corporate social responsibility fix

26
 ABSTRAK PENERAPAN CORPORATE SOCI AL RES PONSI BIL I TY (CSR) PADA PT HM SAMPOERNA Oleh : M. Bakri Affandi Renawati Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan. Bahkan tidak sedikit perusahaan yan menyediakan dana yang cukup besar untuk aktivitas tersebut. PT HM Sampoerna adalah salah satu perusahaan yang saat konsern terhadap kegiatan CSRterutama dalam bidang pendidikan. Bahkan mereka telah mendirikan yayasan yang diberi nama Sampoerna Foundation untuk mengelolah aktivitas CSR mereka dalam bidang pendidikan tersebut. Kata Kunci : CSR, Perusahaan, Pendidikan

Upload: rena0310

Post on 09-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan. Bahkan tidak sedikit perusahaan yan menyediakan dana yang cukup besar untuk aktivitas tersebut.

TRANSCRIPT

ABSTRAKPENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PT HM SAMPOERNAOleh :M. Bakri AffandiRenawati

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan. Bahkan tidak sedikit perusahaan yan menyediakan dana yang cukup besar untuk aktivitas tersebut. PT HM Sampoerna adalah salah satu perusahaan yang saat konsern terhadap kegiatan CSRterutama dalam bidang pendidikan. Bahkan mereka telah mendirikan yayasan yang diberi nama Sampoerna Foundation untuk mengelolah aktivitas CSR mereka dalam bidang pendidikan tersebut.Kata Kunci : CSR, Perusahaan, Pendidikan

PENDAHULUAN

Latar BelakangPerkembangan peradaban umat manusia terus berjalan dan terus meningkat. Perkembangan tersebut menghinggapi seluruh bidang kehidupan manusia, termasuk bidang ekonomi. Berbicara mengenai bidang ekonomi, tidak lengkap jika tidak membahas mengenai kegiatan bisnis atau usaha karena kegiatan bisnis atau usaha merupakan kegiatan inti dari bidang ekonomi secara umum. Kegiatan bisnis sendiri dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.Dalam perkembangan dunia bisnis, ternyata tidak hanya berbicara mengenai keuntungan dan kegiatan produksi saja. Namun belakangan muncul pandangan bahwa lingkungan sosial merupakan bagian penting dalam perkembangan kegiatan bisnis bagi perusahaan. Munculnya kesadaran bahwa kegiatan produksi suatu perusahaan secara tidak langsung telah menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sosial maupun lingkungan fisik di sekitar tempat kegiatan produksi perusahaan, membuat beberapa perusahaan merasa penting untuk melakukan kegiatan yang bersifat sosial. Kegiatan atau aktivitas yang bersifat sosial ini akhirnya dijadikan sebagai kegiatan yang dapat dikatakan wajib bagi perusahaan-perusahaan yang banyak memberikan dampak negatif bagi lingkungannya. Kegiatan yang bersifat sosial seperti tersebut saat ini sering disebut dengan Corporate Social Responsibility atau disingkat dengan CSR.Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Kegiatan tersebut tidak secara jelas dilabelkan sebagai CSR, namun dari aktivitas, peran serta dan kepedulian yang ditunjukkan oleh perusahaan secara faktual dapat dikatakan sebagai bentuk pelaksanaan program CSR. Sejak tahun 2003, Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Di Indonesia telah ditetapkan kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan program CSR, kewajiban tersebut dituangkan dalam UU PT No.40 Tahun 2007.PT HM Sampoerna merupakan salah satu perusahaan termuka di Indonesia. Sampoerna memiliki program CSR yang cukup baik dan besar. Salah satu konsentrasi kegiatan CSRnya adalah dibidang pendidikan. Berbagai macam program yang dilakukan oleh Sampoerna dalam aktivitas CSRnya dalam bidang pendidikan ini dikoordinasikan oleh sebuah yayasan yang dikelola oleh sampoerna yang diberi nama Sampoerna Foundation.Dalam makalah ini penulis ingin mempelajari mengenai program CSR yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna dan Sampoerna foundation dalam memenuhi kewajibannya ke pada masyarakat dan lingkungan sekitar.

