digital 2015-3-20392955 ta prasya aninditya

Upload: mifta

Post on 06-Jul-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    1/70

     

    UNIVERSITAS INDONESIA

    PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENGELUARAN

    ANGGARAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA NEW YORK

    MENGGUNAKAN ANALISIS DOKUMENTASI DAN REKONSILIASI

    LAPORAN MAGANG

    PRASYA ANINDITYA0906532540

    FAKULTAS EKONOMI

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    DEPOK

    JULI 2014

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    2/70

     

    UNIVERSITAS INDONESIA

    PENGENDALIAN INTERNAL PADA SIKLUS PENGELUARAN

    ANGGARAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA NEW YORK

    MENGGUNAKAN ANALISIS DOKUMENTASI DAN REKONSILIASI

    LAPORAN MAGANGDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Ekonomi

    PRASYA ANINDITYA

    0906532540

    FAKULTAS EKONOMI

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    DEPOK

    JULI 2014

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    3/70

     

    ii UNIVERSITAS INDONESIAPengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    4/70

     

    iii UNIVERSITAS INDONESIAPengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    5/70

     

    iv UNIVERSITAS INDONESIA

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

    karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam benuk

    Laporan Pelaksanaan Program Magang ini.

    Program magang dilaksanakan sebagai alternatif pilihan tugas akhir Skripsi dari

    Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Laporan

    Magang ini disusun sebagai pelengkap program magang yang telah dilaksanakan

    dalam periode 3 (tiga) bulan atau minimal 90 hari.

    Dalam penyelesaian Laporan Magang ini, tidak lepas dari banyak pihak yang

    telah memberikan masukan dan bantuan kepada penulis. Untuk itu, penulis

    mengucapkan terima kasih pada:

    1.  Ibu Sylvia Veronica, selaku Kepala Departmen Akuntansi yang telah

    membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan pra pelaksanaan program

    magang.2.  Ibu Desti Fitriani dan Ibu Siti Nurwahyuningsih selaku tim Dosen Penguji

    yang membantu dan memberikan masukan yang berharga pada saat siding

    dan pasca-sidang.

    3.  Bapak Chaerul Djakman, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar

    telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis

    dalam penyusunan laporan ini.

    4.  Ibu Miranti Kartika Dewi, selaku pembimbing akademis penulis yang selalu

    membantu penulis sehingga penulis sampai pada tahap ini.

    5. 

    Bapak Sugeng, selaku Pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia New

    York yang memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan program

    magang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York.

    6. 

    Bapak Iwan Setiawan, selaku Chief Economist   Kantor Perwakilan Bank

    Indonesia New York yang turut membina penulis sebelum dan selama

     program magang berlangsung.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    6/70

     

    v UNIVERSITAS INDONESIA

    7.  Bapak Arditya Dinar Fiskiawan, selaku Kepala Bidang Administrasi Kantor

    Perwakilan Bank Indonesia New York yang berperan sebagai  supervisor  

     penulis dalam program magang.

    8. 

    Bapak Dudi, Bapak Anton dan  Auntie Aurora, selaku local staff   Kantor

    Perwakilan Bank Indonesia New York yang senantiasa penulis repotkan

    dengan pertanyaan-pertanyaan seputar prosedur dan peraturan di KPw, yang

     bersedia membagi tugas dan pekerjaannya kepada penulis sehingga penulis

    mendapatkan pengalaman di dunia kerja.

    9.  Ibu Ruth, Bapak Nugi dan Mas Sigit, sebagai dealers  Kantor Perwakilan

    Bank Indonesia New York yang memberikan pengetahuan praktis tambahan

     bagi penulis dalam bidang pengelolaan dana dan pasar saham.

    10.  Arief, Harta dan Yogi, selaku rekan magang penulis di Kantor Perwakilan

    Bank Indonesia New York. Thank you, guys, for the best 3 months EVER. 

    11.  Seluruh dosen dan asdos FEUI yang telah memberikan pengetahuan dan

     bimbingan yang sangat berharga bagi penulis. Semoga ilmu tersebut dapat

     penulis gunakan dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi bangsa

    dan negara Indonesia.

    12. 

    Para dosen Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang

    telah memberikan arahan, bantuan, bimbingan serta ilmu di dalam maupun

    di luar lingkungan perkuliahan.

    13.  Seluruh pegawai FEUI yang telah berjasa bagi penulis.

    14.  Avijun Budiharti dan Iman Santosa, selaku orang tua penulis yang

    senantiasa memberikan dukungan yang tidak dapat dihitung besarnya.

    15.  Muliawan Suprihandono dan Virdreeana Yuristianty, selaku keluarga

     penulis yang bersedia menampung penulis selama program magang di NewYork.

    16.  Dea, Fira, Putri, Rissa, Tepi, Yuke dan para plus plus yang selalu ada

    disamping penulis di saat susah maupun senang, terima kasih atas segala

     petuah dan pengalaman yang kalian bagi untuk penulis, terima kasih untuk

    kalian.

    17.  Geng Maker terutama Adit, Aisya, Andre, Amas, Bobob, Duta, Dini, Ferin,

    Ilham, Indra, Lupi, Nana, Naqib, Pupu, Rangga dan Ripa yang selalu ada

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    7/70

     

    vi UNIVERSITAS INDONESIA

    dan sangat kreatif untuk menghibur dan melengkapi hari-hari penulis, YOU

     RAWK!! 

    18. 

    Buwaneka Jayanetti, who always stood beside me no matter what, who

     supports me each time I’m limping through life, who can brought me up

     from my deepest pit, I thank you for being a part of me as a friend, a

    brother, and a best-bud. Thank you. 

    19.  Anhar Raiardi dan Rizky Ajrina yang membantu penulis dalam penyusunan

    laporan ini ketika penulis kesulitan menyusun tata bahasa yang baik dan

     benar.

    20.  Teddy Triantara dan Niken Kartika Irmadella selaku sahabat dekat penulis.

    When the road gets rocky, you were always there for me. I thank you both so

    much for the support, for everything .

    21.  Adrianus Henri Hartanto, Catherine Dian, Fabio Ray Jordan dan Shan

    Aristyo Siregar. Tanpa kalian, tahun terakhir di FEUI tidak akan seberharga

    ini. Terima kasih kawan, atas dukungan yang kalian berikan, kenangan yang

    kalian bagikan dan pelajaran yang tidak ternilai harganya.

    22.  Semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima

    kasih atas segala bantuan, dukungan, semangat dan doa yang diberikan

    kepada penulis.

    Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah

    mendampingi penulis dan membantu penulis hinggal saat ini. Akhirnya, penulis

     berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu.

    Depok, 16 Juli 2014

    Prasya Aninditya

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    8/70

     

    vii UNIVERSITAS INDONESIAPengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    9/70

     

    viii UNIVERSITAS INDONESIA

    ABSTRAKSI

     Nama : Prasya Aninditya

    Program Studi : Akuntansi

    Judul : Pengendalian Internal pada Siklus Pengeluaran Anggaran

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

    menggunakan Analisis Dokumentasi dan Rekonsiliasi

    Pengendalian internal merupakan bagian penting dalam sebuah organisasi untuk

    memastikan ketepatan dan akuntabilitas laporan keuangan. Tentunya mutasi asetlikuid tetap merupakan sebuah faktor penting dalam memastikan ketepatan sistim

     pelaporan keuangan. Metode kantor perwakilan di negara asing untuk

    menciptakan sebuah pengendalian internal yang efektif, termasuk kendali

    terhadap segala kegiatan termasuk aset likuid  – dengan tetap mengacu pada

     peraturan lokal dan peraturan dalam negeri –   menjadi pertanyaan utama/kunci

    dalam laporan ini. Pendekatan empiris dengan penjelasan kualitatif digunakan

    dalam penulisan laporan ini untuk memastikan kerahasiaan data. Analisis ini

    digunakan untuk menjelaskan mekanisme dari pengendaliankegiatan internal dari

    siklus pengeluaran entitas dan untuk membuktikan bahwa pengendalian internal

    yang efektif dalam sistim akuntasi otomatis merupakan dengan melakukan

     perbandingan antara temuan dan catatan dalam sistem.  Meski adanya temuankesalahan, pengendalian dalam sistem otomasi akuntansi  sangat memadai untuk

    merepresentasikan kegeiatan keuangan dan untuk memastikan pelaporan

    keuangan yang akurat. Namun kegiatan pengendalian seperti dokumentasi dan

    rekonsiliasi tetap dibutuhkan untuk menjaga efektivitas dan efisiensi dari

     pengendalian internal.

    Kata kunci : Pengendalian Internal, Kantor Perwakilan, Sistem

    Informasi Akuntansi, Siklus Pengeluaran, Pengendalian

    Kas, Dokumentasi, Rekonsiliasi

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    10/70

     

    ix UNIVERSITAS INDONESIA

    ABSTRACT

     Name : Prasya Aninditya

    Study Programme : Accounting

    Title : Internal Contol Analysis on Expenditure Cycle in

    Representative Office of Bank Indonesia in New York

    using Documentation and Reconciliation Analysis

    Internal control is always needed and always be a big part in an organization to

    ensure accurate and accountable financial reports. By all means, liquid assets

    mutation is always an important factor to achieve accuracy in financial reporting

    system. Thus, how does a representative office in a foreign country create an

    effective internal control, including their control activities especially on liquid

    assets –  while referring back to local regulation and home regulations –  will be the

    key question in this report. Empirical approach with qualitative explanation is

    used in this report to maintain confidentiality of the data. This analysis isused to

    explain the mechanism of internal control activities in entity’s expenditure cycle

    and to prove that the internal control in automated accounting system is effective

     by comparing findings and records in the system. Despite of the error findings, the

    control in the automated accounting system is very adequate to represent financialactivities and to ensure accurate financial reporting. However, control activities

    such as documentation and reconciliation is still needed to maintain the

    effectiveness and efficiency of internal control.

