chapter ii transport

Upload: nicole-stewart

Post on 05-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    1/21

    BAB II

    STUDI PUSTAKA

    2.1 Konsep Perencanaan Transportasi

    Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang

    sampai saat ini yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat

    Tahap. Model perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa sub model yang

    masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model

    tersebut adalah:

    Bangkitan dan tarikan pergerakan

    Sebaran pergerakan

    Pemilihan moda

    Pemilihan rute

    2.2 Pengertian Bangkitan Pergerakan

    Bangkitan pergerakan didefenisikan sebagai pergerakan yang dibangkitkan

    dari suatu tempat (zona asal) dan menuju ke tempat lain (zona tujuan). Zona asal

    (origin zone) adalah zona asal dari mana perjalanan dimulai. Zona tujuan

    (destination zone) adalah kemana tujuan perjalanan berakhir.

    Bangkitan pergerakan adalah suatu proses analisis yang menetapkan atau

    menghasilkan hubungan antara aktivitas kota dengan pergerakan. (Tamin, O.Z.

    1997..) perjalanan dibagi menjadi dua yaitu:

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    2/21

    1. Home base trip, pergerakan yang berbasis rumah. Artinya perjalanan yang

    dilakukan berasal dan rumah dan kembali ke rumah.

    2. Non home base trip, pergerakan berbasis bukan rumah. Artinya perjalanan

    yang asal dan tujuannya bukan rumah.

    Pernyataan di atas menyatakan bahwa ada dua jenis zona yaitu zona yang

    menghasilkan pergerakan (trip production) dan zona yang menarik suatu pergerakan

    (trip attraction). Defenisi trip attractiondan trip productionadalah:

    a. Bangkitan perjalanan (trip production) adalah suatu perjalanan yang

    mempunyai tempat asal dari kawasan perumahan ditata guna tanah tertentu.

    b. Tarikan perjalanan (trip attraction) adalah suatu perjalanan yang berakhir tidak

    pada kawasan perumahan tata guna tanah tertentu.

    Kawasan yang membangkitkan perjalanan adalah kawasan perumahan

    sedangkan kawasan yang cenderung untuk menarik perjalanan adalah kawasan

    perkantoran, perindustrian, pendidikan, pertokoan dan tempat rekreasi. Bangkitan

    dan tarikan perjalanan dapat dilihat pada diagram berikut (Tamin, O.Z.1997).

    Perjalanan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu

    1. Berdasarkan tujuan perjalanan, perjalanan dapat dikelompokkan menjadi

    beberapa bagian sesuai dengan tujuan perjalanan tersebut yaitu:

    Perjalanan ke tempat kerja

    Perjalanan dengan tujuan pendidikan

    Perjalanan ke pertokoan / belanja

    Perjalanan untuk kepentingan sosial

    dll

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    3/21

    2. Berdasarkan waktu perjalanan biasanya dikelompokkan menjadi perjalanan

    pada jam sibuk dan jam tidak sibuk. Perjalanan pada jam sibuk pagi hari

    merupakan perjalanan utama yang harus dilakukan setiap hari (untuk kerja

    dan sekolah).

    3. Berdasarkan jenis orang, pengelompokan perjalanan individu yang

    dipengaruhi oleh tingkat sosial-ekonomi, seperti:

    Tingkat pendapatan

    Tingkat pemilikan kendaraan

    Ukuran dan struktur rumah tangga

    Dalam penelitian ini, perjalanan yang ditinjau adalah pergerakan orang yang

    dilakukan dari rumah (asal) ke luar kawasan penelitian (tujuan). Misalnya, perjalanan

    dari rumah ke kantor, dari rumah ke sekolah dan lain-lain. Sehingga satu kali

    perjalanan adalah satu kali pergerakan yang dilakukan seseorang dari rumah hingga

    sampai ke tempat tujuannya yang lokasinya berada luar kawasan perumahan tersebut.

    2.3 Faktor faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Perjalanan

    Terjadinya suatu perjalanan (trip) adalah merupakan fungsi dari tiga faktor

    besar (Tuah G.R.2000), yaitu:

    1. Pola tata guna tanah dan pembangunan di daerah penelitian

    2. Karakteristik sosial ekonomi dan penduduk yang melakukan perjalanan dari

    daerah penelitian.

    3. Sifat, jangkauan dan kemampuan dari sistem pengangkutan di daerah

    penelitian.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    4/21

    Penelitian tentang trip generation merupakan suatu bagian yang vital dari

    proses perencanaan pengangkutan, bahwa apa yang terjadi sekarang merupakan

    faktor yang menentukan untuk perkiraan masa mendatang.

