design prod csg

Upload: sutikno-alamsyah

Post on 13-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 1

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam perencanaan pemboran, desain production casing

    termasuk bagian dari desain casing keseluruhan yang dipersiapkan

    sebelum operasi pemboran dan berhubungan langsung dengan fluida

    produksi pada sumur geothermal. Optimalisasi desain dilakukan

    dengan mempertimbangkan lingkungan geothermal yang memiliki

    ciri khusus temperatur tinggi dan kandungan H2S. Temperatur tinggi

    akan menyebabkan adanya thermal stress yang mempengaruhi

    material casing dan H2S akan menyebabkan korosi pada casing.

    1.2 Tujuan

    Dapat mengetahui penerapan metode Design Production

    Casing di lapangan khususnya di Chevron Geothermal Salak Ltd area

    Sukabumi yang meliputi fungsi, mekanisme kerja serta standar yang

    digunakan.

    1.2.1 Umum

    1) Untuk menyelesaikan tugas Kerja Praktik sebagai syarat

    kelulusan mata kuliah.

    2) Menjadi putra daerah yang dapat berkontribusi dan

    kompetensi dengan potensi yang ada.

  • 2

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    1.2.2 Khusus

    1) Mengenal secara langsung klasifikasi serta fungsi Casing

    yang digunakan pada sumur Geothermal.

    2) Memahami prosedur perencanaan Casing Design di lapangan Geothermal.

    3) Memahami perhitungan-perhitungan pada Casing design dengan berdasar pada teori dan pengaplikasian.

    4) Memahami beberapa masalah Casing Design yang kemungkinan terjadi di lapangan Geothermal.

    5) Mengetahui metode-metode secara langsung Casing Design yang diterapkan pada sumur Geothermal.

    6) Mengetahui ruang lingkup dan fasilitas di Geothermal.

    1.3 Manfaat

    1.3.1 Untuk Mahasiswa :

    Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang

    bersifat implementasi.

    Menjalin hubungan baik dengan pegawai Chevron

    Geothermal Salak.

    1.3.2 Untuk Akamigas Balongan :

    Terbinanya kerja sama antara Akamigas Balongan dengan

    Perusahaan tempat Kerja Praktik untuk meningkatkan

    kemampuan SDM yang dibutuhkan di dunia kerja.

  • 3

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    Meningkatkan kapasitas dan kuantitas serta kualitas

    pendidikan dengan melibatkan tenaga terampil dari

    pembimbing di lapangan.

    Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan

    nyata di lapangan.

    1.3.3 Untuk Perusahaan :

    Dapat menjadi wadah tenaga mahasiswa untuk membantu

    kegiatan operasional.

    Dapat bekerja sama dari tenaga pembimbing akademik

    untuk memberikan masukan yang relevan dengan kegiatan

    manajemen operasional institusi tempat praktik.

    Dapat berkontribusi dan memajukan kesejahteraan

    masyarakat sekitar wilayah perusahan.

    Memberikan kesempatan kerja dan apresiasi kepada

    masyarakat sekitar perusahan dalam memajukan

    pendidikan.

    1.4 Ruang Lingkup

    Walau pada dasarnya Pengeboran Migas dan Geothermal sama

    namun proses pengeboran konvensional di industri migas (minyak dan

    gas) tidak begitu saja dapat diaplikasikan untuk pengeboran sumur

    geothermal. Proses pengeboran sumur geothermal pada dasarnya

    serupa dengan proses pengeboran pada sumur minyak/gas, baik

    ditinjau dari tahapan proses, teknologi/alat-alat, serta ahli

  • 4

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    pengeborannya (SDM). Alat-alat yang digunakan mulai dari Rig

    Equipment, Drilling Tools, hingga Casing & accessories sebenarnya

    dibawa dari industri oil & gas dengan sedikit penyesuaian. Pun

    demikian dengan SDM di lapangan (crew lapangan), mayoritas

    berasal dari dunia migas.

