisis agar masing"masing

segi dapat didalami. i dalam praktek pelaksanaan pendidikan kedua"duanya

diupayakan menyatu. 'emakin luas dan dalam $a$san dan pengetahuan

seseorang semakin kukuh terbentuknya perilaku dan nilai"nilai, sebaliknya

kualitas perilaku dapat mempengaruhi usaha memperluas dan memperdalam

$a$asan keilmuan seseorang. alam hubungan ini pendidikan modern lebih

#enderung mengutamakan pembentukan sikap seperti sikap terbuka, sikap

inovati&, dorongan untuk maju, kegairahan men#ari dan menemukan sesuatu,

keper#ayaan diri, dan seterusnya. ika sikap tersebut sudah tertanam dan

Universitas Sumatera

Utara

Page 9: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 9/23

terbentuk, pen#arian ilmu pengetahuan akan berlangsung dengan sendirinya

(Tirtarahardja et al., 2005).

1.4 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan, yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan

 bahan pengajaran dan #ara menyajikan bahan pengajaran. Tingkat pendidikan

sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi

( +khsan, 2005).

) Pendidikan asar 

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan

dasar pada prinsipnya merupakan pendidikan yang memberikan bekal dasar bagi

 perkembangan kehidupan, baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat. arena

itu, bagi setiap $arga negara harus disediakan kesempatan untuk memperoleh

 pendidikan dasar. Pendidikan ini dapat berupa pendidikan sekolah ataupun

 pendidikan luar sekolah, yang dapat merupakan pendidikan biasa ataupun

 pendidikan luar biasa. Tingkat pendidikan dasar adalah 'ekolah asar.

2) Pendidikan enengah

Pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan

hubungan timbal"balik dengan lingkungan sosial budaya, dan alam sekitar, serta

Universitas Sumatera

Utara

Page 10: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 10/23

dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau

 pendidikan tinggi.

Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum dan

 pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum diselenggarakan

selain untuk mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan tinggi, juga

untuk memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan

untuk memasuki lapangan kerja atau mengikuti pendidikan kepro&esian pada

tingkat yang lebih tinggi. Pendidikan menengah dapat merupakan pendidikan

 biasa atau pendidikan luar biasa. Tingkat pendidikan menengah adalah 'P, '/

dan '.

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik 

untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang

 bersi&at akademik dan atau pro&esional sehingga dapat menerapkan,

mengembangkan danatau men#iptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

dalam rangka pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia

( +khsan, 2005).

anusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari tiga

lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan Tinggi terdiri dari 'trata , 'trata , 'trata 3 ( +khsan, 2005).

1.5 Hubungan Pendidikan dan Keuarga

elurga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah

ke#il orang karen hubungan sedarah. eluarga dapat membentuk keluarga inti

Universitas Sumatera

Utara

Page 11: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 11/23

ataupun keluarga yang diperluas. Pada umumnya jenis kedualah yang banyak 

ditemui dalam masyarakat +ndonesia. eskipun ibu merupakan anggota keluarga

yang mula"mula paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, namun

akhirnya seluruh anggota keluarga itu ikut berinteraksi dengan anak. i samping

&aktor iklim sosial itu, &aktor"&aktor lain dalam keluarga itu ikut pula

mempengaruhi tumbiuh kembang anak, seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran,

keadaan perumahan dsb. engan kata lain, tumbuh kembang anak dipengaruhi

oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarganya (Tirtarahardja et al., 2005)

!ungsi dan peranan keluarga, disamping pemerintah dan masyarakat,

dalam 'isdiknas +ndonesia tidak terbatas hanya pendidikan keluarga saja, akan

tetapi keluarga ikut serta bertanggung ja$ab terhadap pendidikan lainnya.

Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang

diselenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya,

nilai moral, dan keterampilan. Pendidikan keluarga itu merupakan salah satu

upaya men#erdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup

(Tirtarahardja et al., 2005).

%ingkungan keluarga sungguh"sungguh merupakan pusat pendidikan

yang penting dan menentukan, karena itu tugas pendidikan adalah men#ari #ara,

membantu para ibu dalam tiap keluarga agar dapat mendidik anak"anaknya

dengan optimal.. eluarga juga membina dan mengembangkan perasaan sosial

anak seperti hidup hemat, hidup sehat, menghargai kebenaran, tenggang rasa,

menolong, hidup damai. elaslah bah$a lingkungan keluarga bukannya pusat

menanam dasar pendidikan $atak pribadi saja, tetapi pendidikan sosial. i dalam

Universitas Sumatera

Utara

Page 12: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 12/23

keluargalah tempat menanam dasar pendidikan $atak anak"anak (Tirtarahardja et

al., 2005).

