contoh mankep blog
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
1/128
PENDAHULUAN
1. A. Latar BelakangKebutuhan kesehatan seseorang tidak sama dengan tuntutan kesehatan dimana kebutuhan
kesehatan pada dasarnya bersifat objektif sehingga untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan
dilakukan upaya pemenuhan secara mutlak sedangkan tuntutan kesehatan lebih bersifat subjektif
walaupun demikian penyelenggaraan pelayanan kesehatan dinilai sebagai suatu upaya penting
dalam mewujudkan keadaan sehat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok ataupun masyarakat (Azwar, 1996).
Dewasa ini diketahui bahwa telah terjadi peningkatan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dimana diperlukan pemberian asuhan keperawatan secara prima. Pemberian
pelayanan kesehatan secara prima juga membutuhkan manajemen kesehatan sebagai suatu
system yang merupakan suatu proses yang dapat mendukung dan menseragamkan proses
pelayanan kesehatan. Dimana keberhasilan suatu proses manajemen tergantung pada jenis dan
kualitas tanggapan yang berkembang pada para pekerja dimana upaya-upaya manajemen tersebut
diterapkan. Sebagaimana halnya proses keperawatan maka manajemen kesehatan juga terdiri
atas langkah-langkah pengumpulan data, pendiagnosaan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi (Gillies, 1999).
Manajemen kesehatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan kesehatan nyata yaitu
Rumah Sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya. Konsep
yang harus dikuasai adalah konsep manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa strategi
melalui pengumpulan data, analisa dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan
model keperawatan profesional dan melakukan pengawasan serta pengendalian (Arwani, 2005)
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
2/128
Rumah sakit adalah salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan, khususnya terkait dengan
upaya kesehatan rujukan. Tujuan program kesehatan rujukan antara lain adalah: peningkatan
mutu, cakupan dan efisiensi rumah sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan standar
pelayanan tenaga, standard, peralatan, profesi dan manajemen rumah sakit (Aditama, 2003.)
Dalam rangka menuju era globalisasi, rumah sakit juga dihadapkan pada berbagai perubahan
eksternal, seperti perubahan tata ekonomi dunia, arus informasi tanpa batas, pola penyakit, pola
demografi penduduk, teknologi, peralatan rumah sakit, yang semua itu akan berdampak pada
perubahan tata nilai dan tuntutan masyarakat yang merupakan sebuah system, salah
satunya Praktek keperawatan.
Keperawatan adalah salah satu bentuk layanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psikoso-sosio-spiritual yang komprehensif, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
siklus hidup manusia (Lokakarya Ners Kelompok Kerja Keperawatan-Konsorsium Ilmu
Kesehatan, 1983 dalam Aditama 2003:82).
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep-
konsep manajemen yang di dalamnya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsurnya dikelola oleh seorang
manajer yang meliputi orang, metode, materi, anggaran, waktu dan pemasaran (Kusnanto, 2006)
Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan Keperawatan di masa depan. Hal ini bekaitan dengan tuntutan profesi dan
tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (Nursalam, 2002).
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
3/128
Peran dan fungsi manajemen keperawatan masa sekarang masih sekarang masih berorientasi
pada senteralisasin kewenangan dan tanggung jawab yang menjadi desentralisasi dengan
pendelegrasian wewenang dan tanggung jawab yang berfokus pada kegiatan koordinasi yang
memungkinkan manajemen keperawatan dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan secara
nyata. ,salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat adalah kemampuan untuk
mengelola (manajemen), baik dalam bidang keperawatan maupun dalam bekerja sama dalam
melaksanakan fungsi koordinasi dengan bidang yang lain sebagai bagian dari pelaayanan yang
teritegrasi. Semua bentuk organisasi keperawatan kesehataan termasiuk RS, pusat perawatan
jalan dan rumah sakit pendidikan memerlukan manajemen keperawatan. Oleh karena itu semakin
berkembangnya profesi keperawaatan maka perawat harus mengetahui tentang tehnik
manajemen serta meningkatkan pengetahuan dan menerapkan teori berbagai penelitian yang
dilakukan dalam bidang manajemen kedalam praktik pemberian pelayanan keperawatan yang
bermutu dan menyeluruh (Soeroso, 2003).
Manajeman asuhan sebagai bagian dari manajemen keperawatan diterapkan sebagai seluruh
tatanan praktik keperawatan. Perawat secara tepat harus dapat mengidentifikasi, menentukan dan
melakukan proses keperawatan yang sesuai dengan karakteristiknya masing-masing sehingga
tugas keperawatan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan keperawatan dan kenyamanan
perawatan pasien dapat diberikan secara maksimal. Hal tersebut tentunya tidak dapat dicapai
begitu saja, karena mencapai kesuksesan sebuah proses manajemen tergantung dari jenis dan
kualitas tanggapan pada pekerja, dimana upaya-upaya manajemen diterapkan setiap perawat
disuatu unit tertentu perlu selalu bekerja sama untuk meningkatkan kualitas dirinya baik dengan
meningkatkan pengetahuan maupun meningkatkan keterampilan masing-masing pribadi, dengan
demikian akan dicapai suatu pemberian asuhan keperawatan yang maksimal.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
4/128
Rumah Sakit Umum Daearah Sumedang adalah rumah sakit tipe B non Pendidikan yang
merupakan rumah sakit rujukan, untuk itu Rumah Sakit Umum Sumedang harus dapat
meningkatkan predikatnya dengan meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan ini dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan
semua perawat di semua ruangan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang. Salah
satunya di ruang rawat Inap Melati (Ruang Perinatologi).
Ruang Melati merupakan ruang rawat inap diperuntukan bagi pasien bayi baru lahir baik laki-
laki dan perempuan dengan kelahiran normal maupun Patologis yang mengalami gangguan
fisiologis baik aktual maupun potensial yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan
perawatan secara intensif.
Ruang Melati perlu mengantisipasi keadaan tersebut dengan cara upaya perbaikan dan
peningkatan pada kualitas pelayanan di berbagai sub-sistem yang ada anatara lain pelayanan
keperawatan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi khususnya di Kabupaten
Sumedang.
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen
antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut
saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia,
konseptual yang mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna
bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas
utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan
profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
5/128
Ciriciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar profesi yang
ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar,
efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan
tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat
diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan
manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan
klien. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya untuk dapat
ditempuh dengan meningkatkan keterampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui
pembelajaran dilahan praktek.
Dengan demikian kami mahasiswa Program Pendidikam Profesi Ners S.I Keperawatan Angkatan
IV Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon, merasa perlu untuk mengkaji situasi dan
kondisi Ruangan Melati yang hasilnya diharapkan dapat menemukan masalah untuk dicari
solusinya, sehingga pelayanan dan asuhan keperawatan di Ruang Melati meningkat.
1. B. Tujuan Penulisan1. 1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen selama 21 hari mulai tanggal 24 Agustus
s/d 17 September 2009, calon praktisi keperawatan mampu melakukan pengolahan manajemen
asuhan dan manajemen unit pelayanan di ruang rawat inap Melati (Perinatologi) sesuai dengan
konsep dan langkah-langkah manajemen keperawatan.
1. 2. Tujuan KhususSetelah melakukan praktik kepaniteraan selama 21 hari mulai tanggal 24 Agustus s/d 17
September 2009, calon praktisi keperawatan mampu :
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
6/128
1. Melakukan kajian situasi di unit rawat inap Anggrek sebagai dasar untuk menyusunstrategi dan operasional unit.
2. Menyusun rancangan strategis dan operasional unit pelayanan keperawatan tertentuberdasarkan hasil kajian bersama-sama penanggung jawab unit.
3. Mengorganisasikan pelayanan keperawatan sesuai kondisi unit.4. Melakukan implementasi sesuai dengan rancangan strategis dan operasional.5. Melakukan fungsi kontrol dan evaluasi program1. C. Manfaat
1.
Bagi Instansi Rumah Sakit
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan mutu pelayanan dan mutu asuhan keperawatan
melalui manajemen keperawatan khususnya di ruang rawat inap Melati ( Perinatologi) Rumah
Sakit Umum Daerah Sumedang Bagi Perawat atau Tenaga Kesehatan lainnya.
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau alternatif dalam menjalankan profesionalisme
di lahan praktek guna meningkatkan mutu pelayanan dan mutu asuhan keperawatan.
1. Bagi Mahasiswa1. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menerapkan teori manajemen
keperawatan secara langsung pada tatanan unit pelayanan.
2. Untuk mengaplikasikan dan meningkatkan keterampilan dalam manajemenkeperawatan.
1. D. Metode PenulisanDalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah dilakukan
dengan metode :
1. Observasi
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
7/128
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses pelayanan, keadaan
inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan ke pasien.
1. WawancaraWawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat pelaksana, keluarga
pasien untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan pasien.
1. Studi DokumentasiKegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien, ketenagaan,
dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap ruangan, dan inventaris
ruangan.
1. AngketAngket digunakan untuk mengetahui kepuasan keluarga pasien terhadap asuhan keperawatan,
penerapan standar asuhan keperawatan dan pelaksanaan Model Praktek Keperawatan
Profesional.
1. E. Sistematika PenulisanPenyusunan laporan ini berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Yang terdiri dari : latar belakang, tujuan, manfaat metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II PERSPEKTIF RUANG RAWAT INAP PERINATOLOGI
Meliputi : filosofi keperawatan, pengertian ruang perintologi, tujuan dan prinsip, sifat kekaryaan
ruang perinatologi manajemen asuhan dan manajemen unit di ruang perinatologi.
BAB III PENGKAJIAN ( KAJIAN SITUASI )
BAB IV PERENCANAAN, IMPLEMENTASI & EVALUASI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
8/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
9/128
1. 4. Sifat Kekaryaan1. Fokus telaahan
Dalam bidang pelayanan fokus telaah ruang perinatologi dalah bayi baru lahir 0 28 hari, baik
dari bayi sehat sampai dengan bayi resiko tinggi, bayi dengan kelainan bawaan sampai dengan
bayi sakit.
