Download - BAB I-IV new

Transcript

25

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan dan penerapan teknologi telekomunikasi dalam mobile broadband saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan suatu komunikasi dan mengakses informasi tanpa batas waktu dan tempat dengan menggunakan berbagai perangkat. Dengan semakin tinggi permintaan penggunaan layanan mobile broadband di dalam kehidupan manusia, dan semakin meningkatnya ketergantungan masyarakat dimana-mana untuk mendapatkan informasi melalui internet, maka kebutuhan bandwidth layanan mobile broadband terus mengalami peningkatan pula.Untuk menunjang peningkatan kebutuhan bandwidth layanan mobile broadband, diperlukan jaringan akses yang menjadi penghubung antara Base Station (BS) dengan Base Station Controller (BSC). Media transmisi yang yang akan di gunakan merupakan media yang sangat penting dalam menyediakan bandwidth yang besar. Pada saat ini, serat optik yang akan menjadi media transmisi yang layak penggunaannya dalam penyediaan akses karena memiliki kapabilias dan kapasitas yang paling tinggi di bandingkan dengan media transmisi lainnya. Methode yang akan di gunakan agar dapat melewatkan bandwidth yang besar dalam melakukan transmisi, menggunakan peran serat optik berbasis Internet Protocol (IP) yang disebut dengan Metro Ethernet.

Pada jaringan Transport di Telkomsel, menggunakan beberapa teknologi yang mendukung segala bentuk pelayanan untuk user adalah sebagai berikut :1. Teknologi SDH, 2. Teknologi NG-SDH, 3. Meto-E, 4. Satelit, dan 5. Router.Dalam laporan PKL ini akan membahas mengenai metode jaringan 3G dalam mengupayakan . 1.2 Ruang Lingkup KegiatanLaporan praktek kerja ini disusun sebagai bahan penilaian untuk mata kuliah PKL (Praktek Kerja Lapagan) untuk semester VI dan juga sebagai laporan hasil praktik kerja lapangan di PT. TELKOMSEL devisi Transport Network Operation.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka industri yang dipilih untuk melaksanakan kerja praktek ini adalah industri yang berkaitan dengan bidang studi mahasiswa, yaitu Teknik Elektro pada umumnya dan Teknik Telekomunikasi pada khususnya.

Dalam hal ini penulis telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan disalah satu perusahaan Selular di Indonesia yaitu PT. Telkomsel yang berpusat diJl. Jend Gatot Subroto N o 42. Jakarta Selatan kodepos 12710.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada bagian Department Transport. Dimana Department Transport merupakan tempat yang sesuai dengan mata kuliah yang pernah dipelajari di bidang Telekomunikasi. Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai tanggal 22 Januari 2014 sampai dengan 17 Maret 2014. Adapun tugas yang dikerjakan selama masa kerja praktek adalah pemahaman tentang dunia kerja secara nyata di lapangan dan penyelesaian permasalahan yang terjadi pada dunia kerja terutama dunia Selular, pengenalan dan cara pengoperasian tentang alat-alat transmisi yang digunakan pada sistem transmisi Telkomsel serta memahami sistem kerjanya.

1.4 Tujuan dan KegunaanKegiatan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib dilaksanakan di Politeknik Negeri Jakarta khususnya bagi mahasiswa jurusan Teknik Elektro program studi Teknik Telekomunikasi.Adapun tujuan dan manfaat dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini secara umum adalah :1. Mengetahui dan mengenal ruang lingkup lingkungan dunia kerja sesungguhnya.2. Mengetahui teknologi telekomunikasi yang diaplikasikan oleh PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel).3. Mengimplementasikan dan mengaplikasikan teori masa perkuliahan dalam dunia kerja.4. Menumbuhkan dan melatih attitude kerja dalam sebuah tim.5. Mengetahui implementasi Jaringan Metro Ethernet PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) untuk mendukung layanan akses mobile broadband dengan jaringan Existing PT. Telkom.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Gambar Arsitektur jaringan 3GBerikut adalah interface yang terdapat pada jaringan 3G ;Uu: Interface yang menghubungkan antara User Equipment (UE) ke arah Node B Iu: Interface yang menghubungkan antara RNC ke arah Core (MGW atau SGSN) Iu-Cs untuk data circuit-switched masuk ke perangkat MGW Iu-Ps untuk data packet-switched masuk ke perangkat SGSN Iub: Interface yang menghubungkan RNC ke arah Node B Iur: Interface yang menghubungkan RNC ke arah RNC