    Penerapan Casing Design di Chevron Geothermal Salak akan

    menjadi topik utama dalam pengoptimalisasian produksi dan hal-hal

    yang paling mendasar sebagai bagaian dari operasi pemboran pada

    Geothermal yang berjalan dengan baik dan aman. Adapun batasan dan

    ruang lingkup yang akan disesuaikan di lapangan yaitu diantaranya:

    tekanan burst, kondisi tekanan pada saat terjadi well-kick, surface

    casing, intermediate casing, production casing, tekanan collapse,

    beban tension, beban aksial, memahami perhitungan-perhitungan pada

    pendesainan casing, disain surface casing, disain intermediate casing,

    disain production casing, beban tension, deviasi lubang serta beban

    biaksia serta pengaruh thermal stress dan H2S.

    Pembahasan materi Kerja Praktik Design Production Casing

    Geothermal ini membahas tentang Pertimbangan thermal stress dan

    korosi yang harus digunakan dalam desain production casing sumur

    geothermal sebagai optimalisasi biaya. Dan ketika Production casing

    mengalami kondisi plastic deformation pada saat produksi.

  • 5

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    BAB II

    TEORI DASAR

    Rangkaian casing string yang biasa digunakan dalam proses

    pemboran dan penyelesaian sumur geothermal adalah :

    1. Conductor Pipe

    2. Surface Casing

    3. Intermediate Casing

    4. Drilling Liner

    5. Perforated Production Liners

    6. Tieback Production Casing

    Production casing dalam rangkaian ini adalah gabungan dari drilling

    liner dan tieback production casing (penyelesaian dengan dua tahap). Pada

    sumur geothermal di lapangan X, production casing diselesaikan dengan

    dua tahap karena formasi yang ditemui di bawah intermediate casing shoe

    merupakan zona loss. Apabila pada zona loss ini production casing

    dilakukan dengan single string dari permukaan, maka semen tidak akan

    pernah bisa mencapai permukaan karena semen akan mengalami loss.

    Secara umum, desain casing yang dilakukan pada rangkaian casing

    mempertimbangkan tiga kriteria utama yaitu Burst, Collapse, dan Tension.

    Namun, khusus untuk desain production casing pada sumur geothermal,

    dibutuhkan tambahan pertimbangan yang berkaitan dengan ciri khas sumur

    geothermal, yaitu:

  • 6

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    1. Thermal stress yang merupakan pertimbangan untuk memperkirakan

    material casing sehingga casing masih dalam kondisi yang aman

    walaupun memasuki kondisi plastik.

    2. Korosi yang merupakan pertimbangan untuk memilih grade casing

    yang cocok dalam lingkungan asam akibat adanya kandungan H2S.

    2.1 Thermal Stress

    Thermal stress adalah tegangan yang terjadi pada casing akibat

    perubahan temperatur. Thermal stress akan membuat casing

    mengembang (memuai dan menyusut) dan akan mengalami failure

    pada suatu kondisi temperatur tertentu. Salah satu keunikan pada

    sumur geothermal adalah temperatur tinggi. Temperatur tinggi akan

    mempengaruhi material casing dan menyebabkan efek plastic

    deformation. Plastic deformation adalah efek stress pada casing

    sehingga casing akan berada dalam kondisi plastis. Thermal stress dan

    Plastic deformation berhubungan dengan yield strength casing. Yield

    strength menunjukkan ketahanan casing untuk tetap mempertahankan

    bentuk awalnya (tidak failure) pada keadaan tension dan compression.

    Nilai yield strength casing bergantung pada material casing dan akan

    mengalami penurunan seiring dengan peningkatan temperatur.

    Pertimbangan thermal stress akan diaplikasikan hanya pada drilling

    liner dan casing tieback yang berperan sebagai production casing.

  • 7

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    2.2 Perhitungan Thermally Induced Axial Stress

    Induced axial strain ( axial), pada casing disebabkan oleh

    perubahan temperatur (T), yang dapat ditentukan dari koefisien

    thermal expansion (), dengan menggunakan persamaan :

    axial = T .................................................................(1)

    Jika casing disemen dan konstan pada posisinya, dan jika axial

    stress kurang dari yield stress, maka perubahan axial stress ( axial),

    dapat ditentukan dari hubungan :

    axial = -E T T ........................................................(2)

    dimana:

    E = Youngs Modulus, untuk peningkatan temperatur memiliki

    tanda negatif yang berarti kondisi compressive stress.