1. Basis IntervensiBasis intervensi ruang rawat perinatologi merupakan salah satu bagian dari pelayanan perinatal
resiko tinggi (Peristi) merupakan sebuah unit pelayanan khusus bagi bayi baru lahir normal atau
yang mempunyai indikasi KPD, ketuban hijau, asfiksia berat, dan distres sehingga memerlukan
penanganan segera dan perawatan khusus agar bayi dapat diselamatkan dan mempunyai kualitas
hidup yang baik.
1. Lingkup garapanDalam bidang pelayanan lingkup garapan ruang keperawatan adalah pemenuhan dasar manusia.
Berdasarkan fokus telaah, maka lingkup garapan ruang inap perinatologi adalah memberikan
pelayanan secara terpadu dari berbagai multi disiplin ilmu secara aman, berkualitas dan
berkesinambungan dengan segala aktivitas untuk mengatasi gangguan atau hambatan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan kualitas hidup yang terjadi akibat masalah /
gangguan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh yang dialami bayi baru lahir.
Secara umum lingkup garapan ruang rawat inap pernatologi meliputi:
1) Meningkatkan kesejahteraan bayi baru lahir dan meningkatkan sumberdaya manusia
berkualitas.
2) Menekan angka kematian bayi serendah mungkin
3) Memberikan pelayanan masyarakat
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
10/128
4) Meningkatkan konseplife born Baby menuju well born Baby
5) Pemberian pelayanan untuk memenuhi kenyamanan pada klien selama dirawat.
Elemen-elemen dalam lingkup garapan ruang rawat inap perinatologi meliputi:
1) pemeliharaan pola-pola normal dari fungsi-fungsi dasar kebutuhan dasar manusia.
2) Pengelolaan jalan nafas dan oksigenasi
3) Pemberian perawatan pada bayi baru lahir baik fisiologis maupun patologis
4) Menurunkan angka kematian bayi baru lahir
5) Pembuatan keputusan
6) Memfasilitasi minimal care (perawatan sementara) pada klien.
1. 5. Berdasarkan keadaan pasien pelayanan neonatus1. Pelayanan Keperawatan neonatus level I yaitu perawatan neonatus sehat :
pelayanan neonatus dasar dan bayi beresiko rendah yang memerlukan asuhan
keperawatan minimal, dimana perawat bayi yang utama dilakukan oleh ibu.
2. Pelayanan Keperawatan Neonatus level II yaitu perawatan neonatus khususperawatan bayi dengan sakit sedang dan diharapkan pulih secara cepat yang
memerlukan observasi dan pengobatan yang melebihi asuhan perawatan normal.
3. Pelayanan Keperawatan Neonatus level III yaitu perawatan intensif neontussubspecialis yang memerlukan pengawasan yang terus menerus dari perawat dan
dokter didukung dengan fasilitas berteknologi tinggi.
1. 6. Sarana dan prasaranaPerencanaan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan keperawatan yang tepat disetiap level
pelayanan keperawatan neonatus yang berkualitas.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
11/128
1. Adanya kebijakan rumah sakit yang mengatur sarana dan prasarana dan peralatankesehatan dan logistik keperawatan dalam pelayanan neonatus setiap level. Seperti
peralatan inkubator, lampu sorot, meja tindakan, suction, tabung oksigen, lampu biru,
dll.
2. Adanya standart sarana dan prasarana dan peralatan kesehatan sesuai dengan tingkatpelayanan.
3. Adanya mekanisme pemeliharaan peralatan4. Adanya perancanaan gedung dan fasilitas dengan melibatkan tenaga keperawatan5.
Adanya tempat dekontaminasi dan penyimpanan peralatan kesehatan logistik
keperawatan
6. Adanya tenaga yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan tersedianya jadwalpemeliharaan.
1. 7. SDM2. Adanya kebijakan yang mengatur klasifikasi tenaga perawat yang bertugas dipelayanan
neonatus.
Level I : Pendidikan D3 Keperawatan/ kebidanan pengalaman klinik 2 tahun sertifikat minimal
kegawat daruratan neonatus, teknik resusitasi neonatal maternal dan management laktasi.
Level II : pendidikan D3 Keperawatan, pengalaman kerja 3 tahun dan sertifikasi minimal
minimal kegawat daruratan neonatus, teknik resusitasi neonatal maternal dan menejement
laktasi.
Level III : pendidikan S1 Keperawatan pengalaman klinik 2 tahun atau D3 Keperawatan dengan
pengalaman klinik 5 tahun, minimal kegawatdaruratan neonatus, teknik resusitasi neonatal
maternal dan menejement laktasi.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
12/128
1. Ada kebijakan tentang pola standar ketenagaan per shiff adalah:Level I : 1 perawat : 6-8 neonatus
Level II : 1 perawat : 2-3 neonatus
Level III : 1 perawat : 1-2 neonatus
1. Tersedia data dan informasi di pelayanan neonatus level I, II, III tentang kapasitas tempattidur, BOR, beban kerja dan tata ruang
2. Semua tenaga keperawatan memberikan pelayanan keperawatan neonatus teregistrasi (memiliki SIP dan SIK ).
3.
Semua tangan perawat yang memberikan pelayanan keperawatan neonatus mempunyai
sertifikat pelayanan keperawatan neonatus mempunyai sertifikat pelayanan sesuai level.
1. 8. Visi dan Misi2. Visi
Visi ini mengandung arti bahwa kelak dimasa depan rumah sakit harus mampu menjadi pusat
rujukan sarana dan prasarana memadai, serta masyarakatnya merasa ikut memiliki dan bangga
terhadap rumah sakit, karena mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan keinginan
masyarakat luas, yaitu professional, bermutu, ramah, nyaman, dan terjangkau. Dengan kondisi
rumah sakit yang seperti ini diharapkan perwujudan pembangunan kesehatan di Kabupaten
Sumedang lebih baik.
1. MisiMemberikan pelayanan medis prima didukung SDM professional, sarana prasarana memadai,
peran serta masyarakat yang kreatif
Telaah :
Prima : Bermutu tinggi dan memuaskan yang dijabarkan sebagai berikut :
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
13/128
1) Pelayanan keperawatan diutamakan untuk memenuh kebutuhan dasar klien keluarga
cepat, tepat, dan tanggap.
2) Mengupayakan paparan yang jelas atau informasi yang tepat.
3) Setiap prosedur atau tata cara dilakukan secara tepat, konsisten dan konsekwensi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) Tersedia loket informasi dan kotak saran bagi penerima layanan.
5) Penganan proses pelayanan sedapat mungkin dilakukan oleh petugas yang berwenang,
kompeten, mampu, terampil, dan professional sesuai spesifikasi tugasnya.
6) Menciptakan pola pelayanan kesehatan yang tepat sesuai dengan sifat dan jenis
pelayanan.
7) Biaya dan tariff layanan harus ditetapkan secara wajar dengaan memperhitungkan
kemampuan masyarakat.
8) Pemberian layanan dilakukan secara tertib, teratur dan adil.
9) Kebersihan dan sanitasi lingkungan, tepat, fasilitas pelayanan harus dijamin.
Profesional : sesuai dengan standar asuhan keperawatan
1) Perawat bekerja sesuai dengan etika profesi keperawatan.
2) Perawat memperhatikan hak-hak pasien dan keluarga.
3) Unit perawatan memiliki protap-protap tindakan keperawatan dan standar asuhan
keperawatan.
4) Mendokumentasikan secara benar setiap asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
5) Pelayanan yang diberikan membawa kebaikan atau kepuasan bagi pasien dan keluarga.
1. B. Pengorganisasian
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
14/128
1. 1. Stuktur organisasi1. Money
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
1) Sistem pengelolaan rumah sakit : sentralisasi dan desentralisasi
2) Sumber keuangan : ASKES/JPKM/Umum/Tidak mampu, dll.
Untuk terselenggaranya perencanaan pengeluaran seperti untuk pengembangan program, insentif
perawat dan untuk lain-lainnya seperti pengelolaan keuangan harus jelas dan trasparan.
3) Metode
Metode asuhan keperawatan pada klien, sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode pemberian asuhan
keperawatan harus efektif dan efisien. Mac Laughin, Thomas dan Barterm (1995)
mengidentifikasi 8 model pemberian asuhan keperawtan tetapi model yang umum digunakan di
rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan primer. Tetapi
setiap unti keperawatan mempunyai riwayat dalam menyeleksi model dalam pengelolaan asuhan
keperawatan berdasarkan sesuai ketenagaan, sarana dan prasarana serta kebijakan rumah sakit.
Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress, maka perlu mempertimbangkan
6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan ( Marqius and
Huston, 1998 : 148)
1. Sesuai visi dan misi institusiDasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan
misi rumah sakit.
1. Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
15/128
Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungnan asuhan keperawatan
kepada pasie. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam
penentuan asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
1. Efisien dan efektif dalam menggunakan biayaSetiap suatu perubahan harus selalu mempertimbangkan biaya dan efektifitas dalam kelancaran
pelaksanaanya. Bagaimanapun baiknya suatu model tanpa ditunjang oleh biaya maka tidak akan
didapatkan hasil yang sempurna.
1. Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga dan masyarakatTujuan akhir asuhan keperawatan adalah tercapainya kepuasan pelanggan atau pasien terhadap
asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu model asuhan keperawatan yang
menunjang terhadap kepuasaan pasien.
1. Kepuasan kinerja perawatKelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat. Oleh
karena itu model yang dipilih harus dapat dapat meningkatkan kepuasan perawat bukan justru
menambah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaanya.
1. Terlaksananya komunikasi antara perawat dan tim kesehatan lainnyaKomunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab merupakan dasar
pertimbangan penentuan model. Model asuhan keperawatan diharapkan akan dapat
meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainya.
Tabel.1 jenis model asuhan keperawatan menurut Ann Mariner-Toney (1991), Grant & Huston
(1998).
Model DeskripsiPenaggung
jawab
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
16/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
17/128
selama pasie dirawat.
1. 2. Metode Tim1. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap kelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2-3 group yang jumlahnya 6 -7 orang bekerja sebagai suatu tim
dan terdiri dari tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam suatu grup kecil
yang saling membantu.
2. Ketua tim sebagai penanggung jawab melaksanakan fungsi perencanaan,koordinasi, supervisi dan evaluasi keperawatan. Pengembangan dan revisi rencan
keperawatan dilakukan melalui konferensi secara rutin 15 -20 menit setiap hari.