2.1.1. NodeBNodeB merupakan perangkat yang terdiri dari keseluruhan radio equipment pada suatu area tertentu yang menyediakan satu atau beberapa cell group dimana setial cell memiliki karakteristik tersendiri. NodeB berhubungan langsung dengan MS (Mobile Station) pelanggan atau dalam hirarki disebut dengan jaringan akses, karena diakses oleh pelanggan/MS. NodeB dapat dianalogikan dengan BTS jika dalam jaringan 2G/GSM. Di dalamnya biasanya berisi modul-modul perangkat radio, yang frekuensinya 2500-2650 MHz.Fungsi dari NodeB itu sendiri yaitu:a. Melakukan proses air interface seperti channel coding, interleaving, rate adaptation, spreading and dispreading, modulation and demodulation, dan lain-lain.b. Melakukan operasi RRM (Radio Resource Management) seperti handover, power control, dan lain-lain.NodeB dikontrol oleh RNC melalui IuB dan perangkatnya bisa diletakkan terpisah atau satu lokasi dengan RNC.2.2. Synchronous Digital Hierarchy (SDH)SDH merupakan hirarki multiplexing yang berbasis pada transmisi sinkron yang telah ditetapkan oleh ITU-T. Dalam dunia telekomunikasi, sejumlah multiplexing sinyal-sinyal dalam transmisi menimbulkan masalah dalam hal pencabangan dan penyisipan (add/drop) yang tidak mudah serta keterbatasan untuk memonitor dan mengendalikan jaringan transmisinya. Hirarki multiplexing SDH dapat dilihat pada gambar 5.

2.2.1. Keuntungan SDHSDH memiliki dua keuntungan pokok yaitu fleksibilitas yang demikian tinggi dalam hal konfigurasi kanal pada simpul-simpul jaringan dan meningkatkan kemampuan manajemen jaringan baik untuk payload traffic-nya maupun elemenelemen jaringan. Secara bersama-sama, kondisi ini akan memungkinkan jaringannya untuk dikembangkan dari struktur transport yang bersifat pasif pada PDH ke dalam jaringan lain yang secara aktif mentransportasikan dan mengatur informasi. Selain dua keuntungan tersebut, SDH juga memiliki beberapa keuntungan lainnya , diantaranya adalah: a. Self-healing, yakni pengarahan ulang (rerouting) lalu lintas komunikasi secara otomatis tanpa interupsi layanan. b. Provisi yang cepat. c. Akses yang fleksibel, manajemen yang fleksibel dari berbagai lebarpita tetap ke tempat-tempat pelanggan. d. Kemampuan memberikan informasi (detail alarm) dalam menganalisis masalah yang terjadi pada sistem. e. Standar SDH juga membantu kreasi struktur jaringan yang terbuka, sangat dibutuhkan dalam lingkup yang kompetitif sekarang ini bagi perusahaanperusahaan penyedia layanan telekomunikasi. 2.2.2. Kelemahan SDHDi samping memiliki keunggulan, SDH juga memiliki kelemahan yaitu System tidak sederhana/kompleks. [8] Jika digunakan untuk menyalurkan sinyal PDH maka kapasitasnya berkurang. [8]2.3. Next Generation SDHNG-SDH (Next Generation Syncronous Digital Hierarchy) adalah teknologi SDH Multiplexer yang dilengkapi dengan teknologi ethernet sehingga dapat mengeluarkan IP pada mengiriman datanya.Konsep Next Generation SDH adalah menggabungkan kemampuan menyalurkan trafik kapasitas besar dari SDH dengan potensi trafik yang dimiliki protokol IP. SDH adalah protokol layer fisik (layer 1) sedangkan IP adalah layer network (layer 3). Oleh karena itu untuk mentransportasikan IP diatas SDH diperlukan layer 2 (layer data link) sebagai media perantara kedua layer tersebut. Untuk memenuhi keperluan tersebut maka dikembangkan Point-to-Point Protocol (PPP). PPP merupakan standar yang dikeluarkan oleh IETF. Proses pemetaan paket IP pada SDH terjadi dalam dua tahap, yaitu: tahap pertama paket IP dimasukan ke frame PPP dan tahap kedua frame PPP dipetakan pada payload SDH VC-4/SDH_HO (High Order atau n x STM1). Keuntungan menggunakan IP over SDH dibandingkan dengan IP over ATM adalah pengurangan overhead (bisa mencapai 10%-30%). Tetapi walaupun begitu, POS dan IP over ATM tetap tak bisa mengatasi masalah keterbatasan pengalamatan dan QoS pada jaringan IP secara tuntas.