PEMBAHASAN

Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) Defenisi dari CSR itu sendiri telah dikemukakan oleh banyak pakar. Di antaranya adalah defenisi yang dikemukan oleh : Magnan & Ferrel yang mendefenisikan CSR sebagai : A business acts in socially responsible manner when its decision and actions account for and balance diverse stakeholder interest. Defenisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial bertanggung jawab. Komisi Eropa membuat defenisi yang lebih praktis yakni bagaimana perusahaan yang secara sukarela memberikan kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. Elkington mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (profits); masyarakat, khususnya komunitas sekitar (people); serta lingkungan hidup (planet earth). Trinidads & Tobacco Bureau of Standards mendefenisikan CSR sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, danberkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih luas. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam pubilkasinya Making Good Business Sense mendefinisikan CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, sebagai: Continuing commitment by business to be have ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workface and their families as well as of the local community and society at large.36Maksudnya adalah komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Menurut Lingkar Studi CSR Indonesia, defenisi CSR adalah upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga hal pokok dalam konsep pemahaman mengenai CSR, yaitu :1. Bahwa sebagai suatu artificial person, perusahaan atau korporasi tidaklah berdiri sendiri dan terisolasi, perusahaan atau perseroan tidak dapat menyatakan bahwa mereka tidak memiliki tanggung jawab terhadap keadaan ekonomi, lingkungan maupun sosialnya.2. Keberadaan (eksistensi) dan keberlangsungan (sustainability) perusahaan atau korporasi sangatlah ditentukan oleh seluruh stakeholders-nya dan bukan hanya shareholders-nya. Para stakeholders ini, terdiri dari shareholders, konsumen, pemasok, klien, costumer, karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar dan mereka yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan (the local community and society at large).3. Melaksanakan CSR berarti juga melaksanakan tugas dan kegiatan sehari-hari perusahaan atau korporasi, sebagai wadah untuk memperoleh keuntungan melalui usaha yang dijalankan dan/atau dikelola olehnya.