    Dalam pemodelan bangkitan pergerakan, hal yang perlu diperhatikan bukan

    saja pergerakan manusia, tetapi juga pergerakan barang yaitu:

    1. Bangkitan pergerakan untuk manusia. Faktor berikut dipertimbangkan pada

    beberapa kajian yang telah dilakukan:

    Pendapatan

    Pemilikan kendaraan

    Struktur rumah tangga

    Ukuran rumah tangga

    Nilai lahan

    Kepadatan daerah pemukiman

    Aksesibilitas

    Empat faktor pertama (pendapatan, pemilikan kendaraan, struktur dan ukuran

    rumah tangga) telah digunakan pada beberapa kajian bangkitan pergerakan,

    sedangkan nilai lahan dan kepadatan daerah pemukiman hanya sering dipakai

    untuk kajian mengenai zona.

    2. Tarikan pergerakan untuk manusia. Faktor yang paling sering digunakan

    adalah luas lahan untuk kegiatan industri, komersial, perkantoran, dan

    pelayanan lainnya. Faktor lain yang dapat digunakan adalah lapangan kerja.

    Akhir-akhir ini beberapaa kajian mulai berusaha memasuki ukuran

    aksesibilitas.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    5/21

    3. Bangkitan dan tarikan untuk barang. Pergerakan ini hanya merupakan bagian

    kecil dari keseluruhan pergerakan (20%) yang biasanya terjadi di negara

    industri. Vaniabel penting yang mempengaruhi adalah jumlah lapangan kerja,

    jumlah tempat pemasaran, luas atap industri tersebut dan total seluruh daerah

    yang ada.

    2.3.1 Faktor Tata Guna Tanah

    Tata guna tanah adalah suatu cara untuk mengklasifikasi kegiatan yang

    menimbulkan pergerakan. Penggunaan-penggunaan tanah yang berlainan akan

    menghasilkan karakteristik trip generationyang berlainan pula, misalnya tanah yang

    diperuntukkan untuk bangunan atau kantor-kantor dapat diharapkan menghasilkan

    lebih banyak perjalanan dari pada ruang terbuka.

    Sama halnya dengan kegiatan-kegiatan yang berlainan dapat menghasilkan

    karakteristik yang berlainan pula, misalnya satu hektar tanah pemukiman yang

    dikembangkan dengan kepadatan yang tinggi kemungkinan sekali akan

    menghasilkan lebih banyak pergerakan bila dibandingkan dengari satu hektar tanah

    yang dikembangkan untuk keperluan rumah tangga dengan kepadatan rendah.

    Asumsi yang paling penting dilakukan dalam perencanaan transportasi adalah

    bahwa jumlah perjalanan tergantung pada pola tata guna tanah.

    Demikian pula halnya dengan daerah komersial (pusat perdagangan), pusat

    pendidikan dan rekreasi dimana hubungannya dengan tata guna tanah di anggap

    sebagai tujuan untuk melakukan perjalanan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    6/21

    2.3.2 Sosial Ekonomi Penduduk

    Yang termasuk faktor sosial ekonomi dari penduduk yang mempengaruhi

    dalam terjadinya perjalanan adalah faktor-faktor yang merupakan kondisi kehidupan

    ekonomi penduduk, jumlah anggota keluarga, dan lain-lain. Penduduk dari suatu

    daerah pemukiman akan menghasilkan pembangkit trip yang berbeda dengan

    kawasan lainnya.

    Jumlah anggota keluarga.

    Struktur keluarga yang ada di Indonesia terdiri dari bapak ,ibu dan satu atau

    dua anak. Perkembangan perekonomian dan perkembangan budaya yang

    terjadi menyebabkan adanya pembatasan jumlah anak dalam satu rumah

    tangga. Pelaksanaan program keluarga berencana oleh pemerintah juga

    menjadi salah satu faktor sebuah keluarga untuk. membatasi jumlah anak.

    Di Indonesia dengan masih eratnya hubungan kekerabatan dalam keluarga di

    mana sangat memungkinkan untuk menumpangnya saudara dalam rumah

    tangga akan menambah jumlah anggota keluarga dalam satu rumah. Dan juga

    dengan meningkatnya perekonomian yang lebih baik, maka dalam keluarga

    memungkinkan untuk mempunyai satu atau dua orang pembantu.

    Penambahan jumlah anggota keluarga tersebut maka akan menambah jumlah

    perjalanan yang terjadi dalam satu rumah tangga.

    Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jumlah orang dalam keluarga

    adalah jumlah semua anggota keluarga termasuk pembantu yang tinggal

    dalam satu rumah tersebut untuk jangka waktu yang cukup lama. Pembatasan

    dilakukan untuk mengantisipasi adanya orang yang tinggal dalam rumah

    tangga untuk jangka waktu tertentu yang tidak cukup lama dan pada waktu

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    7/21

    survey dilakukan. Pembagian atau klasifikasi anggota, yang pertama satu

    keluarga murni yang terdiri dari bapak, ibu dan anak. Yang kedua adalah

    keluarga murni tersebut ditambah dengan satu atau dua kerabat yang tinggal

    cukup representatif untuk mewakili karakteristik keluarga.

    Jumlah anggota keluarga yang bekerja

    Variabel ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu anggota keluarga yang

    bekerja sebagai PNS/ ABRI, Swasta dan mereka yang berwiraswasta.

    Pemilihan kendaraan

    Kendaraan sebagai sarana perjalanan menjadi satu faktor yang penting dalam

    transportasi yaitu pada kemudahan untuk melakukan perjalanan. Dalam satu

    keluarga yang terdiri dari beberapa orang dengan perjalanan yang berbeda-

    beda dan tujuan perjalanan yang berbeda-beda pula maka faktor jumlah

    kebenaran yang dimiliki oleh keluarga tersebut menjadi faktor yang harus

    diperhitungkan.

    Pada penelitian ini jumlah kendaraan yang dimiliki oleh keluarga diambil

    batasan pada kendaraan yaitu sepeda motor dan mobil. Jumlah sepeda motor

    dan mobil yang dimiliki keluarga sebagai sarana perjalanannya menjadi

    variabel dalam penelitian ini.

    Pengaruh variabel ini terhadap model trip dari suatu kawasan ditentukan oleh

    seberapa meratanya pemilikan kendaraan baik roda empat maupun roda dua

    di kawasan tersebut. Jika pemilikan kenderaan tersebut sudah merata maka

    pertambahan pemilikan kendaraan memberi pengaruh negatif pada model

    perjalanan tersebut. Jika pemilikan kendaraan tersebut belum merata maka

    akan memberikan nilai positif pada model tersebut. Di samping itu faktor

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    8/21

    tidak adanya kendaraan umum dan tempat penyimpanan kendaraan akan

    sangat mempengaruhi model perjalanan. Hal itu dapat terlihat dikawasan

    Kampung Jawa Baru.

    Pendapatan keluarga

    Pendapatan keluarga yang diperoleh dalam keluarga umumnya akan

    berpengaruh pada peningkatan kebutuhan keluarga, sehingga untuk

    memenuhi keluarga tersebut dibutuhkan suatu perjalanan. Peningkatan

    pendapatan keluarga juga akan meningkatkan kesempatan seseorang untuk

    memperoleh pendidikan, berbelanja, rekreasi dan melakukan aktivitas sosial

    lainnya. Semua ini dapat diperoleh dengan mengadakan perjalanan.

    2.3.3 Sifat, Luas dan Kemampuan Sistem Pengangkutan

    Mutu dan sanana transportasi dan tingkat kemudahan akan mempengaruhi

    trip, dimana jaringan transportasi yang baik cenderung meningkatkan jumlah trip.

    Biaya yang relatif murah dan waktu perjalanan yang relatif singkat adalah akibat dari

    baiknya sistem transportasi, yang mana hal ini cenderung meningkatkan jumlah trip

    dari kawasan penelitian.

    Variabel waktu tempuh dan jarak tempuh adalah variabel yang saling

    mempengaruhi. Jika jarak kawasan perumahan dengan pusat kegiatan sangat dekat

    maka tidak ada pengaruhnya terhadap waktu tempuh. Namun jika jarak tersebut

    relative jauh maka waktu tempuh akan mempengaruhi dalam pembentukan model

    perjalanan, dimana waktunya juga akan berdampak pada penghasilan karena

    berhubungan dengan biaya perjalanan yang harus dikeluarkan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    9/21

    2.4 Metode Analisis Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)

    Secara umum terdapat tiga metode untuk menganalisis bangkitan perjalanan

    yaitu:

    1. Metode faktor pengembangan (expansion factor)

    2. Analisis regresi linear

    3. Analisis kategori

    2.4.1 Metode Faktor Pengembangan (Expansion Factor)

    Salah satu metode yang digunakan untuk meramalkan trip generationadalah

    dengan faktor pengembangan (expansion factor), yaitu dengan cara menggunakan

    faktor-faktor pertumbuhan untuk menaksir perjalanan di masa yang akan datang

    untuk zona-zona atau kawasan perkotaan. Metoda ini menghubungkan data yang

    dikumpulkan dari survey tata guna tanah untuk menyusun trip generation, misalnya

    suatu zona lalu lintas yang meliputi luas dan 3000 ha dengan penduduk 6000 jiwa

    akan mempunyai tingkat trip generationsebesar 6000/3000 = 2.

