cpd dr.fau

Upload: ojongonolah8578

Post on 14-Apr-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    1/28

    1

    BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI UNMAL/RSUD EF

    Laporan Kasus : Januari 2013

    Oleh : Jona Aresepta

    Pembimbing : dr. Fauzi Maridin, Sp.OG

    Hari/Tanggal : Januari 2013

    LAPORAN KASUS

    Cephalopelvic Disporpotion

    IDENTITAS

    Nama Pasien : Ny. S No RM :38233

    Umur : 30 tahun

    Alamat : Perum Bumi Sarana Indah, Blok A, No.06

    Suku : Batak

    Agama : Kristen

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Pendidikan terakhir : SMP

    Nama Suami : Tn. R

    Pekerjaan : Wiraswasta

    Masuk Rumah Sakit : 26 Desember 2012 Pukul : 23.30 WIB

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    2/28

    2

    ANAMNESA (autoanamnesa) 27 Desember 2012 pukul 01.00 WIB

    Keluhan Utama : Mules-mules sejak pukul 20.30 WIB

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Seorang wanita 30 tahun G2P1A0 datang ke RSUD Embung Fatimah

    dengan keluhan mules-mules sejak pukul 20.30 WIB, mules yang dirasakan

    Os. kuat dengan frekuensi yang sering, Os. juga mengaku keluar lendir sejak

    timbulnya mules dari kemaluannya, Os. Menyangkal keluar darah dan air-air

    dari kemaluannya.

    Os mengatakan hari pertama mens terakhirnya adalah pada tanggal 3

    maret 2012. Pasien mengatakan biasanya menstruasinya berlangsung 7 hari, teratur

    dan tidak pernah ada gangguan saat menstruasi.

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Pasien tidak menderita penyakit darah tinggi, penyakit jantung,

    penyakit ginjal, asma dan kencing manis.

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit darah tinggi,

    diabetes melitus, asma, dan cacat bawaan.

    Riwayat Alergi :

    Pasien mengatakan tidak ada alergi obat dan makanan

    Riwayat Haid

    Menarche : 14 tahun

    Lama Haid : 7 hari

    Siklus Haid : 28 hari

    Disertai Rasa Sakit : tidak disertai nyeri perut

    HPHT : 03 Maret 2012

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    3/28

    3

    Taksiran Persalinan : 12 Desember 2012

    Usia kehamilan : 42 minggu 1 hari

    Riwayat Perkawinan

    Pasien menikah tahun 2005 saat usianya 23 tahun. Os menikah dengan

    suaminya sudah 5 tahun

    Riwayat Obstetrik

    No Jenis

    kelamin

    Berat

    badan lahir

    Umur Cara

    melahirkan

    Tempa

    t

    Keadaan

    anak

    1

    2.

    Laki-laki

    Hamil ini

    2550 gram 7th SC RSOB Sehat

    Riwayat Kontrasepsi

    Pasien mengatakan sebelum hamil menggunakan pil KB

    Riwayat Operasi

    Os. mengatakan pernah mengalami operasi cesar 7 tahun yang lalu atas

    indikasi panggul sempit

    PEMERIKSAAN FISIK

    A. STATUS PRESENTKeadaan Umum : Baik

    Vital Sign:

    Kesadaran : Compos mentis

    Tekanan Darah: 110/70 mmHg Suhu : 36,5oC

    Nadi : 94 x/menit Respirasi : 16 x/menit

    Berat Badan : 43 kg

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    4/28

    4

    Tinggi Badan : 126 cm

    Gizi : Cukup

    B. STATUS GENERALISKepala : Normocephali

    o Mata : pupil isokor D/S, konjungtiva tidak anemis D/S, sklera tidakikterik D/S

    o Hidung: tidak ada septum deviasi, tidak ada polip, sekret (-), mukosatidak hiperemis

    o Muka : Chloasma Gravidarum (+)o Mulut : tidak ada karies, bibir tidak pucat

    Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfonodi dan kelenjar tiroid, JVP :

    52 cmH2O

    Thorax : Simetris D/S, tidak ada retraksi intercostalis, , areola mamae

    hiperpigmentasi (+)