2. Periaku Hidu! Bersi" Se"at

2.1 Konse! Periaku

Perilaku menurut 'kinner (738) dalam ubarak (200;) merupakan

hasil hubungan antara rangsangan (stimulus)  dan tanggapan (respons). isebut

teori <'=:> 'timulus =rganism :espons.

1)  Respondent respons (respondent behavior), yaitu respon yang ditimbulkan

oleh rangsanganelicting stimuli  tertentu. 9li#ting stimuli menimbulkan

respon yang bersi&at relati& tetap. 4ontoh 1 makanan le-at dan beraroma akan

merangsang keluarnya air liur.

2) Operant respons, timbul dan berkembang diikuti oleh rangsangan tertentu,

 perangsangan itu mengikuti atau memperkuat suatu perilaku tertentu yang

telah dilakukan manusia dan merupakan bagian terbesar dari perilaku

manusia, serta kemungkinannya untuk dimodi&ikasi sangat besar dan tak 

terbatas.

Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat

diamati bahkan dapat dipelajari . Perilaku tidak sama dengan sikap, sikap adalah

hanya suatu ke#enderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek,

dengan suatu #ara yang menyatakan adanya tanda"tanda untuk meyenangi atau

tidak menyenangi obyek tersebut. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu

respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit penyakit, sistem

 pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku dapat berbentuk 

Universitas Sumatera

Utara

Page 13: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 13/23

 perilaku pasi& dan perilaku akti& manusia. *entuk pasi& (respons internal),

 perilaku sema#am ini masih terselubung (covert behavior) dan terjadi di dalam

diri manusia dan tidak dapat diamati se#ara langsung oleh orang lain, seperti 1

 pikiran, tanggapan, sikap batin dan pengetahuan, sedangkan bentuk akti& (respon

eksternal), perilaku ini sudah merupakan tindakan nyata (overt behavior)  dan

merupakan respons yang se#ara langsung dapat diobservasi, seperti 1 menjadi

akseptor keluarga beren#ana (ubarak, 200;).

2.2 Teori !eriaku

*eberapa teori yang telah di#oba untuk mengungkap determinan

 perilaku dari analisis &aktor"&aktor yang mempengaruhi perilaku yang

 berhubungan dengan kesehatan, salah satunya adalah teori dari %a$ren#e reen,

780. reen men#oba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.

esehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 &aktor pokok, yakni

&aktor perilaku (behvior causes) dan &aktor di luar perilaku (non behavior causes).

Perilaku kesehatan itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 &aktor 1

1) !aktor predisposisi (predisposising factors),  yang ter$ujud dalam

 pengetahuan, sikap, keper#ayaan, keyakinan, nilai"nilai dsb.

2) !aktor"&aktor pndukung (enabling factors), yang ter$ujud dalam lingkungan

&isik, tersedia atau tidak tersedianya &asilitas"&asilitas atau sarana"sarana

kesehatan, misalnya puskesmas, obat"obatan, alat"alat kontrasepsi, jamban,

dsb.

Universitas SumateraUtara

Page 14: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 14/23

3) !aktor"&aktor pendorong (reinforcing factors), yang ter$ujud dalam sikap dan

 perilaku petugas keshehatan, atau petugas yang lain,yang merupakan

kelompok re&erensi dari perilaku masyarakat (ubarak, 200;).

enurut teori reen dalam ubarak (200;) perilaku seseorang atau

masyarakat ditentukan oleh pengetahuan, sikap, keper#ayaan, tradisi, dan

sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Perilaku manusia

se#ara operasional dapat dikelompokkan menjadi 3 ma#am domain, yaitu perilaku

dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan nyata atau perbuatan. Perilaku

manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.

*enyamin *loom, 708 seorang psikologi pendidikan membagi perilaku ke dalam

3 domain atau ranah atau ka$asan yang terdiri dari 1 domain cognitive, domain

affective dan  psychomotor domain. alam perkembangan selanjutnya para ahli

 pendidikan, untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain itu

diukur dari 1

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

 penggunaan pan#a inderanya. ang berbeda sekali dengan keper#ayaan (beliefes),

takhayul (superstition), dan penerangan"penerangan yang keliru (misinformation).