    Keywords : Internal Control, Representative Office, Accounting

    Information System, Expenditure Cycle, Cash Controlling,

    Documentation, Reconciliation

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    11/70

     

    x UNIVERSITAS INDONESIA

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ ii 

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii 

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv 

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

    AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................ vii 

    ABSTRAKSI ....................................................................................................... viii 

    ABSTRACT .......................................................................................................... ix 

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii 

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii 

    DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv 

    BAB 1  PENDAHULUAN ................................................................................... 1 

    1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 1

    1.2 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN MAGANG ........................................... 3

    1.3 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN MAGANG ....................................... 4

    1.4 PELAKSANAAN K EGIATAN MAGANG ........................................................ 4

    1.5 R UANG LINGKUP PENULISAN LAPORAN .................................................... 5

    1.6 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ........................................................ 5

    1.7 SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................................... 6

    BAB 2  TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8 

    2.1 SISTEM I NFORMASI ORGANISASI ............................................................... 8

    2.2 PENGENDALIAN I NTERNAL ...................................................................... 10

    2.2.1 Komponen Kontrol Internal ............................................................... 11

    2.3 PEDOMAN R EKONSILIASI K ANTOR PERWAKILAN BANK I NDONESIA NEW

    YORK  ...................................................................................................... 16

    2.3.1 Rekonsiliasi Giro Bank ...................................................................... 16

    2.3.2 Rekonsiliasi Kartu Kredit .................................................................. 17

    BAB 3  PROFIL ORGANISASI ....................................................................... 18 

    3.1 PROFIL BANK I NDONESIA ........................................................................ 18

    3.1.1 Sejarah Bank Indonesia ..................................................................... 18

    3.1.2 Visi dan Misi ..................................................................................... 19

    3.1.3 Struktur Organisasi Bank Indonesia .................................................. 20

    3.2 K ANTOR PERWAKILAN BANK I NDONESIA ............................................... 21

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    12/70

     

    xi UNIVERSITAS INDONESIA

    3.2.1 Sejarah Kantor Perwakilan Bank Indonesia (New York) .................. 23

    3.2.2 Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York . 25

    3.2.3 Bagian Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York 26

    BAB 4  PEMBAHASAN DAN ANALISIS MASALAH ................................. 28 

    4.1 SIKLUS PENGELUARAN PADA K ANTOR PERWAKILAN BANK I NDONESIA

     NEW YORK  .............................................................................................. 28

    4.1.1 Mekanisme Transaksi Pengeluaran Anggaran Kantor Perwakilan

    Bank Indonesia New York ................................................................ 29

    4.1.2 Mekanisme Pengeluaran Kas (Mutasi Rekening) Kantor Perwakilan

    Bank Indonesia New York ................................................................ 32

    4.2 A NALISIS PENGENDALIAN I NTERNAL ATAS SIKLUS PENGELUARAN

    K ANTOR PERWAKILAN BANK I NDONESIA NEW YORK  ............................ 35

    4.2.1 Lingkungan Pengendalian (Control Environment) ............................ 364.2.2 Penaksiran Risiko (Risk Assessment) ............................................... 37

    4.2.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)...................................... 41

    4.2.4 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) ........ 44

    4.2.5 Pengawasan (Monitoring Activities) ................................................. 45

    BAB 5  KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 50 

    5.1 K ESIMPULAN ........................................................................................... 50

    5.2 SARAN..................................................................................................... 52

    DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 53 

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    13/70

     

    xii UNIVERSITAS INDONESIA

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 - Struktur Organisasi Bank Indonesia ............................................. 21 

    Gambar 3.2 - Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia

     New York ...................................................................................... 25 

    Gambar 4.1 - Proses Otorisasi Dokumen untuk Pengeluaran Anggaran

    KPwBI New York ......................................................................... 31 

    Gambar 4.2 - Mekanisme Pengeluaran Anggaran KPwBI New York ................ 34 

    Gambar 4.3 - Fishbone Theory oleh Kaoru Ishikawa (1968).............................. 36 

    Gambar 4.4 - Proses Pengecekan Kelengkapan Dokumen untuk

    Rekonsiliasi ................................................................................... 43 

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    14/70

     

    xiii UNIVERSITAS INDONESIA

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 - Uji Kepatuhan Pelaksanaan Rekonsiliasi Giro Bank ........................ 47 

    Tabel 4.2 - Uji Kepatuhan Pelaksanaan Rekonsiliasi Kartu Kredit ..................... 48 

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    15/70

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    16/70

    1  UNIVERSITAS INDONESIA

    BAB 1 

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Pengendalian internal merupakan sebuah proses pengendalian kegiatan

    operasional manajemen agar tetap selaras dengan tujuan organisasi dalam

    efektifitas dan efisiensi operasional, laporan keuangan yang dapat diandalkan

    serta kepatuhan terhadap hukum, regulasi dan kebijakan. Proses pengendalian

    internal dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan

    rekonsiliasi dan dokumentasi.

    Rekonsiliasi adalah sebuah proses pencocokan antara dua kumpulan catatan yang

    independen (Tabor et al., 2005). Dalam proses audit, catatan yang digunakan

    adalah catatan internal organisasi dengan catatan pihak ketiga. Menurut Peraturan

    Dirjen Perbendaharaan Negara No. PER-36/PB/2009 rekonsiliasi dilakukan

    dengan mencocokkan catatan internal organisasi dengan catatan Bank. Tujuan

    utama pelaksanaan rekonsiliasi adalah untuk menyajikan adanya sebuah kejadiankelengkapan catatan atas kejadian-kejadian tersebut dan menjamin upaya

     penyusunan laporan keuangan yang kredibel.

    Dokumentasi adalah sebuah proses pengumpulan dan mengklasifikasikan

    dokumen dan menyajikan informasi di dalamnya kepada pengguna informasi

    (UNESCO, 2006). Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1997

    tentang Dokumen Organisasi mewajibkan semua jenis organisasi untuk

    melakukan dokumentasi atas segala kegiatan yang dilakukan. Kumpulan dokumen

    ini diperlukan oleh organisasi sebagai bukti audit, bahan rekonsiliasi dan basis

     pengambilan keputusan manajemen.

    Ketentuan Undang-Undang tentang dokumentasi berlaku juga terhadap kantor

     perwakilan, kantor cabang, agen perusahaan Indonesia atau yang mempunyai

    kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dengan tetap

    memerhatikan ketentuan yang berlaku di negara setempat (UU No. 8 Tahun 1997

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    17/70

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Pasal 28). Sehingga menjadi hal yang menarik untuk ditelaah bagaimana

     penerapan dan pelaksanaan Undang-Undang ini dalam rangka melakukan

     pengendalian internal pada sebuah kantor perwakilan di luar negeri.

    Kantor perwakilan di luar wilayah Indonesia memiliki kegiatan organisasi yang

    dinamik, dan tentunya memiliki beberapa tantangan dalam menjalankan

     pengendalian internalnya. Sebagaimana Kantor Perwakilan Bank Indonesia New

    York, selaku perwakilan Bank Indonesia di luar negeri seperti yang telah diatur

    oleh Undang-Undang No. 13 Tahun 1968, Kantor Perwakilan Bank Indonesia

     bertugas menjalankan fungsi hubungan internasional Bank Indonesia seperti

    menjalin hubungan dengan lembaga internasional dan melakukan fungsi utama

     bank sentral di luar wilayah Indonesia. Kantor Perwakilan Bank Indonesia juga

     berperan mewakili pemerintah Negara Republik Indonesia sebagai delegasi

    Indonesia di luar negeri. Dengan mengamati apa yang dicanangkan oleh Bapak

    Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada 28 September 2012 (Situs Resmi Partai

    Presiden Republik Indonesia) mengenai lima kepentingan yang diperjuangkan

    delegasi Indonesia di New York yaitu:

    1. 

    Kerjasama ekonomi, khususnya menggalang kerjasama investasi diIndonesia

    2.  Kerjasama non-ekonomi, yaitu menggalang kerjasama untuk

    mensukseskan pembangunan dalam negeri. Misalnya, dalam bidang

     pembangunan, bidang pangan dan bidang perlindungan hutan.

    3.  Mensukseskan misi PBB khususnya misi panel yang telah dibentuk oleh

    Sekjen PBB untuk merumuskan dan menghasilkan kerangka kerjasama

    4. 

    Perluasan peran internasional Indonesia yang konstruktif di berbagaiforum global

    5.  Menyampaikan pandangan, pemikiran dan usulan Indonesia menyangkut

    isu global melalui sejumlah forum penting di PBB

    Hal ini menggambarkan betapa dinamisnya lingkup kerja Kantor Perwakilan Bank

    Indonesia New York, dalam menjalankan fungsi hubungan internasional bank

    sentral dan dalam mewakili pemerintah sebagai delegasi Indonesia di New York.

    Tentunya untuk menjalankan tugas yang diembankan kepada Kantor Perwakilan

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    18/70

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Bank Indonesia New York dengan efektif dan efisien, membutuhkan

     pengendalian baik secara internal organisasi maupun dari sisi anggaran. Sehingga

    muncul pertanyaan bagaimana pengendalian internal Kantor Perwakilan Bank

    Indonesia dalam menjalankan berbagai peran yang dimiliki sampai tercipta

    efisiensi dalam organisasi. Bedasarkan uraian di atas, penulis mengadakan

     penelitian terhadap pengendalian internal atas siklus pengeluaran anggaran yang

    dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York dengan

    mempertimbangkan Undang-Undang Republik Indonesia.

    1.2  Latar Belakang Pelaksanaan Magang

    Untuk menghadapi dunia kerja nyata, mahasiswa perlu memiliki kemampuan

    tidak hanya pengetahuan teoritis saja, pengalaman praktis,  softskill dan

    kemampuan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam dunia kerja nyata

    menjadi faktor penting dalam kompetensi. Hal ini menjadi pertimbangan yang

    mendesak perguruan tinggi sebagai tempat lahirnya para sarjana untuk

    menciptakan sebuah sistem pendidikan yang mendukung mahasiswanya untuk

    mendapatkan pengetahuan baik konseptual maupun praktikal yang dapat

    mendorong kompetensi mahasiswa untuk dapat bersaing dalam mendapatkanlapangan kerja.

    Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia membuka

    kesempatan bagi para calon sarjana untuk mempelajari ilmu terapan dari konsep

    akuntansi yang telah didapatkan di bangku kuliah serta mandapatkan pengalaman

    kerja nyata melalui program magang. Selama program magang ini, mahasiswa

     berkesempatan untuk memproyeksikan konsep-konsep yang telah dipelajari ke

    dalam tugas yang diberikan dan bagaimana menyiapkan solusi atas masalah yang

    timbul baik sesuai maupun di luar ekspektasi, sehingga mahasiswa mendapatkan

    gambaran sesungguhnya dari dunia kerja nyata. Selain itu, mahasiswa akan

     berinteraksi dengan berbagai pihak dengan latar belakang berbeda, sehingga

    mahasiswa diharapkan dapat memperlajari bagaimana komunikasi bisnis dan

    kehidupan sosial di lingkungan kerja.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    19/70

    UNIVERSITAS INDONESIA

    1.3  Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

    Penulis mengikuti program magang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang

     berlokasi di New York. Kegiatan magang ini berlangsung selama 3 (tiga) bulanterhitung sejak 20 Juni 2013 hingga 27 September 2013.

    1.4  Pelaksanaan Kegiatan Magang

    Pada program magang yang diberikan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

     New York, penulis ditempatkan di Divisi Administrasi yang bertanggung jawab

    atas segala transaksi keuangan, distribusi surat dan memo, serta inventaris entitas.

    Selama kegiatan magang, penulis diberikan kesempatan untuk mempelajari

     bidang kerja Divisi Administrasi secara keseluruhan, akan tetapi penulis

     berkonsentrasi kepada segala transaksi keuangan yang dilakukan oleh entitas dan

     bertugas untuk membantu bidang keuangan dalam proses rekonsiliasi dan

     pengumpulan data audit atas rekonsiliasi. Kegiatan yang dilakukan oleh penulis

    dalam mengumpulkan data dengan teknik observasi dan teknik dokumentasi,

    antara lain:

    1. 

    Mengatur arsip dengan mengelompokkan ke dalam 3 (tiga) divisi sesuaidengan divisi kerja di Kantor Perwakilan, yaitu; Divisi Administrasi,

    Divisi Ekonomi Internasional dan Divisi Pengelolaan Portfolio.

    2.  Mengumpulkan bukti-bukti administrasi keuangan termasuk antara lain

    anggaran tahunan Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York, bukti cek

    yang keluar, rekening koran  JP Morgan Chase Bank, Warkat Anggaran

    dan laporan rekonsiliasi periode sebelumnya.

    3.  Membuat rancangan kasar monitoring anggaran yang dibuat sesuai dengan

     pengajuan anggaran dan realisasi anggaran di tahun sebelumnya.

    4.  Memeriksa kelengkapan arsip administrasi terkait dengan pengeluaran

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York.

    5. 

    Melakukan proses rekonsiliasi bank atas catatan pengeluaran Kantor

    Perwakilan Bank Indonesia New York dengan laporan rekening koran

    yang dikeluarkan oleh JP Morgan Chase Bank .

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    20/70

    UNIVERSITAS INDONESIA

    6.  Menyusun laporan atas rekonsiliasi bank yang dilakukan atas mutasi

    rekening yang tidak tercatat dalam catatan pembukuan Kantor Perwakilan

    Bank Indonesia.

    1.5  Ruang Lingkup Penulisan Laporan

    Selama melaksanakan program magang, penulis berkesempatan untuk

    mempelajari aktivitas transaksi pengeluaran anggaran serta mempelajari

     bagaimana pengendalian internal berdasarkan dokumentasi dan rekonsiliasi

    entitas. Adapun ruang lingkup penulisan laporan magang ini ditekankan kepada

     pengendalian internal pada pengeluaran anggaran dengan menggunakan analisis

    komponen pengendalian internal khususnya dokumentasi dan rekonsiliasi entitas.

    Kedua hal ini menarik untuk dibahas dan ditelaah lebih lanjut karena proses

    dokumentasi merupakan sebuah proses yang diwajibkan bagi bentuk organisasi

    apapun untuk mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilakukan sebagai bahan

    rekonsiliasi dan merupakan bagian dari pengendalian internal Kantor Perwakilan

    Bank Indonesia New York. Sedangkan untuk menghasilkan laporan

     pertanggungjawaban yang dapat diandalkan dan akurat, diperlukan pengendalian

    internal yang baik. Sehingga pembahasan laporan akan di khususkan mengenai“Pengendalian Internal pada Pengeluaran Anggaran Kantor Perwakilan

    Bank Indonesia New York menggunakan Analisis Dokumentasi dan

    Rekonsiliasi.” 

    1.6  Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui siklus pengeluaran

    anggaran oleh entitasproses dokumentasi dan rekonsiliasi dalam rangka

    melakukan pengendalian internal dan analisis siklus pengeluaran dalam rangka

    melakukan pengendalian internal organisasi. Adapun batasan penulisan pada

    laporan ini yaitu keterbatasan akses ke dalam sistem BI-SOSA dan kerahasiaan

    keuangan entitas, sehingga penelitian dilakukan menggunakan metode komparatif

    deskriptif secara empiris.

    Hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak. Bagi Universitas,

    laporan ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lain dengan topik

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    21/70

    UNIVERSITAS INDONESIA

    dan materi yang berkaitan. Bagi entitas, hasil laporan ini diharapkan dapat

    memberikan alternatif solusi dalam pertimbangan untuk mengembangkan dan

    meningkatkan kinerja pengendalian internal baik pada sistem informasi akuntansi

    maupun pada siklus pengeluaran entitas. Bagi penulis, laporan digunakan sebagai

    referensi pengaplikasian pengetahuan teoritis ke dalam dunia kerja nyata yang

    menjadi faktor penting dalam pengembangan kompetensi.

    Beberapa pokok bahasan yang akan diulas dalam laporan magang ini, antara lain

    adalah:

    1. 

    Siklus pengeluaran yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

    Indonesia New York

    2.  Pengendalian atas pengeluaran pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia

     New York

    3.  Peran dokumentasi dan rekonsiliasi dalam pelaksanaan pengendalian

    internal

    1.7  Sistematika Penulisan

    Laporan Magang ini dibagi menjadi 5 (lima) bagian, yaitu:

      BAB 1 : Pendahuluan

    Bab ini memberikan gambaran umum mengenai keseluruhan laporan

    magang yang ditulis. Bab ini juga menjadi bagian pembuka dan

    menjelaskan mengenai latar belakang dari program magang yang dipilih

    sebagai salah satu alternatif syarat kelulusan mahasiswa jurusan

    Akuntansi, serta menjelaskan tujuan dibuatnya laporan magang ini.

    Penulis juga menjelaskan mengenai sistematika pelaksanaan magang,

    termasuk di dalamnya tujuan magang, lama waktu magang serta

     penjelasan mengenai kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama

     program magang berlangsung.

      BAB 2 : Landasan Teori

    Bagian ini menjelaskan mengenai teori-teori yang menjadi landasan

     pembahasan dan analisa pada pengendalian internal entitas dalam

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    22/70

    UNIVERSITAS INDONESIA

    dokumentasi rekonsiliasi. Teori yang dimaksud mencakup konsep

     pengendalian internal, aktivitas kontrol dan prosedur yang digunakan oleh

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York.

      BAB 3 : Profil Organisasi

    Bagian ini akan memberikan gambaran umum mengenai profil, fungsi,

    kegiatan dan struktur organisasi Bank Indonesia sebagai tempat

     pelaksanaan magang penulis. Bab ini akan dibagi menjadi tiga bagian,

    yaitu profil Bank Indonesia Pusat, profil Kantor Perwakilan Bank

    Indonesia New York dan penjelasan mengenai tugas divisi dimana penulis

    ditempatkan.

      BAB 4 : Pembahasan dan Analisis Masalah

    Pembahasan akan dipaparkan dalam bab ini untuk menjawab rumusan

    masalah yang telah dijelaskan di bab sebelumnya. Analisa masalah

    dilakukan dengan cara mambahas segala aspek yang menjadi bagian dalam

     proses dokumentasi dan rekonsiliasi sebagai aktivitasi pengendalian

    internal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York.

      BAB 5 : Kesimpulan dan Saran

    Bab ini merupakan bagian terakhir dari keseluruhan laporan yang berisi

    ringkasan dan kesimpulan atas analisis pembahasan masalah. Saran yang

     berisikan masukan menjadi fokus perhatian utama penulis.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    23/70

    8  UNIVERSITAS INDONESIA

    BAB 2 

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1  Sistem Informasi Organisasi

    Sistem Informasi pada sebuah organisasi dikembangkan untuk memenuhi

    kebutuhan informasi yang berhubungan dengan masing-masing dan diterapkan

     pada setiap area dan lapisan manajemen organisasi. Dalam  Blackwell

     Encyclopedia of Management, Davis (2005) menjelaskan sebuah sistem informasi

    sebagai seperangkat unsur-unsur yang terdiri dari manusia, alat, konsep dan

     prosedur yang dihimpun menjadi satu untuk maksud tujuan bersama yang

    menghantarkan informasi kepada seluruh bagian organisasi untuk merencanakan,

    mengembangkan dan mengelola informasi tersebut. Sedangkan definisi lain dari

    sebuah sistem informasi adalah serangkaian prosedur di mana data dikumpulkan,

    diolah menjadi sebuah informasi dan di distribusikan kepada pengguna (Hall,

    2008). Dari kedua pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

    dibutuhkan oleh setiap organisasi untuk mengolah segala bentuk informasi dari

     berbagai bagian organisasi menjadi sebuah produk informasi yang terintegrasi dan

     berguna bagi seluruh lapisan manajemen dan pengguna informasi lainnya.

    Sistem informasi organisasi digunakan untuk membuat aliran informasi tersedia

    untuk pengguna informasi. Laporan ini lebih memfokuskan pada data dan

    informasi transaksi, yang dilakukan dalam Sistem Informasi Akuntansi yang

    disebut Transaction Processing System  (TPS). Transaction Processing System 

    didefinisikan sebagai siklus transaksi penghasil data mentah (raw data) untuk

    laporan manajemen dan keuangan yang membutuhkan perhatian khusus dari para

    akuntan profesional (Hall, 2008). Tidak ada regulasi yang mengharuskan suatu

    organisasi untuk menggunakan sistem informasi tertentu; keputusan penggunaan

    sistem informasi tergantung pada kebijakan manajemen untuk memenuhi

    kebutuhan dan tujuan organisasi.