    Paru

    o Inspeksi : Tidak ada napas tertinggal, pergerakanpernapasan reguler

    o Palpasi : Fokal fremitus D/S normalo Perkusi : Sonor disemua lapang paruo Auskultasi : Vesikuler D/S sama, ronkhi (-), wheezing (-)

    jantung

    o Inspeksi : tidak terlihat thrillo Palpasi : tidak teraba ictus cordiso Perkusi :

    Batas jantung kanan (sonor ke redup), Linea Parasternalis

    dextra ICS IV

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    5/28

    5

    Batas jantung kiri (sonor ke redup), Linea Midclavicula

    sinistra ICS V

    Batas jantung atas ( sonor ke redup), Linea sternalis SinistraICS II

    Pinggang jantung (sonor ke redup )Linea Parasternalis sinistra

    ICS III

    o Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular, gallop(-),murmur (-)

    Abdomen : cembung, striae gravidarum (+), luka bekas operasi (+)

    Ekstremitas : tidak ada edema dan varises pada kedua kaki

    STATUS OBSTETRI

    Pemeriksaan Luar :

    Inspeksi: cembung, striae gravidarum(+), luka bekas operasi (+)

    Palpasi:

    o LEOPOLD ITinggi fundus uteri : 33cm, TBJ: 3.410 gram di bagian

    fundus teraba bagian tidak bulat, lunak tidak melentingberkesan bokong janin.

    o LEOPOLD IITeraba bagian panjang, datar dan keras disebelah kiri ibu

    berkesan punggung. Teraba bagian- bagian kecil disebelah

    kanan perut ibu berkesan ekstremitas

    DJJ : 132x/mnt

    o LEOPOLD III

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    6/28

    6

    Teraba bagian bulat,keras dan melenting berkesan kepala janin

    pada bagian terbawah perut ibu yang belum engaged.

    o LEOPOLD IVKepala belum masuk PAP (floating),

    Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher):

    o Portio : Lunak dan tebalo Pembukaan : 1 cmo Ketuban : intako Bagian terbawah : kepalao Promontorium teraba : (+) 9,5 cm

    CV= CD-(1,5cm-2cm)

    = 9,5cm-1,5cm

    = 8cm

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Laboratorium

    Hematologi (26 Desember 2012 pukul 23.04WIB)

    Hb : 8,9 g/dl

    Leukosit : 14.100/mm

    Ht : 30 %

    Trombosit : 246.000/mm

    Eritrosit : 3.8 juta/mmBT : 4 mnt

    CT : 9 mnt

    Gol darah : A

    GDS : 94 mg/dl

    HBsAg : -

    Anti HIV : non reaktif

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    7/28

    7

    USULAN PEMERIKSAAN

    1. USG2.

    Pelvimetri

    DIAGNOSA KERJA

    Ibu G2P1A0 H1 Inpartu Kala 1 Fase Laten JTH + Cephalopelvic

    Disporpotion

    PENATALAKSANAAN

    o IVFD RL 20 gtt/menito Pasang catetero Sectio Caesaria Cyto

    PROGNOSIS

    o Quo ad vitam : dubia ad bonamo Quo ad fungtionam : dubia ad bonamo Quo ad sanationam : dubia ad bonam

    Laporan Operasi

    Tanggal pembedahan : 27 Desember 2012

    Pembedahan dimulai : pukul 03.00 WIB

    Pembedahan selesai : pukul 03.50 WIB

    Jenis anestesi : Spinal

    Diagnosis pra bedah : G2P1A0 H1 Inpartu Kala 1 Fase laten JTH+

    Cephalopelvic Disporpotion

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    8/28

    8

    Diagnosa pasca bedah : P2A0 H2 post Sectio Caesaria Tranperitoneal

    Profunda atas indikasi Cephalopelvic

    Disporpotion

    Jenis Pembedahan :Sectio Caesaria Transperitoneal Profunda

    Laporan Operasi:

    1. Pasien dibaringkan dalam keadaan telah diberikan Spinal Anestesi.2. Desinfektan lapangan operasi dan genitalia eksterna, tutup daerah

    sekitarnya dengan duk steril, kecuali daerah operasi.