Latar Belakang dan Perkembangan Corperate Social Responsibility (CSR)Revolusi industri pada dekade 19-an, telah mengakibatkan adanya ledakan industri. Di era itu, korporat memandang dirinya sebagai organisasi yang bertujuan mengeruk keuntungan semata. Kontribusinya terhadap komunitas hanya berupa penyediaan lapangan kerja dan mekanisme pajak yang dipungut pemerintah. Padahal, komunitas membutuhkan lebih dari itu. Kegiatan ekonomi yang dilakukan korporat telah membawa kerusakan pada lingkungan, yang acap kali biaya pemulihannya dibebankan pada komunitas/pemerintah. Seiring perkembangan teori manajemen, periode 1970-an korporat pun mulai menyadari pentingnya peran lingkungan internal dan eksternal terhadap keberadaanya. Komunitas tidak lagi dianggap sebagai konsumen semata, melainkan juga sebagai mitra (partnership). Maka lahirlah istilah CSR atau tanggung jawab sosial korporat.Itulah yang kemudian melatarbelakangi munculnya konsep CSR yang palling primitif: kedermawaan yang bersifat karitatif. Tanggung jawab sosial korporasi (Corperate Social Responsibility) telah menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama. Bahkan Kode Hammurabi (1700-an SM) yang berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para pengusaha yang lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan kematian bagi pelanggannya. Kode Hammurabi merupakan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup dengan ketentuannya yang menyatakan, bahwa sanksi pidana dikenakan kepada seseorang apabila ia membangun rumah sedemikian gegabahnya sehingga runtuh dan menyebabkan cederanya orang lain.45 Dalam Kode Hammurabi disebutkan bahwa hukuman mati diberikan kepada orang-orang yang menyalahgunakan izin penjualan minuman, pelayanan yang buruk, dan melakukan pembangunan gedung di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain.Di negara lain seperti Amerika Serikat, CSR telah berkembang menjadi etika bisnis yang begitu penting dan memberikan tekanan bagi perusahaan-perusahaan untuk mengimplementasikannya. Di Ameriksa Serikat, terlihat kecenderungan perusahaan-perusahaan yang melihat CSR tidak lagi menjadi kewajiban yang dapat membebani perusahaan, tetapi justu dapat dijadikan sebagai alat atau strategi baru dalam hal pemasaran atau marketing perusahaan. Dalam suatu artikel di Harvard Business Review tahun 1994, Craig Smith mengetengahkan The New Corporate Philanthropy, yang menjelaskan sebagai suatu perpindahan kepada bermunculannya komitmen-komitmen jangka panjang perusahaan-perusahaan untuk memperhatikan atau turut serta dalam suatu inisiatif atau permasalahan sosial tertentu, seperti memberikan lebih banyak kontribusi dana, dan hal ini dilakukan dengan cara yang juga akan dapat mencapat tujuan-tujuan atau sasaran bisnis perusahaan. Dalam artikelnya, Smith juga memberikan beberapa ulasan singkat dalam sejarah yang menjadi tolak ukur perubahan atau evolusi atas pandangan perusahaan-perusahaan terhadap CSR di Amerika Serikat. Sekitar tahun 1950-an, Mahkamah Agung mengeluarkan putusan yang menarik segala restriksi hukum dan menyatakan tidak berlaku segala aturan tidak tertulis yang menghalangi keterlibatan perusahaan dalam isu-isu sosial. Sehingga, pada tahun 1960-an, dengan telah ditariknya halangan-halangan tersebut diatas, perusahaan-perusahaan mulai merasakan adanya tekanan atas diri mereka untuk menunjukkan tanggung jawab sosial mereka, dan banyak perusahaan yang mulai mendirikan in-house foundations atau unit khusus untuk menangani hal ini.Pada tataran global tahun 1992 diselenggarakan KTT yang diadakan di Rio de Jenario, Brazil yang menegaskan mengenai konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability development) sebagai suatu hal yang bukan hanya menjadi kewajiban negara, namun juga harus diperhatikan oleh kalangan korporasi. Gaung CSR kian bergema setelah diselenggarakan World Summit on Sustainable Development (WSSD) tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan. Sejak itulah defenisi CSR mulai berkembang. Triangle Bottom Line CSR Terobosan besar dalam konteks CSR ini dilakukan oleh John Elkington melalui konsep 3P (Profit, People, dan Planet) yang dituangkan dalam bukunya Cannibals with forks, The tripple Bottom Line of Twentieth Century Business yang diliris pada tahun 1997. Ia berpendapat bahwa jika perusahaan ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan 3P. yaitu : Profit (keuntungan): sebagaimana layaknya perusahaan pada umumnya, setiap perusahaan pasti menginginkan laba yang semaksimal mungkin. People (masyarakat) :perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat Planet (Lingkungan) : berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Manfaat Corporate Social ResponbilityMenurut A.B. Susanto dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR, antara lain sebagai berikut:1. Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan.Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosialnya secara konsisten akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang dijalankanya. CSR akan mendongkrak citra perusahaan, yang dalam rentang waktu panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan.2. CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.Demikian pula ketika suatu perusahaan diterpa kabar miring bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan memaafkannya.3. Menberi kebanggaan kepada karyawanKaryawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memilki reputasi yang baik4. CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdersnya.Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memilki kepedulian terhadap pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Hal ini mengakibatkan para stakeholders senang dan merasa nyaman dalam menjalankan hubungan dengan perusahaan.