    Maka untuk memperoleh taksiran trip generation di masa yang akan datang

    dan menerapakan pada areal tersebut, misalnya dengan mengasumsikan hipotesa

    bagi pembangunan tempat tinggal pada tahun tertentu akan lebih dari 6000 ha, lalu

    trip generationditaksir menjadi 6000 ha x 2 (trip generation).

    Ketepatan metode faktor pengembangan sangat diragukan, maka metode mi

    hanya dapat digunakan untuk perencanaan jangka pendek di kawasan luar kota.

    (Abdullah O.K. Rahmat, R. A. 1994).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    10/21

    2.4.2 Metode Analisis Regresi Linear

    Metode analisis regresi akan digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam

    bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana dua (regresi sederhana) atau lebih (

    regresi berganda) variabel variabel saling berhubungan satu sama lain.

    Salah satu langkah untuk menyelesaikan analisis regresi adalah mengetahui

    pasti variabel-variabel yang berhubungan dengan masalah yang ditinjau dan

    mengetahui dengan pasti variabel yang dianggap sebagai variable - variabel bebas

    atau variable -variabel tidak bebas. Untuk mengetahui dan menentukan variable -

    variabel mana yang sesuai untuk membuat suatu persamaan regresi, melibatkan

    beberapa hal yaitu dana, waktu dan tenaga yang tidak sedikit, terutama apabila angka

    variabel yang hendak dipakai itu besar. Jadi suatu model dianggap terbaik apabila

    model tersebut terdiri dari beberapa variabel bebas yang sangat berkaitan dengan

    variabel tidak bebas.

    Beberapa asumsi statistik harus dipertimbangkan sebelum menggunakan

    metode analisis regresi, yaitu: (Tamin, O.Z. 1997.)

    Variabel tidak bebas (Y) adalah merupakan fungsi linear dari variabel

    bebas (X)

    Variabel, terutama variabel bebas, adalah tetap

    Tidak ada korelasi antara variabel bebas

    Variansi dari variabel tidak bebas terhadap garis regresi adalah sama

    untuk semua nilai variabel tidak bebas.

    Nilai variabel tidak bebas harus tersebar normal atau minimal

    mendekati normal.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    11/21

    Variabel - variabel bebas yang dipilih dalam analisa ini adalah :

    1. Jumlah anggota keluarga

    2. Jumlah kepemilikan kendaraan

    3. Jumlah pendapatan perkeluarga

    4. Jumlah anggota keluarga telah bekerja

    5. Luas / type rumah

    A. Tata Cara Pembuatan Model Regresi

    Tata cara pembuatan suatu model analisis regresi adalah dengan cara sebagai

    berikut:

    1. Perhatikan hubungan antara variabel tidak bebas dengan setiap variabel

    bebas. Cara yang paling mudah untuk mengetahuinya adalah dengan

    memplotkan variable - variabel tersebut dengan mempergunakan

    komputer. Hubungan yang tidak linear akan diubah menjadi linear.

    Pengujian yang biasa dilakukan adalah dengan mengubahnya ke dalam

    bentuk persamaan logarilma. Misalnya, jika kurva yang dihasilkan kedua

    variabel tersebut berhenti Y = aXb. kurva tersebut harus diubah menjadi.

    Log Y = Log a + b Log X..

    2. Membuat Matriks Korelasi

    Koefisien korelasi dapat bernilai positif atau negatif. Nilai positif

    menujukkan hubungan yang positif, yaitu kemiringan garis regresi adalah

    positif, sementara bernilai negatif menunjukkan hubungan yang negatif,

    yaitu kemiringan garis regresi yang negatif. Memeriksa melalui matriks

    korelasi, apabila ada variable bebas berhubungan erat dengan variable

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    12/21

    bebas lainnya. Misalnya variabel pendapatan keluarga mempunyai

    hubungan yang kuat dengan variabel kepemilikan kendaraan. Oleh karena

    hal tersebut maka hanya satu variabel saja dan kedua variabel tersebut

    yang dipilih dalam membentuk suatu persamaan regresi.