    3. Insisi dinding abdomen pada linea mediana antara simfisis danpusat sepanjang 10 cm.

    4. Otot recto abdominalis disingkirkan secara tajam/tumpul.5. Peritoneum diperlebar dengan tajam/tumpul.6. Tampak uterus gravidarum7. Insisi SBR, diperdalam sampai kavum uteri.8. Bayi lahir pukul 03.15 WIB, BBL; 2900 gram, PB: 47 cm, Lingkar

    kepala: 33 cm, Lingkar dada: 31 cm, anus (+), JK: perempuan,

    A/S: 9/10

    9. Suntikan methergin 0,2 mg.10.Tali pusat dipotong, plasenta lahir manual, kotiledon lengkap,

    infark (-), hematom (-).

    11.Jahit uterus dengan jelujur terkait.12.Eksplorasi perdarahan tidak ada, bersihkan lapangan operasi.13.Jahit dinding abdomen lapis demi lapis.14.Operasi selesai

    Terapi Post Operasi:

    o Awasi KU sampai stabil, makan minum bila peristaltik (+)o Injeksi ceftriaxon 2x1000 mgo Injeksi Kanamicin 1 amp.o Inf. Metronidazol

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    9/28

    9

    o Injeksi Tramadol 3x1o Injeksi alinamine F 2x1

    FOLLOW UP PASIEN DI BANGSAL

    Tgl S O A P

    27/12/2012 Nyeri luka operasi

    (+), mual (+),

    muntah(-), flatus(-)

    , BAB(-), ASI (-)

    KU : Sedang, CM

    T : 110/80 mmHg

    N : 80 x/mnt

    R : 20 x/mnt

    S : 36,5 C

    Konjungtiva tidak anemis

    Thoraks : C/P dbn

    Abdomen :

    I : agak cembung

    Pa : TFU setinggi pusat

    A : peristaltik (+) rendah

    P2A0 post Sectio

    Caesaria

    Tranperitoneal

    Profunda atas

    indikasi CPD

    -Terapi lanjut

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    10/28

    10

    28/12/12 Nyeri luka operasi

    (+), mual (-),

    muntah (+), flatus

    (+), BAB (-), ASI (+)

    KU : Sedang, CM

    T : 110/80 mmHg

    N : 80 x/mnt

    R : 20 x/mnt

    S : 36,7 C

    Konjungtiva tidak anemis

    Thoraks : C/P dbn

    Abdomen :

    I : agak cembung

    Pa : TFU setinggi pusat

    A : peristaltik (+) normal

    P2A0 post Sectio

    Caesaria

    Tranperitoneal

    Profunda atas

    indikasi CPD

    -Terapi lanjut

    - Mobilisasi

    - UP infuse

    dan DC

    29/12/2012 Nyeri luka Operasi

    (+), keluhan lain(-)

    KU : Sedang, CM

    TD : 120/80 mmHg

    N : 82 x/mnt

    R : 18 x/mnt

    S : 35,7 C

    Konjungtiva tidak anemis

    Thoraks : C/P dbn

    Abdomen :

    I : agak cembung,

    luka baik, tidak ada

    pus

    Pa : TFU setinggi

    pusat

    A : peristaltik (+) normal

    P2A0 post Sectio

    Caesaria

    Tranperitoneal

    Profunda atas

    indikasi CPD

    - Ganti

    verban

    - BLP

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    11/28

    11

    PERMASALAHAN

    1. Apakah penegakan diagnosis pada pasien ini sudah benar?2. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah sesuai dengan

    standar pelayanan?

    PEMBAHASAN KASUS

    1. Apakah penegakan diagnosis pada pasien ini sudah benar?Pada kasus ini penegakan diagnosis Cefalopelvik Disproporsi sudah

    benar. Pada pasien ini ditemukan beberapa criteria yang mengarah ke

    diagnosis Cefalovelpik Disproporsi.

    Criteria pada kasus diatas adalah berdasarkan pada :

    1. Dari anamnesa adanya riwayat operasi section saecaria atasindikasi panggul sempit

    2. Dari pemeriksaan fisik terdapat kelainan bentuk tubuh ibu (cebol),perut menggantung, tanda obsborn (+), kepala anak belum turun

    setalah usia kehamilan 38 minggu, yang merupakan prasangka

    adanya panggul sempit.

    3. Dan pada pemeriksaan vaginal toucher teraba promontorium(+),yang merupakan dugaan adanya kesempitan panggul.

    II.

    Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah sesuai denganstandar pelayanan?

    Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu indikasi absolute sectio caesaria,

    kerana pada pasien ini CV=8 cm yang merupakan indikasi absolute section

    caesaria dan apabila tidak dilakukan section caesaria dapat terjadi rupture uteri

    karena his yang kuat dan ditambah adanya riwayat section caesaria

    sebelumnnya.

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    12/28

    12

    LANDASAN TEORI

    Disproporsi Sefalopelvik

    Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan

    ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat

    keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul

    sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.3

    Anatomi pelvis

    Pada setiap persalinan harus diperhatikan 3 faktor berikut:

    1. Jalan lahir2. Janin3. Kekuatan yang ada pada ibu

    Jalan lahir terbagi :

    1. Bagian tulang ( tulangtulang panggul dengan sendi-sendinya,articulatio )

    2. Bagian lunak ( otot,jaringan dan ligament )

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    13/28

    13

    Gambar 1 : Anatomi tulang panggul

    Tulang panggul terdiri dari 3 jenis yaitu:

    1) os coxae (os ilium, os ischium, os pubis)

    2) os sacrum

    3) os coccigeus.

    Tulang-tulang tersebut satu sama lain saling berhubungan. Os illium

    merupakan tulang terbesar dengan permukaan anterior berbentuk konkaf

    yang disebut fossa iliaka. Bagian atasnya disebut Krista iliaka. Ujung-

    ujungnya disebut spina iliaka anterior superior dan spina illiaka posteriorsuperior. Os ischium merupakan bagian terendah dari os coxae. Tonjolan di

    belakang disebut tuber ischii yang menyangga tubuh waktu duduk.

    Os pubis terdiri dari ramus superior dan inferior. Ramus superior

    berhubungan dengan os ilium., sedang ramus inferior kanan dan kiri

    membentuk arkus pubis. Ramus inferior berhubungan dengan os ischium

    kira-kira 1/3 distal dari foramen obturatorius. Kedua os pubis bertemu dan

    simetris.

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    14/28

    14

    Sakrum berbentuk baji, terdiri atas 5 vertebra sakralis. Vertebra pertama

    paling besar menghadap ke depan. Pinggir atas vertebta ini dikenal sebagai

    promontorium, merupakan suatu tanda penting dalam penilaian ukuran-

    ukuran panggul. Permukaan sacrum berbentuk konkaf. Os coccygis

    merupakan tulang kecil, terdiri atas 4 vertebra koksigis.

    Gambar 2. Tulang pembentuk pelvis

    JALAN LAHIR

    Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang terdiri dari pelvis mayor

    dan pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis diatas linea terminalis

    yang tidak banyak pentingnya dalam obstetric. Yang lebih penting adalah

    pelvis minor, dibatasi oleh pintu atas panggul (inlet) dan pintu bawah panggul(outlet). Pelvis minor berbentuk saluran yang mempunyai sumbu lengkung ke

    depan (sumbu carus)

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    15/28

    15

    Gambar 3. Potongan sagital panggul

    A. PINTU ATAS PANGGUL

    Pintu atas panggul (PAP) merupakan suatu bidang yang dibatasidisebelah posterior oleh promontorium, dilateral oleh linea terminalis dan di

    anterior oleh pinggir atas simpisis. Pada panggul ginekoid PAP hampir

    bundar, kecuali di daerah promontorium agak masuk sedikit.

    Ukuran ukuran pintu atas panggul:

    1. Diameter anteroposterior yang diukur dari promontorium sampai ke

    tengah permukaan posterior simpisis. Disebut juga conjugate

    obstetrika.

    2. Konjugata diagonalis yaitu jarak tepi bawah simfisis sampai ke

    promontorium, yang dapat diukur dengan memasukan jari tengah dan

    telunjuk ke dalam vagina dan mencoba meraba promontorium. Pada

    panggul normal tidak teraba dengan jari yang panjangnya 12 cm.

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    16/28

    16

    3. Konjugata vera yaitu jarak tepi atas simfisis dengan promontorium

    didapat dengan mengurangi konjugata diagonalis dengan 1,5 cm

    4. Diameter tranversa adalah jarak terjauh garis lintang PAP, biasanya12,5-13 cm

    5. Diameter oblique adalah garis persilangan konjugata vera dengan

    diameter tranversa keartikulasio sakroiliaka.