2.1 Metro EthernetJaringan Metro Ethernet merupakan jaringan komunikasi data yang berskala metro (skala untuk menjangkau satu kota besar seperti Kota Jakarta misalnya) dengan menggunakan teknologi Ethernet sebagai protokol transportasi datanya. Begitu pula arti sebenarnya, teknologi Metro Ethernet merupakan salah satu perkembangan dari teknologi Ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat pada jaringan Ethernet umumnya. Metro Ethernet menggunakan protokol atau teknologi yang sama persis dengan Ethernet / Fast Ethernet pada LAN tetapi ada penambahan beberapa fungsi sehingga dapat digunakan untuk menghubungkan dua lokasi (dua LAN). Hingga kini teknologi Ethernet yang perangkatnya telah banyak beredar di pasaran telah mencapai bandwidth tertinggi sebesar 10 Gigabit per Second. Namun, Ethernet juga menyediakan teknologi Ethernet dengan bandwidth 100 Mbps (intarface FE) dan 1000 Mbps (interface GE).Teknologi Ethernet dipilih untuk jaringan berskala metro dikarenakan teknologi Ethernet telah digunakan secara luas oleh masyarakat, terutama dalam LAN. Interface Ethernet telah tersebar ke mana-mana dan keberadaannya sangat banyak. Selain itu, bandwidth yang ditawarkan oleh teknologi ini juga dapat dengan mudah diperbesar. Metro ethernet merupakan salah satu solusi teknologi untuk High End Market (HEM) dalam memberikan solusi terintegrasi untuk layanan voice, data dan video.

2.4. Router Router adalahperangkat network yang digunakan untuk menghubungkan beberapa network, baik network yang sama maupun berbeda. Dari segi teknologinya, menghubungkan network yang menggunakan topologi Bus, Star dan Ring. Router dapat dikatakan juga sebagai alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari 7 layer OSI (Open System Interconnection). Router berbeda dengan switch, dimana router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.. [6].

2.4.1. Radio Network Controller (RNC)RNC merupakan elemen penting dalam jaringan 3G yang mengontrol keseluruhan jaringan BSS3G dan menyediakan interface-interface ke NodeB, OMC, MSC, dan LMT yang terhubung ke perangkat tersebut. RNC dapat dianalogikan dengan BSC (Base Station Controller) pada jaringan 2G/GSM.Fungsi-fungsi spesifik dari RNC yaitu:1. Broadcasting system information and controlling Mobile Station (MS) access.2. Menyediakan proses mobility management seperti relokasi handover and Serving Radio Network Subsysterm (SRNS). 3. Menyediakan proses radio resource management seperti Macro Diversity Combining (MDC), power control, admission control, cell resource allocation, dan lain-lain.4. Menghubungkan dan membantu proses SMS, voice call dengan interface IuCs ke Core Network (CN) serta membantu proses data packet dengan interface IuPs ke Serving GPRS Support Node (SGSN).5. Menyediakan transport channels antara Core Network (CN) dan Mobile Station (MS). [2]

