dd 1 dan 2 modul kuning

Upload: nyazzz

Post on 21-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 DD 1 dan 2 MODUL KUNING

    1/8

    Jelaskan Mengenai DD 1 dan DD 2!

    A. Ikterus neonatorum

    Sering terjadi pada bayi aterm dan dapat dirisaukan keluarga karena kekurangan

    pengertian. Keadaan tersebut dapat merupakan gambar fisiologis neonates. Selalu terjadi

    pemecahan eritrosit dalam jumlah cukup besar setiap saat, sebagai upaya untuk

    menggantikan eritrosit yang sudah tua.

    Bilirubin yang merupakan hasil pemecahan eritrosit akan masuk dalam sirkulasi

    darah dalam bentuk bebas dan berikatan dengan albumin. Ikatan bilirubin-albumin akan

    masuk ke dalam liver dan akan mengadakan ikatan kembali dengan asam glukoranat

    dengan bantuan glucoronyltransferase menjadi bilirubin asam glukoronat yang larut dalam

    air. Hasil ini akan dialirkan menuju kantong empedu serta meneruskannya menuju usus

    halus. alam usus, bilirubin terkonjugasi akan dipecah menjadi bilirunin bebas dan

    berikatan. Bilirubin bebas akan direbsorbsi kembali oleh liver untuk mengikuti entrohepatic

    sirkulasi. Konsentrasi bilirubin dalam darah bervariasi antara !-"# mg$dl. Setelah mencapai

    sekitar !% mg$dl dapat menimbulkan icterus.

    Faktor yang Dapat Menimbulkan Ikterus

    ". &emecahan erirosit yang bertambah dapath diikuti dengan'a. Inefektif eritropoesis

    b. Sirkulasi entrohepatik terganggu.

    !. (angguan pembentukan ikatan bilirubin. Secara klinis, yang dapat menimbulkan

    icterus neonatorum adalah'

    a. Inkompatibilitas )h dan atau *B+

    b. &enyakit keturunan diantaranya' spherositosis.c. kstravasasi darah perdarahan, polisitemia, ganguan pembekuan darah.

    d. /eningkatnya sirkulasi enterohepatik, sehingga reabsorbsi bilirubin

    meningkat.

    &ada bayi yang menyusui dapat icterus neonatorum dengan konsentrasi bilirubin

    sekitar "%-#% mg$dl, umumnya meningkat dalam 0-"% hari dan selanjutnya turun dalam #-

    "! minggu. *SI seorang ibu berkaitan dengan ekskresipregnane-3, 20-diol ibu kedalam

    *SI. Steroid ini menghambat konjugasi bilirubin dengan mengahambat aktivitas glukuronil

  • 7/24/2019 DD 1 dan 2 MODUL KUNING

    2/8

    tranferase. Susu sapid an manusia tamoaknya menghambat reabsorbsi bilirubin bebas,

    sedangkan susu dari ibu dengan ana yang mengalami icterus tidak, dan bahkan mungkin

    meningkatkan reabsorbsi.

    Bahaya icterus neonatorum adalah kemungkinan KernIkterus jika konsentrasi bilirubin

    telah mencapai sekitar !% mg$dl, dengan terjadinya endapan bilirubin sekitar inti otak yang

    dapat menimbulkan gejala klinis tertentu, sesuai dengan besarnya endapan dan tempatnya.

    Etiologi

    ". 1urunnya intake kalori.

    !. 1erdapat inhibitor konjugasi bilirubin dalam *SI.#. /eningkatnya sirkulasi bilirubin melalui enterohepatik. Kern ikterus dapat dijumpai

    pada beberapa pusat vital otak.

    &ada bayi premature kenaikan nilirubin serum cenderung sama atau sedikit lebih lambat

    daripada kenaikan bilirubin pada bayi cukup bulan tetapi jangka 2aktunya lebih lama, yang

    biasanya mengakibatkan kadar yang lebih tinggi3 puncaknya dicapai antara hari ke-0 dan

    ke-4.

    iagnosis icterus fisiologis pada bayi cukup bulan atau preterm, dapat ditegakkan

    hanya dengan mengesampingkan sebab-sebab icterus yang diketahui berdasarkan ri2ayat

    dan tanda-tanda klinik serta laboratorium table ".".

    Tabel 1.1 Tanda- tanda Diagnostik erbagai Tipe Ikterus eonatorum

  • 7/24/2019 DD 1 dan 2 MODUL KUNING

    3/8

    Terapi

    1. Fototerapi

    5ototerapi digunakan secara luas untuk mengobati hiperbilirubinemia. /elalui mekanisme

    yang belum diketahui, cahaya tampaknya meningkatkan ekskresi bilirubin tak-terkonjugasi

    oleh hati. &ada sebagian besar kasus, fototerapi menyebabkan oksidasi bilirubin sehingga

    kadar bilirubin berkurang. iupayakan agar sebanyak mungkin permukaan kulit yang

    terpanjan, bayi harus dibolak-balik setiap ! jam dengan pemantauan suhu ketat untuk

    mencegah dehidrasi. 6ampu fluoresens yang digunakan harus memiliki panjang gelombang

    yang sesuai, dan kelopak mata harus ditutup serta dilindungi sepenuhnya dari cahaya.