Pengetahuan adalah hasil dari mengingat sesuatu hal. Perilaku yang didasari

 pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

 pengetahuan, sebab perilaku ini terjadi akibat adanya paksaan atau aturan yang

mengharuskan untuk berbuat.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan $a$an#ara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek 

Universitas Sumatera

Utara

Page 15: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 15/23

 penelitian atau responden. 'alah satu &aktor yang mempengaruhi pengetahan

seseorang adalah pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

kepada seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat

memeahami. Tidak dipungkiri bah$a makin tinggi pendidikan sesorang semakin

mudah pula mereka memahami in&ormasi, dan pada akhirnya makin banyak pula

 pengetahuan yang dimilikinya. 'ebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya

rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan,

in&ormasi dan nilai"nilai yang baru diperkenalkan.

2) 'ikap

'ikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek. 'ikap dalam kehidupan sehari"hari adalah reaksi yang bersi&at

emosional terhadap stimulus sosial. 'ikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.

3) Tindakan

'ikap belum otomatis ter$ujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

Untuk ter$ujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan &aktor 

 pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah &asilitas

(ubarak, 200;).

2.3 Periaku Kese"atan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang

(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

 pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. *atasan ini mempunyai dua

Universitas Sumatera

Utara

Page 16: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 16/23

unsur pokok, yakni respons dan stimulus atau perangsangan ( 6otoadmodjo,

200;).

Perilaku kesehatan dapat diklasi&ikaskan menjadi 3 kelompok 1

Pertama, perilaku pemeliharaan kesehatan (haelth maintenance), seperti perilaku

 pen#egahan penyakit, perilaku peningkatan kesehatan dan erilaku pemenuhan

kebutuhan gi-i. edua, perilaku pen#arian dan penggunaan system atau &asilitas

 pelayanan kesehatan (health seeking behavior ), seperti mengobati sendiri ( self 

treatment ) dan pengobatan di dalamluar negeri. etiga, perilaku kesehatan

lingkungan, yang meliputi1

1) Perilaku hidup sehat, seperti 1 makan dengan menu seimbang (appropriate

diet), olahraga teratur, tidak merokok dan tidak minum"minuman keras,

istirahat #ukup, mengendalikan stres, gaya hidup yang positi&.

2) Perilaku sakit, yaitu pengetahuan tentang penyebab, gejala, dan pengobatan

3) Perilaku peran sakit (the sick role behavior) 

4) Peran pasien yaitu hak"hak orang sakit (right)  seperti 1 memeperoleh

 pera$atan, memperoleh pelayanan kesehatan, dan lain"lain, ke$ajiban orang

sakit (obligation)  seperti 1 memberitahukan penyakit kepada orang lain

terutama kepada dokter, tidak menularkan penyakit kepada orang lain, dan

lain"lain, perilaku peran orang sakit (the sick role) seperti 1 tindakan untuk 

memperoleh kesembuhan, mengenal &asilitas penyembuhan yang layak,

megetahui hak dan ke$ajiban orang sakit dan lain"lain (ubarak, 200;).

Universitas Sumatera

Utara

Page 17: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 17/23

2.4 #aktor$%aktor &ang mem!engaru"i !eriaku se"at

enurut reen dalam ubarak (200;) mengemukakan teori yang

menggambarkan &aktor"&aktor yang mempengauhi perilaku kesehatan seperti pada

gambar 2.

ualitas ?idup

asalah esehatan

Predisposising !a#tors

PerilakuPendidikan esehatan   9nabling !a#tor 

:ein&or#ing !a#tors

Skema 2. !aktor"!aktor ang empengaruhi Perilaku esehatan

(ubarak, 200;)

2.5 Program Periaku Hidu! Bersi" Se"at 'PHBS(

1) Pengertian

Program P?*' adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

men#iptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,

dengan membuka jalur komunikasi, memberikan in&ormasi dan melakukan

edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui

 pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support),  dan

 pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu

masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri dalam tatanan rumah

Universitas Sumatera

Utara

Page 18: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 18/23

tangga, agar dapat menerapkan #ara"#ara hidup sehat dalam rangka menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatannya (inkes Propsu, 2002). P?*'

tatanan rumah tangga adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan

untuk berperilaku bersih dan sehat (@ahyuni, 200;).