2.5. Serving GPRS Suport Node (SGSN)Bertanggung jawab terhadap pengiriman paket data dari dan ke mobilestation (MS) dalam area service geograpical yang sama. SGSN juga bertugas meroutingkan paket dan mentransfernya, mobility management (plug/unplug dan lokasi management), logikal link management, dan autentikasi dan charging function (CF). Location register dari SGSN yang mennyediakan informasi lokasi (seperti: keberadaan cell, keberadaan VLR) dan profile user (seperti: IMSI, alamat yang digunakan dalam paket data network) dari semua GPRS user yang teregistrasi dengan SGSN ini.Fungsi umum SGSN Detunnel paket GTP dari GGSN (downlink) Tunnel paket IP ke GGSN (uplink) Melakukan mobility management sebagai mode stanby perpindahan mobiledari satu routing area ke routing area yang lain Data billing user.Fungsi Khusus SGSN GSM/EDGEFungsi khusus SGSN Enhanced Data Rates for GSM Evolution (EDGE) dankarakteristiknya : Max data rate sekitar 60 kbit/s (150 kbit/s untuk EDGE) per subscriber Koneksi via frame relay atau IP ke Packet Control Unit menggunakan protokol Gb Mengijinkan uplink data dalam paket IP Encrypt downlink data, decrypt uplink data Melakukan mobility management pada level sebuah cell untuk koneksi mode mobileFungsi Khusus SGSN WCDMA Mengangkut trafik downlink sekitar 42 Mbit/s dan trafik uplink 5,8Mbit/s (HSPA+) Tunnel/Detunnel Downlink/Uplink paket ke radio network controler (RNC) Melakukan mobility management pada level sebuah RNC untuk koneksi mode mobile2.6. Media Gateway (MGW)Media Gateway adalah elemen jaringan yang berfungsi sebagai elemen transport untuk merutekan trafik dalam jaringan softswitch dan juga mengirim atau menerima trafik dari jaringan lain yang berbeda. 2.7. VSAT (Very Small Aperture Terminal)VSAT merupakan kependekan dari Very Small Aperture Terminal, untuk menggambarkan terminal-terminal penerima atau pengirim sinyal berupa stasiun bumi satelit kecil berdiameter antara 0,9 sampai dengan 3,8 meter, yang digunakan untuk melakukan pengiriman data, gambar maupun suara via satelit. Keseluruhan jaringan VSAT ini dimonitor dan dikendalikan oleh suatu Network Management System(NMS) yang berlokasi di HubNetwork Operations Center (NOC) [11].BAB IIIHASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 Unit Kerja PKL

PT. Telkomsel merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. Di PT. Telekomunikasi Selular memiliki beberapa bidang devisi dan salah satunya ialah Transport Network Operation yang sedang dibahas oleh penulis, berikut akan diperlihatkan struktur bagan organisasi perusahaan dibagian devisi Transport Network Operation.