3. Kelebihan1) Menungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada
anggota tim
1. KelemahanKomunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
1. Konsep metode tim1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan.
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana terjamin.
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
18/128
4) Peran kepala ruangan penting dalam metode ini.
1. Tanggung jawab ketua tim1) Membuat perencanaan.
2) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi.
3) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
1. Tanggung jawab anggota tim1) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dibawah tanggung jawabnya.
2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
3) Memberikan laporan.
4) Mengembangkan kemampuan anggota.
5) Menyelenggarakan konferensi.
BAGAN METODE TIM
1. Tanggung jawab kepala ruangan
1) Perencanaan
a) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan masing-masing.
b) Mengikuti serah terima pasien pada waktu penggantian shift.
c) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan bersama ketua tim.
d) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
e) Mengikuti visite dokter.
f) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.
g) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
h) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
19/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
20/128
a) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
b) Melalui supervisi : pengawasan langsung melalui inspeksi dan pengawasan tidak
langsung dengan mengecek daftar hadir ketua tim
5) Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah
disusun bersama ketua tim
1. 3. Metode Keperawatan Primer2.
Berdasarkan pada tindakan yang konprehensif dari filosofi keperawatan.
3. Rasio perawat : pasien adalah 1 : 4 atau 1 : 5 penugasan metode kasus4. Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap semua asuhan keperawatan, dari mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
5. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhandengan pelaksana.
6. Adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskanuntuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.
7. Kelebihan1) Bersifat kontinue dan konfrehensif
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap pasien, perawat, dokter,
dan rumah sakit ( Gillies,1998). Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa
dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan diberiakan
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
21/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
22/128
10) Mengadakan kunjungan rumah.
1. Ketenagaan metode primer1) Setiap perawat primer adalah perawat bed side
2) Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat
3) Penugasan ditentukan oleh kepala jaga
Peran dari pembagian tugas modifikasi tim primer
Kepala Perawat Perawat primer Perawat Associate
1. Memimpin
rapat
2. Evaluasi
kinerja perawat
3. Membuat
daftar dinas
4. Menyediakan
material
5. Perencanaan,
pengawasan,
pengarahan
1. Membuat
perencanaan asuhan
keperawatan
2. Mengadakan
tindakan kolaborasi
3. Memimpin
timbang terima
4. Mendelegasikan
tugas
5. Memimpin ronde
keperawatan
6. Evaluasi
pemberian asuhan
keperawatan
7. Bertanggung
1. Memberikan asuhan keperawatan2. Mengikuti timbang terima3. Melaksanakan tugas yang
didelegasikan
1. Mendokumentasikan tindakan2. Melaporkan asuhan
keperawatan yang
dilaksanakan.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
23/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
24/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
25/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
26/128
Waspada terhadap telinga yang letaknya rendah, yang berhubungan dengan masalah kongenital
yang beragam.
d) Hidung
Inspeksi lubang hidung harus didapati bersih dan tanpa mukus.
Waspada terhadap adanya pernafasan cuping hidung. Jika ada, kaji frekuensi pernafasan, retraksi
dan bunyi mengorok, serta warna kulit. Penentuan karakteristik nadi dengan menggunakan
oksimetri dapat memberikan keterangan lebih lanjut.
e) Mulut
Inspeksi mulut bagian dalam dan palpasi palatum atas. Palatum atas dan bawah biasanya tidak
utuh bisa dilihat saat bayi menangis, atau dipalpasi dengan jari.
Waspada terhadap terbukanya palatum (celah palatum), dan adanya bercak putih pada membran
mukosa, yang tampak seperti penumpukan susu, yang tidak dapat dihilangkan bisa
mengidentifikasi jamur (candida albicans) serta mukus yang berlebihan dapat berhubungan
dengan atresia esofagus.
f) Dada
Dada harus berbentuk simetris. Waspada terhadap retraksi (interkostal atau sternal), jika ada kaji
frekuensi pernapasan dan tentukan kebutuhan oksigen pada bayi.
g) Jantung
Auskultasi frekuensi nadi apikal berkisar dari 120-160 kali/menit, tetapi kisaran ini dapat
menjadi lebih rendah dari 100 kali/menit pada saat tidur.
Waspada terhadap bradikardi (160 kali/menit).
h) Abdomen
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
27/128
Inspeksi, auskultasi, dan palpasi. Abdomen harus berbentuk datar hingga sedikit melingkar
(tanpa distensi), dan bunyi usus halus dapat didengar pada setiap kuadran. Tali pusat sebaiknya
didapati dalam keadaan kering dan tidak ada kemerahan, rabas atau perdarahan.
Waspada terhadap perdarahan dan/atau drainase yang purulen yang berasal dari tali pusat, yang
berarti membutuhkan peengkajian dan pengobatan lebih lanjut.
i) Genital
Genital biasanya dapat dibedakan secara jelas. Pada laki-laki kedua testis harus dapat diraba pada
skrotum dan waspada terhadap saluran urine pada penis bagian bawah (hipospadia).
j) Punggung
Inspeksi punggung biasanya halus, tidak ada tumpukan rambut pada punggung bawah, terdapat
banyak lanugo.
k) Paha
Inspeksi dan lakukan gerakan Ortolani untuk menemukan adanya dislokasi kongenital pada paha.
Cara melakukan gerakan Ortolani yaitu :
- Baringkan bayi telentang.
- Letakkan telapak tangan anda pada lutut kiri dan kanan bayi.
- Lebarkan jari telunjuk dan tengah kearah paha, ujung jari anda harus ada diujung atas
trokanter mayor.
- Dengan paha dan lutut yang difleksikan sebesar sudut 90, angkat ujung persendian paha
kearah asetabulum dan lakukan abduksi dengan lembut.
- Rasakan adanya bunyi klik dibawah ujung jari, jika ada bunyi klik tandanya bayi
mengalami dislokasi paha.
l) Ekstremitas
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
28/128
Inspeksi seluruh ekstremitas seharusnya didapati simetris, dan bergerak dengan serentak,
waspada terhadap pergerakan asimetris, atau tidak ada pergerakan ekstremitas, yang
membutuhkan pelaporan dan pengkajian lebih lanjut.
m) Warna kulit
Inspeksi pantau tanda-tanda jaundis, jaundis dapat dideteksi pertama kali pada wajah, mukosa
membran mulut dan sklera. Keadaan ini dievaluasi dengan cara melakukan pemutihan pada
hidung, dahi dan sternum atau garis gusi. Jika terdapat jaundis maka area tersebut akan muncul
warna kekuning-kuningan dengan cepat setelah pemutihan. Uji laboratorium akan membuktikan
kadar bilirubin total. Jaundis dapat diterapi dengan fototherapi.
Waspada terhadap sianosis bila ada maka memerlukan pengkajian dan pengobatan segera. Pucat
mungkin dihubungkan dengan anemia dan wajah yang memancarkan warna kemerah-merahan
dapat mengindikasikan peningkatan hematrokit (>65%) berkemih dalam 24 jam.
n) Eliminasi
Bayi baru lahir sebaiknya berkemih dan mempunyai pergerakan usus dalam 24 jam setelah
kelahiran.
Waspada jika bayi tidak terkaji jumlah cairan yang dikonsumsi dan bukaan uretra. Jika tidak ada
keluaran feses kaji distensi abdomen dan bising usus. Diare dapat menjadi kondisi serius pada
bayi. Pantau karakteristik feses, bekuan darah pada feses (Hematest) dan hilangnya glukosa
(Klinites atau uji glukosa lain).
o) PerilakuPemantauan bayi dapat dengan mudah mengisap, dipeluk, diselimuti. Bergerak sepanjang fase
tidur.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
29/128
Waspada terhadap tangisan yang berlebihan, kesakitan, ketidakmampuan berdiam diri, yang
mungkin berhubungan dengan gejala putus obat neonatus.
p) Pendidikan kesehatan bagi keluarga pasien
Pendidikan kesehatan bagi keluarga pasien merupakan paket asuhan keperawatan yang tidak
dapat dipisahkan dari asuhan keperawatan pada pasien.
Alur masuk pasien
NO Aspek Standar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pelayanan Flow of
Care
APGAR
Oksigenasi
Pemenuhan KDM
Therapy obat
Perawatan tali pusat
Mempertahankan
suhu tubuh
Pemberian minum
pada bayi
Discharge planning
- Pasien datang dari ruang vk baik bayi yang lahir
spontan, tindakan vacum ektraksi maupun sectio
caesarea. Kemudian masuk keruang perinatologi di
bagian triase dan mendapatkan tindakan.
- AFGAR dihitung dengan kriteria
810 : tanpa aspiksia
47 : asfiksia ringan sedang
03 : asfiksia berat
- Melaksanakan pembersihan saluran pernafasan
dengan alat penghisap lendir, baik melalui hidung ,
mulut maupun trachea. Pembersihan jalan nafas
dilakukan pada pasien dengan gangguan saluran
pernafasan secara normal.
- Membersihkan tubuh bayi dari sisa cairan
amnion dan darah dengan menggunakan minyak kelapa.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
30/128
- Menimbang berat badan bayi, panjang badan,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas,
mengkaji reflek pimitif, dan melakukan colok dubur
untuk mengidentifikasi adanya saluran cerna/anus atau
tidak.
- pengambil cap kaki dan memasang peneng.
- Catat berat badan setiap hari pada bayi yang
dirawat dirumah sakit.
- Jika neonatus BB nya 4000 gram maka pantau
glukosa darah sesuai dengan perintah dokter.
- Bayi baru lahir diberi salep mata antibiotik
profilaksis segera setelah kelahiran dan berikan vit K
dengan dosis 0,1 gram segera setelah kelahiran.
- Jika bayi baru lahir dengan indikasi KPD,
ketuban hijau diberi therapi obat antibiotik ampisilin 1
mg/ kg BB 2x sehari (IV/IM)
- Mandikan neonatus ketika suhu tubuh sudah
stabil, melakukan perawatan tali pusat dengan teknik
septik aseptik, agar tali pusat tetap kering dan mencegah
terjadinya infeksi dan mempercepat lepasnya tali pusat.
- Menghangatkan bayi dengan menggunakan
inkubator yang memiliki BB 2500 gram.