2) Tujuan dari Perilaku ?idup *ersih dan 'ehat

Tujuan P?*' adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran

dankemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran akti& 

masyarakat termasuk s$asta dan dunia usaha, dalam upaya me$ujudkan derajat

hidup yang optimal (/malia, 2007). Tujuan P?*' dalam :umah Tangga adalah

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota keluarga di tatanan rumah

tangga terhadap program kesehatan ibu dan anak, gi-i, kesehatan lingkungan,

gaya hidup sehat dan jaminan pelayanan kesehatan masyarakat (@ahyuni, 200;).

3) an&aat P?*' dalam Tatanan :umah Tangga

an&aat dilaksanakanya program P?*' ini adalah1

1. 'etiap anggota rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah

sakit.

2. :umah tangga sehat dapat meningkatkan produkti&itas kerja anggota rumah

tangga.

3. engan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya kesehatan

dapat dialihkan untuk biaya investasi lain seperti pendidikan dan usaha lain.

4. una meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.

Universitas Sumatera

Utara

Page 19: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 19/23

5. 'ebagai salah satu indikator keberhasilan pemerintah kabupaten atau kota

dalam bidang pembangunan kesehatan.

6. apat menjadi per#ontohan rumah tangga sehat bagi daerah

lain. (@ahyuni, 200;)

4) +ndikator P?*' Tatanan :umah Tangga

alam tatanan rumah tangga, yang menjadi indikator P?*' adalah

(Promkes epkes, 2007)1

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Penyebab langsung kematian ibu di +ndonesia, 80 A karena komplikasi

obstetri dan 20 A oleh sebab lainnya. 'edangkan penyebab tidak langsung adalah

<3 Terlambat> dan <B Terlalu>. Tiga &aktor terlambat yang dimaksud adalah

terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat sampai ke tempat rujukan, dan

terlambat dalam mendapat pelayanan di &asilitas kesehatan. /dapun B terlalu

adalah terlalu muda saat melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu banyak anak,

dan terlalu dekat jarak melahirkan. Untuk mengatasi hal itu diperlukan upaya

 pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan keterlibatan masyarakat madani

termasuk organisasi pro&esi dalam menurunkan /+ (/ngka ematian +bu) di

+ndonesia (ementerian esehatan :epublik +ndonesia, 200).

2. eningkatkan persentase pemberian /'+ 9sklusi&

/'+ eksklusi& atau lebih tepatnya pemberian /'+ se#ara eksklusi& adalah bayi

hanya diberi /'+ saja, tanpa tambahan #airan lain seperti susu &ormula,5 jeruk,

madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,

 bubur susu, biskuit, bubur nasi. Pemberian /'+ eksklusi& ini dianjurkan untuk jangka

$aktu minimal B bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia

Universitas Sumatera

Utara

Page 20: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 20/23

C bulan. 'etelah bayi berusia C bulan ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan

 padat, dan pemberian /'+ dapat diteruskan sampai ia berusia 2 tahun (amalia, 2005)

3. enimbang bayi dan balita di posyandu

asa bayi dan balita bahkan sejak dalam kandungan adalah periode emas

karena jika pada masa tersebut pertumbuhan dan perkembangan balita tidak 

dipantau dengan baik dan mengalami gangguan tidak akan dapat diperbaiki pada

 periode selanjutnya. 'ehingga perlu dilakukan pemantauaan pertumbuhan rutin

 pada pertumbuhan balita sehingga dapat terdeteksi apabila ada penyimpangan

 pertumbuhan dan dapat dilakukan penanggulangan sedini mungkin sehingga tidak 

terjadi gangguan pada proses tumbuh kembang balita. 'alah satu tempat

 pemantauan pertumbuhan balita yaitu di posyandu. Posyandu merupakan layanan

kesehatan masyarakat, yang mempunyai salah satu kegiatan penimbangan balita.

Tujuan penimbangan balita tiap bulan yaitu untuk memantau pertumbuhan balita

sehingga dapat sedini mungkin diketahui penyimpangan pertumbuhan balita (T+

ebidanan, 200).

4. enggunakan air bersih dalam kebiasaan sehari"hari

ebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan air dalam kegiatan sehari D hari misalnya mandi, men#u#i, memasak,

menyiram tanaman dan lain sebagainya. 'umber air bersih untuk kebutuhan hidup

seharihari se#ara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas. ebutuhan

dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia

dapat hidup se#ara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk 

melakukan aktivitas dasar sehari"hari (@ulan, 2005).