Gambar 3.1 Bagan Oganisasi

Pada devisi Transport Network Operation memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan kesiapan network transport yang didelivery dari engineering ke operasional sudah sesuai dengan standarisasi yang ada, compliance terhadap internal control, SOA dan CSA untuk keperluan audit terhadap perangkat transmisi dan data communication serta melakukan assesment dan perbaikan terkait topologi dan konfigurasi network transport sinergi. Dan pada devisi Transport Network Operation memiliki cakupan tugas sebagai berikut :1. Memastikan kesiapan network transport yang didelivery dari engineering ke operasional sudah sesuai standard dengan bekerjasama dengan Transmission Network Engineering, Data Communication Core Engineering dan Data Communication Service Engineering.2. Memberikan feedback ke engineering terkait rekomendasi terhadap aktivitas preventive, contingency dan usulan re-engineering.3. Memastikan dan mengevaluasi pembuatan dokumen SOP dan SMP yang akan dijadikan referensi.4. Memastikan pembuatan SLA untuk TSA dan provider lease line.5. Memastikan pencapaian compliance terhadap audit perusahaan seperti SOA dan CSA.6. Memastikan persetujuan penggunaan terhadap software dan hardware baru yang akan diimplementasikan dijaringan.7. Memastikan reporting dari department.8. Mengevaluasi KPI divisi dan memberikan rekomendasi perbaikan terhadap KPI.9. Memastikan pembuatan standarisasi parameter database.10. Melakukan assesment terhadap network sinergi transport dan datacomm11. Mengeluarkan incident report terkait gangguan critical yang terjadi pada network transport dan datacomm.12. Melakukan controlling terhadap SOW dari TSA.13. Melakukan koordinasi terkait special event seperti Rafi/Naru, disaster dan crisis center dengan bekerjasama dengan Network Operation Center (NOC).

3.2 Uraian Praktek Kerja LapanganKegiatan Praktek Kerja Lapangan mulai dilakukan pada tanggal 22 Januari hingga berakhirnya kegiatan Praktek Kerja Lapangan pada tanggal 17 Maret 2014. Dalam masa Praktek Kerja Lapangan di perusahaan PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel), penulis di tempatkan pada bagian devisi Transport Networ Operation. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan :1. Pada minggu pertama dan kedua PKL berada di devisi Transport Datacom, dimana pada devisi ini mengenalkan tentang transport yang ada pada Telkomsel dan juga mengenalkan tentang datacom dimana mendapat penjelasan tentang perangkat yang digunakan pada devisi ini. 2. Pada minggu ketiga hingga minggu ke tujuh dilakukan Praktek Kerja Lapangan penulis diajarkan dasar teori tentang Metro Ethernet. 3. Setelah memahami konsep Metro Ethernet, mulai diperkenalkan pengimplementasian Metro Ethernet dengan menggunakan jaringan existing milik PT. Telkom.4. Pada minggu kedelapan PKL di Telkomsel melakukan persiapan untuk melakukan presentasi atas hasil selama PKL di Telkomsel. Presentasi dilakukan didepan General Manager Transport Network Operation Telkomsel dan beberapa Manager dari devisi Radio dan Core, serta beberapa staf pembimbing selama melakukan PKL.

3.3 Pembahasan Hasil PKLDalam jaringan transport Telkomsel terbagi menjadi beberapa tahap bagian. Tahapan bagian tersebut dimulai dari Transport Access, Transport RAN, hingga pada tahap Transport Core. Pada tahapan tersebut memiliki traffic yang saling berhubungan antara setiap transport tersebut. Pada transport access terdapat BTS dan Node-B. Pada transport RAN terdapat perangkat berupa BSC dan RNC, sedangkan pada Core terdapat perangkat berupa Mobile Gateway (MGW) dan Serving GPRS Suport Node (SGSN). Pada tahap ini penulis akan membahas ruang lingkup jaringan 3G (Node-B) dibawah ini akan menunjukan jenis trafik dibawa.

Gambar Trafik Jaringan

3.3.1 Transport Access Transport RAN Pada Transport Access menuju ke Transport RAN menggunakan beberapa cara dalam pengiriman informasi. Berikut adalah cara pengiriman yang digunakan di Telkomsel :

1. IP Microwaveadalah next generation dari teknologi PDH teknologi IP Microwave mengoptimalkan pelayanan IP (Internet Protocol) untuk daerah yang luas dan sebuah tanda sertifikasi untuk perangkat sesuai dengan standar IEEE serta IP Microwave adalah sebuah Platfrom untuk membangun alternative dan pelengkap dari jaringan broadband. Teknologi Microwave adalah backhaul dari lalu lintas seluler BTS mobile.2. Next Generation Synchronous Digital Hierarchy (NG-SDH) ialah menggabungkan kemampuan menyalurkan trafik kapasitas besar dari SDH dengan potensi trafik yang dimiliki protokol IP.