5. Meningkatnya penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search Worldwide.Konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memilki reputasi yang baik.6. Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya.Kategori Program CSRProgram kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam kontek CSR dikategorikan dalam bentuk: Public relation, usaha menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan (penghijauan) Strategi Defensif, kegiatan untuk menangkis upaya negatif yang berkembang dengan melakukan kegiatan yang dianggap negatif tersebut (penindasan karyawan dg pemberdayaan karyawan) Keing inan tulus untuk melakukan CSR, yaitu melakukan program untuk kebutuhan komunitas atau komunitas sekitar perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda. Dalam kegiatan tersebut perusahaan sama sekali tidak mengambil suatu keuntungan secara materiel tetapi berusaha untuk menanamkan kesan baik terhadap komunitas berkaitan dengan kegiatan perusahaan Pengelolahan Program CSREmpat langkah untuk mengelola program tanggungjawab sosial:1. Diawali dari top management dan diikutsertakan dalam perencanaan strategik.2. Manajemen puncak harus mengembangkan rencana yang menggambarkan detail tingkatan dukungan manajerial.3. Harus ada seorang eksekutif yang bertanggung jawab terhadap program.4. Organisasi harus melakukan audit social secara berkalaLingkup CSRLingkup aktivitas CSR secara garis besar dapat digolongkan menjadi enam bagian, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut : Lingkungan hidup (environment)Meliputi; pencegahan semua polusi, pemanfaatan limbah, daur ulang, pelestarian lingkungan hidup, pencegahan pemanasan global, dll Efisiensi energi (energy efficiency)Seperti penggunaaan energi alternatif, penghematan energi disemua bidang, atau menyuarakan kesadaran atas krisis energi. Sumber daya manusia (human resources) Ditujukan terutama untuk karyawan perusahaan atas haknya, seperti pelatihan, gaji yang mencukupi, lingkungan kerja yang sehat dan aman, jaminan kesehatan atau tunjangan lain, serta hubungan yang harmonis antar karyawan di semua jenjang manajemen. Pengembangan masyarakat (community development) Aspek ini yang sering kali menjadi perhatian utama perusahaan sebagai bentuk pelayanan masyarakat, baik dibidang pendidikan, kesehatan, maupun donasi. Namun sayangnya kurang dibarengi dengan pendidikan moral sehingga kemandirian masyarakat kurang terbentuk. Produk (product) Perhatian terhadap keamanan dan kualitas produk, terutama produk konsumsi telah mendapat perhatian besar dari masyarakat dunia. Bila perusahaan tidak dapat menjamin kualitas produk maka kegiatan tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat sudah tidak berarti. Kelangsungan hidup (sustainability) Menjadi isu yang sangat penting karena mencakup pengertian yang luas dan dalam. Perusahaan harus menunjukkan perhatian dan cara dalam menjaga nilai ekonomi dan sosial nya dalam berusaha memenuhi kepentingan stakeholders-nya.Peraturan CSR di IndonesiaPengaturan dan Pelaksanaan CSR di Indonesia, diantaranya:1. Pra UU No. 40 Tahun 2007. Sebelum diatur secara eksplisit dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (dan sebelumnya dalam UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal), konsep CSR sebenarnya telah diatur dalam beberapa Undang-undang di Indonesia. Mengingat definisi dan cakupan CSR yang luas, yaitu termasuk bidang lingkungan, konsumen, ketenagakerjaan dan lain-lain, maka di bawah ini diuraikan tentang beberapa Undang-undang yang di dalamnya secara tidak langsung mengatur tentang konsep CSR. a. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 6 (1): Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan. Pasal 6 (2): Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 16(1): Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan. Pasal 17(1): Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun. b. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Undang-undang ini banyak mengatur tentang kewajiban dan tanggung jawab perusahaan terhadap konsumennya. 2. UU NO. 40 Tahun 2007 Pengaturan dan Analisa. Pasal - pasal yang mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan dalam UU No. 40 tahun 2007 tersebut adalah sebagai berikut:

Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 a. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun pada masyarakat pada umumnya. Bab IV Rencana Kerja,Laporan Tahunan dan Penggunaan Laba Bagian Kedua Laporan Tahunan Pasal 66 1) Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir 2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang kurangnya : laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Pasal 74(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhitungkan kepatutan dan kewajaran (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah Penjelasan Pasal 74 (1) Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat. (2) Yang dimaksud dengan Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan mengusahakan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.Profil Perusahaan PT HM SAMPOERNAPT HM Sampoerna, Tbk merupakan salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia. Yang memiliki kantor pusat di Jawa Timur ini mempekerjakan lebih dari 27.000 orang. Kini Sampoerna mengoperasikan enam pabrik rokok di Indonesia dan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 59 kantor penjualan diseluruh Indonesia.Perusahaan yang didirikan oleh Liem Seeng Tee pada tahun 1913, yang kini sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Philip Morris Indonesia mengusai hamper 30% pasar rokok di Indonesia. Visi yang dimiiki oleh PT HM Sampoerna, Tbk yang terkandung dalam Falsafah Tiga Tangan. Falsafah tersebut menggambarkan mengenai lingkungan usaha dan peranan sampoerna, yakni yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis serta masyarakat luas merupakan pihak yang dirangkul oleh Sampoerna untuk mencapai visinya menjadi perusahaan yang terkemuka di Indonesia.