- Menghangatkan bayi menggunakan lampu sorot
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
31/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
32/128
2. Kriteria minimal ruang rawat inap perinatologiRuang inap perinatologi mempunyai kriteria minimal ruangan seperti ruangan harus tetap bersih,
penerangan baik sirkulasi udara cukup, lantai tidak licin, rungan luas. Standart peralatan yang
harus ada diantaranya: inkubator, meja tindakan, boks bayi, tabung oksigen, lampu sorot, lampu
biru.
1. Lingkungan kerjaa.Fisik
1) Ruangan
Lingkungan kerja untuk mencapai proses menejerial keperawatan di ruang rawat inap
perinatologi keseluruhan mempunyai: ruang perawatan lengkap dengan tempat tidur / boks dan
kamar pojok asi, ruang perasat, ruang perawat atau nurse station berada ditengah ruang
perawatan, ruang kepala ruangan, ruang tamu, kamar mandi, ruangan ganti perawat ruang
confference, mushola, ruang administrasi, dapur, gudang, dan depo farmasi.
2) Peralatandan bahan kesehatan
a) Peralatan
Berdasarkan standar ruang perinatologi
No Nama barangStandart
Ratio pasien : alat
1
Level I :
- Tempat tidur neonatus
- Radian warner
- Continual suction
Sesuai kapasitas
5 : 1
5 : 1
10 :1
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
33/128
- Transport incubator
- Emenrgency troly
- Laringoscope daun lurus no. 0
- Ambubag neonatus
- Stetoscope neonatus
- Flast light
- Central oxygen dan flow meter
- Lampu sorot
- Standart infus
- Sterilisator
- Breast pump elektrik
- Refrigerator
- Vena sectie set
- Umbilical set
- Tromol, korentang, bengkok
- Safety set
- Tempt alat tenun bersih dan kotor
- Tempat sampah medis dan non medis
- Timbangan BB
- Pengukur panjang badan
5 : 1
5 : 1
5 : 1
Sesuai kapasitas
5 : 1
Sesuai kapasitas
5 : 1
1 : 2
1
3 : 1
1
5 : 1
5 :1
5 :1
5 :1
10:1
2 ; 1
5 : 1
1
2
Level II ( Perawatan I & II) :
- Incubator
Sesuai kapasitas
Sesuai kapasitas
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
34/128
- Bed side monitor
- Syringe pump
- Infuction pump
- Oxymetri
- Head box
- Iglo
- Buble CPAP
- Blood Warmer
- Nebulizer
1 : 2
1 : 2
3 : 1
3 : 1
3 : 1
3 : 1
3 : 1
3 : 1
3
Level III ( I,II,III) :
- Ventilator
- EKG
- USG
- X ray portable
2 : 1
10 :1
1
1
4
Peralatan tambahan alat tenun :
- Sarung kaur
- Bedong
- Popok
- Baju bayi
- Handuk
- Barak schort
- Alas bayi ( wizak )
1 : 4
1 : kap tt x 3
1 : kap tt x 3
1 : kap tt x 3
1 : kap tt x 3
1 : 4
1: 3
1 : 3
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
35/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
36/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
37/128
- Tempat korentang
- Kom tutup stainles
- Gunting perban
- Lampu foto therapi
- Masker O2 pedriatrik
- Stetoscope anak
- Stetoscope dewasa
- Mithlen
- Bengko
- Komalkohol tertutup
- Meja resusitasi
- Tabubag O2 kecil
Level : 2
Level : 1
TT level II/III :
TT level II/III : 2
TT level II/III : 1
Level : 1
Level : 1
Level : 2
Level : 1
Ruangan 1
Level : 2
b) BahanKesehatan
Plester, kasa, betadine, alkohol, savlon, klorin, kapas, cairan infus, obat- obatan emergensi, dan
cairan kimia lainya.
c) Non fisik
Hubungan perawat dengan klienKomunikasi antar perawat dengan klien atau keluarga klien berjalan dengan baik.
Hubungan perawat dengan perawat- Komunikasi antara perawat berjalan dengan baik
- Pengambilan keputusan dilakukan secara tepat sesuai situasi yang ada.
- Kegiatan serah terima tugas dan pasien dilakukan pada setiap pergantian dinas dan
berorientasi pada asuhan keperawatan yang telah direncanakan.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
38/128
- Mengadakan ronde keperawatan dan supervisi khusus.
- Mengadakan rapat bulanan secara rutin.
- Media komunikasi antara perawat menggunakan buku laporan, catatan asuhan keperawatan
(rekam medis), buku ronde, white board.
Hubungan perawat dengan profesi lain Bekerjasama sebagai sebuah tim
BAB III
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MELATI (PERINATOLOGI) RSUD SUMEDANG
TAHUN 2009
A. GAMBARAN UMUM
1. 1. Visi Misi Rumah Sakit Umum Sumedang Terwujudnya RS yang berkinerja terbaik di Jawa Barat 2013
1. a. Telaah Visi:Rumah Sakit yang berkinerja terbaik yaitu mempunyai penerapan dan penyempurnaan standar
pelayanan, ketenagaan yang profesional, standar peralatan yang sesuai dengan kondisi RS tipe B
non pendidikan, pelayanan kesehatan yang terpadu.
1. b. Misi RSU Daerah SumedangMemberikan medis prima yang didukung oleh SDM profesional, sarana dan prasarana yang
memadai, peran serta masyarakat yang kreatif menuju RS Umum.
1. c. Telaah MisiMedis prima :
Suatu pelayanan yang diberikan secara komprehensif.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
39/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
40/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
41/128
dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada keperawatan primer. Pelayanan keperawatan
sebagai inti dari praktek keperawatan professional menuntut kemampuan perawat untuk dapat
berperan sebagai pengolahan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan MPKP sehingga mutu
pelayanan asuhan keperawatan dapat ditingkatkan.
- 2010 : tujuan tersebut maksimal dicapai pada akhir bulan Desember 2010
1. b. Misi Bidang Keperawatan1) Meningkatkan profesionalisme SDM keperawatan
2) Meningkatkan metode asuhan keperawatan profesinonal
3) Meningkatkan sarana dan prasarana keperawatan
4) Meningkatkan kesejahteraan tenaga keperawatan
5) Mengembangkan pelayanan keperawatan secara kreatif
Telaah :
1) Meningkatkan profesionalisme keperawatan :
a) Memiliki kompetensi keilmuan yang diperoleh dari pendidikan formal dan latihan.
b) Menerapkan standar asuhan keperawatan dalam setiap intervensi yang diberikan.
c) Dibekali pendidikan minimal S-1
d) Mampu mengembangkan, menerapkan, dan mampu menggunakan hasil penelitiannya.
2) Meningkatkan metode asuhan keperawatan professional :
Menerapkan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dalam setiap intervensi
keperawatan
3) Meningkatkan sarana dan prasarana keperawatan :
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
42/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
43/128
Visi : Semua bayi lahir dengan komplikasi mempunyai kesempatan yang sama dan
optimal seperti bayi yang lahir normal
Telaah : Pelayanan asuhan keperawatan yang komperhensif dalam meningkatkan kualitas dan
kelangsungan hidup semua bayi baru lahir dengan metode standar asuhan keperawatan
profesional.
1. c. Misi Ruang Melati (Perinatologi)Misi : Memberikan pelayanan perinatal yang professional melalui tindakan-tindakan
pencegahan, pengobatan dan rehbilitasi pada bayi beresiko tinggi sehingga tercapai kondisi
perinatal yang optimal.
Telaah :
1) Tindakan Pencegahan
Melaksanakan tindakan keperawatan terhadap semua Bayi baru lahir sesuai dengan SOP dan
SAK untuk meminimalisasi adanya resiko tinggi terjadinya kegawatan neonatus.
2) Tindakan Pengobatan
Indikasi pengobatan sesuai dengan keadaan dan gangguan yang didapatkan pada bayi baru lahir
resiko tinggi atas kolaborasi dengan dokter.
3) Rehabilitasi
Pemulihan kesehatan bayi beresiko didasarkan pada perawatan yang prima dan pemenuhan
KDM secara continue.
1. d. Tujuan Keperawatan Ruang Melati ( Perinatologi )1) Terselenggaranya pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif untuk pemenuhan
kebutuhan dasar, memfasilitasi bonding attacmentserta melibatkan keluarga dalam perawatan
bayi.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
44/128
2) Menurunkan angka kematian bayi.
3) Terselenggaranya pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan.
4) Terselenggaranya pelayanan keperawatan dengan menggunakan pedoman asuhan
keperawatan.
1. 4. Sifat Kekaryaan1. a. Fokus Telaahan
Fokus telaahan ruang rawat inap perinatologi (Melati) adalah bayi baru lahir di RSUD Sumedang
baik bayi lahir normal maupun beresiko tinggi (BBLR, maupun kelainan Kongenital) dalam
memenuhi kebutuhna dasar manusia untuk meningkatkan kualitas hidup bayi.
1. b. Basis IntervensiBasis intervensi ruang rawat inap Melati yaitu Memberikan pelayanan perinatal yang
professional melalui tindakan- tindakan pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi pada bayi
beresiko tinggi sehingga tercapai kondisi perinatal yang optimal dan mempunyai kualitas hidup
yang baik, sesuai dengan misi ruang Melati.
1. c. Lingkup GarapanDalam bidang pelayanan lingkup garapan ruang keperawatan adalah pemenuhan dasar manusia.
Berdasarkan fokus telaah, maka lingkup garapan ruang inap perinatologi adalah memberikan
pelayanan secara terpadu dari berbagai multi disiplin ilmu secara aman, berkualitas dan
berkesinambungan dengan segala aktivitas untuk mengatasi gangguan atau hambatan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dan meningkatkan kualitas hidup yang terjadi akibat masalah/gangguan
fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh yang dialami bayi baru lahir.