3. Metro Ethernet (Metro-E) ialah jaringan Metro Ethernet merupakan jaringan komunikasi data yang berskala metro (skala untuk menjangkau satu kota besar seperti Kota Jakarta misalnya) dengan menggunakan teknologi Ethernet sebagai protokol transportasi datanya. Begitu pula arti sebenarnya, teknologi Metro Ethernet merupakan salah satu perkembangan dari teknologi Ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat pada jaringan Ethernet umumnya.

4. Satelit / Vsat IP merupakan teknologi VSAT yang menggunakan teknologi TDM (Time Division Multiplex) atau TDMA (Time Division Multiple Access) berbasis IP (internet protocol) dimana dilakukan sharing transponder satelit (share bandwith) sehingga tidak dianjurkan untuk melakukan komunikasi suara dan hanya dianjurkan mengunakan komunikasi data, oleh karena itu VSAT IP cocok digunakan untuk aplikasi transaksi on-line banking dan mesin ATM (Automated Teller Machine)

3.3.1.1 Jaringan 3GPada Transport Access menujun Transport RAN untuk jaringan 3G juga terbagi secara Non-IP dan secara IP. Iub Interface ialah menghubungkan antara Node B pada transport access dengan RNC pada transport RAN. Non-IPPenghubungan antara Node B menuju RNC dengan Non-IP dihubungkan secara langsung tanpa melewati perangkat yang lainnya. Pada traffic ini membawa informasi baik berupa voice dan SMS.

Gambar 3.5. Iub Interface non-IP IPPenghubungan antara Node B dengan RNC dengan IP maka akan melewati router RAN terlebih dahulu kemudian masuk ke RNC. Interface ini disebut dengan Iub Interface Over IP, dan pada traffic ini membawa informasi berupa data.

Gambar 3.6. Iub Interface Over-IP

3.3.2 Transport RAN RAN AggregationPada Transport RAN menuju ke RAN Aggregation yang ada pada Telkomsel menggunakan beberapa cara dalam pengiriman informasi. Berikut adalah cara pengiriman yang digunakan di Telkomsel :1. Next Next Generation Synchronous Digital Hierarchy (NG-SDH)2. Metro Ethernet (Metro-E)3. IDR-Vsat IP

Pada jaringan 3G ini juga memiliki dua interface antara Transport RAN RAN Aggregatioon. Interface pada jaringan ini sudah menggunakan IP walaupun ada service yang membawa informasi circuit. IuCs ialah menghubungkan antara RNC dengan MGW dan IuPs ialah menghubungkan antara RNC dengan SGSN.

IuCsPada IuCs ini penghubungan dari RNC akan masuk terlebih dahulu ke RAN Aggregation. Traffic ini membawa service informasi berupa voice atau circuit.

Gambar 3.11. IuCs

IuPs Pada IuPs ini dalam penghubungan dari RNC juga akan masuk terlebih dahulu ke RAN Aggregation. Dan trffic ini membawa service informasi berupa data atau pecket.