    Dalam sistem informasi akuntansi, terdapat 3 siklus yang dilaksanakan dengan

    cara dan waktu tertentu dalam suatu organisasi; siklus tersebut adalah expenditure

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    24/70

    UNIVERSITAS INDONESIA

    cycle,  Revenue Cycle  dan Conversion Cycle  (Hall, 2008).  Laporan ini lebih

    menekankan pada pengelolaan akuisisi dan pembayaran untuk barang dan jasa,

    yang selanjutnya akan disebut siklus pengeluaran. Dalam penerapan siklus

     pengeluaran ini, sebuah organisasi perlu melakukan kontrol, pengawasan dan

     pengelolaan arus kas yang masuk dan keluar. Pengendalian atau kontrol terhadap

    siklus pengeluaran dapat dilaksanakan dengan implementasi dokumentasi dalam

    organisasi untuk memantau mutasi anggaran guna menjaga akurasi dan

    kelengkapan data laporan keuangan. Dokumentasi informasi keuangan ini

    dilaksanakan sebagai proses pengelolaan dan pengawasan untuk menjaga

     perputaran dan keamanan aset organisasi yang paling likuid, yaitu kas. Selain

    dengan dokumentasi, pengendalian dan pengawasan perputaran kas organisasi

    dapat dilakukan dengan menerapkan otorisasi terhadap pengeluaran anggaran

    untuk menjamin keabsahan transaksi dan mengurangi risiko penggunaan kas yang

    tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi. Agar lebih mudah dimengerti,

     penjelasan siklus pengeluaran dalam laporan ini akan menggunakan  Data Flow

     Diagram (DFD) yang mencakup pihak terkait, kebutuhan dokumen dan otorisasi

    dalam pelaksanaan pengeluaran anggaran.

    Siklus pengeluaran sendiri terdiri dari dua proses, yaitu transaksi pembelian dan

     pengeluaran kas. Transaksi pembelian mencakup identifikasi kebutuhan

    organisasi, pemesanan, penerimaan dan pengakuan kewajiban atas akuisisi barang

    atau jasa. Sedangkan proses pengeluaran kas adalah tindakan pelunasan kewajiban

    yang muncul akibat transaksi pembelian yang dilaksanakan sebelumnya. Masing-

    masing proses akan dijelaskan sesuai dengan hasil pengamatan pada subjek

     penelitian secara lebih rinci pada bab berikutnya.

    Untuk menjaga aliran informasi yang akurat dan lengkap serta untuk

    mempermudah pengambilan keputusan, dokumentasi siklus pengeluaran perlu

    dilakukan dengan menggunakan sebuah sistem yang diterapkan dalam organisasi.

    Pentingnya penggunaan sistem informasi membutuhkan adanya kontrol untuk

    menjamin kelancatan distribusi dan ketepatan informasi. Oleh karena itu, laporan

    ini, pembahasan akan difokuskan kepada analisis siklus pengeluaran termasuk di

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    25/70

    10 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    dalamnya pelaksanaan komponen pengendalian internal untuk dijadikan referensi

    kontol atas sistem informasi yang digunakan.

    2.2 

    Pengendalian Internal

    Pengendalian internal diperlukan entitas untuk tetap beroperasi sesuai dengan

    tujuan utamanya sehingga pengendalian internal menjadi kunci dari keberhasilan

    operasional entitas. Sistem pengendalian internal sendiri bertujuan untuk

    mendorong efisiensi dan efektifitas kegiatan organisasi, mendukung pelaporan

    yang dapat diandalkan serta memastikan kepatuhan organisasi terhadap hukum

    dan peraturan yang berlaku. Seperti yang dijelaskan dalam pengertian

     pengendalian internal oleh COSO: Internal Control-Intergrated Framework

    (2013): “a process affected by entity’s board of directors, management, and other

     personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement

    of objectives relating to operations, reporting and compliance.” Sedangkan

    definisi pengendalian internal oleh Thorngren (2011) adalah:

    “Internal Control is the organizational plan al all related measures

    designed to accomplish the following: (1) Safeguard assets ..., (2)

     Encourage employees to follow company policy ..., (3) Promote operational

    efficiency ... and (4) Ensure accurate, reliable accounting record ... .” 

    Dengan ini dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah segala proses

    yang dipengaruhi oleh direksi, manajemen dan personil lainnya yang dirancang

    untuk membantu entitas dalam mencapai tujuannya terkait dengan efisiensi

    operasional, akurasi dan kenadalan laporan, kepatuhan komponen entitas atas

    regulasi dan hukum yang berlaku serta penjagaan aset entitas.

    Dalam melaksanakan pengendalian internal, entitas perlu memperhatikan berbagai

    aspek internal entitas. Aspek yang perlu diperhatikan antara lain adalah risiko

    yang dihadapi entitas, pihak yang bertanggung jawab atas perumusan dan

     pelaksanaan pengendalian internal berdasarkan peraturan dan hukum yang berlaku

    serta pembagian tugas oleh manajemen untuk menciptakan efisiensi kinerja dan

    efektifitas kontrol. Pendekatan risiko dilakukan sesuai dengan bidang operasi

    entitas untuk merumuskan prosedur dan penerapan kontrol internal. Akan tetapi,

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    26/70

    11 

    UNIVERSITAS INDONESIA

     pengendalian internal tidak akan efektif apabila komponen entitas tidak memenuhi

     prosedur yang telah dirumuskan sebelumnya, sehingga diperlukan pihak yang

     bertanggung jawab untuk memeriksa kelengkapan dokumen akuntansi sebagai

    dasar bukti pelaporan keuangan serta memastikan bahwa pengendalian internal

    telah dilakukan dengan baik. Manajemen entitas juga perlu melakukan pembagian

    tugas yang konkrit pada keseluruhan komponen entitas agar pengendalian internal

    dapat berjalan dengan optimal. Pembagian tugas ini sangat diperlukan agar

    manajemen dapat dengan jelas meminta pertanggung jawaban terhadap pihak

    tertentu apabila risiko yang ditaksir terjadi.

    2.2.1  Komponen Kontrol Internal

    Dalam melaksanakan pengendalian internal, banyak faktor yang harus

    diperhatikan oleh entitas karena pengendalian internal merupakan alat untuk

    menjaga keselarasan kegiatan operasional entitas dengan strategi dan tujuan

    entitas. Terdapat lima komponen pengendalian internal yang dijelaskan COSO

    dalam Internal Control: Integrated Framework (2013), yaitu:

    1. 

    Control Environment  

    2. 

     Risk Assessment  

    3.  Control Activities 

    4. 

     Information & Communication 

    5.   Monitoring  

    Kelima komponen kontrol internal diatas memiliki peran penting dalam

     pelaksanaan kontrol internal organisasi. Masing-masing komponen memiliki tolak

    ukur tersendiri untuk memastikan bahwa organisasi telah menjalankan kontrol

    yang baik yang akan dijelaskan secara rinci dalam ulasan berikutnya.

    2.2.1.1  Control Environment

    Lingkungan pengendalian ini merupakan dasar untuk semua komponen lain dari

     pengendalian internal agar dapat berfungsi secara optimal. Kelemahan pada

    kebijakan dan sistem kendali yang diciptakan oleh pimpinan dan manajemen

    menjadi salah satu faktor utama terjadinya kecurangan dalam sebuah organisasi.

    Sehingga lingkungan pengendalian harus terbentuk dan mendorong komitmen

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    27/70

    12 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    dari setiap komponen organisasi untuk melakukan pengendalian internal yang

    didukung oleh demonstrasi pengendalian internal yang dilakukan oleh baik

     pimpinan maupun manajemen organisasi.

    Untuk dapat menciptakan lingkungan pengendalian yang efektif, maka pimpinan

    serta manajemen organisasi perlu menetapkan kebijakan, kode etik dan sistem tata

    kelola organisasi yang mampu mendukung keseluruhan komponen organisasi

    untuk membentuk lingkungan pengendalian internal yang efektif. Penetapan

    kebijakan terkait dengan lingkungan pengendalian mengacu kepada budaya

    organisasi yang difokuskan kepada beberapa hal, antara lain:

    1.  Komitmen terhadap kompetensi yang mengedepankan integritas dan nilai

    etika

    2. 

    Kepemimpinan yang kondusif dan mendukung setiap komponen

    organisasi untuk melakukan pengawasan, pengembangan dan pelaksanaan

     pengendalian internal

    3.  Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat kepada setiap

    komponen organisasi

    4.  Kesesuaian ketetapan manajemen dengan standar pengawasan, struktur

    organisasi, alur tanggung jawab dan keselarasan ketetapan tersebut dengan

    tujuan organisasi

    5.  Penyusunan dan penerapan kebijakan pembinaan sumber daya manusia

    yang mengedepankan pengembangan kompetensi individu dengan tujuan

     pencapaian organisasi

    6. 

    Akuntabilitas individu dalam pengendalian internal pada kegiatan

    organisasi

    2.2.1.2 

     Risk Assessment

    Peniliaian risiko yang termasuk dalam manajemen risiko adalah sebuah proses

    mengidentifikasi kejadian yang berpotensi dalam menghambat kemampuan

    organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Semua risiko ini perlu dikelola

    dalam sebuah sistem pengendalian organisasi untuk dijadika dasar pengambila

    keputusan manajemen menentukan solusi dan alternatifnya agar risko-risiko

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    28/70

    13 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    tersebut tidak menghambat kinerja organisasi secara keseluruhan. Risiko dapat

     berasal baik dari dalam organisasi maupun dari luar orgaisasi.

    Untuk menghadapi risiko-risiko tersebut, organisasi perlu membuat sebuah

     perencanaan pengendalian risiko, program kerja yang mampu meminimalisir risko

    tanpa mengurangi optimalisasi kinerja organisasi, serta tindakan yang diperlukan

    untuk menghindari dan mengendalikan risiko apabila terjadi. Dalam pelaporan

    keuangan, sebuah organisasi perlu mengembangkan kontrol atas kinerja keuangan

    untuk mengurangi risiko salah saji laporan dan memastikan ketepatan pelaporan

    keuangan organisasi.