1) Secara umum lingkup garapan ruang rawat inap pernatologi meliputi:
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
45/128
a) Meningkatkan kesejahteraan bayi baru lahir dan meningkatkan sumberdaya manusia
berkualitas.
b) Menekan angka kematian bayi serendah mungkin
c) Memberikan pelayanan masyarakat
d) Meningkatkan konseplife born Baby menuju well born Baby
e) Pemberian pelayanan untuk memenuhi kenyaman pada klien selama dirawat
2) Elemen-elemen penting dalam stabilitasi pasien adalah
a) Menjamin kelancaran jalan nafas, memperbaiki fungsi system respirasi dan sirkulasi
b) Menghentikan sumber pendarahan
c) Mengganti cairan tubuh yang hilang
d) Pembuatan keputusan
1. 5. Data BORBerdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 24-29 Agustus 2009 didapatkan hasil RGP sebanyak
57 bayi dan RGK sebanyak 60 bayi. Maka penghitungan BOR sebagai berikut :
BOR= jumlah hari perawatan x 100%
Jumlah periode X jumlah tempat tidur
Level 1 BOR = 60 x 100%
6 x 18
= 55,55 %
Level 2 BOR = 57 x 100%
6 x 9
= 105,55 %
Adapun hasil kinerja perinatologi sebagai berikut :
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
46/128
Angka Mortlitas dan Morbiditas 3 bulan terakhir
Angka Kelahiran
No Bulan Jumlah
1
2
3
Juni
Juli
Agustus
265
302
335
Angka Kematian
No Bulan Jumlah
1
2
3
Juni
Juli
Agustus
19
16
24
1. 6. Sumber Daya2. Sumber ketenagaan/SDM
Ketenagaan yang ada diruang Melati sebanyak 20 orang yang terbagi dalam 3 tim, dengan
tingkat pendidikan S.Kep, Ners sebanyak 1 orang, D3 sebanyak 14 orang, SPK sebanyak 4 orang
dan 1 orang staf administrasi.
a) Menurut Douglas
Sesuai dengan klasifikasi derajat ketergantungan pasien, pasien di Ruang Melati adalah sebagai
berikut :
Minimal care : 4 orang
Intermediate care : 4 orang
Total care : 11 orang
Jumlah kebutuhan perawat ialah :
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
47/128
Shift pagi : Minimal care : 4 pasien x 0,17 = 0.68
Intermediet care: 4 pasien x 0,27 = 1,08
Total care : 11 pasien x 0,36 = 3,96
Jumlah = 5,72 = 6
Shift Sore : Minimal care : 4 pasien x 0,14 = 0,56
Intermediete : 4 pasien x 0,15 = 0,6
Total care : 11 pasien x 0.30 = 3,3
Jumlah = 4,46 = 4
Shift Malam : Minimal care : 4 pasien x ,07 = 0,28
Intermediete care : 4 pasien x 0,10 = 0,4
Total care : 11 pasien x 0,20 = 2,2
Jumlah = 2,88 = 3
Jadi kebutuhan jumlah tenaga perawat selama 24 jam ialah :
5,72 + 4,46+2,88 =13,06 = 13 orang
Menurut perhitungan Douglas di Ruang Melati dibutuhkan 13 orang perawat dalam 24 jam untuk
merawat pasien, sehingga jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan ditambah lagi dengan
kepala ruang 1, PP 3, jadi jumlah keseluruhannya adalah 17 orang.
b) Menurut Gillies (1994)
BOR (rata-rata seminggu 2009) adalah
Level I = 55,55 %
Level II = 105,55 %
Jam efektif :
Kriteria pasien :
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
48/128
Perawatan minimal : 4 orang
Perawatan intermediate : 4 orang
Perawatan total : 11 orang
Rata-rata jam perawatan : 1-2 jam x 4 = 8 jam
3-4 jam x 4 = 16 jam
5-6 jam x 11 = 66 jam
Jumlah = 90 jam
Jadi jam efektif = 90
19
= 4,7 jam
( BOR x TT) x jam efektif x hari dalam 1 tahun
X =
( Hari dalam satu tahunhari libur ) x 7
( 55,559)x 4,7 x 365
X =
(365561412) x 7
8576,6
=
1981
Level I = 4,3 4 perawat
Menurut perhitungan Gillies maka jumlah perawat yang dibutuhkan di Ruang Melati pada level I
adalah 4 orang.
( 105,5518)x 4,7 x 365
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
49/128
X =
(365561412) x 7
32592,7
=
1981
Level II = 16,4 16 perawat
Menurut perhitungan Gillies maka jumlah perawat yang dibutuhkan di Ruang Melati pada level
II adalah 16 orang.
Total kebutuhan perawat level 1 + level 2 = 4+16 = 20 orang ditambah 3 orang PP jadi
keseluruhannya 23 orang
c) Menurut Depkes
Klasifikasi pasien :Perawatan minimal : 4 orang
Perawatan intermediate : 4 orang
Perawatan total : 11 orang
Jumlah jam perawatan/efektif per hariAskep minimal : 1-2 jam x 4 = 8 jam
Askep intermediate : 3-4 jam x 4 = 16 jam
Askep total : 5-6 jam x 11 = 66 jam
Jumlah = 90 jam
1) Jumlah tenaga keperawatan yang bertugas
= jumlah jam perawatan di ruangan/hari
Jam efektif perawat
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
50/128
= 90
7
= 12,8 (A)
2) Jumlah tenaga keperawatan yang libur
= jumlah hari libur minggu/tahun + jumlah hari libur besar/tahun x A
Jumlah hari kerja/tahun
= 52 + 12 + 14 x 12,8
365- (52+12+14)
= 78 x 12,8
287
= 3,47 (B)
3) Tugas non keperawatan
= (A + B) x 25 %
= (12,8 + 3,47) x 25 %
= 4,06 (C)
4) Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
= A + B + C
= 12,8 + 3.47 + 4,06
= 20,33
Jadi menurut perhitungan Depkes, di ruang Melati dibutuhkan 20 orang perawat dalam 24 jam
untuk merawat pasien, sehingga jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan ditambah lagi
dengan PP 3 orang, seharusnya adalah 23 orang.
Jumlah tenaga di Ruang Melati terdiri dari 19 orang, dengan distribusi sebagai berikut :
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
51/128
Kepala Ruang : 1 orang
Perawat Primer : 3 orang
Perawat Assosiate : 15 orang
Pengkajian pada tanggal 24 sampai 27 Agustus 2009 didapatkan jumlah pasien 80 orang dengan
perincian :
Perawatan minimal : 4 orang
Perawatan intermediate : 4 orang
Perawatan total : 11 orang
Analisis
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga perawat, maka masing-masing teori di atas akan
diperoleh hasil yang berbeda, hal ini disebabkan oleh karena masing-masing punya indikator.
Secara kuantitas, jumlah tenaga keperawatan di Ruang Melati jika dilihat dari konsep diatas
adalah sebagai berikut :
a) Menurut Douglas
Jumlah perawat yang dibutuhkan sebanyak 17 orang, berarti jumlah perawat yang ada sudah
mencukupi.
b) Menurut Gillies
Dengan jam efektif 4,7 jam didapatkan kebutuhan perawat 23 orang sehingga Ruang Melati
belum tercukupi tenaga keperawatanya.
c) Menurut Depkes
Kebutuhan tenaga perawat di ruang Melati sebanyak 23 orang sehingga jumlah tenaga yang
dibutuhkan belum mencukupi.
Gambaran kualitas tenaga perawat di Ruang Melati seperti pada tabel berikut:
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
52/128
Tabel. Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan di Ruang Melati
No. Jenis Pendidikan % Keterangan
1.
2.
3.
SI Keperawatan
DIII
SPK
1
14
4
5,27
78,95
15,78
PA
Karu, PP, PA
PA
Jumlah 19 100
Perawat yang telah mengikuti pelatihan penatalaksanaan ruang perinatologi sebanyak 3 orang
dari 19 orang perawat. Perlu adanya dan merekomendasikan untuk mengikutsertakan dalam
pelatihan.
1. Sarana dan prasarana1) Sarana fisik
No Aspek Pelayanan Fisik Deskripsi Situasi
1.
2.
Ruangan atas terbagi menjadi 5
ruangan:
Ruang Triase Ruang RGP Ruang Administrasi Dapur
Ruang penyimpanan
baju bayi
Ruangan bawah terbagi
menjadi 6 ruangan:
Ruangan Triase berada tepat di atasruang IGD anak, dekat dengan ruang VK
dan Bank Darah. Lebarnya 3 x 8 cm.
Lantai ruangan seluruhnya terbuat darikeramik, kering, bersih, tidak licin,
dibersihkan oleh petugas POS sebanyak
2 kali sehari.
Dinding terbuat seluruhnya dari tembokpaten, cat berwarna biru, bersebelahan
dengan ruangan RGP dan Nursing
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
53/128
Ruangan RGK Ruang administrasi Ruang ganti perawat Dapur Kamar mandi
Stasion.
Terdapat Tv 1 buah, wastafel 1, kaca 1,meja resusitasi 1, suction 1, box bayi
panjang berisi 4 tempat tidur dan 4
bantal, oksigen 1, timbangan BB 1,
pengukur TB 1, meja 1 buah, jam
dinding 1, bak instrumen 1, bak
instrumen kecil, kom sedeang 2 ( berisi
minyak goreng dan klem tali pusat ),
termometer 2, stempel 2, metrik 1 buah,
lampu sorot 3, meja tindakan 1, loker 1
berisikan peneng, kartu bayi, status,
kastok baju, sabun pencuci tangan, lap
tangan, tempat sampah 1, telepon 1,
bengkok 1.
Ruang RGP berdekatan dengan ruangtriase dan nursing stasion.
Terdapat 8 inkubator, 2 box penghangat,1 lampu biru, 4 standar infus, 1 meja
tindakan, 1 jam dinding, oksigen 6, 4
manometer, 2 kom sedang ( 1 kom berisi
kassa tali pusat dan 1 kom berisi kapas
cebok ), 1 botol alkohol, 1 botol
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
54/128
bethadin, plester, 1 gunting, 3 stetoskop
bayi, 10 bantal bayi, terdapat 4 jendela
besar.
Ruang RGP dengan lebar 6 x 5 cm, catberwarna biru.
Ruang administrasi bergabung denganruang ganti perawat, ruang sterilisasi,
terdapat 1 meja berisi 1 komputer, 1
printer, 2 lemari, 1 loker perawat, 1 box
bayi panjang, 1 kulkas, 1 sterillsator, 1
trolli obat, 3 buah kasur, 3 buah bantal, 2
oksigen kecil, 1 kranjang bayi, 2 Ac,
korentang 1.