Gambar 3.12. IuPs

3.3.3 Transport Core Dalam Transport Core memiliki tugas antara lain :1.Network AnalysisPada tahapnetwork analysis,dilakukan pengumpulan data pelanggan, informasi demografi, jumlah pelanggan, informasi topografi, dan data trafik. Data dari jaringan eksisting memberikan informasi tentang jumlahsitedan trafik yang yang sebaiknya di-generate. Trafik total berasal dari trafik yang berasal dari jaringan itu sendiri maupun dari jaringan luar. Distribusi trafik ini akan sangat membantu dalam perencanaan dan optimasi jaringancore.Data pelanggan akan dijadikaninputdalam tahapdimensioning.2.Network DimensioningDimensioningmerupakan tahap perencanaan jaringan yang bertujuan untuk menghitung kebutuhan jaringan sehingga didapatkan jaringan yang efektif dilihat dari segi biaya, segi teknikal, dan juga performansi.Dimensioningakan meliputinetwork elementdannetwork interface.3.Detail PlanningDetail planningpadacore networksecara umum terdiri darisignalling plan,routing plans,numberingdancharging plan. Informasi yang dikumpulkan pada tahapnetwork analysisakan sangat berguna pada tahap ini.Outpututama daridetailed core network planadalah :a.Routing planJenisroutingsebenarnya sudah diputuskan pada tahapanalysisdandimensioning.Pada tahap iniroutingharus ditetapkan termasukdestination,sub-destination,circuit group, dan lain-lain yang menyangkutrouting.b.Signalling planPada tahap ini didefinisikansignalling point, signalling end point, signalling transfer point, signalling point code.Penentuan jumlahsignaling linkdansignalling link setjuga harus diselesaikan.c.NumberingPada tahap ini harus diselesaikannumbering groupyang digunakan oleh setiapswitched. Untuk mempermudah prosesnumbering groupbiasanya didasarkan pada lokasi geografi.1. Mobile Services Switching Centre (MSC) / MSC ServerMSC (Server) mempunyai fungsi untuk membangun hubungan , routing dan pengawasan call ke dan dari mobile subscriber (MS)/ User Equipment (UE). 2. Gateway MSC (GMSC)GMSC merupakan MSC yang melayani hubungan antara jaringan bergerak (dalam hal ini UMTS Network) dengan jaringan lainnya misalnya PSTN, ISDN dan PLMN lainnya. Fungsi interogasi informasi lokasi pelanggan dari dan ke HLR juga di jalankan di GMSC. 3. Visitor Location Register (VLR)

Gambar 3.15. Core

Pada transport core terdapat perangkat MGW dan SGSN. Dimana jika sinyal yang dibawa berupa circuit (voice) akan masuk ke perangkat MGW sedangkan jika sinyal yang dibawa berupa packet (data) maka akan masuk ke perangkat SGSN.

3.4 Identifikasi Kendala yang dihadapiDalam melaksanakan tugas Praktik Kerja Lapangan di Telkomsel, penulis mendapatkan beberapa pengalaman dan keterampilan setelah melakukan tugas Praktek Kerja Lapangan di PT. Telkomsel tbk.Salah satu pengalaman yang didapat oleh penulis adalah pada saat melakukan kunjungan ke salah satu perusahaan milik PT. Telkomsel yang terbesar di Indonesia yang bertempat di TTC Buaran. Pengalaman yang didapat adalah diberikan sedikit penjelasan tentang perangkat yang digunakan Telkomsel dan bagaimana pengoprasian perangkat tersebut, serta perkembangan yang dilakukan Telkomsel. Pengalaman selanjutnya dilakukan di kantor pusat Telkomsel yang bertempat di Gedung Wisma Mulia jl. Gatot Subroto.Penulis juga mendapatkan beberapa pengalaman dan keterampilan setelah melakukan tugas Praktek Kerja Lapangan di PT. Telkomsel tbk.Berikut adalah beberapa pengalaman dan keterampilan yang didapat yaitu : 0. Penulis dapat mengenal wilayah yang sudah mencakup Metro Ethernet Telkomsel di Indonesia.0. Memahami konsep Metro Ethernet di area Jakarta.0. Memahami konfigurasi yang digunakan dalam pembangunan jaringan Metro Ethernet Telkomsel.0. Mengetahui topologi yang digunakan dalam pengimplementasian Metro Ethernet Telkomsel.0. Mengetahui implementasi penarikan kabel dari Metro Ethernet ke arah site Telkomsel (Node-B/BTS).

3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas

Seiring dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, penulis menghadapi beberapa kendala yaitu belum dapat berinteraksi dengan lingkungan kerja di Telkomsel dikarenakan masih canggung dengan karyawan.