Universitas Sumatera

Utara

Page 21: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 21/23

5. en#u#i tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun

ebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting

dalam penularan kuman diare adalah men#u#i tangan. en#u#i tangan dengan

sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum

menyuapi makan anak dan sesudah makan, mempunyai dampak dalam kejadian

diare (@ulandari, 2007).

6. enggunakan jamban kalau buang air besar

amban ber&ungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. amban yang baik 

dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu 1

1. elindungi kesehatan masyarakat dar penyakit.

2. elindungi dari gangguan estetika, baud an penggunaan prasarana yang aman.

3. *ukan tempat berkembangnya serangga sebagai ve#tor penyakit.

4. elindungi pen#emaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.

Pembuangan tinja merupakan bagian dari kesehatan lingkungan maka kebiasaan

masyarakat memakai jamban harus terlaksana bagi setiap keluarga (Tarigan, 2008).

7. emberantas jentik nyamuk

eberadaan jentik edes aegypti di suatu daerah merupakan indikator

terdapatnya populasi nyamuk  edes aegypti di daerah tersebut. Penanggulangan

 penyakit * mengalami masalah yang #ukup kompleks, karena penyakit ini

 belum ditemukan obatnya. Tetapi #ara paling baik untuk men#egah penyakit ini

adalah dengan pemberantasan jentik nyamuk penularny a atau dikenal dengan

istilah. Pemberantasan 'arang 6yamuk emam *erdarah engue (P'6 " *)

(epkes :+,77C a dalam udhastuti et al., 2005).

eberadaan jentik nyamuk  edes aegypti diobservasi pada rumah beserta

kontainer dengan memakai panduan observasi menurut Petunjuk Teknis

Universitas Sumatera

Utara

Page 22: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 22/23

Pemberantasan 6yamuk Penular Penyakit emam *erdarah engue (epkes :+,

772 b dalam udhastuti et al., 2005), yaitu 1

1. 'emua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan

nyamuk edes aegypti diperiksa (dengan mata telanjang) untuk mengetahui

ada atau tidaknya jentik.

2. Untuk memeriksa Tempat Penampungan /ir (TP/) yang berukuran besar 

seperti 1 bak mandi, tempayan, drum , dan bak penampungan air lainnya, jika

 pada pandangan (penglihatan) pertama tidak menemukan jentik tunggu kira "

kira E " menit untuk memastikan bah$a benar jentik tidak ada.

3. Untuk memeriksa tempat"tempat perkembangbiakan yang ke#il seperti vas

 bunga, pot tanaman air, botol yang airnya keruh, seringkali airnya perlu

dipindahkan ke tempat lain.

4. Untuk memeriksa jentik di tempat yang agak gelap atau airnya keruh,

 biasanya digunakan senter (udhastuti et al., 2005).

8. akan buah"buahan dan sayuran setiap hari

'ayur dan buah"buahan merupakan sumber makanan yang mengandung gi-i

lengkap dan sehat. 'ayur ber$arna hijau merupakan sumber kaya karoten

(provitamin /). 'emakin tua $arna hijaunya, maka semakin banyak kandungan

karotennya. idalam sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai

antioksidan. /ntioksidan dalam sayur dan buah bekerja dengan #ara mengikat lalu

menghan#urkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi oksidati& 

yang menghasilkan ra#un (Padmiari, 200).

9. elakukan aktivitas &isik se#ara teratur dan terprogramolahraga

alam meningkatkan kondisi &isik banyak &aktor yang harus dimiliki selain 0

komponen kondisi &isik. !aktor yang mempengaruhi kondisi &isik adalah1 ) &aktor 

Universitas Sumatera

Utara

Page 23: Chapter II Pendidikan

7/23/2019 Chapter II Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-pendidikan 23/23

latihan, 2) prinsip beban latihan, 3) &aktor istirahat, B) kebiasaan hidup sehat dan 5)

&aktor lingkungan C) &aktor makanan (@ibo$o, 2005).

10. Tidak merokok di dalam rumah.

erokok dapat menimbulkan berbagai dampak negative yang sangat

 berpengaruh bagi kesehatan. erokok bukanlah penyebab suatu penyakit, tetapi

dapat memi#u suatu penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak 

menyebabkan kematian, tetapi dapat mendorong mun#ulnya penyakit yang dapat

menyebabkan kematian. *eberapa jenis penyakit yang dapat dipi#u karena rokok 

adalah penyakit kardiovaskular, penyakit saluran na&as, peningkatan tekanan

darah dan lain"lain (6asution, 200;).

Universitas Sumatera

Utara