    Dengan menggunakan nilai 6.67 x 10-6/ 0F sebagai koefisien

    rata-rata thermal expansion dan 30 x 106 psi untuk nilai Youngs

    Modulus baja pada temperatur 100 0F, perubahan pada axial stress

    dapat diperkirakan dari persamaan sederhana :

    axial = -200 T ..........................................................(3)

  • 8

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    Persamaan di atas diasumsikan bahwa hasil koefisien thermal

    expansion dan Youngs modulus tetap konstan melampaui rentang

    temperatur operasi.

    Dexter Pazziuagan dari PGI memberikan beberapa masukan

    data untuk koefisien thermal expansion pada 100 0F dan 650 0F yang

    dapat diasumsikan bernilai sama untuk semua jenis material casing

    (Tabel 1).

    Tabel 1. Nilai Thermal Expansion dan Youngs Modulus (100 0F 650 0F)

    (Pazziuagan, 2000)

    Dengan mengasumsikan trend yang linier dari 100 0F sampai

    650 0F dan mengambil nilai rata-ratanya, persamaan untuk

    memperkirakan perubahan pada axial stress menjadi :

    axial = -224 T ..........................................................(4)

    Persamaan (4) merupakan persamaan axial stress yang

    direkomendasikan pada lingkungan geothermal dan digunakan secara

    subjektif.

    100 0F 650

    0F

    Thermal Expansion 6.67 x 10-6

    / 0F 9.00 x 10

    -6/

    0F

    Youngs Modulus 30 x 10

    6 psi 27.3 x 10

    6 psi

  • 9

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    2.3 Desain Plastic Deformation

    Pada kondisi plastic deformation, beban temperatur tidak

    memberikan proses regangan yang melebihi batas temperatur

    maksimumnya. Desain yang dihasilkan mengacu pada nilai yield

    strength casing maksimum dalam keadaan compression pada

    temperatur maksimum. Contohnya yaitu secara teori, thermal induced

    compressive stress pada tieback casing akan melebihi nilai yield

    strength maksimum casing jika menggunakan casing L-80. Namun,

    saat casing mencapai nilai yield maksimum, compressive stress akan

    tetap konstan walaupun temperatur meningkat secara efektif dan

    memendekkan panjang casing. Saat casing didinginkan, casing akan

    menjadi lebih pendek daripada panjang awalnya dan tensile stress

    akan terjadi seiring dengan penurunan temperatur.

    Tahap awal analisa plastic deformation adalah mengeplot

    kurva thermal stress dan yield strength reduction dalam satu chart

    (Gambar 1). Yield strength reduction adalah penurunan nilai yield

    strength casing akibat kenaikan temperatur yang mempengaruhi

    material casing. Nilai persentasi penurunan ini berasal dari penelitian

    yang dapat dilihat pada Tabel 2.

    Titik temu antara dua kurva tersebut menunjukkan bahwa titik

    tersebut merupakan temperatur maksimum casing untuk tidak

    mengalami deformasi. Temperatur maksimum ini merupakan titik

    awal casing akan mengalami kondisi plastic deformation. Pada

  • 10

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    temperatur maksimum ini, casing akan memiliki nilai yield strength

    baru yang dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan thermal

    stress.

    Dari titik temperatur maksimum ini, nilai yield strength akan

    tetap konstan walaupun casing mengalami pemanasan melebihi

    temperatur maksimumnya karena casing telah memasuki kondisi

    plastik.

    Gambar 1. Plot garis Thermal Stress dan

    Reduction Yield Strength

  • 11

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    Tabel 2. Persentasi pengurangan nilai Yield Strength

    pada temperatur tertentu

    Grafik analisa plastic deformation dapat dibentuk setelah

    mendapatkan temperatur maksimum (Gambar 2).