    Bilirubin serum harus dipantau selama paling sedikit !0 jam setelah fototerapi dihentikan.

    !. 1ransfusi 1ukar

  • 7/24/2019 DD 1 dan 2 MODUL KUNING

    4/8

    &engobatan yang diterima secara luas ini harus diulangi sesering yang diperlukan untuk

    mempertahankan kadar bilirubin indirek dalam serum di ba2ah kadar tercatat pada

    table diba2ah ini.

    Tabel 1. "adar ilirubin #erum Indirek Maksimum yang Disarankan pada ayi$reterm.

    Berat Badan 6ahir g 1idak ada komplikasi *da Komplikasi

    7"%%%

    "%%%-"!8%

    "!8"-"099"8%%-"999

    !%%%-!8%%

    "!-"#

    "!-"0

    "0-":":-!%

    !%-!!

    "%-"!

    "%-"!

    "!-"0"8-"4

    ";-!%

    *Komplikasi meliputi asfiksia perinatal, asidosis, hipoksia, hipotermia,

    hipoalbuminemia, meningitis, PIV, hemolsis, hipoglikemia, atau tanda-tanda

    kerni!terus"

    Tabel 2. $endekatan ter%adap &iperbilirubinemia Indirek pada ayi 'ukup ulan

    yang #e%at Tanpa &emolisis.

    Strategi &engobatan

  • 7/24/2019 DD 1 dan 2 MODUL KUNING

    5/8

    fototerapi itensif biasana mengurangi kadar bilirubin serum -2 mg+d dalam %- &am) ini

    sering dengan pemberian !airan intra.ena pada rumatan -,/ kali) pemberian makanan

    oral &uga harus dilan&utkan"

    2

    hiperbilirubinemia pada tingkat ini dalam % &am kelahiran tidak la1im dan akan memberikesan hemolsis, perdarahan tersembuni) atau menebabkan hiperbilirubinemia

    terkon&ugasi direk"

    3hemolisis tranfusi tukar dimulai pada bilirubin indirek 20, pada setiap umur"kadar ang

    tepat dari bilirubin tak terkon&ugasi, pada bai !ukup bulan ang sehat dan minum 45I

    ang memerlukan terapi, belum diketahui" Pilihan pengobatan meliputi obser.asi,

    pemberian 45I diteruskan, dan mulai dilakukan fototerapi, atau, 45I diganti

    menggunakan susu formula dengan atau tanpa fototerapi"

    #ika ada tanda-tanda kerni!terus selama e.aluasi atau pengobatan seperti angdisarankan dalam table atau pada kadar bilirubin berapapun, maka transfuse tukar

    darurat harus dilakukan"

    *da berbagai faktor yang dapat mengubah kriteria ini kea rah yang sebaliknya, namun

    bergantung pada individu penderita. /unculnya tanda-tanda klinis yang memberi kesan

    kernicterus merupakan indikasi untuk melakukan transfuse tukar pada kadar bilirubin

    serum berapapun. Bayi cukup bulan yang sehat dengan icterus fisiologis, atau akibat *SI,

    dapat mentoleransi kadar bilirubin sedikit lebih tinggi dari !8 mg$d6 tanpa tampak sakit,

    sedangkan bayi premature yang sakit dapat mengalami icterus pada kadar bilirubin yang

    sangat rendah. Kadar yang mendekati perkiraan kritis pada setiap bayi dapat merupakan

    indikasi untuk transfuse tukar semasa usia satu dan dua hari ketika kenaikan yang lebih

    lanjut diantisipasi, tetapi bukan pada hari ke-0 pada bayi cukup atau pada hari ke-4 pada

    bayi premature, ketika penurunan yang terjadi segera bisa diantisipasi saat mekanisme

    konjugasi hati menjadi lebih efektif.

    #. 5enobarbital5enobarbital memperbesar konjugasi dan. kskresi bilirubin. &emberiannya akan

    membatasi perkembangan icterus fisiologis pada bayi baru lahir bila diberikan pada ibu

    dengan dosis 9% mg$!0jam sebelum persalinan atau pad a bayi saat lahir dengan dosis "%

  • 7/24/2019 DD 1 dan 2 MODUL KUNING

    6/8

    mg$kg$!0jam. /eskipun demikian, fenobarbital tdiak secara rutin dianjurkan untuk

    mengobati iketrus pada bayi neonates.

    " karena pengaruhnya pada metabolisme bilirubin biasanya tidak terlihat sebelum

    mencapai beberapa hari pemberian.! Karena efektivitas obat ini lebih kecil daripada fototerapi dalam menurunkan kadar

    bilirubin

    # Karena dapat mempunyai pengaruh sedative yang tidak menguntungkan serta tidak

    menambah respons terhadap fototerapi.