    Gambar 4 : Pintu atas panggul

    B. RUANG PANGGUL

    Ruang panggul merupakan saluran diantara PAP dan Pintu bawah

    panggul (PBP). Dinding anterior sekitar 4 cm terdiri atas os pubis dengan

    simpisisnya. Dinding posterior dibentuk oleh ossakrum dan os koksigis,

    sepanjang 12 cm. Karena itu ruang panggul berbentuk saluran dengan sumbu

    melengkung ke depan.

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    17/28

    17

    Gambar 5. Ruang panggul

    C. PINTU BAWAH PANGGUL

    Batas pintu bawah panggul adalah setinggi spina ischiadika. Jarak antara

    kedua spina ini disebut diameter bispinosum adalah sekitar 9,5-10 cm. PBP

    berbentuk segi empat panjang disebelah anterior dibatasi oleh arkus pubis,

    dilateral oleh tuber ischii. Dan di posterior oleh os coccygis dan ligamentum

    sakrotuberosum. Pada panggul normal besar sudut (arkus pubis ) adalah 90

    derajat . Jika kurang dari 90 derajat, lahirnya kepala janin lebih sulit karena

    kepala memerlukan labih banyak tempat ke posterior.

    Jenis panggul menurut Caldwell-Moloy :

    1. Panggul ginekoidBentuk panggul yang khas pada wanita, dengan pintu atas pangul yang

    bundar atau dengan diameter transversa yang lebih panjang sedikit

    daripada diameter anteroposterior dan dengan panggul tengah serta pintu

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    18/28

    18

    bawah panggul yang cukup luas. Panggul jenis ini paling baik untuk

    wanita, ditemukan pada 45% wanita.

    2.

    Panggul anthropoid

    Dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang daripada diameter

    transversa sehingga bentuk p.a.p lonjong kedepan, dan dengan arkus pubis

    menyempit sedikit. Ditemukan pada 35% wanita.

    3. Panggul androidDengan pintu atas panggul yang berbentuk segitiga berhubungan dengan

    penyempitan kedepan, dengan spina ischiadica menonjol ke dalam dandengan arkus pubis menyempit. Umumnya pria yang memiliki panggul

    jenis ini, dan hanya ditemukan 15% pada wanita.

    4. Panggul platipelloidDengan diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek daripada

    diameter transversa pada pintu atas pangul dan dengan arkus pubis yang

    luas. Ditemukan pada 5% wanita.

    Tipe panggul campuran disebut bila tidak memenuhi criteria 4

    macam bentuk pelvis dasar yang dibagi oleh Cadwell. Untuk menentukan

    kombinasi ini mula mula yang disebut adalah jenis segmen pelvis bagian

    belakang dahulu kemudian baru bagian segmen depan.

    Berhubung dengan faktor ras dan sosial ekonomi, frekuensi dan

    ukuran-ukuran jenis panggul berbeda-beda diantara berbagai bangsa.

    Dengan demikian standar untuk panggul normal pada seorang wanita

    Eropa berbeda dengan standar wanita Asia. Pada panggul dengan ukuran

    normal, kelahiran pervaginam janin dengan berat badan yang normal tidak

    akan mengalami kesukaran.

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    19/28

    19

    Gambar 6 : klasifikasi Caldwell-Moloy

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    20/28

    20

    istilah cephalopelvic disproportion mulai digunakan pada abad 20 untuk

    menggambarkan adanya hambatan persalinan akibat ketidakseimbangan

    ukuran kepala bayi dengan pelvis ibu.

    Penyebab dari cephalopelvic disproportion:

    1. Janin yang besar2. Panggul sempit

    I.Janin yang Besar

    Janin yang besar ialah janin yang beratnya lebih dari 4000 gram.

    Menurut kepustakaan lain, anak yang besar dapat menimbulkan kesulitan

    dalam persalinan jika beratnya lebih dari 4500 gram.3

    Penyebab anak besar yaitu:

    Diabetes mellitus Herediter MultiparitasKesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan karena besarnya kepala atau

    besarnya bahu. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar,

    dapat timbul inersia uteri dan kemungkinan perdarahan postpartum akibat

    atonia uteri juga lebih besar.