    2.2.1.3 

    Control Activities

    Menurut Bodnar dan Hopwood (2006) kegiatan pengendalian andalah tindakan

    dan prosedur yang dilakukan untuk memastikan bahwa alur manajemen berjalan

    dengan baik. Aktivitas pengendalian mecakup sejumlah kebijakan dan prosedur

    yang dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi dan meminimalisir risiko.

    Aktivitas pengendalian internal harus memiliki hubungan erat dan terintegrasi

    dengan proses penaksiran risiko. Aktivitas pengendalian yang bisa diterapkan oleh

    manajemen dapat berupa pengendalian akuntansi yang dirancang untuk

    memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian tertentu tercapai untuk setiap

    sistem aplikasi yang material dalam organisasi. Adapun unsur-unsur aktivitas

     pengendalian antara lain adalah:

    1. 

    Pemisahan Tugas

    Pemisahan tugas merupakan sebuah titik krusial dalam efektifitas

     pelaksanaan pengendalian internal. Hal ini diterapkan dengan cara

    memisahkan tanggung jawab dan wewenang dalam otoritasi dan pelaksana

    transaksi. Sehingga tanggung jawab pelaku, pencatat dan otorisasi atas

    sebuah transaksi tidak jatuh kepada satu pihak saja. Risiko kesalahan dan

     peluang tindakan kecurangan dapat diminimalisir dengan adanya

     pemisahan tanggung jawab pada sebuah organisasi.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    29/70

    14 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    2.  Dokumentasi dan Pencatatatan

    Seluruh informasi yang mengalir dalam sebuah organisasi harus disimpan

    atas peraturan UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan

    sebagai bukti administrasi dan audit di kemudian hari. Dokumen dan

    catatan merupakan media fisik yang digunakan untuk menyimpan data

    informasi yang mengalir dalam sebuah organisasi. Wujud dokumen dapat

     berupa kertas sampai media penyimpanan dengan menggunakan sistem

    komputerisasi. Setiap jenis dokumen dan catatan harus diatur dengan cara

    relevan sesuai dengan regulasi akuntansi umum dan regulasi organisasi.

    3. 

    Akses terhadap aset

    Aset merupakan unsur pernting dalam sebuah organisasi, oleh karena itu

    akses terhadap aset perlu dibatasi kepada pihak yang berkepentingan saja.

    Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan pengendalian atas

    otorisasi terhadap pihak yang diberikan akses terhadap aset yang memadai.

    Pengendalian akses terhadap aset dapat dilakukan dengan dokumentasi dan

    catatan penggunaan aset serta dengan menggunakan sistem informasi

    organisasi untuk menguatkan pengendalian.

    4. 

    Pemeriksaan oleh pihak independen

    Dokumentasi dan catatan yang dimiliki organisasi harus bisa menyajikan

    informasi sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Agar akuntabilitas dan

    relevansi informasi terjaga sesuai dengan kondisi sebenarnya, secara

     berkala informasi yang dimiliki organisasi akan dibandingkan

    kesesuaiannya dengan aset yang ada. Fungsi ini sebaiknya dilakukan oleh

     pihak independen dan tidak memiliki kepentingan dengan informasi dalamorganisasi tersebut.

    5.  Pengendalian Informasi

    Pengendalian pengolahan informasi memastikan adanya otorisasi,

    keakuratan, dan kelengkapan transaksi individual tertentu yang memadai.

    Otorisasi membatasi pelaksanaan transaksi atas suatu aktivitas oleh pihak

    yang tidak berkepentingan. Akurasi informasi menjamin bahwa semua

    transaksi yang tercatat sudah sesuai dengan transaksi yang terjadi.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    30/70

    15 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Sedangkan kelengkapan informasi menjamin bahwa data pendukung atas

    transaksi terkait sudah lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan.

    2.2.1.4 

     Information & Communcation

    Informasi dan komunikasi merupakan komponen pengendalian internal yang

    melintasi dan menghubungkan seluruh komponen lainnya. Informasi yang sesuai

    dengan kondisi sebenarnya harus di komunikasikan kepada tingkat manajerial atas

    maupun bawah dengan cara dan pada waktu tertentu agar personil organisasi

    dapat melaksanakan tanggungjawabnya. Sebuah organisasi perlu memiliki

     prosedur yang efektif untuk dapat melakukan komunikasi baik dengan pihak

    internal maupun eksternal.

    COSO menyarankan bahwa pengendalian internal sistem informasi yang

    digunakan organisasi harus bisa menunjukkan pentingnya penyimpanan informasi

    dan penggunaan sistem pendukung yang konsisten dan selaras dengan kebutuhan

    organisasi secara keseluruhan. Untuk menciptakan sistem strategis dalam

     pencapaian tujuan organisasi, manajemen perlu mempertimbangkan perencanaan,

    desain dan implementasi sistem informasi sebagai salah satu strategi organisasi.

    Selain itu, organisasi juga perlu melakukan integrasi sistem otomasi informasi

    suatu aktivitas operasional dengan aktivitas lainnya.

    Untuk memastikan bahwa pengendalian internal dapat terlaksana dengan efektif

    dan efisien, organisasi harus menentukan kualitas informasi yang dimilikinya.

    Berikut faktor yang perlu dipastikan dalam menentukan kualitas informasi:

    1. 

    Isi daripada informasi yang dilaporkan sesuai dengan kondisi sebenarnya

    2. 

    Informasi disajikan tepat waktu dan tersedia apabila dibutuhkan

    3.  Informasi yang terkandung mewakili kondisi terkini

    4.  Data dan informasi yang disajikan tepat dan dapat dijamin akurasinya

    5.  Informasi dapat diakses oleh pengguna yang sesuai

    Komunikasi berperan sebagai penghantar informasi yang mengalir dalam sebuah

    organisasi. Selain itu, komunikasi baik dalam organisasi maupun kepada pihak

    eksternal organisasi mampu membantu organisasi dalam mengidentifikasi risiko

    dalam pelaksanaan pengendalian internal yang mungkin terjadi dan mengolah

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    31/70

    16 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    informasi tersebut untuk mengembangkan kebijakan pengendalian internal

    organisasi. Dengan adanya komunikasi, organisasi dapat mengolah informasi

    terkait dengan kinerja selama periode tertentu kedalam laporan finansial, laporan

    kinerja operasional dan reviu kepatuhan kebijakan dan peraturan yang berlaku.

    2.2.1.5   Monitoring Activities

    Setiap kegiatan yang dilakukan harus selaras dengan tujuan operasional dan

    strategis organisasi. Untuk mencapai keselarasan tersebut, dibutuhkan

     pengawasan atas jalannya aktivitas-aktivitas dalam organisasi. Aktivitas

     pengawasan mencakup evaluasi atas komponen pengendalian internal telah

    dilaksanakan dan berfungsi dengan baik. Temuan yang berkaitan dengan pengendalian ini akan dievaluasi secara menyeluruh dan di informasikan untuk

    menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan pengendalian

    internal. Aktivitas pengawasan ini dapat dilakukan oleh semua pihak organisasi,

     baik dari tingkat manajerial bawah ke atas.

    2.3  Pedoman Rekonsiliasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

    Bank Indonesia menetapkan prosedur rekonsiliasi sebagai bagian dari aktivitas

     pengawasan atas mutasi rekening dalam bentuk kas. Pada buku pedoman

    rekonsiliasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, terdapat dua jenis rekonsiliasi

    yaitu rekonsiliasi giro bank dan rekonsiliasi kartu kredit. Kedua jenis rekonsiliasi

    akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikut:

    2.3.1  Rekonsiliasi Giro Bank

    Rekonsiliasi adalah kegiatan pencocokan antara saldo yang tercatat pada sistem

    BI-SOSA (Sentralisasi Otomasi Sistem Akuntansi Bank Indonesia) dan saldo

    yang tercatat pada rekening bank (bank statement ), sebagai upaya untuk

    memperoleh saldo yang benar dan akurat.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    32/70

    17 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Pelaksanaan rekonsiliasi giro bank pada sistem BI-SOSA diatur sebagai berikut:

    1. 

    Rekonsiliasi dilakukan secara periodik (minimal sebulan sekali).

    2. 

    Rekonsiliasi dilakukan dengan cara membandingkan transaksi pemakaianrekening giro bank yang telah diinput di BI-SOSA dengan bank statement

    secara bulanan.

    3.  Rekonsiliasi dilakukan oleh petugas data entry dengan melakukan proses

     pencocokan mutasi rekening pada saat sistem BI-SOSA dengan mutasi

     pada bank statement . Nominal mutasi debet dan kredit yang dicocokan

    harus sama (balance).

    4. 

    Apabila terdapat mutasi/transaksi debet atau kredit yang ada di bank

     statement  tapi belum terdapat di sistem BI-SOSA, maka mutasi/transaksi

    tersebut harus diinput ke BI-SOSA.

    5. 

    Petugas persetujuan melakukan verifikasi dan persetujuan hasil

    rekonsiliasi.

    2.3.2  Rekonsiliasi Kartu Kredit

    Rekonsiliasi kartu kredit dilakukan untuk membandingkan transaksi pemakaian

    kartu kredit kedinasan yang telah diinput di BI-SOSA dengan tagihan pembayaran

    kartu kredit secara bulanan.

    Pelaksanaan rekonsiliasi kartu kredit diatur sebagai berikut:

    1.  Sistem menampilkan semua mutasi rekening kartu kredit debet dan kredit.

    2. 

    Petugas data entry melakukan proses pencocokan mutasi rekening kartu

    kredit dengan tagihan kartu kredit. Nominal mutasi debet dan kredit yang

    dicocokan harus sama (balance).

    3. 

    Petugas persetujuan melakukan verifikasi dan persetujuan rekonsiliasi.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    33/70

    18  UNIVERSITAS INDONESIA

    BAB 3 

    PROFIL ORGANISASI

    3.1  Profil Bank Indonesia

    3.1.1  Sejarah Bank Indonesia

    Bank Indonesia didirikan pertama kali pada tahun 1953 menggantikan fungsi De

    Javasche Bank sebagai bank sentral yang bertugas untuk mengatur sistem

    moneter, perbankan dan pembayaran di Indonesia. Undang-undang yang

    mengatur Bank Indonesia kerap direvisi seiring dengan perkembangan ekonomi

    dan politik dalam negeri. Hingga dibentuk UU No. 23/1999 dan sebagaimana

    telah diubah dengan UU RI No. 6/2009 yang menjelaskan mengenai status dan

    kedudukan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia yang

    independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya

    kecuali untuk hal-hal yang secara tegas telah diatur dalam undang-undang

    tersebut.