Karena minimnya pematerian dalam bidang telekomunikasi yang digunakan pada dunia kerja membuat kurang lancar dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan.

Dikarenakan demi terjaganya jaringan Telkomsel, jika terjadi kesalahan walaupun kecil dapat berakibat fatal yaitu menyebabkan koneksi satu wilayah jaringan mati maka tidak bisa secara langsung untuk mengoprasikan perangkat yang ada.

Kendala lainnya yang di hadapi adalah study literature, kesulitan menemui pembimbing disebabkan dengan kesibukan yang dilakukan diluar kantor. Penulis juga tidak di izinkan dalam melakukan pengoprasian pada perangkat secara langsung.

3.4.2 Cara Mengatasi Kendala

Dari batasan kendala diatas cara mengatasinya, penulis harus lebih banyak bertanya dengan pembimbing dan staf yang terkait dibagian divisi transport agar dapat menyelesaikan tugas Praktik Kerja Lapangan dalam melengkapi isi laporan yang akan dibuat.

BAB IVPENUTUP

0. Kesimpulan

Dari hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan dan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jaringan Metro Ethernet PT Telkom sepenuhnya mendukung akses layanan mobile broadband Telkomsel.1. Penggunaan Metro Ethernet pada jaringan mobile backhaul Telkomsel 1. Besar kapasitas bandwidth layanan Metro Ethernet yang digunakan Telkomsel di area Jakarta mencapai hingga 100 Mbps.1. Sebagian besar failure yang terjadi pada sistem jaringan Metro Ethernet terletak pada Kabel Fiber Optik dan Patch Cord baik dilokasi STO PT Telkom maupun dilokasi site Telkomsel. 1. Teknologi Metro Ethernet terbukti scalable dalam memenuhi upgrading bandwidth yang dilakukan secara periodik seiring dengan meningkatnya kebutuhan bandwidth pelanggan.

0. Saran

Dengan semakin tingginya penetrasi penggunaan layanan mobile broadband, dan semakin meningkatnya ketergantungan masyarakat akan mengakses komunikasi dan informasi tanpa batas karena gaya hidup yang semakin modern, maka PT. Telkomsel harus lebih meningkatkan pelayanan dan kebutuhan bandwidth dalam layanan mobile broadband.

DAFTAR PUSTAKA

[1] PT. Telekomunikasi Selular, Tbk. (2014, Januari). Highlight Quarter.(http://www.Telkomsel.com, diakses tanggal 27 Januari 2014).[2] Metro Ethernet Forum. (2014, februari). An overview of the Work of the MEF. (http://www.metroethernet.org, diakses tanggal 2 Februari 2014).[3] PT. Telekomunikasi Selular Divisi Carrier Interconnection Services Center Regional Oficce Jakarta Area. (2014, februari) Review Management Performansi RO Jakarta Area.[4] Alcatel-Lucent. 7750 Service Router. (http://enterprise.alcatel-lucent.com/?product=7750ServiceRouter&page=overview, diakses tanggal 12 Februari 2014 ).[5]Alcatel-Lucent 7210 SAS (Services Access Switch). (http://www.alcatel-lucent.com/products/7210-service-access-switch, diakses tanggal 22 Februari 2014).[6]Alcatel-Lucent. 7450 Service Aggregation Router. (http://www.alcatel-lucent.com/products/7705-service-aggregation-router,diakses tanggal 12 Februari 2014). [7] PT. Telkomsel divisi Transport Network Operation [8] Teknologi GPON. (http://balaiseni.blogspot.com/2013/11/teknologi-gpon_1676.html, diakses tanggal 20 Februari 2014). [9] CISCO. The Case for IP Backhaul. Jeff Loughridge, Brooks Consulting LLC(http://www.cisco.com/web/about/ac123/ac147/archived_issues/ipj_14- 3/143_backhaul.html), diakses tanggal 27 februari 2014).

P ol i t e k n i k N e g e r i J a k a r t a


Top Related