Untuk mencapai misi tersebut, PT HM Sampoerna menjabarkannya dalam misi perusahaan, yakni :1. Memproduksi rokok yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi perokok dewasa.2. Memberi kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat.Dalam melakukan proses manufakturnya, PT HM sampoerna selalu menerapkan standar yang sama persis untuk memastikan kualitas prima yang diharapkan para perokok mereknya. Operasional kami sehari-hari tidak hanya meliputi produksi rokok, tetapi juga mencakup cara kami berbisnis dan berinteraksi dengan dunia di luar kantor kami, baik secara lokal ataupun global.Salah satu tujuan utama PT HM sampoerna adalah menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, di tingkat lokal maupun global. Di setiap negara tempat produknya dijual, dengan dipandu oleh prinsip dasar yang sama: Menyampaikan dampak serius merokok terhadap kesehatan. Menganjurkan regulasi tembakau yang efektif, berdasarkan bukti serta berlandaskan pada prinsip pengurangan bahaya. Mendukung pelaksanaan dan pemberlakuan tegas ketentuan yang mengatur usia minimum pembelian produk tembakau. PT HM Sampoerna Tbk juga bekerjasama erat bersama pengecer dan mitra lain untuk menerapkan program pencegahan merokok di kalangan anak dan remaja. Bekerja sama dengan pembuat kebijakan, lembaga penegak hukum, dan pihak pengecer untuk memerangi perdagangan ilegal rokok palsu dan selundupan. Menerapkan kebijakan dan program untuk menjalankan operasi yang mendukung keberlanjutan, termasuk mengurangi penggunaan sumber daya alam, menurunkan emisi karbon, mendaur ulang serta mengurangi limbah. Bekerja sama dengan petani dan pemasok untuk mengembangkan pertanian tembakau yang berkelanjutan. Melalui program Agricultural Labor Practices (ALP/Praktik Tenaga Kerja Pertanian), Perusahaan bekerjasama dengan pemasok dan petani, lembaga masyarakat, dan pemerintah untuk mengatasi masalah pekerja anak dan pelanggaran lainnya tentang ketenagakerjaan terkait dengan mata rantai pasokan kami. Berkontribusi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat lokal di mana kami beroperasi dan menghasilkan tembakau kami dengan membantu masyarakat melalui kegiatan sosial, kegiatan sukarela, dan dukungan terhadap berbagai lembaga nirlaba. Ada berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Sampoerna untuk menunjukan tanggung-jawab sosialnya, diantaranya : Prakarsa LingkunganSelain itu PT HM Sampoerna Tbk juga memperhatikan dampak lingkungan dari aktivitasnyamulai dari membeli daun tembakau, memproduksi produk tembakau, hingga menjalankan berbagai kantor nya di seluruh Indonesiadan kami mengambil berbagai langkah untuk mengurangi dampak lingkungannya. Sompoerna telah menentukan objektif lingkungan yang agresif namun realistis dan, melalui implementasi serangkaian program nyata. Good Agricultural Practices (Praktik Pertanian yang Baik)Sampoerna telah mengembangkan panduan Good Agricultural Practices (GAP/Praktik Pertanian yang Baik) untuk menilai praktik pertanian pemasok kami dan untuk mengidentifikasikan peluang perbaikan. Salah satu area fokus utama program GAP adalah mengurangi dampak lingkungan hidup dari penanaman tembakau. Pencegahan Merokok di Kalangan Anak dan Remaja Sampoerna percaya bahwa produsen tembakau dapat dan harus mengambil tindakan untuk mencegah anak merokok. Tindakan tersebut dapat berkisar dari mendukung regulasi yang efektif hingga mengimplementasikan program pencegahan anak merokok milik mereka sendiri. Berikut ini pendapat kami dan tindakan yang telah kami lakukan: Tegas menentang merokok di kalangan anak. Senantiasa mendorong pemerintah Indonesia untuk memberlakukan ketentuan usia minimum pembelian produk tembakau dan untuk membatasi pemasaran dan iklan secara lebih ketat. Tidak memasarkan produk kepada anak. Iklan kami ditujukan kepada orang dewasa dan bertujuan agar perokok dewasa memilih produk kami daripada produk pesaing. Tenaga Kerja Anak Kami menerapkan kebijakan ketenagakerjaan dari perusahaan induk kami, Philip Morris International ("PMI"), yang menetapkan batasusia minimum dan melarang kerja paksa di semua kantor dan pabrik kami di seluruh Indonesia. Praktik Pertanian yang Baik (GAP) Sampoerna adalah salah satu pembeli terbesar daun tembakau Indonesi. Meskipun sampoerna tidak menanam tembakau, namun berkomitmen untuk mempromosikan pertumbuhan tembakau berkualitas dalam kondisi yang melindungi lingkungan dan memastikan keberlanjutan tanaman. Untuk mencapai sasaran tersebut, Sampoerna telah mengembangkan seperangkat panduan Good Agricultural Practices (GAP/PraktikPertanian yang Baik) yang dirancang untuk memungkinan kita menilai proses pertanian para pemasok kita dan untuk mengidentifikasikan peluang perbaikan. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sampoerna mengemban tanggung jawab terhadap pekerja kami dan terhadap lingkungan di mana mereka tinggal dan bekerja secara serius. Sasaran kami adalah mencapai tingkat kecelakaan nol melalui program Zero Lost Time Injury (LTI/Cedera Hilang Waktu Nol) . Green Tobacco Sickness Green Tobacco Sickness (GTS) adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh penyerapan nikotin melalui kulit saat pekerja memanen daun tembakau yang basah. Hal ini ditandai dengan gejala antara lain sakit kepala, mual, muntah dan fluktuasi tekanan darah dan denyut jantung.Sampoerna berkomitmen untuk melaksanakan bagian kami dalam mengingatkan kesadaran di antara petani tembakau, menyediakan informasi yang mereka butuhkan untuk mencegah pajanan terhadap penyakit ini. Sampoerna juga akan bekerja sama dengan pemerintah bila perlu untuk meningkatkan kesadaran mengenai masalah ini. Penanggulangan Bencana Bencana alam merupakan salah satu bagian memilukan dari realitas di Indonesia. Tim Sampoerna Rescue (SAR) telah dikerahkan untuk melakukan penanganan bencana alam di berbagai daerah di Indonesia. Pendidikan Sampoerna berfokus dalam memberikan akses lebih besar terhadap materi pendidikan melalui Pusat Pembelajaran Masyarakat dan Mobil Pustaka di daerah sekitar pabrik kami di Jawa Timur dan Jawa Barat. Kami juga mengoperasikan perpustakaan karyawan di pabrik SKT kami di Surabaya, Jawa Timur. Program Kampus kami merupakan bentuk lain dukungan kami bagi pendidikan tinggi di Indonesia. Program yang bertujuan untuk membantu mahasiswa dan dosen memperluas wawasan mereka ini menawarkan berbagai pengalaman mendidik di luar kelas. Program ini menawarkan berbagai kegiatan, seperti diskusi interaktif, serta workshop kewirausahaan dan manajemen di tujuh lokasi perpustakaan kampus yang kami namakan Sampoerna Corner, serta program kunjungan studi Sampoerna Best Student Visit. Untuk menunjukkan dukungan konsisten kami terhadap visi Putera Sampoerna Foundation dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, kami bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) dalam pendirian Sampoerna School of Education, yang mulai beroperasi sejak bulan Juni 2009, dan diikuti dengan pendirian Sampoerna School of Business, yang telah beroperasi sejak bulan September 2010, di mana kedua sekolah tersebut menawarkan konsep universitas berkelas internasional dan beasiswa bagi mahasiswanya. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pada tahun 2006, Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKSampoerna) mulai beroperasi di atas lahan Perusahaan seluas 10 hektar di dekat pabrik kami di Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur. PPKSampoerna menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan untuk mendorong pengembangan usaha kecil di masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik Sampoerna dan di sejumlah daerah lain di Jawa Timur dan Lombok. Keberlangsungan Lingkungan Melalui kerja sama dengan beberapa organisasi lingkungan, Sampoerna mendukung Program Pelestarian Mangrove di Surabaya dan penanaman kembali hutan di Pasuruan dan Lombok untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui kerja sama dengan beberapa organisasi lingkungan, kami mendukung Program Pelestarian Mangrove di Surabaya dan penanaman kembali hutan di Pasuruan dan Lombok untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Pada bulan Mei 2010, Sampoerna menerima piagam penghargaan Wana lestari dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia dalam acara yang diikuti dengan penandatanganan nota kesepahaman untuk mendukung pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI), Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Hutan Rakyat di Indonesia, untuk mendukung program Penanaman 1 Miliar Pohon 2010 Kementerian Kehutanan. Sampoerna FoundationSampoerna Foundation (SF) adalah sebuah organisasi filantropi profesional yang berdedikasi untuk menciptakan pemimpin Indonesia yang kompeten dan bermoral melalui pendidikan berkualitas. Sejak tahun 2001 SF telah memberikan lebih dari 32,000 beasiswa dari tingkat SD hingga S2, baik di dalam maupun luar negeri, kepada siswa yang memiliki kemampuan terbaik namun mengalami kesulitan keuangan. Sejak tahun 2005, SF juga mengolah program pengembangan sekolah dengan mengadopsi 17 sekolah dan 5 madrasah di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Program ini memiliki tujuan positif yang tidak hanya ditujukan untuk siswa, tetapi ditujukan juga untuk guru, kepala sekolah dan sistem pendidikan. Pada tahun 2006, SF telah meluncurkan SF Teacher Institute (SFTI) dan menyediakan layanan pinjaman biaya pendidikan (student loan). Pada tahun 2009, SF akan meluncurkan program sekolah bertaraf internasional berasrama, Sampoerna Academy. Visi dan MisiVisiBersama-sama kita menciptakan pemimpin yang kompeten dan berbudi luhur melalui pendidikan berkualitas tinggi.