    Kedudukan Bank Indonesia yang telah ditetapkan dalam undang-undang adalah

    sebagai Bank Sentral Republik Indonesia yang bertindak sebagai otoritas moneter.

    Bank Indonesia mempunyai otorisasi penuh dalam merumuskan dan

    melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya. Pihak luar tidak dibenarkan

    mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga

     berkewajiban untuk menolak dan mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun

    dan dari pihak manapun juga. Sebagai badan hukum, status Bank Indonesia

    mempunyai status sebagai badan hukum publik dan perdata. Sebagai badanhukum publik, Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan regulasi hukum

    yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh

    masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sedangkan sebagai badan

    hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di

    dalam maupun di luar pengadilan.

    Dalam kapasitasnya sebagai Bank Sentral, tujuan utama dari Bank Indonesia

    adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Kestabilan nilai

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    34/70

    19 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Rupiah ini didalamnya terdapat dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang

    terhadap barang dan jasa  – dicerminkan dengan laju inflasi –   dan kestabilan nilai

    mata uang terhadap mata uang asing  – dicerminkan dengan nilai tukar Rupiah

    dengan mata uang asing. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia

    didukung oleh tiga pilar utama yang juga merupakan bidang tugasnya:

    1.  Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

    2.  Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

    3.  Mengatur dan mengawasi perbankan Indonesia

    Untuk mendukung efektifitas dan efisiensi kerja, Bank Indonesia membentuk

     perpanjangan tangan di dalam maupun di luar negeri. Jaringan kantor Bank

    Indonesia di seluruh wilayah Indonesia disebut Kantor Bank Indonesia (KBI)

    yang berfungsi sebagai pengawas perekonomian regional. Jaringan Bank

    Indonesia di luar negeri disebut Kantor Perwakilan (KPw).

    Di awal tahun 2014 ini, pilar ketiga Bank Indonesia yang mengatur dan

    mengawasi perbankan Indonesia diambil alih oleh Otoritas Jasa Keuangan yang

    dibentuk tahun 2013 sebagai pengatur dan pengawas sistem jasa keuangan.

    Pengalihan fungsi ini resmi efektif sejak tanggal 31 Desember 2013 dengan

    Laporan Deputi Gubernur Bidang 3 Bank Indonesia mengenai Serah Terima

    Pengawasan Mikroprudensial Bank dari Bank Indonesia kepada Otoritas Jasa

    Keuangan.

    3.1.2  Visi dan Misi

    Visi

    Menjadi lembaga bank sentral yang dipercaya sebagai penjaga stabilitas moneter

    dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

    Misi

    Mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah melalui pemeliharaan

    kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk

     pembangunan ekonomi nasional yang berkualitas dalam jangka panjang.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    35/70

    20 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Bank Indonesia menetapkan nilai-nilai

    strategis yang menjadi pedoman dasar lingkungan Bank Indonesia untuk dalam

     bertindak, yakni kompetensi, intergritas, transparansi, akuntabilitas dan

    kebersamaan. Bank Indonesia juga menetapkan sasaran strategis jangka menengah

    untuk mewujudkan visi, misi dan nilai strategis tersebut, yaitu:

    1.  Memperkuat pengendalian inflasi dari sisi permintaan dan penawaran

    2.  Menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah

    3.  Mendorong pasar keuangan yang dalam dan efisien

    4.  Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien dan sinergis

    5. 

    Memelihara sistem pembayaran yang aman, efisien dan lancar

    6.  Memperkuat pengelolaan keuangan Bank Indonesia yang akuntabel

    7.  Mewujudkan proses kerja efektif dan efisien dengan dukungan Sistem

    Informasi, Kultur dan Tata Kelola yang baik

    8.  Mempercepat ketersedaan Sumber Daya Manusia yang kompeten

    9.  Memperkuat aliansi strategis dan meningkatkan persepsi positif Bank

    Indonesia

    10.  Memantapkan kelancaran transisi pengalihan fungsi pengawasan

     perbankan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

    3.1.3  Struktur Organisasi Bank Indonesia

    Pada awalnya, struktur organisasi Bank Indonesia dibagi kedalam dua departemen

    fungsi yang dibentuk sesuai dengan tujuan Bank Indonesia yaitu untuk menjaga

    stabilitas moneter, menjaga stabilitas sistem keuangan dan melakukan

     pengawasan atas perbankan di Indonesia. Kedua departemen fungsi ini memiliki

    sub-bagian masing-masing yang berperan untuk meningkatkan efisiensi dan

    efektifitas Bank Indonesia dalam mencapai tujuannya. Guna memperkaya

    informasi yang dimiliki Bank Indonesia, setiap Kantor Perwakilan baik dalam

    negeri maupun luar negeri mewakili sub-departemen untuk melakukan riset dan

    tinjauan mengenai kondisi dan situasi perekonomian di wilayahnya.

     Namun, dalam perkembangannya, fungsi pengawasan perbankan yang dilakukan

    oleh Bank Indonesia telah dipindahtangankan kepada Otoritas Jasa Keuangan

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    36/70

    21 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    (OJK) sehingga tujuan utama Bank Indonesia menjadi: menjaga stabilitas moneter

    dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Untuk mencapai kedua tujuan utama

    tersebut, struktur organisasi Bank Indonesia dilengkapi dengan Departemen

    Manajemen Intern yang bertugas untuk menjamin kelancaran, efisiensi dan

    efektifitas kinerja pada keseluruhan bagian organisasi Bank Indonesia. Selain itu,

    agar Bank Indonesia dapat secara efektif merumuskan kebijakan moneter yang

    akan diterapkan di Indonesia, Bank Indonesia memiliki perwakilan di dalam

    negeri yang disebut Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) dan beberapa

    Kantor Perwakilan Luar Negeri (KPwLN).

    Gambar 3.1 - Struktur Organisasi Bank Indonesia (Sumber: Website Bank Indonesia) 

    3.2  Kantor Perwakilan Bank Indonesia

    Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas-tugas Bank Indonesia, diperlukan

    informasi dan analisis mengenai kondisi ekonomi, moneter dan perbankan dari

    dalam negeri dan luar negeri khususnya pada pusat-pusat pasar keuangan dan

    modal dunia. Untuk itu Bank Indonesia menempatkan beberapa Kantor

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    37/70

    22 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Perwakilannya di luar negeri, antara lain di London, New York, Singapura dan

    Tokyo. Dengan adanya Kantor Perwakilan ini, diharapkan dapat membantu Bank

    Indonesia dalam meningkatkan kualitas perumusan kebijakan dan memberikan

    informasi yang terkait dengan tugas Bank Indonesia kepada berbagai pihak di luar

    negeri.

    Pada dasarnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia bertugas untuk membantu

     pencapaian tugas utama Bank Indoneisa, yaitu menetapkan dan melaksanakan

    kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

    Dalam hal penetapan kebijakan moneter, perwakilan berperan sebagai

     penyelenggara survei seperti yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 23

    Tahun 1999 Pasal 14 tentang Bank Indonesia dengan melakukan pengamatan dan

     pengolahan data informasi ekonomi dan keuangan di wilayah kerjanya untuk

    dijadikan bahan pengambilan keputusan kebijakan moneter yang dilakukan Bank

    Indonesia.

    Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, kegiatan

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam menjalankan hubungan internasional

    Bank Indonesia salah satunya adalah membantu dalam penyusunan rencana devisadan memperlancar usaha pembangunan dengan memperhatikan posisi likuiditas

    dan solvabilitas Indonesia di mata internasional untuk diajukan kepada

    Pemerintah melalui Dewan Moneter. Untuk menjaga dan memelihara likuiditas

    dan solvabilitas tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia wajib mendukung

    kegiatan hubungan internasional Bank Indonesia dengan rincian: (Undang-

    Undang No. 13 Tahun 1968 Pasal 38 ayat 2)

    1. 

    Menguasai, mengurus dan menyelenggarakan tata-usaha cadangan emas

    dan devisa milik Negara sesuai dengan ketetapan syarat-syarat

     pembayaran berkenaan dengan perjanjian-pernjanjian pinjaman yang

    mengakibatkan kewajiban pembayaran atas cadangan emas dan devisa

     Negara.

    2.  Menata-usahakan tagihan dan kewajiban tunai maupun berjangka terhadap

    luar negeri.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    38/70

    23 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    3.  Mengusahakan pemeliharaan jumlah cadangan minimum emas dan devisa

    negara terhadap kewajiban internasional dalam perbandingan yang diatur

    dalam Undang-Undang.

    4. 

    Melaporkan perkembangan neraca pembayaran menunjukkan gejala-gejala

    yang mengkibatkan turunnya cadangan emas dan devisa milik Negara

    dibawah cadangan minimum yang telah ditetapkan kepada Pemerintah

    melalui Dewan Moneter serta mengambil tindakan yang perlu untuk

    mengembalikan keseimbangan neraca pembayaran tersebut.

    5.  Menjalankan pekerjaan-pekerjaan dalam bidang pembayaran dengan Luar

     Negeri.

    Sebagai perwakilan Bank Indonesia yang dekat dengan pusat ekonomi

    internasional, Kantor Perwakilan bertugas untuk membina hubungan dengan

    lembaga-lembaga internasional dan lembaga-lembaga lainnya yang berkaitan

    dengan kepentingan Bank Indonesia di wilayah kerjanya. Lembaga-lembaga

    internasional ini berperan sebagai sarana pusat informasi yang diperlukan oleh

    Bank Indonesia sebagai bahan pengambilan keputusan kebijakan-kebijakan yang

    akan diterapkan di Indonesia. Selain itu, entitas juga bertugas untuk membantu

     pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap kantor bank dan lembaga

     pembiayaan nasional dalam wilayah kerjanya. Tugas yang diembankan kepada

     perwakilan Bank Indonesia ini berfungsi untuk membantu Bank Indonesia dalam

     pencapaian tugas utama Bank Indonesia.