    Gambar 2. Plot axial stress vs temperature

    untuk desain plastic deformation

    T (0F) Reduction (%)

    300 12,5

    400 17

    500 22

    600 27,5

  • 12

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    Pada Gambar 2, titik awal temperatur adalah 100 0F yang

    merupakan asumsi temperatur sementasi dengan nilai axial stress = 0.

    Sebelum mencapai temperatur produksi, garis biru akan berhenti

    pertama kali pada temperatur maksimum dan memulai kondisi plastic

    deformation sampai temperatur produksi sumur (asumsi 500 0F).

    Diatas nilai axial stress = 0, casing akan mengalami kondisi

    compression karena ekspansi casing akibat peningkatan temperatur

    tertahan oleh semen. Hal ini menunjukkan bahwa pada temperatur

    produksi, casing akan mengalami kondisi compression. Terjadinya

    kondisi plastic deformation mengubah kondisi material casing

    sehingga saat sumur dimatikan, kondisi material casing tidak sama

    dengan awalnya dan tidak akan kembali ke garis pertama melainkan

    membentuk suatu garis baru (garis merah). Garis merah ini

    menunjukkan penurunan temperatur dari temperatur produksi ke

    temperatur kill (asumsi 80 0F). Di bawah nilai axial stress = 0, casing

    akan mengalami kondisi tension karena penyusutan casing akibat

    penurunan temperatur tertahan oleh semen (Gambar 3). Hal ini

    menunjukkan bahwa pada temperatur kill, casing berada dalam

    kondisi tension. Nilai safety factor untuk desain plastic deformation

    ini ditentukan dari nilai awal yield strength (80.000 psi) relatif

    terhadap nilai akhir axial stress pada temperatur kill.

  • 13

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    Gambar 3. Ilustrasi kondisi compression saat peningkatan temperatur dan

    kondisi tension saat penurunan temperatur

    2.4 Pertimbangan korosi

    Ada pertimbangan lain selain thermal stress pada desain

    production casing 13 3/8 yaitu faktor korosi karena fluida

    geothermal mengandung komposisi H2S yang signifikan dan cukup

    untuk menyebabkan korosi pada production casing selama masa

    produksi.

    H2S merupakan gas yang sangat beracun dan dapat terbakar.

    Gas ini memiliki densitas yang lebih berat dari udara dan cenderung

    berakumulasi di bagian bawah daerah yang memiliki sedikit

    pertukaran udara. Efek H2S ini membentuk lingkungan asam (sour

    service) yang membuat casing akan lebih cepat mencapai kondisi

    failure yang disebut Sulfide Stress Cracking (Gambar 4).

  • 14

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    Gambar 4. Pengaruh H2S terhadap plastic deformation

    Sour service dapat terjadi apabila terdapat tekanan parsial H2S

    > = 0,05 psi dan kondisi pH = 4 (Gambar 5). Hasil penelitian

    menunjukkan 0,05 psi ini merupakan tekanan parsial H2S minimum

    untuk H2S larut dalam air. Semakin besar tekanan parsial H2S maka

    semakin besar potensi terjadinya SSC pada casing. Tekanan parsial

    H2S pada fluida produksi geothermal merupakan tekanan gas H2S

    pada sistem campuran uap air dan gas H2S. Sebagai contoh, apabila

    terdapat tekanan absolut fluida produksi sebesar 1.000 psi dan

    kandungan gas H2S sebesar 0,005% dari total fluida produksi, maka

    tekanan parsial H2S : P[H2S] = 0,05 psi. Pengertian lain tentang

    tekanan parsial 0,05 psi ini yaitu adanya kandungan 5 ppm gas H2S

    yang memiliki tekanan maksimum 10.000 psi.

  • 15

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    SSC merupakan fenomena fisik dari sour service terhadap

    casing yang merupakan failure getas akibat retakan dibawah

    kombinasi tensile stress dan korosi dengan adanya air dan H2S

    (Gambar 6). SSC terjadi karena adanya kombinasi H2S dengan air

    serta pH rendah yang akan melepaskan hidrogen bebas (ion hidrogen).