Terdapat 3 kran, 1 rak piring, 1 tempatsampah, 1 trolli pembuatan susu, 2
termos, 1 teko, 2 baskom plastik, 1
baskom stenlis.
Terdapat 5 lemari pakaian bayi, 10ember besar.
Ruang RGK diapit oleh 2 ruangan :
sebelah kanan ruangan ICU dan sebelah
kiri ruang Dahlia, lantai terbuat dari
keramik, tembok berwarna cat putih.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
55/128
Ruang RGK berdekatan dengan ruang
nursing station.
Di ruang RGK terdapat 1 box panjangberisi 4 tempat tidur dan 4 bantal,
stetoskop 1, lampu sorot 2, suction
1, oksigen 3, wastafel 1, trolli 1, lemari
1, meja nursing 1, kursi 4, kasur tindakan
1, rak obat 1, kipas angin 1, jam dinding
1, struktur organigram 1, kasur kecil 5,
kaca 1, timbangan bayi 1, alat sterilisasi
1, kom kecil 3, standar cuci tangan 1,
tempat sampah kecil 1, meteran 1,
bengkok 1, bak instrumen besar 1, baki
tindakan 5, telepon 1, loker 1.
Ruang administrasi terdapat 2 rak buku,1 meja, 1 kursi
Terdapat lebih dari 10 kursi meja Terdapat 1 kasur besar, 3 bantal 1 meja
pembuatan susu, 1 cermin,
Dapur bersebelahan dengan kamar tidur
perawat, terdapat 1 wastapel, 1 kompor
gas, 1 tempat sampah, 2 panci besar, 2
ember baju kotor, 3 baskom, 2 ember
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
56/128
mandi bayi
Terdapat 2 ember, 1 gayung, 1 bakpenampung air
Alat-alat medis
No. Nama Alat Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Manometer
Slem scher
Lampu sorot
Incubator
Standart infuse
Trombol gas kecil
Trombol gas besar
Kom tutup
Bak/ spuit kecil
Bak instrument besar
Thermometer axial
Bengkok
Korentang
Timbangan bayi
Meteran
Stetoskop besar
Stetoskop kecil
11
2
6
9
6
1
1
9
2
2
3
4
2
2
2
3
3
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
57/128
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Gunting tali pusat
Gunting perban
Klem koher
Kleam pean
Mitlhen
Pinset anatomi
Pencukur rambut
Ambu bag
Laringoskop
Masker O2
Infant masment
Ambulanct incubator
Infus pam
Thermometer elektrik
Thermometer rectal
Sterilisator
Peripanatom
Arteri klem
Kom kecil
Bak instrument
4
2
1
1
1
2
2
1
1
4
1
1
1
3
1
11
1
2
2
1
Alat-alat tenun
No Nama Alat Jumlah
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
58/128
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Alas kaki
Alas tindakan
Baju shot putih
Baju shot kuning
Baju shot biru
Baju shot pink
Bantal bayi
Bantal besar
Fltrase
Gorden flit coklat besar
Gorden flit coklat TTR
Gorden flit hijau TTR
Gorden flit salem
Handuk sedang
Kasur besar
Kasur bayi
Kelambu kelas III
Kelambu kelas I
Sprei bayi
Sprei besar biru
Sprei besar putih
Sarung oksigen kecil
Sarung oksigen besar
6
16
5
12
14
15
24
5
9
4
4
3
6
7
2
34
14
15
51
4
2
8
16
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
59/128
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Sarung bantal besar biru
Sarung bantal besar putih
Sarung bantal bayi panel
Sarung bantal bayi kain
Sarung guling bayi kain
Sarung kasur panel
Taplak meja strip hijau
Talak meja filtrase
Tutup foto therapy
Masker lap
Whizak putih
Whizak hijau
Whizak pink
Sarung kasur panel bayi
Kasur inkubator
Stik laken
Kasur tindakan panjang
Selimut besar
1
2
25
8
0
10
6
2
14
12
49
6
13
27
10
4
1
2
2) Sarana non fisik
Interaksi klien berlangsung pada keluarga klien ketika keluarga klien menjenguk klien, dan
ketika klien di pindahkan ke ruangan RGK perawat memberikan penkes pada ibu tentang
perawatan tali pusat setelah bayi pulang
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
60/128
Dari hasil pengamatan, proses komunikasi berjalan dengan baik, komunikasi berjalan 2 arah,
pengambilan keputusan dilakukan dengan bermusyawarah. Komunikasi antara perawat
dilakukan baik dengan verbal yaitu dengan cara operan dan non verbal yaitu dilakukan dengan
menulis melalui buku laporan.dan operan juga hanya kadang-kadang dilakukan. Serah terima
pasien dilakukan secara langsung dan kadang-kadang hanya dilakukan nursing area saja.
- Dengan dokter komunikasi bersifat sosial dan komunikasi yang berhubungan dengan
pasien bersifat delegatif dan belum kolaboratif.
- Komunikasi perawat dengan bagian laboratorium dilakukan dengan 2 arah.
- Hubungan perawat dengan klining servise saling menghargai.
1. 7. Dokumen2. Aplikasi proses keperawatan
Di ruang melati pendokumentasian meliputi : Pendokumentasian dalam status pasien serta
laporan per tim, Format laporan per tim : tanggal, nama pasien, dokter penanggung jawab,
keterangan berisi implementasi. Adapun format-format pendokumentasian sebagai berikut
RM 1
Berisikan ringkasan masuk klien sampai keluar dimana di dalamnya meliputi : no dokumen
medic, no. register RSU, identitas klien meliputi: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat
lengkap, agama, jenis kelamin, status perkawinan, tanggal masuk, tanggal keluar, ruang
perawatan, diagnosa masuk, lama dirawat, diagnosa medis, tindakan yang akan dilakukan,
golongan darah, tanda tangan dokter yang merawat.
RM 3
Berisikan tentang anamnesa pasien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, no RM, tanggal masuk,
Ruangan, kelas, keluhan utama , riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit yang lalu, riwayat
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
61/128
penyakit keluarga. Pemeriksaan fisik biasanya diisi oleh dokter di mana meliputi : inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi dan diagnosa beserta pengobatanya dan tanda tangan dokter yang
merawat.
RM 4
Berisikan tentang lembaran observasi meliputi grafik untuk observasi tanda-tanda vital meliputi :
suhu tubuh, nadi, nafas, tekanan darah, BB, catatn input dan output.
RM 5
RM 5 berisikan perjalanan perkembangan penyakit dan pengobatan dalam RM 5 di isi oleh
dokter yang merawat selama di ruangan, dimana isinya meliputi : No RM, tanggal masuk,
Ruang, kelas, nama, umur, jenis kelamin, tanggal, perjalanan penyakit, pengobatan dan tindakan
dan tanda tangan dan nama jelas dokter.
RM 6
Pengkajian keparawatan di ruang rawat inap meliputi beberapa point:
1. Identitas pasien :Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
bahasa yang digunakan, status perkawinan, alamat.
1. Riwayat kesehatanKeluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan yang lalu,riwayat kesehatan
keluarga.
1. Pemeriksaan fisikKeadaan umum: tekanan darah, suhu, respirasi, nadi
Dan pemeriksaan fisik lengkap head to too.
RM 6.2 dan RM 6.3
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
62/128
Berisikan tentang asuhan keperawatan: no, tanggal, jam, diagnose, rencana keperawatan: tujuan
dan rencana, tindakan keperawatan, evaluasi dan tanda tangan perawat penanggung jawab.
RM 6.4
Catatan perkembangan meliputi : diagnosa, data subjektif dan objektif, analisa, planning,
implementasi di bagi menjadi 3 shiff, dan evaluasi.
RM 9
Dimana isinya tentang daftar istimewa pasien meliputi: jam, suhu, resprasi, nadi, tekanan darah,
kesadaran, pemberian per OS, Cairan intra vena, Diuresis, muntah dan keterangan.
RM 15
Surat keterangan kelahiran dimana di dalamnya berisikan pernyataan kelahiran.
B. MANAGEMENT ASUHAN PERINATOLOGI
1. Pengkajian keperawatanAnamnesa : dilakukan pada ibu diruang VK sebelum melahirkan dikaji tentang HPHT, riwayat
kehamilan, nama ibu/ayah, umur ibu/ayah, pekerjaan ibu/ayah, alamat serta cap jempol ibu.
Pengkajian fisik bayi baru lahir dilakukan oleh perawat meliputi : APGAR Skore, mengukur
berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas, mengambil cap kaki
bayi serta memberikan peneng pada bayi
Dari hasil study sebanyak 10 askep, didapatkan 95 % Perawat kurang mengkaji aspek masalah
yang dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola
fungsi kehidupan.
1. Diagnosa keperawatanDidapatkan 3 diagnosa yang sama pada semua pasien baru yang sudah menjadi standar asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir diruangan melati RSUD Sumedang.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
63/128
Dari hasil study sebanyak 10 askep didapatkan 90% Diagnosa keperawatan sudah mencerminkan
PE/PES.
1. Perencanaan keperawatanRencana asuhan keperawatan dicatat sebelum pasien masuk ke ruangan, Dari hasil study
sebanyak 10 askep didapatkan 100% Intervensi keperawatan mencantumkan kriteria waktu dan
kriteria hasil, serta Intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan.
1. Tindakan keperawatanDidapatkan 92,3% dalam implementasi perawat kurang mengobservasi respon pasien terhadap
tindakan keperawatan terhadap beberapa yang tidak dilakukan revisi berdasarkan hasil evaluasi.
Dari hasil observasi terhadap implementasi keperawatan didapatkan bahwa tindakan yang
dilakukan oleh perawat terhadap pasien mayoritas merupakan tindakan delegatif dari dokter
1. Evaluasi keperawatanDari hasil obervasi didapatkan 100% evaluasi dibuat dalam bentuk SOAP, mencantumkan data
subjektif dan objektif pasien, asessment dan planning.