Misi Membuat model percontohan pendidikan yang berkesinambungan agar dapat menjamin pengembangan pelayanan pendidikan yang bermutu tinggi. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan menggalang kemitraan dengan semua pihak agar dapat berpartisipasi demi tercapainya pendidikan berkualitas. Menyediakan akses pendidikan untuk generasi muda yang berprestasi agar dapat meneruskan pendidikannya sehingga dapat memaksimalkan potensi yang ada di dalam diri masing-masing. Mempertahankan professionalisme dan sikap bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan operasional secara efektif serta efisien dalam penggunaan dana, sumber daya serta pengadaan mekanisme penjagaan mutu. Prestasi Sampoerna Foundation1. FS USPUSP telah dilaksanakan di 17 Sekolah Menengah Atas Negeri dan 5 madrasah. Dua tahun setelah pelaksanaan program, Sekolah Cohort I & II mengalami kemajuan yang pesat. Kemajuan ini dapat dilihat dari kenaikan nilai siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika dan Ekonomi hingga lebih dari 19%. Peringkat sekolah USP juga mengalami kenaikan yang sangat berarti. Contohnya, SMAN 4 Denpasar yang sebelumnya menduduki peringkat 41 kini, berhasil menduduki peringkat delapan di tingkat nasional.2. ScholarshipSampoerna Foundation telah memberikan lebih dari 30.000 beasiswa dari tingkat Sekolah Dasar hingga tingkat S2 kepada siswa yang berpresetasi cemerlang. Penerima beasiswa MBA kami diterima di berbagai institusi akademis yang bergensi antara lain, Harvard Business School (Harvard University), Haas School of Business (University of California Berkeley), Wharton School (University of Pennsylvania), London Business School, dan sekolah sekolah business terkemuka di seluruh dunia. 3. Sampoerna SBM-ITBDi tahun 2007, Sampoerna SSBM-ITB dianugerahi keanggotaan internasional oleh asosiasi institusi sekolah bisnis terbaik, antara lain, European Foundation for Management Development (EFMD) dan Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB), Amerika Serikat. Empat kelas telah dibuka untuk program Sampoerna SBM-ITB Executive MBA guna menampung 78 siswa berkualitas di tingkat eksekutif. 4. Education Recavery Program`Program kami telah membantu sekitar 10.000 siswa dari segala tingkatan pendidikan yang berdomisili di daerah-daerah yang tertimpa bencana. 800 guru di Aceh telah menerima pelatihan di bidang pedagogi dan bidang pengajaran masing-masing, sehingga dapat meningkatkan prestasi akademis sekitar 11.200 siswa. Sebagai salah satu pihak yang pertama berada di daerah yang tertipa bencana, kami berhasil memberikan motivasi kepada para korban bencana alam. 5. SF Teacher InstituteHingga bulan Desember 2007, SF Teacher Institute telah memberikan pelatihan pengembangan professional kepada lebih dari 8.000 guru yang tersebar di seluruh Indonesia. Bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional Indonesia, SF TI melangsungkan Kongress berskala nasional setiap tahunnya. Kongress Guru Indonesia II dihardiri lebih dari 1,100 peserta.