    Oleh karena ukurannya yang kecil, partikel hidrogen diadsorbsi oleh

    material dan berinteraksi dengan baja yang menjadikannya getas.

    Difusi hidrogen ke dalam metal yang dikatalis oleh ion sulfida

    menghasilkan penggetasan hidrogen. Dua faktor kunci yang

    mengaktivasi adalah temperatur rendah dan stress tinggi pada

    material. Dalam keadaan kombinasi faktor-faktor ini, crack failure

    dapat terjadi dalam material. Catatan utama yaitu crack failure ini

    terjadi pada stress di bawah batas elastis material.

  • 16

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam melaksanakan kerja praktek mahasiswa diharapkan mampu

    melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu masalah yang dihadapi

    pada saat melakukan kegiatan magang di Chevron Geothermal Salak Ltd,

    yang kemudian akan dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

    3.1 Metode Pengambilan Data

    Metode yang dilakukan pada saat Praktek Kerja Lapangan yaitu

    dengan cara :

    1) Orientasi Lapangan

    2) Observasi Lapangan

    3) Wawancara

    4) Diskusi

    3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

    Tempat : Chevron Geothermal Salak Ltd

    Alamat : Gunung Salak Sukabumi 43368 Jawa Barat

    Waktu : 1 s.d 30 September 2014 (1 bulan)

  • 17

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    3.3 Rencana Kerja Praktik

    Waktu Kegiatan

    Minggu

    Pertama

    Pengenalan keadaan atau kondisi perusahaan

    secara umum dan studi literature mengenai

    materi yang kami susun di Perusahaan.

    Minggu

    Kedua

    Pengumpulan data tentang :

    Kelengkapan metode casing design pada

    lapangan di perusahaan.

    Mengidentifikasi fungsi masing-masing alat.

    Perawatan dan pengujian casing design yang diterapkan di lapangan.

    Minggu

    Ketiga

    Pengumpulan data tentang :

    Metode casing design pada geothermal.

    Permasalahan metode casing design di

    lapangan.

    Manfaat penelitian selama Kerja Praktik.

    Ikut serta dalam kegiatan materi yang di ambil.

    Minggu

    Keempat

    Ikut serta dalam kegiatan di bidang materi

    yang di ambil.

    Penyusunan laporan Kerja Praktik.

  • 18

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    BAB IV

    PENUTUP

    Demikianlah proposal ini dibuat, atas segala kesempatan yang

    diberikan pada saya selaku mahasiswa Akamigas Balongan yang akan

    melakukan Kerja Praktik (KP), akan dilakukan semaksimal mungkin karena

    hal ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta merupakan

    syarat kelulusan mata kuliah.

    Saya selaku penulis sekaligus pemohon, mengucapkan banyak terima

    kasih kepada pihak yang membantu dalam penyelesaian Proposal Kerja

    Praktik ini. Semoga proposal ini menjadi langkah awal yang lebih baik

    menuju masa depan yang lebih cerah. Amin.

    Pemohon,

    SUTIKNO ALAMSYAH

    111201215

  • 19

    Desain Production Casing Geothermal 2014

    DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

    1. Adams, NJ, Drilling Engineering A Complete Well Planning Aproach.

    2. Bourgoyne, A.T.Jr., Millheim, K.K., Chenevert, M.E., Young, F.S.Jr. 1991. Applied Drilling Engineering, Society of Petroleum Engineers, p. 330 348.

    3. Casing/Tubing Design Manual, 2005. 4. Geothermal and Power Operations Geothermal Well Design

    Guidelines, 2001. 5. Mian MA, Rudi RS, DR.Ir, Petroleum Production Equipment, LDI

    Training Bandung, 2001. 6. Pazziuagan, D., 2000. Casing Stresses Caused by Temperature

    Change, PGI Technical Memorandum. 7. Training Bandung, 2001. 8. V&M Steel Grades for Sour Service, 2011.

  • Desain Production Casing

    LAMPIRAN

    Desain Production Casing Geothermal

    AMPIRAN

    20

    2014

    AMPIRAN