    Jika panggul normal biasanya diusahakan persalinan pervaginam karena

    penentuan besarnya anak dengan palpasi Leopold sangat sulit. Pemeriksaan

    USG dapat membantu diagnosis bila anak letak kepala dan kepala belum

    masuk pintu atas panggul.3

    II.Panggul Sempit

    Batasan panggul sempit menurut Pedoman diagnosis dan Terapi

    Obstetri dan Ginekologi RSHS yaitu setiap kelainan pada diameter

    panggul yang mengurangi kapasitas panggul, sehingga dapat menimbulkan

    distosia pada persalinan.3,7

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    21/28

    21

    Pengaruh panggul sempit pada kehamilan :

    1. Retroflexi uteri gravidi incarcerate2. Kepala tidak dapat turun pada bulan terakhir3. Fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung4. Abdomen pendulum pada primi gravid5. Biasanya anak lebih kecil dari ukuran bayi rata-rata

    Gambar 3.1 Abdomen Pendulum dengan Kehamilan.

    Pengaruh pada persalinan :

    1. Persalinan lebih lama dari biasanya, karena gangguan pembukaanataupun banyaknya waktu yang diperlukan untuk moulage kepala

    anak. Kelainan pembukaan dapat terjadi karena ketuban belum pecah

    sebelum waktunya karena bagian depan kurang menutup pintu atas

    panggul, selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak dapat

    menekan pada serviks karena tertahan pada pintu atas panggul.3

    2. Sering terjadi kelainan presentasi atau posisi3. Ruptur uteri, jika his menjadi telalu kuat dalam usaha mengatasi

    rintangan yang ditimbulkan panggul sempit.

    4. Sebaliknya, jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh pangulsempit, dapat terjadi infeksi intrapartum.

    5. Fistel vesikovaginal dan rektovaginal, akibat tekanan lama padajaringan yang dapat menimbulkan iskemi yang menyebabkan nekrosis.

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    22/28

    22

    6. Ruptur simfisis (simfisiolisis), pasien merasakan nyeri di daerahsimfisis dan tidak dapat mengangkat tungkainya.

    7. Paresis kaki ibu akibat tekanan dari kepala pada urat-urat saraf didalam rongga panggul. Yang paling sering terjadi adalah kelumpuhan

    nervus peroneus.

    Pengaruh pada anak :

    1. Kematian perinatal meningkat pada partus yang lama.2. Prolapsus foeniculi3. Perdarahan otak karena moulage yang kuat, terutama jika

    diameter biparietal berkurang lebih dari 0,5 cm.

    Pola Persalinan Kriteria Diagnostik Penanganan yang dianjurkan

    Penanganan Khusus

    Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran

    pervaginam pada janin dengan berat badan yang normal. Ukuran panggul

    dapat menjadi lebih kecil karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal lain

    sehingga menimbulkan kesulitan pada persalinan pervaginam. Panggul sempit

    yang penting pada obstetric bukan sempit secara anatomis namun panggul

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    23/28

    23

    sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan

    panggul.Selain panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari normal, juga

    terdapat panggul sempit lainnya.5,7

    Panggul ini digolongkan menjadi empat, yaitu:3,7

    1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul Naegele,panggul Robert, split pelvis, panggul asimilasi.

    2. Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi: rakitis, osteomalasia,neoplasma, fraktur, atrofi, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka

    dan sendi sakrokoksigea.

    3. Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis, skoliosis,spondilolistesis.

    4. Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasio koksa,atrofi atau kelumpuhan satu kaki.

    Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas

    panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan.penyempitan dapat terjadi

    pada pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul, atau

    panggul yang menyempit seluruhnya.5

    Klasifikasi panggul sempit :

    a. Kesempitan pintu atas panggulb. Kesempitan bidang tengahc. Kesempitan pintu bawah panggul

    Kriteria diagnosis :a. Kesempitan pintu atas pangul.3

    Panggul sempit relatif : Jika konjugata vera > 8,5-10 cm

    Panggul sempit absolut : Jika konjugata vera < 8,5 cm

    b. Kesempitan panggul tengahBidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan

    spina os ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas

    sacral ke-4 dan ke-5.3,5

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    24/28

    24

    Ukuran yang terpenting dari bidang ini ialah:

    1. Diameter transversa (diameter antara kedua spina) 10,5 cm.2. Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simfisis ke pertemuan

    ruas sakral ke-4 dan ke-5 11,5 cm.

    3. Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antara keduaspina ke pertemuan sacral ke-4 dan ke-5 5 cm.

    Dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit jika :

    1. Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior13,5 cm atau kurang (10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm).

    2. Diameter antara spina kurang dari 9 cm .Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh

    secara klinis harus diukur secara rontgenologis, tetapi jika

    dapat juga menduga adanya kesempitan bidang tengah panggul

    jika:

    1. Spina ischiadica sangat menonjol.2. Dinding samping panggul konvergen.3. Diameter antara tuber ischii 8,5 cm atau kurang.

    c. Kesempitan pintu bawah pangguljika dijumpai diameter interiscia tuberosum 8,5 cm, dan dengan

    distansia tuberum bersama dengan diameter sagitalis posterior kurang

    dari 15 cm, timbul kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa.

    Gambar 3.2 Bidang Panggul

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    25/28

    25

    Persangkaan panggul sempit Seseorang harus ingat akan kemungkinan

    panggul sempit jika:3

    a. Pada primipara, kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.b. Pada primipara ada perut menggantung.c. Pada multipara, persalinan yang dulu-dulu sulit.d. Ada kelainan letak pada hamil tua.e. Terdapat kelainan bentuk badan ibu (cebol, skoliosis, pincang, dll.)f. Tanda Osborn positif

    Teknik perasat Osborn:

    1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.2. Kepala janin dipegang oleh tangan kiri pemeriksa.3. Dua jari lainnya di atas simfisis, permukaan jari berada pada

    permukaan anterior dari simfisis.

    4. Tentukan derajat tumpang tindih ketika kepala janin ditekan ke bawahdan ke belakang.

    Interpretasi perasat Osborn:

    - Kepala dapat ditekan ke dalam panggul, tidak terdapat tumpang tindihdari tulang parietal, berarti CPD (-).

    - Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih daritulang parietal, sekitar 0,5 cm, berarti CPD sedang. Pemeriksaan

    dilanjutkan dengan perasat Muller.

    - Kepala tidak dapat dimasukkan ke dalam tulang panggul, tulangparietal menggantung di atas simfisis dengan dibatasi jari, berarti CPD

    positif.Teknik perasat Muller:

    1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi.2. Satu tangan memegang kepala dari luar di atas simfisis.3. Dua jari dari tangan yang lain masuk ke dalam vagina, sampai pintu

    atas panggul.

    4. Tangan luar mendorong kepala anak ke arah simfisis.Interpretasi perasat Muller:

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    26/28

    26

    - Kepala anak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (-).- Kepala anak tidak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).

    Prognosis persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai factor,

    diantaranya:

    1. Bentuk Panggul2. Ukuran panggulm jadi derajat kesempitan.3. Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul.4. Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala.5. Presentasi dan posisi kepala.6. His.Diantara faktor-faktor tersebut, yang dapat diukur secara pasti dan sebelum

    persalinan berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul. Oleh karena itu, ukuran

    tersebut sering menjadi dasar untuk memperkirakan jalannya persalinan.2,4

    Pada panggul sempit absolute, yaitu CV < 8,5 cm, dilakukan seksio

    sesarea. Berdasarkan literatur, tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat

    lahir pervaginam dengan selamat jika CV < 8,5 cm. 3

    Pada kesempitan pintu atas panggul, banyak faktor yang mempengaruhi

    hasil persalinan pada panggul dengan CV antara 8,5-10 cm (panggul sempit

    relatif),antara lain:

    - Riwayat persalinan yang lampau- Besarnya presentasi dan posisi anak- Pecehnya ketuban sebelum waktunya memperburuk prognosis- His- Lancarnya pembukaan-

    Adanya infeksi intrapartum- Bentuk panggul dan derajat kesempitannya.

    Karena banyaknya faktor tersebut, pada panggul sempit relative dilakukan

    partus percobaan.

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    27/28

    27

    PANGGUL SEMPIT

    1. Pemeriksaan ginekologis

    2. Pemeriksaan penunjang

    - Ultrasonografi

    - Radiologis

    Kesempitan pintu Kesempitan Kesempitan pintu

    atas panggul panggul tengah bawah panggul

    Relatif Absolut

    (konjugata vera (Konjugata vera < 8,5 cm)

    8,5-10 cm)

    Partus percobaan Seksio sesarea

    Primer

    Berhasil Gagal

    Seksio sesarea

    Persalinan berikut dengan seksio sesarea primer

  • 7/30/2019 cpd dr.fau

    28/28

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Saifuddin AB. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat.Jakarta: BP-SP,2008.