    &emberian timah Sn-protoporfirin atau timah-mesoporfirin juga telah diusulkan

    untuk mengurangi kadar bilirubin. 1imah tersebut dapat menghambat konversi biliverdin

    menjadi timah tersebut melalui heme oksigenase. ?alaupun kadar bilirubin dapat turun,

    pengaruhnya tidak lebih besar daripada yangj dicapai dengan fototerapi. Komplikasinya

    meliputi eritema sementara jika bayi sedang menjalani fototerapi. iperlukan lebih banyak

    data mengenai kemanjuran dan toksisitasnya sebelum senya2a ini dapat dianjurkan

    sebagai terapi hiperbilirubinemia.

    . $enyakit &emolitik ayi aru (a%ir "arena "etidak)o)okan *inkompatibilitas+ A

    dan

    Inkompatibilitas golongan darah utama antara ibu dan janin biasanya

    mengakibatkan penyakit yang lebih ringan dari pada penyakit inkompatibilitas )h.

    *ntibody ibu akan dibentuk mela2an sel B jika ibu adalah golongan * atau mela2an sel *

    jika ibu adalah golongan B. namun biasanya ibu adalah golongan + dan bayi adalah

    golongan * atau B. 2alaupun inkompatibilitas *B+ terjadi pada !%-!8@ kehamilan,

    penyakit hemolitik hanya berkembangan pada "%@ dari bayi-bayi ini, dan biasanya bayinya

    adalah golongan *", yang sifatnya lebih antigenic daripada *!, antigenisitas faktor *B+

    yang rendah pada janin dan bayi baru lahir dapat menyebabkan insidens penyakit hemolitik

    *B+ berat yang relative rendah dibandingkan insidens inkompatibilatas antara golongan

    darah ibu dan anak. ?alaupun antibody terhadap faktor * dan B terjadi tanpa imunisasi

    sebelumnya antibody Aalamiah, faktor-faktor ini biasanya terdapat pada fraksi "9S Ig/

    gama globulin,dan tidak mele2ati plasenta3 namun, antibody terhadap antigen * univa-len

    inkomplit albumin aktif yang terdapat pada fraksi 4S Ig( dapat mele2ati plasenta,

  • 7/24/2019 DD 1 dan 2 MODUL KUNING

    7/8

    sehingga penyakit hemolitik isoimun *-+ dapat ditemukan pada bayi pertama yang

    dilahirkan. Ibu yang telah menjadi imun terhadap faktor * atau B dari kehamilan

    inkompatibel sebelumnya juga menunjukkan antibody dalam fraksi gama globulin 4S.

    antibody Aimun ini terutama merupakan mediator penyakit isoimun *B+.

    Mani,estasi "linik

    Sebagian besar kasusnya ringan, dengan iketrus sebagai satu-satunya manifestasi

    klinik, bayi biasanya tidak terkena secara menyeluruh pada saat lahir3 tidak ada pucat, dan

    hidrops foetalis sangat jarang. Hati dan limpa tidak sangat membesar, jika ditemukan.

    Icterus biasanya muncul dalam !0 jam pertama. Kadang-kadang penyakit ini menjadi

    berat,d an gejala-gejala serta tanda-tanda kernicterus berkembang dengan cepat.

    Diagnosis

    iagnosis dugaan didasarkan pada adanya inkompatibilitas *B+, uji Coombs direk

    positif lemah sampai sedang, dan adanya sferosit pada pulasan darah, yang kadang-kadang

    memberi kesan adanya sferositosis herediter . hiperbilirubinemia sering merupakan satu-

    satunya kelainan laboratorium. Kadar hemoglobin biasanya normal tetapi dapat serendah

    "%-"! g$dl "%%-"!% g$6. retikulosit dapat naik sampai "%-"8@ dengan polikromasia yang

    luas dan kenaikan jumlah sel darah merah berinti. &ada "%-!%@ bayi yang terkena, kadar

    serum bilirubin tak terkonjugasinya dapat mencapai !%mg$d6. *tau lebih jika tidak

    dilakukan fototerapi.

    $engobatan

    5ototerapi dapat efektif dalam menurunkan kadar bilirubin serum. Kalau tidak, pengobatan

    diarahkan pada koreksi tingkat anemia atau hiperbilirubinemia yang membahayakan

    dengan jalank melakukan transfuse tukar memakai darah yang golongannya sama seperti

    golongan darah ibu tipe )h harus diuji-silang dengan darah bayi.

    e,erensi

    *rvin, Behrmman Kliegman. !%"!. Delson Ilmu Kesehatan *nak, d "8 Eol. ". Fakarta'

    &enerbit Buku Kedokteran (C.

  • 7/24/2019 DD 1 dan 2 MODUL KUNING

    8/8

    6eveno, Kenneth F. et al. !%%#. +bstetri ?illiams' &andungan )ingkas, d. !". Fakarta'

    &enerbit Buku Kedokteran (C.

    /anuaba, &rof.dr.I.B.(.S&+(K, kk. !%%#. &engantar Kuliah +bstetri. Fakarta' &enerbit

    Buku Kedokteran (C.