1. Peran fungsi kepala ruanganNo Aspek yang dinilai Hasil
A Melaksanakan fungsi perencanaan 100%
B Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan 82,64%
C
Melaksanakan fungsi pengawasan pengendalian dan
penilaian100%
1) Dimana dalam point pelaksanaan fungsi perencanaan meliputi:
a) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawat serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
b) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
64/128
c) Merencanakan dan menentukan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan yang akan
diselenggarakan bersama PP. Dimana pada point tersebut kepala ruangan selalu melaksanakan
tugas-tugas tersebut. Sehingga hasil presentasi akhir di dapatkan perhitungan 100%.
2) Dalam point Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
a) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat inap.
b) Mengatur dan menyusun daftar dinas tenaga keperawatan, sesuai peraturan yang berlaku.
c) Melaksanakan program orientasi tenaga perawat baru
d) Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan untuk melakukan
asuhan keperawatan sesuai dengan standart.
e) Mengadakan pertemuan dengan pelaksana perawat dan tenaga lain.
f) Melakukan serah terima setiap pergantian dinas.
g) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan.
h) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan lainya yang
diperlukan ruangan.
i) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap
pakai
j) Mengatur cuti perawat di ruangan
k) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventaris peralatan
l) Memelihara dan mengembangkan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan,
pengisian formulir, sensus harian klien, buku register dan catatan medic
m) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang rawat lain, kepala
bidang.koordinator perawatan, kepala seksi, kepala instalasi dan tim kesehatan lainya
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
65/128
n) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yan baik antara klien, keluarga, dan petugas
sehingga memberikan ketenangan
o) Memberikan motivasi tenaga non keperawatan dalam memelihara kebersihanruangan
p) Menghadiri rapat dengan kepala bidang
q) Melakukan kegiatan peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan.
r) Tugas kepala ruangan yang sudah dipaparkan di atas dimana sebanyak 14 pertanyaan
kepala ruangan selalu melakukan, dan 3 di antara pertanyaan lainya kepala ruangan, kepala
ruangan kadang-kadang melakukanya dimana tugas no. 5,7 dan 17.
3) Fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian dimana dalam point ini tugas kepala
ruangan meliputi :
a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan askep yang telah ditentukan
b) Melakukan penilain kinerja tenaga keperawtan yang berada di bawah tanggung jawabnya
c) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga perawat, peralatan dan
obat-obatan
d) Melaksanakan supervise kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan lain di ruangan
e) Mengadakan ronde keperawatan bersama ketua tim
f) Membuat laporan tahunan kegiatan pelayanan keperawatan di ruangan. Di mana dari 6
tugas terebut kepala ruangan melakukan tugas tersebut shingga pada point fungsi pengawasan,
pengendalian dan penlaian mendapatkan presentasi 100%
1. PendokumentasianDari hasil obervasi didapatkan 82% pencatatan sudah ditulis dengan jelas dan ringkas, Setiap
melakukan tindakan/kegiatan, perawat sudah mencantumkan kadang di paraf dan kadang tidak,
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
66/128
dalam penulisan nama jelas perawat jarang mencantumkan tanggal dan jam saat dilakukannya
tindakan.
Kajian Situasi Manajemen Asuhan Ruang Melati
No Aspek Yang Dinilai N Prosentase
1 Pengkajian Keperawatan 10 95 %
2 Diagnosa Keperawatan 10 90 %
3 Perencanaan Keperawatan 10 100 %
4 Tindakan Keperawatan 10 92,3%
5 Evaluasi Keperawatan 10 100%
6 Catatan Askep/Dokumentasi 10 82 %
Pencapaian Rata-rata 93,25 %
1. Alur masuk pasien1. Pelayanan flow of care
Ruang VK/OK
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
67/128
RGP
RGK
Jika membaik
Jik
a
memburuk
Triase
- APGAR
- Dibersihkan
- Dihangatkan
- Pengkajian fisik
Resusitasi
Diberikan penkes tentang :
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
68/128
1. Disc
har
ge
pla
nni
ng
Perencanaan pasien pulang merupakan tanggung jawab dokter, pasien dibolehkan pulang apabila
pasien dalam keadaan normal, reflek menyusu baik dan dengan persetujuan dokter.
Sebelum pasien pulang diberikan penyuluhan kepada ibu dan keluarga agar dapat melenjutkan
perawatan bayi dirumah dengan baik, Selama waktu pengkajian pada beberapa pasien mau
pulang diberikan penyuluhan tentang perawatan tali pusat, pentingnya asi, cara/posisi
memberikan asi yang baik, serta cara memandikan bayi. Penyuluhan diberikan oleh perawat,
bidan, atau mahasiswa yang sedang praktek dilakukan diruangan RGK atau diruang transit pada
saat pasien mau pulang.
1. ImplementasiPENGKAJIAN
NO ASPEK DESKRIPSI SITUASI
1
2
3
4
Pemenuhan
KDM,
Oksigenasi.
dan Nutrisi
Dari hasil pengkajian tanggal 24-29 Agustus 2009 didapatkan
data sebagai berikut :
- Klien diberikan susu berdasarkan kebutuhan cairan setiap
3 jam sekali
Perawatan
intensif
Pulang
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
69/128
5
6
Cairan dan
Elektrolit
Eliminasi
Pencegahan
terhadap infeksi
Sirkulasi
Integritas kulit
- Klien di berikan nutrisi melalui NGT dilakukan oleh
perawat
- Pada pasien di Ttriase pemberian nutrisi menggunakan
sendok, dari banyak pasien menggunakan hanya dengan satu
sendok.
- Spuit untuk pemberian susu tidak direbus
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pada pasien
dilakukan dengan cara parenteral. Penggantian alat infuse
dilakukan hanya bila infuse macet.
- Pasien yang memakai infuse hanya pasien yang berada
di ruang RGP sebanyak 10 orang.
- Tidak ada label observasi cairan.
- Pemenuhan kebutuhan eliminasi pada pasien di ruang
triase dan RGP dilakukan oleh perawat, dengan mengganti
popok dan parnel jika klien BAB dan BAK tapi tidak
dilakukan pembersihan oleh kapas cebok.
- Dari hasil observasi pada tanggal 24-29 Agustus 2009,
westaple berjumlah 2. Sabun untuk mencuci tangan ada. Lap
atau tisue untuk mengeringkan ada. Kegiatan mencuci tangan
sebelum melakukan tindakan jarang dilakukan oleh perawat.
- Untuk penggunaan sarung tangan hampir
85% menggunakan sarung tangan walau ada sebagian pasien
yang tidak menggunakan sarung tangan ketika membersihkan
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
70/128
bayi baru lahir.
- Penggunaan air untuk mandi klien, dalam 1 baskom
kecil di gunakan untuk bersama-sama (untuk klien yang
diseka).
- 100% menggunakan masker ketika perawat terkena
penyakit influenza.
- Sterilisasi di lakukan dengan menggunakan alat
sterilisator dan terdapat diruangan.
- Tidak ada pencantuman tanggal pada alat-alat kesehatan
(infuse) yang dipasang.
- Pemeriksaan TTV tidak pernah dilakukan oleh perawat,
dilakukan apabila ada pasien apnoe.
- Dari hasil pemenuhan kebuthan personal hygine
dilakukan oleh perawat :
Air panas yang digunakan berasal dari kran.
ANALISA DATA
No
.ITEM IDEAL AKTUAL PROBLEM
1.
2.
3.
4.
Flow of care :
Pemenuhan
KDM:
Pencegahan
1. Perawat mencuci tangan :Alat :
- Air bersih yang mengalir
atau dalam baskom
Dari hasil observasi
pada tanggal 24-29
Agustus 2009:
Kegiatan
Resiko tinggi
terjadinnya
infeksi
nosokomial
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
71/128
infeksi
Tindakan
keperawatan
Metode
Pendokumentasi
an
- Sabun
- Sikat lunak (bila perlu)
- Handuk atau lap bersih
dan kering
1. Mencuci tangan biasa- Jika memakai arloji
dilepas
- Tangan sampai siku harus
dibasahi
- Kemudian disabuni atau
disikat bila perlu
- Tangan selanjutnya
dibilas sampai bersih dan dilap
sampai kering
1. Mencuci tangan dengancara desinfeksi
- Tangan dibasahi mulai
dari ujung jari sampai dengan
siku dengan air mengalir
- Kemudian rendam
sekurangnya 2 menit didalam
larutab desinfektan
- Bilas dengan air bersih
mencuci
tangan
sebelum
melakukan
tindakan
jarang
dilakukan
oleh
perawat.
Untukpenggunaan
sarung
tangan
hampir
85% mengg
unakan
sarung
tangan
walaupun
ada sebagian
perawat
yang tidak
menggunaka
dikarenakan
-
Kurangn
ya kesadaran
perawat
-
Kurangn
ya sarana
dan
prasarana
Belum
optimalnya
implementasi
keperawatan
disebabkan
karena
kurangnya
sarana dan
prasarana
ruangan.
Belum
optimalnya
pengelolaan
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
72/128
- Keringkan dengan handuk
atau lap kering.
1. Prinsip-prinsip untukmemcegah infeksi
nasokomial :
1. Bila petugas akanmenolong bayi
baru lahir, dalam
pemasangan
infuse dan NGT
harus memakai
sarung tangan
2. Menjagakesterilan dalam
melaksanakan
pemberian
minum, setiap
satu pasien
memiliki satu dot
dan sebelum bayi
mendapat minum
harus dilihat
saluran cerna
n sarung
tangan
ketika
membersihk
an bayi baru
lahir.
Pada pasiendi triase
pemberian
nutrisi
menggunaka
n sendok,
dari banyak
pasien
menggunaka
n hanya
dengan satu
sendok.
Pada
ruangan
RGP
terdapat
incubator
ruangan
sesuai
dengan
standar
MPKP.
Belum
sesuainya
pengkajian
asuhan
keperawatan
sesuai
standart
berhubungan
dengan
belum
tersedianya
alat
pengkajian
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
73/128
(retensi cairan
lambung)
3. Jarak antaraincubator satu
dengan yang
lainnya harus
lebih dari 1 meter,
hal ini untuk
mencegah
terjadinya
penularan/infeksi
nasokomial.
4. Incubatorseharusnya diisi
oleh satu pasien
dikarenakan suhu
dalam incubator
disetting hanya
untuk satu pasien.
1.