    2. Lowe, N.K. The Dystocia Epidemic in Nulliparous Women. School ofNursing Oregon Health & Science University. 2005. [Online] Hyperlink:

    http://196.33.159.102/1961VOLXXXV20JulDec/Articles/20October/20A

    CLASSIFICATIONOFCEPHALO-PELVICDISPROPORTION.C.J.T

    Craig.pdf10 Mei 2009.

    3. Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21.Jakarta: EGC, 2005.

    4. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta: YBP-SP, 2007.5. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

    Padjadjaran Bandung. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen, 1983.

    6. Israr YA, Irwan M, Lestari, dkk. Arrest of Decent- CephalopelvcDisproportion

    (CPD).2008.[Online]Hyperlink:http://72.14.235.132/:yayanakhyar.wordpr

    ess.com/2008/09/05/arrest-of-decent-cephalopelvic-disproportion-

    cpd/+Cephalo-pelvic+disproportion&cd, 20 Mei 2009.

    7. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UniversitasPadjadjaran Bandung. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar, 1982.

    http://196.33.159.102/1961VOLXXXV20JulDec/Articles/20October/20ACLASSIFICATIONOFCEPHALO-PELVICDISPROPORTION.C.J.T%20Craig.pdfhttp://196.33.159.102/1961VOLXXXV20JulDec/Articles/20October/20ACLASSIFICATIONOFCEPHALO-PELVICDISPROPORTION.C.J.T%20Craig.pdfhttp://196.33.159.102/1961VOLXXXV20JulDec/Articles/20October/20ACLASSIFICATIONOFCEPHALO-PELVICDISPROPORTION.C.J.T%20Craig.pdfhttp://196.33.159.102/1961VOLXXXV20JulDec/Articles/20October/20ACLASSIFICATIONOFCEPHALO-PELVICDISPROPORTION.C.J.T%20Craig.pdfhttp://72.14.235.132/:yayanakhyar.wordpress.com/2008/09/05/arrest-of-decent-cephalopelvic-disproportion-cpd/+Cephalo-pelvic+disproportion&cdhttp://72.14.235.132/:yayanakhyar.wordpress.com/2008/09/05/arrest-of-decent-cephalopelvic-disproportion-cpd/+Cephalo-pelvic+disproportion&cdhttp://72.14.235.132/:yayanakhyar.wordpress.com/2008/09/05/arrest-of-decent-cephalopelvic-disproportion-cpd/+Cephalo-pelvic+disproportion&cdhttp://72.14.235.132/:yayanakhyar.wordpress.com/2008/09/05/arrest-of-decent-cephalopelvic-disproportion-cpd/+Cephalo-pelvic+disproportion&cdhttp://72.14.235.132/:yayanakhyar.wordpress.com/2008/09/05/arrest-of-decent-cephalopelvic-disproportion-cpd/+Cephalo-pelvic+disproportion&cdhttp://72.14.235.132/:yayanakhyar.wordpress.com/2008/09/05/arrest-of-decent-cephalopelvic-disproportion-cpd/+Cephalo-pelvic+disproportion&cdhttp://72.14.235.132/:yayanakhyar.wordpress.com/2008/09/05/arrest-of-decent-cephalopelvic-disproportion-cpd/+Cephalo-pelvic+disproportion&cdhttp://72.14.235.132/:yayanakhyar.wordpress.com/2008/09/05/arrest-of-decent-cephalopelvic-disproportion-cpd/+Cephalo-pelvic+disproportion&cdhttp://196.33.159.102/1961VOLXXXV20JulDec/Articles/20October/20ACLASSIFICATIONOFCEPHALO-PELVICDISPROPORTION.C.J.T%20Craig.pdfhttp://196.33.159.102/1961VOLXXXV20JulDec/Articles/20October/20ACLASSIFICATIONOFCEPHALO-PELVICDISPROPORTION.C.J.T%20Craig.pdfhttp://196.33.159.102/1961VOLXXXV20JulDec/Articles/20October/20ACLASSIFICATIONOFCEPHALO-PELVICDISPROPORTION.C.J.T%20Craig.pdf