    3.2.1  Sejarah Kantor Perwakilan Bank Indonesia (New York)

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York pertama kali dibuka pada tanggal 1

    Agustus 1947 sebagai bekas perwakilan  De Javasche Bank  (DJB) di New York.

    Seperti Kantor Perwakilan Luar Negeri lainnya, peran utama yang dimiliki oleh

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York adalah sebagai perpanjangan

    tangan Bank Indonesia Pusat dalam menjalankan tugas hubungan internasional

    yang terdiri dari tiga tugas utama (“Bank Sentral”, n.d): 

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    39/70

    24 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    1.  Melakukan kerjasama dengan bank sentral negara lain dan lembaga

    keuangan internasional

    2. 

    Menerima pinjaman luar negeri dan mencari investor luar negeri atas nama

    Bank Indonesia

    3.  Melakukan kerjasama dengan Perwakilan Pemerintah Indonesia di Luar

     Negeri dalam menatausahakan dan menyelesaikan kewajiban Pemerintah

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York berperan langsung mewakili Bank

    Indonesia dalam melakukan kerjasama dengan Federal Government of the United

    States of America  selaku Bank Sentral Amerika Serikat dalam meningkatkan

    kualitas informasi moneter dan perbankan yang diterapkan oleh  Fed.  Selain itu,

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York juga berperan untuk mewakili

    Indonesia dengan lembaga keuangan internasional lainnya seperti  International

     Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang berpusat di Washington D.C,

    Amerika Serikat.

    Untuk menarik investor luar negeri, Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

     berwenang untuk melakukan seminar di kontinen Amerika, dan

    mempresentasikan kebijakan moneter Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesiadan menjual kredibilitas investasi di Indonesia. Pada bulan November 2013,

    Kantor Perwakilan Indonesia telah melakukan seminar perekonomian Indonesia di

    Kanada untuk menarik investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.

    Dalam seminar ini, Bapak Sugeng selaku Kepala Kantor Perwakilan Bank

    Indonesia New York memaparkan perkembangan ekonomi Indonesia yang relatif

    stabil dan meningkat. (“Promosi Indonesia Sebagai Mitra Perdagangan dan

    Tujuan Investasi”, KBRI Ottawa, 2013) 

    Dalam mewakili bank sentral dalam menjalankan fungsi hubungan

    internasionalnya serta sebagai delegasi Indonesia yang mewakili pemerintah dan

     Negara Republik Indonesia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

     bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan cadangan devisa Negara yang

    ditugaskan kepada bagian dealing room.  Bagian ini bertanggung jawab dalam

     pelaporan perkembangan neraca perdagangan terkait dengan kewajiban

     pemerintah dan cadangan devisa negara.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    40/70

    25 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    3.2.2  Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

    Struktur Organisasi di Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York relatif kecil

    karena tugas Kantor Perwakilan Luar Negeri lebih sedikit daripada Bank

    Indonesia Pusat. Disesuaikan dengan fungsi dan tugas Kantor Perwakilan Luar

     Negeri Bank Indonesia, struktur organisasi terdiri dari Gubernur Kantor

    Perwakilan Bank Indonesia, Bagian Ekonomi Internasional, Bagian Administrasi

    dan Sub Dealing Room.  Saat ini, struktur organisasi Kantor Perwakilan Bank

    Indonesia New York adalah sebagai berikut:

    Gambar 3.2 - Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York(Sumber: Dokumen Struktur Organisasi Internal Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York) 

    Struktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia terbagi menjadi 3 bagian utama:

    1.  Bagian Ekonomi Internasional

    Bagian Ekonomi Internasional bertugas untuk memberikan informasi

    mengenai kondisi ekonomi, moneter dan perbankan di luar Indonesia.

    Sugeng

    Kepala KantorPerwakilan BI New York

    Iwan SetiawanKepala Bagian Ekonomi

    Internasional

    Arditya DinarFiskiawan

    Kepala Bagian Administrasi

    Aurora MadridSekretaris

    Dudi RochyadiStaff Administrasi

    Prasemo R.Martadarma

    Petugas Data Entry  

    Ruth A. Cussoy IntamaKepala Dealing Room

    Sigit SetiawanDealer

    Nugraha Y.Handrajati

    Dealer

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    41/70

    26 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Secara detil, analisis yang diberikan antara lain adalah analisis hasil

    diskusi kebijakan ekonomi dengan lembaga keuangan internasional

    lainnya di wilayah New York. Selain itu, bagian ekonomi internasional

     juga mempunyai tugas untuk memberikan informasi dan analisa mengenai

    efisiensi dan efektifitas kebijakan moneter yang diberlakukan di Indonesia

    dengan terhadap kondisi perekonomian internasional.

    2.  Bagian Administrasi

    Bagian Administrasi bertanggung jawab untuk dokumentasi arsip-arsip

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York, baik dokumen surat/fax

    maupun dokumen akuntansi. Selain itu, bagian administrasi juga

     bertanggung jawab atas kontrol keluar-masuk kas melalui pencatatan

    anggaran dan pengesahan cek beredar.

    3.  Sub Dealing Room 

     Dealing Room  bertugas untuk membantu Bank Indonesia dalam

     pengelolaan cadangan devisa dengan melakukan penelitian dan pelaporan

    informasi berkaitan dengan neraca perdagangan Indonesia terhadap

    kewajiban pemerintah dan cadangan devisa negara. Seperti yang diaturdalam PMK No. 170/PMK.08/2008 tentang Transaksi Surat Utang Negara

    Secara Langsung, badan yang memiliki bagian dealing room ditunjuk oleh

    kementrian untuk melakukan transaksi Surat Utang Negara secara

    langsung.

    3.2.3  Bagian Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

    Bagian Administrasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York secara garis

     besar berperan sebagai bagian keuangan. Bapak Dinar Fiskiawan selaku Kepala

    Bagian Administrasi menjabarkan bahwa Bagian Administrasi memiliki tugas

    fungsi yang sama dengan bagian keuangan dari sebuah organisasi, hanya saja

     pengaturan dokumentasi arsip diperluas tidak terbatas pada dokumen akuntansi

    (percakapan penulis dengan sumber pada tanggal 20 Juni 2013).

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    42/70

    27 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Tugas pokok Bagian Administrasi Kantor antara lain adalah:

    1. 

    Mengatur dan menyimpan arsip resmi (Surat Edaran, Surat

    Pemberitahuan, faksmili dan lain-lain) yang diedarkan dari dan kepadaKantor Perwakilan Bank Indonesia New York

    2. 

    Membantu perencanaan kegiatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia New

    York dengan lembaga keuangan internasional atau Perwakilan Pemerintah

    Indonesia di luar negeri

    3.  Melakukan kontrol atas budget   Kantor Perwakilan Bank Indonesia New

    York yang telah di setujui oleh Departemen Keuangan Internal (DKI)

    Bank Indonesia Pusat

    4.  Menyajikan informasi atau laporan keuangan kepada Kepala Perwakilan

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

    5. 

    Melakukan pengesahan transaksi masuk atau keluar yang dilakukan

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

    6.  Melakukan kontrol atas keutuhan dokumen akuntansi yang dimiliki Kantor

    Perwakilan Bank Indonesia New York

    7.  Melakukan input data akuntansi ke dalam sistem BI SOSA

    8. 

    Melaksanakan kewajiban penggajian dan insentif lainnya bagi untuk

    anggota organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    43/70

    28  UNIVERSITAS INDONESIA

    BAB 4 

    PEMBAHASAN DAN ANALISIS MASALAH

    Pada bab pembahasan ini, penulis akan menjelaskan mengenai siklus pengeluaran

    yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia New York (selanjutnya

    akan disebut KPwBI New York) dan analisis pengendalian internal atas siklus

     pengeluaran tersebut. Penelitian mengenai siklus pengeluaran dilakukan secara

    empiris dan penjelasan akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara

    membandingkan teori serta kebijakan terkait dengan pengendalian internal yang

    ada dengan praktik pengendalian internal yang dilakukan. Pertama, penulis akan

    memberikan hasil pengamatan sistematika arus dokumen dan otorisasi pada siklus

     pengeluaran entitas. Kemudian akan dilanjutkan dengan analisis pengendalian

    internal yang meliputi lingkungan pengendalian, risiko dan aktifitas pengendalian

    dan pengawasan yang dilakukan.

    4.1  Siklus Pengeluaran pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia New

    York

    Siklus pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh KPwBI New York terdiri dari

    dua proses, yaitu transaksi pembelian dan pengeluaran kas. Kedua proses dalam

    siklus pengeluaran ini menggunakan sistem otomasi akuntansi Bank Indonesia

    (selanjutnya akan disebut BI-SOSA). Oleh karena itu, pembahasan dilakukan atas

     penelitian siklus pengeluaran yang dilakukan baik dalam sistem maupun tanpa

    sistem yang mencakup dokumentasi dan persetujuan dokumen untuk pengeluaran

    anggaran.

    Transaksi pembelian merupakan fase akuisisi barang atau jasa yang dilakukan

     berdasarkan pengajuan dari bidang internal KPwBI New York yang sudah

    disetujui oleh Kepala Perwakilan. Sedangkan pengeluaran kas adalah fase

    finansial pelunasan tagihan atas transaksi pembelian yang tercatat dalam sistem

    dan telah disetujui pelaksanaan pengeluaran kas oleh Kepala Bagian Administrasi

    KPwBI New York. Pada bagian ini, siklus beserta dengan analisis pengendalian

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    44/70

    29 

    UNIVERSITAS INDONESIA

     pada siklus pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh KPwBI New York akan

    dijelaskan secara rinci.

    4.1.1 

    Mekanisme Transaksi Pengeluaran Anggaran Kantor PerwakilanBank Indonesia New York

    Transaksi pengeluaran anggaran adalah sebuah proses akuisisi barang atau jasa

    yang dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk kegiatan operasionalnya yang selaras

    dengan tujuan utama organisasi. Transaksi pembelian mencakup identifikasi

    kebutuhan organisasi, pemesanan, penerimaan dan pengakuan kewajiban atas

    akuisisi barang atau jasa. Dalam melaksanakan transaksi pembelian atau

     pengeluaran anggaran, sebuah organisasi membutuhkan adanya tindakan

     pengendalian dan pengawasan atas keselarasan dan kesinambungan transaksi

    terhadap pencapaian tujuan organisasi. Tindakan pengendalian pada transaksi

     pembelian dapat dilakukan dengan cara menerapkan otorisasi transaksi serta

     pendelegasian tugas dan wewenang yang tepat.