    3. Analisis setiap kombinasi variabel tidak bebas terhadap variabel bebas,

    Kemudian pilih salah satu kombinasi yang terbaik dari nilai koefisien

    determinan (R2).

    4. Hitung parameter dari persamaan regresi yang dibentuk dari beberapa

    variabel bebas dan analisis setiap :

    a. Nilai R2

    b. Tanda (+/-) bagi setiap variabel

    c. Hubungan yang kuat untuk bagi setiap variabel (nilai korelasi)

    d. Uji-t

    e. Uji-F

    Langkah yang berikutnya adalah memilih persamaan yang terbaik dan sesuai

    dengan syarat yang telah disebutkan di atas dan juga dapat digunakan untuk

    membuat suatu peramalan bangkitan perjalanan.

    B. Contoh Pembuatan Model

    Data diambil dari survey sebelumya di kota Kuala Lumpur dengan tujuan

    untuk membuat suatu model persamaan bangkitan perjalanan pada tahun 1985. Kota

    Kuala Lumpur telah dibagi menjadi 37 zona dan data tentang jumlah perjalanan, tata

    guna lahan, sosial ekonomi dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini:

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    13/21

    Tabel 2.1 Sosial ekonomi, tata guna tanah, dan jumlah total perjalanan

    Zona Kend. Pend. R.Tinggal R.Peng Kamar R.Tingkat J.Kel J.Ker Jp+Jb+Jr Perjanan

    1

    2

    3.

    .

    10

    11

    12

    .

    .

    25

    26

    27

    .

    .

    35

    36

    37

    0,7122

    0,4173

    0,1814..

    ..

    0,4116

    0,5739

    0,4258

    ..

    ..

    0,6749

    1,1128

    0.4139

    ..

    ..

    0,9020

    0,7023

    0,4751

    1302,76

    1302,92

    821,15..

    ..

    1054,36

    1253,20

    960,90

    ..

    ..

    1270,15

    1966,23

    817,56..

    ..

    ..

    2247,53

    1547,70

    1134,31

    919

    1291

    570..

    ..

    1657

    11225

    1204

    ..

    ..

    14681

    2004

    2613

    ..

    ..

    1090

    4026

    9815

    1171

    1540

    613..

    ..

    64

    0

    599

    ..

    ..

    84

    617

    375

    ..

    ..

    132

    7

    3637

    393

    79

    114..

    ..

    309

    0

    565

    ..

    ..

    0

    0

    172

    ..

    ..

    552

    973

    3593

    0

    73

    791..

    ..

    727

    132

    331

    ..

    ..

    421

    0

    1818

    ..

    ..

    17

    0

    219

    25684

    3219

    2245..

    ..

    4406

    11716

    3517

    ..

    ..

    16337

    2621

    5199

    ..

    ..

    5594

    5975

    19203

    40920

    57845

    38247..

    ..

    9942

    2316

    5268

    ..

    ..

    9495

    776

    10913

    ..

    ..

    11796

    6364

    26688

    5

    3

    2..

    ..

    0

    2

    0

    ..

    ..

    1

    1

    0

    ..

    ..

    0

    3

    2

    159314

    196180

    151982..

    ..

    52316

    60936

    41641

    ..

    ..

    97639

    10420

    58765

    ..

    ..

    52617

    35322

    172586

    Sumber: Abdul lah O.K. Rahmat, R. A. (1994).

    Dengan menggunakan data ini model bangkitan perjalanan akan dibuat dengan

    menggunakan analisis regresi. Langkah-langkah pembuatan suatu model adalah

    sebagai berikut :

    1. Memeriksa hubungan antara variabel bebas dengan setiap variabel tidak

    bebas. Jika perlu buat kedalam bentuk logaritma. Masalah ini dapat

    dilakukan dengan memplotkan setiap variabel bebas satu persatu terhadap

    variabel tidak bebas.