Sebelum incubator
digunakan seharusnya
dilakukan penyeterilan
terlebih dahulu untuk
yang
jaraknya
kurang dari
1 meter
Dalam satuincubator
kadang-
kadang
berisi 2
pasien yang
memiliki
kelainan
penyakit
seperti
pasien yang
hiperbilirubi
n disatukan
dengan
pasien
BBLR
Incubatoryang telah
dipakai tidak
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
74/128
mencegah terjadinya
infeksi penularan.
Kebutuhan cairan dalamperhari disesuaikan
dengan berat badan bayi
dengan cara
perhitungannya:
keb.cairan x faktor
tetesan
24 x 60
Terbagi dalam tiga sift
Bayi neonatus harusmendapatkan special care
selama satu jam sekali
dimana special care
terdiri dari :
- Neonatus yang
membutuhkan pengawasan
respirasi, denyut jantung, atau
SPO 2
- Neonatus yang
membutuhkan oksigen yang
cukup
pernah
disterilkan
dahulu
sebelum
dipakai bayi
yang lain
Dalampemberian
terapi IVFD
kurang
terpantau
untuk
kebutuhan
cairan perha
ri
Untukpasien yang
di RGP
dalam
melakukan
observasi
tidak
dilakukan
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
75/128
- Neonatus yang mendapatkan
minum melalui NGT
- Neonatus yang mendapatkan
pemasangan fototerapi
- Neonates yang mendapatkan
pengawasan
pemeriksaan glukosa dan
bilirubin darah yang sering
- Neonatus yang
membutuhkan perawatan yang
terus menerus
Sebelum pertukaran shifharus dilakukan pre
conference dan post
conference sebagai alat
komunikasi verbal
Perwat ruangan dibagi menjadi
2-3 grup yang jumlahnya 6-7
orang bekerja sebagai suatu tim
dan terdiri dari tenaga
profesional, teknikal dan
pembantu dalam suatu grup kecil
yang saling membantu. Ketua
secara
berkesinamb
ungan
hanya dilak
ukan pada
pagi hari.
Timbangterima, pre
conference
dan post
conference
belum
optimal
dilakukan.
Pembagiantugas oleh
ketua tim
kepada
anggota tim
belum
berjalan
dengan baik
karena
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
76/128
tim sebagai penanggung jawab
melaksanakan fungsi
perancanaan, kordinasi, supervisi
dan evaluasi keperawatan.
Pengembangan dan revisi
rencana keperawatan dilakukan
melalui konferensi secara rutin
15-20 menit setiap hari.
Model asuhankeperawatan diharapkan
akan dapat meningkatkan
hubungan interpersonal
yang baik antara perawat
dan tenaga kesehatan
lainya.
Lingkungan kerjauntuk mencapai
manajerial
keperawatan
diruang rawat
inap dewasa
secara
keseluruhan
keterbatasan
tenaga
terutama
pada pagi
hari.
Pembagiantugas oleh
ketua tim
kepada
anggota tim
belum
berjalan
dengan baik
karena
keterbatasan
tenaga.
Letakruangan
yang
terpisah,
sehingga
dalam proses
pengawasan
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
77/128
mempunyai ruang
perawatan, box
bayi, ruang
tindakan, ruang
perawat atau
nurse statian
berada ditengah
ruangan
perawatan, ruang
kepala ruangan,
ruang tamu,
kamar mandi,
ruang peralatan,
kamar ganti
perawat, ruang
conference,
mushola, ruang
administrasi,
dapur, gudang,
dan depo farmasi.
Pendokumentasian diharapkan ditulis pada
kolom pengkajian yang
tenaga kerja
kurang
efektif.
Tidakadanya
kantor
kepala
ruangan
sehingga
kerja kepala
ruangan
bersatu
dengan
perawat
lainnya.
Tidaktersedianya
tempat untuk
ibu
menyusui
Rencanaasuhan
keperawatan
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
78/128
telah di sediakan dan di
beri tanda tangan, nama
jelas tanggal pengkajian
petugas jaga / perawat
jaga
Pengkajian yang harusdilakukan:
- HPHT
- Riwayat kehamilan
- ANC
- Skala Deboik
- APGAR score
- Reflek
- Head to too
dicatat
sebelum
pasien
masuk ke
ruangan.
AlatPengkajian
pada
neonates
belum
lengkap.
Perumusan Masalah
No ANALISIS MASALAH
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan hasil pengkajian selama 1
minggu di temukan problem infeksi
nosokomial yang ditandai dengan :
Kegiatan mencuci tangan sebelummelakukan tindakan jarang dilakukan
oleh perawat. Hal ini sangat
Resiko tinggi terjadinnya infeksi
nasokomial dikarenakan
kurangnya fasilitas untuk
menerapkan kewaspadaan universal
Belum optimalnya implementasi
keperawatan disebabkan karena
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
79/128
bertentangan dengan tindakan
idealnya bahwa mencuci tangan
harus di lakukan sebelum ataupun
sesudah melakukan tindakan.
Untuk penggunaan sarung tanganhampir 85% menggunakan sarung
tangan walaupun ada sebagian
perawat yang tidak menggunakan
sarung tangan ketika membersihkan
bayi baru lahir.
Berdasarkan hasil pengamatan haltersebut bisa terjadi oleh beberapa
faktor salah satu di antaranya :
1. Kurangnya kesadaran perawat akanpentingnya mencuci tangan
2. Karena padatnya pasien yang datang3. Kurangnya sumber daya manusia di
ruangan
Pada pasien di triase pemberian
nutrisi menggunakan sendok, dari
banyak pasien menggunakan hanya
dengan satu sendok.
Pada ruangan RGP terdapat incubator
kurangnya sarana dan prasarana
ruangan.
Belum optimalnya pengelolaan
ruangan sesuai dengan standar
MPKP
Belum sesuainya pengkajian
asuhan keperawatan sesuai standart
berhuungan dengan belum
tersedianya alat pengkajiana
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
80/128
yang jaraknya kurang dari 1 meter
Dalam satu incubator kadang-kadangberisi 2 pasien yang memiliki
kelainan penyakit seperti pasien yang
hiperbilirubin disatukan dengan
pasien BBLR
Incubator yang telah dipakai tidakpernah disterilkan dahulu sebelum
dipakai bayi yang lain
Dari data yang di temukan sebagaimana
terpapar di atas, bisa disimpulkan bahwa hal
tersebut dapat terjadi karena adanya berbagai
hal atau kekurangan yang di miliki di
antaranya :
- Sarana dan prasarana seperti
incubator yang dimiliki di ruangan sangatlah
minimal .
- Jarak antara incubator kurang dari 1
meter hal ini terjdi karena mengikuti kondisi
ruangan yang ada pada saat ini.
- Incubator yang sudah dgunakan tidk
di sterilkan mungkin bisa disebabkan karena
padatnya pasien sehingga tidak ada waktu
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
81/128
untuk menyeterilkan incubator.
Dalam masalah tindakan keperawatan di
temukan beberapa data yang sedikit
menyimpang antara ideal dan kenyataan di
antaranya:
Dalam pemberian terapi IVFDkurang terpantau untuk kebutuhan
cairan perhari beberapa hal yang bisa
memepengaruhi hal- hal tersebut,
berdasarkan perkiraan analisis, kami
menyimpulkan bahwa hal tersebut
bisa terjadi karena kurangnya sarana
dan prasarana seperti alat untuk
membantu mengukur cairan seperti
mikroburret, tidak adanya protap
untuk cara perhitungan kebutuhan
cairan untuk neonatus.
Untuk pasien yang di RGP dalammelakukan observasi tidak dilakukan
secara berkesinambungan
hanya dilakukan pada pagi hari. Hal
in bisa terjadi mungkin disebabkan
karena padatnya waktu perawat untuk
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
82/128
mengelola pasien
Timbang terima, pre conference danpost conference belum optimal
dilakukan. Hal ini bisa disebabkan
karena kurangnya pengetahuan
perawat tentang prosedur timbang
terima pasien.
Jam datang dan jam pulang perawat
tidak tepat, dikarenakan kurangnya
kesadaran dari individu masing-
masing.
Pembagian tugas oleh ketua timkepada anggota tim belum berjalan
dengan baik karena keterbatasan
tenaga terutama pada pagi hari.
Pembagian tugas oleh ketua tim
kepada anggota tim belum berjalan
dengan baik karena keterbatasan
tenaga. Hal ini bisa terjadi karena
padatnya jumlah pasien yamg pasien
yang masuk. Pembagian tugas yang
belum jelas.
Letak ruangan yang terpisah,
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
83/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
84/128
NO Masalah
Bobot Jml Prioritas
I P S R P D T R
1
Resiko terjadinya infeksi
nasokomial dikarenakan
kurangnya kesadaran
perawat
5 4 5 5 5 4 5 4 37 2
2
Belum optimalnya
implementasi
keperawatan disebabkan
karena kurangnya sarana
dan prasarana ruangan.
5 4 5 5 4 4 4 4 35 3
3
Belum optimalnya
pengelolaan ruangan
sesuai dengan standar
MPKP
3 4 2 2 3 5 3 4 26 4
4
Belum sesuainya
pengkajian asuhan
kperawatan sesuai
standart berhuungan
dengan belum
tersedianya alat
pengkajiana
5 5 3 3 3 5 4 4 40 1
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
85/128
-
7/22/2019 Contoh Mankep Blog
86/128
Operasional
1.
2.
3.
4.
Belum
optimalnya pengisian
asuhan keperawatan
sesuai standart
pengkajian
perinatologi
Rasiko tinggi
terjadinnya infeksi
nasokomial
dikarenakan
kurangnya pasilitas
untuk menerapkan
kewaspadaan
universal
Belum optimalanya
pengelolaan ruangan
sesuai dengan
standart MPKP
Belum optimalanya
perawat melakukan
tindakan keperawatan
Tupan :
Pengisian asuhan
keperawatan bisa
dilakukan secara
lengkap
Tupen :
Proses pengisian
asuhan
keperawatan
sesuai dengan
standar
pengkajian
perinatologi
Tupan :
Infeksi
nasokomial tidak
terjadi
Tupen :
Selama
implementasi
mahasiswa
1. Koordinasi dengankepala ruangan