    Setiap organisasi memerlukan pengendalian atas segala kegiatan perputaran

    anggaran, baik berupa pengeluaran maupun pendapatan. Pengendalian transaksi

    yang dimaksud dapat dilakukan salah satunya dengan cara proses otorisasi

    dokumen. Pada KPwBI New York, otorisasi dan persetujuan dilakukan dengan

    dua tahap, pertama persetujuan pengajuan pengeluaran anggaran oleh Kepala

    Perwakilan dan kedua persetujuan pengeluaran kas oleh Kepala Bidang

    Administrasi. Pengajuan pengeluaran anggaran dilakukan oleh pihak yang

    membutuhkan adanya pengeluaran anggaran baik melalui pembelian barang atau

     jasa maupun melalui pengajuan proposal rangkaian acara. Proses persetujuan

    utama terletak pada persetujuan Kepala Perwakilan yang memulai seluruh proses

    transaksi pembelian dan dilanjutkan dengan proses pengeluaran kas. Setelah

     pengajuan pengeluaran anggaran disetujui, proposal pengajuan diserahkan kepada

    Kepala Bidang Administrasi untuk dilakukan reviu dan persetujuan untuk

     pengeluaran kas. Dari alur otorisasi transaksi pengeluaran anggaran ini, dapat

    disimpulkan bahwa keputusan pada siklus pengeluaran dan output persetujuan

    terletak pada dua pihak yaitu Kepala Perwakilan dan Kepala Bidang Administrasi.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    45/70

    30 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Otorisasi transaksi ini didukung oleh pembagian tugas yang dilaksanakan entitas.

    Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang jelas akan mempersempit

    kemungkinan adanya tindakan yang melanggar aturan. Pembagian tugas dan

    fungsinya dapat dirinci sebagai berikut:

    1. 

    Pengaju Transaksi ( Initiator of transaction)

    Transaksi dapat dilakukan oleh semua personil entitas dengan persetujuan

    Kepala Perwakilan dan Kepala Bidang Administrasi untuk meminimalisir

    risiko penggunaan anggaran yang tidak proporsional (diluar kebutuhan

    dinas).

    2. 

    Pencatat Transaksi ( Data entry)

    Transaksi yang terjadi harus dicatat ke dalam sistem BI-SOSA sebagai

     bukti penggunaan anggaran. Akses ke dalam BI-SOSA hanya diberikan

    kepada petugas data entry  dan Kepala Bidang Administrasi untuk

    menghindari adanya tindakan kecurangan oleh pihak yang tidak

     berkepentingan.

    3. 

    Persetujuan Transaksi ( Approver of transaction)

    Persetujuan pengeluaran atas sebuah transaksi hanya dapat dilakukan oleh

    Kepala Bidang Administrasi sebagai wewenang keuangan KPwBI New

    York agar penggunaan anggaran dapat dikendalikan.

    Penjelasan mengenai otorisasi dokumen pengeluaran anggaran diberikan atas hasil

     pengamatan terhadap kegiatan transaksi pembelian atau pengeluaran anggaran,

    dari mulai pengajuan sampai dengan pelunasan. Ringkasan otorisasi dokumen

    untuk transaksi pengeluaran anggaran KPwBI New York dapat dilihat pada

    Gambar 4.1.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    46/70

    31 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Gambar 4.1 - Proses Otorisasi Dokumen untuk Pengeluaran Anggaran KPwBI New York

    Pengajuan pengeluaran anggaran diberikan oleh bidang tertentu dalam entitas

    dengan memberikan keterangan pengeluaran tersebut. Misalnya, Bidang Analisis

    Internasional membutuhkan biaya transportasi dan akomodasi selama pelaksanaan

    survei, maka Bidang Analisis Ekonomi harus mengajukan proposal pengeluaran

    anggaran kepada Kepala Perwakilan. Apabila pengajuan pengeluaran anggaran

    sudah disetujui oleh Kepala Perwakilan, maka anggaran yang diajukan oleh

    Bidang Analisis Ekonomi akan diserahkan kepada Kepala Bidang Administrasiuntuk disesuaikan dengan anggaran yang ada. Pada proses pengajuan pengeluaran

    anggaran ini, otoritas utama terletak pada Kepala Perwakilan sebagai wewenang

    atas keputusan kegiatan Bank Sentral yang dilakukan oleh KPwBI New York.

    Sedangkan Kepala Bidang Administrasi berperan sebagai wewenang keuangan

    yang menyetujui pengeluaran anggaran yang diajukan.

    Setelah anggaran disetujui oleh Kepala Bidang Administrasi, maka informasi

     pengeluaran akan diserahkan kepada staf bidang administrasi untuk melakukan

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    47/70

    32 

    UNIVERSITAS INDONESIA

     persiapan pengeluaran kas dan kepada petugas data entry untuk melakukan input

    ke dalam sistem BI-SOSA. Transaksi yang dilakukan kemudian akan dibuat

    Warkat Anggaran untuk pelunasan. Apabila transaksi menggunakan sistem tunai,

    maka persetujuan Warkat Anggaran segera diajukan kepada Kepala Bidang

    Adminitrasi untuk persiapan pembuatan cek untuk pembayaran. Adapun transaksi

    dilakukan secara non-tunai, maka persetujuan Warkat Anggaran diajukan pada

    saat tagihan diterima. Dalam hal ini, pengakuan pengeluaran anggaran oleh

    KPwBI New York dilakukan dengan basis akrual, akan tetapi otorisasi

     pengeluaran anggaran dilakukan dengan basis kas. Cek yang dibuat atas

     persetujuan Warkat Anggaran tersebut akan diserahkan kepada Bank untuk

    dilakukan pemindahan dana kepada pihak yang menagih.

    Dari ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa entitas menerapkan pendelegasian

    wewenang dan tanggung jawab dilaksanakan dengan tepat dan jelas sehingga

    memungkinkan terciptanya batasan otoritas kegiatan finansial KPwBI New York.

    Keputusan pengeluaran anggaran dan pelunasannya terletak pada dua pihak saja,

    yaitu Kepala Perwakilan dan Kepala Bagian Administrasi. Limitasi otorisasi

    keputusan pengeluaran anggaran ini memungkinkan entitas untuk meminimalisir

    risiko penyalahgunaan anggaran atas kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan

    entitas. Adapun pembagian tugas yang dilakukan, bertujuan untuk membantu

     proses otorisasi dokumen dalam transaksi. Otorisasi transaksi dilakukan untuk

    mengendalikan, mengawasi dan mengurangi risiko adanya pengeluaran anggaran

    yang tidak sah atau tidak berkaitan dengan kegiatan strategis organisasi dalam

    mencapai tujuan utamanya. Oleh karena itu, kedua kegiatan pengendalian dalam

    siklus pengeluaran pada KPwBI New York saling berhubungan dan saling

    mendukung adanya pengendalian internal secara keseluruhan yang efektif dan

    efisien.

    4.1.2  Mekanisme Pengeluaran Kas (Mutasi Rekening) Kantor Perwakilan

    Bank Indonesia New York

    Proses pengeluaran kas adalah proses pelunasan atas transaksi pembelian yang

    dilakukan sebelumnya. Dalam sebuah sistem informasi, mutasi kas yang muncul

    akibat adanya transaksi pembelian harus dicatat agar catatan dan laporan

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    48/70

    33 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    keuangan dapat merepresentasikan kegiatan keuangan entitas yang sebenarnya.

    KPwBI New York menggunakan sistem pencatatan BI-SOSA yang didukung oleh

     penyimpanan data dalam bentuk dokumen dalam internal storage.

    Pada sistem BI-SOSA, transaksi pengeluaran kas memerlukan dokumen berupa

    Warkat Anggaran sebagai bukti input data ke dalam sistem. Pengakuan dan

     pencatatan pengeluaran dilakukan oleh petugas data entry  sebagai pihak yang

     bertanggung jawab atas pencatatan kegiatan keuangan KPwBI New York. Warkat

    Anggaran ini kemudian di serahkan kepada Kepala Bagian Administrasi untuk

    disetujui dan digunakan sebagai referensi pembuatan cek untuk transaksi

     pengeluaran kas. Adapun satuan berkas yang disimpan untuk bukti

     pertanggungjawaban dan bukti audit terdiri dari Warkat Anggaran, bukti cek dan

    dokumen administratif pendukung  – misalnya proposal pengajuan pengeluaran

    anggaran. Proses pengeluaran kas merupakan bagian dari keseluruhan transaksi

     pembelian yang diilustrasikan ke dalam Gambar 4.1. Secara detail, ilustrasi

    dokumentasi dan otorisasi pengeluaran kas diringkas dalam Gambar 4.2.

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    49/70

    34 

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Gambar 4.2 - Mekanisme Pengeluaran Anggaran KPwBI New York  

    Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, Warkat Anggaran

     berfungsi sebagai alat pengakuan transaksi pengeluaran anggaran melalui

     persetujuan pihak yang berwenang dan bukti audit yang wajib dibukukan entitas.

    Persetujuan Warkat Anggaran digunakan sebagai syarat pembuatan cek untuk

    menghindari kesalahan pada pembuatan cek. Cek yang dibuat tersebut akan

    dikirim kepada Bank terkait untuk dilakukan pemindahan dana kepada pihak yang

    menagih. Bukti cek keluar akan dilampirkan bersama dengan Warkat Anggaran

    dan dokumen administratif pendukung (misalnya pengajuan pengeluaran

    anggaran) untuk dijadikan bahan penyesuaian mutasi rekening yang tercatat dalam

    sistem BI-SOSA dengan catatan yang dikeluarkan oleh bank dalam bentuk bank

     statement. Kontrol atas pemindahan dana ini akan dilakukan secara periodik (per-

    Pengendalian internal…., Prasya Aninditya, FE UI, 2014

  • 8/18/2019 Digital 2015-3-20392955 TA Prasya Aninditya

    50/70

    35 

    UNIVERSITAS INDONESIA

     bulan) oleh petugas data entry  sebagai penanggung jawab proses rekonsiliasi

    sesuai de