    2. Membuat matriks korelasi untuk melihat variable - variabel yang saling

    berkaitan dengan variabel bebas dan juga untuk melihat seandainya ada

    variabel bebas yang berhubungan erat dengan variabel bebas lain. Hasil

    dari matriks korelasi dapat dilihat pada Tabel 2.2 dari tabel matriks

    korelasi dapat dilihat beberapa hal yang tidak umum. Pada umumnya,

    semakin tinggi jumlah kepemilikan kendaraan, semakin banyak jumlah

    perjalanan yang dilakukan. Tetapi dalam matriks korelasi tersebut,

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    14/21

    hubungan antara jumlah total perjalanan dengan jumlah kepemilikan

    kendaraan dengan jumlah kepemilikan kendaraan dan juga jumlah

    pendapatan keluarga adalah negatif (- 0,26472 dan -0,19948). ini berarti

    apabila semakin tinggi jumlah kepemilikan kendaraan dari pendapatan,

    semakin kecil jumlah perjalanan yang dilakukan. Masalah ini tidak

    mungkin, dan dengan demikian kedua variabel ini lebih baik dikeluarkan

    dari model. Kedua variabel ini juga mempunyai hubungan yang kuat

    karena nilai korelasinya yang tinggi, yaitu 0,83539. Hubungan antara

    jumlah keluarga dengan jumlah rumah tinggal, rumah panggung, kamar,

    dan rumah tingkat juga tinggi. Oleh karena itu hanya variabel jumlah

    keluarga saja yang diambil dalam pembinaan suatu model.

    Tabel 2.2 Matriks korelasi antar variable

    Pi Kend. Penda. R.Tinggal R.Pang. Kamar R.Tingkat J.Kel J.Ker Jp+Jb+Jr

    Pi

    Kend.

    Penda

    R.Tinggal

    R.Pang.

    Kamar

    R.Tingkat

    J.Kel

    J.Ker

    Jp+Jb+Jr

    1,00000

    -0,26472

    -0,19948

    0,22155

    0,57540

    0,34382

    0,34382

    0,59266

    0,80256

    0,49592

    -0,26472

    1,00000

    0,83539

    0,25058

    -0,31658

    0,06475

    -0,08537

    -0,06475

    0,25729

    -0,05556

    -0,19948

    0,83539

    1,00000

    0,115617

    -0,25578

    0,15052

    -0,40506

    -010526

    0,09258

    0,08362

    0,22155

    0,25058

    0,15617

    1,00000

    0,04685

    0,27416

    0,05941

    0,64390

    -0,08770

    0,08708

    0,57540

    -0,31658

    -0,25578

    0,04685

    1,00000

    0,49170

    0,23895

    0,63115

    0,25345

    0,49167

    0,34882

    0,06475

    0,15652

    0,27416

    0,49170

    1,00000

    -0.02681

    0,49509

    0,11508

    0,17868

    0,35642

    -0,28686

    -0,4606

    0,05941

    0,23895

    -0,02681

    1,00000

    0,55134

    0,00318

    -0,07136

    0,59266

    -0,08537

    -0,10526

    0,64390

    0,63115

    0,19509

    0,55134

    1,00000

    0,05631

    0,25486

    0,00256

    -0,25726

    -0,09258

    -0,08770

    0,25345

    0,11500

    0,00318

    0,05631

    1,00000

    0,44115

    0,49592

    -0,05556

    0,08362

    0,08708

    0,49167

    0,17368

    -0,07136

    0,25486

    0,44115

    1,00000

    Sumber: Abdul lah O.K. Rahmat, R. A. (1994).

    3.

    Memeriksa semua kombinasi variabel tidak bebas yang saling

    berhubungan erat. Dari langkah kedua di atas oleh karena jumlah

    kepemilikan keadaan, pendapatan keluarga, jumlah rumah tinggal, rumah

    panggung, kamar dan rumah tingkat telah dikeluarkan dari model, yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    15/21

    tinggal hanya 3 variabel bebas saja. Tabel 2.3 menunjukkan kombinasi

    semua variabel beserta nilai koefisien determinannya (R2).

    Tabel 2.3 Kombinasi variable tidak bebas

    Jumlah Variabel

    Dalam ModelR 2 Standard Deviasi Variasi Dalam

    Model

    1

    1

    1

    0,24593381

    0,35124354

    0,64410468

    47472,870

    4403,337

    32613,837

    Jppp

    Jk

    Jker

    2

    2

    2

    0,47844303

    0,66909355

    0,94478077

    40057,717

    31907,144

    13034,083

    Jk Jppp

    Jker Jppp

    Jk Jker3 0,94510160 13191,606 Jk Jppp Jker

    Sumber: Abdul lah O.K. Rahmat, R. A. (1994).

    Catatan:

    Jppp = Jumlah pasar, pusat membeli belah, dan pasar raya

    Jk = Jumlah Keluarga

    Jker = Jumlah Pekerjaan

    Tabel 2.3 menujukkan bahwa kombinasi yang memberikan nilai R2

    yang tertinggi adalah kombinasi yang berisikan ketiga variabel bebas yang

    terdapat dalam model persamaan tersebut, tetapi yang memberikan nilai

    standard deviasi minimum adalah kombinasi variabel jumlah keluarga dengan

    jumlah pekerjaan.