6. Student LoanHingga bulan Desember 2007, 25 institusi pendidikan di Indonesia telah setuju untuk berkerja sama dengan SF dalam melaksanakan dan mempromosikan program Student Loan. Program ini menjadikan kami sebagai pemberi layanan Student Loan pertama di Indonesia dengan suku bunga yang cukup rendah dibandingkan dengan pinjaman pendidikan lainya. Selain itu, program Student Loan juga bebas biaya administrasi.

SMA Adiwiyata (SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy))

Malang, 17 July 2009 - Setelah melalui proses seleksi yang ketat, 150 siswa terbaik berhasil menjadi pemenang beasiswa SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy). Program ini adalah program sekolah menengah atas bertaraf Internasional, berasrama dan bebas biaya. Siswa-siswa ini terpilih dari lebih 2600 aplikan yang mendaftar melalui beberapa tahap proses seleksi. Proses seleksi ketat yang terdiri dari tes potensi akademik, psikotes, wawancara, dan diskusi kelompok. Seluruh siswa yang menerima beasiswa ini adalah siswa-siswa yang berprestasi tapi memiliki kesulitan biaya untuk melanjutkan sekolah dan berasal dari seluruh Provinsi Jawa Timur. Setiap siswa akan mendapatkan beasiswa senilai kurang lebih 150 juta rupiah (US 15,000) untuk masa studi selama tiga tahun. Beasiswa tersebut mencakup biaya pendidikan, biaya tempat tinggal dan makan di asrama, buku pelajaran, asuransi kesehatan dan seragam.

PENUTUP

KesimpulanKegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komponen yang penting dalam mempertahankan keberlangsungan suatu perusahaan. Perusahaan tidak lagi hanya memikirkan profit saja, melainkan juga harus memikirkan aspaek lingkungan dan stakeholdernya. Kegiatan CSR dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, selain membangun image atau pencitraan yang positif bagi perusahaan, juga bisa menjadi media promosi bagi perusahaan.Berbagai aktivitas CSR dilakukan oleh prusahaan-perusahaan di Idonesia. Salah satunya PT HM Sampoerna Tbk yang juga melakukan aktivitas CSR. Aktivitas CSR yang dilakukan oleh Sampoerna tidak hanya dalam satu bidang saja. Hampir semua aspek yang berkaitan dengan stakeholder dan lingkungan terkait menjadi sasaran kegiatan CSR Sampoerna.Salah satu prioritas program CSR Sampoerna adalah dibidang pendidikan. Dan untuk mengakomodir aktivitas CSR dibidang pendidikan tersebut Sampoerna mendirikanyayasan yang diberi nama Sampoerna Foundation. Hal ini untuk mempermudah aktivitas CSR sampoerna dan untuk mempermudah aktivitas pengkontrolan dan pengawasan aktivitas tersebut.SaranPara pembisnis harus mulai memikir aktivitas CSR bagi perusahaanya. Karena kegiatan CSR ini tidak mengurangi keuntunganperusahaan. Dengan melakukan program CSR peusahan akan mendapat manfaat yang jauh lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.Selain itu pemerintah an masyarakat harus semakin kritis dalam mengawasi aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan, agar perusahaan melakukan aktivitas CSRnya dengan baik dan benar dan tidak hanya menjadikan aktivitas CSRnya menjadi kedok belaka.REFERENSI

Williams, Chuck.2001 , manajemen. Jakarta: Salemba EmpatBertens, K. 2000. Pengantar Etika bisnis. Yogyakarta : KanisiusUndang-Undang No. 40 Tahun 2007 Perseroan Terbatas Bab V Pasal 74.Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002) http://www.mediaindonesia.com/http://www.sampoerna.co.id/http://sampoernafoundation.org/http://bismar.wordpress.com/http://wikipedia.org/