    4. Menentukan model persamaan yang terbaik.

    Pi = 5,31 Jk + 3,244 Jker -2028 .(2.1)

    Standard deviasi = 13.034

    R2= 0,994

    Nilal -t bagi koefisien Regresi = 13,6 dan 19,1 pada selang kepercayaan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    16/21

    1%.

    P1 5,26 Jk + 3,2O7Jker + 811,6 Jppp-2 178 .(2.2)

    Standart deviasi = 13,192

    R2= 0,945

    Nilai -t bagi koef. Regresi = 12,88 ; 16,7 dan 0,44 pada selang

    kepercayaan 1%.

    Pertama yaitu persamaan (2.1). Nilai koefisien determinan (R2) tinggi,

    sebesar 0,944. Uji-t menujukkan bahwa semua variabel memberi

    pengaruh yang signifikan terhadap jumlah perjalanan yang terjadi pada

    tahap selang kepercayaan 1%. Nilai t-tabel pada tahap keyakinan 1 %

    dengan derajat kebebasan 37 - 2 35 adalah 2,72 ( lihat tabel sebaran t pada

    lampiran). Oleh karena itu model yang pertama memenuhi syarat analisis

    regresi.

    Perhatikan juga model persamaan yang kedua, yaitu persamaan (2.2).

    Nilai koefisien determinan (R2) tinggi, yaitu 0,945. Uji-t bagi koefisien

    variabel Jppp memberikan nilai t yang sangat kecil, yaitu 0,44 dan ini

    berarti bahwa standard deviasinya tinggi. Oleh karena itu Jppp dianggap

    tidak berpengaruh dan boleh dikeluarkan dari model. Dengan demikian

    model yang kedua tidak boleh digunakan.

    Dibawah ini adalah model persamaan bangkitan pergerakan keluarga di

    beberapa kota, yaitu:

    1. Y = 1,4099 Xl + 0,0831 X2 - 0.0853

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    17/21

    Dengan Y = total trips, Xl = jumlah anggota keluarga, X2 = jumlah

    pekerja dan determinasi sebesar 0,6184 dan standard error 1,4013.

    (Pemodelan Bangkitan dari Perumahan, Studi Kasus Perumahan Type

    54 Plamongan lndah, Semarang. Mieke Ariyani, Monica Andhy

    Winata).

    2. Y = 0,063 1 + 1,261 X3

    Dengan Y = total pergerakan, X3 jumlah anggota keluarga dengan

    koefisien determinasi sebesar 0,726 dan nilai F-hitung sebesar

    1152,656 serta t-hitung sebesar 33,951.

    (Analisis Model Bangkitan Pergerakan Keluarga di Kawasan

    Perumahan Sawojajar Malang. Muhammad Isradi, ST).

    C. Penggunaan Model Regresi untuk Peramalan

    Koefisien regresi pada persamaan (2.1) dapat ditafsirkan sebagai berikut :

    Nilai koefisien variabel 5,31 jumlah keluarga menunjukkan bahwa setiap

    keluarga jumlah total perjalanannya sebanyak 5,31 kali dalam sehari. Dengan

    kata lain, dalam sebuah keluarga, Bapak keluar bekerja sekali dalam sehari,

    Ibu keluarga berbelanja sekali dalam sehari, dan tiga anaknya pergi ke

    sekolah setiap hari. Kemudian sesekali mereka pergi rekreasi atau yang

    lainnya. Nilai intersep 3,244 bagi variabel jumlah pekerjaan memberi arti

    bahwa setiap pekerja akan menghasilkan perjalanan 3,244 kali sehari dari

    lokasi tempat ia bekerja, sekali untuk pulang ke rumah, sekali untuk keluar

    makan siang, sekali keluar untuk urusan kantor, dan sesekali keluar untuk

    urusan tertentu.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    18/21

    Nilai pembanding 2028 menunjukkan adanya hubungan antara keluarga

    dengan keluarga dan pekerja dengan pekerja. Nilai pembanding sedemikian

    besar berarti bahwa persamaan regresi linear ini hanya boleh digunakan untuk

    zona yang besar/luas.

    Untuk peramalan 20 tahun yang akan datang, angka - angka ini mungkin

    menyebabkan peramalan yang berlebihan karena jumlah anggota keluarga

    mungkin akan menjadi kecil dan ini menyebabkan jumlah bangkitan

    perjalanan akan semakin kecil. Demikian halnya dalam bidang pekerjaan,

    besar kemungkinan pada masa yang akan datang kebanyakan urusan kantor

    akan dijalankan secara elektronik. Hal ini menyebabkan seorang pekerja tidak

    perlu keluar dari kantor.

    Tabel dibawah ini menampilkan contoh lain dengan menggunakan dua variabel

    regresi (X1) adalah variabel tata guna lahan, data yang digunakan untuk zona 8

    tercantum pada tabel di bawah ini.

    Tabel 2.4 Bangkitan pergerakan dan total pemilikan kendaraan perzona

    Nomor Zona Bangkitan Pergerakan /hari Total Pemilikan Kendaraan

    1

    2

    3

    4

    56

    78

    500

    300

    1300

    200

    4001200

    9001000

    200

    50

    500

    100

    100400

    300400

    Sumber : (Black, 1981)

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    19/21

    Data pada tabel di atas digambarkan dengan menggunakan program excel

    (Black. 1981) sehingga menghasilkan Gambar 2.1. Terlihat bahwa bangkitan

    pergerakan merupakan variabel tidak bebas ( sumbu-y). grafik menunjukkan

    hubungan linier positif antara bangkitan pergerakan dengan kepemilikan kendaraan

    dengan hubungan Y = o + 1X dengan o adalah intersep dan 1 , adalah

    kemiringan.

    Gambar 2.1 Grafik bangkitan pergerakan dan pemilikan kendaraan

    Sumber: Black, (1981)

    Metode kuadrat terkecil kemudian digunakan dalam proses regresi ini, karena

    garis linear tersebut hanya mempunyai nilai total jumlah kuadrat residual (atau

    simpangan) yang paling minimum antara hasil pemodelan dengan hasil pengamatan.

    Dengan persyaratan ini data menghasilkan persamaan:

    Y = 89,9 +2,48X (2.3)

    2.5. Penentuan Jumlah Sampel

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    20/21

    Sesuai dengan topik ini maka objek adalah penduduk yang berdomisili di

    kawasan pusat Kota Langsa. Berdasarkan data dari kelurahan dan dari kepala

    lingkungan setempat maka besar sampel yang diakui sebagai dasar home interview

    mengikuti batasan berdasarkan jumlah penduduk pada kawasan tersebut. Agar

    perolehan sampel sesuai dengan (proporsional) terhadap besar jumlah penduduk pada

    kawasan perumahan, maka penarikan sampel dilakukan secara random sampling.

    Jumlah responden dalam hal ini dengan satuan keluarga, diperoleh dengan

    menggunakan rumusan

    ..(2.4)

    Dimana :

    ( )

    [ ] ( )

    [ ] ( ) ( )

    [ ] ( ) ( )

    ( )

    [ ] ( )

    ( )

    ( )

    +

    =

    =

    +

    =

    =

    +

    =

    =

    =

    N

    PP

    aZ

    SE

    PPn

    zdikalikan

    n

    PPzSE

    PPz

    n

    n

    PPz

    n

    PPzSE

    n

    PPz

    n

    PPzSE

    N

    n

    n

    PPzSE

    N

    n

    n

    PPzSE

    xa

    xa

    xa

    aa

    aa

    a

    a

    1

    2

    1

    1

    1

    1

    11

    11

    11

    11

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/21/2019 Chapter II Transport

    21/21

    n = jumlah sampel yang akan diteliti

    N = jumlah populasi

    Za/2 = factor tingkat keyakinan

    SE = sampling eror

    P = proporsi sebenarnya dan populasi

    Dalam mencari nilai P(proporsi), ada berbagai cara yaitu :

    (i) Jika sampel besar,n> 30, distribusi Pakan mendekati normal

    a. Pergunakan prosedur untuk menghitung perkiraan interval U

    b. Pergunakan perkiraan nilai P

    (ii) Jika sampel kecil dan Ptidak mendekati normal

    a. Pergunakan limit distribusi Binominal yang di hitung dari table nilai

    Binominal.

    (iii) Menggunakan grafik (chart) yang sudah disiapkan oleh beberapa ahli statistik,

    yaitu:

    a. C lopper & Pearson charts

    b. The Chung & Delury charts

    c. Fisher & Yates Statistical table

    Dari beberapa cara tersebut, hanya cara (i) b dan cara (iii), a yaitu dengan

    cara memperkirakan nilai P. dan membaca tabel. (J.. Supranto, 1986)

    Maka dalam penelitian ini, digunakan nilai P(proporsi), yaitu dengan cara (i)

    b memperkirakan nilai Psebesar 25 %.

    BAB III